SOSIALISASI RPDAS TERPADU PADANG DAS PADANG 27,35 % HUTAN PRODUKSI
PENANGANAN DAS HARUS ‘ONE RIVER ONE MANAGEMENT
DAERAH ALIRAN SUNGAI PADANG WAJIB KITA KELOLA
ISSN 1978 - 8080 NOMOR 129 TAHUN 2013 TAHUN XI 2013
SINERGI
SEGERA KELOLA DAS KITA
MEDIA PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI S I N E R G I www.tebingtinggikota.go.id NOPEMBER 2013
ESA HILANG DUA TERBILANG
SALAM REDAKSI
SINERGI REFERENSI TEBING TINGGI DELI
TERBIT SEJAK 16 Juli 2002 SK WALIKOTA TEBING TINGGI NO.480.05/286 TAHUN 2002 Pembaca budiman… Ada satu pertanyaan yang sering dilontarkan publik, kenapa penanggulangan banjir di kota Tebingtinggi sepertinya jalan di tempat. Selalu ada upaya untuk menanggulangi banjir. Tapi setiap upaya itu dilakukan, setiap itu pula banjir datang. Korban banjir juga tak jauh-jauh dari lokasi, yakni mereka yang berada di bantaran sungai, terutama pada daerah-daerah cekungan tepian sungai. Namun, satu hal yang jadi pertanyaan, kenapa banjir yang sering menimbulkan kerugian kepada warga yang terdampak banjir, tak pernah mau belajar dari pengalaman. Warga bukannya menghindari daerah-daerah banjir, tapi justru berkecenderungan mendatanginya dengan membangun pemukimanpemukiman baru di tepian sungai. Menjadi fakta, ketika setiap tahun, angka rumah tangga yang terkena dampak banjir kian meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Kecenderungan itu menunjukkan kian ramainya warga memanfaatkan lahan di bantaran sungai sebagai tapak perumahan. Menyoroti soal itu, SINERGI edisi Nopember 2013 ini mencoba memaparkan bagaimana rencana penanggulangan banjir yang dilaksanakan oelh sejumlah instansi. Pada laporan utama kali ini, ada tulisan tentang apa sebenarnya DAS (daerah aliran sungai) itu. Sama tidak antara DAS dengan bantaran atau tepian. Jika tidak sama, lalu apa bedanya. Lalu bagaiaman kebijakan pengelolaan DAS Padang tempat di mana sebagian besar anak Tebingtinggi berada di atasnya. Ada pula soal kebijakan Bappeda Pemprovsu dalam soal pelestarian DAS di Sumut. Tulisan ini diambil dari diskusi yang dllaksanakan BPDAS Wampu-Ular di Tebingtinggi beberapa waktu lalu. Kemudian, laporan ini dilengakpi dengan pernyataan Wali Kota Tebingtinggi soal penanganan DAS Padang. Kami juga melengkapi laporan kali dengan sejumlah tulisan dari beberapa rekan. Misalnya, rubric ekonomi, coba menyoroti keberadaan pedagang lemang di perbatasan kota Tebingtinggi, tepatnya di kebun Rambutan. Untuk halaman kesehatan, satu tulisan menarik dipaparkan penulis lepas dari Dinas Perhubungan. Judulnya ‘Interaksi Bahan Pangan dengan Kemasan,’ yang mencoba menyoroi dampak negative kemasan terhadap kualitas pangan di dalamnya. Sebuah makalah yang ditulis Kaban Kesbang Linmas Amas Muda, SH, juga kami munculkan dalam edisi kali ini, Makalah inimenyoroti soal ‘empat pilat kebangsaan’ yang pemahamannya belakangan ini mulai memudar khususnya di kalangan generasi muda. Ada pula kolom agama, terkait dakwah Islam melalui seni nasyid. Sejumlah artikel dari dua penulis juga kami muat, dengan judul ‘Para Pahlawan Lahir dan Pergi’ juga Jangan takut mengejar impian. Di halaman social ditulis rekan kita, ada laporan soal Pileg yang memanas. “Dua calon sudah mendatangi penulis,’ begitu judulnya. Majalah ini ditutup dengan tulisan renungan yang biasa ditulis rekan kita. Judulnya ‘Malala’ tak jelas apa pesan yang ingin disampaikan. Tapi saran saya nikmati sajalah, pasti ada manfaatnya. Kami berharap edisi SINERGI kali ini bisa menambah pengetahuan kepada pembaca sekalian. Paling tidak memberikan pemahaman baru atas berbagai masalah yang ada. Pemred.
2
KETUA PENGARAH :
Ir.Umar Zunaidi Hasibuan, MM ( WaliKota Tebing Tinggi )
WAKIL KETUA PENGARAH : H. Irham Taufik, SH, M.AP (Wakil WaliKota Tebing Tinggi )
PENGENDALI :
H. Johan Samose Harahap, SH, MSP (Sekdako Tebing Tinggi Deli )
PENANGGUNG JAWAB :
Ir. H. Zainul Halim (Asisten Administrasi Umum )
PIMPINAN REDAKSI : Ahdi Sucipto, SH (Kabag Adm. Humas PP)
REDAKSI :
Rizal Syam, Khairul Hakim, Juanda
BENDAHARA :
Jafet Candra Saragih
KOORDINATOR LIPUTAN : Drs Abdul Khalik, MAP
SEKRETARIS REDAKSI : Dian Astuti LAYOUT DESAIN GRAFIS Edi Suardi, S.Sos Aswin Nasution, ST
FOTOGRAFER : Sulaiman Tejo Chairul Fadhli
KOORDINATOR DISTRIBUSI RIDUAN
LIPUTAN DAN REPORTER :
Wartawan Unit Pemko Tebing Tinggi
Redaksi menerima tulis,photo juga surat berisi saran penyempurnaan dari pembaca dengan melampirkan tanda pengenal (KTP, SIM, Paspor) dan Redaksi berhak mengubah tulisan sepanjang tidak mengubah isi dan maknanya. Tulisan dikirim ke alamat redaksi : Bagian Administrasi Humasy Pimpinan dan Protokol Sekreariat Daerah Kota Tebing Tinggi Jl,Dr Sutomo No : 14 Kota Tebing Tinggi Deli Deli Eimail :
[email protected] Facebook :
[email protected]
SINERGI NOPEMBER 2013
DAFTAR ISI SINERGI EDISI 130 NOPEMBER 2013 4. MOMENTUM 8. SINERGITAS • Daerah Aliran Sungai 9. UTAMA • Sosialisasi RPDAS Terpadu Padang DAS Padang 27,35 % Hutan Produksi • Penanganan DAS Harus ‘One River One Management’ • Daerah Aliran Sungai Padang Wajib Kita Kelola • Banjir Di Kawasan Pertanian Jln Amd Di Kel Bulian Kecamatan Bajenis 18. PENDIDIKAN • Menuju Kota Pelajar, Mulai Desember, Tebingtinggi Wajib Belajar 19. KESEHATAN • Idi Tebingtinggi Gelar Symposium Management Emergency Care • Interaksi Bahan Pangan Dengan Kemasan 23. EKONOMI • Pedagang Lemang Perbatasan Kota Butuh Penataan 24. LINGKUNGAN HIDUP • Walikota Tebing Tinggi Sidak Proyek Normalisasi Sei Bahilang • HMPI dan BMN di Tebing Tinggi Dinas Pertanian Bagikan 2.300 Bibit Pohon 28. HUKUM • EMPAT PILAR KEBANGSAAN 30. PEMKO KITA • Tebing Tinggi Terima Penghargaan Kota Tertib Ukur 2013 • Majalah Sinergi Pemko Tebing Tinggi Raih Juara Iii Anugerah Media Humas Menkominfo
Pimpinan Redaksi AHDI SUCIPTO.SH
Koordinator Liputan Drs.ABDUL KHALIK.MAP
Sekretaris Redaksi DIAN ASTUTI
Layout Desain Grafis ASWIN NAST.ST
SINERGI
Layout Desain Grafis EDI SUWARDI.S.Sos
Bendahara JAFET CHANDRA SARAGIH
Distributor RIDWAN
NOPEMBER 2013
Redaksi JUANDA
Foto Grafer Sinergi FADHLI
• Pwi Tebing Tinggi Gelar Lomba Karya Tulis Pelajar • Dirjen IKP Gelar Dialog Interaktif Asean Comunity 2015 • I-Gist Bandung Tawarkan Kerjasama Penghijauan Di Tebing Tinggi • Ribuan Umat Muslim Hadiri Tabligh Akbar Muharam 1435 H 40. LENSA PEMKO 44. AGAMA • Kader KAHMI Diminta Kawal Proses UU Halal • BKAG dan MUI Sepakat Berantas Judi dan Narkoba 47. OLAH RAGA • 858 Atlit Tebing Tinggi Bertarung di Porkot 2013 • Kejurcab Tenis Meja Dibuka Wawako Tebing Tinggi 49. WANITA • Hj Sutias Gatot Pujonugroho Kukuhkan Bunda Paud Tebing Tinggi 50. SOSIAL • Bulan Bakti Karang Taruna Tebingtinggi Diawali Donor Darah • Dua Calon Sudah Mendatangi Penulis 52. SASTRA • Menyampaikan Dakwah Islam Melalui Seni Nasyid 53 . INFO NASIONAL • Bencana Mewabah di Tanah Karo 57. RAGAM PLURALIS • Emporium Barus, Warisan Peradaban Dunia Yang Merana 58. OPINI 59. TEPIAN
Redaksi KHARUL HAKIM
Redaksi RIZAL SYAM
Foto Grafer Sinergi SULAIMAN
3
MOMENTUM
4
SINERGI NOPEMBER 2013
MOMENTUM
SINERGI
NOPEMBER 2013
5
MOMENTUM
6
SINERGI NOPEMBER 2013
MOMENTUM
SINERGI
NOPEMBER 2013
7
SINERGITAS
Daerah Aliran Sungai Dahulu, sungai masih asri dan airnya tanpa ragu sedikit pun bisa diteguk langsung manakal kita sedang kehausan. Tak dipungkiri, waktu itu sungai merupakan satu wilayah cukup penting bagi masyarakat. Pada sungai ada ekplorasi hasil alam, di sungai menjadi pusat kegiatan lalu lintas transportasi, dan di sungai juga terjadi proses jual beli atau pertukaran barang yang membangun struktur ekonomi masyarakat. Sungai menjadi pusat ekonomi paling signifikan, karena di situ terjadi transaksi barter di antara masyarakat yang saling membutuhkan. Sekarang sungai sudah menjadi kotor. Bahkan ada yang berwarna hitam pekat dan menjijikkan. Inti sungai sudah tercemar. Berbabagai bahan -mulai dari sampah masyarakat sampai bahan industri yang berbahaya- berkumpul menjadi satu. Di sekitar sungai bukan hanya rumah-rumah masyarkat yang berdiri, tapi juga tumbuh industri-industri yang setiap hari menuangkan limbah beracun ke dalam sungai. Hal ini tentu saja menjadi masalah utama. Ke depan bila dibiarkan akan menjadi momok yang menakutkan. Tetapi sekarang, sungai juga tetap menjadi penting karena berfungsi menampung air curah hujan. Dan berguna menjaga stabilitas air yang ada di daratan. Tapi kita mafhum, bahwa di sungai ada yang disebut dengan Daerah Aliran Sungai disingkat DAS. Pengertian DAS ialah air yang
8
mengalir pada suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi di mana air tersebut berasal dari air hujan yang jatuh dan terkumpul dalam sistem tersebut. Guna dari DAS adalah menerima, menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh diatasnya melalui sungai. Air pada DAS merupakan aliran air yang mengalami siklus hidrologi secara alamiah. Selama berlangsungnya daur hidrologi, yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut yang tidak pernah berhenti tersebut, air itu akan tertahan (sementara) di sungai, danau/waduk, dan dalam tanah sehingga akan dimanfaatkan oleh manusia atau makhluk hidup. Batas wilayah DAS diukur dengan cara menghubungkan titik-titik tertinggi di antara wilayah aliran sungai yang satu dengan
yang lain. Dari titik inilah kita senantiasa memperhatikan keberadaan sungai agar tetap terawat dan dapat dimanfaatkan sampai ke anak cucu. Terlepas dari itu, menjaga keberadaan daerah air sungai agar tetap lestari menjadi pekerjaan rumah dari setiap kita. Sungai-sungai dirawat dengan cara tidak mencemari dan diambil pasirnya secara terus menerus. Menjadi perhatian siapa pun, bahwa upaya membuat sungai dapat membangun ekonomi masyarakat tentu saja tidak mengeksplorasi habis-habisan daerah aliran sungai, apalagi dengan cara membabi buta. Ingat itu! (khairul hakim)
SINERGI NOPEMBER 2013
U TA M A
Sosialisasi RPDAS Terpadu Padang DAS Padang 27,35 % Hutan Produksi Keterangan gambar : DISKUSI “Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan melakukan diskusi dengan sejumlah stakeholder pada acara sosialisasi RPDAS Terapadu Padang yang digelar BPDAS Wampu Sei ular di Tebingtinggi”.
Kondisi hutan di Daerah Aliran
Sungai (DAS) Padang semakin memprihatinkan, hal itu ditunjukkan dengan luas penggunaan lahan hutan kering sekunder sebesar 6,77 persen dari luas total DAS Padang. Sedangkan berdasarkan status kawasan hutannya, DAS Padang memiliki 27,35 persen hutan produksi terdiri dari hutan lindung (0,83%) dan hutan produksi terbatas (0,76%). Hal itu dikatakan kepala BPDAS Wampu Sei Ular, Ahmad Syofyan pada Sosialisasi Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu (RPDAS T) Padang yang digelar Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Wampu Sei Ular, Senin (4/11) di gedung Hj Sawiyah Nasution Jalan Sutomo Tebingtinggi. Sosialisasi yang melibatkan tiga daerah kabupaten/kota yakni Tebingtinggi, Serdang Bedagai dan Kabupaten Simalungun itu menghadirkan pembicara Prof Dr Ir Abdul Rauf MS, Drs Abdul Khalik MAP MIKom (Sekretaris Forum DAS Padang) dan Kepala Bappeda Provsu. Tampak hadir Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM, Bupati
SINERGI
Sergai, Bupati Simalungun, Kepala Bappeda Tebingtinggi H Gulbakhri Siregar, Kepala Bappeda Kabupaten Sergai, Kepala Bappeda Kabupaten Simalungun dan para tamu undangan dari berbagai Stakeholder. Lebih lanjut dikatakan Ahmad Syofyan, bahwa hutan memiliki peranan penting dalam DAS, berdasarkan amanat peraturan perundang-undangan No.41 Tahun 1999 pasal 18, maka luas hutan dan penutupan lahan hutan minimal 30 persen untuk setiap DAS yang harus dipertahankan. Diakui, rusaknya hutan dibagian hulu DAS Padang akan berdampak pada respon DAS secara keseluruhan, seperti meningkatnya frekuensi banjir yang terjadi, ”Kejadian banjir yang melanda kota Tebingtinggi pada akhir Oktober lalu mengakibatkan terendamnya sejumlah lahan pertanian dan pemukiman penduduk”, kata Ahmad Syofian. Walikota Tebingtinggi H Umar Zunaidi Hasibuan saat membuka sosialisasi mengatakan, kegiatan sosialisasi diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi kita semua dan stakeholder terkait dalam penataan DAS Padang agar memberikan
NOPEMBER 2013
manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. “Aparatur dan masyarakat harus dapat memahami betapa pentingnya DAS Padang untuk dijaga, dilestarikan dan dikelola dengan baik, sehingga sumberdaya hutan dan lahan berfungsi optimal untuk menjamin keseimbangan lingkungan dan tata air DAS, serta memberikan manfaat social ekonomi nyata bagi masyarakat”, katanya. Diakui Walikota bahwa kejadian banjir di DAS Padang yang secara rutin terjadi khususnya pada musim hujan, merupakan salah satu pertanda terjadinya degradasi lahan di daerah DAS Padang. Degradasi lahan tersebut berdampak pada rusaknya fungsi hidrolis DAS dan kapasitas infiltrasi DAS menurun serta koefisian aliran permukaan meningkat. “Banjir yang telah merugikan masyarakat selama ini baik secara social maupun ekonomi, disebabkan oleh factor-faktor alam dan kegiatan manusia yang terkait dengan pemanfaatan sumberdaya alam yang berdampak pada penurunan fungsi hidrologis ekosistem DAS”, katanya**.. (juanda
9
U TA M A
Penanganan DAS Harus ‘One River One Management’
Pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) harus menggunakan prinsip ‘one river one management.’ Dalam artian harus ada lembaga yang memiliki otoritas khusus terhadap pengelolaan DAS, sekaligus berfungsi mengatasi berbagai hambatan lintas sektoral dan daerah yang dialiri oleh suatu sungai. Usulan itu disampaikan Wali Kota Tebingtinggi Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM, baru-baru ini, di acara ‘Sosialisasi Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu (RPDAST) DAS Padang,’ dilaksanakan BPDAS WampuUlar di kota Tebingtinggi. Sebagai pembicara, Kepala Bappeda Provsu Ir.H.Riadil Akhir Lubis, MSi, pakar lingkungan Fak. Pertanian USU Prof. Dr.Ir.H.Abdul Rauf, MS serta dari Drs. Abdul Khalik, M.AP, M.I.Kom Forum DAS Padang. Ditegaskan Wali Kota, pengelolaan DAS
10
Padang misalnya, tidak bisa hanya dilakukan oleh institusi tertentu, karena dalam pengelolaannya menyangkut banyak faktor. Dalam kawasan DAS Padang, tambah Umar Z Hasibuan, ada Pemkab Simalungun di hulu dan Pemkab Sergai dan Pemko Tebingtinggi di tengah dan hilir sungai. “Kalau cuma satu atau dua daerah saja yang peduli, dipastikan penanganannya tidak maksimal,” tegas Wali Kota. Wali Kota berharap ada upaya sinergitas antar Pemkab di DAS Padang melalui semacam MoU dalam pengelolaan DAS. “Keinginan ini bisa terwujud jika instansi di atas, seperti BPDAS menjembatani pendekatan ke arah itu,” ujar Umar Z Hasibuan. Ka. Bappeda SU Ir. H. Riadil Akhir Lubis, MSi, dalam pemaparannya, menyatakan Pemprovsu sangat mendukung program pengelolaan DAS sekaligus pemanfaatan DAS secara berkesinambungan. Gubsu telah mengesahkan enam naskah RU PDAST di Sumut. Yakni, RU PDAST Padang, Wampu, Deli, Asahan, Batang Gadis dan Muzoi. Ditegaskan, kebijakan RU PDAST mengikuti kebijakan nasional, di mana setiap provinsi harus menerbitkan Perda Pengelolaan DAS. “Saat ini melalui Badan Legislasi DPRD Provsu sudah menginisiasi pembentukan Perda Pengelolaan DAS yang kini dalam penyempurnaan,” ujar Riadil. Pakar lingkungan USU Prof. Dr.Ir.H.Abdul Rauf, MS, dalam pemaparannya, menyatakan umumnya perusahaan perkebunan yang berada di DAS Padang menjadi sumber terjadinya kerusakan DAS. Salah satu contoh sumbangan terbesar bagi keru-
sakan DAS adalah dominasi lahan kelapa sawit dan karet. Hal itu menyebabkan penurunan kemampuan tanah menyerap air (infiltrasi) dan menahan air (intersepsi) serta penyimpanan air (holding capacity) akibat tanah yang lebih padat dan lapisan serasah. Guru besar Fak. Pertanian USU itu, mengusulkan adanya peraturan tertentu yang mengatur bagaimana perkebunan mengelola lahannya secara aman dan ramah lingkungan. “Umumnya perusahaan perkebunan kan BUMN dan BUMD dan sebagian kecil PMA, kegiatan mereka harus di atur meminimalisir kerusakan DAS,” tegas Rauf. Sebelumnya, Kepala BPDAS Wampu-Ular Achmad Syofyan, SE, menyebutkan, luas DAS Padang secara keseluruhan mencapai 110.671 Ha, berada di tiga wilayah administrasi yakni Kab. Simalungun, Serdang Bedagai dan kota Tebingtinggi. Dari luas DAS Padang itu, sekira 895,48 Ha merupakan daerah sangat rawan banjir. Daerah rawan banjir seluas 1.658,29 Ha, agak rawan 1.138,23 Ha. “Umumnya daerah rawan banjir berada di kota Tebingtinggi,” papar Syofyan. Disampaikan pula dalam RU PDAST itu, pengelolaan DAS Padang akan dilakukan berkesinambungan melibatkan semua instansi terkait dengan selalu berkoordinasi satu dengan lainnya. Selain itu, telah direncanakan anggaran pengelolaan RU PDAST Padang mencapai Rp130 milyar lebih. Dari Forum DAS Padang Drs. Abdul Khalik, MAP, M.I.Kom, mengungkapkan tentang sejarah pengelolaan DAS Padang di masa lalu. Menurut Khalik, sejak era Kerajaan Padang, sudah ada semacam peraturan adat kerajaan, di mana rakyat diperintahkan untuk membudidayakan tanaman tertentu di bantaran sungai dengan fungsi pelestarian. Misalnya, tanaman rumbia yang diperintahkan Raja Kerajaan Padang ke X Tengku Muhammad Nurdin agar ditanam di tepian sungai, karena fungsinya bagi pelestarian habitat sungai. Abdul Khalik
SINERGI NOPEMBER 2013
U TA M A
Daerah Aliran Sungai Padang Wajib Kita Kelola
Daerah Aliran Sungai (DAS)
sesuai Peraturan Pemerintah No.37 Tahun 2012, didevinisikan sebagai suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai daerah perairan yang masih terpengaruh aktifitas daratan. Umumnya masyarakat masih belum memahami pemaknaan DAS secara benar, karena selama ini DAS dimaknai sebagai bantaran atau pinggiran sungai. Padahal, DAS memiliki pengertian yang luas, dapat dicontohkan berupa wilayah berbentuk kuali dari ujung hingga ke dasar, di mana dasar kuali adalah sungai dan tepian kuali sebagai batas DAS. Ditengah pemahaman yang berbeda antara peraturan dengan masyarakat, muncul kekhawatiran kian rusaknya DAS. Hal itu
SINERGI
ditandai dengan bencana banjir yang tidak lagi bersifat periodik, tapi berlangsung terus menerus. Demikian pula dengan kian dangkalnya aliran sungai akibat erosi dan sedimentasi, sehingga merusak habitat dan biota sungai, ditambah kualitas air sungai sebagai bahan baku air minum, yang kian buruk. Pemerintah kemudian membuat sejumlah regulasi guna melindungi dan mengurangi kerusakan DAS yang terus berlanjut dengan membuat sejumlah undangundang. Tercatat misalnya, UU No.7/2004 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air, UU No.32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU No.26/2007 tentang Penataan Ruang atau yang terbaru UU No.18/2013 tetang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan. Seluruh ketentuan ini selanjutnya memiliki peraturan turunan dalam bentuk Peraturan Pemerintah maupun Permen hingga Perda dan Pergub. Provinsi Sum. Utara, terkait perlindungan
NOPEMBER 2013
DAS, termasuk daerah yang terlambat dalam pengesahan peraturannya, disbanding daerah lain, misalnya NTT, Bali, Jambi, Sum. Barat dan beberapa provinsi lain. Namun, meski terlambat Gubsu H. Gatot Pujo Nugroho, ST, MSi, telah mengesahkan Rencana Umum Pengelolaan DAS Terpadu. Termasuk di dalamnya RU PDAST Sungai Padang yang melintasi kota Tebingtinggi. Paling tidak sudah ada delapan naskah RU PDAST se Sumut yang sudah disahkan Gubsu hingga Maret 2013. Yakni, DAS Padang (No.611/1775/2013), DAS Wampu (611/1776/2013), DAS Deli (No.611/1778/2013). DAS Toba Asahan (No.611/1774/2013), DAS Batang Gadis (No.611/1779/2013) dan DAS Muzoi (No.611/1777/2013). Sedangkan dua DAS lain, yakni DAS Besitang dan DAS Lepan disahkan Bupati Langkat. Berikut dipaparkan sebagian naskah RU RPDAST Padang yang telah disahkan Gubsu H. Gatot Pujo Nugroho, ST, MSi,
11
U TA M A Ringkasan I. KONDISI UMUM. Pengelolaan DAS Terpadu merupakan upaya pengelolaan sumber daya yang menyangkut berbagai pihak yang punya kepentingan berbeda-beda, sehingga keberhasilannya ditentukan oleh banyak pihak, tidak semata-mata oleh pelaksana langsung di lapangan, tetapi oleh pihak-pihak yang berperan sejak perencanaan hingga monitoring dan evaluasinya. Masyarakat merpakan unur pelaku utama, sedangkan pemerintah merupakan unsr=ur pemegang otoritas kebijakan dan fasilitator. Selain itu, masih ada LSM yang turut mendukung keberhasilan pengelolaan DAS. Sasaran pengelolaan RU PDAST Padang, adalah keseluruhan kawasan DAS seluas 110.671,85 Ha, meliputi tujuh kawasan sub DAS, yaitu sub DAS Bahilang 9.451,12 Ha, sub DAS Bah Kuliat 12.803,10 Ha, sub DAS Bah Sumbu 11.008,44 Ha, sub DAS Sei Kelembah 4.360,15 Ha, sub DS Sei Padang 30.275,87 Ha, sub DAS Sei Padang Hilir 17.677,27 Ha dan sub DS Sibarau 25.005,89 Ha. Wilayah DAS Padang secara geografis terletak di antara 020 57 25,56 s/d 030 29 15,83 LU dan 980 48 59,60 s/d 990 17 42,83 BT. Secara administrative DAS Padang berada di dua wilayah kabupaten, yaitu Simalungun dan Serdang Bedagai serta 1 wilayah kota, yakni Tebingtinggi. Batas satuan DAS hamper selalu tidak sesuai dengan batas administrasi pemerintahan, sehingga koordinasi dan integrasi antar pemerintah otonom dan instansi sektoral sangat penting. DAS Padang bagian hulu mencakup tiga pemerintahan, sehingga koordinasi dan integrasi kegiatan dilakukan antar daerah otonom terkait, juga Pemprovsu. Dalam pelaksanaan otonomi daerah, khususnya untuk mengkoordinasikan peran pemerintah pusan dan daerah provinsi dan kabupaten/kota, instansi seperti BPDAS Wampu-Ular sangat penting. Menjadi partner instansi sejawat. Kebijakan pengelolaan sumberdaya hutan, air dan lahan harus dirumuskan dengan memperhatikan isu-isu penting yang dirasakan masyarakat dengan masukan dari berbagai pihak. Standar, criteria dan indicator kinerja penyelenggaraan RHL dan perlindungan kualitas air dalam pengelolaan DAS perlu
12
disusun bersama secara partisipatif oleh pihak terkait, baik birokrasi pemerintah maupun lembaga lainnya. Dan disepakati bersama sebagai rencana tindak yang dituangkan dalam bentuk Perda provinsi ata Peraturan Gubernur maupun Perda ditingkat kabupaten/kota. Sebagai landasan penilaian akuntabilitas Pemkab dan Pemprov. II. PERMASALAHAN. Berdasarkan identifikasi , kajian dan analisis masalah yang telah dilakukan, maka permasalahan DAS adang, baik aspek biofisik, social maupun kelembagaan dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Banjir. Banjir di DAS Padang umumnya terjadi pada saat perkebunan melaksanakan replanting yang bersamaan dengan musim hujan. Perkebunan membuka lahan dengan menggunakan alat berat , dengan luasan lahan yang sangat s]luas. Kondisi ini menyebabkan aliran permukaan dari areal planting cepat terkonsentrasi ke parit dan menuju ke sungai dengan membawa sedimen. Perlu regulasi pengaturan replanting dalam dan antar perkebunan sawit dan karet yang ada di DAS Padang. Hasil identifikasi terhadap HGU perkebunan besar yang ada di DAS Padang, ditemukan setidaknya ada 10 perkebunan. Beberapa perkebunan diperkirakan yang melakukan tindakan demikian, adalah Kebun Gn Pamela, Kebun Gn. Monako, Kebun Nagaraja, Kebun Pabatu, Kebun Bandar Bejabu, Kebun Rambutan, Kebun Gnung Para serta beberapa kebun lain yang posisinya agar ke hilir, seperti Kebun Paya Pinang, PT Lonsum Kebun Sibulan, dan PT Nusa Pusaka Kencana (NPK). . Semua perkebunan BUMN, BUMD dan PMA itu merupakan perusahan yang menguasai lahan DAS Padang. Umumnya, perkebunan in berada di wilayah Kec. Sipispis dan Tebingtinggi, Kab. Sergai dan beberapa lainnya berada di wilayah Kab. Simalungun, juga melakukan hal sama, misalnya PT Bridgestone Dolok Ilir serta beberapa perkebunan swasta di perbatasan kedua kabupaten, khususnya di Kec. Raya Kahean. Dalam rangka mengurangu resiko bahaya banjir di DAS Padang, maka koordinasi pengaturan luasan dan waktu replanting di antara perkebunan menjadi hal yang mutlak dilakukan. Jika tidak upaya mengu-
rangi resiko banjir menjadi suatu yang sia-sia. 2. Erosi dan Sedimentasi. Besaran sedimentasi yang terbawa aliran sungai Padang tergolong besar, terutama di musim hujan. Sumber dari sedimentasi di sungai Padang tidak hanya berasal dari perkebunan besar perilaku masyarakat di sekitar perkebunan pun jadi salah satu factor penting penyumbang kerusakan. Terutama masyarakat yang berada di kaki pegunungan Simbolon serta masyarakat pengguna lahan di bantaran sungai. Umumnya, mereka menjadikan bantaran sebagai kebun yang jenias tumbuhan dan pola tanamnya sama dengan perkebunan. Sedangkan kegiatan perladangan juga mengabaikan aspek keseimbangan lingkungan , terutama pertanian yang sejajar dengan lereng. 3. Kualitas Air Kualitas air terutama di Kota Tebingtinggi kea rah hilir mulai tercemar oleh limbah pabrik. Beberapa pabrik menjadi sumber pencamaran sungai Padang, diantaranya PT ADEI Jalan Imam Bonjol, PT Batanghari Tebing Pratama Jalan Lintas MedanKisaran serta sejumlah pabrik tapioka yang juga melakukan pencemaran sungai, misalnya UD Tapioka di Jalan Ir.H. Juanda. Beberapa perusahaan sudah punya komitmen kuat untuk membuat instalasi pengolahan limbah (Ipal), seperti PT ADEI yang mengalokasikan dan Rp4 milyar untuk pembuatan Ipal dalam jangka waktu 1,5 tahun sejak 2009. Mengingat masi banyak laporan masyarakat soal pencemaran, perlu pengawasan yang ketat terhadap perusahan-perusahaan yang jadi sumber pencemar air sungai. 4. Perambahan Hutan dan Lahan Kritis. Hasil identifikasi di Desa Nagur, Kec. Sipispis (desa kawasan sekitar hutan register) sekira 50 persen penduduk desa dan penduduk desa sekitar pegunungan Simbolon, menggunakan area register sebagai lahan berkebun dan bercocok tanam. Sebagian besar area register itu untuk tanaman sawit dan tanaman keras lainnya. Bahkan, ada di antaranya yang menanam tanaman semusim. Area register itu juga banyak yang sudah dipandang sebagai lahan pribadi sehingga diperjual belikan di antara sesame penduduk.
SINERGI NOPEMBER 2013
U TA M A Perda Provsu No.7/2003 tentng Tata Ruang Provinsi Sum. Utara 2003-2018 dan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.44/2005, merupakan salah satu penyebab kerusakan DAS Padang. Ketentuan itu telah menetapkan pegunungan Simbolon sebagai hutan produksi, padahal sebelumnya status hutan pegunungan Simbolon adalah hutan lindung. Alih fungsi hutan yang terjadi dalam dua ketentuan itu mengakibatkan terjadi pernjarahan besarbesaran terhadap hutan, mulai dari kaki hingga lereng pegunungan Simbolon. Bahkan, pemukiman penduduk juga sudah ada di lereng pegunungan. Misalnya Dusun Huta Baru, Desa Nagur. Dusun yang telah dihuni sekira 25 kepala keluarga, lokasinya berada di lereng gunung dan mereka mendiami kawasan itu sejak 10 tahun terakhir. Hal itu, menyebabkan kondsi DAS Padang bagian hulu sudah ditanami sawit, sehingga menimbulkan ketidak seimbangan eko system di DAS Padang. 5. Kelembagaan Terkait Pengelolaan DAS. Dari sisi kelembagaan isu-isu pengelolaan DAS yang perlu mendapat perhatian adalah sebagai berikut : 1. Pemahaman Masyarakat Yang Keliru Terhadap Devinisi DAS Hasil pertemuan dengan masyarakat menunjukkan gambaran bahwa pemahaman masyarakat terhadap devinisi DAS masih keliru. Sebagian besar masyaraka memahami bahwa DAS adalah sempadan sungai (10 meter sebelah kiri dan kanan sungai). Kondisi itu menyebabkan penyusunan rencana pengelolaan DAS hanya sebatas bagaimana mengelola sempadan sungai. 2. Lemahnya Kelembagaan Pengelolaan DAS Kelembagaan pengelolaan DAS dirasakan kurang mantap. Hal itu ditunjukkan dengan lemahnya koordinasi antar pihak yang terkait pengelolaan DAS, kebijakan pemerintah yang tidak konsisten dan pengawasan yang lemah. Koordinasi tampaknya menjadi titik penting kelemahan dalam pengelolaan DAS, yang berakibat pada perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan DAS secara terpadu tidak terlaksana. Koordinasi lmemah diakibatkan oleh permasalahan yang cukup mendasar, antara lain karena kentalnya ego sektoral yang menyebabkan persepsi , visi dan misi pengelolaan DAS tidak sama. 3. Tata Ruang Yang Tidak Mantap
SINERGI
Permasalahan tidak mantapnya tata ruang wilayah menyebabkan penggunaan lahan seringkali tidak sesuai atau tidak mengikuti ketentuan yang ada. Perubahan status kawasan hutan pegunungan Simbolon dari hutan lindung menjadi hutan produksi telah merubah mindset masyarakat dari kawasan yang harus dilindungi menjadi kawasan yang bisa diolah lahannya. Tata ruang yang tidak mantap juga menyebabkan perencanaan program rehabilitasi hutan dan penghijauntidakmantap pula. Koordinasi antar 3 daerah (Simalungun, Sergai, Tebingtinggi) dalam perencanaan tata ruang masih rendah. Wilayah yang seharusnya menjadi areal lindung beralih menjadi areal budidaya. Selain itu, belum ada upaya mekanisme ‘pembayaran jasa lingkungan’ yang mana daerah hilir memberikan dana kepada pihak hulu guna menjaga dan merehabilitasi lahannya, sehingga daerah hilir menikmati kondisi lingkungan yang baik. 4. Kurangnya Penegakan Hukum. Penegakan hukum adalah dalam rangka mendapatkan kepastian hukum atas segala aturan yang telah dibuat dan disepakati bersama. Penegakan hukum yang kurang bisa dilihat dari terus berlangsungnya illegal logging., perambahan hutan dan bentuk-bentuk pelanggaran lingkungan. Kondisi itu, tentu berakiba disintensif bai masyarakat dalam rangka menjaga dan memperbaiki lingkungan DAS yang rusak. Selain itu perlu peningkatan taraf ekonomi masyarakat sekitar hutan dengan penngkatan sumber pendapatan dari usaha non pertanian dan kehutanan. 5. Kurangnya Pendekatan Sosial Budaya. Kurangnya pendekatan social budaya cukup dirasakan dalam perencanaan rehablitasi lahan. Pendekatan bersifat top-down di mana aspirasi bawah kurang tersahuti. Kurangnya peran serta masyarakat dalam perencanaan menyebabkan masyarakat merasa tida berkewajiban atau tidak perlu dalam kegiatan rehabilitasi lahan dan penghijauan kawasan DAS. Perlu sosialisasi berkelanjutan dan peningkatan keterlibatan masyarakat dalam perencanaan rehabilitasi, mulai dari penentuan jenis dan model penghijauannya. 6. Kurangnya Sosialisasi Program Kurangnya sosialisasi program juga dirasakan banyak kalangan, khususnya di level tengah dan bawah masyarakat. Akibatnya, muncul ketidak samaan persepsi, visi dan
NOPEMBER 2013
misi serta program di antara sesama pihak terkait, sehingga terjadi ketidak samaan terhadap manfaat penghijauan. 7. Sumberdaya Manusia Rendahnya kualitas SDM dapat menyebabkan permasalahan lainnya muncul. Perlu peningkatan kapasitas masyarakat dalam memahami DAS serta manfaatnya dalam kehidupan. Hal itu jadi syarat mutlak bagi tercapainya peran masyarakat yang lebih besar. 8. Kurangnya Pertimbangan Ekonomi Program rehabiltasi lahan dan penghijauan sangat mempertimbangkan masalah teknis biologis, tapi kurang mempertimbangkan masalah ekonomi. Pertimbangan ekonomi dalam program rehabilitasi sangat menentukan dan menjadi pendorong/motivator bagi masyarakat untuk kegiatan rehabilitasi lahan dan penghijauan. Beberapa pertimbangan ekonomi perlu jadi pemikiran, antara lain pemilihan tanaman komersial dan disukai masyarakat, diversifikasi usaha, dukungan pasar dan hasil kegiatan penghijauan melalui penyediaan atau perbaikan infrastruktur dan stabilisasi harga III. RENCANA DAN STRATEGI PENGELOLAAN DAS Permasalahan umum DAS Padang adalah banjr, erosi dan sedimentasi, pertanian tidak/kuang menerapkan kaidah konservasi tanah dan air, perambahan kawasan hutan dan kelembagaan pengelolaan DAS. Sesuai rumusan masalah , maka perlu dilakukan upaya-upaya yang dapat mengurangi banjir, erosi dan sedimentasi, perambahan kawasan hutan dan peningkatan kapasitas kelembagaan pengelolaan DAS. Sehingga kualitas, kuantitas dan kontinuitas airan air sungai Padang serta anak-anak sungainya dapat terjaga, sekaligu mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di kawasan DAS Padang. Strategi pencapaian tujuan dalam pengelolaan DAS Padang, meliputi tiga (3) factor, yaitu : 1.Merumuskan factor pemungin dalam pengelolaan DAS Padang Terpadu, meliputi : • Merumuskan bentuk pengelolaan DAS yang aspiratif. • Optimalisasi lembaga pengelola DAS yang sudah ada. • Kebijakan dan regulasi yang di tingkat stakeholders terkait yag berwawasan lingkungan, sehingga punya kekuatan hukum mengikat serta terintegrasi satu sama lainnya.
13
U TA M A •
Dukungan finasial dari APBN, APBD maupun sumber lain untuk menjamin kelangsungan program. 2.. Merumuskan aturan kelembagaan dalam pengelolaan DAS Padang harus memiliki : • Semacam organisasi /forum/lembaga yang bersifat lintas sektoral dan berperan sebagai koordinator stakeholders yang ada dalam pengelolaan DAS. • Melalui organisasi/forum/lembaga ini dapat diterapkan aturan main bagi semua stakeholders yang ada dalam DAS Padang, sehingga masing-masing yang berkepentingan dengan DAS dapat berperan lebih jelas. 3. Merumuskan instrument pengelolaan DAS Padang, meliputi : • Perencanaan pengelolaan DAS Terpadu, dikombinasikan dengan RTRW, pengelolaan dan penilaian resiko lingkungan, ekonom dan social dengan partisipasi masyarakat. • Instrumen erubahan perilaku social melalui perumusan kurikulum pendidikan berbasis pengelolaan DAS. • Instrumen ekonomi menjadikan DAS punya nilai ekonomi melalui mekanisme jasa lingkungan. • Instrument regulasi untuk mengontrol kualitas air, distribusi jumlah air, perencanaan penggunaan lahan dan perlindungan lingkungan. • Resolusi konflik melalui menajemen konflik dan pembiasaan consensus. • Pertukaran data dan informasi antar stakeholders. Penjelasan atas ketiga jenis kegiatan itu dapat diterangkan sebagai berikut : a. Kegiatan vegetative, merupakan bentuk kegiatan utuk meresapkan air hujan ke dalam tanah melalui media tanaman sehingga sejulah air menjadi limpasan permukaan akan berkurang sampai jumlah yang diinginkan. Kegiatan ini dilakukan jika lahan tersedia sesuai untuk dilakukan penanaman. Termasuk dalam kegiatan ini, vegetasi tetap, penghijauan, agroforestry, strip rumput dan penghijauan di kanan kiri sungai. b. Kegiatan sipil teknis berbasis lahan. Termasuk kegiatan ini adalah pembuatan rorak di kawasan pemukiman, pembuatan teras gulud, parit buntu/rorak, biopori dan embung. c. Kegiatan sipil teknis berbasis alur sungai
14
terutama di ordo sungai bagian hulu. Merupakam kegiatan menhan/menampung air di badan air untuk waktu tertentu, sehingga sedimen dan air punya waktu untuk meresap. Juga membuat pengaturan air, melalui pembuatan bending, gully plug, dam penahan, dam pengendali, dan kegiatan penahan dan memperpanjang waktu tempuh air menuju muara. IV. KEBIJAKAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 1. 1. Kegiatan Pemulihan Hutan dan Lahan Dengan Metode Vegetatif. Rencana pemulihan hutan dan lahan DAS Padang dan sekitarnya meliputi tiga kabupaten/kota. Rencananya dilakukan pada kawasan hutan baik hutan produksi maupun hutan lindung serta penghijauan/hutan rakyat di luar kawasan hutan. Rencananya, reboisasi hutan meliputi areal seluas 36.555,41 Ha dan penghijauan seluas 11.533,52 Ha. 2. 2.Kegiatan Pengendalian Erosi dan Sedimentasi dan Pengembangan Sumberdaya Air Penerapan teknik konservasi tanah secara sipil berupa pembuatan bangunan dam pengendali, dam penahan, dan sumur resapan. Sedangkan biopori diharapkan dapat dilakukan secara mandiri oleh masyarakat. 3. Kegiatan Pengembangan Kelembagaan.Dalam kegiatan pengembangan kelembagaan, maka perlu dikembangakkn fungsi, koordinasi dan sinkronisasinya, a.l : • Bappeda Provinsi, bertugas mengkoordinasikan, mengintegrasikan, mensinkronkan dan mensinergikan seluruh lembaga terkait di provinsi. • Dinas Kehutanan Provsu, merupakan institusi kepanjangan tangan dari Gubsu dalam melaksanakan tugas bidang kehutanan. • Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS), bertugas memfasilitasi pelaksanaan program pengelolaan DAS d wilayah kerjanya. • Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II, di mana DAS termasuk dalam bagian dari wilayah sungai (WS). Untuk WS Belawan-Ular-Padang masuk wilayah strategis nasional
, karena memiliki irigasi lebihbesar dari 10.000 Ha. Pengelolaan SDAnya berada dalam wewenang Kementerian PU diberi kewenangan kepada BWSS II. 4. Lembaga Tingkat Kabupaten/Kota, meliputi : • Bappeda Kabupaten/kota • Dinas Kehutanan Kabupaten/kota • LSM dan Perguruan Tinggi • Lembaga Penyuluh • Perkebunan Swasta BUMN/ BUMD.
V. RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM KEGIATAN Total rencana pembiayaan dari kegiatan pengelolaan DAS Padang sektor kehutanan, berdasarkan kegiatan termaktub d muka mencapai Rp130.953.320.00 (seratus tiga puluh miliar Sembilan ratus lima puluh tiga juta tiga ratus dua puluh ribu). Biaya ini meliputi : • Total Rencana Pemulihan Hutan dan Lahan Rp.116.278,120 • Total Rencana Biaya Pengendalian Erosi, Sedimentasi • dan Konservasi SDA Rp.2.830,200 • Total Rencana Pengembangan Kelembagaan Rp.18.645.000 VI. REKOMENDASI 1. Perlu peyadaran masyarakat dalam hal pemahaman terhadap pentingnya menjaga kelestarian ekosistem berbasis DAS termasuk DAS Padang. 2. Pelibatan masyarakat sejak dini dalam perencanaan menjadi kunci keberhasilan dan keberlangsungan rehabilitasi, sehingga dari awal terlihat jelas tanggung jawab masing-masing pihak.
SINERGI NOPEMBER 2013
U TA M A 3. Dibutuhkan strategi dan peningkatan peran kapasitas kelembagaan antara lain dengan membentuk forum komunikasi yang intensif (Forum DAS). 4. Perlu adanya data dan informasi yang lengkap tentang inventarisasi terhadap kerusakan, manfaat, inventarisasi potensi komponen ekosistem, ancaman terhadap kepunahan komponen ekosistem, serta pengetahuan lain yang belum lengkap. 5. Perlu pendekatan persuasive, karena banyak permasalahan yang terkait lahan milik. 6. Pendekatan rehabilitasi DAS harus didasari program untuk meningkatkan pendapatan masyarakat (income generating) 7. Kepemimpinan dan dorongan politik (political will) menjadi penentu keberhasilan kegiatan ini di lapangan, sehingga diperlukan leadership yang kuat dari bupati/walikota, kepalda dinias terkait, BPDAS, untuk mendorong pelaksanaan menyeluruh dan memahami tanggung jawab masingmasing dengan mengedepankan
8.
9.
10.
11. 12.
fungsional dibandingkan kewenangan yang dimiliki Rencana yang disusun harus disepakati sebagai rencana bersama, sehingga pelaksanaannya ada sinergi dan koherensi yang meliputi penilaian, pelaksanaan RHL dan social kelembagaan, monitorning dan evaluasi serta dukungan pendanaanuntuk keberlangsungan kegiatan pengelolaan DAS Padang. Ada keberlanjutan jangka panjang dan tidak terpengaruh oleh pergantian personil di lembaga pemangku kepentingan Perlu adanya penyadaran public tentang pola penggunaan lahan yang lestari, ramah lingkungan dan secara ekonomi menguntungkan perlu mendapat dukungan nyata. Perlu ada model-model demplot dan model pendekatan DAS mikro sebagai contoh untuk direplikasi petani. Perlu pendampingan dan pelatihan melibatkan perguruan tinggi dalam mendampingi Pemda dan masyarakat menjadi salah satu factor keberhasilan
kegiatan. 13. Pemberdayaan Forum DAS yang telah terbentuk beranggotakan seluruh perwakilan pemangku kepentingan, berfungsi merumuskan pengelolaan terpadu DAS Padang. Forum ini bersifat ad hoc. 14. Perlu penegakan hukum yang kuat. Rencana Umum Pengelolaan DAS Terpadu Padang ini, telah dipresentasikan oleh BPDAS Wampu-Ular pada, Senin (4/11) lalu, di gedung Hj. Sawiyah, Jalan Sutomo, dihadiri Wali Kota Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM. Para pembicara menghadirkan sejumlah pakar, yakni Ir. H. Riadil Akhir Lubis, Msi (Kepala Bappeda Provsu) Prof. Dr. Ir.H. Abdul Rauf, MS (guru besar Fak. Pertanian USU), Muhammad Syofyan, SE (Kepala BPDAS Wampu-Ular) dan Drs. Abdul Khalik, MAP, M.I.Kom (Forum DAS Padang). 15. RU PDAST Padang ini, akan menjadi acuan dalam pengelolaan DAS Padang dalam 20 tahun ke depan dan diharapkan bisa jadi bue print pengelolaan DAS Padang bagi tiga daerah dilintasi
Banjir Di Kawasan Pertanian Jln Amd Di Kel Bulian Kecamatan Bajenis PENGELOLAAN DAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH : BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA
tentang Rencana Kerja Pemerintah 10. Peraturan Pemerintah No. 37/2012 tentang Pengelolaan DAS 11. Keputusan Pemerintah No. 32/1990 tentang kawasan lindung.
Dasar Hukum Pengelolaan DAS 1. UUD 1945 pasal 33 ayat 3 2. UU No. 5/1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya 3. UU No. 42/1992 tentang penataan ruang 4. UU No. 23/1997 tentang pengelolaan lingkungan Hidup 5. UU No 41/1999 tentang kehutanan 6. UU No. 7/2004 tentang Sumber Daya Air 7. UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 8. Peraturan Pemerintah no. 25/2000 tentang Kewenangan Provinsi dan Kewenangan Derah 9. Peraturan Pemerintah No. 20/2004
Arti Pentingnya Pengelolaan DAS 1. Terdapat keterkaitan antara berbagai kegiatan dalam pengelolaan sumber daya alam dan pembinaan aktivitas manusia dalam pemanfaatan sumber daya alam. 2. Melibatkan berbagai disiplin ilmu dan mencakup berbagai kegiatan yang tidak selalau saling mendukung 3. Meliputi daerah hulu, tengah dan hilir yang mempunyai keterkaitan biofisik dalam bentuk daur hidrologi Komponen Pengelolaan DAS 1. Pemgembangan Sumber Daya Alam : Lahan. Hutan dan Air 2. Tindakan pengendalian untuk meminimumkan laju degredasi dan memperbaiki sumber daya alam
SINERGI
NOPEMBER 2013
3. Pengelolaan Sumber Daya Alam : Lahan, Hutan dan Air 4. Diversifikasi Mata Pencaharian Ruang Lingkup Pengelolaan DAS 1. Pengelolaan ruang melalui usaha pengaturan penggunaan lahan ( landuse ) dan konservasi tanah dalam arti yang luas 2. Pengelolaan sumberdaya air melalui konservasi , pengembangan , penggunaan dan pengendalian daya rusak air. 3. Pengelolaan vegetasi yang meliputi pengelolaan hutan dan jenis vegetasi darat lainnya yang memiliki fungsi produksi dan perlindungan terhadap tanah dan air.
4. Pembinaan kesadaran dan kemampuan manusia termasuk pengembangan kapasitas kelembagaan dalam pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana, sehingga ikut berperan dalam upaya pengelolaan DAS.
15
U TA M A
Banjir di kawasan pertanian Jln AMD di kel Bulian kecamatan Bajenis
Permasalahan Secara umum berdasarkan identifikasi , kajian dan analisis masalah , permasalahan pada DAS : 1. Lahan kritis ( penyebab, luas dan distribusi ) 2. Kondisi Habitat ( daerah perlindungan keanekaragaman hayati ) 3. Sedimentasi ( sumber , laju , dampak ) 4. Kualitas air ( sumber polutan, kelas, waktu ) 5. Masalah penggunaan air tanah dan air permukaan 6. Daerah rawan bencana ( banjir , longsor ) 7. Masalah sosial, ekonomi dan kelembagaan 8. Masalah tata ruang dan penggunaan lahan 9. Permasalahan antara hulu dan hilir 10. Konflik pemanfaatan sumber daya Strategi Pengelolaan DAS 1. Merumuskan bentuk pengelolaan DAS yang aspiratif, mengingat stakeholder yang terkait sangat banyak 2. Optimalisasi lembaga pengelolaan
16
DAS yang sudah ada 3. Kebijakan dan regulasi di tingkat stakeholder terkait yang berwawasan lingkungan 4. Dukungan finansial dari APBN , APBD ataupun sumber lainnya 5. Diperlukan penggalian sumber pendanaan dari pihak-pihak swasta Kunci keberhasilan dalam pengelolaan DAS 1. Perlu penyadaran mesyarakat dalam hal pentinnya menjaga kelestarian ekositem berbasis DAS 2. Pelibatan masyarakat sejak dini dalam kegiatan perencanaan 3. Dibutuhkan strategi peningkatan dan peran kelembagaan dalam mengaktifkan forum DAS 4. Perlu adanya data dan informasi yang lengkap tentang inventarisasi kerusakan, manfaat, potensi komponen ekosistem, ancaman terhadap kepunahan komponen ekosistem 5. Diperlukan pendekatan persuasive karena banyak permasalahan yang terkait lahan milik
6. Pendekatan rehabilitasi DAS harus didasari program-program untuk meningkatkan/ menciptakan pendapatan masyarakat 7. Kepemimpinan dan political will 8. Rencana yang disusun disepakati sebagai rencana bersama 9. Ada keberlanjutan kebijakan jangka panjang yang tidak terpengaruh oleh pergantian personil 10. Perlu adanya penyadaran public tentang pola penggunaan lahan yang lestari, ramah lingkungan dan secara ekonomi menguntungkan 11. Perlu adanya model-model demplot dan model pendekatan DAS mikro ( sub DAS ) senagai contoh direplikasi oleh petani 12. Perlu pendamping dan pelatihan dengan melibatkan perguruan tinggi dalam mendampingi pemda dan masyarakat 13. Pemberdayaan Forum DAS 14. Perlu penegakan hukum
SINERGI NOPEMBER 2013
U TA M A Kondisi DAS di Provinsi Sumatera Utara Kondisi DAS di Provinsi Sumatera Utara sudah sangat perlu untuk ditangani, hal ini diakibatkan : • Banyaknya perizinan Pengelolaan Sumber Daya Air ( PSDA ) tidak mempertimbangkan aspek ekologis dan lingkungan • Penyusunan RTRW provinsi dan kabupaten / kota belum sepenuhnya berbasis DAS • Keterpaduan antar berbagai sektor
dan wilayah yang sangat kurang Kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap lingkungan yang masih sangat minim Pengelolaan Sumber Daya Alam yang tidak sesuai dengan kaidah dan teknik konservasi tanah dan air Konservasi hutan menjadi non hutan berupa perambahan yang terus berlanjut
• • •
Salah satu permasalahan yang timbul akibat pengelolaan DAS yang tidak tepat adalah makin luasnya lahan kritis pada setiap DAS. Berdasarkan SK.328/Menhut-II/2009 tanggal 12 Juni 2012 tentang Penetapan DAS Prioritas dalam rangka RPJM tahun 2010 – 2014 di Provinsi Sumatera Utara kategori DAS yang dipulihkan daya dukungnya, yang merupakan DAS prioritas I diantaranya adalah :
DAS Prioritas I di Sumatera Utara dengan kondisi kekritisan Lahan No
Nama DAS
Kelas Kekritisan Lahan Sangat Kritis
Kritis
Agak kritis
Potensial kritis
Tdk kritis
Total
1
Deli
-
1,395.88
9,048.74
7,514.82
29,338.82
42,298.01
2
Ular
1,908.05
12,986.76
44,372.27
33,783.35
38.409.76
131,460.19
3
Wampu
8,258.83
20,650.78
58,194.00
171,038.89
158,032.68
416.175.19
4
Lepan
-
3,448.40
14,026.44
14,478.36
25,410.27
57,363.46
5
Besitang
-
5,115.73
29,034.05
27,781.00
34,830.30
96,761.08
6
Asahan Toba
9,799.29
11,757.38
23,230.71
70,235.66
184,568.140
299,591.180
7
Batang Gadis
32,156.15
42,178.85
146,074.8
123,708.18
138,788.32
482,906.3
8
Nias
3,716.48
23,881.73
35,893.18
5,037.21
9,295.78
77,824.38
Kebijakan Pengelolaan DAS di Provinsi Sumatera Utara ( Aspek Legal ) • Sesuai dengan amanat PP 37 Tahun 2012 dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Tahun 2013 tentang Inventarisasi Data dan PERDA mengenai DAS, bahwa setiap Provinsi di Indonesia wajib menerbitkan PERDA tentang Pengelolaan DAS. • Provinsi Sumatera Utara melalui Badan Legislatif DPRD Provsu menginisiatifkan pembentukan PERDA Pengelolaan DAS yang saat ini dalam penyempurnaan. • PERDA pengelolaan DAS tersebut nantinya sebagai pedoman dalam pengelolaan DAS di Sumatera Utara sekaligus sebagai Payung Hukum yang mengikat semua pihak : Pemerintah Daerah, Masyarakat luas dan dunia usaha. • Program – program Pengelolaan DAS
SINERGI
yang terdapat pada Naskah Rencana Umum Pengelolaan DAS yang telah disahkan Gubernur Sumatera Utara telah diinternalisasikan ke dalam RPJMD Provinsi Sumatera Utara 2014 – 2018. 8 ( delapan ) Naskah Rencana Umum Pengelolaan DAS Terpadu yang telah disahkan oleh Gubernur Sumatera Utara : 6 ( enam ) DAS lintas Kabupaten/ Kota yang telah disahkan pada tanggal11 Maret 2013 oleh Gubernur Sumatera Utara yaitu : 1. DAS Padang ( No. 611/1775/2013) 2. Wampu ( No. 611/1776/2013 ) 3. Deli ( No. 611/1778/2013) 4. Asahan Toba ( No. 611/1774/2013 ) 5. Batang Gadis ( No. 611/1779/2013 ) 6. Muzoi ( No. 611/1777/2013 )
dan DAS Lepan. • Naskah Rencana Umum Pengelolaan DAS yang telah disahkan oleh Gubernur tersebut terdapat Rencana Aksi memuat kegiatan-kegiatan yang mendukung keberlanjutan kemampuan daya dukung dan daya tamping DAS di Sumatera Utara. • Rencana Aksi tersebut melibatkan semua pihak, instansi baik di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota , dunia usaha dan masyarakat dalam pengelolaan DAS • Keterpaduan kelembagaan mutlak diperlukan dalam pengelolaan DAS, mengingat DAS merupakan lintas sektor dan wilayah adminitrasi. (Khalik; disadur dari Bappeda Sumatera Utara)
2 ( dua ) DAS yang berada di kabupaten Langkat disahkan pada bulan Desember 2012 oleh Bupati Langkat : DAS Besitang
NOPEMBER 2013
17
P E N D I D I K A N
Hakikat Kehidupan Oleh Khairul Hakim
Menuju Kota Pelajar, Mulai Desember, Tebingtinggi Wajib Belajar
Bagi peminat psikologi, teori psikologi analisa dari Sigmund Freud, sudah tak asing lagi. Ia mengemukakan beberapa hal menarik dalam perkembang manusia. Ia memulainya dari “id”. Semasa anak-anak, orang akan bertindak secara impulsif. Tak ada kendali di sini. Anak-anak akan mengerjakan apa saja yang diinginkannya. Mereka mengejar kesenangan, mereka menjadi budak nafsu. Tahap kedua, itulah yang disebutnya dengan “ego”. Sampai anak-anak besar, ia mulai memperhatikan hukuman dan ganjaran dari lingkungan sekitarnya. Prilakunya dipengaruhi kontrol dari luar. Perilakunya hanya mengarah pada kesenangan dan menghindari apa saja yang mengakibatkan kesusahan. Tahap ketika, Freud menyebutnya dengan “super ego”. Semakin bertambah usianya, anak-anak mulai mengembangkan kontrol dari dalam. Ia mengikat dirinya dengan nilai, moral, dan etika masyarakat. Ia sudah berpikir, bahwa perbuatan yang dilakukannya bukan karena takut hukuman atau mengharap ganjaran. Ia bersikap karena apa yang “seharusnya” ia lakukan. Orang dewasa, bila mencoba menentang superego-nya, atau setiap kali ia melakukan pelanggaran hukum atau menyimpang dari nilai-nilai etika dan moral (atau dalam bahasa agama: melakukan dosa), maka ia akan mengalami kegelisahan atau kecemasan. Perasaan persalahan (berdosa) akan menimbulkan luka psikologis yang akan mengendap di alam bawah sadar. Perasaan ini secara kejiwaan akan memunculkan kelemahan fisik dan psikologis. Para psikolog menyebutnya dengan anxiety disorder. Rata-rata orang yang mendapat gangguan anxiety disorder akan mengalami: 1. Setiap persoalan akan selalu memicu detak jantung. 2. Masalah kecil saja sudah sangat mengganggu rangsangan syaraf. 3. Seringkali merasa takut tanpa alasan. 4. Kecemasan yang terus menerus menyebabkan perasan putus asa. 5. Kegalauan akan mengakibatkan kelelahan dan menguras tenaga. 6. Sulit mengambil keputusan. 7. Takut akan segala hal. 8. Senantiasa merasa nervous, kaku dan tegang. 9. Tak mampu mengatasi kesulitan. 10. Terus menerus merasa tertekan. Seiring dengan gangguan psikologis ini, orang yang mengalami anxiety disorder juga mengalami penderitaan fisik seperti tidak fokus, keluar keringat dingin, sulit tidur, jantung berdegub kencang, sering ke kamar kecil untuk buang air dan sebagainya. Salah satu penyebab dari semua ini ada perasaan bersalah. Perasaan bersalah muncul karena kita seringkali melakukan kejelekan atau perbuatan dosa. Agar kita tidak merusak diri terlalu dalam, maka hidarilah perbuatan jelek dan dosa. Bila ingin mengentikan perbuatan jelek dan dosa, maka perbanyaklah amal kebaikan. Itulah hakikat kehidupan.
Untuk mensukseskan program menuju kota pelajar, mulai Desember 2013 di Kota Tebingtinggi akan diterapkan wajib belajar malam bagi seluruh siswa yang ada di kota itu dan pihak Dinas Pendidikan akan melakukan razia di malam hari agar anak-anak tidak berkeliaran dan lebih focus untuk belajar dirumah.
18
Hal ini dikatakan Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan bersama Kadis Pendidikan Drs H Pardamean Siregar MAP saat melakukan kunjungan kerja Jumat Keliling (Jumling), Jumat (22/11) di Jalan Bani Hasyim Kelurahan Tebingtinggi Kecamatan Padang Hilir Kota Tebingtinggi. Menyikapi persoalan pendidikan di Kota Tebingtinggi, Kadis Pendidikan H Pardamean Siregar mengatakan bahwa para siswa dikota itu diwajibkan belajar pada malam hari. “Hal ini merupakan program pendidikan di Kota Tebingtinggi yang memberlakukan jam belajar malam diwajibkan tidak keluar malam sejak jam 19.00 wib hingga 22.00 wib kecuali malam liburan”, jelasnya. Ditambahkannya, penerapan siswa wajib belajar malam tersebut, selain mendukung program wajib belajar 12 tahun juga sebagai langkah Kota Tebingtinggi menuju Kota Pendidikan dan Kota Pelajar. Sementara Walikota Tebingtinggi H Umar Zunaidi Hasibuan kepada warga Kelurahan Tebingtinggi mengatakan bahwa Pemerintah Kota Tebingtinggi sesuai program pemerintah pusat akan memberikan beasiswa kepada warga pra sejahtera, dimana khusus tingkat SD akan diberikan beasiswa sebesar Rp 250 ribu pertahun, siswa SMP sebesar Rp 450 ribu pertahun, tingkat SLTA atau SMA sebesar Rp 750 ribu pertahun, begitu juga bea siswa bagi anak kuliah atau mahasiswa. Selain itu, Pemko Tebingtinggi menurut walikota, telah menambah armada transportasi bus sekolah yang dikhususkan bagi anak sekolah yang orang tuanya berpenghasilan rendah. “Jadi saya protes dan siap melawan ke mana saja jika ada armada angkutan kota (angkot) yang melakukan aksi unjuk rasa hanya karena penambahan armada transportasi bus sekolah yang diperuntukkan bagi siswa miskin, saya berharap angkot tidak menjadikan hal tersebut sebagai persoalan bisnis”, pinta Umar Hasibuan.**. (aliyustono)
Keterangan gambar : KOTA PELAJAR “Kadis Pendidikan Tebingtinggi Drs H Pardamean Siregar MAP menjelaskan kepada warga Kelurahan Tebingtinggi bahwa untuk menuju Kota Pelajar, mulai Desember 2013 Kota Tebingtinggi akan menerapkan wajib belajar malam bagi seluruh siswa”.
SINERGI NOPEMBER 2013
K E S E H ATA N Symposium sehari penuh yang dibuka Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Hasibuan MM itu juga diikuti beberapa dokter dari Kabupaten Serdang Bedagei, Simalungun. Kepada para dokter, Walikota Tebingtinggi menekankan supaya dalam melaksanakan profesinya dokter bertindak profesional, dengan mematuhi SOP yang diperuntukan bagi seorang dokter.
IDI Tebingtinggi Gelar Symposium Management Emergency Care Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Tebingtinggi menggelar Symposium Management Emergency Care, Jumat (29/11) di gedung Balai Pertemuan Kartini Jalan Imam Bonjol kota setempat. Acara yang diikuti 230 orang tenaga medis (dokter) dan para medis (perawat) itu menghadirkan narasumber Prof dr Adril Arsad Sp.S Sp.Bs (K) koordinator devisi bedah saraf RSUP HAM dengan materi ‘Trauma Kepala’ serta dr M Iqbal Sp.P dari RSUD Kumpulan Pane Tebingtinggi dengan topik ‘Eksasaerbasi Akut’.
Diingatkan pula para dokter-dokter harus menyiapkan diri menghahapi Asean Cominity 2015 yang waktunya semakin dekat, “Mau tidak mau dokter maupun tenaga non medis harus terus menambah ilmu yang dimiliki, agar mampu bersaing dengan tenaga dokter yang berada diluar negeri, indikasi itu akan terlihat apabila semakin sedikit orang Indonesia yang berobat ke luar negeri”, ujar Umar Hasibuan. Sementara Ketua IDI Cabang Tebingtinggi dr H Nanang Fitra Aulia Sp.Pt menyatakan, pelaksanaan Symposium ini diharapkan akan menambah ilmu pengetahuan dari dokter-dokter secara umum dan sekaligus membuka wawasan betapa semakin berkembangnya ilmu kodekteran saat ini yang harus dikuasai seorang dokter. Perkembangan Ilmu Kodokteran ini sejalan dengan perkembangan jaman, semakin banyaknya berbagai penyakit yang dahulunya tidak dikenal, dan lebih dari itu kini seorang dokter juga harus menggunakan HT karena alat-alat kedokteran juga semakin canggih yang harus dapat dimanfaatkan oleh seorang dokter, ujar dr Nanang. Menurut dr Nanang, sesuai dengan harapan Walikota supaya kegiatan semacam ini terus dilakukan secara teratur, IDI Cabang Tebingtinggi katanya, akan berupaya melakukannya dengan berbagai topik masalah kedokteran secara spesialis, “Kedepannya kami berupaya pula menambah ilmu pengetahuan umum dokter tentang kasus-kasus pelanggaran hukum yang disesuaikan dengan etik kedokteran, agar jangan sampai terjadi seperti kasus dr Ayu, jika perlu kami akan melakukan kerja sama dengan pihak penegak hokum”, kata dr Nanang.**.(juanda)
Tingkatkan Potensi SDM, RSUD Kumpulan Pane Gandeng UGM Jogyakarta Dalam rangka peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) menuju Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan Rumah Sakit ‘Go Publik’ milik pemerintah daerah, RSUD Dr H Kumpulan Pane Kota Tebingtinggi melakukan kerjasama dengan Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik dalam Bidang Pendidikan Universitas Gajah Mada (UGM) Jogyakarta. Direktur RSU dr Kumpulan Pane Kota Tebingtinggi dr H Nanang Fitra Aulia kepada wartawan, Senin (25/11) diruang kerjanya mengatakan, kerjasama di Bidang Pendidikan dan Penelitian guna peningkatan Sumber Daya Manusia itu merupakan yang pertama di Sumut dan sasaran yang dituju adalah peningkatan kualitas pelayanan dengan mengembangkan peningkatan potensi sumber daya manusia secara optimal, melalui pelatihan-pelatihan khusus. Naskah penandatanganan kerjasama antar Pemerintah Kota Tebingtinggi dengan universitas negeri tertua di Indonesia yang didirikan pada tanggal 19 Desember 1949 itu dilaksanakan di Pusat Study Ekonomi dan Kebijakan Publik UGM Jogyakarta dan dihadiri Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gajah Mada, A Tony Prasentiatono Phd, sementara perwakilan Pemko Tebingtinggi diwakili dr H Nanang Fitra Aulia Sp PK selaku Diretur Rumah Sakit Umum Daerah dr Kumpulan Pane didampingi Kabid Perencanaan Susila SKM dan Kasie Penunjang Medis M Siddik SN. Sabtu (23/11). “Sejalan dengan visi RSUD dr Kumpulan Pane, untuk menjadikan Rumah Sakit milik warga kota ini menjadi rumah sakit yang terpercaya, profesional, terkini, aman, nyaman dan terjangkau oleh masyarakat Kota Tebingtinggi dan sekitarnya pihak RSUD akan terus melakukan peningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan ilmu kesehatan dan teknologi secara terus menerus”, jelas Nanang.
SINERGI
NOPEMBER 2013
Saat ini, RSUD Dr H Kumpulan Pane Kota Tebingtinggi masih menjadi pilihan bagi masyarakat kabupaten di luar Kota Tebingtinggi untuk tempat rujukan. Terbukti dengan tingginya tingkat kunjungan pasien yang berasal dari luar Kota Tebingtinggi, sementara dari segi pelayanan dan peralatan kedokteran rumah sakit ini masih lebih unggul dari rumah sakit swasta yang ada di Kota Tebingtinggi. Sementara Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM menyambut baik kerjasama yang telah dilakukan pihak RSUD dr Kumpulan Pane yang mengatas-namakan Pemerintah Kota Tebingtinggi dengan Pusat Study Ekonomi dan Kebijakan Publik Antar Universitas UGM Jogyakarta. “Kita berharap bentuk kerjasama yang merupakan kerjasama antar lembaga yang pertama di Sumut dalam Bidang Pendidikan, Penelitian dalam rangka peningkatan SDM ini mampu meningkatkan potensi SDM para pekerja medis yang ada di rumah sakit ini dengan terus meningkatan kualitas pelayanan secara optimal”, tegas Umar Zunaidi.(juanda)
19
K E S E H ATA N
INTERAKSI BAHAN PANGAN DENGAN KEMASAN A. PENYIMPANGAN MUTU Penyimpangan mutu adalah penyusutan kualitatif dimana bahan mangalami penurunan mutu sehingga menjadi tidak layak dikonsumsi manusia. Bahan pangan yang rusak mengalami perubahan cita rasa, penurunan nilai gizi atau tidak aman lagi untuk dimakan karena mengganggu kesehatan. Pada kondisi ini maka makanan sudah kadaluarsa atau melewati masa simpan (shelf life). Penyusutan kuantitatif mengakibatkan kehilangan jumlah atau bobot hasil pertanian, dan ini disebabkan oleh penanganan yang kurang baik atau karena gangguan biologi (proses fisiologi, serangan serangga dan tikus). Susut kuantitatif dan susut kualitatif ini penting dalam pengemasan, dan susut kualitatif lebih penting dari susut kuantitatif. Pengemasan dapat mempengaruhi mutu pangan antara lain melalui: 1. Perubahan fisik dan kimia karena migrasi zat-zat kimia dari bahan kemas (monomer plastik, timah putih, korosi), 2. Perubahan aroma (flavor), warna, tekstur yang dipengaruhi oleh perpindahan uap air dan O2. B. PERUBAHAN YANG TERJADI PADA BAHAN PANGAN Bahan pangan akan mengalami perubahan-perubahan selama penyimpanan, dan perubahan ini dapat terjadi baik pada bahan pangan segar maupun pada bahan pangan yang sudah mengalami pengolahan. Perubahan-perubahan yang terjadi dapat berupa perubahan biokimia, kimia atau migrasi unsur-unsur ke dalam bahan pangan. • Perubahan Biokimiawi. Bahan-bahan pangan segar (belum terolah) misalnya biji-bijian, sayuran, buah-buahan, daging dan susu akan mengalami perubahan biokimia setelah bahanbahan ini dipanen atau dipisahkan dari induknya. Bahan-bahan segar ini umumnya mengandung air yang
20
•
cukup tinggi sehingga memungkinkan adanya akifitas enzim dan menyebabkan terjadinya perubahan warna, tekstur, aroma dan nilai gizi bahan. Contoh perubahan biokimiawi yang terjadi pada bahan pangan adalah pencoklatan pada buah yang memar atau terkupas kulitnya, atau daging segar yang berubah warna menjadi hijau dan berbau busuk. Perubahan Kimiawi dan Migrasi Unsur-Unsur. Perubahan kimiawi yang terjadi pada bahan pangan disebabkan oleh penggunaan antioksidan, fungisida, plastisizer, bahan pewarna dan pestisida yang dapat bermigrasi ke dalam bahan pangan. Pengemasan dapat mecegah terjadinya migrasi bahan-bahan ini ke dalam bahan pangan.
1. Keracunan Logam. Logam-logam seperti timah, besi, timbal dan alumunium dalam jumlah yang besar akan bersifat racun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Batas maksimum kandungan logam dalam bahan pangan menurut FAO/WHO adalah 250 ppm untuk timah dan besi dan 1 ppm untuk timbal. Logam-logam lain yang mungkin mencemari bahan pangan adalah air raksa (Hg), kadmiun (Cd), arsen (Ar), antimoni (At), tembaga (Cu) dan seng (Zn) yang dapat berasal dari wadah dan mesin pengolahan atau dari campuran bahan kemasan. Wadah dan mesin pengolahan yan telah mengalami korosi dapat menyebabkan pencemaran logam ke dalam bahan pangan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya korosif adalah asam organik, nitrat, oxidizing agent, atau bahan pereduksi, penyimpanan, suhu, kelembaban dan ada tidaknya bahan pelapis (enamel). Keracunan yang diakibatkan logam-logam ini dapat berupa keracunan ringan atau berat seperti mual-mual, muntah, pusing dan keluarnya keringat dingin yang berlebihan.
Pangan Plastik dan bahan-bahan tambahan dalam pembuatan plastik plastisizer, stabilizer dan antioksidan dapat bermigrasi ke dalam bahan pangan yang dikemas dengan kemasan plastik dan mengakibatkan keracunan. Monomer plastik yang dicurigai berbahaya bagi kesehatan manusia adalah vinil klorida, akrilonitril, metacrylonitril, vinilidenklorida dan styrene. Monomer vinil klorida dan akrilonitril berpotensi untuk menyebabkan kanker pada manusia, karena dapat bereaksi dengan komponen DNA yaitu guanin dan sitosin (pada vinil klorida) sedangkan denin dapat bereaksi dengan akrilonitril (vinil sianida). Metabolit vinil klorida yaitu epoksi kloretilenoksida merupakan senyawa yang bersifat karsinogenik. Tetapi metabolit ini hanya dapat bereaksi dengan DNA jika adenin tidak berpasangan dengan sitosin. Vinil asetat dapat menimbulkan kanker tiroid, uterus dan hati pada hewan. Vinil klorida dan vinil sianida bersifat mutagenik terhadap mikroba Salmonella typhimurium. Akrilonitril dapat membuat cacat lahir pada tikus-tikus yang memakannya. Monomer akrilat, stirena dan metakrilat serta senyawa turunannya seperti vinil asetat, polivinil klorida (PVC), kaprolaktan, formaldehida, kresol, isosianat oragnik, heksa-metilendiamin, melamin, epidiklorohidrin, bispenol dan akrilonitril dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan terutama mulut, tenggorokan dan lambung. Plastisizer seperti ester posporik, ester ptalik, glikolik, chlorinated aromatik dan ester asam adipatik dapat menyebabkan iritasi. Plastisizer DBP (Dibutil Ptalat) pada PVC termigrasi cukup banyak yaitu 55-189 mg ke dalam minyak zaitun, minyak jagung, minyak biji kapas dan minyak kedele pada suhu 30oC selama 60 hari kontak. Plastisizer DEHA (Di 2-etilheksil adipat) pada PVC termigrasi ke dalam daging yang dibungkusnya (yang mengandung kadar lemak 20-90%) sebanyak 14.5-23.5 mg/dm2 pada suhu 4oC selama
2. Migrasi Plastik Ke Dalam Bahan
SINERGI NOPEMBER 2013
K E S E H ATA N
72 jam. Plastisizer yang aman untuk kemasan bahan pangan adalah heptil ptalat, dioktil adipat, dimetil heptil adipat, di-N-desil adipat, benzil aktil adipat, ester dari asam sitrat, oleat dan sitrat. Stabilizer yang aman digunakan adalah garamgaram kalsium, magnesium dan natrium, sedangkan antioksidan jarang digunakan karena bersifat karsinogenik. Laju migrasi monomer ke dalam bahan yang dikemas tergantung dari lingkungan. Konsentrasi residu vinil klorida awal 0.35 ppm termigrasi sebanyak 0.020 ppm selama 106 hari kontak pada suhu 25oC. Monomer akrilonitril keluar dari plastik dan masuk ke dalam makanan secara total setelah 80 hari kontak pada suhu 40oC. Semakin tinggi suhu maka semakin banyak monomer plastik yang termigrasi ke dalam bahan yang dikemas. Oleh karena itu perlu penetapan tanggal kadaluarsa pada bahan yang dikemas dengan kemasan plastik. Batas ambang maksimum dari monomer yang ditoleransi keberadaannya di dalam bahan pangan ditentukan oleh hasil tes toksisitas (LD 50) serta jumlah makanan yang dikonsumsi/hari. Di Belanda toleransi maksimum yang diizinkan adalah 60 ppm migran dalam makanan atau 0.12 mg/cm2 permukaan plastik. Di Jerman toleransi maksimum yang diizinkan adalah 0.06 mg/cm2 lembaran plastik. Batas toleransi untuk monomer vinil klorida £ 0.05 ppm (di Swedia 0.01 ppm). Kantong plastik polietilen dan polipropilen mempunyai daya toksisitas yang rendah yaitu dengan ambang batas maksimum 60 mg/kg bahan pangan. Metode dan alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi dan menganalisa migrasi komponen plastik dalam bahan pangan adalah pelabelan radioaktif, termogravimetri, spektrofotometer, Gas Chromatography (GC), High Performance Liquid Chromatography (HPLC) dan Gas Chromatography-Mass Spectrometer (GC-MS), yang dapat mendeteksi migran dengan kadar 10-20 gram - 10-6 gram. Selain monomer plastik, timah putih (Sn) juga dapat bermigrasi pada makanan kaleng dengan batas maksimum 250 mg/ kg. Sn merupakan mineral yang secara alami terdapat pada bahan pangan yaitu sebesar 1 mg/kg dan dibutuhkan oleh manusia dalam jumlah kecil. Dosis racun dari Sn adalah 5-7 mg/kg berat badan. Sn dapat
SINERGI
mengkontaminasi bahan pangan melalui wadah/kaleng dan peralatan pengolahan. C. KERUSAKAN MIKROBIOLOGIS Bahan kemasan seperti logam, gelas dan plastik merupakan penghalang yang baik untuk masuknya mikroorganisme ke dalam bahan yang dikemas, tetapi penutup kemasan merupakan sumber utama dari kontaminasi. Kemasan yang dilipat atau dijepret atau hanya dilapisi ganda merupakan penutup kemasan yang tidak baik. Penyebab kontaminasi mikroorganisme pada bahan pangan adalah : • kontaminasi dari udara atau air melalui lubang pada kemasan yang ditutup secara hermetis; • Penutupan (proses sealer) yang tidak sempurna; • Panas yang digunakan dalam proses sealer pada film plastik tidak cukup karena sealer yang terkontaminasi oleh produk atau pengaturan suhu yang tidak baik. • Kerusakan seperti sobek atau terlipat pada bahan kemasan. Kemasan bahan pangan sangat mempengaruhi sterilitas atau keawetan dari bahan pangan yang sudah disterilisasi, diiradiasi atau dipanaskan dengan pemanasan ohmic. Permeabilitas kemasan terhadap gas akan mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme, terutama terhadap mikroorganisme yang anaerob patogen. Untuk melindungi bahan pangan yang dikemas terhadap kontaminasi mikroorganisme, maka perlu dipilih jenis kemasan yang dapat melindungi bahan dari serangan mikroorganisme. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih jenis kemasan yang baik untuk mencegah kontaminasi mikroba adalah : 1. Sifat perlindungannya terhadap produk dari masuknya mikroorganisme dari luar kemasan. 2. Kemungkinan berkembang biaknya mikroorganisme di ruangan antara produk dengan tutup (head space). 3. Serangan mikroorganisme terhadap bahan pengemas.
bahan-bahan hasil pertanian segar dan bahan pangan olahan adalah : 1. Stress/tekanan fisik, yaitu kerusakan yang diakibatkan karena jatuh atau oleh adanya gesekan; 2. Vibrasi/getaran, yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bahan atau kemasan selama dalam perjalanan atau distribusi. Untuk menanggulanginya dapat digunakan bahan anti getaran. Jenis perlindungan yang dapat diberikan kepada bahan pangan atau kemasan bahan pangan untuk mencegah kerusakan mekanis tergantung dari model dan jumlah tumpukan barang atau kemasan, jenis transportasi (darat, laut atau udara) dan jenis barang. Kemampuan kemasan untuk melindungi bahan yan dikemasnya dari kerusakan mekanis tergantung pada kemampuannya terhadap kerusakan akibat tumpukan di gudang atau pada alat transportasi, gesekan dengan alat selama penanganan, pecah atau patah akibat tubrukan selama penanganan atau getaran selama transportasi. Beberapa bahan pangan misalnya buah-buahan yang segar, telur dan biskuit merupakan produk yang sangat mudah rusak dan memerlukan tingkat perlindungan yang lebih tinggi untuk mencegah gesekan antara bahan, seperti penggunaan kertas tissue, lembaran plastik, kertas yang dibentuk sebagai kemasan individu (misalnya karton untuk telur, wadah buah dan lain-lain). Bahanbahan pangan lain, dilindungi dengan cara mengemasnya dengan kemasan yang kaku dan pergerakannya dibatasi dengan dengan kemasan plastik atau stretch/ shrink film yang dapat mengemas produk dengan ketat. Peti kayu atau drum logam merupakan kemasan dengan perlindungan mekanis yang baik. Kemasan ini sekarang sudah digantikan dengan bahan komposit yang lebih murah yang terbuat dari kotak serat (fiberboard) dan polipropilen.
D. KERUSAKAN MEKANIS Faktor-faktor mekanis yang dapat merusak
NOPEMBER 2013
21
K E S E H ATA N E. KADAR AIR DAN GAS Kehilangan air atau peningkatan kadar air merupakan faktor yang penting dalam penentuan masa simpan dari produk pangan. Kemasan memberikan kondisi mikroklimat bagi bahan yang dikemasnya, dan kondisi ini ditentukan oleh tekanan uap air dari bahan pangan pada suhu penyimpanan dan permeabilitas kemasan. Pengendalian kadar air pada kemasan dan bahan pangan dapat mencegah kerusakan oleh mikroorganisme dan enzim, menurunnya nilai penampilan (tekstur) bahan, kondensasi di dalam kemasan yang mengakibatkan pertumbuhan mikroba atau mencegah freezer burn pada bahan pangan beku. Bahan pangan yang mengandung lemak atau komponen lain yang sensitif terhadap oksigen memerlukan kemasan yang permeabilitasnya terhadap oksigen rendah. Bahan pangan segar dengan tingkat respirasi dan kelembaban relatif yang tinggi membutuhkan derajat permeabilitas yang tinggi untuk memungkinkan perpindahan oksigen dan karbon dioksida ke lingkungan atmosfir di sekitarnya tanpa kehilangan kadar air yang menyebabkan kehilangan berat dan penyusutan/pengeriputan bahan. Bahan pangan yang didinginkan membutuhkan pengontrolan terhadap pergerakan uap air keluar dari kemasan untuk mencegah terjadinya kondensasi di dalam kemasan jika suhu penyimpanan berubah. Kemasan harus impermiabel terhadap aroma yang diinginkan dari bahan pangan, misalnya kopi dan makanan ringan juga untuk mencegah masuknya bau seperti pada tepung atau makanan berlemak. Kemasan juga harus dapat mencegah masuknya warna dari plastisizer, tinta pencetak kemasan, perekat atau pelarut yang digunakan dalam pembuatan kemasan. Kemasan gelas dan logam kedap terhadap gas dan uap, sedangkan film plastik mempunyai kisaran permeabilitas yang luas tergantung pada ketebalan, komposisi kimia serta struktur dan orientasi molekul di dalam film plastik. Bau yang berasal dari kemasan plastik dapat timbul dari : 1. Pembentukan gugus karbonil apabila plastik polietilen dipanaskan pada suhu tinggi. 2. Zat antioksidan yang dapat mengada-
22
kan interaksi dan membentuk produk yang berbau. 3. Pecahan-pecahan molekul pada kemasan. Oksigen dapat menyebabkan terjadinya proses oksidasi yang tidak diinginkan bagi produkproduk yang peka terhadap oksigen seperti vitamin A dan C. Pencegahan reaksi oksidasi dapat dilakukan dengan cara : 1. Pengaturan kadar oksigen. Konsentrasi oksigen pada ruang penyimpanan atau di dalam kemasan untuk produkproduk yang peka terhadap oksigen adalah 3-5%. Konsentrasi oksigen di bawah 2% menyebabkan terjadinya respirasi anaerob yang dapat mengakibatkan kebusukan pada bahan. 2. Pengaturan kadar CO2. Konsentrasi CO2 untuk penyimpanan komoditi pertanian adalah 5-10% (kecuali untuk penyimpanan apel, tomat dan jeruk). 3. Pengemasan dalam kemasan kedap udara. Kemasan kedap udara (vakum) digunakan untuk mengemas keju dan makanan bayi. Penyimpanan dengan cara pengaturan komposisi udara atau pengaturan konsentrasi oksigen dan karbondioksida dikenal dengan penyimpanan dengan pengendalian atmosfir. Ada beberapa metode penyimpanan dengan pengendalian atmosfir , yaitu Controlled Atmosphere Storage (CAS), Modified Atmosphere Storage (MAS), dan Hypobaric Storage. Controlled amosphere storage adalah metode penyimpanan dengan pengendalian konsentrasi oksien dan karbondioksida secara terus menerus sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan. Modified Amosphere Storage adalah penyimpanan dimana perubahan komposisi udara disebabkan oleh aktivitas respirasi dari produk yang dikemas. Hypobaric Storage adalah penyimpanan dengan tekanan rendah sehingga terjadi penurunan konsentrasi oksigen dan peningkatan konsentrasi karbon dioksida.
dan bahan kemasan yang reflektif seperti alumunium foil akan merefleksikan panas. Pengendalian suhu penyimpanan merupakan hal penting untuk dapat menjaga bahan pangan dari perubahan suhu. Jika kemasan dipanaskan misalnya sterilisasi dalam kemasan atau makanan siap saji yang dipanaskan di dalam microwave, maka kemasan yang digunakan harus tahan terhadap suhu tinggi. G. PENGARUH CAHAYA Transmisi cahaya ke dalam kemasan dibutuhkan agar kita dapat melihat isi dari kemasan tersebut. Tetapi untuk produkproduk yang sensistif terhadap cahaya, misalnya lemak yang akan mengalami oksidasi dengan adanya cahaya atau kerusakan riboflavin dan pigmen alami, maka harus digunakan kemasan yang opaq (berwarna gelap) sehingga tidak dapat dilalui oleh cahaya. Jumlah cahaya yang dapat diserap atau ditransmisikan tergantung pada bahan kemasan, panjang gelombang dan lamanya terpapar oleh cahaya. Beberapa bahan kemasan seperti polietilen densitas rendah (LDPE) mentransmisikan cahaya tampak (visible) dan ultraviolet, sedangkan kemasan polivinil klorida (PVC) mentransmisikan cahaya tampak tapi cahaya ultraviolet akan diabsorbsi. Perubahan yang terjadi akibat cahaya antara lain adalah : 1. Pemudaran warna, seperti pada daging dan saus tomat, 2. Ketengikan pada mentega (terutama jika terdapat katalis Cu), 3. Pencoklatan pada anggur dan jus buah-buahan, 4. Perubahan bau dan menurunnya kandungan vitamin A,D,E,K dan C, serta penyimpangan aroma bir. Sumber: dari beberapa sumber. Penulis: Lambas P. Silalahi Staf Dinas Perhubungan Kota Tebing Tingg
F. PERUBAHAN SUHU Pengaruh insulasi dari kemasan ditentukan oleh konduktivitas panas dan reflektivitas dari kemasan. Bahan kemasan dengan konduktivitas panas yang rendah misalnya kotak karton, polystirene atau poliuretan akan mengurangi pindah panas konduksi,
SINERGI NOPEMBER 2013
E KO N O M I
Pedagang Lemang Perbatasan Kota Butuh Penataan
PERTUMBUHAN EKONOMI TEBINGTINGGI TAHUN 2013 DITARGETKAN 6,93 %
Salah satu kuliner dari Kota Tebingtinggi yang terkenal diseluruh indonesia dan menjadi julukan serta Aikon Kota Tebingtinggi menjadi Kota Lemang nampaknya belum sepadang dengan penataan para pedagang lemang yang mangkal di sepanjang jalan perbatasan Kota Tebingtinggi dan Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai). Apabila pedagang lemang ini tertata dengan rapi disuatu tempat, maka kualitas harga juga akan meningkat, kemasan makanan kuliner tersebut kurang terjaga dengan baik karena pembeli harus bercampur dengan banyaknya debu dan asap kenderaan yang melintas. Diperkirakan sebanyak 50 orang pedagang lemang di pinggir jalan perbatasan ini merait omset hingga puluhan juta rupiah dari pengunjung yang melintas dari luar daerah, sayangnya lahan parkir pembeli tidak ada sehingga menimbulkan rawan kecelakaan lalulintas dikarenakan letaknya di pinggir Jalinsum Tebingtinggi Medan yang pada dengan lalu lalang kenderaan bermotor. Salah satu pedagang lemang, Kak Inong (45) warga Jalan Bukit Suling Lingkungan II Kelurahan Mekar Sentosa Kecamatan Rambutan Kota Tebingtinggi dengan memiliki stand lemang sebanyak 12 tempat dipinggir jalinsum bisa meraih omset perharinya mencapai Rp4 juta dengan jumlah penjualan lemang sebanyak 40 batang per stand. Apabila hal seperti ini pedagang terus dibina melalui dinas terkait, maka kiesejahteraan pedagang lemang akan meningkat dan mengurangi jumlah angka kemiskinan di Kota Tebingtinggi. “Memang ada rencana Pemerintah Kota Tebingtinggi menata pedagang lemang tersebut di Pasar Kreatif Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Terminal Bandar Kajum. Sekarang masih dalam tahap pembagunan,”kata Kak Inong kepada Sumut Pos. Untuk tingkat kepedulian Pemerintah Kota Tebingtinggi terhadap pedagang lemang diperbatasan terbukti ada, yaitu bantuan tenda dari pihak Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan Kota Tebingtinggi. Untuk masalah harga yang ditawarkan pendagang lemang kepada pembeli tergantung bentuk dan ukuran besar lemang itu sendiri, makanan kuliner yang terbuat dari beras ketan dan santan kelapa ini ditawarkan kisaran harga Rp10.000 hingga Rp25.000 perbatang. Apabila lemang tidak laku terjual, maka Kak Inong tidak putus asa dan lemang tidak terbuang secara sia-sia karena basi, untuk menambah omsetnya, lemang sisa tersebut di potong kecil-kecil secara bulat di jemur menggunakan terik panas matahari setelah kering lalu di goreng menjadi keripik lemang, tetapi penjualan keripik lemang ini masih sebatas wilayah Kota Tebingtinggi dan kemasanan produknya juga masih sederhana. Sementara untuk para pembeli, menurut Kak Inong kebanyakan pendatang dari luar daerah yang melintasi Kota Tebingtinggi, lemang yang dijual disajikan dengan cocolan selai sehingga menambah kenikmatan. “Memang kebanyakan bus-bus trevel dan pariwisata yang membeli lemang,”jelasnya. Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan Kota Tebingtinggi melalui Kepala Bidang Perdagangan, Fachri Ssos terkait penataan para pedagang lemang untuk masuk kedalam pasar kreatif UMKM Tebingtinggi sesuai petunjuk dan anjuran Walikota Tebingtinggi harus tertata rapi di pasar ekonomi kreatif. (sopian)
Hingga bulan Nopember 2013, kondisi perekonomian Kota Tebingtinggi pada tahun 2013 bila dilihat dari jumlah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tumbuh sebesar 6,93 % (angka sementara). Jika dibandingkan tahun 2012, pertumbuhan ekonomi dikota itu mengalami peningkatan dari target 6,32 % berhasil terealisasi sebesar 6,75 %. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tebingtinggi tahun 2011-1016, pertumbuhan ekonomi menurut data statistik BPS Kota Tebingtinggi, terus mengalami peningkatan seperti misalnya tahun 2011, dari target 6,19 % terealisasi 6,67 %, begitu juga pada tahun 2012 dari target 6,32 % teralisasi 6,75 %. Kepala Bappeda Kota Tebingtinggi H Gul Bakhri Siregar SIP M.Si didampingi Sekretaris Bappeda Marimbun Marpaung SP M.Si kepada wartawan, Jumat (29/11) diruang kerjanya menyampaikan, terdapat 9 sektor (lapangan usaha) yang mendukung perekonomian di kota itu yakni, (1) pertanian, (2) pertambangan dan penggalian, (3) industri pengolahan, (4) listrik, gas dan air bersih, (5) bangunan, (6) perdagangan, hotel dan restoran, (7) pengangkutan dan komunikasi, (8) keuangan, persewaan, jasa perusahaan dan (9) jasa-jasa. “Dari sembilan lapangan usaha yang mendukung perekonomian di Tebingtinggi, paling dominant adalah sector perdagangan, hotel dan restoran sebesar 22,45 persen, pengangkutan dan komunikasi 13,45 persen serta bangunan 10,75 persen, sedangkan lapangan usaha terendah adalah dari sector pertanian yang hanya 1,39 persen”, paparnya. Dijelaskan bahwa pencapaian pertumbuhan ekonomi Kota Tebingtinggi tahun 2013 yang ditargetkan sebesar 6,93 persen belum bisa diperoleh angka pastinya karena masih menunggu data statistic BPS Kota Tebingtinggi pada tahun 2014 mendatang. Sedangkan target pertumbuhan perekonomian tahun 2014 diproyeksikan sebesar 7,2 persen (berdasarkan RPJMD 2011-2016). “Data pencapaian target pertumbuhan ekonomi tahun 2013 baru bisa diketahui pada tahun 2014 mendatang”, terangnya. Ditambahkan juga bahwa nilai investasi baru pada tahun 2012 Kota Tebingtinggi mengalami peningkatan dibanding nilai investasi tahun 2011, nilai investasi tahun 2012 itu antara lain, investasi dibidang jasa dan perdagangan terdapat 1 unit hotel dan 1 tempat hiburan, investasi dibidang sarana, bangunan/konstruksi (perumahan/gudang) terdapat 114 unit rumah, 74 unit ruko dan 6 unit gudang, investasi dibidang industri pembangunan IPAL (instalasi pengolahan air limbah) industri 1 unit, dan investasi dibidang komunikasi terdapat 3 unit tower. Untuk investasi dibidang lembaga keuangan/koperasi ada 1 unit koperasi, investasi dibidang pendidikan ada 1 unit perguruan tinggi swasta, sedangkan investasi dibidang olahraga /jasa-jasa lainnya ada 1 unit lapangan futsal. “Prediksi nilai investasi ditahun 2012 semuanya diperkirakan sebesar Rp 57,5 miliar naik sebesar 9,56 persen disbanding investasi tahun 2011 lalu”, ungkapnya. Terkait kontribusi lapangan usaha pertanian yang cenderung mengalami penurunan (tahun 2010 - 1,55 %, tahun 2011 - 3,05 % dan tahun 2012 - 1,39 %), menurut PDRB Lapangan Usaha tahun 2011, hal itu karena sangat bergantung pada ketersediaan lahan dan kondisi sumber daya alam di Kota Tebingtinggi. “Saat ini ketersediaan lahan pertanian semakin kecil karena semakin banyaknya peruntukan lahan untuk bangunan, disamping itu sector pertanian juga dipengaruhi oleh kontribusi sub sector peternakan yang potensinya belum mengalami perkembangan berarti”, jelasnya.**.(juanda)
SINERGI
NOPEMBER 2013
23
LINGKUNGAN HIDUP
Walikota Tebing Tinggi Sidak Proyek Normalisasi Sei Bahilang Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM secara diam-diam melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi proyek normalisasi Sei Bahilang, Umar Zunaidi yang hanya ditemani ajudan dan supirnya melihat langsung pelaksanaan pengerukan sedimen di kawasan aliran sungai yang terletak di Jalan Sisingamangara Kelurahan Bandarsono, Senin (25/11). Di lokasi, Umar Zunaidi bertemu dengan Kasi Pengairan Dinas PU, Muhammad Yusuf dan mendapat penjelasan langsung dan juga informasi tentang aspirasi warga masyarakat yang secara spontan mohon agar program normalisasi sungai Bahilang untuk terus dilanjutkan, dan warga berkenan berpartisipasi memberikan lahannya untuk dijadikan tanggul dari pasir dan tanah hasil pengerukan. Kepala Dinas PU Tebingtinggi Ir HM Nurdin melalui Kasi Pengairan M Yusuf kepada wartawan mengatakan, normalisasi sungai bahilang merupakan salah satu upaya menanggulangi bencana banjir di Kota Tebingtinggi yang sifatnya merupakan banjir kiriman datang dari hulu sungai di daerah kawasan pegunungan Kabupaten Simalungun. M Yusuf juga menjelaskan normalisasi Sungai Bahilang bukan merupakan satusatunya upaya yang akan membebaskan Kota Tebingtinggi dari ancaman banjir, sebab masih ada sungai padang sebagai muaranya sungai bahilang yang kondisinya lebih besar juga merupakan salah satu potensi mendatangkan banjir di Kota Tebingtinggi apabila debit air sungai tersebut meluap. Pelaksanaan normalisasi (pengerukan) sungai Bahilang dilaksanakan dengan berbagai pertimbangan yang ada, selain untuk meminimalisir sekecil mungkin dampak banjir apabila sungai Bahilang meluap dan melanda beberapa daerah pemukiman penduduk di Kecamatan Padang Hulu dan
24
Tebingtinggi Kota, air sungai akan lebih cepat mengalir masuk kemuara di sungai padang, kata Yusuf. “Hal ini sudah terbukti sejak beberapa bulan terkahir ini setelah dilakukannya normalisasi sungai bahilang jika menerima debit air dari hulunya lebih banyak tidak sampai meluap kepemukiman, terlebih lagi apabila sungai padang tidak dalam keadaan banjir, air begitu lancar keluar dari sungai bahilang”, papar Yusuf. Sedangkan Walikota Tebingtinggi mengatakan bahwa salah satu upaya Pemerintah Kota Tebingtinggi untuk menanggulangi banjir yang acap terjadi di sebagian daerah pemukiman warga akibat meluapnya sungai Bahilang salah satu dari 4 sungai yang melintas di Kota Tebingtinggi, saat ini Dinas PU Tebingtinggi sedang melakukan normalisasi sungai tersebut dengan melakukan pengerukan sedimen di sepanjang sungai. “Apabila sungai padang dan sungai bahilang sama-sama mengalami banjir dan meluap seperti kejadian baru-baru ini karena tinggi intensitas curah hujan di hulu kedua sungai, hasilnya air yang meluap dari sungai bahilang lebih cepat menyusut, dibanding hari-hari sebelum dilakukan normalisasi, dan ini terbukti membawa dampak positif bagi warga yang bermukim disepanjang pinggiran sungai bahilang”, jelas Umar Zunaidi. Adapun pertimbangan lainnya, Umar Zunaidi Hasibuan menjelaskan sungai padang merupakan salah satu sungai strategi nasional di Sumut, dan sungai tersebut merupakan tanggungjawab serta dalam pengawasan
Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera Utara, yang paling berhak adalah Pemerintah Pusat, “Kita tidak boleh melakukan kegiatan sembarangan disepanjang alur sungai padang tersebut tanpa persetujuan dari BWS”, terang Umar. Pemko Tebingtinggi juga melakukan program pembuatan tanggul untuk mengatisipasi meluapnya sungai Padang, bagaimanapun sungai tersebut melintasi daerah
pemukiman penduduk yang termasuk warga Tebingtinggi dan Pemko setempat tentunya tidak akan membiarkannya begitu saja, dan terus berupaya membantu memelihara sungai Padang sebatas kemampuan dana yang mereka miliki. Pemerintah Kota Tebingtinggi berharap pula Pemerintah Pusat melalui BWS ikut pula melakukan normalisasi sungai padang, karena Kota Tebingtinggi selain mempunyai keterbatasan anggaran dan sarana dan prasarana untuk melakukan normalisasi sungai bahilang, dan mudahmudahan dalam waktu dekat hal ini bisa terlaksana, karena tim dari Pemerintah Pusat (BWS) sudah melihat secara langsung sungai padang. Umar Zunaidi juga mengatakan, normalisasi sungai bahilang hingga saat ini pelaksanaannya sudah mencapai lebih kurang 2 KM dan mudah-mudahan program ini dapat berlangsung terus dengan memperoleh dukungan dari semua pihak terutama DPRD Kota Tebingtinggi guna menyahuti aspirasi masyarakat Tebingtinggi.**(juanda)
SINERGI NOPEMBER 2013
LINGKUNGAN HIDUP Keterangan gambar : TINJAU “TKPSDA BWSS II melakukan peninjauan ke lokasi Bendungan Bajayu di perbatasan Kabupaten Sergai dan Kota Tebingtinggi untuk mengetahui perkembangan pembangunan proyek tersebut”.
Proyek Bendungan Bajayu Terancam Gagal Gubsu Diminta Keluarkan Izin Pembebasan Lahan Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pudjonugroho ST MSP diminta agar segera mengeluarkan izin pembebasan lahan bendungan Batak Jawa Melayu (Bajayu) yang ada di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebingtinggi. Sebab jika tidak, maka proyek tersebut terancam gagal dan dana yang dialokasikan untuk pembebasan senilai Rp 3 miliar akan kembali ke pemerintah pusat, sehingga jadi potret kegagalan Pemprovsu dalam pelaksanaan pembangunan. Hal itu disampaikan juru bicara Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II Rafriandi Nasution ST MT saat melakukan peninjauan ke lokasi bendungan di perbatasan Sergai – Tebingtinggi, Kamis (7/11). Kunjungan tersebut dalam rangka mengetahui persoalan terkait pelaksanaan pembangunan Bendungan Bajayu. Didampingi sejumlah anggota TKPSDA,
SINERGI
diantaranya Azri Smak SE, Ir Heri Batanghari MPsi, Ir Fayaz Ahmad Khan, Samsul Bahri S.Sos, Ir Prihatinah MSi, Drs Rehmuli Kaban dan I Ketut Yada, pihaknya mendapat laporan hingga menjelang berakhirnya tahun anggaran 2013, Pemprovsu belum mengeluarkan izin pembebasan lahan Bendung Bajayu. “Dari informasi yang kita dengar hanya karena ada kesalahan administrasi, sehingga surat izin sampai kini belum keluar juga”, ujar Rafriandi Kesalahan itu, tambah mantan anggota DPRD SU ini, karena adanya surat dari Kementerian PU yang menyebutkan lokasi pembebasan lahan hanya di kota Tebingtinggi tanpa mengikut-sertakan Kabupaten Sergai. Padahal, seharusnya lokasi pembebasan lahan ada di ke dua daerah itu. “Kita berharap Gubsu segera turun tangan, menyelesaikan masalah yang berlarut itu,” harap dia. Dalam kunjungan lapangan diperoleh keterangan bahwa areal lahan Bendungan Bajayu sebagian besar berada di Kabupaten Sergai dan sedikit di Kota Tebingtinggi. Untuk kota Tebingtinggi masyarakat sudah siap melepaskan lahan yang akan diguna-
NOPEMBER 2013
kan untuk bendungan. Namun diperoleh keterangan ada sedikit masalah di Kabupaten Sergai. Misalnya, ada warga yang hanya memiliki izin garap terhadap lahan, tanpa ada akte apapun. “Soal itu camat Tebing Syahbandar yang paham”, ujar Safriansyah dari Bappeda Kabupaten Sergai. Sebelumnya, kunjungan TKPSDA diterima Kepala Bapppeda Kabupaten Sergai Ir M Taufik Batubara M.Si. Dalam pertemuan itu, Pemkab Sergai berharap peran TKPSDA untuk pelestarian lahan di hulu Sei Padang. Pemkab Sergai sendiri dalam RTRW kabupaten, telah menjadikan kawasan Simbolon II sebagai hutan lindung dari sebelumnya hutan produksi. “Kita minta peran TKPSDA untuk mendekati Pemkab Simalungun agar kawasan Simbolon I jadi hutan lindung juga”, harap Taufik Batubara. Jika itu tercapai maka hulu Sungai Padang akan terjaga kelestariannya.**.(juanda)
25
LINGKUNGAN HIDUP
Puluhan Pelajar Tebing Tinggi Ikuti Pelatihan Tagana
Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM diwakili Sekdako H Jahan Samose Harahap membuka pelatihan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Pratama yang diikuti oleh puluhan pelajar dikota itu, Kamis (28/11) di Aula Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Tebingtinggi. Pelatihan dengan materi teknik pengunaan perahu karet, membongkar pasang tenda, evakuasi korban dan kesamaptaan itu dihadiri Kabid Bantuan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Sumut Ardo Sitompul, Kepala Dinas Pendapatan Tebingtinggi Jeffry Sembiring, Kepala Dinas Sosial Drs H Hasanuddin Siregar, Kabag Ops Polres Tebingtinggi Kompol Arke Firman Ambat Sik serta Ketua Tagana Tebingtingtinggi Kaharudin Nasution (Gaban). Walikota Tebingtinggi menilai pelatihan itu merupakan mementum strtegis bagi kita untuk meningkatkan kesiapan masyarakat dalam mengahadapi kemungkinan terjadinya bencana serta tercapainya target fungsional penanganan korban bencana di Tebingtinggi. “Tagana merupakan wadah relawan yang berasal dari
masyarakat yang memiliki kepedulian dan aktif dalam penanggulangan bencana bidang perlindungan sosial, oleh sebab itu, keberadaan tagana dianggap sangat penting guna membantu pemerintah dalam penanggulangan bencana”, kata walikota. Agar Tagana memahami tentang peran dan fungsinya dalam penanggulangan bencana, maka perlu dilakukan upayaupaya pemberdayaan seprti penguatan, pemantapan dan pelatihan sesuai dengan budaya, kearifan lokal serta kemampuan dan potensi tagana itu sendiri, sehinnga natinya tagana akan lebih mandiri, lebih kuat, lebih sigap, lebih terlatih dan lebih siap mengahadapi bencana sehingga tidak tergantung dengan pihak-pihak lain. Sedangkan Ketua Tagana Tebingtinggi Kaharudin Nasution alias Gaban menga-
takan, pelaksaan pelatihan taruna siaga bencana tagana pratama berlangsung selama 4 hari 3 malam, adapun materi yang disampaikan selama pelatihan adalah tentang bagaimana teknik pengunaan perahu karet, kemudian membongkar pasang tenda, teknik mengevakuasi korban dan yang terakhir meraka akan diberi materi tentang kesamaptaan. “Harapan kita, tagana pratama (pelajar) yang mengikuti latihan kali ini, nantinya akan bisa menjadi relawan taruna siaga bencana yang tangguh, disiplin dan juga cekatan untuk membantu masyarakat saat-saat bencana, terutama jika bencana tersebut terjadi di Kota Tebingtinggi”, ujar Gaban.**.(aliyustono)
Keterangan gambar : FOTO BERSAMA “Puluhan pelajar yang mengikuti pelatihan Tagana Pratama berfoto bersama dengan Sekdakot H Johan Samose Harahap SH dan Kabid Bantuan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Sumut Ardo Sitompul”.
26
SINERGI NOPEMBER 2013
LINGKUNGAN HIDUP
HMPI dan BMN di Tebing Tinggi Dinas Pertanian Bagikan 2.300 Bibit Pohon Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) tahun 2013 di Kota Tebingtinggi yang dipusatkan dihalaman SMK Negeri 4 Jalan Abdul Hamid Kecamatan Padang Hilir, Kamis sore (28/11) ditandai dengan pembagian 2.310 bibit pohon dari Dinas Pertanian serta penanaman pohon oleh Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan. Kadis Pertanian Kota Tebingtinggi H Syaiful Fachri SP M.Si menyampaikan, pada tahun 2012 Dinas Pertanian telah memberikan bibit tanaman buah-buahan kepada masyarakat sebanyak 5.000 batang yang dibagikan kepada 3 kecamatan yakni Padang Hilir sebanyak 2.000 batang bibit jambu Taiwan, Padang Hulu 2.000 batang bibit kelengkeng dan 1.000 batang bibit rambutan dan sawo untuk Kecamatan Rambutan. Sedangkan pada Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) tahun 2013 ini, Dinas Pertanian kembali membagikan 2.300 batang bibit pohon kepada masyarakat yang terdiri dari bibit jambu air sebnayak 1.200 batang, bibit durian 500 batang, bibit mangga 320 batang, bibit duku 100 batang, bibit aren 40 batang dan bibit rambutan 1.500 batang. Kadis Pertanian berharap dengan pemberian bibit tersebut, masyarakat Kota Tebingtinggui lebih semangat lagi untuk menanam dan memelihara pohon sehingga kota Tebingtinggi menjadi lebih indah, sejuk dan hasilnya dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Sebelumnya Walikota Umar Zunaidi Ha-
sibuan saat membacakan amanat tertulis Menteri Kehutanan RI mengatakan, selama 4 tahun terakhir sejak 2010, realisasi penanaman pohon melalui gerakan penanaman pohon terus meningkat, yaitu sebanyak 1,3 miliar pohon, tahun 2010 sebanyak 1,5 miliar pohon, tahun 2011 sebanyak 1,6 miliar pohon, tahun 2012 sampai dengan Oktober 2013 telah tertanam sebanyak 1,14 miliar pohon atau 114 persen dari target yang ditetapkan. “Kementerian Kehutanan telah berhasil mengikutsertakan masyarakat pedesan membangun kebun bibit rakyat (KBR) agar rakyat membibit, menanam, memelihara dan memanen untuk perbaikan kesejahteraannya. Kemenhut juga menyediakan bibit-bibit
unggul seara massal melalui pembangunan peresmian permanen diseluruh Indonesia”, sebut Umar Zunaidi Hasibuan. Peringatan HMPI dan BMN turut dihadiri KapolresTebingtinggi AKBP Enggar Pareanom, Danramil 13 Kapt Inf Budiono, Kadis Pendidikan Drs H Pardamean Siregar MAP, para pimpinan SKPD sejajaran pemerintaah kota, pelajar dan undangan lainnya.**.(aliyustono)
Keterangan gambar : TANAM POHON “Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM didampingi Kadis Pertanian H Syaiful Fachri SP M.Si menanam pohon pada peringatan HMPI dan BMN Tahun 2013 dilingkungan SMKN 4 Kota Tebingtinggi”.
SINERGI
NOPEMBER 2013
27
HUKUM
EMPAT PILAR KEBANGSAAN ( AMAS MUDA, SH ) Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara : • PANCASILA • UUD 1945 • NKRI • BHINEKA TUNGGAL IKA Sebagai bagian dari masyarakat dunia, maka proses globalisasi merupakan suatu keniscayaan yang tidak mungkin untuk dihindari. Masuknya nilai-nilai universal ke berbagai kelompok masyarakat menimbulkan reaksi yang berbeda-beda. Bagi mereka yang telah berada pada tataran kehidupan yang mapan dan berpendidikan memadai, arus globalisasi tersebut diterimanya sebagai perubahan paradigma dalam pergaulan hidup antar bangsa dan mereka akan menerimanya sebagai perubahan menuju kemajuan.Akan tetapi bagi masyarakat yang masih relatif terbelakang, tekanan arus globalisasi tersebut justru membuat mereka mengasingkan / menutup diri dan mengkristal kearah primordial yang sempit dengan istilah lain terjadi Global Paradoc. Selanjutnya bagaimana dengan sikap nasionalisme dan wawasan kebangsaan dihadapkan pada kondisi yang tidak ada lagi batas antar Negara(Borderless) sebagai konsekuensi dari perkembangan IT yang sangat cepat. Masuknya nilai-nilai dan gaya hidup dari negara barat ( Westernisasi ) telah menggeser tatanan dan nilai – nilai sosial budaya negara berkembang termasuk Indonesia, mengakibatkan rasa kebangsaan , cinta tanah air dan rasa kebersamaan semakin terkikis. Dari Gejala tersebut diatas berdampak pada berbagai persektif dan kepentingan-kepentingan bersumber di dalam semangat dan solidaritas nasional, maupun internasional. Hal ini dapat mempersulit berfungsinya nilai-nilai institusi dan aparatur negara di dalam mengendalikan perilaku masyarakat Indonesia, sebagai bangsa yang plural dan berbhineka, berbagai etnis, suku , agama, kelompok, golongan dan adat istiadat. Akibat dari globalisasi tersebut berdampak munculnya tekanan-tekanan bagi perkembangan wawasan kebangsaan di masyarakat sehingga menimbulkan terjadinya kesenjangan baik ekonomi , sosial ,politik, budaya dimasyarakat. Dijelaskan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya pada acara peringatan Pidato Soekarno 1 Juni 1945 di Gedung MPR, Jakarta 1 Juni 2010, “ Tidak sepatutnya
28
kita memperdebatkan kembali Pancasila sebagai dasar Negara.” Ini penting karena MPR pada tahun 1998 melalui TAP MPR nomor 18/MPR/1998 maka Pancasila telah ditetapkan sebagai Dasar Negara. Mari kita patrikan dan mari kita hentikan debat tentang Pancasila sebagai Dasar Negara, karena itu Kontra Produktif dan Unhistrories .” Pancasila bersama UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika adalah empat pilar utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang telah menjadi bagian kehidupan bangsa ini sepanjang masa. PILAR I - PANCASILA Peran dan Kedudukan : • Sebagai Dasar Negara • Sebagai Jiwa dan Kepribadian • Sebagai Pandangan Hidup Bangsa • Sebagai Ideologi • Sebagai Tujuan Hidup Kondisi saat ini : • P4 TAP MPR dihapus dengan TAP MPR 18/1998 • BP 7 Dibubarkan • Kurikulum Pancasila di SD – PT dihilangkan Dampaknya : • Masyarakat Alergi terhadap Pancasila • Pancasila mati suri • Terjadinya kerusuhan • Lunturnya jiwa Nasionalisme • Moralitas bangsa menurun, KKN, Pornograpi, Narkoba, seks bebas • Maraknya terorisme, Radikalisme • Solusi : • Tingkatkan Keimanan Terhadap TYM • Kembangkan rasa toleransi beragama • Mengembangkan rasa Kasih Sayang antar sesama • Mengembangkan Pendidikan Pancasila dan Budi Pekerti • Budaya Sikap Kegotongroyongan PILAR II – UUD 1945 Terdiri dari : • Pembukaan terjadi dari Proklamasi Kemerdekaan dan Deklarasi Kemerdekaan • Batang Tubuh • Aturan Tambahan dan Peralihan UUD 1945 : • Sebagai Landasan Konstitusional • Dijadikan Hukum Positif Dampak : • Penghargaan Terhadap UUD 1945
lemah Banyak terjadi benturan UU dan peraturan • Sering terjadi pelanggaran terhadap peraturan dan per UU • Rakyat semakin apatis terhadap UU dan peraturan • Banyak terjadi praktek ketidakadilan • Hukum menjadi Barang Mainan • Peraturan dibuat tidak berpihak terhadap rakyat Solusi : • Mengembangkan rasa menghormati dan menghargai UUD 1945 • Membuat peraturan dan per UU yang berpihak terhadap rakyat • Mengembangkan supremasi Hukum dan kembalikan fungsi Hukum • Dalam sun per UU dan Pearturan berdayakan rakyat • Sosialisasikan lebih dahulu per UU dan peraturan kepada masyarakat •
PILAR III - NKRI Letak = 95 derajat BT s/d 141 derajat bt 6 derajat LU s/d 11 derajat LS Pulau : 17.508 – 4 = 17.504 Luas Total : 7.150.000 KM2 Daratan : 1.940.000 KM2 Lautan : 5/210.000 KM2 Hasil Perjuangan : Proklamasi, Melawan Serangan Sekutu, Agresi Belanda I dan II. Menurut Nael R Peirce , “ Globalisasi ekonomi, kebangkitan daerah-daerah, atau persaingan atas etnis/suku bangsa yang sedang dan terus menggejala akhir-akhir ini dipercaya oleh sebagian orang sebagai pertanda akan berakhirnya negara-negara kebangsaa”. Mereka, baik yang berasal dari negara maju maupun berkembang, barat maupun timur, pada umumnya masih tetap memerlukan negara-negara kebangsaan, antara lain untuk memberikan identitas kepada penduduk, menarik pajak, menyediakan jaring pengaman sosial, melindungi lingkungan dan menjamin keamanan dalam negeri. Bagi bangsa Indonesian , hal itu bukan saja masih diperlukan mempertahankan negara kebangsaan melainkan juga harus tetap mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah Indonesia dalam satu negara agar tetap menjadi negara besar sehingga diperhitungkan dalam kehidupan antar bangsa.
SINERGI NOPEMBER 2013
HUKUM Apakah kita hendak mendirikan Indonesia merdeka untuk sesuatu orang, untuk suatu golongan ? Mendirikan Negara Indonesia Merdeka yang namanya saja Indonesia Merdeka , tetapi hanya untuk mengagungkan satu orang , untuk memberi kekuasaan kepada satu golongan yang kaya, untuk memberi kekuasaan pada satu golongan bangsawan? Apakah maksud kita begitu ? Sudah tentu tidak ! Baik saudara-saudara yang bernama kaum bangsawan yang disini, maupun saudara-saudara yang dinamakan kaum Islam , semuanya telah mufakat, bahwa bukan negara yang demikian itulah kita punya tujuan. Kita hendak mendirikan suatu negara “ Semua untuk Semua “ ( Soekarno , 1 Juni 1945 ) Dalam realitasnya, proses kemunculan “ negara “ dan “bangsa” dalam perkembangan keindonesiaan tidaklah berjalan serempak.Kelahiran negara - bangsa Indonesia agak berbeda dari pengalaman kebanyakan masyarakat Eropa Tengah/ Timur, terbentuknya di Eropa Barat, perkembangan kesadaran nasional berjalan paralel dengan terbentuknya negarabangsa, sementara di Eropa Tengah/Timur, terbentuknya negara-bangsa pada umumnya merupakan reaksi terhadap kesadaran ( nasional ) etno – kultural ( Giesen, 1998 : 2-3 ) Bangsa Indonesia tidak seperti kebanyakan bangsa yang mengambil namanya dari kelompok etnik terdahulu : England dari Angles, Finland dari Finns, France dari Franks, Russia dari Rus, Vietnam dari Viet, Thailand dari Thai, Malasya dari Melayu, dan lain-lain sebagainya.Ditinjau dari sudut ini, kesadaran kebangsaan Indonesia jelas bukanlah suatu perpanjangan dari kesadaran etno – kultural.Disisi lain, timbulnya kesadaran nasional Indonesia juga tidaklah paralel dengan kehadiran negara. Dalam konteks Indonesia , kesadaran nasional serta pembentukan kesatubangsaan merupakan reaksi terhadap keberadaan negara ( kolonial ) yang asing.Perjuangan politik rakyat terjajah pada mulanya diorientasikan untuk membentuk “ negara dalam negara “ dengan tujuan untuk menghilangkan kata “ Belanda “ dari istilah “ Hindia Belanda “ ( Hatta, 1982 : 197 ) . Kehendak untuk mengganti negara kolonial Hindia belanda dengan Negara Merdeka Hindia ( kemudian diberi nama Indonesia ) itulah yang mendorong tim-
SINERGI
bulnya kesadaran nasional Indonesia. KONDISI SAAT INI Rasa memiliki sangat lemah, perbedaan menjadi jurang pemisah yang sangat tajam, bangga dengan daerah masing-masing tapi tidak peduli dengan daerah lain, pengelolaan dan perhatian terhadap wilayah yang berbatasan dengan negara lain sangat lemah. Dampak Yang Timbul • Bangsa Indonesia telah terjebak dalam alam primordialisme • Berfikir sektoral tidak peduli dengan kesulitan orang lain • Perbedaan menjadi jurang pemisah • Salah menterjemahkan Otonomi Daerah • Keinginan daerah untuk merdeka semakin kuat • Penjagaan dan pengamanan terhadap pulau terluar sangat lemah • Penjualan pasir keluar negeri • Membanggakan bangsa lain Solusi : Mengembangkan pengetahuan tentang Kesatuan yang diharapkan yaitu : • Kesatuan Politik • Kesatuan Sosial Politik • Kesatuan Ekonomi • Kesatuan Pertahanan PILAR IV – BHINEKA TUNGGAL IKA Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan pada lambang negara Republik Indonesia yang keberadaannya berdasarkan PP No. 66 Tahun 1951 , yang mengandung arti “ beraneka tapi tetap satu “. Semboyan tersebut, menurut Supomo, menggambarkan gagasan dasar, yaitu menghubungkan daerah-daerah dari suku bangsa diseluruh Nusantara menjadi Kesatuan-Raya.Bila dirujuk ada asalnya, yaitu kitab Sutasoma yang ditulis oleh Empu Tantular pada abad XIV , ternyata semboyan tersebut merupakan seloka yang menekankan pentingnya kerukunan antar umat beragama yang berbeda pada waktu itu, Shiwa dan Budha . Dengan demikian. Konsep Bhineka Tunggal Ika Tanhana Dharma Mangrya , merupakan kondisi dan tujuan kehidupan yang idela dalam lingkungan masyarakat yang serba majemuk dan multi etnik. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara , berbagai perbedaan yang ada, seperti suku , agama, ras atau antar
NOPEMBER 2013
golongan ( SARA ) merupakan realita yang harus didayagunakan untuk memajukan negara dan bangsa .Persinggungan unsurunsur SARA diharapkan dapat meningkatkan kehidupan masing-masing unsur yang bermanfaat bagi masing-masing pihak memiliki keunggulan dalam hal tertentu dari pihak yang lain sehingga dengan berinteraksi, akan terjadi hubungan yang saling menguntungkan.Dengan rencana konsep Bhineka Tunggal Ika ini, diharapkan aparatur Negara selalu berorientasi pada kemajemukan sebagai kekayaan bangsa dan keindahan yang alami juga wujud kebersamaan satu kesatuan Nusantara yang berwawasan ke depan untuk keadilan dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Dari konsep Bhineka Tunggal Ika, prinsip demokrasi dapat diterapkan dalam pemerintahan dan desentralisasi dilakukan oleh pemerintah dengan penyelengaraan otonomi daerah ( desentralisasi ) yang memberi peran serta masyarakat. DIILHAMI SUMPAH PEMUDA Satu Nusa – Satu Bangsa – Satu Bahasa , mampu menyatukan semangat untuk berjuang. Saat ini kondisinya Rapuh, Kurang Toleransi , Penonjolan Individu, Kelompok, Daerah. Solusi : • Kesadaran seluruh Rakyat tentang pentingnya filsafah hidup bangsa • Kesadaran seluruh Rakyat tentang arti dan makna tujuan nasional • Membatasi dan memperkecil sumbersumber konflik • Menciptakan disiplin nasional • Terjaminnya Kepemimpinan nasional 4 PILAR RAPUH Perlu ditegakkan melalui Pengamalan Nyata : Pancasila : Diamalkan Dalam Kehidupan Sehari-hari UUD 1945 : Dilaksanakan dengan Baik sehingga tercipta keadilan dalam masyarakat dan kesamaan kedudukan didepan hukum Bhineka Tunggal Ika: Menjiwai Kehidupan Bermasyarakat sehingga tercipta kerukunan Dan toleransi NKRI : Diperjuangkan agar berdaulat, utuh dan selamat.
29
PEMKO KITA
Tebing Tinggi Terima Penghargaan Kota Tertib Ukur 2013 Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM menerima
penghargaan Daerah Peduli Tertib Ukur 2013 dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI yang diserahkan langsung oleh Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan, Rabu (27/11) di Swiss Belhotel Jakarta. “Selain Kota Tebingtinggi, penghargaan juga diberikan kepada beberapa kepala daerah dan perusahaan antara lain Kota Gorontalo, Kota Padang dan Kabupaten Karimun, sedangkan daerah peduli konsumen 2013 diraih oleh Provinsi Jawa Tengah, Provinsi DI Jogyakarta, Provinsi Sumetara Barat, Kota Padang dan Kota Bogor”, demikian siaran pers disampaikan Kadis Kouperindag Tebingtinggi melalui Kabid Perdagangan Fahri kepada wartawan, Kamis (28/11). Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan berharap penerima penghargaan dapat menjadi contoh bagi perusahaan dan daerah lainnya untuk tertib dan berorientasi pada perlindungan konsumen, dan diharapkan agar peraih penghargaan ini dapat menjadi contoh yang baik bagi perusahaan atau daerah lainnya. Dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut, Gita juga sekaligus mengadakan temu pelanggan dengan tujuan meningkatkan kualitas pelayanan yang transparan dan akuntabel serta dapat meningkatkan hubungan kerjasama yang lebih baik antara perusahaan wajib tera alat ukur, takar, timbangan dan perlengkapannya (UTTP) dengan pelanggan. Salah satu cara, lanjut Gita, adalah dengan menerapkan tertib ukur. “Daerah dan perusahaan yang menerapkan tertib ukur dengan baik, dipastikan akan melindungi konsumennya”, katanya. Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan menyampaikan, dengan dipilihnya Tebingtinggi sebagai Daerah Tertib
30
Ukur maka ke depan akan disiapkan pembentukan UPTD Meterologi yang akan melayani tera ulang semua alat ukur serta mendekatkan pelayanan ukur ulang kepada masyarakat dan pengusaha “Dengan tertib ukur, kita harapkan bisa memberikan perlindungan kepada para konsumen di kota ini”, terang walikota. Penetapan Kota Tebingtinggi sebagai kota
tertib ukur menandakan kalau semua sektor pembangunan di Tebingtinggi sudah berjalan cukup baik, dengan ditetapkannya Tebingtinggi sebagai kota tertib ukur, semoga semakin menguatkan perlindungan kepentingan umum atau konsumen terhadap pemakaian alat ukur dan standar satuan serta metode pengukuran, demikian ungkap Walikota. Pihak Pemko Tebingtinggi dalam waktu dekat akan mempersiapkan realisasi pembentukan UPTD Meterologi. Dengan adanya UPTD Meterologi, diharapkan semua alat timbangan / alat ukur seperti meter SPBU, SPBE, PDAM, Listrik hingga timbangan emas dan timbangan di pasarpasar tradisional dan perusahaan di Kota Tebingtinggi bisa ditera ulang di kota ini. Kadis Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (Kouperindag) Kota Tebingtinggi HM Yunus Matondang mengatakan, Pemko Tebingtinggi melalui
Dinas Kouperindag setempat segera akan menyiapkan SDM dan juga peralatanperalatan serta sarana prasarana yang lain. “Untuk SDM, setidaknya kita harus memiliki tiga penera terampil masing-masing dua orang pengamat tera serta satu orang pengamat tera ditambah satu PPNS Meterologi. Saat ini kita sudah memiliki satu orang pengamat tera yang sudah mengikuti pelatihan di Bandung. Selanjutnya akan diusulkan formasi untuk petugas pengamat terampil dan pengamat ahli”, jelasnya. Diakui oleh Yunus bahwa secara financial, pembentukan UPTD Meterologi di Kota Tebingtinggi belum bisa diharapkan untuk mendongkrak pendapatan asli daerah, namun dengan terbentuknya unit pelaksana teknis meterologi tersebut, ribuan konsumen akan terhindar dari kecurangan alat timbangan. “Salah satu program Mentri Perdagangan adalah budaya jujur dalam bertransaksi dalam perdagangan, makanya dibuat program daerah tertib ukur dan dalam pencanangannya di Sumatera Utara dipilih Tebingtinggi sebagai daerah tertib ukur”, terangnya. Kabid Perdagangan Fahri menambahkan, beberapa manfaat yang bisa diperoleh Kota Tebingtinggi dengan dipilihnya sebagai daerah tertib ukur antara lain, mewujudkan perlindungan konsumen di masyarakat, mendukung terciptanya iklim usaha yang sehat, meningkatkan citra daerah bagi masyarakat konsumen melalui jaminan kebenaran pengukuran. “Hal ini juga sejalan dengan visi misi Walikota Tebingtinggi sebagai Kota Perdagangan dan Jasa untuk membuka peluang iklim investasi di Kota Tebingtinggi”, tambahnya.**.(juanda)
SINERGI NOPEMBER 2013
PEMKO KITA
Majalah Sinergi Pemko Tebing Tinggi Raih Juara III ANUGERAH MEDIA HUMAS Menkominfo
Keterangan gambar : JUARA III “Majalah Sinergi Pemko Tebingtinggi berhasil meraih Juara III kategori media internal di ajang Anugerah Media Humas (AMH) Menkominfo RI 2013”.
Majalah bulanan SINERGI
yang dikelola Bagian Administrasi Hubungan Masyarakat dan Protokoler Pimpinan (Humas PP) Pemko Tebingtinggi, meraih juara III dalam penghargaan Anugerah Media Humas (AMH) 2013 Kementerian Informasi dan Komunikasi RI. Penyerahan penghargaan dilaksanakan di Solo, Jawa Tengah, Rabu (20/11). Kabag Humas PP Ahdi Sucipto SH dari Solo, mengatakan majalah bulanan yang telah terbit sejak 1990 itu, menang dalam kategori penerbitan internal. Majalah SINERGI berada dibawah media internal Diskominfo Kabupaten Bantul, Jawa Tengah sebagai juara I dan Kota Surabaya, Jawa Timur sebagai juara II. “Kita dalam posisi ketiga dari 147 peserta perlombaan media internal pemerintah seluruh Indonesia,” kata Ahdi Sucipto SH dalam siaran
SINERGI
persnya. Ditambahkan, dari daftar pemenang yang diumumkan panitia Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo RI, majalah SINERGI satu-satunya media internal pemerintah daerah di Pulau Sumatera yang berhasil menjadi juara. Meski ada tiga daerah di Pulau Sumatera yang masuk nominasi. Dirjen IKP Kemenkominfo RI, pada tahun 2013 ini memperlombakan lima kategori sedangkan Bagian Humas PP kota Tebingtinggi ikut dalam tiga kategori perlombaan, yakni pelayanan website, media internal dan advertorial. Untuk kategori pelayanan website, keluar sebagai juara I Kabupaten Bantul, juara II Kabupaten Jembrana, Bali, juara III Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Sedangkan kategori advertorial, juara I Kabupaten Bekasi, Prov. Jawa Barat,
NOPEMBER 2013
juara II Prov. Jawa Timur dan juara III Kota Surabaya. Dirjen IKP Freddy H Tulung mengatakan, penghargaan AMH 2013 itu merupakan bentuk kepedulian Kemenkominfo RI terhadap komunikasi kreatif yang harus digagas oleh pemerintah daerah dan provinsi. “Komunikasi kreatif merupakan upaya Kemenkominfo RI dalam rangka membangun reformasi bidang komunikasi menghadapi era global”, ujar Freddy H Tulung. Dirjen IKP juga mengatakan penghargaan AMH akan dilaksanakan setiap tahun dan berharap akan membangkitkan gairah pemerintah daerah provinsi membangun jaringan media komunikasi yang lebih baik di masa mendatang.**.(dian)
31
PEMKO KITA
Pemko Tebingtinggi Peringati HUT Korpri, Guru dan Kesehatan
Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM menegaskan, Kopri sebagai organisasi yang profesional, kompeten dan berintegritas tinggi wajib memberikan pelayanan yang cepat, bersih dan berkualitas kepada masyarakat dengan mengubah pola pikir dan mental penguasa serta menjadi birokrat yang mengabdi kepada masyarakat. Hal itu disampaikannya pada upacara HUT Korpri ke 42 yang dirangkai dengan peringatan Hari Guru Nasional (HGN) ke 68 dan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 49 Tahun 2013, Jumat (29/11) di Lapangan Merdeka Jalan Sutomo Kota Tebingtinggi. Berkaitan dengan kinerja aparatur, Umar Zunaidi berpesan, ada 4 (empat) hal yang perlu diperhatikan, pertama disiplin PNS, kedua kualitas kerja, ketiga program reformasi kerja dan keemapat, netralitas dalam proses politik yang berkembang di masyarakat. Sedangkan terkait pendidikan, walikota mengatakan, saat ini pemerintah kota Tebingtinggi sedang melakukan penataan system pendidikan guru, pelatihan berkelanjutan, pelindungan dan peningkatan kesejahteraan guru. Pada kesempatan itu, walikota juga memberikan dukungan agar PGRI Kota Tebingtinggi bisa menjadi organisasi profesi guru yang kuat sehingga menghasilkan guru yang mampu mengembangkan kemampuannya secara mandiri, mampu sebagai sumber inspirasi dan keteladanan, kreatif, inovatif dan menengakkan kode etik guru sebagai profesi. “Kita semua berharap para guru dan tenaga kependidikan menjadi pembelajar dan pendidik sejati, dengan demikian kurikulum 2013 yang digagas untuk mempersiapkan generasi yang mampu berpikir tinggi, kreatif, inovatif dan berpikiran mulia dan cinta pada tanah air”, pinta Umar Zunaidi. Upacara bendera peringatan Hari Guru Nasional, Korpri dan HKN ditandai dengan pemberian penghargaan kepada guru berprestasi, tenaga medis dan pensiunan PNS Tebingtinggi.**. (dian)
32
Festival Nasyid Tingkat Kota Tebing Tinggi Digelar Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan mengatakan, seni nasyid merupakan salah atu satu media dakwah yang diharapkan memiliki dampak luas untuk terus mensyiarkan nilai-nilai Islam yang damai dan ‘rahmatan lil alamin’ (memberikan rahmat kepada sekalian alam). “Seni budaya Islam sudah berkembang seiring dengan masuknya agama Islam ke Asia Tenggara dan pada waktu itu para mubaligh banyak memanfaatkan seni budaya sebagai salah satu media dakwah”, demikian dikatakan Walikota Tebingtinggi saat membuka Festival Seni Budaya Islam/Nasyid ke -7 tingkat Kota Tebingtinggi yang digelar Pemerintah Kota melalui Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra), Selasa malam (26/11) di Gedung Balai Pertemuan Kartini Jalan Imam Bonjol Kota Tebingtinggi. Tampak hadir Unsur Muspida, Wakil Walikota H Irham Taufik, Sekdako H Johan Samose Harahap, Kadis Pendidikan Drs H Pardamean Siregar MAP, Kakan Kemenag Drs H Hasful Husnain, Ketua MUI Drs H Ahmad Dalil Harahap, para alim ulama dan pimpinan SKPD sejajaran Pemko Tebingtinggi. Menurut Umar Hasibuan, dengan adanya Fetival Nasyid ini, kita menyadari bahwa seni budaya Islam memiliki arti strategis sebagai bagian dari pembinaan umat Islam, oleh karenanya harus terus dikembangkan. “Seni budaya yang bernafaskan Islam dipandang tepat untuk membendung kemerosotan akhlak umat dengan menggelarkan contoh-contoh nyata ketauladan islami, baik melalui pake-paket tayangan televisi yang sangat efektif dan komunikatif maupun media lainya”, kata Umar Zunaidi. Sebelumnya, Ketua Panitia Festival Nasyid Sahbana Hasibuan menyampaikan, festival seni budaya islam Nasyid ke -7 tingkat kota Tebingtinggi yang berlangsung selama tiga hari itu diikuti oleh 33 group dengan klasifikasi 14 group tingkat anak-anak, 13 group tingkat remaja dan 6 group tingkat dewasa putra/putri. “Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengembangkan seni budaya Islam yang tetap berpegang pada nilai-nilai ajaran Islam, dan untuk membendung kemerosotan akhlak umat Islam khusunya generasi muda”, terangnya.**.(dian)
SINERGI NOPEMBER 2013
PEMKO KITA
PWI Tebing Tinggi Gelar Lomba Karya Tulis Pelajar Persatuan Wartawan Indonesia Perwakilan Kota Tebingtinggi akan menggelar Lomba Karya Tulis Pelajar tingkat SLTA/Sederajat Tahun 2013 pada hari Sabtu (30/11) di Gedung Hj Sawiyah Nasution Tebingtinggi Ketua Panitia Hasan Damanik kepada wartawan, Selasa (26/11) mengatakan, Lomba Karya Tulis Pelajar PWI Tebingtinggi tahun 2013 ini akan diikuti oleh ratusan siswa SLTA/Sederajat se Kota Tebingtinggi baik negeri maupun swasta. “Kita telah mengundang pihak sekolah agar menghadirkan masing-masing tiga orang siswanya untuk mengikuti lomba karya
SINERGI
tulis pelajar”, katanya.
Menurut Hasan Damanik, kegiatan ini sebagai upaya menumbuhkan dan mengembangkan nilai jurnalistik di tengah generasi muda khususnya kaum pelajar kota Tebingtinggi. Program ini merupakan bagian dari program kerja yang direncanakan PWI Perwakilan Tebingtinggi sepanjang tahun 2013. “Nantinya, hasil karya tulis pelajar itu akan dibawa langsung oleh panitia ke Medan untuk dilakukan penilaian oleh Tim Penilai yang dihunjuk PWI Cabang Sumatera Utara. Rencananya pengumuman hasil Lomba Karya Tulis akan diumumkan pada tanggal 5 Desember 2013 melalui website resmi PWI Tebingtinggi (www.pwi-tebingtinggi. com)”, ujar Hasan Damanik. Bagi para pelajar yang berhasil meraih juara I, II dan III serta juara harapan I, II dan III, panitia telah menyiapkan hadiah jutaan rupiah berbentuk tabungan
NOPEMBER 2013
serta trophy dan sertifikat. Dalam sosialisasi lomba ini, PWI Tebingtinggi telah berkoodinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Tebingtinggi. Bagi peserta lomba dibebaskan menggunakan judul tulisan, namun mereka harus memilih salah satu topik tulisan yaitu, ‘Kemajuan Pembangunan Dari Sudut Pandang Pelajar’, ‘Harapan Pelajar Terhadap Kota Pendidikan’, atau ‘Narkoba dan Pergaulan Bebas Dimata Pelajar’. Rencananya kegiatan sehari ini akan dibuka oleh Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM dan diikuti 105 pelajar SLTA/sederajat se Kota Tebingtinggi. Acara pembukaan Lomba Karya Tulis akan dirangkai dengan penyerahan plakat oleh Ketua PWI Cabang Sumut Drs Muhammad Syahrir kepada Walikota Tebingtinggi sebagai bentuk apresiasi terhadap kepedulian pers.**.(dian)
33
PEMKO KITA
Tebing Tinggi Nominator Anugerah Parahita Ekapraya Kota Tebingtinggi terpilih sebagai salah satu daerah yang menjadi nominator Anugerah Parahita Ekapraya (APE) 2013 dalam hal komitmen pemerintah daerah menerapkan Pengarus Utamaan Gender (PUG) diberbagai bidang, baik mengenai anggaran, manajemen serta penerapannya kepada penerima manfaat dari pengarus utamaan gender tersebut. Demikian disampaikan Kabag Humasy PP Pemko Tebingtinggi Ahdi Sucipto SH melalui Kasubag Pemberitaan Maslina
Dalimunthe SE kepada wartawan, Senin (25/11) diruang kerjanya. Disebutkan juga bahwa penerapan PUG serta penerapannya kepada penerima manfaat tersebut baik laki-laki, perempuan dewasa, remaja, anakanak, lansia serta masyarakat yang berkebutuhan khusus yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. “Nominator APE 2013 itu berdasarkan evaluasi terkait formulir isian serta laporan yang dilakukan oleh Tim Verifikator dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan KB masing-masing Ibu Ernanti selaku ketua tim verifikator, Ibu Yanti selaku asisten deputi serta Pak Wahyu selaku Ka-
bid Data”, papar Maslina Dalimunthe. Dijelaskan bahwa berdasarkan hasil evaluasi tersebut, ada beberapa hal yang menjadi penilaian yakni, akses, partisipasi, tolok ukur dan manfaat serta komitmen dalam melaksanakan pengarus utamaan gender tentang anggaran responsive gender, dimana setiap SKPD diharapkan dapat menampung aspirasi, kebutuhan, permasalahan dan manfaat serta mulai membuat data terpilah berdasarkan jenis kelamin, umur, tempat tinggal dan lain-lain sesuai kebutuhannya. “Disamping itu, perlu juga diperhatikan juga apa saja yang menjadi hak anak berdasarkan kepentingan terbaik, kelangsungan hidup serta perlindungan
Perpustakaan Tebing Tinggi Juara III Terbaik di Book Fair Jakarta Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebingtinggi yang turut serta memeriahkannya Indonesia Book Fair (IBF) ke 33 tahun 2013 di Istora Senayan Jakarta dengan memamerkan buku-buku langka, kliping, foto-foto bersejarah serta makanan khas dari Kota Tebingtinggi berhasil meraih juara III Perpustakaan Terbaik.
34
Kepala Kantor Perpustakaan, Arsip dan
sampai 10 Nopember 2013 dibuka secara
Dokumentasi Kota Tebingtinggi Hj Nina
resmi oleh Menteri Koordinator Bidang
Zahara MZ SH MAP kepada wartawan,
Perekonomian RI Hatta Rajasa. “Antusias
Kamis (14/11) mengatakan, keikutsertaan
masyarakat sangat besar, hal ini terlihat
Perpustakaan Umum Daerah pada Indone-
dari banyaknya masyarakat yang berkun-
sia Book Fair 2013 sekaligus mempromo-
jung ke masing-masing stand perpus-
sikan dan mensosialisasikan perpustakaan
takaan yang berasal dari berbagai Provinsi.
Tebingtinggi pada masyarakat Indonesia.
Alhamdulillah Stand Kantor Perpustakaan,
Mantan Camat Padang Hilir ini juga men-
Arsip dan Dokumentasi Kota Tebingtinggi
gatakan bahwa dengan terselenggaranya
memperoleh penghargaan sebagai juara III
kegiatan ini memberikan informasi ten-
stand Perpustakaan Terbaik”, katanya.**.
tang keberadaan perpustakaan, sehingga
(tim)
dapat manarik minat baca masyarakat agar gemar membaca, demi masa depan mereka. Indonesia Book Fair ini berlangsung 2
SINERGI NOPEMBER 2013
PEMKO KITA
Dirjen IKP Gelar Dialog Interaktif Asean Comunity 2015 Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) bekerjasama dengan Pemerintah Kota Tebingtinggi melalui Bagian Administrasi Hubungan Masyarakat dan Protokoler Pemerintah menggelar dialog interaktif dengan narasumber dari Kementrian Luar Negeri, Kementrian Koperasi dan UKM, Komisi I DPR RI dan Direktur Layanan Informasi Internasional, Minggu malam (23/11) di Lapangan Merdeka Jalan Sutomo Kota Tebingtinggi. Acara dialog yang dipandu pelawak kondang, Mamiek Prakoso dan teather Petra Kota Tebingtinggi itu menampilkan artis KDI, Riri yang turut menghibur pengunjung yang hadir. Walikota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan mengatakan, Asean Comunity secara realitas harus mampu memberikan peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat Indonesia terutama di Kota Tebingtinggi. Anggota DPR RI Komisi I Meuty Viada Hafid mengatakan bahwa Asean Comunity 2015 adalah kerjasama bilateral antara negara-negara Asean, dimana semua
persaingan dalam berbagai sektor. Negara Indonesia diharapkan mampu bersaing dengan negara di Asean dalam berbagai hal. “Seperti Kota Tebingtinggi yang punya produk unggulan UMK, yaitu Lemang dan Bapiak (roti kacang), makanan khas daerah ini seharusnya bisa go internasional”, ujar Meutya Hafid. Dia juga menyoroti permasalahan tentang ilmu pengetahuan dokter, mengapa banyak masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri, hal ini karena tidak ada kepercayaan masyarakat untuk berobat di Indonesia. “Nah untuk itu, dokter di Indonesia di bawah naungan IDI, harus mampu menyelaraskan ilmunya dengan dokter di luar negeri”, paparnya. Sementara Direktorat Fungsional Kerjasama Kementrian Luar Negeri, Mayuzar Adami menyoroti tentang perjanjian bilateral antar negera Asean terkait fungsi diplomat bahwa Indonesia telah menandatangi perjanjian azas bersama yang membawahi delapan profesi, yaitu kerjasama profesi seperti dokter, akuntan, suplier, tenaga jasa pariwisata, konsultan, perawat dan lainnya. “Persaingan bebas dokter di Indonesia dengan luar negeri. Dimana kita harus memperkuat kualitas ilmu kedokteran dari mulai tingkat pusat hingga desa”,
jelasnya. Pada intinya, Mayuzar menekankan bahwa kita jangan takut bersaing dengan investor luar negeri. Semua berpaling dengan kita sendiri, yang penting ada kerjasama yang baik sesama negara Asean. Diakui banyak pengusaha yang gulung tikar karena belum bisa menghadai era globalisasi. “Indonesia harus lebih siap dan pede menyambut asean comunity ke depan”, katanya. Sedangkan Samsuddin dari Kementrian Koperasi dan UKM menyikapi permasalahan bahwa orang Indonesia di bidang usaha kecil dan menengah harus mampu membuat produk yang bisa bersaing di dunia internasional seperti one vilage one product (OVOP) dengan mengembangkan produk unggulan daerah. “Sebagai contoh di Kota Tebingtinggi adalah lemang dan bakpia. Untuk itu, pengelola harus mampu bersaing dan menciptakan dengan trend yang berkembang saat sekarang. Jangan kalah dengan persaingan di luar negeri”, pintanya. Tampak hadir Kapolres Tebingtinggi AKBP H Enggar Pareanom, para pimpinan SKPD dan undangan lainnya, walaupun diguyur hujan deras, tetapi pelaksanaan dialog interaktif tetap berjalan lancar.**. (juanda) Keterangan gambar : DIALOG “Dialog interaktif Asean Community 2015 di Kota Tebingtinggi menampilkan narasumber dari DPR RI Meutya Hafid dan Kementrian Kominfo, Kementrian Luar Negeri serta Kementrian Koperasi dan UKM”.
SINERGI
NOPEMBER 2013
35
PEMKO KITA
I-GIST Bandung Tawarkan Kerjasama Penghijauan di Tebing Tinggi
Keterangan gambar : CINDERAMATA “Dirut I-GIST Bandung H Wira Pradana ST memberikan cinderamata kepada Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM di aula Hotel Malibow Kota Tebingtinggi”.
International Green Investment
System (I-GIST) Bandung menawarkan kerjasama penghijauan dengan Pemko Tebingtinggi melalui Program ‘Green Warrior’ dengan konsep penghijauan dalam sebuah gerakan ekonomi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat melalui komunitas penanaman pohon jabon. Tawaran kerjasama itu disampaikan Dirut I-GIST Bandung H Wira Pradana ST di dampingi perwakilan I-GIST Kota Tebingtinggi Ely Sumanti S.Ag kepada Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM didampingi Kakan Lingkungan Hidup (LH) Idam Khalid Daulai dan Kasubag Pemberitaan Maslina Dalimunthe SE, Kamis malam (14/11) di aula Hotel Malibow Jalan Sudirman Kota Tebingtinggi. H Wira Pradana menyampaikan bahwa I-GIST bergerak dibidang penghijauan memiliki konsep penghijauan yang dikemas menjadi sebuah gerakan perekonomian untuk memperoleh keuntungan yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
36
luas melalui komunitas penanaman pohon jabon melalui lahan yang sudah tersedia dengan bibit yang baik. “Sekilas tentang pohon jabon, saat ini jabon menjadi andalan industri perkayuan, termasuk kayu lapis, karena jabon memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan tanaman kayu lainnya termmasuk sengon/albasia”, terangnya. Pada pertemuan itu, Dirut I-GIST Bandung ini juga menawarkan jika di Kota Tebingtinggi memiliki lahan yang luas, mereka akan membantu memberikan bibit pohon jabon untuk dibudidayakan sekaligus untuk mendukung program penghijauan yang dilakukan oleh Pemko Tebingtinggi. Walikota Tebingtinggi H Umar Zunaidi Hasibuan menyambut baik kerjasama gerakan program penghijauan yang ditawarkan I-GIST Bandung dikota itu, hanya saja ada beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan dan evaluasi lebih mendalam yang diantaranya adalah, cara berpikir (mindset) masyarakat Sumatera Utara khususnya
warga Tebingtinggi sangat berbeda dengan daerah Jawa. “Pada umumnya masyarakat Sumut lebih terorientasi dengan penanaman pohon sawit, padahal sawit rentan terhadap harga di pasaran internasional dan biaya panen juga lebih mahal serta rentan dengan pencurian”, jelasnya. Disamping itu, Umar Zunaidi Hasibuan juga mengingatkan agar tidak terjadi polemik mengenai penebangan hutan secara liar, “Mungkin kita punya niat baik untuk melakukan penghijauan, tetapi pihak-pihak tertentu beranggapan bahwa hal tersebut merupakan pembalakan hutan secara liar”, ujar walikota. Pada kesempatan itu, Umar Zunaidi Hasibuan meminta agar I-GIST dapat memonitor dan mengevaluasi hal-hal yang dianggap perlu jika kerjasama ini sudah dilaksanakan untuk perbaikan ke depannya.**.(juanda)
SINERGI NOPEMBER 2013
PEMKO KITA
Keterangan gambar : SEMATKAN PIN “Kapolres Tebingtinggi AKBP Enggar Pareanom bersama Walikota Ir H Umar Zunaidi Hasibuan menyematan PIN gerakan pelopor tertib berlalu lintas kepada Kadis Pendidikan Drs H Pardamean Siregar dan sejumlah pimpinan SKPD di jajaran pemerintah kota pada peringatan Hari Pahlawan
Peringatan Hari Pahlawan di T.Tinggi Ditandai Gerakan Pelopor Tertib Lantas Peringatan Hari Pahlawan 10 November di Kota Tebingtinggi ditandai dengan dimulainya Gerakan Pelopor Tertib Berlalu-lintas secara massal yang diprakarsai Mapolres Tebingtinggi, Minggu (10/11) dilapangan Merdeka Sri Mersing Jalan Sutomo Tebingtinggi.
Upacara pengibaran bendera dipimpin langsung Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan dengan komandan
SINERGI
upacara Danramil 13 Kapt Inf Budiono, dihadiri unsur muspida, Kapolres AKBP H Enggar Pareanom, Ketua DPRD H Syahrial Malik, Sekdako Johan Samose Harahap, barisan Legiun Veteran, para pimpinan SKPD jajaran Pemerintah Kota dan para Perwira di jajaran Mapolres, TNI, PNS, Ormas, OKP dan pelajar se Kota Tebingtinggi. Menteri Sosial RI Dr Salim Segaf Al Jufri dalam amanat tertulis yang dibacakan Walikota H Umar Zunaidi Hasibuan menyatakan pentingnya memaknai peringatan Hari Pahlawan bukan sekedar ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yanga Maha Esa, tapi sekaligus sebagai refleksi terhadap keyakinan jati diri bangsa yang bermarta-
NOPEMBER 2013
bat di inspirasikan oleh para pejuang yang telah gugur di medan laga. Peringatan Hari Pahlawan tahun 2013 mengambil tema ‘Pahlawanku Idolaku’ adalah untuk mengingat kembali kepada semuanya dan bagi generasi muda, khususnya sebagai penerus cita-cita agar nilainilai kejuangan yang telah dibangun tidak boleh dilupakan sampai kapanpun. Usai upacara, Kapolres Tebingtinggi AKBP H Enggar Pareanom menyematkan PIN Gerakan Pelopor Tertib Berlalu Lintas kepada Walikota Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM dan selanjutnya Walikota bersama Kapolres menyematkan PIN kepada sejumlah pimpinan SKPD sejajaran Pemerintah Kota Tebingtinggi.**.(fadli)
37
PEMKO KITA
Ribuan Umat Muslim Hadiri Tabligh Akbar Muharam 1435 H Sekira lima ribuan umat Islam Kota Tebingtinggi menghadiri kegiatan Tabligh Akbar yang digelar pemerintah kota dalam rangka peringatan Tahun Baru Islam 1 Muhharram 1435 H, Sabtu sore (9/10) di GOR Asber Nasution Jalan Gunung Lauser Kota Tebingtinggi. Tabligh akbar yang diwarnai dengan tampung tawar terhadap 147 jemaah haji Kota Tebingtinggi yang baru pulang dari tanah suci Mekkah itu turut dihadiri Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunai Hasibuan MM, Unsur Muspida dan Kapolres AKBP H Enggar Pareanom Sik, Anggota DPR RI Hasrul Azwar dan menghadirkan Al Ustadz Dr H Ahmad Wijayanto dari Universitas Gajah Mada Jogyakarta. Al Ustad Dr H Ahmad Wijayanto sebelum menyampaikan tausiyahnya mengajak seluruh umat Islam yang hadir untuk berdiri dan berbalik ke kanan sembari meletakkan kedua tangannya memegang bahu orang yang ada didepannya, lalu memijit mijit bahu tersebut dengan membaca
38
Subhannallah sebanyak 60 kali. Kemudian membalik lagi ke sebelah kiri dan memukul-mukul bahu yang didepannya sambil mengucapkan Alhamdulillah dan Allah Akbar. “Mari kita saksikan bersama-sama, baru kali ini kita melihat walikota, kapolres, anggora DPR, Ketua DPR dan Ketua MUI saling pijit memijit dan pukul memukul. Tapi pukulan itu adalah pukulan lembut agar orang dipukul itu dapat merasakannya”, ucap Ustadz Wijayanto sembari mengatakan hal ini boleh dipraktekkan kepada siapa saja terutama kepada perempuan dan laki-laki tapi yang sah dalam agama. Dalam tausiyahnya, Ahmad Wijayanto mengatakan bahwa manusia itu ternyata lebih didominasi oleh hawa nafsu dari pada pikirannya, ”Karena nafsu tidak dapat mengendalikan fikirannya, maka banyak para koruptor di negeri ini tidak dapat membedakan mana uang rakyat dan mana uang milik pribadinya”, kata Ustadz
Wijayanto. Diakuinya, bahwa saat ini banyak orang cerdas dan intelektual yang sangat tinggi tapi minim untuk taqwa kepada Allah SWT, sehinga orang tersebut benar-benar sangat merugi dalam hidupnya karena tidak mengenal Allah, ”Dengan adanya peringatan hijriyah ini, mari kita melakukan hijrah dari tidak baik menjadi baik, dari yang baik menjadi yang lebih baik dengan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT”, ajak Wijayanto. Sebelumnya, Walikota Tebingtinggi mengucapkan terimakasih kepada masyarakat yang bersedia hadir untuk mengikuti kegiatan tablig akbar yang digelar pemerintah kota dalam rangka Tahun Baru Islam 1 Muharram 1435 Hijriyah dengan mendatangkan penceramah dari Jogyakarta, Dr H Ahmad Wijayanto. “Mari kita jadikan Muharram 1435 Hijriyah sebagai momentum untuk berhijrah dan berbagi kepada sesama sebagaio wujud kepedulian sosial sesuai sunnah Rasullah”, ujarnya.**.(fadli)
SINERGI NOPEMBER 2013
PEMKO KITA
Walikota Tebing Tinggi : Camat dan Lurah Diminta Mendata Status Jalan dan Gang
Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM meminta semua Camat dan Lurah di kota itu mendata secara akurat tentang status lahan yang dijadikan Jalan atau gang di daerahnya masing-masing, hal itu dilakukan agar dikemudian hari tidak menimbulkan permasalahan sesama masyarakat yang memanfaatkan jalan karena tidak jelasnya status lahan tersebut. Hal ini disampaikan Umar Zunaidi Hasibuan saat melakukan kunjungan Jumling dengan warga Kelurahan Karya Jaya Kecamatan Rambutan, Jumat (8/11). Dikatakan bahwa kejelasan tentang status lahan yang digunakan sebagai jalan atau gang itu sangat penting, “Seperti kita ketahui bahwa pertumbuhan penduduk kian hari semakin bertambah, demikian juga pemukimannya, mungkin saat ini para orang tuanya masih akur-akur aja, kita tak pernah tau gimana nanti cucu-cucunya”, tandasnya. Mungkin saat ini lahannya masih boleh digunakan sebagai jalan umum atau gang, kedepannya kita tak pernah tahu, kalau gak dikasih dipakai sama orang yang rumah di depan gang, gimana orang yang dibelakang mau keluar rumah, bisa menimbulkan masalah, jangan-jangam kerenda (pengangkut jenazah) pun nanti gak bisa keluar lewat jalan tersebut, hal ini jangan sampai terjadi di Kota Tebingtinggi, pesan Walikota. Untuk itu Walikota minta agar para camat dan lurah mendata status semua jalan atau gang yang berada didaerahnya, “Buat datanya secara tertulis yang nantinya kapan saja bila diperlukan dapat dilihat, dan yang belum jelas statusnya agar dicarikan solusi yang terbaik, semua itu adalah untuk kepentingan bersama”, pesan Umar lagi. Selain itu, Walikota juga menginformasikan kepada masyarakat bahwa Pemko Tebingtinggi dari tahun ketahun terus berupaya meningkatkan Pembangunan pada segala aspek kehidupan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, “Meskipun dana APBD kita masih sangat terbatas hanya sekitar Rp 600 miliar, tapi demi kemajuan Kota Tebingtinggi, kami dengan segala kemampuan berupaya memohon bantuan kepada pemerintah provinsi dan pusat tetap berkenan membantu Tebingtinggi, saya tidak sungkan-sungkan dengan tangan dibawah meminta kepada Pemerintah Provinsi dan Pusat agar Tebingtinggi tetap memperoleh bantuan”, kata Umar Zunaidi Hasibuan. Sedangkan terkait permintaan masyarakat seputar kepedulian pemerintah kota terhadap warganya, Umar Hasibuan memerintahkan kepada kepala SKPD agar lebih serius menyahuti segala permohonan masyarakat, dan kepada warga pemohon diharapkan agar memenuhi segala ketentuan yang diharuskan untuk memperoleh bantuan.**. Sulaiman)
SINERGI
NOPEMBER 2013
147 Jemaah Haji Tebing Tinggi Disambut Walikota * Satu Orang Jemaah Meninggal di Tanah
Ketarangan gambar : SAMBUT “Walikota Ir H Umar Zunaidi Hasibuan menyambut kepulangan 147 Jemaah Haji dan Hajjah Kota Tebingtinggi yang tiba di tanah air”. Sebanyak 147 jemaah haji asal kota Tebingtinggi yang telah menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekkah tiba di kota Tebingtinggi dan disambut Walikota H Umar Zunaidi Hasibuan, Sabtu (2/11) dini hari pukul 1.30 Wib di Mesjid Raya Jalan Suprapto Tebingtinggi. Turut hadir menyambut kepulangan ratusan jemaah haji asal kota itu, Kapolres Tebingtinggi AKBP H Enggar Pareanom, Ketua MUI Drs H Ahmad Dalil Harahap, Kakan Kemenag, Ketua FKUB, Ketua FUI, Kabag Adm Humasy PP Pemko Tebingtinggi Ahdi Sucipto SH serta para keluarga dan famili para jemaah haji. Walikota H Umar Zunaidi Hasibuan mengucapkan selamat atas kepulangan para jemah haji dan hajjah kota Tebingtinggi yang telah menunaikan rukun Islam ke lima ke tanah suci Mekkah dan setibanya di tanah air diharap dapat menjadi haji dan hajjah yang mabrur. “Sebelum berangkat ke tanah suci, kita merindukan dapat pergi kesana untuk melaksanakan rukun Islam ke lima yaitu menunaikan ibadah haji, dan semua itu dapat terwujudkan untuk menjadi haji yang mabrur”, kata Umar Zunadi dihadapan para jemaah dan keluarga yang menjemput. Pada kesempatan itu, Umar berpesan kepada para jemaah yang baru pulang untuk dapat ber-istirahat dan tetap menjaga kesehatannya, ”Selama menunaikan ibadah haji, para jemaah mengalami keletihan dan untuk itu para jemaah harus ber-istirahat setelah berkumpul bersama keluarga”, pesan Umar Zunaidi. Disela-sela penyambutan kepulangan jemaah haji Tebingtinggi, Kabag Adm Humasy PP Pemko Tebingtinggi Ahdi Sucipto SH mengatakan, dari 148 orang jemaah kota Tebingtingi yang berangkat menunaikan ibadah ke tanah suci, terdapat satu orang jemaah meninggal dunia di Madinah. Sedangkan kepulangan jemaah haji Tebingtinggi yang tergabung pada kelompok terbang (kloter) 10 tiba dibandara Kuala Namu sekira pukul 11.00 Wib dan tiba di kota Tebingtinggi pukul 1.30 Wib.**. (sulaiman)
39
L E N S A P E M KO
HARI ANAK NASIONAL 2013
Foto : Sulaiman
40
SINERGI NOPEMBER 2013
L E N S A P E M KO
JUMLING KELURAHAN BULIAN
JUMLING DI KELURAHAN TEBING TINGGI KECAMATAN PADANG HILIR
SINERGI
NOPEMBER 2013
41
L E N S A P E M KO SAFARI SUBUH DI MESJID AL HUDA PAYA KURUK
KEPULANGAN JEMA'A HAJI
KUNJUNGAN KERJA KEPALA SEKOLAH JAWA BARAT
MENINJAU UJIAN CPNS
42
UPACARA 1 MUHARRAM TAHUN BARU ISL
SINERGI NOPEMBER 2013
L E N S A P E M KO
LOMBA PAUD
TABLIQ AKBAR 1 MUHARRAM
PEMBUKAAN PORKOT TEBING TINGGI
SAFARI SUBUH DI MESJID AMALIYAH PERSIAKAN KP PLANET KEL TUALANG
SINERGI
NOPEMBER 2013
43
AGA M A
Kader KAHMI Diminta Kawal Proses UU Halal
BKAG dan MUI Sepakat Berantas Judi dan Narkoba Badan Kerjasama Antar Gereja (BKAG) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tebingtinggi sepakat bersama-sama menyatukan program dalam pemberantasan judi dan narkoba hingga tuntas. Satu tekad program kerja bersama ‘Stop Narkoba dan Judi’ itu disepakati dalam pertemuan Kunjungan Kasih BKAG Kota Tebingtinggi ke Kantor MUI Jalan Pendidikan kota setempat, Rabu (20/11). Kunjungan Kasih Pengurus BKAG Tebingtinggi Pdt Ritar Nababan STh didampingi pengurus lainnya antara lain, Pdt O Simbolon, Pdt S Manulang, Ogamota Hulu, St Arwin Hamonangan P Silangit dan Humala Siagian itu diterima Ketua MUI Drs H Ahmad Dalil Harahap didampingi unsure pengurus Drs Khairil Anwar, Ketua FKUB Drs H Abu Hasim Siregar, Ketua Muhammadiyah Ali Hasan SPd, H Rahasim Sitopu, Drs H Agussul Khoir, Drs H Nizar Rangkuti dan PD Al Ittihadiyah Drs H Syafarullah Edi Purba MA berlangsung penuh keakraban. Bahkan, MUI dan BKAG Tebingtinggi bertekad menjadi ‘Ikon’ Sumatera Utara dalam menjaga keharmonisan antar umat beragama yang penuh kasih. Drs H Agussul Khoir selaku Ketua Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) mengatakan dengan tegas bahwa peredaran Narkoba dan judi yang bisa memberantasnya hanya Forum Pemuka Agama, sebab generasi muda sudah diambang kehancuran sedangkan pihak kepolisian terkesan hanya melakukan pemberantasan kepada ‘dalang’ kecil saja, bukan bandarnya. Drs H Nizar Rangkuti mengatakan, kebersamaan MUI dan BKAG Tebingtinggi sudah sangat membuahkan hasil dalam menciptakan keharmonisan antar umat agama. “Hal ini perlu dipertahankan demi memberikan rasa aman buat masyarakat”, kata Nizar dan Ogamoto Hulu SH selaku Bendahara BKAG Tebingtinggi. Sebelum mengakhiri pertemuan, Ketua BKAG Pdt Ritar Nababan STh dan Ketua MUI Drs H Ahmad Dalil Harahap disaksikan forum yang hadir sepakat menghasilkan kesepakatan dengan memerangi penyakit masyarakat, khususnya narkoba dan judi. Bila dalam bulan ini pihak terkait tidak dapat menangkap ‘dalang’ yang merusak masyarakat, Forum Pemuka Agama akan turun ke jalan dengan langsung menangkap bandar sabu dan judi agar Kota Tebingtinggi tidak berubah menjadi Kota Narkotika dan Markas Judi. Usai pertemuan kasih itu, Forum Pemuka Agama MUI dan BKAG Tebingtinggi sepakat pula mencanangkan Program Eksternal dan Internal dengan meningkatkan keberagaman kebhinekaan yang sudah terjalin sangat baik.**(juanda).
44
Para kader Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) yang duduk di DPR RI diminta agar mengawal proses pengesahan Undang-Undang Halal yang masih dalam tahap penggodokan dan kabarnya hingga saat ini prosesnya masih berjalan cukup alot. “Dengan adanya kader-kader alumni HMI di kursi DPR RI yang mencapai ratusan orang termasuk diantaranya dua tokoh HMI Sumut, Raden Muhammad Safei dan Hasrul Azwar kita berharap UU Halal RI bisa lolos”, demikian harap Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM pada Milad KAHMI ke - 47 Tahun 2013, Sabtu (16/11) di RM Pondok Bagelen Jalan Deblot Soendoro. “Saya berharap anggota DPR RI Komisi 8, selaku Ketua Fraksi PPP Drs H Hasrul Azwar menjadi pelopor terhadap pembuatan UU Halal serta Raden M Syafei selaku Ketua Majelis Wilayah HMI Propinsi Sumut dengan satu komitmen”, harap Umar Zunaidi Hasibuan. Selain itu, Walikota juga berharap seluruh kader KAHMI berprinsip dengan kehadiran organisasi dapat membentuk kader-kader ‘militan’ yang memiliki jiwa profesionalis, memiliki keahlian serta etika. Menyikapi permintaan Walikota Tebingtinggi tentang dipercepatnya UU Halal tersebut, anggota DPR RI Komisi 8 yang juga Ketua Fraksi PPP Drs H Hasrul Azwar MM mengatakan bahwa persoalan UU Halal kini masih dalam proses penggodokan dengan berharap secepat mungkin diproses. “Dari sekitar 500 anggota DPR RI terdapat lebih kurang 300-an kader KAHMI yang bila digabungkan tentunya bisa menjadi kekuatan yang potensial”, katanya. Sedangkan Ketua Majelis Wilayah KAHMI Propinsi Sumut Raden Romo Syafei mengakui bahwa kehadiran Kahmi menciptakan kehidupan sejahtera dengan membantu umat dari garis kemiskinan. “Hadirnya HMI bertujuan mempertahankan kesatuan Negara RI, meninggikan derajat bangsa serta menegakan agama Islam serta berkiprah mengembangkan ajaran Islam”, kata Raden. Ketua Panitia Ghazali Rahman S.Sos M.SP didampingi Sekretaris Muhammad Fadly M.Pd serta Bendahara Umum M Natsir Pane menambahkan bahwa Milad Kahmi ke 47 Tahun 2013 diwarnai dengan pemberian penghargaan berupa cenderamata kepada orang yang dianggap berjasa dalam membentuk dan membesarkan Kahmi di Kota Tebingtinggi masing-masing kepada H Burhanuddin Harahap BA, Ir H Abdul Hafiz Hasibuan, H Irham Taufik SH MAP, Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM, Alm Drs H Mukhtaruddin Zamzam M.Kes, Alm H Rahmad Suprapto dan H Azrai SH. Turut hadir Wakil Walikota H Irham Taufik SH MAP, Kakanwil Kemenag Sumut H Abdul Rohim SH, Ketua MD Kahmi Kota Tebingtinggi H Agussul Khoir S.Ag, Pengurus KAHMI Pematang Siantar, Simalungun, Batubara dan Sergai serta sejumlah Alumni HMI di Tebingtinggi.**.(juanda)
SINERGI NOPEMBER 2013
AGA M A
Prof Syahrin Harahap : Muharram Adalah Bulan Kemenangan Prof Dr Syahrin Harahap MA mengatakan, Mu-
harram yang menjadi bulan pertama dalam kalender Hijriyah dan merupakan bulan yang penting, karena dalam bulan itulah berbagai peristiwa kemenangan diperoleh para nabi dan rasul. “Ibrahim As pada bulan Muharram tercatat menghancurkan patung raja Namrudz, Muhammad SAW juga meraih kemenangan dalam perang pada bulan Muharram”, papar guru besar IAIN Sumut ini saat menyampaikan taushiyah peringatan Tahun Baru Islam 1435 H, Rabu malam (13/11) di Masjid Al Munawwarah Jalan Deblot Sundoro Kelurahan Bagelen Kecamatan Padang Hilir. Terlihat hadir Walikota Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM, Wakil Walikota H Irham Taufik SH MAP, Ketua DPRD H Syahrial Malik dan Ketua MUI Drs H Ahmad Dalil Harahap beserta seluruh pejabat SKPD, pimpinan Ormas Islam serta ratusan jemaaah masjid. Syahrin mencatat, bahwa Al Qur’an memberikan keistimewaan kepada orang-orang yang berhijrah. Allah SWT menjanjikan kepada mereka yang berhijrah akan mendapat rahmat dariNya. Alah juga menegaskan betapa mereka yang berhijrah merupakan kaum yang benar dan akan memperoleh ampunan dan rezeki dari Allah SWT. “Inilah inti dari semangat hijrah yang dikabarkan Al Qur’an,” kata guru besar di bidang pemikiran Islam itu. Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM sebelumnya mengingatkan umat Islam agar selalu menjadikan pergantian tahun, seperti tahun Hijriyah sebagai sarana introspeksi diri. Setiap kali terjadi pergantian tahun, maka seharusnya kita mencoba untuk menghisab diri, sejauh mana sudah kita melakukan yang terbaik terhadap Islam. “Arti katanya, kita harus memaham bahwa sebaik-baik manusia itu, adalah mereka yang amalannya hari ini lebih baik dari semalam dan amalan besok harus lebih baik dari hari ini,” ujar Umar Hasibuan. Selain itu, Umar juga menegaskan adanya peraturan jam wajib belajar masyarakat. Di mana sejak Maghrib hingga Isya, masyarakat atau siswa sekolah diwajibkan untuk belajar dan tidak boleh keluyuran pada jam dimaksud. Masjid-masjid juga diharuskan menyelenggarakan kegiatan pengajian belajar membaca Al Qur’an. “Pemko Tebingtinggi telah mengalokasikan dana untuk memberikan honor kepada para ustadz dan guru mengaji sebagai bentuk kepedulian pada ajaran agama”, kata Walikota. Kegiatan memperingati Tahun Baru Islam 1435 Hijriyah itu dimeriahkan dengan pemberian santunan kepada 175 anak yatim dan piatu serta bingkisan kepada Badan Kenaziran Masjid Al Munawarah.**.(dian)
SINERGI
NOPEMBER 2013
Peringatan Muharam di Tebing Tinggi Meriah Hijrah Rasulullah Tonggak Sejarah Peradaban Manusia Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1435 Hijriyah di kota Tebingtinggi berlangsung meriah ditandai den-
gan pernyataan sikap oleh Ulama dan Ormas se kota Tebingtinggi serta pelepasan pawai ta’ruf oleh Walikota H Umar Zunaidi Hasibuan, Selasa (5/11) di lapangan Merdeka Sri Mersing kota setempat. Walikota Tebingtinggi mengucapkan selamat tahun baru Islam 1435 Hijriyah kepada seluruh kaum muslimin khususnya masyarakat Tebingtinggi, “Marilah kita memaknai dan menyadari posisi dan peran kita sebagai muslim di semua tatanan kehidupan yang dihadapi”, ajak Umar Zunaidi. Dikatakan, hijrah Rasulullah Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah adalah merupakan tonggak sejarah yang telah mengubah peta baru dalam sejarah Islam dan sejarah peradaban umat manusia di buka bumi. “Mengenang peristiwa tersebut mengandung hikmah yang besar bagi kehidupan umat Islam yakni, mendorong semangat setiap muslim dimanapun untuk mengembangkan kesadaran dan kesungguhan mengamalkan ajaran Islam”, imbuhnya. Bahkan, kata Umar, dalam Al-Qur’an terdapat penegasan tentang posisi, peran dan misi umat Islam yakni rahmatan lil’alamin (membawa rahmat bagi sekalian alam), “Dipundak kita ada kewajiban mengajak manusia ke jalan Allah, dari risalah atau misi kita adalah mendatangkan rahmat bagi seluruh alam”, katanya. Pantuan wartawan, pelepasan pawai tar’uf diawali pasukan paskibra dan disusul ratusan pelajar SD mengenderai sepeda mini yang dihiasi berbagai bentuk seperti Ka’bah, burung, kapal dan pesawat, saat melintasi barisan walikota dan unsur muspida yang melepas peserta pawai ta’aruf, para pelajar SD melambaikan tangan sembari mengucapkan salam.**.(dian)
45
AGA M A
27 Daerah Ikuti Kejurda IPSI di T.Tinggi Sebanyak 27 kabupaten/kota se
Sum. Utara mengikuti kejuaraan daerah (Kerjuda) pencak silat dewasa Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), di GOR Asber Nasution, Jalan Gn. Leuser, Selasa (12/11). Kejurda IPSI 2013 itu diikuti 320 atlet dan dibuka Wali Kota Tebingtinggi diwakili Kapolres AKBP Enggar Pareamon, SIK. Ke 27 kab/kota yang mengikuti Kejarda IPSI, diantaranya Langkat, Deli Serdang, Sergai, Asahan, Batubara, Simalungun, Taput, Dairi, Pakpak Bharat, Karo, Tobasa, Humbang Hasundutan, Samosir, Tapsel, Labura, Labuhan Batu, Labusel, Tapteng, Palas, Paluta, Medan, Pematang Siantar, Tanjung Balai, Padang Sidimpuan dan Tebingtinggi sebagai tuan rumah. Wali Kota diwakili Kapolres AKBP Enggar Parenom, SIK ,mengharapkan Kejurda IPSI Sumut ini nantinya akan mampu melahirkan atlet pencak silat yang bisa berbicara dan mengharumkan nama Sumut di kancah pencak silat nasional. “Kita berharap Kejurda ini menjadi ajang regenerasi sekaligus melahirkan atlet handal untuk berprestasi di tingkat nasional,” ujar Kapolres. Ketua KONI kota Tebingtinggi HM Daniel Sulthan, menyatakan terima kasih atas kepercayaan Pengda IPSI Sumut menjadikan kota Tebingtinggi sebagai tuan rumah Kejurda IPSI 2013. Kepercayaan Pengda IPSI merupakan kehormatan bagi masyarakat kota Tebingtinggi dan berusaha agar penyelenggaraan bisa sukses. “Kami berharap sebagai tuan rumah akan mampu mmenuhi semua harapan IPSI Sumut,” ujar Daniel Sulthan. Ketua Panitia Kejurda IPSI Sumut Sahrul Al Bantani, mengatakan turnamen ini akan berlangsung 12-17 November, khusus mempertandingkan kelas dewasa. Terlihat hadir dalam pembukaan Kejurda IPSI Sumut ini, Ketua IPSI Sumut Hj. Yuliana, mewakili KONI Sumut Prof. Dr. Agung, Wakil Wali Kota H, Irham Taufik, SH, MAP, Kadisporabudpar H. Ahar Effendi Lubis, SE dan pelatih/official dari berbagai daerah. Dominasi Kejurda IPSI Pesilat dari Deli Serdang, Medan dan Binjai mendominasi Kejuaraan Daerah (Kejurda)
46
IPSI Sumut. Sedangkan tuan rumah kota Tebingtinggi berhasil menempatkan lima finalis dari berbagai kelas yang dipertandingkan di babak final. Pesilat Deli Serdang yang mengikuti seluruh kelas dari 12 kelas plus kelas seni, berhasil menempatkan 25 pesilatnya atau 16 finalis di babak final. Menyusul Medan, Tebingtinggi, Binjai, dan Simalungun. Partai final dipertandingkan, di GOR Asber Nasution, kota Tebingtinggi. Setelah pagi harinya dilaksanakan babak semi final dan siang hari kelas seni pencak silat. Sejumlah daerah juga berhasil melaju ke final, diantaranya Simalungun, Serdang Bedagai, Langkat, Asahan, Karo, Samosir dan Sibolga. Dari data yang diperoleh kota Tebingtinggi berhasil menempatkan atletnya ke babak final untuk kelas 55-60 kg (putra) Mirwansyah, kelas 70-75 atas nama Budiono. Kemudian kelas seni tunggal putri Siti Hajar, kelas seni tunggal putra Heri Riswanto, kelas seni ganda putrid Masithah Dewi/ Trisna Saputri dan kelas seni ganda putra Heri Riswanto/TR Sampurno. “Dari kelas yang ada, kita menargetkan dua emas,” ujar Ridwan, pelatih IPSI kota Tebingtinggi. Ketua panitia Syahrul Al Bantani, menyebutkan dari peta pesilat daerah yang berhasil masuk ke final, ada indikasi kekuatan olah raga pencak silat antar daerah di Sumut mulai merata. Hal itu terbukti, Kejurda IPSI 2013 ini ditandai berhasilnya 10 daerah menempatkan pesilatnya di babak final. Padahal, lanjut dia, saat Kejurda dua tahun sebelumnya hanya ada enam daerah yang berhasil melaju ke final. Bahkan sebelumnya pernah hanya didominasi empat daerah saja. Meski demikian diakui Deli Serdang masih mendominasi atlet silat di Sumut. “Ini tidak terlepas dari banyaknya atlet nasional silat yang ada di Deli Serdang,” ungkap dia. Kemajuan olah raga silat belakangan, tambah Syahrul, tidak lepas dari peran pemerintah daerah masing-masing yang cukup peduli dengan IPSI setelah berhasil berdiri sendiri dari sebelumnya bergabung Deli Serdang Juara Umum Dalam Kejurda itu, Pengurus Cabang Ika-
tan Pencak Silat Indonesia (Pengcab IPSI) Deli Serdang, keluara sebagai juara umum Kejuaraaan Daerah (Kejurda) IPSI Sumut. Deli Serdang menyabet 10 emas dari 22 kelas yang dipertandingkan. IPSI Medan menduduki posisi II dengan raihan 2 emas bersama IPSI kota Tebingtinggi di posisi III, karena kalah dalam peraihan medali perak. Kejurda IPSI Sumut ditutup resmi Wali Kota Tebingtinggi diwakili Staf Ahli H. Ismail Budiman, SH, SE, Jum’at (15/11), di GOR Asber Nasution. Terlihat hadir Kadisporabudpar H. Azhar Effendi Lubis, SE dan Ketua Harian KONI Chaidir Chandra. Posisi keempat dan seterusnya diraih Binjai, Samosir, Sergai, Langkat dan Sibolga. Sejumlah daerah tidak mendapatkan emas. Sedangkan keluar sebagai pesilat terbaik pada Kejurda kali ini, Budiono (Tebingtinggi) dan Rahmadayanti (Medan). Ketua panitia Syahrul Al Bantani, mengatakan posisi III yang diraih Tebingtinggi menjadi prestasi tersendiri, karena sebelumnya berada di posisi 13. “Ini prestasi besar yang diraih IPSI Tebingtinggi dan menunjukkan kemajuan silat yang cukup baik,” aku dia. Wali Kota diwakili Staf Ahli H. Ismail Budiman, SH, SE, menegaskan silat merupakan olah raga tradisional yang lahir dari rahim bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sudah saatnya silat menjadi tuan rumah di negeri sendiri. “Wali Kota berharap agar silat bisa menjadi kegiatan ekstra kurikuler di sekolah,” tegas Ismail Budiman, sembari mengingatkan Pengda IPSI Sumut agar berkoordinasi dengan Gubsu dan insan pendidikan untuk tujuan demikian. Di lain pihak, atlet silat juga harus diperhatikan kehidupannya. Hal itu, lanjut Wali Kota, harus jadi perhatian pengurus IPSI dan pemerintah daerah, mengingat atle silat adalah asset bangsa yang ditangan mereka kekayaan khasanah budaya bangsa terus dilestarikan. Kejurda IPSI Sumut ini diikuti 27 daerah dengan jumlah 350 atlet dewasa, berlangsung 12-18 November. Abdul Khalik
SINERGI NOPEMBER 2013
O L A H
R AGA
Kontingen Try Out KONI Tebing Tinggi Disambut Mohammad Nizam HJ Omar
858 Atlit Tebing Tinggi Bertarung di Porkot 2013
Kedatangan kontingen KONI Kota Tebingtinggi yang melakukan try out ke negri Melaka Malaysia selama lima hari, Senin hingga Jumat (28/10-1/11) disambut hangat oleh tokoh pemuda dan olahraga Negeri Melaka (Malaysia) Mohammad Nizam HJ Omar yang juga General Manager Dunia Melayu dan Dunia Islam (DMDI). Demikian siaran pers diterima wartawan, Minggu (3/11). Dalam sambutannya, saat membuka try out yang berlangsung di gedung olahraga Dewan Sekolah Sukan Negeri SMK Seri Kota Melaka, Nohammad Nizam mengatakan, lawatan yang dilakukan KONI Kota Tebingtinggi ke negerinya, merupakan suatu kehormatan yang tak terhingga. Walaupun ini sifatnya try out, namun ini merupakan salah satu care dalam menjalin silaturrahmi serta untuk meningkatkan hubungan kerjasama lainnya. Hal ini hendaknya dapat berkelanjutan seperti dengan Provinsi Sumatera Selatan, sehingga Melaka dengan Sumatera Utara khususnya dengan Kota Tebingtinggi dapat menjalin silaturrahmi, demi meningkatkan hubungan dan kerjasama lainnya, katanya. Walaupun tingkat olahraga yang di try out-kan hanya cabang olahraga karate, taekwondo, silat dan badminton, ini merupakan awal yang bagus sebagai permulaan yang baik, untuk menjalin silaturrahmi dan kerjasama dalam menggali dan membina mental para atlit. “Pada kesempatan lain, pasukan Melaka akan melawat/ berkunjung ke Tebingtinggi nantinya”, katanya. Turut hadir dalam pembukaan try out itu, pengurus olahraga karate, taekwondo, thai boxing, silat dari negeri Melaka, Ketua KONI Kota Tebingtinggi HM Danil Sultan SE, Wakil Ketua KONI Ir H Syafriudi Satriyo, Ketua Harian KONI Chaidir Chandera, H Saufinhar Lubis, Muhammad Iqbal, para official dan pelatih cabang olahraga dari Kota Tebingtinggi. Sementara Ketua KONI Kota Tebingtinggi HM Danil Sulthan SE mengucapkan terimakasih atas kesediaan negeri Melaka menerima kontingen Tebingtinggi untuk melakukan try out, dengan segala fasilitas yang diberikan. “Atas seluruh kemudahan fasilitas tersebut serta keramah tamahan tersebut kami ucapkan terima kasih”, kata Danil. Menurut Daniel, kedatangan atlit KONI melakukan try out bukanlah untuk mencari juara dalam cabang yang dipertandingkan, tetapi sebagai uji kemampuan atlit, baik mental, maupun tehnik yang selama ini telah mereka latih secara psikologis, sehingga dapat perbandingan, dan akan menjadi bahan evaluasi nantinya, tegasnya. “Uji coba atlit ini, dalam upaya untuk mencapai target KONI Kota Tebingtinggi untuk mencapai enam besar dalam pekan olahraga yang akan dilaksanakan tahun yang akan dating”, tambahnya. Sedangkan pada penutupan try out, Kadisporabudpar Kota Tebingtinggi H Azhar Effendi Lubis SE mengatakan bahwa try out ini hendaknya dijadikan sebagai bahan evaluasi dari latihan yang selama ini dilakukan para atlit Kota Tebingtinggi, sekaligus untuk menambah pengalaman bertanding. Pemerintah Kota Tebingtinggi, katanya, mengucapkan terimakasih atas terlaksananya try out ini, khususnya kepada KONI Kota Tebingtinggi yang telah menjalin kerjasama dengan Melaka. “Ini merupakan terobosan baru. Karena baru tahun inilah try out ke luar negeri dilakukan sebagai bahan uji coba. Hendaknya try out dapat dijadikan motivasi bagi para pengurus, atlit dan lembaga olahraga lainnya, untuk meningkatkan prestasi”, harap Azhar Effendi.*(aliyustono)
Sebanyak 858 atlit dari lima kecamatan se Kota Tebingtinggi akan bertarung dalam 14 cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan pada Pekan Olahraga Kota (Porkot) Tebingtinggi ke I Tahun 2013 yang dibuka Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan, Rabu (20/11) di Lapangan Merdeka Jalan Sutomo kota setempat. Acara pembukaan Pekan Olahraga Kota Tebingtinggi Tahun 2013 yang dirangkai dengan Hari Olahraga Nasional ke 30 itu ditandai dengan pelepasan balon ke udara serta persembahan atraksi tarian massal konfigurasi yang dibawakan oleh 638 pelajar SMP dan SMA yang menggambarkan semangat pelaksanaan Porkot pertama di Kota Tebingtinggi. Menpora RI Roy Suryo dalam sambutan tertulis dibacakan Walikota Tebingtinggi menyampaikan, Haornas ke 30 tahun ini mengambil tema ‘Olahraga Membangun Karakter Bangsa’ yang dimaksudkan sebagai upaya memotifasi semua pihak untuk meningkatkan budaya olahraga dan prestasi olahraga nasional. Disebutkan juga bahwa Pekan Olahraga Kota Tebingtinggi merupakan momentum kebangkitan olahraga dikota itu. “Dengan olahraga kita bisa menggapai impian masyarakat yaitu kota kebanggaan karena prestasi olahraganya. Dengan porkot masyarakat terhibur, pemuda-pemudi memiliki kegiatan positif dan terbangun silaturahmi kerukunan bermasyarakat. Pemerintah Kota Tebingtinggi menyambut gembira dengan terlaksananya Porkot yang pertama ini dan terus mendukung untuk porkot selanjutnya”, katanya. Ketua Panitia Porkot Ir H Syafriudi Satriyo menyampaikan, kegiatan Porkot ke I yang berlangsung dari tanggal 20 hingga 27 Nopember 2013 itu diikuti oleh 858 atlit ditambah 207 official dengan total keseluruhan mencapai 1.065 orang masing-masing dari Kecamatan Padang Hulu 168 atlit 42 official, padang Hilir 199 atlit 42 official, Rambutan 147 atlit 42 official, Tebingtinggi Kota 131 atlit 42 official serta Kecamatan Bajenis 213 atlit 39 official. “Juara Umum Porkot I Tebingtinggi akan diberikan Piala Bergilir Walikota, sedangkan para pemenang pada setiap kategori pertandingan akan diberikan medali emas, perak dan perunggu”, paparnya. Ketua Umum Koni Tebingtinggi HM Daniel Sultan SE dalam sambutannya berharap melalui momentum Porkot ke I tersebut akan terjaring bibitbibit atlit berprestasi baru untuk dimunculkan dalam event olahraga selanjutnya. “Pada tahun 2014 mendatang kita akan banyak mengikuti event olahraga mulai dari Porwil, Porprov, Pra Pon dan Pekan Olahraga Nasional (Pon) di Jawa Barat. Pada Porkot ini akan menjadi momentum untuk menaikkan semangat meraih prestasi dalam segala event. Terimakasih kepada seluruh camat yang telah menyiapkan para atlitnya sehingga kita dapat mewujudkan cita-cita dan harapan terutama mengajak para generasi muda untuk menjauhi narkoba”, katanya. Pada ksempatan itu, Daniel juga berharap Walikota Tebingtinggi untuk dapat merencanakan Kota Tebingtinggi sebagai kota atlit dengan adanya sarana-sarana yang ada, sehingga prestasi olah raga dapat muncul di kota ini, katanya. Ketua Umum KONI Sumut H Gus Irawan Pasaribu SE dalam sambutannya mengatakan bahwa bulan Mei 2013 akan diadakan Porwil dan November akan diadakan Porprovsu, jadikanlah Porkot ini untuk menjaring atlit-atlit dari Kota Tebingtinggi untuk mengikuti event tersebut. Tebingtinggi dalam PON yang lalu menyumbangkan medali untuk Sumut, jelasnya.
SINERGI
NOPEMBER 2013
Pada kesempatan itu juga diberikan tali asih kepada 40 orang atlit berprestasi dan 10 Pengcab terbaik. Turut hadir dalam pembukaan tersebut Dandim 0204/DS Letkol Arh Syaepul Mukti Ginanjar SIP, Kapolres Tebingtinggi AKBP H Enggar Pareanom, Sekdako Johan Samose Harahap, Kadisporabudpar H Azhar Efendi Lubis SE, para Kadis dan Kabag serta Camat dan Ketua Pengcab se Kota Tebingtinggi.**.(dian)
47
O L A H
R AGA
Kecamatan Rambutan Juara Umum Porkot Tebing Tinggi Pekan Olahraga Kota (Porkot) Tebingtinggi Tahun 2013 yang berakhir, Rabu petang (27/11) ditutup oleh Walikota Tebingtinggi diwakili Sekdako H Johan Samose Harahap di Gedung Olahraga Marahalim Jalan Thamrin Kota Tebingtinggi, tampil sebagai Juara Umum Kecamatan Rambutan dan berhak memboyong piala bergilir Walikota Tebingtinggi. Tampilnya Kecamatan Rambutan sebagai juara umum Porkot Tebingtinggi yang pertama dilakukan dikota itu setelah berhasil meraih 30 emas, 17 perak dan 28 perunggu disusul Kecamatan Padang Hulu di urutan ke II dengan 26 emas, 29 perak dan 16 perunggu, Padang Hilir 22 emas, 28 perak, 50 perunggu, Bajenis 19 emas, 25 perak, 31 perunggu dan diurutan ke lima Kecamatan Tebingtinggi Kota 14 emas, 12 perak dan 37 perunggu. Walikota Tebingtinggi diwakili Sekdako H Johan Samose Harahap mengatakan, pecan olahraga kota (Porkot) pertama di Kota Tebingtinggi itu merupakan momentum kebangkitan olahraga dalam menggapai impian masyarakat karena prestasi olahraganya. “Bersama KONI Tebingtinggi saya katakana bahwa Porkot adalah gawe-nya
bersama seluruh komponen masyarakat Kota Tebingtinggi, baik masyarakat dan pemerintah dari kelurahan, kecamatan, dinas dan muspida pemerintahan itu sendiri”, kata walikota. Kepada Kecamatan Rambutan yang tampil sebagai Juara Umum Porkot tahun 2013, walikota menyampaikan selamat dan kepada Koni selaku panitia pelaksana Porkot Pertama itu, walikota menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya. “Kami ucapkan selamat kepada Kecamatan Rambutan yang tampil sebagai juara umum dan kepada kecamatan lainnya masih ada waktu untuk terus melakukan pembinaan karena Pemko berharap kegiatan Porkot ini akan terus digelar setiap tahun, dan kepada KONI kami berikan apresiasi selaku panitia pelaksana”, kata walikota. Sebelumnya, Ketua Umum KONI Tebingtinggi HM Daniel Sultan SE juga menyampaikan selamat kepada kontingen Kecamatan Rambutan yang tampil sebagai juara umum Porkot dan berhak memboyong Piala Bergilir Walikota Tebingtinggi. “Tingkatkan terus semangat olahraga ditengah-tengah masyarakat demi kejayaan dan membawa harum nama daerah, Koni
akan terus berupaya melakukan pembinaan kepada atlit-atlit unatuk meraih prestasi yang gemilang”, katanya. Sementara Ketua Panitia Porkot Tebingtinggi tahun 2013 Ir H Syafriudi Satriyo mengucapkan terima kasih kepada Pemko Tebingtinggi dan seluruh pihak yang telah ikut berpartisipasi menyukseskan kegiatan Porkot yang baru pertama sekali digelar dikota itu. “Terimakasih kepada pemerintah kota Tebingtinggi dan seluruh pihak yang telah ikut menyukseskan Pekan Olahraga Tebingtinggi Tahun 2013, semoga di tahun mendatang kegiatan serupa akan digelar lebih meriah lagi”, harapnya. Turut hadir dalam kegiatan penutupan Porkot I Tahun 2013 itu antara lain, Kadis Porabudpar Tebingtinggi H Azhar Efendi Lubis SE, Plt Kadis Kesehatan Riswandy SE, mewakili Kaden Brimob Detasemen B, Danki Den B Satbrimobdasu Tebingtinggi AKP Baharuddin SH, para Camat dan Lurah se Kota Tebingtinggi, para pengurus Pengcab Olahraga serta atlit dan official Pekan Olahraga Kota Tebingtinggi.**. (dian))
Kejurcab Tenis Meja Dibuka Wawako Tebing Tinggi Wakil Walikota Tebingtinggi H Ir-
ham Taufik SH MAP secara resmi membuka Kejuaraan Tenis Meja tingkat Junior dan Senior se Kota Tebingtinggi, Rabu sore (13/11) di Gor Marahalim Jalan Thamrin Kota Tebingtinggi. Turut hadir dalam acara pembukaan Ketua Umum Koni Kota Tebingtinggi HM Danil Sulthan SE beserta pengurus, Ketua PTMSI H Agustami SH, Kadisporabudpar H Azhar Effendi Lubis SE, mewakili unsur Muspida dan sejumlah pimpinan SKPD se Kota Tebingtinggi. Wakil Walikota H Irham Taufik mengharapkan agar Kejurcab tenis meja itu mampu menjaring bibit-bibit atlit yang berbakat dan berprestasi. “Sehingga nantinya dapat menjadi atlit andalan Kota Tebingtinggi untuk dapat berprestasi ketingkat yang lebih tinggi, baik tingkat regional, nasional maupun internasional, yang membawa harum nama kota, bangsa dan negara”, katanya.
48
Dalam melakukan pembinaan atlit, lanjut Irham Taufik, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, tetapi harus mempunyai tahapan sesuai dengan program yang dijalankan. Untuk itu, Wakil Walikota mengharapkan para pengurus olahraga janganlah merasa bosan karena mengurus olahraga sangat diperlukan kesabaran, imbuhnya. Sedang Ketua Umum KONI Kota Tebingtinggi HM Danil Sultan SE mengatakan bahwa KONI Tebingtinggi cukup berterima kasih dengan Pengurus Cabang olahraga yang telah melaksanakan pembinaan dengan melakukan kegiatan seperti kejuaraan tennis meja ini. “Atas adanya kerjasama yang baik antara Pengurus Cabang olahraga dan KONI diharapkan olahraga di Kota Tebingtinggi dapat lebih meningkat, sehingga
apa yang menjadi target kita untuk menempati peringkat ke 6 dalam Porprovsu yang akan datang dapat tercapai”, kata Danil. Kejurcab PTSMI Kota Tebingtinggi tingkat junior dan senior yang diikuti oleh ratusan atlit dikota itu terdiri dari tingkat pelajar SD, SMP, SMA, tingkat umum dan instansi dan berlangsung selama 5 hari.**.(tim)
SINERGI NOPEMBER 2013
W A N I TA Keterangan gambar : FOTO BERSAMA “Usai Pengukuhan, Bunda PAUD Sumut Hj Sutias Handayani Gatot Pujo Nugroho bersama Hj Sri Kurnia Ningsih Umar Zunaidi, Walikota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan MM foto bersama dengan siswa SLB”.
HJ SUTIAS GATOT PUJONUGROHO KUKUHKAN BUNDA PAUD TEBING TINGGI Bunda
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sumut Hj Sutias Handayani Gatot Pujo Nugroho yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Sumut mengukuhkan Hj Sri Kurnia Ningsih Umar Zunaidi sebagai bunda PAUD Kota Tebingtinggi, Senin (11/11) di Gor Asber Nasution Jalan Gunung Lauser BP 7 Kota Tebingtinggi. Pengukuhan Bunda PAUD yang turut disaksikan Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM, Wakil Walikota H Irham Taufik SH MAP, Sekdakot H Johan Samose Harahap, Kepala Dinas Pendidikan Drs H Pardamean Siregar MAP serta para pimpinan SKPD itu digabung dengan Perigatan Hari Anak Nasional 2013 yang menampilkan beberapa karya dari Siswa Sekolah Luar Biasa (SLB). Hj Sutias Handayani dalam sambutannya mengatakan, sebagai lembaga pendidikan tingkat kanak-kanak, manfaat PAUD sangat penting bagi pilar dasar proses tumbuh kembang anak. Ini karena metode pembelajaran yang diberikan kepada anak akan berdampak pada terbangunnya mindset positif bagi anak saat kelak mereka dewasa. “Anak
SINERGI
adalah anugerah dan titipan Tuhan yang harus kita didik dan kita jaga”, ujar Sutias. Bunda PAUD Sumut itu juga meminta agar anak-anak PAUD diajarkan hal-hal positif seperti bagaimana cara bersosialisasi, mengajarkan mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan, mengajarkan anak bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain, yang tentu saja kesemuanya itu disampaikan dengan pola dan metode pengajaran yang dipahami oleh anak-anak usia dini. Sedangkan Walikota Tebingtinggi H Umar Zunaidi Hasibuan mengatakan, tahun ini bunda PAUD Tebingtinggi dikukuhkan, tahun depan Ayah PAUD juga akan kita bentuk di kota ini. Alasan Umar membentuk ayah PAUD karena tanggung jawab mengurus, mendidik anak tidak sematamata hanya tanggung jawab ibu, ayah juga harus bertanggung jawab. “Saat ini pigur seorang ayah tidak lagi dijumpai anakanak, baik itu disekolah maupun dirumah, karena ayah selaku kepala rumah tangga selalu sibuk dengan segala aktifitasnya, pada hal di usia emasnya ini, selain kasih
NOPEMBER 2013
sayang ibu, figur seorang ayah juga sangat dibutuhkan anak-anak”, jelas Umar. Umar juga menegaskan agar pengelola PAUD dan Guru PAUD hendaknya dalam mendidik anak-anak selalu menujukkan ketauladanan yang harus dicontoh anak siswanya, sebab ketika umur anak kita disaat inilah kita memberikan contoh yang baik, “Berikanlah pendidikan berupa permainan-permainan yang mengarah kepada pembentukan karakternya kedepan, si anak harus di didik untuk mandiri dan cakap”, pesan Umar. Agar anak-anak Kota Tebingtinggi disiplin belajar, Pemerintah Kota Tebingtinggi bekerjasama dengan Polres Tebingtinggi akan membuat jam wajib belajar, jam tersebut dimulai dari Jam 19.00 Wib sampai Jam 23.00 Wib, mulai dari jam tersebut anak sekolah tidak diperkenankan keluar rumah terkecuali saat libur, hal itu dilakukan untuk menekan kenakalan remaja yang masih sekolah yang saat ini semakin menjadi-jadi dan tidak karu-karuan.**.(dian)
49
S O S I A L
BULAN BAKTI KARANG TARUNA TEBINGTINGGI DIAWALI DONOR DARAH Bulan Bakti Karang Taruna Kota Tebingtinggi tahun 2013 di awali dengan kegiatan donor darah di aula Kantor Camat Tebingtinggi Kota Jalan Thamrin Kota Tebingtinggi, Kamis (7/11).
Sebanyak 100 orang pengurus Karang Taruna mulai tingkat kota, kecamatan dan kelurahan se Kota Tebingtinggi ikut mendonorkan darahnya untuk kepentingan sosial bagi warga Kota Tebingtingi yang membutuhkan darah. Kegiatan sosial itu didukung oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kota Tebingtinggi. Ketua Karang Taruna Kota Tebingtinggi, Emila Zola mengatakan kegiatan donor darah ini merupakan rangkaian kegiatan dari Bulan Bakti Karang Taruna Kota Tebingtinggi tahun 2013. “Kegiatan ini terkait bulan bhakti yang akan diisi dengan kegiatan sosial kemasyarakatan selama satu bulan di Kota Tebingtinggi hingga tingkat
50
kelurahan”, papar Emila Zola. Disebutkan juga bahwa kegiatan-kegiatan tersebut mulai dari bakti sosial gotong royong penghijauan, pelatihan ketrampilan sosial, pemilihan jaka dara, penghargaan kepada tokoh peduli karang taruna, penghargaan karang taruna terbaik tingkat kecamatan dan kelurahan serta bantuan kepada koperasi Taruna Jaya dan bantuan Ekonomi Usaha Produktif (UEF). “Karang taruna hadir untuk masyarakat dengan program sosial. Karang taruna adalah mitra Pemerintah Kota Tebingtinggi yang tetap mendukung program pembangunan”, jelas Emila Zola didampingi Kadis Porabudpar H Azhar Efendi Lubis SE. Walikota Tebingtinggi diwakili Staf Ahli, Muhammad Bahrum mengatakan, kegiatan donor darah sangat mulia karena bisa membantu sesama manusia yang membutuhkan darah. Namun, kepada pengurus Karang Taruna diminta agar kegiatan itu dihimpun disetiap kelurahan, sehingga mempunyai kegiatan-kegiatan sosial. “Karang Taruna harus mengaktifkan para remaja agar selalu punya kegiatan aktif contohnya dengan donor ini, PMI
juga diminta agar jangan menjadi penyalur dengan mengambil keuntungan atas kegiatan ini, kita harus membayar mahal untuk membeli darah, ini yang kita harapkan jangan terlalu mahal kalau diberikan kepada warga yang membutuhkan, karena kegiatan sosial ini untuk kepentingan bersama”, tandasnya. Sementara Ketua PMI Cabang Tebingtinggi Burhanuddin Harahap mengatakan, donor darah membawa kesehatan kepada tubuh manusia. Bagi pendonor boleh datang ke PMI Kota Tebingtinggi untuk bertanya hasil cek darah kita. Ada empat penyakit yang bisa diketahui dan itu menjadi kerahasiaan seperti HIV/Aids, hepatitis B dan C, penyakit kelamin spilis dan penyakit resus. “Hampir setiap pendonor, darahnya ada yang afkir dan tidak dipakai karena mengandung penyakit. Donor darah sekali empat bulan harus dilakukan, karena kalau tidak darah didalam tubuh akan mati”, jelas Burhanuddin.**.
SINERGI NOPEMBER 2013
S O S I A L
Dua Calon Sudah Mendatangi Penulis. Oleh : Rizal Syam Menjelang dua pemilihan umum pada tahun depan, baik pemilihan umum legislative atau pemilihan presiden, sudah mulai kelihatan kegiatan mereka yang aktif ke tengah masyarakat. Untuk pemilihan umum legislaif, penulis sudah pernah di datangi dua calon legislative, tapi tidak pada hari yang sama. Yang satu bertemu pada satu kegiatan olah raga dan lainnya tidak ketika duduk di kafe minum teh manis. Keduanya sangat baik kepada penulis, bukan karena ia sedang menjalankan kampnye didinya. Memang mereka sudah merupakan kawan bergaul. Walau tidak sama profesinya. Yang pertama menanyakan tentang kesehatan penulis, lalu berkembang kepada kedudukannya kini sebagai calon dari salah satu partai politik peserta pemilu, pada 9 April 2014. Sedangkan orang kedua menanyakan ada berapa keluarga kami yang berada di daerah pemilihannya. Setelah menerima jawaban dari penulis, ia lalu memberikan kartu nama sebagai tanda peserta pemilu. Lalu persoalan kami berlanjut kepada masalah – masalah yang berkaitan dengan tindak tanduk anggota dewan yang kini akan beralih jabatannya dan kembali menjadi calon. Bagi mereka yang masih mau berbuat sebagai wakil rakyat atau akan kembali ke tengah masyarakat. Penulis hanya sekedat sebagai pendengar dari seorang yang sedang berpidato, betapa banyak kesalahan yang di perbuat anggota dewan yang terhormat. Namun tak satu pun yang di tunjuknya sebagai pelaku sebagai orang tidak berani berbuat untuk yang lebih baik dari pada apa yang sudah terjadi. Misalnya ? Tanya penulis. Ia tak mau memberikan jawaban yang pas, hanya katanya abang pun sudah tahunnya itu. Tak perlu aku menjelaskannya lebih rinci. Pada akhir pertemuan itu, dapat
SINERGI
penulis simpulkan bahwa orang ini memang punya kemampuan untuk tampil ke tengah gelanggang dewan kelak. Segalanya akan berakhir pada kekuasaan Tuhan. Namun juga terselip kata katanya, kalau perlu juga kita kekuatan dana. Tapi bukan untuk di hambur – hamburkan ketangan pemilih. Cuma kita tanyakan apa keperluan masyarakat sekitar itu. Bantuan pasti kita bantu, menurut kemampuan kamilah. Makanya semuanya itu berpulang kepada apa bantuan yang bakal di terima nanti begitu juga yang bisa pemilih berikan kepada calon yang bersangkutan. Kedua calon ini belum pernah menjadi caleg pada pemilu sebelumnya. Jadi merupakan masa awal untuk berbuat sebagai anggota dewan, kalau memang mereka di pilih rakyat. Semoga menjadi impiannya, mereka tampil membela kebutuhan rakyat kecil sebagai anggota dewan perwakilan rakyat yang terhormat. Sebenarnya, calon kedua ini sudah jauh hari bercerita pada penulis, bahwa dia akan menjadi calon legislatif untuk daerah pemilihan di tempat penulis tinggal. Dan sudah pula berulang kali ia mengingatkan penulis untuk tidak melupakan pertemuan sebelumnya. Penulis hanya bisa dengan tersenyum menyambut semua persoalan yang di ajukannya. Dan tak perlu dibalas karena, masanya juga belum masuk masa kampanye pemilihan. Jadi, persoalan yang melibatkan penulis dengan caleg yang bersangkutan juga tidak menjadi persoalan yang mengikat. Semua barjalan sebagai teman berbicara berbicara di kafe atau kedai kopi. Bedanya dengan caleg yang pertama tadi, ia lebih terbuka dalam menjalankan kampanye dirinya. Ia tak akan menggunakan dana untuk calon pemilihnya kelak. Ia lebih suka memberikan semangat kepada terutama pada kaum - kaum muda usia. Sebagai pemilih
NOPEMBER 2013
awal, harus di berikan pengertian tentang pemilu dan apa gunanya kita mengadakan pemilihan umum per lima tahun sekali. Pendidikan politik sangat perlu di berikan pemilih pemula. Supaya jangan meleset dari tujuan pemilu itu sendiri. Bagi kemenangan bukan hanya untuk dirinya sebagai calon yang terdaftar di komite pemilihan umum (KPU), tapi untuk rakyat Indonesia ini dalam lima tahun ke depan kalau pun ia yang bakal duduk nantinya, hanya ucap syukur pada tuhan yang tak lupa ia ucapkan kelak. Itu artinya semua yang di kerjakannya itu memang sudah memenuhi syarat untuk bertanding di kalangan lebih luas. Tak pula ia mengingatkan penulis, bahwa ia tidak akan menggunakan dana untuk meraup suara pemilih kelak. Kalau pun ada, dana ini untuk mengadakan pertemuan - pertemuan yang akan kami adakan untuk berkumpul di suatu tempat. Begitulah yang penulis rasakan, setelah bertemu dangan kedua teman yang saya sebutkan. Keduanya memang calon dari dua partai yang berbeda, namun keduanya juga merupakan teman penulis selama ini. Persoalan keseharian kami, sering kami bicarakan mulai masalah yang menyangkut politik, ekonomi bahkan hamper semua persoalan itu kami jadikan pembicaraan yang menyangkut kebutuhan hidup kami. Akhirnya semua itu akan terbukti kelak pada masanya. Siapa diantara kedua teman penulis itu menjadi pemenang.
51
S A S T R A
MENYAMPAIKAN DAKWAH ISLAM MELALUI SENI NASYID Mulanya masuk agama Islam ke tanah air Indonesia ini pada zaman dahulu dibawa oleh saudagar Arab, pertama sekali ke Pulau Jawa tepatnya pada daerah Jawa Tengah. Waktu dikenal dengan masjid Demak tempat berkumpulnya para saudagar mengadakan pertemuan dan pengajian bersama para wali-wali, yang dibicarakan pertama sekali bagaimana mengembangkan agama Islam, sedangkan masyarakat masih percaya dengan agama yang pada waktu itu.
Para saudagar Arab sambil berdagang, pada kesempatan itu pula mereka mengadakan riset kesenian apa yang digemari mereka, ternyata yang paling sangat digemari seni perwayangan. Mengisahkan kejadian yang terjadi di masyarkat ketika itu, antara kejahatan dan kebaikan. Untuk kebaikan ditampilkan wayang berwarna putih diberi nama Hanoman, sedangkan yang kerjanya berbuat jahat ditampilkan wayang berwarna hitam diberi nama Hanoman hitam. Setiap ada pertunjukan wayang masyarakat berbondong-bondong untuk menyaksikan pertunjukan wayang kulit, mereka itu datang dengan berjalan kaki sambil membawa beras, padi, dan hewan ternak untuk dijadikan sebagai karcis (tiket) untuk masuk ke lokasi pertunjukan. Karena masa itu nilai uang belum berlaku, sehingga digantikan benda, bagi mereka demi untuk menyaksikan pertunjukan wayang tidak ada masalah. Kiranya para saudagar Arab dan para wali mengetahui kemauan masyarakat pada masa itu. Maka dalam suatu pertemuan mereka mengambil kesimpulan untuk menampilkan wayang, isi ceritanya tentang
52
ajaran agama Islam yang baik dan yang diperintah serta yang dilarang oleh gusti Allah. Dan seterusnya ajaran Sholat yang paling utama ditampilkan melalui wayang yang dimainkan oleh dalangnya terdiri dari wali-wali suku Jawa yang telah mendapatkan pelajaran agama Islam dari saudagar yang datang dari Arab. Untuk mencari simpati dan minat masyarakat menghadiri pertunjukan wayang yang ditampilkan oleh para wali disponsori para saudagar, seluruh masyarakat yang akan menyaksikan pertunjukan wayang biasanya membawa seperti apa yang disebutkan tadi, oleh para saudagar Arab dan para wali yang, menjaga pintu masuk, menggantinya hanya dengan mengucapkan DUA KALIMAT SYAHADAT (KALIMA SODO). Dengan sabar mereka mengajarkan kepada para penonton yang akan masuk ke lokasi pertunjukan wayang, tamat ceritanya menjelang subuh. Pertunjukan wayang kulit diakhiri dengan suara azan yang dilantunkan oleh wali yang telah ditunjuk untuk itu, maka para penonton merasa heran mendengarkan suara azan, biasanya setiap ada pertunjukan wayang tidak terlepas lagu-lagu yang dilantunkan oleh sindennya. Begitu juga dengan suara azan memakai irama dan gaya sinden melagukan lagu jalan cerita wayang yang ditampilkan. Begitulah kira-kira kisah pewayangan yang menyampaikan pesan, kata Lelek yang sudah cukup tua, kepada penulis. Setelah berkembangnya agama Islam di Pulau Jawa, bermacam seni yang muncul pada masa itu. Termasuk seni dakwah melalui musik terbangan (Genjringan) dengan melantunkan lagu-lagu syiar Islam seperti lagu Salawat Nabi dan lainnya. Berkembang ke seluruh daerah Indonesia, termasuk di kota Tebing Tinggi di kembangkan oleh suku Jawa yang berasal dari Jawa. Seni Genjringan ini ditampilkan untuk acara pesta perkawinan dan sunatan serta acara lainnya mereka selalu diundang oleh yang punya hajatan. Pada tahun 80’an musik terbangan ini masih ada di kota Tebing Tinggi, sekarang
ini sudah tidak ada lagi terdengar seni musik genjringan ini, alat-alat musiknya seperti alat musik nasyid sekarang ini. Tidak jelas keberadaannya, apakah tidak ada generasi penerus atau tidak ada pembinanya. Alangkah sayangnya, padahal seni musik genjringan ini termasuk unik juga, iramanya tidak memakai not hanya filing pukulan gendangnya, ujar cucu kek Sabok yang tinggal di kelurahan Pasar Gambir kota Tebing Tinggi. Kini telah berkembang kembali seni nasyid di Kota Tebing Tinggi, baru-baru ini Kesra Pemko Tebing Tinggi mengadakan lomba nasyid di gedung pertemuan Kartini jalan Imam Bonjol, dibuka langsung oleh Walikota Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan MM mengatakan, “Seni budaya Islam sudah berkembang seiring dengan masuknya agama Islam ke Asia Tenggara dan pada waktu itu para Mubalig banyak memanfaatkan seni budaya sebagai salah satu media dakwah, dengan adanya festival nasyid ini, kita menyadari bahwa seni budaya Islam memiliki arti strategis sebagai bagian dari pembinaan umat Islam. Festival nasyid ke-7 tingkat kota Tebing Tinggi mendapat respon dari pesertanya berjumlah sebanyak 33 group dengan klasifikasi 14 group tingkat anak-anak, 13 group tingkat remaja dan 6 group tingkat dewasa putri dan putra tidak ada pesertanya. “Mungkin ada merasa kejanggalan terhadap dirinya, sedangkan dewasa putri ada ikut, karena mereka suka bergabunggabung, ujar Kabag Kesra Sahbana Hasibuan Spd didampingi Abdul Halim Ssos kepada penulis. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengembangkan seni budaya Islam yang tetap berpegang pada nilai-nilai ajaran Islam dan untuk membendung kemerosotan akhlak umat Islam khususnya generasi muda. Kami hanya melaksanakan festival untuk tingkat kota dan diteruskan ke tingkat Nasional, sedangkan untuk melakukan pembinaan dipercayakan kepada Lembaga Pembinaan Pengembangan Seni Nasyid Kota Tebing Tinggi, ujar Sahbana tertawa. (ZIKRI SIKUMBANG)
SINERGI NOPEMBER 2013
I N F O
N A S I O N A L
Bencana Mewabah di Tanah Karo Karo - Bencana sedang melanda masyarakat di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara (Sumut). Selain letusan Gunung Sinabung, bencana tanah longsor dan berbagai wabah penyakit juga mengancam keselamatan para pengungsi. Bahkan, proses belajar di beberapa sekolah pun terpaksa dihentikan akibatnya. Berdasarkan informasi yang diperoleh Beritsatu, Minggu (1/12), sebanyak 2.856 pelajar di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara (Sumut), direkomendasikan untuk tetap mengikuti sekolah. Mereka mengikuti proses belajar di sekolah - sekolah yang steril dari lokasi erupsi Gunung Sinabung. Status gunung merapi ini masih Awas. Jumlah pelajar yang mendapatkan rekomendasi untuk tetap melanjutkan proses belajar tersebut itu meliputi 1.579 pelajar tingkat SD, 835 pelajar tingkat SMP dan 442 pelajar tingkat SMA. Mereka mengikuti proses belajar di sekolah - sekolah yang terdekat dengan lokasi pengungsian. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karo, Sastra Tarigan, menyampaikan, pemerintah tidak akan membiarkan anak - anak pengungsi korban letusan Gunung Sinabung, tidak sekolah. Proses belajar buat pelajar harus tetap dilanjutkan meski itu dilakukan di tenda - tenda darurat. "Kami masih terus melakukan pendataan terhadap anak - anak pengungsi tersebut. Jangan sampai mereka terhenti untuk mendapatkan pendidikan hanya karena erupsi Gunung Sinabung. Ini perlu dilakukan agar pelajar - pelajar itu tidak sampai putus sekolah," katanya. Menurutnya, proses belajar anak - anak pengungsi itu direkomendasikan ke sekolah terdekat dari pos pengungsian. Upaya ini dilakukan pemerintah supaya kalangan pelajar tidak tertinggal mata pelajaran dan siap dalam menghadapi ujian. Kalangan pelajar itu pun tidak dikutip biaya selama sekolah. "Setelah kondisi Gunung Sinabung kembali normal kemudian mereka dapat pulang ke desanya masing - masing. Kemudian, kalangan pelajar itu dapat kembali melanjutkan proses belajar di sekolahnya semula. Ini lebih efektif untuk mengantisipasi pelajar putus sekolah," jelasnya. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, mengata-
SINERGI
kan, sudah 21 desa di Kabupaten Tanah Karo yang dikosongkan karena aktivitas Gunung Sinabung yang naik ke level IV. Jumlah pengungsi lebih dari 17.281 jiwa. Desa yang dikosongkan itu masing - masing, 21 desa, Desa Sukameriah, Desa Guru Kinayan, Desa Selandi Lama, Desa Kutarakyat dan Desa Sigaranggarang di Kecamatan Payung, Desa Berastepu, Desa Sibintun, Desa Gamber dan Desa Kuta Tengah, Desa Kuta Mbelin, Desa Kebayaken. Desa Kuta Tonggal dan Desa Sukanalu di Kecamatan Simpang Empat, Desa Bekerah, Desa Simacem, Dusun Lau Kawar, dan Dusun Gugung di Kecamatan Naman Teran. Desa Tiganderket, Desa Mardinding, Desa Temburun dan Desa Kuta Mbaru di Kecamatan Tiganderket. Masyarakat pengungsi tersebar di beberapa lokasi pengungsian yang di antaranya terdapat di Losd Tiga Binanga, GBKP Payung, dan Masjid Agung Kabanjahe. Asrama Kodim Kabanjahe, Jambur Natolu, Islamik Center, Losd Tanjung Mbelang, Losd Tanjung Pulo dan lainnya. Selain itu, ada juga warga yang mengungsi ke Kabupaten Langkat, Medan, Binjai dan daerah lainnya. Ada yang mengungsi dengan menumpang tempat tinggal di rumah sanak keluarganya masing - masing. Jumlah warga yang meninggalkan Kabupaten Karo itu diperkirakan mencapai ribuan orang. Longsor Selain bencana letusan Gunung Sinabung, beberapa desa di Kabupaten Tanah Karo, juga dilanda bencana longsor di Desa Gundaling I dan Desa Laununggap, Kecamatan Berastagi, Karo, Sumut. Longsor juga terjadi di Desa Gundaling II dan Desa Simpang Ujung Aji. Bencana longsor itu mengakibatkan sembilan orang warga tewas akibat tertimbun lonsor. Peristiwa itu terjadi, Sabtu (30/11) sekitar pukul 19.00 WIB. Saat kejadian, para korban sedang berada di rumahnya masing - masing. Longsor melanda daerah itu karena curah hujan sangat tinggi. Korban tewas di Desa Gundaling I adalah Leni Wulandari (22) dan anaknya bernama Ikmal Syahputra yang berusia 2,5 tahun. Di Desa Gundaling II korban tewas adalah Maruli Sijabat (65), Siti Boru Nababan (60), Marolop (20), Litna boru Silaban (25), Bela Kasih boru Manik (4) dan Junaidi Donggol Manik (2).
NOPEMBER 2013
Sementara itu, korban tewas dari Desa Simpang Ujung Aji adalah Rosalina boru Siboru (10). Bencana itu membuat pemerintah mengimbau masyarakat agar lebih mewaspadai adanya longsor susulan. Gempa akibat letusan gunung merapi itu pun mempengaruhi bencana longsor di daerah tersebut. Penyakit Merebak Pengungsi korban letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara (Sumut) mengharapkan, pemerintah menyediakan fasilitas untuk mandi, cuci dan kakus (MCK). Selama ini, fasilitas tersebut dirasakan masih sangat minim. "Minimnya fasilitas itu dan dipengaruhi masalah keterbatasan konsumsi makanan yang terbatas, membuat sebagian pengungsi terserang penyakit infeksi saluran pernafasan, diare, batuk, penyakit kulit dan demam," ujar seorang pengungsi, Hendra Sembiring. Sembiring mengatakan, tidak sedikit pengungsi, khususnya terhadap anak - anak pengungsi, yang terserang penyakit itu selama berada di tengah pengungsian. Pengungsi juga kekurangan atas air bersih dan susu buat anak - anak di sana. Ini faktor penyebaran penyakit. "Untuk bisa mandi di tempat yang disediakan saja bisa mengantre 2 sampai 3 jam. Bila menggunakan air doorsmer kendaraan, masyarakat dikenakan biaya Rp 2.000 sampai Rp 3.000 untuk sekali mandi. Tarif itu diminta pemilik usaha doorsmer," ungkapnya. Seorang petugas kesehatan yang menangani kesehatan pengungsi, Togi Roma Manalu tidak memungkiri, tidak sedikit warga yang mendatangi posko kesehatan untuk mendapatkan pengobatan. Petugas kesehatan pun tetap melakukan pemeriksaan dan memberikan obat - obatan. "Korban yang terserang penyakit selama berada di tengah pengungsian itu lebih dominan anak - anak. Penyakit tersebut tidak terlalu membahayakan, sebab sudah ditangani pihak medis dengan baik. Abu vulkanik menjadi salah satu faktor penyebab penyebaran penyakit itu," sebutnya. Penulis: 155/ARD Sumber:Suara Pembaruan Aswin Nst
53
I N F O
N A S I O N A L Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi. (sumber: ANTARA FOTO)
Stafsus Presiden: Ekonomi RI Bangkit Setelah Melewati Masa Tersulit Ekonomi Indonesia saat ini
mulai bangkit setelah berhasil melewati masa-masa tersulit. Kebangkitan ekonomi nasional ditandai dengan pertumbuhan ekonomi pada Kuartal III-2013 mencapai 5,62 persen secara year on year atau tumbuh 2,96 persen dibandingkan pada kuartal II-2013. Secara kumulatif pertumbuhan selama Januari-September 2013 adalah sebesar 5,83 persen berdasarkan perhitungan year-on-year Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah mengungkapkan, data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada 1 November 2013, menunjukkan bahwa sejumlah sektor mencatatkan pertumbuhan tertinggi pada Kuartal III-2013, yaitu pengangkutan dan komunikasi naik 10,46 persen, keuangan - real estate- jasa perusahaan 8,09 persen, dan konstruksi 6,24 persen. Sementara itu, dari sisi pengeluaran pemerintah mencapai 5,64 persen, konsumsi rumah tangga 2,92 persen, dan pembentukan modal tetap bruto sebesar 2,85 persen. “Gabungan tekanan eksternal dan internal sepanjang bulan Juni-September 2013 dapat terlalui dengan pertumbuhan ekonomi kuartalan cukup tinggi yaitu 5,62 persen dengan produk domestik bruto (PDB) purchasing power di atas US$ 1 trilun,” kata Firmanzah di Jakarta, Senin (11/11). Dia mengakui, ekonomi Indonesia mengalami tekanan berat menyusul gejolak
54
pasar keuangan global yang dipicu rencana Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed melakukan pengurangan (taperingoff) stimulus moneter. Firmanzah yang juga mantan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) mengatakan, tekan eksternal bertubitubi itu ditandai dengan arus keluar modal (capital outflow) yang berdampak pada anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Disebutkan, pada 27 Agustus 2013, IHSG sempat mencapai titik terendah yaitu pada level 3,967. Selain itu, nilai tukar rupiah mengalami tekanan cukup berat dan cadangan devisa turun menjadi US$ 92,67 miliar, pada akhir Juli 2013. Sementara itu, dari sisi internal, tekanan inflasi sangat tinggi dan mencapai level 3,29 persen pada Juli 2013. “Gejolak ekonomi sebenarnya dampak dari tekanan konsumsi di saat libur sekolah, Lebaran dan menjelang tahun ajaran baru. Ada juga penyesuaian harga BBM bersubsidi yang dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan defisit APBN 2013 yang juga dirasakan pada bulan-bulan tersebut,” kata Firmanzah. Sinergi BI dan Pemerintah Dia mengatakan, dalam upaya mengatasi gejolak tersebut Bank Indonesia (BI) dan pemerintah terus bersinergi untuk menciptakan kebijakan yang dapat menyelamatkan ekonomi nasional. BI berupaya meredam inflasi dengan menyesuaikan BI
rate hingga tiga kali, pada periode Juli-September 2013 hingga menjadi 7,25 persen. Sementara itu, dari sisi pemerintah, empat paket kebijakan dikeluarkan untuk memberikan stimulus fiskal pada sektor riil dan menjaga daya beli masyarakat. Inflasi yang tinggi pada Juli 2013 yang diikuti kenaikkan BI rate mendesak banyak kalangan merevisi pertumbuhan ekonomi nasional. Sejumlah kalangan memprediksi kenaikan BI rate berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi jauh dari posisi 6 persen. Saat itu, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memprediksi ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh sebesar 5,25 persen pada 2013, Bank Dunia (5,6 persen), dan Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ ADB) memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,7 persen. “Realisasi pertumbuhan ekonomi pada Kuartal III-2013 sebesar 5,62 persen dan 5,82 persen sampai bulan September 2013 menunjukkan bahwa fundamental pertumbuhan ekonomi nasional tidak serendah yang diperkirakan lembaga internasional,” kata dia. Penulis: Nov/WBP Aswin Nasution
SINERGI NOPEMBER 2013
RAGAM PLURALIS
Emporium Barus, Warisan Peradaban Dunia Yang Merana
Ensikplopedia Indonesia, tak memberikan gambaran yang utuh tentang nama Barus. Sumber rujukan pengetahuan itu hanya menyeritakan sepintas, bahwa Barus merupakan kecamatan yang terletak di Kabupaten Tapanuli Tengah, persis berada di pinggiran samudera Hindia/ Indonesia dan dulunya merupakan sumber penghasil getah kayu yang disebut kamper atau kapur barus. Inilah salah satu potret tentang kurangnya eksplorasi pengetahuan terhadap keberadaan Barus, sebagai salah satu warisan peradaban dunia yang berada di negeri ini. Bisa jadi pula, kurangnya informasi tentang keberadaan Barus, disengaja. Ini dilakukan guna menghilangkan pandangan generasi yang akan datang, akan arti penting peranan pelabuhan tua itu dalam lintasan sejarah Nusantara. Padahal, kebesaran Nusantara di masa lalu, bisa dilacak dari berbagai peninggalan yang masih tersimpan di daerah yang kini kian terisolasi itu. Barus sebagai pelabuhan samudera, diyakini sudah ada sejak 5.000 tahun lalu, ketika peradaban tua, seperti Mesir. Babylonia , Assyria , China , India hingga Yunani membutuhkan aneka rempahrempah di Nusantara sebagai salah satu komoditi penting bagi keberlangsungan peradaban mereka. Salah satu rempah-rempah yang dicari bangsabangsa berperadaban tua itu adalah, kapur barus dan kemenyan yang kala itu melimpah di sana . Bukti-bukti arkeologis dan arsip-arsip masa lalu
SINERGI
sebagai pendukung klaim itu, saat ini banyak ditemukan. Sayangnya, temuan-temuan itu tak mendapat dukungan publikasi yang memadai, sehingga tenggelam sebagai temuan yang tak memiliki arti penting. Awas, Jangan Makan Di Sana Fakta bahwa bekas pelabuhan tua Barus merana karena terisolir, tidak hanya disebabkan minimnya informasi tentang jejak daerah itu dalam teksteks resmi kesejarahan bangsa ini. Tapi juga dari asumsi-asumsi menyesatkan terkait keberadaan masyarakat Barus yang kini secara administratif merupakan salah satu kecamatan di Tapteng. Sebelum memasuki Barus, penulis bersama rombongan menyinggahi Sibolga dan bermalam di kota tua itu. Paginya, Senin (23/4), kami langsung menuju Barus yang berjarak sekira 63 km ke arah utara dengan menyelusuri bibir pantai Samudera Indonesia . Lazimnya akan menempuh perjalanan jauh, kami pun menuju salah satu kedai makanan ringan guna menyiapkan bekal di perjalanan. Setelah membeli makanan dan minuman seadanya, kami pun melangkah. Namun, seorang ibu (inang) meminta agar menyiapkan makanan secukupnya, juga melarang kami makan di kota yang akan kami tuju. “Awas ! Jangan makan di sana , karena banyak racunnya,” pesan ibu itu dengan logat Batak yang kental. Perempuan berusia sekira 50 tahun itu, menambahkan, sejak lama
NOPEMBER 2013
pesan demikian selalu disampaikan kepada orang-orang yang akan pergi ke Barus. Kami saling berpandangan heran, dan langsung merespon peringatan itu dengan membeli bekal yang kami perhitungkan cukup. Mulailah kami melakukan perjalanan melintasi tiga kecamatan, yakni Kolang, Sorkam, Sosor Godang, dan belasan desa di antaranya yang masih diingat, Sipeapea, Muara Bolak, Sipadang, Sitombangun, yang berada persis di bibir pantai Barat Sumatera itu. Untuk jarak 63 km yang normalnya ditempuh satu jam, kali ini kami harus menghabiskan waktu sekira 3,5 jam lebih. “Jika perempuan hamil ikut, pasti akan melahirkan di jalan,” ujar seorang teman yang mengistilahkan betapa buruknya kondisi lintasan. Lebar jalan provinsi itu pun hanya sekira tiga meter. Jika mobil berselisih, sang sopir harus hati-hati agar tak bersenggolan. Pemandangan di sepanjang jalan pun tak lebih menarik. Rumah tak layak huni di pedesaan yang kami lalui merupakan pemandangan akrab. Hanya hunian di ibu kota kecamatan, kondisinya lebih baik. Kebun dan persawahan penduduk banyak yang terlantar karena tak diurus. Umumnya, penduduk di sekitar pedesaan yang dekat dengan pantai punya dua pekerjaan, sebagai nelayan dan petani. Pria umumnya nelayan, sedangkan sawah dan kebun di urus istri.
55
RAGAM PLURALIS Sepanjang perjalanan, kami selalu mendiskusikan
Kami juga bertemu tak sengaja dengan seorang
menyebabkan orang enggan untuk kedua kalinya
pesan yang disampaikan perempuan tua di warung
wartawan yang juga Ketua Lembaga Pengemban-
mendatangi Barus, jika tidak perlu sekali.
itu. Apa benar, masyarakat Barus masih memeg-
gan Barus Drs. Zuardi Mustafa Simanullang alias
“Sejak lama, memang ada kesan Barus ini diisolasi
ang tradisi buruk itu? Atau, cuma stigma yang
Jurlang. Pertemuan dengannya, begitu berarti,
secara sestematis,” ujar seorang tokoh masyarakat
terus dihidupkan guna mengisolasi Barus dari
karena menjadi guide yang mengarahkan kami
yang minta namanya tidak dimuat. Dan, isolasi
dunia luar. Ada beberapa pandangan yang kami
memahami sejarah Barus. Jurlang juga, mem-
itu diperkirakan tentu saja untuk berbagai tujuan,
simpulkan dari diskusi di perjalanan itu. Pertama,
pertemukan kami dengan nara sumber penting
bermotif politik, ekonomi, maupun kultural.
pesan itu cuma stigma yang terus dihidupkan
lainnya, Ustadz Djamaluddin Batubara, 59, di
untuk memberikan citra buruk keberadaan Barus.
Desa Sigambo-gambo. Dari tokoh masyarakat itu,
Isolasi bermotif politik, agaknya baru terjadi
Kedua, pesan itu salah satu bagian dari proses iso-
bejibun informasi dan data diperoleh. Bahkan,
beberapa tahun belakangan, ketika suara-suara
lasi terhadap Barus, dan; Ketiga, bisa jadi pesan itu
pertemuan melengkapi data dengan dia, berlanjut
pemekaran mulai menggema. Tahun 2003,
merupakan penggambaran tentang sikap tertutup
malam harinya di Hotel Fansuri. Kami juga me-
mencuat kehendak sejumlah tokoh masyarakat
masyarakat Barus terhadap orang luar.
nyempatkan sholat Zhuhur di masjid tertua kota
Barus di perantauan untuk membentuk kabupaten
Siang Lengang, Malam Gelap
itu, Masjid Jamik Sigambo-gambo namanya, yang
pemekaran Barus Raya. Berdasarkan informasi,
diperkirakan berusia 350 tahun.
kehendak politik itu mendapat tantangan keras dari elit politik di Tapteng, khususnya Bupati
Rombongan kami menyentuhkan kaki di Bandar tua itu ketika jam menunjukkan pukul 11.00.
Siang hingga sore hari, kami menghabiskan waktu
Drs. Tuani Lumbantobing. Tantangan keras itu,
Siang itu, jalanan Barus terlihat lengang membuat
untuk melihat langsung beberapa situs terkenal,
ditunjukkan beberapa tahun belakangan ini, di
mobil kami melintas kencang. Yang terlihat cuma
yakni makam Papan Tinggi yang punya tangga
mana Kecamatan Barus terkesan dianak tirikan
gerombolan anak sekolah berjalan kaki atau para
hingga 740 tapak dengan ketinggian 200 meter di
secara adminsitratif maupun pembangunan fisik.
pegawai yang menaiki sepeda motor. Sulit melihat
atas permukaan laut, dan makam Mahligai yang
Misalnya dengan mengecilnya porsi pembangunan
mobil pribadi, yang ada hanya mobil angkutan
merupakan komplek pemakaman para penyebar
Barus di APBD Tapteng. Secara prbadi tantangan
antar desa dan kota yang menghubungkan Barus
Islam. Menjelang Maghrib, kami baru tiba di Hotel
itu juga ditunjukkan sang bupati, di mana pada
dengan daerah lain.
Fansuri untuk mengaso. Hotel itu merupakan
periode kedua kepemimpinannya, tak pernah lagi
satu-satunya penginapan di Barus yang sewanya
mengunjungi Barus, padahal sebelumnya dia acap
Lengangnya Barus tidak hanya di jalanan, tapi
Rp40 ribu/malam.
kali datang ke sana .
juga dipusat perekonomian, seperti Pasar Barus.
Malam hari, kami mengira Barus akan meny-
Tidak banyak kedai dan warung yang buka, entah
enangkan. Namun dugaan itu salah, karena Barus
Konsekwensi lain, terjadi pembelahan tajam di
kegiatan ekonomi menggeliat ketika pekanan tiba
bak kota mati tanpa aktifitas. Total, seluruh Barus
kalangan PNS, antara pendukung pemekaran dan
atau kondisinya memang demikian. Begitu pun
hanya diterangi kelap kelip lampu dari beranda
tidak mendukung. Banyak PNS yang dicurigai
untuk mengisi perut, kami tidak kesulitan karena
rumah penduduk. Tak ada lampu penerangan
mendukung pemekaran di mutasi dari Barus. Kini
ada rumah makan “Pangeran” di pasar Barus.
jalan, tak juga ada aktifitas ekonomi malam. Seba-
upaya pemekaran itu mati suri, namun muncul
Hidangan yang tersaji menggoda selera. Ganjalan,
gian besar warga sudah mengurung diri di rumah,
dalam wacana baru, dengan nama pemekaran
tentang Barus sebagai daerah racun yang diterima
padahal jam baru menunjukkan pukul 20.00.
Tapanuli Barat. Klaim daerah pemekarannya sama
dari inang-inang di Sibolga, sirna sama sekali. “Itu
Isolasi Sistemik
dengan Barus Raya. Hanya saja para pemrakar-
mungkin dulu, tapi sekarang tak ada lagi,” terang
Keesokan harinya, sekira jam 10.30, kami men-
sanya sudah berbeda jauh dari sebelumnya. Jika
pemilik rumah makan, ketika ganjalan itu disam-
inggalkan Barus via Pakkat, Kabupaten Humbang
pemekaran
paikan pada pemilik rumah makan itu.
Hasundutan. Di banding lintas Barus-Sibolga
Barus Raya didominasi warga Muslim, tapi wa-
dengan Barus-Pakkat, untuk menuju ke Medan
cana pemekaran Tapanuli Barat didominasi warga
Di Kantor Camat Barus, kami diterima Sekcam
, ada pemotongan jarak sekira 100 km. Tapi
Kristiani.
Barus Dalles Simanjuntak. Dari Sekcam kami
tahukah anda, kedua jalan lintas provinsi yang
mendapatkan informasi kependudukan, bahwa
menghubungkan Barus dengan daerah luar, tidak
Konsekwensi terberat, Pemkab Tapteng akan me-
Kecamatan Barus luasnya mencapai 84,83 km
layak disebut sebagai jalan melainkan “kubangan
mekarkan Kecamatan Barus, dengan memecahnya
dengan 16 desa dan dua kelurahan, dihuni 19.781
kerbau.”
jadi dua, yakni Kecamatan Barus Utara dan Barus
jiwa terdiri dari 9.881 pria dan 9.939 wanita. Dari
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah dipimpin
Selatan. Kedua kecamatan pemekaran itu berbeda
jumlah itu, warga beragama Islam sekira 47,85
Drs. Tuani Lumbantobing yang sudah dua periode
secara agama, satu didominasi Muslim yang lain
persen, selebihnya Kristen Protestan 32,98 persen,
memimpin daerah itu, terkesan tidak peduli
Kristiani. Di Barus Utara, jika pemekaran terjadi
Katholik 17,20 persen. Lain-lain (Budha, Hindu,
dengan kondisi jalur keluar-masuk Barus. Kondisi
hanya ada tiga KK beragama Islam, selebihnya
Ugamo Parmalim), 1,07 persen.
jalanan yang sempit dan penuh “kubangan kerbau”
non-muslim.
itu, secara langsung maupun tidak langsung,
56
SINERGI NOPEMBER 2013
RAGAM PLURALIS
Potret Lain Barus : Barus dikenal sebagai daerah pertama masuknya Islam di Nusantara.Tapi siapa sangka saat ini kondisi Islam di sana, merana. Sedangkan kalangan non-muslim justru memperlihatkan perkembangan. Terlihat gereja HKBP Barus berdiri megah sebagai ungkapan bahwa pemeluk agama itu, kini mendominasi bandar tua itu. Sinergi/Abdul Khalik
Secara ekonomi dan kultural, isolasi sistemik
Jika mau jujur, Barus sekarang ini tidak lagi
terhadap Barus sudah lama berlangsung. Sumber-
identik dengan daerah Islam. Populasi Muslim
sumber ekonomi Barus yang mengandalkan per-
di daerah itu hanya menempati sebagian kecil
tanian, perkebunan dan perikanan, tidak mampu
wilayah Kecamatan Barus terutama di inti kota
berkembang secara wajar. Lahan kebun dan sawah
kecamatan. Sedangkan kalangan Kristiani (Prot-
seluas lebih dari 17 ribu Ha hanya mencukupi ke-
estan/Katholik) dan Ugamo Permalim menguasai
butuhan local karena pengolahan yang tradisionil.
lahan pertanian di pinggiran. Dengan jumlah 47,
Sedangkan hasil laut yang melimpah tak mampu
85 persen dari total penduduk sekira 19.781 jiwa,
dibawa keluar, karena kondisi jalan raya yang bu-
identitas muslim dalam keadaan sekarat dan daya
ruk. Pelabuhan Barus (Lobu Tua) sudah puluhan
tawar politik serta ekonomi mereka kian mengecil.
tahun mati, sehingga tidak memiliki arti penting
Bahkan, untuk mempertahankan identitas kemus-
bagi perdagangan dan pariwisata.
liman saja terasakan susah.
Tidak mengherankan, jika Barus kemudian kian
Perbedaan populasi itu bisa dirasakan dari ban-
kehilangan arti penting bagi daerah sekitarnya.
gunan rumah ibadah. Persis di lapangan depan
Isolasi itu semakin diperparah dengan sikap
Kantor Camat, berdiri megah bangunan gereja
masyarakat asli Barus yang susah menerima
bertingkat dua. Sedangkan Masjid Raya Barus
kehadiran orang luar. “Masyarakat di sini susah
berdekatan dengan Hotel Fansuri yang jauh lebih
menerima kehadiran orang luar. Itu sebabnya tak
kecil dari bangunan gereja.
ada orang yang berminat menanamkan modal di sini,” terang seorang PNS dari Dinas Pertanian
Banyak situs-situs Islam yang mulai terancam.
yang menemani kami selama di sana .
Misalnya makam Papan Tinggi tempat bersemayamnya salah satu penyebar Islam dari abad 1 H
Pemandu kami bermarga Matondang itu juga
yang diduga sahabat dan kerabat Rasulullah Mu-
mengungkapkan untuk mendapatkan lahan di
hammad SAW. Lahan di pintu masuk ke lokasi itu
Barus sangat susah, karena warga di sana tidak
sudah dikuasai warga Kristiani. Tanpa perasaan
lagi mudah menjualnya. Perilaku demikian ter-
sungkan terhadap keberadaan situs dan perasaan
bentuk, karena pengalaman berinteraksi dengan
pengunjung muslim, warga Kristiani membuat
orang luar yang bersikap “bagai Belanda minta
kandang babi yang menyebarkan aroma menyen-
tanah.” Semula masyarakat begitu welcome, tapi
gat hidung, hingga mengganggu peziarah. Demikian pula di makam Mahligai. Jika kita masuk, pertama terlihat adalah bangunan gereja. Tidak diketahui kapan rumah ibadah Kristiani itu ada, tapi kesan yang muncul adalah, kemurnian komplek pemakaman para penyebar Islam itu, secara substansial terkotori.
sikap itu dimanfaatkan untuk mengusai aset lokal. Akibatnya, kini aset dan populasi pendatang yang berbeda secara adat istiadat dengan warga asli, justru lebih besar dari masyarakat setempat. Identitas Yang Sekarat
ketidak pedulian pemerintah terhadap situs-situs bersejarah di daerah itu. Dari puluhan situs yang ada, berdasarkan hitungan hanya sekira lima situs bersejarah yang sudah dalam perlindungan Negara sesuai UU No.5 Tahun 1992 tentang Peninggalan Bersejarah. Sedangkan situs-situs selebihnya, belum dilindungi. Kondisi itu, mengakibatkan banyak situs bersejarah yang hilang akibat tangantangan tak bertanggung jawab atau akibat perubahan alam. Padahal, berdasarkan penuturan Ustadz Djamaluddin Batubara, dari penelitian terhadap kekayaan sejarah Barus, sudah lahir tiga akademisi Perancis yang mendapat gelar Doktor (S3). Selamatkan Segera Memprihatinkan. Itulah kata yang pas dialamatkan kepada Barus, sekarang ini. Bandar tua Internasional yang menjadi warisan peradaban dunia sejak 3000 tahun sebelum Masehi itu, kini dalam keadaan merana. Keberadaan Barus yang penting untuk mengambil pelajaran dari masa lalu kian tak terurus. Tangantangan jahil dan para missionaris yang punya kepentingan tertentu menghapus identitas lokal yang substansinya muslim, ternyata sudah bekerja puluhan tahun untuk mengisolasi kota tua itu. Atas dasar itu, sudah saatnya Barus dan situs peradaban (Islam) yang ada di daerah itu diselamatkan dari kehancuran. Karena bagaimana pun juga, keberadaan situs-situs itu sangat penting untuk menjaga kesinambungan historisitas Islam di Nusantara. Tanggung jawab itu tidaknya hanya kepada warga muslim Barus, tapi tanggung jawab semua Muslim, di mana pun berada. Apa jadinya jika situs-situs Barus itu hilang. Sama artinya Islam di Indonesia berproses menuju kehilangan identitas. Ungkapan itu bukan tanpa alasan dogmatis; “Allah SWT menjamin, Islam takkan hilang di bumi ini. Tapi siapa yang berani menjamin Islam takkan hilang dari negeri ini. Ayoo.. Selamatkan segera Barus. Abdul Khalik
Kondisi di lapangan berkorelasi pula dengan
SINERGI
NOPEMBER 2013
57
OPINI JANGAN TAKUT MENGEJAR IMPIAN ( ALISA FITRI / STAF DINAS PENDIDIKAN ) Termotivasi dari film Laskar Pelangi yang disutradarai oleh RIRI RIZA, dan novelnya di tulis oleh ANDREA HIRATA , dimana setiap kita harus mempunyai mimpi yang tinggi. “ Orang seperti kita ini kalau tidak punya mimpi ,matilah , “ ujar IKAL , dalam satu adegan film Laskar Pelangi. Mimpi bukan saja hadir pada waktu kita tidur saat kita tersadar kita juga harus punya mimpi, karena mimpi sama dengan cita-cita kita dimasa yang akan datang. Banyak orang takut bermimpi atau memiliki cita-cita yang tinggi dengan alasan tidak percaya diri ( pesimis ) dan takut di ledekin teman-teman. Tanpa kita sadari bahwa mimpi itu dapat memotivasi kita untuk mewujudkannya menjadi kenyataan. Yakinlah bahwa akan banyak orang-orang
yang akan membantu mewujudkan impian kita. Dan yang tak kalah pentingnya berdoa kepada ALLAH SWT untuk meridhoi setiap usaha kita dalam mengejar impian tersebut. Karena Usaha tanpa Doa adalah Sombong dan Doa tanpa Usaha Bohong. Mulailah menciptakan masa depan kita dengan menyusun daftar impian kita. Jalani satu persatu dengan sabar dan ikhlas, terus pupuklah impian anda seperti memupuk tanaman, INSYAALLAH impian kita itu akan tumbuh subur. Tetapkanlah dalam hati kita , bahwa gak ada yang gak mungkin kalau kita mau. Ada mantera yang sangat sakti yang di ajarkan dalam film LIMA MENARA , “ MAN JADDA WA JADA “, Siapa yang bersungguh sungguh dia yang akan berhasil. Dan firman ALLAH ,
“ KUN FAYAKUN “ yang artinya Kalau kata ALLAH jadi, maka jadilah. Jadi tinggal bagaimana kita mengelola mimpi kita dengan baik. Bayangkan jika di dunia ini tidak ada impian, cita-cita, visi dan misi , maka hidup akan mengalir tanpa tujuan dan cita – cita yang tepat, tanpa arah . Terombang ambing ditiup angin kesana kemari.Hidup kita akan berada dalam kebimbangan dan kebingungan karena tidak memiliki pegangan untuk menentukan arah hidup. Dengan adanya impian yang jelas selangkah demi selangkah kita akan menuju kesuksesan impian kita tersebut.Banyak orang yang sukses berawal dari sebuah impian. Jadi jangan takut untuk bermimpi , Selamat mengejar Impian semoga sukses.
PARA PAHLAWAN LAHIR DAN PERGI Oleh : Rizal Syam Telah berpuluh bahkan beratus jumlah pahlawan yang lahir karena gugur diantara kita. Namun nama-nama mereka masih hidup diantara kita. Mereka berkorban sebagai yang mengorbankan jiwanya. Mereka tewas dengan berbagai cara, ada yang memang dirinya tak sanggup lagi untuk berbuat lebih banyak. Atau mereka yang tewas akibat tembakan peluru musuh. Lain lagi sebagai orang yang merasa sebagai pahlawan, ia akan bercerita kepada setiap yang kenal ataupun bukan. Soalnya akan bercerita terus sebagai seorang pejuang dan merupakan salah satu yang masih hidup pasa masa kini. Apa yang didapatnya setelah ia meninggalkan dunia perjuangan. Kitapun tak mengetahuinya dengan pasti. Sebagai anggota veteran yang tercatat resmi. Maka ia akan terima penghasilan dari pemerintah. Kalau tidak aia akan tidak menerima apa-apa. Baik formal ataupun tidak. Jadi, bagi kita genarasi di bawahnya, ketika mendengar kisah perjuangan para anggota veteran itu, tanyakan saja beberapa sih pendapat bapak akibat sebagai seorang pejuang kemerdekaan republik Indonesia ini. Dengan demikian iapun tidak bercerita yang tidak dialaminya. Dan ia terlepas dari dosa dosa berbohong. Dan kita sebagai orang yang mendengar kisah tentang perjuangannya terlepas juga dari dosa-dosa. Satu pihak tidak membersar-besar-
58
kan peristiwa yang sebenarnya tidak pernah dialaminya dan sebaliknya bagi para pendengar ceritanya tidak akan melecehkan kisah-kisah yang diceritakan anggota veteran yang bukan sebenarnya. Itulah sebagian dari kisah para pejuang, baik yang terdaftar sebagai anggota veteran maupun belum. Namun semua ceritanya sama-sama seru dan dahsyat. Dengan gaya masing-masing. Mereka meyakinkan pendengarnya, sehingga betul-betul merasa takut akan lagi peristiwa pemberontakan. Dan itu merupakan peristiwa yang sangat menakutkan. Kawan dan lawan tidka merasa pas. Saling kecurigaan yang hanya timbul diantara mereka. Siang sebagai kawan, eh kalau malam harinya ia melakukan serangan. Dan hal ini sering terjadi dan berkali-kali penulis mendengar cerita tersebut, dari orang yang mengalami masa-masapemberontakan terjadi. Mereka yang membelot dan melawan republik ini, kebanyakan dari mereka tidak senang atas perhatian pemerintah. Kemudian mereka berkumpul dengan memanggil kawankawan dekatnya. Baik satu kompi atau apalah istilahnya. Namun mereka berasal dari satu kelompok. Dan kembali berkelompok. Begitulah salah satu gambaran perkembangan negara kita dalam menjalankan kehidupan bernegara ini. Masa kini juga lahir para pahlawan di negeri kita ini. Tapi bukan berasal pasukan bersenjata yang beroperasi dengan susah payah
di hutan-hutan. Tapi mereka lahir di kota. Bahkan bisa di luar negeri. Namun gelar pahlawan itu tetap bisa dipakainya sampai kapanpun. Kenapa soal itu kita sebutkan. Karena mereka memang telah menaikkan nama-nama bangsa di tengah-tengah perjuangan yang berlangsung sengit. Dengan keringat yang berhamburan dan nafas yang terengah-engah, mereka berhasil memenangkan pertandingan. Baik secara single atau double. Mereka memenangkan pertandingan Tomash Cup atau pernah Uber Cup bagi pasukan wanitanya. Namun tahun berapa itu penulis tak teringat lagi.. begitulah nasib dunia olahraga, apalagi badminton. Semua serba cepat dan terkendali. Bagaimana dengan olahraga lainnya. Kita kurang beruntung dalam mengumpulkan medali, emas, perak dan perunggu. Selain seperti itu, kami sering komunikasi dengan beberapa orang yang bisa dianggap lebih mengetahui persoalan. Dan ini merupakan catatab kami dalam mengambil sikap. Dan beruntung sikap ini kami ambil dengan kemampuan seadanya. Begitulah keseharian kami dalam menjalani hidup dalam perobatan. Hampir banyak yang dipantangkan, baik menurut keterangan dokter atau kata-kata orang tua. Hanya sebatas itulah yang dapat penulis sebutkan untuk kali ini.
SINERGI NOPEMBER 2013
TEPIAN
Ma l a l a Oleh Khairul Hakim
Suatu hari yang naas, tepatnya 9 Oktober 2012, di lembah Swat seorang gadis Pakistan ditembak segerombolan pemberontak. Malala Yousafzai nama gadis berusia 16 tahun itu. Malala bersama teman-temannya berada dalam bus sekolah saat mereka tiba-tiba disergap orang-orang bertopeng dan bersenjata. Malala ditembak tepat di kepalanya. Peluru tembus melalui kepalanya ke leher, dan bersarang di bahunya. Dua orang kawannya juga jadi korban, namun berhasil selamat. Malala memang berhasil selamat dari maut, setelah beberapa kali menjalani operasi tengkorak. Tapi, peristiwa tragis yang dialaminya ini membikin namanya semakin berkibar. Dalam setahun terakhir, kehidupan Malala berubah dari seorang siswi biasa menjadi sorotan internasional. Keadaan itu tercipta setelah serangan brutal yang gagal membunuhnya. Apa sebenarnya membuat Malala harus berhadapan dengan maut? Jawabnya sederhana saja. Gadis yang tinggal di Lembah Swat ini menjadi simbol perlawanan terhadap penindasan kaum perempuan, terutama soal kebebasan menempuh pendidikan untuk anak perempuan. Duh! Yang dialaminya ternyata tidak sesederhana yang kita bayangkan. Kelompok yang anti padanya bersumpah akan terus memburu Malala sampai gadis ini terbunuh. Menurut kelompok ini, Malala masih menjadi ancaman bagi penerapan syariah Islam versi
PUISI
mereka di wilayah Lembah Swat, Pakistan. Namun Malala tidak gentar dan menghentikan langkahnya. “Membunuh orang, menyiksa dan mencambuk mereka, itu bertentangan dengan ajaran Islam. Mereka telah menyalahgunakan nama Islam," begitu kata Malala sebagai bentuk perlawanan terhadap kelompok brutal itu. Ketika ia berpidato di PBB, Malala mengatakan dia tetap akan maju berjuang menentang penindasan dan kelompok apa pun tidak akan bisa membungkam pemikiran dan gerakannya. Hidup adalah gerakan menuju sebuah keberhasilan. "Mereka pikir peluru bisa membungkam kami. Untuk hal ini mereka salah. Mereka pikir mereka bisa mengubah tujuan saya dan menghentikan ambisi saya. Tidak ada yang berubah dalam diri saya selain ini: kelemahan, rasa takut dan putus asa telah mati. Kekuatan dan keberanian telah lahir," teriak Malala dalam pidatonya yang penuh
GURUKU
BUNDA
Karya:Desi Putri Wulandari Nababan Kelas : VI SD Negeri 163089
Karya : Checilia Clara Agnesia Hutasoit Kelas: VI {enam} SDN 163089
Wahai guruku terpujilah engkau engkau telah mengajari kami… dari bodoh sampai pintar.. Pertama,Kau mengajari kami membaca, menghitung,dan menulis..
Bunda engkau adalah malaikat bagiku kasihmu begitu besar kau mengandung kami selama 9 bulan kau rela berkorban selama 9 bulan
Semua Ilmu yang kami dapat… hanyalah dari engkau , kau mengajari kami dengan sabar hati tetapi engkau tidak meminta apapun….. Ohh….guruku betapa mulia hatimu,, engkaulah pelita di dalam hidup kami engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan dan engkau juga patriot pahlawan bangsa
SINERGI
inspirasi itu. Kini, Malala dan keluarga tinggal di Birmingham, Inggris. Di sana Mala terus bersekolah untuk mengejar segala ketertinggalan yang pernah ada di negerinya. "Saya ingin semua perempuan di dunia punya kesempatan yang sangat mendasar ini. Saya memang sangat rindu pada temanteman sekelas saya di Pakistan. Tetapi, saya menantikan saat-saat bertemu guru-guru saya dan membuat teman-teman baru di Birmingham." Di usianya yang masih sangat muda, Malala Yousafzai sudah menjadi inspirasi bagi dunia. Ini menjadi sebuah tanda, bahwa untuk memberi efek positif, pencerahan dan menjadi inpirasi bagi orang lain tidak tergantung usia, pendidikan ataupun status sosial, tetapi hanya butuh menumbuhkan sedikit saja kepedulian untuk sekeliling kita.
NOPEMBER 2013
Oh Bundaku…………. Kau Merawatku…. dari aku bayi hingga sekarang ini… kasih mu tak terhingga sepanjang masa Terima kasih Bunda….. cinta kasihmu tak akan kulupakan… sepanjang hidupku
59
SINERGI
SINERGI NOPEMBER 2013