Sedekah Laut Karya : Anjelika Silvia
R
Negeri ini sangat luas. Apabila dilihat dari peta tergambar jelas wilayah yang
membentang dari Miangas sampa pulau Rote. Tentu, dengan sejuta budaya dan bahasa yang berbeda tiap suku. Terdapat 33 Provinsi dinegeri ini, dan masing-masing provinsi
mempunyai beberapa kota dengan ciri khas sendiri. Misalnya, kota Kudus dengan maskotnya "Kota Kretek", atau Demak yang biasa disebut dengan "Kota Wali", dan Cilacap yang terkenal dengan "Nusakambangan" belum lagi, kota-kota lain di lndonesia. Derasnya
hujan malam ini membuatku teringat dengan kota kelahiranku, kota Cilacap. Cilacap adalah kota kecil dengan tatanan yang belum matang dan terletak di ujung Jawa Tengah. Mungkin
tidak banyak orang tahu kota ini tetapi aku percaya , jika menyebut Pulau Nusakambangan
tentu akan tahu. Mengapa? Karena, Pulau Nusakambangan adalah tempat para terpidana narkoba mengakhiri hidupnya. Belum lagi ditambah dengan panorama kali papat dan karang bolong didalamnya membuat siapapun yang datang terkesima dengan pasir butih dan
benteng benteng tua bawah tanah sebagai saksi perjuangan para pahlawan memperjuangkan kemerdekaan. Perlu diketahui kota ini adalah penyumbang terbesar pendapatan daerah. Mengapa begitu? Karena perusahaan minyak terbesar seAsia dan semen Holcim ada d isini.
Malam semakin larut, begitu juga mendung yang semakin menggeliat menutupi langit ibu kota. Selarut ini, ibu kota belum tertidur hiruk piruk jalanannya masih ramai
dipadati pengemudi. Dinginnya udara malam ini, benar benar membuatku merindukan tanah kelahiranku. Tak terhitung jumlahnya, kenangan kenangan kecil yang bersarang disudut kotanya. Belum lagi, hamparan pasir putih Teluk Penyu yang begitu asri menambah nostalgia ini tak juga usai.
"Mengapa belum tidur? Rindu mamak di kampung ya?" tanya lsa mengagetkanku. "Alah sok tau sa.ia kamu".lawabku singkat lsa adalah teman kampusku dia berasal Purwokerto yang cukup jauh dari
tempat
tinggalku. Dialebih tinggi dariku maklum saja, ibunya berasal dari jepang. lsa banyak
bercerita tentanB budaya jepang padaku. Keluarganya pindah ke lndonesia setelah menjadi muallaf dan memeluk agama islam. "Sudah.jangan sedih begitu, aku juga rindu pada teman-teman Jepang. Kau tahu tidak? Dulu sewaktu aku msih dijepang setiap pagi sebelum matahari terbit,semua orang pergi ke gunung Fujiyama sambil membawa persembahan untuk dewa mereka, dewa matahari. Makanan diJepang juga tidak seenak makanan dilndonesia, disana makanannya tidak olah juga tidak diberi rempah-rempah. Ahh pokoknya kalo kamu makan pasti kamu engga suka
deh" kata nya menghiburku "Memangnya benar begitu? wah sangat jauh berbeda dengan negeri ini. Ohiya , bagaimana dengan tragedi teluk minamata. Kau pasti tahu ayolah ceritakan nanti nBBa sedih lagi deh"
kataku sambil merayu
"Hmm baiklah, tapi bener ya jangan sedih lagi. Jadi gini, tragediteluk minamata itu tragedi waktu ikan ikan di teluk minamata tercemar limbah merkuri yang tidak diolah dulu sebelum dibuang. Hampir semua orang di Jepang keracunan, ya karena mereka makan ikannya
tanpa diolah dahulu. Waktu itu, ibuku juga keracunan, tapi untungnya aku tidak. Heheh" "mengerikan"
ba
lasku singkat
Hari telah berganti minggu, dan minggu juga berganti bulan. Akhirnya, saat yang
paling ditunggu tiba yaitu liburan akhir tahun. Kebanyakan temanku memilih untuk
menikmati malam pergantian tahun di pegunungan Dieng. Berbeda denganku yang lebih memilih pulang kampung untuk bertemu dengan mamak,bapak, dan adikku. Tak sabar rasanya untuk cepat sampai.
"heyy. Mau pulang kampung kan? Aku ikut ya, aku ingin sekali jalan jalan dikotamu boleh yaa" katanya merengek "iyadeh tapi awas ya kalo minta pulang" kataku iseng meledeknya Jam enam lebih tiga menit bus yang kami naiki berangkat. Jalanan ibu kota ramai sekali tentu ini membuat perjalanan lebih lama. Dua belas jam kami diper.jalanan akhirnya sampai juga. Di depan rumah sudah terlihat mamak, bapak, dan adikku menyambut
kedatangan kami. Seusai makan siang, mamak menyuruhku untuk mengajak lsa ke acara kirab budaya Cilacap besok pagi dan hari itu kami menghabiskan waktu untuk istirahat.
"lsa besok kita nonton kirab budaya yuk, mau kan? Seru loh acaranya" "ada apa saja memangnya?" "ada Sedekah Laut . dengerkan ya aku.jelaskan. Cilacap adalah kota dimana sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan selain itu juga memiliki hasil laut sangat
melimpah mulai dari ikan laut yang diolah menjadi ikan asin atau lebih dikenal "gesek", atau diolah menjadi kerupuk khas Cilacap, kerupuk tengiri. Lalu, ada juga udang yang diolah
menjadi rebon dan terasi, hingga karang yang dijadikan hiasa rumah. Karena itu, masyarakat Cilacap memiliki keyakinan untuk memberikan sesajian kepada ratu pantai selatan mungkin
kamu lebih kenal dengan "Nyi Roro Kidul". Dengan begitu, diyakini hasil laut akan
bertambah dari tahun ke tahun. Sedekah laut ini diadakan setiap bulan sura yaitu bulan sura adalah bulan purnama terakhir dibulan desember, sebelum malam tahun baru tiba
tentunya. Masyarakat berbondong bondong kelaut untuk memberi sesajian kepada ratu pantai selatan, yang lebih menarik lagi mereka rela jalan kaki ratusan kilo meter agar bisa mendapat lebih banyak rezeki pada tahun yang akan datang. Biasanya sesajiannya berisi bunga telon, bunga mawar, pisang putri ulin, dan bunga kanthil". Nah, ada juga, sesajian
dari pemerintah daerah berupa kepala sapi, menyan, dan lain lain. Acara sedekah laut merupakan ritual yang wajib digelar setiap tahun. Beberapa mitos mengatakan, jika acara sedekah laut tidak ada sang penguasa pantai selatan tidak memberikan ikan bahkan ada bencana, tapi untungnya setiap tahun selalu digelar. Bupati dan pejabat pemerintah daerah
juga turut serta dalam acara ini. Mereka mengenakan pakaian adat jawa , dan diujung acara ini ada seorang putri yang sangat cantik sebagai wu.lud dari ratu pantai selatan , digiring menaiki kuda.jantan mengitari alun-alun. Wah pokonya seru" kataku menjelaskan "benarkah? Lalu siapa yang menjadi putrinya? "
"duta wisata yang terpilih menjadijuara akan menjadi putri. Tidurlah sudah malam" Udara malam ini sangat panas, begitu panasnya hingga putaran kipas angin tak berasa ditubuhku. Ku buka.jendela kamarku sebelum akhirnya aku memutuskan untuk
keluar dan duduk d iberanda rumah. Ben ar saia, malam ini bulan purnama. Bulan yang bu lat
utuh dengan cahaya kedamaian melingkarinya dengan langit gelap dan bintang yang berked ip gen it menyapaku.
"kringgg..kringgg" alarm berbunyi dengan nyaringnya Aku dan lsa terbangun, mengambil air wudhu untuk sholat subuh dan bergantian mandi. Di dapur telihat mamak yang sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi. Mamak sama seperti dulu tidak pernah mau diganggu atau dibantu jika sedang didapur..Jam delapan pagi kirab budaya dimulai. Acara demi acara berlalu akhirnya tiba yang paling ditunggu yaitu sedekah laut. Para penari sudah siap untuk memulainya, bupati dan pejabat daerah juga sudah baris rapi dengan blangkon dan kain jaritnya. Dibelakangnya disusul dengan beberapa orang yang membawa sesajian berupa kepala sapi. Berjalan menuju teluk penyu untuk
memberikan sesaji itu pada sang penguasa pantai selatan. Sesaji itu diberikan dengan cara dibuang kelaut setelah diberi doa-doa. Masyarakat percaya, jika ikan laut di tahun yang akan datang jumlahnya melebihi
b
iasa nya.
Terik matahari semakin terasa membakar kulit, tetapi para pembawa sesaji berjalan
tidak memakai alas kaki apapun hal itu dipercaya bahwa sang ratu akan memberikan kekuatan lebih pada diri mereka untuk melewati kerasnya hidup ini. Di penghujung acara
putri cantik dengan gaun hijaunya menaiki kuda jantan , dan akan segera keluar jika gong pendhopo dipukul tujuh kali, tangannya melambai dan rambut hitam panjangnya menari diterpa angin. Putri cantik ratu pantai selatan, biasa diperankan oleh Suzana di film televisi. Namun, ada beberapa bagian yang dihilangkan dari ritualtersebut. Siang ini begitu panas hingga fatamoragana nampak dijalanan. Jam sebelas lebih lima belas menit kami kembali
kerumah.
"Wah keren banget ini kali pertama ku melihat kirab budaya sedekah laut, tahun depan ajak lagi yaa" katanya kagum Tak terasa sudah 2 mingguberlalu, liburan akhir tahun sebentar lagi berlalu. Tentu
banyak sekali harapan yang lebih baik ditahun ini. Besok, aku dan lsa kembali ke ibu kota
untuk menuntut ilmu. Rasanya masih ingin disini, menikmati haru biru bersama keluargaku dan lezatnya hidangan buatan mamak. Tetapi, menuntutmu ilmu adalah tugas yang harus ku ker.jakan dengan baik sesuaijanjiku pada mamak. Jam lima sore bapak mengantar aku dan lsa sampai
terminal. Kucium tangan bapak dan berpamitan berangkat. Ah, malas rasanya
membayangkan tugas tugas dari dosen yang akan menyita waktu tidurku belum lagi beberapa pertemuan organisasi dama satu minggu ini.
Beberapa orang terlihat berkerumun didepan majalah dinding, aku tertarik pada satu bacaan didalamnya yaitu Pekan Seni Mahasiswa Daerah (PEKSIMIDA) ada beberapa kriteria
tangkai lomba seperti baca puisi, vokal grup, vokal tunggal (solo), penulisan lakon, penulisan puisi, hingga penulisan cerpen. Aku berminat untuk mengikuti tangkai lomba penulisan cerpen. Beberapa hari latihan, dengan penuh keyakinan dan percaya diri 28 Juli pun tiba. Awalnya, mamak dan bapak tidak setuju dengan minatku mengikuti lomba karya sastra ini. Kebetulan, adik sedang sakit tifus pastinya memerlukan banyak biaya. Mamak dan bapak
tidak memberiku uang saku sama sekali karena keluargaku saat itu memiliki masalah ekonomi. Akan tetapi itu tidak membuatku bebrkecil hati apalagi kalah sebelum perang
terlebih lsa selalu menyemangatiku. Dipecah celengan ayam miliknya dengan beberapa lembar uang kertas dan koin lima ratusan. Tak hanya uang, doa juga ia panjatkan untukku.
lanjiku dalam hati akan menjadi sang juara dalam kompetisi seni kali ini. Berbekal uang tiga ratus sembilan puluh ribu rupiah, aku tetap semangat tak ada lagi ragu, apalagi pilu aku yakin Tuhan pasti meridhoiku jika aku
su nggu h-su
ngguh. Memang sengaja aku tak
mengulang meminta izin pada orang tuaku, hanya saja niat dalam hatiku untuk memberikan kejutan yang takkan mereka duga sebelumnya. Tak sama seperti peserta yang lain bisa berlama lama di kota kretek ini, aku hanya
datang berlomba dan tentunya segera pulang. Upacara pembukaan dimulai, tak lama kemudian bedhug dipukul bertanda dimulainya perlombaan seni hari ini. Ruangan telah
ditentukan oleh panitia pihak penyelenggara. Sang juri yang berasal dari daerah yang berbeda beda membuat jantungku berdegup kencang, pikiranku sedikit kacau karena jujur saja,benar-benar Brogi. Dinginnya ac ruangan auditorium pasca sarjana universitas muria kudus tak lagi terasa. Keringat sebesar bijijagung mulai mengalir, aku berusaha
menenangkan hati dan pikiranku. Mencoba mengingat Tuhan agar sedikit lebih tenang, menyiapkan mental kalah agar tak kecewa nantinya walaupun tentu perasaan kecewa pasti ada. Tiga juri yang berdiri didepan bukan pajangan itu sungguhan danperlombaan ini bukan
lagi mimpi tetapi kenyataan, dengan penampilan khas seniman yang benar benar mereka semua adalah seniman-seniman muda, cerpenis terbaik jawa tengah. Karya-karyanya sering
tampil dan membuming pada beberapa surat kabar. Salah satu darl mereka mengumumkan bahwa lomba penulisan cerpen tahun ini bertema "meningkatkan rasa cinta pada budaya
daerah" dengan waktu delapan jam dan beberapa aturan penulisan yang telah ditetapkan.
Entah angin mana yang membuatku mengingat pada budaya daerahku, terlintas dipikiranku
tentang budaya sedekah laut yang unik dan belum diketahui banyak orang. Kata demi kata ku rangkai hingga menjadi deretan baris dan alinea. "Kuncup Cilacap" adalah.ludulcerpenku. Didalamnya aku menulis tentang lambang kota Cilacap yaitu bunga wi.jaya kusuma yang harum semerbak tiap malam hari, serta
mahkota bunga yang lebar dan warna merah muda, ditambah lagi akarnya yang kuat. Tak hanya itu, aku juga menulis tentang kesenian kuda lumping yang luar biasa seram, mendoan dan loteknya yang super lezat dan pastinya juga sedekah laut ritual tahunan masyarakat Cilacap pada bulan sura. Sungguh hal yang takkan kulupakan, rasa lelah terbayar sudah
semua setelah aku mendapat kabar dari panitia bahwa aku mendapat juara umum. Ah
,
sungguh tak dapat ku ungkapkan rasa haru bahagiaku saat itu, begitu juga dengan
mamak,bapak,adikku,dan sahabatku lsa. Aku terpilih mewakili Jawa Tengah, dan membawa nama baik Cilacap,lnstitusi. Serta memperkenalkan budaya dan mempromosikan Cilacap dalam kancah nasional. Harapanku, akan ada generasi berikutnya yang siap mempelajari dan nrenjaga kelestarian budaya daerah agar pencurian budaya tidak terulang lagi di negara kita.