LAPORAN RISET
APLIKASI TEKNOLOGI OBSERVASI PESISIR, LAUT DAN PULAU-PULAU KECIL
BALAI RISET DAN OBSERVASI KELAUTAN
BADAN RISET KELAUTAN DAN PERIKANAN DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2008
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source
LEMBAR PENGESAHAN
Negara, Desember 2008 Telah diperiksa dan disetujui oleh:
Ir. Berny A. Subki, Dipl.Oc. Kepala Balai Riset dan Observasi Kelautan
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source
ABSTRAK
Riset Aplikasi Teknologi Observasi Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil dilakukan dalam rangka mengembangkan sistem teknologi pemantauan kelautan yang dapat mendukung pengembangan sumber daya kelautan, sehingga potensi laut Indonesia diharapkan dapat tergali dengan baik. Pengembangan teknologi pemantauan kelautan yang dilakukan ini merupakan program aplikasi observasi laut dari berbagai sumber data kelautan yang mencakup kegiatan pemantauan, prakiraan, dan sistem informasi lingkungan perairan pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil. Data hasil pemantauan inilah yang selanjutnya diolah dalam riset ini untuk menjadi sistem informasi yang berguna bagi para pemakai sistem informasi kelautan di Indonesia, baik dari kalangan pemerintahan, swasta, akademisi, maupun masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Beberapa tujuan yang akan dicapai dalam riset ini adalah untuk melakukan pemantauan karakteristik perairan dan sumberdaya kelautan sebagai justifikasi ilmiah untuk pengelolaan pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil; mengkaji kemanfaatan sumberdaya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil sebagai areal konservasi; serta melakukan kegiatan pemantauan yang mendukung upaya antisipasi global warming di pulau-pulau kecil dan kawasan konservasi. Dari tujuan tersebut diharapkan akan tercapai sasaran, yaitu terlaksananya operasional oseanografi pada tahun 2010 dengan pembangunan sistem observasi kelautan sebagai penyedia data dasar potensi sumber daya kelautan.
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source
Halaman-iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karuniaNya, Laporan Riset Aplikasi Teknologi Observasi Pesisir, Laut, dan Pulau-pulau Kecil dapat tersusun dengan baik. Laporan ini diharapkan dapat memberikan acuan dalam merencanakan dan merumuskan program dan kegiatan yang berkaitan dengan studi dan monitoring kelautan. Penyusunan laporan merupakan hasil dari studi yang diselesaikan oleh suatu tim yang beranggotakan dari beberapa institusi dan ahli di bidang kelautan dan informatika. Dari hasil studi ini kami berharap dukungan yang meningkat dari semua pihak, baik dari stakeholder maupun instansi sektor terkait lainnya dalam menyukseskan pengembangan kegiatan riset dan monitoring kelautan di Indonesia. Kami sadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Karena itu sangat diharapkan saran-saran untuk penyempurnaan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kemajuan sektor kelautan dan perikanan Indonesia.
Penyusun
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
II
ABSTRAK
III
KATA PENGANTAR
IV
DAFTAR ISI
V
DAFTAR GAMBAR
VI
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
7
1.2.
Tinjauan Pustaka
3
1.3.
Permasalahan
4
1.4.
Tujuan dan Sasaran Riset
4
1.5.
Manfaat Riset
5
BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN
1
2.1.
Desain Riset
1
2.2.
Lokasi dan Waktu Penelitian
1
2.3.
Bahan dan Alat
2
2.4.
Prosedur Riset
2
2.5.
Analisa Data
3
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
4
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
3
INDEKS
5
LAMPIRAN
A
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source
Halaman-vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Lokasi Survei di Muara Perancak-Pengambengan............................................. 2 Gambar 2 Lokasi Deployment Buoy di Kepulauan Seribu ................................................... 2 Gambar 3 Peta Batimetri Digital di Stasiun Pengambengan ............................................... 1 Gambar 4 Peta Batimetri Digital di Stasiun Pacitan............................................................. 1 Gambar 5 Peta Batimetri Digital di Stasiun Cilacap............................................................. 1 Gambar 6 Digitizer yang hasil datanya langsung dikoneksikan melalui rugged laptop........ 2 Gambar 7 Tampilan Peta pada Software Crystal Report..................................................... 2 Gambar 8 Diagram Alir Kegiatan......................................................................................... 2 Gambar 9 Hasil Bacaan Pasut dari Tide Gauge yang Dibandingkan dengan Rambu ......... 3 Gambar 10 Output Sistem Berbasis Desknote: Persentase Frekuensi Kejadian Angin ...... 4 Gambar 11 Output Sistem Berbasis Desknote: Persentase Frekuensi Kejadian Periode Gelombang .......................................................................................................................... 4 Gambar 12 Output Sistem Berbasis Desknote: Persentase Frekuensi Kejadian Tinggi dan Arah Gelombang ................................................................................................................. 4 Gambar 13 Deskripsi Data Pasang Surut dalam Sistem Pemantauan Berbasis Web......... 5 Gambar 14 Deskripsi Data Angin dalam Sistem Pemantauan Berbasis Web ..................... 6 Gambar 15 Deskripsi Data Arus Laut dalam Sistem Pemantauan Berbasis Web ............... 7 Gambar 16 Deskripsi Data Batimetri dalam Sistem Pemantauan Berbasis Web ................ 1 Gambar 17 Beberapa tampilan berbasis web dari sistem observasi wilayah pesisir dan laut ............................................................................................................................................ 2
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source
Halaman-vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Pulau-pulau terluar Indonesia memiliki nilai strategis sebagai titik dasar dari garis pangkal kepulauan Indonesia dalam penetapan wilayah Perairan Indonesia, Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia, dan Landas Kontinen Indonesia, sehingga guna memanfaatkan dan mengelola sumber daya yang ada di pulau-pulau tersebut Indonesia mengeluarkan Peraturan Presiden No. 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-pulau Kecil Terluar. Setidaknya ada 92 pulau terkecil terluar saat ini yang 67 diantaranya berbatasan langsung dengan sepuluh negara-negara tetangga seperti: Malaysia, India, Thailand, Vietnam, Filipina, Australia, dan lainnya, dan hanya 36 pulau saja yang berpenghuni. Secara ekologis, pulau-pulau kecil amat rentan terhadap pemanasan global, angin topan dan gelombang tsunami. Erosi pesisir disebabkan kombinasi faktor-faktor tersebut terbukti sangat progresif dalam mengurangi garis pantai kepulauan kecil. Akibatnya adalah penurunan jumlah makhluk hidup, hewan-hewan maupun penduduk yang mendiami pulau tersebut. Pulau-pulau kecil diketahui memiliki sejumlah besar spesies-spesies endemik dan keanekaragaman hayati tipikal yang bernilai tinggi. Apabila terjadi perubahan lingkungan pada daerah tersebut, maka akan sangat mengancam keberadaan spesiesspesies tadi. Sebagai salah satu cara pemantauan dan pemberdayaan pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil di bidang kelautan dan perikanan adalah dengan membangun Stasiun Observasi Kelautan di daerah tersebut. Pembangunan Stasiun Observasi Kelautan ini mempunyai dua manfaat yaitu pertama sebagai pengembangan stasiun observasi kelautan sekaligus sebagai laboratorium alam dan kawasan konservasi yang dapat digunakan untuk penelitian dan pengembangan sumber daya kelautan khususnya di daerah potensi. Manfaat kedua adalah sebagai sarana peningkatan pengawasan dan pengamanan pulaupulau kecil melalui stasiun observasi sekaligus untuk justifikasi kewilayahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Balai Riset dan Observasi Kelautan (BROK) sesuai dengan tupoksi (tugas, pokok, dan fungsi) yang diemban, memulai untuk merintis kegiatan-kegiatan riset yang mendukung program revitalisasi perikanan dan pengelolaan sumber daya perikanan dan kelautan secara terpadu. Salah satu riset yang diusulkan pada tahun anggaran 2008 adalah Aplikasi Teknologi Observasi Pesisir, Laut, dan Pulau-pulau Kecil. Dari kegiatan riset ini diharapkan untuk dapat mendukung kebijakan kelautan dalam meningkatkan pendayagunaan pulau-pulau kecil, mengatasi permasalahan konservasi dan rehabilitasi sumber daya kelautan dan perikanan, serta peningkatan pengawasan terhadap sumber daya kelautan dan perikanan di perairan sekitar pulau-pulau kecil wilayah NKRI. Pelaksanaan kegiatan riset ini juga disinergikan dengan kegiatan yang terkait di luar institusi BROK, diantaranya yang sudah mulai dirintis adalah dengan instansi BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), IPB (Institut Pertanian Bogor), LAPAN
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source
Halaman-2
(Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), BAKOSURTANAL (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional), dan ITB (Institut Teknologi Bandung). Dengan institusi tersebut telah dilakukan usaha bersama guna merintis kegiatan riset ini dan mendukung operasional oseanografi tahun 2010, yaitu kajian awal perairan Manterawu yang mewakili pulau kecil terluar di utara perairan NKRI, pembangunan dan operasionalisasi stasiun pasang surut serta sistem informasi aplikasi teknologi observasi untuk pemantauan laut, yang dikoordinasikan secara kontinyu dan terpadu bersama PRTK (Pusat Riset Teknologi Kelautan). Dari kegiatan riset pada tahun anggaran 2008 ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa informasi sumber daya kelautan dan perikanan kepada satker (satuan kerja) yang terkait di lingkup Departemen Kelautan dan Perikanan, diantaranya Ditjen Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (dalam hal ini Direktorat Pengawasan Sumber Daya Kelautan), Ditjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil (dalam hal ini adalah Direktorat Pemberdayaan Pulau-Pulau Kecil, Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut dan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir), maupun Ditjen Teknis lainnya. Salah satu alasan pokok perlu adanya pemantauan sumber daya kelautan di pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil adalah dikarenakan beberapa tahun terakhir ini telah terjadi gejala pemanasan global (global warming). Pemanasan global ini memiliki dampak yang cukup berbahaya khususnya bagi negara yang berbentuk kepulauan seperti Indonesia dan ratarata pulau kecil di Indonesia memiliki ketinggian daratan tidak lebih dari 3 meter terhadap permukaan laut. Munculnya gejala pemanasan global ini seperti anomali musim hujan, kenaikan paras air laut dan sering munculnya gelombang pasang tinggi di daerah yang sebelumnya tidak pernah terjadi. Adanya stasiun observasi kelautan di pulau-pulau kecil yang berpotensi mengalami kerusakan akibat fenomena global warming ini dapat sangat membantu memberikan input landasan kebijakan terhadap pengelolaan pulau-pulau kecil di Indonesia. Pulau-pulau kecil Indonesia memiliki banyak sekali potensi sumber daya kelautan, sumber daya kelautan ini jika tidak dipantau dan dikelola dengan baik akan cepat hilang apalagi dengan adanya global warming ini. Adapun potensi kerugian yang akan terjadi jika tidak adanya pemantauan dan pengelolaan potensi sumber daya kelautan di pulau-pulau kecil Indonesia antara lain: Terjadinya pemutihan karang. Karang biasanya hidup dalam suhu air laut berkisar 28-31 oC. Jika suhu air laut melebihi 31oC kerusakan karang tidak terhindarkan lagi. Kondisi ini berpeluang terjadi pada kedalaman kurang dari 25 meter. Kawasan pesisir dan pulau kecil yang berketinggian dibawah 2 meter berpeluang hilang. Jika diasumsikan kenaikan muka air laut satu meter pada kemiringan pantai rata-rata 2 persen selama 100 tahun berarti lahan pesisir, termasuk pulaupulau kecil Indonesia yang tergenang 4050 ha per tahun. Pulau kecil yang berpeluang tenggelam ± 2000 pulau. Terjadinya abrasi pantai, abrasi ini dipicu gelombang laut dan kini telah melanda ± 1500 km. Hal ini akan terus terjadi dengan semakin sering terjadinya kenaikan muka air laut.
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source
Halaman-3
Kehidupan masyarakat di kawasan pesisir pantai dan muara sungai terganggu karena dipicu kenaikan permukaan air laut sehingga terjadi intrusi air laut dan banyaknya titik genangan. Dengan melihat potensi kerugian yang akan terjadi khususnya di pulau-pulau kecil akibat dampak global warming ini maka sangat dibutuhkan pemantauan terpadu khususnya di bidang kelautan. Adapun kegunaan dari pemantauan atau observasi kelautan di pulaupulau kecil Indonesia secara kontinyu dan terpadu adalah sebagai berikut: Sistem pemantauan kelautan diperlukan untuk mengelola sumber daya kelautan secara tepat, efektif, dan efisien dengan didukung oleh data yang lengkap dan akurat. Sistem pemantauan kelautan diperlukan untuk membangun sebuah sistem yang komprehensif, teratur dan memiliki validitas yang tinggi sehingga hasil yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara empiris. Sistem pemantauan kelautan sangat bermanfaat untuk mengetahui fenomena yang terjadi di laut sehingga dapat dijadikan acuan dalam penentuan kebijakan.
1.2.
Tinjauan Pustaka
Sesuai dengan Ina-GOOS pada INDOO Project, Operasional Oseanografi mempunyai elemen utama, yaitu: a) Observasi secara terkini dengan penginderaan jauh dan optimasi data insitu untuk mendukung operasional oseanografi. b) Asimilasi, prakiraan dan pemantauan iklim. Hal ini berguna sebagai alat untuk manajemen terkini dari lingkungan laut. c) Pengembangan perangkat lunak untuk mengakses data dari berbagai sumber data melalui format standar internet. Membangun pusat informasi dan sistem pelayanan data dalam kerangka ’single stop shop’. d) Seleksi penerapan dan pelayanan jaringan sehingga dapat menopang manajemen resiko. e) Pengembangan basis data multidiscipline untuk pengkajian pengaruh jangka panjang dan menengah dari karakteristik kelautan di Indonesia. Sesuai dengan program Indonesia Ocean Observing System: INAGOOS yang merupakan INDOO Project, dapat dijadikan acuan dalam kegiatan ini. Program INDOO ini memberikan latar belakang perlunya sistem pemantauan laut dan karakteristik fisis dari perairan Indonesia serta lingkup aktivitas sistem observasi. Pada tingkatan nasional, program pemantauan dan observasi laut dilakukan oleh institusi riset dengan lingkup kerja antara lain: a) Monitoring dan kajian sumberdaya laut b) Monitoring sumberdaya pesisir dan dinamikanya c) Memberikan pelayanan oseanografi dan biologi
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source
Halaman-4
Lingkup kerja di atas dibagi lagi dalam beberapa seksi, yaitu: a) Data laut b) Sumberdaya laut hayati c) Sumberdaya laut nonhayati d) Rehabilitasi dan konservasi e) Kapasitas institusional f) Pelayanan Institusi yang melakukan hal di atas: a) Departemen Kelautan dan Perikanan b) Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) c) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) d) Dinas Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (DISHIDROS) e) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) f) Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) g) Badan Koordinasi dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL)
1.3.
Permasalahan
Kenyataan bahwa institusi-institusi tersebut di atas mempunyai program observasi masingmasing, menunjukkan perlu adanya koordinasi antar-lembaga untuk mendapatkan data dan informasi yang terpadu sehingga dapat digunakan untuk sistem operasional oseanografi. Kegiatan riset ini berguna untuk maksud di atas.
1.4.
Tujuan dan Sasaran Riset
Tujuan dari kegiatan ini adalah: Membangun prototipe pemantauan di pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil. Melakukan pemantauan karakteristik perairan dan sumberdaya kelautan sebagai justifikasi ilmiah untuk pengelolaan pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil. Mengkaji kemanfaatan sumberdaya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil sebagai areal konservasi. Melakukan kegiatan pemantauan yang mendukung upaya antisipasi global warming di pulau-pulau kecil dan kawasan konservasi. Dari tujuan tersebut diharapkan akan tercapai sasaran terlaksananya operasional oseanografi pada tahun 2010 dengan pembangunan sistem observasi kelautan sebagai penyedia data dasar potensi sumber daya kelautan.
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source
Halaman-5
1.5.
Manfaat Riset
a.
Memberikan kontribusi berupa informasi sumber daya kelautan dan perikanan kepada Ditjen teknis lingkup DKP terutama Ditjen Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan dan Ditjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil.
b.
Tersedianya perangkat pendukung teknologi observasi kelautan yang memberikan informasi kekayaan laut Indonesia secara menyeluruh dan meningkatkan wawasan pengetahuan tentang keberadaan dan potensi pulau-pulau kecil terutama tentang kondisi dan sumber daya kelautan pulau-pulau tersebut.
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source
Halaman-1
BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN 1.6.
Desain Riset
Desain kegiatan riset yang dilakukan adalah: Melakukan studi pustaka, koordinasi, dan konsultasi untuk perencanaan yang strategis. Melakukan survei dan menerapkan sistem pemantauan yang tepat dan terintegrasi, serta inventarisasi data dari hasil survei di beberapa lokasi serta download realtime pada stasiun pemantauan dengan menggunakan software yang berada di komputer pusat pemantauan. Pengembangan sistem pemantauan observasi dan monitoring yang terintegrasi dengan aplikasi berbasis online. Melakukan pengolahan dan analisis hasil observasi dan monitoring. Penyusunan laporan kegiatan. Sosialisasi hasil riset.
1.7.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Studi dilakukan selama kurang lebih 1 (satu) tahun dalam Tahun Anggaran 2008 yang dilaksanakan oleh tim peneliti Balai Riset dan Observasi Kelautan dibantu dengan arahan peneliti ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), yang selanjutnya diimplementasikan dalam pembuatan sistem, bekerjasama dengan tim tenaga ahli bidang instrumentasi kelautan (LAPAN) dan informatika (STIKOM). Kegiatan survei dilaksanakan di sekitar Muara Perancak hingga kolam Pelabuhan Pengambengan (Gambar 1), Negara, untuk mengetahui kondisi beberapa parameter fisik di sekitar pesisir dan laut di perairan selatan Negara. Dalam kegiatan ini, melibatkan tiga mahasiswa dari Universitas Diponegoro, dimana hasil kegiatan ini dimanfaatkan sebagai bahan untuk penyusunan tugas akhir di Universitas Diponegoro Semarang. Sementara itu, untuk kajian yang mewakili perairan di sekitar pulau-pulau kecil, kegiatan ini dilaksanakan di Kepulauan Seribu (Gambar 2). Dalam kajian di Kepulauan Seribu, dilakukan survei dan pemasangan/deployment buoy yang pelaksanaan kegiatannya bekerjasama dengan tim dari Pusat Riset Teknologi Kelautan dan Institut Pertanian Bogor (IPB).
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source
Halaman-2
Gambar 1 Lokasi Survei di Muara Perancak-Pengambengan
Gambar 2 Lokasi Deployment Buoy di Kepulauan Seribu
1.8.
Bahan dan Alat
Dalam rangka mendukung pembuatan dan pengembangan sistem informasi pemantauan pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil berbasis web, bahan yang digunakan diantaranya adalah data angin dan batimetri digital. Lokasi data-data tersebut disesuaikan dengan lokasi stasiun pasang surut yang dapat diinformasikan secara online melalui website, yaitu di Stasiun Pengambengan, Pacitan, dan Cilacap (Gambar 3-5).
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source
Halaman-1
Gambar 3 Peta Batimetri Digital di Stasiun Pengambengan
Gambar 4 Peta Batimetri Digital di Stasiun Pacitan
Gambar 5 Peta Batimetri Digital di Stasiun Cilacap
Sedangkan alat yang digunakan untuk pengolahan dan analisa data dalam pembuatan sistem informasi berbasis desknote atau personal computer (PC) adalah superkomputer
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source
Halaman-2
dan digitizer (Gambar 6). Sistem informasi tersebut dibuat dengan bahasa pemrograman yang menggunakan software (perangkat lunak) Visual Basic 6.0 dan Crystal Report 8.2. Software Crystal Reports dapat menampilkan peta dalam basis data laporan yang berasal dari data geografis sehingga data dapat lebih mudah diinterpretasikan (Gambar 7).
Gambar 6 Digitizer yang hasil datanya langsung dikoneksikan melalui rugged laptop
Gambar 7 Tampilan Peta pada Software Crystal Report
1.9.
Prosedur Riset
Prosedur kegiatan riset ini dapat dideskripsikan secara singkat melalui tiga tahapan yang ditunjukkan pada diagram alir Gambar 8. Pembuatan Sistem Berbasis Online
Studi Pustaka Pembuatan Sistem Berbasis Inventaris Data Survei Lapangan
Koordinasi Konsultasi
dan
Pengolahan Data
Pengumpulan Data Sekunder
Gambar 8 Diagram Alir Kegiatan
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source
Uji Coba Sistem Berbasis Online Pelaporan dan Diseminasi
Halaman-3
1.10. Analisa Data Secara umum, kondisi kualitas perairan di sekitar kolam Pelabuhan Pengambengan dapat dikatakan kurang baik, hal ini diduga dari limpasan atau buangan material daratan, terutama dari aktivitas pelayaran dan limbah industri perikanan. Hal ini memerlukan penanganan khusus berupa observasi lapangan secara rutin dan prediksi melalui pemodelan numerik setiap musim, sehingga dapat memberikan informasi bagi pembuat kebijakan dalam mengatasi secara konkret kondisi kualitas perairan di sekitar pesisir selatan Jembrana. Kondisi abrasi yang cukup tinggi di sepanjang pesisir selatan Muara Perancak hingga di utara Pelabuhan Pengambengan (pesisir Cupel), dan juga kondisi sedimentasi di dalam kolam pelabuhan, memerlukan penanganan khusus dari pembuat kebijakan. Hal ini sangat diperlukan untuk mengatasi perubahan garis pantai yang sangat signifikan dan menyebabkan kerugian yang semakin besar bagi masyarakat pesisir pantai. Untuk itu, pembuat kebijakan diharapkan dapat melakukan hal yang lebih nyata dalam penanganan abrasi dan sedimentasi. Sementara itu, hasil dari survei dan deployment di Kepulauan Seribu diantaranya dengan melakukan pemeriksaan pasang surut yang digunakan untuk menghitung signifikansi kenaikan paras laut di perairan sekitar Kepulauan Seribu (Gambar 9).
Gambar 9 Hasil Bacaan Pasut dari Tide Gauge yang Dibandingkan dengan Rambu
Data mengenai kondisi pasang surut juga diperoleh dari hasil pengamatan di stasiun terdekat, yaitu Tanjung Priok. Berdasarkan pengamatan dan pemodelan yang dibuat, maka kondisi tunggang pasang-surut di perairan Kepulauan Seribu adalah berkisar antara 0,5-0,6 m.
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source
Halaman-4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari tahapan-tahapan sesuai pada prosedur riset, dapat ditampilkan sebagai berikut, diantaranya output dari sistem teknologi pemantauan berbasis desknote yang dapat dilihat pada Gambar 10-12.
Gambar 10 Output Sistem Berbasis Desknote: Persentase Frekuensi Kejadian Angin
Gambar 11 Output Sistem Berbasis Desknote: Persentase Frekuensi Kejadian Periode Gelombang
Gambar 12 Output Sistem Berbasis Desknote: Persentase Frekuensi Kejadian Tinggi dan Arah Gelombang
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source
Halaman-5
Untuk sistem pembuatan sistem berbasis online melalui web, data yang sudah terwakili pada sistem adalah data pasang surut, angin, arus, dan batimetri. Deskripsi lengkap mengenai tampilan data pada teknologi sistem pemantauan online ini dapat dilihat pada Gambar 13-16.
Gambar 13 Deskripsi Data Pasang Surut dalam Sistem Pemantauan Berbasis Web
Gambar 13 menunjukkan tampilan data pasang surut yang dibagi berdasarkan tiga metode data, yaitu dari hasil survei lapangan, near-real time data, dan forecasting bulanan. Sesuai dengan ketiga metode tersebut, hal-hal yang diinformasikan pada sistem pemantauan pasang surut langsung ditampilkan secara online di website. Dari survei lapangan data pasang surut, maka sistem pemantauan menginformasikan deskripsi data berupa lokasi, koordinat, tanggal/panjang data. Selanjutnya raw data yang dihasilkan, dapat di-download oleh user berdasarkan request kepada administrator yang berupa file berformat ASCII. Informasi sesaat hasil survei lapangan ini selanjutnya juga diolah sehingga akan menampilkan grafik elevasi terhadap waktu dan juga hasil analisa harmonik menggunakan software T-Tide berbasis Matlab. Hasil akhir dari informasi data survei lapangan pasang surut adalah berupa informasi mengenai tipe pasang surut di lokasi tersebut. Untuk data yang bersifat near-real time, informasinya dapat diakses secara online dengan menampilkan grafik dan data pasang surut setiap menit pada halaman web sesuai dengan lokasi yang diinginkan. Sedangkan untuk forecasting pasang surut, informasinya adalah berupa forecast bulanan menggunakan software T-Tide ataupun animasi/pemodelan, grafik forecast pasang surut di titik yang diinginkan (saat ini masih terbatas pada basis data yang tersedia), dan analisa mengenai forecast pasang surut yang dibuat. Diharapkan untuk selanjutnya basis data titik-titik pasang surut yang dimiliki pada sistem ini semakin banyak dan up to date (mutakhir), sehingga dapat dihasilkan peramalan pasang surut yang lebih informatif di lokasi-lokasi lainnya.
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source
Halaman-6
Sistem Berbasis Web
Angin
1. Deskripsi Data (Lokasi, Koordinat, Tanggal/Panjang Data) 2. File ASCII – downloadable 3. Grafik Kec, Arah angin terhadap Waktu (Windrose, waverose, dan tabel frekuensi) 4. Analisa Data Angin 5. Output Tipe Pasut
Survey Lapangan
Near Real Time Data U
Forecasting Bulanan
1. Deskripsi Data 2. Informasi data terkini – link to weather station 3. File ASCII - downloadable 4. Grafik terkini dengan informasi waktu, kecepatan, dan arah angin Hindcasting dengan Metode SMB
Gambar 14 Deskripsi Data Angin dalam Sistem Pemantauan Berbasis Web
Pada Gambar 14 dapat diuraikan penjelasan mengenai informasi data angin yang ditampilkan pada sistem berbasis web ini. Seperti uraian sistem informasi berbasis web mengenai data pasang surut yang dijelaskan sebelumnya, informasi parameter angin juga dibagi menjadi tiga metode, yaitu berdasarkan data dari survei lapangan, near-real time data, dan juga forecasting bulanan. Informasi yang diperoleh dari data hasil survei lapangan adalah deskripsi data, yaitu berupa lokasi, koordinat, dan tanggal/panjang data. Selain itu, bila pengguna ingin mendapatkan raw data-nya, dapat menghubungi administrator sistem untuk mendapatkan link men-download. Hasil survei angin yang diperoleh ini, selanjutnya diolah untuk mendapatkan informasi berupa grafik kecepatan dan arah angin terhadap waktu, sekaligus informasi berupa windrose, waverose, dan tabel frekuensinya. Dari informasi-informasi ini, data angin berdasarkan survei lapangan akan dianalisa melalui sistem berbasis web. Informasi selanjutnya adalah informasi data angin yang diperoleh secara near-real time, yaitu menampilkan deskripsi data, informasi data terkini (tersambungkan pada weather station), juga grafik terkini dengan informasi berupa waktu, kecepatan, dan arah angin terkini pada sistem berbasis web ini. Dari informasi survei lapangan dan near-real time data angin, sistem berbasis web ini juga menampilkan forecasting bulanan menggunakan hindcasting dengan metode SMB (Sverdrup-Munk- Bretschneider). Begitu pula untuk parameter angin ini, diharapkan untuk selanjutnya basis data titik-titik observasi angin yang dimiliki pada sistem ini semakin banyak dan up to date (mutakhir), sehingga dapat dihasilkan informasi angin yang lebih informatif di lokasi-lokasi lainnya untuk dimanfaatkan secara maksimal bagi para pengguna data informasi angin melalui sistem berbasis web ini.
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source
Halaman-7
Sistem Berbasis Web
Arus Laut
Survey Lapangan
1. Deskripsi Data (Lokasi, Koordinat, Tanggal/Panjang Data) 2. File ASCII – downloadable 3. Grafik Arus terhadap Waktu dan beberapa kedalaman – current rose 4. Analisa
Not available yet
Near Real Time Data
Forecasting Bulanan
1. Satu area menggunakan model hidrodinamika 2. Output berupa animasi hasil model 3. Grafik terhadap waktu di beberapa titik interest 4. Analisa
Gambar 15 Deskripsi Data Arus Laut dalam Sistem Pemantauan Berbasis Web
Untuk saat ini, informasi parameter arus (Gambar 15) yang ditampilkan pada sistem berbasis web ini masih terbatas pada hasil survei lapangan, yaitu berupa informasi deskripsi data (lokasi, koordinat pengukuran, dan tanggal/panjang data), yang dapat diakses file ASCII-nya melalui administrator website sistem. Selain itu informasi dari data hasil survei lapangan ini diolah dan dianalisa berdasarkan grafik arus terhadap waktu pada beberapa kedalaman, dilengkapi dengan current-rose. Informasi yang bisa didapatkan selain pengolahan hasil survei lapangan tersebut, adalah diperolehnya informasi forecasting bulanan yang berupa pola arus di satu area dengan menggunakan model hidrodinamika, animasi hasil model, grafik arus terhadap waktu di beberapa titik yang diinginkan, juga analisa dari forecasting bulanan tentang arus. Keterbatasan dalam informasi near-real time data arus, hal ini dikarenakan informasi mengenai arus laut masih terbatas dan sangat mahal untuk dilakukan. Diharapkan selanjutnya informasi mengenai arus dapat dimaksimalkan dengan melakukan deployment alat pengukuran arus di beberapa titik yang mewakili karakteristik perairan di Indonesia, sehingga informasi mengenai arus dapat ditampilkan lebih up-to-date (mutakhir).
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source
Halaman-1
Sistem Berbasis Web
Batimetri
Survey Lapangan
1. Deskripsi Data (Lokasi, Koordinat, Tanggal Data) 2. File ASCII – downloadable 3. Plot hasil pengolahan data batimetri JPG
Digitasi dan pembelian data digital
idem
Gambar 16 Deskripsi Data Batimetri dalam Sistem Pemantauan Berbasis Web
Terakhir, data yang ada dalam sistem berbasis web ini adalah data batimetri (Gambar 16). Sumber data batimetri yang diinputkan pada sistem ini berasal dari survei lapangan, digitasi, dan juga pembelian data digital. Informasi yang ditampilkan pada item data batimetri ini adalah berupa deskripsi data (lokasi, koordinat cakupan data, dan tanggal data pelaksanaan survei). Selain informasi deskripsi data, raw data yang berupa file ASCII dapat diakses dengan mengunduhnya melalui link yang diberikan oleh administrator sistem. Hasil pengolahan data batimetri ini akan ditampilkan dengan metode plot hasil pengolahan data batimetri berupa file *.jpg. Data batimetri ini sangat penting dalam pengelolaan informasi kelautan, diharapkan untuk selanjutnya data ini dapat di-update (dimutakhirkan) secara kontinu.
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source
Halaman-2
Pada Gambar 17, dapat dilihat hasil akhir dari teknologi sistem pemantauan pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil, yang berupa sistem informasi online berbasis web.
Gambar 17 Beberapa tampilan berbasis web dari sistem observasi wilayah pesisir dan laut
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source
Halaman-3
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Kegiatan ini lebih meyakinkan bahwa Aplikasi Teknologi Observasi Pesisir, Laut, dan Pulau-pulau Kecil yang berbasis web sangat diperlukan. Patut disayangkan bila realisasi pembangunan sektor kelautan selama tiga dasawarsa terakhir ini cenderung belum optimal. Hasil kegiatan ini menunjukkan ada banyak potensi parameter yang dapat digunakan sebagai parameter pemantauan pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil. Namun berdasarkan hasil penelusuran data, banyak ditemui kendala ketersediaan dan kelengkapan data (data tidak meruang dan mewaktu). Oleh karena itu, dilakukan scientific judgement sebagai solusi dalam menetapkan parameter-parameter yang akan digunakan di Indonesia. Ketersediaan data dan informasi membutuhkan suatu sarana dan prasarana basis data yang memadai untuk menyimpan dan mendistribusikan data dan informasi tersebut. Infrastruktur manajemen data dan data communication/networking facility dibutuhkan oleh penyedia data. Tantangan dalam pengelolaan riset dan monitoring adalah dituntutnya perkembangan teknologi yang memberikan konsekuensi untuk penguasaan informasi kelautan nasional yang lebih baik Solusi berbentuk sistem Aplikasi Teknologi Observasi Pesisir, Laut, dan Pulau-pulau Kecil ini diharapkan dapat memecahkan tantangan tersebut sehingga cita-cita untuk menjadikan sektor kelautan sebagai prime mover pembangunan nasional dapat terealisasikan secara tepat. Pengelolaan data dan informasi yang handal dapat menjadi batu pijakan yang kokoh bagi perkembangan pengelolaan riset dan monitoring di Indonesia. Saran Mengingat kegiatan ini merupakan kegiatan strategis dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia, beberapa saran yang dapat dijadikan landasan dalam pengembangan penyusunan basis data kelautan yang mencakup seluruh wilayah Indonesia adalah perlunya pengembangan pemrograman tampilan web interface dan pengembangan basis data kelautan nasional. Selain itu, diharapkan ke depan adanya ketersediaan data dasar akurat yang meruang dan mewaktu (baik secara lokal, regional dan nasional), terutama misalnya topografi, pasut laut, arus, gelombang, angin, ekosistem terumbu karang, ekosistem bakau, ekosistem lamun, ekosistem teresterial, kependudukan, ekonomi, sosial-budaya dan lain-lain yang terintegrasi dalam suatu informasi berbasis web. Ketersediaan data ini dapat dibantu oleh partisipasi aktif dari masing-masing institusi.
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source
Halaman-4
Untuk keperluan perencanaan adaptasi dan mitigasi terhadap dampak pemanasan global pada skala lokal, regional dan nasional, sangat perlu tersedianya Peta Kerentanan Ekosistem Kepulauan Indonesia. Hal ini akan bermanfaat untuk penataan ruang; tanggap darurat; transmigrasi antar-daerah, migrasi antar-negara, ketahanan pangan; ketahanan energi; ketahanan sumber daya air; dan lain sebagainya. Peta Kerentanan Ekosistem Kepulauan Indonesia merupakan bagian dari sumbangsih Indonesia dalam aktif mengantisipasi dampak pemanasan global di wilayah tropis Pasifik. Peta ini dapat dijadikan sebagai rujukan dunia dalam penanggulangan dampak pemanasan global secara bersama-sama dengan negara-negara lain.
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source
Halaman-5
INDEKS
A administrator, 18, 19, 20, 21 ASCII, 18, 20, 21
D deployment, 12, 16, 20 Deployment, vi, 13 desknote, 14, 17 Digitizer, vi, 15
E Ekosistem, 24
F forecasting, 18, 19, 20
G global warming, iii, 8, 9, 10
I INDOO, 9
L link, 19, 21
M Matlab, 18
O online, 12, 13, 18, 22 operasional oseanografi, iii output, 17
P Pengambengan, vi, 12, 13, 14, 16 Perancak, vi, 12, 13, 16
R raw, 18, 19, 21 realtime, 12
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source
Halaman-6
S software, 12, 15, 18 stakeholder, iv
T T-Tide, 18
U update, 21
W web, vi, 13, 18, 19, 20, 21, 22, 23 website, 13, 18, 20
Z Zona Ekonomi Ekslusif, vii
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source
Halaman-A
LAMPIRAN
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumber May cited with refrence to the source