Sebuah Penantian Demi Sebuah Kesetiaan Malam diselimuti rintikan hujan ringan, tanpa adanya senyuman bulan. Bintang pun tak juga nampak. Malam sunyi tanpa suara deruan kendaraan. Hembusan angin beku mengiringi langkah maju seorang pemuda mengendarai sebuah motor gaya modern dengan jaket kulit berwarna cokelat muda. Seorang pemuda yagn memancarkan kharisma seorang yang pemberani dan berwibawa. Pemuda tersebut bernama Fuji Nizar Taruna Abdi Prasetya. Fuji kebingunan mencari sebuah toko bunga hingga hampir 4 kali dia berkeliling kota. Wajahnya terlihat masih bersemangat walaupun toko bunga yang dicarinya tak kunjung ketemu. Dewi Fortuna ternyata berpihak mengahampiri Fuji. Sebuah toko kecil sederhana dihiasi bunga-bunga harum dan indah seakan menarik kendaraan Fuji untuk segera menghampiri toko tersebut. "Taman Sinar Bunga" itulah tempat yang dicari-cari Fuji. Segera dia memarkir motornya tepat di depan agak kesamping dari sebuah tumbukan bunga mawar dan bunga krisan. Kemudian Fuji turun dari motornya dan melepas helm VOG putihnya serta menata penampilan agar terlihat rapi. Fuji berjalan memasuki toko tersebut dengan perlahan sambil mengucap salam. Dari dalam toko terdengar suara seorang gadis menjawab salam. Seorang gadis berjilbab abu-abu gelap dengan baju kombinasi warna hijau dan abu-abu juga dengan celana hitam panjang keluar dari toko tersebut. Gadis yang memancarkan wajah ayu alami, dengan senyum merekah semanis madu dan pancaran sinar matanya yang indah. Fuji pun terbelalak melihat pesona gadis tersebut sampai bengong. "Maaf Mas, mau cari bunga apa ?" "Oh iya mbak maaf saya mau beli bunga mawar merah, mawar putih dan mawar kuning. Tolong dirangkai yang bagus ya mbak !" "Tentunya Mas. Silahkan tunggu sebentar. Silahkan duduk dulu Mas !" Fuji hanya menganggukkan kepala tanda setuju. Dalam hati Fuji berkata "Subhanallah". Engkau telah menciptakan gadis yang begitu anggun nan cantik. Gadis yang menjadi dambaan setiap laki-laki. Tak lama gadis itu pun keluar dengan membawa rangkaian bunga indah yang dipesan Fuji. "Ini Mas bunganya !" "Berapa mbak ?" "Semuanya 50 ribu saja Mas !" "Oh iya. Ini ! " (memberikan uangnya)
"Memang untuk siapa Mas bunganya ?" "Oh, ini bunga untuk ibu saya" "Ternyata benar memang wanita itu paling banyak suka mawar. Karena mawar lambang keteguhan hati seorang wanita. Harumnya mawar menjadi aroma kepribadian yang cantik dan anggun, dan duri mawar menjadi pelindung dari orang-orang jahat yang ingin memetiknya" "Sungguh kata-kata yang indah. Kalau begitu saya mau pamit dulu. Lain waktu kalau ada kesempatan saya akan mampir lagi." "Oh iya Mas terima kasih, pintu toko ini akan selalu terbuka untuk siapa saja." "Mari Mbak, Assalamu'alaikum !" "Wa'alaikumsalam Wr. Wb. Hati-hati dijalan Mas !" Fuji membalas dengan senyuman dan bergegas meninggalkan toko bunga itu sebelum hujan turun lebih deras. Sesampainya dirumah Fuji meletakkan bunga tersebut di vas meja ruang tamu dan disetiap sudut ruangan. Kemudian masuk kamar. Kamar yang berukuran sedang dipenuhi poster klub sepak bola kesukannya yaitu Manchester United dan ada juga ayat Al-Qur'an yang terpasang di dinding dengan nuansa hijau merah dan lampu yang berbentuk seperti anggur yang menggantung. Fuji segera mengambil air wudhu untuk menjalankan sholat isya'. Setelah sholat isya' dilanjutkan berdzikir dan sholat rawatib diteruskan membaca AlQur'an. Tanpa Fuji sadari di tengah dia membaca ayat Al-Qur'an, bayangan gadis yang bertemu saat membeli bunga tadi menari-nari diatas ayat yang ia baca. "Astaghfirullah hal'adzim. Kenapa bayangan gadis itu tiba-tiba ada dipikiranku?? Apa maksud semua ini?? Ya Allah, berilah petunjuk hamba-Mu ini !" Keesokan harinya Fuji kembali mendatangi toko bunga tersebut karena dirasa ada sesuatu yang mengganjal dihatinya dan Fuji masih penasaran siapa sebenarnya gadis ayu yang telah berani mencuri hatinya. Saat masuk toko Taman Sinar Bunga lagi-lagi Fuji terpesona melihat gadis tersebut. Senyumnya yang begitu indah semanis madu, membuat hati Fuji meleleh bagai cokelat batang yang dilelehkan. "Eh, Mas lagi. Mau beli bunga lagi Mas ?? Bunga apa Mas ??" ''Iya mbak. Bunga sama seperti tadi malam mbak !" "Untuk siapa Mas ??" "Untuk ………. Untuk……… untuk ibu saya lagi mbak…… hemmm !!" (Fuji gugup) "Sepertinya Mas sayang sekali ya sama ibu Mas. Padahal tadi malam juga baru beli bunga. Kalau begitu tunggu sebentar Mas !" Tak lama kemudian setelah menunggu akhirnya gadis itu keluar membawa rangkaian bunga. Hati Fuji berdetak kencang dan sedikit berkeringat. Sebenarnya Fuji datang bukan
untuk membeli bunga tetapi dia ingin berkenalan siapa gadis cantik jelia itu. Saat Fuji ingin mengajak kenalan, dia masih takut dan usahanya kali ini masih gagal. Wajah gadis itu selalu terbayang dalam benak Fuji setiap hari, setiap jam, setiap menit bahkan setiap detik. Fuji pun tak menyerah berulang kali Fuji rela bolak-balik ke toko bunga tersebut, tapi usahanya belum juga terjawab. Hingga suatu kali dia datang lagi ke toko dan bertemu lagi untuk kesekian kalinya dengan gadis itu, tetapi hari itu ada juga penjaga toko yang lain hanya 1 orang. Seperti biasa gadis itu merangkaikan pesanan Fuji. Saat gadis itu merangkai bunga dalam toko, tiba-tiba penjaga toko yang satunya berkata, "Mas suka ya dengan Asya ???? hayowww??" "Oww…. Ternyata Asya ya mbak namanya ??" Namanya seindah orangnya. "Iya, namanya Asyafa Az-Zahra. Kenalkan, saya Nisa temannya. Mas sudah punya pacar??" "Waduh mbak, belum mbak !!" "Wah pas banget nich. Gimana kalau saya kenalkan dengan Asya ??" "Hah ?? Masa mbak Asya belum punya calon ??" "Setahu saya sich belum Mas. Ini nomor ponselnya (memberi secarik kertas). Mas coba aja sms duluan. Tapi Mas janji jangan pernah menyakiti hatinya. Karena gadis itu terlalu baik untuk disakiti" "Iya mbak berezzz…..!!" Hati Fuji sangat berbunga-bunga karena penantiannya terjawab sudah. Malamnya Fuji mengirim sms pada Asya. "Assalamu'alaikum. Apakah ini seorang gadis cantik bernama Asyafa Az-Zahra ??" Asya terkejut membaca sms yang belum tahu siapa pengirimnya, tetapi asya membalas sms tersebut. "Wa'alaikumsalam. Iya ini Asya. Maaf ini siapa ya ??" "Ini Fuji yang tadi pagi datang ke toko bunga yang memesan bunga mawar merah, putih, dan kuning" (Balasan Fuji) "Oww…… iya saya baru ingat. Ada perlu apa Mas?? Tahu nomor ponsel saya dari mana ??" "Begini mbak ……….." Kemudian perkenalan itu berlanjut dan memperdekat hubungan mereka. Waktupun terus berjalan, hingga suatu hari Fuji ingin memperjelas hubungannya dengan Asya tanpa adanya kejelasan. Fuji datang ke toko bunga Taman Sinar Bunga dan menanyai Asya. "Sya….. waktu terus berjalan. Aku bermaksud baik ingin memperjelas hubungan kita selanjutnya. Jujur aku sangat mencintaimu. Inilah pertama kalinya aku merasakan cinta yang mendalam. Rasanya dirimu telah terpatri di jiwaku yang kelak akan menjadi pendamping hidupku.'
"Begini Mas Fuji. Jujur saya juga merasakan hal yang sama. Tetapi saya masih mempunyai sebuah tanggungan yang tak mungkin saya tinggalkan. Dan amanat dari orang tua saya." "Memang tanggungan apa itu? Apakah itu penting sekali ?" "Saya harus menyelesaikan kuliah saya dulu, baru saya akan berfikir ke depan. Jika Mas mau menunggu, saya sangat bahagia. Tetapi jika tidak, silahkan mencari wanita lain yang lebih baik dari saya." "Baik aku akan menunggumu. Aku akan setiap pada mu. Tapi kamu juga harus setia dan tak ada laki-laki lain selama penantian ini. Sya… kali ini aku benar-benar sayang padamu, tolong jangan kecewakan aku. Hati ini hanya untukmu" (Dijawab dengan tegas). "Baik Mas. Yang terpenting adalah kepercayaan" "Oke" Fuji lega mendengar semuanya tadi. Asya juga senang, dia bisa menemukan seorang lelaki yang mapan, bertanggung jawab, setia dan sholeh. Demi menjaga kesetiaan, Fuji dan Asya berikhtiar dengan puasa. Dengan puasa, gejolak cinta yang bisa menyesatkan bisa dikontrol menjadi sebuah kenikmatan dalam cinta, supaya tak terombang-ambing pada godaan lain. Sesekali Fuji mampir ke toko bunga untuk membeli bunga sekaligus berjumpa dengan Asya. Fujji menyukai senyum Asya yang begitu indah dan pancaran matanya sekolah menjadi pelipur lara setiap duka, juga tutur kata yang lemah lembut. Asyapun menyukai aura wajah Fuji seolah pria yang berwibawa, sholeh dan sopan-santun. Fuji orang yang mudah bergaul dan asyik menjadi tempat curhat. Fuji juga ahli tentang komputer sehingga mereka juga sering ngobrol tentang itu. Ternyata tak disangka mereka suka Mie Ayam, sebagai makanan favorit. Tetapi Asya tidak suka sepak bola, walaupun Fuji suka sekali acara sepak bola terutama manchester united. Suatu kali asya meminta ponsel Fuji. Tanpa disangka saat itupun ada sms masuk saat Fuji izin ke kamar mandi. Asya mengatakan pada Fuji bahwa ada sms masuk, dan Fuji menyuruh asya untuk membukanya. "Fuji hati ini kini telah hancur berkeping-keping sebuah impian hidup bersamamu kini telah pupus sudah. Lubang luka ini tlah kau buka dalam hatiku. Kau tlah khianai kesetiaan cintaku. Janin ini telah tumbuh dalam rahimku. Mana pertanggungjawabanmu?? Jika kau tak menikahiku secepatnya, maka jangan harap kau bisa hidup tenang. Vita" Sontak asya shok membaca sms tersebut. Tetesan air mata mengalir pelan. Fuji kembali dari toilet dan mendapati Asya dalam wajah sendu. Asya langsung memberikan ponsel tersebut pada Fuji dan menyuruh membaca sms yang baru saja masuk. Fuji pun
kaget. Fuji segera menjelaskan kesalah pahaman yang terjadi tetapi asya hanya diam seribu bahasa dengan derai air mata berucuran. Tiba-tiba "Apa ini Mas yang disebut setia, cinta, janji…..?? Heh ??" "Tunggu dulu Sya…. Ini tak seperti yang kau fikirkan" Asya marah dan lari pagi dengan kencang. Asya lari kemanapun ia bisa meluapkan kemarahannya. Fuji mengejar asya hingga terengah-engah sambil terus memanggil nama Asya tapi asya juga tak menghiraukannya. Kesetiaan kini tak ada gunanya lagi. Kini tinggallah tangisan kekecewaan. Tiba-tiba Fuji pingsan dan suara panggilan pada Asya tak terdengar lagi. Asya bingung dan menoleh ke belakang ternyata Fuji tlah tergeletak tak berdaya di pinggir danau kecli tepi jalan. Asya langsung lari putar arah mendekati Fuji. "Mas Fuji bangun Mas." (menyadarkan) Asya memeriksa denyut nadi Fuji ternyata masih ada detaknya tapi lemah. "Mas bangun. Jangan tinggalin Asya. Mana janji setiamu padaku ? mana kesetiaan cintamu ? kenapa semua ini harus terjadi ? secepat inikah kau pergi meninggalkanku. Aku sangat sayang padamu. Hati ini hanya untukmu. Aku sangat mencintaimu Mas." (sambil menangis). Fuji terbangun dari pingsan. "Beneran cinta ………. ??" (sambil tersenyum) "Hah…. ?? ternyata kamu bohong Mas. Kamu tega tlah membuat hatiku gelisah seperti kehilangan separuh jiwaku. Kamu jahat Mas" (dengan nada kesal) "Makanya jangan salah sangka dahulu. Kalau baca sms itu dibaca sampai akhir. Ni terusannya" "Cut…. Cut… Mas. Maaf obsesi jadi sutradara. Doa'in supaya jadi sutradara beneran. Farhan. Kawan lamamu di pasuruan" "Oww….. ternyata begitu. Ya maap Mas" "Sya… aku nggak mungkin berpaling pada siapapun. Kini sampai akhirnya. Kau akan menjadi separuh jiwaku sampai maut kan menjemput. Hati ini hanya untukmu." Asya hanya diam mendengarkan setiap kata yang dilisankan Fuji. Seolah hati asya juga telah menjadi separuh jiwa Fuji yang kelak akan bersatu menjadi satu hati utuh untuk selamanya. Dua hati yang menjadi satu. Satu hati, satu jiwa, satu rasa, satu asa, satu karsa dan ….. satu cinta. "Mas, kenapa kamu memilih aku sebagai separuh jiwamu ?? Masih banyak wanita yang lebih segalanya daripada aku. Lebih baik dari Mas??" "Sya… setiap orang pasti punya kekurangan dan kelebihan. Apaun kekurangan itu darimu akan aku terima. Karena aku yakin kaulah yang terbaik untukku, untuk hidupku dan masa depanku"
Kata-kata indah mengandung berjuta makna dan kata bijak bagai pujangga. Kini merekapun mengucap janji se iya se kata dalam janji setia hingga akhir penantian. Menjalin hubungan tak harus dalam ikatan belenggu. Hubungan yang dijalani dengan ikhtiar cinta, dibalut dengan janji cinta, dirasakan dalam aliran kesetiaan cinta dan diakhiri dengan kenikmatan cinta dalam sebuah ikatan suci cinta tanpa ada maksud zina. Ikatan yang indah untuk ibadah dan mendapat ridha-Nya. Maka cinta itu akan indah dirasa dalam jiwa saat sebuah ikrar cinta suci itu dilantunkan. Ikuti jalannya aliran cinta dan rasakan nikmatnya cinta dalam lantunan dzikir pada-Nya. Tuhan kan selalu mendampingimu dalam suka maupun duka. Dan yakinlah segala sesuatu itu akan indah pada waktunya.
Ikhtiar cinta Tetesan hujan jatuh di tanah Pohon bereozka bertasbih pada-Nya Kicauan burung menyapa cintanya Langit kembali cerah saat hari itu tiba Lengkungan janur kuning cerah menyapa Tapi air mata ini tak bisa menahan Saat kau lisankan janji cinta Dalam untaian ikrar cinta Bersatu dalam satu hati, satu jiwa Satu rasa, satu karsa, satu asa Dan satu cinta.