I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah imitasi (Luxemburg, 1984: 1). Sastra, tidak seperti halnya ilmu kimia atau sejarah, tidaklah menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam bentuk jadi. Sastra berkaitan erat dengan semua aspek manusia dan alam dengan keseluruhannya. Setiap karya sastra selalu menghadirkan sesuatu yang kerap menyajikan banyak hal yang apabila dihayati benar-benar akan semakin menambah pengetahuan orang yang menghayati (B. Rahmanto dalam Purba, 2010: 3). Maka, sastra sebagai media untuk menyampaikan ide-ide atau gagasan dari pengarang.
Karya sastra memiliki tiga bentuk yakni prosa, puisi, dan drama. Karya sastra berbentuk prosa berupa rangkaian kalimat yang tersusun menjadi sebuah karangan. Karya ini menjelaskan secara rinci dari masalah-masalah yang terjadi di dalam cerita. Salah satu bentuk dari karya sastra berbentuk prosa yakni novel. Ciri khas dari novel yang membedakan dari karya sastra berbentuk prosa lainnya yakni alur kehidupan yang mampu mengubah nasib dari tokoh. Konflik dalam novel yang lebih rumit dibandingkan cerita pendek mampu menjadikan tokoh mengalami perubahan nasib di dalam kehidupannya.
2
Novel memiliki unsur-unsur pembangun yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik, atau disebut sebagai unsur dalam, adalah unsur dalam sastra yang ikut mempengaruhi terciptanya karya sastra, sedangkan unsur ekstrinsik, atau dikenal dengan unsur luar, adalah unsur luar sastra yang ikut mempengaruhi terciptanya karya sastra (Suroto, 1989: 87). Unsur intrinsik meliputi tema, alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang pengarang, dan amanat. Unsur ekstrinsik meliputi nilai agama, nilai sosial, nilai budaya, dan nilai psikologi. Kedua unsur tersebut saling melengkapi dari sebuah karya sastra.
Ciri-ciri dari novel yaitu alur, tema, dan karakter. Ciri yang pertama merupakan unsur yang mendasar dari sebuah cerita. Alur yang jelas dari sebuah cerita menarik minat pembaca. Sebaliknya alur yang tak jelas sulit dipahami pembaca sehingga mengurangi minat pembaca. Pengembangan alur terdiri atas peristiwa, konflik, dan klimaks. Berawal dari banyaknya peristiwa sehingga muncul konflik. Selanjutnya, konflik-konflik meruncing menjadi klimaks pada sebuah cerita. Novel identik dengan konflik yang kompleks dan beragam sehingga akhir dari cerita mampu mengubah nasib tokoh.
Sumber adanya cerita berasal dari konflik. Konflik merupakan inti dari plot. Ada cerita saja tanpa didasari konflik di dalamnya tak mungkin ada cerita yang lengkap dan menarik. Yang menarik bagi pembaca adalah bagaimana konflik yang diciptakan pengarang itu akan diselesaikan. Sebuah rentetan cerita tanpa konflik di dalamnya tak ada plot. Tidak ada plot, cerita tidak menarik, karena cerita itu tidak lengkap, tidak berdasar, dan tidak berjiwa (Sumardjo,1983: 56).
3
Setiap tokoh memiliki konflik masing-masing. Konflik yang mempengaruhi dan mengubah nasib masing-masing tokoh. Melalui konflik pula perwatakan masingmasing tokoh dapat diketahui secara jelas. Konflik dibagi menjadi empat yakni konflik manusia dengan dirinya sendiri (konflik batin), konflik manusia dengan manusia, konflik manusia dengan masyarakat, dan konflik manusia dengan alam. Konflik yang dialami tokoh juga menunjukkan bagaimana tokoh tersebut menghadapi dan menyelesaikan masalah yang terjadi. Pertentangan, perebutan kekuasaan, ekonomi, asmara menjadi konflik yang sering terjadi pada tokoh cerita bergantung dari tema novel tersebut.
Salah satu novel yang berisi konflik yakni novel sejarah. Novel sejarah berisi cerita-cerita seputar pemerintahan pada saat itu. Novel sejarah bercerita seputar kehidupan masa lampau dan cenderung kedaerahan. Cerita yang ada didalam novel sejarah berkutat pada asal usul tempat atau kerajaan yang dikemas dalam sebuah cerita narasi. Kehidupan zaman kerajaan pasti berisi masalah-masalah seputar intrik kerajaan. Masalah yang terjadi antara lain perebutan kekuasaan, perjodohan, penindasan, kesombongan, kecurangan, dan kerjasama antar penguasa kerajaan. Salah satu novel sejarah yakni novel Perempuan Penunggang Harimau. Novel tersebut berisi kehidupan masyarakat Lampung Saibatin pada zaman kerajaan. Pertentangan antartokoh menjadi konflik dalam novel tersebut. Konflik yang terjadi memiliki sebab akibat yang terjadi pada masing-masing tokoh.
Tokoh Sekeghumong merupakan tokoh utama dalam novel tersebut. Ia wanita perkasa yang memimpin kerajaan Sekala Bgha. Kerajaan tersebut akan berakhir seperti ramalan leluhur. Ramalan yang menyebutkan bahwa kedatangan orang-
4
orang dari Utara dengan berkedok agama baru akan merubuhkan Melasa Kepampang dan kedaulatannya. Sekeghumong membela mati-matian harkat dan martabat bangsanya sendiri Berbagai upaya dilakukan Sekeghumong agar kerajaannya tidak berakhir di masa pemerintahannya dan pokok suci sesembahan bangsa Sekala Bgha tetap bertahan dari ancaman orang-orang asing. Namun, cara yang dilakukan Sekeghumong dalam mempertahankan kekuasaan tidak bijaksana dengan memperhamba rakyatnya sendiri. Rakyatnya sebagai kasta pelengkap dari sebuah bangsa yang ada.
Muncul ajaran baru yang menjanjikan penghapusan kasta dan perhambaan memunculkan harapan baru bagi rakyat. Rakyat secara sadar atau hanya ingin membalaskan dendam kepada Sekeghumong ikut serta dalam misi penghancuran Sekala Bgha. Orang-orang dari Utara ingin menghapuskan perhambaan dan kasta serta merubuhkan Melasa Kepampang. Orang-orang dari Utara atau dikenal dengan sebutan Maulana Bersaudara menentang penyembahan yang dilakukan oleh Sekeghumong dan rakyatnya.
Bagi Maulana Bersaudara, ajaran mereka melarang menyembah pohon atau batubatu karena ada Tuhan Yang Mahakuasa dan hanya Tuhan yang patut disembah. Dari perbedaan cara pandang dalam keyakinan, muncul masalah demi masalah yang menjadi konflik dalam novel tersebut. Sekeghumong rela mempertaruhkan nyawa demi mempertahankan kedaulatannya dan Melasa Kepampang. Tetapi, kematian dari Sekeghumong mengakhiri bangsa dari Sekala Bgha dan awal yang baru bagi pemeluk ajaran agama yang baru.
5
Berkaitan dengan pembelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat dua aspek yaitu kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra. Materi yang digunakan dalam kemampuan bersastra yakni novel. Novel merupakana salah satu karya sastra yang memiliki konflik yang beragam. Novel juga mengalami perkembangan seiring perubahan zaman. Oleh karena itu, sebelum digunakan sebagai bahan ajar sebaiknya dilakukan pemilihan terlebih dahulu. Layak atau tidaknya sebuah novel sebagai bahan ajar perlu dianalisis supaya menjadi alternatif bagi guru dalam membelajarkan materi yang berkaitan dengan novel. Ditinjau dari segi kurikulum, kurikulum yang digunakan yakni Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 untuk bidang studi Bahasa Indonesia terdiri atas empat kompetensi inti. Keempat kompetensi inti tersebut antara lain kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi inti 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi inti 4).
Berkaitan dengan kajian yang diteliti maka mengacu pada kelas SMA Kelas XI terdapat pengajaran sastra pada Kompetensi Inti 3 yakni memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Kompetensi Dasar 3.9 yakni menganalisis pelaku, peristiwa, dan latar dalam novel yang dibaca.
6
Berdasarkan hal tersebut, peneliti menggunakan novel Perempuan Penunggang Harimau sebagai novel yang diteliti. Novel tersebut merupakan novel terbitan pertama yang mengisahkan tentang kerajaan yang ada pada suku Lampung Saibatin dan ditulis oleh pengarang yang bersuku Lampung sehingga novel tersebut disebut novel lokal. Penggunaan novel lokal membantu siswa dalam mengenal budaya daerah setempat supaya siswa mengetahui dan melestarikan budaya yang ada. Novel tersebut diteliti dari segi konflik dan pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Atas (SMA). Pembelajaran menganalisis pelaku, peristiwa, dan latar dalam novel yang dibaca meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang terangkum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah “bagaimanakah konflik dalam novel Perempuan Penunggang Harimau karya Muhammad Harya Ramdhoni dan pembelajaran sastra di SMA?”. Rumusan masalah di atas dengan rincian sebagai berikut. 1. Bagaimana konflik dalam novel Perempuan Penunggang Harimau karya Muhammad Harya Ramdhoni? Rumusan di atas memiliki empat rincian pertanyaan penelitian sebagai berikut. a. Bagaimana konflik manusia dengan diri sendiri (konflik batin) dalam novel Perempuan Penunggang Harimau? b. Bagaimana konflik manusia dengan antarmanusia (antarmanusia) dalam novel Perempuan Penunggang Harimau? c. Bagaimana konflik manusia dengan masyarakat dalam novel Perempuan Penunggang Harimau?
7
d. Bagaimana konflik manusia dengan alam dalam novel Perempuan Penunggang Harimau? 2. Bagaimana kaitan antara teks konflik dalam novel Perempuan Penunggang Harimau karya Muhammad Harya Ramdhoni dan pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Atas (SMA)?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan konflik dalam novel Perempuan Penunggang Harimau karya Muhammad Harya Ramdhoni dan pembelajaran sastra di SMA dengan rincian sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan konflik manusia dengan diri sendiri (konflik batin), konflik manusia dengan manusia (antarmanusia), konflik manusia dengan masyarakat, dan konflik manusia dengan alam dalam novel Perempuan Penunggang Harimau karya Muhammad Harya Ramdhoni. 2. Mendeskripsikan kaitan antara teks konflik dalam novel Perempuan Penunggang Harimau karya Muhammad Harya Ramdhoni dan pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Atas (SMA).
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis maupun praktis. Manfaat penelitian ini sebagai berikut. 1. Manfaat teoretis Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi di bidang sastra mengenai konflik pada novel sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi peneliti selanjutnya.
8
2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Membantu pemahaman dan apresiasi karya sastra terhadap siswa SMA, yaitu dengan memperkaya pengetahuan siswa tentang konflik dalam novel Perempuan Penunggang Harimau karya Muhammad Harya Ramdhoni. b. Menginformasikan kepada pembaca, guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia, dan siswa tentang deskripsi konflik dalam novel Perempuan Penunggang Harimau karya Muhammad Harya Ramdhoni. c. Membantu guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia dalam mencari alternatif bahan ajar siswa SMA, khususnya sekolah yang berada di Lampung.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut. 1. Subjek dalam penelitian ini adalah novel Perempuan Penunggang Harimau karya Muhammad Harya Ramdhoni. 2. Fokus dalam penelitian ini adalah konflik dan pembelajaran sastra di SMA. Penelitian ini meliputi rincian sebagai berikut. a. Deskripsi tokoh cerita dalam novel Perempuan Penunggang Harimau karya Muhammad Harya Ramdhoni. b. Deskripsi empat konflik dalam novel Perempuan Penunggang Harimau karya Muhammad Harya Ramdhoni. c. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang berisi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.