HISTORICAL COMIC SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPS MATERI SEJARAH PADA POKOK BAHASAN PERKEMBANGAN KEHIDUPAN MASA PRA-AKSARA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KALINYAMATAN JEPARA
SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah
Oleh Erma Dwi Astuty 3101407060
JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011 i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Juruasan Sejarah Fakulatas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.
Hari
: Senin
Tanggal
: 1 Juli 2011
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Rr. Sri Wahyu Sarjanawati, M.Hum.
Arif Purnomo, S.S, S.Pd, M.Pd
NIP. 196407271992032001
NIP. 19730131 199903 1 002
Mengetahui Ketua Jurusan Sejarah
Arif Purnomo, S.S, S.Pd, M.Pd NIP. 19730131 199903 1 002
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang
Hari
: Jum‟at
Tanggal
: 29 Juli 2011
Penguji Utama
Drs. Karyono, M.Hum. NIP. 195106061980031003
Penguji II
Penguji III
Dra. Rr. Sri Wahyu Sarjanawati, M.Hum.
Arif Purnomo, S.Pd, S.S, M.Pd
NIP. 196407271992032001
NIP. 197301311999031002
Mengetahui : Dekan,
Drs. Subagyo, M.Pd NIP. 19510808 198003 1 003
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Juni 2011
Erma Dwi Astuty NIM 3101407060
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto : 1. “Ada dua cara menjalani hidup, yaitu menjalaninya dengan keajaibankeajaiban atau menjalaninya dengan biasa-biasa saja”. ( Albert Einstein) 2. “Anda mungkin tidak pernah tahu hasil dari usaha-usaha yang Anda lakukan, tetapi jika Anda tidak melakukan sesuatu, Anda tidak mungkin mendapatkan hasil”. (Mahatma Gandhi) 3. Kita tidak dapat mengubah masa lalu, kita tidak dapat mengubah tingkah laku orang, kita tidak dapat mengubah apa yang pasti terjadi. Satu hal yang dapat kita ubah adalah satu hal yang dapat kita kontrol, dan itu adalah sikap kita. 4. “Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup di tepi jalan dan ketika dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah”. (Abu Bakar Sibli)
Persembahan: 1. Bapak, Ibu, Kakak dan Adikku tercinta 2. Semua teman dan keluargaku
v
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt karena atas segala nikmat, rahmat, inayah, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dapat terselesaikan tentunya bukan hasil kerja keras penulis seorang diri. Banyak pihak dan faktor yang mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan, fasilitas, semangat, dan bimbingan dari berbagai pihak. Sudah sepatutnya penulis harus mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada 1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmojo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang diberikan untuk belajar di UNNES; 2. Drs Subagyo, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian; 3. Arif Purnomo, S.Pd, S.S, M.Pd, Ketua Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan fasilitas administratif, motivasi, dan arahan dalam penulisan skripsi ini; 4. Dra. Rr. Sri Wahyu Sarjanawati, M.Hum, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;
vi
5. Arif Purnomo, S.Pd, S.S, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini; 6. Segenap dosen Jurusan Sejarah yang telah meyampaikan ilmunya kepada penulis; 7. Drs. Ahmad Musholikhan, Kepala sekolah SMP Negeri 1 Kalinyamtan, yang telah memberikan izin penelitian; 8. Sukarlin, SE, Guru IPS SMP Negeri 1 Kalinyamatan yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam penelitian ini; 9. Siswa-siswi SMP Negeri 1 Kalinyamatan; 10. Keluargaku tercinta, bapak, ibu, kakak dan adikku yang selalu memberi cinta, inspirasi, motivasi, dan senyum kehangatan yang tak pernah padam; 11. Seluruh keluargaku, sahabat, dan teman-teman yang telah memberi semangat; 12. Teman-teman Kos Rimut, terima kasih atas kebersamaan, canda-tawa, dan pengalaman yang selama ini kalian berikan. Wahana belajar dan mengenal kehidupan dan persahabatan; 13. Semua pihak yang telah membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis berharap segala sesuatu baik yang tersirat maupun tersurat pada skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pembaca.
Semarang,
Juni 2011
Erma Dwi Astuty
vii
SARI Astuty, Erma Dwi. 2011. ”Historical Comic Sebagai Media Pembelajaran IPS Materi Sejarah Pada Pokok Bahasan Perkembangan Kehidupan Masa Pra-Aksara Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kalinyamatan Jepara”. Skripsi, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Kata kunci: Historical comic, Media pembelajaran, IPS materi sejarah, Masa pra-aksara Pelajaran sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dan harus dikuasai siswa. Namun, masyarakat masih banyak yang beranggapan bahwa pelajaran sejarah tidak perlu dikuasi oleh siswa. Di sisi lain, keterbatasan jam pelajaran sejarah dikarenakan tergabungnya pelajaran sejarah menjadi IPS terpadu, materi ajar yang banyak, kurangnya penggunaan media, serta rendahnya minat siswa terhadap pelajaran IPS juga menjadi kendala yang dihadapi dalam pembelajaran sejarah. Permasalahan-permasalahan tersebut memerlukan solusi sehingga peneliti dalam penelitian ini menggunakan historical comic sebagai upaya meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran sejarah. Penelitian ini dilakukan dengan mengkaji tiga hal, (1) Bagaimana minat siswa yang diberi historical comic; (2) Bagaimana minat siswa yang tidak diberi historical comic; (3) Adakah perbedaan minat siswa yang diberi historical comic dan yang tidak diberi historical comic sebagai media pembelajaran IPS materi sejarah pada pokok bahasan perkembangan kehidupan masa pra aksara pada siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kalinyamatan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain dasarnya Randomized Pretest-Posttest Control Group Design. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa siswi kelas VII SMP Negeri 1 Kalinyamatan tahun ajaran 2010/2011 yang terdiri atas 6 kelas dengan jumlah siswa 219 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling yang diambil secara acak dengan mengambil 2 kelas dari jumlah keseluruhan kelas. Variabel bebas dalam penelitian ini media pembelajaran dengan historical comic pada pokok bahasan perkembangan masyarakat pra-aksara dan variabel terikat adalah minat belajar IPS materi sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kalinyamatan Jepara tahun ajaran 2010/2011. Alat pengumpul data adalah angket / kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan t test (uji t). Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat belajar sejarah siswa yang diberikan yang diberikan historical comic sebagai media pembelajaran mengalami peningkatan. Rata-rata minat belajar sejarah awal siswa pada kelas eksperimen sebesar 77,806 dan pada akhir pembelajaran diperoleh rata-rata minat belajar sejarah sebesar 80,8611. Hasil uji t sebesar -1,6563 menunjukkan adanya peningkatan minat belajar siswa yang diberikan historical comic sebagai media pembelajaran. Rata-rata minat belajar sejarah siswa pada kelas kontrol semula 74,3784 dan pada akhir pembelajaran 77,8919. Hasil uji t menunjukkan harga -2,0428. Jadi dapat viii
disimpulkan bahwa minat siswa pada akhir pembelajaran tidak lebih baik dari minat awal siswa. Uji perbedaan dua rata-rata kondisi akhir antara kelas eksperiman dan kelas kontrol sebesar 1,6287 menunjukkan adanya perbedaan rata-rata dimana minat belajar sejarah siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Dengan demikian, Historical Comic sebagai media pembelajaran IPS materi sejarah pada pokok bahasan perkembangan kehidupan masa pra-aksara lebih efektif dalam meningkatkan minat belajar sejarah siswa dibandingkan dengan metode konvensional (tanpa media). Minat siswa yang tidak menggunakan historical comic sebagai media pembelajaran IPS materi sejarah cukup meningkat namun tidak setinggi minat siswa yang diberikan historical comic sebagai media pembelajaran IPS materi sejarah. Pembelajaran dengan menggunakan historical comic sebagai media pembelajaran IPS materi sejarah menunjukkan adanya pengaruh yang lebih baik terhadap minat belajar siswa di kelas VII SMPN 1 Kalinyamatan. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan sebaiknya seorang guru dalam menyampaikan pelajaran harus mampu membuat siswa senang dalam belajar karena adanya minat yang besar akan berdampak pada besarnya pula usaha yang dilakukan siswa untuk mempelajari pelajaran tersebut. Pada akhirnya siswa memperoleh hasil belajar yang baik. Guna meningkatkan minat belajar sejarah siswa, dalam pembelajaran guru hendaknya mengembangkan media pembelajaran serta desain pembelajaran sejarah yang menarik, menyenangkan, dan mencerdaskan.
ix
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL .......................................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN...................................................................
iii
PERNYATAAN ..........................................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................
v
PRAKATA ..................................................................................................
vi
SARI ...........................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
x
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah......................................................................
1
1. 2 Rumusan Masalah ...............................................................................
11
1. 3 Tujuan Penelitian ...............................................................................
11
1. 4 Kegunaan Peneliitian .........................................................................
12
1. 5 Batasan Istilah ...................................................................................
13
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori .....................................................................................
16
2.1.1 Pembelajaran IPS Materi Sejarah .......................................................
16
x
2.1.2 Media dalam Pembelajaran .................................................................
20
2.1.2.1 Pengertian Media .............................................................................
21
2.1.2.2 Pemilihan Media dalam Pembelajaran ..............................................
22
2.1.2.3 Manfaat dan Nilai Media dalam Pembelajaran ..................................
24
2.1.3 Komik .................................................................................................
26
2.1.3.1 Pengertian Komik .............................................................................
26
2.1.3.2 Macam Komik .................................................................................
28
2.1.3.2.1 Komik Strips .................................................................................
28
2.1.3.2.2 Komik Buku ..................................................................................
29
2.1.3.2.3 Novel grafik ..................................................................................
29
2.1.3.2.4 Komik Humor ...............................................................................
30
2.1.3.2.5 Komik Petualangan .......................................................................
30
2.1.3.2.6 Komik Fantasi ...............................................................................
31
2.1.3.2.7 Komik Nyata (Klasik) ...................................................................
31
2.1.3.2.8 Komik Biografi dan Komik Ilmiah ................................................
31
2.1.3.3 Komik Sebagai Media Pembelajaran Sejarah ...................................
32
2.1.4 Historical Comic .................................................................................
39
2.1.5 Perkembangan Kehidupan Masa Pra-Aksara .......................................
39
2.1.6 Minat ..................................................................................................
44
2.2 Kerangka Berpikir .................................................................................
46
2.3 Hipotesis Penelitian ................................................................................
50
xi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian ....................................................................
51
3.1.1 Kelompok Eksperimen ........................................................................
52
3.1.2 Kelompok Kontrol ..............................................................................
53
3.2 Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian.................................................
53
3.2.1 Lokasi .................................................................................................
53
3.2.2 Populasi ..............................................................................................
53
3.2.3 Sampel ................................................................................................
53
3.3 Teknik Pengambilan Sampel ..................................................................
54
3.3.1 Uji Normalitas .....................................................................................
54
3.3.2 Uji Homogenitas .................................................................................
55
3.4 Variabel Penelitian .................................................................................
56
3.4.1 Variabel Bebas ....................................................................................
57
3.4.2 Variabel Terikat ..................................................................................
57
3.5 Alat Pengumpul Data / Instrumen Angket ..............................................
57
3.5.1 Metode Penyusunan Angket ................................................................
57
3.5.2.Uji Coba Instrumen Angket .................................................................
58
3.5.3 Analisis Uji Coba Angket ....................................................................
58
3.6 Tehnik Pengumpulan Data ....................................................................
61
3.6.1.Wawancara .........................................................................................
61
3.6.2.Observasi ............................................................................................
61
3.6.3.Kuesioner ............................................................................................
63
xii
3.6.4.Dokumen ............................................................................................
63
3.7 Tahapan Penelitian .................................................................................
64
3.7.1.Persiapan.............................................................................................
64
3.7.2.Pelaksanaan Penelitian ........................................................................
65
3.8 Tehnik Analisis Data ..............................................................................
66
3.8.1.Data Aktivitas Siswa ..........................................................................
66
3.8.2.Data Hasil Angket Minat Siswa ...........................................................
66
3.8.3.Uji Perbedaan Dua Rata-rata ...............................................................
67
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................
71
4.1.1 Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Kalinyamatan ......................................
71
4.1.2 Visi dan Misi SMP Negeri 1 Kalinyamatan .........................................
72
4.2 Hasil Penelitian ......................................................................................
73
4.2.1 Minat Belajar Sejarah Siswa ................................................................
73
4.2.1.1 Persyaratan Analisis Data Awal ........................................................
74
4.2.1.2 Uji Perbedaan Rata-rata ....................................................................
75
4.1.2.Aktivitas Siswa ...................................................................................
78
4.3 Pembahasan ...........................................................................................
79
4.3.1.Minat Belajar Siswa ............................................................................
79
4.3.2.Keunggulan historical comic sebagai media pembelajaran IPS materi Sejarah ................................................................................................
85
4.3.3 Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran .................................................
86
xiii
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ............................................................................................
89
5.2 Saran......................................................................................................
90
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
91
xiv
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1
Uji Normalitas Populasi...............................................................
Tabel 42
Hasil Uji Homogenitas siswa kelas VII A – VII F SMP Negeri 1 Kalinyamatan .............................................................................
Tabel 4.3
77
Perbandingan Posttest Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ......................................................................
Tabel 4.7
77
Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Minat Belajar Sejarah Siswa Posttest-Pretest Kelas Kontrol .....................................................
Tabel 4.6
76
Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Minat Belajar Sejarah Siswa Posttest-Pretest Kelas Eksperimen ...............................................
Tabel 4.5
75
Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Minat Belajar Sejarah Siswa Pretest Eksperimen – Pretest Kontrol ...........................................
Tabel 4.4
74
78
Distribusi Frekuensi Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran IPS Materi Sejarah Pada Pokok Bahasan Perkembangan Kehidupan Masa Pra Aksara ...................................................................................
xv
78
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Silabus ..........................................................................................
94
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Ekperimen .................
102
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ......................
113
Lampiran 4 Historical Comic ..........................................................................
117
Lampiran 5 Kisi-kisi Skala Minat Belajar Siswa .............................................
137
Lampiran 6 Angket Uji Coba ...........................................................................
138
Lampiran 7 Kisi-kisi Soal Pretest Minat Belajar Mata Pelajaran IPS ................
141
Lampiran 8 Angket Pretest ...............................................................................
142
Lampiran 9 Kisi-kisi Soal Post test Minat Belajar Mata Pelajaran IPS .............
144
Lampiran 10 Angket Pretest .............................................................................
145
Lampiran 11 Daftar Responden Kelas Uji Coba ...............................................
147
Lampiran 12 Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ........................................
148
Lampiran 13 Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ...............................................
149
Lampiran 14 Daftar Nilai Mid Semester kelas VII ...........................................
150
Lampiran 15 Data uji normalitas Kelas VII A ..................................................
151
Lampiran 16 Data uji normalitas Kelas VII B ..................................................
152
Lampiran 17 Data uji normalitas Kelas VII C ..................................................
153
Lampiran 18 Data uji normalitas Kelas VII D ..................................................
154
Lampiran 19 Data uji normalitas Kelas VII E ...................................................
155
Lampiran 20 Data uji normalitas Kelas VII F ...................................................
156
xvi
Lampiran 21 Uji Homogenitas Populasi ...........................................................
157
Lampiran 22 Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................................
158
Lampiran 23 Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa ................................................
160
Lampiran 24 Analisis Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen .................................
161
Hasil Observasi Aktivitas siswa Kelas Eksperimen ..........................................
162
Lampiran 25 Analisis Aktivitas Siswa Kelas Kontrol .......................................
163
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ................................................
164
Lampiran 26 Tabulasi Data Hasil Penelitian Pretest Kelas Eksperimen ............
165
Lampiran 27 Tabulasi Data Hasil Penelitian Posttest Kelas Eksperimen ...........
167
Lampiran 28 Tabulasi Data Hasil Penelitian Pretest Kelas Kontrol ...................
169
Lampiran 29 Tabulasi Data Hasil Penelitian Posttest Kelas Kontrol .................
171
Lampiran 30 Data Kondisi Awal Minat Belajar Sejarah Siswa .........................
173
Lampiran 31 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Kondisi Awal Antara Kelas Eksperimen dan Kontrol .............................................................
175
Lampiran 32 Uji Perbedaan Rata-rata Data Kondisi Akhir Antara Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................................................................
176
Lampiran 33 Uji Perbedaan Rata-rata Data Kelas Eksperimen Antara Kondisi Awal dan Akhir ...................................................................................
177
Lampiran 34 Uji Perbedaan Rata-rata Data Kelas Kontrol Antara Kondisi Awal dan Kondisi Akhir .............................................................
178
Lampiran 35 Foto-foto Kegiatan Penelitian Kelas Eksperimen .........................
179
Lampiran 36 Foto-foto Kegiatan Penelitian Kelas Kontrol ...............................
181
xvii
Lampiran 40 Surat Ijin Penelitian .....................................................................
182
Lampiran 41 Surat Keterangan Telah melaksanakan penelitian ........................
183
xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu pondasi pembangunan bangsa. Dengan pendidikan, seseorang mendapatkan ilmu, pengetahuan, keterampilan dan informasi yang merangsang daya kreatifitas seseorang. Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup : pengetahuan, nilai serta sikapnya, dan keterampilannya (Munib, 2006 : 29). Menurut Poerbakawatja dalam Widja (1989:7) secara lebih umum pendidikan biasanya dirumuskan sebagai ”semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, jasmaniah maupun rohaniah serta mampu memikul tanggung jawab moril dari segala perbuatannya. Ali Moertopo dalam Widja (1989:7) berpendapat secara lebih khusus, pendidikan pada dasarnya memiliki ide pokok, yaitu ”usaha mengembangkan daya-daya manusia supaya dengan itu manusia dapat membangun dirinya dan bersama dengan sesamanya membudayakan alamnya dan membangun masyarakatnya”. Berdasarkan pengertian pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses pencerdasan manusia melalui pewarisan nilai-nilai yang berkembang pada generasi terdahulu ke generasi selanjutnya, sebagai bekal untuk
1
2
menghadapi masa kini dan masa yang akan datang. Pendidikan tidak hanya menjadikan manusia menjadi pribadi yang cerdas saja, namun melalui pewarisan nilai-nilai yang telah ada pada generasi sebelumnya akan mengantarkan siswa untuk mengenal lingkungan dan pentingnya peradaban manusia. Pendidikan
dapat
menjadikan manusia mengerti akan kodratnya sebagai mahluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri. Sejarah erat kaitannya dengan tujuan dari pendidikan. Menurut Reiner dalam Widja (1989:8) fungsi utama sejarah adalah mengabadikan pengalaman-pengalaman masyarakat di waktu yang lampau, yang sewaktu-waktu bisa menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat itu dalam memecahkan problema-problema yang dihadapinya. Melalui sejarahlah nilai-nilai masa lampau dapat dipetik dan digunakan untuk menghadapi masa kini. Oleh karena itu tanpa sejarah orang tidak akan mampu membangun ide-ide tentang konsekuensi dari apa yang dia lakukan. Dengan kata lain, kemampuan diri akan bisa disadari melalui sejarah. Dengan demikian dapat disadari akan pentingnya sejarah diajarkan di sekolah maupun di luar sekolah. Pendidikan dan sejarah adalah suatu kesatuan. Jika pendidikan nasional merupakan jalan untuk mewujudkan cita-cita nasional, maka sejarah adalah fondasi yang memperkuat jalan dalam mewujudkan cita-cita nasional tersebut. Mengingat pentingnya pelajaran sejarah, pemahaman akan sejarah hendaknya mulai ditanamkan sejak dini, yakni dari jenjang SD dan SMP. Untuk jenjang SD materi pelajaran sejarah masih bersifat dasar dan umum. Materi sejarah mulai difokuskan pada jenjang SMP dan SMA.
3
Pembelajaran sejarah memiliki arti yang strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Dalam dunia pendidikan sejarah mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, pembentukan sikap, watak dan kepribadian peserta didik Pentingnya pelajaran sejarah tidak diimbangi dengan anggapan masyarakat akan pentingnya pelajaran sejarah itu sendiri. Pelajaran sejarah sering dianggap mudah dan digampangkan. Pelajaran sejarah sering diartikan tidak lebih dari rentetan angka tahun dan kronologis terjadinya suatu peristiwa-peristiwa yang harus diingat kemudian diungkap kembali saat menjawab soal-soal tugas maupun ujian. Materi pelajaran sejarah yang panjang memaksa siswa untuk mengingat dan menghafal isi dari materi tersebut. Hal ini membuat para siswa enggan belajar sejarah. Siswa siswi kelas VII SMP Negeri 1 Kalinyamatan memiliki kecenderungan kurang tertarik pada mata pelajaran IPS terutama materi sejarah. Selain itu minat baca siswa siswi kelas VII kurang tinggi, siswa siswi kelas VII malas membaca buku bacaan pelajaran. Mereka lebih memilih bacaan yang ringan, menghibur dan menampilkan banyak gambar. Data ini peneliti peroleh berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 1 Kalinyamatan pada tanggal 18 dan 22 Februari 2011. Hal ini dikarenakan pada usia-usia tersebut siswa siswi ini lebih menyukai hal-hal yang bersifat permainan. Ini tentu saja mempengaruhi minat para siswa terhadap pelajaran IPS materi sejarah.
4
Kasmadi (1996:73) mengemukakan “mengajar sejarah pada tingkat dasar memerlukan stimulan yang besar serta berbagai variasi pendekatan untuk mendapatkan partisipasi anak” . Oleh karena itu dalam pembelajaran IPS sejarah di SMP khususnya pada kelas VII diperlukan konsep pembelajaran maupun media yang dapat merangsang ketertarikan siswa. Salah satu hal yang memotivasi siswa untuk belajar adalah rangsangan. Apapun kualitasnya, rangsangan yang unik akan menarik perhatian setiap orang dan cenderung mempertahankan keterlibatan diri secara aktif terhadap stimulus tersebut (Anni, 2004:116). Selain itu para ahli pendidikan dan pengajaran berpendapat bahwa media sangat diperlukan pada anak-anak tingkat dasar sampai menengah (Kasmadi, 1996:126). Pengajaran sejarah di sekolah selama ini sering dilakukan kurang optimal. Beberapa faktor yang melatarbelakanginya menurut pakar pendidikan sejarah maupun sejarawan diantaranya adalah masalah model pembelajaran sejarah, kurikulum sejarah, masalah materi dan buku ajar atau buku teks, profesionalisme guru sejarah dan lain sebagainya (Siswanto 2009). Dalam kegiatan belajar mengajar, model pembelajaran dan media yang digunakan menjadi faktor yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Penentuan model pembelajaran yang tepat serta pemilihan media yang sesuai oleh guru sangat diperlukan agar sesuai dengan materi pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Upaya meningkatkan kemampuan anak dalam menerima pelajaran sejarah dengan baik diperlukan berbagai perlatan dan model yang dapat dipilih oleh para pengajar sejarah sesuai dengan bahan yang dikembangkan dari masa ke masa
5
(Kasmadi, 1996:9). Seorang pengajar IPS khususnya pada materi sejarah diharuskan memiliki kemampuan untuk memilih model dan media yang dapat digunakan untuk pembelajaran. Guru IPS hendaknya menyajikan materi dengan model yang bervariasi dibantu dengan media yang tepat sehingga pembelajaran menjadi menarik dan tidak membosankan. Di mana penggunaan model serta media pembelajaran ini disesuaikan dengan kondisi psikologis anak serta alokasi waktu dalam setiap pembelajaran. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi memuat mengenai struktur kurikulum pendidikan yang menetapkan bahwa substansi mata pelajaran IPS pada SMP/MTs merupakan IPS terpadu dengan alokasi waktu 4 jam pelajaran perminggu (Mulyasa 2007). Dengan demikian pelajaran sejarah tidak lagi berdiri sendiri dan alokasi waktu 4 jam tersebut harus dibagi dengan pelajaran IPS yang lainnya. Di SMP/MTs mata pelajaran IPS terpadu diajarkan 2 kali pertemuan disetiap minggunya dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2x40 menit) di setiap pertemuan atau tatap muka. Hasil observasi awal diketahui bahwa siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 1 Kalinyamatan mengalami kesulitan dalam memahami materi kehidupan masa praaksara. Mereka sulit membedakan penzamanan serta hasil budaya yang ditinggalkan ditiap zaman pada masa pra-aksara. Materi pokok bahasan ini juga tidak dapat di berikan hanya dalam waktu 4 x pertemuan ( 8 jam pelajaran). Hal tersebut diketahui pula dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPS. Siswa-siswi SMP kelas VII kurang memiliki ketertarikan dalam pembelajaran IPS. Mereka terlihat antusias ketika guru menggunakan media pembelajaran pada saat menerangkan sambil
6
menunjukkan gambar-gambar ataupun peta. Namun ketika para siswa-siswi ini diminta untuk kembali membaca buku pelajaran ataupun buku penunjang mengenai materi pelajaran yang telah disediakan di perpustakaan mereka enggan untuk melaksanakannya (wawancara dengan Ibu Sukarlin dan Bapak Mustakim, tanggal 22 Februari 2011). Pembelajaran sejarah dalam hal ini tentunya memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan media historical comic untuk memperbaiki pembelajaran tersebut. Guna menyikapi keterbatasan alokasi waktu pelajaran, serta banyaknya materi pelajaran IPS terpadu khususnya materi sejarah di SMP diperlukan cara agar penyampaian materi dapat tersampaikan secara optimal. Pembelajaran IPS khusunya materi sejarah harus dikemas lebih menarik dan seefektif mungkin agar siswa senang dengan mata pelajaran IPS sejarah dan mudah memahami materi. Banyak cara yang digunakan oleh sebagian guru IPS khususnya sejarah untuk mengatasi permasalahan dan kelemahan siswa dalam mengingat dan memahami materi. Namun demikian, model pengajaran terkadang kurang tepat, sehingga perubahan siswa tidak meningkat malah menurun. Kesalahan metode tersebut mengakibatkan pembelajaran tidak efektif dan menjadikan suasana belajar kurang kondusif. Akibatnya, pelajaran IPS materi sejarah tidak terserap dengan baik oleh siswa. Kesulitan siswa terhadap teori dalam pelajaran IPS khususnya sejarah selama ini belum teratasi, karena kurang adanya media. Ditambah lagi penerapan model pembelajaran yang kurang sesuai. Model pembelajaran yang masih sering digunakan adalah dengan guru bercerita atau ceramah. Padahal model ceramah memiliki
7
kelemahan diantaranya siswa mudah lupa dan cepat bosan. Cara untuk menyajikan pembelajaran IPS khususnya materi sejarah yang menarik dan efektif adalah dengan menambahkan media pembelajaran. Media yang digunakan tentunya adalah media yang merangsang ketertarikan siswa untuk belajar dan sudah dikenal siswa. Seperti yang diungkapkan Kasmadi (1996:126) bahwa prinsip pengajaran yang baik adalah jika proses belajar mampu mengembangkan konsep generalisasi, dan bahan abstrak dapat menjadi hal yang jelas dan nyata. Sumber belajar yang digunakan pengajar sejarah dan anak adalah bukubuku sejarah dan sumber informasi, tetapi akan menjadi jelas dan efektif jika pengajar menyertai dengan berbagai media pengajaran yang dapat membantu menjelaskan lebih realistik. Saat pembelajaran guru seharusnya dapat menggunakan media pembelajaran berupa foto, gambar, CD interaktif, video dan lainnya (Departemen Pendidikan Nasional, 2006). Dari beberapa media yang disebutkan di atas, di antaranya memerlukan durasi yang cukup lama dalam penyamapaiannya (CD interaktif dan video), selain itu tidak semua sekolah memiliki fasilitas yang mendukung dalam proses penggunaan media tersebut. Sehingga salah satu media yang tepat digunakan adalah berupa foto dan gambar. Foto dan gambar dapat dikemas dalam suatu media yang lebih menarik yakni media komik. Penggunaan komik sejarah saat pembelajaran akan lebih meningkatkan minat belajar sejarah siswa pada pelajaran sejarah. Komik merupakan salah satu media grafis yang memiliki keunggulan keunikan tersendiri. Dari beberapa media grafis, gambar diam dalam hal ini komik
8
merupakan jenis yang mudah dikenali dan mudah dimengerti. Gambar didefinisikan sebagai representasi visual dari orang, tempat, ataupun benda yang diwujudkan di atas kanvas, kertas, atau bahan lain, baik dengan cara lukisan, gambar, ataupun foto (Uno, 2008:119). Ukuran foto atau gambar disesuaikan dengan keperluan, pemanfaatan gambar dalam proses pembelajaran sangat membantu pengajar dalam beberapa hal seperti yang dikemukakan oleh Hack Bart (1996) dalam Uno (2008:119) sebagai berikut. a. menarik perhatian, pada umumnya semua orang senang melihat foto atau gambar b. menyediakan gambar nyata suatu objek yang karen adianggap suatu hal tidak mudah untuk diamati c. unik d. memperjelas hal-hal yang bersifat abstrak e. mampu mengilustrasikan suatu proses Komik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan pada pembaca (Sujana dan Ahmad Rivai, 2009:64). Komik terdiri dari serangkaian cerita yang diceritakan secara singkat dan menarik. Struktur kalimat yang digunakan adalah struktur kalimat sederhana sehingga siswa dapat memahami tiap-tiap kalimat (Johana, 2007:33). Komik merupakan bacaan yang cukup digemari oleh semua kalangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Walt Disney dalam Johana (2007:31), elemen-elemen dalam
9
komik menyediakan penceritaan tingkat menengah dan hiburan visual yang dapat memberikan kegembiraan dan informasi kepada siapa saja tanpa memandang usia diseluruh dunia. Komik akan lebih tepat jika di terapkan pada anak dengan tahap operasi konkret (umur 7-11 tahun) atau pada usia sekolah dasar dan menengah pertama awal, dimana pada usia-usia ini para anak lebih menyukai hal-hal yang berhubungan dengan permaianan dan gambar. Menurut Jean piaget (2001 :87) tahap operasi konkret ini dicirikan dengan pemikiran anak yang sudah berdasarkan logika tertentu dengan sifat reversibilitas dan kekekalan. Pemikiran anak dalam banyak hal sudah lebih teratur dan terarah karena sudah dapat berpikir serasi. Meskipun demikian, pemikiran logis dengan segala unsurnya masih terbatas diterapkan pada benda-benda yang konkret. Pemikiran itu belum diterapkan pada kalimat verbal, hipotesis dan abstrak. Maka anak pada tahap ini masih kesulitan yang mempunyai segi dan varibel terlalu banyak. Itulah sebabnya anak pada tahap ini lebih menyukai hal yang berhubungan dengan permainan. Komik dan pelajaran IPS khususnya materi sejarah merupakan dua hal yang berbeda bahkan saling bertolak belakang. Komik terdiri dari serangkaian cerita yang diceritakan secara singkat dan menarik, namun isi cerita dari komik kadang tidak mendidik (Isna, 2009). Sedangkan sejarah adalah mata pelajaran yang berisi tentang teori-teori dan hal-hal mengenai masa yang telah lampau dengan materi yang cukup panjang dan terkesan monoton. Jika pelajaran sejarah dikemas dalam bentuk komik maka hal tersebut adalah inovasi bagi pembelajaran sejarah.
10
Berdasarkan uraian permasalahan di atas historical comic dapat digunakan untuk mengatasi atau meminimalkan masalah-masalah yang selama ini melingkupi kondisi pembelajaran sejarah di sekolah terutama kelas VII SMP Negeri 1 Kalinyamatan Jepara. Historical comic diharapkan mampu membuat siswa lebih memahami materi tentang perkembangan kehidupan pada masa pra-aksara meski dalam waktu yang cukup singkat. Selain itu minat baca para siswa-siswi pun akan meningkat, karena komik merupakan bentuk bacaan yang ringan. Hal ini akan mempengaruhi minat siswa terhadap mata pelajaran IPS materi sejarah. Dengan kata lain, ketika mengaplikasikan materi sejarah dalam sebuah komik, akan ada dua manfaat yang didapat para pembaca dalam hal ini siswa SMP kelas VII. Pertama, siswa
mendapatkan
pengetahuan
mengenai
materi
peninggalan-peninggalan
kebudayaan pada masa bercocok tanam dengan cara yang lebih menarik. Kedua adalah minat siswa siswi SMP kelas VII terhadap pelajaran IPS materi sejarah akan lebih meningkat. Oleh karena itu, peneliti menggunakan judul ”HISTORICAL COMIC SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPS MATERI SEJARAH PADA POKOK BAHASAN PERKEMBANGAN KEHIDUPAN MASA PRA-AKSARA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KALINYAMATAN JEPARA” dengan harapan historical comic mampu meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran IPS materi sejarah.
11
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimana minat siswa yang diberi historical comic sebagai media pembelajaran IPS materi sejarah pada pokok bahasan Perkembangan kehidupan masa pra aksara pada siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kalinyamatan terhadap mata pelajaran IPS materi sejarah? 2. Bagaimana minat siswa yang tidak diberi historical comic sebagai media pembelajaran IPS materi sejarah pada pokok bahasan perkembangan kehidupan masa pra aksara pada siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kalinyamatan terhadap mata pelajaran IPS materi sejarah? 3. Adakah perbedaan minat siswa yang diberi historical comic dan yang tidak diberi historical comic sebagai media pembelajaran IPS materi sejarah pada pokok bahasan perkembangan kehidupan masa pra aksara pada siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kalinyamatan?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini sebagai berikut. 1) Mendeskripsikan minat siswa terhadap pelajaran IPS materi sejarah setelah diberi historical comic sebagai media pembelajaran IPS materi sejarah pada pokok bahasan perkembangan kehidupan masa pra aksara pada siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kalinyamatan.
12
2) Mendeskripsikan minat siswa terhadap pelajaran IPS materi sejarah yang tidak diberi historical comic sebagai media pembelajaran IPS materi sejarah pada pokok bahasan perkembangan kehidupan masa pra aksara pada siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kalinyamatan. 3) Mendeskripsikan perbedaan minat siswa yang diberi historical comic dan yang tidak diberi historical comic sebagai media pembelajaran IPS materi sejarah pada pokok bahasan perkembangan kehidupan masa pra aksara pada siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kalinyamatan.
1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini yakni kegunaan teoretis dan praktis. 1) Teoretis Diharapkan penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi pembaca, serta sebagai alternatif dalam pembelajaran IPS materi sejarah kelas VII SMP 2) Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis bagi : a.
Siswa Penelitian ini diharapkan memberikan solusi bagi para siswa agar dapat memahami
dan
mempelajari
pelajaran
IPS
materi
sejarah
agar
menyenangkan, serta membantu mereka untuk berpikir kritis. Dan mampu meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran IPS materi sejarah.
13
b.
Guru Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru-guru IPS untuk menerapkan komik sejarah sebagai media pengajaran IPS materi sejarah dan menentukan metode pembelajaran IPS sejarah selanjutnya.
c. Sekolah Diharapkan penelitian ini berguna sebagai bahan pertimbangan selanjutnya bagi sekolah untuk menggunakan historical Comic sebagai media dalam pembelajaran IPS sejarah di sekolah.
1.5 Batasan Istilah Untuk mengurangi adanya salah pengertian dan memperjelas maksud dalam skripsi ini, maka perlu diberikan batasan yang jelas untuk beberapa istilah berikut. 1) Historical Comic Sebagai Media Belajar Media belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dan tujuan pembelajaran tercapai. Historical comic adalah cerita bergambar yang berbentuk strip yang jalan ceritanya berisi materi pelajaran IPS sejarah dan disisipi humor dan ceritanya tidak bersambung. Historical comic digunakan sebagai Media Pembelajaran, berfungsi sebagai aspek perangsang dan pendukung pembelajaran dan untuk memudahkan siswa dalam belajar.
14
2) Pembelajaran IPS materi sejarah Pembelajaran berpedoman pada kurikulum tertentu sesuai tuntutan lembaga
penyelenggara
pendidikan
dan
kebutuhan
masyarakat.
KTSP
menerupakan kurikulum operasional yang dilaksanakan setiap satuan pendidikan saat ini. Penyusunan KTSP memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai standar isi yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) (Mulyasa, 2007:20). Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi sejarah, geografi, sosiologi dan ekonomi. Dalam penelitian ini, yang menjadi fokus penelitian adalah pembelajaran IPS sejarah. Menurut N. Daldjoeni (dalam Zaenal 2008) pembelajaran IPS sejarah di sekolah memiliki karakteristik sebagai pembelajaran yang
memberikan
pengalaman masa lampau untuk diterapkan pada masa sekarang. Pengetahuan masa lampau dapat berguna untuk memecahkan masa kini dan untuk merencanakan masa depan Pengalaman masa lampau dapat dijadikan pijakan untuk menyikapi kehidupan nyata saat sekarang dan selanjutnya menciptakan kehidupan masa yang akan datang. Artinya pembelajaran sejarah di sekolah diharapkan mampu memberikan bekal sikap melalui peristiwa-peristiwa masa lampau.
3) Materi Perkembangan Kehidupan Masa Pra-Aksara Pembelajaran materi perkembangan kehidupan pada masa pra-aksara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran pada materi pokok
15
peninggalan –peninggalan kebudayaan masa pra aksara. Indikatornya adalah mengidentifikasi peninggalan –peninggalan kebudayaan pada masa pra-aksara. Tujuannya siswa dapat memahami bentuk-bentuk peninggalan masa pra aksara.
.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori Teori yang dibahas dalam penelitian ini adalah pembelajaran IPS materi sejarah, media pembelajaran, komik, historical comic, kebudayaan masa bercocok tanam pada masa pra aksara dan minat. Paparan mengenai teori-teori tersebut dijelaskan sebagai berikut.
2.1.1 Pembelajaran IPS Materi Sejarah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial (Depdiknas, 2006:7). Mata pelajaran IPS mempunyai karakteristik yang tentunya berbeda dengan mata pelajaran yang lain. Dalam Depdiknas (2006:8) disebutkan karateristik mata pelajaran IPS SMP/MTs, antara lain sebagai berikut:
16
17
1) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama (Soemantri 2001). 2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu. 3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. 4) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan (Daldjoeni 1981). 5) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan. Menurut Mutakin (dalam Depdiknas 2006:9) tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.
18
Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik. Pembelajaran berpedoman pada kurikulum tertentu sesuai tuntutan lembaga penyelenggara pendidikan dan kebutuhan masyarakat. KTSP merupakan kurikulum operasional yang dilaksanakan setiap satuan pendidikan saat ini. Penyusunan KTSP memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai standar isi yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) (Mulyasa, 2007:20). IPS merupakan mata pelajaran di tingkat satuan pendidikan SMP yang diajarkan secara terpadu dengan pendekatan berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial seperti : sejarah, ekonomi dan sebagainya sehingga disebut IPS terpadu. Menurut Daldjoeni (dalam Zaenal 2008) Pembelajaran IPS sejarah di sekolah memiliki karakteristik sebagai pembelajaran yang memberikan pengalaman masa lampau untuk diterapkan pada masa sekarang. Pengetahuan masa lampau dapat berguna untuk memecahkan masa kini dan untuk merencanakan masa depan Pengalaman masa lampau dapat dijadikan pijakan untuk menyikapi kehidupan nyata saat sekarang dan selanjutnya menciptakan kehidupan masa yang akan datang. Artinya pembelajaran sejarah di sekolah diharapkan mampu memberikan bekal sikap melalui peristiwa-peristiwa masa lampau . Banyak orang menganggap bahwa mempelajari sejarah bukan mempelajari hal yang konkrit tetapi abstrak, sehingga belajar sejarah tidak tepat bagi anak-anak di bawah usia 16 tahun. Namun menurut Piaget (dalam Kasmadi, 1996:6) pelajaran sejarah merupakan pelajaran yang konkrit (nyata). Sejarah adalah topik ilmu
19
pengetahuan yang sangat menarik. sejarah juga mengajarkan hal-hal yang sangat penting. Dari sejarah kita dapat mempelajari apa saja yang mempengaruhi kemajuan dan kejatuhan dari sebuah negara ataupun sebuah peradaban. Kita juga dapat mempelajari latar belakang alasan kegiatan politik, pengaruh dari filsafat sosial, serta sudut pandang budaya dan teknologi yang bermacam-macam sepanjang zaman (www.wikipedia.org/wiki/sejarah). Menurut Suprayogi (2007:39) sejarah yaitu ilmu yang mempelajari kehidupan umat manusia pada masa lampau diberbagai tempat atau jenis lingkungan dengan berbagai corak politik, sosial, budaya, dan perekonomian; juga mempelajari matarantai kehidupan yang satu dengan yang lain serta hubungan masa silam dengan masa sekarang serta masa yang akan datan. Konsep-konsepnya antara lain : perubahan, konflik, revolusi, kebangsaan, peradaban, eksplorasi dan kemencengan sejarah. Menurut pendapat Su‟ud (2007:99) ada dua cara untuk mendefinisikan pengertian sejarah. Pertama, sejarah dianggap sebagai keseluruhan kejadian yang dialami oleh umat manusia di masa lampau. Kedua, sejarah dianggap sebagai catatan atau rekaman kejadian-kejadian itu sendiri. Dengan adanya catatan maupun rekaman itu sejarah dapat dikomunikasikan dari generasi ke generasi lain, yang kemudian dikenal sebagai bagian dari proses pendidikan. Pembelajaran sejarah di sekolah memiliki karakteristik sebagai pembelajaran yang memberikan pengalaman masa lampau untuk diterapkan pada masa sekarang. Pengetahuan masa lampau dapat berguna untuk memecahkan masa kini dan untuk
20
merencanakan masa depan. Pengalaman masa lampau dapat dijadikan pijakan untuk menyikapi kehidupan nyata saat sekarang dan selanjutnya menciptakan kehidupan masa yang akan datang. Artinya pembelajaran sejarah di sekolah diharapkan mampu memberikan bekal sikap melalui peristiwa-peristiwa masa lampau (Zaenal 2008). Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sejarah merupakan studi tentang manusia sebagai individu maupun kelompok dalam konteks waktu dan ruang. Sejarah adalah studi tentang kehidupan masyarakat yang senantiasa mengalami perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam hidup manusia akan memberikan pelajaran bagi kehidupan manusia kelak. Tujuan luhur dari sejarah untuk diajarkan pada semua jenjang sekolah adalah menamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air, bangsa dan negara, serta sadar untuk menjawab untuk apa ia dilahirkan (Kasmadi, 1996:13). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran IPS sejarah di sekolah diharapkan mampu memberikan bekal sikap melalui peristiwa-peristiwa masa lampau.
2.1.2 Media Dalam Pembelajaran Setiap materi pelajaran tentunya memiliki tingkat kesulitan yang bervariasi. Ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi dilain pihak ada bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media. Media sebagai alat bantu pembelajaran
merupakan
suatu
kenyataan
yang
tidak
dapat
dipungkiri
keberadaannya. Dalam proses belajar-mengajar, kehadiran media dapat digunakan untuk memudahkan tercapainya standar kompetensi dalam kurikulum.
21
2.1.2.1 Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti peranatara atau pengantar. media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim dan penerima pesan (Sadiman 2009:6). Menurut Santosa (2004) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan informasi (pesan) pembelajaran yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dari penerimaan pesan sehingga tercipta bentuk-bentuk komunikasi atau proses belajar mengajar. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi anatar pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan dari sarana penyampai pesan atau media. Menurut Gagne dalam Sadiman (2009:6) menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Sementara itu Briggs dalam Sadiman (2009:6) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh – contohnya. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga terjadi proses belajar yang pada akhirnya tujuan pembelajaran tercapai.
22
2.1.2.2 Pemilihan Media dalam Pembelajaran Ada beberapa jenis media yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran. Pertama, media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan lain-lain. Kedua, media tiga dimensi seperti model padat, model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama dan lain-lain. Ketiga, media proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP dll. Keempat, penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran (Sudjana dan Rivai 2009:3-4). Sedangkan Sadiman (2009: 28-74) mengklasifikasikan media yang pertama, media grafis seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster, peta dan globe, papan flannel, papan bulletin. Yang kedua, media audio seperti radio, alat perekam pita magnetik. Ketiga media proyeksi diam seperti film bingkai, film rangkai, media transparensi, proyektor tak tembus pandang, mikrofis, film, film gelang, televisi dan video. Penggunaan media tidak dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan perannya dalam membantu mempertinggi proses pengajaran. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran sangat bergantung kepada tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kemudahan memperoleh media yang diperlukan serta kemampuan guru dalam menggunakannya dalam proses pengajaran.
23
Menurut Sudjana dan Rivai (2009:4-5) dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut. 1)
Ketepatannya dengan tujuan pengajaran; artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis lebih memungkinkan digunakannya media pengajaran
2)
Dukungan terhadap isi bahan pelajaran; artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.
3)
Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Media grafis umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal, di samping sederhana dan praktis penggunaannya.
4)
Keterampialan guru dalam menggunakannya; apaun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran.
5)
Tersedianya waktu untuk menggunakannya sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
6)
Sesuai dengan taraf berpikir siswa; memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa.
24
2.1.2.3 Manfaat dan Nilai Media dalam Pembelajaran Dalam proses pembelajaran media memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran. Kehadiran media tidak saja membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah pada kegiatan pembelajaran. Hal ini berlaku bagi segala jenis media, baik yang canggih dan mahal ataupun media yang sederhana dan murah. Sadiman (2009:17-18) mengemukakan Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut : 1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata-kata lisan belaka). 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya : a.
Objek yang terlalu besar – bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau gambar;
b.
Objek yang kecil – dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar;
c.
Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography;
d.
Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal;
e.
Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan
25
f.
Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lainlain.
3)
Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk: a. Menimbulkan kegairahan belajar. b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan. c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya harus diatasi sendiri. Selain itu Kemp, dkk. dalam Uno (2008:116) menjabarkan sejumlah
kontribusi media dalam kegiatan pembelajaran antara lain: a. Penyajian materi ajar menjadi lebih standar; b. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik; c. Kegiatan belajar dapat menjadi interaktif; d. Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi; e. Kualitas belajar dapat ditingkatkan;
26
f. Pembelajaran dapat disajikan dimana dan kapan saja sesuai dengan yang diinginkan; g. Meningkatkan sifat positif peserta didik dan proses belajar menjadi lebih kuat/baik; h. Memberikan nilai positif bagi pengajar;
2.1.3 Komik 2.1.3.1 Pengertian Komik Komik adalah cerita bergambar dalam majalah, surat kabar, dan buku yang pada umumnya enak dicerna dan lucu (KBBI, 2007 : 478). Komik pada mulanya berkaitan dengan segala sesuatu yang lucu, dan boleh jadi, komik berasal dari bahasa Belanda “komiek” yang berarti „pelawak‟. Atau kalau diruntut dari bahasa Yunani kuno, istilah komik berasal dari kata “komikos”, yang merupakan kata bentukan dari “kosmos”, yang berarti „bersuka ria‟ atau „bercanda‟. Jadi komik sering dikonotasikan dengan hal-hal yang lucu, dan unsur kelucuan itu antara lain dilihat dari segi gambar-gambarnya yang sering tidak proporsional, tetapi mengena (Nurgiyantoro, 2005:409). Mc.Could dalam Nurgiyantoro (2005:441) mendefinisikan komik sebagai gambar-gambar dan lambang-lambang lain yang terjukstaposisi dalam urutan tertentu untuk menyampaikan informasi dan atau untuk mencapai tanggapan estetis dari pembaca. Gambar-gambar yang berurutan merupakan sarana komunikasi yang
27
unggul. Ia dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan ilmiah yang bukan cerita namun ditampilkan mirip cerita. Lubis dalam Rahayuningsih (2005:20) memaparkan komik adalah “media komunikasi Alternatif”, komik dianggap sebagai salah satu media komunikasi yang identik dengan gambar meskipun komik memberi kesempatan berekspresi secara verbal dan visual akan tetapi sebagai media seni, komik tetap berada dalam batasbatas komunikasi. Komik juga diartikan sebagai bentukan dari tujuan komersialekonomis yang berusaha memenuhi kebutuhan pembaca akan hiburan, informasi dan pendidikan. Tujuannya hanya dapat berhasil apabila persyaratan produksi, distribusi, persepsi dan kemungkinan pengaruhnya dihubungkan satu sama lain. Menurut Sudjana dan Rivai (2009:64) komik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan pada pembaca. Komik terdiri atas berbagai situasi cerita bersambung. Dalam Ensiklopedia (Johana, 2007:31) komik didefinisikan sebagai “istilah yang diaplikasikan menjadi serangkaian cerita bergambar yang berbeda dari cerita kartun pada umumnya. Rangkaian cerita pada komik dapat berisi tentang kisah petualangan, kisah petualangan, kisah perang, kisah nyata, biografi, kisah pengalaman di hutan, cerita kartun binatang, cerita klasik tentang cinta dan humor. Menurut Johana (2007:33) komik adalah jenis bacaan yang ringan dan mudah dipahami. Komik berisi gambar dan percakapan singkat yang ditulis dalam bentuk bubbles. Kosa kata yang digunakan adalah kosa kata yang sederhana dan dapat
28
dipahami melalui penggabungan antara gambar dan konteks kalimat. jadi komik adalah media yang menarik. Berdasarkan uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Selain itu komik adalah alat menyampaikan suatu ide atau gagasan berupa buku yang berisi suatu cerita bergambar untuk dibaca dan bersifat humor.
2.1.3.2 Macam Komik Komik dapat dibedakan ke dalam beberapa kategori tergantung dari mana sudut pandang dibedakan. Menurut Nurgiyantoro (2005 :435) dari segi bentuk penampilan atau kemasan, komik dapat dibedakan ke dalam komik strips (comic strip), komik buku (comic books) dan novel grafik (graphic novels).
2.1.3.2.1 Komik Strips Komik strips adalah komik yang terdiri dari beberapa panel gambar saja, namun dilihat dari segi isi komik strip telah mengungkapkan sebuah gagasan yang utuh. Tentu saja karena gambarnya hanya sedikit gagasan yang disampaikan juga tidak banyak dan lazimnya hanya melibatkan satu fokus pembicaraan, seperti misalnya tanggapan terhadap berbagai peristiwa dan isu-isu mutakhir.
29
2.1.3.2.2 Komik Buku Komik buku atau buku komik adalah komik yang dikemas dalam bentuk buku dan satu buku biasanya menampilkan sebuah cerita yang utuh. Komik-komik buku tersebut biasanya berseri, dan satu judul buku komik sering muncul berpuluh seri dan seperti tidak ada habisnya. Komik-komik tersebut ada yang memang menampilkan cerita yang berkelanjutan, tetapi ada juga yang tidak. Maksudnya, antara komik seri sebelum dan sesudahnya tidak ada kaitan peristiwa dan konflik yang bersebab-akibat, sedang yang menghubungkan buku tiap seri itu adalah tokohtokoh ceritanya.
2.1.3.2.3 Novel Grafik Novel grafis adalah sebuah karya narasi di mana cerita ini disampaikan kepada pembaca dengan menggunakan seni sekuensial baik dalam desain eksperimental atau dalam format komik tradisional. Istilah ini digunakan secara luas, mencakup karya-karya non-fiksi dan tematis dihubungkan cerita pendek serta ceritacerita fiksi di sejumlah genre. Novel grafis biasanya terikat dalam format lama dan tahan lama (panjang) lebih dari majalah komik terbiasa, menggunakan bahan yang sama dan metode seperti buku cetak, dan novel grafik umumnya dijual di toko buku dan toko-toko khusus komik (www.wikipedia.org). Menurut segi isinya komik dapat dibedakan kedalam komik humor, komik petualangan, komik fantasi, komik nyata (klasik), komik biografi dan komik ilmiah (Nurgiyantoro, 2005:435).
30
2.1.3.2.4 Komik Humor Komik humor adalah komik yang secara isi menampilkan sesuatu yang lucu yang mengundang pembaca untuk tertawa menikmatinya. Aspek kelucuan atau humor dapat diperoleh lewat berbagai cara baik lewat gambar-gambar maupun lewat kata-kata. Komik humor biasanya menampilkan gambar-gambar yang lucu baik dilihat dari segi potongan, ukuran tubuh, tampang, proporsionalitas bagian bagain tubuh, maupun bentuk bagian-bagian tubuh itu sendiri yang sering aneh. Keanehan dan kelucuan itu terutama jika dibandingkan dengan keadan fisik dengan tokoh, misalnya manusia, nyata.
2.1.3.2.5 Komik Petualangan Komik petualangan adalah komik yang menampilkan cerita petualangan tokoh-tokoh cerita dalam mengejar, membela, memperjuangkan, atau aksi-aksi yang lain. Komik petualangan biasanya penuh dengan aksi, perkelahian, dan daya suspense-nya tinggi. Dalam derajat tertentu komik jenis ini dapat disebut sebagai komik aksi. Komik menampilkan dua kelompok tokoh, lazimnya kelompok baik dan jahat, yang bersebrangan memperebutkan sesuatu atau mempertahankan prinsip masing-masing. Maka, terjadilah perkelahian yang seru, dan hamper dipastikan kelompok baik mesti memenangkan perkelahian itu walau semula agak kewalahan.
31
2.1.3.2.6 Komik Fantasi Komik fantasi adalah komik yang dibuat berdasarkan rekayasa dari komikusnya. Alur cerita, tokoh dan setingnya merupakan hasil imajinasi dari pengarangnya. Komik fantasi biasanya diperuntukkan bagi anak-anak, namun pada perkembangannya orang dewasa dari berbagai macam usia mulai menyukainya. Komik fantasi yang cukup populer diantaranya komik Doraemon, komik naruto dsb.
2.1.3.2.7 Komik Nyata ( klasik) Komik nyata (klasik) adalah komik yang alur cerita, tokoh serta settingnya diadaptasi dari kisah nyata seorang perorangan maupun kelompok. Pada perkembangannya komik nyata lebih tampak seperti cerita biografi yang dikemas dalam bentuk komik.
2.1.3.2.8 Komik Biografi dan Komik Ilmiah Komik Biografi adalah kisah hidup seorang tokoh sejarah yang ditampilkan dalam bentuk komik. Biografi tokoh yang bersangkutan biasanya telah ditulis dalam bentuk buku biografi yang semata-mata mempergunakan lambang verbal. Kalaupun ada unsur gambar dalam buku biografi, ia sekadar berfungsi memberikan gambaran konkret dan memperjelas apa yang diuraikan secara verbal sehingga kemasan buku menjadi lebih menarik. Jika pada komik biografi tekanannya ada pada unsur ketokohan (tokoh penemu) pada komik ilmiah tekanan ada pada proses penemuan dan barang temuannya.
32
2.1.3.3 Komik Sebagai Media Pembelajaran Komik merupakan salah satu media grafis yang memiliki keunggulan dan keunikan tersendiri. Dari beberapa media grafis, gambar diam dalam hal ini komik merupakan jenis yang mudah dikenali dan mudah dimengerti. Gambar didefinisikan sebagai representasi visual dari orang, tempat, ataupun benda yang diwujudkan diatas kanvas, kertas, atau bahan lain, baik dengan cara lukisan, gambar ataupun foto. Ukuran foto atau gambar disesuaikan dengan keperluan, pemanfaatan gambar dalam proses pembelajran sangat membantu pengajar dalam beberapa hal seperti yang dikemukakan oleh Hack Bart ( dalam Unno, 2008 :119) sebagai berikut. a) Menarik perhatian, pada umumnya semua orang senang melihat foto atau gambar b) Menyediakan gambar nyata suatu objek yang karena dianggap suatu hal tidak mudah untuk diamati c) Unik d) Memperjelas hal-hal yang bersifat abstrak e) Mampu mengilustrasikan suatu proses Kurnia (2008) menyebutkan hal yang positif dari komik dan hal yang negatif dari komik. a. Kelebihan Komik 1) Komik merupakan media pembelajaran yang sangat potensial Aspek visual merupakan salah satu yang ditawarkan oleh komik. Berbeda dengan televisi yang lebih memaksa mata dan telinga, komik
33
mendorong kita untuk mengoptimalkan mata untuk mencermati panel-panel dan teks yang disertakan. Kebanyakan orang merupakan pembelajar visual yang mengasosiasikan kepingan informasi dengan imaji tertentu (Ascott 2006). Jadi, komik dapat dipakai untuk menolong -- khususnya anak-anak -dalam pembelajaran pada hampir seluruh topik, misalnya sebagaimana dikemukakan berikut ini. a) Mengenal konsep b) Belajar berhitung c) Mengenal lingkungan dan alam sekitar d) Memperkenalkan firman tuhan e) Membantu untuk memahami cerita f) Mendorong minat baca 2) Komik mengajarkan nilai-nilai moral Sejumlah komik menghadirkan nilai-nilai moral yang penting dikenal oleh siapa saja. Sebut saja nilai persahabatan, kerja keras, kebersamaan, kegigihan dan semangat pantang menyerah. Komik olah- raga umumnya mengajarkan nilai kerja keras, kegigihan, dan semangat pantang menyerah. Pesan umum yang disampaikan biasanya "semakin gigih kamu berusaha, semakin dekat pula dirimu pada keberhasilan". 3) Komik merupakan sarana hiburan yang tidak memakan waktu. Untuk mengisi kejenuhan, komik bisa menjadi alternatif yang sangat cocok. Waktu yang dibutuhkan untuk membaca komik tidak seperti ketika membaca
34
novel. Sebab ada banyak yang dapat diringkas oleh komik, misalnya penggambaran ekspresi wajah dan penjelasan latar tempat. b. Kekurangan Komik Memang tidak semua isi komik memberikan pengajaran yang positif. Di balik nilai-nilai yang telah disebutkan di atas, komik pun memberikan dampak buruk yang perlu diwaspadai oleh para penggemarnya. Oleh karena itu, hal-hal berikut ini perlu diwaspadai. 1) Komik membatasi bahkan memungkinkan penumpulan imajinasi. Terlalu banyak mengonsumsi komik pada bisa menumpulkan imajinasi pembaca. Perhatikanlah prosa, seperti novel atau cerpen yang banyak menggambarkan wajah tokoh tertentu dengan kata-kata daripada gambar. Pembaca diajak untuk membayangkan seperti apa wajah tokoh tersebut. Atau ketika penulis menggambarkan latar tempat. Aspek-aspek inilah yang dalam komik diterjemahkan dalam gambar dan membuat pembaca langsung menikmatinya, tanpa harus membayangkan penggambaran tersebut lewat pikirannya. Mula-mula, imajinasi hanya terbatas pada apa yang digambarkan. Namun akhirnya, imajinasi bisa tumpul. Misalnya, hanya bisa membayangkan latar tempat sebagaimana digambarkan pada komik atau hanya bisa menggambar tokoh-tokoh seperti yang digambarkan komikus terkait. 2) Tidak mampu menikmati dan mengapresiasi karya-karya sastra Ketidakmampuan untuk menggunakan imajinasi akhirnya bisa membuat kita sulit menangkap penggambaran yang diberikan cerpen atau novel. Kalaupun
35
dapat, pembayangan yang kita miliki mungkin hanya terpaku pada pengalaman kita pada latar lingkungan yang ditampilkan komik. Akhirnya, kita bisa kesulitan untuk merasakan keindahan kosakata yang dipakai penulis. 3) Komik menimbulkan efek adiktif. Efek adiktif yang timbul bisa berupa keinginan untuk segera menikmati seri sambungan (umumnya karena penasaran) atau sekadar membaca lebih banyak komik lainnya. Efeknya, selain menghabiskan banyak dana untuk menyewa atau membeli edisi demi edisi, rasa penasaran juga bisa mendorong kita untuk lebih banyak menghabiskan waktu bersama komik. 4) Komik lebih eksplisit menggambarkan adegan. Adegan-adegan kekerasan dan bernuansa pornografi juga tergambar dengan lebih jelas dalam komik. Hal ini sudah pasti tidak akan baik bila dikonsumsi oleh anak-anak di bawah umur. Beberapa komik juga mengikuti praktik atau kebiasaan yang berkenaan erat dengan okultisme (misalnya, pada komik seriseri misteri), sedangkan yang lain dikaitkan dengan masalah-masalah sosial seperti homoseksualitas dan penyalahgunaan obat-obatan (Lorelli 2006). Kondisi ini diperparah dengan anggapan bahwa komik merupakan konsumsi anak-anak. Memang kini ada pelabelan, meski hal ini tidak banyak berpengaruh. (http://pelitaku.sabda.org/komik_di_antara_pro_dan_kontra_menggali_nilai_d ari_jalinan_gambar)
36
Menurut Rahayuningsih (2005:38) media komik yang digunakan dan dibaca siswa dalam pembelajaran memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut. Keunggulan media komik a. Komik sangat menarik karena ilustrasinya, cerita yang ringkas, perwatakan orangnya realistic, dan dapat digunakan sebagai hiburan b. Dapat menambah perbendaharaan kata pembacanya c. Menciptakan minat baca siswa d. Memperluas pengetahuan dan minat apresiasi siswa. Isna (2009) memaparkan bahwa komik sangat digemari oleh siswa, selain memiliki banyak kelebihan komik juga terdapat sisi negatifnya, banyak komik di pasaran membuat guru maupun orang tua perlu mengarahkan mereka untuk tidak sembarangan memilih atau membaca komik. Komik-komik yang komersial dan tidak baik mutunya tidak sesuai dengan usia anak dapat mempengaruhi perilaku siswa. Komik memiliki ilustrasi yang menarik, kata-kata yang ringkas dihafalkan membuat siswa cenderung meniru, baik karakter tokoh-tokohnya, gerak-geriknya, maupun gaya dan kata-kata yang diucapkan para tokoh. Bila ada kata-kata buruk pada komik tersebut, maka siswa juga akan merekam dalam ingatan mereka dan suatu saat mereka bisa menirukannya. Sehingga ada baiknya jika konsep positif komik dipadukan dengan materi pelajaran, sehingga sisi negatif dari komik dapat diminimalisasi. Beberapa penelitian pembelajaran dengan komik sebagai medianya telah di lakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Skripsi Penelitian Tindakan Kelas oleh
37
Yustika (2009) yang berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pelajaran Sejarah Kelas XI Is 3 SMA Negeri 1 Tahunan melalui Media Komik Tahun Ajaran 2008/2009” bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran
sejarah
pada
pokok
bahasan
Upaya
mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia dengan penggunaan media komik. Dan hasilnya penggunaan media komik sebagai variasi dalam pembelajaran dapat membangkitkan minat serta hasil belajar siswa. Dalam skripsi Setyowati (2007) yang berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring Melalui Media Komik Berbahasa Jawa Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Magersari Kabupaten Rembang Tahun ajaran 2006/2007 memperoleh hasil penelitian yang positif. Dengan ditandai para siswa menjadi lebih terampil dalam membaca nyaring melalui komik berbahasa jawa serta keterampilan membaca nyaring berbahasa Jawa meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan media komik berbahasa Jawa dalam pembelajaran membaca nyaring siswa kelas IV SD Magersari Rembang ini terbukti dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca nyaring bahasa jawa. Isna (2009) melakukan penelitian Research and Development (R and D) mengenai penggunaan bahan ajar berbentuk komik dengan judul Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk Komik Tentang Kepadatan Populasi Manusia Hubungannya dengan lingkungan untuk SMP/MTs di Pringapus. Hasilnya secara umum terdapat peningkatan hasil belajar dari para siswa. Hal ini karena komik membantu peserta didik dalam menguasai konsep-konsep materi pembelajaran yang diajarkan dengan
38
tercapainya indikator yang diharapkan. Komik dirasa menarik minat siswa karena baru pertama kali diberikan kepada siswa sehingga menciptakan suasana belajar yang kondusif. Ketiga penelitian di atas memiliki persamaan yakni mengulas tentang manfaat penggunaan media komik dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian, penelitian tersebut menunjukkan peningkatan dalam pembelajaran
baik minat
maupun hasil belajar pada masing-masing mata pelajaran setelah menggunakan media komik sebagai alat (media) pembelajaran. Perbedaan penelitian yang telah dilaksanakan oleh ketiga peneliti diatas dengan penelitian yang akan dilaksanakan peneliti terletak pada materi, jenis penelitian dan jenjang sekolah. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut menunjukkan peningkatan dalam pembelajaran baik minat maupun hasil belajar pada masing-masing mata pelajaran setelah menggunakan media komik sebagai alat (media) pembelajaran. Komik dan pelajaran IPS khususnya materi sejarah merupakan dua hal yang berbeda bahkan saling bertolak belakang. Komik terdiri dari serangkaian cerita yang diceritakan secara singkat dan menarik, namun isi cerita dari komik kadang tidak mendidik (Isna 2009). Sedangkan sejarah adalah mata pelajaran yang berisi tentang teori-teori dan hal-hal mengenai masa yang telah lampau dengan materi yang cukup panjang dan terkesan monoton. Jika pelajaran sejarah dikemas dalam bentuk komik maka hal tersebut adalah inovasi bagi pembelajaran sejarah.
39
2.1.4 Historical Comic Berdasarkan pengertian sejarah dan komik peneliti menyimpulkan pengertian Historical comic adalah suatu bentuk cerita bergambar yang tidak bergerak dan gambar yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita mengenai kejadian yang terjadi dimasa lampau, dimana kejadian memberikan pengaruh bagi kehidupan saat ini. Komik sejarah (historical comic) berisi animasi yang menceritakan tentang peristiwa sejarah yang ada dalam kurikulum pelajaran IPS khususnya materi sejarah. Komik sejarah berbeda dengan buku pelajaran biasa yang hanya terdapat teks, komik sejarah mengemas peristiwa maupun materi sejarah ke dalam percakapan antar tokoh-tokoh sejarah yang berupa kartun animasi. Historical comic dalam penelitian ini merupakan jenis komik strips yang tidak bersambung. Materi dalam historical comic dikemas dalam bahasa yang mudah dimengerti, dengan penokohan serta latar cerita yang sesuai dengan usia anak SMP. Jalan cerita yang disajikan dalam historical comic sederhana dan mudah dimengerti. Pesan moral yang disampaikan masih berhubungan dengan dunia pendidikan.
2.1.5 Perkembangan Kehidupan Masa Pra-Aksara Zaman pra aksara di Indonesia berlangsung sampai abad ke-3 Masehi. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa bangsa kita memasuki zaman sejarahnya sejak abad ke -5 Masehi. Hal ini dapat diketahui dari batu bertulis yang terdapat di Muara Kaman, Kalimantan Timur. Meskipun prasasti tersebut tidak berangka tahun, tetapi
40
bahasa dan bentuk huruf yang digunakan menunjukkan bahwa prasasti tersebut dibuat kurang lebih tahun ke- 4 Masehi (Nurdin, 2008: 31-32). Zaman pra-aksara berdasarkan penggalian arkeologi dibagi menjadi dua zaman, yakni zaman batu dan zaman logam. a. Zaman batu dibagi lagi atas. 1) Paleolithikum atau zaman batu tua. Sebagai ciri zaman ini alat- alat dibuat dari batu yang dikerjakan secara kasar, tak diasah atau dihaluskan. Manusianya belum bertempat tinggal tetap dan masih mengembara. Zaman ini berlangsung lama sekali, yaitu selama zaman geologi pleistocen atau diluvium (jadi kira-kira 600.000 tahun). Pembagian zaman selanjutnya jatuh dalam zaman geologi holocen atau alluvium. 2) Mesolithikum atau zaman batu tengah Alat-alat zaman ini masih menyerupai alat-alat palaeolithikum namun sudah mulai diasah meskipun masih sederhana. Orang sudah mulai bertempat tinggal tetap. 3) Neolithikum atau zaman batu muda Alat-alat batu sudah diasah dan diupam, sehingga halus dan indah. Selain tembikar dikenal pula tenunan. Orang sudah mulai bertempat tinggal tetap dan bercocok tanam (Soekmono, 1981:23). b. Zaman logam Dimulainya zaman logam, bukan berarti berakhirnya zaman batu, karena pada zaman logampun alat-alat dari batu terus berkembang bahkan sampai sekarang.
41
Sesungguhnya, nama zaman logam hanyalah untuk menyatakan bahwa pada zaman tersebut alat-alat dari logam telah dikenal dan digunakan secara dominan. Perkembangan zaman logam di Indonesia berbeda dengan yang ada di Eropa, karena zaman logam di Eropa mengalami tiga pembagian zaman, yaitu zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi. Sedangkan di Indonesia khususnya dan Asia Tenggara umumnya tidak mengalami zaman tembaga tetapi langsung memasuki zaman perunggu dan besi secara bersamaan. Hasil temuan yang lebih dominan adalah alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam disebut juga dengan zaman perungggu (Nurdin, 2008: 31-32). Zaman pra-aksara berdasarkan ciri kehidupan masyarakatnya dibagi ke dalam empat babak, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, masa bercocok tanam, dan masa perundagian. Masa berburu dan meramu tingkat sederhana, pada masa ini, kehidupan manusia hanya terpusat pada upaya mempertahankan diri di tengah-tengah alam yang penuh tantangan, dengan kemampuannya yang masih sangat terbatas. kegiatan pokoknya adalah berburu dan mengumpulkan makanan, dengan peralatan dari batu, kayu, dan tulang. Kehidupan manusia masih sangat tergantung pada alam lingkungan sekitarnya (Nurdin, 2008:33). Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, di Indonesia sudah ada usaha-usaha untuk bertempat tinggal secara tidak tetap di gua-gua alam, utamanya di gua-gua
42
payung, yang setiap saat mudah untuk ditinggalkan, jika dianggap sudah tidak memungkinkan lagi tinggal di tempat itu ( Nurdin, 2008:36). Perubahan dari masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut ke masa bercocok tanam, memakan waktu yang sangat panjang, karena tingkat kesulitan yang tinggi. Pada masa ini sudah mulai ada usaha bertempat tinggal menetap di suatu perkampungan yang terdiri atas tempat tinggal-tempat tinggal sederhana yang didiami secara berkelompok. Mulai ada kerjasama dan peningkatan unsur kepercayaan yang diharapkan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan ketenteraman hidupnya ( Nurdin, 2008:38 ). Menurut Grolier dalam Indonesia Heritage (2008:11) periode bercocok tanam ditandai dengan perkembangan tradisi dan tegnologi. Dimana manusia mulai menetap di desa-desa dengan jumlah penduduk 300 sampai 400 orang. Beberapa kelompok masih menempati gua-gua. Teknologi mulai berubah dan alat-alat batu dihasilkan dengan tehnik baru seperti pemakaian gerinda dan pemolesan. Artefak yang banyak dihasilkan adalah kapak, mata kapak dan gelang asahan, juga mata pisau. Tempayan dibuat untuk menyimpan makanan dan biji-bijian yang akan ditanam kembali. Manik-manik diciptakan untuk perhiasan. Pada zaman ini manusia kemungkinan besar melakukan pemujaan terhadap nenek moyang dan kekuatan alam, serta belajar bercocok tanam dan berternak hewan. Ada kelompok yang memilih pemimpin (awal suatu sistem politik). Kepemimpinan didasarkan pada kecakapan seseorang. Menurut Rahardjo (2010) dalam http://blogkepurwo.blogspot.com pada masa ini manusia yang sebelumnya sekedar pengumpul makanan, mulai menjadi penghasil
43
makanan dengan melakukan bertani dan berternak. Mereka tidak lagi hidup berpindah-pindah (nomaden), tetapi relatif telah menetap dan tinggal di perkampungan kecil. Dalam masa ini orang sudah menggosok alat-alat yang terbuat dari batu hingga halus. Pertanian dan perternakan sudah lebih maju dan orang sudah membuat rumah-rumah yang ditempati secara permanen. Rumah-rumah tersebut didirikan secara bergerombol sehingga menyerupai kampung. Pembuatan tembikar pada masa ini sudah maju, selain itu sudah dikenal pula ragam hias. Alat-alat batu yang menonjol dari masa ini ialah beliung persegi dan belincung. Pada masa bercocok tanam sudah dikenal pula pertenunan. Dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya, pada masa Neolithikhum budaya manusia telah maju dengan pesat. Berbagai macam pengetahuan telah dikuasai, misalnya pengetahuan tentang perbintangan, pranatamangsa (cara menentukan musim berdasarkan perbintangan atau tanda-tanda lainnya), pelayaran, kalender (menentukan hari baik atau buruk) gamelan, wayang, pertenunan, dan sebagainya. Masih banyak unsur-unsur kebudayaan Neolith itu yang masih hidup hingga sekarang. Pada masa bercocok tanam, manusia sudah berusaha bertempat tinggal menetap dengan mengatur kehidupan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, yaitu menghasilkan bahan makanan sendiri, baik di bidang pertanian maupun peternakan. Pada masa perundagian, semuanya
mengalami kemajuan dan
penyempurnaan. Pada masa ini mulai ditemukan biji-biji logam sehingga berbagai peralatan mulai dibuat dari logam. Pada perkembangan berikutnya, perlu dibedakan golongan yang terampil dalam melakukan jenis usaha tertentu, misalnya terampil
44
dalam membuat rumah kayu, pembuatan gerabah, pembuatan benda-benda dari logam, perhiasan, dan lain sebagainya ( Nurdin, 2008:40) Pembelajaran materi perkembangan kehidupan pada masa pra-aksara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran pada materi pokok Peninggalan – peninggalan kebudayaan masa pra aksara khususnya masa bercocok tanam. Indikatornya adalah mengidentifikasi peninggalan –peninggalan kebudayaan pada masa pra-aksara. Tujuannya siswa dapat memahami bentuk-bentuk peninggalan masa bercocok tanam sehingga dapat menyebutkannya dan dapat membedakannya dengan hasil kebudayaan pada zaman sebelum dan sesudah masa bercocok tanam. Pembahasan dalam penelitian ini difokuskan pada materi pokok Peninggalan –peninggalan kebudayaan masa pra aksara khususnya masa bercocok tanam. Tujuan pembelajrannya agar siswa dapat memahami bentuk-bentuk peninggalan masa bercocok tanam sehingga dapat menyebutkannya dan dapat membedakannya dengan hasil kebudayaan pada zaman sebelum dan sesudah masa bercocok tanam.
2.1.6 Minat Minat memiliki definisi yang luas, beberapa definisi minat antara lain, minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhankebutuhannya sendiri ( Sardiman, 2005:76). Minat juga dapat diartikan sebagai suatu tanda kematangan dan kesiapan seseorang untuk bergiat dalam kegiatan belajar.
45
Minat sebenarnya bersifat subyektif karena masing-masing orang dapat berbeda-beda. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh keunikan pada setiap orang. Minat erat sekali hubungannya dengan perasaan suka atau tidak suka, tertarik atau tidak tertarik, senang atau tidak senang ( Santoso, 1998: 23). Minat termasuk unsur afektif sehingga mempengaruhi pembelajaran dan hasil belajar.
Minat adalah kecenderungan seseorang terhadap sesuatu. Hal ini
berpengaruh terhadap proses belajar seseorang sehingga berpengaruh pula terhadap hasil yang dicapai dari belajar tersebut. Faktor yang mempengaruhi minat seseorang serupa dengan faktor-faktornya dalam ranah afektif, yaitu penerimaan, menanggapi, penilaian, pengorganisasian dan pengalaman, penjelasan untuk masing-masing faktor ini adalah sebagai berikut : 1) Penerimaan adalah sensitivitas individu terhadap rangsang dari fenomenafenomena tertentu sehingga individu tersebut mau menerima atau memperhatikan rangsang dan fenomena tersebut. 2) Menanggapi adalah perhatian yang aktif terhadap benda yang menimbulkan rangsangan pada diri individu atau fenomena-fenomena tertentu. 3) Penilaian merupakan kategori yang menunjukkan penilaian dasar atas satu rangsangan fenomena 4) Pengorganisasian
sebagai
klasifikasi
yang
tepat
menggambarkan awal dari pembentukan suatu system nilai.
untuk
tujuan
yang
46
5) Pengalaman merupakan perilaku yang menunjukkan kepercayaan diri untuk mengintergrasi nilai-nilai kedalam suatu filsafat hidup yang lengkap dan meyakinkan 6) Ketertarikan terhadap sesuatu umumnya timbul karena ada sesuatu yang menarik, biasanya bersifat positif pada objek yang diminati. Pentingnya minat dalam mempelajari sesuatu adalah untuk membuat siswa lebih dekat dan terdorong untuk memahami hal-hal yang dipelajarinya. Guru
dan
media
pembelajaran
merupakan
faktor
penting
dalam
mempengaruhi minat siswa terhadap pelajaran. Guru yang mampu mengkondisikan kelas sesuai harapan para siswa akan dapat mematik perhatian kelas tersebut, dimana guru juga memerlukan alat bantu pembelajaran berupa media sehingga guru memiliki peluang besar untuk dapat meningkatkan minat siswa dalam kelas bersangkutan terhadap pembelajaran. Sebaliknya, guru yang tidak dapat menerapkan cara pembelajaran yang tepat sesuai kondisi kelas dapat membuat siswa yang berada dalam kelas bersangkutan kehilangan minat terhadap pelajaran.
2.2 Kerangka Berpikir Historical Comic berupa cerita bergambar (bahan cetak) berbentuk comic strips yang berisi materi pelajaran sejarah yang diharapkan akan lebih unggul sebagai media pembelajaran IPS sejarah terutama pada materi hasil kebudayaan masa praaksara. Melalui historical comic pembaca akan tahu banyak tentang hasil kebudayaan masa pra-sejarah khususnya masa bercocok tanam. Media pembelajaran berupa
47
historical comic mampu menyajikan gambar dan cerita yang lucu untuk merangsang indera mata dan daya imajinasi, sehingga mudah menimbulkan keterlibatan emosi pembaca. Magnesen dalam Haryanto (2009: 52) menggambarkan bahwa melihat sebuah foto lebih tinggi maknanya daripada membaca yang hanya dapat diingat 10%, mendengar yang hanya dapat diingat 20%, dan melihat yang hanya dapat diingat 30%. Namun, penggunaan media foto atau gambar harus dibantu dengan bahan tertulis. Dengan dibantu bahan tulis maka dapat diperoleh petunjuk atau kejelasan dari foto atau gambar tersebut. Semakin banyak indera yang dilibatkan dalam pembelajaran maka semakin besar kemungkinan terserapnya pembelajaran. Hal tersebut menjadi dasar bagi peneliti untuk mengembangkan media pembelajaran yang bisa dibaca (komik), dan dapat merangsang daya imajinasi. Setelah membaca, melihat, dan berimajinasi maka peserta didik akan mampu memahami materi yang hendak disamapaikan. Maka hasil yang akan dicapai pun akan lebih optimal. Pelajaran IPS di satuan pendidikan SMP/MTs dalam KTSP tergabung menjadi IPS terpadu. Ini artinya mata pelajaran sejarah sudah tidak berdiri sendiri sebagai bidang studi, namun terpadu dengan kelompok ilmu sosial lainnya. Hal ini tentunya mengharuskan pelajaran sejarah berbagi jam pelajaran dengan Geografi, Sosiologi dan Ekonomi. Berbagai permasalahan dalam pembelajaran sejarah tentu perlu diatasi dengan berbagai inovasi. Model pembelajaran konvensional seperti ceramah dan bercerita tentu tidak akan pernah lepas dari pelajaran sejarah. Semutakhir apapun sebuah
48
model pembelajaran, metode guru ceramah atau bercerita masih akan tetap digunakan. Oleh karena itu diperlukan sebuah alat sebagai perantara dalam pembelajaran, agar materi pelajaran tetap tersampaikan. Dalam hal ini adalah media pembelajaran. Media sangat berperan dalam sebuah pembelajaran khususnya IPS materi sejarah, karena dengan media secara tidak langsung dapat memperjelas penyajian pesan (materi) agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). Selain itu dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik, sehingga akan menimbulkan kegairahan belajar. Oleh karena itu, adanya media dalam pembelajaran sangat diperlukan guna mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran, serta membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
49
Kerangka berpikir tersebut divisualisasikan pada bagan di bawah ini. Bagan Kerangka Berpikir PEMBELAJARAN IPS TERPADU MATERI SEJARAH
KENDALA
GURU
MEDIA PEMBELAJARAN HISTORICAL COMIC
DAYA TARIK PEMBELAJARAN
MINAT SISWA MENINGKAT
SISWA
50
2.3 Hipotesis Penelitian Berdasarkan landasan teoretis dan kerangka berpikir yang ada, hipotes dalam penelitian ini adalah ada perbedaan minat belajar sejarah siswa antara yang diajarkan dengan menggunakan media historical comic dan yang tidak pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kalinyamatan. Berdasarkan uraian diatas diperoleh hipotesis sebagai berikut : 1. Ho (Hipotesis Nol) Tidak ada perbedaan minat belajar sejarah siswa kelas VII yang menggunakan media historical comic dengan yang tidak menggunakan historical comic di SMP Negeri 1 Kalinyamatan tahun ajaran 2010/2011 pada pokok bahasan perkembangan kehidupan masa pra-aksara. 2. Ha ( Hipotesis Alternatif) Terdapat perbedaan minat belajar sejarah siswa kelas VII yang menggunakan media historical comic dengan yang tidak menggunakan historical comic di SMP Negeri 1 Kalinyamatan tahun ajaran 2010/2011 pada pokok bahasan perkembangan kehidupan masa pra-aksara.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil studi eksperimen tentang penggunaan historical comic sebagai media pembelajaran IPS materi sejarah pada pokok bahasan perkembangan kehidupan masa pra-aksara pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kalinyamatan Jepara. Penelitian ini menggunakan model desain penelitian eksperimental, dengan desain dasarnya adalah Desain Kelompok Kontrol Pratest-Pasca Tes Acak (Randomized Pretest-Posttest Control Group Design), yang biasa divisualisasikan sebagai berikut. Tabel 3.1. Desain Kelompok Kontrol Pratest-Pasca Tes Beracak (Randomized Pretest-Posttest Control Group Design) Kelompok
Pratest
Perlakuan
Pascates
Acak A [Kel. Eksp]
O
X
O
Acak B [ Kel. Kont]
O
O
Penelitian eksperimen memerlukan dua kelompok sasaran penelitian. Satu kelompok diberikan perlakuan khusus dan satu kelompok lagi dikendalikan pada suatu keadaan yang pengaruhnya dijadikan sebagai pembanding. Oleh karena itu, kelompok pertama dinamakan kelompok eksperimen dan kelompok kedua dinamakan kelompok kendali atau kelompok kontrol. 51
52
Kelompok A maupun B memiliki karakteristik yang sama atau homogen, karena diambil atau dibentuk secara acak (random) dari populasi yang homogen pula. Kelompok demikian diberi nama kelompok acak atau random (R). Kedua kelompok dalam desain ini diberi tes awal (pretest) dengan tes yang sama. Kemudian kelompok A sebagai kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus, sedangkan kelompok B diberi perlakuan seperti biasanya. Setelah beberapa saat kedua kelompok dites dengan tes yang sama sebagai tes akhir (posttest). Hasil kedua tes akhir diperbandingkan (diuji perbedaannya), demikian juga antara hasil tes awal dengan tes akhir pada tiap-tiap kelompok. Perbedaan yang berarti (signifikan) antara kedua hasil tes akhir, dan antara tes awal dan akhir pada kelompok eksperimen menunjukkan pengaruh dari perlakuan yang diberikan (Sukmadinata, 2006:204-205). Pretest dan posttest yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup. Dalam penelitian eksperimen terdapat dua kelompok yaitu : 3.1.1 Kelompok Eksperimen Pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan khusus atau treatmen tertentu, dalam hal ini peneliti menggunakan historical comic sebagai media pembelajaran IPS materi sejarah pada pokok bahasan perkembangan kehidupan masa pra-aksara pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Kalinyamatan, dengan jumlah siswa 36 anak.
53
3.1.2 Kelompok Kontrol Pada kelompok kontrol tidak diberikan tindakan khusus. Saat pembelajaran di kelas tersebut peneliti menggunakan metode ceramah tanpa media yang akan diajarkan pada kelas VII B di SMP Negeri 1 Kalinyamatan, dengan jumlah siswa 37.
3.2 Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Lokasi Peneliti mengambil lokasi penelitian di SMP Negeri 1 Kalinyamatan Jepara tahun ajaran 2010/2011 yang berada di desa Batukali Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara.
3.2.2 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007: 117). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 1 Kalinyamatan tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 219 siswa dan terbagi dalam 6 kelas, yaitu kelas VII A sampai VII F.
3.2.3 Sampel Menurut Sugiyono (2007: 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Meskipun sampel hanya bagian dari
54
populasi, kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu harus dapat digambarkan dalam populasi. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik random sampling, yakni mengambil dua kelas secara acak dengan mengundi dari enam kelas yang ada, sehingga setiap kelas memiliki kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Kemudian, diambil dua kelas secara acak untuk dua kelompok.
3.3 Teknik Pengambilan Sampel Sampel pada penelitian ini diambil dengan teknik random sampling. Hal ini dilakukan setelah memperhatikan ciri-ciri antara lain; siswa mendapat materi berdasarkan kurikulum yang sama, siswa yang menjadi obyek penelitian duduk pada tingkat kelas yang sama, ruang kelas VII berada pada lantai 1 semua, dan pembagian kelas tidak berdasarkan peringkat. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik random sampling yaitu 1 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII A dan VII B. Untuk mengetahui apakah sampel berawal dalam keadaan yang sama digunakan uji normalitas dan uji homogenitas.
3.3.1 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sampel pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak.
55
Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut : 1) Menentukan hipotesis Ho : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal 2) Menentukan hipotesis Ha : sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal. Taraf nyata untuk pengujian atau α : 5 % 3) Menentukan kriteria penerimaan hipotesis Ho diterima jika 𝑥 2 < 𝑥 2
1−𝛼 𝑘−1
dengan k merupakan banyak kelas.
4) Menentukan 𝑥 2 hitung 𝑘 2
𝑥 = 𝑖=1
(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖 )2 𝐸𝑖
Keterangan : Oi : frekuensi observasi Ei : Frekuensi Harapan K : banyaknya kelas interval 2 2 Data berdistribusi normal jika 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan taraf kesalahan 5 %
dan derajat kebebasan dk = k – 1 (Sudjana, 2002:273).
3.3.2 Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui varian dari kedua sampel dalam keadaan homogeni. Menurut Sudjana (2002) uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki varian yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok mempunyai varians yang sama maka kelompok tersebut dikatakan homogen. Hipotesis yang akan diuji :
56
𝐻𝑜 ∶ 𝜎12 = 𝜎22 , artinya varians kedua kelompok sama 𝐻1 ∶ 𝜎12 ≠ 𝜎22 , artinya varians kedua kelompok tidak sama. Untuk menguji kesamaan dua varians digunakan rumus Chi-Kuadrat sebagai berikut. X2 = (In 10) {B - ∑ (ni -1) log si2} dengan ∑ 𝑛 𝑖 −1 𝑠𝑖2 B = (log s2) ∑(ni – 1) dan s2 = ∑(𝑛 1 − 1)
Keterangan : si2 s B ni
= varians masing-masing kelas
= varians gabungan = koefisien Bartleet = banyaknya testi masing-masing kelas (Sudjana, 2002 : 263). Guna menguji apakah kedua varians tersebut sama atau tidak, maka harga chi
kuadrat tabel dengan derajat kebebasan dk = k – 1 dan taraf signifikansi 5 %. Jika 2 𝑋ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑋 21−𝛼
(𝑘−1)
maka varians kedua kelompok sama (homogen).
3.4 Variabel Penelitian Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:61). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat merupakan suatu akibat yang keadaannya dipengaruhi oleh variabel bebas,
57
sedangkan variabel bebas adalah variabel yang secara sengaja dipelajari dan mempengaruhi terhadap variabel terikat. Variabel penelitian ini adalah. 3.4.1 Variabel bebas Media pembelajaran dengan historical comic pada pokok bahasan perkembangan masyarakat pra-aksara.
3.4.2 Variabel terikat Minat belajar IPS materi sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kalinyamatan Jepara tahun ajaran 2010/2011.
3.5 Alat Pengumpul Data / Instrumen Angket Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup (nontes). Metode penyusunan instrumen angket meliputi metode penyusunan angket, uji coba instrumen angket, dan analisis uji coba angket.
3.5.1 Metode Penyusunan Angket Dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup, artinya responden (siswa) dapat memilih jawaban atas pertanyaann peneliti. Dalam menjawab butir pertanyaan angket minat belajar sejarah siswa hanya memilih salah satu jawaban yang tersedia dengan pilihan SL (selalu), SR (sering), JR (jarang), dan TP (tidak pernah).
58
3.5.2 Uji Coba Instrumen Angket Angket yang telah disusun kemudian diujicobakan kepada seluruh subyek yaitu untuk mengetahui angket yang akan digunakan dalam penelitian. Subyek yang diberi instrumen angket uji coba adalah sejumlah siswa yang tidak terpilih sebagai subyek penelitian. Uji coba instrumen angket pada penelitian ini dilakukan di kelas VII E sebanyak 36 siswa.
3.5.3 Analisis Uji Coba Angket Berdasarkan hasil uji coba instrumen, angket dihitung validitas dan reliabilitas, dengan demikian dapat diketahui bahwa angket tersebut sudah baik dan memenuhi dua syarat penting yaitu valid dan reliabel. 1) Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai kevalidan yang tinggi, dan sebaiknya instrumen yang kurang valid berarti mempunyai validitas yang rendah (Arikunto, 2006 : 168). Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas internal. Validitas internal adalah validitas yang dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen secara keseluruhan (Arikunto, 2006 : 169). Pengujian validitas internal dapat menggunakan dua cara, yaitu analisis faktor dan analisis butir. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis butir dengan menskor angket yang
59
kemudian ditabulasi dan dimasukkan dalam rumus korelasi product, dengan rumus : 𝑟𝑥𝑦 =
𝑁∑𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌) ∑𝑋 2 − (∑𝑋)2 ∑𝑌 2 − (∑𝑌)2
Keterangan : 𝑟𝑥𝑦 X Y ∑X ∑Y N
= Indeks korelasi antara 2 variabel = Skor rata-rata dari X = Skor rata-rata dari Y = Jumlah skor rata-rata dari X = Jumlah skor rata-rata dari Y = Jumlah subyek (Arikunto, 2006:72)
Untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan valid atau tidak maka r hitung yang telah diperoleh (𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ) dikonsultasikan dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 product moment dengan taraf signifikan 5 %. Apabila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka instrumen dikatakan valid dan apabila
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <
𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
maka instrumen
dikatakan tidak valid. Pada uji coba yang dilakukan peneliti terhadap 36 siswa di luar sampel dari 49 soal dari tiap-tiap variabel diperoleh data 27 soal angket minat belajar dinyatakan valid yaitu no 1, 2, 3, 7, 8, 9, 12, 13, 15, 19, 22, 24, 25, 27, 28, 30, 31, 32, 35, 36, 38, 42, 43, 44, 46, 48, 49 ( hasil perhitungan dapat dilihat di lampiran). 2) Reliabilitas Menurut Arikunto, reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul
60
data karena instrumen tersebut sudah baik ( Arikunto, 2006:86). Instrumen pada penelitian ini berupa angket. Pengujian reliabilitas akan diukur dengan menggunakan rumus alpha yaitu : 𝑟11 =
𝜎
2
𝑟11 ∑𝜎𝑖2 𝜎𝑡2 n N
𝑛
1−∑𝜎𝑖2
(𝑛−1)
𝜎𝑡2
=
, dengan
(∑𝑋 )2 𝑁
∑ 𝑋2−
𝑁
Keterangan : : reliabilitas instrumen : jumlah varians skor tiap-tiap item : varians total : banyaknya item : Banyaknya subjek (Arikunto, 2006:109)
Hasil
perhitungan
indeks
reliabilitas
(𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 )
tersebut
kemudian
dikonsultasikan dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikasi 5% (0,329) dengan argumentasi, apabila hasil indeks reliabilitas (𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ) > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka dapat ditentukan instrumen tersebut reliabel. Klasifikasi reliabilitas soal adalah sebagai berikut. 0,800 < r ≤ 1,000 : sangat tinggi 0,600 < r ≤ 0,800 : tinggi 0,400 < r ≤ 0,600 : cukup 0,200 < r ≤ 0,400 : rendah 0,000 < r ≤ 0,200 : sangat rendah (Arikunto 2002)
61
Hasil 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 pada angket minat belajar sejarah yaitu 0,866992. Setelah dikonsultasikan dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
pada taraf signifikansi 5% instrumen tersebut tingkat
reliabelnya sangat tinggi. (Hasil perhitungan dapat dilihat di lampiran).
3.6 Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini dikumpulkan Teknik pengumpulan data meliputi : 3.6.1 Wawancara Wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual (Sukmadinata, 2006:216). Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya-jawab sepihak (Arikunto, 2006:30). Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari latar belakang murid, orang tua, perhatian dan sikap terhadap sesuatu (Arikunto, 2006:132). Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa wawancara merupakan cara mencari data dengan wawancara secara langsung kepada yang bersangkutan. Dalam penelitian ini wawancara ditujukan kepada guru IPS terpadu SMP Negeri 1 Kalinyamatan yang dapat memberikan pemecahan masalah yang dihadapi peneliti.
62
3.6.2 Observasi Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun nonpartisipatif. Dalam observasi partisipatif (participatory observation) pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam observasi non-partisipatif (non participatory observation) pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamatai kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan (Sugiyono, 2007 : 204). Pada penelitian ini digunakan observasi non-partisipatif. Peneliti tidak langsung ikut serta dalam kegiatan, tetapi hanya berperan mengamati kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal tersebut dilakukan dengan harapan pengamat lebih terfokus dan seksama melakukan pengamatan. Pada penelitian ini, data aktivitas siswa diambil dengan metode observasi menggunakan lembar observasi. Tujuan utama pembuatan lembar observasi adalah untuk memperoleh data mengenai perubahan perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran IPS materi sejarah dengan menggunakan historical comic pada pokok bahasan perkembangan kehidupan masa pra-aksara sebagai media pembelajaran. Perilaku positif yang diobservasikan meliputi, (1) keantusiasan atau perhatian siswa dalam mendengarkan penjelasan guru; (2) keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan; (3) kemampuan siswa dalam dalam menjawab pertanyaan; dan (4) keberanian dan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat.
63
3.6.3 Kuesioner Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang keadaan /data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya (Arikunto, 2006:28). Angket atau kuesioner (questionnare) merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspons oleh responden (Sukmadinata, 2006: 219). Pada penelitian ini data berupa minat belajar sejarah siswa sebelum dan sesudah diberikan historical comic sebagai media pembelajaran IPS materi sejarah, dan minat belajar sejarah siswa yang tidak diberi historical comic sebagai media pembelajaran IPS materi sejarah pada pokok bahasan peninggalan kebudayaan masa pra-aksara diambil dengan metode angket menggunakan lembar angket tertutup.
3.6.4 Dokumen Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen foto. Pengambilan data dengan mengambil foto digunakan dengan tujuan memperoleh gambaran secara visual tentang pembelajaran yang dilakukan. Pengambilan data dengan dokumen ini difokuskan pada saat aktivitas awal pembelajaran IPS materi sejarah dengan menggunakan historical comic pada pokok bahasan perkembangan kehidupan masa pra-aksara sebagai media pembelajaran, pada saat guru menjelaskan
64
materi, menerangkan, aktivitas siswa saat bertanya maupun menjawab pertanyaan, aktivitas siswa saat berdiskusi, aktivitas presentasi siswa, dan aktivitas siswa menanggapi pekerjaan teman lain. Dokumen tersebut digunakan sebagai pendukung penelitian melalui gambar foto.
3.7 Tahapan Penelitian Penelitian ini terdiri atas beberapa tahap. Kegiatan yang dilakukan pada masingmasing tahap sebagai berikut. 3.7.1 Persiapan Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah sebagai berikut. 1) Melakukan observasi awal terhadap pembelajaran sejarah di SMP Negeri 1 Kalinyamatan melalui wawancara dengan guru 2) Pengumpulan arsip nama siswa dan data nilai ulangan mid semester seluruh populasi untuk uji homogenitas. 3) Memilih dua kelas dari 6 kelas yang ada dengan cara mengundi, salah satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol 4) Merancang model pembelajaran yang akan diterapkan dengan menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi : silabus, RPP dan lembar observasi 5) Mempersiapkan alat
dan bahan yang diperlukan dalam proses
pembelajaran. 6) Membuat lembar angket minat belajar sejarah siswa sebelum (pretest) dan angket minat belajar sejarah siswa (post test) untuk kedua kelas.
65
7) Mengujicobakan instrumen berupa angket untuk dihitung validitas dan reliabilitasnya. 8) Membuat lembar observasi aktivitas siswa untuk mengetahui siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3.7.2 Pelaksanaan Penelitian Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian sebagai berikut. 1) Memberikan angket minat belajar sejarah siswa (pretest) terhadap pembelajaran IPS materi sejarah. 2) Guru melakukan pembelajaran sub materi peninggalan kebudayaan masa pra-aksara dengan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat. 3) Observer melakukan observasi terhadap aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran dengan mengisi lembar observasi. 4) Memberikan angket (posttest) untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. 5) Menganalisis hasil penelitian
66
3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Diperoleh Melalui Lembar Observasi Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran diungkap dengan menggunakan lembar observasi dengan 4 aspek pengamatan keaktifan. Skor minimumnya adalah 4 dan skor maksimumnya adalah 16. Hasil skor yang diperoleh
dianalisis
secara
deskriptif.
Analisis
data
observasi
ini
menggunakan rumus deskriptif persentase sebagai berikut : Kriteria penilaian dengan skor : Sangat aktif
: 13 - 16
Aktif
: 10 - 12
Cukup aktif
:7-9
Tidak aktif
:4-6
Dalam penelitian ini siswa aktif jika secara klasikal sebanyak ≥ 75 % siswa memperoleh skor sebanyak > 10 (Sudjana 2002).
3.8.2 Data hasil angket minat siswa Teknik perhitungan hasil angket minat belajar sejarah siswa dengan sistem penskoran, yaitu skor tetinggi diberi nilai 4 (empat) dan skor terendah diberi nilai 1 (satu). Berdasarkan hasil angket minat belajar sejarah siswa diperoleh skor terendah adalah 27 sedangkan skor tertinggi adalah 108.
67
Angket dengan pernyataan favorabel diberi nilai tertinggi 4, 3, 2, 1, sedangkan angket dengan pernyataan unfavorable diberi skala nilai 1, 2, 3, 4. 3.8.3 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Guna mengetahui minat belajar sejarah siswa, pada awal pembelajaran peneliti memberi pretest kepada siswa baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol, kemudian hasil pretest dianalisis dengan uji perbedaan rata-rata bertujuan untuk menguji hipotesis yang diambil. Hipotesis yang diajukan : Ho : u = u2 Ha : u ≠ u2 Sesuai dengan hipotesis, maka teknik analisis yang dapat digunakan sebagai berikut.
𝑡=
𝑥1 − 𝑥2 1
1
Dimana S 2 =
𝑛 1 −1 𝑆12 + 𝑛 2 − 1 𝑆22 𝑛 1 +𝑛 2 − 2
𝑆 𝑛 +𝑛 1 2
𝑆=
𝑛1−1 𝑆21+ 𝑛2− 1 𝑆22 𝑛1+𝑛2− 2
Keterangan : 𝐱 𝟏 : mean nilai pre test kelas eksperimen 𝐱 𝟐 : mean nilai pre test kelas kontrol 𝐒 𝟐 : variansi gabungan 𝑺𝟐𝟏 : variansi kelas eksperimen 𝑆12 =
(𝑥 1 )2 𝑁
∑𝑥 12 −
𝑁
68
𝑺𝟐𝟐 : variansi kelas kontrol 𝒏𝟏 : jumlah anggota kelas eksperimen 𝒏𝟐 : jumlah anggota kelas kontrol Derajat kebebasan untuk tabel distribusi t adalah (𝒏𝟏 + 𝒏𝟐 − 𝟐) dengan peluang ( 11/2 α ), α = 5 % taraf signifikan.
Kriteria pengujian : Ho diterima jika −𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
𝟏−
𝟏 𝟐𝜶
< 𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 < 𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
𝟏−
𝟏 𝟐𝜶
, artinya tidak ada 𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈
perbedaan yang signifikan rata-rata pretest antara kelas eksperimen kelas kontrol (Sudjana 2002). Selanjutnya diadakan postest setelah perlakuan pembelajaran, kemudian dianalisis dengan nilai postest dikurangi pretest tiap-tiap kelas dan diuji perbedaan dua rata-rata yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diambil. Berdasarkan hipotesis yang dikemukakan, maka dapat dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut. Ho : u > u2 Ha : u < u2 Sesuai dengan hipotesis, maka teknik analisis yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.
𝑡=
𝑥1 − 𝑥2 1
1
𝑆 𝑛 +𝑛 1 2
Dimana S 2 =
𝑛 1 −1 𝑆12 + 𝑛 2 − 1 𝑆22 𝑛 1 +𝑛 2 − 2
69
𝑆=
𝑛1−1 𝑆21+ 𝑛2− 1 𝑆22 𝑛1+𝑛2− 2
Keterangan : 𝐱 𝟏 : mean nilai post test kelas eksperimen / kontrol 𝐱 𝟐 : mean nilai pre test kelas eksperimen / kontrol 𝐒 𝟐 : variansi gabungan 𝑺𝟐𝟏 : variansi hasil pretest 𝑆12 =
(𝑥 1 )2 𝑁
∑𝑥 12 −
𝑁
𝑺𝟐𝟐 : variansi hasil post test 𝒏𝟏 : jumlah anggota kelas eksperimen/kontrol 𝒏𝟐 : jumlah anggota kelas eksperimen/kontrol Derajat kebebasan untuk tabel distribusi t adalah (𝒏𝟏 + 𝒏𝟐 − 𝟐) dengan peluang ( 11/2 α ), α = 5 % taraf signifikan. Kriteria pengujian : Ho diterima jika −𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
𝟏−
𝟏 𝟐𝜶
< 𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 < 𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
𝟏−
𝟏 𝟐𝜶
, artinya rata-rata posttest
lebih baik dari rata-rata pretest (Sudjana 2002). Guna mengetahui perbedaan minat belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah perlakuan pembelajaran, pada akhir pembelajaran diberikan posttest di kedua kelas, kemudian dianalisis dengan nilai posttest kelas eksperimen dikurangi nilai posttest kelas kontrol dan diuji perbedaan dua rata-rata yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diambil. Berdasarkan hipotesis yang dikemukakan, maka dapat dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut.
70
Ho : u > u2 Ha : u < u2 Sesuai dengan hipotesis, maka teknik analisis yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.
𝒕=
𝒙𝟏 − 𝒙𝟐 𝟏
Dimana 𝐒
𝟏
𝟐
=
𝒏𝟏 −𝟏 𝑺𝟐𝟏 + 𝒏𝟐 − 𝟏 𝑺𝟐𝟐
𝒔 𝒏 +𝒏 𝟏 𝟐
𝑆=
𝒏𝟏 +𝒏𝟐 − 𝟐
𝑛1−1 𝑆21+ 𝑛2− 1 𝑆22 𝑛1+𝑛2− 2
Keterangan : 𝐱 𝟏 : mean nilai post test kelas eksperimen 𝐱 𝟐 : mean nilai post test kelas kontrol 𝐒 𝟐 : variansi gabungan 𝑺𝟐𝟏 : variansi hasil pretest 𝑆12
=
(𝑥 1 )2 𝑁
∑𝑥 12 −
𝑁
𝑺𝟐𝟐 : variansi hasil post test 𝒏𝟏 : jumlah anggota kelas eksperimen/ kontrol 𝒏𝟐 : jumlah anggota kelas eksperimen / kontrol Derajat kebebasan untuk tabel distribusi t adalah (𝒏𝟏 + 𝒏𝟐 − 𝟐) dengan peluang ( 11/2 α ), α = 5 % taraf signifikan. Kriteria pengujian : Ho diterima jika −𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
𝟏−
t1 1 α t t1 1 α 2 2 < 𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 < 𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 𝟏 𝟐𝜶
𝟏−
𝟏 𝟐𝜶
, artinya rata-rata kelas
eksperimen lebih besar dari rata-rata kelas kontrol (Sudjana 2002).
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dipaparkan tentang hasil penelitian meliputi deskripsi data hasil penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasannya. 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Kalinyamatan SMP Negeri 1 Kalinyamatan berlokasi di Jalan Purwogondo – Batukali Km.3 Bandungrejo kecamatan Kalinyamatan kabupaten Jepara. Sekolah yang berdiri tahun 2003 di kecamatan Kalinyamatan ini merupakan salah satu sekolah unggulan di kabupaten Jepara. Meskipun sekolah ini tergolong baru, namun mampu mencetak beberapa prestasi baik dibidang akademik maupun non akademik. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi timbulnya gagasan untuk mendirikan SMP Negeri 1 Kalinyamatan. Pendirian kecamatan Kalinyamatan yang terpisah dengan kecamatan Pecangaan dan wilayahnya cukup luas, mengharuskan kecamatan Kalinyamatan mempunyai Sekolah Menengah Pertama yang berstatus Negeri. Meskipun telah ada SMP Negeri 2 Pecangaan yang sekarang menjadi SMP N 2 Kalinyamatan, namun karena letaknya yang jauh dan sulit dijangkau (di desa Damarjati) mempersulit siswa yang berada di wilayah kecamatan Kalinyamatan bagian barat. Pengadaan gedung SMP merupakan hasil kegotongroyongan seluruh lapisan masyarakat Kalinyamatan dan juga dari kabupaten Jepara. Panitia Pendiri SMP Negeri 1 Kalinyamatan mengumpulkan
71
72
bantuan dari seluruh lapisan masyarakat Kalinyamatan, yaitu dari para petani, pedagang, pengusaha, pegawai negeri/swasta, serta pamong desa. Pada tanggal 15 Juli 2003 dengan nama Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kalinyamatan membuka pendaftaran murid baru untuk tahun ajaran 2003/2004. Pendaftaran pada tahun tersebut dapat menampung murid kelas satu sebanyak tiga kelas. Untuk tempat belajar, siswa dapat menempati gedung baru yang dibangun atas usaha gotong royong. Hingga sekarang terdapat 17 gedung kelas yang terbagi dalam enam gedung untuk kelas VII, enam gedung untuk Kelas VIII dan lima gedung untuk kelas IX. Tanggapan masyarakat kecamatan Kalinyamatan maupun di luar kecamatan terhadap berdirinya SMP Negeri Kalinyamatan cukup baik, sehingga sumber hidup sekolah tersebut, pembangunan gedung, dan pembangunan pendidikan dapat berjalan lancar untuk mencapai sasaran sesuai dengan kemampuan yang ada.
4.1.2 Visi dan Misi SMP Negeri 1 Kalinyamatan Visi SMP Negeri 1 Kalinyamatan adalah unggul dalam berprestasi berdasarkan iman, taqwa dan budi pekerti. Sedangkan misi sekolah tersebut adalah melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, memperhatikan dan menyalurkan bakat siswa dengan mengadakan ekstrakulikuler (computer, olah-raga, seni, conversation dan matematika), menumbuhkan penghayatan dan pengalaman agama, memelihara dan memfungsikan mushalla, mengadakan pembinaan seni baca Al-Qur‟an, melaksanakan pembinaan pengajaran dan
73
berkesinambungan bakat siswa, mengadakan pembinaan tentang budi pekerti dan rasa sosial diantara siswa.
4.2 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kalinyamatan Jepara kelas VII A dan Kelas VII B pada bulan April 2011. Hasil penelitian meliputi minat belajar siswa, baik yang diberi historical comic sebagai media pembelajaran maupun yang tidak diberi historical comic sebagai media pembelajaran, dan aktivitas siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan historical comic sebagai media pembelajaran pada pokok bahasan perkembangan kehidupan masa pra aksara baik kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut.
4.2.1 Minat Belajar Sejarah Siswa Minat belajar sejarah siswa adalah kecenderungan baik rasa suka atupun tidak suka seorang siswa terhadap mata pelajaran sejarah. Minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat cirri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Minat siswa dalam sebuah pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar siswa itu sendiri.
74
4.2.1.1 Persyaratan Analisis Data Awal Pada penelitian ini sebelum diberi perlakuan, yaitu pembelajaran dengan historical comic
sebagai media pembelajaran IPS materi sejarah, dilakukan
analisis uji normalitas nilai mid semester pada keseluruhan kelas (populasi). Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji Normalitas dari kelas VII A sampai VII F dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1. Uji Normalitas Populasi Kelas Α Dk VII A 5% 3 VII B 5% 3 VII C 5% 3 VII D 5% 3 VII E 5% 3 VII F 5% 3
x2tabel 7.81 7.81 7.81 7.81 7.81 7.81
x2hitung 5,24 6,07 7,54 5,10 2,21 7,34
Hasil analisis uji normalitas siswa kelas eksperimen (VII A) diperoleh X2hitung = 5,24. Berdasarkan perhitungan untuk α = 5%, dengan dk = 3 diperoleh X2tabel = 7,81, karena X2hitung < X2tabel maka Ho diterima. Artinya, data tersebut berdistribusi normal. Hasil analisis uji normalitas nilai mid semester siswa kelas kontrol (VII B) diperoleh X2hitung = 6,07 < X2tabel =7,81 (α = 5%, dk = 3) maka Ho diterima. Artinya, data tersebut berdistribusi secara normal. (Perhitungan selengkapnya terlampir). Selain uji normalitas, populasi dan sampel dilakukan juga uji homogenitas populasi. Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah keseluruhan kelompok memiliki varian yang sama atau tidak. Hasil uji homogenitas keseluruhan siswa dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.
75
Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas siswa kelas VII A – VII F SMP N 1 Kalinyamatan Kelas
ni
dk = ni - 1
VIIA VIIB VIIC VIID VIIE VIIF ∑
36 37 37 37 37 34 218
35 36 36 36 36 33 212
Si2
(dk) Si2
log Si2
116.4921 4077.2222 2.0663 153.1231 5512.4324 2.1850 305.2988 10990.7568 2.4847 152.6862 5496.7027 2.1838 193.4369 6963.7297 2.2865 148.0223 4884.7353 2.1703 1069.0594 37925.5791 13.3767
(dk) log Si2 72.3204 78.6615 89.4501 78.6168 82.3154 71.6208 472.9849
Hasil analisis uji homogenitas siswa keseluruhan kelas berdasarkan tabel 4.2 diatas didapat X2hitung sebesar 10,51, karena X2hitung < X2 tabel = 11,07 (α = 5%, dk = 5) maka Ho diterima. Artinya, varians keseluruhan kelas (enam kelas) homogen. (Perhitungan selengkapnya terlampir).
4.2.1.2 Uji Perbedaan Rata-rata Minat belajar sejarah siswa didapatkan dari hasil angket pada awal pembelajaran (pretest) dan akhir pembelajaran (posttest) dengan memberikan 27 soal berupa pernyataan singkat yang harus diisi siswa dalam waktu 20 menit. Hasil angket jawaban siswa yang telah diperoleh kemudian dibandingkan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, lalu dianalisis menggunakan uji t (t test). Berdasarkan uji t (t test) pada hasil pretest diantara kedua kelas diperoleh t hitung 1,9696 dengan ttabel 1.99394, karena thitung < thitung yang berarti bahwa rata-rata minat belajar sejarah awal siswa kelas eksperimen tidak jauh berbeda dengan kelas kontrol, sedangkan dari uji t test pada hasil posttest diperoleh –ttabel –
76
1.99394 < thitung 1,6287 < ttabel 1.99394 yang berarti minat belajar sejarah siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Uji perbedaan rata-rata minat belajar sejarah siswa ini bertujuan untuk mengetahui apakah minat belajar sejarah kelas eksperimen berbeda nyata dengan kelas kontrol atau tidak. Untuk menguji perbedaan rata-rata minat belajar sejarah siswa digunakan uji pihak kanan. Hasil uji perbedaan rata-rata angket minat belajar sejarah siswa dapat dilihat berikut ini. Minat
belajar
siswa
sebelum
mengikuti
pembelajaran
materi
perkembangan kehidupan masa pra aksara dengan menggunakan historical comic sebagai media pembelajaran pada kedua kelas (eksperimen dan kontrol) dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini. Tabel 4.3. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Minat Belajar Sejarah Siswa Pretest Eksperimen - Pretest Kontrol Kelas Eksperimen Kontrol
Rata-rata 77.806 74.387
N 36 37
DK
t hitung
t tabel
71
1.9696
199394
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, t hitung 1,9696 tidak jauh berbeda dengan t tabel 1,99394, artinya minat belajar sejarah pada awal pembelajaran kedua kelas dikatakan sama. Minat belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran materi perkembangan kehidupan masa pra aksara dengan menggunakan historical comic sebagai media pembelajaran pada kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.
77
Tabel 4.4. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Minat Belajar Sejarah Siswa Posttest Pretest Kelas Eksperimen Kelas Pretest Post test
Rata – Rata 77.8056 80.8611
N 36 36
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, t
hitung
Dk
t hitung
t tabel
70
-1.6563
1.99444
berada pada -1,99444 < -1,6563 <
1,99444 atau daerah penerimaan Ho, yang berarti minat belajar sejarah siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan dari sebelumnya selama pembelajaran. Minat belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran materi perkembangan kehidupan masa pra aksara yang tidak menggunakan historical comic sebagai media pembelajaran pada kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Minat Belajar Sejarah Siswa Posttest-pretest Kelas Kontrol Kelas
Rata-rata
N
Pretest
74.3784
37
post test
77.8919
37
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, t
hitung
Dk
t hitung
t tabel
72
-2.0248
1.99346
berada pada -ttabel > thitung < ttabel, yang
berarti rata-rata nilai rata-rata posttest tidak lebih baik dari nilai rata-rata pretest pada kelas kontrol. Artinya, minat belajar siswa pada kelas kontrol tidak mengalami perubahan selama pembelajatan. Minat belajar sejarah siswa setelah mengikuti pembelajaran pokok bahasan perkembangan kehidupan masa pra aksara dari kedua kelas dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini.
78
Tabel 4.6. Perbandingan Posttest Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Kontrol
Rata-rata 80.8611 77.8919
N 36 37
Dk
t hitung
t tabel
71
1.6287
1.99394
Berdasarkan tabel 4.6 di atas t hitung < t tabel, ini berarti Ho diterima. Penerapan historical comic sebagai media pembelajaran IPS materi sejarah pada pokok bahasan perkembangan kebudayaan masa pra aksara pada kelas eksperimen menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Artinya terdapat perbedaan minat belajar sejarah siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan minat belajar sejarah siswa di kelas eksperimen lebih tinggi dari pada minat belajar sejarah siswa di kelas kontrol.
4.2.2 Aktivitas Siswa Rekapitulasi hasil penilaian aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi keaktifan dalam pembelajaran IPS materi sejarah pada pokok bahasan perkembangan kehidupan masa pra aksara. Kriteria Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Jumlah
Kelompok Eksperimen Frekuensi Presentase 8 22,22% 21 58,33% 6 16,67% 1 2,78% 36 100%
Kelompok Kontrol Kriteria Presentase 1 2,7 % 11 29.73% 23 62.16% 2 5.41% 37 100%
79
Berdasarkan tabel 4.7 ditas, tampak bahwa keaktifan siswa pada kelompok eksperimen yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan historical comic sebagai media pada pokok bahasan perkembangan kehidupan masa pra aksara adalah sangat aktif ( 22,22%) dan aktif (58,33%). Artinya lebih dari 75 % siswa dapat dikatakan aktif. Sedangkan pada kelas kontrol yang tidak menggunakan historical comic sebagai media pada pokok bahasan perkembangan kehidupan masa pra aksara sebagian besar keaktifan siswa adalah cukup aktif (62,16%). Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan historical comic sebagai media pada pokok bahasan perkembangan kehidupan masa pra aksara mampu meningkatkan keaktifan siswa. (Perhitungan Terlampir)
4.3 Pembahasan 4.3.1 Minat Belajar Sejarah Siswa Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu pembelajaran adalah minat siswa. Minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan atau kebutuhan-kebuutuhannya sendiri (Sardiman, 2005:76). Minat juga dapat diartikan sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang atau tidak senang. Bila seseorang berminat dalam belajar IPS, maka dapat dikatakan bahwa dia menyadari dirinya suka terhadap kegiatan belajar ilmu sosial dan dalam dirinya timbul perlakuan, rasa senang serta aktif menekuni mata pelajaran tersebut.
80
Ketertarikan seseorang untuk memperhatikan sesuatu umumnya timbul karena ada sesuatu yang menarik, dan biasanya bersifat positif pada objek yang diminati. Pentingnya minat dalam mempelajari sesuatu, membuat siswa lebih dekat dengan terus terdorong untuk mempelajari hal-hal yang dipelajarinya. Guru merupakan faktor penting dalam mempengaruhi minat siswa terhadap pelajaran. Guru yang mampu mengondisikan kelas sesuai harapan para siswa akan dapat menarik perhatian kelas tersebut dan memiliki peluang besar untuk dapat meningkatkan
minat
siswa
terhadap
pelajaran.
Salah
satunya
dengan
menggunakan media pembelajaran yang menarik yaitu dengan media komik. Historical comic mampu meningkatkan minat belajar sejarah siswa. Hal ini terlihat dari hasil akhir pembelajaran yang menunjukkan adanya peningkatan minat belajar sejarah siswa pada kelas yang diberikan historical comic sebagai media pembelajaran IPS materi sejarah, di mana kondisi minat awal di kedua kelas dapat dikatakan sama. Meskipun peningkatannya tidak signifikan, namun historical comic mampu mengubah pembelajaran menjadi lebih aktif. Guna mengukur minat awal siswa, pada awal pembelajaran baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol diberikan pre-test dengan soal yang sama. Soal pretest berfungsi untuk mengukur sejauh mana minat awal siswa dari kedua kelas tersebut, baik yang akan diberi historical comic sebagai media pembelajaran maupun yang tidak diberi. Hasil rata-rata pre-test pada kelas eksperimen yakni sebesar 77,8, sedangkan pada kelas kontrol adalah sebesar 74,37. Setelah dilakukan uji kesamaan dua rata-rata pada kondisi awal minat siswa antara kelas eksperimen maupun kelas kontrol t hitung bernilai 1,9696. Harga t hitung berada
81
dalam daerah penerimaan. Oleh karena itu, sesuai dengan uji hipotesis yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan minat yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol pada kondisi awal. Pada akhir penelitian, siswa diberi soal posttest yang bertujuan mengetahui minat akhir para siswa setelah pembelajaran baik yang diberikan historical comic maupun yang tidak diberi. Hasil post-test menunjukkan bahwa rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi yakni 80,86 dibanding pada kelas kontrol senilai 77,89. Setelah dilakukan uji perbedaan rata-rata, diperoleh hasil t hitung sebesar 1,6287 dan t hitung berada di daerah penerimaan. Dengan demikian, Ho diterima, karena t hitung berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa ratarata kelas eksperimen lebih baik dari rata-rata kelas kontrol. Hasil penelitian pada kelas eksperimen menunjukkan bahwa pada keadaan awal rata-rata minat belajar sejarah sebesar 77,8056
dan setelah diberikan
historical comic sebagai media pembelajaran rata-rata minat siswa meningkat menjadi 80,8611. Analisis berdasarkan perhitungan uji t didapat t hitung sebesar 1,6563, dan t hitung masih berada pada daerah penerimaan Ho. Dengan demikian Ho diterima, karena t berada pada daerah penerimaan Ho ini berarti rata-rata minat belajar sejarah siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan dari sebelumnya. Pada kelas kontrol rata-rata minat belajar sejarah awal siswa sebesar 74,378 dan pada akhir pembelajaran minat siswa menjadi sebesar 77,89189. Berdasarkan hasil uji perbedaan dua rata-rata hasil t hitung senilai -2.0428. Hasil t hitung berada pada daerah penolakan Ho. Karena t hitung berada pada daerah
82
penolakan Ho maka Ha diterima. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa minat belajar sejarah pada akhir pembelajaran tidak lebih baik atau lebih tinggi dari minat belajar sejarah awal siswa kelas kontrol. Minat belajar sejarah siswa, ketertarikan dan keantusiasan siswa untuk belajar IPS materi sejarah meningkat setelah menggunakan historical comic sebagai media pembelajaran pada pokok bahasan perkembangan kehidupan masa pra-aksa. Hal ini sesuai dengan pendapat Weitkamp dalam Tatalovic (2009) bahwa anak-anak senang membaca komik dan juga daya tarik visual penyajian gambar maupun kecenderungan terhadap penjelasan membangkitkan minat (yang mana pembelajaran menjadi suatu hiburan). Historical comic menjadi sarana yang baik untuk menyampaikan konsep IPS materi sejarah menjadi lebih menarik. Historical comic ini sendiri terdiri atas beberapa bagian cerita, dan di dalamnya terdapat gambar dan ilustrasi yang dimaksudkan untuk mendukung penjelasan materi yang disajikan. Istilah historical comic pada penelitian ini adalah adalah suatu bentuk cerita bergambar yang tidak bergerak dan gambar yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita mengenai kejadian yang terjadi di masa lampau, dan memberikan pengaruh bagi kehidupan saat ini. Komik sejarah (historical comic) berisi animasi yang menceritakan tentang peristiwa sejarah yang ada dalam kurikulum pelajaran IPS khususnya materi sejarah. Komik sejarah berbeda dengan buku pelajaran biasa yang hanya terdapat teks. Komik sejarah mengemas peristiwa maupun materi sejarah ke dalam percakapan antar tokohtokoh sejarah yang berupa kartun animasi.
83
Historical comic dalam penelitian ini merupakan jenis komik strips yang tidak bersambung. Materi dalam historical comic dikemas dalam bahasa yang mudah dimengerti, dengan penokohan serta latar cerita yang sesuai dengan usia anak SMP. Selain itu, jalan cerita yang disajikan dalam historical comic sederhana dan mudah dimengerti. Pesan moral yang disampaikan juga masih berhubungan dengan dunia pendidikan. Historical comic terbukti mampu meningkatkan minat belajar sejarah siswa VII SMP Negeri 1 Kalinyamatan, hal ini dibuktikan dengan analisis mengenai minat belajar sejarah siswa kelas yang telah dipaparkan di atas. Proses pembelajaran menggunakan media historical comic dapat mengubah suasana pembelajaran yang awalnya membosankan menjadi menyenangkan. Suasana pembelajaran yang menyenangkan ini membuat perhatian siswa terfokus pada pembelajaran sehingga dapat memaksimalkan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian Isna (2009), bahwa komik membantu peserta didik dalam menguasai konsep-konsep materi pembelajaran yang diajarkan dengan tercapainya indikator yang diharapkan. Komik dirasa menarik minat siswa karena baru pertama kali diberikan kepada siswa sehingga menciptakan suasana belajar yang kondusif. Suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan dapat dapat meningkatkan minat belajar siswa. Terciptanya suasana kelas yang menyenangkan akibat pembelajaran dengan menggunakan media historical comic ternyata sesuai apabila digunakan sebagai salah satu faktor-faktor meningkatnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS materi sejarah.
84
Dilihat dari hasil angket minat belajar siswa, diperoleh informasi bahwa siswa pada kelas eksperimen mempunyai minat yang besar terhadap pembelajaran yang dilakukan. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran dengan historical comic sebagai media pembelajaran siswa tidak hanya diberi materi, tetapi juga mengajak siswa untuk melakukan aktivitas bermain yang bermakna. Melalui aktivitas bermain siswa telah melakukan aktivitas yang bermakna dan menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan akan membangkitkan minat siswa. Minat yang tumbuh tersebut akan memotivasi siswa dalam belajar, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi hasil belajar siswa itu sendiri. Pembelajaran pada kelas kontrol yang hanya menggunakan metode ceramah tanpa diberikan tambahan media pembelajaran historical comic diperoleh rata-rata minat siswa yang sedang, dengan nilai post test sebesar 77,89189. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru lebih menekankan pada penguasaan materi pokok. Pembelajaran ini menuntut siswa untuk dapat menguasai konsep dan teori secara lebih mendalam sehingga guru lebih banyak menjelaskan materi kepada siswa dengan menerapkan metode ceramah. Siswa memperoleh informasi hanya melalui LKS. Kondisi ini apabila dilakukan secara terus menerus akan menyebabkan menurunnya minat belajar siswa, sehingga hasil belajar siswa yang diperoleh tidak optimal.
85
4.3.2 Keunggulan Historical Comic Sebagai Media Pembelajaran IPS Materi Sejarah Historical comic merupakan media pembelajaran yang sangat potensial. Aspek visual merupakan salah satu yang ditawarkan oleh komik. Berbeda dengan televisi yang lebih memaksa mata dan telinga, komik mendorong kita untuk mengoptimalkan mata untuk mencermati panel-panel dan teks yang disertakan. Kebanyakan orang merupakan pembelajar visual yang mengasosiasikan kepingan informasi dengan imaji tertentu (Ascott 2006). Historical comic memberikan banyak manfaat dalam perannnya sebagai media pembelajaran IPS sejarah, seperti yang dikemukakan berikut ini. a) Mengenal konsep Historical comic yang berjudul “Antok dan Mimpinya” memberikan sebuah pengenalan konsep bagi siswa. Komik tersebut menjelaskan bagaimana konsep pembagian zaman pra aksara secara arkeologi dan pembagian zaman pra aksara berdasarkan ciri kehidupannya. Pada komik ini para siswa dijelaskan perkembangan kehidupan masa pra aksara mulai dari masa berburu meramu tingkat sederhana hingga masa perundagian. Siswa tidak hanya diajak membaca namun juga ditampilkan gambar-gambar yang dapat memicu minat baca mereka. b) Mengenal lingkungan dan alam sekitar Historical comic juga mengajarkan para pembaca untuk mengenal lingkungan dan alam sekitar. Diawali dengan mengapa manusia purba tinggal di tepi sungai, bagaimana cara mereka membuat api, hingga awal mulanya
86
manusia mengenal bercocok tanam. Semuanya dikemas melalui gambar cerita dan dialog yang disajikan dalam komik tersebut. c) Mendorong minat baca Secara psikologis siswa siswi setingkat SD maupun SMP (terutama kelas VII) tentu lebih menyukai sesuatu hal yang sifatnya bermain dan menyenangkan. Mereka akan merasa jenuh ketika disuguhi buku bacaan yang tebal dan hanya berisi tulisan. Historical comic mampu mendorong minat baca siswa, karena para siswa tidak hanya disuguhi gambar saja, namun juga dialog antar tokoh yang berhubungan erat pada sebuah cerita. Komik juga mengajarkan nilai-nilai moral. Sejumlah komik menghadirkan nilai-nilai moral yang penting dikenal oleh siapa saja. Sebut saja nilai persahabatan, kerja keras, kebersamaan, kegigihan dan semangat pantang menyerah. Historical comic mengajarkan nilai kerja keras, kegigihan, dan semangat pantang menyerah yang ditunjukan oleh manusia purba dari masa kemasa, agar mereka bisa tetap hidup. Pesan umum yang disampaikan biasanya "semakin gigih kamu berusaha, semakin dekat pula dirimu pada keberhasilan".
4.3.3 Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Minat belajar siswa yang tinggi dapat diketahui dari aktivitas siswa selama pembelajaran. Adanya minat dalam belajar akan menjadikan siswa yang pasif menjadi aktif, dan dengan keaktifan siswa yang tinggi maka akan membangkitkan rasa ingin tahu siswa dalam belajar. Minat siswa dapat timbul karena ketertarikan siswa pada media pembelajaran yang menarik.
87
Aktivitas kelas ekperimen lebih baik dari kelas kontrol, hal ini terjadi karena pembelajaran pada kelas eksperimen lebih memberikan kesempatan pada siswa untuk beraktivitas sehingga belajar lebih menyenangkan. Belajar dengan suasana menyenangkan menyebabkan otak mudah menerima materi dan dapat terekam lama dalam ingatan. Pembelajaran yang dikaitkan dengan permainan menjadikan siswa memperoleh pengalaman baru, sehingga dengan pengalaman baru itu materi yang secara tidak langsung tersampaikan itu lebih bertahan lama dalam ingatannya. Saat pembelajaran menggunakan historical comic pada mata pelajaran IPS materi sejarah pokok bahasan
siswa berdiskusi secara berkelompok, dalam
pembelajaran maupun diskusi ini siswa diamati oleh seorang observer dengan panduan lembar observasi. Hasil data aktivitas siswa dalam penelitian ini diperoleh melalui lembar observasi aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran. Data hasil observasi yang telah dirangkum ( pada tabel 4.7), menunjukkan bahwa siswa kelas VII A (kelas eksperimen) yang termasuk dalam kategori sangat aktif ada 8 orang, 21 siswa dalam kategori aktif, 6 orang cukup aktif, dan 1 siswa kategori kurang aktif. Sementara itu, di kelas VII B (kelas kontrol) terdapat 1 siswa yang termasuk dalam kategori sangat aktif, 11 dalam kategori aktif, dan 23 dalam kategori cukup aktif dan 2 dalam kategori kurang aktif. Hasil data tersebut menunjukkan tercapainya indikator kinerja yang digunakan dalam penelitian karena secara klasikal > 75 % siswa aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan tabel 4.7 juga dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang tergolong aktif di kelas VII A (85,55%) lebih banyak daripada di kelas VII B (32,43%). Keaktifan siswa kelas
88
VII A yang lebih tinggi daripada kelas VII B ini salah satunya dipengaruhi oleh minat belajar dalam diri siswa. Hal ini dapat terjadi karena pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan media historical comic lebih memberikan kesempatan
kepada
menyenangkan.
siswa
untuk
berimajinasi
sehingga
belajar
lebih
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh simpulan sebagai berikut. 1.
Siswa yang dalam proses pembelajarannya menggunakan Historical comic sebagai media pembelajaran IPS materi sejarah minat belajar sejarahnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan yang tidak menggunakan Historical comic. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata minat belajar sejarah siswa yang diberi historical comic sebagai media pembelajaran IPS materi sejarah pada pokok bahasan perkembangan kebudayaan masa pra aksara adalah 80.86, sedangkan pada siswa yang tidak diberi historical comic rata-rata minat belajar sejarah siswa hanya sebesar 77.89. Dengan demikian, minat belajar sejarah siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada siswa kelas kontrol.
2.
Berbeda dari siswa yang dalam proses pembelajarannya menggunakan Historical
comic,
siswa
yang
dalam
proses
pembelajaran
tidak
menggunakan Historical comic sebagai media pembelajaran IPS materi sejarah minat belajar sejarahnya lebih rendah. Rata-rata minat belajar sejarah pada siswa kelas kontrol sebesar 77.89. 3.
Hasil uji perbedaan rata-rata pada kelas yang diberikan Historical comic sebagai media pembelajaran IPS materi sejarah dan yang tidak diberi Historical comic adalah sebesar 1.6287, ini menunjukkan adanya perbedaan
89
pengaruh yang lebih baik terhadap minat belajar siswa di kelas VII SMPN 1 Kalinyamatan.
5.2 Saran Berdasarkan simpulan hasil penelitian di atas, penulis memberikan saran guna memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan minat belajar sejarah siswa di sekolah. 1.
Dari hasil penelitian, terdapat pengaruh dalam penggunaan media terhadap minat siswa. Seorang guru dalam menyampaikan pelajaran harus mampu membuat siswa senang dalam belajar. Dengan adanya minat yang besar maka akan besar pula usaha yang dilakukan untuk mempelajari pelajaran tersebut. Sehingga pada akhirnya siswa memperoleh hasil belajar yang baik.
2.
Guna meningkatkan minat belajar sejarah siswa, hendaknya pembelajaran
dalam
guru mengembangkan media pembelajaran serta desain
pembelajaran sejarah yang menarik, menyenangkan, dan mencerdaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku : A.M, Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Anni, Chatarina Tri. 2006. Psikologi Belajar. Semarang : UNNES Press. Ardika, I Wayan. 2008. Indonesia Heritage, Sejarah Awal. Jakarta : Grolier Internasional. Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. --------------. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Bumi Aksara. Haryanto, Muhamad. 2009. Pengembangan Bahan Ajar Membacakan Puisi Untuk Siswa SMA dengan Tehnik Latihan Menyiasati Diri dan Menyiasati Puisi. Semarang : UNNES. Haryati, Mimin. 2006. Sistem Penelitian Berbasis Kompetensi. Jakarta : Gaung Persada Press. Ismiarti. 2004. “Meningkatkan Minat Belajar Sains Siswa-siswi Melalui Peningkatan Iklim Kelas Yang Kondusif”. Jurnal Guru. Vol. 1. Hal 15-21. Joana, Maria dan Ari W. 2007. “Komik Sebagai Media Pengajaran Bahasa yang Komunikatif Bagi Siswa SMP”. Lembar Ilmu Kependidikan. Vol 36. No.01. Hal. 28-34. Kasmadi, Hartono. 1996. Model-model dalam Pengajaran Sejarah. Semarang : IKIP Semarang Press. Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis. Bandung : Remaja Rosdakarya. Munib, Ahmad. 2006. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang : UNNES Press. Nura‟in, Isna Avif. 2009. Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk Komik Tentang Kepadatan Populasi Manusia Hubungannya dengan lingkungan untuk SMP / MTS di Pringapus. Semarang : UNNES.
91
92
Nurdin Warsito, Nursa‟ban. 2008. Mari Belajar IPS: Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Rahayuningsih. 2005. Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Dengan Media Komik Strips Pada Anak Usia Operasional. Semarang : Sinar Baru Algesindo. Sadiman, Arif. 2002. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Santosa. 2004. Mengenal dan Membuat Media Pembelajaran. Semarang : UNNES Press. Santoso, T. 1998. Layanan Bimbingan Belajar di Sekolah Menengah. Semarang : Satya Wacana. Setyowati, Tutik. 2007. Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring Melalui Media Komik Berbahasa Jawa. Semarang : UNNES. Soekmono, R. 1981. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1. Yogyakarta : Kanisius. Su‟ud, Abu. 2007. Revitalisai Pendidikan IPS. Semarang : FIS UNNES. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai.2009. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesindo. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung : Tarsito. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset bandung. Suparno, paul. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta : Kanisius. Suprayogi, dkk . 2007. Pendidikan Ilmu Sosial. Semarang : FIS UNNES Tatalovic, M. 2009. Sciens Comics As Tools For Sciens Education Ad communications A Free Exploratory Study. Jurnal Of Sciens
93
Tim Penulis. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Tim Penyusun. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Uno, Hamzah B. 2008. Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Kependidikan di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara. Widja, I Gde. 1989. Dasar-dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta : Depdikbud. Yustika, Arthalia. 2009. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pelajaran Sejarah Kelas XI Is 3 SMA Negeri 1 Tahunan Melalui Media Komik Tahun Ajaran 2008/2009. Semarang : UNNES Press. Internet : http://en.wikipedia.org/wiki/Graphic_novel [diunduh 29 Juli 2011]. Depdiknas. 2006. Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu SMP/MTs. Online www.puskur.net. [diunduh 18 Januari 2011 jam 12:46:15]. Kurnia, R.S. 2008. Komik di Antara Pro dan Kontra: Menggali Nilai dari Jalinan Gambar. Online at http://www.pelitakusabda.org/komik_diantara_pro_dan_kontra_menggali_nil ai_dari_Jalinan_gambar. [diunduh 14 Maret 2011 jam 06:49:11]. Pengertian Sejarah. Online at www.wikipedia.org/wiki/sejarah. [diunduh 25 Agustus 2010 jam 13:08:21]. Raharjo, Purwo Budhi. 2010. Manusia Purba Bercocok Tanam (Zaman Neolithikum). Online http://blogkepurwo.blogspot.com/2010/02/masamanusia-purba-bercocok-tanam-zaman.html. [diunduh pada 24 September 2010 pukul 01:10:49 WIB]. Siswanto. 2009. PEMBELAJARAN SEJARAH : Permasalahan dan Solusinya. Avaible at http://martanto.bloggaul.com. [diunduh 11 Januari 2010 jam 20:46:11 WIB]. Zaenal. 2008. Implementasi Filsafat Sejarah dan Metodologi Sejarah dalam Pembelajaran Sejarah. Online http://suciptohadi.wordpress.com/2008/04/22/implementasi-filsafatsejarahdan-metodologi-sejarah. [diunduh 30 Desember 2010 jam 19:23:31].
SILABUS Sekolah Kelas Mata Pelajaran Semester
: : : :
SMP NEGERI 1 Kalinyamatan VII (tujuh) Ilmu Pengetahuan Sosial 1 (satu)
Standar Kompetensi : 1. Memahami lingkungan kehidupan manusia. Kompetensi Dasar
Materi Pokok/ Pembelajaran
1.1 Mendeskrip Tenaga Endogen sikan dan Tenaga keragaman Eksogen bentuk muka bumi, proses Gejala pembentuk diastropisme dan an, dan vulkanisme dampaknya terhadap kehidupan.
Penilaian Kegiatan Pembelajaran
Mengamati gambar bentukanbentukan di mka bumi yang merupakan hasil dari tenaga geologi.
Indikator
Teknik
Tes lisan Mendeskripsikan proses alam endogen yang menyebabkan terjadinya bentuk muka bumi.
Mengamati gambar tentang gejalagejala diastropisme dan vulkanisme. Mengamati peta sebaran tipe gunung api di Indonesia.
Tes tulis
Mendeskripsikan gejala diastropisme dan vulkanisme serta sebaran tipe gunung api.
Faktor-faktor Mengkaji faktor-faktor penyebab penyebab terjadinya gempa bumi. terjadinya gempa bumi
Penugasan
Jenis-jenis batuan Mengamati contoh jenis batuan melalui gambar dan batuan yang ada di lingkungan sekitar.
Tes tulis
Proses pelapukan Mengamati gambar dan lingkungan
Tes tulis
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Daftar Apakah yang dimaksud tenaga per geologi dan berikan tan contohnya! yaa n. Tipe gunung api yang banyak terdapat di Indonesia yaitu …. Pilihan a. maar Ga b. perisai nd c. starto a d. kaldera Buatlah peta jalur gempa bumi di Indonesia pada kertas karton ukuran A2!
Alokasi Waktu
12 JP
Sumber Belajar
Peta Atlas Globe Gambar proses terjadinya diastropisme. Gambar tipe gunung api Gambar jenis batuan LKS
91
Tugas
Berikan dua contoh jenis ru batuan sedimen! ma h Jelaskan proses pelapukan
CD Buku sumber
92 Kompetensi Dasar
Materi Pokok/ Pembelajaran
Penilaian Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Teknik
Bentuk Instrumen
sekitar tentang proses pelapukan.
Proses erosi dan Mengamati obyek dan gambar penyebabnya tentang erosi.
Proses sedimentasi.
Dampak positif dan negatif dari tenaga endogen dan eksogen bagi kehidupan serta upaya penanggulangannya.
biologis! Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab terjadinya gempa bumi dan akibat yang Tes tulis ditimbulkannya.
Mengindentifikasi jenis batuan berdasarkan proses Menelaah contoh kenampakan hasil Tertulis pembentukannya. proses sedimentasi
Membaca buku sumber tentang dampak positif dan negatif tenaga endogen dan eksogen bagi kehidupan serta upaya penanggulangannya.
Contoh Instrumen
Mendeskripsikan proses pelapukan.
Tes Uraian
Erosi yang disebabkan Tes Uraian gelombang air laut yang mengikis pantai disebut .... a. abrasi b. deflasi c. glasial d. korasi Pilihan ganda Berilah 2 contoh bentang alam hasil sedimentasi oleh air!
Tertulis
Jelaskan 3 manfaat material vulkanik gunung api ! Tes Uraian
Tes Uraian Mendeskripsikan proses erosi, dan faktor-faktor penyebabnya, dampaknya..
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
yang relevan.
93 Kompetensi Dasar
Materi Pokok/ Pembelajaran
Penilaian Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
8 JP
Buku sumber yang relefan
Memberikan contoh bentukan yang dihasilkan oleh proses sedimentasi.
Mengidentifikasi dampak positif dan negatif dari tenaga endogen dan eksogen bagi kehidupan serta upaya penanggulangannya.
1.2.Mendeskrip Pengertian dan sikan kurun waktu prakehidupan aksara pada masa pra-aksara di Indonesia. Jenis-jenis manusia Indonesia yang hidup pada masa pra –aksara
Membaca referensi untuk Menjelaskan pengertian dan merumuskan pengertian dan kurun kurun waktu masa pra –aksara waktu masa pra -aksara
Tes tulis
Tes Uraian Jelaskan pengertian masa pra aksara.
Atlas Sejarah Foto –foto Dengan Atlas Sejarah dan foto – foto/ gambar mengamati jenisjenis manusia Indonesia yang hidup pada masa Pra-aksara
Penugasan Mengidentifikasi jenis- jenis manusia Indonesia yang hidup pada masa pra- aksara
Tugas rumah
Kumpulkan gambar manusia purba dan peninggalan kebudayaannya serta kelompokkan sesuai kurun waktunya kemudian buatlah
Gambar – gambar sejarah
94 Kompetensi Dasar
Materi Pokok/ Pembelajaran
Penilaian Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
mading Secara berkelompok
Perkembangan Membaca buku referensi, diskusi Mendeskripsikan perkembangan kehidupan pada membaca historical comic dan kehidupan pada masa pra- aksara masa pra-aksara. diskusi untuk menelaah kehidupan dan peralatan kehidupan yang pada masa pra-aksara dan dipergunakan. peralatan yang digunakan.
TesBerilah contoh-contoh peralatan Ur yang dipergunakan pada aia masa berburu! n
Peninggalan – peninggalan kebudayaan.
Membaca buku referensi dan mengamati gambar untuk mengidentifikasi peninggalan – peninggalan kebudayaan pada masa pra aksara.
Peninggalan budaya Mega lithikum diantaranya ialah .... a.menhir dan dolmen Tes b.nekara pilihan dan menhir c.sarkopagus gan dan dolmen d.kapak da lonjong dan moko
Kedatangan nenek moyang dari Yunan tersebar di Nusantara.
Mengamati atlas sejarah Melacak kedatangan dan Penugasan kedatangan dan persebaran nenek persebaran nenek moyang bangsa moyang bangsa Indonesia. Indonesia di Nusantara dengan atlas sejarah.
Tes –tulis Mengidentiifikasi peninggalan peninggalan kebudayaan pada masa pra-aksara.
Buatlah peta kedatangan dan persebaran nenek moyang bangsa Indonesia di Nusantara! Tugas ru ma h
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
95 Standar Kompetensi : 2. Memahami kehidupan sosial manusia. Kompetensi Dasar
Materi Pokok/ Pembelajaran
2.1 Mendeskrip Kaitan interaksi sosial dengan sikan proses sosial. interaksi sebagai proses Pengaruh interaksi sosial sosial terhadap keselarasan sosial.
Penilaian Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Teknik
Mengkaji kaitan interaksi sosial dan Menjelaskan kaitan interaksi sosial Tes tulis proses sosial dalam kehidupan sehari- dan proses sosial. hari di lingkungan terdeka.
Mengkaji pengaruh interaksi sosial terhadap keselarasan sosial.
Portofolio Menjelaskan pengaruh interaksi sosial terhadap keselarasan sosial.
Bentuk Contoh Instrumen Instrumen Tes Uraian Jelaskan kaitan interaksi sosial dengan proses sosial!
Rubrik
Alokasi Waktu 4 JP
Buatlah kliping yang terdiri dari 5 peristiwa proses assosiatif dan 5 proses dissosiatif dari surat kabar atau tabloid.
Sumber Belajar Gambargambar tentang interaksi sosial dan sosialisasi. VCD Buku-buku sumber yang relevan. Surat kabar. Masyarakat
2.2 Mendeskrips Pengertian ikan sosialisasi sosialisasi sebagai Faktor yang proses mempengaruhi pembentuka sosialisasi. n kepribadian Fungsi sosialisasi dalam pembentukan kepribadian.
Tanya jawab tentang pengertian sosialisasi.
Menjelaskan pengertian dan pentingnya proses sosialisasi.
Tes tulis
Tes Uraian
Jelaskan pengertian sosialisasi!
Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi sosialisasi.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sosialisasi.
Tes tulis
Tes Uraian
Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi sosialisasi!
6 JP
Gambargambar tentang interaksi sosial dan sosialisasi. VCD
Diskusi tentang fungsi sosialisasi dalam pembentukan kepribadian.
Menguraikan fungsi sosialisasi dalam pembentukan kepribadian.
Tes tulis
Pilihan ganda
Seorang anak diajarkan untuk mencium tangan orangtuanya. Proses sosialisasi ini digolongkan sebagai sosialisasi .... a. primer b. skunder c. tersier d. kuarter
Buku-buku sumber yang relevan. Surat kabar. Masyarakat
96 Kompetensi Dasar
Materi Pokok/ Pembelajaran
Penilaian Kegiatan Pembelajaran
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Menjelaskan syarat-syarat terjadinya interaksi sosial.
Tes tulis
Pilihan ganda
Bentuk-bentuk Diskusi tentang bentuk-bentuk interaksi sosial: interaksi sosial. Antar individu dengan individu. Antar individu dengan kelompok. Antar keompok dengan kelompok.
Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial.
Tes unjuk kerja
Tes petik Buatlah kliping berita dari media kerja cetak, masing-masing lima contoh prosedur dan peristiwa tentang interaksi sosial produk antar : individu dengan individu individu dengan kelompok kelompok dengan kelompok
Proses sosial asosiatif
Diskusi tentang proses sosial asosiatif .
Mengidentifikasi proses sosial asosiatif .
Tes tulis
Tes Uraian
Jelaskan apa yang dimaksud dengan kerjasama!
Proses sosial disosiatif.
Diskusi tentang proses sosial disosiatif.
Memberi contoh proses sosial disosiatif.
Tes unjuk kerja
Panduan observasi
Cobalah identifikasi contoh dan proses sosial disosiatif yang terjadi di lingkungan masyarakatmu!
2.3 Mengidentifi Syarat-syarat Tanya jawab tentang syarat-syarat kasi bentuk- terjadinya interaksi terjadinya interaksi sosial. bentuk sosial. interaksi sosial
2.4 Menguraikan proses interaksi sosial
Indikator
Contoh interaksi sosial berikut ini adalah .... a. Guru mengajar siswa b. Petani menyiram tanaman c. Pawang melatih gajah d. Sopir menyetir taksi
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
6 JP
Gambargambar tentang interaksi sosial dan sosialisasi. VCD Buku-buku sumber yang relevan. Surat kabar. Masyarakat
6 JP Gambargambar tentang interaksi sosial dan sosialisasi. VCD Buku-buku sumber yang relevan. Surat kabar. Masyarakat
97 Standar Kompetensi : 3. Memahami usaha manusia memenuhi kebutuhan Kompetensi Dasar 3.1. Mendeskrepsikan manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral dalam memenui kebutuhan
Materi Pokok/ Pembelajaran
Penilaian Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Hakekat manusia Mendiskusikan hakekat manusia hakekat sebagai makhluk makhluk sosial dan ekonomi sosial dan ekonomi yang bermoral
Mendeskripsikan hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral
Teknik Tes Lisan
Bentuk Contoh Instrumen Instrumen Daftar Coba berikan contoh dalam pertanyaan kehidupan sehari-hari kegiatan manusia sebagai makhluk sosial
Alokasi Waktu 8 JP
Sumber Belajar Guru IPS Buku Materi Yang relefan Lingkungan sekolah
Makna manusia Mengkaji tentang makna manusia sebagai makhluk sebagai makhluk sosial dan ekonomi sosial dan makhluk yang bermoral ekonomi.
Mengidentifikasi makna manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi yang bermoral
Tes tulis
Tes Uraian
Jelaskan makna manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral!
Lingkungan Keluarga Lingkungan masyarakat
Ciri-ciri manusia Membaca buku referensi selanjutnya sebagai makhluk mendiskusikan ciri-ciri manusia sbagai sosial dan makhluk makhluk sosial dan ekonomi yg bermoral ekonomi.
Mengaplikasikan hubungan yang harmonis antar manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral.
Menyimpulkan cara mengaplikasikan hubungan yang harmonis antar manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral.
Mengidentifikasi ciri-citi makhluk sosial dan makhluk ekonomi yangbermoral
Tes tulis
Observasi Mewujudkan hubungan yang harmonis antarmanusia sebagai makhluk sosial & ekonomi yang bermoral
Tes pilihan ganda
Berikut ini yang bukan ciri-ciri makhluk sosial adalah : a. saling tolong menolong b. setia kawan dan toleransi c. individual dan egois d. simpati dan empati
Lembar Observasi
Lakukan pengamatan pada warga di sekitar tempat tinggalmu kegiatan sosial apa yang dilakukan
98 Kompetensi Dasar
Materi Pokok/ Pembelajaran
3.2. Mengidentifi Pemanfaatan kasi sumber daya tindakan ekonomi ekonomi berdasarkan motif dan prinsip Tindakan ekonomi ekonomi dalam
Penilaian Kegiatan Pembelajaran
Mendiskusikan perilaku manusia dalam memanfaatkan sumber daya
Mendiskusikan tindakan ekonomi rasional yg dila-kukan manusia
Indikator
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Tes Lisan Daftar Mendeskripsikan perilaku pertanyaan manusia dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
Bagaimana sikap kita dalam memanfaatkan sumberdaya yang terbatas ?
Tes tulis Mendeskripsikan berbagai tindakan ekonomi rasional yang dilakukan manusia
Salah satu tindakan ekonomi yang rasional yg dpt kita lakukan adalah ... .
Tes Isian
Alokasi Waktu
8 JP
Sumber Belajar
Guru PS Ekonomi Buku Materi yg relevan
Keluarga
99 Kompetensi Dasar berbagai kegiatan sehari-hari
Materi Pokok/ Pembelajaran
Penilaian Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Pengertian motif dan prinsip ekonomi
Mendiskusikan pengertian motif dan prinsip ekonomi
Mendefinisikan pengertian motif Tes tulis dan prinsip ekonomi.
Tes Uraian
Jelaskan pengertian motif ekonomi.
macam-macam motif dan prinsip ekonomi.
Membaca literatur dan mendiskusikan macam – macam motif dan prinsip Ekonomi
Mengidentifikasi macam-macam Tes tulis motif dan prinsip ekonomi.
Tes pilihan ganda
Pada umumnya motif ekonomi yang dilakukan manusia adalah karena ... . a. kebutuhan b. keuntungan c. sosial d. penghargaan
Mengaplikasikan kegiatan / tindakan ekonomi sehari-hari berdasar motif dan prinsip ekonomi.
Observasi
Lembar Observasi
Amatilah kegiatan penduduk disekitarmu! Buatlah laporan tentang kegiatan sehari-hari yang dilakukan berdasarkan motif ekonomi!
Mengidentifikasi manfaat /pentingnya prinsip ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.
Tes tulis
Tes Uraian
Tentukan 5 macam kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang dalam kehidupan sehari-hari yang berdasarkan prinsip ekonomi.
Kegiatan/tindak-an Mendiskusikan tentang contoh-contoh ekonomi seharidan pentingnya kegiatan / tindakan hari berdasar motif ekonomi yang berdasarkan motif dan dan prinsip prinsip ekonomi ekonomi. Manfaat/prinsip Tanya jawab tentang manfaat/ ekonomi dalam pentingnya prinsip ekonomi dalam kehidupan sehari- kehidupan sehari-hari. hari.
Mengetahui, Guru mata pelajaran
Semarang, Februari 2011 Observator
Sukarlin, SE NIP.
Erma Dwi Astuty NIM. 3101407060
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Lingkung an masya rakat
102
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Pertemuan I Jenis Penelitian
: Eksperimen
Nama Sekolah
: SMP Negeri 1 Kalinyamatan
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester
: VII/1
Standar Kompetensi : 1.
Memahami lingkungan kehidupan
manusia Kompetensi Dasar
: 1.2
Mendeskripsikan kehidupan pada masa pra aksara di Indonesia
Indikator
: Mendeskripsikan perkembangan kehidupan pada masa pra aksara dan peralatan kehidupan yang dipergunakan.
Alokasi Waktu
A.
: 2 x 40 menit (1x pertemuan)
Tujuan Pembelajaran : Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa dapat : 1.
Menganalisis ciri-ciri kehidupan pada masa berburu.
2.
Mengambarkan kehidupan pada masa berburu.
3.
Menganalisis ciri-ciri kehidupan pada masa bercocok tanam.
4.
Mengambarkan kehidupan pada masa bercocok tanam
5.
Mengidentifikasi peralatan kehidupan yang digunakan pada masa pra aksara di Indonesia.
103
B.
Materi Pembelajaran Perkembangan kehidupan pada masa pra aksara dan peralatan kehidupan yang dipergunakan. Masa kehidupan masyarakat pra sejarah mengalami perkembangan dari tingkat paling sederhana sampai tingkat maju, dengan beberapa fase, yaitu: Masa kehidupan berburu dan meramu. Masa bermukim dan berladang Masa kehidupan bercocok tanam di persawahan Masa kehidupan perundagian (materi selengkapnya terlampir)
C.
D.
Metode Pembelajaran 1.
Ceramah bervariasi
2.
Tanya jawab
3.
Diskusi
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
NO Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
Pertemuan I Pendahuluan a.
Apersepsi : Ceritakan apa yang kamu ketahui
3 menit
mengenai kehidupan masa pra aksara ! b.
Motivasi : Siswa diminta untuk menceritakan
2 menit
mengenai tempat tinggal manusia pra aksara Kegiatan Inti a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
3 menit
b. Guru menyampaikan materi mengenai pembagian
50 menit
pra aksara, dan siswa di bagikan historical comic c. Guru membagi menjadi 5 kelompok yang terdiri 6-7
10 menit
104
orang siswa d. Guru menyampaikan tugas masing-masing kelompok sesuai topik yang telah diberikan yaitu:
5 menit
Kelompok I : Kehidupan pada masa berburu dan meramu
Kelompok II : Kehidupan manusia pada masa bercocok tanam
Kelompok III : Kehidupan pada masa perundagian
Kelompok IV: Asal dan persebaran nenek moyang bangsa Indonesia
Kelompok V: Kehidupan pada masa akhir pra aksara
Penutup a. Penilaian Penilaian dilakukan pada saat proses belajar
3 menit
mengajar. b. Refleksi : siswa menyampaikan kesan singkat
2 menit
tentang kehidupan pada masa pra aksara c. Penugasan : siswa mempersiapkan diskusi mengulas
2 menit
mengenai masing-masing materi kelompok JUMLAH
E.
80 menit
Sumber dan Media Pembelajaran 1. Media
: LKS, Historical comic
2. Alat
: White board, spidol, bolpoint, pensil, kertas HVS
105
3. Sumber
:
Nurdin, Warsito, Nursa‟ban, 2008. Mari Belajar IPS: Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (Hal 2930) F.
Penilaian 1.
Teknik Penilaian: Pengamatan Aktivitas siswa
2.
Bentuk Instrumen Rubrik penilaian aktivitas siswa
Semarang, Februari 2011
Guru Mata Pelajaran
Observator
Sukarlin, S.E
Erma Dwi astuty
NIP.
NIM 3101407060
106
Lampiran Materi
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN PADA MASA PRA AKSARA DAN PERALATAN KEHIDUPAN YANG DIPERGUNAKAN
Zaman pra aksara di Indonesia berdasarkan ciri kehidupan masyarakat, dibagi dalam empat babak, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, masa bercocok tanam, dan masa perundagian.
A. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana Pada masa ini, kehidupan manusia hanya terpusat pada upaya mempertahankan diri di tengah-tengah alam yang penuh tantangan, dengan memampuannya yang masih sangat terbatas. Kegiatan pokoknya adalah berburu dan mengumpulkan makanan, dengan peralatan dari batu, kayu, dan tulang. Kehidupan manusia masih sangat tergantung pada alam lingkungan sekitarnya.
1) Keadaan lingkungan Kepulauan Indonesia terletak di antara dua benua,yaitu Benua Asia dan Benua Australia. Ada pengaruh iklim dan pengaruh penyebaran hewan, manusia, dan kebudayaan, sebagai akibat pernah bergabungnya Indonesia dengan kedua benua tersebut. Tepi pantai, sungai, danau, atau tempat-tempat yang banyak air dan bahan makanan merupakan tempat tinggal manusia purba. Mereka mendapatkan makanan secara langsung dari alam, tanpa melalui proses, baik dalam mengumpulkan sampai pada cara makan.
2) Keberadaan manusia Penelitian khusus tentang fosil manusia purba (Palaeoanthropologi) di Indonesia, dibagi dalam tiga tahapan, yaitu tahun 1889-1909, tahun 1931-1941, dan tahun 1952-sekarang.
107
a)
Penelitian tahap I pada tahun 1889-1909 dilakukan oleh Dr. Eugene Dubois, yang menduga bahwa manusia purba hidupnya pasti di daerah tropis. Dubois menemukan fosil sepotong tulang panggul yang bisa menandakan bahwa pemiliknya berjalan tegak, di Trinil dekat Ngawi. Fosil tersebut adalah Pithecanthropus Erectus. Pada masa ini, ditemukan pula fosil manusia Wajak di daerah Kediri Jawa Timur, dan penemuan manusia purba di Kedungtrubus. Seluruh temuan Dubois tentang manusia purba di Indonesia adalah fosil-fosil tengkorak, ruas leher, rahang, gigi, tulang paha, dan tulang kering.
b)
Penelitian tahap II antara 1931-1941 dilakukan oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Von Koeningswald. Mereka menemukan tengkorak dan tulang kering Pithecanthropus Soloensis di Ngandong Kabupaten Blora. Juga tahun 1936 Tjokrohandojo menemukan fosil tengkorak anak-anak di utara
Mojokerto.
Antara
tahun
1936-1941,
Von
Koeningswald
menemukan fosil-fosil rahang, gigi, dan tengkorak di Sangiran Surakarta. c)
Penelitian tahap III, sebagian besar penemuan di Sangiran, yang menemukan bagian-bagian tubuh Pithecanthropus yang belum pernah ditemukan sebelumnya, seperti tulang muka dan dasar tengkorak. Ada beberapa jenis manusia purba di Indonesia, yaitu sebagai berikut. a. Meganthropus Meganthropus Palaeojavanicus adalah manusia paling primitif yang pernah ditemukan di Indonesia oleh Von Koeningswald tahun 1936 dan 1941 di formasi Pucangan, Sangiran. Fosil yang ditemukan tersebut berupa rahang manusia purba yang berukuran besar. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa jenis manusia tersebut bertubuh sangat besar. Fragmen rahang bawah lain ditemukan oleh Marks pada tahun 1952 di lapisan terbawah formasi Kabuh. b. Pithecanthropus Erectus Fosil Pithecanthropus adalah fosil manusia yang paling banyak ditemukan di Indonesia, yaitu di Mojokerto, Kedungtrubus, Trinil, Sangiran,
Sambung
macan,
dan
Ngandong.
Bentuk
tubuh
108
Pithecanthropus tidak setegap Meganthropus. Tingginya kira-kira 165180 cm. Fosil Pithecanthropus Erectus saat saling dihubungkan membentuk sebuah kerangka yang mirip kera. Maka Pithecanthropus Erectus berarti manusia kera yang berjalan tegak. c. Homo Homo Sapiens Wajak I ditemukan dekat
Campur darat
Tulungagung Jawa Timur oleh Van Rietschoten tahun 1889, terdiri atas tengkorak, termasuk fragmen rahang bawah, dan beberapa buah ruas leher. Temuan tersebut diselidiki pertama kali oleh Dubois. Homo Sapiens Wajak II ditemukan oleh Dubois tahun 1890 di tempat yang sama, terdiri atas fragmen fragmen tulang tengkorak, rahang atas dan rahang bawah, serta tulang paha dan tulang kering.
3) Teknologi Teknologi pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, hanya mengutamakan segi praktis sesuai dengan tujuan penggunaannya saja, namun lama kelamaan ada penyempurnaan bentuk. Di Indonesia dikenal dua macam teknik pokok, yaitu teknik pembuatan perkakas batu yang disebut tegnologi kapak perimbas dan tegnologi serpih. Pada perkembangan berikutnya ditemukan alat-alat dari tulang dan tanduk. Movius menggolongkan alat-alat dari batu sebagai perkakas zaman pra aksara, yaitu kapak perimbas, kapak penetak, pahat genggam, proto kapak genggam, dan kapak genggam.
B. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, di Indonesia sudah ada usaha-usaha untuk bertempat tinggal secara tidak tetap di gua-gua alam, utamanya di gua-gua payung, yang setiap saat mudah untuk ditinggalkan, jika dianggap sudah tidak memungkinkan lagi tinggal di tempat itu. 1) Keadaan lingkungan
109
Api sudah dikenal sejak sebelumnya, karena sangat bermanfaat untuk berbagai keperluan hidup, seperti untuk memasak makanan, sebagai penghangat tubuh, dan untuk menghalau binatang buas pada malam hari. Terputusnya hubungan kepulauan Indonesia dengan Asia Tenggara pada akhir masa glasial keempat, terputus pula jalan hewan yang semula bergerak leluasa menjadi lebih sempit dan terbatas, dan terpaksa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Tumbuh-tumbuhan yang mula-mula ditanam adalah kacang-kacangan, mentimun, umbi-umbian dan biji-bijian, seperti juwawut, padi, dan sebagainya. 2) Teknologi Ada tiga tradisi pokok pembuatan alat-alat pada masa Pos Plestosin, yaitu tradisi serpih bilah, tradisi alat tulang, dan tradisi kapak genggam Sumatera. Persebaran alatnya meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua. Alat tulang ditemukan di Tonkin Asia Tenggara, sedangkan di Jawa ditemukan di Gua Lawa Semanding Tuban, di Gua Petpuruh utara Prajekan, dan Sodong Marjan di Besuki. Kapak genggam Sumatera ditemukan di daerah pesisir Sumatera Utara, yaitu di Lhok Seumawe, Binjai, dan Tamiang. 3) Masyarakat Manusia yang hidup pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, mendiami gua-gua terbuka atau gua-gua payung yang dekat dengan sumber air atau sungai sebagai sumber makanan, berupa ikan, kerang, siput, dan sebagainya. Mereka membuat lukisanlukisan di dinding gua, yang menggambarkan kegiatannya, dan juga kepercayaan masyarakat pada saat itu.
C. Masa bercocok tanam Perubahan dari masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut ke masa bercocok tanam, memakan waktu yang sangat panjang, karena tingkat kesulitan yang tinggi. Pada masa ini sudah mulai ada usaha bertempat tinggal menetap di suatu perkampungan yang terdiri atas tempat tinggal-tempat tinggal sederhana yang didiami secara berkelompok. Mulai ada kerjasama dan
110
peningkatan
unsur
kepercayaan
yang
diharapkan
adanya
peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan ketenteraman hidupnya. 1) Manusia Manusia yang hidup pada masa bercocok tanam di Indonesia Barat mendapat pengaruh besar dari ras Mongoloid, sedangkan di Indonesia Timur sampai sekarang lebih dipengaruhi oleh komponen Austromelanesoid. Kelompok manusia sudah lebih besar, karena hasil pertanian dan peternakan sudah dapat member makan sejumlah orang yang lebih besar pula. Jumlah anak yang banyak sangat menguntungkan, karena mereka dapat menghasilkan makanan yang lebih banyak pula. 2) Teknologi Masa bercocok tanam di Indonesia dimulai kira-kira bersamaan dengan berkembangnya kemahiran mengasah alat dari batu dan mulai dikenalnya teknologi pembuatan gerabah. Alat yang terbuat dari batu dan biasa diasah adalah beliung, kapak batu, mata anak panah, mata tombak, dan sebagainya. Di antara alat batu yang paling terkenal adalah beliung persegi. 3) Kehidupan masyarakat Masyarakat sudah menunjukkan tanda-tanda akan menetap di suatu tempat, dengan kehidupan baru, yaitu mulai bercocok tanam secara sederhana dan mulai memelihara hewan. Proses perubahan tata kehidupan yang ditandai dengan perubahan cara memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, terjadi secara perlahan-lahan, namun pasti. Demikian pula dengan tempat tinggal, dari yang masih sangat sederhana berbentuk bulat dengan atap dan dinding dari rumbai, perlahan-lahan berubah sedikit demi sedikit kepada bentuk yang lebih maju dengan daya tampung yang lebih banyak, untuk menampung keluarga mereka. Gotong-royong merupakan suatu kewajiban yang memang diperlukan untuk pekerjaan-pekerjaan
yang
memerlukan
tenaga
orang
banyak,
seperti
mendirikan rumah dan membersihkan saluran air untuk bercocok tanam. Masyarakat merasa bahwa tanah merupakan kunci
dari kehidupan. Oleh
karena itu, mereka meningkatkan manfaat kegunaan tanah, termasuk penguasaan terhadap binatang-binatang peliharaan. Mereka sudah mengadakan
111
perubahan-perubahan, dengan menganggap sebagai pemilik atas unsur unsur yang mengelilinginya. 4) Pemujaan roh nenek moyang Pemujaan roh leluhur maupun kepercayaan terhadap adanya kekuatan gaib menjadi adat kebiasaan masyarakat saat itu. Kebiasaan semacam itu lazim disebut animisme dan dinamisme. Sudah mulai ada kepercayaan tentang hidup sesudah mati, bahwa roh seseorang tidak lenyap pada saat orang meninggal. Upacara pemakaman dilakukan sedemikian rupa agar roh yang meninggal tidak salah jalan menuju nenek moyang mereka. Tradisi mendirikan bangunan megalitik (batu besar) muncul berdasarkan kepercayaan adanya hubungan antara yang hidup dengan yang mati. Terutama karena adanya pengaruh yang kuat dari yang telah mati terhadap kesejahteraan masyarakat dan kesuburan tanaman.
D. Masa perundagian Pada masa bercocok tanam, manusia sudah berusaha bertempat tinggal menetap dengan mengatur kehidupan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, yaitu menghasilkan bahan makanan sendiri, baik di bidang pertanian maupun peternakan. Pada masa perundagian, semuanya mengalami kemajuan dan penyempurnaan. Pada masa ini mulai ditemukan biji-biji logam sehingga berbagai peralatan mulai dibuat dari logam. Pada perkembangan berikutnya, perlu dibedakan golongan yang terampil dalam melakukan jenis usaha tertentu, misalnya terampil dalam membuat rumah kayu, pembuatan gerabah, pembuatan benda-benda dari logam, perhiasan, dan lain sebagainya. 1) Penduduk Manusia yang bertempat tinggal di Indonesia pada masa ini dapat diketahui dari berbagai penemuan sisa-sisa rangka dari berbagai tempat, antara lain di Anyer Utara Jawa Barat, Puger Jawa Timur, Gilimanuk Bali, dan Melolo Sumba Timur.
112
Pada masa perundagian Menhir, salah satu bangunan megalitik. ini perkampungan sudah lebih besar, karena adanya hamparan pertanian, dan mereka kemudian mulai mengadakan aktivitas perdagangan. 2) Teknologi Pada masa perundagian ini, teknologi berkembang sangat pesat, sebagai akibat adanya penggolongan penggolongan dalam masyarakat. Dengan beban pekerjaan tertentu, banyak jenis pekerjaan yang mempunyai disiplin tersendiri sehingga semakin beraneka ragam perkembangan teknologi yang terjadi pada masa itu. Termasuk perkembangan perdagangan dan pelayaran. Teknologi yang berkembang seiring dengan perkembangan kebutuhan, nampaknya menyangkut dan melibatkan berbagai bidang yang lain. Saat itu juga sedang berkembang teknologi peleburan, pencampuran, penempaan, dan pencetakan berbagai jenis logam yang dibutuhkan oleh manusia. Di Indonesia, berdasarkan temuan-temuan arkeologis, penggunaan logam sudah dimulai beberapa abad sebelum masehi, yaitu penggunaan perunggu dan besi. Secara berangsur-angsur dan bertahap, penggunaan kapak batu diganti dengan logam. Namun logam tidak mudah menggeser peranan gerabah yang masih tetap bertahan karena memang tidak semuanya dapat digantikan dengan logam. 3) Kehidupan sosial budaya Seni ukir dan seni hias yang diterapkan pada bendabenda megalitik mengalami kemajuan yang pesat. Sedangkan yang sangat menonjol pada masa perundagian ini adalah kepercayaan kepada arwah nenek moyang, karena dipercaya sangat besar pengaruhnya terhadap perjalanan hidup manusia dan masyarakatnya. Oleh karena itu, arwah nenek moyang harus diperhatikan dan dipuaskan melalui upacara-upacara. Kehidupan dalam masyarakat masa perundagian adalah hidup yang penuh rasa setia kawan. Perasaan solidaritas ini tertanam dalam hati setiap orang sebagai warisan dari nenek moyang.
113
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Pertemuan I Kelas
: Kontrol
Nama Sekolah
: SMP Negeri 1 Kalinyamatan
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester
: VII/1
Standar Kompetensi : 1.
Memahami lingkungan kehidupan
manusia Kompetensi Dasar
: 1.2
Mendeskripsikan kehidupan pada masa pra aksara di Indonesia
Indikator
: Mendeskripsikan perkembangan kehidupan pada masa pra aksara dan peralatan kehidupan yang dipergunakan.
Alokasi Waktu
A.
: 2 jam pelajaran (1x pertemuan)
Tujuan Pembelajaran : Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa dapat : 1.
Menganalisis ciri-ciri kehidupan pada masa berburu.
2.
Mengambarkan kehidupan pada masa berburu.
3.
Menganalisis ciri-ciri kehidupan pada masa bercocok tanam.
4.
Mengambarkan kehidupan pada masa bercocok tanam
5.
Mengidentifikasi peralatan kehidupan yang digunakan pada masa pra aksara di Indonesia.
114
B. Materi Pembelajaran
Perkembangan kehidupan pada masa pra aksara dan peralatan kehidupan yang dipergunakan. Masa kehidupan masyarakat pra sejarah mengalami perkembangan dari tingkat paling sederhana sampai tingkat maju, dengan beberapa fase, yaitu: Masa kehidupan berburu dan meramu. Masa bermukim dan berladang Masa kehidupan bercocok tanam di persawahan Masa kehidupan perundagian (materi selengkapnya terlampir
C. Metode Pembelajaran 1.
Ceramah bervariasi
2.
Tanya jawab
3.
Diskusi
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
NO Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
Pertemuan I Pendahuluan c.
Apersepsi : Ceritakan apa yang kamu ketahui
5 menit
mengenai kehidupan masa pra aksara ! d.
Motivasi : Siswa diminta untuk menceritakan
5 menit
mengenai tempat tinggal manusia pra aksara Kegiatan Inti e. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
5 menit
f.
40 menit
Guru menyampaikan materi mengenai pembagian pra aksara
115
Penutup d. Penilaian
5 menit
Penilaian dilakukan pada saat proses belajar mengajar e. Refleksi : siswa menyampaikan kesan tentang kehidupan pada masa pra aksara f.
10
Penugasan : siswa untuk mengulas mengenai materi 10
JUMLAH
80 menit
E. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Media
: LKS
2. Alat
: White board, spidol,
3. Sumber
:
Nurdin, Warsito, Nursa‟ban, 2008. Mari Belajar IPS: Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (Hal 29-30)
116
F. Penilaian 1.
Teknik Penilaian: Tes unjuk kerja.
2.
Bentuk Instrumen a.
Tes uraian.
b.
Rubrik
Semarang, Februari 2011
Guru Mata Pelajaran
Observator
Sukarlin, S.E
Erma Dwi astuty
NIP.
NIM 3101407060
113
117
Lampiran 4
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
Lampiran 5 KISI KISI SKALA MINAT BELAJAR MATA PELAJRAN IPS MATERI SEJARAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KALINYAMATAN Aspek Kesenangan
Perhatian
Ketertarikan
Keinginan
Keyakinan
Indikator Kesenangan terhadap mata pelajaran IPS materi sejarah Kehadiran di kelas Kerapihan dan kelengkapan catatan Kerajinan membawa buku referensi Keaktifan menjawab pertanyaan Kepuasan terhadap nilai mata pelajaran Perhatian terhadap guru Perhatian dari keluarga terhadap pelajaran Perhatian dari lingkungan terhadap pelajaran IPS materi sejarah Tertarik pada bidang sejarah Tertarik pada fasilitas pembelajaran sejarah Tertarik pada model/ media pembelajaran sejarah Ingin mencari informasi kaitannya dengan pelajaran IPS materi sejarah Ingin mempelajari materi sejarah Ingin memperbaiki kegagalan pada pelajaran sejarah sebelumnya Yakin akan kebutuhan mempelajari sejarah Yakin akan kemampuan diri sendiri pada pelajaran sejarah Yakin bahwa dengan mempelajari sejarah akan terjadi perubahan di masa depan
No Soal 1, 2 dan 3 4 5 dan 6 7 8 dan 9 10 11,12,13,14 dan 15 16 dan 17 18 dan 19 20,21,22 dan 23 24 dan 25 26, 27, 28, 29 dan 30 31, 32, 33, 34, dan 35 36, 37, 38 dan 39 40, 41, 42 dan 43 44 dan 45 46, 47 dan48 49
138
Lampiran 6 ANGKET PENILAIAN MINAT PESERTA DIDIK TERHADAP MATA AJAR IPS MATERI SEJARAH
Nama Siswa
:
Kelas
:
Mata Pelajaran
:
Guru mata pelajaran :
Tugas
: Berilah tanda cek list (√ ) pada kolom frakuensi yang telah disediakan (selalu, sering, jarang, dan tidak pernah) sesuai dengan kenyataan yang saudara alami terhadap pernyataan berikut ini!
Frekuensi NO. 1.
Pernyataan
2.
Saya senang pada mata pelajaran IPS khususnya materi sejarah. Saya senang dengan cara mengajar guru.
3.
Saya tertarik dengan mata pelajaran IPS materi sejarah
4.
Saya selalu mengikuti kegiatan belajar mata pelajaran IPS (materi sejarah) sesuai dengan jadwal. Saya mencatat semua penjelasan dari guru.
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Saya menandai bagian-bagian penting dalam buku atau catatan mata pelajaran IPS materi sejarah. Saya mencari referensi lain untuk memperdalam materi. Saya senang bila disuruh maju mengerjakan / menjawab pertanyaan. Saya selalu menyiapkan pertanyaan sebelum pelajaran IPS (materi sejarah) dimulai Saya puas dengan nilai mata pelajaran IPS materi sejarah selama ini Saya memperhatikan penjelasan guru dengan seksama saat pelajaran sejarah Saya berusaha bertanya pada guru jika kurang memahami materi pelajaran IPS materi sejarah
SL
SR
JR
TP
139
13. 14. 15. 16. 17.
18. 19.
20. 21.
22. 23. 24 25. 26.
27 28. 29.
30. 31.
32. 33.
Cara mengajar guru IPS saya menyenangkan sehingga saya tidak pernah mengantuk saat pembelajaran Saya bisa menerima dan membalas sms sambil mendengarkan ceramah dari guru Saya senang bercerita kepada teman-teman saat jam pelajaran ketika guru tidak memperhatikan kami Orang tua saya menyediakan buku dan fasilitas pendukung lain untuk belajar IPS materi sejarah Orang tua saya lebih senang melihat saya membantu pekerjaannya di rumah dari pada belajar sejarah di rumah Lingkungan yang nyaman membuat saya rajin belajar sehingga nilai IPS saya baik Teman-teman saya mengajak jalan-jalan pada waktu belajar sejarah secara berkelompok sehingga waktu belajar sejarah terbuang sia-sia Saya selalu mengerjakan dan mengumpulkan tugas yang diberikan guru tepat waktu Saya selalu berdiskusi dengan teman apabila saya menghadapi kesulitan dalam mata pelajaran IPS materi sejarah Tugas sejarah saya kerjakan dengan terpaksa Kegiatan proses belajar mengajar sejarah di sekolah saya begitu membosankan Saya tertarik mendalami ataupun membaca biografi gambar pahlawan yang dipajang dalam ruang kelas Saya senang membaca buku diktat sejarah, karena isinya dapat menambah wawasan saya Saya paham dengan materi sejarah yang diajarkan karena metode mengajar yang dipakai guru saya mudah dimengerti Guru menggunakan media setiap mengajar Saya lebih aktif jika guru sejarah saya menggunakan media pembelajaran Saya merasa sejarah tetap saja pelajaran yang membosankan walaupun telah digunakan media yang menarik Penggunaan media yang bervariasi semakin menyulitkan saya menangkap isi materi yang diajarkan Saya mencari tugas atau materi pelajaran sejarah yang tidak saya pahami di internet, walaupun tidak disuruh guru Saya senang mengerjakan soal-soal IPS materi sejarah Saya mencoba mengerjakan soal sejarah atas kemauan
140
34.
35. 36. 37.
38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49.
saya sendiri Saya memilih membaca berita-berita infotaiment daripada informasi-informasi tentang sejarah dalam majalah Saya browsing di internet mencari tugas-tugas sejarah secara terpaksa karena mendapat tugas dari guru Saya belajar sejarah dengan sungguh-sungguh karena sejarah adalah penting Saya mengerjakan soal-soal sejarah di buku LKS dengan mencontek pekerjaan teman karena saya malas mencari jawabannya Saya lebih senang belajar pelajaran IPA daripada pelajaran sejarah Saya malas mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru saya Saya berlomba-lomba dengan teman sekelas untuk mendapatkan nilai yang baik saat ulangan sejarah Saya mempelajari kembali dirumah materi pelajaran yang telah diajarkan di sekolah Saya memperoleh nilai yang jelek di kelas setiap kali ulangan sejarah Saya tidak akan ikut remidi meskipun nilai ulangan saya jelek karena hasilnya tidak akan jauh beda Saya berusaha keras untuk menguasai materi pelajaran sejarah karena nantinya akan berguna di masyarakat Saya tidak siap jika ada ulangan sejarah Saya pantang menyerah meskipun menghadapi tugastugas sejarah yang susah Saya mengumpulkan tugas sejarah tidak tepat waktu karena menunggu jawaban teman Saya merasa tidak percaya diri jika mengerjakan tugas sejarah sendiri Saya merasa ilmu sejarah yang saya pelajari di sekolah tidak berguna dalam dunia kerja
Keterangan : SL
: Selalu
SR
: Sering
JR
: Jarang
TP
: Tidak Pernah
141
Lampiran 7 KISI KISI SOAL PRETEST MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI SEJARAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KALINYAMATAN Aspek Kesenangan
Perhatian
Ketertarikan
Indikator Kesenangan terhadap mata pelajaran IPS materi sejarah Kerajinan membawa buku referensi Keaktifan menjawab pertanyaan Perhatian terhadap guru Perhatian dari lingkungan terhadap pelajaran IPS materi sejarah Tertarik pada bidang sejarah Tertarik pada fasilitas pembelajaran sejarah Tertarik pada model/ media
No Soal 1, 2 dan 3 4 5 dan 6 7, 8 dan 9 10 11 12 dan 13 14,15 dan 16
142
Keinginan
Keyakinan
pembelajaran sejarah Ingin mencari informasi kaitannya dengan pelajaran IPS materi sejarah Ingin mempelajari materi sejarah Ingin memperbaiki kegagalan pada pelajaran sejarah sebelumnya Yakin akan kebutuhan mempelajari sejarah Yakin akan kemampuan diri sendiri pada pelajaran sejarah Yakin bahwa dengan mempelajari sejarah akan terjadi perubahan di masa depan
17, 18 dan 19 20 dan 21 22 dan 23 24 25 dan 26 27
A
Lampiran 8 ANGKET PENILAIAN MINAT PESERTA DIDIK TERHADAP MATA AJAR IPS MATERI SEJARAH
Nama Siswa
:
Kelas
:
Mata Pelajaran
:
Guru mata pelajaran :
Tugas
: Berilah tanda cek list (√ ) pada kolom frakuensi yang telah disediakan (selalu, sering, jarang, dan tidak pernah) sesuai dengan kenyataan yang saudara alami terhadap pernyataan berikut ini!
143
Keterangan : SL
: Selalu
SR
: Sering
JR
: Jarang
TP
: Tidak pernah
NO. 1.
Pernyataan Saya senang pada mata pelajaran IPS khususnya materi sejarah.
2.
Saya senang dengan cara mengajar guru.
3.
Saya tertarik dengan mata pelajaran IPS materi sejarah
4.
Saya mencari referensi lain untuk memperdalam materi.
5.
Saya senang bila disuruh maju mengerjakan / menjawab pertanyaan.
6.
Saya selalu menyiapkan pertanyaan sebelum pelajaran IPS (materi sejarah) dimulai
7.
Saya berusaha bertanya pada guru jika kurang memahami materi pelajaran IPS materi sejarah
8.
Cara mengajar guru IPS saya menyenangkan sehingga saya tidak pernah mengantuk saat pembelajaran
9.
Saya senang bercerita kepada teman-teman saat jam pelajaran ketika guru tidak memperhatikan kami
10.
Teman-teman saya mengajak jalan-jalan pada waktu belajar sejarah secara berkelompok sehingga waktu belajar sejarah terbuang sia-sia
11.
Tugas sejarah saya kerjakan dengan terpaksa
12.
Saya tertarik mendalami ataupun membaca biografi gambar pahlawan yang dipajang dalam ruang kelas
Frekuensi SL
SR
JR
TP
144
13.
Saya senang membaca buku diktat sejarah, karena isinya dapat menambah wawasan saya
14.
Guru menggunakan media setiap mengajar
15.
Saya lebih aktif jika guru sejarah saya menggunakan media pembelajaran
16.
Penggunaan media yang bervariasi semakin menyulitkan saya menangkap isi materi yang diajarkan
17.
Saya mencari tugas atau materi pelajaran sejarah yang tidak saya pahami di internet, walaupun tidak disuruh guru
18.
Saya senang mengerjakan soal-soal IPS materi sejarah
19.
Saya browsing di internet mencari tugas-tugas sejarah secara terpaksa karena mendapat tugas dari guru
20.
Saya belajar sejarah dengan sungguh-sungguh karena sejarah adalah penting
21.
Saya lebih senang belajar pelajaran IPA daripada pelajaran sejarah
22.
Saya memperoleh nilai yang jelek di kelas setiap kali ulangan sejarah
23.
Saya tidak akan ikut remidi meskipun nilai ulangan saya jelek karena hasilnya tidak akan jauh beda
24.
Saya berusaha keras untuk menguasai materi pelajaran sejarah karena nantinya akan berguna di masyarakat
25.
Saya pantang menyerah meskipun menghadapi tugastugas sejarah yang susah
26.
Saya merasa tidak percaya diri jika mengerjakan tugas sejarah sendiri
27.
Saya merasa ilmu sejarah yang saya pelajari di sekolah tidak berguna dalam dunia kerja
145
Lampiran 9 KISI KISI SOAL POST TEST MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI SEJARAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KALINYAMATAN Aspek Kesenangan
Perhatian
Ketertarikan
Keinginan
Keyakinan
Indikator Kesenangan terhadap mata pelajaran IPS materi sejarah Kerajinan membawa buku referensi Keaktifan menjawab pertanyaan Perhatian terhadap guru Perhatian dari lingkungan terhadap pelajaran IPS materi sejarah Tertarik pada bidang sejarah Tertarik pada fasilitas pembelajaran sejarah Tertarik pada model/ media pembelajaran sejarah Ingin mencari informasi kaitannya dengan pelajaran IPS materi sejarah Ingin mempelajari materi sejarah Ingin memperbaiki kegagalan pada pelajaran sejarah sebelumnya Yakin akan kebutuhan mempelajari sejarah Yakin akan kemampuan diri sendiri pada pelajaran sejarah Yakin bahwa dengan mempelajari sejarah akan terjadi perubahan di masa depan
No Soal 16, 17 dan 18 15 19 dan 20 1, 2 dan 3 4 12 13 dan 14 9, 10 dan 11 25, 26 dan 27 23 dan 24 21 dan 22 16 7 dan 8 5
145
B
Lampiran 10 ANGKET PENILAIAN MINAT PESERTA DIDIK TERHADAP MATA AJAR IPS MATERI SEJARAH
Nama Siswa
:
Kelas
:
Mata Pelajaran
:
Guru mata pelajaran : : Berilah tanda cek list (√ ) pada kolom frakuensi yang
Tugas
telah disediakan (selalu, sering, jarang, dan tidak pernah) sesuai dengan kenyataan yang saudara alami terhadap pernyataan berikut ini! Keterangan : SL
: Selalu
SR
: Sering
JR
: Jarang
TP
: Tidak pernah
NO. 1.
Pernyataan Saya berusaha bertanya pada guru jika kurang memahami materi pelajaran IPS materi sejarah
2.
Saya senang bercerita kepada teman-teman saat jam pelajaran ketika guru tidak memperhatikan kami
3.
Cara mengajar guru IPS saya menyenangkan sehingga saya tidak pernah mengantuk saat pembelajaran
4.
Teman-teman saya mengajak jalan-jalan pada waktu belajar sejarah secara berkelompok sehingga waktu belajar sejarah terbuang sia-sia
5.
Saya merasa ilmu sejarah yang saya pelajari di sekolah
Frekuensi SL
SR
JR
TP
146
tidak berguna dalam dunia kerja 6.
Saya berusaha keras untuk menguasai materi pelajaran sejarah karena nantinya akan berguna di masyarakat
7.
Saya pantang menyerah meskipun menghadapi tugastugas sejarah yang susah
8.
Saya merasa tidak percaya diri jika mengerjakan tugas sejarah sendiri
9.
Guru menggunakan media setiap mengajar
10.
Penggunaan media yang bervariasi semakin menyulitkan saya menangkap isi materi yang diajarkan
11.
Saya lebih aktif jika guru sejarah saya menggunakan media pembelajaran
12.
Tugas sejarah saya kerjakan dengan terpaksa
13.
Saya tertarik mendalami ataupun membaca biografi gambar pahlawan yang dipajang dalam ruang kelas
14.
Saya senang membaca buku diktat sejarah, karena isinya dapat menambah wawasan saya
15.
Saya mencari referensi lain untuk memperdalam materi.
16.
Saya senang pada mata pelajaran IPS khususnya materi sejarah.
17.
Saya senang dengan cara mengajar guru.
18.
Saya tertarik dengan mata pelajaran IPS materi sejarah
19.
Saya senang bila disuruh maju mengerjakan / menjawab pertanyaan.
20.
Saya selalu menyiapkan pertanyaan sebelum pelajaran IPS (materi sejarah) dimulai
21.
Saya memperoleh nilai yang jelek di kelas setiap kali ulangan sejarah
22.
Saya tidak akan ikut remidi meskipun nilai ulangan saya jelek karena hasilnya tidak akan jauh beda
147
23.
Saya lebih senang belajar pelajaran IPA daripada pelajaran sejarah
24.
Saya belajar sejarah dengan sungguh-sungguh karena sejarah adalah penting
25.
Saya mencari tugas atau materi pelajaran sejarah yang tidak saya pahami di internet, walaupun tidak disuruh guru
26.
Saya senang mengerjakan soal-soal IPS materi sejarah
27.
Saya browsing di internet mencari tugas-tugas sejarah secara terpaksa karena mendapat tugas dari guru
Lampiran 11 DAFTAR NAMA RESPONDEN UJI COBA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama Afrian Mahendra Puja P. Ahmad Ulil Irfan Ahmad Wahyu Wijaya Alfian Nur Afif Alfiyyan Hidayat Amir Khadafi Ana Arifa S. Arif Ma'ruf Auna Lulu Fauziah Desy Jazilatul Luthfah Dimas Alfin Faiz Ela Shofianah Elfa Sania Kusrini Mannual Ahna Maulana Nor Irfan Miftakholil Huda Mughimatul Magfiroh Muhammad Imam B Muhammad Muhajir
Kode UC - 01 UC - 02 UC - 03 UC - 04 UC - 05 UC - 06 UC - 07 UC - 08 UC - 09 UC - 10 UC - 11 UC - 12 UC - 13 UC - 14 UC - 15 UC - 16 UC - 17 UC - 18 UC - 19 UC - 20
148
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Muhammad Nurma Fala Muhammad Irsyadul A. Nining Fatkhiyah Nizar Syaiful Himma Novita Permata Sari Nur Indah setyarini Nur Muhammad Ony Ristyawan Prasetya Budiawan Retno Budiawan Ulfa Dwi Suryani Unsa Ilmiyah Virdiona Agustina Yolhan Priyajun Zuliana Sarantika Zumaroh
UC - 21 UC - 22 UC - 23 UC - 24 UC - 25 UC - 27 UC - 28 UC - 29 UC - 30 UC - 31 UC - 32 UC - 33 UC - 34 UC - 35 UC - 36 UC - 37
Lampiran 12 DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN (VII A) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama Siswa Akhmad Mukarom Alfitra Rahma Aulia Ruchaini Dahliatul Umami Dwi Andrias Pambudi Ely Pujiastuti Ema Damayanti Enggar Tri Prasetyo Eni Pujianti Erick Rizka Maulana Faiqotun Niswa Finalia Pujiati Firda Izdiana Firdaus Falaq Fitri Widiyanti Irham Basori Laila Lutfiani Laila Maria Ulfa Lailatul Mukaromah P. Lailatul Nikmah
Kode E - 01 E - 02 E - 03 E - 04 E - 05 E - 06 E - 07 E - 08 E - 09 E - 10 E - 11 E - 12 E - 13 E - 14 E - 15 E - 16 E - 17 E - 18 E – 19 E – 20
149
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Lana Mafudhoh Lu Ayyi Fajriyah Mohammad Al Arif Muhammad Joni S Muhammad Ronal Al Adib Nahar Cyintia Maharani Niswatun Khasanah Rahmad Widayat Sa'dan Samsul Arif R. Siti Aisah Toriq Ahmad Salam Ulfa Sahla Urip Oktavian Zayyana Anggun Amalia Zulia Apriliana
E – 21 E – 22 E – 23 E – 24 E – 25 E – 26 E – 27 E – 28 E – 29 E – 30 E – 31 E – 32 E – 33 E – 34 E – 35 E – 36
Lampiran 13 DAFTAR NAMA SISWA KELAS KONTROL (VII B) No Nama Siswa Kode 1 Agus Zakaria K - 01 2 Ahmad Alfian Farni K – 02 3 Ahmad Bastomi K – 03 4 Akhmad Khafidil Ihsan K – 04 5 Amin K – 05 6 Anang Fachri Chusaini K – 06 7 Anis Mustagfiroh K – 07 8 Annisa K – 08 9 Atmim Nurona K – 09 10 Avina Nailul Muna K – 10 11 Baihaqi Al Kharis K – 11 12 Barrotut Taqiyah K – 12 13 Bella Erliyanti K – 13 14 Endah Puji Astuti K – 14 15 Faris Andiyanto K – 15 16 Ferina Weni Irawan K – 16 17 Fery Khoirul Anam K – 17 18 Fredi Setyawan A. K – 18 19 Intan Wulan Sari K – 19 20 Khoirun Nisa K – 20
150
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
K – 21 K – 22 K – 23 K – 24 K – 25 K – 26 K – 27 K – 28 K – 29 K – 30 K – 31 K – 32 K – 33 K – 34 K – 35 K – 36 K – 37
Melisa Dwi Astari Muhammad Havez Rizal M. Mirza Mustaqim Nada Tsuroyya Nadia Rohmania Nais Safitri Najih Maulana Nanang Kurnia Novita Agustina Nurul Azizah Riska Dian Puspita Risti Tri Astuti Roikhatul Himmah Shady Azalea Ardien Ulil Abror Uswatun Khasanah Yogi Setyawan
Lampiran 14 NO. ABSEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
KELAS VIIA
VIIB 77 80 83 77 54 90 66 50 60 82 73 57 83 84 74 69 79 82 90 70 76 80 61 72 67
VIIC 74 69 77 80 74 44 69 70 74 53 50 79 61 69 78 80 79 80 95 70 80 84 67 74 90
VIID 40 58 40 63 38 33 73 45 65 68 65 83 90 80 70 65 28 75 48 65 35 38 53 43 90
VIIE 77 80 83 77 54 90 66 42 60 62 73 57 83 84 68 69 79 45 90 70 76 80 61 72 67
VIIF 27 54 50 33 50 51 41 27 57 64 74 61 79 79 66 66 37 47 41 56 57 64 73 69 80
63 53 92 69 70 69 79 50 78 70 85 65 73 70 69 96 80 73 73 78 74 79 84 89 86
151
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 ∑ n1 Rata-Rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Varians Standar Deviasi
74 79 79 67 61 79 83 74 50 90 82
92 89 79 49 70 70 67 96 74 83 79 94
90 54 53 73 68 70 85 78 68 65 40 65
74 79 79 67 61 79 83 76 45 90 82 70
73 66 57 59 67 54 64 63 44 44 47 57
71 81 88 80 71 46 48 71 90
2654 36 73.722222 90 50 116.49206 10.793149
2762 37 74.648649 96 44 153.12312 12.374293
2260 37 61.081081 90 28 305.2988 17.472802
2650 37 71.621622 90 42 152.68619 12.356625
2098 37 56.702703 80 27 193.43694 13.908161
12424 34 73.911765 96 46 148.02228 12.166441
Lampiran 15 UJI NORMALITAS DATA NILAI ULANGAN HARIAN LINGKARAN KELAS VIIA Hipotesis Ho
:
Ha
:
Data berdistribusi normal Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
= 2
k
(Oi E i )2
i =1
Ei
å
Kriteria yang digunakan Ho diterima 2 jika < 2 tabel
2
Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
=
90
Nilai minimal Rentang Banyak kelas
= = =
50 40 6 Z untuk batas kls.
Kelas Interval
Batas Kelas
(1-)(k3)
Panjang Kelas Ratarata ( X ) s N Peluang untuk Z
Luas Kls. Untuk Z
=
7
= = =
74 10.79 36 Ei
Oi
(OiEi)² Ei
152
50 58 66
57 65 73
49.5 57.5 65.5
-2.24 -1.50 -0.76
0.4876 0.4336 0.2769
0.0540 0.1567 0.2687
1.9443 5.6402 9.6731
4 3 7
2.1734 1.2359 0.7387
74 82 90
-
81 89 97
73.5 81.5 89.5
-0.02 0.72 1.46
0.0082 0.2644 0.4281
0.2726 0.1637 0.0581
9.8151 5.8924 2.0915
12 7 3
0.4864 0.2082 0.3946
97.5
2.20
0.4862
=
5.24
² Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =
5.24
7.81
7.81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data berdistribusi normal
Lampiran 16 UJI NORMALITAS DATA NILAI ULANGAN HARIAN LINGKARAN KELAS VIIB Hipotesis Ho
:
Ha
:
Data berdistribusi normal Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
= 2
k
(Oi E i )2
i =1
Ei
å
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika c2 < c2 tabel
c2(1-a)(k-3) Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
=
96
Nilai minimal
=
Rentang Banyak kelas
8
=
75
=
52
s
=
12.37
=
6 Z untuk batas kls.
N
=
37
Ei
Oi
Batas Kelas
Kelas Interval 44
=
44
Panjang Kelas Rata-rata (X)
-
52
43.5
-2.52
Peluang untuk Z
Luas Kls. Untuk Z
0.4941
0.0308
(OiEi)² Ei
1.1404
3
3.0325
153
53
-
61
52.5
-1.79
0.4633
0.1073
62
-
70
61.5
-1.06
0.3560
0.2247
71
-
79
70.5
-0.34
0.1313
0.2838
80
-
88
79.5
0.39
0.1525
0.2160
89
-
97
88.5
1.12
0.3685
0.0991
97.5
1.85
0.4676
3.9683
2
0.9763
8.3149
9
0.0565
10.4997
11
0.0238
7.9927
6
0.4968
3.6665
6
1.4851
=
6.07
c² Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² tabel =
6.07
7.81
Karena c² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data berdistribusi normal
7.81
153
Lampiran 17 UJI NORMALITAS DATA NILAI ULANGAN HARIAN LINGKARAN KELAS VIIC Hipotesis Data berdistribusi normal Data tidak berdistribusi Ha : normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: Ho
2 =
:
k
(Oi E i )2
i =1
Ei
å
Kriteria yang digunakan 2 2 Ho diterima jika < tabel
2(1-)(k-3) Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
=
90
Nilai minimal Rentang Banyak kelas
= = =
28 62 6
Batas Kelas
Kelas Interval 28 39 50 61 72 83
-
38 49 60 71 82 93
27.5 38.5 49.5 60.5 71.5 82.5 93.5
Z untuk batas kls. -1.92 -1.29 -0.66 -0.03 0.60 1.23 1.86
Panjang Kelas Rata-rata (X) s N Peluang untuk Z 0.4727 0.4019 0.2463 0.0133 0.2245 0.3899 0.4682
Luas Kls. Untuk Z 0.0708 0.1556 0.2330 0.2378 0.1654 0.0784
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =
7.54
7.81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data berdistribusi normal
=
10
= = =
61 17.47 37
Ei
Oi
2.6199 5.7576 8.6213 8.7977 6.1183 2.8993 ² 7.81
(OiEi)²
5 6 4 12 5 5
Ei 2.1622 0.0102 2.4772 1.1656 0.2044 1.5221
=
7.54
154
Lampiran 18 UJI NORMALITAS DATA NILAI ULANGAN HARIAN LINGKARAN KELAS VIID Hipotesis Ho
:
Ha
:
Data berdistribusi normal Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
= 2
k
(Oi E i )2
i =1
Ei
å
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika c2 < c2 tabel
c2(1-a)(k-3) Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
=
90
=
8
=
72
48
Panjang Kelas Rata-rata ( X) s
Nilai minimal
=
42
Rentang
=
=
12.36
Banyak kelas
=
6
N
=
37
42
-
50
41.5
Z untuk batas kls. -2.44
51
-
59
50.5
-1.71
0.4563
0.1196
4.4254
2
1.3293
60
-
68
59.5
-0.98
0.3367
0.2370
8.7682
8
0.0673
69
-
77
68.5
-0.25
0.0997
0.2826
10.4557
10
0.0199
78
-
86
77.5
0.48
0.1829
0.2029
7.5056
11
1.6268
87
-
95
86.5
1.20
0.3857
0.0876
3.2422
3
0.0181
95.5
1.93
0.4733 =
5.10
Batas Kelas
Kelas Interval
(Oi-Ei)²
Peluang untuk Z
Luas Kls. Untuk Z
Ei
Oi
0.4926
0.0363
1.3432
3
2.0435
c² Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² tabel =
5.10
7.81
Karena c² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data berdistribusi normal
7.81
Ei
155
Lampiran 19 UJI NORMALITAS DATA NILAI ULANGAN HARIAN LINGKARAN KELAS VIIE Hipotesis Ho
:
Ha
:
Data berdistribusi normal Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
= 2
k
(Oi E i )2
i =1
Ei
å
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika c2 < c2 tabel
c2(1-a)(k-3) Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
=
80
Nilai minimal Rentang Banyak kelas
= = =
27 53 6 Z untuk batas kls.
Panjang Kelas Rata-rata ( X) s N
=
9
= = =
57 13.91 37
27
-
36
26.5
-2.17
0.4851
0.0582
2.1544
3
37
-
46
36.5
-1.45
0.4268
0.1584
5.8620
5
47
-
56
46.5
-0.73
0.2684
0.2626
9.7156
8
57
-
66
56.5
-0.01
0.0058
0.2652
9.8135
13
67
-
76
66.5
0.70
0.2594
0.1633
6.0413
5
77
-
86
76.5 86.5
1.42 2.14
0.4227 0.4839
0.0612
2.2654
3
(OiEi)² Ei 0.331 9 0.126 8 0.302 9 1.034 6 0.179 5 0.238 2
=
2.21
Batas Kelas
Kelas Interval
Peluang untuk Z
Luas Kls. Untuk Z
Ei
Oi
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² tabel =
2.2 1
7.81
Karena c² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data berdistribusi normal
c² 7.81
156
Lampiran 20 UJI NORMALITAS DATA NILAI ULANGAN HARIAN LINGKARAN KELAS VIIF Hipotesis Data berdistribusi normal Data tidak berdistribusi Ha : normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: Ho
2 =
:
k
(Oi E i )2
i =1
Ei
å
Kriteria yang digunakan 2 2 Ho diterima jika < tabel
2(1-)(k-3) Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
=
96
Nilai minimal
=
Rentang
=
Banyak kelas
=
Batas Kelas
Kelas Interval 46 55 64 73 82 91
-
54 63 72 81 90 99
45.5 54.5 63.5 72.5 81.5 90.5 99.5
=
8
46
Panjang Kelas Rata-rata ( X)
=
74
50
s
=
12.17
6
N
=
34
Z untuk batas kls. -2.34 -1.60 -0.86 -0.12 0.62 1.36 2.10
Peluang untuk Z 0.4902 0.4447 0.3039 0.0462 0.2336 0.4136 0.4823
Luas Kls. Untuk Z
Ei
Oi
0.0455 0.1408 0.2578 0.2798 0.1800 0.0686
1.5481 4.7859 8.7635 9.5124 6.1214 2.3340
4 1 10 11 6 2
Ei 3.8832 2.9949 0.1745 0.2326 0.0024 0.0478
=
7.34
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =
7.34
(OiEi)²
7.81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data berdistribusi normal
² 7.81
157
Lampiran 21 UJI HOMOGENITAS POPULASI Hipotesis 2
2
: 1 = 2 = Ho 2 : Ha Tidak semua i sama, untuk i = 1, 2, 3, 4, 5, 6 Kriteria: Ho diterima jika 2 hitung < 2 (1- (k-1)
2
3
=
2
4
=
2
5
=
26
(Varians antara kelompok sama)
2
(1)(k-1)
Pengujian Hipotesis Kelas
ni
VIIA 36 VIIB 37 VIIC 37 VIID 37 VIIE 37 VIIF 34 218 Varians gabungan dari kelompok sampel adalah: (ni-1) Si2 S2 = (ni-1) = Log S2 2.25259636 Harga satuan B B
(Log S2 ) (ni - 1) 2.25259636 477.550428
= = =
dk = ni - 1
Si2
(dk) Si2
log Si2
(dk) log Si2
35 36 36 36 36 33 212
116.4921 153.1231 305.2988 152.6862 193.4369 148.0223 1069.0594
4077.2222 5512.4324 10990.7568 5496.7027 6963.7297 4884.7353 37925.5791
2.0663 2.1850 2.4847 2.1838 2.2865 2.1703 13.3767
72.3204 78.6615 89.4501 78.6168 82.3154 71.6208 472.9849
=
x
=
212
(Ln 10) { B - (ni-1) log 2 = Si } = 2.3026 477.550428 = 10.51 2 Untuk = 5% dengan dk = k-1 = 6-1 = 5 diperoleh tabel =
37925.5791 212
2
10.51 2
Karena
hitung <
2
tabel
472.9849 11.07
11.07
keenam sampel tersebut mempunyai varians yang sama(homogen)
178.8942
158
Lampiran 22
159
160 Lampiran 23 RUBIK PENILAIAN AKTIVITAS SISWA
No 1.
2.
Aspek yang diamati
Score
Keantusiasan/ perhatian siswa dlm mendengarkan penjelasan guru Memperhatikan, mendengarkan, mencatat, menyimak
4
Memperhatikan, mendengarkan, mencatat
3
Memperhatikan, mendengarkan
2
Tidak memperhatikan, mendengarkan, mencatat, menyimak
1
Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan Mengangkat tangan, pertanyaan sesuai dengan materi yang dibahas, dengan
4
kalimat yang jelas dan sopan Mengangkat tangan, pertanyaan sesuai dengan materi yang dibahas, dengan
3
kalimat yang kurang jelas, sopan Ditunjuk oleh guru, pertanyaan sesuai dengan materi yang dibahas, dengan
2
kalimat yang kurang jelas Tidak bertanya 3.
4.
1
Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan Mengangkat tangan,menjawab dengan tepat sesuai dengan yang ditanyakan
4
Mengangkat tangan, menjawab kurang tepat dengan yang ditanyakan
3
Ditunjuk guru, menjawab dengan tepat sesuai dengan yang ditanyakan
2
Tidak menjawab
1
Kemampuan siswa mengemukakan pendapat Pendapat sesuai dengan topik yang dibahas, runtut, mudah dipahami
4
Pendapat sesuai dengan topik yang dibahas, runtut, tidak mudah dipahami
3
Pendapat kurang sesuai dengan topik
2
Tidak berpendapat
1
161 Lampiran 24
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nama Siswa Akhmad Mukarom Alfitra Rahma Aulia Ruchaini Dahliatul Umami Dwi Andrias Pambudi Ely Pujiastuti Ema Damayanti Enggar Tri Prasetyo Eni Pujianti Erick Rizka Maulana Faiqotun Niswa Finalia Pujiati Firda Izdiana Firdaus Falaq Fitri Widiyanti Irham Basori Laila Lutfiani Laila Maria Ulfa Lailatul Mukaromah Lailatul Nikmah Lana Mafudhoh Lu Ayyi Fajriyah Mohammad Al Arif Muhammad Joni S Muhammad Ronal A. Nahar Cyintia Maharani Niswatun Khasanah Rahmad Widayat Sa'dan Samsul Arif R. Siti Aisah Toriq Ahmad Salam Ulfa Ahla Urip Oktavian Zayyana Anggun Amalia Zulia Apriliana
∑
Analisis Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen score aspek yang diamati Menjawab Menanggapi/ Aktif Perhatian bertanya Pertanyaan Berpendapat 4 2 4 2 4 2 3 2 4 3 4 4 4 2 2 2 4 2 2 1 4 2 3 1 4 2 3 1 3 1 3 3 4 2 2 2 4 3 3 3 4 2 2 2 4 1 2 1 4 3 4 4 4 2 4 4 4 2 3 1 4 2 4 3 4 2 3 1 4 2 3 1 4 2 3 3 4 2 3 1 4 2 3 1 4 4 3 3 4 4 2 3 2 1 1 1 4 2 2 2 4 2 2 3 4 2 2 1 4 2 2 1 4 2 2 3 3 2 2 1 4 2 3 1 4 3 3 3 4 2 2 1 3 1 3 3 4 2 3 3 4 3 2 1 139 77 97 73
Jumlah
Kriteria
12 11 15 10 9 10 10 10 10 13 10 8 15 14 10 13 10 10 12 10 10 14 13 5 10 11 9 9 11 8 10 13 9 10 12 10 386
Aktif Aktif Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif Aktif Sangat Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif Tidak Aktif Aktif Aktif Cukup Aktif Cukup Aktif Aktif Cukup Aktif Aktif Sangat Aktif Cukup Aktif Aktif Aktif Aktif
162
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA KELAS EKSPERIMEN
Kelas Eksperimen
Kriteria
Frekuensi
Presentase
Sangat Aktif
8
22,22%
Aktif
21
58,33%
Cukup Aktif
6
16,67%
Kurang Aktif
1
2,78%
Jumlah
36
100 %
Kriteria Penilaian dengan skor : Sangat aktif
: 13 - 16
Aktif
: 10 - 12
cukup aktif
:7-9
Tidak aktif
:4-6
Penelitian ini siswa aktif jika secara klasikal sebanyak ≥ 75 % siswa memperoleh skor sebanyak > 10. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer sebanyak 28 siswa memperoleh skor > 10, ini berarti 80,55% siswa memperoleh skor >10. Oleh karena itu pembelajaran dengan menggunakan historical comic sebagai media pembelajaran IPS sejarah pada pokok bahasan perkembangan kehidupan masa pra aksara dapat dikatakan aktif.
163
Lampiran 25
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Nama Siswa Agus Zakaria Ahmad Alfian Farni Ahmad Bastomi Akhmad Khafidil Ihsan Amin Anang Fachri Chusaini Anis Mustagfiroh Annisa Atmim Nurona Avina Nailul Muna Baihaqi Al Kharis Barrotut Taqiyah Bella Erliyanti Endah Puji Astuti Faris Andiyanto Ferina Weni Irawan Fery Khoirul Anam Fredi Setyawan A. Intan Wulan Sari Khoirun Nisa Melisa Dwi Astari Muhammad Havez Rizal Muhammad Mirza M. Nada Tsuroyya Nadia Rohmania Nais Safitri Najih Maulana Nanang Kurnia Novita Agustina Nurul Azizah Riska Dian Puspita Risti Tri Astuti Roikhatul Himmah Shady Azalea Ardien Ulil Abror Uswatun Khasanah Yogi Setyawan ∑
Analisis Aktivitas Siswa Kelas Kontrol score aspek yang diamati Menjawab Menanggapi/ Jumlah Aktif Perhatian bertanya Pertanyaan Berpendapat 4 2 3 1 10 4 2 2 1 9 4 3 3 2 12 3 2 2 1 8 2 2 2 1 7 4 2 3 1 10 4 2 3 1 10 3 1 3 1 8 3 2 2 1 8 4 3 3 1 11 4 2 2 1 9 4 1 2 1 8 4 3 2 2 11 4 4 3 2 13 4 2 2 1 9 4 2 2 1 9 4 2 2 1 9 2 1 2 1 6 4 2 3 1 10 4 2 2 1 9 4 2 2 1 9 4 4 3 1 12 4 4 2 1 11 3 2 2 1 8 4 2 2 1 9 4 2 2 1 9 4 2 2 1 9 4 2 2 1 9 4 2 2 1 9 3 2 2 1 8 4 2 2 1 9 4 3 3 1 11 4 2 2 1 9 3 1 1 1 6 4 2 2 1 9 4 2 2 1 9 4 2 3 1 10 138 80 84 40 342
Kriteria Aktif Cukup Aktif Aktif Cukup Aktif Cukup Aktif Aktif Aktif Cukup Aktif Cukup Aktif Aktif Cukup Aktif Cukup Aktif Aktif sangat Aktif Cukup Aktif Cukup Aktif Cukup Aktif Tidak Aktif Aktif Cukup Aktif Cukup Aktif Aktif Aktif Cukup Aktif Cukup Aktif Cukup Aktif Cukup Aktif Cukup Aktif Cukup Aktif Cukup Aktif Cukup Aktif Aktif Cukup Aktif Tidak Aktif Cukup Aktif Cukup Aktif Aktif
164
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA KELAS KONTROL Kelas Kontrol
Kriteria
Frekuensi
Presentase
Sangat Aktif
1
2,7 %
Aktif
11
29.73%
Cukup Aktif
23
62.16 %
Kurang Aktif
2
5.41 %
Jumlah
37
100 %
Kriteria Penilaian dengan skor : Sangat aktif
: 13 - 16
Aktif
: 10 - 12
cukup aktif
:7-9
Tidak aktif
:4-6
Penelitian ini siswa aktif jika secara klasikal sebanyak ≥ 75 % siswa memperoleh skor sebanyak > 10. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer diperoleh data rata-rata siswa cukup aktif.
165 Lampiran 26 TABULASI DATA HASIL PENELITIAN PRE TEST KELAS EKSPERIMEN No Soal Angket Siswa No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nama Siswa Akhmad Mukarom Alfitra Rahma Aulia Ruchaini Dahliatul Umami Dwi Andrias Pambudi Ely Pujiastuti Ema Damayanti Enggar Tri Prasetyo Eni Pujianti Erick Rizka Maulana Faiqotun Niswa Finalia Pujiati Firda Izdiana Firdaus Falaq Fitri Widiyanti Irham Basori Laila Lutfiani Laila Maria Ulfa Lailatul Mukaromah Lailatul Nikmah Lana Mafudhoh Lu Ayyi Fajriyah Mohammad Al Arif Muhammad Joni S Muhammad Ronal Al Adib
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
3 4 2 4 3 3 4 3 3 4 2 3 3 4 2 3 3 2 3 4 3 2 4 2 2
4 2 4 4 4 2 4 3 4 4 4 2 3 4 2 4 4 2 3 2 2 4 4 4 4
3 4 1 4 3 3 3 4 3 4 2 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3
2 4 3 2 4 1 2 3 2 2 1 2 3 4 2 2 4 4 2 2 1 4 1 2 2
3 2 2 2 3 1 1 3 2 2 2 1 3 3 3 3 4 1 2 3 2 4 2 3 2
2 2 3 1 1 1 1 2 1 3 2 1 2 3 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
2 2 3 2 2 1 1 2 2 3 2 1 3 4 4 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1
4 2 2 4 4 3 4 2 4 4 4 2 2 4 3 4 4 2 3 4 3 3 4 3 2
3 4 3 4 3 4 2 3 1 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 2 2
4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 1 3
4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3
4 2 3 2 2 3 2 4 2 2 1 2 2 3 3 3 2 1 2 3 2 3 2 1 2
3 4 3 2 2 4 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 4 2 2 1 3 2 3 2 2
4 4 3 4 3 2 4 4 3 3 1 3 3 4 3 4 4 2 2 3 3 2 3 2 4
4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2
2 4 3 1 2 1 1 2 1 3 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 3 1 1
3 3 4 2 3 4 4 3 3 2 4 3 2 3 2 3 3 2 3 4 2 3 2 3 3
4 4 2 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4
4 3 3 2 3 4 4 3 2 3 2 3 3 4 2 4 4 2 3 3 3 2 4 2 4
3 3 3 3 3 4 3 2 2 4 4 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 1 2 1
4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 2 3 3
4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2
4 4 3 2 4 3 2 4 2 3 3 2 3 4 2 4 4 4 3 3 2 4 3 2 2
3 2 4 4 4 4 1 2 2 3 2 2 3 4 3 4 3 3 2 2 3 3 2 2 3
3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 2 3 2 4 4 4 3 4 3 3 3 2 2
4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3
Jumlah 89 88 80 82 86 84 75 80 70 81 72 68 73 95 70 87 91 73 75 82 70 77 76 60 65
166 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nahar Cyintia Maharani Niswatun Khasanah Rahmad Widayat Sa'dan Samsul Arif R. Siti Aisah Toriq Ahmad Salam Ulfa Ahla Urip Oktavian Zayyana Anggun Amalia Zulia Apriliana
3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4
2 3 4 3 2 2 4 3 2 3 3
2 3 3 3 4 2 3 2 3 3 4
2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4
2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3
1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1
1 2 3 1 1 2 3 2 3 2 2
2 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3
4 4 2 3 4 2 4 2 3 3 2
4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 Jumlah
4 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2
1 2 4 2 2 2 3 2 3 3 4
4 2 4 2 2 2 2 2 3 3 2
3 3 4 2 3 3 2 4 3 2 3
3 2 2 3 4 4 4 3 3 3 4
1 2 3 1 1 2 2 2 1 2 1
2 3 3 2 2 2 3 4 2 3 4
2 3 3 4 2 4 4 3 1 4 4
3 3 4 2 2 2 3 3 4 3 3
4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 2
4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3
4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4
4 2 4 2 2 4 3 3 2 3 4
3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 4
2 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
75 74 85 69 70 78 86 78 75 78 84 2801
167 Lampiran 27 TABULASI DATA HASIL PENELITIAN POST TEST KELAS EKSPERIMEN No Soal Angket Siswa No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nama Siswa Akhmad Mukarom Alfitra Rahma Aulia Ruchaini Dahliatul Umami Dwi Andrias Pambudi Ely Pujiastuti Ema Damayanti Enggar Tri Prasetyo Eni Pujianti Erick Rizka Maulana Faiqotun Niswa Finalia Pujiati Firda Izdiana Firdaus Falaq Fitri Widiyanti Irham Basori Laila Lutfiani Laila Maria Ulfa Lailatul Mukaromah P. Lailatul Nikmah Lana Mafudhoh Lu Ayyi Fajriyah Mohammad Al Arif Muhammad Joni S Muhammad Ronal Al Adib
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
2 4 4 2 2 1 1 3 2 2 2 1 2 3 4 2 4 2 2 2 3 2 2 2 2
3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3
4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 4 3 3 3 4 2 3 2 4 3
3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4
4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4
4 4 3 4 4 4 2 4 2 3 2 2 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3
4 4 4 4 4 4 1 3 3 3 2 3 2 4 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3
2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3
2 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 4 3 3 1 3 2 3 2 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2
4 4 2 4 3 1 4 4 1 3 2 2 3 4 3 4 3 2 2 3 4 3 4 2 4
4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
2 3 3 2 2 4 2 3 2 3 1 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2
2 4 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 1 3 2 2 2
3 4 2 2 4 1 2 4 1 3 3 2 3 3 2 3 4 2 2 2 1 3 2 3 2
3 4 2 4 2 3 4 4 4 3 2 3 2 4 2 2 3 2 3 4 3 2 3 3 2
4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 2 2 4 2 4 4 2 3 2 3 4 3 2 3
3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 2 3 3 2 3 4 3 3 3 4 2
3 2 3 2 2 1 3 3 2 2 2 1 2 3 3 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2
2 2 4 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2
4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4
3 3 3 3 3 4 3 2 4 4 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 2 3 2 3 1
3 4 3 2 4 4 3 3 2 2 2 2 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3
2 4 2 1 2 1 1 4 2 3 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 3 2 1 3
3 3 4 2 3 4 4 3 2 3 4 3 2 3 2 3 4 3 3 4 2 4 2 2 3
4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3
Jumlah 85 100 89 85 85 85 77 87 75 79 76 69 66 94 82 89 88 74 78 82 76 84 77 68 74
168 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nahar Cyintia Maharani Niswatun Khasanah Rahmad Widayat Sa'dan Samsul Arif R. Siti Aisah Toriq Ahmad Salam Ulfa Sahla Urip Oktavian Zayyana Anggun Amalia Zulia Apriliana
2 1 2 1 1 2 3 2 3 2 2
3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2
3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
3 2 4 2 2 4 3 4 4 3 4
2 2 3 2 3 4 4 4 3 2 3
3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 2
3 2 4 2 2 2 2 2 3 3 2
3 2 4 3 4 4 4 3 3 3 3
2 3 4 3 1 4 2 3 4 2 3 ∑
4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
2 2 3 2 2 2 3 4 2 2 2
3 2 4 2 2 3 3 4 3 3 4
2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 4
3 3 3 3 2 4 3 4 4 3 4
3 3 4 2 4 4 4 3 4 3 3
3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4
2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2
2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1
3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2
3 3 4 2 2 2 3 4 4 3 4
2 2 4 1 2 2 2 2 1 2 1
3 3 3 2 2 3 3 4 2 3 4
4 3 4 4 3 4 4 3 1 4 4
78 72 93 69 73 83 87 90 82 78 82 2911
169 Lampiran 28 TABULASI DATA HASIL PENELITIAN PRE TEST KELAS KONTROL No Soal Angket Siswa No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nama Siswa Agus Zakaria Ahmad Alfian Farni Ahmad Bastomi Akhmad Khafidil Ihsan Amin Anang Fachri Chusaini Anis Mustagfiroh Annisa Atmim Nurona Avina Nailul Muna Baihaqi Al Kharis Barrotut Taqiyah Bella Erliyanti Endah Puji Astuti Faris Andiyanto Ferina Weni Irawan Fery Khoirul Anam Fredi Setyawan A. Intan Wulan Sari Khoirun Nisa Melisa Dwi Astari Muhammad Havez Rizal Muhammad Mirza Mustaqim Nada Tsuroyya Nadia Rohmania
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
4 3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 4 4 3 2 3 4 4 2 2 2 2 3 2 3
3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 3 4 3 4
4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 2 3 4 4 3 2 2 2 2 2 4
1 2 2 2 4 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2
2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 1 2 3 2 2
2 1 1 2 4 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3 1 2
2 2 1 2 3 3 2 3 2 2 1 4 4 2 1 3 2 2 2 2 3 1 2 1 2
3 4 4 3 2 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 2 2 3 4
4 3 3 3 1 1 4 3 4 3 2 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 1 3 4
4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4
3 3 3 4 1 3 4 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4
4 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 1 4 2 2 3 2
4 2 2 2 4 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 3 2 1 4
3 1 1 2 3 2 4 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 2 2 1 1 2 4 1 1
4 1 1 2 4 3 2 4 2 3 3 4 3 2 1 2 4 2 3 4 3 2 3 1 1
3 3 2 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 4 2 4 1 1 3 4 2 3 3 4 4
3 3 3 2 4 4 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2 1 3 1 2
4 4 2 3 2 2 3 2 2 3 2 4 4 2 2 2 3 4 3 2 2 2 3 3 4
1 4 3 4 4 2 3 4 3 3 1 3 4 3 3 3 1 4 4 4 3 3 3 3 4
3 3 1 3 3 4 3 3 3 2 2 4 4 3 1 3 4 4 2 3 3 2 3 2 4
3 3 1 3 4 3 2 2 4 3 2 3 4 4 1 4 3 2 2 3 3 2 4 2 3
1 3 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2
4 2 4 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 3
1 2 4 2 1 2 3 2 3 2 2 2 1 3 4 3 2 1 1 2 1 2 2 3 1
4 4 2 3 4 2 2 4 4 2 3 3 3 4 2 4 3 4 2 3 2 2 3 2 4
4 2 2 4 3 1 3 3 2 3 3 4 4 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3
4 3 3 4 1 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4
82 75 63 75 77 72 78 80 79 71 59 86 86 79 63 80 76 79 68 69 70 63 73 64 81
170 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Nais Safitri Najih Maulana Nanang Kurnia Novita Agustina Nurul Azizah Riska Dian Puspita Risti Tri Astuti Roikhatul Himmah Shady Azalea Ardien Ulil Abror Uswatun Khasanah Yogi Setyawan
3 2 4 2 4 2 2 3 3 2 3 4
2 3 4 3 4 4 3 2 4 3 4 4
3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3
2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3
3 1 2 2 3 4 1 2 3 1 3 2
2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 4
2 2 3 1 3 2 2 2 2 2 3 2
4 3 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4
4 4 1 3 4 4 4 3 3 4 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 ∑
3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3
2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 4
2 2 3 3 3 1 2 2 3 2 2 3
2 2 2 2 2 3 2 1 4 2 2 4
3 4 3 2 2 4 4 4 3 4 2 4
1 3 3 3 4 1 3 2 2 3 4 2
2 2 3 1 1 1 2 1 2 2 2 2
4 2 3 2 3 2 2 2 4 2 2 4
3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 1
4 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 4
3 3 3 2 3 4 3 3 1 3 4 3
2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 1 3
3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 2
1 3 2 2 3 1 3 1 2 3 3 1
4 2 3 2 3 3 2 3 2 2 4 3
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4
3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
74 72 77 63 82 78 72 69 80 72 80 85 2752
171 Lampiran 29 TABULASI DATA HASIL PENELITIAN POST TEST KELAS KONTROL No Soal Angket Siswa No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nama Siswa Agus Zakaria Ahmad Alfian Farni Ahmad Bastomi Akhmad Khafidil Ihsan Amin Anang Fachri Chusaini Anis Mustagfiroh Annisa Atmim Nurona Avina Nailul Muna Baihaqi Al Kharis Barrotut Taqiyah Bella Erliyanti Endah Puji Astuti Faris Andiyanto Ferina Weni Irawan Fery Khoirul Anam Fredi Setyawan A. Intan Wulan Sari Khoirun Nisa Melisa Dwi Astari Muhammad Havez Rizal Muhammad Mirza Mustaqim Nada Tsuroyya Nadia Rohmania
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
3 2 2 2 4 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 4 2 2 2 2 3 3 1 2
4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 4
4 4 4 3 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 2 4 2 4 2 4
4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4
4 3 2 3 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4
4 3 2 3 4 2 2 3 4 3 4 3 4 4 2 3 4 4 3 3 4 2 4 1 4
4 4 3 3 1 2 2 4 4 2 3 3 3 4 3 4 2 2 2 3 4 2 3 2 4
4 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 4 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3
2 1 1 2 4 4 4 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 3 4 1 1
3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 2 4 4 3 2 4 2 1 3 4 3 4 3 4 4
4 1 1 2 4 3 2 4 2 3 3 4 4 2 1 2 4 2 2 4 4 4 3 1 1
3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 2 3 4 3
2 3 3 2 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 1 4 2 3 3 2
4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 4 3 2 2 1 3 1 2 2 1 3 1 4
4 2 2 2 4 3 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 1 2 2 1 2 4 3 2 2
4 3 2 2 1 3 3 4 3 3 2 4 4 3 2 3 4 4 3 2 2 2 3 2 4
3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 1 4 3 4
4 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 2 3 4 4 3 2 2 2 3 2 4
3 3 3 2 1 3 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 4 4 2 2 1 3 2 2 2
4 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 3 2 1 2
4 2 4 3 1 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 2 2 2 3 3 3 4 4 3
4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 2 4 3
3 3 1 3 3 4 2 2 4 3 2 3 4 4 1 4 3 2 2 3 3 4 4 2 3
3 3 1 2 4 3 3 3 3 2 3 4 4 4 1 3 3 4 2 3 4 1 3 2 4
3 3 3 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 3 4 1 2
4 4 2 3 4 3 3 2 2 3 2 4 4 4 2 2 4 3 3 2 4 3 3 3 4
1 4 3 4 3 2 4 4 3 3 2 3 4 3 3 3 1 4 3 4 4 4 3 3 4
Jumlah 93 75 65 73 78 78 80 83 81 73 73 87 96 86 65 83 75 80 69 71 84 69 87 64 85
172 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Nais Safitri Najih Maulana Nanang Kurnia Novita Agustina Nurul Azizah Riska Dian Puspita Risti Tri Astuti Roikhatul Himmah Shady Azalea Ardien Ulil Abror Uswatun Khasanah Yogi Setyawan
2 3 3 2 3 2 4 2 3 2 3 2
3 4 2 2 4 4 3 3 4 4 4 3
4 2 3 2 4 4 2 3 4 2 4 4
4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2
4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 2 2 2 4 4 3 3 3 3
4 2 3 3 3 4 2 3 2 2 4 2
3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2
2 1 1 3 2 3 2 2 4 3 2 4
3 3 3 3 3 1 2 4 3 3 4 2 ∑
4 3 3 3 2 3 4 2 3 4 2 2
4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2
2 2 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2
3 4 3 3 3 1 1 2 2 2 2 3
4 3 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2
3 3 3 2 4 2 4 2 3 2 3 3
4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4
3 3 3 2 4 2 4 3 3 2 3 4
2 3 2 2 4 2 4 2 2 1 3 2
2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2
3 4 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3
4 1 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4
4 2 4 2 3 3 3 3 1 3 4 3
4 2 3 2 4 2 3 4 3 2 3 4
2 3 4 1 1 1 1 1 2 2 2 3
1 3 3 3 3 2 4 2 3 2 2 3
3 4 3 4 4 4 1 3 4 4 3 4
85 73 79 66 86 73 75 75 82 74 83 78 2882
182
Lampiran 30 DATA KONDISI AWAL DAN MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA Nilai Kelas Eksperimen No
Nama
Pretest
Nilai Kelas Kontrol Post test
Selisih
No
Nama
Pretest
Post test
selisi
1
Akhmad Mukarom
89
85
-4
1
Agus Zakaria
82
93
2
Alfitra Rahma
88
100
12
2
Ahmad Alfian Farni
75
75
3
Aulia Ruchaini
80
89
9
3
Ahmad Bastomi
63
65
4
Dahliatul Umami
82
85
3
4
Akhmad Khafidil Ihsan
75
73
5
Dwi Andrias Pambudi
86
85
-1
5
Amin
77
78
6
Ely Pujiastuti
84
85
1
6
Anang Fachri Chusaini
72
78
7
Ema Damayanti
75
77
2
7
Anis Mustagfiroh
78
80
8
Enggar Tri Prasetyo
80
87
7
8
Annisa
80
83
9
Eni Pujianti
70
75
5
9
Atmim Nurona
79
81
10
Erick Rizka Maulana
81
79
-2
10
Avina Nailul Muna
71
73
11
Faiqotun Niswa
72
76
4
11
Baihaqi Al Kharis
59
73
12
Finalia Pujiati
68
69
1
12
Barrotut Taqiyah
86
87
13
Firda Izdiana
73
66
-7
13
Bella Erliyanti
86
96
14
Firdaus Falaq
95
94
-1
14
Endah Puji Astuti
79
86
15
Fitri Widiyanti
70
82
12
15
Faris Andiyanto
63
65
16
Irham Basori
87
89
2
16
Ferina Weni Irawan
80
83
17
Laila Lutfiani
91
88
-3
17
Fery Khoirul Anam
76
75
18
Laila Maria Ulfa
73
74
1
18
Fredi Setyawan A.
79
80
19
Lailatul Mukaromah
75
78
3
19
Intan Wulan Sari
68
69
20
Lailatul Nikmah
82
82
0
20
Khoirun Nisa
69
71
21
Lana Mafudhoh
70
76
6
21
Melisa Dwi Astari
70
84
22
Lu Ayyi Fajriyah
77
84
7
22
Muhammad Havez Rizal
63
69
23
Mohammad Al Arif
76
77
1
23
Muhammad Mirza M.
73
87
24
60
68
8
24
Nada Tsuroyya
64
64
25
Muhammad Joni S Muhammad Ronal Al Adib
65
74
9
25
Nadia Rohmania
81
85
26
Nahar Cyintia Maharani
75
78
3
26
Nais Safitri
74
85
27
Niswatun Khasanah
74
72
-2
27
Najih Maulana
72
73
28
Rahmad Widayat
85
93
8
28
Nanang Kurnia
77
79
29
Sa'dan
69
69
0
29
Novita Agustina
63
66
30
Samsul Arif R.
70
73
3
30
Nurul Azizah
82
86
31
Siti Aisah
78
83
5
31
Riska Dian Puspita
78
73
32
Toriq Ahmad Salam
86
87
1
32
Risti Tri Astuti
72
75
33
Ulfa Ahla
78
90
12
33
Roikhatul Himmah
69
75
34
Urip Oktavian
75
82
7
34
Shady Azalea Ardien
80
82
35
Zayyana Anggun Amalia
78
78
0
35
Ulil Abror
72
74
36
Zulia Apriliana
84
82
-2
36
Uswatun Khasanah
80
83
37
Yogi Setyawan
85
78
∑
2801
∑
n1
x21
s1
2911
110
36
36
36
77.806
80.8611
3.0556
60.847
61.6659
22.054
2752 2882
n2
37
37
x2
74.378
77.8919
s2
49.797
59.6547
2
183
s1
Lampiran 31
7.8004
7.85276
4.6962
s2
7.0567
7.72364
184
Lampiran 32
185
Lampiran 33
186
Lampiran 34
187
Lampiran 35 FOTO KEGIATAN PENELIITIAN KELAS EKSPERIMEN
Aktifitas siswa saat pembelajaran menggunakan di kelas VII A Siswa terlihat memperhatikan
188
Siswa saat berdiskusi Semua aktif dalam kegiatan diskusi
Aktifitas siswa saat mempresentasikan hasil diskusi kelompok masing-masing
189
Beberapa siswa mengaangkat tangan hendak bertanya dan menjawab pertanyaan Terlihat bahwa siswa mulai aktif
Lampiran 36 FOTO KEGIATAN PENELITIAN KELAS KONTROL
190
Suasana Pembelajaran di Kelas Kontrol Terlihat siswa yang kurang antusias dalam proses pembelajaran
Proses pembelajaran di kelas kontrol
191
192