SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA KEDUA PADA TEKS TERJEMAHAN HADIS PADA BUKU SAHIH BUCHORI MUSLIM Artikel Publikasi Diajukan Kepada Progam Studi Magister Pengkajian Bahasa Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Oleh:
OKTAVIA ILHAM PRASTIKA S 200130050
MAGISTER PENGKAJIAN BAHASA INDONESIA PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA MAGISTER PENGKAJIAN BAHASA Jl. A Yani Tromol Pos
I
- Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417 Surakarta 57102
SURAT PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI
Yang bertanda tangan pembimbing tesis, Nama
Prof. Dr. Markhamah, M.Hum.
NIPA{IK
195804141 987032001
Nama
Prof. Dr. Abdul Ngalim, MM, M. Hum.
NIPA{IK Telah membaca dan mencermati naskah publikasi, yang merupakan ringkasan tesis dari mahasiswa,
Nama
Oktavia Ilham Prastika
NIM
s200130050
Program Studi
Magister Pengkaj ian Bahasa
Konsentrasi
Pengkajian Bahasa Indonesia
Judul
SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA KEDUA PADA TEKS TERIEMAHAN HADIS PADA BUKU SAHIH BUCHOKT MUSLIM
Naskah tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, Juni 2015 Pembimbing II,
Prof. Dr. Abdul Ngalim, MM, M. Hum.
Dr. Markhamah, M.Hum.
SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA KEDUA PADA TEKS TERJEMAHAN HADIS PADA BUKU SAHIH BUCHORI MUSLIM Oktavia Ilham Prastika, S200130050, Magister Pengkajian Bahasa Indonesia, Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura, Surakarta, (57127) E-mail :
[email protected]
ABSTRACT
This research has three objectives. First, describing the form category and define the linguistics hierarchy in a lingual unit which is contain and second persona pronoun on the hadith text translation. Second, describing the function which is residing a lingual unit contains the second persona pronoun in the hadith translation text. Third, determine the role which is reside in a lingual unit contain the second persona pronoun in the hadith text translation. The sort of this research is qualitative descriptive. The sources of the data are documents or archives about information which is written in the hadith text translation. The method of collecting data in this research is using the method of scrutinize and record. At first the researcher scrutinize the hadith text translation, then identify the data which is contain the first and the second persona pronoun, and then classify and record by identifying the hadith text translation which is contain the first and the second persona pronoun, and the last is analyzing it. The data analysis method is using parable and apportion method. Apportion method is used to describe lingual hierarchy which is contain PP2 in hadith text translation, and the parable method is used to analyze the function, category, and the role in hadith text translation. There are three results in this thesis, first is linguistics hierarchy and category form in a lingual unit of PP2 in the hadith text translation that is word and phrase. Lingual unit which contain word cover the word of noun. Lingual unit which contain phrase cover Noun Phrase, Prepotional Phrase, Enclitic, Verb Phrase, Attributive Phrase, and Adjective Phrase. Second, the function that fulfilled by a unit of lingual which is contains of PP2 are Subject, Predicate, Object, and Complement. Third, the function that fulfilled by a unit of lingual which is contains PP2 in the hadith translation text are a role of subject, a role of experience, a role of direction/destination, a role of accusative, a role of deed, a role of the way, a role of time, a role of participation, and a role comparison.
Keyword: second persona pronoun, hadith translation text, category, function, dan a role
iv
ABSTRAK
Penelitian ini memilki tiga tujuan. Pertama, mendeskripsikan wujud kategori dan menentukan hierarki linguistik pada satuan lingual yang mengandung pronomina persona kedua pada teks terjemahan hadis. Kedua, mendeskripsikan fungsi yang menduduki satuan lingual yang mengandung pronomina kedua pada teks terjamahan hadis. Ketiga, menentukan peran yang menduduki pada satuan lingual yang mengandung pronomina persona kedua pada teks terjemahan hadis. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian adalah dokumen atau arsip-arsip tentang informasi yang tertulis dalam teks terjemahan hadis. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik simak dan teksik catat. Mula-mula peneliti menyimak teks terjemahan hadis, lalu mengidentifikasi data yang mengandung pronomina persona kedua, lalu mengklasifikasikan dan mencatat dengan mengidentifikasi teks terjemahan hadis yang mengandung pronominal persona kedua, terakhir menganalisisnya. Metode analisis data menggunakan metode padan referensial dan metode agih baca markah. Metode agih untuk mendeskripsikan hierarki lingual yang mengandung PP2 pada TTH, dan metode padan digunakan untuk menganalisis fungsi, kategori, peran pada TTH. Hasil penelitian ini ada tiga. Pertama, hierarki linguistik yang ditemukan pada satuan lingual ber-PP2 adalah kata (nomina) dan frasa (preposisi, nomina, verba, atribut, dan modifikatif). Kedua, fungsi yang ditemukan oleh satuan lingual ber-PP2 meliputi fungsi (subjek, predikat, objek, atribut subjek, dan keterangan. Ketiga, peran yang diisi oleh satuan lingual ber-PP2 mengisi peran (pelaku, pengalam, perbuatan, perbandingan, kesertaan, cara, dan waktu).
Kata kunci : pronomina persona pertama dan kedua, teks terjemahan hadis, kategori, fungsi, dan peran
v
PENDAHULUAN Satuan bahasa merupakan bentuk lingual yang merupakan komponen pembentuk bahasa. Analisis dalam sintaksis membicarakan kategori, fungsi, dan peran. Menurut Markhamah (2011) sintaksis adalah bagian ilmu bahasa yang membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan frasa, klausa, dan kalimat. Kalimat adalah rangkaian kata yang berstruktur, dengan menggunakan kerangka acuan yang berupa teori ilmu bahasa. Sebagai alat komunikasi bersistem, kalimat tidak hanya berupa kumpulan kata pendukung makna tertentu, melainkan kata-kata tersebut harus disusun sedemikian rupa sesuai dengan sistem yang ada (Kusno dalam Markhamah, 2010: 9). Pronomina persona kedua pada TTH merupakan pronomina persona kedua yang mengandung hierarki kebahasan yang berupa kategori, fungsi, peran pada TTH. Misalnya pada contoh TTH teks ke-1 (I:11) klausa ketiga ditemukan unsur klausa yang berstruktur S-P-K, dengan kategori N/FN, V/FV, K/FD dan peran pelaku-perbuatan-tujuan. Artinya, fungsi S diisi oleh kategori nomina atau frasa nomina dan peran pelaku, fungsi P diisi oleh kategori verba atau frasa verba dengan peran perbuatan, dan fungsi K sebagai keterangan dengan peran tujuan. KBBI (2005: 351) hadis adalah riwayat yang berhubungan dengan kehidupan dan perbuatan Nabi Muhammad Saw. KBBI (offline) hadis adalah sabda atau perbuatan, takrir (ketepatan) Nabi Muhammad saw.
Yang
diriwayatkan atau diceritakan oleh sahabat untuk menjelaskan dan menentukan hukum Islam. Hadis juga merupakan sumber ajaran agama Islam setelah Alquran. Penelitian ini difokuskan pada pronomina persona
kedua pada teks
terjemahan hadis dengan tujuan mendeskripsikan wujud kategori, fungsi, dan peran yang menduduki satuan lingual yang mengandung pronomina persona kedua. Penelitian Alauddin (2008) berjudul “Pronomina Persona Bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan Jawa Timur”. Penelitian ini mengkaji bentuk pronomina persona bahasa Jawa yang dikaji berdasarkan tataran fungsi , bentuk, dan makna semantik. Berdasarkan penelitian, ini ada tiga kajian yang disimpulkan, yakni (1)
1
bentuk pronomina persona bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan Jawa Timur berupa pronomina persona pertama (PP01), pronomina persona kedua (PP02), dan pronomina persona ketiga (PP03), baik bentuk bebas maupun terikat. Pronomina Persona bentuk bebas ditemukan dalam ragam krama dan ngoko, sedangkan pronomina persona bentuk terikat ditemukan dalam ragam ngoko, (2) pronomina persona bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan memiliki dua tataran fungsi, yakni fungsi sintaksis dengan SPOK, dan tataran fungsi semantis yang berupa bentuk dan makna, dan (3) makna yang terdapat pada pronomina persona bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan berupa makna tunggal dan makna jamak. Terdapat persamaan dan perbedaan dalam penelitian Alauddin (2008) dengan penelitian ini. Persamaannya adalah keduanya meneliti pronomina persona. Adapun perbedaan dalam penelitian Alauddin (2008) dengan penelitian ini, yakni penelitian ini hanya meneliti pronomina persona kedua, sedangkan Alauddin (2008) meneliti pronomina pertama, kedua, dan ketiga. Icuk Prayogi (2012) dalam artikelnya tentang “Klitik Pronomina dalam Bahasa Indonesia“. Menunjukkan bahwa ada tiga buah suku kata yang menjadi klitik pronomina, yakni -ku, -mu, dan -nya dengan ku- sebagai proklitik, dan -ku, mu, serta -nya sebagai enklitik. Mengenai distribusinya, diketahui proklitik hanya melekat ke verba atau kategori lain yang telah diderivasikan menjadi verba dengan beberapa proses derivasi. Sementara itu, enklitik melekat pada verba transitif serta pada nomina. Kemungkinan karena intensitas pemakaiannya yang tinggi, klitik pronomina mempunyai bermacam-macam fungsi dan makna. Adapun perubahan dari pronomina menjadi afiks dapat diketahui dengan melihat bukti bahwa -nya yang mempunyai banyak variasi pemakaian, baik sebagai klitik, afiks, maupun partikel pentopik, serta di- yang kemudian sepenuhnya dijadikan prefiks pasif. Adapun persamaan dan perbedaan dari penelitian Icuk dengan penelitian ini. Persamaannya adalah keduanya meneliti pronominal persona. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak hanya meneliti klitik, namun lebih lengkap secara sintaksis dan semantis.
2
Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pronomina sintaksis dan morfologi, khususnya mengenai fungsi, kategori, peran, dan kata. Menurut Sukini (2010:3) sintaksis adalah cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk frasa, klausa, dan kalimat dengan satuan terkecilnya berupa bentuk bebas, yaitu kata. Menurut Chaer (2009:41) klausa merupakan satuan sintaksis yang berada di atas dan di bawah satuan kalimat yang berupa runtutan kata yang berpredikat. Runtutan kata yang berpredikat artinya, mempunyai komponen yang berupa kata dan frasa yang berfungsi sebagai subjek, predikat, objek, dan sebagainya. Klausa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari S, P, O, PEL, dan KET ataupun tidak. Klausa dapat dianalisis berdasarkan tiga dasar, yaitu: (1) berdasarkan fungsi dan unsur-unsurnya, (2) berdasarkan kategori kata atau frasa yang menjadi unsurnya, (3) berdasarkan makna dan unsurnya. Kelima unsur itu selalu ada dalam klausa. Unsur fungsional yang selalu ada dalam klausa adalah P, sedangkan unsur-unsur yang lain mungkin ada mungkin juga tidak (Markhamah, 2010: 88). Lapoliwa (1990:289) menjelaskan bentuk-bentuk pronomina dalam bahasa Indonesia dengan penjelasan mengenai distribusi dan pengelompokan bentukbentuk itu berdasarkan orang (pertama, kedua, ketiga) atau bukan orang dan berdasarkan jumlah (tunggal atau jamak). Usaha untuk menelaah pronomina, khususnya dalam hubungannya dengan nomina di dalam kalimat, hampir tidak ada. Pronominalisasi di sini digunakan dalam arti penggantian salah satu dari dua FN yang berkoreferensi dalam satu kalimat dengan bentuk pronomina. Istilah itu bermula timbul dari anggapan tata bahasa transformasi klasik bahwa FN yang berkoreferensi dengan FN lain dalam suatu kalimat harus direpresentasikan sebagai FN pada struktur batin, kemudian salah satu FN-sama itu diganti dengan pronomina atau dilesapkan pada struktur lahir dengan kaidah transformasi pronominalisasi atau pelesapan FN-sama. Dalam menganalisis satuan lingual yang mengandung PP2, pronomina dalam hadis yang menjadi objek kajian yang dimaksud berdasarkan fungsi sintaksis dengan kerangka sebagai berikut.
3
Satuan lingual yang Mengandung Pronomina Persona 2 pada Teks Terjemahan Hadis
Pronomina Persona 2
FUNGSI KATEGORI
SIMPULAN
PERAN
Analisis berdasarkan Fungsi Sintaksis
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah teks terjemahan hadis. Adapun objek penelitian ini adalah pronomina persona pertama dan kedua pada teks terjemahan hadis yang mengandung etika berbahasa dengan menerapkan analisis fungsi, kategori, dan peran sintaksis. Data penelitian diperoleh dari dokumen teks teks terjemahan hadis yang diperoleh dari penelitian Sabardila (2003). Pengumpulan data menggunakan teknik simak dan teknik catat. Teknik simak dilakukan untuk menyimak teks terjemahan hadis (TTH), dengan mengidentifikasi data-data satuan lingual yang mengandung pronomina persona kedua. Setelah data terkumpul, tahapan berikutnya mengklasifikasikan data yang terdapat satuan lingual ber-PP2. Teknik berikutnya yaitu teknik catat. Teknik ini dilakukan dengan cara penulis membaca terlebih dahulu dan mencatat dengan mengidentifikasikan TTH, kemudian menyeleksi data yang mengandung PP2, dan terakhir menganalisis data Keabsahan datanya menggunakan teknik trianggulasi data. Selanjutnya dianalisis dengan metode padan dan agih. Prosedur penelitian dilakukan secara bertahap dengan menggarisbawahi kata yang mengandung pronomina persona kedua, kemudian mengindentifikasi berdasarkan wujud kategori, fungsi, dan peran. Sistematika laporan terdiri dari lima bab. Bagian pertama pendahuluan yang mencakup latar belakang, ruang lingkup, fokus kajian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan penjelasan istilah. Bagian kedua landasan teori yang mencakup kajian penelitian yang releven, kajian teori, dan kerangka konseptual. Bagian ketiga metode penelitian yang mencakup
4
jenis penelitian, subjek dan objek peneltian, data dan sumber data, pengumpulan data, keabsahan data, prosedur penelitian dan sistematika penelitian. Bagian keempat hasil penelitian dan pembahan. Terakhir, bagian kelima mencakup simpulan hasil penelitian dan saran. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hierarki Linguistik dan Wujud Kategori Satuan Lingual Ber-PP2 Analisis klausa pertama kali didasarkan pada hierarki linguistik dan wujud kategori satuan lingual ber-PP2. Dikatakan pertama kali, karena analisis berikutnya, yaitu berdasarkan fungsi dan peran unsur-unsurnya dalam unsur-unsur klausa. Identifikasi kategori berdasarkan unsur yang menduduki fungsi tertentu di dalam kalusa, selanjutnya didapatkan struktur kategori yang bervariasi. Pertama, hierarki satuan lingual ber-PP2 berupa kata. Kata adalah satuan terkecil di dalam tataran sintaksis. Kata yang ditemukan dalam teks terjemahan hadis berupa kata nomina. Nomina adalah kelas kata yang menyatakan nama, tempat atau benda, seperti contoh di bawah ini. (1) Ke-13 (II:106) (8) Celaka kamu, (8) kamu telah memotong leher temanmu (2) Ke-14 (II:106) (7) Engkau telah menghancurkan atau memotong punggung orang (3) Ke-50 (IV:77) (9) pergi kamu Berdasarkan contoh di atas, analisis teks terjemahan hadis yang merupakan kata nomina pada teks ke- 13 (II:106) (8) Celaka kamu. Satuan lingualnya adalah kamu. Hierarki lingualnya adalah kata. Dikatakan kata karena merupakan kata nomina yang dapat melakukan sesuatu tindakan. Begitu pula pada teks ke-14 dan ke-50, kata engkau dan kamu merupakan kata nomina karena terbentuk dari kata benda satuan. Posisi kata nomina ini berada dimanapun letaknya didalam klausa. Kedua, hierarki satuan lingual ber-PP2 berupa frasa. Frasa adalah unsur yang terbentuk dari dua buah kata atau lebih dan mengisi salah satu fungsi sintaksis. Satuan lingual berupa frasa berkategori frasa preposisional, frasa verba, frasa nomina, dan frasa atribut dan ada pula yang disertai dengan enklitik. Di bawah ini dipaparkan satuan lingual yang berupa frasa serta contohnya.
5
Frasa preposisi adalah frasa yang terbentuk dari unsur kata depan (preposisi). Berikut contoh satuan lingual yang mengadung frasa preposisi. (4) Teks ke-20 (III:280) (13) bahwa di antara kamu berdua ada yang bohong (5) Ke-49 (IV:75) (7) Hati-hatilah dengan tali kekangmu (6) Ke-57 (IV:89) (6) Wahai Aisyah, Jibril mengucapkan salam kepadamu (7) Ke-42 (IV:67-68) (5) dan ketika kami duduk bersama beliau Dari contoh di atas, terdapat satuan lingual ber-PP2 yang mengisi frasa preposisi. Contoh analisis frasa preposisi satuan lingual pada teks ke-20 (III:280) (13) bahwa diantara kamu berdua ada yang bohong. Satuan lingualnya adalah diantara kamu. hierarki lingualnya adalah frasa preposisi. Dikatakan frasa preposisi karena salah satu unsurnya mengandung preposisi atau kata depan, yakni antara dengan ditambahi PP2 kamu, sehingga bentuk frasanya (Prep+PP2). Sama halnya dengan teks ke-49 dengan tali kekangmu yang terbentuk dari kata depan dengan, teks ke57 kepadamu terbentuk dari kata depan kepada yang merupakan penanda tujuan, dan teks ke-42 bersama beliau yang terbentuk dari kata depan bersama yang dapat digantikan kata depan dengan¸sehingga merupakan bentuk dari frasa preposisi. Frasa nomina adalah frasa yang terdiri dari dua kata atau lebih dengan distribusi nomina. Berikut contoh hierarki lingual ber-PP2 yang mengandung frasa nomina. (8)
Teks ke-13 (II:106) (8) kamu telah memotong leher temanmu dan mengatakan itu berkali-kali
(9)
Ke-31 (IV:59) (4) engkau telah memotong leher saudaramu
(10) Ke-33 (IV:62) (14) Ya aku hanya tidak mau menyebut namamu (11) Ke-52 (IV:85) (9) Semoga Allah membrimu petunjuk dan memperbaiki keluargamu Berdasarkan contoh di atas, mewakili satuan lingual ber-PP2 yang berkategori sebagai frasa nomina. Contoh analisis pada teks ke-13 (II:106) (8) kamu telah memotong leher temanmu dan mengatakan itu berkali-kali. Hierarki lingualnya adalah frasa nomina karena salah satu unsurnya mengandung kata nomina, yakni teman dengan penambahan klitik –mu yang merupakan kata ganti
6
orang kamu yang merupakan satuan PP2 bentuk tunggal lekat kanan. Jadi struktur frasanya (N+PP2). Dari data teks di atas, teks ke-31 saudaramu, ke-33 namamu, ke-52 keluargamu merupakan satuan lingual ber-PP2 yang berkategori sebagai frasa nomina karena terbentuk dari kata nomina. Frasa verba adalah frasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang salah satu unsurnya merupakan unsur verba. Berikut contoh teks ber-PP2 yang mengandung frasa verba. (12) Teks ke-7 (7) saya yakin tak seorangpun bertanya hal ini kepadaku sebelummu yang sangat ingin tahu akan hal ini (13) Ke-34 (IV:62-63) (8) semoga Allah selalu membuatmu tertawa, (19) setan tidak berani menemuimu dengan langkah yang panjang melebihi langkahmu (14) Ke-52 (IV:85) (6) semoga Allah merahmatimu, Berdasarkan contoh di atas terdapat satuan lingual ber-PP2 yang merupakan bentuk frasa verba, yakni sebelummu, membuatmu, menemuimu, langkahmu, merahmatimu. Contohnya pada teks ke-34 (IV:62-63) (8) semoga Allah selalu membuatmu tertawa. Terdapat satuan lingual membuatmu yang merupakan frasa verba. Dikatakan frasa verba karena salah satu unsurnya mengandung verba, yakni membuat. Diidentifikasi sebagai frasa verba karena membuat merupakan peran perbuatan yang telah melakukan suatu perbuatan atau tindakan. Dari semua frasa tersebut tergolong satuan lingual PP2 bentuk terikat lekat kanan karena semua frasa diimbuhi –mu yang merupakan persona pertama tunggal lekat kanan. Frasa atributif adalah frasa yang salah satu unsurnya mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya. Di bawah ini contoh satuan lingual ber-PP2 yang mengandung frasa atribut. (15) Teks ke-2 (I:11) (7) bila engkau bersedekah makanan dan mengucapkan salam kepada orang yang kau kenal dan yang belum kau kenal. (16) Ke-31 (IV:59) (7) bila seseorang dari kamu memuji hal yang tidak pasti Berdasarkan contoh di atas, ditemukan tiga satuan lingual ber-PP2 yang berkategori frasa atributif dari dua teks. Contohnya pada teks ke-2 (I:11) (7) bila 7
engkau bersedekah makanan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang belum kau kenal. Hierarki lingualnya adalah frasa atributif. Dikatakan frasa atributif karena terdapat kata yang sebelum nomina yang merupakan PP2. Jadi, struktur frasanya (Fatribut+PP2). Pada teks ke-31 terdapat satuan lingual seseorang dari kamu dikatakan sebagai frasa atributif karena keberadaan nomina sebelum nomina. Kata seseorang yang merupakan nomina dan kamu yang merupakan nomina pula, sehingga dikatakan frasa atributif. Frasa pronominal modifikatif adalah frasa yang unsurnya merupakan pronominal yang sifatnya modifikatif mewatasi (Zaidan, 2011). Berikut contoh satuan lingual ber-PP2 yang mengandung frasa modifikatif. (17) Ke-15 (II:127) (2) Hati-hatilah kamu sekalian terhadap sangkaan (18) Ke-18 (II:168) (9) karena kamu sekalian tidak berdoa kepada yang tuli dan tidak gaib Contoh analisis data PP2 pada teks ke-15 (II:127) (2) hati-hatilah kamu sekalian terhadap sangkaan. Hierarki lingualnya adalah frasa pronominal modifikatif karena terbentuk dari unsur pronominal kedua kamu yang di modifikatif diimbuhi sekalian, yang apabila keduanya digabungkan menjadi kamu sekalian akan berbeda artinya dengan posisi PP2 saja atau kamu saja. Jadi struktur frasanya (PP2+Modifikasi). 2. Tataran Fungsi yang Mengisi Satuan Lingual Ber-PP2 Fungsi merupakan satuan gramatikal di dalam kalimat yang dapat diisi oleh bentuk atau makna tertentu. Fungsi kalimat tersebut meliputi subjek, predikat, pelengkap objek, atribut subjek, dan keterangan. Satuan lingual PP2 pengisi fungsi subjek. Subjek adalah fungsi sintaksis yang dapat berdiri sendiri berupa kata benda yang dibendakan. Di bawah ini contoh satuan lingual yang mengisi fungsi subjek. (1) Teks ke- Ke-2 (I:11) Bila engkau bersedekah dan mengucapkan salam kepadaku (2) Ke-13 (II:106) (7) Celaka kamu, (8) kamu telah memotong leher temanmu, (3) Ke-18 (II:106) (7) kasihanilah dirimu sendiri
8
(4) Ke-19 (III:251) (5) Takutlah kamu sekalian akan prasangka, (6) jadilah kamu sekalian bersaudara Contoh analisis data PP2 yang mengisi fungsi subjek pada teks ke-13 (II:106) (1) Celaka kamu. Kata kamu menduduki fungsi subjek yang berposisi di sebelah kanan predikat atau setelah predikat. Salah satu ciri subjek adalah dapat menjawab kata tanya “siapa?”, dan jawabannya adalah kamu. Pada klausa tersebut berstruktur PS. Struktur PS dapat diubah atau dibalik menjadi SP sehingga berbunyi kamu celaka. Fungsi subjek pada contoh di atas tidak selalu berada diawal klausa, namun dapat berposisi ditengah ataupun diakhir klausa. Dari contoh di atas ditemukan kata engkau, kamu,dirimu, dan kamu sekalian yang merupakan satuan lingual ber-PP2 dengan bentuk tunggal. Satuan lingual ber-PP2 pengisi fungsi predikat. Predikat adalah bagian klausa yang menandai apa yang dinyatakan oleh pembicaraan mengenai subjek. Berikut contoh satuan lingual pengisi predikat. (5) Teks ke-34 (IV:62-63) (8) Semoga Allah selalu membuatmu tertawa (6) Ke-34 (IV:62-63) (19) setan tidak berani menemuimu dengan langkah yang panjang melebihi langkahmu (7) Ke-52 (IV:85) (6) Semoga Allah merahmatimu (8) Ke-52 (IV:85) (9) Semoga Allaah memberimu petunjuk dan memperbaiki keluargamu Contoh analisis data PP2 pengisis fungsi P pada teks ke-34 (IV:62-63) (19) Semoga Allah selalu membuatmu tertawa. Teks tersebut menduduki fungsi predikat yang berada di akhir klausa sebelum objek. Teks tersebut diidentifikasi sebagai predikat karena dapat memungkinkannya disertai kata-kata aspek seperti akan, sehingga berbunyi Semoga Allah akan membuatmu tertawa. Dari contoh di atas ditemukan lima teks yang mengandung satuan lingual ber-PP2 yang menduduki fungsi predikat, yakni kata membuatmu, menemuimu, memberimu, dan merahmatimu. Dari frasa-frasa tersebut distribusi predikat tidak selalu berada ditengah, namun ada yang dibelakang. Posisi predikat ini biasanya selalu berdampingan dengan subjek.
9
Satuan lingual ber-PP2 pengisi fungsi objek. Objek adalah bagian dari verba yang menjadi predikat di dalam suatu klausa. Berikut data yang menduduki fungsi objek. (9) Teks ke-13 (II:106) (8) kamu telah memotong leher temanmu dan mengatakan itu berkali-kali. (10) Teks ke-34 (IV:62-63) (19) setan tidak berani menemuimu dengan langkah yang panjang melebihi langkahmu Berdasarkan contoh di atas, ditemukan dua satuan lingual ber-PP2 yang menduduki fungsi objek, yakni leher temanmu dan langkahmu. Analisis satuan lingual ber-PP2 pengisi fungsi pelengkap objek pada teks ke-13 (II:106) (8) kamu telah memotong leher temanmu dan mengatakan itu berkali-kali. Pada teks tersebut terdapat satuan lingual ber-PP2 yang menduduki fungsi objek, yakni leher temanmu. Frasa leher temanmu diidentifikasi sebagai objek karena merupakan penyerta pada objek. Selain itu juga merupakan wujud objek yang berupa nomina atau frasa nomina. Distribusi objek tersebut berada ditengah klausa. Keduanya sama-sama mengisi peran penderita. Kata leher temanmu dan langkahmu terbentuk dari kata nomina dan penambahan enklitik –mu yang merupakan kata ganti kamu yang tergolong pronominal persona kedua tunggal. Satuan lingual ber-PP2 pengisi fungsi atribut subjek. Atribut subjek adalah atribut yang berada sesudah atau sebelum subjek. Artinya posisi atribut kalimatnya tergolong kalimat nomina. Seperti contoh di bawah ini. (11) Teks ke-31 (IV:59) (7) Bila seseorang dari kamu memuji hal yang tidak pasti. Pada contoh di atas fungsi atribut subjek berada pada dari kamu. Diidentifikasi sebagai atribut subjek karena frasa dari kamu berada setelah kalimat nomina seseorang, jadi frasa tersebut bersifat nomina yang bersifat atributif dan memiliki unsur inti yang berupa nomina atau frasa nomina. Satuan lingual ber-PP2 pengisi fungsi keterangan. Keterangan merupakan unsur yang dimungkinkan dalam kalimat. Sebagai bagian kalimat, keterangan merupakan unsur inti, atau bukan bagian inti kalimat. Karena bukan bagian inti, keterangan boleh ada, boleh tidak ada. Keterangan ada yang berupa kata, berupa
10
frasa atau berupa klausa. Berikut contoh satuan lingual yang mengisi fungsi keterangan. (12) Teks ke-42 (IV:67-68) (5) dan ketika itu kami duduk bersama beliau. (13) Ke-47 (IV:74) (3) ejeklah mereka dan semoga Jibril bersamamu Dari contoh di atas terdapat satuan lingual ber-PP2 yang mengisi fungsi keterangan, yakni bersama beliau. Diidentifikasi sebagai keterangan karena kata bersama dapat digantikan kata dengan yang merupakan preposisi, sehingga berbunyi dengan beliau. Preposisi selalu menduduki fungsi keterangan sehingga kata bersama dan dengan bisa saling digantikan. Pada teks ke-47 terdapat kata bersamamu yang terdiri dari kata bersama dan enklitik –mu yang merupakan bentuk satuan lingual PP2 kamu yang diklasifikasikan sebagai pronomina persona kedua tunggal lekat kanan.
3. Tataran Peran yang Mengisi Satuan Lingual Ber-PP2 Peran atau makna adalah unsur yang bersangkutan dalam kalimat atau makna unsur pengisi fungsi sebuah kalimat. Dalam menganalisis makna unsurunsur kalimat juga berpijak dalam fungsi unsur kalimat. Analisis makna tidak selalu dilakukan terhadap kata secara terpisah, tetapi dilakukan terhadap kata-kata yang telah menduduki fungsi tertentu dalam sebuah kalimat. Jadi maknaa tidak terlepas dari fungsi sebuah kalimat. Berikut ada beberapa teks yang dianalisis yang mengisi peran tertentu yang disebutkan di bawah ini. Satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran pelaku. Peran pelaku adalah subjek kalimat yang mengisi peran pelaku, artinya unsur yang melakukan perbuatan yang disebutkan pada predikat. Di bawah ini satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran pelaku. (1) Teks ke- Ke-2 (I:11) Bila engkau bersedekah dan mengucapkan salam kepadaku (2) Ke-13 (II:106) (7) Celaka kamu, (8) kamu telah memotong leher temanmu, (3) Ke-14 (II:106) (8) Engkau telah menghancurkan atau memotong punggung orang itu (4) Ke-18 (II:106) (7) kasihanilah dirimu sendiri
11
Contoh analisis satuan lingual ber-PP2 di atas mewakili klausa yang mengisi peran pelaku pada teks ke-58 (IV:89) (4) saya mendatangi Nabi SAW. Terdapat satuan lingual yang mengisi peran pelaku, yakni saya. Kedudukan saya sebagai subjek, artinya subjek yang menjadi peran pelaku yang dijelaskan pada predikat mendatangi. Maksudnya pelaku melakukan suatu tindakan atau perbuatan yakni mendatangi Nabi SAW. Peran pelaku ini menduduki fungsi subjek karena merupakan unsur yang melakukan sesuatu yang dijelaskan predikat. Distribusi peran pelaku sebagai subjek tidak selalu berada diawal klausa, namun terkadang berposisi ditengah maupun diakhir klausa. Jadi peran pelaku selalu menduduki subjek dan berkaitan dengan predikat. Satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran pengalam. Peran pengalam adalah peran yang dinyatakan oleh kata atau frasa yang mengalami keadaan yang dinyatakan oleh predikatperan ini berdampingan dengan peran keadaan. Di bawah ini data teks ber-PP2 yang mengisi peran pengalam. (5) Teks ke-18 (II:168) (3) kami bersama Rasulullah SAW, (5) suara kami meninggi (6) Ke-18 (IV:62-63) (18) demi jiwaku yang ada ditangannya (7) Ke-51 (IV:78) (4) diriku jelek tak berguna (8) Ke-13 (II:106) (7) celaka kamu (9) Ke-15 (II:127) (2) Hati-hatilah kamu sekalian terhadap sangkaan Berdasarkan contoh di atas, terdapat satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran pengalam, yakni kami, suara kami, jiwaku, diriku, kamu, dan kamu sekalian. Misalnya pada contoh teks ke-51 (IV:78) (4) diriku jelek tak berguna. Terdapat satuan lingual yang mengisi peran pengalam, yakni diriku. Dikatakan peran pengalam karena kata diriku mengalami keadaan yang dinyatakan pada predikat, yakni jelek tak berguna. Dari data tersebut peran pengalam mengisi fungsi subjek, peran pengalam ini biasanya berdampingan dengan peran keadan, dan peran keadaan ini biasanya mengisi fungsi predikat. Jadi peran pengalam dan keadaan selalu berdampingan, seperti halnya subjek dan predikat, subjek sebagai pengalam, dan predikat sebagai keadaan yang dilakukan oleh pengalam.
12
Satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran perbuatan. Peran perbuatan dapat diidentifikasikan dengan mempertanyakan dengan kata sedang mengapa? Atau diapakan. Contoh klausa ber-PP2 yang mengisi peran perbuatan. (10) Teks ke-34 (IV:62:63) (8) Semoga Allah selalu membuatmu tertawa (11) Ke-34 (IV:62-63) (19) Setan tidak berani menemuimu dengan langkah yang panjang melebihi langkahmu (12) Ke-50 (IV:77) (6) Aku memberimu teka-teki tentang hal yang jelek Berdasarkan teks di atas terdapat satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran perbuatan, yakni membuatmu, menemuimu, dan memberimu. Unsur predikat klausa (teks ke-34) membuatmu, menemuimu yang mengisi peran perbuatan dengan fungsi predikat, teks ke-50 memberimu yang mengisi fungsi predikat. Satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran perbandingan. Peran perbandingan ditandai dengan penggunakan kata seperti, sebagai, antara, dll. Perbandingan juga menunjukkan kesamaan atau kemiripan. Data teks yang mengisi peran perbandingan. (13) Ke-20 (III:280) (13) bahwa di antara kamu berdua ada yang bohong (14) Ke-52 (IV:85) (4) Apabila salah seorang di antara kamu bersin Berdasarkan data teks terbut ditemukan kata diantara kamu yang mengisi peran perbandingan. Pada data teks ke-20 kata diantara kamu membandingan antara orang satu dengan satunya ada yang bohong, teks ke-51 membandingkan seseorang yang berkata ‘khabisa nafsi’, dan teks ke-52 menyatakan peran perbandingan antara orang yang satu dengan satunya ada yang bersin. Satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran kesertaan. Peran kesertaann adalah peran atau makna yang terdapat pada unsur klausa yang menyatakan seseorang ikut serta dalam suatu aktivitas perbuatan yang dilakukan oleh predikat. Di bawah ini data PP2 yang mengisi peran kesertaan. (15) Ke-42 (IV:67-68) dan ketika itu kami duduk bersama beliau (16) Ke-47 (IV:74) (4) ejeklah mereka dan semoga Jibril bersamamu Dari contoh di atas, ditemukan satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran kesertaan, yakni bersama beliau dan bersamamu. Contohnya pada teks ke-42 (IV:67-68) dan ketika itu kami duduk bersama beliau. Satuan lingualnya adalah
13
bersama beliau. Satuan lingual tersebut memiliki peran kesertaan karena menyatakan seseorang yang ikut serta dalam aktifitas yang dilakukan oleh predikat, yakni duduk. Satuan lingual bersama beliau dan bersamamu dapat digantikan dengan beserta, sehingga berbunyi beserta beliau dan bersertamu. Oleh sebab itu keduanya dikatakan satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran kesertaan. Satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran cara. Makna ‘cara’ biasanya menyatakan fungsi keterangan cara. Dikatakan keterangan cara karena dapat disisipi kata dengan yang merupakan makna cara. Seperti pada teks di bawah. (17) Teks ke-7 (5) wahai Rasulullah, Siapakah orang yang paling bahagia dengan pertolonganmu di hari kiamat Dari teks di atas, terdapat satuan lingual yang mengisi makna ‘cara’ dan menduduki fungsi keterangan cara, yakni dengan pertolonganmu. Makna cara ini biasanya merupakan makna perkecualian. Seperti pada teks ke-7 (5) menyatakan unsur klausa perkecualian, yakni orang-orang yang akan bahagia hanya orangorang yang mengucapkan La illaha illallah di hari kiamat. Kecuali, bagi orangorang yang tidak mengucapkan La illaha illallah di hari kiamat, ia tidak akan bahagia. Keterangan cara ini di belakang kata dengan merupakan Adjektifa dan enklitik –mu yang merupakan kata ganti orang kamu bentuk tunggal sehingga menjadi frasa dengan pertolonganmu yang mengisi peran cara atau perkecualian. Satuan lingual yang mengisi peran waktu. Peran waktu biasanya menjadi jawaban atas pertanyaan kapan atau bilamana. Peran waktu ini juga biasanya mengisi fungsi keterangan waktu. (18) Teks ke-7 (7) saya yakin tak seorangpun bertanya hal ini kepadaku sebelummu yang sangat ingin tahu Berdasarkan contoh di atas, makna tempat pada klausa teks ke-7 (7) ditunjukkan penggunaan frasa sebelummu yang terdiri dari sebelum dan enklitik – mu.
Frasa
sebelummu
dikatakan
mengisi
peran
waktu
karena
dapat
mempertanyakan kapan. Makna waktu pada kata sebelum juga dapat digantikan dengan, misalnya sekarang, pada saat itu, dll. Oleh sebab itu, frasa sebelummu mengisi peran waktu.
14
Hasil analisis satuan lingual yang mengandung PP2 pada TTH dalam penelitian ini ada tiga. Pertama, hierarki linguistik yang ditemukan yang mengandung PP2 adalah berupa kata dan frasa. Kategori kata yang berupa kata nomina dan kata verba, begitu pula dengan kategori frasa yang berupa frasa preposisi, frasa verba, frasa adjektiva, frasa nomina, frasa atributif dan frasa modifikatif. Kedua, Fungsi yang ditemukan oleh satuan lingual PP2 pada TTH meliputi fungsi subjek, predikat, objek, dan keterangan. Ketiga, Peran yang diisi oleh satuan lingual yang mengandung PP2 pada TTH meliputi peran pelaku, peran pengalam, peran tujuan/arah, peran cara/sifat, peran penjelas, peran keterangan waktu, peran kesertaan dan peran perbandingan. Hasil temuan terkait dengan wujud kategori, fungsi, dan peran pada satuan lingual ber-PP2 dalam penelitian ini sebagai berikut.
-
WUJUD
Nomina
KATEGOR I
KATA
Kamu Engkau Kamu sekalian
FUNGSI
PERAN
15
-
Subjek Objek Atribut subjek Keterangan
-
Pelaku Pengalam Perbuatan Perbandingan Kesertaan Cara waktu
-
WUJUD
Bersamamu Langkahmu Membuatmu Merahmatimu Pertolonganmu
- FN (frasa nomina) KATEGORI - FPrep (frasa preposisi) - FV (frasa verba) -- Fatrb Subjek (frasa atributif) - Objek - Atribut subjek - Keterangan
FRASA FUNGSI
-
PERAN
Pelaku Pengalam Perbuatan Perbandingan Kesertaan Cara Atribut
Dari hasil analisis dan temuan diatas terdapat perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini. Penelitian terdahulu yang dimaksud adalah Penelitian Icuk Prayogi (2012) dalam artikelnya tentang
“Klitik
Pronomina Dalam Bahasa Indonesia”. Adapun persamaan dan perbedaan dari penelitian Prayogi (2012) dengan penelitian ini. Persamaannya adalah keduanya meneliti pronominal persona. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak hanya meneliti klitik, namun lebih lengkap dan rinci.
16
Penelitian Alauddin (2008) berjudul “Pronomina Persona Bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan Jawa Timur”. Penelitian ini mengkaji bentuk pronomina persona bahasa Jawa dengan menggunakan tataran fungsi , bentuk, dan makna semantik. Terdapat persamaan dan perbedaan dalam penelitian Alauddin (2008) dengan penelitian ini. Persamaannya adalah keduanya meneliti pronomina persona. Adapun perbedaan dalam penelitian Alauddin selain menganalisisnya menggunakan tataran sintaksis juga menggunakan tataran semantik (makna). SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dihasilkan tiga simpulan. Pertama, hierarki linguistik yang ditemukan pada satuan lingual ber-PP2 adalah kata (nomina) dan frasa (preposisi, nomina, verba, atribut, dan modifikatif). Kedua, fungsi yang ditemukan oleh satuan lingual ber- PP2 meliputi fungsi (subjek, predikat, objek, atribut subjek, dan keterangan. Ketiga, peran yang diisi oleh satuan lingual ber-PP2 mengisi peran (pelaku, pengalam, perbuatan, perbandingan, kesertaan, cara, dan waktu). DAFTAR PUSTAKA Alauddin. 2008. Pronomina Persona Bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan Jawa Timur (Kajian Bentuk, Fungsi, dan Makna). Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: PT Rineka Cipta Prayogi, Icuk. 2012. “Klitik Pronomina dalam Bahasa Indonesia”. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. xvi, 121 p., bibl., ills., 29 cm. Lapoliwa, Hans. 1990. Klausa Pemerlengkapan dalam Bahasa Indonesia (Suatu Tinjauan Sintaksis dan Semantik. Yogyakarta: Kanisus (anggota IKAPI). Markhamah. 2010. Sintaksis 2 Keselarasan Fungsi, Kategori dan Peran dalam Klausa. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Press. _________. 2011. Ragam dan Analisis Kalimat Bahasa Indonesia. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Sukini. 2010. Sintaksis (Sebuah Panduan Praktis). Surakarta: Yuma Pustaka Zaidan, Dwi Rohman. 2011. Linguistik. http:bahasaIndonesia.com. Diakses pada selasa, 09 Mei 2015 pukul 20.34.
17