Penyelidikan Geolistrik Tahanan Jenis di Daerah Panas Bumi Pincara, Kabupaten Masamba – Sulawesi Selatan Oleh: Edi Suhanto dan Bakrun
Sari Pengukuran tahanan jenis dengan konfigurasi Schlumberger telah dilakukan di daerah panas bumi Pincara dengan cara mapping, sounding dan head-on. Secara geologi, daerah penyelidikan didominasi oleh batuan granitik di bagian barat dan vulkanik tua di bagian timurlaut. Pengukuran mapping pada bentangan arus AB/2 = 250m, 500m, 750m, dan 1000m memperlihatkan pola yang sama dimana tahanan jenis semu memiliki pola kelurusan kuat berarah baratdaya-timurlaut dengan nilai yang tinggi (> 1000 Ohm-m) di baratlaut dan berdegradasi merendah (sampai sekitar 200 Ohm-m) ke tenggara. Pola kelurusan baratdaya-timurlaut memiliki kemiringan yang tajam (nilai kontras) pada suatu lineasi berarah baratdaya-timurlaut dan lineasi ini memotong daerah manifestasi mata air panas Pincara. Lineasi ini kemungkinan berkaitan batas-batas struktur utama daerah ini yang berarah baratdaya-timurlaut. Nilai tahanan jenis semu yang berdegradasi ke tenggara ini kemungkinan mencerminkan keberadaan kontras tahanan jenis yang relatif besar dari batuan di bagian baratlaut struktur yang didominasi oleh batuan granitik dan dari bagian di tenggaranya diisi oleh batuan rombakan yang mengisi semacam struktur depresi. Data sounding memperlihatkan struktur tahanan di bagian baratlaut secara umum terdiri dari tiga lapisan: lapisan soil tipis 150 Ohm-m, lapisan 350-600 Ohm-m granit terlapukan dengan tebal sekitar 400 m, dan lapisan resistif > 1000 Ohm-m. Sedangkan struktur tahanan jenis di bagian tenggara secara umum juga tiga lapis terdiri dari lapisan soil tipis, lapisan selang-seling antara sekitar 200 – 350 Ohm-m dengan tebal mencapai sekitar 400 m yang merupakan batuan rombakan pengisi depresi, dan lapisan resistif > 700 Ohm-m berkaitan dengan batuan granit (?). Pola tahanan jenis semu tidak mengindikasikan adanya nilai tahanan jenis rendah di sekitar daerah mata air panas dan/atau sekitarnya yang biasanya berkaitan dengan proses alterasi hidrotermal. Oleh karena itu, sebaran daerah prospek sulit diperkirakan dari data tahanan jenis. Data head-on memperlihatkan suatu lineasi struktural berarah baratdayatimurlaut dan berimpit dengan batas kontras tahanan jenis semu. I. Pendahuluan Daerah panas bumi Pincara terletak di Kabupaten Masamba, Provinsi Sulawesi Selatan (Gambar 1). Keberadaan daerah panas bumi Pincara ditandai oleh kemunculan dua mata air panas di Desa Pincara bersuhu sekitar 83 oC pada batuan granit. Daerah ini secara umum berlingkungan granitik meski terdapat batuan vulkanik sebagai batuan tertua. Dapat dikatakan bahwa daerah ini merupakan salah satu dari daerah panas bumi non-vulkanik yang ada di Indonesia. Penyelidikan geolistrik tahanan jenis dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan di daerah ini sebagai salah satu metode yang diterapkan pada penyelidikan terpadu, dengan tujuan untuk mempelajari struktur tahanan jenis daerah penyelidikan terutama dalam membantu membatasi daerah prospek panas bumi. Tulisan ini memuat hasil penyelidikan tersebut menyangkut pengukuran lapangan, peta-peta tahanan jenis, struktur tahanan jenis, dan interpretasi yang mengarah apakah prospek panas bumi daerah dapat dilihat dari data Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
geolistrik seperti halnya pada daerah panas bumi non-vulkanik lainnya.
Daerah Penyelidikan Palopo
Makassar
Gambar 1. Peta indeks lokasi daerah penyelidikan
19 - 1
II. Geologi Daerah Penyelidikan Daerah penyelidikan didominasi oleh batuan granit berumur Tersier dari tengah ke utara kecuali di timurlautnya yang terisi oleh satuan tertua yakni satuan vulkanik G. Loppeng berumur Tersier. Di tengah diisi oleh batuan sedimen Kuarter dan sebagian besar bagian selatannya oleh satuan aluvium (lihat tulisan mengenai geologi daerah ini). Keberadaan dua struktur sesar yang saling berpotongan di sekitar mata air panas Pincara yang masing berarah baratlaut-tenggara dan hampir utara-selatan diduga bertanggung-jawab terhadap kemunculan manifestasi panas bumi tersebut. III. Hasil Penyelidikan 3.1 Pengukuran di Lapangan Pengukuran dibagi dalam tiga cara; pertama dengan cara mapping dengan bentangan arus AB/2 250 m, 500 m, 750 m, dan 1000 m; kedua dengan cara sounding mulai bentangan arus AB/2 1.6 m sampai dengan 2000 m; dan ketiga dengan cara head-on yang merupakan cara kombinasi antara konfigurasi Schlumberger dan dipol, dilakukan pada dua lintasan untuk menegaskan keberadaan struktur yang diduga mengontrol kemunculan manifestasi panas bumi Pincara. 3.2 Peta Tahanan Jenis Semu a. Peta tahanan jenis semu AB/2=250m Peta tahanan jenis semu pada bentangan AB/2=250 m (Gambar 2) memperlihatkan kecenderungan ke arah tenggara nilai tahanan jenis semu makin rendah. Anomali tinggi berada di baratlaut dengan nilai kontur terbesar > 800 Ohm-m, kemudian ke arah tenggara tahanan jenis secara berangsur mengecil sampai < 200 Ohm-m. Nilai kontur <200 Ohm-m menempati hampir setengah dari luas daerah penyelidikan, dengan kontur tahanan jenis membuka ke arah tenggara. Tahanan jenis semu 200 - 500 Ohm-m yang berada di bagian tengah daerah penyelidikan mempunyai kontur membuka ke arah baratlaut dengan penyebaran yang cukup luas. Selanjutnya adalah tahanan jenis semu 500 – 1000 Ohm-m, kontur membuka ke arah barat, timurlaut. Dengan kecenderungan kontur yang mengecil ke arah tenggara dan dengan kontras resistivitas yang cukup besar di tengah daerah penyelidikan, kontras tersebut kemungkinan karena perbedaan litologi di bagian tengah daerah penyelidikan dengan arah baratdaya-timurlaut.
Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
b. Peta tahanan jenis semu AB/2=500m Pola kontur tahanan jenis semu AB/2= 500 m (Gambar 3) hampir sama dengan pola kontur pada bentangan AB/2=250 m, kecuali adanya nilai kontur tahanan jenis semu tinggi >1000 Ohm-m berupa spot-spot di bagian barat dan utara. Kontur yang mempunyai nilai tahanan jenis semu 500-1000 Ohm-m penyebarannya cukup luas menempati bagian baratlaut daerah penyelidikan dengan kontur membuka ke arah baratlaut. Nilai tahanan jenis semu 200-500 Ohm-m terdapat di bagian tengah daerah penyelidikan dengan penyebaran memanjang dari tenggara ke timurlaut. Penyebaran tahanan jenis semu <200 Ohm-m masih tetap ke arah tenggara dengan luas makin mengecil. Kerapatan tahanan jenis semu yang terdapat diantara 200 – 500 Ohm diduga merupakan batas litologi batuan. c. Peta tahanan jenis semu AB/2=750m Peta sama tahanan jenis semu yang mempunyai nilai kontur > 1000 Ohm-m berada di ujung bagian baratdaya dan di bagian utara seperti pada peta-peta sebelumnya. Sebaran tahanan jenis semu 500-1000 Ohm-m makin luas bila dibandingkan dengan peta tahanan jenis semu sebelumnya, kontur tahanan jenis membuka ke arah timurlaut, utara dan baratlaut (Gambar 4). Tahanan jenis semu 200-500 Ohm-m berada di bagian tengah dengan kecenderungan baratdayatimurlaut dan terdapat pola kontur tertutup <500 Ohm-m di sebelah barat air panas Pincara diantara lintasan C dan F, kalau diamati diantara nilai kontur tersebut terdapat perbedaan yang cukup mencolok yaitu harga tahanan jenis semu ke arah tenggara menurun tajam. Tahanan jenis semu <200 Ohm-m terdapat di bagian tenggara daerah penyelidikan dengan kontur membuka ke arah tenggara dan luas yang lebih kecil. d. Peta tahanan jenis semu AB/2=1000m Kontur tahanan jenis semu >1000 Ohm-m penyebarannya lebih luas bila dibandingkan pada betangan AB/2=750 m. Kontur tahanan jenis semu 500 – 1000 Ohm-m penyebarannya mengikuti pola kontur tahanan jenis semu >1000 Ohm-m dengan pola membuka ke arah timurlaut dan baratdaya. Di bagian tengah daerah penyelidikan terdapat dua buah pola kontur tertutup dengan nilai kontur < 600 Ohm-m dan > 700 Ohm-m yaitu di antara titik amat C-5000, C5500, D-6000, dan titik amat C-4500 dan B4000. Kontur rapat umumnya berada di bagian tengah daerah penyelidikan, pada kisaran 19 - 2
1000
C2500
9726000
500 0 70
Northing (m) UTM_WGS 84
E6000
100 0 700 500
E6500 E7000
Paladan
F5500
Taliasa
F6000 F6500
G-5500
ra so
Buntu Patokoan
F7000
20 0
Sa lu
G-6000 G-6500 Buntu Porodoa
Buntu Timbori
G-7000
9721000 Tondoktua
C6500 Porodos
E4000
C7000 E4500
Buntu Kopanda
D5500
9720000 203000
D6000
E5150
F3500
E5500
F4000
204000
205000
206000
207000
208000
209000
210000
211000
Easting (m) UTM_WGS 84
D6500 E6000
F4500
G-3500
D7000
Uraso
G-4000 G-4500
C6000
200
D4500
0 50
G-3000
D6500
F4500 Karawak
G-3500 00 10
G-5000
F2500
G-2500
E5500
F4000
G-3000 00 10
D6000
E5150
F3500
G-2500
Sumillin
9722000
C5500 D4000
F2000
9723000
D5500
700 F3000
B6000
D3500 E3000
F3000
C7000
E4500 G-2000
U
E2500
G-2000
C6500
Tapoci
B5500 C5000
E3500
9724000
C6000
Sepakat
E4000 F2500
ba Masam
9725000
C5500 D4000 D4500
F2000
9724000
B6000
D3500 700
E3500
B5000
D3000
B5500 C5000
E2500 500
200
B5000 C4500
E3000
0 20
B4500
C4500
700
500
9725000
500
A5000 B4500
C3900
D3000
C3900 D2500
700 B4000
C3500
D2500
9723000
A5000
A4500
C3000
Salu
B4000 C3500
A4000 B3500
Buttu Leppong
A4500
C3000
Buttu Barusitombon
A3500
B3000
1000
700
A4000 B3500
9726000
C2000
Northing (m) UTM_WGS 84
50 0
A3500 B3000
A-3000 1000
B2500 ng da an Mog
B2500
C2500
lle
B2000
lu Sa
A-3000
C2000 50 0
9727000
ne wan Lo
9727000
lu Sa
A-2500 B2000
A-2500 lu Pe
Sa
Buttu Galinggang
lu
700 A-2000
50 0
A-2000 Balakala
Salu Pawa
9728000
Salu Balease
9728000
tahanan jenis semu 300 – 600 Ohm-m. Kontur tahanan jenis 200 – 500 Ohm-m mempunyai pola memanjang berarah baratdaya-timurlaut, pola kontur tersebut diikuti oleh tahanan jenis <200 Ohm-m dengan penyebaran yang makin mengecil.
D7000
< 200 Ohm-m
Mata air panas
E6500 G-4000
E7000
F6000
200
G-5000 9722000
A3000
200 Ohm-m s.d 500 Ohm-m
F5500
G-4500
Titik pengamatan
500 Ohm-m s.d 1000 Ohm-m
Jalan raya, jalan desa
> 1000 Ohm -m
Sungai
F6500
G-5500
F7000
G-6000 G-6500 G-7000
9721000
9720000 203000
204000
205000
206000
Gambar 4. Peta tahanan jenis semu AB/2=750m
207000
208000
209000
210000
211000
Easting (m) UTM_WGS 84
10 00
1039
10 00
Balakala
1234
Sa lu
Buttu Galinggang
lu Sa
ne wan Lo
500 Ohm-m s.d 1000 Ohm-m
Jalan
853
9727000
979
ng da an Mog
887
1004
620
971
alu
323 571
700
246
675
779
Sa
Buttu Galinggang
u Sal
646
497
ne wan
1000 578 823
700
622
42
Buntu Patokoan
u Sal
44
10 00 70 0
200
74
9721000
Buntu Timbori
59
Tondoktua
278
52
Porodos
Sepakat Buntu Kopanda
89
Tapoci
9720000 203000
109
348
228
89
42
Uraso
ba Masam
48
160
209000
210000
211000
Mata air panas A3000
200 Ohm-m s.d 500 Ohm-m
75
250
208000
< 200 Ohm-m
28
Paladan
500 Ohm-m s.d 1000 Ohm-m 41
98
Ura so
0 20
207000
41
313
Taliasa
206000
23
Karawak
Salu
356
205000
Easting (m) UTM_WGS 84
159
269
1037
204000
85
175
508
672
Sumillin
9722000
44 165
116
606
0 70 500
Taliasa
46
207
493 630
00 10
97
Ura
295 0 50
629
9723000
32
Paladan
Buntu Porodoa
414
1047
730 700
52
541
129
700 713
44
Uraso
50 0
544
492
73 55
Karawak
25
632
700
9722000
201
478
1000
261
437
285
200
281
467
9725000
189
366
1308
674
102
220
529
855
244
458 500
84 123
365 747
369
646
Buttu Leppong
9724000
659
59 Sepakat
Sumillin
9723000
145 366
Tapoci
772
50 0
ng da
lu Salu Pawa
683
510
568
1000 918
479
700
324
842
ba Masam Salu
an Mog
704
9726000
Buttu Barusitombon
473
lu Sa
778
Northing (m) UTM_WGS 84
lle
644
1502
9724000
97
694
so
Lo
9727000
1110
lu Pe
332
921
10 00
Northing (m) UTM_WGS 84
Salu Balease
911 Balakala
200
211
561
9728000
500 337
918 558
Buttu Leppong
9725000
669
700
686
10 00
Salu Paw
9726000
Buttu Barusitombon
622
lu Sa
1192
Gambar 2. Peta tahanan jenis semu AB/2=250m
lle
675
Sungai
> 1000 Ohm -m
Pe
700
70 0
Titik pengamatan
Salu Balease
9728000
Mata air panas A3000
10 00
< 200 Ohm-m 200 Ohm-m s.d 500 Ohm-m
Sa lu
24
Buntu Patokoan
> 1000 Ohm -m
Titik pengamatan Jalan raya, jalan desa Sungai
45
45 Buntu Porodoa
Buntu Timbori
70
9721000
Gambar 5. Peta tahanan jenis semu AB/2=1000m
Tondoktua
Porodos Buntu Kopanda
9720000 203000
204000
205000
206000
207000
208000
209000
210000
211000
Easting (m) UTM_WGS 84
< 200 Ohm-m 200 Ohm-m s.d 500 Ohm-m
Mata air panas A3000
Titik pengamatan
500 Ohm-m s.d 1000 Ohm-m
Jalan raya, jalan desa
> 1000 Ohm -m
Sungai
Gambar 3. Peta tahanan jenis semu AB/2=500m
Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
19 - 3
3.3 Penampang Tahanan Jenis Semu Penampang tahanan jenis semu diplot terhadap kedalaman AB/4 dengan anggapan penetrasi arus mencapai kedalaman tersebut.
arah tenggara tahanan mengecil (<100 Ohm-m).
jenis
semu
makin
PENAMPANG TAHANAN JENIS SEMU LINTASAN C Tenggara
a. Lintasan A Nilai kontur tahanan jenis semu 500-1000 Ohmm terdapat di permukaan berada di antara titik amat A-2000 sampai A-5000 (Gambar 6). Tahanan jenis semu di bagian baratlaut membesar sampai >1000 Ohm-m. Tahanan jenis semu yang mempunyai nilai 500 - <300 Ohm-menempati bagian timulaut dengan lineasi kontur secara umum hampir tegak, interval kontur pada penampang ini adalah 100 Ohm-m. PENAMPANG TAHANAN JENIS SEMU LINTASAN A
Baratlaut
Tenggara A 1000
A 1500
A 2000
A 2500
691
Kedalaman AB/4 (m)
821 911
0
1110 956 1111 1039 1234
A 3000
A 3500
A 4000
588
544
474
497
473
479
568
520
979
660
A 4500
A 5000
524
186
659
244
A 5500
A 6000
5500
6000
666 602 620
337
4500
5000
669
627
-500
707 684
Kedalaman AB/4 (m)
Baratlaut C 2000
C 2500
546
435
C 3000
C 3500
557
369
778
704 802
1192
887
646
458
840
586
415
283
175
544
295
207
674 971
558
657
336
255
732
322
300
724
372
317
771
382
360
830
403
398
571 829 933 924 930
-1000 1500
2000
2500
3000
3500
94 116 126
489
-500
C 6000
C 5500
C 5000
C 4500
440
0 1016
C 3900
4000
145
C 6500
C 7000
60
82
52
89
52
86
59
84
6500
7000
C 7500
435
949
427
4500
5000
5500
6000
7500
Jarak Datar (m)
0
100
300
500
700
900
1100
1300
1500
( Ohm-m )
Gambar 8. Penampang tahanan jenis semu Lintasan C
d. Lintasan D Pada penampang ini tahanan jenis semu secara keseluruhan mengecil mulai dari tahanan jenis semu >500 sampai <200 Ohm-m di bagian tenggara (Gambar 9). Pola kontur umumnya masih miring ke arah timurlaut. Di permukaan tahanan jenis semu bervariasi antara 200 - <500 Ohm-m di bagian baratlaut, kemudian berangsur mengecil ke arah tenggara <200 Ohm-m.
700
-1000 1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
PENAMPANG TAHANAN JENIS SEMU LINTASAN D
Jarak Datar (m) Baratlaut
0
100
300
500
700
900
1100
1300
Tenggara
1500
( Ohm-m )
D 1500
D 2000
D 2500 D 3000
D 3500
D 4000
449
550
389
478
713
414
497
779
496
368
Kedalaman AB/4 (m)
Gambar 6. Penampang tahanan jenis semu
LintasanA
0
467 601 675
D 4500
D 5000
510
694
D 6000
D 6500
87
79
36
109
85
23
113
88
60
278 308
561
D 5500
184
123
102
73
5500
6000
6500
366
-500
D 7000
D 7500
D 8000
7500
8000
50 42 41 44
386 424 449 425
b. Lintasan B Umumnya pola kontur mengecil ke arah tenggara, dari penampang ini (Gambar 7) terlihat nilai kontur makin ke dalam semakin membesar dengan nilai kontur tertinggi (>1000 Ohm-m). Pada penampang ini terlihat mempunyai kontur yang agak rapat pada nilai kontur 500 – 1000 Ohm-m dengan kemiringan ke arah tenggara. Kisaran tahanan jenis semu di permukaan antara 100 – 500 Ohm-m. PENAMPANG TAHANAN JENIS SEMU LINTASAN B Baratlaut
Kedalaman AB/4 (m)
B 1000
Tenggara B 1500
0
B 2000
B 2500
385
415
646
578
841
973
853
675
B 4500 B 3000
B 3500
B 4000
248
683
559
519
281
823
683
622
320
984
660
764
323
1004
686
B 5000
B 5500
140
122
B 6500
B 7000
6500
7000
68 201
129
258
160
74 74 246
211 97
723
-500
B 6000
-1000 1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
7000
Jarak Datar (m)
0
100
300
500
700 900 ( Ohm-m )
1100
1300
1500
Gambar 9. Penampang tahanan jenis semu Lintasan D
e. Lintasan E Penampang lintasan E di permukaan bervariasi mulai dari tahanan jenis semu <700 sampai dengan < 200 Ohm-m dengan kemiringan ke arah tenggara (Gambar 10). Di bagian bawah pada penampang ini mempunyai harga tahanan jenis semu > 700 Ohm-m berada di tenggara di bawah titik amat E-2500 sampai E-4000. Ke arah tenggara tahanan jenis mengecil dengan harga tahanan jenis 200 – 500 Ohm-m dan tahanan jenis <200 Ohm-m.
782 1007 1073
PENAMPANG TAHANAN JENIS SEMU LINTASAN E
1190
-1000 1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
100
300
500
700 900 ( Ohm-m )
1100
1300
1500
Gambar 7. Penampang tahanan jenis semu Lintasan B
Kedalaman AB/4 (m)
E 1500
0
Tenggara
Baratlaut
Jarak Datar (m)
E 2000
0
E 2500
E 3000
348
351
632
492
776
578
921
644
E 3500
E 4000
552
E 4500
E 5150
E 5500
266
166
143
348
175
159
346
200
162
365
220
189
405 629 493 818 522 842 568
-500
E 6000
E 6500
E 7000
113
35
31
89
41
28
33
79
29
55
52
32
6000
6500
7000
E 7500
E 8000
7500
8000
200 212 201 243
c. Lintasan C Perlapisan umumnya masih miring kearah tenggara dengan kerapatan yang sudah agak melebar (Gambar 8). Kontur rapat 500-1000 Ohm-m yang berada di bagian tengah bergeser ke arah baratlaut, dan nilai kontur tinggi (>1000 Ohm-m) di bagian baratlaut berangsur mengecil ke arah tenggara. Seperti lintasan sebelumnya ke Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
-1000 1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
Jarak Datar (m)
0
100
300
500
700 900 ( Ohm-m )
1100
1300
1500
Gambar 10.Penampang tahanan jenis semu Lintasan E
f. Lintasan F Pada penampang ini tahanan jenis semu di permukaan mempunyai variasi tahanan jenis semu > 1000 Ohm-m sampai 500 Ohm-m di 19 - 4
S.Baliase 200
C3900
C5500
C5000
C4500
150
125
140
0
130
0
350 600
350
200
-200
-200
200 1600
-400
1600
Ketinggian ( meter )
200
Ketinggian ( meter )
bagian baratlaut berangsur mengecil ke arah tenggara tahanan jenis semu 500 – 200 Ohm-m sampai < 200 Ohm-m (Gambar 11). Kemiringan perlapisan mengarah ke tenggara dengan lineasi hampir tegak lurus.
-400
1100 950
PENAMPANG TAHANAN JENIS SEMU LINTASAN F
Kedalaman AB/4 (m)
Baratlaut
Tenggara
F2000
F2500
F3000
487
502
630
606
702
702
772
747
905
0
1047 1310 1502
-500 1500
2000
2500
3000
F3500
F4000
F4500
394
219
172
96
508
269
228
75
F 5000
F 5500
489
309
234
83
529
366
261
97
3500
4000
4500
5000
F 6000
F 6500
45
42
48
41
46
35
44
42
6000
6500
5500
F 7000
45
100
300
500
700 900 ( Ohm-m )
1100
1300
200 - 350 Ohm-meter 950 - 1600 Ohm-meter
48 44
7000
7500
Jarak Datar (m)
0
125 - 150 Ohm-meter 350 - 600 Ohm-meter
F 7500
44
1500
Gambar 13. Penampang model tahanan jenis sepanjang Lintasan C
Gambar 11. Penampang tahanan jenis semu Lintasan F
g. Lintasan G Di permukaan tahanan jenis semu bervariasi antara >700 Ohm-m di bagian baratlaut sampai <200 Ohm-m di bagian tenggara (Gambar 12). Tahanan jenis semu tinggi >1000 Ohm-m berada di bawah titik amat G-3000. Harga tahanan jenis semu di tengah lintasan mempunyai trend kemiringan kearah tenggara. PENAMPANG TAHANAN JENIS SEMU LINTASAN G Tenggara
G2000
G2500
566
640
730
672
825
733
0
918
855
G3000
G3500
G4000
G 4500
G 5000
G 5500
G 6000
819
242
236
172
119
96
27
1037
356
313
250
160
98
24
1196
430
418
329
235
140
30
1308
437
541
369
285
165
25
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
G 6500
G 7000
42
73
45
70
41
65
46
59
6500
7000
-500
1500
G 7500 0
Kedalaman AB/4 ( m )
Kedalaman AB/4 ( m )
Baratlaut
-500
2000
2500
7500
Jarak Datar (m)
0
100
300
500
700 900 ( Ohm-m )
1100
1300
1500
Gambar 12. Penampang tahanan jenis semu LintasanG
3.5 Struktur Head-on a. Pada Lintasan C Struktur yang diperkirakan pada lintasan ini terdapat pada kedalaman bentangan AB/2=200 m dan tidak menerus kedalam lagi. Terdapat perbedaan nilai tahanan jenis semu yang menyolok antara titik amat C-4600 dengan C4800 dan dengan trend kontur tahanan jenis semu denga sudut yang cukup tajam (diskontinuitas tahanan jenis semu). Akan tetapi data head-on tidak mengindikasikan suatu struktur pada titik tersebut, sehingga hal ini diduga akibat perbedaan litologi antara batuan resistif (granit) di bagian baratlaut dengan batuan yang kurang resistif di bagian tenggara (batuan rombakan). Sungai Baliase
Barat
Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
200
Timur
C 3700 C 4000
Kedalaman AB/4 (m)
3.4 Penampang Model Tahanan Jenis Data sounding memperlihatkan struktur tahanan di bagian baratlaut secara umum terdiri dari tiga lapisan: lapisan soil tipis harga 125-150 Ohm-m, lapisan 350-600 Ohm-m granit terlapukan dengan tebal sekitar 400 m, dan lapisan resistif > 1000 Ohm-m. Sedangkan struktur tahanan jenis di bagian tenggara secara umum juga tiga lapis terdiri dari lapisan soil tipis, lapisan selangseling antara sekitar 200 – 350 Ohm-m dengan tebal mencapai sekitar 400 m yang merupakan batuan rombakan pengisi depresi, dan lapisan resistif > 700 Ohm-m berkaitan dengan batuan granit (?).
C 4300
C 4800 C 4500
C 5300
C 5000
0
-200
-400
3700
3900
4100
4300
4500
4700
4900
5100
5300
Jarak Datar (m) Ohm-m 150
250
350
450
550
650
750
850
Gambar 14. Penampang tahanan jenis semu dan struktur Head-on Lintasan C
b. Pada Lintasan G Di lintasan ini terdapat tiga buah struktur yang diperkirakan berarah timurlaut- baratdaya, struktur yang paling dalam berada di bawah titik amat G-5900 dan struktur ini menurut geologi adalah sesar Balease. Terdapat diskontinuitas tahanan diantara titik amat G-5700 dan G-5800, hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya perbedaan litologi batuan.
19 - 5
Barat
Timur
Sungai Baliase G6800
Kedalaman AB/4 (m)
200 G 5200
G 5500
G 5700
G6000
G6200
6000
6200
G6500
0
-200
-400 5200
5400
5600
5800
6400
6600
6800
Jarak Datar (m) Ohm-m 10
30
50
70
90
110
Gambar 15. Penampang tahanan jenis semu dan struktur Head-on pada Lintasan G
IV. Simpulan • Pola kelurusan baratdaya-timurlaut memiliki kemiringan yang tajam dan memotong daerah manifestasi mata air panas Pincara merupakan berkaitan batas-batas struktur utama. • Nilai tahanan jenis semu yang berdegradasi ke tenggara ini mencerminkan keberadaan kontras tahanan jenis yang relatif besar dari batuan di bagian baratlaut struktur yang didominasi oleh batuan granitik dan dari bagian di tenggaranya diisi oleh batuan rombakan yang mengisi semacam struktur depresi. • Struktur tahanan di bagian baratlaut secara umum terdiri dari tiga lapisan: lapisan soil tipis 150 Ohm-m, lapisan 350-600 Ohm-m granit terlapukan dengan tebal sekitar 400 m, dan lapisan resistif > 1000 Ohm-m. • Struktur tahanan jenis di bagian tenggara secara umum juga tiga lapis terdiri dari lapisan soil tipis, lapisan selang-seling antara sekitar 200 – 350 Ohm-m dengan tebal
Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
mencapai sekitar 400 m yang merupakan batuan rombakan pengisi depresi, dan lapisan resistif > 700 Ohm-m berkaitan dengan batuan granit (?). • Pola tahanan jenis semu tidak mengindikasikan adanya nilai tahanan jenis rendah di sekitar daerah mata air panas dan/atau sekitarnya yang biasanya berkaitan dengan proses alterasi hidrotermal. • Seperti banyak di tempat lain di daerah nonvulkanik, di daerah ini data tahanan jenis tidak dapat memperkirakan sebaran daerah prospek panas bumi. • Data head-on memperlihatkan suatu lineasi struktural berarah baratdaya-timurlaut dan berimpit dengan batas kontras tahanan jenis semu dan struktur Baliase.
Daftar Pustaka Bakrun. 2004, Penyelidikan Terpadu Geologi, Geokimia dan Geofisika di daerah Panas Bumi Marana-Marawa, Kab. Donggala, Sulawesi Tengah. Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (tidak dipublikasikan) Sriwidodo, 2002, Penyelidikan Terpadu Geologi,Geokimia dan Geofisika di daerah panas bumi Parrara, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (tidak dipublikasikan) Telford and Sheriff, 1990, Applied Geophysics, Cambridge University
19 - 6