SANITASI KERETA API EKONOMI PASUNDAN DAN KELUHAN KESEHATAN PENUMPANG Sanitation Pasundan Economic Train and Health Complaints Eta Deviyanti dan Corie Indria Prasasti Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Email :
[email protected]
Abstrak: Kereta api merupakan sarana trasportasi yang sangat diminati oleh masyarakat, sehingga diperlukan pengawasan sanitasi. Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan sanitasi kereta api dengan keluhan kesehatan yang dirasakan oleh penumpang. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Sampel terdiri 86 orang yang diambil dari populasi 636 dengan cara purposive sampling. Variabel penelitian adalah sanitasi (pengelolaan sampah, toilet, penyediaan air bersih, pengendalian vektor dan pengelolaan air limbah) dan keluhan kesehatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kereta Api Ekonomi Pasundan jurusan Surabaya-Bandung memenuhi syarat yaitu kondisi fisik kereta api, penyediaan air bersih, pengendalian vektor, dan pengelolaan limbah cair. Sampah dan toilet tidak memenuhi syarat. Keluhan kesehatan yang sering dirasakan oleh penumpang adalah mual. Pada penelitian ini diperlukan pengawasan manajemen di Kereta Api Ekonomi Pasudan SurabayaBandung, untuk menyediakan tempat sampah berukuran besar, tertutup, dan melakukan pembersihan minimal 3 kali selama perjalanan.
Kata kunci : sanitasi, kereta api, keluhan kesehatan
Abstract: Train is one of public transportation that the most preferred by the community, so required sanitation monitoring. The objectives of this research was to describe train sanitation and passenger health complaints. This was descriptive study with cross sectional design. The samples were 86 people taken from 636 population using purposive sampling. The variables were sanitation (waste treatment, toilet, water supply, vector control, and waste water treatment), and health complaint. The results showed that Pasundan Economic Train, destination of Surabaya-Bandung, had meet the requirements, such as physical condition, water supply, vector control, and liquid waste treatment. Waste and toilet did not meet the requirements. Health complaints are often perceived were nausea. Therefore, it is needed management monitoring of Pasundan Economic Train destination of Surabaya-Bandung to provide large covered trash and to do cleaning at least 3 times during the trip.
Keywords: sanitation, train, health complaints
13
14
Perspektif jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 1, No. 1 Januari 2015: 13–24
PENDAHULUAN Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, mengatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap orang memiliki hak untuk meningkatkan derajat kesehatan. Salah satu usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan yaitu dengan meningkatkan sanitasi tempat – tempat umum. Sanitasi tempat-tempat umum menurut Mukono (2011), merupakan problem kesehatan masyarakat yang cukup mendesak. Karena tempat umum merupakan tempat bertemunya segala macam masyarakat dengan segala penyakit yang dipunyai oleh masyarakat. Oleh sebab itu tempat umum merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama penyakit yang medianya makanan, minuman, udara dan air. Pengawasan Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tidak terawatnya tempat-tempat umum yang mengakibatkan timbul dan menularnya berbagai jenis penyakit (Suparlan, 2012). Salah satu tempat umum yang memerlukan pengawasan dalam hal sanitasi adalah sarana trasportasi. Sarana transportasi merupakan sarana yang memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu Negara dan derajat kesehatan. Hal ini dikarenakan bahwa didalam sarana transportasi terdapat kegiatan dimana orang banyak berkumpul dan mengadakan interaksi pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Sarana transportasi dibedakan menjadi 3 bagian yaitu transportasi darat, laut, dan udara. Sarana transportasi darat merupakan sarana yang banyak diminati masyarakat, salah satu sarana transportasi darat yang paling diminati adalah kereta api. Kereta api merupakan angkutan transportasi masal yang digunakan masyarakat untuk menghindari kemacetan. Kereta api memiliki beberapa jenis yaitu kereta api eksekutif, bisnis dan ekonomi. Jenis kereta api yang dominan digunakan masyarakat pada saat ini adalah kereta api ekonomi karena biayanya yang relatif terjangkau. Kereta Api Ekonomi Pasundan
terdiri dari beberapa gerbong dengan kapasitas 106 penumpang per gerbong, sehingga diperlukan pengawasan sanitasi. Upaya sanitasi setiap gerbong dilakukan agar masyarakat yang menggunakan Kereta Api Ekonomi Pasundan tetap terjaga kesehatanya. Sanitasi dan fasilitas yang ada di kereta api terkadang tidak memenuhi syarat, seperti keadaan toilet yang kurang bersih ataupun bau toilet yang kurang sedap, AC yang tidak bekerja maksimal sehingga suhu yang berada di dalam kereta api panas sedangkan ventilasi seperti jendela sulit dibuka dan kebersihan kurang terjaga. Sanitasi dan fasilitas yang tidak memenuhi syarat dapat mempengaruhi kesehatan para penumpang. Keluhan yang dirasakan oleh penumpang menurut penelitian sebelumnya adalah pusing, iritasi mata bahkan ada penumpang yang pingsan (Rukmanesia, 2012). Hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan didapatkan bahwa dari 5 Kereta Api Ekonomi yaitu Logawa, Sri Tanjung, Mataremaja, Gayabaru dan Pasundan, seluruhnya memiliki keluhan sanitasi yang tidak memenuhi syarat yaitu berupa adanya serangga (kecoa), ketersediaan air, dan kamar mandi mengeluarkan bau yang tidak sedap. Keluhan kesehatan yang pernah dialami penumpang adalah mual, muntah, pegalpegal, kaki kram atau kesemutan, bahkan ada yang mengalami masuk angin. Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api. Gerbong adalah sarana perkeretaapian yang ditarik dan/ atau didorong lokomotif digunakan untuk mengangkut orang ataupun barang (Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian). Menurut Departemen RI tahun 1983 persyaratan lantai gerbong kereta api harus memenuhi syarat yang telah ditentukan yaitu lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, konstruksi rata tetapi tidak licin, bebas dari lubang-lubang yang membahayakan, dan mudah dibersihkan. Persyaratan dinding yang harus dipenuhi yaitu: terbuat dari bahan yang
Eta Deviyanti dan Corie I Prasasti, Sanitasi Kereta Api Ekonomi
kuat dan rapat air, rata dan mudah dibersihkan, lapisan luar dibuat dari logam sedangkan pada lapisan dalam dibuat dari bahan penahan panas, lapisan luar dan lapisan dalam dinding dan langit-langit harus mempunyai jarak minimum 2,5 cm. Persyaratan pintu yang harus dipenuhi yaitu: terbuat dari bahan yang kuat dan tidak mudah rusak, tinggi minimum 180 cm, lebarnya minimum 70 cm, mempunyai kunci dan pegangan untuk membuka dan menutup baik dari luar maupun dari dalam, sebaiknya terdiri dari dua pintu. Persyaratan jendela yang harus dipenuhi yaitu: terbuat dari kaca yang tebal dengan maksud agar selama perjalanan kereta api mendapat cahaya alam untuk penerangan ruangan dalam kereta api tersebut, luas jendela seluruhnya minimal 10% dari luas lantai, harus dapat dibuka dan ditutup, letak jendela memanjang sesuai dengan bentuk kereta. Persyaratan langit-langit yang harus dipenuhi yaitu: harus dalam keadaan bersih dan mudah dibersihkan, kurang lebih tinggi 2,5 m dari lantai. Persyaratan tempat duduk yang harus dipenuhi yaitu: terbuat dari bahan yang kuat, panjangnya sekitar 1 m untuk 2 orang, mempunyai tempat bersandar yang panjangnya sesuai dengan panjang tempat duduk dengan tinggi 65 cm. Persyaratan persambungan kereta api perlu diperhatikan yaitu: sambungan harus kuat dan tidak bisa dilepas oleh orang yang tidak bertanggung jawab dan memakai alat yang khusus, pada bagian atas dan samping sambungan harus tertutup dengan kain yang disebut kain harmonium, pada bagian lantai sambungan harus tertutup dengan lembaran lipat yang terbuat dari baja untuk menghindari kecelakaan, pada sambungan harus ada pintu yang menghubungkan satu kereta dengan kereta lainnya. Menurut definisi WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia (Chandra, 2007). Pada kereta api, sampah pada umumnya berupa plastik, kertas, daun, sisa makanan, dan botol minuman sehingga tergolong sampah dapat atau tidaknya membusuk. Gangguan yang dapat ditimbulkan sebagai akibat tidak terkelolanya sampah dengan baik ialah: sebagai tempat
15
perkembangbiakan serangga terutama tikus dan lalat, menjadi tempat hidup serta kuman-kuman penyakit yang membahayakan kesehatan masyarakat, menimbulkan bau yang tidak sedap, dan menimbulkan gangguan estetika. Tempat sampah merupakan suatu sarana atau tempat yang digunakan untuk membuang segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Syarat tempat sampah yang sehat yaitu: konstruksinya kuat dan tidak mudah bocor sehingga sampah-sampah tersebut tidak berserakan, mempunyai tutup yang dibuat sedemikian rupa agar mudah dibuka dan ditutup tanpa harus mengotorkan tangan, mudah dibersihkan, mempunyai ukuran yang sesuai sehingga mudah diangkat, tempat sampah basah dan kering harus dipisahkan untuk memudahkan dalam proses pengolahan, menyediakan plastik didalamnya, tempat sampah dibersihkan secara rutin agar kuman-kuman penyakit tidak tertinggal, letakkan tempat sampah di tempat yang strategis atau ramai yang sering dilalui, tapi tidak menghalangi jalan dan jangan di dekat penyimpanan makanan atau minuman, dan mengkosongkan tempat sampah secara rutin (Surayasa, 2008). Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1983 persyaratan toilet/ WC yang harus dipenuhi yaitu: dibuat dengan kostruksi yang baik, praktis dan mudah untuk dibersihkan sehingga selalu dalam keadaan bersih, disediakan air dalam jumlah yang cukup (jika kran dibuka air mengalir terus), hanya boleh digunakan apabila kereta sedang berjalan. Toilet umum harus memenuhi standar higienis agar toilet umum tidak menjadi tempat bagi perkembangan dan penyebaran penyakit. Standar minimal sanitasi toilet yang ditetapkan oleh Asosiasi Toilet Indonesia terdiri dari: ventilasi dan sirkulasi baik agar tempat tersebut tidak menjadi sarana bagi tumbuh dan berkembanganya bakteri dan jamur, tempat Sampah harus ada didalam toilet dan diletakkan di dekat tempat cuci tangan, penyediaan air bersih harus tersedia dengan cukup baik untuk menyiram kotoran maupun mencuci/membersihkan bagian tubuh. Pencahayaan yang baik akan menghemat energi dan meningkatkan penampilan positif toilet. Pembuangan limbah cair dan tinja harus dibuang di septic tank secara komunal, pengelolaan harus dilakukan
16
Perspektif jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 1, No. 1 Januari 2015: 13–24
untuk menjaga kondisi toilet umum tersebut, tersedia sabun cair pembersih dan pengering tangan (tissue), dan suhu 0 ruangan sebaiknya 20-27 C dan kelembapan 40-50%. Penyediaan air bersih pada stasiun maupun kereta api harus memenuhi kebutuhan operasi stasiun maupun kereta api (Peraturan Menteri Perhubungan No. PM. 29 Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Stasiun Kereta Api). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 416/Menkes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air, yang dimaksud dengan air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak mengandung mineral/kuman yang membahayakan tubuh. Menurut WHO (2005), vektor adalah serangga atau hewan lain yang biasanya membawa kuman penyakit yang merupakan suatu risiko bagi kesehatan masyarakat. Menurut Iskandar (1989), vektor adalah anthropoda yang dapat memindahkan/menularkan suatu infectious agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan, sedangkan menurut Soemirat (2005), keberadaan vektor penyakit dapat mempermudah penyebaran agent penyakit. Hal ini menentukan bahwa masuknya agent baru ke dalam suatu lingkungan akan merugikan kesehatan masyarakat setempat. Metode pengendalian vektor berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 374/MENKES/PER/III/2010 tentang Pengendalian Vektor yaitu : metode pengendalian fisik dan mekanik adalah upaya untuk mencegah, mengurangi, menghilangkan habitat perkembangbiakan dan populasi vektor secara fisik dan mekanik, metode pengendalian dengan menggunakan agen biotik, metode pengendalian secara kimia. Pertimbangan operasi instalasi air kotor atau limbah yaitu: pertimbangan jenis air limbah dan/ atau air kotor diwujudkan dalam bentuk pemilihan sistem pengaliran/ pembuangan, pertimbangan jenis air limbah dan/atau air kotor diwujudkan dalam bentuk pemilihan sistem pengaliran/pembuangan dan penggunaan peralatan yang dibutuhkan, pertimbangan tingkat bahaya air limbah dan/atau air kotor diwujudkan dalam bentuk sistem pengolahan dan pembuangannya. Air limbah domestik sebelum dibuang ke
saluran terbuka harus diproses sesuai dengan pedoman dan standar teknis yang berlaku. Keluhan kesehatan penumpang kereta api berdasarkan survey pendahuluan adalah gangguan pendengaran sementara, mual, muntah dan pusing. Beberapa dampak kesehatan yang dapat terjadi karena adanya usaha pariwisata, transportasi/dan umum yaitu: terjadinya penularan penyakit antar pengunjung, misalnya: penyakit infeksi saluran pernafasan, penyakit influenza, penyakit mata dan lainnya dan timbulnya penyakit sebagai akibat kondisi tempat, lingkungan, sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan, misalnya: penyakit yang ditularkan melalui vektor, penyakit saluran pernafasan /TBC, penyakit perut/usus dan lainnya (Suparlan, 2012). Penyakit menular dapat dicegah melalui tindakan: memastikan pasokan air bersih, pembuangan limbah yang efisien, dan pembasmian lalat, nyamuk, dan lainlain, dan mengukur banyak tidaknya bangkai hewan yang terdapat di kereta api (Hedoo at all, 2012) Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan sanitasi dan keluhan kesehatan penumpang Kereta Api Ekonomi Pasundan. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh penumpang, petugas kebersihan, dan gerbong Kereta Api Ekonomi Pasundan. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Purposive sampling. Besar sampel yang didapatkan berjumlah 86 orang. Kereta api yang digunakan dalam penelitian adalah Kereta Api Ekonomi Pasundan yang terdiri dari 6 gerbong penumpang dan 1 gerbong restorasi. Jumlah penumpang dalam 1 gerbong adalah 106 orang. Sampel yang digunakan adalah penumpang Kereta Api Ekonomi Pasundan dengan tujuan akhir Bandung. Data diperoleh dengan menggunakan formulir dan wawancara. Formulir berisi tentang penilaian sanitasi Kereta Api Ekonomi Pasundan dan wawancara tentang keluhan kesehatan penumpang Kereta Api Ekonomi Pasundan.
Eta Deviyanti dan Corie I Prasasti, Sanitasi Kereta Api Ekonomi
Pengambilan data penumpang dilakukan setelah kereta api berjalan selama ± 1 jam sedangkan pengambilan data petugas kebersihan dilakukan sebelum dan sesudah kereta api melakukan perjalanan. Kriteria responden penelitian adalah responden dalam keadaan sehat, responden berada di Kereta Api Ekonomi Pasundan (penumpang), umur responden 17-50 tahun, dan frekuensi naik Kereta Api Ekonomi Pasundan minimal 2 kali. Kategori penilaian sanitasi adalah < 75% tidak memenuhi syarat dan ≥75% memenuhi syarat. Kriteria penelitian ini terdiri dari kriteria bebas yaitu sanitasi (lantai, dinding, pintu, jendela, langit-langit, tempat duduk, persambungan gerbong, sampah, toilet, penyediaan air bersih, pengendalian vektor, dan pengelolaan limbah), sedangkan kriteria terikat yaitu keluhan kesehatan penumpang. Teknik analisis data secara deskriptif yaitu penilaian dengan menggambarkan keadaan sanitasi dengan keluhan kesehatan penumpang Kereta Api Ekonomi Pasundan. Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dengan no. sertifikat 299-KEPK. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Kereta Api Kereta Api Ekonomi Pasundan merupakan kereta api ekonomi yang sangat diminati masyarakat karena tarifnya yang terjangkau. Kereta Api Ekonomi Pasundan merupakan kereta api ekonomi jurusan Surabaya (Stasiun Gubeng) sampai Bandung (Stasiun Kiaracondong). Kereta Api Ekonomi Pasundan terdiri dari 7 gerbong yaitu 6 gerbong penumpang dan 1 gerbong restorasi. Kapasitas setiap gerbong penumpang adalah 106 orang. Kereta Api Ekonomi Pasundan merupakan kereta api ekonomi pulang-pergi Surabaya-Bandung ataupun sebaliknya. Kereta Api Ekonomi Pasundan yang digunakan untuk pulang -pergi terdiri dari 2 kereta yaitu Kereta Api Ekonomi Pasundan yang berasal dari Daerah Operasional 8 Surabaya dan Kereta Api Ekonomi Pasundan yang berasal dari Daerah Operasional 2 Bandung. Kereta Api Ekonomi Pasundan yang digunakan untuk penelitian adalah Kereta Api Ekonomi
17
Pasundan yang berasal dari Daerah Operasional 8 Surabaya. Kereta Api Ekonomi Pasundan memiliki jarak tempuh 656 km dalam kurun waktu ± 14 jam. Kereta Api Ekonomi Pasundan melewati 23 stasiun. Kereta Api Ekonomi Pasundan sering melakukan pemberhentian apabila bersimpangan dengan kereta api lainnya, terutama kereta api eksekutif dan bisnis. Pemberangkatan Kereta Api Ekonomi Pasundan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan yaitu 08.15 WIB sedangkan tiba di Stasiun Kiaracondong. Kereta Api Ekonomi Pasundan mengalami keterlambatan 10 menit dari jadwal yaitu 22.22 WIB. Kondisi penumpang Kereta Api Ekonomi Pasundan Surabaya-Bandung sangat tertib dan teratur, ini dapat dilihat dari tidak adanya penumpang yang berdesakan. PT. KAI pada tahun 2013 mengeluarkan suatu aturan yang tidak memperbolehkan penumpang berdiri dikarenakan tidak mendapatkan tempat duduk, sehingga semua penumpang Kereta Api Ekonomi Pasundan mendapatkan tempat duduk. Kereta Api Ekonomi Pasundan yang memiliki kapasitas 636 orang, pada saat penelitian memenuhi kapasitas. Fasilitas yang diberikan Kereta Api Ekonomi Pasundan selama perjalanan adalah pelayanan restorasi, pelayanan peminjaman bantal, pembersihan kereta api, dan pemberian musik selama perjalanan, dengan adanya fasilitas yang diberikan oleh pihak kereta api diharapkan masyarakat pengguna kereta api merasa nyaman dalam menggunakan kereta api. Kereta Api Ekonomi Pasundan memiliki 3 orang petugas kebersihan, setiap petugas kebersihan memiliki tanggung jawab menjaga kebersihan pada 2 gerbong kereta api. Petugas kebersihan kereta api membersihkan kereta api selama perjalanan, apabila gerbong kereta api cukup kotor maka petugas kebersihan berkewajiban untuk membersihkannya. Petugas kebersihan menjaga kebersihan Kereta Api Ekonomi Pasundan dengan cara menyapu, mengumpulkan dan membuang sampah. Rata-rata pembersihan kereta api dilakukan oleh petugas kebersihan sebanyak 7 kali selama perjalanan. Karakteristik penumpang yang diteliti adalah jenis kelamin, umur dan frekuensi naik Kereta Api Ekonomi
18
Perspektif jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 1, No. 1 Januari 2015: 13–24
Pasundan. Jenis kelamin responden Kereta Api Ekonomi Pasundan yang paling banyak adalah perempuan dengan persentase 60,5%. Umur responden yang paling banyak adalah responden berumur 34-50 tahun dengan persentase 73,3%, sedangkan rata-rata frekuensi responden naik Kereta Api Ekonomi Pasundan sebanyak 2 kali dengan persentase 66,3%. Sanitasi Kereta Api Sanitasi kereta api merupakan upaya untuk menjaga lingkungan kereta api yang bertujuan untuk menimalisir proses penyebaran penyakit. Sanitasi kereta api merupakan bagian dari sanitasi tempat-tempat umum. Sanitasi tempat tempat umum seperti kereta api, sebaiknya mendapatkan perhatian khusus, karena tempat-tempat umum memiliki potensi untuk menularkan penyakit, pencemaran lingkungan ataupun gangguan kesehatan yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan seseorang (Chandra, 2007). Kondisi fisik gerbong Kriteria kondisi fisik gerbong Kereta Api Ekonomi Pasundan yaitu sanitasi lantai, dinding, pintu, jendela langit-langit, tempat duduk, persambungan gerbong. Sanitasi yang tidak memenuhi syarat adalah lantai dan langit-langit, sedangkan sanitasi yang memenuhi syarat adalah jendela, dinding, pintu, tempat duduk, dan persambungan kereta. Sanitasi lantai yang tidak memenuhi syarat terdapat pada gerbong 1,2,4, dan 5. Penilaian sanitasi lantai terdiri dari 7 kriteria yaitu bersih, lantai tidak licin, terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air, tidak bergelombang, dan tidak terdapat lubang. Pada 7 kriteria ini terdapat nilai 0 yaitu kriteria bersih dan mudah dibersihkan. Hal ini dikarenakan ditemukan sampah ataupun sisa permen karet yang terdapat pada lantai. Lantai kereta api tidak mudah dibersihkan karena setiap pojok lantai gerbong kereta api membentuk titik sudut 0 90 sehingga apabila pembersihan tidak dilakukan dengan baik maka akan meninggalkan kotoran atau sampah pada setiap pojok gerbong. Sanitasi langit-langit yang tidak memenuhi syarat adalah pada gerbong 1, 3, 4, dan restorasi. Penilaian sanitasi langit-langit terdiri dari 3 kriteria yaitu bersih, mudah dibersihkan, kurang lebih
tingginya 2,5 m dari lantai. Pada 3 kriteria terdapat nilai 0 yaitu kebersihan langitlangit. Langit -langit Kereta Api Ekonomi Pasundan kotor dikarenakan langit-langit kereta api tidak dibersihkan. Pada sudut langit-langit terdapat sedikit sarang labalaba dan warna langit-langit tidak putih bersih melainkan agak sedikit kecoklatan. Penilaian sanitasi dinding terdiri dari 7 kriteria yaitu bersih, terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan, tidak bergelombang, lapisan luar terbuat dari logam, dan lapisan dalam terbuat dari bahan penahan panas. Sanitasi yang memenuhi syarat pada kondisi fisik gerbong adalah sanitasi dinding, pintu, jendela, tempat duduk dan persambungan gerbong. Sanitasi dinding memenuhi syarat, namun masih ada kriteria yang mendapatkan nilai 0 yaitu kebersihan dinding. Kebersihan dinding yang kotor adalah bagian dinding dalam kereta api. Kriteria penilaian sanitasi pintu terdiri dari 7 kriteria yaitu bersih, terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak, tidak retak, mudah dibersihkan, tinggi minimum 180 cm, lebar minimum 70 cm, dan mempunyai pegangan untuk membuka dan menutup pintu. Sanitasi pintu memenuhi syarat, namun masih ada kriteria yang mendapatkan nilai 0 yaitu kebersihan pintu, hal ini dikarenakan pada pintu terdapat noda hitam atau bercak hitam yang berasal dari sisa makanan. Kriteria penilaian sanitasi jendela terdiri dari 5 kriteria yaitu terbuat dari kaca yang tebal, harus dapat dibuka dan ditutup (disesuaikan fungsinya), tidak retak, mudah dibersihkan, dan tidak kotor. Sanitasi jendela memenuhi syarat, namun masih ada kriteria yang mendapatkan nilai 0 yaitu tidak retak. Jendela gerbong kereta api mengalami keretakan dikarenakan lemparan benda dari luar kereta api yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Penilaian sanitasi tempat duduk Kereta Api Ekonomi Pasundan terdiri dari 4 kriteria yaitu terbuat dari bahan yang kuat, panjang 1 m untuk 2 orang, memiliki tempat bersandar yang panjangnya sesuai dengan panjang tempat duduk dengan tinggi 65 cm dan bersih. Pada 4 kriteria tidak ada yang mendapatkan nilai 0 (semua kriteria penilaian sanitasi tempat duduk telah memenuhi syarat). Penilaian persambungan di Kereta Api Ekonomi Pasundan terdiri dari 4
Eta Deviyanti dan Corie I Prasasti, Sanitasi Kereta Api Ekonomi
kriteria yaitu kuat, bagian atas dan samping sambungan harus tertutup dengan kain harmonium, bagian lantai sambungan tertutup dengan lembaran lipat, dan pada sambungan harus ada pintu yang menghubungkan antar gerbong. Pada 4 kriteria tidak ada kriteria yang mendapatkan nilai 0 (semua kriteria penilaian sanitasi tempat duduk telah memenuhi syarat). Pembersihan keseluruhan kondisi fisik dilakukan setelah Kereta Api Ekonomi Pasundan datang dari Bandung. Pembersihan kereta terbagi menjadi 2 yaitu pembersihan biasa dan pembersihan besar. Pembersihan biasa dilakukan setiap hari sedangkan pembersihan besar dilakukan setiap 4 bulan sekali. Pembersihan yang dilakukan pada waktu penelitian adalah pembersihan biasa. Pembersihan biasa meliputi pembersihan semua kontruksi kereta api seperti lantai, dinding, pintu, jendela, langit – langit, tempat duduk dan persambungan kereta. Pada kereta api paling tidak terdapat satu petugas yang membersihkan satu toilet dan memastikan bahwa ketersediaan sabun, tissue dan air bersih tercukupi. Sampah Berdasarkan hasil penilaian sampah Kereta Api Ekonomi Pasundan jurusan Surabaya-Bandung adalah gerbong yang tidak memenuhi syarat yaitu gerbong 1,2,3,4,5, dan 6 sedangkan gerbong yang memenuhi syarat yaitu gerbong restorasi. Penilaian sampah di Kereta Api Ekonomi Pasundan mendapatkan skor 55% dengan kategori tidak memenuhi syarat, ini dikarenakan tempat sampah yang berada di kereta api tidak cukup untuk menampung sampah. Ukuran tempat sampah di dalam kereta api sangatlah kecil dan tidak tertutup sehingga sampah menjadi berserakan disekitar tempat sampah. Penilaian kriteria sampah, terdapat kriteria yang memperoleh nilai 0 yaitu terdapat tempat sampah yang cukup, tempat sampah tertutup, dan tidak ada sampah yang berceceran. Penilaian sampah yang tidak memenuhi syarat terdapat pada gerbong 1,2,3,4,5, dan 6. Faktor yang dapat mempengaruhi jumlah sampah adalah jumlah penumpang. Semakin banyak jumlah penumpang maka semakin banyak pula sampah yang dihasilkan.
19
Pengelolaan sampah terbagi menjadi 3 tahap yaitu pengumpulan dan penyimpanan, pengangkutan dan pemusnahan (Chandra, 2007). Pada tahap pengumpulan dilakukan oleh petugas kebersihan Kereta Api Ekonomi Pasundan. Sebelum pengumpulan sampah, petugas kebersihan membersihkan sampah di setiap gerbong kereta api kemudian sampah tersebut dikumpulkan didalam kantong plastik besar. Kantong plastik tersebut berfungsi sebagai tempat penampungan sementara. Tempat penyimpanan sampah diletakkan didekat persambungan antara gerbong kereta api, setelah tempat penampungan penuh, maka sampah tersebut dibuang di stasiun tertentu. Stasiun pembuangan untuk Kereta Api Ekonomi Pasundan jurusan Surabaya (Stasiun Gubeng) - Bandung (Stasiun Kiaracondong) adalah Stasiun Cipendeuy. Setiap perkantoran ataupun tempat – tempat umum harus dilengkapi dengan tempat sampah dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya serta dilengkapi dengan penutup (Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1405/MENKES/SK/XI/2002). Sampah di Kereta Api Ekonomi Pasundan tidak dikelola dengan baik sehingga dapat memberikan dampak terhadap kesehatan dan lingkungan. Salah satu dampak terhadap kesehatan yaitu sebagai tempat perindukan vektor penyakit seperti kecoa, tikus dan lalat (Mulia, 2005), sedangkan dampak terhadap lingkungan yaitu dapat menimbulkan keluhan estetika seperti timbulnya bau yang tidak sedap dan tidak enak dipandang mata (Chandra, 2007). Pengelolaan sampah yang tidak baik dapat digunakan sebagai sumber makanan, sarang/tempat tinggal serta sebagai media yang baik untuk perkembangbiakan vektor seperti serangga, tikus, lalat, nyamuk, dan kehidupan organisme lainnya yang bertindak sebagai vektor penyakit. Penyakit yang dapat timbul oleh karena cara penanganan sampah yang tidak baik adalah penyakit disentri, typus, diare, kolera, dan berbagai penyakit lainnya (Wijayanti, 2009). Data penilaian kondisi sampah Kereta Api Ekonomi Pasundan Bulan Mei Tahun 2014 (Tabel 1.)
20
Perspektif jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 1, No. 1 Januari 2015: 13–24
Tabel 1. Penilaian Kondisi Sampah Kereta Api Ekonomi Pasundan Bulan Mei Tahun 2014 Gerbong Gerbong 1
Skor (%) 55
Gerbong 2
55
Gerbong 3
55
Gerbong 4
55
Gerbong 5
55
Gerbong 6
55
Keterangan Tidak memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat Memenuhi syarat
Restorasi 90 Keterangan : Memenuhi syarat jika ≥ 75% memenuhi syarat jika < 75%.
dan
tidak
Toilet Berdasarkan hasil penilaian toilet Kereta Api Ekonomi Pasundan jurusan Surabaya-Bandung adalah gerbong yang memenuhi syarat yaitu gerbong 4 dan 5 sedangkan gerbong yang tidak memenuhi syarat yaitu gerbong 1, 2, 3 dan 6. Pembersihan toilet Kereta Api Ekonomi Pasundan mendapatkan skor 40% dengan kategori tidak memenuhi syarat yaitu pada gerbong 1,2,3, dan 6. Pada penilaian toilet terdapat kriteria yang memperoleh nilai 0 yaitu toilet bersih, toilet tidak bau, dan toilet masih berfungsi dengan baik. Toilet umum adalah sebuah ruangan yang dirancang khusus lengkap dengan kloset, persediaan air dan perlengkapan lain yang bersih, aman dan higienis dimana masyarakat di tempat-tempat domestik, komersial maupun publik dapat membuang hajat serta memenuhi kebutuhan fisik, sosial dan psikologis lainnya (Dinas Pekerja Umum, 2014). Pembersihan toilet dilakukan sebelum pemberangkatan atau setelah Kereta Api Ekonomi Pasundan tiba di Surabaya dan pembersihan juga dilakukan selama perjalanan. Selama perjalanan toilet dibersihkan apabila toilet kereta api kotor, namun kenyataannya kebersihan toilet tidak terjaga. Pembersihan Kereta Api Ekonomi Pasundan meliputi pembersihan lantai, wc, pemberian sabun dan tisu. Pembersihan ini dilakukan oleh petugas khusus yang membersihkan kereta selama perjalanan. Tempat pembuangan manusia yag baik adalah menggunakan tipe kakus
yang dilengkapi dengan leher angsa, dengan adanya leher angsa yng berisi air yang dapat berfungsi mengurangi timbulnya bau dan menutup lubang kakus sehingga binatang serangga tidak dapat masuk kedalam penampungan kotoran (Suparlan, 2012). Faktor yang mempengaruhi keadaan kebersihan toilet, salah satunya adalah penyediaan air bersih. Kurangnya penyediaan air bersih dapat menimbulkan bau yang tidak sedap didalam toilet. Toilet Kereta Api Ekonomi Pasundan dikatakan tidak memenuhi syarat karena toilet kotor dan menimbulkan bau yang tidak sedap selama perjalanan, terutama pada saat mendekati stasiun akhir (Stasiun Kiaracondong). Menurut Depkes RI tahun 1983 persyaratan toilet yang baik adalah dibuat dengan kontruksi yang baik, praktis, dan mudah untuk dibersihkan sehingga selalu dalam keadaan bersih. Penilaian kondisi toilet Kereta Api Ekonomi Pasundan Bulan Mei Tahun 2014 (Tabel 2.) Tabel 2. Penilaian Kondisi Toilet Kereta Api Ekonomi Pasundan Bulan Mei Tahun 2014 Gerbong Skor Keterangan (%) Gerbong 1 40 Tidak memenuhi syarat Gerbong 2 40 Tidak memenuhi syarat Gerbong 3
40
Tidak memenuhi syarat
Gerbong 4
100
Memenuhi syarat
Gerbong 5
80
Memenuhi syarat
Gerbong 6
40
Tidak memenuhi syarat
Keterangan : Memenuhi syarat jika ≥ 75% memenuhi syarat jika < 75%.
dan
tidak
Penyediaan Air Bersih Pengisian air bersih di Kereta Api Ekonomi Pasundan jurusan SurabayaBandung dilakukan di Stasiun Semut Surabaya. Penilaian penyediaan air bersih memenuhi syarat, namun masih ada kriteria yang mendapatkan nilai 0 yaitu air mengalir sampai tujuan. Penyediaan air bersih Kereta Api Ekonomi Pasundan memenuhi syarat, tetapi penyediaan air selama tujuan perlu diperhatikan, karena
Eta Deviyanti dan Corie I Prasasti, Sanitasi Kereta Api Ekonomi
pada gerbong kereta 1, 3, 4 dan 6 penyediaan air tidak mencukupi sampai tujuan. Pengisian air bersih dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum kereta api berangkat (pada saat proses pencucian) dan pada saat diperjalanan (Stasiun Lempuyangan). Penyediaan air bersih Kereta Api Ekonomi Pasundan berasal dari air PDAM yang ditampung dalam bak penampungan, kemudiaan dialirkan menggunakan pipa dan selang menuju penampungan air kereta api. Penampungan air Kereta Api Ekonomi Pasundan hanya memiliki satu penampungan yang terletak di atas kereta api setiap gerbong. Penyediaan air bersih sangatlah berpengaruh terhadap sanitasi toilet, sehingga harus diperhatikan ketersediaannya. Ketersediaan air bersih pada stasiun maupun kereta api harus memenuhi kebutuhan operasi stasiun maupun kereta api (Peraturan Menteri Perhubungan No. PM. 29 Tahun 2011). Selain kuantitas, kualitas fisik airpun juga harus diperhatikan. Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berbau, berasa dan berwarna. Pada Kereta Api Ekonomi Pasundan penyediaan airnya terdapat beberapa gerbong yang tidak mencukupi sampai tujuan. Penyediaan air bersih sangat mempengaruhi kondisi toilet, khususnya mempengaruhi bau yang dapat ditimbulkan akibat tidak tercukupinya penyediaan air bersih. Bau yang disebabkan akibat toilet yang penyediaan airnya kurang dapat mempengaruhi kualitas kesehatan penumpang. Kurangnya suplai air bersih, dapat meningkatkan angka penderita penyakit, khususnya penyakit yang berhubungan dengan air (waterborne diseases), tidak hanya kolera, disentry dan thypus, tetapi juga trachoma, beberapa penyakit kulit dan beberapa penyakit yang disebabkan oleh cacing parasit. Pengendalian Vektor Pengendalian vektor di Kereta Api Ekonomi Pasundan jurusan SurabayaBandung sudah memenuhi syarat yaitu mendapatkan skor 100%, ini dikarenakan adanya pengendalian vektor yang
21
dilakukan setiap 6 bulan sekali sehingga tidak ditemukannya tanda-tanda tempat perindukan vektor, dan tidak ditemukan vektor selama perjalanan. PT. Kereta Api Indonesia telah bekerja sama oleh pihak ke tiga dalam menangani pengendalian vektor. Pengendalian vektor di Kereta Api Ekonomi Pasundan dilakukan dengan cara fumigasi 1 kali dalam periode 3 bulan, Rodent Control 2 kali dalam 1 bulan, dan Pest Control 1 kali dalam semingu. Metode pengendalian vektor di Kereta Api Ekonomi Pasundan lebih mengarah kepada pengendalian kimia. Pengendalian kimia merupakan pengendalian yang menggunakan zat -zat kimia golongan insektisida (Chandra, 2007). Pengendalian vektor yang rutin dapat mengurangi penyebaran penyakit yang ditimbulkan oleh vektor. Pengelolaan Air Limbah Kereta Api Ekonomi Pasundan memiliki pengolahan air limbah, sebelum limbah cair dibuang limbah cair tersebut ditampung di bak penampungan yang didalamnya terdapat treatment. Treatment yang dilakukan adalah dengan memberikan mikrobiologi sebagai pengurai. Treatment yang dilakukan oleh pihak kereta api bertujuan untuk meminimalisir pencemaran yang dibuang ke lingkungan. Pengelolaan air limbah mendapatkan skor 100% dengan kategori baik. Pengelolaan air limbah dikatakan baik karena pada kereta api terdapat pengolahan air limbah, memiliki tempat penampungan sebelum limbah dibuang, tempat penampungan limbah tertutup dan kedap air sehingga limbah yang dibuang menjadi ramah lingkungan. Limbah cair yang dibuang ke lingkungan harus memenuhi pertimbangan, adapun pertimbangan tersebut adalah pertimbangan jenis air limbah yang dibuang dengan mempertimbangkan tingkat bahaya limbah cair tersebut. Keluhan Kesehatan Data distribusi keluhan kesehatan penumpang Kereta Api Ekonomi Pasundan (Tabel 3.)
22
Perspektif jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 1, No. 1 Januari 2015: 13–24
Tabel 3. Distribusi Keluhan Kesehatan Penumpang Kereta Api Ekonomi Pasundan Bulan Mei Tahun 2014 Keluhan Kesehatan Mual Pusing Pegal – pegal Masuk angin Telinga berdenging Kaki kesemutan
ada n(%) 47 (54,7) 16 (18,6) 26 (30,2) 4 (4,7) 7 (8,1) 5 (5,8)
Tidak ada n(%) 39 (45,3) 70 (81,4) 60 (69,8) 82 (95,3) 79 (91,9) 81 (94,2)
Jumlah n(%) 86 (100) 86 (100) 86 (100) 86 (100) 86 (100) 86 (100)
Keluhan kesehatan yang dirasakan penumpang pada Kereta Api Ekonomi Pasundan jurusan Surabaya-Bandung merupakan keluhan subyektif yaitu mual, pusing, pegal-pegal, masuk angin, telinga berdenging, dan kaki kesemutan. Responden yang memiliki keluhan yaitu mual sebanyak 47 orang sebesar 54,7%. Keluhan kesehatan dapat dipengaruhi dari sanitasi. Keluhan kesehatan dapat terjadi karena menurunnya kualitas kesehatan lingkungan yaitu dengan adanya kotoran ataupun sampah yang dapat mencemari lingkungan air, udara, dan tanah (Suparlan, 2012). Sanitasi dengan Keluhan Kesehatan di Kereta Api Ekonomi Pasundan Kondisi Fisik Gerbong Berdasarkan Tabel 4. didapatkan bahwa keluhan kesehatan yang dirasakan penumpang Kereta Api Ekonomi Pasundan karena kondisi fisik gerbong adalah pegal sebesar 30,2% orang dan kaki kesemutan sebesar 5,8%. Kondisi gerbong kereta api dapat menyebabkan pegal dan kaki kesemutan dikarenakan tempat duduk kereta api kurang ergonomis, selain itu rasa pegal dan kaki kesemutan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu posisi duduk penumpang yang salah dan lamanya tujuan (lama duduk). Data tabulasi silang kondisi fisik gerbong dengan keluhan kesehatan di Kereta Api Ekonomi Pasundan (Tabel 4.)
Tabel 4. Distribusi Kondisi Fisik Gerbong Kereta Api Ekonomi Pasundan dengan Keluhan Kesehatan Bulan Mei Tahun 2014
Gerbong
Gerbong 1 Gerbong 2 Gerbong 3 Gerbong 4 Gerbong 5 Gerbong 6 Jumlah
Keluhan kesehatan Kaki Tidak Jumlah Pegal kesemuta ada n (%) n (%) n keluhan n (%) n (%) 7 0 6 13 (53,8) (0) (46,2) (100) 0 2 7 9 (0) (22,2) (77,8) (100) 5 1 4 10 (50) (10) (40) (100) 9 0 4 13 (69,2) (0) (30,8) (100) 1 1 14 16 (6,3) (6,3) (87,4) (100) 4 1 20 25 (16) (4) (80) (100) 26 5 55 86 (30,2) (5,8) (64) (100)
Sampah dan Pengendalian Vektor dengan Keluhan Kesehatan Berdasarkan Tabel 5. didapatkan bahwa keluhan yang dirasakan penumpang Kereta Api Ekonomi Pasundan karena sampah dan pengendalian vektor adalah mual sebesar 19,8% dan tidak ada yang mengalami pusing. Sampah dapat menyebabkan keluhan kesehatan berupa mual dan pusing, hal ini dikarenakan sampah yang berceceran dapat menimbulkan bau yang kurang sedap sehingga dapat menyebabkan rasa ketidaknyamanan bagi penumpang. Faktor ketidaknyaman seseorang dapat mempengaruhi keadaan kesehatan. Sampah yang berceceran juga dapat mengundang vektor seperti lalat dan kecoa. Penyakit sebagai akibat kondisi tempat, lingkungan, sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan, misalnya: penyakit yang ditularkan melalui vektor, penyakit saluran pernafasan / TBC, penyakit perut / usus dan lainnya (Suparlan, 2012). Lingkungan yang sanitasinya buruk akan berdampak buruk bagi kesehatan. Berbagai jenis penyakit dapat muncul karena lingkungan yang bersanitasi buruk menjadi sumber berbagai jenis penyakit. Data tabulasi silang sampah dan pengendalian vektor dengan keluhan
23
Eta Deviyanti dan Corie I Prasasti, Sanitasi Kereta Api Ekonomi
kesehatan di Kereta Pasundan (Tabel 5).
Api
Ekonomi
Tabel 5. Distribusi Sampah Dan Pengendalian Vektor dengan Keluhan Kesehatan di Kereta Api Ekonomi Pasundan Bulan Mei Tahun 2014 Keluhan kesehatan Gerbong
Gerbong 1 Gerbong 2 Gerbong 3 Gerbong 4 Gerbong 5 Gerbong 6 Jumlah
Mual n (%) 2 (15,4) 1 (1,1) 3 (30) 5 (38,5) 6 (37,5) 0 (0) 17 (19,8)
Pusing Tidak ada n (%) keluhan n (%) 0 8 (0) (61,6) 0 7 (0) (77,9) 0 7 (0) (70) 0 8 (0) (61,5) 0 10 (0) (62,5) 0 25 (0) (100) 0 69 (0) (80,2)
cair dengan keluhan kesehatan di Kereta Api Ekonomi Pasundan (Tabel 6.) Tabel 6. Distribusi Toilet, Penyediaan Air Bersih, dan Pengelolaan Limbah dengan Keluhan Kesehatan di Kereta Api Ekonomi Pasundan Bulan Mei Tahun 2014
Jumlah n (%)
Keluhan kesehatan Jumlah n (%)
1 (7,7) 2 (22,2) 2 (20) 0 (0) 3 (18,7)
Tidak ada keluhan n (%) 8 (61,5) 7 (77,8) 7 (70) 12 (92,3) 11 (68,8)
3 (12)
1 (4)
21 (84)
25 (100)
11 (12,8)
9 (10,5)
66 (76,7)
86 (100)
Gerbong 13 (100) 9 (100) 10 (100) 13 (100) 16 (100) 25 (100) 86 (100)
Toilet, Penyediaan Air Bersih dan Pengelolaan Air Limbah dengan Keluhan Kesehatan Berdasarkan Tabel 6. didapatkan bahwa keluhan kesehatan yang dirasakan penumpang Kereta Api Ekonomi Pasundan karena toilet, penyediaan air bersih, dan pengelolaan limbah cair adalah mual yaitu sebesar 12,8% dan pusing sebesar 10,5%. Sanitasi toilet Kereta Api Ekonomi Pasundan dapat menyebabkan keluhan kesehatan mual dan pusing dikarenakan sanitasi toilet selama perjalanan tidak bersih, berbau, dan tidak berfungsi dengan baik, kondisi seperti ini dapat mempengaruhi kondisi kesehatan penumpang seperti mual dan pusing. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penumpang yang duduk didekat toilet memiliki keluhan mual bahkan ada yang pusing akibat aroma yang ditimbulkan oleh toilet. Sanitasi toilet dipengaruhi oleh penyediaan air bersih dan pengelolaan limbah cair. Apabila penyediaan air bersih dan pengelolaan limbah cair selama perjalanan kurang diperhatikan dapat menyebabkan sanitasi toilet kotor dan menimbulkan bau yang kurang sedap. Data tabulasi silang toilet, penyediaan air bersih, pengelolaan limbah
Mual n (%)
Pusing n (%)
4 (30,8) 0 (0) 1 (10) 1 (7,7) 2 (12,5)
Gerbong 6 Jumlah
Gerbong 1 Gerbong 2 Gerbong 3 Gerbong 4 Gerbong 5
13 (100) 9 (100) 10 (100) 13 (100) 16 (100)
KESIMPULAN DAN SARAN Penilaian sanitasi Kereta Api Ekonomi Pasundan yang memenuhi syarat adalah sanitasi dinding, jendela, pintu, tempat duduk, dan persambungan gerbong, persediaan air bersih, pengendalian vektor dan pengelolaan air limbah, sedangkan yang tidak memenuhi syarat adalah sanitasi lantai dan sanitasi langit-langit, sampah, toilet. Keluhan kesehatan yang dapat disebabkan oleh kondisi fisik adalah pegal dan kaki kesemutan. Sedangkan keluhan kesehatan yang disebabkan oleh sampah, pengendalian sanitasi toilet, penyediaan air bersih, dan pengelolaan limbah cair adalah mual dan pusing. Kondisi fisik gerbong Kereta Api Ekonomi Pasundan sebaiknya frekuensi pembersihan berupa lantai, langit-langit, jendela, pintu, dan dinding lebih ditingkatkan. Sanitasi sampah sebaiknya disediakan tempat sampah yang cukup, memiliki ukuran yang lebih besar dan tertutup sedangkan sanitasi toilet sebaiknya dilakukan pembersihan minimal 3 kali selama perjalanan.
24
Perspektif jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 1, No. 1 Januari 2015: 13–24
DAFTAR PUSTAKA Chandra, B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta; EGC. Depkes, RI. 1983. Pedoman Sanitasi Tempat Umum. Dinas Pekerja Umum. 2014. Standar Toilet Umum Indonesia. Diakses dari http://pustaka.pu.go.id/new/resensi -buku-detail.asp?id=1 (Sitasi 16 Agustus 2014) Hedoo, M, S.Hirde dan A. Khan. 2012, Januari. Sanitation in Indian Rainway Premises: a Great Cause of Concern. International Journal of Advanced Engineering Techology. Diakses dari http://www.technicaljournalsonline. com/ijeat/VOL%20III.pdf. Iskandar, A. 1989. Pemberantasan Serangga dan Binatang Pengganggu. Jakarta: Pusdiknakes. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Kesehatan Lingkungan Perkantoran dan Industri. Diakses dari http://hukum.unsrat.ac.id/men/men kes_1405_2002.pdf (Sitasi 3 Mei 2014). Mukono.2011. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya:Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair Mulia, R. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Peraturan Menteri Kesehatan No: 416/ MENKES/ PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Diakses dari http://web.ipb.ac.id/~tml_atsp/test/ PerMenKes%20416_90.pdf (Sitasi 14 Februari 2014) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian. Diakses dari http://kemhubri.dephub.go.id/perun dangan/images/stories/doc/perme n/2011/pm._no._29_tahun_2011.p df (Sitasi 20 April 2014) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 374/MENKES/Per/111/2010 tentang Pengendalian Vektor. Diakses dari http://pppl.depkes.go.id/_asset/_re gulasi/57_Buku%20Permenkes_p pbb-1.pdf (Sitasi 3 Maret 2014) Peraturan Menteri Perhubungan No. PM. 29 tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Stasiun Kereta Api. Diakses dari http://kemhubri.dephub.go.id/perun dangan/images/stories/doc/perme n/2011/pm._no._29_tahun_2011.p df (Sitasi 20 April 2014). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkerataapian. Diakses dari http://hukum.unsrat.ac.id/pp/pp_56 _2009.pdf (Sitasi 20 April 2014) Rukmanesia, N. 2012. Sanitasi Kereta Api Ekonomi Penataran dan Keluhan Kesehatan pada Penumpang. Skripsi. Surabaya, Universitas Airlangga. Soemirat, J. 2005. Epidemiologi Lingkungan. Yogyakarta: UGM, Cetakan Kedua. Suparlan. 2012. Pedoman Sanitasi Tempat -tempat Umum. Surabaya: Percetakan Duatujuh. Surayasa. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Banjir. Diakses dari http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/1 1_ej_surayasa%20doc.pdf (Sitasi 17 Agustus 2014) WHO. 2005. International Health Regulation 2005, Alih Bahasa Kumara Rai, First Annoted Edition. Geneva. Wijayanti, P. D. 2009. Hubungan Kepadatan Lalat dengan Kejadian Diare pada Balita yang bermukim di TPA Bantar Gerbang Tahun 2009, Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia, Depok. Diakseshttp:lib.ui.ac.id/file?file=digi tal/125808-S-5858 Hubungan%20kepadat (Sitasi 17 Agustus 2014)