Ba nd ul Nu sa nt ar a
Sang Mandor
Ke lom
po k
Karya : Rahman Arge
DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
TOKOH: Sang Mandor Istri Mandor Juki Uduk Poke Rimba 1
SANG MANDO R
: MEROKO K, MEL AMUN, BATUK-BATUK. Kapal-kapal datang dan pergi. Dan aku Cu ma disini. TERDENGAR PEL UIT KAPAL.
Ba nd ul Nu sa nt ar a
Inikah akhir riwayatku? Sebagai Mandor? Sebagai Ayah? Seba gai Sua mi? Sebagai Laki-laki? Sebagai...Manusia? BATUK-BATUK. IA BERUSAHA MEL AW AN REMATIKNYA. IA MERANGKAK, MENCOBA BERG ERAK KE JENDELA. MEMANDANG KEL UAR. MASUK MULLI. IST ERI MANDOR. ISTERI SANG MANDO R : MEL ETAKKAN G ELAS BERISI AIR PUTIH DI
MEJ A.
Pak, saatnya minu m obat. Jangan dekat-dekat jendela. Disitu banyak angin. Astaga, Bagai ma na kau bisa sa mpai disitu? SANG MANDO R
: Berapa kali dalam sehari-se mala m aku harus mendengar kata itu? Jangan! Jangan! Jangan ini!
Jangan Itu! ISTERI SANG MANDO R
: Kayak anak balita saja. Dituntun-tunt un.
po k
SANG MANDO R ISTERI SANG MANDO R
Ke lom
SANG MANDO R
: Di situ banyak angin, pak.
: Obatnya, Pak.
: BERT ERIAK. Ya.
ISTERI SANG MANDO R : Sekarang. SANG MANDO R
: Iya.
ISTERI SANG MANDO R : Minu m sekarang! SANG MANDO R
: Iya, iya, iya!
ISTERI SANG MANDO R : Obatnya saya ba wa kesitu, atau, Bap ak yang saya bawa ke sini?. DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
2
SANG MANDO R
: DIAM. MATANYA MENYAL A. BATUK- BATUK.
Inikah akhir riwayatku?. ISTERI SANG MANDO R KE KURSI.
: MENDEKATI MANDOR. MENCOBA MEMBANTUNYA
SANG MANDO R
Ba nd ul Nu sa nt ar a
Ayolah, Pak. Saya bantu. : MEL EDAK
Jauh kau, Pere mpuan! Jangan Mendekat. Aku laki-laki. Aku mandor. Aku ma mpu bergerak sendiri. MENCOBA BERG ERAK KE KURSI, TETAPI SANG AT PAYAH. Lautan luas aku jelajahi.
IA TERJ ATUH. SUSAH PAYAH IA BANGKIT.
Aku kenal kapal-kapal. Begitu banyak kapal... IA KERING ATAN. I A BATUK-BATUK.
Aku akrab dengan pelabuhan-pelabuhan. Begitu banyak pelabuhan... IA MENG ERANG. REMATIKNYA NG AMUK.
po k
Aku bersahabat dengan begitu banyak bangsa. Laki-laki... Perempuan... TUBUHNYA T ERHEMPAS KE L ANTAI.
Ke lom
ISTERI SANG MANDO R : MELO MPAT UNTUK MENOLONG, TETAPI SEGERA UNDUR MENDENG AR HARDI KAN SANG MANDO R. SANG MANDO R
: Jangan dekat! Jangan! DENG AN TENAGA TERAKHI R IA BANGKAIT. I A MEMANDANG KEKURSI DENGAN MATA MENYALA. Telah kuarungi laut sampai Benua ero pa. Kutaklukkan badai sebesar apapun. Para jagoan menciu m lututku. Lalu... lalu hanya untuk sa mpai ke kursi itu, aku harus kalah, hah...? IA ROBOH.
DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
3
ISTERI SANG MANDO R
: BERG EG AS AKAN MENOLONG. Se mua tak ada yang langgeng, pak. Sadarlah. Tak ada orang bisa hidup tanpa uluran tangan orang lain. Lebih-lebih disaat kita sakit. Orang-orang. Siapapun ia, Masing-masing berangkat tua, Sakit-sakitan, Kesepian... : Siapa bilang aku kesepian?
ISTERI SANG MANDO R SANG MANDO R
Ba nd ul Nu sa nt ar a
SANG MANDO R
: Tidak. Engkau tidak kesepian. Aku ada.
: Aku tidak kesepian bukan karena kau ada, Pere mpuan! Kau ada atau tidak ada, aku tidak kesepian. Aku tahu mengurus diriku sendiri, tanpa siapa-siapa...
ISRTERI SANG MANDOR
:
BANG KIT MENEKAN EMO SI.
Ayo, laki-laki! Hiduplah sendiri! Uruslah dirimu! Raihlah kursi itu! Letaknya hanya beberapa me ter. Capailah! Tuan Mandor besar! SANG MANDO R
:
Diam! Diam! Diam!
ISTERI SANG MANDO R : Aku tak akan dia m! Sepanjang hidupku tak pernah tidak kau koyak-koyak hatiku. Se jak dulu, Sa mpai kini. MERATAP SEDIH
po k
Kehadiranku di samping mu tidak pernah kau anggap. Tak pernah kau hargai. Bagimu, Aku te rnyata tak pernah ada. Tak pernah kau hitung, bahwa aku juga manusia.
Ke lom
MEL EDAK L AGI
JUKI
Ayo! Merangkaklah! Merangkaklah engkau seorang diri ke kursi itu! Rebut! Rebut! Rebut kursi itu dengan keangkuhan mu! . KEPEDI HAN BERCAMPUR KEJENG KELAN Begitu banyak pelabuhan. Begitu banyak negeri. Begitu banyak pere mpuan. Nah mana se mua itu? Mana? Mana? Mana, Tuan Mandor? : MASUK TERG ESA-GASA. MENENANGKAN KEDUA ORANG TUANYA.
DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
4
Saya tidak mengerti, sa mpai kapan ayah adan ibu bisa rukun? Sa mpai kapan hari tua kalian dibiarkan begini terus? Kapan bisa menikmati ketenangan? Rasa tentera m? Kebahagiaan? Keda maian? : Sa mpai kapan, kau anak kecil, bisa berhenti berkothbah didepan saya?
JUKI
:
SANG MANDO R
:
JUKI
: MENING KAT.
Ba nd ul Nu sa nt ar a
SANG MANDO R
Kerukunan? Keseiyasekataan? Kothbah. Hentikan.
Kasih sayang? Harga-Menghargai? Hor matMenghor mati? Toleransi? Sipotau? Sia masei? SANG MANDO R
: Hentikan!
JUKI
:
SANG MANDO R
: Stop kataku!
JUKI
:
SANG MANDO R
: Berhentiiiiii?!
tepo seliro?
Cinta-mencintai?
po k
BATUK-BATUK. AMAT MARAH. DI AM.
Ke lom
ISTERI SANG MANDO R : MENCO BA MENOLONG SUAMI NYA.
SANG MANDO R
Dengan meledak-ledak begini, Pak, Nafasmu bisa habis. Apa yang dikatakan anakmu, Juki, me mang benar. Kita ha mpir-hampir tak punya lagi waktu merasakan nikmat yang diberi Tuhan. Sadarlah. Sadar... Istighfar pak! : Aaaah...! Aku tahu apa yang tersembu nyi di balik nasihat-nasihat Juki. Saban ia datang berkothbah disini, pasti ada apa-apanya. Pasti ada maksudnya...
ISTERI SANG MANDO R :
MENATAP LEMBUT ANAKNYA. Betulkah itu, Juki?
JUKI
: DIAM SEJENAK
DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
5
Iya. Iya, bu. SANG MANDO R
: Dan pasti, bagiku, itu kabar buruk.
ISTERI SANG MANDO R
: Saya, Saya, Habis,ka win, Bu.
Ba nd ul Nu sa nt ar a
JUKI
: Apa itu Juki?
ISTERI SANG MANDO R : Astagfirullah... JUKI
: Se mpurnalah, Bu, Aku sebagai Laki-laki.
SANG MANDO R
: Artinya, ini istrimu yang kee mpat toch?
JUKI
: Empat se mpurna, Pak. Sa ya sekedar mengulangi riwayat besar bapak.
SANG MANDO R
:
JUKI
: Maaf, Pa k, satu Perahu Bapak terpaksa saya jual untuk ongkos ka win dan kontrak ru mah.
SANG MANDO R
: ROBOH, PING SAN.
Setttan! .
ISTERI SANG MANDO R : Tolong...tolong...tolong...
Ke lom
POKE
po k
MASUK PO KE , UDUK, DAN RI MBA. MEREKA RAMAIRAMAI MAU MEMBANTU SANG MANDOR DARI PINGSANNYA, TAPI SEBEL UM MEREKA SEMPAT MENYENTUH TUBUH SANG MANDOR, SANG MANDO R BANG UN. :
Ini saya, Pak. Saya Poke. Anak bapak.
UDUK
: Dan saya Uduk. Ka mi siap me mbantu Bapak. Kapan sa ja, Dan dimana sa ja, saya anak Ketiga
RIMBA
: Saya Rrri mba. Orang kepercayaan Bapak untuk Menda mpingi Uduk. Juga kapan Dan dimana sa ja.
SANG MANDO R
: Kenapa saya?
JUKI
: Bapak tadi pingsan.
DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
6
POKE
: Ra mai-ra mai ka mi mau menolong bapak, tapi baru kami mendekat, Bapa k sudah keburu sadar. Bangun.
UDUK
: Seandainya bapak masih pingsan, tentu ka mi sudah bergotong royong mengangkat bapa k ke te mpat pe mbaringan dan...
POKE
:
Ba nd ul Nu sa nt ar a
MEMOTONG
Dan merasakan betapa hangatnya kasi h sayang ka mi, Anak-anak bapak ini, kepada orang tu... RIMBA
: Dan sekalipun saya, Rrrrimba, hanya o rang kepercayaan, tak kurang kasih sayang saya kepada bapak. Hmm.. Saya boleh dibilang, yaa, sudah keluarga bapak jugalah begitu.
SANG MANDO R
: BATUK-BATUK
Betulkah tadi saya pingsan?
SEMUA
: BEREBUT
Betul...betul...betul.....Pak........
SANG MANDO R
:
MENATAP SATU DEMI SATU.
Tahukah kalian pertanda apa itu??
Ke lom
SANG MANDO R
: SALING MEMANDANG. BINGUNG]
po k
SEMUA
Tid...tidak...tidak...tidak...pak... : Nah, itu pertanda, dalam pingsanpun aku harus bisa mandiri.
POKE
: Tapi, maaf, pak; Mengapa bapak dud uk dilantai?
UDUK
: Ya, Mengapa bukan dikursi?
RIMBA
: Atau diranjang?
JUKI
: MENATAP YANG L AIN. Ayo kita ra mai-ramai tolong bapak ke kursi.
SANG MANDO R
: BERT ERIAK
DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
7
Jangan! SEMUA BINGUNG DITATAP SANG MANDOR SANG AT LEMBUT.
Ba nd ul Nu sa nt ar a
Uduk, Bagai mana rencana yang perna h kau bilang? Kau jadi Berlayar? Men jadi Kelasi dan berjuang sa mpai bisa jadi mandor? UDUK
: SERI US.
Ya,Seperti bapak. Sayalah yang bersedia menggantikan Bapak, Mengukir riwayat besar dilautan, Seperti bapak. RIMBA
: Dan sebagai orang kepercayaan bapak, saya, Rrri mba, Akan ikut Uduk, Me mpertaruhkan nasib bersa ma, Sehidup Se mati.
UDUK
: Inilah anak Laki-laki Sang Pemberani, Titisan darah sang penakluk lautan, Yang tak pernah Gentar Sa mpai sekarang. Jika layar sudah terkembang,Lebih baik mati di dasar Laut daripada balik ke pantai
RIMBA
: Dan sebagai orang kepercayaan bapak, Saya, Rrri mba Yang ditugaskan men jadi centeng bagi Kesela matan Uduk...
Ke lom
UDUK
po k
MENDEKATI MANDOR Saya selalu me mo mpakan kedala m Ji wa anak ini, jurus “Main Kayu Se mbunyi Tangan! ” Pukul dulu baru berfikir! : GERAK-GERIK CONGKAK Dan Atas na ma jurus “ Main Kayu Se mbunyi Tangan! ”, Atas na ma prinsip pukul dulu baru pikir, aku Uduk, putera ketiga sang pemberani,sang penakluk, yang na manya mela mpaui luas dan dalamnya lautan, dengan ini berjan ji, akan melestarikan kebesaran dan keagungan Ayahanda.
RIMBA
: Dan sebagai orang Kepercayaan Bapak, say Rrri m...
SANG MANDO R
: Berhentiiiiii! SEMUA JADI PATUNG.
DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
8
Kata-kata! Selautan kata-kata kepalaku bengkak, perutku buncit, tubuhku serasa akan meledak oleh kata-kata kalian! Mulai dari anak pertama, Juki, banyak kata-katanya, tapi buntutnya itu... Aku pingsan dibuatnya. UDUK
: MENDEKATI MANDOR SELEMBUT MUNGKIN.
Ba nd ul Nu sa nt ar a
Keterlaluan Juki. Dialah penyebab...
POKE
: Ya, Betul-betul keterlaluan. Jadi dialah penyebab pingsannya bapak?
JUKI
: Hoe, jangan ikut ca mpur! Itu urusan ka mi berdua!
UDUK
: Saya juga anaknya. Saya wa jib me mbela ayah saya. Saya tidak mau beliau cedera! Apalagi pingsan!
POKE
: Jadi kau, Juki ; Kau yang men jadi se bab ayah tadi pingsan? Sa mpai hati kau, ha?! Kita, ya, teruta ma aku, aku yang selalu berusaha keras men jaga a yah, tahu-tahu kecolongan oleh orang dalam ru mah sendiri. Tega nian! Sa mpai hati ka mu! MENGAYUNKAN TINJU KE JUKI
UDUK
: MELO MPAT DI ANTARA KEDUANYA DENG AN SI KAP TEMPUR.
Ke lom
po k
Poke, ini tugas saya. Sayalah yang pantas ma mbela ayah, me mbalas sakit hati ayah karena dibikin pingsan oleh anaknya sendiri.Oleh juki...
ISTRI SANG MANDOR
SANG MANDO R RIMBA
KETIGANYA BAKU HANTAM , MEMUKUL DAN DIPUKUL, TERKAM- MENERKAM , BERGULING-GULING. : PANI K, MENANG IS MENJERIT-JERI T. Sudah, anak-anakku, sudah... sudah... sudah... nak ...!
MEL ERAI, DAN TAK AYAL L AGI I KUT TERGULI NG-G ULING. : BERT ERIAK. Berhenti... Berhenti... : MEMATUNG MELO NGGO
DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
9
SANG MANDO R
: Rimba, kenapa dia m seperti tiang kapal di situ? Buktikan bahwa ka mu bukan cu ma jago berkata- kata! Buktikan! Buktikan! Pisahkan mereka... Pisahkan! : PUCAT TERSIPU- SIPU. Ma... maaf... maaf, Daeng. Ini tidak termasuk dala m jurus persilatan saya...
RIMBA
: Setttan kau! Berhenti...!
Ba nd ul Nu sa nt ar a
SANG MANDO R
ORANG-ORANG YANG BERGULING-GULING ITU SPONT AN BERHENTI. TAMPAK JEL AS KEEMPATNYA SEAKAN KENA SAMBAR ALI RSAN LI STRIK YANG AMAT KERAS MENDENG AR TERI AKAN SANG MANDOR. MEREKA TERPAKU HERAN , MEMANDANG SO SOK SANG MANDO R BERDIRI TEG AK DI ATAS LANTAI , SEAKAN TERI AKAN LUAR BIASA ITU MEMBUAT LARI PO NTANG-PANTING PENYAKIT LUMPUHNYA. ISTRI SANG MANDOR
: TERHARU , TAK DAPAT MENAHAN DIRI KARENA GEMBIRA MELIHAT SANG MANDOR T EGAK. Daeng, Daengku... engkau ma mpu mengatasi lumpuh mu. Aku, aku merasakan diriku tegak berdiri di pelabuhan, di tepi dermaga , mela mbaikan sapu tangan ketika kapalmu bertolak... Aku me mandang tubuh mu yang perkasa, kau senyu m padaku... MENDEKATI SANG MANDOR.
Ke lom
SANG MANDO R
po k
Aku ingin sekali menyetuh mu, Daeng.. .
UDUK
: Jangan mendekat...
MENATAP ANAK-ANAKNYA. Sudah kukatakan, dala m pingsan aun aku harus mandiri. Apalagi kini. Rasanya aku segar sekali.
MENATAP UDUK. Nah , Uduk. Ka takanlah rencanamu. Langsung, tanpa bungbunga kata. Tanpa pengakuan-pengakuan besar. Bahkan tanpa pergumulan... Ayo... Uduk.. : BINGUNG TETAPI KEMUDI AN MENEMUKAN KEBERANI AANYA.
DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
10
Berkat a jaran ayah, sayapun akan seg era melaksanakan rencanaku men jadi man dor pelaut. Tentu mulai dari bawah, sebagai kelasi. : Bagus.
UDUK
: Karena itu, sebagai bekal, perahu ayah... telah...
SANG MANDO R
: Kau jual toch?!
UDUK
: Iya, ayah; dan....
SANG MANDO R
: Cukup! Mestinya inilah pingsanku yang kedua. Terbanglah se mua perahuku !
Ba nd ul Nu sa nt ar a
SANG MANDO R
MENAHAN GO NCANGAN DAL AM DIRI NYA. DIA BERHASIL, MASIH BERDIRI TEG AK. Juki, Uduk ; Perkelahian kalian untuk me mbela ayah, ternyata buntutnya me mukul saya jug a. Perahu saya Cu ma dua. Dua-duanya sudah melayang... : Ayah, tapi ayah jangan terlalu bersedih,sebab saya telah me mbeli perahu untuk ayah.
SANG MANDO R
: MEMANDANG TAKJUB PADA PO KE. Ternyata putra keduaku,Satu-satunya bibit paling unggul. Tapi... bagaimana caranya sampai kau bisa me mbeli perahu,poke?
Ke lom
POKE
po k
POKE
: Ya, sebagai orang dagang saya ini harus pintar-pintar bahkan harus lihai me mindahkan- mindahkan barang supaya untung.
SANG MANDO R
: Artinya...?
POKE
: Saya harus ada modal beli barang dagangan.Maka sa wah dan e mpang milik ayah,maaf , sudah sa ya jual ...
SANG MANDO R
: BERUSAHA MENAHAN GONCANG AN YANG SEMAKIN KERAS DAL AM DIRINYA. Mestinya inilah pingsanku yang kedua ta mbah setengah. mulanya perahu kini sawah... e mpang... terus...?
DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
11
DIAM LAGI. Pergilah. Kini, aku tak punya apa-apa lagi kecuali satu kalimat: Jangan lagi menadahkan tangan kecua li kepada tuhan
Ba nd ul Nu sa nt ar a
JUKI, POKE,UDUK,RI MBA, MENGHIL ANG DIPINTU. SANG MANDO R MENATAP L EMBUT PADA ISTRINYA YANG T ERDUDUK DILANTAI SAMBIL MENUTUP W AJAH Mulli,bangkitlah engkau... dan lihat aku telah disini... di kursi ini. ISTRI SANG MANDOR
: MENGANGKAT KEPAL A I A MERASA SEPERTI TERBANG MELI HAT SUAMINYA BERHASIL MENDUDUKI KURSI NYA. Daeng Gassing, sua miku ... Engkau be rhasil merebut kursimu dan... mendudukinya. Engkau berhasil! Ya Tuhan... MEMELUK SUAMINYA.
Engkau telah merebut ke mbali lautmu, pelabuhanmupelabuhanmu, kapal-kapalmu, penge mbaraanmu. .. SANG MANDO R
: Ya dala m diri engkeu... Dalam diri anak-anakku ... MEMANDANG KE ATAS SAMBIL MENGELUS RAMBUT ISTRINYA, I A SEPERTI BERBISI K KEPADA SESUATU DI ATAS SANA.
po k
Tuhan
Ke lom
Terima kasih.
DUNIA ORANG-ORANG MATI (Saini K.M.) Inventaris Naskah Kelompok Bandul Nusantara; 2009 http://bandulnusantara.blogspot.com/)
Makasar, 9 Agustus 1992 (FS)
12