Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol. 2 No 04 Juli 2017 PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI TURUNAN MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA BERBASIS KONTEKSTUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS XI TPMI SEMESTER GENAP DI SMK NEGERI 5 KENDAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Sanaji Guru Matematika SMK Negeri 5 Kendal
[email protected] ABSTRAKSI Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan prestasi belajar matematika dengan pendekatan kooperatif tutor sebaya berbasis kontektual. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas XI TPMI SMK Negeri 5 Kendal semester genap tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 36 peserta didik. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, angket dan ulangan harian. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik meningkat dari 84,43% manjadi 85,52%. Hasil prestasi belajar meningkat dari rata-rata prestasi belajar 82,94 menjadi 83,14 dan peserta didik yang tuntas atau mencapai KKM dari 88,57% menjadi 100%. Oleh karena itu, guru matematika diharapkan menerapkan pendekatan kooperatif tutor sebaya berbasis kontektual dalam proses pembelajarannya, khususnya materi turunan fungsi. Kata Kunci : Keaktifan, Prestasi belajar dan Tutor Sebaya
ABSTRACT The purpose of the research is to know increasing of activeness and mathematic learning achievement by cooperative approch based peer turtor kontektual. The research is class action research that consists of two cycles. Subject this research is student in class XI TPMI SMK N 5 Kendal in full term of 2015/2016 that the amount of 36 students. The getting data of this research use observation technique, questionnaire and daily test. The data is processed and analyzed. The result of this research shows that student activeness increase from 84,43 % to 85,52%. The result of learning achievement increase from average of learning achievement 82,94 to 83,14 and student who is passed or reaching KKM from 88,57% to 100%. Therefore, mathematic teacher is expected to apply learning of cooperative approch based peer turtors kontektual in learning process, especially derivative function.. Key words : Activeness, Learning achievement and peer turtor
86
PENDAHULUAN
Konsekwensi logis dari rendahnya
Latar belakang
keaktifan peserta didik dalam proses
Matematika merupakan salah satu
pembelajaran
adalah
pemahaman
mata pelajaran yang diajarkan mulai
terhadap materi pembelajaran dan nilai
dari SD sampai SMA / SMK. Hal ini
tes rendah. Fakta tersebut harus segera
dimaksudkan untuk membekali peserta
diatasi, agar peserta didik
didik
menjadi senang dalam belajar dan
memiliki kemampuan berfikir
logis, analitis, sistematis, kritis dan
prestasi
kreatif
sesuai
kompetensi
peserta
didik
dengan
standar
meningkat. Untuk itu perlu diadakan
ada.
Namun
perubahan
ada
banyak
teknik
yang
pembelajaran
belajar
berubah
yang
dalam
pendekatan
pembelajaran
dan
matematika
berorientasi pada penguasaan materi
sehingga peserta didik
saja tanpa mengembangkan keaktifan
keaktifan
peserta didik. Keadaan ini diperparah
kesempatan yang seluas-luasnya pada
lagi dengan adanya bimbingan belajar
peserta didik
yang
proses pembelajaran.
mengajarkan
menyelesaikan
cara
soal.
cepat
Akibatnya
tinggi dengan memberi
didik
rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil
pembelajaran
ulangan
harian
dilaksanakan
beberapa
guru
dilakukan
matematika
untuk terlibat dalam
Kemampuan berfikir kritis peserta
penguasaan konsep pada peserta didik
yang
memiliki
akan
tercapai
apabila matematika
dengan
melibatkan
SMK
peserta didik secara aktif. Namun
Negeri 5 Kendal tahun pelajaran
kenyataannya , kadar keaktifan peserta
2014/2015 menunjukkan peserta didik
didik masih rendah dan dominasi guru
yang mencapi KKM masih rendah.
masih kuat. Hal ini sesuai pendapat
Fenomena yang terjadi di SMK
Abbas (2000 : 2) yang mengatakan
Negeri 5 Kendal dalam pembelajaran
bahwa kebanyakan guru menggunakan
Matematika tingkat keaktifan peserta
model pembelajaran yang bersifat
didik dalam bertanya, mengemukakan
konvensional dan banyak didominasi
pendapat dan menjalankan instruksi
guru, sehingga keaktifan peserta didik
pembelajaran
ada
rendah. Oleh karena itu diperlukan
peserta didik yang hasil belajarnya
motode pembelajaran yang berpusat
tinggi atau sangant menonjol , ada
pada peserta didik dan guru bertindak
juga
hasil
sebagai fasilitator dan motivator. Di
.
samping itu, metode pembelajaran
peserta
belajarnya
masih
didik sangat
rendah,
yang rendah
87
hendaknya dapat kritis
peserta
melatih berpikir
didik.
menentukan karakteristik suatu fungsi
Berdasarkan
dan memecahkan masalah.
permasalahan, penyebab, dampak dan
SMK Negeri 5 Kendal merupakan
akibat nyata tersebut diatas penulis
SMK baru yang terletak di pinggiran
mengadakan analisis dan evaluasi
kota Kendal dengan keadaan alam
sebagai upaya pemecahan masalah.
yang
Dengan adanya beberapa peserta didik
mendukung
yang
pembelajaran peserta didik , berdiri
kemampuan
matematikanya
sejuk
dan
asri
sehingga
untuk
cukup bagus, penulis akan mencoba
sejak
menggunakan
dengan dua kompetensi keahlian yaitu
Metode pembelajaran
tahun
pelajaran
proses
melalui Pendekatan Kooperatif Tutor
Busana
Sebaya Berbasis Kontektual.
pemeliharaan Mesin industri . SMK
Terdapat banyak materi dalam
Butik
2007/2008
dan
Teknik
Negeri 5 Kendal mpai sekarang sudah
KTSP matematika kelas XI SMK yang
menambah
konsepnya dapat dibangun melalui
menjadi enam kompetensi keahlian
konsep-konsep yang sebelumnya telah
dan sudah berhasil meluluskan lima
diterima oleh peserta didik salah
angkatan
satunya yaitu turunan. Materi turunan
memuaskan.
terdiri dari 3 (tiga) Kompetensi Dasar
dan pengalaman mengajar di sana,
(KD), yaitu (1) menggunakan konsep
materi turunan
dan aturan turunan dalam perhitungan
diperhatikan karena keaktifan dan
turunan
motovasi peserta didik yang masih
fungsi,
turunan
(2)menggunakan
untuk
karakteristik
suatu
memecahkan
masalah
menentukan
dengan
hasil
keahlian
yang
Berdasarkan observasi
cenderung kurang
sehingga
perlu
metode
dan
pembelajaran yang bisa meningkatkan
(3)
keaktifan dan motivasi peserta didik
menyelesaikan model matematika dari
untuk meningkatkan prestasi belajar
masalah yang berkaitan dengan ektrim
peserta didik. Data hasil analisis ujian
fungsi dan penafsirannya. Pada kajian
nasional tahun pelajaran 2014/2015
ini hanya dibatasi dua Kompetensi
menunjukkan bahwa materi turunan
Dasar (KD) yaitu (1) menggunakan
ini mempunyai daya serap yang masih
konsep dan aturan turunan dalam
rendah.
perhitungan
(2)
pembelajaran materi barisan turunan
untuk
masih konvensional dan berpusat pada
menggunakan
turunan
fungsi
kurang
kompetensi
dan
fungsi,
turunan
Hal
ini
diduga
karena
guru, sehingga pengetahuan peserta 88
didik materi ini kurang maksimal dan
Berangkat dari paparan di atas,
prestasi belajar materi ini kurang baik.
maka dipandang perlu dilakukan uji
Pembelajaran
yang
mampu
coba pembelajaran dengan melakukan
meningkatkan keaktifan dan prestasi
penelitian tindakan kelas tentang “
belajar peserta didik diperlukan untuk
Peningkatan Keaktifan dan Prestasi
mengatasi masalah rendahnya prestasi
Belajar Matematika Materi Turunan
belajar peserta didik tersebut. Salah
melalui Pendekatan Kooperatif Tutor
satu upaya yang dapat dilakukan untuk
Sebaya Berbasis Kontektual pada
mengatasi hal tersebut adalah dengan
Peserta
menggunakan pendekatan kooperatif
Semester Genap di SMK
tutor sebaya berbasis kontektual yang
Kendal Tahun Pelajaran 2015/2016 “.
Didik
Kelas
XI
TPMI
Negeri 5
berpusat pada peserta didik dan guru bertindak
sebagai
motivator prestasi
fasilitator
sehingga belajar
dan
Perumusan Masalah
diharapkan
peserta
Berdasarkan
didik
latar
belakang
masalah, identifikasi masalah, dan
meningkat dan mencapai ketuntasan
pembatasan
yang diprogramkan.
rumusan masalah dalam penelitian ini
Dalam pembelajaran kooperatif
masalah
yang
ada,
adalah sebagai berikut.
terdapat saling ketergantungan positif 1) Bagaimana proses pembelajaran
di antara peserta didik untuk mencapai
melalui Pendekatan Kooperatif
tujuan pembelajaran. Setiap peserta
Tutor
didik mempunyai kesempatan yang
keaktifan belajar pada peserta
berpusat pada peserta didik dalam
didik kelas XI TPMI semester
bentuk diskusi, mengerjakan tugas
genap di SMK Negeri 5 Kendal
bersama, saling membantu dan saling dalam
Berbasis
Kontektual dapat meningkatkan
sama untuk sukses. Aktivitas belajar
mendukung
Sebaya
Tahun Pelajaran 2015/2016 ?
memecahkan
masalah. Melalui interaksi belajar
2) Bagaimana proses pembelajaran
yang efektif, peserta didik lebih
melalui Pendekatan Kooperatif
termotivasi,
Tutor
percaya
diri,
mampu
Sebaya
Berbasis
menggunakan strategi berpikir tingkat
Kontektual dapat meningkatkan
tinggi,
prestasi belajar matematika pada
serta
mampu
membangun
peserta didik kelas XI TPMI
hubungan interpersonal.
semester genap di SMK Negeri 5 89
Kendal
Tahun
Pelajaran
kemampuan
2015/2016 ?
sesama teman dengan harapan baik , meskipun
Peserta didik yang mendapatkan dan
tentunya
dibandingkan
temannya sebagai turtor sebaya antar
Pemecahan masalah
perhatian
lebih
perlakuan
akan
dirasa memaksa bagi
peserta didik
khusus
sebagai
menghasilkan
atau
tugas
karena disuruh
dengan
perasaan
penguasaan yang berbeda pula dalam
terpaksa, yang jelas mengkondisikan
sebuah kelas atau kelompok bahkan
peserta didik harus belajar. Dengan
perlakuan individual sekaligus dengan
pola demikian tentunya anak
lebih
banyak beraktifitas dan aktif
dalam
diberikanya perlakuan dan perhatian yang lebih baik dalam belajar di
memahami konsep mata pelajaran
sekolah , tentunya akan lebih baik pula
matematika.
penguasaan kertrapilan atau konsep
LANDASAN
terhadap
HIPOTESIS TINDAKAN
mata
pelajaran
yang
Menurut Nana Sudjana (1991:5)
secara rutin dan terorganisir dengan paling
tidak
mengkondisikan
akan dalam
DAN
Hakikat Belajar
dipelajarinya. Dengan turtor sebaya
baik
TEORITIS
mampu
belajar adalah suatu perubahan yang
bentuk
relative
permanen
dalam
suatu
keaktifan dan motivasi ekstrinsik bagi
kecenderungan tingkah laku sebagai
peserta didik itu sendiri.
hasil
dari
praktek
atau
latihan.
(
1996:29)
Perubahan-perubahan yang dimaksud
“Motivasi
ekstrinsik
adalah perubahan tingkah laku yang
timbul sebagai akibat pengaruh dari
ditunjukkan dalam berbagai aspek
luar individu, apakah karena adanya
seprti
ajakan,
pemahaman, persepsi, motivasi atau
Moh.
Uzer
menjelaskan
sehingga
atau
paksaan
dengan
orang
kondisi
lain
perubahan
pengetahuan,
gabungan dari aspek-aspek tersebut.
yang
Menurut
demikian akhirnya ia mau melakukan
Winkel
(1997)
misalnya
menyatakan pengertian belajar : suatu
seseorang mau belajar karena ia
aktivitas mental atau psikis yang
disuruh orang tua untuk mendapatkan
berlangsung dalam
peringkat pertama”. Demikian halnya
dengan
dengan guru menyuruh peseta didik
menghasilkan
terutama
dalam pengetahuan dan nilai sikap.
sesuatu
atau
belajar,
yang
mempunyai 90
interaksi
lingkungan,
aktif yang
perubahan-perubahan
Perubahan itu bersifat relatif konstan
bisa berupa: (1) informasi verbal, (2)
dan berbekas.
keterampilan intelek, (3) keterampilan
Keaktifan Belajar Siswa
motorik, (4) sikap, dan (5) siasat
Keaktifan
belajar
siswa
kognitif.
merupakan unsur dasar yang penting bagi
keberhasilan
pembelajaran.
Menurut W.S Winkel (1999 : 51) ”Prestasi belajar dapat dilihat dari
proses Sedangkan
perubahan-perubahan
dalam
pembelajaran aktif menurut Hisyam
pengertian
Zaini, Bermawy Munthe & Sekar Ayu
keterampilan, nilai sikap yang bersifat
Aryani
suatu
konstan. Perubahan ini dapat berupa
pembelajaran yang mengajak peserta
sesuatu yang baru atu penyempurnaan
didik untuk belajar secara aktif. Ketika
sesuatu hal yang pernah dimiliki atau
peserta didik belajar dengan aktif,
dipelajari
berarti mereka yang mendominasi
menurut Muhibin Syah (1999 : 141)
aktifitas pembelajaran.
”Prestasi
(2007:
Menurut (2001
:
16)
Anton
26),
adalah
M.
Mulyono
Aktivitas
(kognitif),
pengalaman
sebelumnya”. belajar
Sedangkan
merupakan
taraf
keberhasilan murid atau santri dalam
artinya
mempelajari
materi
pelajaran
di
“kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala
sekolah atau pondok pesantren yang
sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-
dinyatakan dalam bentuk skor yang
kegiatan
diperoleh dari hasil tes mengenai
yang
terjadi
baik
fisik
sejumlah materi pelajaran tertentu”.
maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas.
Berdasarkan
pandangan dari para ahli tersebut
Prestasi belajar dari
pandangan-
Istilah prestasi belajar berasal
diatas maka yang dimaksud dengan
bahasa
prestasi belajar matematika
Belanda
”Prestatie,”
dalam
selanjutnya dalam bahasa Indonesia
penelitian ini adalah hasil dari seorang
menjadi prestasi yang berarti hasil
peserta didik dalam mengikuti proses
usaha. Prestasi selalu dihubungkan
pembelajaran matematika yang diukur
dengan
dari kemampuan peserta didik tersebut
motivasi
tertentu,
seperti
dikemukakan oleh Robert M. Gagne
dalam
sebagaimana dikutip Syaeful Sagala
permasalahan matematika.
(2007 : 17-18) bahwa, ”Belajar terjadi apabila ada hasilnya yang dapat diperlihatkan ”. Hasil belajar tersebut 91
menyelesaikan
suatu
dimaksduk.
Pendekatan Kooperatif Tutor Sebaya Berbasis Kontektual a. Pembelajaran kooperatif Dalam pembelajaran seringkali
kelompok
pada
menengah
akan
berusaha
kooperatif
pada
metode
pembelajaran
terhadap
1.
stategi
2.
yang terakhir ini seringkali lebih
3.
pembelajaran.
4.
pembelajaran dengan
dimana guru menetapkan tugas dan
membantu menyelesaikan
untuk
peserta masalah
mungkin
pendekatan memiliki
strategi
maupun
dalam
kemiripan metode,
meskipun sebenarnya berbeda. Wina
serta
dirancang
Bilamana
Pengertian
kooperatif
dianggap lebih diarahkan oleh guru,
yang
bukan
b. PendekatanTutor Sebaya
atau diarahkan oleh guru. Secara
informasi
kelompok,
jenis kelamin peserta didik.
bentuk yang lebih dipimpin oleh guru
dan
Sistem penghargaan berorientasi
memperhatikan ras, budaya, dan
jenis kerja kelompok termasuk bentuk-
bahan-bahan
Kelompok tersusun atas peserta
perorangan.
adalah
konsep yang lebih luas meliputi semua
menyediakan
keberhasilan
Peserta didik secara kooperatif
pada
(2010:54)
pertanyaan-pertanyaan
dan
sedang, dan rendah.
anggota kelompok dalam kegiatan
pembelajaran
usaha
didik dengan kemampuan tinggi,
efektif karena melibatkan seluruh
umum
anggota
menguasai materi.
kelompok siswa dalam kelas. Cara
kooperatif
kemampuan
bekerja dalam kelompok untuk
pembelajaran yang melibatkan seluruh
pembelajaran
dengan
kooperatif adalah sebagai berikut :
melalui pengajuan pertanyaan secara
Suprijono
adalah
Gambaran umum dari pembelajaran
Berbagai cara dapat ditempuh baik
Menurut
dasarnya
kelompok, bukan pada perorangan.
ikut serta dalam proses pembelajaran.
menyusun
Pembelajaran
heterogen dan memberi penghargaan
untuk
melibatkan ketiga kelompok ini untuk
langsung,
tugas.
kelompok
perannya dalam pembelajaran. Guru baik
akhir
menempatkan peserta didik dalam
apalagi kelompok tidak begitu nampak
yang
biasanya
menempatkan bentuk ujian tertentu
kelas didomonasi oleh kelompok atas, sedangkan
Guru
Sanjaya (2006) mengatakan bahwa pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
didik
terhadap proses pembelajaran. Roy
yang
Killen (1998) (dalam Sanjaya, 2006) 92
mencatat ada dua pendekatan dalam
lain yang belum bisa terhadap suatu
pembelajaran yaitu pendekatan yang
materi.
berpusat pada guru (teacher-centred
c. Kelebihan
approaches) dan pendekatan yang
dan
Kekurangan
Tutor Sebaya
berpusat pada siwa (student-centred
1. Kelebihan Tutor Sebaya
approaches). Pendekatan inilah yang
a. Peserta didik
diajarkan untuk
melahirkan berbagai metode ataupun
mandiri, dewasa dan punya rasa
strategi pembelajaran.
setia kawan yang tinggi. Artinya
Sedangkan tutor sebaya adalah
dalam penerapan tutor sebaya itu,
siswa di kelas tertentu yang memiliki
peserta didik yang dianggap pintar
kemampuan di atas rata-rata yang
bisa mengajari atau menjadi tutor
memiliki
temannya yang kurang pandai atau
tugas
untuk
membantu
kesulitan temanya dalam memahami
ketinggalan.
materi ajar. Edward L. Dejnozken dan
b. Peserta didik lebih mudah dan lebih
Daven E. Kopel dalam American
leluasa
Education
permasalahan
Engcyclopedia
dalam
menyampaikan
yang
dihadapinya
menyebutkan “ tutor sebaya adalah
sehingga
sebuah prosedur siswa mengajar siswa
bersangkutan terpacu semangatnya
lainnya”. Nurita Putranti (2007:2)
untuk
mengemukakan “tutor sebaya adalah
dengan baik.
siswa di kelas tertentu yang memiliki kemampuan
di
atas
peserta
mempelajari
didik
materi
c. Membuat peserta didik
yang
ajar
yang
rata-rata
kurang aktif menjadi aktif karena
anggotanya yang memiliki tugas untuk
tidak malu untuk bertanya dan
membantu kesulitan anggota dalam
mengeluarkan
memahami materi ajar”.
bebas.
Berdasarkan berbagai pendapat
d. Membantu
pendapat
peserta
didik
secara
yang
di atas dapat di simpulkan bahwa
kurang mampu atau kurang cepat
yang dimaksud dengan pendekatan
menerima pelajaran dari gurunya.
tutor sebaya dalam penelitian ini
Kegiatan tutor seraya bagi peserta
adalah
didik merupakan kegiatan yang
suatu
pendekatan
pembelajaran yang berpusat kepada
kaya
peserta didik, dimana peserta didik
sebenarnya merupakan kebutuhan
yang lebih pandai dari temannya
peserta didik itu sendiri.
membantu dan mengajari teman 93
akan
pengalaman
yang
e. Tutor maupun yang ditutori sama-
sekolah
sama diuntungkan, bagi tutor akan
agar
dapat
memecahkan
masalah-masalah yang disimulasikan.
mendapat pengalaman, sedang yang
Pembelajaran kontekstual terjadi
ditutori akan lebih kreatif dalam
apabila peserta didik menerapkan dan
menerima pelajaran.
mengalami apa yang sedang diajarkan
2. Kekurangan Tutor Sebaya
dengan
Seorang tutor hendaknya memiliki
mengacu
masalah
pada
dunia
masalah-
nyata
yang
kemampuan dalam penguasaan materi
berhubungan
dan
tanggung
jawab
mereka
sebagai
anggota
keluarga,
warga
Negara,
memiliki
kemampuan
untuk
membantu orang lain. Sawali Tuhusya (2007)
menyatakan
bahwa
“tutor
peserta
didik,
adalah murid yang tergolong baik
Pembelajaran
dalam
pembelajaran
prestasi
belajarnya
dan
dengan
dan
peran
tenaga
hubungan
baik dengan teman-temannya”.
pengalaman sesungguhnya.
metode
tentu
yang
adalah
terjadi
mempunyai hubungan social yang
Setiap
kerja.
kontekstual yang
dan
erat
dalam dengan
ada Enam unsur kunci pembelajaran
kekurangan dan kelebihannya. Adapun
kontekstual, yaitu :
kekurangan dari penggunaan tutor
1. Pembelajaran
sebaya antara lain:
bermakna
pemahaman,
Tidak semua peserta didik dapat
:
relevansi,
dan
penghargaan pribadi peserta didik
menjelaskan kepada temannya.
bahwa ia berkepentingan terhadap
Tidak semua peserta didik dapat
konten
menjawab pertanyaan temannya.
yang
harus
dipelajari.
Pembelajaran dipersepsi sebagai d. Konsep
Dasar
Strategi
relevan dengan hidup mereka;
Pembelajaran Kontekstual Pengajaran pengajaran
kontekstual
yang
2. Penerapan adalah
pengetahuan
kemampuan
memungkinkan
bagaimana
untuk apa
yang
:
melihat dipelajari
peserta didik dari TK sampai dengan
diterapkan dalam tatanan-tatanan
SMU/SMK
untuk
menguatkan,
lain dan fungsi-fungsi pada masa
memperluas,
dan
menerapkan
sekarang dan akan datang;
pengetahuan
dan
keterampilan
3. Berfikir tingkat lebih tinggi :
akademik mereka dalam berbagai
peserta didik dilatih untuk berfikir
macam tatanan dalam sekolah dan luar
kritis 94
dan
kreatif
dalam
mengumpulkan data, memahami
masyarakat
persoalan, atau memecahkan suatu
community), pemodelan (modeling),
masalah;
dan
4. Kurikulum
yang
berdasarkan
dikembangkan
autentik
(authentic
assessment). Pembelajaran kontekstual dapat
pengajaran berhubungan dengan
dikatakan sebagai sebuah pendekatan
suatu rentang dan beragam standar
pembelajaran yang mengakui dan
lokal, Negara bagian, nasional,
menunjukkan kondisi alamiah dari
asosiasi, dan / atau industri;
pengetahuan. Melalui hubungan di
terhadap
:
penilaian
(learning
konten
5. Responsif
standar
belajar
budaya
:
dalam dan di luar ruang kelas, suatu
pendidik harus memahami dan
pendekatan pembelajaran kontekstual
menghormati nilai-nilai, keyakinan-
menjadikan pengalaman lebih relevan
keyakinan,
kebiasaan-
dan berarti bagi peserta didik dalam
kebiasaan peserta didik, sesama
membangun pengetahuan yang akan
rekan pendidik dan masyarakat
mereka terapkan dalam pembelajaran
tempat mereka mendidik;
seumur
dan
hidup.
Pembelajaran
6. Penilaian autentik : penggunaan
kontekstual menyajikan suatu konsep
berbagai macam strategi penilaian
yang mengaitkan materi pelajaran
yang secara valid mencerminkan
yang dipelajari peserta didik dengan
hasil belajar sesungguhnya yang
konteks
diharapkan dari peserta didik.
digunakan, serta berhubungan dengan
Pembelajaran kontekstual adalah
dimana
peserta
mengaitkan
memberikan
materi
tersebut
bagaimana seseorang belajar atau cara
konsep belajar yang membantu guru antara
materi
yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata
didik
belajar.
arti,
Konteks
relevansi,
dan
manfaat penuh terhadap belajar.
peserta didik dan mendorong peserta didik
membuat
hubungan
Materi pelajaran akan tambah
antara
berarti jika peserta didik mempelajari
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam
materi
kehidupan
pembelajarannya,
kontekstual, yakni: konstruktivisme
pembelajaran
bertanya inkuiri
disajikan
dan menemukan arti di dalam proses
tujuh komponen utama pembelajaran
(questioning),
yang
melalui konteks kehidupan mereka,
mereka sehari-hari, dengan melibatkan
(constructivism),
pelajaran
akan
sehingga menjadi
lebih
berarti dan menyenangkan. Peserta
(inquiry), 95
didik
akan
bekerja
mencapai
keras
tujuan
untuk
Kerangka Berfikir
pembelajaran,
Dengan menerapkan Pendekatan
mereka menggunakan pengalaman dan
Kooperatif Tutor Sebaya Berbasis
pengetahuan
untuk
Kontekstual maka peserta didik akan
membangun pengetahuan baru. Dan
selalu terlibat secara langsung dalam
selanjutnya
pembelajaran,
sebelumnya
peserta
didik
memanfaatkan
kembali
pemahamanpengetahuan
sehingga
dengan
keterlibatan ini materi yang dibahas
dan
akan
selalu
teringat
dalam
kemampuannya itu dalam berbagai
pemikirannya dan konsep yang harus
konteks
dikuasai peserta didik
di
luar
sekolah
untuk
akan mudah
menyelesaikan masalah dunia nyata
diterimanya hal ini sesuai dengan
yang kompleks, baik secara mandiri
prinsip
maupun dengan berbagai kombinasi
menyatakan bahwa pembelajaran akan
dan struktur kelompok.
cepat dikuasai peserta didik dengan
kontekstual
by
doing
yang
peserta didik tersebut ikut aktif dalam
Jadi jelaslah bahwa pemanfaatan pembelajaran
learning
pembelajaran.
akan
menciptakan ruang kelas yang di
Bertolak dari pemikiran bahwa
dalamnya peserta didik akan menjadi
membawa peserta didik aktif dalam
peserta aktif bukan hanya pengamat
pembelajaran
yang pasif, dan bertanggung jawab
peserta didik menerima konsep yang
terhadap
harus
belajarnya.
Penerapan
akan
dikuasainya
memudahkan
maka
secara
pembelajaran kontekstual akan sangat
otomatis langkah membawa peserta
membantu
guru
didik
menghubungkan
materi
dengan
situasi
memotivasi membentuk
untuk
dunia
peserta
didik
hubungan
dalam
belajar
ini
merupakan suatu langkah yang efektif
pelajaran nyata
aktif
untuk menyampaiakan suatu materi
dan
ajar.
untuk antara
Hipotesis Tindakan
pengetahuan dan aplikasinya dengan
Hipotesis tindakan dalam penelitian
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga Negara, dan pekerja
ini adalah sebagai berikut.
(Trianto, 2007: 101-105).
(1)
Proses pembelajaran melalui
Pendekatan Kooperatif Tutor Sebaya Berbasis 96
Kontekstual
dapat
meningkatkan keaktifan belajar pada
selama 4 bulan mulai bulan Maret –
peserta didik kelas XI TPMI semester
Juni
genap di SMK Negeri 5 Kendal
perlakuan tindakan kelas ( class room
Tahun Pelajaran 2015/2016,
action research ) dengan menggunakan
Proses
(2)
pembelajaran
melalui
Kontekstual
meningkatkan
prestasi
menggunakan
jenis
2 siklus.
Pendekatan Kooperatif Tutor Sebaya Berbasis
2016,
Subyek penelitian adalah peserta
dapat
didik kelas XI TPMI pada semester
belajar
genap kompetensi Turunan Fungsi
matematika pada peserta didik kelas
tahun
XI TPMI semester genap di SMK
Pengambilan subyek penelitian ini
Negeri 5 Kendal Tahun Pelajaran
didasarkan pada kondisi kelas yang
2015/2016.
mampu mewakili peserta didik kelas XI
dilaksanakan
Kompetensi
Pemeliharaan
METODE PENELITIAN Penelitian
pelajaran
tindakan
kelas
dengan
mengambil
secara
ini
2015/2016.
Keahlian Mekanik
Teknik Industri
keseluruhan.
Kompetensi
Teknik
pemeliharaan
Keahlian
di SMK Negeri 5
Mekanik Industri ini dipilih sebagai
Kendal yang berlokasi di Kecamatan
objek penelitian dikarenakan peneliti
Pageruyung, dengan pertimbangan :
ingin
(a) di SMK Negeri 5 Kendal program
pembelajaran
Teknik Pemeliharaan Mekanik Industr
meningkatkan penguasaan Turunan
( TPMI ) perlu adanya penelitian
Fungsi bagi peserta didik.
lokasi
mencari
suatu
yang
model
efektif
untuk
tentang pendekatan pembelajaran yang
Prosedur penelitian tindakan kelas
paling efektif sehingga prestasi belajar
ini terdiri atas dua siklus , setiap siklus
matematika
peserta
program
tersebut
harapan,
(b)
didik
pada
terdiri atas: perencanaan, tindakan,
sesuai
dengan
pengamatan, dan refleksi. Jenis data
dalam
yang diperoleh dari penelitian ini
kemudahan
pelaksanaan penelitian karena peneliti
adalah
merupakan staf pengajar di SMK
kualitatif.
Negeri 5 Kendal, (c) Adanya ikatan
sekor keaktifan peserta didik, yaitu
batin yang baik antara peneliti dengan
sekor keaktifan pada siklus I dan
seluruh warga sekolah. Penelitian ini
siklus II, hasil ulangan pada siklus I
dilaksanakan di SMK Negeri 5 kendal
dan siklus II. Data kuantitatif berupa data 97
data
kuantitatif
Data
hasil
dan
kuantitatif
pengamatan
data
berupa
oleh
kolaborator
,
dan
hasil
angket
pengamatan pembelajaran kooperatif
tanggapan peserta didik.
turtor
Teknik pengumpulan data dalam
teman
sebaya
berbasis
kontektual (5) memberikan penjelasan
penelitian ini adalah tes dan nontes.
pada
Teknik
pembelajaran kooperatif turtor teman
tes
digunakan
untuk
peserta
didik
tentang
menentukan hasil ulangan harian ,
sebaya berbasis kontektual
yaitu tes awal, siklus I dan siklus II.
Pelaksanaan Tindakan, meliputi :
Teknik non tes berupa pengamatan
1) Dalam proses pembelajaran pada
pada ranah afektif. Alat pengumpul
materi
data berupa lembar soal, angket
kegiatannya adalah sebagai berikut.
keaktifan
(1) peneliti membagi peserta didik
peserta
didik,
lembar
Turunan
observasi oleh kolaborator dan angket
menjadi
6
respon peserta didik.
masing-masing
Fungsi,
kelompok
dengan kelompok
Indikator keberhasilan penelitian
beranggotakan 6 peserta didik; (2)
tindakan kelas ini adalah sebagai
peneliti menerangkan konsep dan
berikut.
aturan turunan fungsi secara detail;
(1)
Sekurang-kurangnya
80
%
(3) setelah peserta didik
jelas,
peserta didik memiliki keaktifan untuk
peneliti memberikan soal yang
mengikuti pelajaran, (2) Sekurang-
harus dikerjakan masing-masing
kurangnya
kelompok dengan sistem undi; (4)
85 % peserta didik
mencapai ketuntasan belajar,
peneliti didik
mengamati kerja peserta dengan memberi bantuan
secukupnya;
Pelaksanaan Siklus I
(5)
peserta
didik
Perencanaan tindakan pada
mepresentasikan hasil pekerjaanya
siklus ini meliputi (1) menyusun
dengan menuliskan di papan tulis;
rencana pembelajaran untuk materi
(6) peneliti memberi penguatan dan
konsep dan aturan turunan dalam
bimbingan atas presentasi yang
perhitungan
(2)
disampaikan oleh masing-masing
membentuk kelompok pembelajaran
kelompok; (7) peneliti memeriksa
yang didasarkan pada
dan menilai hasil pekerjaan peserta
turunan
fungsi,
prinsip
pembelajaran kooperatif (3) membuat
didik;
skenario
mengerjakn soal pada setiap akhir
turtor
pembelajaran teman
kontektual
(4)
kooperatif
sebaya menyusun
berbasis
dan
pertemuan.
lembar 98
(8)
peserta
didik
2) Peneliti mengajar sesuai dengan skenario
pembelajaran
menggunakan
turtor
sebaya,
(2)
klasikal
menyiapkan alat bantu mengajar yang
yang telah dirancang dan mencatat
berupa: Buku sumber, dan contoh soal
kegiatan – kegiatan yang dilakukan
dan
oleh masing – masing peserta didik.
menyusun angket keaktifan peserta
3) Peneliti memberikan evaluasi pada
didik dalam proses pembelajaran dan
peserta didik
untuk mengetahui
cara
mengerjakannya,
(3)
angket respon peserta didik terhadap
pemahaman peserta didik berkaitan
penerapan
dengan konsep turunan fungsi.
Tutor Sebaya Berbasis Kontektual, (4)
Observasi
dilakukan
dengan
Pendekatan
Kooperatif
menyusun alat evaluasi atau alat
melakukan pencatatan terhadap situasi
penilaian
yang ada dengan menggunakan lembar
untuk
observasi oleh kolaborator dan angket
konsep-konsep telah dikuasai oleh
skor keaktifan peserta didik. Observasi
peserta didik setelah mengikuti proses
dilakukan
dengan
pembelajaran, peneliti menggunakan
pelaksanaan kegiatan. Observasi juga
alat yang berupa tes tertulis yang telah
meliputi pengamatan terhadap hasil
dirancang oleh peneliti sesuai dengan
belajar.
tujuan yang tertuang dalam kisi-kisi
bersamaan
Refleksi,
dilakukan
memperhatikan
dengan
hasil
mengukur
soal,
kejadian-kejadian
belajar, digunakan seberapa
besar
(5) peneliti menyiapkan
penghargaan bagi peserta didik yang
selama proses pembelajaran dengan
mendapatkan nilai sempurna .
lembar observasi oleh kolaborator, Pelaksanaan tindakan meliputi :
angket skor keaktifan peserta didik, dan hasil tes yang dicapai peserta didik.
Kelebihan
yang
1) Dalam proses pembelajaran pada
ada
materi turunan , kegiatannya adalah
dipertahankan dan kekurangan yang terjadi
diperbaiki
pada
sebagai
siklus
berikut.
(1)
peneliti
membagi peserta didik menjadi 6
berikutnya.
kelompok
yang
masing-masing
kelompok beranggotakan 6 peserta Pelaksanaan Siklus II
didik; (2) peneliti menerangkan
Perencanaan tindakan pada siklus
materi karakteristik suatu fungsi
ini meliputi, (1) menyusun rencana pembelajaran
dan
secara detail; (3) setelah peserta
skenario
didik
pembelajaran konsep turunan dengan 99
jelas, peneliti memberikan
soal yang harus dikerjakan masing-
dilakukan
masing kelompok dengan sistem
pelaksanaan tindakan. Observasi juga
undi ; (4) peneliti mengamati kerja
meliputi pengamatan hasil belajar dan
peserta didik
pengisian angket respon peserta didik
dengan memberi
bantuan secukupnya; (5) peserta didik
mempresentasikan
bersamaan
dengan
terhadap model pembelajaran.
hasil
Refleksi dilakukan untuk membuat
pekerjaanya dengan menuliskan di
inventarisasi kesulitan yang dilakukan
papan tulis; (6) peneliti memberi
peserta didik
penguatan
masalah
dan
bimbingan
atas
dalam menyelesaikan
pada
bahan
ajar
yang
presentasi yang disampaikan oleh
diberikan serta mendata peserta didik
masing-masing kelompok ; (7)
yang telah mampu menyelesaikan soal
peneliti
memeriksa dan menilai
evaluasi dan mampu mendapatkan
hasil pekerjaan peserta didik; dan
nilai diatas standart ketuntasan belajar.
(8) peserta didik mengerjakn soal pada setiap akhir pertemuan.
HASIL
2) Peneliti mengajar sesuai dengan skenario
pembelajaran
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
klasikal
yang telah dirancang dan mencatat
Hasil Penelitian
kegiatan – kegiatan yang dilakukan
Berdasarkan
observasi
yang
oleh masing – masing peserta didik.
dilakukan oleh peneliti didapatkan
3) Peneliti memberikan evaluasi pada
bahwa pada proses pembelajaran yang
peserta didik
untuk mengetahui
dilakukan dengan menggunakan cara
pemahaman peserta didik berkaitan
tradisional atau metode ceramah pada
dengan konsep dan aturan turunan
kompetensi dasar limit fungsi terlihat
fungsi .
peserta
4) Peneliti memberikan penghargaan bagi peserta didik
memperhatikan
masih
kurang
pembelajaran
dan
yang
asyik dengan kegiatannya sendiri yang
mendapat nilai sempurna dalam
tidak ada kaitannya dengan apa yang
evaluasi.
disampaikan guru. Dan dari hasil
Observasi,
yang
didik
dengan
postest yang dikerjakan peserta didik
melakukan pencatatan terhadap situasi
yang telah dirancang oleh peneliti
yang
setelah
ada
dilakukan
menggunakan
lembar
diadakan
maka
observasi oleh kolaborator dan angket
didapatkan
yang
kurang
keaktifan peserta didik. Observasi
memuaskan. Hasil koreksi
tes awal
100
hasil
koreksi
dari
36 peserta didik
yang ada di
didik (31,43 %) mempunyai keaktifan
kelas tersebut didapatkan, 18 peserta
dengan katagori sangat aktif,
didik mendapatkan nilai kurang dari
pada pertemuan ketiga pada siklus I
77 dan 18 peserta didik mendapatkan
diperoleh data diperoleh data peserta
nilai lebih dari 77, sehingga peserta
didik (5,71%) mempunyai keaktifan
didik
yang
tuntas
atau
dengan katagori sedang, peserta didik
atas
batas
(60%) mempunyai keaktifan dengan
ketuntasan minimal ada 18 peserta
katagori aktif dan peserta didik (34,29
didik. Dari paparan hasil nilai yang
%)
didapatkan peserta didik,
maka
katagori
tampak bahwa peserta didik
yang
pertemuan keempat pada siklus I
mencapai ketuntasan belajar 50 %
diperoleh data diperoleh data peserta
dengan rata-rata 75,03.
didik (62,86%) mempunyai keaktifan
mendapatkan
telah
(c)
nilai
di
mempunyai sangat
keaktifan aktif,
dengan katagori aktif
(d)
dengan pada
dan peserta
Hasil Penelitian Siklus I
didik (37,14 %) mempunyai keaktifan
Hasil penelitian pada siklus ini adalah
dengan katagori sangat aktif, (e) data
sebagai berikut, (a) pada siklus I
hasil ulangan harian menunjukkan
terdapat
didik
bahwa peserta didik yang mencapai
meninggal dunia sehingga jumlah
tuntas belajar atau sudah mencapai
peserta didik yang semula 36 menjadi
KKM (88,57 %) , artinya peserta didik
35 peserta didik dan pada pertemuan
(11,43 %) belum tuntas belajar atau
pertama diperoleh data peserta didik
belum mencapai KKM, (f) data hasil
(22,86%)
keaktifan
implementasi pembelajaran guru pada
dengan katagori sedang, peserta didik
siklus I mencapai 80 % artinya
(51,43%)
implementasi pembelajaran
seorang
peserta
mempunyai
mempunyai
dengan katagori aktif
keaktifan dan peserta
sesuai
rancangan dalam kategori baik
didik (25,71 %) mempunyai keaktifan dengan katagori sangat aktif, (b) pada pertemuan
kedua
pada
I
Pada siklus pertama ini terlihat
diperoleh data diperoleh data peserta
ada beberapa peserta didik yang belum
didik (11,43%) mempunyai keaktifan
berinteraksi dengan baik , kerja sama
dengan katagori sedang, peserta didik
masih kurang dan sikap tanggung
(57,14%)
keaktifan
jawab terhadap tugas masih kurang.
dan peserta
Akibatnya masih ada peserta didik
mempunyai
dengan katagori aktif
siklus
Refleksi Siklus I
101
yang
bermalas-malasan
untuk
sedang, peserta didik (61,15
%)
mengerjakan tugas , mondar mandir
mempunyai keaktifan dengan katagori
kesana kemari dan asik mengobrol
aktif
saat
cenderung
mempunyai keaktifan dengan katagori
didominasi peserta didik tertentu. Dari
sangat aktif, (d) Pada pertemuan
siklus
keempat pada siklus II diperoleh data
diskusi
pertama
keaktifan
perlu
serta
ini
menunjukkan dan
peserta didik ( 60 % ) mempunyai
dalam
keaktifan baik dan peserta didik ( 40
menyelesaikan tes prestasi belajar
% ) mempunyai keaktifan sangat baik,
belum sesuai dengan yang telah
(e)
direncanakan.
menunjukkan bahwa peserta didik
kemampuan
ditingkatkan
dan peserta didik (36 %)
peserta
didik
data
hasil
ulangan
harian
yang mencapai tuntas belajar atau sudah mencapai KKM ( 100 % ).
Hasil Penelitian Siklus II Hasil penelitian pada siklus ini
Artinya sudah mencapai ketuntasan
adalah sebagai berikut, (a) pada
yang diprogramkan yaitu minimal
pertemuan
85%
pertama
dari
empat
peserta
didik
pertemuan pada siklus II diperoleh
ketuntasan
diperoleh data peserta didik (14,29 %)
KKM,(e)
mempunyai keaktifan dengan katagori
pembelajaran guru mencapai 89,33 %
sedang, peserta didik (57,14 %)
artinya
mempunyai keaktifan dengan katagori
sesuai
aktif
sangat baik.
dan peserta didik (28,57 %)
belajar
mempunyai
data
atau
hasil
implementasi
mencapai
implementasi
pembelajaran
rancangan dalam kategori
mempunyai keaktifan dengan katagori sangat aktif, (b) pada pertemuan kedua
Refleksi Siklus II
pada siklus II diperoleh data peserta
Pada siklus kedua ini terlihat
didik (8,57 %) mempunyai keaktifan
interaksi
dengan katagori sedang, peserta didik
meningkat
(45 %) mempunyai keaktifan dengan
bertanggung jawab terhadap tugas
katagori aktif dan peserta didik (31,43
semakin baik. Akibat dari hal ini
%)
adalah keaktifan peserta didik sesuai
mempunyai
katagori pertemuan
sangat ketiga
keaktifan aktif, pada
(c)
dengan pada
siklus
dengan
makin
yang
dan
baik,
kerjasama
sikap
diprogramkan
untuk
yaitu
II
sudah mencapi lebih dari 80 %
diperoleh data peserta didik (2,85 %)
mempunyai keaktifan yang sangat
mempunyai keaktifan dengan katagori
baik, diskusi makin menarik, dan 102
presentasi
yang dilakukan peserta
Keaktifan peserta didik pada
didik semakin bagus. Dari siklus
pertemuan kedua pada siklus I dan
kedua ini ditunjukkan keaktifan yang
siklus II ada peningkatan dari 84,00 %
baik dan kemampuan peserta didik
menjadi 84,57 % , terjadi peningkatan
dalam
0,57 %, memiliki arti keaktifan peserta
menyelesaikan
tes
prestasi
belajar semakin meningkat.
didik dari aspek keaktifan peserta didik dengan kategori sekor adalah aktif.
Pembahasan Antarsiklus Berdasarkan
pelaksanaan
Keaktifan peserta didik pada
tindakan mulai pemantauan keadaan
pertemuan ketiga pada siklus I dan
awal hingga pelaksanaan tindakan
siklus II ada peningkatan dari 85,71 %
pada
menjadi 86,63 % , terjadi peningkatan
siklus
hasil
II
maka
dapat
digambarkan sebagai berikut.
0,92 %, memiliki arti keaktifan peserta
Berdasarkan penelitian, keaktifan peserta didik dapat dilihat pada
didik dari aspek keaktifan peserta
tabel
didik dengan kategori sekor adalah
1.
sangat aktif.
Berdasarkan tabel 1, dapat dikatakan
Keaktifan peserta didik pada
bahwa keaktifan peserta didik pada
pertemuan keempat pada siklus I dan
pertemuan pertama pada siklus I dan
siklus II ada peningkatan dari 87,43 %
siklus II ada peningkatan dari 80,57 %
menjadi 88,00 % , terjadi peningkatan
menjadi 82,86 % , terjadi peningkatan
0,57 %, memiliki arti keaktifan peserta
2,29 %, memiliki arti keaktifan peserta
didik dari aspek keaktifan peserta
didik dari aspek keaktifan peserta
didik dengan kategori sekor adalah
didik dengan kategori sekor adalah
sangat aktif.
aktif. Tabel 1. Rekapitulasi Keaktifan Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran Siklus I N o
Aspek
Seda
Aktif
Sangat
Keterca
Sedang
Aktif
Sangat
Keterca
ng
(%)
Aktif
pian
(%)
(%)
Aktif
paian
(%)
(%)
(%)
(%)
(%) 1
Pertemuan
Siklus II
22,86
51,43
25,71
80,57
14,29
57,14
28,57
82,86
11,43
57,14
31,43
84,00
8,57
60
31,43
84,57
pertama
2
Pertemuan kedua
103
3
Pertemuan
5,71
60
34,29
85,71
2,85
61,15
36
86,63
-
62,86
37,14
87,43
-
60
40
88,00
ketiga
4
Pertemuan keempat
Rata - rata
84,43
Rata-rata keaktifan peserta didik
Rata- rata
85,52
mencapi lebih dari 80 % sesuai dengan
dilihat dari semua pertemuan pada
yang telah diprogramkan.
siklus pertama dapat dilihat pada
Berdasarkan
penelitian,
hasil
tabel1 84,43 %, sedangkan pada siklus
implementasi
pembelajaran
guru
kedua 85,52 % ada peningkatan
dalam
pembelajaran
dapat
keaktifan 1,09 %. Berdasarkan tabel 1
dilihat pada tabel 2 . Berdasarkan tabel
di
2
atas,
dapat
dikatakan
bahwa
,
proses
dapat
dikatakan
keaktifan peserta didik mengalami
implementasi
peningkatan dari 84,43% ( aktif )
proses
menjadi 85,52 % ( sangat aktif ).
peningkatan dari 80 % ( baik ) pada
Sehingga
siklus I menjadi 89,33% ( amat baik )
keaktifan
peserta
didik
pembelajaran
bahwa
pembelajaran
guru
mengalami
pada siklus II. Tabel 2. Implementasi pembelajaran guru dalam proses pembelajaran NO
Aspek
Siklus I
Siklus II
Jumlah Skor
Jumlah Skor
1
Menyiapkan peserta didik belajar
4
4
2
Menyampaikan tujuan
4
4
3
Apersepsi/Introduksi
3
4
4
Memotivasi peserta didik
4
5
5
Penguasaan materi
4
4
6
Penyajian urutan materi(dengan model
4
4
pembelaran). 7
Implementasi model/metode/strategi
3
4
8
Melakukan ekspolarsi /elaborasi/konfirmasi
3
5
9
Penggunaan media
4
5
104
10
Bimbingan/perhatian terhadap peserta
4
4
didik. 11
Mengatasi kesulitan peserta didik
3
4
12
Melakukan tes/quiz untuk mengecek
5
5
pemahaman 13
Melakukan konfirmasi/refleksi
5
5
14
Memberikan tugas
5
5
15
Menyampaikan agenda berikutnya.
5
5
Jumlah
60
67
Persentase
80 %
89,33 %
Berdasarkan penelitian hasil tes prestasi belajar peserta didik dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Rekapitulasi tes prestasi belajar No
Uraian
Tuntas
Belum tuntas
(%)
(%)
Rata-rata
1
Awal
50,00
50,00
75,03
2
Siklus I
88,57
11,43
82,94
3
Siklus II
100,00
-
83,14
Berdasarkan
tabel
3
dapat
sebanyak 31 peserta didik (88,57%)
dikatakan bahwa hasil tes peserta didik
dan pada siklus II rata-rata hasil
mengalami peningkatan. Berdasarkan
belajar peserta didik mencapai 83,14
penelitian diketahui bahwa pada tes
dengan banyaknya peserta didik yang
awal rata-rata hasil belajar 75,03
mencapai KKM sebayak 35 peserta
dengan banyaknya peserta didik yang
didik (100 %).
mencapai KKM sebanyak 18 peserta didik (50 %), pada siklus I rata-rata
Respon peserta didik terhadap
hasil belajar 82,94 dengan banyaknya
Pendekatan Kooperatif Tutor Sebaya
peserta didik yang mencapai KKM
Berbasis Kontektual
105
Tabel 4. Rekap Angket Respon Model Pembelajaran No
Pernyataan
Siklus I Skor 120
Siklus II Skor 116
1
Menjadi lebih bermanfaat dalam belajar matematika
2 3 4
Menjadi lebih terampil Membuat lebih memahami materi Membuat lebih termotivasi dalam belajar matematika
114 120 119
118 125 120
5
Melatih untuk bisa mengemukakan pendapat Membuat lebih aktif dalam belajar Membuat materi lebih mudah diingat Jumlah Persentase
123
120
124 111 831 84,80%
125 114 838 85,51%
6 7
Berdasarkan Tabel 4
dapat
Kooperatif Tutor Sebaya Berbasis
dikatakan bahwa respon peserta didik terhadap
Pendekatan
Kontektual
Kooperatif
Pembelajaran
dimulai
dengan
Turtor Sebaya Berbasis Kontektual
memberikan motovasi pada peserta
meningkat dari 84,80 % pada siklus I
didik
menjadi 85,51 % pada siklus II (
apersepsi,
sangat baik ).
Kooperatif Tutor
Dari
penelitian
ini
yang mengacu melalui
pada tahap Pendekatan
Sebaya Berbasis
dapat
Kontektual . Penggunaan modul akan
membuktikan hipotesis bahwa dengan
membantu mengarahkan kerja peserta
Pendekatan Kooperatif Tutor Sebaya
didik, sehingga tujuan pembelajaran
Berbasis
dapat tercapai meskipun melalui tugas
Kontektual
dapat
meningkatkan keaktifan dan prestasi
mandiri.
belajar matematika pada peserta didik
Dalam pelaksanaan pembelajaran
kelas XI TPMI semester genap di
di kelas, guru melaksanakan sekenario
SMK Negeri 5 Kendal tahun palajaran
pembelajaran yang tertuang dalam
2015/2016 dapat diterima.
RPP
yang
telah
disusun.
Guru
memeriksa tugas mandiri peserta didik dengan
Pembahasan Hasil Penelitian Proses Turunan
Pembelajaran dengan
terlebih
dahulu
mengelompokkan peserta didik ke
Materi
dalam
Pendekatan
kelompok-kelompok
yang
terdiri dari 6 peserta didik. Dalam 106
masing-masing didik
kelompok,
mengembangkan
dengan
berdiskusi
peserta
didik. Jadi dapat disimpulkan bahwa
keaktifan
keaktifan peserta didik dari siklus I
kelompok yang
dan siklus II semakin meningkat.
ditugaskan oleh guru. Setelah itu, masing-masing
kelompok
diberi
Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Materi Turunan dengan Pendekatan Kooperatif Tutor Sebaya Berbasis Kontektual Peserta Didik
kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya, sehingga keaktifan peserta didik semakin berkembang. Keaktifan peserta didik dapat diamati dengan
menggunakan
Data
lembar
siklus
pengamatan keaktifan peserta didik pada siklus I adalah masih ada peserta
berlangsung masih terlihat beberapa
didik pada pertemuan pertama, kedua
peserta didik belum bisa berinteraksi
dan
dengan baik , kurang aktif, kerja sama
keaktifan sedang dan
perlu ditingkatkan, dan peserta didik
keaktifan dengan kategori aktif yaitu
yang pandai terlihat masih dominan
dengan rata-rata keaktifan 84,43. Pada
dalam mengerjakan soal. Presentasi
siklus II sudah ada peningkatan yaitu
dari tiap-tip kelompok juga belum
pada pertemuan pertama, kedua dan
begitu baik. Pada siklus II, saat diskusi
ketiga masih mempunyai keaktifan
berlangsung terlihat beberapa peserta
sedang,
didik
baik,
dibandingkan dengan siklus I dan
keaktifan meningkat, kerja sama mulai
mempunyai keaktifan dengan kategori
terjalin dengan baik dan kegiatan
sangat aktif, yaiyu dengan rata-rata
diskusi dan presentasi lebih hidup dan
keaktifan
mencapai
menarik. Tindakan yang di ambil di
Keaktifan
peserta
siklus II untuk lebih meningkatkan
melalui Pendekatan Kooperatif Tutor
lagi peserta didik adalah dengan
Sebaya Berbasis Kontektual
membuat laporan tugas rangkuman
memberi kesempatan peserta didik
materi, menyimpulkan hasil diskusi
untuk menggali pengetahuan yang
sebagai tugas mandiri, dan memberi
seluas-luasnya. Berdasarkan tabel 1
penghargaan bagi peserta didik yang
diatas
telah
keaktifan peserta didik mengalami
mengerjakan
sempurna
saat
didik
diskusi
interaksinya
I,
peserta
berdasarkan analisis terhadap sekor
pengamatan keaktifan peserta didik. Pada
keaktifan
semakin
tugas
dengan
untuk tiap-tiap peserta 107
ketiga
masih
tetapi
,
dapat
mempunyai mempunyai
sudah
menurun
85,52 didik
dikatakan
%
.
tumbuh
yang
bahwa
peningkatan
dari 84,43 % menjadi
PENUTUP
85,52 %.
Simpulan
Data
hasil
ulangan
harian
Dari penelitian tindakan kelas
peningkatan
yang telah dilaksanakan pada peserta
menunjukkan
adanya
yaitu pada
siklus I sebanyak 31
didik
kelas XI kompetensi keahlian
peserta didik ( 88,57 % ) mencapai
Teknik
KKM dengan rata-rata 82,94 dan pada
Industri SMK Negeri 5 Kendal ini,
siklus II peserta didik yang tuntas
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
belajar mencapi 100 % atau 35 peserta
berikut, (1) Penggunaan pendekatan
didik dengan rata-rata 83,14. Hal ini
pembelajaran kooperatif turtor sebaya
berarti
berbasis
potensi
peserta
didik
Pemeliharaan
Mekanik
kontektual
dapat
dimanfaatkan secara baik oleh guru
meningkatkan
untuk membangun materinya sendiri
peserta didik kelas XI TPMI SMK N
(Haglund, 2004). Kemampuan peserta
5
didik yang diperoleh selama proses
pelajaran 2015/2016 mencapai 85,52
pembelajaran
%,
masalah
untuk
ternyata
memecahkan
linear
terhadap
Kendal
(2)
keaktifan
semester
belajar
genap
Penggunaan
tahun
pendekatan
pembelajaran kooperatif turtor sebaya
prestasi belajarnya, sehingga dapat
berbasis
mencapai
meningkatkan prestasi belajar peserta
ketuntasa
belajar
yang
diprogramkan.
dapat
didik dengan rata-rata hasil belajar
Hasil implementasi pembelajaran guru
kontektual
82,94 pada siklus I menjadi 83,14
dalam proses pembelajaran
pada siklus II dan peserta didik yang
dengan Pendekatan Kooperatif Tutor
tuntas 88,57 % pada siklus I menjadi
Sebaya
100 % pada siklus II.
Berbasis
Kontektual
menunjukkan peningkatan yaitu dari 80,00 % pada siklus I menjadi 89,33
Saran
% pada siklus II.
Setelah mengadakan penelitian
Berdasarkan diberikan
pada
pembelajaran, respon
angket akhir dapat
peserta
didik
yang
tindakan kelas pada peserta didik
pelaksanaan
kompetensi
disimpulkan
Pemeliharaan Mekanik Industri
terhadap
keahlian
Teknik ini
dapat dikemukakan sebagai berikut,
Pendekatan Kooperatif Tutor Sebaya
(1)
Berbasis Kontektual
pembelajaran dengan sebaik-baiknya
adalah sangat
baik (85,51 %).
Guru
perlu
merancang
dengan menggunkan pendekatan dan 108
PembelajaranAktif. Yogyakarta : CTSD,IAIN Sunan Kalijaga. http://penelitiantindakankelas.blogspot .com/2013/02/pengertian-belajarcara-meningkatkan.htmlDiakses pada tanggal 15 Februari 2015. http://soddis.blogspot.com/2013/08/pe ngertian-aktivitas-menurut-paraahli.html Diakses pada tanggal 15 Februari 2015 https://safnowandi.wordpress.com/201 2/02/27/model-pembelajarankooperatif/mDiakses pada tanggal 15 Februari 2015 https://setiadiwijaya.wordpress.com/2 012/05/25/tutor-sebaya/ Diakses pada tanggal 15 Februari 2015 http://10310225.blogspot.com/2011/11 /model-pembelajaran-tutorsebaya.html Diakses pada tanggal 15 Februari 2015 Sanjaya,Wina.2006. Strategi Pembelajaran.Jakarta: Kencana Syah, Muhibbin . 1999. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Sagala, Syaeful. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfa Beta. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. W.S. 1999. Psiklogi Pembelajaran. Yogyakarta : Media Abadi.
model atau strategi yang tepat sesuai dengan kondisi dan situasi peserta didik, (2) Guru dalam mengajar perlu menjadikan peserta didik insan dengan sehingga
sebagai
potensi yang lebih,
guru
cukup
sebagai
fasilitator dan motivator agar peserta didik
dapat
kemampuannya baiknya,
(3)
mengembangkan dengan
sebaik-
Guru
diharapkan
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
peserta
didik
menerapkan
dengan
pendekatan
pembelajaran kooperatif turtor sebaya berbasis kontektual pelajaran
matematika
untuk mata kompetensi
Turunan Fungsi.
DAFTAR PUSTAKA Abbas, Nurhayati. 2000. Pengembangan Perangkat pembelajaran Matematika Berorientasi Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction). Program Studi Pendidikan Matematika Pasca Sarjana: Universitas Negeri Surabaya. Hisyam Zaini, Bermawy Munthe & Sekar Ayu Aryani, 2007, Strategi
109