115
KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD MENYUSUN RPP MELALUI TUTORIAL TATAP MUKA Samiun Husain Dosen FKIP Universitas Terbuka UPBJJ GORONTALO ABSTRACT The ability in composing the lesson plan is ability that teacher must have in learning teaching process at classroom. Learning group of students of Elementary Teacher Education Program in Tolangohula Sub-District of Gorontalo District had learned the lesson material in composing the lesson plan at the consolidaton of teaching ability through face-to-face tutorial guidance subject. The aim of the research was to know students’ understanding towards learning components and ability in composing the lesson plan through face-to-face tutorial activity. The research used qualitative approach method with descriptive research and used interview and documentation in collecting the data. The population were students of learning group that consisted of 30 students, while the sample were 10 students that is to get the data or information orally through interview and written information through written or documentation. The data showed two results. First, level of students’ understanding towards learning components was good. Its consisted of understanding the component of learning objective was 100%, component of material was 100%, component of method was 90%, component of media was 80%, component in determining the activity was 90% and component of evaluating was 90%. Second, students’ ability in composing the design of lesson plan was 100% and composing the lesson plan was 90%. Keywords: understanding, ability in composing the lesson plan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melaksanakan kegiatan pembelajaran pmerupakan tahap implementasi dari rencana pembelajaran yang telah disusun oleh guru sebelum melaksanakan suatu program pemelajaran di kelas. Dalam melaksanakan proses pembelajaran kemampuan yang dituntut guru adalah menciptakan iklim belajar yang kondusif. Menyusun rencana program pembelajaran merupakan kegiatan awal yang harus dilaksanakan oleh guru sebelum kegiatan mengajar dilaksanakan. Program pembelajaran merupakan pedoman mengajar yang digunakan guru dalam berinteraksi dengan siswa. Sopandi (1997 – 67) “Untuk melaksanakan suatu kegiatan diperlukan perencanaan yang matang, tampak perencanaan sesuatu kegiatan tidak akan menghasilkan atau memperoleh hasil yang memuaskan”. Program pembelajaran terdiri dari komponen-komponen yang merupakan suatu sistem atau satu kesatuan yang utuh yang saling pengaruh-mempengaruhi dan tak dapat dipisah-pisahkan untuk mencapai tujuan. Engkoswara (1983 : 85) “Pengertian program pengajaran sebagai suatu sistem, yaitu sebagai satu kesatuan yang terorganisir, yang terdiri dari sejumlah komponen yang saling berhubungan satu sama lain dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan”. Sebagai suatu sistim, program pengajaran mengandung sejumlah komponen antara lain adalah materi pelajaran, metode, media, alat, evaluasi, yang semuanya ada keterkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Sedangkan menurut Sudirman dkk, (1987 : 45). “Program pembelajaran sebagai suatu sistim adalah terdiri atas komponen-komponen, tujuan pengajaran, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, alat bantu/sumber, dan evaluasi hasil belajar, setiap komponen harus dirancang sedemikian rupa agar tercapai hasil yang maksimal”. Bila dicermati rencana program pengajaran di atas akan berhubungan pula di mana dan bagaimana situasi dan kondisi belajar sebagai sasaran atau medan dalam menyampaikan atau menuangkan progaran pembelajaran tersebut. Program pengajaran erat kaitannya dengan tujuan
116
pelajaran, metode, media, sistimatika atau proses pembelajaran, estimasi waktu dan pengembangan alat eveluasi. Rencana pembelajaran yang dibuat harus ditujukan atau dengan kata lain harus terpusat pada siswa. Segala sesuatu yang direncanakan dan dirumuskan sepenuhnya ditujukan agar siswa belajar. Kemampuan mahasiswa program S1 PGSD dalam memahami komponen pembelajaran dan kemampuan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sangat memprihatinkan, dan menuntut kemampuannya agar lebih ditingkatkan. Mahasiswa kelompok belajar di Kecamatan Tolangohula UPBJJ-UT Gorontalo adalah guru SD yang masih berstatus guru kontrak, guru honor, dan guru abdi yang masih berijazah SLTA sederajat. Demikian pula pengalaman mengajar mereka rata-rata masih kurang. Hal ini dirasakan masih kurang pemahaman dan kemampuan mereka terhadap komponen pembelajaran dan kemampuan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran masih dirasakan kurang sehingga perlu diadakan penelitian untuk melihat dan penyempurnaan kegiatan Pementapan Kemampuan Mengejar (PKM) bagi mahasiswa S1 PGSD masukan SLTA. B. Tinjauan Pustaka Program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) yang dilaksanakan oleh Universitas Terbuka, pada semester IV mahasiswa mengikuti mata kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar yang didalamnya membahas dan mempelajari pengembangan dan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk lima mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar yakni ; mata pelajaran PPKn, IPS, Bahasa Indonesia, Matematika, dan mata pelajaran IPA melalui bimbingan atau kegiatan Tutorial Tatap Muka. Tutorial tatap muka adalah suatu proses pemberian bantuan dan bimbingan belajar dari seseorang kepada orang lain. Wardani (1992 : 2) mengemukakan tutorial tatap muka sebagai berikut. ”(1). memotivasi mahasiswa untuk belajar, (2). membantu mahasiswa dalam memecahkan masalah, (3). menggalakan kerja sama dalam kelompok, (4). memperluas wawasan mahasiswa tentang konsep yang sedang dipelajari melalui arena bertukar pengalaman antar mahasiswa dan tutor, (5). menantang mahasiswa untuk menjadi kreatif dalam menyelesaikan berbagai tugas, dan (6). menyajikan contoh-contoh kegiatan yang menantang mahasiswa untuk aktif. Profesi yang paling berperan dalam dunia pendidikan adalah profesi guru, dengan kata lain guru mempunyai posisi vital dalam perkembangan kehidupan manusia yang dinamis. Oleh karna itu seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi maka kualifikasi pendidikan guru harus ditingkatkan guna menghasilkan generasi yang lebih baik di hari besok. Hamijoyo S. (dalam Husain S, 1998 : 1) ”Peningkatan mutu pendidikan harus dimulai dari titik pangkal yaitu pendidikan tenaga pengajar yang harus disesuaikan menurut kemampuannya, bakat dan dedikasinya, agar mereka dapat mengembangkan mutu pendidikan di sekolah, harus dimulai atau dibarengi dengan peningkatan mutu pendidikan tenaga pengajar”. Peran guru sangat strategis dalam dunia pendidikan menyiapkan generasi yang unggul pada masa mendatang maka guru dituntut untuk kreatif dan mau belajar terus menerus atau ”menjadi pembelajar seumur hidup” untuk peningkatkan mutu mengajarnya. Salah satu kompotensi yang harus yang dikuasai oleh guru adalah mengelolah merencanakan pembelajaran yang mendidk dan beroriontasi pada pembelajaran yang mengembangkan kemampuan siswa. Ibrahim (1992 : 27) ”Tugas utama guru sebagai pengajar adalah merencananakan pengajaran berarti merencanakan suatu sistem pengajaran, sistem pengajaran merupakan sistem yang kompleks, sehingga tugas merencanakan pengajaran bukanlah tugas yang mudah bagi guru, menuntut kemampuan berfikir tinggi untuk memecahkan masalah-masalah pengajaran”. Untuk menguasai kompotensi tersebut guru harus senantiasa berlatih untuk meningkatkan kemampuan mengajarnnya. Hermawan (2008 : 97) ”Rencana pembelajaran merupakan kegiatan merumuskan tujuantujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan perencanaan, cara apa yang digunakan untuk menilai perencanaan tersebut, materi atau bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana menyampaikan bahan, serta media atau alat yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran tersebut”. Sedangkan Rosdiana (2008 :
117
65) mengemukakan bahwa ”perencanaan pembelajaran bearti menyusun langkah-langkah pelaksanaan suatu kegiatan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu”. Persiapan rencana pelaksanaan pembelajaran pada hakikatnya memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan. Persiapan mengajar pembelajaran adalah memperkirakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Persiapan pembelajaran perlu dilaksanakan untuk mengkoordinasikan komponen pembelajaran yakni mulai dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator hasil belajar, materi standar, skenario pembelajaran dan penilaian pembelajaran. Mulyasa (dalam Madjid 2007 : 95) ”mengemukakan beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengajar yang disebutkan berikut ini 1. Rumusan kompetensi dalam persiapan mengajar harus jelas. Semakin konkret kompetensi, semakin mudah diamati dan semakin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut. 2. Persiapan mengajar harus sederhana dan fleksibel serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik. 3. Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam persiapan mengajar harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan. 4. Persiapan mengajar yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya. 5. Harus ada koordinasi antara komponen pelaksana program sekolah, terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim”. Pembelajaran yang dimulai dengan fase persiapan mengajarakan membantu guru dalam mengsosialisasikan materi standar serta dapat mengidentifikasi peserta didik dan masalahmasalah yang timbul dalam pembelajaran. Sebaliknya guru tanpa menyusun persiapan mengajar akan mengalami hambatan dalam pembelajaran yang dilakukannya. Selanjutnya E. Mulyasa (2007 : 222) mengemukakan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran mengikuti langkahlangkah sebagai berikut ”(1) Mengisi kolom identitas, (2) Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang ditetapkan. (3) Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator yang akan digunakan. (4) Merumuskan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator yang telah ditentukan. (5) mengidentifikasi materi standar berdasarkan materi pokok, Materi standar merupakan uraian dari materi pokok. (6) Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan. (7) Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. (8) Menentukan sumber belajar yang digunakan. (9) Menyusun kriteria penilaian.” Universitas Terbuka adalah salah satu perguruan tinggi yang menerapkan sistem belajar jarak jauh dan terbuka, istilah atau makna jarak jauh berarti pembelajaran tidak dilaksanakan secara tatap muka, melainkan menggunakan media cetak dan non cetak dalam menginformasikan materi pembelajaran dan dibantu dengan kegiatan tutorial. Sedangkan istilah atau makna terbuka artinya tidak ada pembatasan usia, tahun ijazah, registrasi, dan frekuensi ujian. Program pendidikan guru sekolah dasar (PGSD) mahasiswa selama mengikuti kuliah/ pembelajaran tidak meninggalkan tugas pokok sehari-hari sebagai guru, sehingga mahasiswa atau guru belajar sambil bekerja, serta dapat menerapkan secara langsung apa yang sedang dipelajarinya dalam proses pembelajaran di sekolah dasar. Melalui proses pembelajaran jarak jauh mahasiswa diharapkan dapat belajar mandiri. Belajar mandiri menghendaki mahasiswa untuk belajar atas prakarsa sendiri atau inisiatif sendiri, belajar mandiri dapat dilaksanakan secara belajar sendiri, belajar kelompok, dan belajar dalam tutorial. Sistem belajar jarak jauh lebih banyak menuntut mahasiswa untuk melakukan aktifitas secara mandiri, dengan cara ini mahasiswa dapat belajar tanpa tergantung pada pengajar, jadwal belajar dan kelas atau tempat belajar seperti yang berlangsung pada sistem pendidikan yang dilaksanakan secara konvensional. Proses belajar jarak jauh menuntut kemampuan mahasiswa untuk belajar mandiri namun kenyataan di lapangan tidak semua mahasiswa memiliki kadar kemampuan yang sama untuk belajar mandiri yang memadai, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain. (1). masih melekatnya kebiasaan mahasiswa menerima informasi belajar
118
tergantung pada orang lain, (2). mahasiswa belum terbiasa menggunakan bahan pembelajaran cetak maupun elektronik yang sudah dirancang khusus untuk dipelajari sendiri, (3). umumnya mahasiswa pada universitas terbuka sudah bekerja sebagai pegawai negeri atau pegawai swasta yang sudah mempunyai tugas pokok sehari-hari, (4). kurang terbiasanya mahasiswa membagi dan memanfaatkan waktu yang lowong pada hari-hari libur untuk dibelajar, (5). pada umumnya mahasiswa sudah berumah tangga sehingga sulit dalam memusatkan perhatian dalam belajar. Dengan melihat keberadaan mahasiswa dengan segala aspek kehidupannya maka perlu semangat belajar mereka dimotifasi, dibantu dengan kegiatan tutorial agar tetap konsisten dalam belajar. Tutorial adalah suatu bentuk pelayanan bimbingan belajar yang diberikan kepada mahasiswa agar mereka yang mengalami kesulitan dalam belajar termotifasi. Berdasarkan katalog UT tahun 2007 ”program bantuan dan bimibingan belajar bertujuan untuk memacu dan memicu belajar mandiri”. C. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah melalui pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan wawancara dan dokumentasi dalam mengumpulkan data. Populasi dalam penelitian adalah kelompok belajar mahasiswa yang berjumlah 30 orang. Sedangkan yang dijadikan sampel adalah 10 orang yang dianggap lebih mengetahui data yang diperlukan. Untuk mendapatkan data atau informasi secara lisan adalah melalui wawancara dan untuk data atau informasi tertulis adalah melalui tulisan dan dokumentasi. II. PEMBAHASAN A. Hasil Deskripsi data hasil penelitian tentang (1). Variabel pemahaman mahasiswa terhadap komponen pembelajaran dan, (2). Variabel kemampuan mahasiswa menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, pada kelompok belajar mahasiswa di kecamatan Tolangohula. 1. Variabel Pemahaman tentang komponen pembelajaran berikut ini disajikan rekapan data penelitian tentang komponen-komponen pembelajaran yakni. (1). tujuan pembelajaran, (2). materi pembelajaran, (3). metode pembelajaran, (4). media pembelajaran, (5). langkahlangkah kegiatan mengajar dan, (6). evaluasi pembelajaran. (1). Komponen Pembelajaran. Hasil rekapan jawaban dari informan melalui wawancara dalam pertanyaan yang berbunyi : Bagaimana pemahaman Anda mengembangkan tujuan pembelajaran?. Ternyata umumnya informan memberikan jawaban dengan presentasi 100% bahwa mengembangkan tujuan pembelajaran harus didasarkan pada indikator pembelajaran sebagai dasar atau acuan dalam mengembangkan komponenkomponen pembelajaran. (2). Komponen Materi Pembelajaran. Hasil penelitian pada rekapan jawaban informan pada tabel data melalui wawancara pada pertanyaan yang berbunyi : Bagaimana pemahaman Anda dalam mengembangkan materi pembelajaran?. Informan menyatakan jawabannya dengan presentasi 100% bahwa dalam mengembangkan materi pembelajaran harus didasarkan atau disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. (3) Kemampuan Metode Pembelajaran. Rekapan jawaban informan pada tabel data melalui wawancara dalam pertanyaan yang berbunyi : Bagaimana pemahaman Anda dalam memilih metode pembelajaran?. Ternyata informan 100% memberikan jawaban bahwa memilih metode harus sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran. (4) Komponen Media Pembelajaran. Hasil rekapan jawaban informan pada tabel data melalui wawancara pada pertanyaan yang berbunyi : Bagaimana pemahaman Anda dalam memilih media pembelajaran?. Ternyata informan 80% memberikan jawaban bahwa dalam pemilihan media pembelajaran harus disesuaikan dengan materi pembelajaran. (5) Komponen Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran. Hasil penelitian bahwa jawaban informan melalui wawancara dengan pertanyaan : Bagaimana pemahaman Anda terhadap langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran?. Hasil penelitian pada tabel data menunjukkan bahwa 90% informan memberikan jawaban bahwa langkah-langkah
119
kegiatan pembelajaran yang ditentukan sebagai pijakan dan dapat membuat proses pembelajaran lebih sistematis dan efektif. (6) Komponen Evaluasi Pembelajaran. Hasil jawaban informan melalui wawancara dengan pertanyaan : Bagaimana pemahaman Anda dalam menyusun alat evaluasi?. Hasil penelitian pada tabel data menunjukkan bahwa informan 90% memberikan jawaban bahwa alat evaluasi harus disesuaikan dengan tujuan karena sebagai alat ukur tercapainya tujuan melalui hasil belajar. Variabel Kemampuan Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Di bawah ini dijelaskasn data hasil penelitian. _Pada variabel ini data informasi kemampuan mahasiswa diperoleh melalui data tertulis atau dokumentasi yaitu melalui rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun oleh 10 orang mahasiswa sebagai sampel penelitian. Kemampuan yang dinilai adalah (1) Kemampuan menyusun kerangka pembelajaran secara sistematis. (2). Kemampuan mahasiswa menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, pada kelompok belajar di Kecamatan Tolangohula. (1) Hasil penelitian melalui informasi tertulis atau dokumentasi melalui pertanyaan : Bagaimana kemampuan mahasiswa menyusun kerangka pembelajaran secara sistematis?. Hasil penelitian yang diperoleh melalui informasi tertulis atau dokumentasi. Pada tabel data menunjukkan bahwa 100% informan mempunyai kemampuan tinggi dalam menyusun kerangka pembelajaran secara sistematis. (2) Hasil penelitian yang didapat melalui informasi tertulis atau dokumentasi melalui pertanyaan : Bagaimana kemampuan mahasiswa menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran?. Hasil penelitian yang diperoleh melalui informasi tertulis pada tabel data ternyata 90% informasi yang diperoleh menunjukkan bahwa pada umumnya mahasiswa sudah mampu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
2.
B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Variabel Pemahaman Komponen-Komponen Pembelajaran a. Komponen Tujuan Pembelajaran Pemahaman Mahasiswa kelompok belajar di kecamatan Tolangohula dalam menyusun tujuan pembelajaran memahami dengan benar, bahwa dasar penyusunan tujuan pembelajaran adalah indikator, sebab indikator merupakan jabaran dari kompotensi dasar, demikian pada kompetensi dasar merupakan jabaran dari standar kompetensi. Pada tabel data menunjukkan informan memberikan jawaban pada indikator dengan persentase 100%. b. Komponen Materi Pembelajaran Pemahaman mahasiswa kelompok belajar di Kecamatan Tolangohula dalam memilih materi pelajaran dengan berbagai alasan atau pendapat bahwa materi atau bahan pembelajaran yang di ajarkan harus sesuai atau berdasarkan tujuan, sebab tujuan merupakan sasaran yang harus di capai dalam kegiatan belajar mengajar. Rooij Kkers Ad (1984:99) mengemukakan “tujuan pembelajaran adalah suatu rumusan menunjukan dan menjelaskan hal yang ingin di capai” selain berdasarkan tujuan materi pembelajaran juga di kembangkan berdasarkan pokok atau sub [pokok bahasan bahasan yang sudah di tetapkan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan di sekolah masing-masing. Kurikulum tingkat satuan pendidikan di jadikan sebagai pedoman dan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran di sekolah sesuai dengan tingkat dan kemampuan siswa. c.
Komponen Metode Pembelajaran Pemahaman masiswa kelompok belajar di kecamatan Toloangohulao dalam memilih metode pembelajaran pada umunya mahasiswa mempunyai persepsi bahwa dalam memilih metode pembelajaran adalah harus menyesuaikan dengan komponen tujuan dan materi yang di ajarkan, sebab metode itu hanya merupakan tehnik tentang bagaimana guru menyampaikan materi pelajaran agar mudah di terima atau di pahami siswa dalam rangka mencapai tujuan yang di tetapkan.
120
Dalam memilih metode pembelajaranpun tidak lepas pula mempertimbangkan situasi dan kondisi. Di lingkungan sekolah terutama di lingkungan kelas sebagai tempat mengajar. Sebaik apapun metode pembelajaran yang di pilih dan tidak di tunjang oleh situasi dan lingkungan sekolah akan berdampak pada ketidak efektifnya guru dalam mengajar. d. Komponen Media Pembelajaran Pemahaman mahasiswa dalam memilih media pembelajaran melalui kelompok belajar di kecamatan Tolangohula dalam memilih metode pembelajaran mempunyai pendapat yang beragam, tapi pada umunya mereka berpendapat bahwa dalam memilih media pembelajaran harus relevan atau sesuai dengan materi karena fungsi media pembelajaran itu adalah alat membantu guru dalam proses pembelajaran terutama dalam mengimplementasikan atau menjelaskan materi pembelajaran. e. Komponen Langkah-langkah kegiatan belajar mengajar Pemahaman mahasiswa kelompok belajar di kecamatan Tolangohula dalam menentukan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar, pada umumnya mereka memberikan tanggapan bahwa dalam menentukan kegiatan belajar mengajar berdasarkan materi, artinya di sesuaikan dengan materi pembelajaran. Dengan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar yang jelas materi pembelajan dapat di sampaikan secara sistimatis dan efektif. Langkah-langkah kegiatan belajar mengajar yang di gunakan dalam proses belajar mengajar sudah di lengkapi dengan durasi waktu untuk tiap-tiap kegiatan, sehingga itu di jadikan sebagai acuan oleh guru dalam mengajar agar proses pembelajaran dapat di selesaikan tepat waktu. Pengalaman di lapangan proses pembelajaran tidak berlangsung secara efektif, terarah apabila tidak di sertai langkah-langkah kegiatan belajar mengajar yang jelas dan tepat. f. Komponen Evaluasi Pembelajaran Pemahaman mahasiswa kelompok belajar di kecamatan Tolangohula terhadap penyusunan alat evaluasi pembelajaran adalah pada umunya mereka berpendapat bahwa alat evaluasi harus relevan dengan tujuan, karena tujuan yang menjadi acuan atau sasaran yang dicapai dan di ukur. Alat evaluasi sebagai alat ukur karena fungsinya adalah mengukur sejauh mana tujuan itu di capai, serta sejauh mana keberhasilan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Komponen evaluasi dalam pembelajaran pada dasarnya bukan hanya sekedar menilai proses pembelajaran dan keberhasilan siswa belajar akan tetapi juga menilai sejauh mana keberhasilan guru mengajar karena hasil proses pembelajaran yang di peroleh akan di jadikan dasar dalam melanjutkan pembelajaran berikutnya. 2. Variabel Kemampuan Mahasiswa Menyusun Persiapan Pembelajaran pada Kelompok Belajar di Kecamatan Tolangohula. Aspek yang dibahas dalam penyusunan persiapan pembalajaran dalam bagian ini adalah. (a). Kemampuan mahasiswa menyusun kerangka pembelajaran secara sistimatis, (b). Kemampuan mahasiswa menyusun rencana pelaksanaan poembelajaran secara utuh. (a) Kemampuan mahasiswa menyusun kerangka pembelajaran secara sistimatis. Kemampuan mahasiswa dalam menyusun kerangka pembelajaran secara sistimatis pada kelompok belajar mahasiswa di kecamatan Tolangohula . Berdasarkan data hasil penelitian menunjukan tingkat kemampuan mahasiswa sudah tinggi atau 100% artinya dalam hal menyusun kerangka rencana pelaksanaan pembelajaran mahasiswa pada umunya sudah mampu menyusun kerangka rencana pelaksanaan secara sistimatis. (b). Kemampuan mahasiswa menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Mahasiswa kelompok belajar Kecamatan Tolangohula dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari sudah mampu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Data pada tabel menunjukan hampir semua informan mempunyai kemampuan dengan persentase 90%. Mahasiswa kelompok belajar di Kecamatan Tolangohula mereka adalah guru yang tugas pokoknya adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar guru dituntut membuat rencana
121
pelaksanaan pembelajaran sebelum mengajar karena merupakan pedoman dalam pembelajaran. Hal ini yang memberikan motifasi kepada guru agar selalu berusaha untuk menyusun rencan pelaksanaan pembelajaran setiap kali mengajar, sehingga pada gilirannya terbiasa dan mampu menyusun rencan pelaksanaan pembelajaran. III. PENUTUP Berdasarkan penjelasan pada bab-bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Pada umumnya mahasiswa program S1 PGSD Kelompok Belajar di Kecamatan Tolangohula sudah memahami dan mampu menajabarkan komponen-komponen pembelajaran. Pemahaman mahasiswa beerdasarkan penelitian menunjukan bahwa syarat-syarat maupun dasar dalam menjabarkan komponen-komponen pembelajaran sudah terpenuhi dengan kriteria yang diharapkan. 2. Kemampuan mahasiswa menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran aspek yang diteliti adalah. a). Kemampuan menyusun kerangka rencana pembelajaran secara sistematis, b). Kemampuan meyusun rencana pelaksanaan pembelajaran secara lengkap. Hasil penelitian berdasarkan tabel data menunjukan bahwa pada umumnya mahasiswa program S1 PGSD Kelompok Belajar di Kecamatan Tolangohula mempunyai keampuan tinggi dalam menyusun kerangka pembelajaran secara sistematis atau sesuai urutannya dengan persentase 100%. Penyusunan rencana pembelajaran secara lengkap data pada tabel menunjukan bahwa pada dasarnya mahasiswa sudah mempunyai kemampuan dengan persentase 90% walaupun masih terdapat 10% yang mempunyai kemampuan sedang, yang berarti bukan tidak mampu. Berdasarkan hasil penelitian pada variabel satu dan variabel dua serta penjelasan-penjalasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada umumnya mahasiswa program S1 PGSD Kelompok Belajar di Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo tidak mengalami hambatan yang berarti atau sudah mampu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. DAFTAR KEPUSTAKAAN Anggoro, Toha, Dkk. 2007. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka. Anita, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka Bafadal, Ibrahim. 1992. Supervisi Pengajaran. Jakarta : Bumi Aksara Brotosiswojo. 1997. Kurikulum Program Pengajaran PGSD Guru Kelas. Jakarta: Bungin, Burhan. 2007. Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Engkoswara. 1983. Metodologi Pengajaran. Bandung : Proyek Balai Penataran Guru Tertulis Hergenhahn, dkk. 2008. Theories of Learning. Jakarta : Kencana Hermawan, Asep Herry. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. Husain, S 1998. Kontribusi Lulusan D2 PGSD Terhadap Proses dan Hasil-Hasil Belajar. Manado : UPBJJ-UT Manado Madjid, Abdul. 2007. Perencana Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Moleong. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Pateda, Mansur. Pulubuhu, Yennie P. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Gorontalo: Viladan. Roijakkers. 1984. Mengajar Dengan Sukses. Jakarta : PT. Gramedia Rosdianan, Yusi. Setiawati, Lis. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka. Santosa, Puji, Dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Sembiring,Ganky. 2008. Menjadi Guru yang Sejati. Jogyakarta : Galang Press
122
Sopandi, Tamsik. 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung : Epsilon Group Sudirman. dkk. 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya. Sugiono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sukmadinata. 2005. Metodoligi Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya Suparman, dkk. 2009. Pendidikan Jarak Jauh (eori dan Praktek). Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Suparman. 2009. Pendidikan Jarak Jauh Teori dan Praktek. Jakarta : Universitas Terbuka Suprayekti, dkk. 2008. Pembaharuan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka Suryanto, dkk. 2008. Evaluasi Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka Suryanto. 2008. Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Tim FKIP. 2006. Pedoman Tutorial Bagi Tutor. Jakarta : Universitas Terbuka Tim Penulis FKIP. 2007. Kemantapan Kemampuan Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka Tim Penulis FKIP. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Program PGSD. Jakarta : Universitas Terbuka Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran (Menciptakan Belajar Mengajar yang relatif dan efektif. Jakarta : Bumi Aksara Wardani, I.G.A.K, Dkk. 2007. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Universitas Terbuka. Winatapura, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka