SAMBUTAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM RANGKA UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE-67 TAHUN 2012
Yogyakarta, 17 Agustus 2012
Sambutan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
Bismillahirahmanirrahim Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam Sejahtera Bagi Kita semua, Warga Masyarakat Yogyakarta yang Patriotik, “Sekarang
tibalah
saatnya
kita
benar-benar
mengambil sikap nasib bangsa dan nasib Tanah Air kita di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri akan dapat berdiri dengan kuatnya”, demikianlah cuplikan Pidato Pengantar Bung Karno sebelum membacakan Teks Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945 jam 10.00 pagi di Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta. Pada awal pidatonya Bung Karno mengatakan, “ Saya minta Saudara-saudara hadir di sini untuk UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE-67 TAHUN 2012 / 17 Agustus 2012
2
Sambutan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
menyaksikan satu peristiwa maha penting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang, untuk kemerdekaan Tanah Air kita bahkan telah berates-ratus tahun. Gelombang aksi untuk mencapai kemerdekaan itu ada naiknya dan ada turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju kea rah cita-cita”. Demikian pula pada hari ini, 17 Agustus 2012, saya juga minta Saudara-saudara hadir di sini, untuk memperingati
Detik-Detik
Proklamasi
seraya
melanjutkan cita-cita kemerdekaan itu. Gaung suara yang hanya beberapa detik itu adalah sebuah peristiwa besar yang telah mengubah jalan sejarah bangsa Indonesia. Sekalipun sangat sederhana, tetapi berlangsung dengan penuh kekhidmatan. “ Gema Lonceng Kemerdekaan” itu akan terdengar ke seluruh pelosok Nusantara dan menyebar ke seantero dunia. Tetapi di balik itu, Proklamasi ternyata didahului oleh perdebatan hebat antara golongan pemuda dengan UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE-67 TAHUN 2012 / 17 Agustus 2012
3
golongan
Sambutan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
tua,
menginginkan
yang
sesungguhnya
secepatnya
dilakukan
sama-sama Proklamasi.
Perbedaan ini menimbulkan “penculikan” Bung Karno dan Bung Hatta oleh kaum muda yang dalam sejarah dinamakan Peristiwa Rengasdengklok. Meski begitu Bung Karno dapat meyakinkan pemuda Chaerul Saleh dan kawan-kawannya itu,dengan menjelaskan bahwa yang terpenting dalam revolusi adalah saat yang tepat. Sejak di Saigon, Bung Karno sudah merencanakan Proklamasi pada tanggal 17. Karena angka 17 di bulan Ramadan bertepatan hari Jumat Legi adalah hari yang suci. Bukankah Al-Qur’an diturunkan tanggal 17, orang Islam sembahyang 17 Rakaat. Menurut Bung Karno, kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia. Demikian pula, hari ini bertepatan dngan bulan Ramadan pada hari Jumat juga, maka tema : “ Dengan Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945, Kita Bekerja UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE-67 TAHUN 2012 / 17 Agustus 2012
4
Sambutan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
Keras untuk Kemajuan Bersama, Kita Tingkatkan Pemerataan
Hasil-hasil
Pembangunan
untuk
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, dapat menjadi semacam misi suci untuk diwujudkan. Warga Yogyakarta yang memang Istimewa, Harapan itu tampaknya sesuai dengan kalimat penutup Pidato Bung Karno, “Kita sekarang telah merdeka…!!! Mulai saat ini kita menyusun Negara kita..!!! Negara Merdeka, Negara Republik Indonesia – Merdeka Kekal
dan
Abadi.
InsyaAlloh
Tuhan
memberkati
kemerdekaan kita itu !”. Selain itu, tema ini seakan juga mengisyaratkan bahwa aspek pemerataan dan keadilan itu sangat mendesak untuk diwujudkan. Karena ketimpangan kesejahteraan
terasakan
semakin
dalam,
selain
penegakan hokum yang belum memenuhi rasa keadilan di tengah maraknya virus korupsi yang sistemik.
UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE-67 TAHUN 2012 / 17 Agustus 2012
5
Sambutan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
Namun sekarang ini, semangat Proklamasi itu justru menyempit,
mengkristal
dalam
kelompok.
Politik
identitas suku, daerah dan agama mudah menguat, memunculkan primordialisme berhasil
radikalisme etnisitas.
disinergikan
Jika
keagamaan
dan
kemajemukan
tidak
menjadi
modal
social,
dikhawatirkan akan mengancam stabilitas dan eksistensi Republik. Maka,
marilah
kita
kembali
pada
Semangat
Proklamasi yang memiliki jiwa merdeka, keikhlasan untuk berkorban, tekad bersatu dengan kesadaran hidup dalam
kebhinnekaan untuk mewujudkan pemerataan
hasil-hasil pembangunan demi keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Semoga
Tuhan
Yang
Maha
Adil
berkenan
menunjukkan arah di Jalan lurus-Nya, agar Semangat Proklamasi 1945 itu benar-benar dapat kita jaga, kita pelihara dan kita kembangkan, untuk dapat memetik UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE-67 TAHUN 2012 / 17 Agustus 2012
6
Sambutan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
“buahnya” secara adil dan merata, sehingga mampu mempercepat
tercapainya misi menyejahterakan dan
mencerdaskan bangsa sesuai Amanat Proklamasi. Akhir kata , Dirgahayulah Rakyat, Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia !! Sekali Merdeka, Tetap Merdeka !! Sekian terimakasih, Wassalamu’alaikum, Wr. Wb. Yogyakarta, 17 Agustus 2012
UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE-67 TAHUN 2012 / 17 Agustus 2012
7