SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA “PERESMIAN PENERBITAN UANG RUPIAH KERTAS PECAHAN RP100.000 TAHUN EMISI 2014” 18 AGUSTUS 2014
Yang kami hormati, Pimpinan MPR/DPR/DPD Republik Indonesia, Pimpinan Komisi XI-DPR Republik Indonesia, Pimpinan Lembaga Tinggi Negara Republik Indonesia, Menteri Keuangan Republik Indonesia, Bapak Dr. Muhammad Chatib
Basri, S.E., M.Ec.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Bapak Dr. Muliaman D. Hadad, Para Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia, Pimpinan Bank Indonesia, Pimpinan Perum Peruri, Pimpinan Perbankan, Pimpinan Perbanas, Perbarindo, dan Himbara, Bapak/Ibu Ahli Waris Pahlawan Nasional Dr. (H.C.) Ir. SOEKARNO dan
Dr. (H.C.) Drs. MOHAMMAD HATTA, serta
Bapak, Ibu dan hadirin sekalian yang kami hormati,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua, 1. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya, pada siang hari ini, kita dapat berkumpul untuk mengikuti acara Peresmian Penerbitan Uang Rupiah Kertas Pecahan Rp100.000 tahun Emisi 2014. 2. Pada tanggal 17 Agustus 2014 kemarin, kita telah memperingati hari proklamasi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia ke-69. Kami ingin mengucapkan Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia ke-69. Semoga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat tetap kita jaga dan semakin dihormati.
Bapak dan Ibu yang berbahagia, 3. Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak datang begitu saja. Kedaulatan bangsa dan negara diraih melalui perjuangan panjang, dan dengan pengorbanan jiwa, raga dan harta. Sebagai generasi penerus bangsa, kita sudah sepatutnya berterima kasih, menghargai dan menghormati jasa-jasa para pahlawan kusuma bangsa. 4. Sebagai
bentuk
penghormatan
dan
pahlawan bangsa, kita perlu menjaga
penghargaan
kepada
para
kehormatan simbol-simbol
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satu simbol kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah mata uang. 5. Sebagaimana diamanatkan Undang-undang No. 7 tahun 2011 tentang Mata Uang, Rupiah adalah mata uang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rupiah merupakan alat pembayaran yang sah dan wajib digunakan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Repbulik Indonesia. 6. Namun demikian, kami cukup prihatin karena saat ini masih terdapat pihak-pihak yang belum menaati dan menjalankan amanat undangundang dengan baik. Kita sering menjumpai tindakan-tindakan yang tidak menghormati dan menghargai Rupiah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7. Sebagai contoh, transaksi-transaksi di daerah perbatasan masih dijumpai
menggunakan
mata
uang
non
Rupiah.
Yang
lebih
memprihatinkan, penggunaan mata uang non Rupiah tidak hanya terjadi di wilayah perbatasan saja. Di beberapa wilayah NKRI lainnya, beberapa pihak juga menggunakan dan mencantumkan harga/tarif barang dan jasa dengan mata uang non Rupiah. 8. Tindakan-tindakan tersebut setidaknya memiliki 3 implikasi. Pertama, implikasi hukum. Penggunaan uang non Rupiah di wilayah NKRI dapat 2
menciderai amanat undang-undang. Pihak-pihak yang melakukan pelanggaran
terhadap
amanat
Undang-Undang,
tentunya
dapat
dikenakan konsekuensi hukum tersendiri. 9. Kedua, implikasi kebangsaan. Penggunaan uang non Rupiah tidak sejalan dengan semangat nasionalisme dan idealisme bangsa. Dengan kata lain, penggunaan uang non Rupiah dapat dipandang sebagai bentuk tindakan yang tidak menghormati dan menghargai kedaulatan bangsa dan negara. 10. Ketiga, implikasi ekonomi. Penggunaan uang non Rupiah dalam perekonomian merupakan salah satu faktor pendorong peningkatan volatilitas nilai tukar Rupiah. Apabila hal ini tidak dikelola dengan baik, permintaan uang non Rupiah akan semakin meningkat sehingga berpotensi mengganggu stabilitas nilai Rupiah.
Bapak dan Ibu sekalian, 11. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran, memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah. Sebagai wujud pelaksanaan tugas Bank Indonesia, khususnya di bidang sistem pembayaran, pada siang hari ini, Bank Indonesia dan Pemerintah akan meresmikan pengeluaran dan pengedaran uang Rupiah kertas pecahan Rp100.000 tahun emisi 2014. 12. Kami patut bersyukur karena setelah melewati proses yang cukup panjang, uang Rupiah kertas pecahan Rp100.000 tahun emisi 2014 dapat diresmikan. Pada kesempatan yang berbahagia ini, kami ingin menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah dan seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu penerbitan dan pengeluaran uang Rupiah kertas pecahan Rp100.000 tahun emisi 2014.
3
13. Penerbitan uang Rupiah kertas pecahan Rp100.000 tahun emisi 2014 merupakan pemenuhan terhadap ketentuan Undang-Undang Mata Uang. Undang-Undang ini mengamanatkan bahwa uang Rupiah kertas dengan ciri-ciri khusus harus diberlakukan, dikeluarkan, dan diedarkan di seluruh wilayah Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2014. 14. Terkait penerbitan uang Rupiah ini, pada tanggal 14 Agustus 2014 yang lalu, Bank Indonesia dan Pemerintah telah mengeluarkan siaran pers mengenai penerbitan uang Rupiah kertas pecahan Rp100.000 tahun emisi 2014. Selain itu, pada tanggal 15 Agustus 2014, penerbitan uang Rupiah dengan ciri khusus tersebut, juga telah disampaikan oleh Kepala Negara dalam pidato kenegaraan dalam rangka Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-69. 15. Selain itu, Bank Indonesia telah melakukan upaya-upaya agar uang Rupiah kertas pecahan Rp100.000 tahun emisi 2014 dapat tersedia dalam jumlah yang memadai di seluruh Kantor Perwakilan Bank Indonesia di dalam negeri.
Dengan demikian, uang Rupiah kertas
pecahan Rp100.000 tahun emisi 2014 dapat diedarkan kepada masyarakat pada tanggal 17 Agustus 2014. 16. Secara umum, desain uang Rupiah kertas pecahan Rp100.000 Tahun Emisi 2014 tidak mengalami perubahan signifikan dibandingkan dengan uang Rupiah kertas pecahan Rp100.000 yang beredar saat ini. Dua perbedaan utama yang dapat dikenali adalah: (i) pencantuman frasa Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan (ii) penandatangan uang oleh Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Keuangan. 17. Penggunaan frasa “Negara Kesatuan Republik Indonesia” dan tanda tangan Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Keuangan tersebut menegaskan makna filosofis Rupiah sebagai simbol kedaulatan negara 4
yang harus dihormati dan dibanggakan oleh seluruh warga negara Indonesia.
Bapak dan Ibu yang berbahagia, 18. Sebelum mengakhiri sambutan, kami sekali lagi ingin menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah dan seluruh pihak yang telah mendukung serta membantu penerbitan dan pengeluaran uang Rupiah kertas pecahan Rp100.000 tahun emisi 2014. 19. Kami
mengharapkan
agar
seluruh
pihak
dapat
mendukung
penggunaan Rupiah dalam kegiatan perekonomian di dalam negeri. Dukungan ini tentunya akan mendorong kedaulatan Rupiah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 20. Akhir
kata,
semoga
Allah
SWT
senantiasa
melindungi
kita,
melapangkan dan meridhoi niat baik dan langkah perjuangan kita. Amin. Sekian dan terima kasih. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Agus D.W. Martowardojo Gubernur Bank Indonesia
5