“SAHABAT IBU BALITA”: APLIKASI UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU TENTANG PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK Smartphone Apllication: Apllication to increase knowledge and skill mothers about childs growth and development Susilawati1, Kusnandi Rusmil2, Meita Dhamayanti2 1
Program Studi DIII Kebidanan Stikes Al-Irsyad Al-Islamiyyah Jl. Cerme No. 24 Sidanegara Cilacap 2 Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (
[email protected])
ABSTRAK Orangtua perlu melakukan proses pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Pemantauan dapat menggunakan media aplikasi yang berbasis internet. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh aplikasi “Sahabat Ibu Balita” terhadap pengetahuan dan keterampilan ibu dalam pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak. Metode penelitian menggunakan quasi eksperimental design dengan rancangan pre and post test with control group design. Sampel diambil dengan metode cluster sampling, terpilih 53 responden tanpa aplikasi dan 53 responden menggunakan aplikasi“Sahabat Ibu Balita” selama satu bulan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara pengetahuan-keterampilan pretest dan posttest pada kelompok intervensi (p value < 0,001), serta terdapat perbedaan bermakna antara pengetahuan-keterampilan posttest pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p value < 0,001). Simpulan penelitian ini adalah penerapan aplikasi dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita. Penggunaan aplikasi “Sahabat Ibu Balita” dapat digunakan di posyandu dalam pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak. Kata Kunci: anak, aplikasi, keterampilan, pengetahuan, pertumbuhan, perkembangan
ABSTRACT The parents need monitoring growth and development of children. Monitoring the growth and development can use internet-based media applications. This study aimed to determine the effect of the application "Sahabat Ibu Balita" (SIB) on knowledge and skill monitoring growth and development children. This study using quasi-experimental design with a pre and post test design with control group design. The sampling technique used a cluster sampling. 53 respondents control is not given application and 53 respondents given the application SIB, It given for one month. Results is a significant differences the knowledge and skill mother before between after using SIB at intervention group (p-value <0.001) and showed a significant difference knowledge and skill mother control group between intervention group (p-value <0.001). The SIB have a positive effect on increase mother knowledge and skill mother to monitoring child growth and development. The recommendation is the SIB can used to complement Posyandu proggrame to monitoring child growth and development. Keywords: application, child, development, growth, knowledge, skill Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret 2017
74
Kepatuhan
PENDAHULUAN Pertumbuhan
dalam
pemantauan
perkembangan
tumbuh kembang anak akan meningkat bila
merupakan dua peristiwa yang berbeda tetapi
orangtua memiliki pendidikan yang lebih
tidak bisa dipisahkan. Pertumbuhan dan
tinggi, umur yang lebih tua, memiliki tingkat
perkembangan pada anak adalah manifestasi
pengetahuan yang tinggi, tingkat sosial
dari berbagai interaksi yang kompleks antara
ekonomi
faktor internal dan faktor eksternal(Richard,
keterampilan yang lebih baik, dan juga
McCormick, Miller, Caulfield, & Checkley,
semakin sering dalam berinteraksi dengan
2014). Pemberian gizi yang optimal selama
tenaga kesehatan.(Niven, 2008; Stevens,
masa bayi dan balita sangat penting karena
1984) Hasil Riskesdas (2013) menunjukan
pada
cepatnya
sebanyak 34,3% orangtua tidak melakukan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada
pemantauan tumbuh kembang, lebih tinggi
bayi memiliki kebutuhan substansi penting
dibandingkan hasil Riskesdas tahun 2007
untuk energi dan nutrisi, karena untuk
sebanyak 25,5%, yang menunjukan masih
perkembangan perkembangan struktural dan
tingginya anak yang belum terpantau tumbuh
fungsional otak.(Emmett & Jones, 2014)
kembangnya.(Dinas
Pertumbuhan
diukur
Indonesia, 2013) Pengetahuan orangtua juga
Instrumen
berkorelasi dengan tingkat stimulasi yang
periode
dan
orangtua
ini
pada
menggunakan
ditandai
anak
dapat
antropometri.
antropometri
yang
digunakan
yang
lebih
tinggi,
Kesehatan
memiliki
Republik
untuk
diberikan orangtua terhadap anaknya, dimana
mengetahui pertumbuhan anak diantaranya
semakin tinggi pengetahuan tentang stimulasi
adalah menggunakan standar WHO growth
terhadap
charts.Perkembangan
melakukan
anak
terjadi
pada
anak
maka
stimulasi
semakin tumbuh
sering kembang
beberapa aspek seperti perkembangan sosial,
terhadap anak, sebaliknya semakin rendah
perkembangan
tingkat
emosional,
dan
pengetahuan
perkembangan kognitif. Salah satu cara
terhadap
pengukuran
melakukan
perkembangan
anak
yang
anak
maka
stimulasi
semakin tumbuh
kembang
adalah dengan Kuesioner Pra Skrining
mengurangi
Perkembangan (KPSP).(Majnemer, 1998)
dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang
yang
kepatuhan
dapat
orangtua
berkorelasi
terhadap anak. Pengetahuan orangtua akan
dengan kepatuhan orangtua dalam proses
berkorelasi dengan keterampilan orangtua
pemantauan
dalam
tumbuh
anak
tingkat
inilah
kurang
terhadap
kembang
hal
stimulasi
sistematis, komprehensif, efektif dan efisien
Tumbuh
anak,
tentang
kembang
anaknya.
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret 2017
memberikan
stimulasi
tumbuh 75
kembang anak, keterampilan orangtua dalam
mengalami gangguan perkembangan dan
pengasuhan
dalam
11,4% anak mengalami perkembangan yang
stimulasi tumbuh kembang berpengaruh
meragukan.(Petersen, Kube, Whitaker, Graff,
terhadap
dan
& Palmer, 2009) Gangguan perkembangan
perkembangan anak, pada orangtua yang
pada anak di Indonesia adalah keterlambatan
kurang terampil akan menyebabkan orangtua
atau gangguan dalam perkembangan bicara
tidak mampu memberikan stimulasi tumbuh
46,8%
kembang anak.(Ring et al., 1982)
terlambat
dan
kecepatan
Keterlambatan
keterampilan
pertumbuhan
pertumbuhan
dan
perkembangan
30,9%.
gerak
Prevalensi
yang
gangguan
dan
perkembangan pada anak di Indonesia belum
perkembangan pada anak dapat diketahui
teridentifikasi secara nasional.(Tjandrajani,
sejak dini dengan program deteksi dini.
Dewanti, Burhany, & Widjaja, 2012)
Pendeteksian dini pada anak harus dilakukan
Beberapa penelitian menyebutkan hasil
sedini dan seakurat mungkin, sehingga
gangguan perkembangan pada anak yang
apabila ada penyimpangan dapat diketahui
bervariasi antar daerah, seperti prevalensi
lebih dini. Untuk tujuan pendeteksian ini, cek
gangguan perkembangan pada anak di
up rutin anak dan analisis harus dibuat secara
Kabupaten
hati-hati. Peran orangtua baik ibu maupun
9,78% anak mengalami perkembangan yang
ayah dalam pemantauan pertumbuhan dan
meragukan, dengan nilai meragukan motorik
perkembangan anak sangat penting. Sehingga
kasar sebanyak 6,17%, motorik halus 0,65%,
perlu kerjasama antara orangtua dan tenaga
bicara dan bahasa 4,54%, serta sosialisasi
kesehatan untuk menentukan keakuratan
dan
tumbuh kembang anak.(Glascoe & Dworkin,
Fadlyana,
1995) Data Riskesdas (2013) menyebutkan
prevalensi gangguan perkembangan yang
bahwa status gizi balita Indonesia menurut
disebabkan
indikator BB/U prevalensi berat kurang (gizi
sebanyak
buruk dan gizi kurang) secara nasional
mengalami keterlambatan pertumbuhan dan
adalah 19,6 persen. Terjadi peningkatan
perkembangan yang memerlukan program
dibandingkan tahun 2010 sebesar 17,9% dan
penanganan supaya bisa beradaptasi untuk
tahun 2007 sebesar 18,4%(Dinas Kesehatan
bisa
Republik Indonesia, 2013). Angka kejadian
diumurnya
gangguan perkembangan pada anak diketahui
Figueroa,
sekitar 33,5% anak, dimana 22,1% anak
perkembangan anak yang paling efektif
Bandung
diketahui
kemandirian &
2011)
keterlambatan
mencapai
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret 2017
2,92%.(Gunawan,
Rusmil,
8,6%.
terdapat
Beberapa
tingkat
Tingginya
perkembangan anak
perkembangan
tersebut.(Chamidah, 2006)
Proses
dapat
2012;
penanganan
76
adalah
memberikan
belajar
aplikasi untuk pemantauan pertumbuhan dan
langsung kepada anak dan keluarga, dengan
perkembangan anak telah digunakan pada
durasi yang lebih lama, kualitas yang tinggi,
178 negara. Seperti pada tahun 2005 WHO
dan intensitas yang tinggi, serta terintegrasi
menciptakan aplikasi “WHO anthro” yang
dengan keluarga, tenaga kesehatan, gizi dan
dapat digunakan untuk menghitung status
juga sistem pendidikan.(Engle et al., 2007)
gizi dan memantau perkembangan motorik
Pemantauan tumbuh kembang anak sangat
anak.
memerlukan partisipasi keluarga, dengan
pengembangan
deteksi
dini
mengidentifikasi mengalami
pengalaman
oleh 1
gangguan
–
Di
Indonesia
penggunaan
aplikasi
juga
dan
pernah
orangtua
dapat
dilakukan, aplikasi yang digunakan dalam
6%
yang
penelitian ini adalah aplikasi “Sahabat Ibu
tumbuh
anak
kembang.
Balita”.
Aplikasi
“Sahabat
Ibu
Salah satu cara deteksi dini pertumbuhan dan
merupakan
perkembangan anak yang efektif dan efisien
smartphone berbasis android yang dibuat
dapat menggunakan media aplikasi yang
sebagai
berbasis internet.(Bert, Giacometti, Gualano,
pertumbuhan dan perkembangan anak umur
& Siliquini, 2014; De Onis, Wijnhoven, &
0 – 5 tahun.
alat
aplikasi/software
Balita”
bantu
untuk
pada
memantau
Onyango, 2004) Penggunaan smartphone telah menjadi hal
penting
bagi
dunia
kesehatan.
METODE Penelitian
ini
menggunakan
quasi
Penggunaan smartphone sangat membantu
eksperimental design dengan rancangan pre
dalam layanan kesehatan, promosi kesehatan,
and post test with control group design.
dan meningkatkan derajat kesehatan.(Patrick,
Teknik pengambilan sampel menggunakan
Griswold, Raab, & Intille, 2009) Seperti
probability sampling dengan metode cluster
halnya penggunaan aplikasi
smartphone
sampling, dilaksanakan di wilayah kerja
untuk pemantauan tumbuh kembang anak
Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung
bermanfaat menyediakan informasi tentang
periode bulan Oktober sampai November
stimulasi pada anak, menyediakan panduan
2016. Kriteria inklusi penelitian meliputi; ibu
dalam stimulasi tumbuh kembang anak,
dengan anak balita, ibu dan anak tinggal
mempermudah bidan dalam memberikan
serumah minimal 1 bulan, Ibu mempunyai
konseling tumbuh kembang anak, serta
smartphone android versi 4.0.4 Ice Creem
dalam pendokumentasian tumbuh kembang
Sandwich (ICS). Kriteria eksklusi meliputi:
anak (Free et al., 2013). Penggunaan media Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret 2017
77
Ibu dan atau anak yang sedang sakit dan dilakukan rawat inap.
Perbandingan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Perlakuan Perbandingan pengetahuan sebelum dan
HASIL
sesudah perlakuan dijelaskan dalam tabel di
Karakteristik Responden
bawah ini.
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan, pendapatan, Jumlah Anak dan Status Bekerja.
Tabel 2. Perbandingan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Variabel Umur: Mean (SD) Median (Min-Max) Pendidikan: SD SMP SMA PT Pendapatan: Rendah Tinggi Jumlah Anak: 1 ≥2 Status Bekerja: Bekerja Tidak bekerja
Intervensi
Kontrol
30,38(1,91) 31(26-34)
29,87(2,29) 30(25-34)
6 (11,3) 13 (24,5) 29 (54,7) 5 (9,4)
6 (11,3) 20 (37,7) 23 (43,4) 4 (7,5)
26 (49,1) 27 (50,9)
36 (67,93) 17 (32,1)
Pengetahuan pretest: Mean (SD) 83,34 (6,23) Median 85,00 Rentang 74-96 p value = 0,351** Pengetahuan posttest: Mean (SD) 98,11 (4,62) Median 100,00 Rentang 74-100 p value = 0,001** Perubahan pretest - postest: p-value < 0,001*
16 (30,2) 37 (69,8)
12 (22,6) 41 (77,4)
% kenaikan (Median)
9 (17) 44 (83)
15 (28,3) 38 (71,7)
responden kelompok intervensi usia tengah pada 31 tahun, usia termuda 26 tahun dan tertua 34 tahun, kelompok kontrol usia tengah pada 30 tahun, usia termuda 25 tahun dan tertua 34 tahun. Responden sebagian berpendidikan
Kontrol n (53) 84,51 (6,22) 85,00 74-96
87,55 (7,69) 89,00 74-100
0,006*
17,65%
4,49%
p value = 0,001**
Tabel 1 menunjukkan bahwa pada
besar
Intervensi n (53)
Variabel
SMA,
kelompok
intervensi
sebagian
besar
memiliki
pendapatan
kategori
tinggi,
sedangkan
kelompok kontrol sebagian besar kategori rendah, sebagian besar memiliki anak lebih dari satu, sebagian besar tidak bekerja.
* (uji Wilcoxon), ** (uji Mann-Whitney)
Tabel 2 menunjukkan hasil uji statistik didapatkan ada perbedaan pengetahuan yang bermakna antara pengetahuan pretest dan posttest pada kelompok intervensi yang diberikan
aplikasi.
Hasil
uji
statistik
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan posttest pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara persentase perubahan
pengetahuan
pada
kelompok
intervensi dan kelompok kontrol.
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret 2017
78
Perbandingan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Perlakuan Perbandingan pengetahuan sebelum dan sesudah perlakuan dijelaskan dalam tabel di bawah ini.
memiliki skor pengetahuan yang lebih tinggi setelah diberikan perlakuan dibandingkan sebelum diberi perlakuan. Pada kelompok intervensi
diketahui
71,7%
memiliki pengetahuan kategori tinggi atau
Tabel 3. Perbandingan Keterampilan Sebelum dan Sesudah Perlakuan Intervensi n (53)
Variabel
Keterampilan pretest: Mean (SD) 72,11 (6,67) Median 73,00 Rentang 58-85 p value = 0,863** Keterampilan posttest: Mean (SD) 98,32 (5,63) Median 100,00 Rentang 73-100 p value = 0,001** Perubahan pretests- postest : p-value < 0,001* % kenaikan (Median)
37,00%
Kontrol n (53) 72,40 (6,52) 73,00 62-85
baik.
Hasil
74,19 (8,02) 73,00 62-92
ini
memiliki
karakteristik penelitian yang hampir sama seperti penelitian Sugihartiningsih & Vanara (2014) di Kabupaten Semarang menunjukkan bahwa diketahui sebanyak 9 responden
responden (74,4%) mempunyai pengetahuan cukup dan 2 responden (4,7%) mempunyai pengetahuan yang kurang.
0,087* 5,20%
p value = 0,001**
Tabel 3 menunjukkan hasil uji statistik didapatkan ada perbedaan keterampilan yang bermakna antara keterampilan pretest dan posttest pada kelompok intervensi. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara keterampilan posttest pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara persentase perubahan keterampilan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan
menunjukkan
peningkatan skor pengetahuan, responden
signifikan
antara
menerapkan aplikasi “Sahabat Ibu Balita”. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat perbedaan pengetahuan setelah perlakuan yang menerapkan aplikasi “Sahabat Ibu Balita”
dengan
responden
yang
tidak
menerapkan. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara persentase
perubahan
pengetahuan
pada
kelompok dengan aplikasi dan kelompok tanpa aplikasi. Dalam penelitian ini diketahui pada
menunjukan
PEMBAHASAN
yang
pengetahuan responden sebelum dan setelah
kelompok
penelitian
penelitian
(20,9%) mempunyai pengetahuan baik, 32
* (uji Wilcoxon), ** (uji Mann-Whitney)
Hasil
sebanyak
intervensi sebagian
sebanyak besar
54,7%
responden
berpendidikan SMA, pada tingkat pendidikan tingkat menengah atas dan yang lebih tinggi
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret 2017
79
diketahui
berperan
penting
dalam
ibu tersebut pernah melakukan sendiri proses
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
perawatan anak sebelumnya saat memiliki
menerima
suatu
anak yang pertama. Serta diketahui bahwa
pemahaman
pengalaman merupakan guru pembelajaran
seseorang tersebut berdampak pada sikap
yang sangat berharga dalam setiap proses
terhadap hal yang ada pada isi pengetahuan
pembelajaran.
atau
pengetahuan,
memahami
kemudian
tersebut. Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan
yang
lebih
tinggi
akan
Pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan
anak
diperoleh
orangtua
memberikan respon yang lebih rasional dan
melalui berbagai macam media seperti buku,
juga lebih mudah memahami tentang konsep-
orangtua lain, relasi, dan dokter anak (Ertem
konsep baru serta lebih mampu dalam
et al., 2007). Selain itu juga bahwa
melakukan tindakan terkait pengetahuan
pengetahuan tersebut diperoleh orangtua
tersebut dibandingkan pada mereka yang
melalui media internet maupun aplikasi yang
berpendidikan lebih rendah. Pendidikan juga
berbasis internet (Martínez-Pérez, De La
dapat diartikan merupakan tingkat dasar
Torre-Díez, Candelas-Plasencia, & López-
pengetahuan
Coronado, 2013). Saat ini telah banyak
intelektual
yang
dimiliki
seseorang. Pendidikan merupakan modal
media
dasar
pengguna memperoleh informasi tentang
dalam
pengetahuan.
rangka Dengan
pengembangan
untuk
mempermudah
yang
pengetahuan tersebut serta mempermudah
terdapat ada pada diri responden dapat
akses untuk memperoleh informasi-informasi
mempengaruhi
kesehatan yang dibutuhkannya (Martínez-
selanjutnya
pendidikan
aplikasi
tingkat
tingkat
pengetahuannya,
pengetahuan
akan
berkorelasi dengan tindakan proses stimulasi terhadap anak.
Pérez et al., 2013; Yu, Wu, Yu, & Xiao, 2006). Riset oleh Nocum, Baltao, Agustin, &
Dalam penelitian ini diketahui pada
Portus
(2015)
menjelaskan
kelompok intervensi umur responden dalam
penggunaan
rentang 31 tahun serta sebagian besar
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
memiliki anak lebih dari 2 sebanyak 69,8%.
dalam area kehamilan dan kesehatan anak
Pada ibu yang berusia lebih dewasa serta
(Nocum, Baltao, Agustin, & Portus, 2015).
memiliki anak untuk yang ke dua dan anak
Studi literatur oleh oleh Bert, Giacometti,
berikutnya
dan
Gualano, & Siliquini (2014) menjelaskan
keterampilan yang lebih tinggi karena pada
bahwa penggunaan aplikasi m-health dapat
memiliki
pengetahuan
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret 2017
aplikasi
m-health
bahwa dapat
80
dijadikan sarana untuk promosi kesehatan.
Penelitian
menunjukkan
ternadi
Pada aplikasi m-health terdapat informasi-
peningkatan skor keterampilan, responden
informasi kesehatan yang bisa digunakan
memiliki skor keterampilan yang lebih tinggi
oleh pengguna sebagai sumber informasi
setelah diberikan perlakuan dibandingkan
tentang informasi kesehatan yang digunakan.
sebelum diberi perlakuan. Pada kelompok
Dengan demikian aplikasi m-health dapat
intervensi diketahui sebanyak 88,7% kategori
meningkatkan pengetahuan oleh pengguna
keterampilan baik, dan sebanyak 96,4%
aplikasi tersebut.(Bert et al., 2014)
responden
Hasil
penelitian
juga
menunjukkan
yang
memiliki
kategori
keterampilan baik yang tergolong patuh
bahwa pada ibu yang tanpa menggunakan
dalam
aplikasi
peningkatan
perkembangan anak. Hasil penelitian ini
pengetahuan. Hal tersebut terjadi karena pada
sesuai dengan karakteristik penelitian yang
ibu tersebut saat penelitian juga memperoleh
dilakukan oleh Ring et al. (1982) diketahui
selebaran yang berisi tentang hal-hal tentang
responden yang memiliki keterampilan tinggi
pertumbuhan
sebanyak 75,4% (Ring et al., 1982).
seperti
juga
menunjukkan
dan
tentang
perkembangan cara
pengukuran
anak, dan
pemantauan
pertumbuhan
dan
Hasil penelitian menunjukkan terdapat
penimbangan, cara melakukan stimulasi pada
perbedaan
anak. Sehingga dengan adanya selebaran
keterampilan responden sebelum dan setelah
tersebut menjadi sumber tambahan tentang
menerapkan aplikasi “Sahabat Ibu Balita”.
informasi pengetahuan ibu terhadap tumbuh
Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat
kembang anak. Sedangkan pada ibu yang
perbedaan keterampilan setelah perlakuan
menggunakan aplikasi “Sahabat Ibu Balita”
yang menerapkan aplikasi “Sahabat Ibu
terdapat
Balita”
peningkatan
pengetahuan
yang
yang
dengan
signifikan
responden
yang
antara
tidak
sangat signifikan disebabkan kerena pada
menerapkan. Hasil uji statistik menunjukkan
aplikasi tersebut terdapat informasi tentang
bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
pertumbuhan dan perkembangan anak secara
persentase perubahan keterampilan pada
keseluruhan,
kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
serta
juga
terdapat
tes
pertumbuhan dan grafik pertumbuhan anak, tes
perkembangan
anak,
Seperti penjelasan sebelumnya pada
informasi
topik pengetahuan bahwa dalam penelitian
pertumbuhan dan perkembangan, informasi
ini diketahui pada kelompok intervensi umur
gizi menurut umur, animasi untuk membantu
responden dalam rentang 31 tahun serta
ibu dalam menstimulasi perkembangan.
sebagian besar memiliki anak lebih dari 2
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret 2017
81
sebanyak 69,8%. Ibu yang berusia lebih
yang memiliki pendapatan kategori lebih
dewasa serta memiliki anak untuk yang ke
tinggi akan berusaha memenuhi kebutuhan
dua
memiliki
nutrisi anak mulai dari masa kandungan
pengetahuan dan juga keterampilan yang
hingga saat lahir, dimana saat lahir keluarga
lebih tinggi karena pada ibu tersebut pernah
juga akan memenuhi kebutuhan anak mulai
melakukan sendiri proses perawatan anak
dari
sebelumnya
permainan-permainan
dan
anak
saat
berikutnya
memiliki
anak
yang
pertama.
nutrisi
hingga
peralatan yang
maupun mendidik
(edukatif) untuk anaknya tersebut.
Sebagian besar responden kelompok
Penelitian oleh Breland, Yeh, & Yu
intervensi tidak bekerja sebanyak 83%. Ibu
(2013)
yang tidak bekerja akan memiliki waktu
aplikasi dapat meningkatkan keterampilan
lebih banyak bersama dengan anaknya
penggunanya (Breland, Yeh, & Yu, 2013).
dibanding ibu yang bekerja, selama waktu
Demikian juga penelitian Hawkes, Walsh,
bersama
Ryan, & Dempsey (2013) menjelaskan
ibu
memungkinkan
dan ibu
anak
tersebut
untuk
lebih
berinteraksi
menjelaskan
bahwa
bahwa
penggunaan
penggunaan
aplikasi
m-health
dengan anak (Mother-Child Relationships),
meningkatkan
bermain dan melakukan permainan yang
keterampilan (Hawkes, Walsh, Ryan, &
mampu
merangsang
Dempsey, 2013). Ibu yang menggunakan
tumbuh
kembang
dan
menstimulasi
anaknya
tersebut.
aplikasi
pengetahuan
“Sahabat
Ibu
dan
Balita”
peningkatan
memiliki jumlah waktu kebersamaan dengan
signifikan disebabkan kerena pada aplikasi
anak
tersebut
lebih
sedikit,
bahkan
terdapat
yang
terdapat
Sedangkan pada ibu yang bekerja tentu akan
yang
keterampilan
juga
informasi
sangat
tentang
memungkinkan untuk peran sosok ibu bisa
pertumbuhan dan perkembangan anak secara
diganti
mampu
keseluruhan, seperti tes pertumbuhan dan
memberikan pengasuhan kepada anak seperti
grafik pertumbuhan anak, tes perkembangan
pengasuh, ayah atau anggota keluarga yang
anak,
lain yang belum tentu tahu akan proses
perkembangan, informasi gizi menurut umur,
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
animasi
anak yang sesuai dan tepat.
menstimulasi perkembangan. Dengan adanya
oleh
orang
lain
yang
Responden pada kelompok intervensi
informasi
informasi
untuk
dan
pertumbuhan
membantu
animasi
ibu
tersebut
dan
dalam
dapat
yang memiliki pendapatan kategori tinggi
dijadikan panduan ibu dalam melakukan
diketahui sebanyak 50,9%. Pada keluarga
keterampilan stumulasi terhadap anaknya
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret 2017
82
tersebut. Sama dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini juga menunjukkan bahwa
ibu
“Sahabat
yang Ibu
menerapkan Balita
aplikasi
menunjukkan
keterampilan yang lebih baik dibandingkan ibu yang tidak menggunakan aplikasi. KESIMPULAN Simpulan
penelitian
ini
adalah
penerapan aplikasi “Sahabat Ibu Balita” dapat
meningkatkan
keterampilan
ibu
pengetahuan dalam
dan
pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan anak balita. Penggunaan aplikasi “Sahabat Ibu Balita” dapat digunakan untuk melengkapi program pelayanan posyandu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak.
UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti
mengucapkan
terima
kasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada pihak UPT PPM STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap dan pihak STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap sangat menunjang pelaksanaan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Bert, F., Giacometti, M., Gualano, M. R., & Siliquini, R. (2014). Smartphones and health promotion: A review of the evidence. Journal of Medical Systems,
38(1).http://doi.org/10.1007/s10916-0139995-7 Breland, J. Y., Yeh, V. M., & Yu, J. (2013). Adherence to evidence-based guidelines among diabetes self-management apps. TBM.http://doi.org/10.1007/s13142-0130205-4 Chamidah, A. N. (2012). Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Jurnal Pendidikan Khusus. Retrieved from http://journal.uny.ac.id/index.php/jpk/art icle/view/789 De Onis, M., Wijnhoven, T. M. a, & Onyango, A. W. (2004). Worldwide practices in child growth monitoring. Journal of Pediatrics, 144(4), 461–465. http://doi.org/10.1016/j.jpeds.2003.12.03 4 Dinas Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Riset Kesahatan Dasar, 111–116. http://doi.org/1 Desember 2013 Emmett, P. M., & Jones, L. R. (2014). Diet and growth in infancy: Relationship to socioeconomic background and to health and development in the avon longitudinal study of parents and children. Nutrition Reviews, 72(8), 483– 506. http://doi.org/10.1111/nure.12122 Engle, P. L., Black, M. M., Behrman, J. R., Cabral de Mello, M., Gertler, P. J., Kapiriri, L., … Young, M. E. (2007). Strategies to avoid the loss of developmental potential in more than 200 million children in the developing world. Lancet, 369(9557), 229–242. http://doi.org/10.1016/S01406736(07)60112-3 Ertem, I., Atay, Dogan, D., Bingoler, B., Gok, C., Ozbas, S., … Isikli, S. (2007). Mothers ’ knowledge of young child development in a developing country. Journal Compilation, 728–738. http://doi.org/10.1111/j.1365-
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret 2017
83
2214.2007.00751.x Figueroa, A. (2006). Connecticut’s Guidelines for the Development of Infant & Toddler Early Learning. A Handbook For Caregivers of Young Children. Retrieved from http://www.ct.gov/dss/lib/dss/dss_early_ learning_guidelines.pdf Free, C., Phillips, G., Watson, L., Galli, L., Felix, L., Edwards, P., … Haines, A. (2013). The Effectiveness of MobileHealth Technologies to Improve Health Care Service Delivery Processes: A Systematic Review and Meta-Analysis. PLoS Medicine, 10(1). http://doi.org/10.1371/journal.pmed.100 1363 Glascoe, F. P., & Dworkin, P. H. (1995). The Role of Parents in the Detection of Developmental Problems and Behavioral Problems. Pediatrics, 95(6), 829–839. Gunawan, G., Fadlyana, E., & Rusmil, K. (2011). Hubungan Status Gizi dan Perkembangan anak 1-2 Tahun. Sari Pediatri, 13(2), 142–146. Hawkes, P. C., Walsh, H. B., Ryan, C. A., & Dempsey, M. E. (2013). Smartphone technology enhances newborn intubation knowledge and performance amongst paediatric trainees ଝ . Resuscitation, 84(2), 223–226. http://doi.org/10.1016/j.resuscitation.201 2.06.025 Majnemer, A. (1998). Benefits of early intervention for children with developmental disabilities. Seminars in Pediatric Neurology, 5(1), 62–69. http://doi.org/10.1016/S10719091(98)80020-X Martínez-Pérez, B., De La Torre-Díez, I., Candelas-Plasencia, S., & LópezCoronado, M. (2013). Development and evaluation of tools for measuring the quality of experience (QoE) in mHealth applications. Journal of Medical
Systems, 37(5). http://doi.org/10.1007/s10916-013-9976x Niven, N. (2008). Psikologi Kesehatan, Pengantar Untuk Perawat dan Profesional. Jakarta: EGC. Nocum, A. A., Baltao, M. J., Agustin, R. D., & Portus, J. A. (2015). Ergonomic evaluation and design of a mobile application for maternal and infant health for smartphone users among lower- income class Filipinos. Procedia Manufacturing, 3(Ahfe), 5411–5418. http://doi.org/10.1016/j.promfg.2015.07. 664 Patrick, K., Griswold, W. G., Raab, F., & Intille, S. (2009). Health and the Mobile Phone. Mobile Technologies: From Telecommunications to Media, 35(2), 23-33. http://doi.org/10.4324/9780203884317 Petersen, M. C., Kube, D. A., Whitaker, T. M., Graff, J. C., & Palmer, F. B. (2009). Prevalence of developmental and behavioral disorders in a pediatric hospital. Pediatrics, 123, e490–e495. http://doi.org/10.1542/peds.2008-2750 Richard, S. A., McCormick, B. J. J., Miller, M. A., Caulfield, L. E., & Checkley, W. (2014). Modeling environmental influences on child growth in the MALED cohort study: Opportunities and challenges. Clinical Infectious Diseases, 59(Suppl 4), S255–S260. http://doi.org/10.1093/cid/ciu436 Ring, S., Blumenthal, J. B., Johnson, D. L., Alfred, J., Ferguson, C. J., Lasater, T. M., … Wallace, D. B. (1982). The Skill of Mothering: A study of Parent Child Development Centers. Society for Research in Child Development, 47(6), 1–83.
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret 2017
84
Stevens, J. H. (1984). Child Development Knowledge and Parenting Skills. Family Relations, 33(2), 237–244. http://doi.org/10.2307/583789 Sugihartiningsih, & Vanara, D. S. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Kepatuhan Mengikuti Kegiatan Posyandu Balita Di Posyandu Wijaya Kusuma VI Desa Jombor Kabupaten Semarang. Profesi Stikes PKU Muhamadiyah Surakarta, 11(Agustus), 46–51. Tjandrajani, A., Dewanti, A., Burhany, A. a, & Widjaja, J. A. (2012). Keluhan Utama pada Keterlambatan Perkembangan Umum di Klinik Khusus Tumbuh Kembang RSAB Harapan Kita, 13(6), 373–377. Retrieved from http://saripediatri.idai.or.id/abstrak.asp?q =795 Yu, P., Wu, M. X., Yu, H., & Xiao, G. Q. (2006). The challenges for the adoption of m-health. 2006 IEEE International Conference on Service Operations and Logistics, and Informatics, SOLI 2006, 1(1), 181–186. http://doi.org/10.1109/SOLI.2006.23554 5
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret 2017
85
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret 2017
86