q 943
TC
ISLAM
SUMBER D J I H A D D A N I D J T I H A D
Pidato Sambutan dikala oleh U.l.D. diberi gelar Doctor Honoi/s Causa pada 20 Marei 1907
dengan promotor Prof. Dr. Hazairin, S.H.
Oleh ; Hadji Aboebakar Atjeh lahir 1909.
I S L A M SUMBER D J I H A D D A N I D J T J H A D Pidato Sambutan dikala oleh U.I.D. diberi gelar Doctor Harwris Causa pada 20 Maret 1967
dengan promotor Prof. Dr. Hazairiri, S.H.
Oleh : Hadji Aboebakar Atjch lahir 1909.
diterbitkan oleh I.D. Djakarta, , r
Promotor Dr. Hazair/n
S.H.
PIDATO REKTOR UNIVERSITAS I S L A M D J A K A R T A PROF. DR. HAZAIRIN SH P A D A maiam i n i kepada Saudara Hadji Aboebakar Atjeh akan diberikan gelar kehormatan, karena Saudara telah lama mengabdikan diri dalam penjebaran Umu Pengetahuan Islam. Baik riwajat hidup maupun hasil karang an Saudara telah mendapat perhatian dan penelitian, sehingga Pimpinan Universitas Islam Djakarta beserta Pimpinan Jajasan W a k a f Perguruan T i n g g i Islam Djakarta telah sependapat untuk menganugerahkan gelar Doctor Honoris Causa pada Saudara dan dengan i n i kami batjakan surat keputusan penganugerahan gelar kehormatan tersebut. 2
SURAT KEPUTUSAN UNIVERSITAS ISLAM No.
REKTOR DJAKARTA
OOl/Reitor/67. tentarip
PENGANUGERAHAN DOCTOR HONORIS
GELAR CAUSA
kepada HADJI REKTOR
ABOEBAKAR
ATJEH
UNIVERSITAS DJAKARTA :
M e m p e r h a t i k a n
ISLAM
:
Bahwa Hadji Aboebakar Atjeh, D o sen pada Universitas Islam Djakarta, 5
dilahirkan di K u taf adja (Atjeh) pada 'tanggal ' 28" A p r i l 1909, telah lama mengabdikan d i r i dalam penjebaran Ilmu Pengetahuan Agama Islam, sepcrti ternjata dari karang.m-, tulisan dan b u k u penting jang diterbitkannja ditanah air Indonesia, jang kesemuanja sun.aguh membuktikan keluasan pengertian dan keahliannja dalam bidang '. Ilmu Pengetahuan Agarna Islam; • •... 2
2
• •
' M ' e m ' p e r l i ,v t i k a n p u 1 a : ' Riwajat hidupnja jang terlampir. jang • / tjukup ' mengesankan dalam kader - "' ' pembinaan ketjerdasan beragama bagi' " .;. ' bangsa; M e m b" a t j a : . '. 1 Pen da [lat jSaia anggauta Senat U n i versitas Islam Djakarta urhumnia dan pendapat angs^uta Dewan Gurubesar Fakultas H u k u m dan Ilmu Tengetfihuan Kemasjarakafcn U . I . D . chusus hjkl jang menietudiui penganu^erakm in-bs D O C T O R H O N O R I S C A U SA kepada Hadji Aboèb kar Atjeh tsb;. 2
2
2
M e n i m b a n g : Bahwa atas alasan dan bukti- t< rsebut:diatas dan berdasarkan wwir.M'i jang dimaksud dalam pasal 10 ajat 3 U n d a n g N ó . 22 tahun 1961 tentang Perguruan T i n g g i , telah patut U n i v c r sitas Islam Djakarta menganugerahkan kepada:: 2
2
'
• 6
'HADJI
ABOEBAKAR
ATJEH
suatu tanda penghargaan M e n e t a p k a n
ümijah;
:
Kepada Hadji Aboebakar Atjeh. dosen pada Univcrsitas Islam Djakarta, dianugerahkan GELAR DOCTOR HONORIS CAUSA dalam bidang ILMU A G A M A ISLAM. Djakarta, 30 Djanuari 1967.-
R L K T O R UI IIVERSITAS ISLAM DJAKARTA ttd. (Prof. D r . Hazairin S H ) .
Diketahui dan disetudjui : KETUA D A N D E W A N PIMPINAN JAJASAN W A K A F PERGURUAN TINGGI ISLAM DJAKARTA.
ttd. (Prof. D r . R. H . Soemedi). Mudah an A l l a h sw.t. memandjangkan usia Saudara untuk melandjutkan usaha Saudara seterusnja dalam penjebaran Ilmu Pengetahuan Agama Islam dan saja minta Saudara tampil kemuka untuk menerima tanJa penganugerahan gelar tersebut. 2
2
Djakarta, 20 Maret 1967.
7
Lampiran
:
RIWAJAT
HIDUP
ABOEBAKAR
HAD/1 ATJEH
Nama lengkap : Hadji Aboebakar Atjeh Nama orang tua : Ajah : Sjeh Abdurrahmau, sewaktu bidup imam Mesdjid Kaya Kutaradja, kéturunan Qadhi Sultan di Atjeh Ba'rat lbu : Hadji N a ' i u , bangsawan. Tanggal dan tempat lahir : 28 A p r i l 1909 di Kutaradja (Atjeh) Laki /Perempuan : Laki-laki Kawin/tidak kawin : K a w i n N a m a Isteri : I. N j . Soewami, lahir ih Malang 1909 11. N j . Soekarti, lahir di Djakarta 1924 Anak : 1. Umarah Sri Angsani, lahir Djakarta 17-8-1945 2. Inajah Sri Suwami, lahir Jogja 17-1-1948 3. Muhammad Furqan, lahir Djakarta 12-7-1952 4. Maisarah Sri Widari lahir Djakarta, 8-2-1955 5. Rahmah Sri W a r d a n i lahir Djakarta, 10-1-1957 6. Ahmad Farhan, lahir Djakarta, 1959 Bangsa/Agama : Indonesia/Islam Pendidikan : Kweekschool Islamijah B u kittinggi tammat 1930 K . E . Djakarta 1930 2
9
Gem. Bureau Cursus ( H . B . S . 3 th) Djakarta 1933 M ï d . A v n . Handels. Pem. Djakarta '40 Mengikuti College Per. T i n g g i Gadjah Mada bagian kësusasteraan 1948 Togjakarta Beberapa cursus sore untuk diploma praktijk Uerbahasa : Indonesia, Arab, Belanda, Inggeris, Djawa, Sunda, Gajo, Djepang, Atjeh, Minangkabau dan mengerti dasar bahasa Perantjis dan Djer man. Mempunjai mengarang.
ketjakapan berpidato dan
Pengalaman pekerdjaan Zaman Belanda : 29-4-30 Schrijver Kant. Inl. Zaken 18-9-31 2 e K l e r k Kant. Inl. Zaken 26-1-38 1 e K l e r k Kant. Inl. Zaken 29-1-40 3 e Commis Kant. Inl. Zaken .31-10-41 Commis K a houder, Kant. Inl. Zaken Pekerdjaan terutama : Bibliothecaris. Archivaris dan redaksi. Zaman Djepang : 25-9--M Shumubu N i t o Syoki. Pekerdjaan terutama : Memimpin ashrama dan perpustakaan. Zaman Revolusi : 25-9-45 Peg. Menegah Dept. Pengadjaran Pendidikan dan Kebudajaan 24-4-46 K e p . Perpustakaan Islam di Togja (Kern. Agama) 24-5-47 Peg. T i n g g i Kern. Agama 16-2-48 Peg. T i n g g i Kern Agama 8-4-48 Peg. T i n g g i Kern Agama 10
18-10—IS Peg. Tinggi K e m Agama 14-10-49 K e p . Tata Usaha V K e m . Agama Zaman Kemerdekaan : 30-6-50 Refrendaris K e m . Agama V I b 23-5-51 Refrentaris Djaw. Pen. Agama 6-8-52 Refrendaris Djaw. Pen. Agama 6-8-52 Administratur V I c Pekerdjaan terutama menjusun K e m . Agama 1-10-55 A h l i Tata Usaha tk. I (F-III) 1-8-56 Peg. Tinggi dp (F-IV) Pergerakan : 1923 pembantu pengurus ranting Sarekat Islam di Peureumeuë 1924 Pendiri Muhammadijah di Kutaradja Atjeh. 1943-45 memimpin Kursus A l i m U l a ma masa Djepang. 1945 Membangun Balai M u s l i m i n In donesia dengan keb. Islam 1945-1950 Mendirikan dan K e p . Per pustakaan Islam Jogja 1916 Duduk dalam Dawari Partai M a sjumi Pusat Jogja 1946 A n g . Pen. P.P. G.P.I.I. Jogja. 1947 Anggota Madielis Pengadjaran P '!. Muhammadijah Jogja. 1947 Mendirikan bangsal Penglaksa naan Qur'an Pusaka R.I. untuk Qur' ah Pusaka. 21-5-1949 Anggota Pengembalian Republik Indonesia di Togjakarta 1949 Mendirikan Perpustakaan K u tubchanah Iskandar M u d a di Kutaradja 1950 Pemimpin Madjalah Minibar Agama K e m . Agama li
1951 Anggota Delegasi Indonesia keKongres Islam sedunia di Karachi Pakistan 1951 Mendirikan Jajasan Kebangunan Kebuda'jaan Islam. 1952 Sekretaris Perwakilan Istirnewa PB Muhammadijah di Djakarta 1952 Anggota Dewan Fengurus M a sjumi Tjab. Djakarta 1952 Pergi mentjetak A l Qur'an keDjepang 1953 Ketua Madjelis Pimpinan Hadji ke-Mekkah dan dari sini pergi ke Mesir, Libanon, Syria d l l . 1954 Ketua Jajasan Pengetahuan Islam Djakarta Anggota Dewan Perpustakaan Nasional (P.P. dan K ) Anggota Fengurus Jajasan Lektur (P.P. dan K ) ' Anggota Pengurus ,,lkatan Pengarang Islam" Djakarta. Guru Kursus A h l i Perpustakaan P.P. dan K . mengenai Islam Djakarta. Anggota Konstituante, Pleno dan Badan Pekerdja Bandung. Pernali ditjalonkan K e m . Agama ctjai!i Cult. Attaché di Negeri Belanda atau Mesir Anggota Panitia Museum Sedjarah Tugu Nasional Djakarta. Dosen pada Universitas Islam Djakar ta ( U I D ) , I.A.I.N., U.I.G., U . M . I . Makassar, G u r u Besar Pusroh Islam A D , dosen Tjiah K u a l a Banda Atjeh, Lektor pada Unis Djakarta. 12
Dekan Akademi Islam, Dekan Akade mi Kursus kilat untuk muballigh di Lampung l 962. Karangan-karang.m : 1. 2. 3. i. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Sedjarah A l Qur'an (sckarang tjetakan k e - I V ) Tcchnik Chutbah (sekarang tjetakan kc-Il) Sedjarah Ka'bah (sekarang tjetakan ke-IV) PerdjuanganWanita Islam (1948) Kcmerdekaan beragama (1948) Sedjarah Mesdjid 1956 Riwajat H i d u p Nabi Muhammad bersadjak (1966. tjet. ke II) Pcngantar Sedjarah Sufi dan Tasauf (1961) Pengantar Ilmu Tkarikat (1962) Perbandingan Mazhab Sji'ah (1966) Ilmu Ketuhanan (Ilmu K a l a m ) Sedjarah H i d u p . K . H . A . wahid Hasjim Toleransi N a b i Muhammad s.a.w.
Dan lain karangan dalam Madjallah dan surat kabar. 2
Untuk Sekolah : Mcngarang kitab batjaan bahasa Atjeh : T.hce Saboh N a n g dan Meutia jang dipakai disekolah-sekolah di /\tjeh dalam masa Belanda dan Djepatig. Turul dalam zaman Beianda menjelesaikan Kamus Groot Atjehcsh Woerdenbook. jang dikarang oleh Prof. D r . Husein Djajadiningrat. 13
A lamat rumah : 1.
DjI. Tjiragil 29. Blok Q-I Kebajoran Baru Djakarta. 2. Bendungan H i l i r V i l N o . 1 Djakarta. Djakarta, 9 Maret 1957.ttd.
(Hadji Aboebakar Atjeh)
PIDATO SAMBUTAN WAKIL JAJAS' AN WAKAF PERGURUAN TINGGI ISLAM DJAKARTA Oleh : Rdsiidi Oesman Sm, lik.
\
Afsalamu'alaikum w.w. - Sebanjak-b?njak pudjian jang kita petsembahkan kehadirat A l l a h s.w.t. adalah semata-mata untuk mengharapkari akan r i dhoNja dan peristiwa pembenan gelar Doe tor Honoris Causa kepada Bapak Hadji Aboebakar Atjeh dimalam jg akbar i n i , ada lah satu diantara pudji-djudjian jang banjak itu, karena dianugerahkan kepada seorang manusia jang sudah memperlihatkan kesang gupan dan kemampuannja dalam usaha menjebarkan ilmu agama islam sehingga beliau sampai pada suatu takdir A l l a h S.w.t. jang menggerakkan hati-hati manusia mela lui lembaga ilmijah Universitas Islam D j a karta memberikan nilai dan penghargaan kepada beliau atas djasa-djasa jang diusahakan selama ini dibidang ilmu agama Islam. K a m i jakin bahwa promovendus tjukup mengerti dan mengetahui bahwa/ gèlar kehormatan jang diberikan itu bukaia|ah merupakan suatu kemuliaan disisinja, melainkan mendjadi suatu beban jang lebih berat lagi menudju kepada saatu kenïulia.m I sebagaimana jang dikehendaki oleh AU * s.w.t. jaitu manusia takwa dalam atrti f a n makna * jang ^sesungguhnja, detlg^h" lebih 'banjak lagi dapat menunaikan këbadjil&n1
f
i
(>
1
i
#
-
ik
?'
/15 i
1
• -s,
S •5.
S
s Q SS
s?
s
kebadjikan Jang sungguh ichlas dalam pem binaan manusia-manusia jang bertudjuan ke pada "Ibtigha mardhatillah", jang beliau harus djalankan dengan tidak mengenal balas djasa jang bersifat duniawiah, dengan memakai perhitungan jang universil jaitu, S A T U , D U A dan T I G A , jang berarti bahwa angka satu tidak boleh ditempatkan dibawah, angka dua diatas dan angka tiga ditengah atau menempatkan angka satu ditengah, angka dua dibawah dan angka tiga diatas, jang akan menghilangkan keseimbangan hidup kesardjanaan jang terhormat itu. H a d i r i n jang muha, Djika sekiranja para pembina DIEN U L A H sungguh dapat berhitung 1, 2, 3, jang diakui oleh dunia ke-universilannja, maka keselamatan, kesedjahteraan dan perdamaian ummat manusia dimana dia berada akan terbina dengan baik dan tidak akan mungkin akan menjeret dunia ini ketepi dju rang kehantjuran. — Berhitung setjara universil itu jang Jiakui kebenaran urutannja adalah M u h a m mad's art of thinking, menempatkan A l l a h pada tempat jang pertama dan utama, sehing ga masjarakat dapat ditempatkan kepada tempat jang terpudji dan terdjaminlah keselamatan, kesedjahteraan dan ketentraman pribadi jang mendjadi component bagi te"ak suatu peradaban iang baik menudju apa iang disebut B A L D A T U N T H A J J I B A T U N WARABBUN GHAFUR (Negeri jang man sentosa penuh ampunan T u h a n ) . — U n t u k mendapat urutan fikiran jang S'-demikian itu tentunja bukan soal jang mu dah, karena ada kewadjiban jang harus 2
17
didjalankan dengan suatu orde atau tatatertib bagi mendapatkan the Universal nuinan mind itu, jang dengan istilah lain ialah manusia Muhammad jang artinja manusia jang terpudji. — Setiap manusia berfikir tentunja sudah ma'Ium, bahwa hidup itu harus diachiri dengan suatu happy end dan sudah pasti bukanlah gelar, bukanlah kekuasaan, bukanlah kekajaan dan bukanlah banjak anak d l l . jg merupaknn happiness bagi seseorang jang berfikir dan bukan itupulalah jang akan menjebabkan akan berachirnja hidup dengan suatu happy end. — Djustru karena itu I S L A M memberikan sjarat tertentu bagi orang jang berfikir sehingga fikiran itu tidak mendjadi hakim dalam diri pribadi seorang Moslem, sebab intisari adjaran Islam adalah I M A N . — I M A N tidak akan mungkin tertjapai dengan logic of thinking menurut systimatik berfikir dari a h l i fikir baik dari Timur maupun dari Barat. D i a hania dapat dimengerti dengan mengenal the A r t of thinking of God's Proo^et Muh:<mmad Rasulullah s.a.w., jang didalam sediarah dunia telah memperoleb sukses merobah masjarakat dja hiliah mendiadi suatu masjarakat jam» kuat achlaknja dan mcmbawa kepada kekuatan sosial-ekonomis, politis dan culturil. didalam suatu masa jang menurut perhitungan sedjarah dunia sangat singkat sekali sehingga ahli sediarah Belgi (Henry Pirren) meniatakan : " I N T H E W H O L E H l S T O R Y OF T H E W O R L D THERE H A S BEEN NOTHING COMPARABLE IN THE UNIVERSAL IMMFDIATF NATURE OF T H E CONSEQUENCES W I T H T H E E X P A N S T O N O F I S L A M I N T H E SEIS 2
V F N T 3 H C E N T U E Y " (Diseluruh sedjarah dunia iidak ada jang dapat dibandingkan dengan luasnja serca dalam serentaknja dan akibat-nja dengan tersebar Islam diabad ke Vil). Sekalipun didalam sedjarah hal ini masih merupakan satu probleem bagi ahli" pemikir sekarang i n i , tetapi bagi kita orang berI M A N , hal itu bukanlah merupakan soal lagi, karena sjarat bagi suksesnja suatu kehidupan bermasjarakat terletak kepada kepemimpinan jang djudjur dan taqwa dan memiliki apa jang saja sebut the Universal human mind itu. Untuk memperolehnja maka faktor ruhaniah tidak dapat dilepaskan dari mua asoek kehidupan kita, dan oleh karenanja kitab tasauf jang dikarang banjak oleh promovendus betul-betul telah menolong masjarakat untuk berusaha kearah mendapatkan the universal human mind itu. Sekiranja Pantjasila dibawa dalam •lam berfikir the universal human mind, ma ka masiarakat bangsa Indonesia akan dapat hidup dalam suasana penuh kerukunan dan sedjahtera jang diridhoi oleh A l l a h s.w.t. — Demikianlah sumbangan pikiran saja jang sangat terbatas i n i , dan harapan saja tidak lain dari promovendus agar membenkan lebih banjak waktu lagi bagi pembinaan tunas-tunas muda kita, agar mereka dapat memiliki keichlasan djiwa dan raga utk me ngangkat martabat bangsa dan negara selaras dengan adjaran Islam. 3
Sekian dan terima kasih.
Djakarta, 20 Maret 1967
19
^3
-I -SS
SS
ISLAM
SUMBER IDJT1HAD DAN DJIHAD
l. BuLiiig ilmu-ilmu Islam. Bapak Promotor, Bapak Dewan Curator, Bapak Rektor, Dekan dan Dosen, serta para mahasiswa dan hadirin jang terhormat. 2
Kepada semuanja saja utjapkan terima kasih, terutama Bapak Promotor, jang telah diilhamkan Tuhan memberi gelar kehormatan, Docter Honoris Causa dalam bidang ilmu Islam, kepada saja. Kemudian pada kesempatan i n i tidak lupa saja berterima kasih kepada mereka, baik jang masih hidup maupun jang tidak ada lagi, jang turut berdjerih pajah dalam mendidik, mengadjar dan memberi bermatjam pertundjuk kepada saja untuk mengedjar ketjerdasan dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama dalam ilmu pengetahuan mengenai Islam dan sedjarahnja. Diantara mereka lebih dahulu saja teringat kepada ibu, jang dengan penuh tjinta kasih mula pertama memperkenalkan saja dengan A l - Q u r ' a n dan tjara membatjanja, kemudian ajah saja jang dengan tjinta dan sungguh ingin mendidik saja mendjadi seorang kijai, begitu djuga guru saja jang lain, diantaranja T g k . T a w i , Tgk. Pajalumpat, T g k . Hasballah Inderapuri bersama dengan beberapa ulama lain pada heberapa pesantren di Atjeh dan di Sumatera Barat, seperti H . Ibrahim Musa dan kemakannja H . Salim, AbduI A z i z St. Kenaikan, H . Abdurrahim L b . Basung, D r . Amrullah, H . Abas Padang Djopang d l l . terlalu banjak djika disebut seorang demi seorang. 2
2
2
21
Dalam kemadjuan ilmu umum saja tidak dapat melupakan nama- jang telah turut membentuk ketjerdasan saja, seperti D r . L . de Vries, D r . G . F . Pijper, d l l . M o g a kepada semua mereka jang berdja sa itu diberi gandjaran oleh Tuhan. 2
Bapak Promotor jang terhormat ! Sukar bagi saja pada malam i n i untuk mentjari kata guna mengutjapkan terima kasih saja atas anugerah penghargaan dalam bidang ilmu pengetahuan i n i , karena pada h a r i tua saja tidak me-njangka , bahwa anugerah itu akan diberikan kepada saja dan saja tidak me-njangka bahwa kalangan alim ulama dan ahli pengetahuan akan mem perhatikan kegiatan saja dalam menjelidiki dan mengarang beberapa risalah mengenai agama kita Islam. Sebelum saja pensiun sebagai pegawai pemerintah, jang saja chidmati lebih dari 30 tahun dan saja tinggalkan pada tahun 1 960, saja tidak dapat mengadakan penjelidikan setjara teratur karena kesibukan kerdja djawatan dan amal. Gelar pengetahuan jang dianugerahi kepa da saja adalah dalam bidang ilmu Agama Islam. Penghargaan i n i dari satu sudut mem berikan kegembiraan kepada saja sebagai .mak Islam, jang pernah terdidik lima belas tahun lamanja dipesantren, dari lain fihak membuat tanggung djawab saja jang besar dengan i l m u agama jang luas itu. Banjak orang menjangka bahwa Islam itu hanja merupakan suatu agama untuk beribadat kepada Tuhan se-mata , dan oleh karena itu mereka melihat dengan heran kepa da orang Islam jang turut tjampur dalam segala matjam soal hidup, soal hidup jang 2
2
2
2
2
2
2
2
22
bertalian dengan politik dan sosial, jang ber tali dengan masjarakat dan ekonomi, jang bertali dengan persoalan hukum dan peperangan dsb. D a n oleh karena itu pernah Pe merintah H i n d i a Belanda memperketjil arti Islam i n i dan memberi lapangan hidup kepadanja sebagai sebuah "godsdienst" dan menarik sedjadjar sama dengan agama M a sehi. Orang dapat membatja kembali politik kolonial Belanda i n i dalam karangan D r . C. Snouck Hurgronje, "Nederland en de Islam" (1911), dimana ditegaskan, bahwa Pemerintah Belanda dalam politiknja terhadap Islam, hendaklah : dalam lapangan agama jang sebenarnja, memberikan setjara djudjur dan mempertahankan dengan tidak bersjarat kemerdekaan jang penuh untuk melakukan adjaran-agamanja. Kedua dalam lapangan masjarakat, menghormati adat istiadat dan kebiasaan rakjat jang berlaku, dengan membuka djalan, jang dapat menuntun rakjat itu kepada suatu kemdjuan jang tenang kearah mendekati kita, dengan membe ri bantuan kalau perlu kepada mereka jang akan menempuh djalan i n i . Ketipa, dalam lapangan ketatanegaraan m e m i ™ - ^
2
23
ons toe kunnen leiden, met aanmoediging zelfs van het inslaan der wegen; op staatskundig gebied besliste afwijzing van alle panislamietische eischen of pretensies, die tot doel hebben, aan eene vreemde macht invloed toe te kennen op de verhouding der Nederlandsche "rlegeering tot Hare Oostersche onderdanen)". Keterangan ini didjelaskan kembali oleh E. Gobee, Adviseur voor Inlandsche Zaken, dalam karangannja " D e Islam", termuat da lam "Gedenkboek van Nederlandsch-Indie (1889-1923), guna memperingatkan kembali politik Islam ini kepada Pemerintah H i n d i a Belanda. dan mengawasi agar kemadjuan Islam terbatas dalam pengertian agatna seperti jang dianut oleh bangsa Barat itu. Perkataan Islam, jang berasal dari nama pekerdjaan aslama, berarti menjerah diri kepada Tuhan, sebagai sumber pertama dari pentjiptaan alam dan isinja, pentjiptaan akal dan pengetahuan manusia. Batja diantara lain " A p a arti Islam", karangan Prof. D r . P . A . Husein Djajadiningrat. Dengan demik'an Islam itu tidaklah dapat dianggap hanja suatu agama, sumber beribadat, jang mempertalikan manusia dengan Tuhan sadja. Dalam hal ini tepat sekali H . A . R . Gibb, seorang ahli ketimuran dan sosiologie Inggeris, berkata dalam kitabnja " W i t h e r Islam" : "Islam is much more than a system of theology, it is a complete civilisation" (hal. 1 2 ) . Jang artinja : Islam itu merupakan systeem jang melebihi dari pada hanja 24
suatu agama. Ia adalah suatu peradaban jang lengkap. Sebagai jang ditundjukkan dengan wahju pertama jang mementingkan lebih dahulu membatja dan menuntut ilmu pengetahuan, Islam membuka bidang jang luas dalam beridjtihad dan berdjihad untuk kemadjuan dan keselamatan manusia. Hakikat Islam jang sebenarnja tidak sekali-kali sebagai jang dibatasi pengertiannja oleh politik kolonial Belanda hanja kepada persoalan ibadat semata-mata, sedjarah menundjukkan bahwa Islam bukanlah hanja merupakan miltah, tetapi djelas dikatakan dalam kitab sutjinja A l - Q u r ' a n merupakan dip, jang dapat kita samakan dengan peraturan seluruh hidup, "lebenaanschauwung." Sebagai suatu agama ia tumbuh mengikuti sedjarahnja. H a l i n i memang sudah se wadjarnja suatu adjaran Tuhan jang benar, jang selalu diturunkan A l l a h untuk tuntunan kepada hambanja. Dalam kitab " H o w The Great Religions Began", karangan Joseph Gaer, pada hala man pertama kita batja utjapan seorang ahli filsafat : "Religions began with a seed. Some do not develop at all. Some die young. A n d some grow into towering heights with many flourishing branches but all religions are related to each other." Artinja : Tiap agama memulai hidupnja sebagai sebu'ir bibit. K a dang ia tidak tumbuh sama sekali. Kadang" ia tumbuh setinggi menara dengan sekian banjak tjabangnja. Tetapi semua agamaagama itu ada hubungannja antara satu sama lain. 2
25
Memang sebagaimana jang dikatakannja "all religion's are related to each other." Dalam Qur'an Tuhan djuga menerangkan : ,,(Hai, Muhammad). Kami turunkan wahju ini kepadamu sebagaimana wahju jang pernah kami turunkan kepada N o h dan N a b i - N a b i sesudahnja, sebagaimana wahju jang pernah kami turunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ja'kub dan keturunannja, kepada Isa, kepada Ajjub, kepada Junus, kepada Harun, kepada Sulaiman, dan sebagaimana wahju jang kami turunkan kepada Dawud merupakan Zabur. setengah Rasul-Rasul jang dahulu kami tjeritakan kepadamu, dan setengahnja tidak kami tjeriterakan. Ingatlah akan M u sa jang berbitjara dengan Tuhan dan akan Rasul-Rasul jang membawa berita gembira dan berita kesedihan" (Qur'an, A n - N i s a ' , 163-165). Pada tempat jane lain Tuhan menerangkan : " A p a jang didja dikan agama bagimu adalah peraturan jg. pernah diturunkan kepada N o h jang diwahjukan kepadamu bersamaan dengan apa jang disampaikan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, jaitu (dua perkara) pertama men dirikan agama dan kedua djangan berpetjah belah dalam agama" (Qur'an, Asj-Sju ra, 13). Demikianlah pendjelasan Tuhan, bahwa pada asal mulanja semua kitab sutji itu bersamaan isinja, dan A l - Q u r ' a n menjampaikan isi semua kitab sutji itu kembali dalam bentuk jang orisinil dan murni. 2
K i t a ambil sebagai tjontoh apa jang d i namakan perintah sepuluh tentang buruk dan baik. Sepuluh perintah ini kita dapati 26
dalam adjaran Budha, misalnja dalam k i tab "Dasar Budha Dhamma", karangan M a h a Pandita Kemanyana, jang diterbitkan oleh Perhimpunan Buddhis Indonesia.tjabang Bandung. Dalam bab V mengenai Sangha, pasal 166, didjelaskan bahwa B u dha pernah mengadjarkan B h i k h u berdjandji, dengan sepuluh perdjandjian, diantara lain djangan membunuh, djangan mentjuri, djangan berzina, djangan berdusta dst. Sepuluh Djandji ini dengan nama Sepuluh H n k u m (Tien Geboden) kita dapati kembali dalam Perdjandjian Lama, Kitab Keluaran, Bab X X : 1—10, jang melarang manusia menjembah lain A l l a h , melarang manusia memperbuat patung ganti Tuhan, melarang manusia membunuh, melarang manusia berbuat zina, melarang manusia mentjuri dst. Sebagai kitab sutji jang terachir, orisinil dan murni, kita dapati kembali Sepuluh H u k u m ini dalam nama jang terkenal dengan Al-wasaja Al-asjar, tersebu: dalar.-. Surat A l - A n ' a m , ajat 151-153, jang berbunji selengkapnja : „ ( H a i , Muhammad), Katankanlah ! Marilah saja akan batjakan kepadamu apa jang diharamkan T u han kepadamu, jaitu djangan engkau mem perserikatkan Tuhan dengan sesuatu, hendaklah berbuat baik kepada dua orang tuamu, djanganlah engkau membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan, karena kami jang memberikan rezeki, baik kepadamu atau kepada anak mu itu, djangan kamu mendekati segala kekedjian lahir dan bathin, dan djangan kamu membunuh seorang rrianusiapun, karena diha2
27
ramkan Tuhan, ketjuali dengan alasan jg. hak, hal i n i diwasiatkan Tuhan kepadamu agar kamu berfikir. Djangan kamu menggunakan harta anak jatim melainkan untuk perkara jang lebih baik, hingga sampai umurnja, penuhi takaran dan timbangan dengan benar, kami tidak memberat kan sesuatu kepadamu melainkan dengan keluasan, apabila kamu mengatakan sesuatu, hendaklah dalam garis keadilan, meskipun terhadap keluarga sendiri, dan penuhilah djandji-djandji A l l a h seluruhnja, demikianlah diwasiatkan Tuhan kepadamu agar kamu ingat . Dan inilah djalanku jg. lurus, ikutilah dia, djangan kamu mengikuti djalan lain jang banjak, karena dapat memetjah belah kamu dalam menempuh djalan A l l a h , inilah jang diwasiatkan Tuhan kepadamu agar kamu takwa kepadanja." 2
2
2
2. llmu-ilmu Qur'an. Q U R A N jang merupakan sumber pokok bagi Islam, mengandung pokok pengertian dalam garis besar mengenai seluruh ilmu pengetahuan, baik jang sudah terbuka bagi manusia, maupun jang masih perlu digali dan dipeladjari. Penggali jang pertama ialah N a b i besar kita Muhammad s.a.w., sebagaimana dapat dipeladjari orang dari Sunnahnja, jang merupakan Hadis, af'al dan taqrirnja, serta segala amal perbuatannja. Dengan penggaliannja dapatlah orang mentafsirkan A l - Q u r ' a n itu, jang mendjadi sumber segala ilmu pengetahuan, baik untuk N a bi sendiri, maupun untuk ummat dibelakang 2
2
28
nja, tidaklah dapat menjelami hakikat jang sebenarnja mengenai isi A l - Q u r ' a n itu. T u han sendiri memberi tahukan dengan firmannja : „ T i d a k l a h seorangpun jang dapat r.ungetahui akan takwil A l - Q u r ' a n itu dengan sebenar nja, melainkan A l l a h " ( A l Qur'an). 2
N a b i sendiri pernah berkata : „Pada malam I*ra' aku diberi tiga matjam ilmu, sematjam untuk tidak kukatakan kepada seorang djugapun, sematjam untuk kupilih, apakah baik kusampaikan apakah tidak, dan sematjam lagi untuk kusampaikan menurut perintah T u h a n " . A l - D j i r i menerangkan dalam kitabnja „Al-Insan a l - K a m i l " (Mesir. 1906, dalam menafsirkan Hadis ini dengan tegas, bahwa ilmu jang diperintahkan untuk disampaikan itu ialah ilmu sjari'at, jang disuruh pilih dalam menjampaikannja attau tidak adalah ilmu hakikat, sedang jang disuruh simpan tidak untuk disampaikan adalah rahasia Tuhan jang dikandung oleh A l - Q u r ' a n itu, jang se-^vaktu akan diperlihatkan kepada hambanja. 2
2
Memang karena itulah Islam sangat meng hargakan ulama, orang alim dan a h l i ilmu lebih tinggi beberapa deradjat dari pada hambanja jang lain. Tuhan menjaksikan bah wa tidak ada pentjipta alam semesta ini me lainkan dia sendiri, tetapi Malaikatpun dan ahli ilmu pengetahuanpun menjaksikan jang demikian itu, djika ia dikurniai pembukaar rahasia Tuhan itu, sehingga jg. sesungguh nja merasa takut kepada Tuhan diantara ham ba*nja ialah ulama atau ahli ilmu pengetahuan. jang dianggap merupakan warisan N a b i dan djauh tinggi kelebihannja dari2
2
2
2
29
\
p a d a ' a b i d , o r a n g j a n g h a n j a m c l a k u k a n iba dat sadja. M e n g a p a N a b i m e n j u r u h tut ilanu p e n g e t a h u a n mengapa
Nabi
tut
pengetahuan
ilmu
menetapkan
lebih baik
satu
bahwa
Tjina, menun-
itu w a d j i b bagi tiap
orang Islam dan mengapa wa menuntut
menun-
sampai ketanah
ia k a t a k a n , b a h -
bab i l m u
dari pada
pengetahuan
sembahjang
seratus
raka'at ? S e m u a n j a i t u t i d a k l a i n d a r i p a d a melahirkan
penghargaan
ngetahuan,
baik bagi jg mengadjar
kepada
bagi jang mempeladjarinja. orang
jg
berpendapat,
ilmu
pe-
maupun
Memang
bahwa
ilmu
ada
jg d i -
m a k s u d o l e h T u h a n d a l a m Q u r ' a n itu ialah i l m u a g a m a m e n g e n a i h a l a l d a n h a r a m , tetapi I s l a m oleh
melengkapi seluruh
karena
hidup.
dan
i t u t i d a k l a h dapat i l m u
iang
tersebut d a l a m Q u r ' a n i t u d i i s t i l a h k a n sus b a g i ibadat
chu-
sadja.
D a l a m sedjarah k e h i d u p a n N a b i , k i t a hat p e n g h a r g a a n
kepada ilmu
li-
pengetahuan
sangat d i u t a m a k a n . B u k a n k a h t a w a n a n
pe-
2
rang di B a d r dibebaskan, djika tawanan
2
itu
m e n g a d j a r k a n b e b e r a p a anak I s l a m m e m b a tja d a n m e n u l i s ? N a b i kan
penghargaan
selalu
menundjuk-
istimewa kepada
orang
keahlian dalam
2
jang
mempunjai
ilmu.
seperti K a ' a b b i n Z u h a i r j a n g
dilin-
dungi
djiwanja
seba-
dan
diberi
ampunan
bidang
gai p e n d j a h a t
perang, hanja karena lidahnja
t e r l a l u petah
dalam menjusun
sehingga kemadiuan
sastcrs
sjair-
ini
Arab.
mendapat
p e n g h a r g a a n p u b d a b m rr>s«a p e m e r i n t a h a n keturunan Bani Umajin 1
( 6 6 1 - 7 5 0 ) d a n dz
l a m m a s a B a n i A b b a s . t e r u t a m a d a l a m masa pemerintahan 833),
30
Chalifah
dimana kitab
2
Al-Ma'mun pengetahuan
(813bahasa
Griek, Syria, bahasa Persi Tengah dan kitab pustaka H i n d u , diterdjemahkan kedalam bahasa Arab. Diantara jang bekerdja mentetv djemahkan itu terdapat djuga orang Keristen dan Jahudi, sedang orang Persia jang sudah memeluk Agama Islam, seperti Ibn A l - M u q a f f a ' dalam masa pemerintahan A l Mansur, sangat besar djasanja dalam memperbanjak kesusasteraan Islam itu. Dengan demikian peradaban Islam jang berasal dari buah usaha ahli pikir dan ilmu pengetahuan dari zaman kuno tertambah dengan alam pikiran dan teori pengetahuan anak* Islam di Persia dan India, serta dengan tjepat sekali tersiar dalam abad jang k e - I X itu kese luruh wilajah* Islam ditimur, seperti di Baghdad, K u f f a h dan Basrah, dan dibarat Spanjol, disusul oleh kemadjuan Chalifah Bani Aghlab di Tunisia, Chalifah Fathimijah di Mesir (sesudah tahun 969). 2
2
5
2
2
K i t a akan beroleh kembali zaman ilmu jang hidup itu, bila kita sudi membatja diantara lain C. Brockelmann, Geschichte der Arabischen Literatur (Weimar und Berlijn, 1898, 1 9 0 9 ) ; E. Nicholson, A . Literary History of the Arabs (Londen 1907); H . A . R . Gibb, A . Sketch of Arabic Literature Londen, 1925. 2
K i t a tidak heran melihat kemadjuan ilmu jang demikian itu, karena Qur'an sendiri sangat menjuruh memperkembangkan ilmu pengetahuan itu. H a l ini sudah dibahas oleh Thanthawi Djauhari dalam sebuah kitab. jang bernama .,Al-Qur'an wal ' U l u m u l 'Asrijah", oleh Farid W a d j d i dalam Wtabnja. Al-Islam fi'ashril ' i l m " jang menguraikan Islam dalam arti kemadjuan dan me-
31
nerangkan A l - Q u r ' a n itu pokok segala pengetahuan. Batja djuga mengenai persoalan ini kitab „Makanatil ilm f i l Qur'an". Wahju jang pertama dari Qur'an sendiri adalah mengandung perintah menjuruh mem batja dan menulis, agar manusia dapat mem perluaskan ilmunja dengan kurnia Tuhan. Tetapi berbeda sekali tjara menggunakan ilmu pengetahuan oleh penganut Islam dan oleh penganut jang bukan Islam. D j i k a penganut jang bukan Islam menggunakan ilmu itu kadang- untuk merusakkan prikemanusiaan dan kesopanan dunia ini, sebaliknja Islam hanja mcmperkenankan penjiaran ilmu jang ada manfaafnja dan berguna bagi kemadjuan manusia. Tepat sekali M e h d i Khorasani dan A . Baines'Hewitt melukiskan keiltidukan Islam tcrhadap ilmu pengetahuan dalam kitabnja ..Islam The Rational R e l i g i o n " sbb : Knowledgc is sometimes thought to be desirable for its own sake, but this is ultimately a misconceprion. t'or there is a fundamental relatedness betreen oviect and observer, and the r e i l aim of knowledge is the furtherance of a purpose. H u m a n experience may be a process of learning, but the accumulation of knowledge should not be an end i n itself; the end should be the improvement of the human race. W e believe that this is the domain of religion and ihat, when shorn of the grosser elements of magie, mythology and man-made dogma which afflict some present-day nations of it, religion w i l l be seen to have an important validity as the source of inspiration for moulding the human purp«se. 32
and as the basis for all effective scales of human values. Indeed, we would go further than this and, recognizing that Islam's contribution to the intellectual development of humanity has been generally admitted, we would emphasize that its unique value as a means of cultivating the qualities needed for the uplifting of the human race has not yet been properly understood by the world at large, while its admirable fulfilment of the basic requirements of a rational religion is stil! insufficiently appreciated. Artinja : „ I l m u kadangkala dianggap per lu bagi kepentingan dirinja sendiri, tetapi hal ini mutlak suatu konsepsi jang salah, karena terdapat suatu hubungan erat jang fundamentil antara tudjuan dan penindjau, dan tudjuan murni dari ilmu adalah menjebarkannja bagi suatu manfaat. Pengalaman kemanusiaan mungkin merupakan suatu proses peladjaran, tetapi pengumpulan ilmu tidak harus mendjadi suatu tudjuan achir ba gi penuntutan ilmu, tudjuan achir haruslah mempertinggi derdjat seluruh umat manusia. K a m i pertjaja bahwa inilah tudjuan mutlak dari agama dan apabila pengikisan habis dari unsur- klenik, mitologi dan dogma bua tan manusia, jang telah memabukkan umat manusia dewasa i n i , maka agama akan terli hat mempunjai kesanggupannja sebagai sum ber dorongan untuk memperpadukan keperluan umat manusia, dan sebagai dasar bagi semua jang baik dari n i l a i kemanusiaan. 2
Adalah suatu kebenaran djika kita menda lami lebih djauh persoalan i n i . , kita akan 33
sebagainja. Dengan demikian terdjadilah umpamanja llmri Tadjwid, tuntunan utk. menerangkan tjara membatja Al-Qur'an dengan baik tjara mengeluarkan kata'-', tjara membunjikan kata itu, pandjang dan pendeknja, permulaan dan perhentiannja dan lain jang berhubungan dgn. itu. Pengetahuan tentang ini diperkatakan orang dalam kitab jg tersendiri, tetapi dalam waktu jang achir ini dapat djuga orang membatja keringkasannja dalam mashaP jang diterbitkan untuk umum. 2
2
2
Ilmu jang memperkatakan dengan pandjang lebar tentang beberapa matjam tjara membatja Al-Qur'an disebut Ilmu Oira 'at. Dalam pengetahuan ini dibitjarakan tidak sadja bermatjam tjara membatja A l Qur'an, kadang sampai lima belas matjam tjaranja, dengan riwajat matjam batjaan atau qira'at itu sampai kepada Nabi Muham mad sendiri, tetapi djuga menguraikan mana tjara membatja jang sah dan mana tjara membatja jang tidak diakui kebaikannja. 2
2
2
2
2
2
2
Kitab tentang pengetahuan ini ada jang ditulis orang setjara proza, dan ada pula setjara puisi, untuk memudahkan menghafal nja, ada jang hanja menguraikan tudjuh matjam qira'at, jang disebut "Qira'at Tudjuh", ada jang menguraikan sampai sepuluh matjam batjaan atau lebih. Diantara kitab jang terkenal tentang peladjaran sepuluh matjam batjaan Al-Qur'an ditulis oleh Iman Ibnul Djazari, bernama "An-Nassar fi Q i ' ra'atil 'Asjr". Kitab Al-Qur'an sebagaimana jang banjak terdapat sekarang dalam tiaptiap rumah orang Islam Indonesia, adalah di tulis menurut qira'at Hafas, salah satu tja2
- 36
bang dari tudjuh matjam batjaan jang sah. Ilmu i n i boleh kita namakan ilmu batjaan Qur'an landjutan, karena hanja dipeladjari oleh mereka jang sudah lantjar membatja A l - Q u r ' a n setjara biasa dan sudah mengetahui Ilmu Tadjwid, Ilmu jang menerangkan arti kata jang hanja terdapat dalam Al-Qur'an. jang perlu diketahui supaja djangan disamakan dengan kata Arab biasa dalam pemhatjaan se-hari , sebagai jang per p.ah diuraikan dalam kitab "Mufradat", karangan Al-Isfhani, disebut Ilmu Charibil Qur'an. Dalam pengetahuan i n i diuraikan p.indjans Itbar arti kata jang aneh jang ter ' ^at dalam kitab Sutji itu, baik uraian jang menrrenai arti biasa maupun arti kiasan, gunanja supaja djangan salah menterdjemahkan atau mentafsirkan ajat itu. Begitu djurra uraian tentang kata Arab jang bukan da ri bahasa Hidjaz jang terdapat dalam Qur'an dibitiarakan dalam pengetahuan sematjam ini. sebagai jang dibtjarakan oleh A l - Q a s i m ibn Sallan-' dalam kitabnja "Lughatul Qabail". 2
2
2
2
2
Ilmu Amsalil Qur'an bisanja hanja memmemperkatakan beberapa banjak perumpamaan, pepatah dan petitih, perhubungan peri bahasa Arab dengan ajat A l - Q u r ' a n , A l - M a w a r d i menulis hal i n i dalam kitabnja "Amsalul Qur'an". Ilmu i n i rupanja tumbuh untuk meluaskan pengetahuan bahasa Arab jang bertali dengan isi A l - Q u r ' a n , sebagaimana Ilmu Wudjud wan Nazair. jang isinja tidak lain dari memperkatakan matjam per kataan Arab jang banjak artinja dan menerangkan arti jang terpakai pada satu tempat ditanah Arab. As-Sajuthi mengupas hal 2
2
2
37
disusun untuk memenksa arti dan maksud sumpah jang terdapat dalam A l - Q u r ' a n . jg dinamakan Aqsamul Qur'an. Diantara kitab jang memperkatakan hal sematjam itu kita sebutkan umpamanja „ A t - T i b j a n " , karangan Ibnul Qajjim. 2
A d a beberapa buah lagi pengetahuan jang bertali dengan A l - Q u r ' a n itu, seperti Ilmu Djidalil Qur'an untuk mengetahui segala debatan jang telah dihadapkan oleh A l - Q u r ' an kepada kaum Musjrikin, untuk mengetahui tjara dan sikap mereka menjerang A l Qur'an, sebagaimana ternjata dari ajat A l Qur'an jang dikumpu! dan diuraikan oleh Nadjmuddin At-Thusi. Ilmu I'djazi' Qur'an jang membitjarakan beberapa keterangan untuk mengokohkan kedudukan A l Qur'an sebagai mu'djizat. sebagai jang pernah diperbintjangkan oleh A l - B a q i l l a n i dalam kitabnja ..l'djazi/ Qur'an", dan tidak kurang pentingnja jaitu Ilmu Adabi Ti/airatil Qur'an. iang membitjarakan tidak sadja beberapa masaalah jang bersangkutan dc ngan adab pada waktu membatia A l - O u r ' a n . tetapi djuga hiasanja menguraikan beberapa Ajat dan Hadis tentang kelebihan dan fadhilah-fadhilah jang berkenaan dengan pembatjaan Al-Qur'anul Karim. 2
2
Demikianlah beberapa matjam ilmu kita sebutkan jang berfaedah untuk meluaskan dan memperdalam pengetahuan tentang A l Qur'an. 3- llniu-ilmu Suntiah. Kemudian mari kita bitjarakan sedikit ten tang pengluasan ilmu-ilmu mengenai Sun40
nali N a b i . S U N N A H N a b i belum ditulis atau dibu kukan dalam masa N a b i sebagaimana orang menu lis wahju jang diturunkan kepadanja dan jang kemudian merupakan ajat Qur'an. Sunnah N a b i pada masa itu hanja diketahui dan diingat oleh sahabat-', jang kemudian disampaikan kepada tabi'in. Meskipun demikian tidak dapat kita sangkal, bahwa banjak utjapan N a b i jang ditulis orang dalam masanja, dengan lain perkataan sudah ada ketika itu tadwinul hadis. Sampai masa saha bat masih sedikit sekaü Sunnah itu dibukukan atau ditulis orang, jang dalam sedja rah Islam terkenal sebagai istilah tadwidns sunnah'. 2
2
Orang menjampaikan sunnah itu dari mulut kemulut dimana perlu ketika mantafsirkan ajat-' Qur'an atau menerangkan sesua tu ibadah dan kelakuan N a b i . Memang Chalifah Umar ibn Chattab per nah memikirkan akan membukukan Sunnah N a b i , tetapi niat itu dibatalkan. Menu rut Baihaqi dalam kitabnja " A l - M a d c h a l " , U r wah bin Zubair pernah menerangkan, bahwa Umar bin Chattab berniat akan membukukan Sunnah N a b i dan memusjawaratkan hal itu dengan sahabat N a b i jang lain. Sebulan lamanja Umar beristicharah dan pa'da suatu pagi ia Ialu mengambil kesimpulan dan berkata dihadapan sahabat lain : ,,Sung uuh aku berkehendak akan menulis Sunnah, tetapi aku teringat akan sesuatu kaum dimasa sebelummu djuga menulis sebuah kitab sematiam itu, tetapi kemudian mereka pegang kitab itu dengan demikian rupa, sehing ga mereka meninggalkan Kitab A l l a h . De2
2
41
Diakui bahwa pembukuan Sunnah oleh A z - Z u h r i belum begitu merupakan kitab jang sempurna seperti jang dikarangkan oleh Buchari dan M u s l i m , Ahmad atau ulama penjusun masnad jang lain, tetapi pembukuan A z - Z u h r i itu dengan segala kekurangannja sangat penting sekali kaïen.i merupakan penggalian pertama untuk menjelamatkan Sunnah. Karangan Az-Zuhri h risi tjatatan mengenai H a d i s jang berasa! dari sahabat, belum diberi berbab atau p e n ; golongan setjara ilmiah dan belum djuga di teliti betul satu persatu. sehingga sangat mungkin banjak diantara Hadis itu jg bertjampur baur dgn utjapan sahabat sendiri. atau dengan fatwa tabi'in. Sesüatu dalam masa peitama tidak da| at diharapkan >v.;>purnanja, tetapi minat untuk merintis Jan menggab raengumpuikan Sunnah J ' i a r . " pertama itu harus dihargakan tinggi st-kab A z - Z u h r i adalah dalam sedjarah Hadis peletak batu pertama dan seorang jang berani membuka djalan kearah itu, sementara ulam a jang lain dari kalangan tabi'in penuh ketakutan dan melarang menulis kitab H a dis. A z - Z u h r i pun pada waktu mula pertama berpendirian demikian, tetapi setelah Umar bin A b d u l A z i z menjatakan kepentingan adanja pendaftaran Sunnah itu, ia pun timbullah keberaniannja memulai pekerdjaan jang baharu tetapi penting ini. 2
j
2
2
2
2
Sesudah zaman A z - Z u h r i baharulah terbuka mata dan keinginan tcman sesamanja mengikuti djedjaknja turut menjusun dan m e n » u m p u l k a n Sunnah'-'
2
44
2
Madinah Sa'id bin A b i Urbah (156 H ) , Ra bi' bin Sabih (160 H ) , Imam M a l i k (179 H ) , di Basrah U m m a d bin Salmah ( 1 7 6 H ) , di Kuffah At-Tsauri (161 H ) , d i Sjam A b u A m r A l - A u z a ' i (156 H ) , Dawasith Husjaim (188 H ) , di Churasan A b d u l l a h Mubarak (181 H ) , di Jaman Ma'mar (151 H ) , di Ray Djarir bin A b d u l H a m i d (188 H ) , begitu djuga bangun menulis dan mentjatat Sufjan bin Ujajnah (198 H ) , A l Laits bin Sa'ad (175 H ) , Sju'bah ibn A l Hadjdjadj (160 H ) d l l . Semua mereka dapat dimasukkan kedalam suatu masa, dan tidak diketahui mana jang lebih dahulu me lakukan pekerdjaannja dan mana jang kemudian. Tetapi dapat diketahui bahwa pem bukuan mereka masih bertjampur aduk antara Hadis N a b i dan perkataan sahabat dan fatwa tabi'in. A d a jang sudah kelihatan da lam kitabnja membahagi H a d i s itu dalam bab meskipun sangat sederhana. 2
Ibn Hadjar menerangkan : „ P e n g g o l o n g an Hadis sesama Hadis sudah terdapat dikerdjakan oleh Sju'bi, karena dalam kitabnja sudah ditulis : Inilah bab mengenai Ih.ilaq" (Taudjihun Nazar, hal 8 ) . Kemudian dafanglah zaman abad jang ke III H . jaitu abad kemegahan Sunnah dengan ulama-ulama Hadis dan karangankarangan besar iang dikagumi. Tjara mengarang dalam abad ini mulai dengan mengemukakan sanad, dan oleh karena itu k i tab-kitabnja berisi Hadis-Hadis jang diriwa jatkan dari sahabat, jang dibahagi menurut bab dan pol ok pembitjaraan. Jang mulam-mula mentjiptakan tjara i n i ialah A b d u l lah bin Musa A l - A b s i A l - K u f i , Musaddad Al-Basari, Asad bin Musa dan N a ' i m bin 45
ni (375 H ) dengan Kitab Sunannja jang masjhur, Ibn H i b b a n AI-Basti (354 H ) , Ibn Chuzaimah (311 H ) , At-Thahawi (321 H ) dll. Dengan demikian selesailah abad-abad jg terpenting mengenai pembukuan Sunnali N a b i , mengumpulkannja, memilih jang sahih dan membersihkannja. Abad-abad jang berikutnja tidak ada lagi melahirkan ulama-ulama Hadis jang penting melainkan hanja orang jang melengkapkan atau meringkaskan, seperti A b u Abdullah Al-Hakim An-Nisaburi jang mentjari Hadis jang disepakati oleh Buchari dan M u s l i m dalam kitabnja masing-masing. Dalam mempeladjari Sunnah N a b i ini, baik mengenai dirajah maupun riwajah, banjak menghendaki ilmu pengetahuan. A b u Abdullah A l - H a k i m menerangkan dalam risalahnja "Marifatu 'ulumil Hadis", bahwa tidak kurang dari lima puluh dua ilmu jang harus diketahui untuk mempeladjari Sunnah N a b i dengan baik, sedang Imam Nawawi dalam kitabnja "At-Tatjrib" menerangkan sebanjak enam puluh l i ma ilmu jang merupakan djembatan untuk mentjapai pengetahuan dalam memahami Sunnah N a b i . Dibawah ini kita stbutkan sepintas lalu beberapa jg terpenting daripada ilmu-ilmu itu. Pertama ialah jang dinamakan ilmu Marifatu Shudiigil Mr/haddisin, jang berisiuraian mengenai sifat-sifat kedjudjuran da tï parawi Hadis, mengenai kupasan tentang kuat dan sah pokoknja, dan apa jang bersangkut paut dengan sanad d l l . D i d a lam ilmu ini kita akan bertemu dengan dja48
waban-djawaban mengenai i'tiqad orang jang meriwajatkan Hadis itu, keterangan mengenai bid'ah-bid'ah jang diperbuatnja, asal usul dan tjara mereka meriwajatkan Hadis itu. Ilmu jg lain ialah jg. dinamakan "Ma'ri jatul Masanid, jang berisi matjam pengetahuan mengenai sanad Hadis. Al-Hakim pernah mengatakan, bahwa ilmu i n i penting sekali, karena perbedaan pendapat ulama mengenai pemakaian sesuatu Hadis mendjadi hudjdjah. Ilmu sanad i n i membawa kita mengetahui mata rantai riwajat dari berpuluh-puluh ulama sampai kepada tabi'in, sahabat dan kepada N a b i . 2
2
Disamping itu djuga perlu kita ketahui ilmu jang dinamakan Ma'rifatid Mauqiifat, untuk mengikuti bagaimana orang menetapkan sebuah Hadis mauquf, hanja sampai kepada sahabat sadja. Mempeladjari Sunnah tidak sempurna, djika tidak mengetahui keadaan sahabat N a b i dan tingkat keutamaannja pada pandangan U l a m a Islam. M a k a lahirlah ilmu Ma'rijatus Shahabah, jang pernah disebut oleh A l - H a k i m dibahagi-bahagi sampai kepada dua belas tingkatan, dimulai dengan mereka jang Islam d i Mekkah sampai kepada mereka jang masih kanak-kanak pada hari Fatah M e k k a h atau Hadji W i d a ' . Semua mereka disebutkan dalam ilmu i n i , baik sedjarah hidupnja, baik keahliannja, baik dekat dan djauhnja dari pada Rasulullah, dan segala sifat jang lain mengenai kepribadiannja, jang dapat membedakan antara satu dengan lain Sahabat, dan 2
2
49
dengan demikian nilai Hadis jang disampaikannjapun dapat diketahui. Lain daripada itu ada pengetahuan chusus mengenai H a d i s jang mursal, Ala'r/fatul Marasil, H a d i s jang dinamakan maqtbu', Ma'rifatnl Munqathï, jang didalamnja disebut banjak keterangan mengenai sanad, seperti dalam sanad jang ter dapat dua orang jang tidak dikenal dan tidak disebutkan namanja jang dalam sanad nja seorang jang tidak bernama tetapi nama nja dikenal dari riwajat Hadis jang lain, dan dalam sanadnja terdapat riwajat jg belum pernah didengar sebelum sampai kepada tabi'in. I l m u ' mengenai dan menilai Hadis, jg biasa dinamakan mu'an-an, mu'dhal, shahih dan shaqin, masjhur dan gharib, meskipun dibahas setjara pandjang lebar dalam i l m u Mustahalah Hadis, tetapi terdapat dalam uraian-uraian jang tersendiri dengan bermatjam pendapat ulama Hadis dan tjara mengukurnja. 2
2
2
Diantara jang penting djuga ialah ilmu Mri'rifatut Tabïin, sematjam ilmu jang chusus ditudjukan untuk mengetahui kehidupan Tabi'in, generasi jang berguru kepada sahabat N a b i . Dalam ilmu ini d i bahas hubungan antara tabi'in dan sahabat. antara tabi'in dan tabi-tabi'in, dan seterus nja, jang d i b a g i atas tidak kurang daripada lima belas tingkat, dimulai dengan mereka jang sepuluh orang, jang dapat melihat Rasulullah, seperti Sai'id bin Musaj jab, Qais bin A b i H a z i m , dan mereka jang dibelakangnja jang dapat menemui Anas bin Mrdik dari ahli liasharah, A b d u l l a h b i n Aufa dari ahli K u f a h , Sa'id b i n Juzid dari ahli Madinah, Abdullah ibnal Haris bin 2
2
50
D j ara' dari ahli Mesir, dan A b u Usamah A l Bahili dari ahli Sjam. Orang mengumpulkan pula tentang anak-anak sahabat N a b i dalam sebuah i l mu jang digolongkan kedalam Ma'rifatu Aul'ad'is Shahabah, jang dianggap orang pal i n g banjak mengetahui tentang orang tua nja. Jang lebih dahulu dibitjarakan ialah anak-anak keturunan dari Rasulullah, kemudian anak jang digelarkan dengan nama sahabat besar, anak-anak tabi'in dan anak tabi'-tabi'in, dst. Segala sesuatu baik jg bersangkut paut dengan orang tuanja d i tjatat daripada keterangan-keterangan jang diperoleh daripada anak itu, begitu djuga mengenai apa jang mereka ketahui dari pada Hadis dan Sunnah N a b i . 2
2
2
Meskipun uraian-uraian mengenai persoalan jang diatas i n i kadang-kadang dikumpulkan orang dalam suatu ilmu jang dinamakan penggolongannja dengan Kntubur Ridjal atau Ridjalul Hadis, jang kadang» kita dapati pada achir kitab-kitab Hadis. tetapi pembitjaraan jang tersendiri tidak kurang banjaknja dalam bermatjam buku sebagai hasil penggalian ulama Hadis. 2
2
Dalam ilmu jang dinamakan 'Ilmul Djarah wat Ta'dil dibitjarakan terbanjak mengenai n i l a i Hadis dan sanadnja, djika di tolak apa alasannja dan djika diterima apa kekurangan nja. Dengan mengetahui alasan penerimaannja, dapatlah dibagi Hadis» itu dalam bermatjam-matjam tingkatannja. A d a sematjam ilmu Sunnah Fiqbul Hadis namanja, jg didalamnja dikumpulkan chusus H a d i s jang mendjadi dasar hukum 2
2
2
2
51
sjari'at, jang kadang- disebut djuga dengan nama Hadisul Ahkavi. Pengumpulan Hadis sematjam i n i dengan uraian dan tafsiran-tafsirannja banjak mendapat perhatian dari misalnja Ibn Sjihab A z - Z u h r i . Abdur Rahman ibn A m r A l - A u z a ' i , Abdullah bin Al-Mubarak, Sufjan bin Ujajnah, Ahmad bin Hanbal, d l l . Imam' mazhab itu sangat memerlukan pengetahuan Hadis sematjam ini untuk menetapkan huk u m ibadat dan mu'amalat dalam fiqh, sepandjang jang tidak djelas menurut Qur'an. • 2
Djuga penting dalam mempcladjari H a dis mengenai ilmu sebab- Hadis itu diutjapkan N a b i , sematjam Asbabun Nuzul bagi Qur'an, ilmu mengenai masih terpakai atau tidak terpakai lagi hukum jang terpakai dalam sesuatu Hadis, jang dinamakan Ma'rifatu Nasich wal Mansucb, selandjutnja ilmu Hadis jang bertentangan, ilmu achbar, ilmu tambahan lafadh, ilmu mengenai mazhab-mazhab ulama Hadis dsb. jang banjak sekali djika kita sebutkan satu persatu, apalagi tidak berguna dengan uraian jang pandjang lebar melihat kepada sifatnja dari risalah i n i . D a l a m kitab i n i hanja kita batasi diri dengan segala sesuatu jang berdjalan dalam kalangan A h l i Sunnah wal Djama'ah, tidak kita singgung apa jang berlaku dalam kalangan Sji'ah dan Chawaridj, dalam kalangan Mu'tazilah dan Mutakallimin, jang tentu mempunjai tjorak-tjorak dan tjara' tersendiri. Ulama-ulama Hadis dan fikh giat sekali menggali ilmu-ilmu ini dan mengetahui
52
sampai s;ketjil nja apa j a n » rerdjadi dgn. pribadi-pribadi mereka jang pernah meriVa jatkan Hadis, sebagaimana mereka mengetahui aliian-alirannja dan perteniangan pahamnja satu sama lain, sehingga djika mereka merentukan nilai sebuah Hadis memang sesudah melakukan penjelidikan jang iuar biasa seksamanja. Saja kagum memba tja kupasan mengenai persoalan i?ns ke tjil-ketjil, jang pernah dikemukakan oleh Siba'i dalam kitabnja jang bernama As-Sun nnh wa makanatttba fit Tasir'H hlcmi (Mesir, 1961), dimana ditondjo'kan kedepan tanggung djawab jang besar dari imam-imam Hadis, terutama imam-imam jang terkemuka dalam mazhab fiqh. Sajang saja tidak dapat banjak memetik persoalan d ; r i kitab i n i , karena jang punja, M . Iskandar Isban. be'nm beberapa b"~\ memindjamkan kitab itu kepada saia sudah menjurub. mengambil kemba'i, sedang k i "ab sematjam i n i tidak mudah terdapat di Indonesia, dan oleh karena itu pegetahuin rn:ngrnai Sunnah atau mengenai pencer tiari A h l i Sunnah wal Diama'ah sed kit se kali, terutama b?ni mereka iang tidak danat merguasai bahasa Arab dan hanja rr.endjarü m u b a ü i g h dar! sesuatu partai jang sud' .h tertentu mazhabnja. ;
:
£
Pada achirnja menurut adjaran Islam adalah suatu kewadphan unmk tiap-ttap c-ang Islam, untuk tidak dapat metepaskan dirinja d i r i pada rugas menjiarkan da'«-ah h'am dev.°ein üsan (lail lulisati. Ha! ini terOuisok dvhd-l Dh'had itu tidak S' 'ia mempakan diihadul ditat, berperang, tetapi djuga diihadul lisan, djihadud d.i'wah, bertabligh, djihadul mal, mengerbankan harta benda 53
dan dphadun nafsi, ni^mpcrbaiki sifat jang kekurangan bagi diri. Tiap orang Islam tak dapat tidak adalah merupakan anggota dari masjarakatnja, jang menurut A l - Q u r ' a n , kitab sutjinja, merupakan masjarakat jang terbaik untuk manusia, karena masjarakat itu keluar untuk menjerukan manusia kepada kebadiikan dan mentjegah mereka dari pada kedjahatan, suatu masjarakat jang tahu buruk baik dan halal haram, dan dengan demikian pasti membawa kebahagiaan bagi manusia dimuka bumi i n i . T i a p orang Islam tidak dapat meiepaskan dirinja dari pada tugas i n i dan tidak akan rzenantikan balasan selain daripada A " a h nanti di hari achirat. Dengan denvkian itu tiap orang Islam dalam mendjalankan tugas i n i ichlas. karena ia terbebas dari nada ria dan tekebur, terlepas dari pada berbuat sesuatu dengan perhitungan untuk diri sendiri. Ilmu iang didapatnja pasti akan ditjurabkan pula kepada teman seagama dan akan dimanfaatkan set'ara karena A l l a h utk. manus a jang lain. Lalu terdjadilah penjiaran Islam dengan giat dan sukarela dimana , seperti kita dapati sekarang i n i . 2
;
2
Peniiaran Islam pada waktu jang achir i n i sangat diperlukan. karena bermatjam* bahaia jang datang dari kemadjuan dan r e n d a b a n Barat iang dari satu pibak timbul karena politik neneknVenan, dari lain pihak karena politik kolonialisme dan i m perialisme, jang melihat penghalang besat da'am Ts'am. dan dari sudut jang lain k£ rena b*haia komunisme, jang berdasarkan ant'-Tuhan. Oleh karena itu kita daoati kitab Barai mengenai Islam, jang didalamnja terselip 2
54
; *•••:
i.rv
ratjun jang saogat berbahv'a untuk da'wah Islam, karena telah dengan sengadja dims.sukkan oleh kepentingan tersebut diatas. Seorang muballigh besar Maulana Shah Muhammad Abdul Aleem Siddiqui Al-Qaieri, dalam sebuah pidatonja, berkepala 'The Islamic Ideal", jang diutjapkannja pada tanggal 1 Maret 1950, untuk The Islamic Cultural Centre, Regent's Lodge, Park Rof.d, London, memperingatkan hal ini sbb. : "The campaign of misrepresentation met •with sorrethirg more than success. To-day the average Westerner posscsses such strange nations about Islam which are simply staggering and he hates this religion in the sime propoHon as he ought to have loved it had he known the true picture. Besides the Westerners, t'<ere are men and women in the Muslim fold itself, whobecause of one-sided Western education. know only that picture of Islam which their anti-Islamic teacher have pamted before them and consequent!v suffer from uneasy conscience. They are the descendants of Muslim parents, they are the inheritors of a great and noble tradition. But they did never ha'-e the orjportunity of learning that . tradition from the right source and have therefore. become a source of weakness to themselvrs and to Islam. 2
2
— The disseminatron of Islamic knowledge is, therofore, t!ie Cry'ng need of the dav rnd ca'ls for a derermined, organised and Tvith modern ronditions*'. Pada achir pidatonia ia menfrntak'n "What the wo-dd. therefore. n^ds to-d.iy most is the effo-t to bn'ng rebellious bumanity back to God. W e should especially
55
reform our cducational systems in such a way that the rising generations may learn to know and love God and to follow His Guidance. Tthat alone will ensure peace and heatlthy progress in the world. Without that we can only expect mankind to continue to descend deeper and deeper into the pit of war and strife and misery". Artinja : „Kampanje memberi gambaran jang salah telah memperoleh sukses luar biasa. Dewasa ini rata" bangsa Darat mempunjai pandangan jang gandjil seperti itu tentang Islam, jang mana hanjalah menggegerkan dan menanam kebentjian terhadap agama ini dalam propor si jang sama, sebagaimana harus menumpah kan ketjintaan andaikata orang mengetahui gambaran Islam jang benar. Disamping orang Da-at, terdapat pu!a pria dan wanita dalam lingkungan Muslim itu sendiri, jang disebabkan karena hanja menerima pendidikan barat sadja, mengetahui hanja gambaritti Islam jang sebc'umnja telah düukiskan o!eh guru mereka jang anti-Islam dan sefjara korsckw.-n menderita perasaan jang ti dak tenang. Mereka adalah ketunman dari keluarga Muslim. mereka adalah pewanV dari suatu trad-si jang besar dan agung. Tetapi mereka tidak pernah mempuniai kesempiï?ir\ nori'k mrmpe'adtari tradisi itu dari snrrKpmiT jjmg benar dan oleh karena itu mendiadï suaba sumber ke'erp.ahan terhadap dh' mpr/»ka dan terhadaD Islam. 2
2
2
O'rh karena itu pemiaran Is'am ada'ah ke butuhan jj» dirasakan sangat setiap hari dan janf mem'n a adania suatu tekad dan organisasi jang baik dengan sjarat modern." f
2
Pada achir pidatonja, ia mengatakan : , , A p a jang dibutuhkan sekali oleh dunia dewasa i n i , tak lain dan tak bukan adalah sua • tu usaha untuk membawa kembali manusia jang sesat kedjalan A l l a h . K i t a harus menga dakan perombakan terhadap sistem pendidikan jang lama begitu rupa, sehingga angkatan muda masa akan datang dapat bcladjar mengetahui dan mentjintai Tuhan ser ta mengikuti bimbingannja. Usaha i n i sadja kita anggap sudah tjukup akan mendjamin perdamaian dan kemadjuan jang sehat didu nia i n i . Tanpa kegiatan itu kita hanja dapat mengharapkan umat manusia akan menerus kan kemerosotannja jang lebih dalam, masuk keapi peperangan dan pergolakan serta kemelaratan". Demikianlah pendapat Maulana Shah Muhammad A b d u l Aleem Siddiqui AlQaderi. Bapak Promotor ! Saja adalah salah seorang muballigh jang Bapak angkat dan akui setjara ilmijah mendjadi muballigh aka demis, disamping murid-murid Bapak dari U . I . D . jang banjak itu, jang akan menjusul saja dibelakang hari. Bagaimanakah saja akan memilih kata-kata untuk melahirkan rasa terima kasih saja kepada Bapak dan ke pada anggauta D e w a n Curator. Memang sa ja seorang djuru bitjara jang bertahun-tahun melatih lidah untuk mempermainkan perasaan pendengar, memang saja seorang penu lis jang djuga telah dapat mempermainkan pena untuk menarik perhatian umum kepada persoalan-persoalan jang saja kupas, tetapi pada malam i n i tidaklah dapat saja mentjari susunan kata-kata jang tepat untuk melahirkan perasaan jang meluap-luap dalam dada saja karena penghargaan Bapak itu. 8
2
2
57
Mudah-mudahan graduatie saja ini tidak hanja memberatkan tanggung djawab saj* terhadap ilmu pengetahuan, tetapi djugn mendjadi seorang jang bermanfaat bagi ma rsjaakat Islam Indonesia, jang mengalami perobahan-perobahan sekarang ini. Sekian.
58