EFEKTIFITAS POLICRESULEN VAGINAL SUPPOSITORIA TERHADAP KEPUTIHAN PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA LATUKAN RT 3/RW 1 KECAMATAN KARANGGENENG LAMONGAN Ratna Sari, Amirul Amalia
…………......……….…… … … …ABSTRAK… … ......… … …. …… …… …. Menurut WHO hampir seluruh wanita dan remaja pernah mengalami keputihan yaitu 60% pada remaja dan 40% pada wanita usia subur (WUS). Sedangkan menurut penelitian di Indonesia, wanita yang pernah mengalami keputihan sebanyak 75% dengan rincian 50% pada remaja dan 25 % pada WUS. Keputihan merupakan semua pengeluaran cairan alat genetalia yang bukan darah. Keputihan bukan penyakit tersendiri, tetapi merupakan manifestasi gejala dari hampir semua penyakit kandungan.Pengobatan keputihan sangat bergantung kepada penyebabnya.Untuk mengatasi hal ini obat yang sekarang di gunakan di masyarakat dalam pengobatan keputihan adalah sediaan vaginal suppositoria yang mengandung policresulen.Desain penelitian eksperimen dengan pendekatan pra eksperimen type static-grup coparison.Teknik sampling yang di gunakan Non Probability Consecutive.Menggunakan ujichi-squar. Jumlah populasi 21WUS Desa Latukan RT 3/RW 1 Karanggenneng Lamongan.Sampel yang diambil sesuai inklusi 20 WUS.Data Penelitian diambil dengan lembar kuesioner.Kemudian di tabulasi dan di sajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruhnya WUS yang di berikan policresulen vagina suppositoria di desa Latukan RT3/RW1 Karanggeneng Lamongan.sembuh dari keputihan 90%. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut selain di berikan policresulen Vagina suppositoria juga melalui peran serta tenaga kesehatan dalam memberikan informasi dini tentang pencegahan dan pengobatan keputihan diharapkan bisa menjadi upaya untuk menghindarkan Wanita Usia Dini mengalami keputihan. Kata Kunci : Keputihan, WUS, Policresulen vaginal suppositoria
PENDAHULUAN. ……
… …. Wanita Usia Subur adalah wanita dimana ia mengalami kesuburan(fertilitas) dan dapat mengalami kehamilan dan persalinan yang aman yaitu usia 20 – 40tahun (Ester, 2009).Wanita usia subur mengalami keputihan. Keputihan merupakan semua pengeluaran cairan alat genetalia yang tidak berupa darah. Keputihan bukan penyakit tersendiri, tetapi merupakan manifestasi gejala dari hampir semua penyakit kandungan (Manuaba, 2009). Pengobatan keputihan sangat bergantung kepada penyebabnya. Untuk keputihan ringan, cukup dengan membersihkan dengan antiseptik vagina, sedangkan keputihan akibat infeksi, mutlak diperlukan anti infeksi. Obat keputihan tersedia dalam berbagai bentuk yaitu: gel, SURYA
krim, losion, tablet vagina, suppositoria dan tablet oral (ISO, 2011). Obat lain yang sekarang telah banyak digunakan di masyarakat dalam pengobatan keputihan adalah sediaan vaginal suppositoria yang mengandung 90 mg policresulen tiap ovula yaitu Albothyl ovula. Policresulen vaginal suppositoria mempunyai efek selektif hanya bekerja terhadap jaringan rusak atau patologis, yaitu koagulasi dan kemudian dikeluarkan atau dilepaskan. Sedangkan epitel skuamosa yang sehat tidak dipengaruhi oleh obat ini. Pada kontak langsung, policresulen dapat mematikan flora patogen dalam vagina, tetapi sebaliknya mempertahankan flora normal dan memulihkan keasaman fisiologis dari vagina. Policresulen vaginal suppositoria segera pula menghilangkan keluhan-keluhan subyektif
21
Vol.02, No.XV, Agustus 2013
Efektifitas Policresulen Vaginal Suppositoria Terhadap Keputihan Pada Wanita Usia Subur di Desa Latukan Rt 3/Rw 1 Kecamatan Karanggeneng Lamongan penderita seperti pruntus, keputihan dan sebagainya. Bahkan obat ini mempunyai khasiat astringen dan hemostatik yang kuat. Sedangkan re-epitelisasi dipercepat karena timbulnya reaksi hiperemi sekitar daerah pengobatan dan karena perangsangan granulasi dan jaringan normal (Lacy, 2009). Menurut WHO hampir seluruh wanita dan remaja pernah mengalami keputihan 60% pada remaja dan 40% pada wanita usia subur (WUS). Sedangkan menurut penelitian di Indonesia, wanita yang pernah mengalami keputihan sebanyak 75% mengalami keputihan minimal satu kali dalam seumur hidupnya dengan 50% pada remaja dan 25 % pada WUS. Ini berbeda tajam dengan negara lain yang hanya 25% saja dan penelitian di Jawa Timur menunjukkan 75% remaja menderita keputihan minimal satu kali seumur hidup, bisa mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih (Moki, 2007).Dari survey awal yang dilakukan peneliti di Desa Latukan RT 3/RW 1 Kecamatan Karanggeneng Lamongan pada pada bulan november didapatkan 75% dari 30 wanita usia subur pernah mengalami keputihan. Berdasarkan penyebabnya keputihan dibedakan menjadi dua yaitu keputihan non patologis dan patologis. Sebagian besar WUS mengalami keputihan non patologis yang biasanya terjadi saat menjelang menstruasi atau setelah menstruasi akibat adanya stress baik fisik maupun psikologis. Sedangkan keputihan patologis sebagian besar terjadi akibat adanya infeksi dari jamur, bakteri maupun parasit.Penyebab lain bisa karena infeksi Gonorhoe, pemakaian antibiotik yang terlalu lama, kurang gizi, anemia, faktor hygiene, alat kontrasepsi, celana dalam yang ketat, pemakaian tampon vagina(Moki, 2007). Bila keputihan tidak segera diobati akan timbul penyakit radang panggul yang berlarut-larut dan dapat menyebabkan kemandulan karena kerusakan dan tersumbatnya saluran telur (Sarwono, 2007). Solusi terbaik adalah dengan segera melakukan pengobatan dan memperbaiki gaya hidup agar lebih baik (Manuaba, 2009). Selain itu peran serta tenaga kesehatan dalam
SURYA
memberikan informasi dini tentang pencegahan dan pengobatan keputihan diharapkan bisa menjadi upaya untuk menghindarkan wanita usia dini mengalami keputihan. Dengan banyaknya perkembangan pengobatan keputihan, maka perlu adanya suatu penelitian untuk melihat sejauh mana keberhasilan suatu produk obat ketika digunakan masyarakat. Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh policresulen vaginal suppositoria terhadap keputihan pada wanita usia subur di Desa Latukan RT 3/RW 1 Kecamatan Karanggeneng Lamongan(ISO, 2011).
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen dengan pendekatan pra eksperimen type staticgroup comparison, Sampling Non Probability Consecutive. Dua variable yaitu variabel independen policresulen vaginal suppositoria dan variabel dependen: keputihan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, pengolahan dan analisis data dengan urutan editing, coding, scoring, tabulating, kemudian dianalisis dengan uji Chi Square menggunakan SPSS. … 1. Data Umum 1) Karakteristik Responden (1) Usia WUS Tabel 1. Distribusi Berdasarkan Usia WUS yang mengalami keputihan yang diberikan policresulen vaginal suppositoria di Desa Latukan Rt 3/Rw 1 Kecamatan Karanggeneng Lamongan
HASIL .PENELITIAN
No 1 2 3
22
Usia Dibawah 25 tahun 25-35tahun Diatas 35 tahun Jumlah
Jumlah Prosentase (%) 1 10 7 2
70 20
10
100
Vol.02, No.XV, Agustus 2013
Efektifitas Policresulen Vaginal Suppositoria Terhadap Keputihan Pada Wanita Usia Subur di Desa Latukan Rt 3/Rw 1 Kecamatan Karanggeneng Lamongan Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan bahwa dari 10 WUS yang diberikan policresulen vaginal suppositoria menunjukkan sebagian besar berumur antara 25-35 tahun sebesar 70% dan sebagian kecil berumur dibawah 25tahun sebesar 10%. Tabel 2.
No 1
2)
Kesembuhan WUS yang mengalami keputihan yang tidak diberikan policresulen vaginal suppositoria Tabel 4 Distribusi Berdasarkan Kesembuhan WUS yang tidak diberikan policresulen vaginal suppositoria di Desa Latukan Rt 3/Rw 1 Kecamatan Karanggeneng Lamongan
Distribusi Berdasarkan Usia WUS yang mengalami keputihan yang tidak diberikan policresulen vaginal suppositoria di Desa Latukan Rt 3/Rw 1 Kecamatan Karanggeneng Lamongan Usia
No Kesembuhan Jumlah Prosentase 1 Sembuh 1 10 2 Belum 9 90 sembuh Jumlah 10 100 Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukkan bahwa dari 10 WUS yang tidak diberikan policresulen vaginal suppositoria, hampir seluruhnya belum sembuh dari keputihan sebesar 90 %.
Jumlah Prosentase (%) 2 20
Dibawah 25 tahun 2 25-35tahun 5 50 3 Diatas 35 tahun 3 30 Jumlah 10 100 Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan bahwa dari 10 WUS yang tidak diberikan policresulen vaginal suppositoria menunjukkan sebagian berumur 25-35 tahun sebesar 50 % dan sebagian kecil berumur dibawah 25 tahun sebesar 20 %.
3)
Tabel 5
2. Data Khusus 1) Kesembuhan WUS yang mengalami keputihan yang diberikan policresulen vaginal suppositoria Tabel 3. Distribusi Berdasarkan Kesembuhan WUS yang diberikan policresulen vaginal suppositoria di Desa Latukan Rt 3/Rw 1 Kecamatan Karanggeneng Lamongan
No
1 2
No Kesembuhan Jumlah Prosentase 1 Sembuh 9 90 2 Belum sembuh 1 10 Jumlah 10 100
Pengaruh Pemberian Policresulen Vaginal Suppositoria Terhadap Kesembuhan Keputihan pada WUS di Desa Latukan Rt 3/Rw 1 Kecamatan Karanggeneng Lamongan
Kelompok
Kesembuhan Sembuh Tidak sembuh N % N % Perlakuan 9 90 1 10 Kontrol 1 10 9 90 Total 10 50 10 50 X2=10,00p=0,007
Total
N 10 10 20
% 100 100 100
Berdasarkan tabel 5 diatas menunjukkan bahwa ada perbedaan kesembuhan keputihan pada dua kelompok penelitian yaitu sebagian besar WUS yang diberikan policresulen vaginal suppositoria (90 %) hampir seluruhnya sembuh dari keputihan dan hanya (10 %) sebagian kecil WUS yang tidak sembuh dari keputihan jika dibandingkan dengan kelompok kontrol.Yang berati ada pengaruh pemberian
Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan bahwa dari 10 WUS yang diberikan policresulen vaginal suppositoria, hampir seluruhnya sudah sembuh dari keputihan sebesar 90 %.
SURYA
Pengaruh Pemberian Policresulen Vaginal Suppositori Terhadap Kesembuhan Keputihan pada WUS
23
Vol.02, No.XV, Agustus 2013
Efektifitas Policresulen Vaginal Suppositoria Terhadap Keputihan Pada Wanita Usia Subur di Desa Latukan Rt 3/Rw 1 Kecamatan Karanggeneng Lamongan policresulen vagina suppositoria terhadap keputihan Dengan menggunakan uji chi-square hasil analisis data dengan bantuan SPSS versi 17.0 didapatkan nilai p = 0,007 dimana p<0,05 sehingga H1 diterima artinya ada pengaruh policresulen vaginal suppositoria terhadap keputihan pada wanita usia subur di Desa Latukan RT 3/RW 1 Kecamatan Karanggeneng Lamongan tahun 2012.
normal dan memulihkan keasaman fisiologis dari vagina. Policresulen vaginal suppositoria segera pula menghilangkan keluhan-keluhan subyektif penderita seperti pruntus (gatalgatal), keputihan dan sebagainya. Bahkan obat ini mempunyai khasiat astringen (menciutkan) dan hemostatik yang kuat. Sedangkan re-epitelisasi dipercepat karena timbulnya reaksi hiperemi sekitar daerah pengobatan dan karena perangsangan granulasi dan jaringan normal (Lacy, 2009).Faktor-faktor yang mempengaruhi keputihan ada dua yaitu : Endogen dan Eksogen. Faktor eksogen merupakan faktor utama yang mempengaruhi keputihan pada responden dan sebagian besar diakibatkan adanya infeksi. Pada usia ini responden sebagian besar sudah menikah dan dimungkinkan terjadi peningkatan stress yang dialami sehingga dapat memicu terjadinya keputihan. Dalam hal ini pendekatan psikologik penting dalam pengobatan keputihan. Tidak jarang pemeriksaan keputihan yang terjadi kadang di laboratorium gagal menunjukkan infeksi padahal semua pengujian telah dilakukan tetapi hasilnya negatif namun keluhan tetap ada.Oleh karena itu, penatalaksanaan keputihan meliputi usaha pencegahan dan pengobatan yang bertujuan untuk menyembuhkan seorang penderita dari penyakitnya, tidak hanya untuk sementara tetapi untuk seterusnya dengan mencegah infeksi berulang. Selain itu juga perlu dilakukan personal hygene untuk mengurangi terjadinya keputihan yang bersifat patologis.
PEMBAHASAN .…
.… Dari hasil penelitian di Desa Latukan RT3/RW1 Kecamatan Karanggeneng Lamongan, 20 Wanita Usia , 10 yang diberikan policresulen vaginal suppositoria (90 %) hampir sembuh dan (10%) lainnya sebagian kecil tidak sembuh. Sedangkan 10 WUS yangtidakdiberikan(90%) hampir seluruhnya tidak sembuh dan (10%) sebagian kecil sembuh. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan kesembuhan keputihan setelah menggunakan policresulen vaginal suppositoria. Dengan menggunakan uji chisquare hasil analisis data dengan bantuan SPSS versi 17.0 didapatkan nilai p = 0,007 dimana p<0,05 sehingga H1 diterima artinya ada pengaruh policresulen vaginal suppositoria terhadap keputihan pada wanita usia subur di Desa Latukan RT 3/RW 1 Kecamatan Karanggeneng Lamongan tahun 2012. Sedangkan menurut Manuaba, 2009 keputihan merupakan semua pengeluaran cairan alat genetalia yang bukan darah. Keputihan bukan penyakit tersendiri, tetapi merupakan menifestasi gejala dari hampir semua penyakit kandungan. Seseorang dikatakan sembuh apabila tidak ditemukan lagi cairan yang keluar dari vagina. Mekanisme kerja policresulen vaginal suppositoria mempunyai efek selektif hanya bekerja terhadap jaringan rusak atau patologis, yaitu koagulasi dan kemudian dikeluarkan atau dilepaskan. Sedangkan epitel skuamosa yang sehat tidak dipengaruhi oleh obat ini. Pada kontak langsung, policresulen dapat mematikan flora patogen dalam vagina (bakteri, jamur, trikomonas), tetapi sebaliknya mempertahankan flora
SURYA
… Kesimpulan. Hampir seluruh WUS yang diberikan Policresulen vaginal suppositoria mengalami kesembuhan. Hampir seluruh WUS yang tidak diberikan policresulen vaginal suppositoria tidak sembuh dari keputihan. Terdapat pengaruh pemberian policresulen vaginal suppositoria terhadap kejadian keputihan pada
KESIMPULAN DAN SARAN. 1. 1)
2)
3)
24
Vol.02, No.XV, Agustus 2013
Efektifitas Policresulen Vaginal Suppositoria Terhadap Keputihan Pada Wanita Usia Subur di Desa Latukan Rt 3/Rw 1 Kecamatan Karanggeneng Lamongan WUS di Desa Latukan RT 3/ RW 1 Kecamatan Karanggeneng Lamongan. 2.
Ester, Monica. 2009. Ginekologi. Jakarta: EGC. Hal 3 Hidayat. Aziz Alimul A, (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data, Jakarta : Salemba Medika
Saran Bagi peneliti selanjutnya bisa menambah variabel lain dengan menggunakan desain yang lebih tepat serta menambah kepustakaan sehingga penelitian tentang keputihan menjadi lebih baik. Hendaknya responden lebih banyak mendapat informasi dari berbagai media tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang keputihan sehingga dapat digunakan sebagai pengetahuan dan pelajaran dalam menjaga kesehatan reproduksi Menjadi awal untuk mendapatka informasi yang tepattentang kesehatan reproduksi serta cara penanggulangan dan pencegahannya. Sebagai dasar pengelolahan program pembelajaran mata kuliah terutama pada kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan keputihan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan teori penelitian. Untuk peneliti yang akan datang diharapkan semakin menemukan perbaikan dan kesempurnaan hasil ini dengan melakukan penelitian yang lebih luas tentang keputihan. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam memberikan terapi terutama penyakit keputihan. . .
.DAFTAR PUSTAKA
.
Informasi Spesialite Obat Indonesia edisi 46. IAI. 2011 Lacy, C.F., Amstrong, L.L, 2008. Drug Information Handbook, Ed. 17th.USA : Lexi-Comp Inc. Manuaba, Ida Ayu Chandranita. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta: EGC Moki.(2011). Keputihan ih risih. (http://cakmoki86.wordpress.comdia ksestanggal 5 April 2011) Nursalam (2010), Konsepdan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Nursalam (2010) .Konsepdan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika Sarwono, (2011).Ilmu Kandungan: Jakarta : YBSPS Shadine Muhannad, (2009). Penyakit Wanita. Jakarta : Ken Books Soekidjo Notoatmodjo, (2010), Ilmu Kesehatan Masyarakat ,PrinsipPrinsip Dasar, Jakarta : RinekaCipta Soekidjo Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta
. .
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Wijayanti Daru, (2009). Fakta Penting Sekitar Kesehatan Reproduksi Wanita. Jogjakarta : Book Marks
Aziz Alimul A.Hidayat. 2010. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
SURYA
25
Vol.02, No.XV, Agustus 2013