Rumah kedua itu bernama Nutrifood Sepasang kekasih itu bernama Karyawan dan Perusahaan, bagaimana tidak? Pada hakekatnya karyawan dan perusahaan sama-sama memegang kendali dan peran utama dalam menjalankan roda bisnis perusahaan. Karyawan yang merasa menjadi kekasih perusahaan akan mengeluarkan seluruh energi, antusiasme serta dedikasi yang tinggi untuk melakukan yang terbaik bagi Perusahaan tersebut. Untuk mendapatkan ide-ide baru, secara naluriah mereka membuka diri atas hal dan informasi baru sebagai bagian dari pembelajaran. Inisiatif untuk merubah lingkungan kerja kearah yang lebih baik pun terus dilakukan dalam upayanya tetap menjadi kekasih Perusahaan. Disisi lain Perusahaan mempunyai misi khusus dalam mempertahankan karyawan-karyawannya supaya tetap memiliki soul dan semangat serta moral yang tinggi dalam bekerja. Tetapi seringkali perusahaan mempunyai pendapat bahwa faktor utama yang paling berpengaruh dalam tingkat kepuasan karyawan adalah GAJI sehingga perusahaan tersebut berasumsi bahwa dengan gaji yang tinggi, maka sudah seharusnya karyawan sudah puas. Kenyataannya belum tentu karyawan tersebut puas dengan perusahaan, karena ternyata kepuasan tidak mutlak dipengaruhi oleh uang/ gaji yang diterima. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja, antara lain lingkungan pekerjaan, perilaku teman dan atasan, Kebijakan perusahaan termasuk kesesuaian pekerjaan atau jenjang karier.
Menurut Abraham Maslow dengan teori hirarki kebutuhan manusia, menyebutkan bahwa didalam setiap manusia ada 5 tingkatan kebutuhan, yaitu : Physiological (fisiologis/dasar/pokok) Safety (rasa aman). Social/Affiliation (bersosialisasi) Esteem (harga diri). Self-actualization (aktualisasi diri) Dalam teori tersebut jelas terlihat bahwa kebutuhan dalam bentuk sentuhan emosional lebih tinggi daripada kebutuhan fisiologis. Hal ini membuktikan bahwa manusia/ karyawan ingin mendapat perlakuan yang lebih baik, aman, mendapat kesempatan belajar dan mengembangkan diri, diakui prestasiprestasinya serta dapat menunjukkan aktualisasi diri melalui kemampuannya dibandingkan hanya semata-mata mendapat gaji yang besar. Untuk itu Perusahaan harus mampu mengenali faktor-faktor apa saja yang dapat membuat kebutuhan karyawan terpenuhi dan dapat terpuaskan saat bekerja di
perusahaan. Disini kita melihat ada hubungan positif antara kepuasan kerja dengan produktivitas kerja sehingga objective perusahaan dapat tercapai. Douglas McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer berhubungan dengan para karyawan. Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut. Ada empat asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X. 1. Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya. 2. Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan. 3. Karyawan akan mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal, di mana ini adalah asumsi ketiga. 4. Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi. Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada pula empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y. 1. Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain. 2. Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan. 3. Karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari, dan bertanggungjawab. 4. Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen. Rupa-rupanya teori dari Abraham Maslow yang dikombinasi dengan Teori Y McGregor diatas dipahami betul dan diimplementasikan dengan baik oleh PT. Nutrifood Indonesia, hal ini terkuak saat PT. Phapros, Tbk menyambangi Kantor Pusat PT. Nutrifood yang berada di bilangan Jakarta timur tepatnya di Jalan Rawa Bali, Kawasan industri Pulo Gadung. Terbukti saat kunjungan singkat 3 jam kami mulai hingga akhir kunjungan, sangat terasa sentuhansentuhan emosional yang dapat dirasakan. Saat memasuki halaman parkir, kita akan disambut hangat oleh petugas keamanan dan berlanjut sapaan lembut resepsionis yang berjejer rapi didepan sembari menunjukkan ruangan meeting yang akan digunakan untuk menyambut secara resmi rombongan dari tim Phapros. Dalam ruangan tersebut, sudah ada 3 sosok ramah, yaitu Bapak Iman Progoharbowo, Head of systems integration division PT. Nutrifood Indonesia beserta 2 orang stafnya yang disebut “para bidadari” oleh alumnus S1 Agronomi IPB dan S2 MM UI. “Culture dan philoshopy melekat dengan kehidupan pekerjaan kita” demikian cetusnya di awal presentasinya. Beliau bercerita panjang lebar saat tahun 1990 mulai merubah paradigma baru dan membangun trust dengan cara mulai menanamkan budaya kerja. Kunci utama perubahan tersebut dimulai dari komitmen pimpinan tertinggi (kebetulan owner Nutrifood). Iman adalah salah satu agent of change yang ditunjuk untuk memimpin perubahan tersebut. Tentu ini bukan hal yang mudah, karena bagaimanapun perubahan akan menjadi momok yang menakutkan bagi orang-orang yang sudah merasa nyaman dengan kondisi pada saat itu. Dan benar saja, pada saat awal tonggak perubahan ditancapkan, penolakan luar biasa datang dari teman-teman kerja khususnya para karyawan senior Manager, dimana beberapa orang Senior Manager tersebut sampai mengancam meletakkan jabatan. Mereka khawatir bahwa perubahan ini menjadi kontra produktif karena terlalu berani dan terlalu beresiko. Tetapi ketetapan hati dan instuisi owner menjadi pembeda karena visi untuk maju dan berkembang lebih besar
menjadi impian yang harus dikabulkan, hingga akhirnya tetap dengan pendiriannya untuk mengimplementasikan paradigma baru kedalam Nutrifood. Nilai inovasi & improvement tidak lepas dari Budaya Kerja atau Culture yang ditanamkan oleh manajemen. Nutrifood mempunyai culture yang cukup simple dalam penyebutan tetapi mempunyai makna yang begitu dalam, yaitu I-CARE Integrity (dapat diandalkan, konsisten dalam nilai pribadi, pekerjaan dan universal), Collaboration (bekerjasama untuk mencapai tujuan), innovAtive (berpikir kreatif dan berinovasi), Respect (menghargai perbedaan), Excellent (berusaha meraih hasil yang lebih baik). Disamping culture yang dijunjung tinggi, Nutrifood juga sangat mengedepankan pendekatan ilmiah, serta berani mencoba hal yang berbeda dengan tidak mengikuti struktur yang umum digunakan, bahkan Nyleneh/ Unik. Hal-hal Nyeleneh antara lain yaitu tidak ada pengukuran kinerja individu (performance appraisal), insentive, tidak ada hukuman, no absensi, Terus menerus belajar dan mencari inovasi-inovasi baru, kebenaran hakiki tidak ada, harus bisa berdiskusi harus terus mencari perspective lain. Challenge untuk menghasilkan sesuatu dengan cara kolaborasi dan tidak ada tempat untuk persaingan antar karyawan. Decision sebagai lanjutan dari proses sebanyak-banyaknya dan seoptimal mungkin empowerement, untuk mendorong improvement yang semakin baik. Gaji hanya sebagai Hygiene factor, kalo gaji jelek maka karyawan akan kecewa, kalo gaji bagus maka karyawan“just tidak kecewa”, untuk itu harus dipelihara supaya tidak kecewa, dengan cara melakukan benchmark yang serius, dan bisa dipastikan gaji yang diterima diatas rata-rata industri. Merubah istilah PDCA (Plan Do Check Action) menjadi PDSA (Plan Do Study Action) Bahkan pernah suatu ketika ketika Nutrifood mengundang Trainer dan ahli sales untuk memotivasi, merekapun sempat terkaget-kaget dan tidak percaya dengan budaya “nyleneh” yang ada, tetapi mereka juga bingung karena pada kenyataannya Nutrifood tetap berkembang pesat dan semakin besar dengan produk-produk yang sangat terkenal di masyarakat dan menjadi market leader. Memang waktu selalu menjadi jawaban yang bijak, dan sejak sistem baru dijalankan dengan penuh semangat maka pada 1994 Nutrifood diganjar sebagai perusahaan makanan pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO yaitu ISO 9002:1987 sampai sampai Sucofindo pun tertarik untuk menjadikan Nutrifood sebagai tempat belajar. Nutrifood juga memperoleh berbagai sertifikasi selain ISO 9002, yaitu Laboratorium mendapatkan ISO 17025:2005, Manufaktur mendapatkan ISO 22000:2005, Holding company mendapatkan ISO 9001:2000, dan sertifikasi lainnya. Nutrifood juga memiliki komitmen dalam pemberdayaan masyarakat yang berkesinambungan. Terdiri dari 3 aspek yaitu Kesehatan, Pendidikan dan Green LifeStyle.
Nutrifood Leadership Philoshopy Pada prosesnya Nutrifood mempunyai Leadership Philosopy yang tertuang dalam 4 lensa, dimana pemimpin akan mempunyai cara dan sikap metal yang baru sehingga dapat menghasilkan kebijakan maupun keputusan yang sangat efektif. Keempat lensa tersebut, adalah : 1. Lensa Pengetahuan (Knowledge) Lensa Pengetahuan (Knowledge) adalah proses pembelajaran, dimana pembelajaran baru terjadi ketika teori dan experience dipersatukan sehingga Kompetensi akan meningkat ketika mempraktekkan teori tersebut. 2. Lensa Sistem (System)
Lensa Sistem (system), suatu jaringan yang terdiri atas pemimpin dan komponen-komponen yang saling bergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi bisa dikatakan bahwa sistem sebagai penyebab kinerja. 3. Lensa Variasi (Variation) Setiap data mengandung variasi, bila kita mengukur sesuatu dan diulangi, maka dipastikan ada variasi dari pengukuran pertama dan yang berikutnya. Berapa besar variasi tergantung dari ketelitian alat ukurnya. 4. Lensa Manusia (People) Rumitnya manusia, apakah memang benar demikian? Lensa ini menitikberatkan pada rasa empati yang sebenarnya. Bagaimana seharusnya kita memandang manusia, memperlakukannya sehingga ia bisa memberikan seluruh potensinya bagi pencapaian tujuan bersama. Philoshopy diatas dijelaskan secara runut dan mengalir oleh Bapak Iman, dan ternyata sudah dituangkan secara gamblang dan detail didalam bukunya yang diberikan sebagai salah satu cinderamata untuk rombongan PT. Phapros, Tbk dengan judul “Empat Lensa, Terobosan paradigm kepemimpinan dunia baru” yang mampu memberikan pencerahan dan mampu merubah sikap mental dan perilaku kritis pemimpin, sehingga kita bisa membuat keputusan yang lebih efektif dan adaptif. Walapun buku Empat Lensa ini memang banyak pertanyaan yang bersifat kontroversial, seperti objectivitas adalah mitos, jangan mengerjar target, system sebagai penyebab kinerja, jangan menyalahkan, statistic mengajarkan kita untuk diam, moticasi sudah ada dalam diri setiap manusia, hindari penilaian kinerja individu dan lainlain. Office Tour Pada kunjungan kali ini, rombongan PT. Phapros Tbk yang terdiri dari 9 Orang yaitu 1. Dra. Barokah Sri Utami, Apt, MM - Direktur Produksi 2. Imam Ariff Juliadi - Corporate Secretary 3. Aries Badrus Sholeh - Manager Quality Operation Andre Zalfitra, 4. Sardjana - Asman Investasi/Technology Development 5. Idiana Novita Sriyanto - Asman Produksi Betalaktam 6. Erfan Rio Prananto - Asman Akuntansi Manajemen 7. Raditya Prima Istiaji, Apoteker Pengembangan Analisa 8. Andre Zalfitra, Enterprise Risk Management 9. Yudi Dwi Harjo Product Manager OTC Diberikan kesempatan untuk office tour dengan berkeliling, melihat dari dekat ruang demi ruang yang ada di dalam kantor Nutrifood. Dan tempat pertama yang dikunjungi yaitu “Innovation room”, Ruang ini merupakan ruang terbuka dan cocok untuk menuangkan ide dan kreatifitas yang mana diharapkan akan menjadi sesuatu hal yang inovatif. Disamping itu kami ditunjukkan secara berturut-turut ruang gym, klinik, perpustakaan, ruang musik, dapur, kantin sehat yang menyediakan menu tanpa gorengan maupun gula dan garam yang berlebihan, vertical garden, lesehan room dan ruangan-ruangan unik lainnya seperti nasa room dan masih banyak lagi. Dalam pengamatan kami, ada banyak ruangan-ruangan baik besar maupun kecil yang sebenarnya sederhana tetapi dapat disulap menjadi rangkaian ruangan unik yang menarik dan nyaman serta sangat memperdulikan keseimbangan lingkungan. Ruangan tersebut juga tidak luput dari sentuhan seni dan kreasi indah sehingga teman-teman Nutrifood nyaman untuk bekerja dan berkreasi di rumah kedua ini.
Nutrifood menghasilkan Produk-produk Unggulan yang menjadi Market Leader
Innovation Room, suasana yang mendukung terciptanya ide & konsep cemerlang
Lobby, Keramahan & kenyamanan menyambut setiap tamu yang datang
Gym, Tubuh yang sehat meningkatkan kualitas kerja
Kantin, menyediakan menu sehat tanpa gorengan maupun gula dan garam yang berlebihan
Work Station, yang selaras dengan alam memberi nuansa gaya hidup hijau
Perpustakaan, Bekali pengetahuan & wawasan yang semankin berkembang
Meeting room, bertukar ide dan informasi dalam keakraban yang jauh dari kesan formal & kaku
Salah satu Meeting room
Taman Vertikal
Sudut ruangan yang dapat dimanfaatkan secara fleksible baik untuk tempat meeting atau ruang kerja
Aula serbagunam yangdapat digunakan untuk pertemuan2 maupun berolahraga
Klinik Kesehatan yang nyaman