KELAS BURUNG WALET Oleh: Titik Yayuk Wijayanti Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.
Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta 55283 Telp. : 0274-889836; 0274-889398 Fax. : 0274-889057 E-mail :
[email protected] Buku ini diterbitkan atas kerjasama dengan Pustaka
Anak
Wijayanti, Titik Yayuk KELAS BURUNG WALET/Titik Yayuk Wijayanti
- Edisi Pertama – Yogyakarta; Graha Ilmu, 2013 viii + 80 hlm, 1 Jil. : 23 cm. ISBN:
978-602-98476-1-1
1. Buku Anak
I. Judul
Pengantar
“Kelas Burung Walet” merupakan sebuah kumpulan cerita pendek anak, dengan berlatarbelakang peristiwaperistiwa yang terjadi sehari-hari. Kumpulan cerpen anak “Kelas Burung Walet” ini mengangkat beberapa kisah sosial yang terjadi di antara anak-anak pada umumnya. Di dalam Kumpulan cerpen ini, penulis mencoba membahas beberapa pesan-pesan moral yang apabila diterapkan dapat dijadikan sebagai pendidikan karakter bagi pertumbuhan anak-anak. Pada bagian awal cerpen, penulis mengisahkan tentang betapa pentingnya kertas yang digunakan kita sehari-sehari untuk menulis melalui cerita “Kelas Burung Walet”. Dipaparkan, bahwa menghargai lingkungan, walaupun hanya dalam bentuk pemanfaatan kertaskertas, merupakan model simpel yang dapat diajarkan kepada anak, dalam pendidikan kehidupannya sehari-
vi
Kelas Burung Walet
hari. Nilai-nilai moral untuk menghargai sahabat, masyarakat, hidup dan sikap moril seperti kejujuran, cinta kasih, hingga kekeluargaan kemudian diceritakan dengan gaya bertutur yang asyik dan menarik dalam cerita-cerita selanjutnya, namun tidak lepas dari tutur bijak di dalamnya. Kelebihan dari kumpulan cerpen ini adalah bahwa setiap cerita mengangkat tema yang sama, yaitu kehidupan sehari-hari yang awamnya dirasakan oleh anak-anak, namun dibingkai dengan latar belakang kisah yang berbeda, sehingga tidak membosankan untuk selalu disimak dan diceritakan. Selain itu, karena bertutur mengenai kehidupan keseharian anak, cerpen-cerpen di dalamnya terasa renyah dan akrab dengan telinga anak. Tentu saja, tanpa meninggalkan aspek imajinatif yang disuguhkan dalam kisah-kisahnya. Pada akhirnya, kumpulan cerpen anak ini berusaha memberikan warna baru pada dunia sastra anak. Sehingga, nilai-nilai moril dan budi pekerti dapat diajarkan melalui tutur bahasa yang renyah dan mengasyikkan bagi proses tumbuhkembangnya anakanak. Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................ v Daftar Isi................................................................... vii Kelas Burung Walet....................................................1 Perlombaan Layang-layang.........................................7 Rio Kembali Ke Sekolah...........................................11 Aldo Dan Pohon Rambutan......................................17 Sepeda Onthel Mala.................................................21 Pentingnya Menghargai Waktu.................................25 Malaikat Hujan . ......................................................31 Nenek Sayang Lili.....................................................37 Ibu Untuk Lala..........................................................43 Dimas Tak Nakal Lagi...............................................49 Buah Dari Kejujuran.................................................55 Riwayat Penulis........................................................61
Kelas Burung Walet
1
Kelas Burung Walet
B
eberapa hari ini, di kelas Fajar bagaikan sarang burung walet. Selalu saja ada burung-burung walet yang berterbangan di langit-langit kelas. Ini adalah ulah dari beberapa teman, yang setiap hari pekerjaannya membuat burung walet. Entah dari mana asal muasalnya, yang pasti burung walet itu kini menjadi salah satu penyebab timbulnya kegaduhan di kelas.
Kelas Burung Walet
2
Dulu, awalnya teman-teman di kelas selalu kompak dengan permainan ular naga panjang. Permainan inilah yang seringkali Fajar dan teman-teman lain lakukan, saat jam istirahat tiba. Mereka berkumpul di halaman kelas, dan mulai memperagakan permainan itu. Permainan ini sungguh menyenangkan. Namun, ketika replika burung walet datang. Hampir seluruh teman-teman Fajar ikut membuat burung walet itu dan kegaduhan pun harus dirasakan setiap hari. Fajar yang tak begitu menyukai permainan itu pun, di kelas hanya menjadi tempat ledekan teman-temannya. “Ayolah Fajar, ikut bikin burung walet ini,” ajak Rio penuh semangat. “Tidak lah, Rio.” “Kenapa?” “Tidak apa-apa.” Fajar menolak ajakan Rio itu. Dan memilih untuk duduk tenang di kursinya. Karena tak puas dengan jawaban Fajar, Rio pun mengadu kepada teman-teman yang lain. Seketika, Rio dan teman-teman lainnya menertawakan Fajar.