Edisi Tahun 2015
RUBRIK
Peran Masyarakat Dalam Pengamanan Kawasan Taman Nasional Manusela. hal 10
Zona Rimba
Si Burung Tukang. hal 20
ARTIKEL
Pesona dari Tumbuhan Pakis Binaya (Cyathea Binayana) Tumbuhan Endemik Pulau Seram hal. 2
INSIDE
Piliana “ Desa dengan Kearifan Lokal yang Senantiasa Menjaga Keberadaan Taman Nasional Manusela hal. 13
e-News
Dengan SPAN Jangan Satu Rupiahpun Lolos Dari Pantauan Sistem . hal 23
Suara Konservasi
Perubahan Iklim dan Upaya Konservasi . hal 25
CONTENT Buletin Moluccensis Edisi - 2015
2 13
Redaksi
INSIDE
Desa dengan Kearifan Lokal Yang Senantiasa menjaga Keberadaan Taman Nasional Manusela
Pelindung Kepala Balai Taman Nasional Manusela Ir. Tabur Muhammad Penanggungjawab Jan F. M. Hitipeuw, S.Sos Redaktur Jumrin Said, S.Hut Editor Iik Ikhwan Puadin, SP Daryanto, S.Hut Design Grafis Raditya Yoga Prasetya, A.Md Sekretariat Teguh Indra Jati, A.Md Yudhi Ardhianto, A.Md
2 ARTIKEL
Pesona dari Tumbuhan Pakis Binaya (Cyathea Binayana) Tumbuhan Endemik Pulau Seram
6 SUDUT KAWASAN
Penyu Sisik di Pantai Faung Sasarata
RUBRIK
Peran Masyarakat Dalam Pengamanan Kawasan Taman Nasional Manusela. hal 10
Zona Rimba
Alamat Redaksi Kantor Balai Taman Nasional Manusela Jalan Kelang Nomor 01 Kotak Pos 09 Kota Masohi, Kab. Maluku Tengah Prov. Maluku
Si Burung Tukang. hal 20
e-News
Dengan SPAN Jangan Satu Rupiahpun Lolos Dari Pantauan Sistem . hal 23
Telp. 0914-22164 Fax. 0914-21672 Email :
[email protected] Pembiayaan DIPA Balai Taman Nasional Manusela DITJEN KSDAE TA. 2015
17 LIPUTAN
Pelatihan Menembak POLHUT Taman Nasional Manusela Tahun 2015
Suara Konservasi
Perubahan Iklim dan Upaya Konservasi . hal 25
Salam Konservasi
Taman Nasional Manusela
Ir. Tabur Muhammad Kepala Balai Taman Nasional Manusela
Pertama-tama kami mengucapkan Salam Hangat kepada para pembaca Buletin Moluccensis, diharapkan dengan terbitnya buletin ini dapat memberikan informasi tentang pengelolaan Taman Nasional Manusela. Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo akhirnya menggabungkan dua kementerian, yaitu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Banyak pihak menganggap penggabungan akan menyebabkan konflik kepentingan tersendiri. Namun, beberapa pihak juga menilai bahwa penggabungan kedua kementerian tersebut akan mampu menjawab karut marutnya permasalahan lingkungan di Indonesia. Penggabungan kementerian jelas membutuhkan penyesuaian restrukturisasi birokrasi waktu dan proses yang panjang. Akan tetapi berkat kerja keras para stakeholder permasalahan terkait restrukturisasi dapat teratasi. Masyarakat sangat menaruh harapan dengan penggabungan Ligkungan Hidup dan Kehutanan untuk bisa lebih pro kepada kepentingan lingkungan dan masyarakat. Harapan besar masyarakat terlebih lagi bagi kami Taman Nasional Manusela karena di dalam pengelolaannya bersinggungan langsung dengan masyarakat. Akhirnya, sekali lagi kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh stakeholder yang telah membantu pengelolaan Kawasan Taman Nasional Manusela dalam upaya kami terhadap pelestarian alam dan konservasi. Semoga Buletin Moluccensis dapat menjadikan rangkaian cerita dari upaya yang telah kami lakukan.
Buletin Moluccensis Edisi - 2015 1
Artikel
Pakis Binaya (Cyathea Binayana) Tumbuhan Endemik Pulau Seram oleh : Jumrin Said
T
umbuhan paku-pakuan mempunyai peranan yang sangat penting dalam ekosistem hutan dan manusia. Dalam ekosistem hutan, tumbuhan paku-pakuan berperan dalam pembentukan humus dan melindungi tanah dari erosi, sedangkan dalam kehidupan manusia, tumbuhan paku-pakuan berpotensi sebagai sayur-sayuran, kerajinan tangan, tanaman hias maupun sebagai bahan obat-obatan tradisional. Seram merupakan pulau terbesar kedua setelah Halmahera di Kepulauan Maluku. potensi sumberdaya alam khususnya flora dalam jumlah dan jenis yang banyak, dan telah lama diketahui secara umum. Beberapa jenis dari tumbuh-tumbuhan tersebut yang mempunyai penyebaran terbatas diantaranya adalah
tumbuhan paku (Pteridophyta). Taman Nasional Manusela mempunyai salah satu fungsi sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman hayati (tumbuhan, satwa, danekosistemnya) termasuk dalam hal ini adalah pengawetan jenis tumbuhan Pakis Binaya (Chyathea binayana) yang merupakan jenis endemik Pulau Seram
2 Buletin Moluccensis Edisi - 2015
yang habitatnya berada disekitar puncak Gunung Binaya. Sifat – Sifat Umum Tumbuhan Paku Golongan Vascular Cryptogamae adalah golongan tumbuhan paku yang menurut sistem klasifikasi lama termasuk dalam divisi Pteridophyta. Warga tumbuhan
Artikel paku ini sudah jelas tubuhnya yaitu berupa kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokok yaitu akar, batang dan daun. Pada tumbuhan paku tubuh yang berupa kormus adalah sporofit. Pada tumbuhan paku, ada yang mempunyai daun yang kecil seperti rambut atau sisik dan tidak bertangkai yang dikenal dengan mikrofil. Mikrofil belum memperlihatkan diferensiasi sel dan tidak dapat dibedakan epidermis, daging daun dan tulang daun. Ada pula tumbuhan paku yang memiliki daun yang bentuknya besar dikenal dengan makrofil. Pada makrofil, sel – sel penyusunnya telah memperlihatkan diferensiasi, yaitu dapat dibedakan antara jaringan tiang, jaringan bunga karang, tulang daun, serta stomata (mulut daun) (Heyne, 1987). Daun paku tumbuh dari percabangan tulang daun yang disebut frond dan keseluruhan daun dalam satu tangkai daun disebut pinna. Jika diperhatikan pada permukaan bagian daun (frond) terdapat bentuk berupa titiktitik hitam yang disebut sorus. Siklus Hidup Tumbuhan Paku Di dalam siklus hidup tumbuhan paku juga terdapat pergantian generasi. Zigot akan berkembang menjadi embrio dan akan terbentuk
individu yang diploid yang bernama sporofit. Sporofit merupakan individu yang menghasilkan spora melalui pembelahan reduksi. Spora ini merupakan permulaan dari generasi yang haploid. Dari spora ini akan terbentuk protalium (protalus). Pada tumbuhan paku ada kemungkinan terjadinya penyimpangan dari siklus hidup normal, yaitu adanya peristiwa apogami dan apospori. Apogami ialah terbentuknya sporofit langsung dari gametofit tanpa melalui persatuan gamet-gamet. Apospori ialah terbentuknya protalium dari sporofit tanpa terbentuk spora. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan pada bulan September 2013 di kawasan Puncak Binaya dan sekitarnya dengan ketinggian 2600 mdpl s.d 3000 mdpl . Metode penelitian yang digunakan melalui observasi lapangan secara langsung atau metode jelajah (Cruise Method), yaitu dengan menjelajahi setiap sudut lokasi yang dapat mewakili tipe-tipe ekosistem ataupun vegetasi di kawasan yang
diteliti (Hartini, 2011). Plot pengamatan ditempatkan secara purposif yaitu penempatan plot dilakukan pada lokasi yang mewakili kondisi habitat Pakis Binaya (Chyathea binayana) dan mewakili aspek ketinggian lokasi dari permukaan laut (altitude) dengan ukuran plot 10 x 10 m. Tingkat pertumbuhan Pakis dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu Tanaman dewasa tinggi lebih dari 3 m, Tanaman muda tinggi 1 - 3 m, Tanaman anakan tinggi dibawah 1 m. Analisis Data Untuk mengetahui jumlah populasi Pakis Binaya (Chyathea binayana), maka
Buletin Moluccensis Edisi - 2015 3
Artikel data jumlah individu dianalisis dengan persamaan sebagai berikut : Kerapatan jenis ke-i (Ki) Jumlah individu jenis ke-i Ki = Luas total petak contoh
Kondisi habitat Pakis Binaya dideskripsikan berdasarkan kondisi yang dijumpai selama kegiatan inventarisasi dilaksanakan. Deskripsi Habitat Pakis Binaya lokasi inventarisasi Pakis Binaya (Chyathea binayana) berada pada sisi utara dan selatan dari Gunung Binaya. Hal ini dilakukan untuk keterwakilan dari habitat Pakis Binaya di lokasi tersebut. Hasil survei menunjukkan level ketinggian (altitude) habitat jenis ini berada pada ketinggian 2600 mdpl hingga 3000 mdpl. Deskripsi Jenis Pakis Binaya Kingdom : Plantae Phylum : Pteridophyta Class : Polypodiopsida Ordo : Cyatheales Famili : Cyatheaceae Genus : Chyathea Spesies : Cyathea binayana Author : M. Kato
Bentuk pohon paku ini hampir menyerupai pohon kelapa sehingga mudah dibedakan dengan jenis paku yang lainnya. Di kawasan hutan Taman Nasional Manusela hanya dijumpai di daerah Puncak Binaya dan sekitarnya. Per-
awakannya ramping, batang bagian bawah ditutupi oleh lumut yang cukup tebal. Pada batang bagian atas hanya terdapat lekukan dangkal bekas tangkai daun melekat. Tekstur batang sangat keras, dimana banyak dijumpai pohon yang telah mati namun masih berdiri kokoh. Tinggi batang yang dijumapai dilapangan dapat mencapai 10 – 12 m dan ada kalanya bagian batang bercabang setelah tua. Panjang tangkai entalnya dapat mencapai 1 m, warna pucat bertekstur keras, berbulu coklat halus. Populasi Pakis Binaya Analisis terhadap populasi Pakis Binaya (Cyathea binayana) dilakukan dengan mengklasifikasi habitat berdasarkan perbedaan ketinggian (altitude). Altitude terendah dari habitat jenis ini berada pada ketinggian 2.600 mdpl dan tertinggi berada pada ketinggian 3.000 mdpl. Sehingga klasifikasi altitude dilakukan untuk setiap kenaikan 100 mdpl. Kerapatan Pakis Binaya (ind/ ha) di beberapa level altitude Populasi Pakis Binaya (Cyathea binayana) pada ketinggian 2600-2700 mdpl memiliki jumlah populasi yang kecil dibanding dengan level di atasnya. Dengan dugaan jumlah populasi 443 individu/ha, pada level ini kondisi habitat sebagian besar berada pada bagian lembah yang memi-
4 Buletin Moluccensis Edisi - 2015
liki lapisan tanah cukup tebal. Hal ini diduga menjadi salah satu faktor pembatas terhadap habitat jenis ini. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jenis Pakis Binaya (Cyathea binayana) kurang menyukai habitat yang memiliki lapisan
tanah yang tebal. Yang mana dengan kondisi tersebut, banyak ditumbuhi oleh jenis pohon berkayu yang cukup besar, sehingga dimungkinkan persaingan ruang tumbuh akan didominasi oleh jenis pohon, sehingga Pakis Binaya (Cyathea binayana) cenderung kurang berkembang di habitat tersebut. Pada ketinggian 2700 – 3000 mdpl menunjukkan dugaan populasi Pakis Binaya (Cyathea binayana) yang cukup
Artikel besar di atas 1000 individu/ha. Khususnya pada level ketinggian 2800-2900 mdpl, dugaan populasi mencapai 1540 ind/ ha. Pada range level tersebut, habitat pakis berada di lereng Gunung Binaya baik di sisi utara dan selatan gunung
tersebut. Lereng yang cukup terjal dan lapisan tanah yang tipis menjadi kondisi habitat yang disukai oleh jenis ini dikarenakan sangat sedikit tumbuhan yang dapat tumbuh di kondisi tersebut. Tumbuhan lain yang tumbuh hanya sampai tingkat perdu/semak dengan tinggi yang lebih rendah dibanding Pakis Binaya (Cyathea binayana). Sehingga Pakis dapat tumbuh dominan di habitat yang ekstrim bagi tumbuhan lain. Inilah yang
menjadi salah satu keunikan dari jenis endemik ini yang hanya dijumpai disekitar puncak Gunung Binaya. Regenerasi Pakis Binaya (Cyathea binayana) Berdasarkan hasil pengematan di lokasi inventarisasi, jumlah anakan (tinggi < 1m) Pakis Binaya (Cyathea binayana) yang dijumpai pada petak ukur tergolong sangat sedikit. Dari 27 PU yang ada, anakan jenis ini hanya dijumpai pada 5 PU dengan jumlah anakan 12 individu yang berada pada ketinggian 2800-2900 mdpl. Kondisi tersebut menggambarkan regenerasi jenis memiliki jangka waktu yang cukup lama dan penyebaran spora yang jatuh memiliki persentase tumbuh yang sangat kecil. Disamping itu, di lokasi inventarisasi banyak dijumpai Pakis Binaya (Cyathea binayana) yang telah mati. Hampir setiap petak ukur dijumpai individu yang telah mati. Jumlah terbesar dijumpai pada level ketinggian 2600-2700 mdpl.
Hal ini dikarenakan jenis ini tumbuh dibawah naungan pohon yang berukuran besar dan tinggi. Perlu adanya penilitian atau monitoring lebih lanjut yang dilakukan secara periodik minimal 5 tahun sekali, untuk mengetahui perkembangan populasi jenis ini yang regenerasinya tergolong sangat lambat. Diperlukan kerjasama penelitian dengan pihak lain untuk mengkaji aspek-aspek yang menjadi faktor utama dalam perkembangbiakan jenis ini. Sebagai upaya preventif dalam mencegah kerusakan habitat jenis endemik ini, diperlukan penyebaran informasi dan edukasi bagi para pendaki yang melakukan pendakian untuk tidak merusak dan memotong tumbuhan bagian dari jenis ini yang dapat menyebabkan kematian pada tumbuhan pakis. DAFTAR PUSTAKA Anonim.2014c.Klasifikasi Tanaman Paku. http://www-tanaman.com/tanamanpaku-pakuan. diakses tanggal 27 Desember,13.23 Hartutiningsih-M.S., D. P. Darma dan W. S. Lestari, 2004, Paku Ata,Budidaya dan Prospeknya,UPT Balai Konservasi Kebun Raya “ Eka Karya” Bali-LIPI. Sastrapraja, S. dan Afriastini J.J., 1985. Kerabat Paku, Lembaga Biologi Nasioanal- LIPI. Sastrapraja, S., Afriastin, J.J., Darnaedi D. dan Wijaya E.A, 1979. Jenis Paku Indonesia, Lembaga Biologi Nasioanal,- LIPI
Buletin Moluccensis Edisi - 2015 5
Sudut Kawasan
Penyu Sisik Di Pantai Faung Sasarata Oleh : Iik Ikhwan Puadin
S
ecara administratif pemerintahan wilayah Sasarata berada di bawah Pemerintahan Desa Pasahari yang terletak di Kecamatan Seram Utara Kabupaten Maluku Tengah. Sedangkan secara pengelolaan Taman Nasional Manusela, daerah ini berada di wilayah kerja Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Wahai. Desa Pasahari sangat dekat dengan batas kawasan Taman Nasional Manusela, di sebelah barat berbatasan dengan kawasan Taman Nasional Manusela, sedangkan di sebelah timur berbatasan
di sebelah barat berbatasan dengan kawasan Taman Nasional Manusela, sedangkan di sebelah timur berbatasan dengan Desa Kobi dan Siatele, pada bagian selatan Kawasan
6 Buletin Moluccensis Edisi - 2015
Taman Nasional Manusela utara laut Seram. Pengamatan diawali dengan melakukan survey pendahuluan di sepanjang pantai Faung Sasarata. Survey dilakukan
Sudut Kawasan dengan observasi langsung dilapangan dan informasi dari masyarakat sekitar mengenai keberadaan penyu. Dari hasil observasi tersebut, tim memutuskan untuk membagi lokasi kegiatan menjadi 2 (dua) plot pengamatan. Hal ini dilakukan bertepatan dengan lokasi kemp yang berada pada muara Sungai Teluaran sehingga membagi 2 panjang pantai Faung Sasarata. Plot I dari Kemp ke arah Sungai Aisele dengan panjang pantai mencapai + 3,5 km dan Plot II dari Kemp ke arah Sungai Masin dengan panjang pantai + 5,3 km. Pantai Faung Sasarata merupakan batas alam Kawasan Taman Nasional Manusela, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Manusela, Resort Sasarata. Pada setiap plot pengamatan Tim melakukan pengamatan secara berulang dengan waktu yang berbeda. Pengamatan malam dilakukan mulai jam 20.00 WIT dan pengamatan pagi dilakukan mulai jam 05.15 WIT dengan memperhitungkan pasang surutnya air laut. PLOT I Plot I ini terletak pada S 2048’28.7” - 2048’28.1” dan E 129035’29.4” -129037’28.6”. Plot I ini merupakan pantai dengan pasir hitam yang menutupi sepanjang pantai dengan sedikit pohon tumbang yang melintang dibeberapa
titik. Pada lokasi ini kondisi pantai cenderung landai dengan kemiringan 10-100 dan bersih dari sampah - sampah. Jenis vegetasi terdekat pada saat pengamatan adalah pan-
dan Pandanus spp, waru laut dan pohon kasuari Casuarina equisetifolia. Pada plot I Tim menjumpai jejak penyu sisik, hal ini dapat dilihat dari pola jejak penyu dengan pola selang seling. Selain itu Tim menjumpai sarang kosong yang terdapat bekas pengambilan telur oleh manusia dan predator berupa Biawak / Soasoa. Jumlah keseluruhan sarang yang ditemukan adalah 9 sarang penyu penyu sisik dengan lebar jejak 55 – 85 cm dengan kedalaman 20 – 35 cm dan diameter sarang 25 – 35 cm. Selain itu juga Tim menemukan sarang penyu yang masih aktif pada titik koordinat S 2048’34.6” dan E 129035’11.0”. setelah dilakukan penggalian sarang diperoleh telur jumlah 115 butir, diameter sarang 25 cm, kedalaman sarang sampai telur 35 cm, lingkaran telur 12 cm, suhu di dalam sarang 32,50C merupakan suhu optimal bagi telur penyu dan
lebar jejak penyu 65 cm. Telur ini diperkiran sudah berusia sekitar + 2 minggu, hal ini terlihat ada beberapa telur yang warnanya sudah cenderung merah kekuning-kuningan. Jarak sarang dari pasang tertinggi 1,60 meter dan ditemukan pada pukul 22.30 WIT. PLOT II Plot II ini terletak pada S 2048’28.7” 2048’20.8” dan E 129035’29.4” - 129034’00.6”. Plot II ini merupakan pantai dengan pasir hitam yang menutupi sepanjang pantai dengan sedikit pohon tumbang yang melintang dibeberapa titik. Pada plot II kondisi pantai tidak semuanya lebar. Pada lokasi ini kondisi pantai cenderung landai dengan kemiringan 10-100 dan sedikit kotor dari sampah. Jenis vegetasi terdekat pada saat pengamatan adalah Waru Laut, Pandan Pandanus spp pohon kasuari Casuarina equisetifolia dan pohon kelapa. Pada plot II sekitar jam 23.30 Tim menjumpai penyu sisik selesai bertelur yang sedang menutupi sarangnya dengan pasir, menutup lubang badan dan menyamarkan lokasi pen-
Buletin Moluccensis Edisi - 2015 7
Sudut Kawasan eluran serta berjalan kembali ke laut. Selain itu Tim mengambil data dari penyu tersebut yang meliputi panjang karapas / tempurung 77 cm dan lebar 69 cm, lebar jejak penyu 69 cm, suhu permukaan sarang 320C, suhu dalam sarang 33,20C merupakan suhu optimal bagi telur penyu, kedalaman sarang sampai telur 24 cm, kedalaman sarang kosong 39 cm, diameter sarang 24 cm dengan jumlah telur 123 butir dan keliling telur 12 cm. Pada sarang ini, Tim mengambil telur dengan tujuan untuk dijadikan sampel penetasan semi alami oleh tenaga PEH di Kantor Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Wahai. Predator potensial yang ditemui Tim adalah Biawak pemakan telur / Soasoa. Hal ini terbukti pada saat Tim melakukan pengamatan pagi, penyu yang tadi malam bertelur sudah dibongkar predator untuk dimakan telurnya. Dari kedua plot tersebut dapat dilihat perbandingan jumlah sarang dan jejak yang ditemukan selama pengamatan. Lokasi
Sarang
Jejak
Plot I
10
9
Plot II
1
1
Dari hasil pengamatan kemiringan dari setiap plot pengamatan, diketahui bahwa hampir disemua plot memiliki
kemiringan yang sama. Pantai tergolong sangat landai dengan kisaran antara 10 – 100. Penyu memilih pantai yang tidak terlalu curam, kesukaan penyu pada daerah yang landai berhubungan dengan keinginan penyu untuk melewati daerah diatas batas pasang surut (Sunandar, 1998). Menurut Wicaksono (1999) dalam Sumaryati 2001 penyu membuat lubang untuk bertelur yang tidak tercapai air laut sehingga suhu dan kelembabannya akan terjaga dengan baik. Telur yang terkena air laut akan menyebabkan kerusakan sehingga gagal menetas. J enis vegetasi yang banyak dijumpai adalah Waru Laut, Pandanus sp, dan Casuarina equisetifolia. Hasil pengamatan yang dilakukan di sepanjang pantai Faung Sasarata khususnya pada plot I merupakan tempat penyu sisik mendarat dan bertelur. Penyu sisik sebenarnya tidak begitu memilih jenis tumbuhan tertentu untuk bertelur, akan tetapi pada saat pengamatan dilakukan, penyu sisik tampak menyukai tempat yang bersemak-semak dan jenis tumbuhan yang dekat dengan tempatnya bertelur adalah Casuarina equisetifolia. Hasil pengamatan dari kedua plot pengamatan tersebut menunjukkan jumlah sarang yang ditemukan paling banyak terdapat di Plot I yang 95
8 Buletin Moluccensis Edisi - 2015
% merupakan sarang baru. Dari jejak dan bekas sarang yang ditemukan, dapat diketahui bahwa di sepanjang Pantai Faung Sasarata terdapat 1 jenis penyu yaitu penyu Sisik (Eretmochelys imbricata). J enis penyu ini memiliki 2 pasang sisik prefrontal di bagian kepala. Mempunyai susunan sisik-sisik yang seperti terlepas satu sama lain pada karapasnya, inilah keunikan penyu sisik sehingga dia banyak diburu untuk dijadikan hiasan. Bentuk moncong penyu sisik
Sudut Kawasan
yang seperti elang, serta sisik pada karapasnya merupakan adaptasi dari penyu untuk menghadapi terpaan gelombang dan untuk memudahkan mencari makan disela-sela terumbu karang dan batu-batuan. Penyu sisik merupakan penyu yang memiliki warna paling bervariasi diantara jenis penyu yang lain, warna pada karapasnya merupakan kombinasi antara warna coklat, merah, hitam serta kuning, tiap jenis penyu sisik menunjukkan gradasi warna
yang berbeda-beda. Menurut Marquez (1990), penyebaran penyu sisik ada didaerah tropis dan banyak ditemukan pada daerah yang memiliki formasi terumbu karang. Tempat peneluran penyu sisik tersebar luas akan tetapi penyu sisik betina tidak pernah ditemukan datang dalam jumlah besar di suatu pantai untuk bertelur (solitary nesting). Penyu sisik termasuk carnivora dengan jenis makanan adalah bunga karang, alga dan moluska. Seperti halnya
jenis penyu lain, penyu sisik betina akan kembali ke pantai tempat dia meletakkan telur dengan interval waktu 2 – 3 tahun. Masa inkubasi telur penyu sisik adalah 47 – 75 hari tergantung pada suhu, kelembaban dan musim. Penyu sisik merupakan penyu yang paling tinggi fecunditasnya dibandingkan penyu yang lain hal ini mungkin merupakan kompensasi dari tingkat kematian pada telur yang tinggi.
Buletin Moluccensis Edisi - 2015 9
Rubrik
Peran Masyarakat Dalam Pengamanan Kawasan Taman Nasional Manusela oleh : Adam Hasyim Hutan merupakan amanah Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu pengelolaan hutan dilaksanakan dengan dasar akhlak mulia untuk sebesar – besar kemakmuran rakyat. Dengan demikian pelaksanaan setiap komponen pengelolaan hutan harus memperhatikan nilai – nilai budaya masyarakat, aspirasi dan persepsi masyarakat setempat. Pengelolaan hutan pada dasarnya menjadi kewenangan pemerintah dan pemerintah daerah . mengingat berbagai kekhasan daerah serta kondisi sosial dan lingkungan yang sangat berkait dengan kelestarian hutan dan kepentingan masyarakat luas yang membutuhkan kemampuan pengelolaan se10 Buletin Moluccensis Edisi - 2015
cara khusus. Penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam bertujuan menjaga hutan, kawasan hutan dan lingkungannya, agar fungsi lindung, fungsi konservasi, dan fungsi produksi, tercapai secara optimal dan lestari, dalam melaksanakan perlindungan masyarakat berkewajiban untuk ikut serta memelihara dan menjaga kawasan hutan dari gangguan dan perusakan. Tahun 2014 Balai Taman Nasional Manusela telah memberikan insentif berupa honor kepada Masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan Taman Nasional Manusela, masyarakat yang telah menerima insentif mereka telah ditunjuk
Rubrik dengan SK kepala Balai taman Nasional Manusela yang bernama Masyarakat Mitra Polhut, namun pada tahun 2015 Masyarakat Mitra Polhut sudah tidak lagi mendapat bantuan insentif tetapi Masyarakat Mitra Polhut dilibatkan dalam kegiatan Patroli. Kawasan Taman nasional Manusela telah ditetapkan oleh Menteri Kehutana dengan Nomor SK .2583/menhutvii/KUH/2014 tanggal 8 April 2014 dengan luas 174.545,59 Ha, dengan demikian sema-
kin jelas keberadaan kawasan Taman Nasional Manusela, oleh karena itu ancaman dan gangguan terhadap kawasana Taman Nasional Manusela harus mendapat perhatian dan tugas yang insentif dari petugas Polisi Kehutanan dalam mengamankan kawasan Taman Nasional Manusela. Jumlah personil yang terbatas tidak sebanding dengan luas kawasan tidak menjadi hambatan dalam melaksanakan tugas sebagai Polisi Kehutanan, namun dengan keterbat-
san yang ada perlu melibatkan masyakat dalam kegiatan pengamanan. Balai Taman nasional Manusela telah membentuk Masyarak Mitra Polhut untuk bersama – sama Polisi Kehutanan dalam menjaga dan mengamankan Kawasan Taman Nasional Manusela. Dengan diterbitkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.56/Menhut-II/2014 tanggal 27 Agustus 2014 tentang Masyarakat Mitra Polhut semakin jelas dan kuat dasar hukum untuk Masyarakat Mitra Polhut dalam melaksanakan tugas dan fungsi dalam menjaga dan mengamankan kawasan Taman Nasional Manusela dari berbagai oknum yang tidak bertanggung jawab. TUGAS MMP Tugas masyarakat Mitra Polhut sebagaimana diamanatkan dalan Peraturan Menteri kehutanan nomor 56 tahun 2014 pasal 6 adalah : 1. Membantu Polisi Kehutanan dalam mengamankan sarana prasarana perlindungan hutan; 2. Melakukan patroli bersama – sama Polisi Kehutanan di kawasan hutan; 3. Membantu melakukan sosialisasi dan penyebaran informasi kehutanan; 4. Melaporkan kepada Polisi Kehutanan setiap indikasi ancaman dan gangguan keamanan terhadap hutan, kawasan hutan dan
Buletin Moluccensis Edisi - 2015 11
Rubrik hasil hutan serta tumbuhan dan satwa liar di wilayahnya; 5. Menangkap tersangka dalam hal tertangkap tangan dan mengamankan barang bukti untuk segera diserahkan kepada Polisi kehutanan atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil Kehutanan terdekat. IMPLEMENTASI KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM KEGIATAN PENGAMANAN KAWASAN
PATROLI BERSAMA MMP adalah kegiatan yang bertujuan untuk Pemantauan ke dalam kawasan. Pada saat melakukan pemantauan terhadap kawasan team melakukan pengecekan terhadap pal – pal, memastikan keamanan kawasan, serta memantau potensi flora maupun fauna yang dijumpai. Setiap menjumpai sesuatu dalam kawasan dilakukan pengambilan titik koordinat dengan menggunakan GPS, ini dilakukan agar dapat dijadikan bahan evaluasi untuk perencanaan ke depan. Pemantauan dilakukan secara terus menerus d e n g a n jalur atau rute yang berbeda agar kondisi kawasan dapat dapat terpantau secara menyeluruh, sehingga keberadaan kawasan dapat terjaga dari pihak – pihak yang tidak bertanggung jawab. D a l a m m e l a k -
12 Buletin Moluccensis Edisi - 2015
sanakan patroli selain melakukan pengawasan dan pemantauana secara mobile dengan dengan bergerak dari satu tempat ke tempat lain team juga menyempakan untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang tinggal dekat dengan kawasan untuk memberikan pemahaman dan sekaligus merupakan anjang silaturahmi antara petugas dengan masyrakat sehingga hubungan yang harmonis antara petugas dengan masyarakat dapat terjalin dengan baik, sekaligus dapat memahami secara langsung keluhan dari masyrakat. KEGIATAN SOSIALISASI Dengan melibatkan secara langsung Masyarakat dalam pengaman kawasan Taman Nasional menjadi ringan beban Polisi Kehutanan dalam melaksanakan Tugas dan fungsi dalam menjaga kawasan hutan, keberadaan Masyarakat Mitra Polhut sebagai Mitra POLHUT menjadi harapan ke depan dalam melestarikan aset negara berupa hutan sehingga anak cucu kita dapat juga merasakan indahnya kawasan Taman Nasional Manusela.
Inside
Piliana
Desa dengan Kearifan Lokal Yang Senantiasa Menjaga Keberadaan Taman Nasional Manusela Oleh : Raditya Yoga
Desa Piliana keberadaanya mungkin tidak asing lagi terdengar bagi para pendaki yang pernah mendaki Gunung Binaya. Desa yang terletak di Pulau Seram Provinsi Maluku, merupakan salah satu daerah peyangga Kawasan Taman Nasional Manusela, memiliki segudang potensi alam dengan tetap menjaga nilai-nilai keluhuran, serta kearifan lokal.
M
aluku merupakan provinsi di timur kawasan Indonesia, dengan luas wilayah yang didominasi perairan mencapai 92,4% daripada luas daratan sebesar 7.6%. Maluku merupakan provinsi kepulauan dengan gugusan pulau yang jumlahnya mencapai 1.412 pulau. Pulai terbesar adalah Pulau Seram dengan luas wilayah seluas 18.625 km2.
Buletin Moluccensis Edisi - 2015 13
Inside Meskipun dinamakan pulau seram tetapi tidak seseram namanya, Pulau Seram memiliki alam pegunungan pulau dengan puncak tertingginya Gunung Binaya. Secara Administratif Pulau Seram dibagi menjadi tiga Kabupaten yakni : Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur, dan Kabupaten Maluku Tengah. Di Kabupaten terakhir inilah terdapat sebuah Negeri / Desa yang keberadaannya sangat memperhatikan kelestarian alam dan lingkungan hidup. Negeri Piliana namanya merupakan negeri/desa yang berada di sebelah selatan kaki Gunung Binaya dengan ketinggian kurang lebih 500 mdpl. Letaknya yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Manusela, menjadikan desa ini sebagai salah satu dari daerah penyangga kawasan konservasi Taman Nasional Manusela . Negeri Piliana secara administratif merupakan salah satu desa di Kecamatan Tehoru, Negeri Piliana dihuni oleh 148 kepala keluarga, dengan jumlah penduduk sebanyak 714 yang terdiri dari laki-laki sebanyak 357 dan perempuan 357 orang. Sejarah Negeri Piliana Awal mula nama Piliana berasal dari Piliyanika yang artinya “sudah terang”. Negeri Piliana awalnya masih berada
di Manusela, masyarakat mulai turun dari Manusela pada tahun 1902 ke daerah yang disebut Enaole (Losa). Dari Enaole pindah ke Fouhatan pada tahun 1912 dan menetap di sana selama sepuluh tahun. Pada tahun 1922 mereka mulai turun lagi ke daerah yang sekarang disebut dengan Desa Hatu. Di desa inilah jumlah penduduk meningkat dengan sangat tajam, dan saat itu masyarakat memandang bahwa lokasi Negeri Hatu tidak memuaskan untuk menampung seluruh warga masyarakat. Hasil musyawarah tetua adat maka penduduk mulai merintis tempat yang baru yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat tinggal. Dan akhirnya Negeri Piliana di tempat yang sekarang mulai didirikan pada tahun 1932. Pembangunan rumah-rumah kecil “walang” memakan waktu lebih dari satu tahun, dan mulai tahun 1934 seluruh warga yang dulu tinggal di Negeri Hatu mulai naik ke tempat yang baru bersama dengan seorang pemimpin Belanda yang bernama Wenkel. Pada awal pemerintahannya Negeri Piliana berada di bawah kepemimpinan Raja Saunulu bernama Wellen Maoki, dan ini berjalan selama beberapa tahun sambil menunggu calon raja definitif. Potensi sumber daya alam Potensi hasil bumi yang pal-
14 Buletin Moluccensis Edisi - 2015
ing banyak adalah berupa cengkeh, coklat, pala, durian, sagu. Komoditi cengkeh dapat menghasilkan sebanyak 6 ton/tahun. Sedangkan komoditi pertanian berupa keladi, patatas, kasbi, dan pisang merupakan penghasilan tambahan yang langsung dinikmati setiap saat.
Daun Sila (daun gatal) biasa digunakan sebagai obat tradisional penghilang rasa capek / pegal-pegal.
Pemanfaatan
Tanaman
Oleh
Masyarakat Piliana untuk dijadikan obat : a.
b. c.
d. e. f. g. h.
Daun Sila (daun gatal), unutk menghilangkan rasa capek/ kejang otot Halia/jahe (sehi), untuk menghilangkan sakit perut Kuning (ninoa), untuk menyembuhkan penyakit dalam, sakit gigi Pule (yake), untuk menyembuhkan penyakit malaria Daun Jarak, untuk menurunkan panas demam Tewer Lenggua, untuk membersihkan tahi lidah (sogger) Pinang, untuk membersihkan tahi lidah (sogger) Mamilu (tali morea), untuk menyembuhkan luka
Inside Potensi Obyek Wisata Beberapa Objek Daya Tarik Wisata yang berada di Piliana adalah sebagai berikut: Danau Ninifala Merupakan danau berwarna biru yang terbentuk dari adanya mata air yang muncul dari dasar danau. Di tengah danau tumbuh dua buah pohon yang dipercaya oleh masyarakat Piliana sebagai perlambang bahwa danau ninipala merupakan ‘air jodoh’ yang apabila orang yang belum menikah membasuh muka dengan air ini maka akan segera dipertemukan jodohnya. Pengamatan Kupu-kupu Kupu-kupu dalam bahasa lokal Desa Piliana (Pulau Seram) disebut dengan nama lihay yang artinya lincah dan gesit. Kupu-kupu merupakan salah satu potensi flora di TN Manusela yang dapat dijadikan salah satu obyek wisata. Di lembah Piliana, ditemukan beberapa jenis kupu-kupu terutama Kupu-kupu sayap burung goliath (Ornithoptera goliath) kupu-kupu terbesar Indonesia merupakan jenis kupu-kupu endemik selain beberapa jenis kupu-kupu yang ditemukan. Dari hasil inventarisasi tahun 2009 dijumpai 15 jenis kupu-kupu pada lokasi daerah Lelesiru dengan koordinat 03° 15’23,0” LS dan 129° 32’55,8” BT pada keting-
Danau Ninifala Konon katanya apabila seseorang mandi di danau tersebut maka akan mendapatkan kemudahan di dalam mencari jodoh
gian antara 960 mdpl dan juga didaerah Tapainahelo dengan koordinat 03° 15’21,3” LS dan 129° 32’51,3” BT pada ketinggian antara 1200 mdpl. Pendakian Binaya Jalur pendakian Gunung Binaya yang menggunakan jalur selatan, sudah pasti akan melewati dan singgah di Desa Piliana. Jalur selatan pendakian Gunung Binaya yang melewati Desa Piliana ini mempunyai kekhasan dan tantangan tersendiri karena jalur pendakian yang menanjak dengan pemandangan yang menakjubkan.
Jenis kupu-kupu Ornithoptera Goliath yang bisa dijumpai di Negeri Piliana pada saat kegiatan pengamatan kupu-kupu
Gunung Binaya dengan puncanknya 3.027 mdpl, masuk ke dalam 7 Gunung Tertinggi di Indonesia
Buletin Moluccensis Edisi - 2015 15
Inside
Sarana Prasarana, Sosial budaya dan perekonomian Akses jalan menuju Negeri Piliana sudah tersedi, jalan aspal yang telah dibangun oleh Pemerintah Daerah pada tahun 2015. Di Negeri ini terdapat Penginapan Ninifala yang dikhususkan bagi para pendaki Gunung Binaya, dan juga terdapat tempat buah kios kecil yang menjual sembako untuk kebutuhan seharihari. Ini tidak sebanding dengan jumlah kepala keluarga yang besar yaitu 131. Namun hal ini tidak terlalu berpengaruh terhadap kehidupan mereka, karena sebagian besar kebutuhan hidup seharihari mereka ambil dari alam di sekitarnya yang melimpah. Tingkat pendidikan di desa ini juga masih rendah, hanya terdapat satu sekolah dasar. Upacara adat yang masih ber-
langsung di desa ini adalah tarian cakalele dan makumaku. Maku-maku adalah kesenian bernyanyi menceritakan sejarah-sejarah yang pernah terjadi di negeri tersebut. Kearifan lokal masyarakat Negeri Piliana yang masih terjaga hingga saat ini adalah hukum sasi untuk hasil hutan seperti cengkeh dan pala, dan apabila ada yang melanggar sasi tersebut akan dikenakan denda yang jumlahnya ditentukan oleh musyawarah adat.
Alat musik Tifa berfungsi sebagai tanda panggilan terhadap masyarakat untuk berkumpul
16 Buletin Moluccensis Edisi - 2015
Penginapan Ninifala dikhususkan bagi para pendaki Gunun Binaya didirikan atas Program Bantuan Daerah Peyangga Taman Nasional Manusela
Aksesibilitas Untuk menuju Negeri Piliana dapat ditempuh dari kota Masohi menuju desa Piliana dapat menggunakan kendaraan roda dua ataupun empat dengan jarak 150 Km.
Liputan
PELATIHAN MENEMBAK POLHUT Taman Nasional Manusela Tahun 2015 Oleh : Teguh Indra Jati
Dalam rangka meningkatkan keterampilan dan kemampuan serta pengenalan terhadap senjata api , maka dilaksanakan pelatihan menembak bagi POLHUT Taman Nasional Manusela, dengan pelatihan ini diharapkan para POLHUT dapat lebih mengendalikan diri melalui 3-K (Kesabaran, Ketenangan dan Konsentrasi), serta mendapat pengetahuan dalam hal keselamatan dan pengetahuan dalam masalah senjata api, baik laras pendek maupun laras panjang serta dapat m e n g gunakan senjata api dengan BENAR d a n AMAN
Buletin Moluccensis Edisi - 2015 17
Liputan Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan, yang dimaksud dengan Polisi Kehutanan adalah pejabat tertentu dalam lingkup instansi kehuatnan pusat dan/ atau daerah yang sesuai dengan sifat pekerjaannya menyelenggarakan dan/atau
sil hutan, tumbuhan dan satwa liar; 2. Mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat, dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, tumbuhan dan satwa liar, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.
melaksanakan usaha perlindungan hutan yang oleh kuasa undang-undang diberikan wewenang kepolisian khusus di bidang kehutanan dan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berada dalam satu kesatuan komando. Polhut mempunyai tugas dan fungsi yaitu : 1. Melaksanakan perlindungan dan pengamanan hutan, kawasan hutan, ha-
Tugas dan fungsi Polhut, dilaksanakan dalam bentuk : 1. Pre-emtif (penyadartahuan dan penyuluhan; dan pembinaan danpendampingan masyarakat). 2. Preventif (patroli/perondaan di dalam kawasan dan/atau wilayah hukumnya; penjagaan sesuai perintah pimpinan di dalam kawasan dan/atau wilayah hukumnya)
18 Buletin Moluccensis Edisi - 2015
3. Refresif (operasi penegakan hukum; pengumpulan bahan keterangan; pengamanan barang bukti; penangkapan tersangka dalam hal tertangkap tangan; penanggulangan konflik satwa liar; pemadaman kebakaran; pengawalan tersangka, saksi atau barang bukti). Untuk mendukung pelaksanaan TUPOKSI Polisi Kehutanan perlu dilakukan upaya peningkatan sumber daya manusia/SDM Polisi Kehutanan. Salah satu bentuk kegiatan dalam peningkatan SDM yaitu kegiatan pelatihan menembak. Pelatihan menembak adalah kegiatan yang tak lepas dari profesi sebagai anggota Polhut yang mengemban tugas sebagai salah satu ujung tombak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan khususnya dalam perlindungan dan pengamanan hutan / hasil hutan milik Negara serta untuk menegakkan hokum terkait tindak pidana lingkungan hidup dan kehutanan. Untuk setiap personil polisi kehutanan yang professional, kemampuan menembak adalah merupakan kemahiran personal yang harus diasah dan diuji agar semakin mahir dalam mempergunakan senjata api yang pada akhirnya dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri dalam pelaksanaan tugas maupun uta-
Liputan manya sebagai alat perlindungan diri terakhir. Sejalan dengan waktu, kemampuan menembak setiap personil akan semakin menurun sehingga perlu untuk dipertahankan atau lebih baiknya bisa ditingkatkan kembali unjang kegiatan pencegahan, perlindungan dan pengamanan kawasan hutan yang menjadi tanggung jawabnya serta penindakan bagi tindak pidana kehutanan. Maksud dan tujuan dilakukan kegiatan ini yaitu untuk mempersiapkan personil Polisi Kehutanan yang professional di bidangnya yang memiliki sikap disiplin dan tanggungjawab serta memiliki kemampuan lebih sehingga bisa mendukung tugas fungsi polisi kehutanan, juga untuk meningkatkan sinergitas dan jiwa korsa rimbawan serta untuk memperkuat hubungan baik yang harmonis dengan Kepolisian Republik Indonesia. Hasil keluaran (output) kegiatan ini diharapkan dapat mengembalikan kemampuan/skill setiap personil polisi kehutanan yang ada di Balai Taman Nasional Manusela.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa s.d Rabu / Tanggal 15 s.d 16 September 2015 bertempat di kantor Balai Taman Nasional Manusela di Masohi dan Markas Detasemen B Pelopor Brimob Polda Maluku di Amahai dengan peserta adalah personil Polisi Kehutanan (POLHUT) pada Balai TN Manusela yang berjumlah 30 orang serta Pejabat Struktural (Kepala Balai, dan Pejabat Eselon IV Lingkup Balai TN Manusela). Metode kegiatan ini yaitu berupa pemaparan / presentasi materi dari narasumber, diskusi, sharing, dan PRAKTEK LAPANG. Pemateri dalam kegiatan latihan menembak berasal dari Balai Taman Nasional Manusela yang terdiri dari
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I dan II, dari Polres Maluku Tengah yaitu Satuan Pembinaan Masyarakat/SATBIMAS, dan para instruktur yang berasal dari Satuan Brimob Polda Maluku Detasemen B Pelopor yang terdiri dari instruktur bela diri, instruktur kesamaptaan, serta instruktur Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan diantaranya adalah latihan dasar yaitu latihan kesamaptaan, pembentukan fisik melalui olahraga dan teknik beladiri, dan teknik menembak. Siapa Kita POLHUT ... Siapa Kita POLHUT .... Siapa Kita POLHUT ..... POLHUT Tetap Jaya .... Tetap Jaya ... Tetap Jaya ..... POLHUT Yes !!! ... Yes !!! ... Yes !!! ...
Buletin Moluccensis Edisi - 2015 19
Zona Rimba
Si Burung Tukang Caprimulgus Macrurus Oleh : Jumrin Said Di Indonesia sendiri hanya sedikit burung yang memiliki ciri “Pemakan Serangga dan Bersifat Nokturnal”. Dalam buku “Panduan Lapangan Pengenalan Burung di Jawa dan di Bali oleh John Makinon, hanya diketahui 2 suku burung yang bersifat Pemakan Serangga dan Nokturnal {Burung Cabak (Caprimulgidae) dan Paruh Katak (Podargidae)/juga disebut cabak} di Jawa dan di Bali. 20 Buletin Moluccensis Edisi - 2015
Zona Rimba
B
urung Tukang (Caprimulgus macrurus) merupakan nama lokal yang disematkan oleh masyarakat di Pulau Seram dikarenakan suara burung tersebut menyerupai suara tukang yang sedang bekerja. Suara thok yang berulang menyerupai tukang yang sedang mengetok paku dan suara ger yang menyerupai suara gergaji. Untuk mengamati burung ini diperlukan ketelitian, dikarenakan bentuknya menrerupai potongan dahan kering di lantai hutan dan warnanya menyerupai rerumputan dan serasah. Di Indonesia burung ini dikenal dengan nama Burung Cabak (Caprimulgidae dan Podargidae) Burung Pemakan Serangga yang Bersifat Nokturnal. Burung Cabak adalah hewan unik yang memiliki ciri khas dan memiliki anggota seekitar 8600 jenis tersebar diseluruh dunia. Burung Cabak memiliki sifatsifat yang berbeda pada tiap jenisnya, mulai dari kebiasaan aktifitas sampai dengan makanannya. Kebanyakan burung yang makanannya serangga beraktifitas pada siang hari (Diurnal), namun beberapa dimalam hari (Nokturnal). Di Indonesia sendiri hanya sedikit burung yang memiliki ciri “Pemakan Serangga dan Bersifat Nokturnal”. Dalam buku “Panduan Lapangan Pengenalan Burung di Jawa dan di Bali oleh John Makinon,
hanya diketahui 2 suku burung yang bersifat Pemakan Serangga dan Nokturnal {Burung Cabak (Caprimulgidae) dan Paruh Katak (Podargidae)/juga disebut cabak} di Jawa dan di Bali.
Burung Cabak (Suku – Caprimulgidae) Burung Cabak adalah burung nokturnal pemakan serangga yang kadang dibilang burung aneh karena bentuknya dengan kaki yang sangat
KLASIFIKASI ILMIAH Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies
: Animalia : Chordata : Aves : Caprimulgiformes : Caprimulgidae : Caprimulgus : Caprimulgus macrurus
Buletin Moluccensis Edisi - 2015 21
Zona Rimba
pendek. Kicauanya pun terkesan aneh karena pada malam hari kicauanya menyerupai orang yang sedang mengetuk pintu. Semua jenisnya adalah pemakan serangga. Uniknya Burung Cabak memiliki jaring yang terbentuk dari bulu-bulu kasar disekitar paruh, berfungsi menangkap serangga saat terbang. 2 marga dari burung cabak berada di Indonesia dan 4 spesiesnya ada di Jawa.
betina bercak ini berwarna kuning tua, kerongkongan leher bergaris putih. Suara “tok-tok” 3 ketukan perdetik dan didahului suara mendengkur. Bersistirahat di tepi hutan atau daerah berhutan selama siang hari pada tempat yang teduh dilantai hutan.
Burung Cabak Maling/ LargeTailed Nightjar (Caprimulgus macrurus) Burung Cabak berukuran agak besar (30 cm) dan berwarna coklat keabu-abuan. Memiliki ciri khas bercak putih pada bagian tengah dari 4 bulu primer terluar, dan terdpat ujung putih yang lebar pada pasangan bulu luar dari bulu ekor. Pada 22 Buletin Moluccensis Edisi - 2015
Kebiasaan Terbang tegak lurus keatas dari tempat berdiamnya untuk berpindah ke tempai lain. memburu serangga yang beterbangan di sekitarnya. Pada siang hari burung ini diam berbaring di atas tanah atau pada pohon yang rendah dan tidak berdaun. Satu atau dua butir telurnya, berwarna kuning tua dengan bintik-bintik noda dan garis cokelat, diletakkan pada tanah yang digaruk. Tanpa bahan sarang apapun.
e-News
Dengan SPAN Jangan Sampai 1 Rupiahpun Lolos Dari Pantauan Sistem Oleh : Yudhi Ardhianto
Kata SPAN mungkin itu hal yang tak asing terdengar di telinga kita, program ini sudah lama direncanakan oleh kementerian keuangan dalam rangka pelaksanaan reformasi di bidang keuangan, tapi baru terealisasi pada awal bulan Februari Tahun Anggaran 2015 ini. SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara) itu sendiri merupakan program transformasi berskala besar yang menempatkan Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Direktorat Jenderal Anggaran dan Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan sebagai leading institutions, meliputi pembangunan sistem perbendahara-
an dan anggaran negara yang sesuai dengan best practices, serta didukung oleh sistem informasi yang modern, baik yang terkait dengan software Dengan SPAN jangan sampai 1 (satu) rupiah pun lolos dari pantauan sistem “ Presiden Republik Indonesia - Joko Widodo “
maupun hardware. SPAN juga melibatkan dan menghubungkan sistem informasi perbendaharaan dan anggaran di beberapa eselon I di Kementerian Keuangan, lima kementerian/lembaga di pusat, DPR, seluruh KPPN, dan institusi pemerintah lainnya
yang ditetapkan. Pengembangan SPAN berfokus pada penyempurnaan Proses Bisnis, pemanfaatan Teknologi Informasi yang terintegrasi dan Manajemen Perubahan. Sistem ini tidak mempengaruhi tata cara pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran yang sebelumnya telah dilaksanakan oleh satuan kerja, satuan kerja lingkup Kementerian / Lembaga tetap berpedoman pada aturan PMK 190 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2013. Dalam hal ini yang membedakan dengan sistem lama adalah pada sistem teknologi informasinya yang mana satker tidak lagi mendapatkan hardcopy lembar SP2D, Bank Operasional sudah terpusat, satker dituntut harus cermat dalam penginputan data supplier dan data kontrak dan harus jeli dalam melakukan pembebanan Mata Anggaran Keluaran (MAK) yang akan dibebankan sebagai pengeluaran anggaran. Setiap pengajuan SPM ke KPPN terlebih dahulu data akan diverifikasi oleh sistem, apakah valid atau tidak yang mana sistem secara otomatis akan mengirimkan data via email yang telah didaftarkan sebelumnya di KPPN ke satker untuk ditindaklanjuti berupa pemberitahuan data valid dan data mengenai penerbi-
Buletin Moluccensis Edisi - 2015 23
e-News tan SP2D. Untuk rekonsiliasi antara BUN dan Satker sudah dapat dilakukan via online dengan mengirimkan adk ke email KPPN dan BAR bisa dicetak secara online. OM (Online Monitoring) SPAN Dalam rangka memberikan layanan informasi yang cepat, akurat, terinci dan terintegrasi mengenai implementasi SPAN sesuai PER-41/PB/2014 tentang Penggunaan Aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara (OM SPAN) kemenkeu menerbitkan Aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara yang biasa disebut Aplikasi OM SPAN adalah aplikasi yang digunakan dalam rangka memonitoring transaksi dalam SPAN dan menyajikan informasi sesuai kebutuhan yang diakses melalui jaringan berbasis web. Aplikasi OM SPAN bisa diakses di alamat spanint.perbendaharaan. go.id atau spanint.kemenkeu. go.id dengan terlebih dahulu satker mendaftarkan user dan password ke KPPN. Satker mitra KPPN juga bisa memanfaatkan aplikasi ini untuk mendapatkan informasi status SPM, monitoring DIPA, pencetakan daftar SP2D dan lain-lain. Data informasi dari OM SPAN tersebut berasal dari database SPAN, akan tetapi tidak realtime karena terdapat jeda waktu tertentu sesuai pembagian waktu di
SPAN menyempurnakan pengelolaan keuangan negara melalui integrasi sistem manajemen keuangan negara, penerapan akuntansi akrual, penyatuan database pengelolaan keuangan negara, dan kemudahan akses bagi pengguna. SPAN akan meningkatkan efektivitas, efisiensi, akuntabilitas, dan transparansi dalam pengelolaan keuangan negara. indonesia. Modul Aplikasi OM SPAN yang dapat diakses oleh satker terdiri dari : 1. Modul Penganggaran 2. Modul Komitmen 3. Modul Pembayaran 4. Informasi Lainnya terkait implementasi SPAN Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) sebagai Cash Management System telah diluncurkan oleh Presiden di Istana Negara (29/04/15) pada acara Pen-
24 Buletin Moluccensis Edisi - 2015
canangan Tahun Pembinaan Wajib Pajak 2015 dan Peluncuran SPAN. “jangan sampai 1 (satu) rupiah pun lolos dari pantauan sistem” kata Presiden Republik Indonesia , Joko Widodo. Dengan demikian diharapkan target percepatan realisasi baik secara fisik maupun dari sisi keuangan dapat tercapai sesuai rencana penarikan yang telah disusun pada awal tahun anggaran.
Suara Konservasi
PERUBAHAN IKLIM DAN UPAYA KONSERVASI Oleh: Diaman, SE (Anggota Komunitas Mahasiswa Pecinta Alam Seram (KOMPAS) Masohi)
D
ampak dari perubahan iklim semakin nyata dan terbukti telah menerpa negeri ini. Bukti dan dampak yang ditimbulkan dapat kita rasakan saat ini, Perubahan pola curah hujan telah mengurangi ketersediaan air untuk irigasi dan sumber air bersih. Kemarau panjang dan banjir akan menyebabkan gagal panen yang sangat berpengaruh terhadap sumber penghidupan petani. Selain itu, kemarau panjang telah menyebabkan puluhan ribu hektar hutan di Seram Utara terbakar, menurunnya debit air menjadikan warga kota Masohi tidak mendapatkan pasokan air PDAM untuk memenuhi kebutuhan seharihari, dan masih banyak lagi dampak yang ditimbulkan
oleh berubahnya iklim. Hal ini tentunya sangat berdampak pada keberlangsungan ekosistem alam. Setelah ditelaah lebih jauh mengenai dampak dari perubahan iklim, ternyata perubahan iklim memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap konservasi alam. Begitu juga sebaliknya. Konservasi alam juga mempunyai peranan penting y a n g ternyata dapat memp e n garuhi perubah a n iklim y a n g
hadir di bumi kita tercinta ini. Seperti yang kita ketahui bahwa Maluku Tengah memiliki hutan konservasi yang disebut dengan Taman Nasional Manusela. Yang tentunya merupakan perlindungan bagi flora dan fauna yang ada didalamnya yang terancam punah. Selain sebagai lahan konservasi dan sebagai sebuah ekosistem alam tempat
Buletin Moluccensis Edisi - 2015 25
Suara Konservasi
makhluk hidup di dalamnya bernaung hutan Taman Nasional Manusela juga berfungsi sebagai penyerap karbon. Untuk itu kita wajib menjaga hutan ini sebagai bagian dari kehidupan dan kekayaan alam yang sangat penting bagi manusia. Oleh sebab itu, mari kita jaga dan lestarikan ekosistem hutan kita agar tidak rusak apalagi punah. Hal tersebut bisa kita lakukan dengan menggalakan program konservasi hutan yang baik dan berkelanjutan. Dengan menggalakan program ini kita dapat menurunkan tingkat emisi gas rumah kaca di atmosfer bumi. Sehingga membuat pemanasan global akan berkurang dimana ini akan berkontribusi pada perubah-
an iklim yang kembali normal. Hal tersebut tentu saja akan menjadikan alam bumi yang kita cintai ini akan tetap lestari dan aman. Semua bentuk upaya konservasi alam baik yang berupa sumber daya alam hayati ataupun ekosistem dan habitat akan tetap
terjaga kelestariannya. Akan tetapi, ini semua tidak akan terjadi bila kita manu-
26 Buletin Moluccensis Edisi - 2015
sia masih tetap melakukan penebangan hutan secara besar-besaran. Seperti yang saat ini terjadi di Negeri Sepa Kecamatan Amahai, Sekalipun konservasi hutan telah digalakan, jika pemilik modal masih saja berbuat onar terhadap lingkungan dengan melakukan pengrusakan hutan serta diimbangi oleh kegiatan-kegiatan tidak ramah lingkungan, maka dampak yang akan terjadi adalah rusaknya ekosistem yang tentunya dapat menyebabkan perubahan iklim yang akan merusak seluruh upaya konservasi alam di muka bumi. Jika ini benar terjadi, seluruh ekosistem dan sumber daya alam hayati yang ada di bumi pamahanunusa ini akan hancur binasa. Termasuk ekosistem hutan yang
sangat penting untuk menjaga keanekaragaman hayati dan bumi kita tercinta ini.
Suara Konservasi Upaya adaptasi untuk dapat mengurangi dampak dari perubahan iklim, dapat dilakukan dengan berbagai cara. Seperti di pantai, kita dapat mengatasi kerusakan pantai dengan membuat talud untuk mencegah masuknya air laut serta melakukan penanaman mangrove. Upaya penyelamatan satwa endemik juga dapat dilakukan dengan tidak melakukan perburuan serta dapat juga dilakukan dengan cara tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya dengan baik. Sebagai contoh pendakian ke puncak Binaya hanya sampai ke puncak 3027 mdpl bukan ke puncak 3035 mdpl sebagai zona terlarang bagi pendaki dan wisatawan. Karena puncak tersebut berada di Zona Inti pengelolaan Taman Nasional Manusela yang merupakan jalur migrasi satwa endemik dan pelestarian pakis binaya. Selain itu diperlukan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat khususnya yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Manusela, agar dapat menjaga hutan dan satwa yang ada didalamnya. Mari jaga hutan kita agar bumi tetap lestari. Iklim telah berubah, bukan yang kuat, tapi beradaptasilah yang mampu bertahan. Salam Kompas, Salam Lestari.
Upaya Konservasi Yang Kami Lakukan Dalam Menghadapi Perubahan Iklim
Sosialisasi Adapatasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana di Wilayah aMaluku Tengah oleh Komunitas Mahasiswa Pecinta Alam Seram (KOMPAS) Masohi dan Mercy Corp Indonesia.
Pelatihan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana oleh Komunitas Mahasiswa Pecinta Alam Seram (KOMPAS) Masohi dan Mercy Corp Indonesia.
Seminar Lingkungan Hidup oleh Komunitas Mahasiswa Pecinta Alam Seram (KOMPAS) Masohi
Buletin Moluccensis Edisi - 2015 27
Shoots
Jejak Rusa di Gunung Binaya
Sepasang Kakatua Seram
Landscape Gunung Binaya
o
Pesona Pantai Faung
Mengeksplorasi Taman Nasional Manusela , eksotisme alam keragaman budaya, di pulau nusa ina Anak-anak Kanikeh dan Tarian Cakalele
28 Buletin Moluccensis Edisi - 2015
Air Terjun Wasanhutuni
c 2015