RUANG LINGKUP EKONOMI PERTANIAN
AGUS DWI NUGROHO FAKULTAS PERTANIAN UGM
Pengertian Ekonomi Pertanian Ekonomi Pertanian Indonesia Persoalan Ekonomi Pertanian Kelembagaan Ekonomi Pertanian
• Sektor pertanian penting untuk kehidupan nasional. • Pertanian tidak hanya produksi, namun juga terkait ekonomi
SEJARAH EKONOMI PERTANIAN
• diajarkan pada 1892 di Universitas Ohio dengan nama Rural Economics • 1901 ----- Economic of Agriculture di Univ. Cornell • 1903 ----- Farm Management di Univ. Cornell • sejak 1910 mulai diajarkan di beberapa universitas dengan nama Agicultural Economics. • Di Eropa, lahir sebagai cabang Ilmu Pertanian (Von Der Goltz dengan buku Handbuch der Landwirtschaftlichen Bertriebslehre pada tahun 1885)
• Di Indonesia diberikan di Fakultas Pertanian (1950) dengan tokoh Prof. Iso Reksohadiprodjo dan Prof. Teko Sumodiwirjo.
• Ekonomi ada keterbatasan sumber daya (SDA, SDM, modal) dan pengambilan keputusan • Pertanian : proses produksi dimana input alamiah (lahan, sinar matahari serta faktor klimatologis) berinteraksi melalui proses tumbuh kembang tanaman dan ternak untuk menghasilkan output primer
PENGERTIAN EKONOMI PERTANIAN
EKONOMI
PERTANIAN
EKONOMI PERTANIAN
bagian dari ilmu pertanian yang mempelajari aspek sosial ekonomi dari ilmu pertanian • Cabangnya : tataniaga pertanian, ekonomi produksi pertanian, ilmu sosiologi pedesaan yang lebih mengarah pada penyuluhan pertanian
Ilmu ekonomi yang diterapkan pada bidang pertanian • berkaitan dengan teknik pertanian dan ekonomi baik ekonomi mikro maupun ekonomi makro
• Ekonomi Pertanian adalah bagian dari ilmu ekonomi umum yang mempelajari fenomenafenomena dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pertanian, baik mikro maupun makro (Mubyarto, 1986) • Ekonomi Pertanian adalah ilmu sosial yang mempelajari alokasi penggunaan input pertanian yang relatif terbatas di antara pilihan pada kegiatan produksi, prosesing, distribusi dan konsumsi barang dan jasa pertanian yang saling bersaing
CIRI Bagian Ilmu Ekonomi yang mempelajari fenomena ekonomi di sektor pertanian. Ilmu Ekonomi mempelajari alokasi sumberdaya (alam, manusia, modal) untuk berbagai alternatif penggunaan saling bersaing Sumberdaya terbatas sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan Bidang yang dipelajari produksi, pengolahan, distribusi dan konsumsi
LINGKUP EKONOMI PERTANIAN
SUBSISTEM PRODUKSI
SUBSISTEM HULU
EKONOMI PERTANIAN
SUBSISTEM PENGOLAHAN SUBSISTEM PENUNJANG
SUBSISTEM PEMASARAN
• Pengertian tentang sistem ekonomi dan hubungan mutualistik antar komponen pada sektor pertanian • Mempelajari hukum-hukum ekonomi dari perilaku rasional manusia pada kegiatan produksi, prosesing, distribusi dan konsumsi hasil pertanian • Mempelajari kinerja perdagangan internasional dan pengaruhnya pada sektor pertanian domestik • Mengkaji permasalahan ekonomi di tingkat petani, regional dan nasional
• Mempelajari nilai faktor-faktor produksi sehubungan dengan ketersediaan sumberdaya alam manusia dan lingkungan • Analisis ekonomi dari proses produksi: hubungan antar faktor produksi, antar beberapa produk dan hubungan sosial • Analisis dan interpretasi tentang pendapatan nasional, konsumsi, investasi, kesempatan kerja, dan pembangunan pertanian
EKONOMI PERTANIAN INDONESIA
PERANAN Pendapatan Nasional {GNP = C + I + G + (X – M)} dan pedesaan Sumber Pangan & Tenaga kerja
Efek multiplier Pasar bagi sektor Industri dan Jasa
• Organisasi profesi : Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) dibentuk pada bulan Februari 1969 di Ciawi (Bogor)
LUAS TANAM
PRODUKSI
JUMLAH TERNAK
NTP
PERSOALAN EKONOMI PERTANIAN
Jarak waktu antara pengeluaran dan penerimaan Pembiayaan pertanian Tekanan penduduk dan pertanian Pertanian subsisten Kualitas dan kuantitas SDM
3.1. Sifat Musiman dan Tersebar di Pedesaan mempunyai dampak: a. Ada jarak waktu antara proses produksi dan penerimaan hasil b. Ketidak-pastian dalam kuantitas, kualitas dan kontinyuitas c. Harga hasil pertanian selalu berfluktuasi
3.2. Sifat Mudah Rusak dan Makan Tempat mempunyai dampak: a. Diperlukan teknologi pasca panen yang tepat, mis. pengolahan b. Diperlukan cara distribusi yang cepat dan sesuai dengan produk c. Pengemasan atau packing yang sesuai dan tidak merusak produk
3.3. Sifat yang tergantung kondisi lingkungan mempunyai dampak: a. Kualitas produk beragam b. Tidak mudah dilakukan spesialisasi usaha 17/01/2017
31
KELEMBAGAAN EKONOMI PERTANIAN
• organisasi atau kaidah-kaidah, baik formal maupun informal, yang mengatur perilaku dan tindakan anggota petani dalam kegiatan rutin sehari-hari ataupun dalam usahanya mencapai tujuan tertentu.
Lembaga-lembaga adat yang penting peranannya • Pemilikan tanah, jual beli dan sewa-menyewa tanah, bagi hasil, gotong royong dan sebagainya
Lembaga-lembaga formal diselenggarakan pemerintah mendorong produksi pertanian
yang untuk
• Bimas, Koperasi, P3A, penyuluhan pertanian, dsb.
Prinsip-Prinsip Ekonomi Produksi Pertanian
AGUS DWI NUGROHO FAKULTAS PERTANIAN UGM
Input & Output Hubungan input-output Hubungan input-input
INPUT & OUTPUT
LAHAN
TK
INPUT
MANAJEMEN
Output : Produksi
MODAL
HUBUNGAN INPUTOUTPUT
HUBUNGAN I-O Increasing return to scale
Constant return to scale
Decreasing return to scale
TPP (Total Physical Product)
APP (Average Physical Product)
MPP (Marginal Physical Product)
Input (X)
Output (Q)
0
0
1
5
2
14
3
21
4
26
5
30
6
33
7
35
8
36
9
36
10
35
Hubungan input-output
Output Input (X) (Q) TPP 0 0 1 5 2 14 3 21 4 26 5 30 6 33 7 35 8 36 9 36 10 35
APP (Q/X) 5 7 7 6,5 6 5,5 5 4,5 4 3,5
X
Q
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 9 7 5 4 3 2 1 0 -1
MPP (DQ/DX) 5/1=5 9/1=9 7/1=7 5/1=5 4/1=4 3/1=3 2/1=2 1/1=1 0/1=0 -1
Law of Diminishing Return Input (X)
Output (Q)
0
0
1
5
2
14
3
21
4
26
5
30
6
33
7
35
8
36
9
36
ASUMSI Hanya 1 variabel berubah dengan lainnya tetap
Teknologi tidak berubah
Tahap I : Irasional o Kurva MPP di atas kurva APP yang meningkat sehingga jika input ditambah maka MPP akan menghasilkan MC atau tambahan ongkos per unit yang semakin menurun. o Irasional jika produsen berproduksi di daerah ini. o Tahap I berakhir saat MPP memotong APP max.
Tahap II : rasional o Saat kurva MPP menurun dan berada di bawah kurva APP, tapi masih lebih besar dari 0. o Pada awal tahap, efisiensi input variabel mencapai titik puncak. Sedang pada akhir tahap ini, efisiensi input tetap mencapai puncaknya, yaitu saat kurva TPP mencapai titik max.
Tahap III : irasional Terjadi saat MPP negatif dikarenakan rasio input variabel terhadap input tetap terlalu besar sehingga TPP menurun.
Seorang produsen rasional tidak akan berproduksi pada tahap I dan III. Pada tahap I masih bisa menekan ongkos dengan memperbesar produksi dan dengan harga jual sama mendapat untung. Pada tahap III akan dapat output yang makin menurun jika ia menambah input variabel. Efisiensi produk pada tahap II.
ELASTISITAS PRODUKSI
Keterangan dy = perubahan output dx = perubahan input Y = jumlah output X = jumlah input
Input Output MP (Q/X) (X) (Q) TPP 0 0 1 5 5 5/1=5 2 14 7 9/1=9 3 21 7 7/1=7 4 26 6,8 5/1=5 5 30 6 4/1=4 6 33 5,5 3/1=3 7 35 5 2/1=2 8 36 4,5 1/1=1 9 36 4 0/1=0 10 35 3,5 -1
E 1 1
TITIK OPTIMUM
• Px = Rp 7.000,00 • Py = Rp 10.000,00 • Px/Py = Rp 7.000,00/Rp 10.000,00 = 0,7 X
Y
Δx
Δy
Δy/Δx
Nilai y/x
0
20
0,5
30
0,5
10
20
200.000
1
35
0,5
5
10
100.000
1,5
38
0,5
3
6
60.000
2
40
0,5
2
4
40.000
2,5
41
0,5
1
2
20.000
3
41,7
0,5
0,7
1,4
14.000
3,5
42,2
0,5
0,5
1
10.000
4
42,5
0,5
0,3
0,6
6.000
4,5
42,7
0,5
0,2
0,4
4.000
5
42,8
0,5
0,1
0,2
2.000
Titik optimum pemakaian produksi X adalah sebesar 3,54 unit
HUBUNGAN INPUTINPUT
HUBUNGAN Daya subtitusi tetap X1 naik, X2 turun dalam jumlah tetap, Q tetap Komplementer Pemakaian X1 lebih besar dari seharusnya dan tidak mempengaruhi Q Daya subtitusi berkurang X1 dapat mensubtitusi X2 namun jumlah dapat disubtitusi makin lama makin bekrurang
MRTS (Marginal Rate of Technical Subtitotion) adalah suatu tingkatan dimana X1 dapat disubstiutsi dengan X2 dengan output tetap konstan di sepanjang isoquant.
X2
6
A B
4
Isoquant 2
3
X1
X1 (unit) 0 25 50 75 100 125 150
ΔX1 (unit) 25 25 25 25 25 25
X2 (unit) 100 85 75 67 62 59 58
ΔX2 (unit)
ΔX2/ ΔX1
10 10 8 5 3 1
0,6 0,6 0,32 0,2 0,12 0,04
Kombinasi Optimum saat MRTS = 0,25 yakni X1 antara 75-100 unit X2 antara 62-67 unit
Y (unit) 20 20 20 20 20 20 20
• Suratiyah, K. 2011. Ilmu Usahatani. Jakarta : Penebar Swadaya
Prinsip Ekonomi Pertanian dalam Perusahaan Pertanian AGUS DWI NUGROHO FAKULTAS PERTANIAN UGM
Hubungan input-input Hubungan output-output
Biaya dan Pendapatan Kelayakan Usahatani
HUBUNGAN INPUT-INPUT
Isocost
X2
Isocot
X1
kombinasi input yang dapat dibeli dengan biaya yang sama
• Isocost line dapat dirumuskan dari Total Variable Cost (TVC)
Contoh soal Misal diketahui harga Px1 = 500, Px2 = 1000 Alternatif
X1
X2
Biaya X1
Biaya X2
Total Biaya
A
0
3
0
1000
3000
B
2
2
1000
2000
3000
C
4
1
2000
1000
3000
D
6
0
3000
0
3000
FUNGSI Kombinasi yang optimal dari pemakaian kedua input untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal Kombinasi yang memberi least cost atau biaya termurah untuk suatu output tertentu. Least Cost Combination tercapai saat kurva isocost bersinggungan dengan kurva isoquant.
slope isoquant = slope isocost MRS X 2 X 1 rasio h arg a input
X2
Isocot A (biaya termurah dengan output tertinggi)
Isoquant X1
• • • • •
Y = 20 unit PX1 = 100/unit PX2 = 400/unit Maka : MRTS = 100/400 = 0,25
X1 (unit) 0 25 50 75 100 125 150
ΔX1 (unit) 25 25 25 25 25 25
X2 (unit) 100 85 75 67 62 59 58
ΔX2 (unit)
ΔX2/ ΔX1
10 10 8 5 3 1
0,6 0,6 0,32 0,2 0,12 0,04
Kombinasi Optimum saat MRTS = 0,25 yakni X1 antara 75-100 unit X2 antara 62-67 unit
Y (unit) 20 20 20 20 20 20 20
HUBUNGAN OUTPUT-OUTPUT
Variasi/alternatif output yang dapat diperoleh dengan menggunakan sejumlah input tertentu yang dimiliki Misal : petani ingin memproduksi kedelai dan jagung pada 1 ha tanah dengan 2 orang TK
KURVA KEMUNGKINAN PRODUKSI Jagung (POSSIBILITY PRODUCTION CURVE) (Q2)
berbagai kemungkinan output yang dihasilkan dengan input yang dimiliki
KKP
Kedelai (Q1)
X2
PERBEDAAN KKP DENGAN ISOQUANT X2
Q2 KKP isoquant
X1
1.Jenis kombinasi yang diukur 2.Kurva Isoquant cembung, KKP cekung
Q1
Competitive
Complementary
Supplementary
Joint
Competitive
Jagung B
20
A
15
C
10
5
10 15
Apabila output suatu produk meningkat maka akan menurunkan output produk lainnya Padi
Complementary
Jagung B
20
Apabila output suatu produk meningkat maka akan meningkatkan output produk lainnya
A
15
4
6
Kacang Tanah
Supplementary Apel
15
A
4
B
6
Apabila output suatu produk meningkat/menurun maka output produk lainnya akan tetap/konstan
Jagung
Joint
Q2 Misal : Q1 : Q2 = 1 : 2 16 12 8
C
B
dua macam produk atau lebih dihasilkan secara simultan pada perbandingan tertentu
A
4
6
8
Q1
Marginal Rate of Product Substitution (MRPS) jumlah output Q2 yang dapat digantikan oleh setiap unit output Q1 apabila sumberdaya yang digunakan tetap
Isorevenue kurva yang menggambarkan kombinasi output yang menghasilkan total penerimaan (TR) yang sama Q2 PQ1 2; PQ 2 1; TR 80 80
TR
Q1 40
Q1 0 10 20 30 40
Q2 80 60 40 20 0
TR 80 80 80 80 80
BIAYA DAN PENDAPATAN
PENERIMAAN Total nilai output yang diperoleh produsen dari proses produksi Rumus : TR = P x Q TR = total penerimaan P = harga Q = total produksi
BIAYA • Pengorbanan yang dikeluarkan untuk membeli input maupun proses lain terkait proses produksi dan distribusi output sampai ke konsumen
Faktor internal : 1 Umur petani 2 Pendidikan, pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan 3 Jumlah tenaga kerja keluarga 4 Luas lahan 5 Modal
Faktor eksternal : 1. Input : Ketersediaan dan Harga 2. Output : Permintaan dan Harga
Usahatani Biaya dan Pendapatan
26
• Jenis biaya : Biaya Tetap/Fixed Cost Biaya Variabel/Variable Cost
Biaya Tetap/Fixed Cost Biaya yang nilainya tetap berapapun output yang dihasilkan Contoh : biaya alat mesin pertanian (alsintan)
TFC
AFC
Biaya Variabel/Variable Cost Biaya yang nilainya berubah tergantung output yang dihasilkan Contoh : biaya sarana produksi (saprodi)
TVC
AVC
Biaya Total/Total Cost Seluruh biaya untuk proses produksi • • • •
TC = TFC + TVC TC = biaya total TFC = biaya tetap total TVC = biaya variabel total
Biaya Total/Total Cost
ATC (Average Total Cost)
MTC (Marginal Total Cost)
Q
FC
VC
TC
AFC
AVC
ATC
MC
0
60
0
60
0
0
0
0
1
60
20
80
60
20
80
20
2
60
30
90
30
15
45
10
3
60
45
105
20
15
35
15
4
60
80
140
15
20
35
35
5
60
135
195
12
27
39
55
Jenis Input Lahan Modal TK Manajemen
Bukan Milik Sendiri Biaya Sewa/Sakap Biaya bunga modal Upah -
PENDAPATAN Selisih antara penerimaan dengan biaya
FORMAT HITUNGAN Biaya dan Pendapatana Usahatani No. Uraian Perhitungan 1 Nilai Produksi a. Padi QPD x PPD = Rp …………………. b. Jagung QJG x PJG = Rp …………………. c. Ayam QAY x PAY = Rp …………………. d. Ikan QIK x PIK = Rp …………………. Rp .………………… Jumlah-1
No. Uraian 2 Biaya Produksi a. Benih Padi Jagung Ayam Ikan b. Pupuk Urea SP36 KCl c. Pakan ayam d. Pakan ikan e. Pestisida f. Tenaga kerja luar g. Bunga kredit h. Sewa lahan/Bagi Hasil i. Iuran irigasi j. PBB k. Penyusutan
Perhitungan
XPD x PXPD XJG x PXJG XAY x PXAY XIK x PXIK
Jumlah-2
= Rp ………………… = Rp ………………… = Rp ………………… = Rp …………………
XUR x PXUR = Rp ………………… XSP x PXSP = Rp ………………… XKC x PXKC = Rp ………………… XPAY x PXPAY = Rp ………………… XPIK x PXPIK = Rp ………………… XPES x PXPES = Rp ………………… XTK x PXTK = Rp ………………… Rp ………………… Rp.………………… Rp ………………… Rp ………………… Rp ………………… Rp …………………
Biaya dan Pendapatana Usahatani No. Uraian Perhitungan 3 Pendapatan Usahatani (on Rp ………………… farm)= Jml-1-Jml-2= Jumlah3 4 Pendapatan Luar Usahatani a. Off-farm b. Non-farm
Rp.. ……………….. Rp.. ……………….. Rp.. ………………..
Jumlah-4 5 Pendapatan Rumah Tangga Tani =Jumlah-3 + Jumlah-4 = Jumlah-5
Rp …………………
CONTOH PENERIMAAN • Seorang petani a. memiliki lahan sawah seluas 1 ha dan ditanami padi dengan hasil padi 4 ton gabah kering panen (GKP) pada musim hujan dan 3 ton pada musim kemarau sedangkan hasil jagung 3 ton pipilan kering. Harga jual pada Rp 4.500/kg sedangkan jagung Rp 3.000/kg b. Memiliki lahan kering seluas 0,25 ha dan ditanami kelapa sebanyak 40 pohon dengan perkiraan produksi sebanyak 30 butir per pohon per tahun. Harga jual kelapa Rp 1.000/butir
CONTOH PENERIMAAN • Seorang petani c. memiliki pekarangan untuk menggemukkan sapi siap jual sebanyak 4 ekor dan membesarkan ayam buras sebanyak 120 ekor dengan jumlah pemeliharaan 40 ekor per periode. Harga jual sapi Rp 15 juta/ekor sedangkan ayam buras Rp 20.000/ekor
TOTAL PENERIMAAN
Produk No Jenis Produk Jumlah Satuan 1 Padi MH 4,000 kg 2 Padi MK 3,000 kg 3 Jagung 3,000 kg 4 Kelapa 1,200 butir 5 Sapi 4 ekor 6 Ayam 120 ekor Jumlah Penerimaan
Harga (Rp) 4,500 4,500 3,000 1,000 15,000,000 20,000
Penerimaan (Rp) 18,000,000 13,500,000 9,000,000 1,200,000 60,000,000 2,400,000 104,100,000
CONTOH BIAYA • Kebutuhan bibit a. Padi 30 kg dengan harga Rp 2.000/kg b. Jagung 20 kg dengan harga Rp 1.500/kg c. Ayam 120 ekor dengan harga Rp 5.000/ekor d. Sapi 4 ekor dengan harga Rp 2 juta/ekor • Kebutuhan pupuk a. Urea 300 kg dengan harga Rp 2.000/kg b. SP 36 150 kg dengan harga Rp 2.500/kg c. KCl 100 kg dengan harga Rp 3.000/kg
CONTOH BIAYA • Kebutuhan TK adalah 20 orang per musim tanam dengan biaya Rp 50.000/orang • Kebutuhan Pakan a. Konsentrat 1.000 kg dengan harga Rp 1.500/kg b. Pakan ayam 1.000 kg dengan harga Rp 2.000/kg • Pestisida 2 liter dengan harga Rp 35.000/l
TOTAL BIAYA Produk No Jenis Produk Jumlah Satuan 1 Bibit padi 30 kg 2 Bibit jagung 20 kg 3 Bibit Ayam 120 kg 4 Bibit sapi 4 kg 5 Pupuk urea 300 kg 5 Pupuk SP 36 150 kg 6 KCl 100 kg 7 TK 60 orang 8 Konesentrat 1,000 kg 9 Pakan ayam 1,000 kg 10 Pestisida 2 liter Jumlah Biaya
Harga (Rp) 2,000 1,500 30,000 2,000,000 2,000 2,500 3,000 50,000 1,500 2,000 35,000
Biaya 60,000 30,000 3,600,000 8,000,000 600,000 375,000 300,000 3,000,000 1,500,000 2,000,000 70,000 19,535,000
TOTAL PENDAPATAN Total Penerimaan Total Biaya Total Pendapatan
104,100,000 19,535,000 84,565,000
1
R/C ratio > 1
2
π/C > bunga bank yang berlaku
3
BEP Produksi/Harga/Penerimaan ˂ Produksi/Harga/Penerimaan
• Pendekatan Aljabar
Prinsip-Prinsip Ekonomi Pertanian dalam Perusahaan Pertanian
AGUS DWI NUGROHO FAKULTAS PERTANIAN UGM
Neraca Laporan Rugi/Laba
Analisis Keuangan
Tujuan perusahaan : memperoleh laba sebesarnya dengan mengalokasikan sumberdaya secara optimal diperlukan pencatatan sehingga membantu manajemen dalam pengambilan keputusan Kegiatan pencatatan disebut juga sebagai pembukuan atau proses akuntansi
• Kegiatan pencatatan meliputi pencatatan kegiatan bisnis di buku jurnal
pemindahan dari buku jurnal ke buku besar
Proses Pencatatan Dokumen Asli
Buku Jurnal
Buku Besar
Neraca Laba/Rugi Perubahan Modal
LAPORAN KEUANGAN
Laporan perusahaan yang disusun akuntan mengenai posisi keuangan perusahaan dan pendapatan pada suatu periode waktu
FUNGSI Pemilik Perusahaan Menilai kinerja manajer Pimpinan Perusahaan Perencanaan ke depan Mengukur kinerja individu atau proses kerja Investor/kreditur Menentukan memberikan investasi/kredit atau tidak
LAPORAN IDEAL Tepat waktu
Jelas, lengkap dan dapat dimengerti
Dapat diuji kebenarannya
NERACA
DEFINISI • Neraca menggambarkan keadaan keuangan perusahaan pada saat tertentu. • Neraca terdiri atas Aktiva (Assets) dan Pasiva (Liabilities). • Susunan kualitatif aktiva akan menentukan struktur kekayaan perusahaan dan susunan kualitatif pasiva akan menentukan struktur finansial dan struktur modal perusahaan.
TUJUAN • menilai likuiditas dan kelancaran operasi perusahaan • menilai struktur pendanaan dan • menganalisis komposisi kekayaan perusahaan
SISI KIRI Aset Aktiva
SISI KANAN Ekuitas Pasiva
AKTIVA • Kekayaan atau sumber ekonomi yang dikuasai dan digunakan perusahaan untuk mencapai tujuannya • Jenis AKTIVA TETAP BERWUJUD
AKTIVA LANCAR AKTIVA JANGKA PANJANG
AKTIVA LAIN-LAIN
AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD
AKTIVA LANCAR • aktiva yang diharapkan segera terkonversi menjadi kas, terjual atau terpakai dalam periode kurang dari satu tahun atau satu periode operasi normal perusahaan
AKTIVA JANGKA PANJANG • Pembelian aktiva dalam bentuk surat berharga bukan untuk tujuan operasi perusahaan secara langsung tetapi untuk tujuan jangka panjang • Misalnya menguasai perusahaan lain, pemupukan dana dan memperoleh tambahan pendapatan secara tetap.
AKTIVA TETAP BERWUJUD • fasilitas fisik yang mempunyai manfaat jangka panjang dan digunakan dalam operasional perusahaan • Contoh tanah, bangunan, kendaraan, mesin dan perlengkapan lain
AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD • Kekayaan melekat pada perusahaan secara keseluruhan dan tidak dapat diidentifikasikan secara fisik wujudnya • Contoh hak paten, hak cipta, goodwill
AKTIVA LAIN-LAIN • Aktiva yang tidak memenuhi kriteria aktiva sebelumnya • Contoh uang jaminan kontrak pemasangan listrik.
Aktiva adalah kekayaan perusahaan No Macam Aktiva Contoh 1 Aktiva Lancar a. Uang tunai b. Piutang c. Persediaan d. Pembayaran di muka e. Investasi jangka pendek (surat berharga, deposito) 2 Aktiva Tidak a. Tanah Lancar b. Bangunan c. Pabrik d. Investasi jangka panjang (saham perusahaan lain, obligasi dll) e. Aktiva tetap tidak berwujud (hak cipta, merk dagang, dll) 3 Aktiva Lain Tidak termasuk 1 dan 2 misal mesin tidak terpakai, biaya pra operasi, gedung dalam proses
PASIVA HUTANG Semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi dan merupakan sumber dana perusahaan dari kreditur Hutang lancar
Hutang jangka panjang
MODAL Hak atau bagian yang dimiliki pemilik perusahaan yang ditunjkkan dalam pos modal, surplus dan laba yang ditahan
Pasiva adalah hutang ditambah modal sendiri No Macam Pasiva Contoh Jangka a. Hutang usaha 1 Hutang Pendek (pelunasan b. Beban yang harus dibayar kurang dari perusahaan c. Pendapatan yang diterima dimuka setahun) d. Hutang pajak e. Hutang bunga f. Hutang gaji jangka a. Hutang obligasi 2 Hutang panjang b. Hutang hipotik a. Saham yang ditanam 3 Modal b. Laba yang ditahan
BENTUK • Scontro dimana semua aktiva tercantum di sebelah kiri/debit sedangkan hutang dan modal di sebelah kanan/kredit
• Vertikal dimana semua aktiva tercantum di atas kemudian di bawanya adalah hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal
• Disesuaikan dengan posisi yang dikehendaki perusahaan
keuangan
CONTOH Aktiva Lancar : Kas Surat Berharga Piutang
1.500.000 3.000.000 12.500.000
Persediaan Jumlah Aktiva Lancar
8.000.000 25.000.000
Hutang Lancar : Hutang dagang 5.000.000 Hutang pajak 2.500.000 Pendapatan diterima 2.500.000 dimuka Jumlah hutang lancar 10.000.000
Hutang Jangka Panjang : Aktiva Tetap : Hutan obligasi Gedung, Tanah, Traktor, Hutang hipotik Mesin dan Alat-alat Lain. 60.000.000 Jumlah Hutang JP Jumlah aktiva tetap 60.000.000 Modal Sendiri : Saham Laba ditahan Jumlah Modal Sendiri JUMLAH AKTIVA 85.000.000 JUMLAH PASIVA
15.000.000 10.000.000 25.000.000
35.000.000 15.000.000 50.000.000 85.000.000
LAPORAN LABA/RUGI
• Laporan Laba/Rugi menggambarkan arus dana (pendapatan dan pengeluaran) dalam suatu periode tertentu
PENDAPATAN • Kenaikan aliran dana kegiatan perusahaan, diakibatkan transkasi pendanaan. (financing).
masuk karena selain yang modal atau
JENIS PENDAPATAN pendapatan operasi • pendapatan dalam rangka kegiatan utama perusahaan. Contoh usaha perdagangan maka pendapatan operasi disebut penjualan.
Pendapatan non operasi • pendapatan selain dari kegiatan utama perusahaan. Contoh pendapatan bunga, deviden, untung penjualan aktiva tetap.
Untung luar biasa • Pendapatan non operasi yang sifatnya luar biasa baik kejadian maupun jumlahnya dan sifatnya insidentil. Contoh perusahaan memperoleh ganti rugi karena menang dalam perkara pengadilan hak paten.
BIAYA • Dana yang keluar karena kegiatan perusahaan, selain yang diakibatkan oleh transaksi modal atau pendanaan
JENIS BIAYA biaya operasi • biaya dalam rangka memperoleh pendapatan operasi. Contoh harga pokok penjualan (biaya yang melekat pada produk barang atau jasa yang terjual), biaya pemasaran/penjualan dan biaya administrasi dan umum
biaya non operasi • biaya selain dari kegiatan utama perusahaan. Contoh biaya bunga, rugi penjualan aktiva tetapn dan lainnya.
Rugi luar biasa • rugi non operasi baik kejadian maupun jumlahnya tidak dapat dikendalikan manajemen, misalnya adanya musibah kebakaran
• Hubungan dasarnya adalah : Penjualan → Harga Pokok Penjualan → Laba Kotor → Biaya Operasi dan depresiasi → Laba Usaha (EBIT) → Bunga → Laba Sebelum Pajak (EBT) → Pajak → Laba Setelah Pajak (EAT)
SUSUNAN • Bagian pertama adalah penghasilan dari usaha pokok perusahaan/laba kotor • Bagian kedua adalah biaya operasional perusahaan • Bagian ketiga adalah pendapatan dan biaya non operasional • Bagian keempat adalah pendapatan bersih sebelum pajak
BENTUK • Single Step yakni menggabungkan semua penghasilan menjadi satu kelompok dan semua biaya dalam satu kelompok sehingga untuk menghitung rugi/laba dengan mengurangkan total pendapatan terhadap pengeluaran
• Multiple step yakni pengelompokkan yang lebih teliti sesuai prinsip yang digunakan umum
CONTOH Penjualan
40.000.000
Harga Pokok Penjualan
20.000.000
Laba Kotor
20.000.000
Biaya Operasional
5.000.000
Depresiasi
1.500.000
Jumlah Biaya
(6.500.000)
Laba Usaha (EBIT)
13.500.000
Bunga (I)
(2.500.000)
Laba Sebelum Pajak (EBT)
11.000.000
Pajak 20% (T)
(2.200.000)
Laba Setelah Pajak (EAT)
8.800.000
LAPORAN PERUBAHAN MODAL
• Laporan yang mencatat informasi tentang penyebab bertambah atau berkurangnya modal selama kurun waktu tertentu. • Unsur-unsur laporan perubahan modal : a. modal awal b. laba/rugi bersih c. prive d. penambahan modal
CONTOH SOAL • 1 Januari : petani menanamkan modalnya sebesar Rp 5 juta untuk usaha jagung manis. • 3 Januari : petani membeli tanah untuk memulai usaha senilai Rp 3 juta. • 10 Januari : petani membeli peralatan seharga Rp 1 250 000,- secara kredit. • 10 Februari : petani membeli saprodi senilai Rp 250 ribu secara tunai. • 28 Februari : jagung dijual senilai Rp juta secara tunai. • 1 Maret : petani mengambil uang Rp 300 ribu untuk keperluan pribadi.
Jurnal
Tangg Uraian Debet Kredit al 1/1 Kas 5 000 000 Modal 5 000 000 3/1 Kas 3 000 000 Tanah 3 000 000 10/1 Peralatan 1 250 000 Utang 1 250 000 10/2 Saprodi 250 000 Kas 250 000 28/2 Kas 2 000 000 Jagung 2 000 000 1/3 Prive 300 000 Kas 300 000 Jumlah 11 800 000 11 800 000 Debet: penambahan aktiva, pengurangan modal/utang Kredit: pengurangan aktiva, penambahan modal/utang
CONTOH SOAL • 1 Januari : petani menanamkan modalnya sebesar Rp 5 juta untuk usaha jagung manis. Jurnal Tanggal Uraian Kas 1/1 Modal
Debet 5 000 000
Kredit 5 000 000
• 3 Januari : petani membeli tanah untuk memulai usaha senilai Rp 3 juta secara tunai Jurnal
Tanggal Uraian Kas 3/1 Tanah
Debet 3 000 000
Kredit 3 000 000
CONTOH SOAL • 10 Januari : petani membeli peralatan seharga Rp 1 250 000,- secara kredit. Jurnal Tanggal Uraian Peralatan 10/1 Utang
Debet 1 250 000
Kredit 1 250 000
• 10 Februari : petani membeli saprodi senilai Rp 250 000,- secara tunai. Jurnal
Tanggal Uraian Saprodi 10/2 Kas
Debet 250 000
Kredit 250 000
CONTOH SOAL • 28 Februari : jagung dijual senilai Rp 2 juta secara tunai. Jurnal Tanggal Uraian Kas 28/2 Jagung/Modal
Debet 2 000 000
Kredit 2 000 000
• 1 Maret : petani mengambil uang Rp 300 ribu untuk keperluan pribadi. Jurnal Tanggal Prive 1/3 Kas
Uraian
Debet 300 000
Kredit 300 000
Transaksi 01/1 03/1 10/1 10/2
28/2 01/3
Kas 5 000 000 -3 000 000 2 000 000
Neraca Aktiva Peralatan Lahan 3 000 000 3 000 000
1 250 000 2 000 000 1 250 000 3 000 000 - 250 000 1 750 000 1 250 000 3 000 000 2 000 000 3 750 000 1 250 000 3 000 000 - 300 000 3 450 000 1 250 000 3 000 000
Saprodi
Hutang+Modal Hutang Modal 5 000 000
5 000 000 1 250 000 1 250 000 5 000 000 250.000 250.000 1 250 000 5 000 000 2 000 000 250.000 1 250 000 7 000 000 - 300 000 250.000 1 250 000 6 700 000
No 1 2 3
Rugi Laba Uraian Penerimaan Biaya Laba Bersih
Nilai (Rp) 2 000 000 250 000 1 750 000
No 1 2 3 4
Perubahan Modal Uraian Modal Awal Laba Bersih Prive Modal Sekarang
Nilai (Rp) 5 000 000 1 750 000 -300 000 6 450 000
Slide Title
Prinsip-Prinsip Ekonomi Pertanian dalam Perusahaan Pertanian
AGUS DWI NUGROHO FAKULTAS PERTANIAN UGM
POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN Prinsip-Prinsip Ekonomi Neraca Pertanian dalam Perusahaan Laporan R/L Pertanian Analisis keuangan
RASIO KEUANGAN
LIKUIDITAS
SOLVABILITAS
PROFITABILITAS
METODE LIKUIDITAS Current Ratio : a. perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar b. CR 200% kadang sudah memuaskan perusahaan c. Menunjukkan tingkat keamanan kreditur jangka pendek
METODE LIKUIDITAS Acid Test Ratio : a. Perbandingan aktiva lancar kurangi persediaan dengan hutang lancar b. Menunjukkan kemampuan perusahaan membayar hutang jangka pendek tanpa memperhitungkan persediaan
METODE LIKUIDITAS Cash ratio (Rasio Kas)
METODE LIKUIDITAS Rasio modal kerja a. Rasio antara aktiva lancar dengan total aktiva b. Rasio antara pos dalam aktiva lancar dengan total aktiva lancar c. Rasio antara hutang lancar dengan total hutang d. Rasio antara pos dalam hutang lancar dengan total hutang lancar
METODE SOLVABILITAS Ukuran kemampuan perusahaan membayar hutang jangka panjang Rasio debt to equity : hutang tetap dengan modal sendiri
Rasio time interest earned : laba bersih sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga
Total Asets to Total Debt Ratio/ Debt Ratio
METODE PROFITABILITAS • Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
• Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
METODE PROFITABILITAS •
Rentabilitas Ekonomi/ daya laba besar/ basic earning power
Slide Title
Permintaan dan Penawaran Hasil Pertanian
AGUS DWI NUGROHO FAKULTAS PERTANIAN UGM
Penawaran dan Elastisitasnya Permintaan dan Elastisitasnya Faktor Mempengaruhi Permintaan & Penwaran
Keseimbangan Pasar
PERMINTAAN DAN ELASTISITASNYA
Permintaan adalah jumlah
P
barang/jasa
yang
dikehendaki untuk dibeli oleh para pembeli pada berbagai P2
B
tingkatan harga untuk suatu tempat dan waktu tertentu A
P1
Demand
Q2
Q1
Q
HUKUM PERMINTAAN
Semakin tinggi harga suatu barang maka akan semakin sedikit jumlah barang yang akan dibeli oleh pembeli, dan Semakin rendah harga suatu barang maka akan semakin banyak jumlah barang yang akan dibeli oleh pembeli Asumsi ceteris paribus atau faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).
Permintaan primer (Primary Demand) adalah permintaan dari produk barang jadi atau produk barang setengah jadi, seperti beras, roti, buahan olahan (kaleng), dll.
P
Dd
Permintaan turunan (Derived Demand) adalah permintaan dari produk primer atau dasar, seperti gabah, terigu (untuk roti), Q buahan segar (untuk produk Q olahan), dll
Dp
FUNGSI PERMINTAAN
Qd = a - bP Qd = Kuantitas barang yang diminta (unit) a = konstanta b = koefisien P = harga
CONTOH P
Q
2
30
4
26
6
22
8
18
10
14
P
Qd = a- bP 30 = a – 2b
Tentukan fungsi pemintaan 26 = a – 4b –
(ii)
4 = 2b, maka b = 2
b = 2 masukkan persamaan (i)
Qd?
10
(i)
ke
b = 2 → 30 = a – 2b
8
30 = a – 2(2)
6
Qd = 34 – 2P
4
a = 34, maka Qd = 34 – 2P
2
Q 14
18 22
26
30
Elastisitas harga dari permintaan ( d ) perubahan jumlah barang yang dibeli karena perubahan satu satuan harga barang tersebut
0 d <
0 d < 1
Permintaan bersifat in-elastis terhadap harga karena setiap persen perubahan harga barang tersebut hanya diikuti oleh perubahan yang relatif lebih sedikit dari jumlah barang yang dibeli
1 < d
Permintaan bersifat elastis terhadap harga karena setiap persen perubahan harga barang tersebut akan diikuti oleh perubahan yang relatif lebih banyak dari jumlah barang yang dibeli
d = 1
Permintaan bersifat uniter-elastis terhadap harga karena setiap persen perubahan harga barang tersebut akan diikuti oleh perubahan proporsional dari jumlah barang yang dibeli
Hitung Elastisitasnya
P
960
B A
800
900
1000
Q
Permintaan bersifat elastis
I Ed I = I -10% / 50% I = 0,5
Elastisitas pendapatan dari permintaan ( d ) perubahan jumlah barang yang dibeli karena perubahan pendapatan konsumen
Ed ≥ I Barang mewah I > Ed > O Barang primer Ed = (-) Barang inferior (bermutu rendah)
Y
Q
100
20
200
300
400
ΔY
ΔQ
Ed
100
20
(20/20) x (100/100) = 1
Barang mewah
100
5
(5/40) x (200/100) = 0,25
Barang normal
100
-10
(-10/45) x (300/100) = - 0,66
Barang inferior
40
45
35
Elastisitas silang dari permintaan ( d ) perubahan jumlah X yang diminta yang diakibatkan oleh perubahan harga barang Y
Ed (+) substitusi Ed (-) komplementer
X P Q
5 10
Y 10 8
5 7
10 5
PENAWARAN DAN ELASTISITASNYA
P Penawaran
Supply
adalah
jumlah barang / jasa P2 yang akan ditawarkan
untuk
dijual pada berbagai
P1
tingkat harga untuk
suatu
tempat
waktu tertentu
dan
Q Q1
Q2
HUKUM PENAWARAN
Semakin tinggi harga suatu barang maka akan semakin banyak jumlah yang ditawarkan untuk dijual, dan Semakin rendah harga suatu barang maka akan semakin sedikit jumlah yang ditawarkan untuk dijual Asumsi ceteris paribus atau faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).
Penawaran primer (Primary Supply) adalah penawaran dari produk primer atau produk dasar (baku), seperti gabah, sayuran dan buahan segar, dll.
P Sd Sp
Penawaran turunan (Derived Supply) adalah penawaran dari produk jadi atau setengah jadi, seperti beras, sayuran dan buahan olahan, dll
Q
20
FUNGSI PENAWARAN
Qs = a + bP Qs = Kuantitas barang yang ditawarkan (unit) a = konstanta b = koefisien P = harga
CONTOH P
Q
2
14
4
19
6
24
8
29
10
34
Qs = a + bP
Tentukan penawaran
fungsi
(i)
19 = a + 4b –
(ii)
-5 = -2b, maka b = 2,5
Qs = 9 + 2,5P
P
14 = a + 2b
10
Qs?
8
b = 2,5 masukkan ke persamaan (i) b = 2, → Qs = a + 2b
14 = a + 2(2,5)
6
a = 9, maka
4
Qs = 9 + 2,5P
2
Q 14
19 24
29
34
Elastisitas harga dari penawaran ( s
persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan karena perubahan satu persen harga barang tersebut
0 s< 1
1 < s
s = 1
Penawaran bersifat in-elastis terhadap harga karena setiap persen perubahan harga barang tersebut hanya diikuti oleh perubahan yang relatif lebih sedikit dari jumlah barang yang ditawarkan Penawaran bersifat elastis terhadap harga karena setiap persen perubahan harga barang tersebut akan diikuti oleh perubahan yang relatif lebih banyak dari jumlah barang yang ditawarkan Penawaran bersifat uniter-elastis terhadap harga karena setiap persen perubahan harga barang tersebut akan diikuti oleh perubahan proporsional dari jumlah barang yang ditawarkan
Hitung Elastisitasnya
P B
500
400
S
A
2000
2400
Q
I Ed I = I 20% / 20% I = 0,80
PENGGESER PERMINTAAN DAN PENAWARAN
P S
Perubahan sendiri
harga
(own
barang price)
itu pada
dasarnya akan menggeser jumlah D
0
barang yang ditawarkan (supplied) Q
dan yang dibeli (demanded). Pergeseran hanya terjadi pada satu
fungsi
permintaan saja
penawaran
atau
Perubahan faktor selain harga barang itu sendiri (own price) akan
menggeser
penawaran P S0
(supply)
jumlah dan
permintaan (demand).
S1
Terjadi pergeseran (shift) fungsi penawaran (dari S0 ke S1) atau D0
0
fungsi permintaan (dari D0 ke D1)
D1
Q
FAKTOR PENGGESER PERMINTAAN 1. Perubahan ukuran pasar Misal jumlah penduduk, semakin banyak penduduk yang mempunyai kebutuhan barang tertentu, maka semakin besar permintaan barang tersebut
2. Perubahan pendapatan konsumen atau daya beli P
a. Barang normal Pendapatan konsumen meningkat, maka jumlah barang diminta P1 akan meningkat dan kurva permintaan bergeser ke kanan
D1
Q1
D2
D3
Q2
Q3
Q
P D3
b. Barang inferior
D1
D2
Pendapatan konsumen meningkat, maka jumlah barang diminta menurun dan kurva permintaan akan bergeser ke kiri
P1
Q3
Q2
Q1
Q
3. Perubahan selera Selera menggambarkan bermacam-macam pengaruh budaya dan sejarah, kebutuhan psikologis atau fisiologis dan agama 4. Perubahan harga barang substitusi
Harga-harga dan ketersediaan barang-barang mempengaruhi permintaan akan sebuah komoditas.
terkait
5. Perkiraan konsumen ekonomi
tentang
keadaan
Misal : Ramalan konsumen bahwa harga akan menjadi mahal pada masa akan datang akan mendorong mereka untuk membeli lebih banyak barang di saat sekarang.
FAKTOR PENGGESER PENAWARAN 1. Produsen / pelaku pasar membutuhkan akan uang tunai dengan segera 2. Kenaikan ongkos produksi, dapat disebabkan kenaikan harga faktor produksi
3. Perubahan harga barang substitusi
4. Musim Faktor-faktor khusus juga sangat mempengaruhi kurva penawaran, misalnya cuaca akan mempengaruhi pertanian 5. Teknologi Produksi Kemajuan teknologi akan mengurangi biaya produksi, mempertinggi produktivitas, mutu dan menciptakan barang-barang baru sehingga mendorong kenaikan penawaran.
6. Kebijakan Pemerintah Misal pajak dan peraturan upah minimum dapat menaikkan harga input. Kebijakan perdagangan pemerintah juga mempunyai dampak yang sangat penting terhadap penawaran.
KESEIMBANGAN PASAR
Keseimbangan pasar terjadi bila permintaan sama dengan penawaran (D = S)
Keseimbangan harga (Pd = Ps)
Keseimbangan kuantitas (Qd = Qs)
Pada keseimbangan pasar tidak ada kecenderungan bahwa harga dan jumlah barang akan berubah
excess supply maka harga cenderung turun
excess demand maka harga cenderung naik
P
Kelebihan Penawaran
S
E
PE
D Kelebihan Permintaan
QE
Q
ED menuju PeQe P S
E
PE P1
B
A D
Kelebihan Permintaan
Q
Qe Q1
Q
• Qd > Qs • Produsen akan meningkatkan harga • Jumlah ditawarkan akan naik • Jumlah diminta akan turun • Terjadi PeQe
ES menuju PeQe P
P1 PE
Kelebihan Penawaran S B A E
D
Q2 Qe Q1
Q
• Qs > Qd • Produsen akan menurunkan harga • Jumlah ditawarkan akan turun • Jumlah diminta akan naik • Terjadi PeQe
• Mencari kuantitas dan harga keseimbangan secara matematis dengan rumus : Qd = Qs Qd = Fungsi permintaan Qs = Fungsi penawaran
Fungsi permintaan : Qd = 1.500 – 0,001 P Fungsi penawaran : Qs = -100 + 0,001 P Berapa Qe dan Pe? Qd = Qs. 1.500 – 0,001 P = -100 + 0,001 P 1.500 + 100 = 0,001 P + 0,001 P 1.600 = 0,002 P P = 800.000
P = 800.000 subtitusu ke fungsi penawaran, maka : Qs = -100 + 0,001 P = -100 + 0,001 (800.000) = - 100 + 800 = 700. Jadi, Pe = Rp. 800.000 dan Qe = 700.