t
Volume 2 Nomor'1, Juni 2015
Studi Variasi Tingkat Keanekaragaman Jenis Burung Pada Berbagai Tipe Habitat Di Areal Konservasi Perkebunan Sawit PT. MSM, Wilmar Plantation, Kalteng Belinda Hastari dan M. Arief \oendjoto.............. ..............:...
1-11
Analisis Pola Agroforestri Pada Kebun Petani
Kajian Ekspansi Akasia DI Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling
Respon Pertumbuhan Kedelai (Glycine
Pienyani
Rosawanti
mu (L.) Men.)
Terhadap Cekaman Kekeringan
35-44
Analisis Kepuasan Petani Terhadap Kegiatan Penyuluhan Pertanian di Keturahan Kalampangan, Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah Berkat dan Revi Sunaryati..
45-53
Pemanfaatan Abu Boiler Kelapa Sawit Terhadap Pertumbuhan Tajuk Tanaman Tomat 54-65 Nurul Hidoyoti don Asro' Laelani Indrayonti
Analisis Usaha Tani Jagung Kabupaten Malang
Sulistiani
(ka
mays) di Desa Kuwolu Kecamatan Bululawang 66-74
Jurnal Qaa4Yol. ZNo. l, Juni 2015 : 66-74
ANALISIS USAHA TANI JAGTII\iG (Zea mays) DI DESA KTIWOLU KECAMATAN BI]LULAWANG KABI]PATEN MALANG
ANALYilS OF PRODUCTION OF CORN OF FARMER IN KTIWOLU VILLAGE OF KECAMATAN BI]LULAWANG OF KABT]PATEN MALAI\G SULISTIANI Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas FGRI Palangka Raya
Email : greenleafo
[email protected]
ABSTRACT This article aim to know the effrciency of corn production to achieve the maximal corn product in relation using surface of farmland in which can influences the level of production of corn in Kuwolu village of Kecamatan Bululawang of Kabupaten Malang. Result of analysis of farmer com production in the village of Kuwolu showed that there was a relation between production level of corn with the measure of surface of farmland of fanner. The relation be measured with R/C rasio. According to result of analysis of R/C rasio we can understand that the wide surface of farmland of farmer can not improve the level of corn production (Rp. 2.879.114,62 ha-l with R/C rasio 4,00), while narow surface of farmland of farmer could improve the level of corn production @p. 3.054.909,12 ha-l with R/C rasio 3,43). Because on the wide surface of farmland the program of cultivation of corn not done at all of surface of farmland. For the farm of narrow tight agriculture, corn planted at all of its surface" Pursuant to the result of analysis, be suggested to goverment to be can compile the agriculture policy to increase corn production for the narrow farmland and also wide farmland to improve the production of corn further. Keyword s : effrc i e ncy, fa r ml a n d, p r o d uct io n
,"r#Jffiff
etelah padi dan sebagian besar banyak Jagung merupakan tanaman jagung per hektar di Indonesia masih rendah dibandingkan ditanam di pulau Jawa. Hasil dengan negara lain. Rendahnya hasil ini terutama disebabkan belum menyebarnya pamakaian Varieks Unggul, pemakaian pupuk yang sangat sedikit, cara bercocok tanam yang belum diperbaiki serta luas lahan yang sempit. Ukuran luas lahan dalam katagori luas dan sempit mempengaruhi produksi jagung, karena makin luas lahan tani makin besar penghasilan petani. Penentuan desa contoh ditunjuk dengan purposive dengan petani sampel dua strata yaitu strata lahan luas dan strata lahan sempit dimana setiap strata ditunjuk l5 petani sampel. Data primer diambil dengan cara wawancara langsung dengan petani sampel. Data sekunder diperoleh dari kantor desa atau intansi terkait. Untuk menganalisa data digunakan uji beda t hitung. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa rata-rata pendapatan petani berlahan luas ( > 0,4 hektar) Rp. 2.879.114,62 per hektar sedangkan rata-rata pendapatan petani berlahan sempit (< 0,4 hektar) Rp. 3.054.909.12 per hekatar. Sedangkan tingkat efisiensi pada masing-masing petani berlahan luas sebesar 4,00 dan petani berlahan sempit sebesar 3,43 dimana lebih efisien dari 4.00 tersebut.
66
Sulistiani, Analisis Usaha Tani Jagung
(ka
mays) di Desa Kuwolu Kecamatan Bululawang
daerah tertinggal banyak
PENDAHI]LUAN
yang
Jagung (Zea Mays) merupakan
ditinggalkan. Perubahan pekerjaan tersebut
tanaman pangan yang mengandung tepung
disamping menyebabkan berkurangnya
sudah dikenal kira-kira empat ratus tahun
jumlah petani juga mengurangi lahan pertanian yang dapat digarap. Pindah
yang lalu" pertama kali dibawa oleh orang
pekerjaan ke pekerjaan lain diiringi dengan
Portugis dan Spanyol. Karena merupakan
penjualan lahan pertanian oleh petani
sumber karbohidart, jagung merupakan
pemilik kepada pihak pengguna lain antara
tanaman penting kedua setelah padi dan
lain untuk
dapat pula digunakan sebagai
pakan
pembangunan jalan, industri, pariwitasa,
ternak. Jagung sebagian besar banyak
dan perhotelan. Dampaknya adalah menyempitnya lahan pertanian yang
sebagai bahan karbohidrat.
Di
Indonesia
ditanam di pulau Jaw4 terutama di Jawa
pengembangan perumahan,
Timur. Dengan terus meningkatnya pertambahan jumlah penduduk serta
menyebabkan tidak berimbangnya antara
berkembangnya usaha peternakan dan
dan petani lainnya yang masih berminat
indsutri yang menggunakan bahan baku
dalam usaha tani dengan lahan pertanian
jagung, kebutuhan jagung
yang tersedia. Lahan pertanian semakin
makin
keinginan bertani bagi pe.tani penggarap
sempit yang mana
meningkat pula-
Hasil jagung per hektar
di
Indonesia adalah 2.031.660 ton per tahun
dan masih lebih rendah dibandingkan
memerlukan
pengembangan kemampuan manajamen agar dapat berproduksi tinggi.
Di
desa Kuwolu tempat penelitian
terutama terkait dengan teknologi pangarL
ini dilaksanakan dari 1.276 pendudukny4 419 merupakan petani. Sebagian besar
belum menyebarnya pemakaian
varitas
petani sudah mengarah pada usaha tani
unggul, pemakaian pupuk sangat sedikit,
komersil; tidak hanya untuk memenuhi
cara bercocok tanam yang belum
keperluan keluarga. Petani memasarkan
diperbaiki serta terbatasnya luas lahan
hasil pertaniannya dengan cara memanen
tanam.
saat tanaman jagung masih muda yang
dengan negara lain. Rendahnya hasil ini
Perubahan orientasi
kerja
dari
buruh tani ke buruh pekerjaan lain karena
di
dianggapnya
lebih
menguntungkan
dibandingkan menjualnya pada umur tanaman jagung
yang lebih maju memberi harapan baru
tua. Dengan cara demikian, petani bisa memperoleh
untuk tercapainya kehidupam y,ang lebih
keuntungan tambahan dari hasii peniualan
baik. Lahan pertanian di pedesaan sebagai
batang jagung yang berfungsi sebagai
berkembangnya industri
perkotaan
67
Jurnal Qan4 Yol.
2No. l, Juni 2015 : 66-74
Dengan luas lahan
makanan ternak. Meskipun demikian
pertanian
dengan lahan petanian yang masing-
masing-masing sebagai mana dijelaskan di
masing relatif sempit masih menggunakan
atas, terdapat variasi ukuran
cara sederhana dan masih
kepemilihan lahan'pertanian petani desa
kurangnya
luas
kemampuan petani dalam mengalokasikan
Kuwolu. Dalam lingkup
modal. Dengan pengetahuan rendah pada
kepemilikan lahan pertanian petani desa
petani penggarap (Penyekop), maka keuntungan yang lebih besar tetap
Kuwolu penulis meneliti
berpihak pada petani pemilik lahan atau
luas dengan kepemilikan lahan
petani p€nyewa lain dibandingkan dengan
sempit. Dengan mmusan masalah sebagai
petani penyekap yang menggarap (Sinaga
berikut:
dan Kasryno, 1980).
a. Berapa besarnya pendapatan petani
ukuran
penghasilan
petani jagung antara kemilikan lahan yang
ysng
yang semakin sempig baik bagi petani
jagung pada masing-masing sistem penguhasaan lahan baik petani yang
pemililq penyew4 maupun
mempunyai lahan garapan luas dan
Dengan lahan pertanian garapan
penyekap,
ukuran lahan pertanian
berpengaruh terhadap pendapatannya. Hal
ini
petani yang berlahan garapan sempit?
garapan
sesuai dengan pendapat Sajogyo dalam
Prayitno dan Arsyad (1987),
yang
b.
Bagaimana tingkat
efisiensi
penggunaan input dalam berusaha tani
jagung masing-masing?
Tujuan dari penelitian
mengatakan bahwa makin luas lahan usaha
ini
adalah
taninya, maka makin besar persentase
mengetahui pendapatan usaha tani jagung
penghasilan rumah t^ngga petani dari
pada masing-masing strata ukuran lahan
sektor pertaniannya.
serta untuk mengetahui tingkat efisiensi
Berdasarkan pendapat Sajogyo
usaha tani jagung antara petani berstrata
' Arsyad (1987),
lahan luas dengan petani berstrata lahan
terdapat dua katagori petani berdasarkan
sempit. Hasil penelitian sebagai informasi
luas iahan usaha tani, yaitu lahan sempit
bagi pembuat kebijakan
dan lahan luas yang
masing-masing
pembinaan dalam mengatasi masalah
berpengaruh terhadap pendapatan usaha
teknis dan ekonomis yang dihadapi petani
tani. Di desa Kuwolu petani memiliki
jagung.
dalam Prayitno
dan
strategi
lahan garapan yang relative sempit dan
relative luas yang menarik untuk diteliti penghasi lannya dalam usaha tani jagung.
IVIETODOLOG I PENELITIAN
Penelitian bulan Agustus
-
ini
dilaksanakan pada
Oktober 2013
desa 68
rj
ti li
Sulistiani, Analisis Usaha TaniJagung
Kuwolu Kecamatan
(ka
moys) di Desa Kuwolu Kecamatan Bululawang
Bululawang
lahan luas didasarkan pada besaran rata
Kabupaten Malang Jawa Timur.
Pengambilan petani
-
rata tersebut. Petani yang memilik lahan sampel
dengan luas lebih kecil sama dengan 0,4
dilakukan dengan menggunakan metode
hektar termasuk strata petani lahan sempit.
stratified random sampling (Pengambilan
Petani yang memiliki lahan dengan luas
Acak Bersfata) dengan luas pengusahaan
lebih besar dari 0,4 hektar termasuk strata
sebagai dasar stratifikasi dan pemilihan
petani lahan luas. Dari 419 petani di desa
sampel untuk masing-masing
Kuwolu, 100 petani masuk strata
.
strata
petani
ditentukan secara proporsional. Hasil
lahan sempit dan 150 petani masuk strata
awal diperoleh data rata - rata
petani lahan luas. Masing-masing strata
obsen'asi
pengusahaan lahan sebesar
0,4
diambil l5 petani sebagai sampel.
hektar.
Pembagian strata lahan sempit dan strata
Tabel 1. Strata Pengusahaan Lahan dan Jumlah Petani Desa Kuwolu Kecarnatan Bululawang Kabupaten Malang
No
Pengusahaan
I
Lahan Sempit (< 0,4 ha)
2
Lahan
Luas
Jumlah Petani
Jumlah Sampel
100
15
150
l5
(< 0,4 ha)
Data yang diperlukan
dalam
sempit, digunakan
uji
beda
t hit dengan
penelitian ini berupa data primer dan data
rumus (Husaini Usman, 1995)
sekunder. Data primer berupa data yang
berikut
diperoleh
dari petani dengan
cata
sebagai
:
. r t.
4l
tl-
wawancara langsung dengan petani sampel
1
dengan seperangkat pertanyaan yang telah
n?
disiapkan. Data sekunder sebagai Lata pendukung diperoleh dari instansi dan
lembaga terkait setempat
yang
PEN{BAHASAN
berhubungan dengan penelitian ini.
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata pendapatan
HASIL PENELTTIAN DAN
dan
efesiensi usaha tani jagung antara petani
berlahan luas dengan petani berlahan
Responden yang diambil dalam pelaksanaan penelitian
ini
adalah petani
sebagai kepala keluarga. Karena itu penting unruk diketahui dari tingkat usia,
jumlah dan tingkat pendidikan.
Adapun
Jurnal @an,Yol.2 No. l, Juni 2015 :66-74
jumlah dari responden tersebut sebanyak
dinyatakan dengan uang yang diperlukan
30 orang petani jagung dan jumlah tersebut
untuk menghasilkan suatu produk" Biaya
dianggap mampu mewakili dari jumlah
produksi tersebut diklasifikasikan sebagai
populasi yang ada.
berikut:
Dengan tingkat pendidikan yang
Biaya Tetap @ixed Cost)
Pajak Tansh. Pajak
ditempuh oleh responden berbed4 maka mempengaruhi pola pikir dari masing
tanah
-
pertanian berlahan sempit adalah Rp
masing responden
ini dilihat dari segi pengetahuan. Responden yang dapat
115.333,33 per hektar pertahun dimana
menempuh pendidikan SLTP dan SLTA
nilai pajak ini sama dengan nilai pajak yang dikenakan pada tanah pertanian
lebih mudah dalam menerima inovasi baru
berlahan luas. Berlaku untuk satu musim
dibandingkan pada responden yang tingkat
tanam
pendidikannya renciah.
pengelolaan nonteknis.
Didalam melaksanakan
kegiatan
jagung dan
atas tanah dengan
Biaya Variabel (Variabel Cost)
usaha tani maka tidak lepas dari masalah
Biqta sarana produksL
biaya dan pendapatan. Biaya dalam hal ini
produksi adalah suatu bahan (input) yang
adalah semua
nilai
pengclrbanan dari
habis dipakai dalam satu kali
Sarana
proses
berbagai input selama berlangsungnya
produksi. Biaya sarana produksi meliputi
proses untuk menghasilkan output dan
biaya benih, biaya pupuk dan biaya obat-
dinyatakan dengan uang. Besar kecilnya
obatan. Rata-rata biaya sarana produksi.
pendapatan sangat tergantung kepada besar
Berikut ini rata-rata biaya sarana produksi
kecilnya usaha tani.
per hektar yang dikeluarkan oleh petani
Petani sebenarnya lebih tertarik
kepada hubungan antara biaya
dan
penerimaan dari pada kualitas hasil panen.
Biaya produksi yang dimaksud disini adalah semua pengeluaran yang
Tabel
2.
berlahan luas dan petani berlahan sempit
pada usaha tani jagung
di desa Kuwolu Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang
Tahun
2013.
Rata-rata Biaya Sarana Produksi Jagung Per Hektar Petani Desa Kurvolu Kecamatan Bulularvang Kabupaten Malang 70
Sulistiani, Analisis Usaha Tani Jagung (Zea mays) di Desa Kuwolu Kecamatan Bululawang
Lahan LuasAIa Fisik (kg) Nilai (Rp) 54.296,82 21,22 1,47.731,48 422,08 46.357,14 154,52 59.69A,47 198,96 33.883,06 341.958.97
Sarana
No.
Produksi Benih Pupuk Urea Pupuk KCL Pupuk TSP Obat-Obatan Total
1.
2.
J. 4. 5.
Biaya tenaga kerjo.
Lahan Sempit
/[Ia
Fisik fte) Nilai &p) 23,13 ,52,838,09 170.4t6,66 486,90 52.011,90 56.988,09
173,37
r89,96
49.547,6t 381.808.35
Penentuan
diberikan tenaga kerja diluar tenaga kerja
besarnya upah tenaga kerja berdasarkan
keluarga (Kaslan Tohir, I195). Berikut ini
jasa yang diberikan. Karena diasumsikan bahwa prestasi kerja
rata-rata biaya tenaga kerja
sebanding dengan upah yang diterima.
petani strata lahan luas dan petani strata
Yang dimaksud dengan upah tenaga kerja
Iahan sempit di Desa Kuwolu Kecamatan
adalah upah yang dibayarkan berupa uang
Bululawang Kabuapten
sebagai pengganti atas jasa yang telah
2013.
besarnya
yang
dikeluarkan dalam usaha tani jagung oleh
Tabel3. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja Produksi Jagung Per Hektar Petani
MalangTahun
Desa Kuwolu
Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang
No.
t. 2. 3. 4. 5. 6.
Lahan Luas/FIa
Jenis Kegiatan
Usahatani Pengolahan Lahan Penanaman
Pemupukan Penyuluhan Penyemprotan Hama dan Penyakit
Lahan Sempit/Fla
Pisit frurSPll Nilai (Rp) 48,20 74.282,03 101.866,29 60,96 108.188,42 65,42 59.405,37 36,22 10,61
Panen
74,03
Total
295,44
18.575,92 122.007,12 484.325,12
Fisik GIKSP) 1,14
142.005,55
72,93
127.644,44 132.119,44 65.558,33
8
75,49 37,46
1
Nilai (Rp)
I 1,63
20.361,11
18,63
207.610,44 695.308,31
397,28
jagung maka petani jagung desa Kuwolu
Pendapatan
disebut dengan produksi atau output,
Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang telah melaksanakan pemasaran
sedangkan segala bentuk pengorbanan
dengan o:rerimaan berupa uang. Berikut
dalam suatu proses produksi disebut biaya
rata-rata penerimaan. biaya usaha tani dan
Hasil usaha tani pada saat
produksi atau
nilai input.
panen
Dengan
pendapatan (Rp,/F{a) usaha tani jagung
terjadinya transaksi penjua!an output
yang diperoleh oleh petani strata lahan luas
t1
l,
Jurnal @am, Vol. 2 No.
dan petani strata lahan sempit Kuwolu
Kecamatan
di desa
Juni 2015 :66-74
Malang
Kabupaten
Bululawang
Tabel 4. Rata-Rata Penerimaan dan Pendapatan Petani Jagung Strita Lahan Sempit dan Srata Lahan Luas Desa Kuwolu Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang
1
Lahan Luas 3.878.390,2t 9.900,07 395,725
Keterangan
No. Penerimaan
'
a. Produksi (Ke/Ha) b. Harga (Rp/Ke) 2
J
4
Biaya Total a. Pajak Tanah (Rp/Ha) b. Tenaga Kerja Ep/Ha) c. Sarana Produksi (Rp/Ha) Pendapatan (Rp/Ha) R/C Rasio
115.592,59 484.325,t8 399.357,77 2.879.114,62 4,00
Lahan Sempit 4.339.559,52 11.107,69
390,68 115.333,33
695.308,31 4',t4.008,69
3.054.909,12 3,43
penerimaan
proses penggunaan lahan sempit lebih
usaha tani jagung yang diperoleh petani
berlahan luas sebesar Rp. 3.8?8.390,21
efisien dalam produksi jagung dimana penerimaan petani jagung rata-rata Rp
dan petani berlahan sempit sebesar Rp.
4.339.559,52
4.339.559,52. Besamya angka tersebut
Sementera itu R/C rasio pada pengelolaan
kali antara biaya
lahan luas sebesar 4,00 yang menunjukkan
Rata-rata besarnya
diperoleh dari hasil
produksi dengan harga prodr-rk itu sendiri.
Adanya perbedaan harga jumlah antara petani berlahan luas dan petani berlahan sempit karena petani berlahan
sempit cenderung menjual
hasil
Wr hektar p€r
tahun.
bahwa tidak lebih efisien dari penggunaan
lahan sempit, dengan penerimaan sebesar Rp 3.878.390,21 per hektar per tahun.
Pada penggunaan lahan luas biaya
menjadi lebih kecil sedangkan pada lahan
produksinya kepada pihak perusahaan
sempit biaya menjadi lebih
dengan cara borongan. Sedangkan petani
Mengingat penelitian
berlahan luas tidak menggunakan cara
produksi jagung sebagai variabel bebas
tersebut mereka cenderung menjual hasil
dan subjek luas lahan sebagai variabel tak
produksinya sendiri kepada pasar.
bebas, maka besarnya biaya
ini
besar.
berobjek pada
yang
hasil produl: jagung di atas di mana lahan
dikeluarkan maupun pendapatan berkonversi pada luas lahan. Semakin
sempit menghasilkan R/C rasio dihasilkan
luas lahan 1'ang digunakan berakibat pada
Melihat dari aspek R/C rasio pada
sebesar 3,43 yang menunjukkan bahrva
72
Sulistiani, Analisis Usaha Tani Jagung (Zea mays) di Desa Kuwolu Kecamatan Bululawang kecilnya biaya per hektar dengan produksi
diusahakan
secara
intensif maka kuantitas produksi
yang menjadi rendah.
Kecilnya biaya dan
Hal ini bila
yang
pendapatan
dihasilkan akan baik. Untuk itu perlunya
pada lahan luas menunjukan rendahnya
informasi tentang tetcnit< dan pengolahan
efisiensi penggunaan lahan. Pada pengamatan penulis di lapangan bahwa
usaha tani jagung dari petani yang sudah
berhasil. Dengan demikian
produksi
terdapat dua faktor penyebab; yaitu (1)
jagung dapat ditingkatkan
sehingga
banyak ruang pada lahan luas yang tidak
pendapatan petani jagung dapat meningkat
digunakan sebagai lahan tanam dan (2)
seiring dengan meningkatnya luas lahan.
tanaman dengan pemeliharaan yang buruk.
Teori yang dinyatakan Sajogyo dalam Prayitno dan Arsyad (1987), yang mengatakan bahwa "makin luas lahan usahataniny4 maka makin besar persentase penghasilan rumah tangga petani", dalam hal ini tidak dapat tercapai
mengingat tidak efisiennya pengelolaan usaha tani jagung lahan luas
di desa
Kuwolu Kecamatan Bululawang
DAFTAR PUSTAKA Ato Suprapto. (2005). Kelayakan Investasi Agribisnis. Kanisius. Yogp'akarta. Bambang Cahyono. (2003). Pisang. Budi Daya dan Analisa Usaha Tani. Kanisius. Yogyakarta.
Hadi Saputro. (1975). Biaya
dan
Di Dalam Usaha lani. Departemen Ekonomi Pertanian
Pendapatan
Fakultas Pertanian
Universitas
Gaj ah Mada. Yog-vakarta.
Kabupaten Malang Jawa Timur.
Moeljadi
Banowidjoyc.(I983). Pembangunan Peilanian Usaha Tani Nasional. Surabaya.
KESIMPT'LAI\[
Dari hasil pembahasan usaha tani jagong di desa Kuwolu Kecamatan
Bululawang Kabupaten
Malang
disimpulkan R/C ratio usaha tani jagung dengan strata lahan luas sebesar 4,00. Pada
strata lahan sempit diperoleh sebesar
3,43.
R"/C rasio
Dengan membandingkan
kedua R/C rasio tersebut diketahui bahwa
pengelolaan usaha tani jagung
di
desa
Kuwolu Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang lebih efisien dengan
, AT. (1984). Menggerakan dan Membangun Pemanian. CV.
Mosher
Yasaguna. Jakarta.
Mubyarto. (1977). Pengantar Ekc'nomi Pertanian. LPPES. Jakarta.
Rakhmad Rukmana. (2003).
BaYarn.
Bertanam dan Pasc,apanen. Kan
i
si
Pengolahan us. Yogl'akarta.
(2011).
Bawang
Daun. Kanisius. YogYakarta.
Suprapto. (2004). Bertanam
Kacang :cial'a. Jakarta. Tanah. Penebar Sru
lahan sempit. 73
Jurnal @aw, Vol. 2 No.
l,
Juni 2015 :66-74
Redaksi AgroMedia. (2009). Budi Daya Tanaman Buah Unggul Indonesia. PT Agromedia Pustaka. Jakarta. l
Rivai Bahtiar. (1973). Usaha Tani Di Indonesia Disadur Oleh Krisnadi. Jakarta.
Soeharjo dan Dahlan Patong. (1973). Sendi-Sendi Pokok Ilmu Usahatani. IPB.
Sutrisno. (1988). Analisa Usaha Tani.
Direktorat Jenderal
Tanarnan
Pangan. Jakarlo,.
Suparto. (1977). Bertanam
Jagung.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Suhartini Arikunto (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.
Soekartawi. (2000).
Pengantar
Agroindustri. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
t+
-t
