Apa itu ibadah? Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 12:22
Roma 12:1-2; Yesaya 6: 1-8; 1Timotius 6:6 Sering kali kita melakukan hal yang keliru karena menganggap bahwa "Ibadah" hanya sama dengan pergi ke gereja lalu duduk ikut kebaktian Minggu dan itu sudah cukup. Di gereja kita seperti biasanya bisa bernyanyi memuji Tuhan atau kemudian kita diam tokh mendengar Paduan Suara yang nyanyi. Melalui ibadah seperti ini kita berharap dapat menikmati firman Tuhan yang enak didengar bila perlu ada leluconnya. Kemudian dilanjutkan dengan doa permohonan supaya rejeki senantiasa berlimpah buat kita menjadi kaya-raya dan pulang dengan penuh suka-cita. Namun kenyataannya tidak demikian, kita diperhadapkan dengan kebaktian yang kita anggap begitu monoton., khotbahnya tidak ada yang lucu bahkan menyakitkan hati karena penuh dengan sindiran halus, selain itu juga membuat ngantuk karena terlalu panjang, koornya banyak yang fals, dan akhirnya yang menjadi sasarannya adalah sang pengkhotbah, khotbahnya jelek, tidak menarik, aplikasinya kurang, teologianya ngawur, bahasanya terlalu tingggi dan sebagainya. Saudara, orang yang berpandangan seperti ini adalah orang yang mempunyai konsep bahwa Ibadah itu hanya mendengar "khotbah", padahal kalau di dalam satu Kebaktian Umum, ibadah itu mencakup keseluruhan, termasuk pembukaannya atau preludenya sampai doa berkat dan postludenya. Orang yang menganggap bahwa ibadah hanya khotbah, maka baginya terlambat datang ke gereja itu nggak soal, yang penting belum sampai giliran khotbahnya. Sebenarnya ibadah yang sejati adalah ibadah yang dijalankan setiap hari di dalam segala segi kehidupan kita, termasuk saat kita kuliah, saat kita bekerja, saat kita berpacaran, saat kita menikah, saat kita berdagang, saat kita mendidik anak dan sebagainya. Itulah sebabnya maka rasul Paulus mengingatkan kepada kita bahwa Ibadah yang sejati adalah ibadah yang seharusnya sesuai dengan Roma 12:1, yang menyangkut hidup kita secara keseluruhan dan itu berlangsung setiap hari. "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna". Seandainya saat ini anda masih keliru berpandangan di dalam ibadah, maka kita harus insaf sepenuhnya, supaya berkat-berkat Tuhan yang seharusnya dicurahkan dan dilimpahkan pada kita tidak berlalu begitu saja bahkan jatuh ke tangan orang lain. Hari ini di gereja kita kalau anda perhatikan ada susunan Liturgi, tujuannya adalah supaya kita yang berbakti di gereja lebih sungguh di bawa masuk ke dalam ibadah yang lebih sungguh pada Tuhan. Sesuai dengan petunjuk yang diberikan marilah kita perhatikan Yesaya 6:1-8. Ada beberapa unsur penting yang perlu kita perhatikan, mengapa Liturgi tersebut disusun sampai sedemikian rupa? Ada empat unsur yang saya anggap penting untuk kita seliki bersama: Unsur yang I : Ibadah Yang sejati berisi Puji-pujian kepada Tuhan Yesaya menyebutkan bahwa "Kudus, kudus, kudus lah TUHAN semesta alam, seluruh
1/6
Apa itu ibadah? Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 12:22
bumi penuh
kemulian-Nya"
Tiga kali berturut-turut Yesaya menyebut Tuhan sebagai TUHAN yang Kudus, ada yang mengatakan Yesaya menunjukkan ini kepada Allah kita yang Tritunggal itu. Bahwa sungguh Allah kita itu penuh dengan kekudusan dan itu sangat dipentingkan oleh TUHAN. Bagi Yesaya Allah yang kita sembah adalah Allah yang Kudus, oleh sebab itu kita juga harus datang kehadirat-Nya dengan penuh kekudusan. Segala tingkah laku kita, tutur kata kita, kehidupan pribadi kita, rumah tangga kita, pergaulan kita, usaha kita, pekerjaan kita harus kudus. Arti kata kudus itu berarti dipisahkan dari suatu tempat yang lain dalam arti yang lebih baik atau diasingkan ke tempat yang layak. Saya masih ingat sewaktu kecil di kota kelahiran saya yakni Medan, pada bulan lima kalender Tionghoa biasanya orang-orang Tionghoa makan Bakcang, walaupun sekarang ini kalau saudara ke pasar tanpa harus menunggu bulan lima saudara sudah bisa makan Bakcang. Nah Bak Cang yang di buat dulu ada dua macam, satu yang Bakcang berisi daging yang satu lagi disebut Ki Cang, yang ini kosongan seperti kue Lupis. Untuk membuat Ki Cang biasanya ini agak sulit, sebab Ketan itu harus dipilih satu persatu butir untuk dipisahkan, Ketan yang masih utuh saja yang bisa dipakai untuk membuat Ki Cang tersebut. Nah ini yang dilakukan oleh orang-orang Tionghoa yang belum percaya untuk mempersembahkan kepada dewa-dewanya. Kalau untuk dewa saja mereka rela dan penuh setia berbulan-bulan, memisahkan butiran-butiran Ketan bahkan sampai Ketan yang berkilo-kilogram. Mengapa kita sebagai orang percaya begitu menganggap remeh Tuhan kita yang Kudus itu? Itulah sebabnya gereja mencanangkan Bulan Mei dan Juni sebagai bulan Cinta Gereja dan Tertib Ibadah. Kita mau mengubah diri menjadi tidak terlambat lagi, kita tidak mau datang ke gereja hanya dengar khotbah saja tetapi kita mau mempersembahkan sesuatu yang terbaik, yang kudus dihadapan Tuhan Unsur yang II : Ibadah yang sejati berisi Pengakuan Dosa Sejak abad X pengakuan dosa itu dipakai oleh kalangan Katolik sebagai suatu kebiasaan dari Imam di depan Mezbah, ia tunduk dan mengaku dosa dihadapan Allah. Pengakuan dosa ini disebut "Confessio". "Confessio" ini pada mulanya disebut "doa tangga" karena para Imam itu berdoanya di tangga. Setelah jaman Reformasi Martin Luter, Confessio ini tetap dilanjutkan dipakai di dalam kebaktian. John Calvin mengatakan hendaknya pengakuan dosa itu dilakukan setiap orang, karena kita adalah orang-orang yang berdosa. Yesaya mengatakan dalam ayat 5 "Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat sang Raja yakni Tuhan semesta alam" Saudara, bagi Allah kita ini ibarat debu atau kotoran yang tiada artinya, apalagi ditambah dengan dosa-dosa yang kita perbuat. Itulah sebabnya dihadapan Tuhan, kita tidak ada arti apa-apa. Namun karena Anugerah serta Kasih sayang Tuhan kita yang tidak ada apa-apa telah diubah oleh Tuhan menjadi ada apa-apanya. Itu berarti yang mengubah kita juga adalah Tuhan, maka itu tidak layak kita sombong dan tinggi hati, siapapun kita? Kaya miskin, tua muda dan
2/6
Apa itu ibadah? Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 12:22
sebagainya, tidak ada hak sedikitpun kita berlaku sombong. Sering kali saya perhatikan di gereja, orang-orang begitu pelit untuk senyum, berapa sih harga senyum anda? Begitu pelit untuk menyapa, berapa sih harga sapaan anda? Begitu sulit untuk bersalaman, mungkin anda takut kalau tangan anda kotor, bukankah di gereja kita punya Toilet, airnya cukup untuk kita cuci tangan bukan? Perhatikanlah bahwa apa yang diceritakan Tuhan Yesus: "Ada seorang Farisi dan seorang pemungut Cukai yang datang ke Bait Allah, meeka sama-sama hendak berdoa. Si orang Farisi mengatakan ia telah menjalankan ibadah dengan baik, puasa dengan taat, memberi persembahan persepuluhan dan tidak melakukan dosa tidak seperti si Pemungut Cukai itu. Tetapi si Pemungut Cukai itu datang dengan penuh rasa bersalah, bahkan Alakitab kita mencatat untuk menengadah ke lagitpun ia tidak berani, lalu ia mengatakan "Ampunilah aku yang berdosa ini". Dan apa yang terjadi? Tuhan Yesus mengatakan justru doa si Pemungut Cukai itu yang dikabulkan. Mengapa? Bukankah si Farisi datang dengan kesungguhan hati juga? Cukup suci dan layak di dalam penilaian manusia? Tuhan melihat di dalam diri orang Farisi ini ada kesombongan diri dan tidak adanya pengakuan dosa, ia selalu menganggap diri paling pandai, paling benar paling hebat dan sebagainya. Untuk pengakuan dosa itu ternyata tidak gampang, ada hal-hal yang cukup menyakitkan, tetapi yang paling penting adalah kita bisa diubah oleh Tuhan. Dalam bukuinya yang berjududul The Strong Family, Charles R. Swindoll menceritakan sebuah pengalaman yang cukup menarik ; Diceritakan bahwa ada seorang adak yang bernama Robert yang menjadi pasien Dr William Slonecker karena terkenal bandelnya. Dr Slonecker mengatakan bahwa staffnya selalu mengeluh kalau Robert dijadualkan hadir di sana. Anak itu secara harafiah menganggu ketenangan di klinik itu, ia selalu merebut alat-alat praktek, map serta telepon. Ibunya pasif saja tidak berbuat apa-apa selain menggeleng-geleng kepala karena panik. Selama satu sisi pemeriksaan, Dr Slonecker menemukan bahwa gigi Robert itu berlubang, lalu ia menyuruh anak itu ke dokter gigi. Dr Slonecker berpikir dokter gighi siapa yang cocok bagi pasien seperti model begini? Lalu ia memperkenalkan Robert kepada seorang dokter gigi yang lebih tua yang terkenal kesabarannya. Apa yang terjadi? Ketika Robert tiba di tempat praktek dokter gigi itu, maka rasanya dokter tua itu sudah siap bertempur: "Silakan duduk, anak muda," kata dokter itu " Tidak mau" demikian jawab anak itu. "Anakku, saya menyuruhmu duduk di kursi itu dan itu yang saya perintahkan untuk dilakukan," kata dokter gigi itu lembut. Robert memandang dokter itu sejenak lalu ia menjawab, "Jika engakau memaksa saya duduk, maka saya akan membuka pakaian saya." Dokter gigi itu menjawab dengan tenang, "Silakan buka,
anakku."
3/6
Apa itu ibadah? Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 12:22
Anak itu mulai melepaskan bajunya, celana, sepatu, dan kaus kakinya dan menatap dokter itu dengan tantangan yang cukup berani. "Nah sudah siap," kata dokter itu, "Sekarang silakan duduk di
kursi".
"Dokter tidak mendengar saya," bentak si Robert. "Saya bilang kalau dokter tetap memaksa saya duduk, saya akan melepaskan seluruh pakaian saya." "Silakan, anakku," jawab pria itu. Robert melanjutkan melepaskan celananya dan akhirnya berdiri telanjang bulat di depan dokter gigi dan asistennya. "Nah anakku, sekarang duduklah," kata dokter itu. Robert pun akhirnya mengikuti perintahnya dan duduk dengan tenang selam prosedur. Ketika lubang giginya selesai dibor dan ditambal ia diperintahakn untuk turun dari kusi itu. "Berikan pakaian saya sekarang juga," kata anak itu. "Maaf," jawab dokter gigi itu. "Katakan kepada ibumu bahwa kami akan menyimpan pakaianmu malam ini, Ia bisa mengambilnya besok pagi." Saudara ... Dapatkah Anda bayang betapa kagetnya ibu Robert ketika pintu praktek dokter terbuka dan anknya kedapatan lagi telanjang bulat? Robert dan ibunya secepatnya meninggalkan klinik itu tanpa memperdulikan orang-orang yang memperhatikan mereka. Keesokan harinya, ibu Robert datang kembali ke tempat praktek dokter gigi itu, jangan berpikir bahwa ia akan menuntut dokter tersebut; tetapi justru ia berterima kasih kepada dokter tersebut karena, selama ini Robert selalu mengancam mamanya dengan terlanjang dan hanya dokter gigi ini orang yang pertama tidak memenuhi keinginan anaknya ini. Mulai saat itu si Robert berubah. Supaya seseorang mengaku dosa dihadapan Tuhan maka perlu kiranya kadang-kadang rasanya kita dibiarkan menderita, susah, sakit dan sebagainya, supaya benar-benar kita bertobat dan kapok dihadapan-Nya. Unsur ke III : Ibadah yang sejati berisi pengampunan dosa Perhatikan Yesaya 6:6b "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni" Kesalahan apapun yang diperbuat manusia dapat Tuhan Yesus bebaskan dan bersihkan melalui darah yang sudah dicurahkan di atas kayu salib. Oleh karena itu firman Tuhan yang tertulis di dalam Yesaya 1:8 mengingatkan kita bahwa "Sekalipun dosamu merah seperti Kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain Kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba."
4/6
Apa itu ibadah? Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 12:22
Inilah berita Anugerah dari Tuhan. Saudara, masalah apapun yang menimpa kita saat ini, baik kesulitan maupun sakit sebagai anak-anak Tuhan, percayalah bahwa bersama Tuhan kita sanggup menyelesaikannya. Persolannya adalah, pernahkah kita dengan jujur, dengan tekun, dengan taat, dengan setia, dengan air mata untuk datang kepada Dia untuk memohon pengampunan terlebih dahulu?. Pengampunan dosa berisi berita Anugerah dari Tuhan. Pengampuan dosa bukan merupakan pengharapan bagi orang percaya atau sesuatu yang mudah-mudahan, tetapi merupakan kepastian, suatu kenyataan. Pengampunan dosa berarti suatu berita Anugerah bahwa Allah di dalam Kristus telah mendamaikan diri-Nya dengan dunia ini, berdasarkan kematian Kristus rela untuk mengampuni dosa kita. Sudahkan anda mengalaminya? Unsur ke IV : Ibadah yang Sejati berisi Tantangan dan Tekad Yesaya 6:8 "Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku? Maka sahutku "Ini aku, utuslah aku!" Di dalam ibadah kita, khotbah bukan yang terpenting, tetapi salah satu dari yang perlu dipentingkan selain susunan acara yang lain. Itulah sebabnya melalui uraian firman Tuhan yang disampaikan oleh pengkhotbah jemaat diminta untuk mencatat apa saja yang dirasakan penting sesuai dengan salah satu poin tertib Ibadah kita; supaya tatkala kita tiba di rumah ada sesuatu yang bisa dilaksanakan. Sebagai manusia kita begitu sibuk dengan pekerjaan dan usaha kita, mengurus anak dan sebagainya, jujur sajalah tanpa mencatat acapkali kita lupa apa yang sudah disampaikan. Sedangkan dicatatpun kadang kala kita lupa bukan? Dengan mencatatnya maka kita tidak ada lagi alasan untuk mengatakan hari ini kotbahnya tidak enak, yang enak hanya humornya. Anda tidak diminta untuk mempraktekkan humornya bukan? Tetapi yang perlu anda praktekkan adalah perintah Tuhan hari ini! Yesaya dengan jelas mengatakan ia mendengar suara Tuhan. Ada sesuatu yang merupakan tantangan. Sekali lagi perhatikan bahwa Allah tidak pernah memaksa manusia, termasuk untuk menaati firman-Nya. Manusia diberi kebebasan sebebas-bebasnya termasuk juga bagi Yesaya, itulah sebabnya terdengar jawabannya yang secara suka-rela mengatakan "Ini aku, utuslah aku". Saudara, terhadap kita semua, Allah juga tidak pernah memaksakan kehendak-Nya. Ia mau kita secara suka-rela menyerahkan diri kepada-Nya. Saya tahu ada jemaat kita yang sudah lama mendengar firman Tuhan, tetapi masih menjaga jarak pada Tuhan. Ikut kebaktian kalau perlu saja, artinya kalau pengkhoitbahnya dari Luar Negeri, kalau terpaksa karena lagi mempersiapkan diri Katekisasi atau mau menikah, sesudah menikah batang hidungnyapun tidak kelihatan lagi. Oh, ini sungguh-sungguh terjadi saudara. Sekali lagi kita perlu ingat, Tuhan tidak memaksa kita. Ia mau kita rela, ya rela menyerahkan diri kita kepada-Nya. Bagi jemaat Tuhan yang sudah percaya, biarlah setiap hari kita mau kita mengambil tekad untuk memperbaharui diri. Saya tidak bisa bayangkan kalau setiap hari hidup kita diperbaharui melalui firman Tuhan, kita akan hidup penuh dengan ketenangan dan kesuka-citaan serta kedamaian. Kalau dahulu kita suka dendam, sekarang mengampuni orang lain, Kalau dahulu kita suka
5/6
Apa itu ibadah? Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 12:22
benci, sekarang kita mengasihi. Kalau dahulu kita suka kritik saja, sekarang kita terlibat dalam pelayanan, Kalau dahulu kita masih berbuat dosa, sekarang kita hidup suci. Kalau dahulu kita suka merusak rumah tangga orang lain, sekarang kita bertobat, kalau dahulu kita suka menceritakan masalah orang lain sekarang kita selalu memuji orang. Oh betapa indahnya. 16 Juni 2003 Saumiman Saud
6/6