Masyadat yang hidup di desa-desa zaatu daeralt aliran sungai (DAS) &pat dipandang sebagai satu ekoskkm, k m a tejadinya hubungan timbd-baUk (iiteraksii)antar8 manusia dengan linglrungannya (Dosman ct rL halaman 6). Yang dimaksud dengan DAS adalah suatu ailayah peaerima air hujan p u g dibatasi deb puagguag Wgonuag, n e h i a semua curah hujan y a q jatuh diatasnya akan mesgali disongri utama dan akhirnya bermuara ketaot (Manan, 1978). Dengan pemilihrn DAS hi,d k h untuk ditelaah bagaimana usaha-nsnho nunahtangga tebtgPi d n a n analids)mengalokasi dan memanfaatkan waLtu mereka yang tcrscdt dalam mengolab daya dukung lingkungamp onto& m r m e tingkat kesejahttzaan ~mahtangga. Pemanfaatan waLtu terutamr rrlrhr lnang yang banyak di Iur usahatani menjadi sangat penting, bila peduasan trnah sawah dan ladang sebagai somber pendapatan. akan memsak Ibgbngan hidop. Daya dukung lingknngan p u g dimakmd di sini rdafah kemampuan liigknngan mtuk metldukuug kehidnpan pada tiq$at yang memungkinkan kegiatan manusia untulr meacPpai hidup yang waju dan kdari. Secara a d m i i i DAS ini melipti KabupateoTalakar, Gowa dan Kota Madya Ujollspandong Qihpt petir .)I Ada 25 desa yang texakup di dalamnya +-tu desa Lasang flakatark p.bbuadaluag, T m t u , Bootoala. Lanna. Lo~~nboko.Manuju, BorkaUo, Rrigi, BL.lino, Euluttana. Majannang. Spam -loam. B0tdempmg.n. Suaggominasa. Katangka (Gowa) dm Barambar& Mseini Sombak, Bontorrnrru &ata Madya Ujungpandang). DAS ini membeniang dari T i ke Barat dengan panjang kira-kira 60 kilometer. Lursaya &a-kira 70.000 ha, tadiri atas wilayah hulu (penyimpan /pen@ad air) d u a s kira-kira 53.W ha, dm bagian bawah Lira-kiia 17.000 ha. Kriteriutn yaog digm&an adalah bahwa lrctinggiau 100 m di atas permukian h u t kc atas. s l u d m p kxmasuk dalam nilayah pughasit air (bagian Mu] Qihatpets W Bagian h& didiami 11373 mmahtangga (67.019 orang) yang meliputi desa-desa h n a , BorbUo. bnjoboko, PatalliLang. Manuju, Pacigi, Malino, Buluitana, Majannang. Bzdwma'lnuo. Sapaya dan Bontolempangan Kmapatan penduduk sd. di mtitara 15-97 orang per kilometer
&.
SebaIiknya bagian bawah didiami oieh 12123 rmm&qgp (69.048 ormg) dengan kerapatan pendudut antara 188-1 802 orang per k h n & z ~pRegi (peta 111); termasuk di dafamnya tiga desa p.tltai yang didinmi oIeb 3315 rumahtangga (18.825 orang). 6ulawesi Selatan daIam Angka, 1971; dam Gowa dtlpm Angka, 1975). DM xgi luas, DAS h i tennasuL yang s x b g . tetapi dui scgi ktaknya ia mempunyai arti yang penting baik &ragpi rilayab prod6ksi maqiun sebagai penghasii air, bagi persawahan yang bdokasi di &ah %atan Ujungpandang. DAS ini pula Fang menxpakan penghasif banjk bagi IWa MDdya Ujmjpandang dan penyebab pendangkdm yang mmgancam kckshrhm pelabuhan kota tersebut. Di daerah ini ada pedesaan ( d e s a k bagian bawah) pug terletak di sekitar jaring-jaring prasarana perhobatngan, schingga mndah untuk d i i . Tetapi ada pula yang terletak jrnh dui p a s a r a ~pgbubungm yang ada dan sukar untuk dicapai desa Maj-, Sapaya. Batuma'lom dan B o n t ~ l e m p g a n gDi ~ doerah-dacnh pedesaan yang tecietak jauh atau sukar untuk dicapai melrlui jm'ingaa prasvvu perbubnngan yang ada, penduduknya magarakkan prodpertaniuurya terutama untuk kebutuhan hidupnya sendiri. s e h g g a tingkat penghadannya adalah rendah, walaupun potensi daedusya mkup kayo Gambaran keadaan Iisik ( M d Nambo, 1977) DAS d a p t dinraikan sebagai berikut :
gem
a. Kduggbm Pola ketinggiannya, yang nrembentang dui pnmk ganung Sorngang (2.525 m diatas permukaan hut) ke Barat sampai keppntai adat& sebagai berikut (peta 11): ketinggian 0 - 100 m di atas prmukaan Iaut selurr &-Lira 14 persar. Ketinggian 100-500 m di atas permukaan h u t se1w.s EM-Yi 32 persen. Ketinggian 500-1000 m di atas p e n n u b hut sduas *-Lira 36 persen Ketinggian lebih dari 1000 m di atas pemokaan h u t s d w Lira-kira 18 persen Ketinggian 100 m di atas permnkaan laut ke atas, selumhnya termasuk dalam wilayah pengbasil air (bagisn halo). Mulai dari ketinggian 500 m di atas permukaan hut, terdapat kenaitan altitud dengan kemndongan yang tajam, sedangkan pa& ketis@an500 m di atas permukaan laut ke bawah, bdapat penmuan pug landai. Akibatnya aliran air di bagian hnln relatif cept, kemudian beraagsur menurun.
-
r n rn ~ IKERAPATAN PFl'DUDUK
DAS. JENBBERAW sKALA1:waOO
b. Lereng Keadaan lereng DAS ini adalah tejal-tq.ai dengan keeondongan dorninan sebesar 15-40 persen.
Bent& nmgai Karakteristik khusus daripada sungai Jeneberang, nampak dari bentuk sungainya yang melebar sampai jauh kebagian hulu, disertai dengan pengendapan material hasil emsi.
e.
Bentuk sungai demikian, adatah h a d proses geotagi yang disebabkan okh adanya akumulasi volume air &lam jumlah besar pa& suatu periode tertentu, kemudian disusut dengan penurunan k q a t a n p m g h air. Volume air yang besar membentuk daya kilris yaag besar, s c h i i tejadi erosi tepi sungai yang memperlebar sungai Selanjutnya penurunan kecepatan aliran air sungai, m g a k i b n t k a n pengendapan yang cepat dari muatan air sungai, terutama material-material yang besar seperti pasir, kerikil dan batu-batuan yang kbih bear dad kerikil. Dalam peta nampak hahwa ujung atas bagian snngai yang melebar, mulai pada tempat yang mendekati garis kdhggian 5Mt meter di atas permuknm laut dan merupakan pertemuan antara beberapa anak sungai dui hulu. Hal ini menunjukkan adanya korelasi antara bentuk wilayah dcngan pola ketinggian. Juga merupakan petunjnk adanya akumulasi air pada periode hujan tertentu; atau menunjukkan adanya fluktuasi a3r sungai yang besar pada tempat sekitar ketinggian 500 meter di atas permukaan taut. d. lklim Keadaan iklim daerah aliran ini digambarkan meialui pola curah hujan sebagai salah satu unsur iklim, yang pding menentukan dalam proses-pekologi DAS. Berdasarkan atas klasifikasi Schmidt dan Ferguson (1951, halaman 74). wilayah 'ini termasuk type Aau (stasion Mafino dan Bdi-Bili). dan A m (stasion Sungguminasaf dibagian muara. Sedangkan menurut klasifikasi Oldeman (1977, halaman 15) ternlasuk dalam type 82, C2, C3 dan D4 berturut-turut dari hulu ke muara. Penyebaran jumlah curah hujan bulanan dalam setahun. menurut 3erlage (halaman 152 - 153 f adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Curah Hujan Bulanan menurut Berlage per Sta,ion Pengainatan,
Bulan.
-
Curah hujan bulanan (dalam mm) menurut stasion Malino (1 021 m.dplf*
Bili-Bili Sungguminasa (5 m dpl)
(56 m dpl)
Januari Pebruari Maret April Mei Juni Jufi Agustus September Oktober Nopembe Desember
Kata-rata bulanan Data tersebut diatas memberikan petunjuk keadaan pola curah hujan dalam DAS ini sebagai berikut :
, van 1) terdapat diferensiasi jumlab curah hujan n~euurut arah ketin&' bmpat (&itn&), di mana makin tinggi atau makin ke ht~lu, curah hujan relatif besar ; 2) wilayah penyebaran curah hujan yang tinggi meliputi wilayah hulu drngan luas cukup b a a r pada ketingyi;rn sekitar 400-500 m diatas prmnkaan laut, keatas: *dpl : diatas pernlukaan laut.
3) dalam penMaran cnrah hujan bulanan dalam setahun (menurat waktu) nampak adanya dua musim yang *as berbeda, yaitu musim hujan dengan curah hujan yang tinggi dan musim kering dengan curah hujan yang rendah. Ketiga stasion pengukur curah hujan gang terletak &lam daerah aliran ini, menunjnkkau grafik yang polanya hampir sama, dimana pada bulan Nopember sampai dengan bulan Mei-Iuni, merupakan musim/periodc hujan. disusul dengau musim kering atau kurang hujan daribulan Juli sampai dengan bulan Oktober. Pola curah hujan demikian d i i b a h dengan keadaan bentuk wilayah bagian hulo yang teqal-terjal, memberikan pengamh bersama yaug menyebabkan fluktuasi aliran air sungai (sham Bm) yang besar sekali pada periade/musim hujan dan sebaliknya kecil pada musim kcring.
Dalam DAS ini terdapat jenis-jenis tanah berikut :
a
1) .ndood coklat dari bahan induk h € m v d L m masam dam alkali 2) htad wklat kekuningan dari bahan induk trh vdlann~asamsampai Weraadkr 3) kompleks LATOSOL wklat kemerahan dan h t u d daribahan induk tufa dan bantuan rolkm Wewedk 4) kompleks mdWan d l a t kemerahan dan U t c d dari bahan induk bantuan phtoallr b... 5) wdfterrn d l a t kemerahau dari bahan induk tafr dan bantuan volkan bna
6 d m v W wklat kekelabnan.
.
Dari jenis-jenis tanah tersebut diatas, menunjukkan adanya varasi tingkat kedalaman tanah di mana pada bebetapa kompleks terdapat tanah-tanah BLosol yang sangat dangkal. Dari h a i l survey/pemetaan kwalitas medan menunjukkan bahwa penyebaran tanah yang mempunyai kedafaman sangat dangkal (0-30 cm), terdapat dipuncak-puncak buki. sedangkan yang mempunyai kedalaman dalam (febih dari 90 a), terdapat dilembah-lembah dan tanah datar dan sedikit dibagian hulu yang merupakon tanah dd
Tanah dengatl tcbaYLedalaman dsagkal 1 30-60 4, terdapat pada urnamnya dibagian &ah Utara sangai S e n e b a g , d n g k a n yang mempunyai tingkat kedahnan sedgag (Hb90 cm), terdapat terutama dibagian Sehtdsnngai t&t. Seam nrnuin hgbn hula DAS hi dihminasi oleh t a n a h - t d dengan tingkat kcd;llamnn dangktrl sampai sedang. Dari segi t e k k r , b e a n huh terdiridari tanah-tirnah ixdekstur halus sampai sedang (lit sarnpoi k m p ~ ~ &ikri . sifat-sifat fisi tanah tetsebut, -tam dui segi tiaglur Leddaman taaah menunjutrIran bahwa kemampuan tanah nntuk mmyiolpan/menahan air agak kuraag dan dari segi konsemasi merrrpakan -Utr perlnnya putupan ataupuua @indungan tanah untuL melindungi taaahyamg relatif tipis tersebut.
Jerk penggunaan tanah di&iamDAS Iemberang @eta 1V) terdiri M : 1) pemukiman fmetdemest), melipti areal kira-kira 1.9 persen dari DAS dengan penebaran retatif meng3cut-iarah sungai mdai dari muara sungai
sampai jauh ke hulu2) Sawah, luasnya kira-kim 10 perscn, penyebarannya juga meliputi arah sungai naik sampai kdereng-iereog gutrung- Pa& umomnya digunakan untuk tanam pa&. Di daerrh sekhrMaZim,, seiing juga digunakaa untuk tanaman s y u r sapran.-( 3) tgalan dan kebm sayuraa, lnamya --Lira 3.6 petsen terdapat di sekitar perkampuogan daa menyebar sampai ke hulu. Beettlk penggunaan tanah ini adalah mempakan pertmian tanah kering t&%p yang ditanami pangan. 4) kebun carnpuran, luasnya kin-kira 12,8 persee, krdrpat disekitar perkampnagan dengan penyebaran mengikuti penyebaran prmukiman. Dibagian bawak DAS kebun campwn ini umumnya ditanami dengao kelapa, pisang dan buah-buahan dan disela s e h tanaman ini masih sering diglrnakan untuk tanaman bahao mpknonn. Sedang dibgian atas banyak diusahakan ontuk tanaman kopi, cengkeh. kemiri don lain-lain. 5) iadang betpindah-pindah Ban hatan bclukar. luasnya kira Lira 30.4 persen. Penyebaraa merata hampir disefuruh bagi;m huiuDAS ini. Perlaclangan initah yang menyebabkan kerusakan tanah dan hutan. Diperluban waktu yPng mkup lama unluh memungkinkaa tanah itu menjadi hutan kembali, sehingga makin lama kerusakan makin meningkat. Penyebaran bentuk penggunnan ini sudah jauh ke hulu dan telah menyerotmi hutan-hutan didahm kawasan hutan.
1
1 r n A lv
t
F?PKGUNAAN TANAA DAS IWEBERANG
c
-
mf-~lj6~~
o m l -m
-g
; HHuWwnhr
Egg
m
m
lrpdlBuu: Ksb.ptm;
rumpa. ~lmg-dm~;
Tamb W o : .
J.la
krcmr.ua;[kw
i
-wps
~4**SrbDid~m~as.,~~~t1~k&n~h~mpk1.~.
i
6) padang m p u t l t a n a h tandus. lussnya Lira-ldrt 10.6 peaen menyebar sampai jauh ke atas. Sesnagguhaya tempat h i addab b e h perladangan yang intensitas penggarapan/pcmbahmnnya M a l u sering. Beberapa diantaranya sudahmerupakan tanah tandus. 7)hutan sejenis, luasnya kira-kira 10.7 persea Terdapat dua mu9m. yaitu hutan pinus yang terdapat disekitar Malino, mempakan hnCnn tanaman yang dikelola oleh Dinss Kehutanan. Yaog kedua ldalah hutan bambu yang terdapat didesa-desa Borisrflo, Lame, Man* d m Patallikang. Merupakan sumber bahan mmtah bad pabrik kertas Gowa, yang terdapat di bagian bawah DAS id. 8) hutan lebat, luasnya kira-kii 20 penea, merupaban siu hutan utnh ynng masih dapat dipertahankan dan tecmasuk kaaasan hutnn. Keadaan penggunaan tanah seperti digambarkan diataa, mempakn suatu pola yang mencerminkan tingkat teknohgi pug rendah, apcngoslhaan tanah-tanah didominasi oleh cars puklangan yang bcspimdabpindah. Ke~ndemngandad penduduk/petani untuk selalu mengusahakan tanaman bahan makanan, mewamai corak atau p d a pentaaph seuun umam. di dalamDAS. Usaha tanaman tahunan Mum banyak dkembutgkan. Di uunping keadaan fisik wilayah ynng tidak meo(lnntu+m. h a p l a penggunaan tanah sekarang, tidak mendukung perllnduhgm t a d dan t.ta air secara baik.
Dari jenis-jenis penggunaan tanah yang sds, bnya bentu&a d ,hotan sejenis dan hutan lebat saja yanga -a meyakinkan m a m p w pmguuh baik terhadap pertindungan tanah dan air, dan Iai hmya mdiputi 1o.s kira-lrira 40 persen dari fuas DAS. k t u k - b e n t a k tanah lainnya yang meliputi luas kira-kua M) p m e u merupakan cara p e m a k h tanah yang fendemng menimbulkan kcrusakan tanah, b a h h n bcntuk perladangan yang dominan, menrpakan ancaman bcsar tarhadap LeraFat.n total dari pada ekosistem DASini. Tegalan d m kebon campwan, rkalipun sudah fierupakan usaha pcrtanian yang mantap, tindolran -tindab pengawetan tanah belum diterapkan sehingga nwih tetap m u u p a h nunber-sumber e m i . Bahkan oleh kptena sering digarap dan ditantmi tanaman pangan (tegalan X tingkat erosinya ma& tetap beur. h r h d a q p dengan cara eara pembakaran hutan belukar. akan meningkatkan eadbBl h m tanah. Oleh karena itu perladangan yang luas deagan ara p e m b 8 k ~ ~ . disusul dengan penanaman bahan makanan p d a pamulun mudm
penghujan. menyebabkan erosi secara bcsar-bcsaran. Akibatnya akumulasi air yang besar dimusim hujan, menimbulkan banjir di kota Ujungpandang bagian selatan, serta ~nengendapkan lunlpur ke laut yang kini merupakan ancaman bagi kelestarian fungsi pelabuhan kota tersebut. Sebaliknya di daerah hulu, menyebabkan nlcrosotnya tingkat kesuburan tanah dan semakin meluasnya tanah kritis.
Baik penerikan desa cwntoh maupun rurr~ah rangga contoh dilakukan atas metode acak sederhana secara bertahap dengan kriteria agar cantoh terpilih : 1) mewakili karakteristik rumah tangga petani. 2) kurang pengaruah perkotaan. 3) mewakili desa hulu dan desa bawah. Pengelompokan tersebut diperlukan karena perbedaan ekologi dan daya duknng alamiah dapat menimbulkan perbedaan akan sikt. tingkah laku serta tingkat kehidupan mmah tangga. Keadaan tanah (sou daya guna tanah ( I d - n s e f , curah hujan dan iklim merupakan dasar dalam tiap usaha perlanian. Dari berbagai hasil percobaan dilapang, ternyata bahwa tipe tanah yang berbeda akan memberikan tingkat produktivitas yang berbeda (Soejono.1977, haiaman 6). Demikian pula halanya di ailayah ini. Pengelompokan desa hulu dan desa sawah tersebut didasarkan atas :
e),
1) klasifikasi toyografi, dimana duerah hulu termasuk daerah catchment a m , yaitu daerah yang mengalitkan air ke dalam dua atau lebih drainage basin: sedang daerah bawah adalah daerah yang nlenerima aliran sungai. 2) klasifikasi geografi, terutama faktot lereng (slope) dan ketinggian. Daerah bawah adatah daerah yang memiliki ketinggiandari 100 m diatas per mukaan laut. Daerah hulu adalah daerab yang memiliki ketinggian lebih dari 100 m di atas pennukaan taut.
Dari kretaria tersebut maka Kecamatan hulu terpilih Kecamatan Tinggimoncong (1 dari 2 Kecamatan f. Kecamatan Polongbsngkeng I!tara, dan Kecamatan Pallangga (2 dari 7 Kecamatan)mewakili Kecamatan bawah: sedang Kecamatan Parangloe terpilih sehagai Kecamxtan tcngah. Setelah
terpilih Kecamatan contoh, secara acak dipilii pula masing-masing tiga desa contoh untuk setiap Kecamatan fontoh dan satu desa pada Kecamatan tengah. Terpiliilah desa-desa Majannang, Bduttana, Parigi untuk desa h u h ; dan desa-desa Lassang, Tetebatu dan Romangloe mewakili desa bawah; sedang desa Barisallo sebagai desa antara. Desa Borisano k m n a letak geogcafi { diatas ketinggian 500 m dari permukaan laut f maka ia hergabung sebagai desa hnlu. Setelah desa eontoh terpilih, rumah tangga eontoh dipilih dari kerangka contoh (.ampliw frame) yang dicatat dari buku regester penduduk (Majannang, Buluttana, Barisallo, Tetebatu clan Lassang ) dan daftar nama PEMILU 1977 masing-masing desa menurut modelAA(Parigi danRomangloe) Pemilihan rumah tangga contoh dilaknkan dengan menggunakan tabel angka kebetulan (Taro Yamane, 1973, halaman 1110-1111)sebesar 10 persen dari jumtah kepala rumah tangga masing-masing desa sebagai berikut: Tahel 2. Jumlah Rumah tangga dan Besarnya Rumah tangga yang ditarik sebagai Rumah tangga Contoh. Desa
Jumlah mmah tangga
Jumlah contoh yang di tank
Desa hulu Majannang Buluttana Parigi Barisallo Desa bawah Romangloe Tetebato Lassang -
Jumlah
tangga eontoh Dibanding dengan populasi rumah tangga, besarnya ~ m a h adalah 2.7 persen.
Untuk pengumpulan data digunrLaa daftar prbnpaa yurg -I& pertanyaan tentang keadaan tisilr nrmahtangg., swnkr pmda@an rumahtangga, pola pengeImradJmnsunui NaYh timgga, lbhsi din jam kerja d i v i n g pestanyaaa u a u m yaag ad. kabmya dmgan Lr*lgr masaalah tersebut. Peagumpula data dibbkan d m dua trhp yaitu : Tahap pertama, d i i a k u h dari tPnggsl 11 sampai d m g m 21 Mei 1978, untnk mewawancarai lrcprta mmph trqpgn tapilib. T.h.p kedua, bulan Desembsr 1978 sampai dcngaa Pcbnuri 1979 nntak mmgccek h.zit dan mengamatt kbih jauh akan alokasl waktn s&ap nmub tangga mewakili pekerjaan tarnbahan dain berttni
~~
.
Untuk pengumpulan daia ini diganakan sebeh orang en-r png terbagi ddam dua kelompok masing-masing Ldompok desa imlu, dan kelompok desa bawah. Tmp tdompok diphqirn deh neonog kodcdiiortor, sajana ckowmi dan berstatus adrten pad8 F d d b s Ekafmmi Unbxsbs Hasmuddin. Anggota team terdiridrd m a h a s h a thgbt linu p.dr Fakultas Ekonomi Univerritas Hnwnuddb. Sebdum keiPpng ntlPrm t$. hari para enumerator diberi petaajuk dan mcmbahas Lwsioner Wtuk menyatukan pengertian terhadap pentbahan yang oLrn dba&m. Dalam mewawancarai s u a d dadatan isteri ( xeqemdd, am* kelompok mendatangi nunab reqmnden, dengm cam bgt.nya dan seorang lagi yang mengisi kuuioner. Team fubagi deLm enam kelompk Rata-rata wawancara berlangsung antara satu setengab ymp.i &a j+m per responden. Setiap team hanya rnampu menyeIesaikm tnjoh nmpd d e w kuesioner sehari (lima sampai enam dieraktu pagi dan dua diwaktm d m ) . Selama penelitian tahap pertama dilapaq, super&+ pen& t e t q dilakolran sedang untuk tahap kedua. pengeoeka~1dDnpcog~~1angsung dilaknkan sndiri oleh penuiis.
Setelah diidit, data kemudian ditransfer ke Warn m n i h ~N. Kemudian setelah semua nunahtangga yang ti& lcngkrp datauya (97 rumah tangga ) seperti tidak memil'ii saw&.bokan pet& memiliLi pendapatan ncgatif (Ct kbii bsar dui YhQ diduarkan, sisanya sejumlah
541 rumah tangga diolah dan dianalisa dengan bantuan inesin scienttftf calculator CASIO FX-100 dan FX-3100. Untuk perhitungan regressi dan analisa sidik ragam diproses dengan "IBM SYSTEM 370-145" pada P.T. Etektronika Nusantara Jakarta, dengan menggunakan Program Kemasan S i e m Sidik Statistika (53) atas lzin Departemen Statistika dan Komputasi Institut krtanian Bogor. Sebelumnya, pada pengolahan tahap pertama digunakan "WANG 2200 T COMPUTER SYSTEM" pada Pusat Komputer Universitas Hasanuddin.