Pembuatan Sistem Informasi Geografis Reklame Menggunakan Teknologi Google Maps Pada Platform Ruby On Rails Dan Flex : Studi Kasus Tim Reklame Kotamadya Surabaya Riyanto Jayadi1, Mudjahidin2, Faizal Johan Atletiko3 1,2,3
Jurusan Sistem Informasi ITS Kampus ITS, Keputih, Surabaya 60111 INDONESIA
Abstrak Jumlah titik reklame di Kota Surabaya yang hingga tahun 2010 telah mencapai 40.000 titik, membuat Tim Reklame Kotamadya menjadi kewalahan. Sejak tahun 2009 telah dimplementasikan Sistem Informasi(SI) Reklame berbasis web. Namun, sistem ini masih memiliki kekurangan yaitu tidak adanya pemetaan titik reklame kedalam peta. Untuk memetakan data titik reklame beserta data pendukung keputusan perijinan reklame, perlu dibuat sebuah aplikasi sistem informasi geografis yang dapat menampilkan memetakan data titik. Penelitian ini melalui beberapa tahap, setelah menetapkan masalah dan tujuan dilakukan pengumpulan data titik reklame dan data pendukungnya serta informasi yang dibutuhkan pada saat perancangan. Setelah meninjau pustaka, digunakan Google Maps sebagai peta digital yang menyediakan API untuk Flash. Dengan API ini, aplikasi diintegrasikan dengan Flex sebagai tampilan dan Ruby On Rails sebagai sebagai penghubung aplikasi melalui web servce ke database. Selanjutnya dilakukan pengujian fungsional dan non-fungsional sehingga dapat dilakukan analisa untuk mendapatkan kesimpulan. Pada hasil akhir penelitian ini, didapatkan bahwa SIG berbasis web yang menampilkan peta digital dan satelit dapat dibuat dengan teknologi flex, ruby on rails dan google maps. Sistem dapat tampil sebagai halaman web rata-rata selama 7,475 detik. Dan seluruh data titik reklame lalu lintas, demografi wilayah dan tata ruang berhasil terkirim melalui ke komponen flex di browser rata-rata selama 1901,2 detik, untuk kemudian ditampilkan pada sistem ini. Keyword : Reklame, Google Maps, Flex, Ruby On Rails
1. Pendahuluan Penataan reklame di Kotamadya Surabaya sangatlah kompleks, keputusan penataan reklame yang diambil Pemerintah Kotamadya Surabaya sangat berkaitan dengan estetika Kotamadya, lahan terbuka hijau, keamanan bangunan disekitar titik reklame, jaminan tidak terganggunya arus pengguna jalan yang berlalu lalang disekitar titik reklame, serta kelayakan konten reklame yang ditampilkan hingga pendapatan asli daerah yang
didapat dari retribusi dan pajak yang diperoleh dari titik reklame tersebut[1]. Untuk memudahkan tugas ini, sejak februari 2009 dimplementasikan Sistem Informasi(SI) Reklame berbasis web oleh Dinas Cipta Karya & Tata Ruang. Namun, sistem ini masih memiliki kekurangan yaitu tidak adanya pemetaan titik reklame kedalam peta. tersebut hanya ditampilkan dalam bentuk tabel. Untuk memetakan data titik reklame beserta data kondisi lokasi disekitar titik reklame sebagaimana yang dibahas diatas diperlukan sebuah aplikasi sistem informasi geografis. Sehingga perlu dikaji terlebih dahulu bagaimana bentuk teknologi untuk mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Geografis(SIG) yang selanjutnya disebut SIG Reklame. Lebih lanjut agar aplikasi SIG Reklame dapat diintegrasikan dengan SI Reklame yang sudah ada, maka SIG Reklame yang dibuat juga harus berbasis web dan menggunakan peta digital. Perlu ditambahkan pula, SIG Reklame ini juga harus menampilkan peta satelit, sehingga aplikasi ini dapat menampilkan informasi tata ruang & wilayah sesuai dengan kenyataan. Untuk menjawab permasalahan ini, pada Tugas Akhir ini, dilakukan kajian teknologi dan pembuatan prototipe SIG Reklame yang memetakan data titik reklame Dinas Cipta Karya & Tata Ruang untuk kemudian ditampilkan pada halaman web berupa peta digital dan peta satelit. Dengan SIG ini, titik reklame ditampilkan dalam bentuk titik pada peta sesuai dengan lokasi pendiriannya. SIG ini dibuat menggunakan teknologi Google Maps yang dintegrasikan dengan flash menggunakan framework Adobe Flex. Sementara untuk dapat menampilkan berbagai data dari database kedalam flex, digunakan Ruby On Rails yang digunakan sebagai web service [3]. Teknologi Google Maps sendiri digunakan karena dapat memberikan layanan peta digital dan satelit secara gratis dan bebas akses oleh publik [4]. Dikombinasikan dengan Ruby On Rails, data reklame yang ada dalam database bisa dengan mudah ditampilkan pada aplikasi dengan komponen Adobe Flex. Penggunaan Flex dipilih karena interaksi antara user dan data lebih baik dan lebih interaktif. Integrasi antara Google Maps dengan Flex mudah dilakukan karena Google menyediakan API untuk Flash[5].
2. Tinjauan Pustaka Dalam pembangunan aplikasi, digunakan beberapa dasar dari beberapa sumber bacaan.
2.1
Reklame
Perda Kotamadya Surabaya[6] mendefinisikan, reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca dan/atau didengar dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah.
2.2
Tim Reklame
Perda Kotamadya Surabaya[6] mendefinisikan Tim Reklame Kotamadya Suramabaya adalah Instansi teknis di lingkungan Pemkot Surabaya yang memberikan pertimbangan kepada Walikota Surabaya atas permohonan izin dan pengawasan penyelenggaraan reklame. Instansi teknis ini terdiri atas perwakilan dari Dinas Pendapatan & Pengelolaan Keuangan, Dinas Cipta Karya & Tata Ruang, Dinas, Dinas Perhubungan, Dinas Bina Marga & Pematusan serta Dinas Kebersihan & Pertamanan. Tugas tim ini adalah merumuskan ijin pendirian titik reklame baru dan ijin perpanjangan penyelenggaraan titik reklame yang diajukan pemilik reklame melalui Unit Pelayanan Teknis Satu Atap (UPTSA)[6].
2.3
SIG ( Sistem Informasi Geografis )
SIG merupakan tool yang terdapat pada komputer yang memungkinkan user untuk melakukan mapping dan analisa pada permukaan bumi, SIG dapat digunakan oleh personal maupun organisasi, SIG juga dapat digunakan untuk melakukan penyimpanan, manajemen, serta menampilkan data geospasial[7]. Komponen yang ada dalam SIG sendiri dapat dilihat pada gambar 2.1. Sistem Informasi Gegografi telah berkembang dari segi keragaman aplikasi dan juga media. Pengembangan aplikasi SIG kedepannya mengarah kepada apikasi berbasis Web yang dikenal dengan Web SIG. Hal ini disebabkan karena pengembangan aplikasi di lingkungan jaribgan telah menunjukkan potensi yang besar dalam kaitannya dengan informasi geografis. Aplikasi Web GIS sendiri memiliki arsitektur seperti yang terlihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.1. Sistem Informasi Geografis Berbasis Web[8]
2.4
Google Maps
Google Maps merupakan layanan gratis mapping online yang disediakan oleh Google melalui http://maps.google.com. Layanan ini memberikan informasi geografis hampir seluruh wilayah di bumi secara interaktif. Google Maps sendiri juga menyediakan API salah satunya berbentuk liblary Javascript untuk mengakses informasi geografis ini. Dengan adanya API ini, web programmer dapat membuat webnya sendiri yang memiliki fitur SIG dengan bantuan dari Google Maps. Sehingga dapat dilakukan penghematan biaya dan waktu untuk membangun SIG , web programmer cukup berkonsentrasi pada data-data utamanya, sementara data geografis dan peta diserahkan ke Google Maps[4].
2.5
Ruby On Rails
Ruby On Rails (RoR) atau biasa juga disebut dengan Rails merupakan sebuah framework Model-ViewController (MVC) untuk pembangunan aplikasi berbasis web. Rails ditulis menggunakan bahasa pempograman Ruby yang dikenal sebagai bahasa pemprogaman berorientasi obyek (OOP) [10]. Prinsip utama yang melandasi cara kerja Rails adalah Don’t Repeat Yourself (DRY) dan Convention Over Configuration (CoC). Hal ini berarti definisi-definisi hanya cukup sekali untuk kemudian digunakan secara berulang-ulang dan tidak diperlukan konfigurasi selama programmer mengikuti aturan yang telah dibuat oleh Rails. Sebagai contoh DRY, dalam Rails sudah terdapat Active Record yang menyediakan definisi fungsi-fungsi basis data dalam bentuk kelas-kelas. Mendifinisikan sendiri kelas untuk melakukan akses ke basis data hanya akan memboroskan waktu pemprograman dan bersifat redundant.[9]
2.6
Web Service
Web service dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem perangkat lunak yang mendukung interaksi antar mesin dalam sebuah jaringan[13]. Salah satu keunggulannya adalah kemampuannya dalam pertukaran data pada aplikasi yang saling terpisah. Web service memiliki dua spesifikasi dasar[13] :
Berkomunikasi melalui protokol internet (secara umum adalah HTTP) 2. Mengirim dan menerima data dalam format dokumen XML. Sebagai sebuah aplikasi server-based, web service juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan web service adalah sebagai berikut [13]: • Interoperablty tinggi sehingga dapat diakses oleh berbagai macam aplikasi pada platform yang berbedabeda. • Mengintegrasikan aplikasi dan layanan dari organisasi yang berbeda. • Dapat menembus pengamanan firewall tanpa harus mengubah konfigurasinya berkat teknologi HTTP (Hypertext Transfer Protocol) dan SMTP (Simple Mail Transfer Protocol).
2.
1.
Adapun kekurangan web service antara lain [13]: 1. Dengan menggunakan HTTP dan HTTPS (HTTP Secure), web service tidak memungkinkan adanya longterm sessions. 2. Kinerjanya lebih rendah dibandingkan dengan RMI (Remote Method Invocation), CORBA (Common Object Request Broker Architecture), atau DCOM (Distributed Component Object Model) dikarenakan penggunaan XML yang tidak terhitung dalam tujuan desain baik dari keringkasan kode atau efisiensi parsing. Salah satu arsitektur web service terdiri atas spesfikasi WSDL, SOAP, UDDI yang dapat dilihat pada gambar berikut 2.3.
2.7
REST merupakan sebuah antarmuka yang mengirim data (pada domain tertentu) melalui HTTP tanpa menggunakan layer messaging seperti SOAP (Simple Object Access Protocol) atau session tracking melaui HTTP cookies.
Adobe Flex
Flex adalah teknologi open source yang dikembangkan oleh Adobe yang bisa digunakan untuk membuat Rich Internet Application (RIA). Flex secara sederhana merupakan sebuah framework untuk membuat RIA yang berbasis Flash Player. Dibuat untuk mempercepat dan mempermudah pengembangan aplikasi internet yang membutuhkan interaktifitas yang tinggi dengan berbasis Flash Player. Hal ini karena Flex mendukung pemrosesan data, memiliki event arsitektur yang baik, mempunyai beberapa komponen yang bisa banyak memberikan feedback kepada user. Selain itu, Flex juga mempermudah dalam pembuatan transisi dan beberapa efek yang memukau yang dimiliki Flash. Dan layaknya teknologi open source yang lain, Flex memiliki komunitas yang mengembangkan teknologinya baik framework maupun compiler-nya[18]. Flex juga merupakan bahasa baru yang disebut MXML, markup language based on Etetensible Markup Language (XML). Layaknya XML, Flex yang merupakan MXML hanyalah sebuah text, jadi MXML sangat mudah dikembangakan. Meskikup terdapat Adobe Flex Builder (visual editor for Flex) berbayar, tapi pengebang bisa menggunakan text editor seperti Notepad dan mengcompile-nya dengan Command Line dengan mudah [19].
3. Pembahasan 3.1
Gambar 2.2. Sistem Informasi Geografis Berbasis Web[14] REST REST pada awalnya dikemukakan oleh Roy Fielding dalam disertasinya untuk menggambarkan sebuah gaya arsitektur dari sebuah sistem jaringan. Terdapat dua pengertian dari REST[16], yaitu: 1. REST merupakan kumpulan dari prinsip-prinsip arsitektur jaringan yang menggambarkan pendefinisian dan pengalamatan sumber daya (how to access defined resource).
Requirements
Daftar kebutuhan ini didapatkan setelah melakukan analis awal seperti yang ada pada subbab sebelumnya. Kebutuhan Fungsional aplikasi didefiniskan sebagai berikut 1. Sistem menampilkan informasi titik reklame dalam peta Surabaya 2. Sistem menampilkan informasi reklame yang ada pada suatu titik reklame 3. Sistem menampilkan sisi-sisi reklame yang ada pada suatu reklame. 4. Petugas survei dapat memasukkan informasi hasil survei pada suatu reklame 5. Sistem dapat menampilkan suatu titik lokasi beserta informasinya 6. Sistem dapat menampilkan informasi daerah dan demografi beserta batas-batas daerah 7. Sistem menampilkan jalan beserta status trafic suatu jalan pada reklame.
Lebih khusus, data – data yang akan ditampilkan pada aplikasi GIS ini adalah • Demografi • Tata ruang dan wilayah • Pertamanan • Kepadatan lalu lintas • Tiap titik reklame yang disetujui ataupun belum per lokasi yang memliki informasi • Hasil survey • Jenis reklame • Nomor IMB • Letak reklame • Lokasi penempatan • Status tanah • Jumlah sudut pandang, panjang, tinggi dan lebar reklame • Nama peilik/perusahaan reklame. Sedangkan kebutuhan non-fungsional mencakup : 1. Sistem dapat mengirim data paling lambat 30 detik, dan 2. Sistem menampilkan pada halaman web pertama paling lambat 30 detik.
3.2
Arsitektur Sistem
3.3
Use Case Diagram
Use case yang dirancang berdasarkan realisasi dari requirement yang telah dibuat sebelumnya. Terdapat 2 aktor utama dari aplikasi GIS Reklame yaitu : •
Tim Reklame Tim Reklame merupakan pihak yang dapat melakukan pemberian persetujuuan suatu permohonan titik reklame dan draft reklame dengan melihat keadaan lokasi titik reklame serta bentuk reklame itu sendiri. Tim reklame juga dapat membatalkan suatu perijinan reklame yang sudah disetujui sebelumnya sesuaui dengan aturan yang ada.
•
Sistem Sistem merupakan sistem dari aplikasi SIG Reklame sendiri. Dimana sistem akan melakukan manajemen data secara rutin dan otomatis pada periode tertentu. Gambar 4.2 adalah use case yang ada pada aplikasi ini. uc Use Case Model
Aplikasi GIS ini dibangun berdasarkan rancangan arsitektur pada gambar 4.4 berikut. Terlihat bahwa pengguna aplikasi akan berhubungan dengan sistem melalui tampilan GUI berbasis Flex. Flex sendiri akan berhubungan dengan peta digital dari Google Maps melalui liblary API Google Maps for Flash. Hubungan Flex dan Google Maps ini menghasilkan tampilan peta digital dan satelit Google Maps pada tampilan Flex.
Lihat demografi Lihat Reklame
Lihat Titik Reklame Otentifikasi
Lihat Sisi Reklame Lihat j alan Tim reklame
Lihat lokasi
Lihat hasil surv ei
Gambar 4.4. Use Case Diagram
4. Uji Coba dan Analisis
Gambar 4.3. Arsitektur sistem
Uji Coba Non-Fungsional Uji coba menggunakan tampilan aplikasi yang merupakan komponen flex menggunakan browser Google Crome. • Halaman utama Dilakukan login kedalam aplikasi. Hasil test case ini adalah berhasil masuk kedalam halaman utama dan menampilkan peta serta obyek yang dipilih seperti gambar 5.13.
Tabel 5.1.Hasil uji coba kecepatan menampilkan web kedalam browser
Percobaan 1
9,07
2
6,07
3
8,01
4
6,6
5
7,3
6
5,2
7
8,1
8
8
9
8,9
10
7,5
Rata‐rata
7,475
Gambar 5.1. Tampilan halaman utama dengan peta digital Pada gambar 5.13 peta yang digunakan adalah peta digital sedangkan pada gambar 5.14 berikut digunakan peta satelit.
•
Gambar 5.2. Tampilan halaman utama dengan peta satelit Pengguna diminta memilih salah satu obyek titik reklame untuk menampilkan data titik reklame seperti yang terlihat pada gambar 5.15.
Kecepatan sistem dapat mengirimkan mengirim data Uji coba ini dilakukan dengan menggunakan data titik reklame, titik lokasi lokasi, lalu lintas jalan, demografi wilayah dan batas wilayah yang jumlahnya cukup besar dengan percobaan dilakukan selama 10 kali. Hasil uji coba ini dapat dilihat pada tabel 5.8 Tabel 5.2. Hasil uji coba pengiriman data yang dilakukan oleh sistem
Perco baan 1 2 Gambar 5.3. Tampilan jendela berisi data reklame
Uji Coba Non-Fungsional Pada uji coba ini, dilakukan testing terhadap kecepatan sistem dalam mengirim data melalui metode Restfull dengan xml dan kecepatan sistem dalam menampilkan halam website secara sempurna. •
Kecepatan sistem menampilkan halaman web pertama pada browser dengan me-load seluruh data. Hasil uji coba ini dapat dilihat pada tabel 5.7.
Kecepatan menampilkan halaman web (detik)
3 4 5 6 7 8
Kecepatan per data (mili detik) Titik Reklam Lok Jal Wila Batas e asi an yah Wilayah 14 1453 109 1 62 94 10 1562 156 9 125 125 10 1422 109 9 62 125 17 1500 125 2 62 94 10 1453 94 9 62 109 15 1469 109 6 62 94 12 1594 94 5 94 78 17 1500 94 2 47 94
Tot al 185 9 207 7 182 7 195 3 182 7 189 0 198 5 190 7
9 10 Rata‐ rata
10 9 14 1453 109 1 13 1485,9 114 4,3 1453 141
62
94
47
78
68,5
98,5
185 9 182 8 190 1,2
Dari hasil uji coba non-fungsional yang dilakukan ini didapatkan hasil bahwa sistem dapat menampilkan pada halaman web pertama paling lambat 7,475 detik dan sistem dapat mengirim data paling lambat 1901,2 milidetik. Dengan hasil ini, sistem ini telah terbukti dapat memenuhi kebutuhan fitur non fungsional yaitu menampilkan halaman web kurang dari 30 detik dan mengirimkan data kurang dari 30 detik. Dari uji coba sistem yang telah dilakukan ini, kebutuhan fungsional dan non fungsional telah terpenuhi. Hal ini dapat diartikan bahwa penerapan teknologi Google Maps, Ruby on Rails dan Flex untuk membuat sistem informasi geografis reklame berbasis web dengan studi kasus pada tim Reklame Kotamadya Surabaya berhasil diimplementasikan.
5. Penutup 5.1
Kesimpulan
Berdasarkan pengerjaan tugas akhir yang dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut : • Sistem Informasi Geografis berhasil dibuat dengan fitur peta digital dan peta satelit dan dapat menampilkan data titik reklame, data demografi, tata ruang dan wilayah serta lalu lintas • Sistem Informasi Geografis ini dapat memuat halaman utama pada browser rata-rata 7,475 detik dan mengirimkan data titik reklame, titik lokasi lokasi, lalu lintas jalan, demografi wilayah dan batas wilayah rata‐rata 1901,2 milidetik. • Sistem Informasi Geografis ini berhasil dibuat dengan menerapkan teknologi Ruby On Rails, Flex dan Google Map.
5.2
Saran
Beberapa hal yang diharapkan dapat dikembangkan pada masa mendatang adalah sebagai berikut: •
Pengembangan keamanan sistem pada sisi Ruby On Rails untuk mencegah akses web service data reklame dari orang-orang
yang tidak memiliki hak dan wewenang terhadap data tersebut. •
Penelitian tentang pengaruh implementasi sistem informasi geografis reklame yang dibuat ini terhadap peningkatan efektifitas dan efesiensi pembuatan keputusan perijinan dan pengawasan reklame oleh Tim Reklame Kotamadya Surabaya.
•
Pengembangan sistem agar dapat berfungsi secara CRUD (Creat, Read, Update, Delete) sehingga fungsi Sistem Informasi Reklame dan Sistem Informasi Geografis Reklame dapat disatukan
•
Pengembangan sistem dengan memperluas lingkup wilayah, tidak hanya satu Kotamadya, namun dapat dikembangkan dalam satu propinsi.
6. Daftar Pustaka [1]. Prabowo, M.Januardi dan Bhinuko, Andy. 2004. Studi Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Untuk Penentuan Lokasi Dan Biaya Iklan Di Dinas Pendapatan Kotamadya Surabaya. Undergraduate Thesis, Geomatics Engineering. RSG 025.069 1 Pra s, 2004 [2]. Jawa Pos (Surabaya), 2010. 18 Oktober. [3]. BS, Pri Andhika,. Soelaiman, Rully S.Kom, M.Kom,. dan Atletiko ¸Faisal Johan, S.Kom. 2008. Rancang Bangun Komponen Flex Untuk Visualisasi Data Set Transaksi Yang Besar Dengan Menggunakan Grafik Batang. Undergraduate Theses of Information System Department. RSSI 004.33 Pri r, 2008 [4]. Team Google. About Google Maps API. http://code.Google.com/apis/maps/ index.HTML [5]. Sukumaran, Surendran. 6 Mei 2010. Integrate Google Map Events with Flex and Rails.
. Diakses 18 Oktober 2010. [6]. Pemkot Surabaya. Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2006 Tentang Penyelenggaraan Reklame Dan Pajak Reklame. [7]. Husein, Rahmad. 2006. Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis (Geografic Information System). Kuliah Umum IlmuKomputer.Com. Diakses 16 Oktober 2010. [8]. Ichtiara, Cici dan Kallamullah, Ramli. 2008. Implementasi aplikasi sistem informasi geografis (SIG) Universitas Indonesia (UI) berbasis Web dengan menggunakan Google Maps API. Universitas Indonesia. Fakultas Teknik. R.03.08.149 Ich i.
[9]. Team Ruby On Rails. 2010. Ruby On Rails Documentation. . Diakses 25 Oktober 2010. [10]. Gozali, Achmad., Mudjahidin, ST, MT. dan Wibisono, Arif, S.Kom. 2008. Pembuatan Sistem Semi E-Procurement Dengan Metode Prakualifikasi Menggunakan Framework Ruby On Rails : Studi Kasus PT Pertamina (Persero) Upms V Surabaya. Undergraduate Theses of Information System Department, RSSI 006.7 Goz p, 2008. [11]. Novitasari, Rista,. Mudjahidin, ST, MT. dan Setiawan, Bambang, S.Kom, MT. 2008. Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Manajemen Cuti Berbasis Web Dengan Menggunakan Framework Rails Studi Kasus PT. Unilever Indonesia Tbk. Undergraduate Theses of Information System Department. RSSI 005.3 Nov p, 2008. [12]. Claßen , Michael, Jones, Brad, XML Standar Reference. 2010. . Diakses 24 Oktober 2010 [13]. W3C Working Group. 11 February 2004. Web Services Architecture. . Diakses 22 Juli 2011. [14]. Erl, Thomas. Introdução às tecnologias Web Services: SOA, SOAP, WSDL e UDDI - Parte1. . Diakses 22 Juli 2011 [15]. W3C Working Group. 27 April 2007. SOAP Version 1.2. . Diakses 22 Juli 2011 [16]. Fielding T, Roy. 2000. Architectural Styles and the Design of Network-based Software Architectures. . Diakses 21 Juli 2011. [17]. Spies, Brennan. 2 Mei 2008. Home The Study of Ajax and Other Interesting Web Technologies Home Web Services, Part 1: SOAP vs. REST. . Diakses 22 Juli 2011 [18]. Team Adobe. 2010. Adobe Flex : Build engaging, cross-platform rich Internet applications. . Diakses pada 18 Oktober 2010. [19]. Hillerson. 2010. Flex on Rails; building rich internet applications with Adobe Flex 3.0 and Rails 2. Pearson Education. [20]. Stephens, Matt & Rosenberg, Doug. 2007. Use Case Driven Object Modeling with UMLTheory and Practice 2nd Edition. ISBN13: 978-1-59059-774-3