RELATIONSHIP WITH THE REPRODUCTIVE HEALTH PERCEPTION OF ATTITUDE TOWARD SEXUAL BEHAVIOR IN STUDENTS PREMARITAL GUNADARMA UNIVERSITY FACULTY OF PSYCHOLOGY Riski Tri Astuti, Dr. Awaluddin Tjalla Undergraduate Program, 2008 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id key words: reproductive ABSTRACT : As of today different from the days of old where the teenagers are not taboo to do well in premarital sexual behavior of kissing up to premarital sexual intercourse (Rahardjo, 1996). On the other hand, teens are now less understand pendidikam sexual and reproductive health education, perhaps because of still tabunya parents to talk about reproductive health education and sexual education and lack of formal education obtained in the result that adolescents find out, where information obtained less accurate. Therefore Sudhan (1991) suggested that in conveying information about reproductive problems in adolescents should be considered negative aspects that can be caused due to the nature of teenagers who liked to experiment. The drive or sexual desire is assumed to be already present in adolescent self in adolescence where these tools are starting their reproductive function (Sarwono, 1989).. In addition, this study also aimed to find out the relationship with the perception of reproductive health attitudes toward premarital sexual behavior of students of the Faculty of Psychology at the University Gunadarma. The study population were students of the Faculty of Psychology University Gunadarma, with the following criteria: students with age 19 - 22 years, class of 2006 who still active college (not on leave) with the number of subjects as many as 70 students of the Faculty of Psychology. Collecting data in this study using questionnaires and the sampling technique used in this study was purposive sampling technique. Results overview attitudes toward premarital sexual behavior can be seen that that 4.29% of the respondents have attitudes toward premarital sexual behavior is high, 85.71% respondents have attitudes toward premarital sexual behavior is, while 10.00% of respondents have attitudes toward premarital sexual behavior is low. Internal consistency reliability using Cronbach Alpha techniques using SPSS version 12.0 for windows. Reliability for the scale of reproductive health terhadapiperseps of 0.927, from 40 item which have been tested, there were 29 item valid. The reliability for the scale of attitudes toward premarital sexual behavior amounted to 0.948, from 60 item which have been tested, there were 44 items valid. Based on this research can be concluded that there are very significant and negative relationships on perceptions of
reproductive health with attitudes toward premarital sexual behavior. High perception of reproductive health, the attitudes toward premarital sexual behavior contrary if a low perception of reproductive health is low, attitude toward premarital sexual behavior is high. This can be seen from the table Correlations, where the value of the Pearson correlation -0.888, while the Sig. (One-tailed) of 0.000 (p <0.01). If proven, then the perception of reproductive health are positive, the attitudes toward premarital sexual behavior contrary negative if the negative perception towards reproductive health, the attitudes toward premarital sexual behavior is positive, thus proposed hypothesis is accepted. The author suggested to the students to no longer taboo to learn about reproductive health and sexual education by reading books related to reproductive health and sexual education and asked the people who are experts on these things so that no one in understanding about reproductive health and sexual education . Keywords: Reproductive Health, Sexual Behavior in premarital, Faculty of Psychology.
Hubungan Persepsi Kesehatan Reproduksi Dengan Sikap Terhadap Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Riski Tri Astuti Dr. Awaluddin Tjalla Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sikap terhadap perilaku seksual pranikah. Di samping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi terhadap kesehatan reproduksi dengan sikap terhadap perilaku seksual pranikah pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Populasi penelitian adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma, dengan kriteria: mahasiswa dengan usia 19 – 22 tahun, angkatan 2006 yang masih aktif kuliah (tidak cuti) dengan jumlah subjek sebanyak 70 mahasiswa Fakultas Psikologi. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Hasil gambaran sikap terhadap perilaku seksual pranikah terlihat bahwa bahwa 4,29 % responden memiliki sikap terhadap perilaku seksual pranikah tinggi, 85,71 % responden memiliki sikap terhadap perilaku seksual pranikah sedang, sedangkan 10,00% responden memiliki sikap terhadap perilaku seksual pranikah rendah. Menurut Sarwono (1989) dorongan atau hasrat seksual diasumsikan sudah ada dalam diri remaja dimana pada masa remaja ini alat-alat reproduksi mereka memang mulai berfungsi. Kata Kunci : Kesehatan Reproduksi, Perilaku Seksual Pranikah, Mahasiswa Fakultas Psikologi remaja generasi 90’an. Hal ini terjadi
PENDAHULUAN Pada zaman sekarang kehidupan
karena pubertas pada usia yang lebih
remaja terutama mahasiswa berbeda
dini, namun berbanding terbalik dengan
dengan
90’an.
penundaan usia pranikah yang lebih
Dimulai tahun 2000 hingga saat ini
lama (Santrock, 2001). Piaget (dalam
mahasiswa dalam berperilaku sosial
Hurlock,
berbeda
kebebasan.
secara psikologis, remaja adalah suatu
Kematangan seksual remaja mengalami
usia individu menjadi terintegrasi ke
banyak perubahan sekaligus pergeseran
dalam masyarakat dewasa, suatu usia
yang signifikan dibandingkan dengan
dimana anak tidak lagi merasa bahwa
zaman
dalam
pada
tahun
mencari
1991)
mengatakan
bahwa
dirinya berada di bawah tingkat orang
menjadi hal yang perlu dipikirkan oleh
yang lebih tua melainkan merasa sama
kita semua terutama bagi orang tua,
atau paling tidak sejajar. Maraknya
lembaga pendidikan, para ahli dan
pergaulan bebas di kalangan remaja
pihak-pihak lain yang ikut prihatin
terutama mahasiswa akhir-akhir ini,
dengan masalah-masalah remaja, karena
antara
karena
pada dasarnya perilaku seksual pranikah
kurangnya pengetahuan mereka tentang
adalah perilaku yang melanggar ajaran
pendidikan seks yang jelas dan benar.
agama manapun dan juga menurut
Ramonasari (1996) yang mengatakan
norma yang ada di masyarakat, perilaku
bahwa
tersebut
lain
di
jaman
sebabkan
sekarang
proses
tidak
dapat
diterima
kematangan reproduksi remaja lebih
dibenarkan.
dini, tetapi untuk memahami tentang
pendidikan
kematangan reproduksi itu tidak jelas
dipersepsikan
atau tidak ada, dikarenakan sebagaian
penjelasan teman (yang belum tentu
orang tua kurang memahami tentang
benar), membaca buku-buku porno,
kesehatan reproduksi dan ada juga yang
melihat gambar-gambar porno, dari
bersikap malu dan menghindari untuk
buku maupun internet, bisa juga dari
melakukan
tentang
penjelasan yang kurang lengkap dari
kesehatan reproduksi. Tamadi (1999)
orang tua. Hasil studi kasus yang
mengatakan,
reproduksi
dilakukan
Pusat
Informasi
adalah kondisi menyeluruh baik fisik,
Pelayanan
Remaja
(PILAR)
mental maupun sosial yang berkaitan
Jateng
dengan
proses
terhadap 1.000 mahasiswa di Semarang
reproduksi, dalam arti bahwa seseorang
menunjukan, ketika mereka melakukan
tidak hanya bebas dari penyakit dan
aktivitas pacaran, sebanyak 7,06 % atau
kecatatan, akan tetapi bisa mendapatkan
76
kepuasan
melakukan
percakapan
kesehatan
sistem,
fungsi
dan
kemampuan
dan
keamanan
Ajen
seks hanya
pada
bulan
mahasiwa
(2006)
kebanyakan diketahui
Oktober
mengaku
intercouse
dari
dan PKBI 2002
pernah (hubungan
bereproduksi,
kelamin), 25 atau 25,00 % atau 250
kebebasan untuk memutuskan kapan,
mahasiswa melakukan petting (meraba
bagaimana dan seberapa sering mereka
payudara dan alat kelamin). Aktivitas
akan bereproduksi. Sikap longgar atau
lain, mencium leher (361 mahasiswa
permisif terhadap masalah reproduksi
atau 36,01 %), mencium bibir (609
terutama hubungan seksual sebelum
mahasiswa atau 60,09 %), mencium
menikah
pipi, kening (846 mahasiswa, 84,06 %),
pada
untuk
seks,
Menurut
dan
mahasiswa,
tentulah
berpegangan tangan (933 mahasiswa,
gangguan di segala hal yang berkaitan
93,03 %) dan ngobrol (1.000) (Riza,
dengan sistem reproduksi, fungsinya
2003). Perilaku seksual pranikah juga
maupun proses reproduksi itu sendiri.
dapat
Kesehatan
menyebabkan
Immunode
(HIV)
Feciency
Human
Virus/Acquirea
reproduksi
menyiratkan
bahwa setiap orang dapat menikmati
Immune Defeciency Syndrome (AIDS)
kehidupan
artinya kumpulan gejala penyakit akibat
menyenangkan, dan mereka memiliki
menurunnya
yang
kemampuan untuk bereproduksi, serta
sifatnya diperoleh (bukan bawaan). Pada
memiliki kebebasan untuk menetapkan
usia produktif HIV atau AIDS terus
kapan dan seberapa sering mereka
mengalami peningkatan setiap bulannya.
bereproduksi.
Penularannya bisa melalui hubungan
Hak-hak Kesehatan Reproduksi
kekebalan
tubuh
seksual dengan seorang yang pengidap HIV
baik
homoseksual
maupun
seks
yang
reproduksi adalah : 1.
Hak untuk Hidup.
mengetahui
2.
Hak
dalam
tentang
kesehatan reproduksi maka persepsi tentang kesehatan reproduksi sangatlah penting
bagi
setiap
manusia
dan
Menurut Ashor (2005) hak-hak
heteroseksual (Nugraha, 1995). Dengan lebih
aman
atas
Kebebasan
dan
Keamanan. 3.
dan
Hak Atas Kesetaraan dan Bebas dari Segala Bentuk Diskriminasi.
terutama dapat mengurangi perilaku
4.
Hak Atas Kerahasiaan Pribadi.
seksual pranikah yang sudah banyak
5.
Hak untuk Bebas Berfikir.
dilakukan oleh kalangan mahasiswa.
6.
Hak Mendapatkan Informasi dan
Akhirnya peneliti tertarik untuk meneliti hubungan persepsi kesehatan reproduksi
Pendidikan. 7.
Hak Memilih Bentuk Keluarga,
dan sikap terhadap perilaku seksual
Dan Hak Untuk Membangun Dan
pranikah dikalangan mahasiswa.
Merencanakan Keluarga. 8.
dan Akankah Mempunyai Anak.
TINJAUAN PUSTAKA 9.
Kesehatan Reproduksi Menurut
Mohamad
Hak untuk Memutuskan Kapankah
(1998)
kesehatan reproduksi adalah keadaan
Hak Mendapatkan Pelayanan dan Perlidungan Kesehatan.
10.
Hak Mendapatkan Manfaat dari
sehat yang menyeluruh, meliputi aspek
Hasil
fisik, mental dan sosial, dan bukan
Pengetahuan.
sekadar tidak hanya penyakit atau
Kemajuan
Ilmu
11.
12.
Hak Atas Kebebasan Berkumpul
Sarwono (2006) mengatakan bahwa,
dan berpartisispasi Dalam Politik.
perilaku seksual pranikah adalah segala
Hak
dari
tingkah laku yang didorong oleh hasrat
Perlakuan
seksual, baik dengan lawan jenisnya
untuk
Penganiayaan
Bebas dan
Buruk.
maupun dengan sesama jenis. Bentukbentuk
Penyakit Menular Seksual Ajen (2006) jenis-jenis penyakit
tingkah
laku
ini
biasanya
bermacam-macam, mulai dari perasaan
menular seksual, sebagai berikut :
tertarik sampai tingkah laku berkencan,
a.
Gonorea.
bercumbu,
b.
Sifilis.
seksual.
c.
Herpes
d.
Klamidia
e.
Candida
f.
Chancroid
bahwa sikap adalah suatu hal yang
g.
Granuloma Inguinale
menentukan sikap, sifat, hakekat yang
h.
Lymphogranuloma Venerum
baik pada perbuatan sekarang maupun
i.
AIDS
perbuatan yang akan datang. Mar’at
j.
HIV
(1982) mengungkapkan sikap terbentuk
k.
ARC
dari 3 komponen utama, yaitu:
l.
Scabies
a.
Komponen Kognisi.
m.
PID
b.
Komponen Afeksi.
n.
Trichomonas Infection
c.
Komponen Konasi.
o.
Veneral Warts
dan
melakukan
perilaku
Sikap Ahmid
(2002)
mendefinisikan
METODE PENELITIAN Persepsi
Subjek Penelitian
Leavitt (1997) persepsi dalam arti
Subjek dalam penelitian ini adalah
sempit adalah penglihatan, bagaimana
masiswa Fakultas Psikologi Universitas
caraseseorang
Gunadarama angkatan 2006. Teknik
melihat
sedangkan
dalam
pandangan
atau
arti
sesuatu, luas
ialah
pengambilan sampel yang digunakan
pengertian,
yaitu
dalam penelitian ini adalah Purposive
bagaimana seseorang memandang atau
Sampling
mengartikan sesuatu.
berdasarkan ketersediaan subjek yang
Perilaku Seksual Pranikah
yaitu
teknik
sampling
memenuhi
karakteristik
yang
telah
ditentukan
sebelumnya
yang
dapat
mewakili keseluruhan populasi yang
HASIL PENELITIAN
ingin diteliti (Sugiyono, 1999).
Deskripsi Hasil Penelitian Dari
Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data yang
hasil
gambaran
terhadap
perilaku
digunakan dalam penelitian ini dengan
terlihat
bahwa
metode pengumpulan data primer yaitu
memiliki sikap terhadap perilaku seksual
angket atau kuesioner yang digunakan
pranikah
untuk
memiliki sikap terhadap perilaku seksual
variabel
persepsi
terhadap
seksual
sikap
4,29%
tinggi,
responden
85,71%
sedang,
pranikah
responden
kesehatan reproduksi dan sikap perilaku
pranikah
sedangkan
seksual pranikah berupa pernyataan
responden
skala sikap dengan model Likert dimana
perilaku seksual pranikah rendah.
memiliki
sikap
10%
terhadap
pada setiap pernyataan diberikan enam skala pilihan, mulai dari Sangat Setuju
Uji Validitas dan Reliabilitas
(SS), Setuju (S), Agak Setuju (AS),
Pada
pengukuran
instrumen
Agak Tidak Setuju (ATS), Tidak Setuju
Persepsi terhadap Kesehatan Reproduksi
(TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).
dari 40 item yang diujicobakan, pada putaran pertama terdapat 11 aitem yang tidak valid, setelah putaran kedua tidak
Validitas dan Reliabilitas Pengujian validitas item Persepsi
ada aitem yang tidak valid, maka dari itu
terhadap Kesehatan Reproduksi dan
terdapat 29 item yang valid. Sikap
Sikap
Seksual
terhadap Perilaku Seksual Pranikah dari
Pranikah menggunakan korelasi Product
60 item yang diujicobakan, pada putaran
Moment
2005).
pertama terdapat 12 aitem yang tidak
Pengujian reliabilitas pada Persepsi
valid, pada putaran kedua masih terdapat
terhadap Kesehatan Reproduksi dan
4
Sikap
Seksual
pengujjian reliabilitas Persepsi terhadap
Pranikah, digunakan formula Alpha
Kesehatan Reproduksi di dapat koefisien
Cronbach
kriteria
reliabilitasnya pada putaran pertama
reliabilitasnya lebih dari 0,7 (Azwar,
sebesar 0,860 dan pada putaran kedua
2005). Uji reliabilitas dalam penelitian
koefisien reliabilitasnya sebesar 0,927
ini dilakukan dengan menggunakan
sehingga
bantuan program komputer SPSS for
sedangkan pada pengujian reliabilitas
Windows versi 12.0.
variabel Sikap terhadap Perilaku Seksual
terhadap
Pearson
terhadap
yang
Perilaku
(Azwar,
Perilaku
memiliki
aitem
yang
skala
tidak
valid.
dinyatakan
Pada
reliabel,
Pranikah pada putaran pertama didapat
koefisien reliabilitas sebesar 0,922, pada
negatif,
putaran
reliabilitas
terhadap kesehatan reproduksi negatif
sebesar 0,934, dan pada putaran ketiga
maka sikap terhadap perilaku seksual
angka
koefisien
pranikah positif.
0,948
sehingga
kedua
koefisien
reliabilitas skala
sebesar
dinyatakan
reliabel.
sebaliknya
jika
persepsi
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A. (2002). Psikologi sosial edisi revisi. Jakarta : Rineka Cipta
UJI ASUMSI Uji Normalitas Untuk uji normalitas sebaran skor digunakan uji Cormogrof Smirnov dan
Ajen, D. (2006). Perilaku seks untuk remaja. Jakarta : Kawan Pustaka. Ashor,
Shapiro Wilk. Dari hasil uji normalitas menggunakan Cormogrof Smirnov pada
M. U.(2005). reproduksi bagi islam. Jakarta : Foundation.
Kesehatan komunitas The Ford
skala persepsi kesehatan reproduksi diketahui nilai statistik sebesar 0,077 dengan nilai signifikansi sebesar 0,200 (p>0,01).
Uji Hipotesis Dari hasil analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik
Azwar, S. (2005). Sikap manusia, teori dan pengukurannya. Edisi ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Leavitt,
H. J. (1997). Psikologi manajemen. Jakarta : Erlangga
Mar’at.
(1982). Sikap manusia, perubahan serta pengukurannya. Jakarta : Ghalia Indonesia.
korelasi Pearson (1-tailed) diketahui nilai koefisien korelasi sebesar r = 0,888 dengan nilai sangat signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,01). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima, artinya ada hubungan yang
Mohamad, K. (1998). Kontradiksi dalam kesehatan reproduksi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan dengan The Ford Foundation. Nugraha, D. B. (1995). Problem seks dan cinta remaja. Jakarta : Bumi Aksara.
negatif (-) sangat signifikan persepsi terhadap kesehatan reproduksi dengan sikap terhadap perilaku seksual pranikah pada mahasiswa psikologi. Dalam hal ini jika persepsi terhadap kesehatan reproduksi pada mahasiswa positif maka sikap terhadap perilaku seksual pranikah
Ramonasari. (1996). Perilaku remaja dan kesehatan reproduksi. Jakarta : The Ford Foundation. Riza, M. Z. (2003). Hati-hati memasuki masa puppy love. http,27 September 2007//www.suaramerdeka.com.
Santrock, J. W. (2001). Adolescence. (8th ed). New York : Mc Graw Hill. Sarwono, W. S. (1989). Psikologi remaja.. Jakarta : PT. Rajawali Pers. Sarwono, W. S. (2006). Psikologi remaja. Edisi Revisi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (1999). Metode penelitian administrasi. Bandung: CV Alfabeta Tamadi. (1999). Reproduksi sehat remaja. Bandung : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.