Riset Makro BI WATCHER
Rapat Bulanan BI Pertahankan Suku Bunga, Sinyal Pelonggaran Makin Kuat Perkenalan Kebijakan Suku Bunga Baru, Tak Ada Perubahan Kebijakan Moneter Melihat kondisi ekonomi terakhir yang bersahabat, tanggal 19 Agustus Bank Indonesia resmi mengganti kebijakan suku bunga dari "suku bunga BI" menjadi "suku bunga 7-Day Repo Rate BI" sebagai bagian dari kerangka kerja moneter baru. Harap catat bahwa Bank Indonesia akan tetap mengumumkan tingkat suku bunga (7D RR) setiap bulan setelah rapat Komisaris.
Aug 22, 2016
Untuk melancarkan proses perubahan ini, mempertimbangkan secara seksama sejumlah indikator ekonomi, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan "suku bunga 7-Day Repo Rate BI" di angka 5.25% dan suku bunga deposito/Deposit Facility (DF) tetap di angka 4.50%. Sementara bunga pinjaman/Lending Facility (LF) dipangkas 100bps ke 6% hingga bentang antara 7-Day RR dan suku bunga LF dan juga DF adalah masing-masing 75bps, menciptakan koridor yang simetris (Figure 1).
MACRO
Figure 1. Kerangka Kerja Operasional Moneter Baru
INDONESIA
Macro Data 7-D RR Reserved Assets CPI (yoy) CPI July (monthly) 2016 CPI (as of June) 2016 Inflation Target 5Y Yield 5Y CDS
5.25% US$111.41bn 3.21% 0.69% 1.75% 3 – 5% 6.57% 136.23
Figure2. Dollar Index
Tanpa pemotongan suku bunga, struktur operasional moneter BI tetap sebagai berikut: Tenor Rate
7D
2W
1M
3M
6M
9M
12M
5.25%
5.45%
5.70%
6.10%
6.30%
6.40%
6.50%
Source: Bloomberg
Sumber: Bank Indonesia
Sikap Hati-hati terhadap Kestabilan Pasar Masih Ada BI terlihat masih hati-hati karena khawatir dengan efektivitas program Tax Amnesty dalam mendukung anggaran negara dan efeknya pada kestabilan makroekonomi, jika imbas program tidak sebesar harapan pasar. Penundaan pelonggaran moneter lebih jauh akan memberi BI amunisi cukup untuk menghadapi risiko ini. BI juga perlu memastikan kestabilan pasar selama transisi dari "suku bunga BI" ke "7D RR" dengan menghindari kebingungan pasar dan mengisolasi efek transisi ini dari kebijakan lain suku bunga demi efektivitas kebijakan. Di tengah kekhawatiran risiko pertumbuhan lemah karena pemangkasan belanja negara dan lemahnya pemulihan ekonomi global, keputusan untuk tidak mengubah tingkat suku bunga 7D RR terhitung bijak. Sejumlah indikator ekonomi seperti lemahnya pertumbuhan ekonomi global karena ketidakpastian BREXIT yang mempengaruhi pertumbuhan ekspor, membatasi pertumbuhan kredit, didukung oleh kurangnya tekanan inflasi, membaiknya Balance of Payment (BoP) serta kestabilan Rupiah menunjukkan ini adalah waktu terbaik untuk melakukan pelonggaran untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
PUTRI KINANTY SIREGAR
[email protected] +62 21 8067 3136
SHIRLEY SAROINSONG
[email protected] +62 21 8067 3139
MACRO ZONE- BI WATCHER 19 Aug 2016
Kebijakan BI Tetap Dovish Sementara itu, kebijakan BI kemungkinan besar akan tetap dovish melihat kebutuhan mendorong permintaan domestik sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi saat ini. Melihat kuatnya sentimen positif para investor pada pasar keuangan domestik dan berkurangnya kekhawatiran tentang kenaikan FFR dalam waktu dekat ini, kami perkirakan sejumlah indikator ekonomi seperti kurs mata uang dan neraca berjalan akan tetap mendukung dilakukannya pelonggaran sekali lagi. Dengan inflasi diperkirakan terkendali sesuai target 4±1%, kami menaikkan perkiraan pemangkasan suku bunga kami menjadi 2x 25bps yang kemungkinan terjadi bulan September (ketika periode pertama tax amnesty berakhir) dan Oktober 2016. Suku Bunga LF Lebih Rendah: Positif untuk Sektor Perbankan, Realisasi akan Makan Waktu Walaupun tak ada pemangkasan suku bunga, menurut kami efek dari tingkat LF lebih rendah, bahkan jika belum diberlakukan dalam waktu dekat, dapat mempengaruhi biaya dana bank dengan turunnya biaya terbeban karena tidak likuid. Risiko likuiditas bank untuk menempatkan modal pada instrumen jangka panjang turun karena bank dapat memanfaatkan bunga pinjaman rendah jangka pendek dari BI. Sayangnya, saat ini kebanyakan bank ragu menggunakan fasilitas pinjaman dari BI untuk mendukung pengelolaan likuiditas mereka karena adanya stigma negatif terhadap transaksi ini yang bisa menjadi indikasi adanya masalah likuiditas serius. Karenanya, penghapusan stigma ini sangat diperlukan untuk mempercepat imbas suku bunga LF lebih rendah dan menaikkan efektivitas kerangka operasional moneter baru. Masih Bullish terhadap Obligasi, Tetap BELI Tenor Menengah-hingga-Panjang Di tengah kekhawatiran tentang pentingnya mendorong pertumbuhan, kami yakin kebijakan BI yang dovish akan terus mendukung kompresi imbal hasil lebih jauh pada obligasi pemerintah. Fundamental yang mendukung pasar obligasi 2H16 dalam pandangan kami kemungkinan besar akan tetap kuat, melihat inflasi yang lemah dan terkendali, Rupiah stabil dan kuatnya minat dari investor yang mencari imbal hasil tinggi. Sebagai tambahan kekhawatiran kenaikan FFR dalam waktu dekat telah terhapus dan karenanya menarik lebih banyak aliran modal masuk ke aset domestik. Kurva imbal hasil obligasi pemerintah telah mengalami pergeseran turun paralel signifikan sejak awal tahun dan kami perkirakan tren saat ini akan berlanjut (Figure 4). Dengan melebarnya cakupan pelonggaran moneter (kami perkirakan adanya pemangkasan suku bunga 2x 25bps tahun ini), para investor sebaiknya fokus pada jangka waktu menengah hingga panjang pada portofolio mereka, terutama obligasi dengan tenor 13, 15, 18, 20 dan 30 tahun, yang mengalami kompresi imbal hasil paling rendah. Dengan transisi ke acuan suku bunga baru dan harapan bahwa BI akan melakukan pelonggaran moneter lebih jauh, kami juga mencatat bahwa obligasi bertenor 2, 3 dan 11-tahun menawarkan nilai relatif lebih besar, bagian kurva yang paling curam. Figure 3. Perubahan Imbal Hasil Berbagai Tenor yield curve 08/19/16 07/19/16 12/31/15 Change mtm (bps)Change ytd(bps) mtm yield changes ytd yield changes 1Y 6.15 6.32 7.55 -16.80 -140.10 -2.2% -18.5% 2Y 6.42 6.63 8.42 -20.50 -200.00 -2.4% -23.7% 3Y 6.45 6.77 8.71 -32.20 -226.20 -3.7% -26.0% 4Y 6.57 6.79 8.74 -21.80 -216.80 -2.5% -24.8% 5Y 6.57 6.83 8.75 -26.40 -218.20 -3.0% -24.9% 6Y 6.74 6.96 8.88 -21.80 -214.00 -2.5% -24.1% 7Y 6.82 7.01 8.88 -19.30 -206.00 -2.2% -23.2% 8Y 6.86 7.05 8.92 -18.60 -205.50 -2.1% -23.1% 9Y 6.89 7.10 8.80 -21.40 -191.10 -2.4% -21.7% 10Y 6.81 7.01 8.69 -19.10 -187.60 -2.2% -21.6% 11Y 6.94 7.15 8.95 -20.80 -201.10 -2.3% -22.5% 12Y 7.11 7.25 9.00 -13.30 -188.80 -1.5% -21.0% 13Y 7.17 7.35 8.94 -17.60 -176.40 -2.0% -19.7% 15Y 7.18 7.28 8.93 -10.00 -175.40 -1.1% -19.6% 16Y 7.26 7.37 9.13 -11.00 -186.80 -1.2% -20.5% 18Y 7.34 7.39 9.06 -4.70 -171.40 -0.5% -18.9% 20Y 7.31 7.38 8.91 -7.10 -159.50 -0.8% -17.9% 30Y 7.54 7.71 9.22 -17.60 -168.40 -1.9% -18.3%
2
MACRO ZONE- BI WATCHER 19 Aug 2016
Ekonomi Global Masih Berjuang untuk Bangkit Ekonomi AS masih tetap lemah, terlihat dari Indeks DXY yang jatuh ke titik terbawah dalam 7 minggu (Figure 2) setelah terbitnya data penjualan ritel yang mencatat tak adanya pertumbuhan dan laporan rapat Fed bulan Juli yang menunjukkan adanya perpecahan di jajaran pejabat tentang ada tidaknya kebutuhan untuk menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. Sejumlah indikator seperti: lemahnya pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi yang masih di bawah target bank sentral 2%, penjualan ritel lemah dan tidak adanya perbaikan berarti pada tingkat penggunaan SDM mementahkan perkiraan Fed akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat (Figure 5 dan 6). Sementara itu, ekonomi zona Eropa tumbuh secara moderat setelah BREXIT. Karena AS dan negara-negara Eropa adalah tujuan ekspor utama untuk negara-negara Asia, efek ini seharusnya telah diantisipasi karena saat ini sejumlah negara Asia memang mengalami perlambatan. Di Cina, pertumbuhan ekonomi tetap moderat sementara sejumlah indikator memberi sinyal perlambatan lebih jauh. Bulan Juli, nilai impor Cina turun sebesar 12.5%, lebih lemah dari bulan sebelumnya yang hanya turun sebesar 8.4%. Sebagai tambahan, pinjaman CNY baru di bulan Juli 2016 hanya mencapai CNY0.46triliun, lebih rendah dibanding bulan sebelumnya, CNY1.38triliun. Walaupun Indikator Makroekonomi Stabil, Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan Masih Diragukan Pertumbuhan GDP Membaik, Masih Memerlukan Stimulus Lebih Di tengah inflasi lemah dan terkendali, aliran modal masuk yang kuat dan Rupiah yang stabil, pertumbuhan GDP tercatat 5.18% (yoy) dan 4.02% (qoq) di 2Q16. Pertumbuhan yang kuat ini terutama didukung oleh naiknya konsumsi rumah tangga yang menyumbangkan 2.71% (dari 5.18%) dan Gross Domestic Fixed Capital Formation yang menyumbangkan 1.61% (dari 5.18%). Sementara itu, sumbangan dari komponen lain, seperti ekspor, sangat terbatas. Dengan lemahnya permintaan global, ekspor tidak bisa dijadikan tumpuan pertumbuhan ekonomi. Bulan Juli, ekspor melemah sebesar 17.02% (yoy) dan -26.67% (mtm) karena ekspor ke 6 negara tujuan terbesar mencatat pertumbuhan negatif (Figure 7). Nilai ekspor ke AS -sebagai negara tujuan ekspor utama- melemah 0.4% (mtm) sejalan dengan data penjualan ritel AS yang mencatat tak adanya pertumbuhan di bulan Juli. Impor tengah mengalami tren serupa, dengan impor minyak dan gas menyusut paling banyak dari 2% pertumbuhan di 1Q ke -3.9% di 2Q karena lemahnya permintaan domestik. Pilihan Penyesuaian Anggaran Lebih Jauh karena Pendapatan Pajak Rendah Melihat kondisi ini, pendapat kami target pendapatan negara sebesar Rp1.584triliun (berdasarkan revisi anggaran ke-2) sangat sulit dicapai karena realisasi pendapatan pemerintah hingga Juni 2016 baru mencapai Rp634.7triliun (40%). Sementara realisasi pendapatan pajak baru mencapai Rp522triliun atau 39.5% dari target Rp1.320triliun. Kami perkirakan tax amnesty tidak akan memberi efek berarti dalam jangka waktu pendek karena saat ini, pendapatan pajak dari tax amnesty baru mencapai 0.4% dari target pemerintah Rp165triliun. Berdasarkan kekhawatiran ini, kami melihat bahwa kemungkinan terjadinya kompresi anggaran mulai tampak. Isu ini menaikkan kekhawatiran tentang kemampuan ekonomi untuk terus tumbuh.
3
MACRO ZONE- BI WATCHER 19 Aug 2016
Karenanya, upaya Kementrian Keuangan untuk memberi stimulus ekonomi bermaksud untuk mendorong permintaan domestik di tengah terbatasnya anggaran negara. Karena pelonggaran moneter sebelumnya hanya memberi imbas terbatas pada pertumbuhan pinjaman, bersama dengan transisi pada acuan suku bunga baru, kami berpendapat Bank Indonesia sebaiknya mendukung upaya Kementrian Keuangan untuk mendorong permintaan domestik dengan cara memberi stimulus moneter lebih jauh.
Figure 4: Kurva Imbal Hasil Obligasi Pemerintah Indonesia
Figure 5: CPI dan Penjualan Ritel AS
9.50
%
9.00
5
CPI (yoy)
8.50
4
Retail Sales (mtm)
3 8.00
2
7.50
1
1.0
0
7.00 08/19/16
07/19/16
12/31/15
6.50
0.0
-1
Sumber: Bloomberg
Jul-16
Jan-16
Jul-15
Jan-15
Jul-14
Jan-14
Jul-13
Jan-13
Jul-12
Jan-12
Jul-11
Jan-11
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Jul-10
6.00
Jan-10
-2
Sumber: Bloomberg
Figure 6: Penggunaan SDM dan Pertumbuhan GDP AS Unemployment Rate (%) 12
Figure 7: Pertumbuhan Ekspor Indonesia per 6 Negara Tujuan Terbesar
GDP yoy
10
-45%
8
-40%
6
-35%
4.9
4
-0.4 -0.3
-0.3
-0.3
-30% -25%
-20%
2
1.2
0
-0.2
-15%
Mar-16
Sep-15
Mar-15
Sep-14
Mar-14
Sep-13
Sep-12
Mar-13
Mar-12
Sep-11
Mar-11
Sep-10
Mar-10
-5%
-0.2
-0.1
-10%
-0.1 0.0
0.0
0% mtm
Sumber: Directorate General of Budget Financing and Risk Management
-0.3
-0.3
Jan-July'16 to Jan-Jul'16
Sumber: Bloomberg
4
MACRO ZONE- BI WATCHER 19 Aug 2016
Sucorinvest rating definition, analysts certification, and important disclosure
Ratings for Sectors Overweight Neutral Underweight
: We expect the industry to perform better than the primary market index (JCI) over the next 12 months. : We expect the industry to perform in line with the primary market index (JCI) over the next 12 months. : We expect the industry to underperform the primary market index (JCI) over the next 12 months
Ratings for Stocks Buy Hold Sell
: We expect this stock to give return (excluding dividend) of above 10% over the next 12 months. : We expect this stock to give return of between -10% and 10% over the next 12 months. : We expect this stock to give return of -10% or lower over the next 12 months
Analyst Certification The research analyst(s) primarily responsible for the preparation of this research report hereby certify that all of the views expressed in this research report accurately reflect their personal views about any and all of the subject securities or issuers. The research analyst(s) also certify that no part of their compensation was, is, or will be, directly or indirectly, related to the specific recommendations or views expressed in this research report.
Disclaimers This document has been prepared for general circulation based on information obtained from sources believed to be reliable but we do not make any representations as to its accuracy or completeness. PT Sucorinvest Central Gani accepts no liability whatsoever for any direct or consequential loss arising from any use of this document or any solicitations of an offer to buy or sell any securities. PT Sucorinvest Central Gani and its directors, officials and/or employees may have positions in, and may affect transactions in securities mentioned herein from time to time in the open market or otherwise, and may receive brokerage fees or act as principal or agent in dealings with respect to these companies. PT Sucorinvest Central Gani may also seek investment banking business with companies covered in its research reports. As a result investors should be aware that the firm may have a conflict of interest that could affect the objectivity of this report. Investors should consider this report as only a single factor in making their investment decision.
5
MACRO ZONE- BI WATCHER 19 Aug 2016
Sales Office & Research PT. Sucorinvest Central Gani HEAD OFFICE PT. Sucorinvest Central Gani th Sahid Sudirman Center, 12 Floor Jl. Jend Sudirman Kav.86 Jakarta 10220 – Indonesia Ph : (+62-21) 8067 3000 Fax : (+62-21) 2788 9288 JAKARTA Equity Tower, 31st Floor Jl. Jend Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 – Indonesia Ph : (+62-21) 2996 0999 Fax : (+62-21) 5797 3938 Ruko Pluit Village (Mega Mall Pluit) no. 30 Jl. Pluit Indah Raya, Jakarta Utara 14450 Ph: (+62-21) 6660 7599 (+62-21) 6660 7607 Fax: (+62-21) 6660 7610 Ruko Mangga Dua Square Blok F no. 39 Jl. Gunung Sahari Raya, Jakarta Utara 14420 Ph: (+62-21) 2961 8899 Fax: (+62-21) 2938 3525 Wisma 77 Lt.17 Jl. Letjend S. Parman Jakarta Barat 11410 Ph: (+62-21) 536 3033 Fax: (+62-21) 5366 2966 Ruko Inkopal Block A No. 23 A Jl. Boulevard Barat Raya Jakarta Utara 14240 Ph: (+62-21) 4585 9114 Fax: (+62-21) 4585 9227 Ruko Puri Niaga 1 Blok K7 / 3T Jl. Puri Kencana Jakarta Barat 14240 Ph: (+62-21) 582 3117 Fax: (+62-21) 582 3118 GALERI INVESTASI Universitas PANCASILA Jl. Srengseng Sawah, Lenteng Agung, Jakarta Selatan 12640 Ph: (+62-21) 787 3711
GALERI INVESTASI Universitas Krisnadwipayana Jl. Raya Jatiwaringin, Pondok Gede Jakarta Timur 13620
YOGYAKARTA Jl. Poncowinatan No. 94 Yogyakarta 55231 Ph: (+62-274) 580 111 Fax: (+62-274) 580 111
Kiosk Mall Ambassador Lantai Dasar Blok H No.3A Jl. Professor Doktor Satrio Jakarta Selatan 12940
GALERY INVESTASI Universitas Ahmad Dahlan Lab kompt FE Lt-2 kampus 1 Universitas Ahmad Dahlan Jl. Kapas no 9, Semaki, Umbulhardjo, Yogyakarta 55166 Ph: (+62-274) 71 700 48
GALERI INVESTASI Univesitas Islam 45 Bekasi Jl. Cut Meutia NO.83, Bekasi 17113 TANGERANG Ruko PDA No.9 Jl.Raya Boulevard Gading Serpong Tangerang 15810. Ph : (+62-21) 54210990 GALERI INVESTASI Surya University Gedung 01 Scientia Business Park Jl. Boulevard Gading Serpong Blok O/1 Summarecon Serpong Tangerang 15810 BOGOR Komplek Ruko V Point Jl. Pajajaran Blok ZG, Bogor 16144 Ph: (+62-251) 835 8036 Fax: (+62-251) 835 8037 GALERI INVESTASI STIE Kesatuan Bogor Jl. Ranggagading No.1 Bogor 16123 Ph : (+62-251) 835 8036 BANDUNG Ruko Paskal Hyper Square Blok B No.47 Jl. Pasir Kaliki No. 25 - 27 Bandung 40181 Ph: (+62-22) 8778 6206 Fax: (+62-22) 8606 0653
MALANG Jl. Jaksa Agung Suprapto No.40 Kav. B4, Malang 68416 Ph: (+62-341) 346 900 Fax: (+62-341) 346 928
GALERI INVESTASI Universitas Negeri Surabaya PIC : Wahyudi Maksum Kampus ketintang Gedung bisnis centre fakultas ekonomi Jl. Ketintang, Surabaya 60231 Ph: (+62-31) 8297123 GALERI INVESTASI Universitas 17 Agustus 1945 Jl. Semolowaru 45 Surabaya 60118 BALI Jl. Raya Puputan Renon No.60C, Denpasar 80226 Ph : (+62-361) 261 131 Fax: (+62-361) 261 132
GALERI INVESTASI UNIVERSITAS MERDEKA Jl. Terusan Dieng No.59, Malang 65146 Ph: (+62-341) 580 900 KEDIRI GALERI INVESTASI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI Jl. KH Ahmad Dahlan 76, Kediri 64112 Ph : (+62-354) 7417352 SURABAYA Jl. Trunojoyo no.67 Surabaya 60264 Ph: (+62-31) 563 3720 Fax: (+62-31) 563 3710 Jl. Slamet no. 37 Surabaya 60272 Ph : (+62-31) 547 9252 Fax : (+62-31) 547 0598 Ruko Pakuwon Town Square AA2-50 Jl. Kejawen Putih Mutiara, Surabaya 60112 Ph: (+62-31) 5825 3448 Fax: (+62-31) 5825 3449
JL.Hegarmanah No.57 Bandung 40141 Ph: (+62-22)-203 3065 Fax: (+62-22) 203 2809
Research Analysts
Sector
Email
1. Stanley Kelvin Liong 2. Alexander Budiman 3. Sharon A. Tjahjadi 4. Felicia Putri 5. Sandy Ham 6. Erni Marsella 7. Putri K. Siregar 8. Ahmad Hapiz
Industrial Transportation, Infra Property Extreme On The Ground Extreme On The Ground Banking Economist Research Assistant
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
6