RISALAH SIDANG
SENAT AKADEMIK – INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Rapat / Sidang Hari / Tanggal Waktu Tempat
Peserta
Agenda Sidang
Sidang SENAT AKADEMIK No. : 05/RSSA/20032015 Jumat / 20 Maret 2015 pkl. 14.00 – 16.00 Gedung Balai Pertemuan Ilmiah ITB, Jalan Dipati Ukur No. 4 Bandung Anggota SA = 23 orang (dari 35 orang) Ex‐officio = 9 orang (dari 19 orang) Tidak Hadir = 22 orang (termasuk 6 orang ijin tidak hadir) Catatan : ‐ daftar hadir ada pada lampiran ‐ 1. Pengesahan Agenda Sidang 2. Pengesahan Risalah Sidang 6 Maret 2015 3. Laporan pimpinan SA ITB 4. Komisi – III : Pembahasan tentang usulan kenaikan loncat jabatan ke Lektor Kepala (Dr. Tri Suciati / SF) 5. Komisi – I : Paparan tentang Pendidikan Keprofesian dan Etika Akademik / Plagiarism (oleh : Prof. Djoko Santoso) 6. Lain‐lain 1. PENGESAHAN AGENDA SIDANG
Catatan Sidang
Keputusan :Agenda sidang disetujui untuk dilaksanakan 1. PENGESAHAN RISALAH SIDANG PLENO 06MARET 2015 Ringkasan RisalahSidang: 1) Pengesahan Agenda Sidang : Keputusan : Agenda Sidang disetujui untuk dilaksanakan 2) Pengesahan Risalah Sidang 20 Februari 2015 Keputusan : Risalah Sidang 20 Februari 2015 disetujui untuk disahkan 3) Laporan pimpinan SA ITB : Laporan dari rapat MWA (28 Februari 2015) a) Isu tentang banyaknya kegiatan rapat SA b) Isu tentang indikator kinerja SA c) Isu tentang shared governance d) dsb SA perlu segera menyampaikan nama‐nama untuk tim penyusun peraturan MWA a) Peraturan MWA tentang Sistem Perencanaan dan Pengelolaan Kekayaan ITB (3 orang) b) Harmonisasi peraturan‐peraturan ITB (3 orang) Persoalan Etika dan Komisi Etik Laporan Kesekretariatan 1
RISALAH SIDANG
SENAT AKADEMIK – INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
4) Penyampaian pandangan dan pendapat tentang Peraturan Penerimaan Mahasiswa Baru (Dr. Tubagus Furqon Sofhani) ‐ Keputusan : SA akan membentuk tim ad‐hoc di bawah koordinasi Komisi ‐ I 5) Komisi – I : Pembahasan tentang masa pendidikan alumni, pendidikan keprofesian dan pendidikan vokasi ‐ Keputusan : Komisi‐ I akan menyiapkan naskah untuk pertimbangan ke peraturan Rektor 6) Persetujuan usulan kenaikan jabatan ke Lektor Kepala o Dr. Erly Marwani (SITH) o Dr. Fatkhan (FTTM) ‐ Keputusan : disetujui untuk diusulkan ke jabatan Lektor Kepala Keputusan : Risalah sidang pleno 6 Maret disetujui dan disahkan 2. LAPORAN PIMPINAN SENAT AKADEMIK Senat Akademik sudah mengirim nama‐nama untuk tim penyusunan peraturan MWA Isu tentang Pendidikan Keprofesian dan Etika Akademik Rencana Kunjungan Dewan Guru Besar Universitas Hasanuddin – Makassar ke Senat Akademik, pada tanggal 26 Maret 2015, pk. 10.00 – 12.00 Laporan kesekretariatan Draft SK Program Kerja komisi‐komisi (K‐I dan K‐II sudah masuk) Surat / SK masuk dan keluar (lihat Lampiran) 3. KOMISI – III : PEMBAHASAN USULAN KENAIKAN LONCAT JABATAN KE LEKTOR KEPALA 1) Dr. Tri Suciati (SF) Angka Kredit :748,97 KK : Farmasetika Bidang keahlian :Teknologi Formulasi dan Rekayasa Jaringan (Tissue Engineering) CPNS : 1999 Pendidikan S1 : Farmasi ITB, lulus tahun 1991 S2 : Farmasi ITB, lulus tahun 1996 S3 : Farmasi, Nottingham University – UK, lulus tahun 2007 2
RISALAH SIDANG
SENAT AKADEMIK – INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Pengantar oleh Sekretaris Komisi – III (Prof. Prayatni Soewondo) Promosi oleh Dekan Sekolah Farmasi (Prof. Daryono Hadi) : Keputusan : Secara prinsip disetujui untuk naik jabatan, sedangkan untuk loncat jabatan, Komisi‐III perlu meninjauj kembali peraturan yang berlaku 4. KOMISI – I : PAPARAN TENTANG PENDIDIKAN KEPROFESIAN DAN ETIKA AKADEMIK/PLAGIARISM (oleh : Prof. Djoko Santoso) (materi presentiasi ada pada Lampiran) Keputusan : ‐ Tidak ada keputusan Sidang ditutup pkl. 16.00 Jadwal Sidang Pleno Berikut : 17 APRIL 2015
Bandung, 20 Maret 2015 Senat Akademik ITB Sekretaris, (Deddy Kurniadi)
Menyetujui Ketua Sidang,
(Intan Ahmad)
3
RISALAH SIDANG
SENAT AKADEMIK – INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
LAMPIRAN I Presentasi tentang UU Keinsinyuran 4
3/22/2015
UNDANG‐UNDANG KEINSINYURAN DAN PENDIDIKAN PROFESI INSINYUR PROFESI INSINYUR
UU KEINSINYURAN PROGRAM PROFESI INSINYUR SERTIFIKASI INSINYUR PROFESIONAL
DISAMPAIKAN OLEH: Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc, IPU PROFESOR TEKNIK GEOFISIKA ITB
DISUSUN OLEH: TIM DIKTI ‐ PII
LINGKUP PENGATURAN UU KEINSINYURAN
MENJADI IR PROFESIONAL INTERNASIONAL
BAB II ASAS, TUJUAN, DAN LINGKUP
Terdaftar dalam Registrasi Insinyur Internasional di ASEAN dan APEC ACPE‐R dan APEC‐R >7 tahun: Memiliki Sertifikat Insinyur Profesional setara Internasional Bekerja untuk pekerjaan yang resiko dan tanggung jawab tinggi, berlaku 5 tahun >3 tahun: Memiliki sertifikat Insinyur Profesional ‐ Nasional Bisa mengambil tanggung jawab profesional, berlaku 5 tahun Setelah cukup pengalaman, Ikuti Uji Kompetensi Insinyur Mengembangkan profesionalisme
8
TUJUAN PENGATURAN
PELINDUNGAN MASYARAKAT & INSINYUR
DAYA SAING TINGGI
7
Lulus memperoleh Sertifikat Profesi, dengan gelar profesi Insinyur, berlaku seumur hidup
5.REGISTRASI INSINYUR 4 HAK DAN 4.HAK DAN KEWAJIBAN INSINYUR
2.STANDAR KEINSINYURAN
INOVASI DAN NILAI TAMBAH SECARA BERKESINAMBUNGAN
3.PROGRAM PROFESI INSINYUR
LINGKUP PENGATURAN
Ikuti Program Profesi Insinyur:
MEMBANGUN KEMANDIRIAN INDONESIA
PEMIHAKAN PADA SDM KEINSINYURAN NASIONAL, LEMBAGA KERJA KEINSINYURAN NASIONAL, dan PRODUK HASIL KEINSINYURAN NASIONAL;
7.PENGEMBANGAN KEPROFESIANI BERKELANJUTAN 6. INSINYUR ASING
NILAI TAMBAH TANAH AIR DENGAN IPTEK
1.CAKUPAN KEINSINYURAN (siapa saja)
10. PEMBINAAN KEINSINYURAN
Memilih karir keinsinyuran Lulus bergelar akademis: Sarjana Teknik, berlaku seumur hidup
6
INSINYUR
KEINSINYURAN
9. ORGANISASI PROFESI INSINYUR
Ikut Program Studi Teknik Pendidikan Tinggi
8. KELEMBAGAAN INSINYUR
INDONESIA MAJU DARI IPTEK KOMPETISI GLOBAL BERBASIS IPTEK
2045 2025
• Tanpa nilai tambah, Indonesia menjadi pasar saja
SEMANGAT UU KEINSINYURAN
UU RPJPN 2005‐2025: INDONESIA yang MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR ADIL DAN MAKMUR
Ps 28 C (1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia
SDM & IPTEK
UUD 45 • Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai Negara untuk sebesar‐besarnya kemakmuran rakyat ‐ Ps 33 (makin besar dengan nilai tambah) • Memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai‐nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia – Ps 31(5)
PEMBANGUNAN NASIONAL
1
3/22/2015
LINDUNGI MASYARAKAT & LINGKUNGAN
TINGKATKAN PERAN INSINYUR DI INDUSTRI MERANGSANG PENGUASAAN PENUMBUHAN PENGEMBANGAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI DI INDUSTRI
MENINGKATKAN STANDAR KESELAMATAN DAN KEAMANAN SERTA STANDAR KEBERLANJUTAN LINGKUNGAN
DAYA SAING STATIS
KEMAJUAN IPTEK
KEM‐‐ KEM BANGKAN DAYA SAING & DAYA SAING & NILAI TAMBAH BERKELANJUTAN
IKM
IKM
IKM
IKM
92%
IKM
IKM IKM
Industri Manufaktur
8% RISET Dari PENELITIAN & TEKNOLOGI PENGEMBANGAN INDUSTRI: KEBUTUHAN PENGEMBANGAN INOVASI TEKNOLOGI
IKM
berdasar pembelian lisensi IKM
IKM
IKM
IKM
IKM
IKM
IKM
IKM
IKM
IKM
IKM
Hanya PENGOPERASIAN & PEMELIHARAAN PERANGKAT KERAS: PERAN INSINYUR TIDAK MAKSIMAL BISNIS: PEMBELIAN ALAT TEKNOLOGI
IPTEK (jumlah IKM: 4,3 juta unit)
SDM & IPTEK
TINGKATKAN JUMLAH INSINYUR
KENDALIKAN INSINYUR ASING
MENINGKATKAN MINAT PADA KEINSINYURAN, DAN MENINGKATKAN PENGHARGAAN PADA INSINYUR
JUMLAH INSINYUR INSINYUR /1 juta d d k penduduk
593,000
7,657,000 4,010,000
TAMBAHAN IR/TAHUN Tambahan Ir/tahun /1 juta penduduk Dari berbagai sumber,, tahun 2004 2007
1,225,000
603,000
90,000
265,000
3,333
4,121
MP3EI 2011‐ 2014
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 2015‐2019 Rp 5.500 Triliun
Liberalisasi ASEAN: AEC 2015 termasuk, Jasa Keinsinyuran
25,309
5,730
3,053 Dari berbagai sumber,, tahun 2004 2007
MENGURANGI KEBUTUHAN INSINYUR ASING DENGAN TINGKATKAN JUMLAH INSINYUR YANG SETARA INTERNASIONAL.
3,380
2,671
Brazil China India Indonesia
45,000
600,000
450,000
273
214
241
Korea Malaysia Thailand Vietnam 80,000 836
37,000
9,900 367
164
Brazil China India Indonesia
9,037
13,000
25,000
202
282
Mengantisipasi investasi asing/ mitra asing / lembaga keuangan asing yang membawa sumber dayanya.
Korea Malaysia Thailand Vietnam
TRANSFER IPTEK DAN MINAT
MENDORONG KERJASAMA ABG AGAR MENJADI PENDORONG KERJASAMA ABG BERBASIS PENGEMBANGAN INSINYUR DAN IPTEK.
TRANSFER TEKNOLOGI KE IKM YANG MAYORITAS SDM‐NYA DARI YANG BERPENDIDIKAN DASAR MENINGKATKAN MINAT PADA KEINSINYURAN INDONESIA KOMPOSISI PENDIDIKAN ANGKATAN KERJA 2010 KERJA 2010
Tinggi
7,2%
(S1, D3,D4)
Menengah
Dari berbagai sumber,, tahun 2004 2007
2025 OECD
14%20,3%
22,4%
19%
36% 56,3%
40,3% 44% 39,3%
(SMA‐SMK)
Dasar
70,4%
(SD,SMP)
% Mahasiswa Teknik & Pertanian/ Keseluruhan
2020 MALAYSIA
38
24,3% 50%
33 17
15
20,4% 35%
24
25
Brazil China India Indonesia Korea Malaysia Thailand Vietnam
Memprioritaskan dan membiayai hasil penelitian dalam ristek yang berpotensi Melakukan ristek berdasar pembangunan p g untuk bersaing dan kemandirian
PEMERINTAH
Membeli produk industri hasil kerjasama ristek universitas
PENDORONG KERJASAMA
PERTI, RISET TEKNOLOGI Menyerap umpan balik dan pengajar dengan pengalaman industri
Menghasilkan produk berdasar prospek dari p p pengembangan teknologi
INDUSTRI Menyampaikan kebutuhan ristek dan modifikasi agar lebih kompetitif
2
3/22/2015
PERLU INSINYUR PROFESIONAL MUDA
2015 2020 Penguatan Landasan Penciptaan SDM: Riset Teknologi Entrepreneur
Penguatan Infrastruktur Engineering Teknologi Entrepreneur
2025
2030
2035
Penguatan Industri berbasis Riset Teknologi Engineering
Penguasaan Pasar Kebutuhan Indonesia dan ASEAN & APEC
Penguasaan Pasar Sebagian Kebutuhan Dunia
LEPAS DARI ‘MIDDLE INCOME TRAP’
2040
2045
MANDIRI KUASAI KUASAI PENGEM‐ BANGAN IPTEK
PENGUASAAN
APEC Eng,
Ir
IPTEK
30 thn
25 thn
ST
2025 $14.250‐ 15.500
$12.616
2035
• Business sophistication • R&D Innovation
Sulit beranjak meningkatkan income /kapita
$4.086
EFFICIENCY DRIVEN:
• Higher education and training • Goods market efficiency • Labor market efficiency • Financial market development • Technological readiness • Market size
2010 $ 2.500 2005 $ 1.203
LOW INCOME
FACTOR DRIVEN:
• Institutions • Infrastructure • Macroeconomic environment • Health and Primary education
2000 $ 657
Innovation and sophistication factors
30% INNOVATION DRIVEN:
2012 $ 3.592
COMPETITIVENESS
2045 2045 $44.500‐ 49.000
UPPER U MIDDLE INCOME
$1.036
PPI
2025
Prediksidan target peningkatan income/kapita
LOWER MIDDLE INCOME
23 thn 23 thn
2015
HIGH INCOME
MAJU BERBASIS ASIS
REG
Per capita 2000 2005 2010
50% 20%
Innovation‐ Russia $ 13.000 driven stage
Spain $ 31.990 South Korea $ 22.420 Taiwan $ 19.980 Brazil $ 12.590 Brazil $ 12 590 Efficiency enhancers Efficiency enhancers China $ 5.450 Malaysia $ 9.980 Mexico $ 10.050 South Africa $ 8.070 Thailand $ 4.970
40% 10 50% % India Efficiency‐ $ 1.510 driven stage Indonesia $ 3.592 Philipines $ 2.470 Vietnam $ 1.400
5 Basic recuirement % 35% 60%
Factor‐driven stage
Sumber: Economist Pocket World in Figures 2014, WEF‐GCR 2013
CAKUPAN KEINSINYURAN BAB III CAKUPAN KEINSINYURAN
KARIR
A berbasis bidang Dosen, Pendidikan kerja
PENGATURAN UU KEINSINYURAN
B
C
D
E
F
G
Penelitian, Konstruksi Manajemen Pertam- Pertanian Pemerintah, industri, bangan Perkebunan Pemda, Pengem- , Manufaktur dan Migas Kehutanan DPR bangan, , Komersialisasi Termasuk Jasa Ikutan, Jaringan Kerja
1 kebumian dan energi; 2 rekayasa sipil dan lingkungan terbangun; 3 industri; konservasi dan 4 pengelolaan sumber daya alam; pertanian dan hasil 5 pertanian; teknologi kelautan dan 6 perkapalan; 7 aeronotika dan astronotika
berbasis disiplin
KEILMUAN (rumpun) keilmuan
MULAI BERPROFESI INSINYUR
TANGGUNG JAWAB PROFESIONAL
BAB V PROGRAM PROFESI INSINYUR
BAB VI REGISTRASI INSINYUR
Praktik Praktik meningkatkan kompetensi Praktik meningkatkan kompetensi Praktik meningkatkan kompetensi meningkatkan kompetensi Gelar Profesi
INSINYUR
Pengguliran triple helix
Penyelenggara PPI: Perti bekerja sama dengan kementerian terkait, PII, dan terkait PII dan DICATAT kalangan industri
Praktik Insinyur Memikul tanggung jawab Keselamatan/ Keamanan Masyarakat dan Keberlanjutan Lingkungan SURAT TANDA REGISTRASI INSINYUR
(STRI)
oleh PII
Sertifikat Kompetensi Insinyur
UJI KOMPETENSI
UJI PROFESI
Program PENYETARAAN
3 Program Profesi Insinyur (PPI) Rekognisi 1 pembelajaran ST/STr lampau (Gelar Akademis)
Pendidikan Tinggi Teknik
2
Pengalaman bekerja di Keinsinyuran NON ST
Pendidikan Tinggi Teknik //Sains Pendidikan Tinggi Teknik
Pertambah‐ an Insinyur
Praktik memupuk kompetensi INSINYUR
Pasal 10 (1) Setiap insinyur yang akan melakukan Praktik Keinsinyuran di Indonesia harus memiliki Surat g y Tanda Registrasi Insinyur. (2) Surat Tanda Registrasi Insinyur dikeluarkan oleh PII
Memudakan insinyur profesional
Hindarkan malpraktik Hindarkan malpraktik
Pasal 11 (2) Sertifikat Kompetensi Insinyur diperoleh setelah lulus uji kompetensi. (3) Uji kompetensi dilakukan oleh lembaga sertifikasi profesi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang‐undangan.
Hindarkan pencemaran lingkungan
3
3/22/2015
PROSES IJIN KERJA INSINYUR ASING
MEMELIHARA KOMPETENSI PROFESIONAL
BAB VII INSINYUR ASING
BAB VIII PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Penguatan Inovasi IPTEK
KEMENTERIAN TEKNIS
Melakukan alih teknologi IJIN KERJA
INSINYUR ASING WN Asing penyandang Professional Eng.
Sistem Kompetensi Ir Diakui APEC/ASEAN
Dibutuhkan Pembangunan Nasional
Tujuan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan : a. memelihara kompetensi dan profesionalitas; dan b.mengembangkan tanggung jawab sosial pada masyarakat di sekitarnya (termasuk bakti masyarakat)
Perpanjangan IJIN KERJA
SURAT SURAT TANDA REGISTRASI INSINYUR (STRI)
MUTUAL RECOGNITION PASAL 18 (1) Insinyur Asing hanya dapat melakukan kegiatan Keinsinyuran di Indonesia sesuai dengan kebutuhan sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi pembangunan nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Insinyur asing hanya di bidang yang kekurangan insinyur
SURAT TANDA REGISTRASI INSINYUR (STRI)
KEWAJIBAN INSINYUR BAB IX HAK DAN KEWAJIBAN
50%
20%
Pengembangan Pengembangan Keprofesian Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan: Keprofesian Berkelanjutan: Berkelanjutan:
Perpanjangan
Penguatan IPTEK pada IKM
STANDAR KEINSINYURAN Innovation and sophistication factors
30%
Innovation ‐driven stage
• Melaksanakan kegiatan Keinsinyuran • Memperoleh jaminan sesuai dengan keahlian dan kode etik pelindungan hukum selama Insinyur; melaksanakan tugasnya • Mengupayakan inovasi dan nilai sesuai dengan kode etik tambah; insinyur dan standar • Melaksanakan tugas profesi sesuai Keinsinyuran; dengan standar Keinsinyuran; • Menerapkan keberpihakan pada SDM • Menerima imbalan hasil Keinsinyuran nasional, lembaga kerja kerja sesuai dengan Keinsinyuran nasional, dan produk perjanjian kerja; hasil Keinsinyuran nasional; • Memutakhirkan ilmu pengetahuan • Mendapatkan pembinaan dan teknologi; dan pemeliharaan • Melaksanakan secara berkala darma kompetensi profesi bakti masyarakat yang bersifat Keinsinyuran. sukarela; • Melakukan pencatatan rekam kerja Keinsinyuran dalam format sesuai dengan standar Keinsinyuran.
Praktik Insinyur Memikul tanggung jawab Keselamatan/ Keamanan Masyarakat dan Keberlanjutan Lingkungan
Innovation and sophistication factors
30% Innovation‐ driven stage
50%
20%
Penguatan Inovasi IPTEK
92% 8%
BAB IV STANDAR KEINSINYURAN
Industri Manufaktur berdasar berdasar pembelian lisensi
(1) Untuk menjamin mutu kompetensi dan profesionalitas layanan profesi Insinyur, dikembangkan standar profesi Keinsinyuran yang terdiri atas: a. standar layanan Insinyur; b. standar kompetensi Insinyur; dan c. standar Program Profesi Insinyur.
a “standar layanan a. Insinyur” adalah tolok ukur yang menjamin efisiensi, efektivitas, dan syarat mutu yang dipergunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan Praktik Keinsinyuran.
b “standar kompetensi Insinyur” adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup sikap kerja, pengetahuan, dan keterampilan kerja yang relevan dengan pelaksanaan Praktik Keinsinyuran.
c “standar program profesi Insinyur” adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan program profesi Insinyur yang sesuai dengan peraturan perundang‐ undangan yang berkaitan dengan sistem pendidikan tinggi.
Penguatan IPTEK pada IKM
KELEMBAGAAN: DEWAN INSINYUR
PERAN PERSATUAN INSINYUR INDONESIA
BAB X DEWAN INSINYUR
BAB XI PERSATUAN INSINYUR INDONESIA
Dewan Insinyur Indonesia bertugas
PRESIDEN
Merumuskan kebijakan: • sistem registrasi Insinyur, • standar Program Profesi Insinyur, • standar Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, • pengawasan pelaksanaan Praktik Keinsinyuran oleh PII, • sistem Uji Kompetensi, • standar kompetensi Insinyur dan
Menjalin perjanjian kerja sama Keinsinyuran internasional Mengawasi alih teknologi oleh insinyur asing
DEWAN INSINYUR INDONESIA UNSUR PEMERINTAH INDUSTRI PERGURUAN TINGGI PII Pemanfaat Keinsinyuran
PII bertugas melaksanaan kebijakan Dewan Insinyur Indonesia dalam: • pelayanan keinsinyuran; • Program Profesi Insinyur bersama dengan perguruan tinggi; • Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan; • pengendalian dan pengawasan kewajiban insinyur; • registrasi Insinyur;
PII bertugas : • menetapkan, menerapkan, dan menegakkan kode etik Insinyur; • menjalin perjanjian kerja sama Keinsinyuran internasional dengan pengesahan Dewan Insinyur Indonesia • memberikan advokasi bagi insinyur • memberikan akreditasi keprofesian pada himpunan keahlian keinsinyuran
DEWAN INSINYUR INDONESIA
PERSATUAN INSINYUR INDONESIA
Wadah berhimpun Insinyur Indonesia
4
3/22/2015
PEMBINAAN BAB XII PEMBINAAN KEINSINYURAN
92% Industri Manufaktur
8%
Pemerintah bertanggung jawab atas pembinaan berupa:
berdasar pembelian lisensi
• Meningkatkan kegiatan penelitian, pengembangan, dan kemampuan perekayasaan; • Mendorong industri untuk melakukan penelitian p g g g dan pengembangan untuk meningkatkan nilai tambah; • Mendorong Insinyur agar kreatif dan inovatif untuk menciptakan nilai tambah; • Mendorong peningkatan produksi dalam negeri yang berdaya saing dari jasa Keinsinyuran; • Remunerasi tarif jasa Keinsinyuran yang setara dan berkeadilan; • Melakukan sosialisasi guna menarik minat generasi muda untuk menjadi Insinyur • Melakukan audit kinerja keinsinyuran.
RUJUKAN KEINSINYURAN
Penguatan Inovasi IPTEK Innovation and sophistication factors
30% Innovation‐ driven stage
50%
20%
Pertambah‐ an Insinyur
PENINGKATAN PDA KKNI JALUR PROFESI
PENGEMBANGAN PROFESI INSINYUR PENENTU
PENDIDIKAN : GELAR AKADEMIS Proses menjadi Insinyur yang memikul tanggung jawab keselamatan, keamanan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan, sesuai UU no 11/ 2014
SMP SMA D1
D2
S1
D3
S2 S3
PRO
IPU
Merupakan proses perpindahan jalur dari jalur pendidikan tinggi teknik S1 (ST dan STr) ke jalur profesi melalui Program profesi Insinyur
9 8
IPM
PROGRAM PROFESI INSINYUR
Ir Ir‐IPP
7 6
PROFESI :
PENGALAMAN KEAHLIAN KHUSUS
4 3 2 1 OPERATOR
DEWAN INSINYUR
ANALIS
Peningkatan Peningkatan Kompetensi Insinyur: Peningkatan Kompetensi Insinyur: Peningkatan Kompetensi Insinyur: Kompetensi Insinyur:
• DIKTI • SEKTOR • PII
DIKTI
PENDIDIKAN : D1
D2 D3 S1
S3
9
IPM
8
Ir.PP
7 OTODIDAK :
5
SERTIFIKAT PROFESI
PENGALAMAN KEAHLIAN KHUSUS
4 3 2 1 OPERATOR
ANALIS
INDUSTRI : FUNGSI JABATAN KERJA
BSC
KOMPETENSI KELULUSAN NASIONAL
Gelar Akademis ST / STr
PENGEMBANGAN LEVEL PADA KKNI DARI PENGALAMAN PENDIDIKAN : GELAR AKADEMIS SM P
SM A
D1
D2 D3 S1
AHLI
Sumber: Perpres 8/2012, diolah oleh PII &Dikti
S2
S3
9
7
PROGRAM PROFESI INSINYUR ST
6
PROFESI :
OTODIDAK :
5
SERTIFIKAT PROFESI Merupakan proses perpindahan jalur dari jalur pendidikan minimum (D2) dan D3 dan berbekal pengalaman bekerja di industri pada tingkatan ANALIS.
PR O
8 Ir.PP
6
PROFESI :
Merupakan proses perpindahan jalur dari jalur pendidikan tinggi teknik S1 (ST dan STr) ke jalur profesi melalui Program profesi Insinyur
S2
IPU
PROGRAM PROFESI INSINYUR ST
UJI PROFESI
Proses menjadi Insinyur yang memikul tanggung jawab keselamatan, keamanan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan, sesuai UU no 11/ 2014
GELAR AKADEMIS PR O
ENGINEER IN TRAINING
Sertifikat Profesi Gelar Profesi INSINYUR INSINYUR
ABET ENGINEERING OUTCOMES [11 ATTRIBUTES]
Program Profesi Insinyur:
PENINGKATAN LEVEL PADA KKNI JALUR PROFESI
SM A
PROF. ENG
UJI KOMPETENSI
AHLI
INDUSTRI :
SM P
Untuk Ijin Kerja memikul Tanggung Jawab
Sertifikat REGISTRASI Kompetensi Insinyur INSINYUR (STRI) PROFESSIONAL ENGINEER BOK [30 ATTRIBUTES] [30 ATTRIBUTES]
FUNGSI JABATAN KERJA
Proses menjadi Insinyur yang memikul tanggung jawab keselamatan, keamanan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan, sesuai UU no 11/ 2014
Praktik Insinyur Bertanggung jawab Memikul Keselamatan/ Keamanan Masyarakat
OTODIDAK :
5
SERTIFIKAT PROFESI
PETA JALAN
RUJUKAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN [PKB‐‐CPD] [PKB
PENGALAMAN KEAHLIAN KHUSUS
4 3 2 1 OPERATOR
ANALIS INDUSTRI :
FUNGSI JABATAN KERJA
AHLI
Sumber: Perpres 8/2012, diolah oleh PII &Dikti
5
3/22/2015
RUJUKAN INSINYUR
RUJUKAN PROGRAM PROFESI INSINYUR
ENGINEERING PROGRAM OUTCOMES ‐ ABET ENGINEERING PROGRAM OUTCOMES ‐ Engineering programs must demonstrate that their students attain the following outcomes: 1 2 3
4 5 6 7
an ability to apply knowledge of mathematics, science, and engineering an ability to design and conduct experiments, as well as to analyze and interpret data an ability to design a system, component, or process to meet desired needs within realistic constraints such as economic, environmental, social, political, ethical, health and safety, manufacturability, and sustainability y an ability to function on multidisciplinary teams an ability to identify, formulate, and solve engineering problems an understanding of professional and ethical responsibility an ability to communicate effectively
the broad education necessary to understand the impact of engineering solutions in a global, economic, environmental, and societal context a recognition of the need for, and an ability to engage 9 in life‐long learning 10 a knowledge of contemporary issues 11 an ability to use the techniques, skills, and modern engineering tools necessary for engineering practice. 8
Materi Program Profesi Insinyur a Basic Knowledge
PT TEKNIK A & B
a Basic Knowledge b Basic professio‐nal Competence (Etika profesi (kesehatan, keselamatan, , lingkungan & kesejahteran)
8
Competence (Etika profesi ((kesehatan, , keselamatan, lingkungan & kesejahteran)
22
d Softskill, management & communication Leadership
6
Program
22
Praktek: • Filosofi Keinsinyuran di Industri • Arah perkembangan industri dan Status • Sistem Industri (Engineering) • Permasalahan Keinsinyuran • Tugas mengatasi Masalah Studi Kasus:
Laporan Praktik dan Usulan mengatasi Masalah
6
Aktif dalam Seminar, Workshop, Diskusi
PII: Log Kegiatan
management & communication Leadership
36
36
SERTIFIKASI INSINYUR PROFESIONAL PENILAIAN KOMPETENSI:
Technical Capabilities [16]:
Professional Practice Capabilities [11] :
4. Manufacturing/Construction, 5. Design, 6. Engineering Economics, 7. Engineering Science, 8. Engineering Tools, 9. Experiments, 10. Problem Recognition and Solving, 11. Quality Control and Quality Assurance, 12. Risk, Reliability, and Uncertainty, 13. Safety, 14. Societal Impact, 15. Systems Engineering, 16. Operations and Maintenance, 17. Sustainability and Environmental Impact, 18. Technical Breadth, 19. Technical Depth
20. Business Aspects of Engineering, 21. Communication, 22. Ethical Responsibility, 23. Global Knowledge g and Awareness, 24. Leadership, 25. Legal Aspects of Engineering, 26. Lifelong Learning, 27. Professional Attitudes, 28. Project Management, 29. Public Policy and Engineering, 30. Teamwork
Beban Belajar Minimum (sks)
Perti
d Softskill,
W1: Kode Etik W2: Keterampilan Kerja Keinsinyuran W3: Perencanaan/ Perancangan W4: Pengelolaan/ Komunikasi P5: Pendidikan & Pelatihan P6: Penelitian, Pengembangan & Komersialisasi Produk Keteknikan P7: Konsultansi Rekayasa, Konstruksi & Instalasi P8: Produksi/ Manufaktur P9: Bahan Material dan Komponen P10: Manajemen Usaha dan Pemasaran Teknik P11: Manajemen Pembangunan & Pemeliharaan Asset
NILAI KOMPETENSI
PE‐APEC Eng‐R ACPE‐R
Nilai 6000
KOMPETENSI PENGALAMAN KERJA 7 tahun dgn 2 tahun signifikan
Ir
IPP
Nilai 600 ST
0
IPU
SKA‐ LPJK
IPM
Nilai 3000
PENDIDIKAN TINGGI TEKNIK (4 tahun)
IPP, Mampu Melaksanakan kerja profesi keinsinyuran secara mandiri (siap digugat) Utk tugas rumit dibimbing IPM
IPM, Mampu Melaksanakan kerja profesi keinsinyuran secara sepenuhnya Mandiri (Liable)
IPU , Mampu Melaksanakan Kerja profesi keinsinyuran • Yang sangat khas • Yang sangat rumit Dan memimpin tim IP antar IP antar kejuruan/ disiplin
PKB TRAINING, (CPD) SEMINAR, TULISAN
~3‐6 ~8‐12 PEMUPUKAN KOMPETENSI dari PENGALAMAN KERJA
TAHUN
KOMPETENSI WAJIB
STANDAR PROSES PEMBELAJARAN (BEBAN BELAJAR MAHASISWA) No
Etika Profesi Tata laku profesi (Code of Conduct) Profesionalisme SHE
Praktek, Case Study, belajar terus menerus
Professional Engineering Body of Knowledge ‐NSPE
1. Mathematics, 2. Natural Sciences, 3. Humanities and Social Sciences
8
c Kemampuan
Praktek, Case Study, belajar terus menerus
KELUARAN
(SKS)
b Basic professio‐nal
c Kemampuan
MATERI/TUGAS
(SKS)
(SKS)
RUJUKAN INSINYUR PROFESIONAL
Basic or Foundational Capabilities [3]:
PT TEKNIK A & B
Materi Program Profesi Insinyur
(SKS)
Masa Studi (tahun) W1. KODE ETIK INSINYUR INDONESIA
Untuk memenuhi CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN program, mahasiswa wajib menempuh Beban Belajar Minimum dalam Masa Studi sbb.: 1
D1
36
1‐2
2
D2
72
2‐3
3
D3
108
3‐4
4
D4/Sarjana
144
4‐5
5
Profesi
36
1‐2 (setelah menyelesaikan program
6
Magister, Magister terapan, dan Sp‐1
72
1,5‐4 (setelah menyelesaikan program
S‐3, S‐3 Terapan, & Sp‐2
72
• Menjaga keamanan keselamatan masyarakat dan pengguna jasa • Melindungi masyarakat dari “malpraktek’’ dan standarpelayanan insinyur profesional • Etika Ir, tanggung jawab peduli pd lingkungan hidup dan good governance • Jujur, amanah, adil, santun, berintegritas
W2. KECENDEKIAWANAN, KETRAMPILAN • Menguasai dasar sains dan falsafahIPTEK bidang nya dan prinsip kecendekiawanan • Mampu menerapkan IPTEK pada praktek rekayasa dan memecahkan masalah keteknikan • Memiliki ketrampilan menggunakan peralatan/ perangkat keinsinyuran mutakhir • Mengembangkan nilai tambah dan program mutu tugas dan proyek keinsinyuran
Ciri Komitmen Integritas moral & Peran sosial
Ciri Kecendekiawanan IPTEK, ketrampilan profesional
D4/Sarjana)
7
D4/Sarjana)
3 (Mininimum)
Beban belajar mahasiswa berprestasi akademik tinggi setelah dua semester tahun pertama dapat ditambah hingga 64 (enam puluh empat) jam per minggu setara dengan 24 (dua puluh empat) sks per semester. Mahasiswa yang memiliki prestasi akademik tinggi dan berpotensi menghasilkan penelitian yang sangat inovatif sebagaimana ditetapkan senat perguruan tinggi dapat mengikuti program doktor bersamaan dengan penyelesaian program magister paling sedikit setelah menempuh program magister 1 (satu) tahun. 3/22/2015 9:26 PM
35 Sumber: Permendikbud 49/2014
W3. PERANCANGAN TEKNIK DAN PERENCANAAN KEINSINYURAN • Memahami peluang/kebutuhan perancangan /tugas perencanaan • Menguasai Ketrampilan pengguaan perangkat rekayasa, dan Code/standar yang berlaku. • Kemampuan mengembangkan konsep, solusi analisa menyiapkan perancangan yang tuntas , atas masalah baru • Menjaga integitas perancangan, jamina mutu pelaksanaan.
W4. KETRAMPILAN PENGELOLAAN KEINSINYURAN & KOMUNIKASI • • • •
Mepemimpin diri ,kerja tim dan antar tim, Mengelola pekerjaan proyek / tugas keinsinyuran dalam keserasian lingkungan Menguasai Ketrampilan komunikasi, interaksi.antar tim kerja dan lembaga Memberdayakan masyarakat, membangun kemandirian dan kedaulatan bangsa.
Ciri kinerja keterbaruan keunikan Output/ keluaran
Ciri kemandirian/ kepemimpinan & ketrampilan interaksi
6
3/22/2015
KOMPETENSI PILIHAN
PERLUNYA KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
P1. PENDIDIKAN & PELATIHAN INSINYUR
P5. MATERIAL, KOMPONEN DAN SISTEM
• Mengembangkan, menerapkan program Dikti, Diklat Iptek dan profesi keinsinyuran. • Mengembangkan, memutakhirkan silabus dan materi diklat sesuai kemajuan mutakhir. • Mengembangkan Litbang dan pengabdian masyarakat dibidang /subjek yg ditekuni. • Menguasai ilmu belajar cara belajar
• Menguasai ilmu material bidang keahlianya • Memanfaatkan teknologi material mutakhir pada tugas keinsinyuran secara optimal. • Mengembangkan/ menerapkan teknologi pengolahan material, komponen dan sistim. • Mengupayakan kepastian sumber pasokan material , pemeliharaan dan peningkatan nilai tambahnya
P2. PENELITIAN PENGEMBANGAN & KOMERSIALISASI • Menguasai falsafah sains dasar/Iptek pada bidangnya • Memiliki Ketrampilan pengembangan konsep teknologi, metoda & inovasi Iptek. • Mengembangkan kepekaan penemuan teori/ cara baru, perilaku objek/sistim • Pengembangan realisasi dan pemanfaatan , komersialisasi penemuan /Iptek baru
P3. KONSULTAN REKAYASA KONSTRUKSI, INSTALASI DAN INSPEKSI • Penguasaan falsafah dasar jasa rekayasa IPTEK • Penerapan Kode Standar Rekayasa /konstruksi yang berlaku pada proyek keinsinyuran • Ketrampilan rekayasa sistim /program realisasi /konstruksi berbasis WBS,ABC,S‐ curve, CPM • Ketrampilan, keahlian implementasi /realisasi, pengawasan /inspeksi proyek keinsinyuran.
P4. PRODUKSI, MANUFAKTUR, OPERASI DAN PEMELIHARAAN • Memahami falsafah/peran strategik industri dlm persaingan dan pelayanan masyarakat. • Ciri tugas keteknikan bersifat repetitif rutin berbasis SOP, WI, QMS,, KPI • Kemampun mengembangkan teknik produksi, proses manufaktur, solusi analisa persaingan. • Menjaga integitas kelangsungan produksi, operasi dan, pemeliharaan sistim sarana.
Kursus/Pelatihan Workshop Seminar: • Peserta • Pembicara • Kepanitiaan Organisasi Tulisan, dsb
1
P6. MANAJEMEN USAHA DAN PEMASARAN TEKNIK • Menerapkan Manajemen pengembangan rantai nilai tambah industri dan jasa berbasis IPTEK . IPTEK • Memberi sumbangan penerapan IPTEK pada praktek strategi bisnis/industri. • Melaksanakan fungsi tugas menajerial pada industri atau usaha jasa teknik. • Mengembangkan & mene Balance score card pada tingkat korporasi.
P7. MANAJEMEN PEMBANGUNAN DAN PELAYANAN PUBLIK • Memahami mengidentifikasi kebuthan regulasi dan kebijakan pelayanan publik. • Menjaga integitas penerapan, aturan regulasi dan mutu pelayanan publik/pembangunan. • Memberi sumbangan Iptek pada majemen pembangunan, asset pelayanan publik • Melaksanakan fungsi manajemen pelayanan publk /pembangunan.
4
3 Penurunan pengetahuan
2
Pembaruan Pengetahuan
Pengetahuan dari Pendidikan Tinggi
(CPD) Peningkatan pengalaman Penurunan pengetahuan Peningkatan pengalaman
Peningkatan pengalaman Penurunan pengetahuan
Continuing Professionalism Development , CPD, menjadi syarat utama untuk menjaga tingkat pembaruan ilmu pengetahuan keinsinyuran, dan dilakukan setiap tahun
KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
BENTUK KEGIATAN TIAP TAHUN
1 2 3 4 5
IPP
IPM
Pendidikan dan Pelatihan Formal • Pendidikan Strata Lanjut • Pendidikan Singkat (1 per tahun) • Pelatihan Kerja Formal
TERIMA KASIH
Pendidikan Tidak Formal • Pembelajaran Mandiri (1 per tahun) • Pemebelajaran sehubungan dengan Penugasan Kerja
Partisipasi dalam Pertemuan Profesi P ti i i d l P t P f i
Jumlah l h
• Peserta Pertemuan Profesi (2‐5 per tahun) • Partisipasi dalam Kepanitiaan
Nilai/ Tahun
Nilai/ Tahun
minimum
minimum
50
60
Paparan dan Karya Tulis • • • • •
Paparan dan Laporan Teknis Internal Paparan pada Pertemuan Profesi (2‐5 per tahun) Penulisan Makalah (1‐5 per tahun) Penulisan Buku Pengajaran sebagai Instruktur
Jumlah l h
Kegiatan Penunjang • Pakar atau Nara Sumber • Pengurus IkatanProfesi atau Pimpinan Lembaga • Penerima Tanda Jasa, Award dan sejenisnya
7
RISALAH SIDANG
SENAT AKADEMIK – INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
LAMPIRAN II Etika Akademik 5
3/22/2015
ETIKA AKADEMIK OLEH: DJOKO SANTOSO KETUA AKADEMIK ITB 2002‐2005 REKTOR ITB 2005‐2010 REKTOR UI 2012‐2O13
MARET 2015
ETIKA AKADEMIK?
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
• Academic ethics is standard conduct to say right or wrong behavior in domain of all process education. Respect for the academic ethics, directing to make pleasant or comfortable academic atmosphere. And so on step by step p p y p making improvement of quality education. • Academic integrity is the moral code or ethical policy of academia (widipedia, 19/3/15) • Academic Ethics: moral principles that govern person,s behaviour or the conducting activity (Webster)
10 Prinsip Integritas Akademik CSU Ten Principles of Academic Integrity By Donald L. Mc Cabe and Gary Pavela
ATMOSFER AKADEMIK
STANDAR PERILAKU (BENAR/SALAH)
10 Prinsip Integritas Akademik CSU • Clarify expectations for students. Faculty members have primary responsibility for designing and cultivating the educational environment and experience. They must clarify their expectations in advance regarding honesty in academic work, including the nature and scope of student collaboration. Most students want such guidance, and welcome it in course syllabi, carefully reviewed by their teachers in class. • Develop fair and relevant forms of assessment. Students expect their academic work to be fairly and fully assessed. Faculty members should use‐‐and continuously revise‐‐forms of assessment that require active and creative thought, and promote learning opportunities for students. • Reduce opportunities to engage in academic dishonesty. Prevention is a critical line of defense against academic dishonesty. Students should not be tempted or induced to engage in acts of academic dishonesty by ambiguous policies, undefined or unrealistic standards for collaboration, inadequate classroom management, or poor examination security. • Challenge academic dishonesty when it occurs. Students observe how faculty members behave, and what values they embrace. Faculty members who ignore or trivialize academic dishonesty send the message that the core values of academic life, and community life in general, are not worth any significant effort to enforce. • Help define and support campus‐wide academic integrity standards. Acts of academic dishonesty by individual students can occur across artificial divisions of departments and schools. Although faculty members should be the primacy role models for academic integrity, responsibility for defining, promoting, and protecting academic integrity must be a community‐wide concern‐‐not only to identify repeat offenders, and apply consistent due process procedures, but to affirm the shared values that make colleges and universities true communities
• Affirm the importance of academic integrity. Institutions of higher education are dedicated to the pursuit of truth. Faculty members need to affirm that the pursuit of truth is grounded in certain core values, including diligence, civility, and honesty. • Foster a love of learning. A commitment to academic integrity is reinforced by high academic standards. Most students will thrive i in an atmosphere where academic work is seen as challenging, relevant, useful, and fair. t h h d i ki h ll i l t f l df i • Treat students as ends in themselves. Faculty members should treat their students as ends in themselves‐‐deserving individual attention and consideration. Students will generally reciprocate by respecting the best values of their teachers, including a commitment to academic integrity. • Promote an environment of trust in the classroom. Most students are mature adults, and value an environment free of arbitrary rules and trivial assignments, where trust is earned, and given. • Encourage student responsibility for academic integrity. With proper guidance, students can be given significant responsibility to help protect and promote the highest standards of academic integrity. Students want to work in communities where competition is fair, integrity is respected, and cheating is punished. They understand that one of the greatest inducements to engaging in academic dishonesty is the perception that academic dishonesty is rampant.
AMANAT UNDANG‐UNDANG 12/2012: PENDIDIKAN TINGGI? • • • • •
•
•
Pasal 11 (1) Sivitas Akademika merupakan komunitas yang memiliki tradisi ilmiah dengan mengembangkan budaya akademik. (2) Budaya akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan seluruh sistem nilai, gagasan, norma, tindakan, dan karya yang bersumber dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sesuai dengan asas Pendidikan Tinggi. (3) Pengembangan budaya akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dil k k dengan dilakukan d i interaksi k i sosial i l tanpa membedakan b d k suku, agama, ras, k antargolongan, jenis kelamin, kedudukan sosial, tingkat kemampuan ekonomi, dan aliran politik. (4) Interaksi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan dalam pembelajaran, pencarian kebenaran ilmiah, penguasaan dan/atau pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta pengembangan Perguruan Tinggi sebagai lembaga ilmiah. (5) Sivitas Akademika berkewajiban memelihara dan mengembangkan budaya akademik dengan memperlakukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai proses dan produk serta sebagai amal dan paradigma moral.
1
3/22/2015
• Pasal 12 • (1) Dosen sebagai anggota Sivitas Akademika memiliki tugas mentransformasikan Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi yang dikuasainya kepada Mahasiswa dengan mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran sehingga Mahasiswa aktif mengembangkan potensinya. • (2)Dosensebagai (2)D b i ilmuwan il memiliki iliki tugas mengembangkan b k suatu cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi melalui penalaran dan penelitian ilmiah serta menyebarluaskannya. • (3) Dosen secara perseorangan atau berkelompok wajib menulis buku ajar atau buku teks, yang diterbitkan oleh Perguruan Tinggi dan/atau publikasi ilmiah sebagai salah satu sumber belajar dan untuk pengembangan budaya akademik serta pembudayaan kegiatan baca tulis bagi Sivitas Akademika.
• •
•
• • •
Pasal 13 (1) Mahasiswa sebagai anggota Sivitas Akademika diposisikan sebagai insan dewasa yang memiliki kesadaran sendiri dalam mengembangkan potensi diri di Perguruan Tinggi untuk menjadi intelektual, ilmuwan, praktisi, dan/atau profesional. (2) Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara aktif mengembangkan potensinya dengan melakukan pembelajaran, pencarian kebenaran ilmiah, dan/atau penguasaan, pengembangan, dan penguasaan pengembangan dan pengamalan suatu cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi untuk menjadi ilmuwan, intelektual, praktisi, dan/atau profesional yang berbudaya. (3) Mahasiswa memiliki kebebasan akademik dengan mengutamakan penalaran dan akhlak mulia serta bertanggung jawab sesuai dengan budaya akademik. (4) Mahasiswa berhak mendapatkan layanan Pendidikan sesuai dengan bakat, minat, potensi, dan kemampuannya. (5) Mahasiswa dapat menyelesaikan program Pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing‐masing dan tidak melebihi ketentuan batas waktu yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi.
BAGAIMANAKAH DENGAN ITB?(1) • Mahasiswa berkewajiban menjaga etika dan menaati norma Pendidikan Tinggi untuk menjamin terlaksananya Tridharma dan pengembangan budaya akademik. • Pasal 14 • (1) Mahasiswa mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan dirinya melalui kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler k k ik l sebagai b i bagian b i d i dariproses P didik Pendidikan. • (2) Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan melalui organisasi kemahasiswaan. • (3) Ketentuan lain mengenai kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam statuta Perguruan Tinggi.
Contoh (1)? 1. Umum: • Menjunjung tinggi integritas (termasuk kemuliaan dan kejujuran) akademik ITB. • Memupuk kecintaan terhadap pengembangan Tridharma. • Menjunjung tinggi kebenaran ilmiah. • Dst. 2. Dosen: • Berintegritas (termasuk kemuliaan, kejujuran dan menghindari plagiat) dalam melaksanakan Tridharma. • Saling percaya dan menghormati antar sesama dosen dan mahasiswa. • Tidak diskriminatif • Bekerja dan berusaha berperan serta dalam pengembangan sains dan teknologi • Dst.
Apa yang harus diatur? 1. Perilaku pribadi umum keseleruhan civitas akademik? 2. Perilaku dosen terhadap: a. b. c. d.
TTridharma idh Mahasiswa Sains dan teknologi Masyarakat ITB lainnya
3. Perilaku Mahasiswa 4. Lainnya yang dianggap penting
Contoh (2): Mahasiswa: • Bertanggungjawab secara mandiri sebagai insan dewasa • Berintegritas i i (temasuk ( k jujur) secara j j ) akademik k d ik di dalam maupun di luar kelas.
2
3/22/2015
TERIMA KASIH
3
RISALAH SIDANG
SENAT AKADEMIK – INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
LAMPIRAN III Undangan Sidang, Daftar Hadir Sidang dan Daftar Surat/SK masuk & keluar
6
DAFTAR SURAT/SK KELUAR/MASUK SEKRETARIAT SENAT AKADEMIK Periode 6 – 19 Maret 2015
a) SURAT MASUK Tanggal 10-3-2015 11-3-2015 17-3-2015
Tgl. Surat 9-3-2015 10-3-2015 12-3-2015
Asal Dirdik Unhas WRSO
Perihal Data Evaluasi Dosen dan Mahasiswa Studi Banding UNHAS ke ITB (26-3-2015) Permohonan persetujuan SA kenaikan pangkat a.n. : Prof. Rizal Z. Tamin
Ket Ka Ka Ka
b) SURAT KELUAR Tanggal Nomor 9-3-2015 077/2015 9-3-2015 078/2015 18-3-2015 091/2015
Perihal Usulan kenaikan jabatan a.n. : Dr.Ir. Harun Al Rasyid Usulan kenaikan jabatan a.n. : Dr. Irda Fidrianny Anggota Tim Penyusun Naskah Akademik
Ditujukan FTSL SF MWA
c) SK MASUK Tanggal 9-3-2015
Tgl. SK 2-3-2015
Asal Rektor
10-3-2015 5-2-2015 17-3-2015 3-3-2015
Rektor Rektor
Tentang Pengangkatan Wakil Ketua Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan ITB Pengangkatan Tim Penasehat Senior ITB Penetapan Tarif Uang Transportasi Bagi Tenaga Kependidikan ITB PTB-BH
d) SK SENAT AKADEMIK Tanggal -
Nomor -
Tentang -
Ket Temb Temb Temb