RISALAH PAPARAN PUBLIK 2013 PT JABABEKA TBK PRESIDENT LOUNGE, MENARA BATAVIA – 21 JUNI 2013
Public Expose atau Paparan Publik PT Jababeka Tbk (“Perseroan”) diselenggarakan sebagai berikut: Hari/ Tanggal Tempat Pukul
: Jumat, 21 Juni 2013 : President Lounge, Menara Batavia Lantai Dasar Jl. K.H. Mas Mansyur Kav. 126, Jl. K.H. Mas Mansyur Kav. 126, Jakarta 10220 : 11.35 – selesai
Paparan Publik PT Jababeka Tbk diwakili oleh : 1. Wakil Direktur Utama 2. Direktur 3. Corporate Secretary
: Budianto Liman : Setiasa Kusuma : Muljadi Suganda
Paparan publik dimulai pada pukul 11.35 wib, mengalami keterlambatan dari jadwal yang direncanakan sebelumnya pada pukul 11.00 wib karena RUPST baru selesai pada pukul 11.10 wib. Materi Paparan Publik disampaikan oleh Muljadi Suganda yang kemudian diikuti dengan sesi tanya jawab (Ikhtisar Tanya Jawab terlampir).
PT JABABEKA TBK IKHTISAR TANYA JAWAB ‐ PAPARAN PUBLIK President Lounge Menara Batavia Lantai Dasar Jl. K.H. Mas Mansyur Kav. 126 Jakarta, 21 Juni 2013 1. Berapa target penjualan lahan tahun 2013 yang diestimasikan oleh PT Jababeka Tbk? Tanggapan: Target penjualan real estat (industri dan residensial) tahun 2013 adalah sebesar 40 – 50 ha, dengan kontribusi terbesar masih berasal dari penjualan kawasan industri khususnya berupa Standard Factory Building (SFB). Pertumbuhan permintaan SFB didorong oleh keberadaan perusahaan multinasional yang menarik beberapa vendornya untuk berada dekat dengan lokasi pabrik multinasional tersebut. Berkaitan dengan kisaran harga jual, untuk kavling kawasan industri saat ini dijual dengan kisaran harga Rp 2.000.000 hingga Rp 2.500.000 /m2. Sedangkan untuk kisaran harga kawasan residensial adalah Rp 5.000.000 hingga Rp 7.500.000 /m2. CAPEX (Capital Expenditure) yang dianggarkan oleh Perseroan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp 500 milyar khususnya untuk pembelian lahan. 2. Bagaimana progress pengembangan kawasan Tanjung Lesung saat ini dan berapakah total nilai investasinya? Tanggapan: Tanjung Lesung merupakan salah satu tempat tujuan pariwisata yang memiliki pantai, panorama dan alam yang indah dan berada di propinsi Banten yang memiliki tujuan wisata seperti Krakatau, Ujung Kulon dan suku Baduy. Pada tahun ini Perseroan akan meluncurkan produk berupa villa yang akan ditawarkan kepada investor, namun saat ini masih dalam tahap persiapan. Tak hanya itu, saat ini juga Perseroan tengah dalam proses kerjasama dengan salah satu maskapai penerbangan untuk mengakomodir kebutuhan akan kemudahan dan kecepatan akses melalui fasilitas moda transportasi alternatif menuju Tanjung Lesung khususnya bagi masyarakat Jakarta. Dalam rangka pengembangan kawasan Tanjung Lesung, Perseroan tidak banyak melakukan belanja modal (capex) meskipun akan ada peluncuran produk baru (vila) karena letaknya berada pada area yang sudah ada infrastrukturnya. Sama halnya dengan pengembangan “Kota Jababeka” di Cikarang, konsep pengembangan yang dilakukan di Tanjung Lesung ini akan dikembangkan menjadi suatu kawasan kota namun basisnya pada bidang hospitality atau leisure industry. Sebagai pengembang kota, tentunya Perseroan akan melakukan persiapan infrastruktur, termasuk fasilitas pendukung untuk hotel dan vila. Dengan
infrastruktur yang lengkap maka diharapkan dapat menarik calon investor untuk melakukan investasi di Tanjung Lesung. Dengan demikian pengembangan Tanjung Lesung tidak seluruhnya dilakukan secara tunggal oleh Perseroan, namun bersama-sama dengan investor lainnya. 3. Berapa total target sales industri tahun 2013? Tanggapan: Target penjualan untuk real estate adalah Rp 2 triliun. 4. Berapakah sisa lahan yang masih bisa diakuisisi di Cikarang, Kendal, dan Cilegon? Tanggapan: Dengan total landbank di Cikarang sekitar 1.150 ha maka sebenarnya Jababeka masih memiliki lahan yang mencukupi untuk kebutuhan beberapa tahun kedepan. Namun demikian, ada kalanya pembebasan lahan tetap dilakukan untuk melengkapi lahan yang diperlukan agar suatu hamparan lahan dapat dijual kepada investor sesuai dengan permintaannya. Saat ini pembebasan lahan Perseroan difokuskan pada wilayah kawasan Jababeka (Cikarang) yang infrastrukturnya sudah lengkap dan dimiliki oleh Perseroan. 5. Berapa total perhitungan NAV pada tahun 2012? Tanggapan: Tanpa mempertimbangkan nilai dari bisnis infrastruktur Perseroan, NAV Perseroan per Desember 2012 adalah sekitar Rp 13,5 triliun. 6. Berapa estimasi dari pendapatan atau laba bersih pada Q2 Tahun 2013? Kemudian apakah ada Product Launching lainnya di Cikarang? Tanggapan: Kami belum dapat memberikan estimasi pendapatan dan laba bersih untuk kuartal kedua 2013 karena sampai saat ini pembukuan masih belum closing. Namun sebagai gambaran, penjualan kawasan indsutri masih memberikan kontribusi terbesar bagi total pendapatan. Selain penjualan berupa kavling indsutri, penjualan kawasan industri banyak diwarnai oleh penjualan SFB yang memiliki marjin yang lebih tinggi daripada penjualan berupa kavling tanpa bangunan. Sedangkan recurring revenue yang berasal dari pendapatan infrstuktur dan pembangkit listrik dapat diperkirakan secara proporsional dengan apa yang telah dicapai pada kuartal pertama 2013.
7. Kapan akan dilakukan ekspansi power plant pada tahun ini? Tanggapan: Dengan beroperasinya pembangkit listrik PT Bekasi Power (“BP”) sejak bulan Januari 2013, BP telah membuktikan bahwa BP dapat membantu memenuhi kebutuhan listrik dari PLN. Dengan demikian, BP memang memiliki peluang/kesempatan untuk membangun power plant kedua, terlebih dari segi site plan kami memang sudah menyiapkan alokasi lahan untuk power plant kedua dengan kapasitas yang sama. Namun sebelum melangkah pada pembangunan Power Plant kedua, ada 2 hal utama dari beberapa tahapan yang harus dimiliki oleh BP yaitu kepastian pasokan gas dan kontrak kerjasama dengan PLN. Saat ini kami belum bisa memastikan kapan dimulainya pelaksanaan ekspansi tersebut, namun BP tengah melakukan tahap persiapan. 8. Apakah penerbitan obligasi bertujuan untuk melunasi hutang yang jatuh tempo pada tahun ini? Tanggapan: Total kewajiban pinjaman yang jatuh tempo pada tahun ini merupakan amortisasi pinjaman bank yang berasal dari Bank Danamon dan Standard Chartered Bank dengan jumlah total sekitar Rp 50 milyar. Mengenai rencana kedepan terkait pembiayaan, Perseroan selalu berusaha mencari alternatif pendanaan terbaik melalui upaya Perseroan untuk menurunkan suku bunga (cost of fund) serta memperpanjang tenor dari hutang yang ada. Saat ini, Perseroan tidak berada dalam kondisi yang mendesak terhadap kebutuhan pembiayaan (fresh money).
9. Berapakah perkiraan pendapatan serta net income tahun 2013? Apakah dilakukan hedging terhadap pinjaman US Dollar? Tanggapan: Perkiraan pendapatan tahun 2013 adalah sekitar Rp 3 triliun dengan perkiraan laba bersih (net margin) sekitar 20%-25%, namun perkiraan ini juga akan dipengaruhi oleh realisasi nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah. Saat ini Perseroan tidak melakukan hedging atas pinjaman dalam mata uang asing (dolar AS), karena pendapatan dari pembangkit listrik juga dalam mata uang dolar AS sehingga risiko fluktuasi kurs dapat diatasi secara alami atau natural hedging. 10. Apakah hasil dari RUPS tahun 2013 ini? Tanggapan: RUPS telah memutuskan seluruh agenda yang diselenggarakan pada hari ini, yaitu sebagai berikut:
1. Persetujuan Laporan Tahunan Perseroan dan pengesahan laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan. 2. Persetujuan atas penggunaan laba Perseroan dari tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, termasuk dalam bentuk dividen saham yang diambil dari laba ditahan Perseroan, dan selanjutnya merubah Pasal 4 ayat (2) Anggaran Dasar Perseroan. 3. Persetujuan perubahan anggota Dewan Komisaris. 4. Penetapan gaji dan tunjangan lainnya bagi anggota Dewan Komisaris dan penetapan gaji dan tunjangan lainnya bagi anggota Direksi Perseroan serta pelimpahan wewenang penetapannya kepada Dewan Komisaris. 5. Penunjukkan Akuntan Publik Independen terdaftar yang akan melakukan audit atas buku-buku Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, dan pemberian wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menetapkan jumlah honorarium akuntan publik tersebut beserta persyaratan lain penunjukannya. Terkait dengan penggunaan saldo laba, Pemegang Saham menyetujui untuk membagikan dividen Perseroan atas kapitalisasi laba ditahan Perseroan berdasarkan Laporan Keuangan tertanggal 31 Desember 2012 dalam jumlah sebesar Rp133.209.570.142,00 (seratus tiga puluh tiga milyar dua ratus sembilan juta lima ratus tujuh puluh ribu seratus empat puluh dua Rupiah), yang akan dibagikan sebagai berikut: 1. sebesar Rp 106.567.656.114,00 (seratus enam milyar lima ratus enam puluh tujuh juta enam ratus lima puluh enam ribu seratus empat belas Rupiah) akan dibagikan dalam bentuk Dividen Saham; dan 2. sebesar Rp26.641.914.028,00 (dua puluh enam milyar enam ratus empat puluh satu juta sembilan ratus empat belas ribu dua puluh delapan Rupiah) akan dibagikan dalam bentuk Dividen Tunai. pembagian dividen akan dikenakan Pajak Penghasilan sesuai dengan tarif yang berlaku.