RIRIN USROWIYAH
The Secret Of Love
Penerbit Sang Pena Publisher
Bagian Satu
“Ooowwaaaahh…” Kubuka mulutku lebarlebar sambil menutupnya dengan jari-jari tanganku. Kurentangkan kedua lengan tanganku ke atas untuk menguatkan otot-otot tubuhku.dan kutarik nafas. Kemudian kukeluarkan perlahan dari mulutku. Suara musik yang dinyanyikan oleh
salah
seorang artis terkenal yang lagunya sangat fenomenal saat ini, sengaja aku pakai untuk nada dering alarm handphoneku. Bunyinya sangat nyaring di tengah kesunyian pagi dalam menyambut mentari. Lagu itu membangunkan tidur nyenyakku. Dan membuat bising telingaku. Dengan cepat, kuraih handphone yang kutaruh di atas meja di samping tempat tidurku. Buru-buru kumatikan bunyi alarmnya. Rasa ngantuk yang begitu dalam mendera kedua mataku, karena semalam aku baru terlelap pada pukul 01.00 wib. 2
Walaupun malas, kupaksa membuka kedua mataku yang agaknya masih sulit untuk kubuka lebar-lebar. ”Yaa ampuun...! Ini kan hari pertama aku masuk Ormaba (Orientasi Mahasiswa Baru). Wah, gawat! Padahal aku hari ini harus datang pukul 07.00 pagi.” Melihat jam di handphoneku menunjukkan pukul 06.45 wib. Aku bergegas, beranjak dari tempat tidur. Rasa kantukku hilang seketika itu. Dengan cepat, kuambil handuk yang menggantung di dinding dan langsung menuju ke kamar mandi. Dengan cepat pula, kemudian aku bersiap-siap. Secepat kilat, langsung kutancap gas sepeda motorku dan melaju dengan kecepatan yang lebih dari biasanya. Lima belas menit kemudian. Kulihat temanteman mahasiswa baru sudah berbaris di depan kampus. Mereka memakai baju berwarna putih, bawahan hitam, dan kerudung hitam. Sedangkan aku memakai baju rapi seadanya.
3
Jantungku
berdenyut
kencang
diliputi
perasaan khawatir, takut, nervous, campur aduk jadi satu. Nafasku terengah-engah. Aku berjalan pelanpelan, selangkah demi selangkah. Kira-kira lima meter dari barisan mahasiswa baru, seorang laki-laki berbadan tegap, tinggi, dan memakai jas almamater berwarna hijau tua. Berjalan menghampiriku. Dengan tegas dan pandangannya yang begitu tajam, ia menyapaku. ’’Kamu mahasiswa baru?” ’’Ii, iya, Kak, kenapa?” Jawabku terbata-bata. Kepalaku tertunduk, tidak berani menatap wajahnya. ”Sudah telat! Tidak pakai seragam! Masih tanya kenapa?” Ia membentakku. ”Maaf, saya tidak tahu. Kemarin saya tidak masuk
waktu
pemberitahuan.”
Aku
berusaha
membela diri. Walaupun aku tahu, aku salah.
4
”Kamu kan bisa tanya kepada teman-teman yang lain! Memangnya kenapa kamu kemarin tidak masuk?” Tanyanya lagi. ”Ee, ibu saya sakit (Maaf, ya Tuhan, aku terpaksa berbohong).” Hatiku berbisik. ”Baik, untuk kali ini, saya maklumi. Ini peringatan buat kamu! Besok, tidak boleh telat lagi dan harus mengikuti peraturan di kampus ini. Mengerti kamu!” Jari telunjuknya mendorong sedikit bahuku. ”Iiiya, Kak.” Aku langsung bergabung dengan barisan teman-teman yang lain. Tak lama kemudian, upacara pembukaan Ormaba selesai. Acara dilanjutkan dengan pemberian materi kepada peserta Ormaba. Selang sejam, kami, mahasiswa baru diberi tugas untuk turun ke jalan oleh kakak-kakak senior kepada masing-masing kami, mahasiswa baru. Diantara tugas-tugas tersebut adalah interview, mengamen, bersih-bersih, membaca puisi, pidato, orasi, dan lain-lain, sesukanya para senior. 5
Aku tahu, kegiatan Ormaba yang lebih dikenal dengan istilah Ospek (Orientasi Siswa Pengenalan Kampus) ini adalah kegiatan rutin yang diadakan
oleh
seluruh
perguruan
tinggi
atau
universitas kepada calon mahasiswa baru untuk lebih mengenal dunia kampus sebelum mereka belajar di kampus tersebut. Ini tentunya, sangat bermanfaat dan dapat mempermudah mereka belajar di kampus nanti. Sebab sebelum mereka masuk ke dalam sebuah rumah yakni kampus, mereka bisa tahu dan mengenal terlebih dahulu tempat dimana nantinya mereka akan menimba ilmu dan berinteraksi dengan seluruh sistem yang ada di dalam kampus tersebut. Tapi yang aku ketahui selama ini, Ormaba atau Ospek, atau apalah itu namanya. Kesan yang aku ketahui adalah suatu acara penyiksaan atau tindakan semena-mena senior terhadap yuniornya. Entah pendapatku ini benar atau salah, aku nggak tahu. Yang jelas, kegiatan ini begitu menarik untuk diikuti bagi kebanyakan calon mahasiswa baru, termasuk 6
aku. Paling tidak, ini dapat aku jadikan pengalaman menarik yang mungkin tidak akan dapat aku lupakan semasa hidupku. Aku bersama kelompokku yang jumlahnya sepuluh
orang
mendapatkan
tugas
untuk
menginterview para pedagang kaki lima. Baru kali ini aku melakukan suatu aktivitas layaknya seperti seorang reporter. Walau kecil-kecilan, yah, hitungitung buat pengalaman. Aku berjalan menyusuri ruas-ruas jalan raya kearah tempat dimana banyak para pedagang berjualan. Kami berpencar. Aku bersama seorang teman yang baru saja kukenal dan belum kuketahui juga siapa namanya, merasa kelelahan. Lalu kami berhenti dan duduk sebentar di pinggir jalan. Lima menit kami beristirahat. Kemudian datang seorang perempuan dengan wajah yang tanpa senyum dan matanya melotot kepada kami berdua. Siapa lagi kalau bukan kakak senior kami. Ia menghampiri kami.
7
”Kalian! kenapa berhenti disini?” Dengan suara yang keras dan lantang. ”Istirahat sebentar Kak, capek.” ”Sebentar? Begitu saja kok sudah capek. Kalian ini mahasiswa! Bukan anak SMA lagi. ”Iya, tahu Kak. Tapi kita kan manusia Kak...” Kata temanku, sedikit bercanda. ”Kenapa cengengas-cengenges! Ada yang lucu?!” Dengan nada yang keras dan lantang, ia kembali membentak kami. Serentak, kami berdua kaget dengan bentakan kakak senior kami itu. Aku teringat seperti yang pernah aku lihat di sinetron-sinetron. Seperti majikan yang
sedang
membentak
pelayannya
ketika
melakukan kesalahan. Tapi, ini Ormaba bukan sinetron. Apa mereka kebanyakan nonton sinetron ya?? He he he (Hatiku tergelitik). Entahlah, aku
8
Biodata Penulis RIRIN USROWIYAH USROWIYAH, lahir di Randuati, Nguling-Pasuruan, Jawa Timur. Setelah lulus SMPN 1 Nguling, ia melanjutkan studinya di Pondok Pesantren Darut TauhidBangil. Ia lulus dari Sekolah Tinggi Agama Islam Panca
Wahana
(STAIPANA)-Bangil
Tahun
(2009/2010). Sewaktu kuliah ia pernah aktif di BEM STAIPANA dan PMII Cab. Pasuruan. Ia juga pernah menjabat sebagai wakil ketua pengurus Pondok Pesantren Darut Tauhid-Bangil Tahun (2006- 2008). Ini adalah novel pertamanya.
9