ONTeLL SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN GURU-GURU PERBATASAN DAN TERPENCIL
RINGKASAN PENELITIAN Revolusi teknologi telah disinyalir oleh seorang professor sosiologi dari Amerika, Sherry Turkle ketika buku pertamanya terbit dua dekade lalu (Turkle, 1995). Dia mengatakan bahwa suatu saat nanti teknologi elektronik akan sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Benda elektronik tersebut, yang kemudian disebut “komputer”, akan berukuran mungil dan portable sehingga ia akan menjadi seperti perhiasan dan aksesoris pribadi ketimbang seperti sebuah komputer (Turkle, 2005). Hal itulah yang terjadi saat ini. Dengan lahirnya smartphone di awal milenium ke 21, komputer mini ini menjadi gadget untuk mengakses dunia virtual. Gadget tersebut tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain, akan tetapi ia lebih sering dipakai untuk mengakses informasi secara online. Dengan gencarnya provider telekomunikasi menawarkan paket murah untuk akses Internet melalui smartphone, jejaring sosial seperti email, facebook, twitter, game online, dan youtube menjadi menu sehari-hari. Di dunia pendidikan penggunaan dan pengintegrasian tehnologi dalam proses pembelajaran menjadi gerakan yang mendunia. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui berbagai aspek proses pendidikan yang ada hubungannya dengan tehnologi (Bonk, 2009; Dearnley, Dunn, & Watson, 2006; Goos, Galbraith, Renshaw, & Geiger, 2003; Schwartz, 2008). Hasil penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa tehnologi informasi dan komunikasi sangat efektif didalam meningkatkan proses pembelajaran. Namun demikian, pengintegrasian tehnologi kedalam kelas bukanlah proses yang sederhana. Banyak penelitian yang dilakukan (Choung, Hameed, & Ji, 2012; Moses, Bakar, Mahmud, & Wong, 2012) menunjukan bahwa penggunaan tehnologi di kelas sangat bergantung pada kemampuan guru dan infra struktur yang tersedia pada sekolah tersebut. Selain kedua faktor tersebut (kemampuan guru dan ketersediaan infra struktur), keberhasilan pengintegrasian tehnologi di kelas juga sangat tergantung pada visi dan kebijakan yang dimiliki oleh para kepala
1
sekolah (Abdullah, DeWitt, & Alias, 2013; Vanderlinde, Aesaert, & van Braak, 2014; Vandeyar, 2013). Kalimantan Barat yang merupakan salah satu provinsi dengan wilyah yang luas dan memiliki sekolah-sekolah yang tersebar di daerah perbatasan dan terpencil. Guru-guru mereka perlu juga mendapat pembinaan dan kesempatan untuk mengembangkan diri dengan fasilitas tehnologi yang ada pada mereka. Proposal ini diajukan pada pokoknya ingin melakukan dua hal yang saling berkaitan. Membangun jaringan
forum online yang dinamakan ONTeLL untuk sarana mereka
mengembangkan profesi mereka. ONTeLL akan memberikan kesempatan kepada mereka berkomunikasi (communicate), berbagi (share), dan berdiskusi (discuss) dengan guru-guru yang berada di perkotaan dan di sekolah-sekolah favorit. Namun sebelumnya, penelitian ini akan menelususi segala permasalahan, tantangan, dan kemampuan/ketrampilan yang mereka miliki serta kebijakan tentang penggunaan tehnologi pada sekolah-sekolah sampel.
2
Contents RINGKASAN PENELITIAN.................................................................................................................1 BAB 1. PENDAHULUAN .....................................................................................................................4 A. Latar Belakang ...............................................................................................................................4 B. Permasalahan.................................................................................................................................. 5 C. Tujuan Khusus................................................................................................................................6 D. Urgensi Penelitian ..........................................................................................................................7 BAB 2. KAJIAN PUSTAKA .................................................................................................................9 A. Pendahuluan................................................................................................................................... 9 B. TIK dan Transformasi Pendidikan ................................................................................................. 9 C. Tantangan Penggunaan TIK di Dunia Pendidikan .......................................................................10 D. Fitur ONTeLL ..............................................................................................................................11 BAB 3. METODOLOGI PENDIDIKAN .............................................................................................13 A. Tahap-Tahap dan Metodologi Penelitian .....................................................................................13 B. Situs dan Partisipan ......................................................................................................................15 C. Data yang Dikumpulkan...............................................................................................................15 D. Teknik Pengumpulan, Validasi, dan Pengorganisasian Data ......................................................15 E. Instrumen Pengumpulan Data ......................................................................................................17 F. Analisis Data.................................................................................................................................17
3
BAB 1: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dua dekade terakhir ini, perkembangan tehnologi informasi dan komunikasi begitu cepat sehingga sulit diikuti dengan penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang memadai tentang penggunaan tehnologi tersebut. Lahirnya smartphone di awal milenium ke 21 adalah merupakan momentum revolusi digital. Smartphone adalah sebuah ide cerdas penggabungan antara komputer dan telefon. Disaat itulah, komputer tidak lagi dianggab barang mewah dan kantoran, melainkan menjadi kebutuhan sehari-hari untuk semua tingkatan umur. Smartphone tidak hanya berfungsi sebagai telefon tetapi lebih menjadi jendela untuk mengakses informasi tanpa batas. Walaupun banyak penelitian menemukan bahwa penggunaan tehnologi di kelas dapat meningkatkan motivasi dan kreatifitas siswa belajar (Song, Singleton, Hill, & Koh, 2004; Trimmel & Bachmann, 2004), serta perubahan ketrampilan sosial (Shih, 2014), dengan adanya perkembangan pesat seperti yang terjadi saat ini, sekarang dunia pendidikan mengalami tantangan yang kompleks; banyak hal yang berhubungan dengan proses pendidikan perlu diredefinisikan
supaya
dapat
mengadaptasi
dan
mengadopsi
perkembangan
tersebut
(Drenoyianni, 2004) secara maksimal. Menurut Morris (2010) para guru yang menjadi ujung tombak perubahan peroses pendidikan perlu menyadari bahwa untuk mengintegrasikan tehnologi kedalam kelas, mereka perlu mengupgrade kemampuan pedagogik dan kerampilan penggunaan tehnologi. Hal inilah yang menjadi tantangan berat bagi Kalimantan Barat yang memiliki luas wilayah 146.807 km2 atau 7,53 persen dari luas Indonesia. Pemerataan pendidikan termasuk didalamnya pemerataan kompetensi guru dan pemerataan kelengkapan sarana dan prasarana sekolah menjadi masalah yang sulit diselesaikan. Di satu sisi, dengan luas wilayah yang begitu besar, lebih besar dari plau Jawa, Kalimantan Barat memiliki lingkup kerja yang lebih luas juga. Di sisi lain, Kalimantan Barat memiliki banyak daerah-daerah terpencil jauh dari sentuhan pembangunan infra struktur. Dengan kondisi seperti itu, terdapat kesenjangan yang besar antara sekolahsekolah yang berada di kabupaten-kabupatan pinggir terpencil dengan kabupaten-kabupan yang dekat dengan ibu kota provinsi; juga terdapat kesenjangan antara sekolah-sekolah yang berada di pedesaan perbatasan dan terisolir dengan sekolah-sekolah yang berada di kota-kota 4
kabupaten/kota madya dan ibu kota provinsi. Kesenjangan inilah yang sebenarnya dapat dijembatani dengan perkembangan tehnologi informasi dan komunikasi yang saat ini sedang dinikmati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Untuk itu para pemerhati dan praktisi pendidikan harus dapat menawarkan ide kreatif dan konstruktif
untuk
memperkecil
kesenjangan-kesenjangan
tadi.
Salah
satunya
adalah
pemanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu peningatan professionalisme guru perbatasan dan terpencil. Proposal ini diajukan untuk membangun jaringan forum guru online yang dinamakan ONTeLL sebagai sarana pengembangan profesi guru. ONTeLL dibangun dengan menggunakan Google Group yang dapat diakses melalui telefon android. Pada prinsipnya ONTeLL akan memberikan kesempatan kepada mereka berkomunikasi (communicate), berbagi (share), dan berdiskusi (discuss) dengan guru-guru yang berada di perkotaan dan di sekolah-sekolah favorit atau bahkan dengan LPTK pembina seperti LPMP dan FKIP Untan.
B. Permasalahan Beberapa tahun terakhir pemerintah bersama Telkom telah membangun menara-menara telekomunikasi untuk memperluas jangkauan jaringan sampai ke daerah-daerah terpencil. Selain itu
pada tahun 2010 pemerintah melalui Kementrian Kominfo telah meluncurkan program
PLIK, Pusat Layanan Internet Kecamatan. Sebelumnya pada tahun 2006 pemerintah juga telah meluncurkan Jejaring Pendidikan Nasional atau Jardiknas untuk memfasilitasi semua institusi pendidikan untuk mengakses database secara online. Semuanya ini sebenarnya merupakan bentuk perhatian pemerintah terhadap layanan Internet untuk masysrakat umumnya dan pendidikan khususnya. Pertanyaan selanjutnya adalah sudahkan fasilitas tersebut berdampak langsung pada proses pendidikan sampai dengan daerah-daerah perbatasan dan terpencil. Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa penelitian ini hendak membangun ONTeLL sebagai channel bagi guru meningkatkan profesionalitas mereka. Namun, sebelum hal itu dilakukan, untuk memperoleh data empiris di lapangan, perlu ditelusuri secara langsung ke sekolah-sekolah yang berada di perbatasan dan daerah terpencil, bagaimana dan sejauh mana para guru telah
5
menggunakan tehnologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pengembangan profesi mereka. Untuk itu tahap awal riset ini adalah untuk mengetahui informas seperti: 1. Sarana yang tersedia 2. Kebijakan kepala sekolah terhadap penggunaan tehnologi di sekolahnya. 3. Kompetensi guru dalam penggunaan teknologi di dunia pendidikan. Penelusuran permasalahan tersebut merupakan langkah awal dari penelitian yang diajukan ini. Dengan kata lain, pendalaman terhadap tiga masalah tersebut menjadi persyaratan sebelum pembangunan ONTeLL bagi sekolah-sekolah sampel di daerah perbatasan dan daerah terpencil.
C. Tujuan Khusus Seperti yang telah di ungkapkan oleh beberapa peneliti terdahulu bahwa penggunaan tehnologi bagi guru dan sekolah bukanlah hal yang sederhana yang hanya tergantung pada ketersediaan tehnologi atau tidak; namun, keberhasilan penggunaan tehnologi di kelas adalah disebabkan oleh multi faktor. Oleh karena itu, penulisan ini memiliki tujuan khusus sebagai berikut: 1. Penelusuran informasi tentang perangkat keras (hardware) apa saja yang dimiliki oleh sekolah-sekolah perbatasan dan terpencil. 2. Penelusuran informasi apakah sekolah memiliki lab komputer yang dapat digunakan oleh guru yang setiap saat dan apakah perangkat kompuer tersebut terhubung dengan Internet. 3. Penelusuran informasi apakah para guru memiliki komputer/laptop secara pribadi sehingga mereka dapat mengakses Internet dari rumah mereka masing-masing dan apakah jaringan Internet dilokasi tersebut mudah didapat. 4. Penelusuran informasi mengenai keterampilan guru dalam memanfaatkan internet untuk peningkatan kompetensi dan jejaring professional mereka. 5. Mengetahui tidak hanya attitude guru dan kepala sekolah terhadap tehnologi tetapi juga ketrampilan mereka menggunakan Internet. 6. Mengetahui kebijakan-kebijakan serta visi-misi sekolah terhadap penggunaan tehnologi di sekolah. 7. Penyusunan desain konseptual ONTeLL berdasarkan informasi-informasi mengenai butir-butir pertama hingga keenam di atas. 6
8. Membentuk kelompok guru pengguna tehnologi (Internet) baik yang berada di daerah perbatasan dan daerah terpencil maupun yang berada di kota provinsi. Kelompok guru pengguna tehnologi adalah berasal dari MGMP tertentu yang bersedia berpartisipasi dalam jaringan ONTeLL. 9. Membuat program pengembangan profesi guru yang akan dilakukan dengan menggunakan jaringan ONTeLL. 10. Sosialisasi ONTeLL di kantor-kantor Diknas Kabupaten.
D. Urgensi Penelitian Perkembangan tehnologi yang begitu cepat di Indonesia sayangnya tidak diikuti dengan kebijakan tentang penggunaan dan integrasi tehnologi di kelas. Hal ini berakibat pada penggunaan tehnologi yang tidak terarah oleh anak didik. Tehnologi berkembang liar dan membawa banyak masalah ketimbang manfaat. Oleh karena itu, ada sebagian sekolah melarang peserta didik mereka menggunakan tehnologi seperti laptop atau komputer dan tab Tehnologi Internet, misalnya, yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi proses pendidikan kini telah di salah gunakan untuk mengakses hal-hal yang merusak. Internet sering diasosiasikan dengan pornografi, game online, movie online, FB dan lain sebagainya. Guru sebagai ujung tombak pendidikan sebenarnya memiliki peran penting untuk memperbaiki kondisi saat ini. Apabila guru memiliki ketrampilan dan sikap terhadap penggunaan tehnologi yang baik, maka peserta didik akan medapat arahan dan pencerahan tentang penggunaan tehnologi sebaga alat dan bahkan lingkungan pembelajaran. Namun sebaliknya, apabila para guru kurang trampil dan bahkan antipati terhadap penggunan tehnologi, maka fenomena yang disebutkan diatas layak terjadi. Penelitian ini dilakukan untuk membangun jaringan guru pengguna tehnologi secara online yang diberi nama ONTeLL. Jaringan tersebut menjadi wadah para guru untuk mengembangkan profesi mereka dengan cara berbagi pengalaman dan ilmu, berdiskusi, dan berkolaborasi. Selain itu, penelitian ini akan memetakan ketrampilan guru-guru dalam penggunaan tehnologi di sekolah-sekolah terpencil dan perbatasan; memetakan ketersediaan sarana dan prasarana tehnologi informasi dan komunikasi di daerah perbatasan dan terpencil; dan memetakan 7
kebijakan sekolah tentang penggunaan tehnologi di kelas. Informasi ini akan bermanfaat sebagai bahan pertimbangan untuk pembinaan guru dalam penggunaan tehnologi. Akhirnya, penelitian ini ibarat membangun jembatan yang menghubungkan antara desa dan kota untuk menjembatani kesenjangan apa yang dinamakan bridging the digital divide.
8
BAB 2: KAJIAN PUSTAKA A. Pendahuluan Di seluruh dunia, pemanfaatan Tehnologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi merupakan agenda penting dalam dunia pendidikan. TIK sering dipandang sebagai perangkan yang tak bisa dipisahkan dengan usaha para pendidikan untuk memberikan kesempatan kepada para peserta didik supaya mereka dapat terlibat langsung di dalam kumunitas ilmu (knowledge society). Leach (2005) mengatakan bahwa TIK adalah aspek penting sebagai toolkit guru dalam mengajar di abad ke-21 ini. TIK menjadi sebuah skill atau ketrampilan yang harus dikuasai guru jika mereka ingin selalu up-todate dalam profesi mereka. Memang TIK tidak akan menggantikan seorang guru. Namun guru yang tanpa ketrampilan TIK akan tergantikan secara alami oleh guru yang memiliki ketrampilan TIK. Indonesia sebagai negara berkembang, seperti halnya negara-negara di Asia, telah menanamkan investasi dalam pengembangan dan ketersediaan TIK di seluruh penjuru tanah air. Hal ini harus dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan seluas-luasnya. Namun, pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan bukanlah pekerjaan mudah; melainkan akan melibatkan banyak pihak dan faktor. Indonesia tidak akan ketinggalan dengan gerakan global, yakni pemanfaatan TIK sebagai usaha memberdayakan peserta didik menikmati akses ilmu pengetahuan secara global.
B. TIK dan Transformasi Pendidikan Walaupun banyak negara termasuk Indonesia masih belum lama menggunakan tehnologi informasi dan komunikasi dalam proses pendidikan, peran TIK tidak bisa dianggab sederhana. Banyak anggaban mengatakan bahwa TIK akan membawa perubahan revolusioner terhadap metodologi pembelajaran. Namun, para peneliti dan pakar tehnologi pendidikan (John & Sutherland, 2005; Peeraer & Van Petegem, 2011) menyatakan bahwa perubahan tersebut tidak terjadi secara otomatis. Innovasi tidak terdapat pada tehnologi itu sendiri. Dengan kata lain, TIK adalah sebuah benda yang tidak akan menyebabkan perubahan apa-apa kalau tidak digunakan secara bijak dan benar.
9
Menurut John dan Sutherland (2005) di beberapa negara maju banyak kritik terhadap penggunaan tehnologi di dunia pendidikan. Ada dua alasan yang menjadi sorotan mereka terhadap penggunaan tehnologi di dalam proses pendidikan. Yang pertama, setelah pemerintah menginvestasikan dana dalam jumlah besar untuk meningkatkan ketersediaan tehnologi di institusi-institusi pendidikan, tidak kelihatan peningkatan penggunaan tehnologi untuk kepentingan pendidikan (Selwyn, 2007). Banyak fasilitas tehnologi yang tak tersentuh dan lapuk dimakan waktu. Yang kedua, tidak terjadi revolusi pendidikan walau setelah infra struktur disediakan dan setelah guru-guru ditraining; proses pendidikan masih saja menggunakan polapola tradisional. Komputer tidak lain hanya seperti pengganti mesin ketik.
C. Tantangan Penggunaan TIK di Dunia Pendidikan Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk menemukan faktor apa saja yang terlibat dalam usaha penggunaan tehnologi di dunia pendidikan. Groff dan Mouza (2008) menemukan beberapa faktor yang menjadi tantangan penggunaan tehnologi di dalam kelas. Mereka adalah: 1. faktor kebijakan pemerintah daerah dan kebijakan sekolah yang bersangkutan. 2. Faktor-faktor yang ada hubungannya dengan guru danpeserta didik. 3. Faktor yang ada hubungannya dengan tehnologi itu sendiri. Permasalahan tehnis dan ketersediaan tehnologi masuk dalam kategori ini. Mumtaz (2000) menambahkan beberapa faktor lagi yang menjadi kendala dalam implemntasi tehnologi dalam proses pendidikan.
Yang pertama adalah masalah yang berkaitan dengan
ketrampilan pengguna tehnologi. Banyak guru dan juga siswa tidak begitu terlatih dalam menggunakan tehnologi. Kekurang trampilan guru menyebabkan mereka merasa apatis dalam menggunakan tehnologi. Tidak jarang guru anti pati dengan tehnologi. Mereka begitu puas dengan pola mengajar merka tanpa menggunakan media pembelajaran. Mereka tidak suka menggunakan. Banyak mereka yang beralasan bahwa menggunakan tehnologi hanya akan menambah beban kerja guru; menggunakan tehnologi sangat tidak efektif, banyak waktuterbuang hanya untuk mempersiapkan tehnologi.
10
Ketidak trampilan inilah yang menyebabkan sebagian sekolah yang melarang siswa-siswi mereka membawa menggunakan komputer laptop di sekolah. Mereka berargumen bahwa komputer akan membawa kerusakan ketimbang kebaikan. Yang kedua adalah apa yang biasa disebut dengan digital divide yakni sebuah kondisi dimana terdapat kesenjangan yang besar antar sesama guru. Dan digital divide ini juga terjadi di kalangan peserta didik. Kesenjangan ini biasanya menjadi halangan dalam pengintegrasian tehnologi dalam dunia pendidikan. Penelitian ini salah satunya ingin mendorong penggunaan tehnologi hususnya bagi guru-guru perbatasan dan terpencil yang belum terbiasa dan bahkan belum pernah menggunakan tehnologi informasi dan komunikasi dalam pekerjaan mereka. Selanjutnya, tantangan yang juga tak kalah pentingnya adalah sikap (attitude) dan keyakinan akan penggunaan tehnologi dalam dunia pendidikan. John dan Sutherland (2005) mengatakan bahwa percuma mempunyai akses terhadap tehnologi yang melimpah jika guru-guru masih saja tidak punya attitude yang positif terhadap tehnologi sehingga mereka tidak memiliki keinginan keluar dari confort zone mereka. John dan Sutherland (2005) mengatakan bahwa di negaranegara maju sekarang banyak penelitian yang dilakukan tidak untuk mengetahui bagaimana peningkatan akses dan infrastruktur tehnologi, tetapi difokuskan pada aatitude guru terhadap tehnologi. Penelitian yang diajukan ini salah satu fokusnya adalah hendak mengumpulkan informasi tentang bagaimana attitude para guru terhadap penggunaan tehnologi di kelas mereka.
D. Fitur ONTeLL ONTeLL pada awalnya dibangun untuk kepentingan pengajaran beberapa mata kuliah di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris. ONTeLL adalah sebua venue, ruang kelas online. Di sana para mahasiswa berdiskusi tentang materi-materi yang telah mereka dapatkan di pertemuan muka di kelas. ONTeLL dalam riset yang sedang diajukan ini akan menjadi ruang diskusi para guru yang tergabung dalam projek riset ini. ONTeLL memiliki dua fitur utama yakni ruang diskusi dan ruang baca (file). Pada ruang diskusi para guru dapat berkomnikasi dengan jaringan guru yang akan dibangun melali riset ini.
11
Sedangkan ruang baca, merupakan tempat Para guru mendownload dan mengupload materi. Pada ruang ini mereka dapat berbagi sumber untuk pengembangan profesi mereka. Gambar 1. Bangunan ONTeLL
12
BAB 3: METODOLOGI PENELITIAN A. Tahap-Tahap dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah penelitian tindakan (Stringer, 2007) dengan desain penelitian pengembangan (Richey & Klein, 2007) dan prosedur penelitiannya menggunakan langkah-langkah ADDIE, yaitu Analyzing, Designing, Developing, Implementing, dan Evaluating (Dick, Carey, & Carey, 2009) dengan adaptasi sesuai keperluan. Langkah analyizing adalah menganalisis kebutuhan penyusunan ONTeLL. Langkah designing berarti merancang desain konseptual ONTeLL. Langkah developing dimaksudkan untuk mengembangkan system ONTeLL secara utuh beserta pendukung-pendukungnya. Langkah implementing analah menerapkan ONTeLL secara utuh sehingga ONTeLL dapat digunakan secara empirik. Langkah evaluating berarti mengevaluasi system ONTeLL dengan melibatkan pakar sehingga program ini dapat diterima dalam standar pakar. Penelitian ini dijalankan dalam dua tahap yang masing-masing dilakukan pada 2015 dan 2016. Pada tahap pertama, yaitu tahun pertama, penelitian ini akan menempuh dua langkah pertama prosedur ADDIE, yaitu menjalankan analisis kebutuhan dan menyusun desain yang berupa purwarupa (prototype) konseptual ONTeLL. Analisis kebutuhan dilakukan untuk memeroleh deskripsi-deskripsi: (1) perangkat keras (hardware) yang dimiliki oleh sekolahsekolah perbatasan dan terpencil; (2) laboratorium/fasilitas komputer dan jaringan internet yang dapat digunakan oleh guru; (3) kepemilikan komputer/laptop guru secara pribadi beserta jaringan internet yang dapat digunakan oleh guru secara pribadi; (4) keterampilan guru dalam memanfaatkan internet untuk peningkatan kompetensi dan jejaring professional mereka; (5) sikap dan ketrampilan dan kepala sekolah terhadap tehnologi informasi dan komunikasi; serta (6) kebijakan-kebijakan serta visi-misi sekolah terhadap penggunaan tehnologi di sekolah. Sementara itu, penyusunan desain (purwarupa) dimaksudkan untuk memeroleh deskripsi konseptual awal ONTeLL. Deskripsi tersebut meliputi purwarupa fitur ONTeLL untuk pengembangan profesi guru, jejaring sosiologis kerjasama guru dalam peningkatan kompetensi professional, pola pengelompokan (organisasi) pembelajaran guru, dan rancangan manajemen operasional ONTeLL.
13
Pada tahap kedua, yaitu dilaksanakan pada tahun kedua, yang akan dilakukan adalah pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Pada langkah pengembangan, yang akan dijalankan meliputi pembentukan kelompok-kelompok guru pengguna tehnologi (Internet), penyempurnaan desain konseptual secara kolaboratif, membuat program pengembangan profesi guru, dan sosialisasi program. Pada langkah ini, penyempurnaan desain ONTeLL dilakukan dengan kegiatan-kegiatan focus group discussion (FGD) dengan melibatkan kelompok-kelompok guru yang telah terbentuk, baik yang berada di daerah perbatasan dan daerah terpencil maupun yang berada di kota provinsi. Kelompok guru pengguna tehnologi adalah berasal dari MGMP tertentu yang bersedia berpartisipasi dalam jaringan ONTeLL. Semenstra itu, pembuatan program pengembangan profesi guru akan dilakukan dengan menggunakan jaringan ONTeLL. Selanjutnya, kegiatan sosialisasi ONTeLL di kantor-kantor Diknas Kabupaten, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan LPMP. Pada langkah implementasi, yang akan dilakukan adalah uji-coba aneka produk yang telah dikembangkan melalui simulasi kelompok kecil. Pada simulasi ini, tim peneliti akan menunjuk tiga kelompok guru yang telah terbentuk di tiga kabupaten yang berbeda dan operator di Kampus Untan. Setelah itu, peneliti akan memberikan konten-konten pembelajaran ONTeLL dan memonitor pelaksanaan pembelajaran yang terjadi. Simulasi ini akan berlangsung selama tiga hingga empat putaran yang tujuannya untuk memeroleh informasi untuk perbaikan system, pola operasi, dan konten. Produk akhir yang akan diperoleh pada langkah ini adalah petunjuk penggunaan/manajemen ONTeLL. Pada langkan evaluasi, yang dilakukan adalah
menguji-coba
ONTeLL
dalam
situasi
sesugguhnya
(kelompok
besar)
yang
mengakomodasi sebanyak mungkin guru perbatasan dan terpencil. Peneliti akan menunjuk sekelompok guru untuk menjalankan ONTeLL (sebagai admin) dengan terlebih dahulu dilatih dengan bahan latihan utama Petunjuk Penggunaan ONTeLL yang dihasilkan pada langkan sebelumnya. Peneliti akan mengamati (sebagai participant observer) penggunaan ONTeLL dalam kelompok besar. Untuk menilai ketergunaan (usability) dan efektivitas ONTeLL, ada tiga evaluator yang akan menilai ONTeLL dan penggunaannya. Para evaluator tersebut terdiri atas pakar telematika, pakar pendidikan, dan praktisi pendidikan.
14
B. Situs dan Partisipan Situs-situs penelitian ini adalah sekolah-sekolah dan para partisipannya terdiri atas para guru, laboran, dan kepala sekolah. Situs-situs tersebut tersebar di beberapa kabupaten, yaitu Kabupaten Sambas, Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Kubu Raya. Situs-situs di Kabupaten Sambas terdiri atas beberapa sekolah dan madrasah tingkat dasar dan menengah di Kecamatan Temajuk dan Kecamatan Sajingan Besar. Di Kabupaten Sanggau, situs-situs tersebut adalah sekolah-sekolah dasar dan menengah di Kecamatan Balai Karangan. Di kedua kabupaten tersebut situs-situsnya diutamakan sekolah-sekolah di daerah yang berbatasan dengan Malaysia. Sementara itu, situs-situs di daerah terpencil terdiri atas sekolah-sekolah dan madrasah-madrasah di Kabupaten Kubu Raya, khususnya di Kecamatan Batu Ampar dan Kabupaten Sungai Kakap.
C. Data yang Dikumpulkan Pada tahap analisis kebutuhan data-data yang akan dikumpulkan meliputi: (1) data tentang perangkat keras (hardware) apa saja yang dimiliki oleh sekolah-sekolah perbatasan dan terpencil; (2) data mengenai laboratorium komputer yang dapat digunakan oleh guru yang setiap saat dan apakah perangkat komputer tersebut terhubung dengan internet; (3) data mengenai kepemilikan komputer/laptop para guru secara pribadi yang memungkinkan mereka dapat mengakses internet dari rumah mereka masing-masing dan apakah jaringan Internet dilokasi tersebut mudah didapat; (4) data mengenai kompetensi guru dalam memanfaatkan internet untuk peningkatan kompetensi dan jejaring professional mereka; dan (5) data mengenai sambungan internet atau sinyal telekomunikasi yang dapat digunakan untuk melakukan koneksi internet. Selanjutnya, tahap kedua (perancangan desain) data-data tersebut akan diperlukan dalam penyusunan kerangka konseptual ONTeLL.
D. Teknik Pengumpulan, Validasi, dan Pengorganisasian Data Kegiatan pengumpulan data dilakukan melalui kunjungan langsung pengumpul data ke sekolah-sekolah dan (jika diperlukan) ke rumah-rumah guru yang menjadi partisipan penelitian ini. Pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan survai yang divalidasi dengan pengamatan langsung dan wawancara. Informasi-informasi mengenai perangkat-perangka keras, unit-unit laboratorium, kepemilikan computer guru, jaringan internet, dan kompetensi guru 15
dimasukkan ke dalam instrument menelitian yang terlebih dahulu disusun dalam kisi-kisi instrumen. Instrumen tersebut disampaikan kepada guru oleh pengumpul data dan pengisiannya langsung ditunggu oleh pengumpul data. Dalam menunggui pengisian instrument, pengumpul data berperan sebagai seseorang yang membantu guru partisipan/responden agar pengisiannya tepat. Data yang telah diperoleh divalidasi dengan teknik triangulasi melalui langkah-langkah wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan secara semi terstruktur dengan merujuk ke instrument yang telah diisi oleh guru partisipan/responden. Subjek wawancara terdiri atas pengisi instrumen dan orang lain yang diperkirakan memahami konteks yang sedang diteliti untuk mengonfirmasi jawaban-jawaban yang ada di dalam instrumen. Sementara itu, observasi dilakukan secara langsung untuk mengonfirmasi informasi-informasi yang tersebut di dalam instrumen. Observasi dilakukan terhadap cara guru menggunakan komputer/internet, spesifikasi teknis dan keadaan unit-unit komputer, kekuatan dan ketersediaan jaringan listrik atau sumber daya kelistrikan lain dan sambungan atau jaringan internet. Data-data yang telah diperoleh dan divalidasi selanjutnya diorganisasikan menjadi deskripsi-deskripsi kualitatif dan kuantitatif. Deskripsi-deskripsi tersebut disusun dalam bentuk paragraf-paragraf yang didukung dengan tabe-tabel dan gambar-gambar. Deskripsi-deskripsi tersebut menguraikan hal-hal yang dimaksud di dalam tujuan-tujuan khusus Tahap Satu penelitian ini, yang secara umum adalah gambaran kebutuhan sarana peningkatan kapasitas guru secara online. Selanjutnya, tahap kedua prosedur ADDIE dalam penelitian ini adalah Designing – yaitu perancangan desain – berisi kegiatan penyusunan kerangka konseptual ONTeLL. Perancangan dilakukan oleh tim peneliti ini berdasarkan gambaran kebutuhan. Kerangka konseptual tersebut dimatangkan melalui focus group discussion (FGD), juga melibatkan sebagian guru, praktisi telematika, dan semua anggota tim peneliti. FGD dilakukan beberapa putaran hingga menghasilkan kerangka konseptual yang logis dan operasional.
16
E. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen-instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut. Untuk keperluan survai, instrument yang akan digunakan adalah dua jenis daftar pertanyaan (questionnaires), yaitu yang bersifat objektif untuk data-data peralatan dan sejenisnya dan yang bersifat reflektif untuk data-data yang terkait sikap dan sejenisnya. Untuk melakukan wawancara, instrumen yang akan digunakan adalah pedoman wawancara yang disusun dengan merujuk ke kisi-kisi yang digunakan untuk menyusun dua daftar pertanyaan di atas. Untuk melakukan observasi, yang akan digunakan adalah pedoman observasi dan lembar catatan observasi lapangan. Dua jenis instrumen tersebut juga disusun dengan rujukan kisi-kisi yang sama dengan kisi-kisi yang digunakan untuk menyusun instrumen-instrumen di atas.
F. Analisis Data Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode Front-End Analysis (FEA) seperti yang diuraikan oleh(Dick, et al., 2009). Dalam metode analisis ini, mula-mula yang dilakukan penggambaran keadaan yang ada di sebelum ONTeLL dirancang dan dikembangkan dan penggambaran keadaan/kompetensi dan praktik peningkatan kapasitas professional guru melalui pengembangan ONTeLL. Setelah itu, analisis data dilanjutkan dengan menguraikan komponenkomponen atau proses-proses yang semestinya ada atau dijalankan untuk mencapai keadaan dimaksud dan menjelaskan keterkaitan antarkomponen atau antarproses.
17
BAB 4: PEMBIAYAAN DAN TIMELINE KEGIATAN A. Garis Besar Anggaran Keseluruhan No 1 2 3 4 5 7
Kegiatan Honor Peneliti Peralatan Penunjang Bahan Habis Pakai Rekrutmen dan Pelatihan Pengumpul Data Pengumpulan Data, Analisis Data, dan Pengembangan ONTeLL
Tahun 1 17,408,000 4,398,000 5,000,000 6,600,000 19,690,000
Tahun 2 17,408,000 0 5,000,000 0 48,060,00
Sub Total 34,816,000 4,398,000 10,000,000 6,600,000 82,750,000
4,000,000
19,940,000
23,940,000
57,500,000
90,438,000
147,908,000
Sosialisasi Program Total Rp 57.500.000,-
B. Rincian Anggaran 1. Honor Honor Ketua Anggota 1 Anggota 2 Sub-Total 2. Peralatan Alat/Material
Honor/Jam (Rp) 28,000 20,000 20,000
Waktu (jam/minggu) 8 8 8
Minggu
Justifikasi
Kuantitas
Harga Satuan 1,450,000 500,000 150,000
Tahun1
Tahun2
Sub Total
1,450,000 1,500,000 450,000
998,000
998,000
-
-
Printer Modem Flash Flash Disk External Drive Sub Total 3. Bahan Habis Pakai Alat/Material Justifikasi
1 set 3 unit 3 buah 1 buah
Kertas A4 Refil Tinta Alat tulis Komunikasi (Telepon, Fax, Internet)
15 rim 2 set 3 set 1 Paket
32 32 32
Honor per tahun (Rp) Tahun1 Tahun2 Sub Total 14,336,000 7,168,000 7,168,000 10,240,000 5,120,000 5,120,000 10,240,000 5,120,000 5,120,000 34,816,000 17,408,000 17,408,000
4,398,000 Kuantitas
Harga Satuan 40,000 550,000 100,000
Tahun2
Sub Total
600,000 600,000 1,100,000 1,100,000 300,000 300,000
600,000 1,100,000 300,000
3,000,000
3,000,000
18
Tahun1
3,000,000
3,000,000
4. Rekrutmen dan Pelatihan Pengumpul Data Alat/Material Justifikasi Kuantitas Harga Tahun1 Tahun2 Satuan Rekrutment 24 jam 50,000 1,200,000 Pelatih Honor/Jam 8 jam 150,000 1,200,000 Konsumsi 40 porsi 50,000 2,000,000 Peserta Transport 12 hari 50,000 600,000 Ruangan Sewa 1 hari 450,000 450,000 LCD Player Sewa 1 hari 350,000 350,000 Sub Total 5. Pengumpulan Data, Analisis Data, dan Pengembangan ONTeLL Alat/Material Justifikasi Kuantitas Harga Tahun1 Tahun2 Satuan Penelusuran 480 jam 50,000 12,000,000 12,000,000 data foto copy 4,000 200 500,000 300,000 document halaman Digitized 700 jam 10,000 4,000,000 3,000,000 document Scripting 30 jam 60,000 600,000 1,200,000 ONTeLL Focus group 7 kali 500,000 1,000,000 2,500,000 Transcript dan analisis 30 jam 60,000 600,000 1,200,000 Focus group Penggandaan 1,000 150 150,000 Questionnaire halaman Analisis 14 jam 60,000 840,000 Questionnaire Konsultasi 30 jam 500,000 15,000,00 Pakar 19,690,000 20,200,000 Sub Total 6. Seminar/Sosialisasi Alat/Material Justifikasi Kuantitas Harga Tahun1 Tahun2 Satuan Seminar 1 orang 1,000,000 4,000,000 4,000,000 Sosialisasi 6 kali dan Pelatihan 1,299,000 7,940,000 WikiPeat Publikasi 2 kali 8,000,000 4,000,000 Jurnal 4,000,000 19,940,000 Sub total
19
Sub Total 1,200,000 1,200,000 2,000,000 600,000 450,000 350,000 6,600,000 Sub Total 24,000,000 800,000 7,000,000 1,800,000 3,500,000 1,800,000 150,000 840,000 15,000,000 54,890,000
Sub Total 8,000,000 7,940,000 8,000,000 23,940,000
C. Timeline Kegiatan JADUAL KEGIATAN TAHUN PERTAMA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Deskripsi Kegiatan
1
2
3
Bulan ke 4 5 6
7
8
2
Bulan ke 3 4 5 6
7
8
Penyusunan Proposal Rekrutmen anggota tim pengumpul data Pelatihan anggota tim pengumpul data Pengumpulan data serempak oleh empat tim Pengorganisasian data Analisis data dalam situs/lapangan masingmasing Analisis data di kantor/kampus Penyusunan deskripsi kebutuhan ONTeLL Penyusunan desain konseptual ONTeLL Penyusunan laporan penelitian Penyerahan laporan penelitian Waktu cadangan untuk penyempurnaan laporan
JADUAL KEGIATAN TAHUN KEDUA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Deskripsi Kegiatan
1
Pembentukan kelompok-kelompok guru pengguna telematika Penyempurnaan Desain Konseptual ONTeLL Membuat program pengembangan profesi guru Sosialisasi program FGD penyempurnaan desain ONTeLL Uji-Coba system dan jejaring sosiologis ONTeLL Evaluasi ONTeLL dalam Kelompok Besar Penyusunan laporan penelitian Penyerahan laporan penelitian Waktu cadangan untuk penyempurnaan laporan
REFERENSI
20
Abdullah, N. A. W., DeWitt, D., & Alias, N. (2013). School Improvement Efforts and Challenges: A Case Study of a Principal Utilizing Information Communication Technology. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 103(0), 791-800. Bonk, C. J. (2009). The world is open: How Web technology is revolutionizing education. San Francisco: Jossey-Bass. Choung, J.-Y., Hameed, T., & Ji, I. (2012). Catch-up in ICT standards: Policy, implementation and standards-setting in South Korea. Technological Forecasting and Social Change, 79(4), 771-788. Dearnley, C., Dunn, G., & Watson, S. (2006). An exploration of on-line access by non-traditional students in higher education: A case study. Nurse Education Today, 26(5), 409-415. Dick, W., Carey, L., & Carey, J. (2009). The Systematic Design of Instruction. Upper Saddle River, NJ.: Pearson Publishing. Drenoyianni, H. (2004). Designing and implementing a project-based ICT course in a teacher education setting: rewards and pitfalls. Education and Information Technologies, 9(4), 387-404. Goos, M., Galbraith, P., Renshaw, P., & Geiger, V. (2003). Perspectives on technology mediated learning in secondary school mathematics classrooms. Journal of Mathematical Behavior, 22, 73–89. Groff, J., & Mouza, C. (2008). A framework for addressing challenges to classroom technology use. AACE Journal, 16(1), 21-46. John, P., & Sutherland, R. (2005). Affordance, opportunity and the pedagogical implications of ICT. Educational Review, 57(4), 405–413. Leach, J. (2005). Do new information and communication technologies have a role to play in achieving quality professional development for teachers in the global south? Curriculum Journal, 16(3), 293–329. Morris, D. (2010). Are teachers technophobes? Investigating professional competency in the use of ICT to support teaching and learning. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 2(2), 4010-4015. Moses, P., Bakar, K. A., Mahmud, R., & Wong, S. L. (2012). ICT Infrastructure, Technical and Administrative Support as Correlates of Teachers’ Laptop Use. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 59(0), 709-714. Mumtaz, S. (2000). Factors affecting teachers’ use of information and communications technology: a review of the literature. Journal of Information Technology for Teacher Education, 9(3), 319– 342. Peeraer, J., & Van Petegem, P. (2011). ICT in teacher education in an emerging developing country: Vietnam’s baseline situation at the start of ‘The Year of ICT’. Computers & Education, 56(4), 974-982. Richey, R. C., & Klein, J. D. (2007). Design and Development Research. Mahwah, NJ.: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers. Schwartz, N. H. (2008, Spring). Exploiting the Use of Technology to Teach: The Value of Distributed Cognition. Journal of Research on Technology in Education, pp. 389-404. Retrieved from http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=buh&AN=31238998&site=ehost-live Selwyn, N. (2007). The use of computer technology in university teaching and learning: a critical perspective. Journal of Computer Assisted Learning, 23(2), 83-94. Shih, Y.-C. (2014). Communication strategies in a multimodal virtual communication context. System, 42(0), 34-47. 21
Song, L., Singleton, E. S., Hill, J. R., & Koh, M. H. (2004). Improving online learning: Student perceptions of useful and challenging characteristics. The Internet and Higher Education, 7(1), 59-70. Stringer, E. T. (2007). Action Research. Los Angeles: Sage Publication. Trimmel, M., & Bachmann, J. (2004). Cognitive, social, motivational and health aspects of students in laptop classrooms. J Comp Assist Learn, 20(2), 151-158. Turkle, S. (1995). Life on the screen: Identity in the age of the Internet. New York: Simon and Schuster. Turkle, S. (2005). The Second Self: Computers and the human spirit, twentieth anniversary edition. Cambridge: The MIT Press Vanderlinde, R., Aesaert, K., & van Braak, J. (2014). Institutionalised ICT use in primary education: A multilevel analysis. Computers & Education, 72(0), 1-10. Vandeyar, T. (2013). Practice as policy in ICT for education: Catalysing communities of practice in education in South Africa. Technology in Society, 35(4), 248-257.
22
Lampiran 1: Susunan Organisasi Tim Peneliti
No
Nama/NIDN
Instansi Asal
1
Dr. Ikhsanudin (NIDN 0005116608)
FKIP UNTAN Pend. Bahasa Inggris
2
Dr. Iwan Supardi (NIDN 002612602) Ana Fergina, M.AppLing.TESEP (NIDN 0008067703)
FKIP UNTAN Pend. Bahasa Inggris FKIPUNTAN Pend. Bahasa Inggris
3
Bidang Ilmu
23
Alokasi Waktu (jam/minggu) 32
32 32
Uraian tugas
Manajemen Penelitian dan Desain Materi Desain ONTeLL Jaringan Pendidik
Lampiran 2: Biodata Tim Peneliti (Dr. Ikhsanudin, M.Hum.)
A. Identitas Diri 1.1 Nama Lengkap (dengan gelar) 1.2 Jabatan Fungsional 1.3 NIP 1.4 Tempat dan Tanggal Lahir 1.5 Alamat Rumah 1.6 Nomor Telepon/Faks 1.7 Nomor HP 1.8 Alamat Kantor
1.9 Nomor Telepon/Faks 1.10 Alamat e-mail 1.11 Bidang Keilmuan
: Dr.Ikhsanudin (L/ P) : Lektor : 196611051992031003 : Pringombo, 5 November 1966 : Jl. Nirbaya Komplek Purnama Hijau Nomor 36 Kota Pontianak 78121 : -: +628125626966 : FKIP Universitas Tanjungpura Jl. Jend. Ahmad Yani (Kampus Untan) Kota Pontianak : +62561739636 :
[email protected] : Pendidikan Bahasa Inggris
B. RIWAYAT PENDIDIKAN Nama PT Bidang Ilmu Tahun Masuk-Lulus
S-1 Universitas Lampung
S-2 Universitas Indonesia
Pendidikan Bahasa Inggris 1985 – 1990
Linguistik
S-3 Universitas Negeri Jakarta Pendidikan Bahasa
1994 – 1996
2007 – 2012
C. PENGALAMAN PENELITIAN No
Tahun
Judul Penelitian
1
2014
Wikipeat sebagai Sistem Pengelolaan Pengetahuan untuk Hasil Penelitian Bidang Lahan Basah, Lahan Kering dan Gambut Tropis
2
2013
Evaluasi Pembelajaran di Program Studi Magister (S2) Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Untan Tahun Akademik 2012 – 2013
3
2010
Survei Pemanfaatan Buku Teks Pelajaran Hasil Penilaian Departemen Pendidikan Nasional Kurun 2005-2010 (Anggota – Ketua Daniel Fernandez) 24
Pendanaan Sumber Jumlah Rp Penelitian 59.808.000,Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT) DIPA 9.500.000,(PNPB) FKIP Untan Tahun 2013 Pusbuk 200.000.000,Depdiknas
D. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL No 1
Tahun 2011
Judul Bahasa dan Masyarakat
Vol./Nomor Vol. 2/ No. 2
2
2011
Metafora dalam “Greatest Love of All”: Telaah Puisi dengan Sudut Pandang Hermeneutika Ricoeur.
Vol. 2/ No. 1
3
2010
Vol. 7/ No. 2
4
2010
How to Teach Reading: Some Basic and Practical Considerations Kritik terhadap Filsafat Progresivisme dalam Pendidikan Bahasa
5
2009
Filsafat Pendidikan Progresivisme dan Pendidikan Bahasa
Vol. 7/No. 1
6
2008
Renik-Renik Budaya dan Cara Makan Masyarakat Jawa di Pringsewu Lampung
Vol. 7/ No. 14
Vol. 8/No. 1
Nama Jurnal Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora Al-Ribaath: Majalah Ilmiah Jurnal Cakrawala pendidikan Jurnal Cakrawala pendidikan Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
E. PENGALAMAN ORGANISASI PROFESI 1. Presiden (2010 – 2012) English Language Teaching Materials (ELTeaM) Association 2. Presiden (2013 – 2016) English Language Teaching Materials (ELTeaM) Association 3. Anggota (1997 – 2008) Masyarakat Linguistik Indonesia
25
Lampiran 3: Biodata Tim Peneliti (Dr. Iwan Supardi)
CURRICULUM VITAE A. Identitas Personal Nama
: Dr. Iwan Supardi, M.AppLing
Tempat & Tanggal Lahir
: Kp. Ilir Kantor (Ngabang), 26 Desember 1966
Agama
: Islam
Pekerjaan & Instansi
: Dosen FKIP Universitas Tanjungpura
NIP
: 196612261994031004
NIDN
: 0026126602
Jabatan Fungsional
: Lektor
Pangkat/ Golongan
: Penata/ III.C
Alamat
: Alambhana Makmur H-41 Jln. Trans Kalimantan, Sui Ambawang Kuala, Kec. Sui Ambawang Kab. Kubu Raya, Kalimantan Barat
Telp.
: 081392738595
E-mail
:
[email protected]
B. Pendidikan & Pelatihan Pendidikan: S-3
: Penelitian & Evaluasi Pendidikan (PEP) Universitas Negeri Yogyakarta (2014)
S-2
: Applied Linguistics La Trobe University, Bendigo, Victoria-Australia (1999)
S-1
: Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak (1993)
Pelatihan: 1. Sekolah Teori Multikulturalisme IV, Impulse Yogyakarta (2009) 2. Sandwich Program, University of Aberdeen, Scotland, United Kingdom (2009) 3. Leadership Training-Knowledge Exchange Program, Sydney, Victoria-Australia (2012) 4. RELO Professional Development Workshop for University Instructors on ESP& International Partnership, Bandung (2015).
26
C. Penelitian 1. Model Sosio-Kultural untuk Pengembangan Kawasan Wisata Wilayah Tanjung Datok Kabupaten Sambas (2012)
D. Publikasi 1. Model Pendidikan Multikultural Ramah di Sekolah Ethno-Religio Segregation (E-RS) Kota Pontianak, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Tahun 18, No. 2, 2014, ISSN 14104725 (Cetak) ISSN 2338-6061 (online), Akreditasi No. 040/P/2014 2. Kota Pontianak: A Mixing Pot dan Peluang Perdamaian Antaretnis Dengan Pendidikan Multikulural, Buku Bunga Rampai Multikulturalisme dalam Sorotan (Editor Dr. Yohanes Bahari & Ismail Ruslan, M.Si), STAIN Pontianak Press (2009). 3. The Language of the Betungkal Ceremony: An Ecological Approach (Iwan Supardi & Mark Garner), Kajian Linguistik dan Sastra, Vol.20, No.1, Juni 2008, ISSN 0852-9604, Surakarta.
27
Lampiran 4: Biodata Tim Peneliti (Ana Fergina, M.AppLing.TESEP) Name
: Ana Fergina, M.AppLing.TESEP
(L/P)
Address
: Jl. Wonobaru No 28 Kelurahan Akcaya Pontianak Selatan
Telephone
: 081256709732
Email
:
[email protected]
Personal Information Date of Birth
: 8 June 1977
Place of Birth
: Pontianak
Marital Status
: Married
Employment History
Educational background: I graduated from Master Degree of Applied Lingiustics (Teaching English for Specific Purposes) in 2008 in Macquarie University. Work Experience: I teach English in University of Tanjungpura of Pontianak within all faculties. There are 9 faculties in Tanjungpura Universities with 50 study programmes. My colleagues and I are responsible for English subject (called Mata Kuliah Umum or General English) for the first year of students. Some study programmes like management and accounting, do not only have English for general purposes but also have elective subjects for English, such as English for presentation and English for business writing. Since my expertise in that field of study, I am also responsible for teaching those classes. Besides teaching, I am also responsible for managing training for TOEFL and English Conversation in UPT Bahasa Tanjungpura University. UPT Bahasa is not only test centre (i.e. ITP TOEFL) but it also provides information of scholarship programme for study (i.e. Ausaid, USaid, Fulbright).
28
USULAN
PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI Development and Upgrading of Seven Universities in Improving the Quality and Relevance of Higher Education in Indonesia
ONTeLL SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN GURU-GURU PERBATASAN DAN TERPENCIL
Dr. Ikhsanudin, M.Hum. (NIDN 0005116608) Dr. Iwan Supardi, M.AppLing. (NIDN 0026126602) Ana Fergina, M.AppLing.TESEP (NIDN 0008067703)
UNIVERSITAS TANJUNGPURA FEBRUARI 2015
29
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI
Judul Peneliti / Pelaksana NamaLengkap NIDN Jabatan Fungsional Program Studi Nomor HP Alamat surel (e-mail) Anggota (1) NamaLengkap NIDN PerguruanTinggi Anggota (2) NamaLengkap NIDN PerguruanTinggi TahunPelaksanaan BiayaTahunBerjalan BiayaKeseluruhan Mengetahui, Dekan FKIP Untan
(Dr. H. Martono) NIP. 196803161994031014
: ONTeLL SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN GURU-GURU PERBATASAN DAN TERPENCIL : : : : : :
Dr. Ikhsanudin, M.Hum. 0005116608 Lektor Pendidikan Bahasa Inggris 08125626966
[email protected]
: Dr. Iwan Supardi, M.AppLing. : 0026126602 : Universitas Tanjungpura : Ana Fergina, M.AppLing.TESEP : 0008067703 : Universitas Tanjungpura : Tahunke 1 dari rencana 2 tahun : Rp 57.500.000,: Rp 120.048.000,Pontianak, 16 Februari 2015 Ketua Peneliti
Menyetujui, Ketua Lembaga Penelitian Universitas Tanjungpura
(Dr. Amrazi Zakso) NIP. 196301091987031003
30
(Dr. Ikhsanudin, M.Hum.) NIP. 196611051992031003
31