RINGKASAN KULIAH Kuliah 1 Aplikasi Finite Diff Simulasi permukaan bebas Program Magister TL -FTSL,ITB
Oleh: Prof Dr. Ir.Arwin ,MS FTSL-ITB
1
Hidrologi : ilmu yang memperlajari pegerakan air di muka bumi baik kualitas maupun kwantitas dalam ruang dan waktu
2
Sumber air sda alam dpt diperbaharui mel. Siklus hidrologi tergantung iklim(tropis/subtropis) fungsi faktor kosmik ,regional dan lokal ,yang komponennya randow variabel membentuk Rezim hidrologi Debit rencana berkelanjutan keandalan sumber air sesuai kriteria debit rencana basah & kering ( banjir / air baku ) 3
Pengendalian air Obyektif : pengemb infrastruktur sda berkelanjutan Konstrain: ketidakpastian debit air(randow variabel) Pendekatan : 1) Adaptasi konsep debit rencana(banjir/kekeringan) 2) Mitigasi : a) indirect peraturan /UU b) direct insentif/dissentif
4
Karakteristik Sumber Air
Randow variable Kejadian dan besaran Komponen Siklus Hidrologi (sumber air ) tidak menentu dalam proses waktu
Urutan berturut -turut , sumber air dari rentang independent ke dependent : Air Hujan ,Air permukaan ,Air tanah dan mata air (Karakter air hujan lebih independent dari air permukaan atau air permukaan lebih dependent dari air hujan atau air tanah/mata air lebih dependent dari air permukaan). 5
Bab II. Sumber air dan Hidrologi Siklus Hidrologi
14
Model Hidrologi Daerah Aliran sungai Kekekalan masa air : P = I +R 1 = I/P + R/P …. ( Ik+C =1) Ik = 1 –C DS =( P – R )– E- B** - B*
Pendekatan Regressi linair Y = a X + b …..Q
Kawasan Hulu
Q
= C(PA)+b ..( L3/T)
Dimana : Q : debit air ( L3/T) C : koefisien limpasan P= curah hujan(L/T) A= Luas DAS ( L2) b= base flow ( limpasan air tanah & mata air) (L3/T) Data komponen Q dan P tercatat dari pos duga air dan pos hujan ( misalnya 1916– 2006 )
Boundary Hulu
Boundary Hilir
7
Iklim Musim Hujan & Kering Nusantara
Iklim dipengaruhi faktor kosmik,regional (Given ) dan lokal (perubahan tata guna lahan )
8
Dampak Degradasi lahan
DEFORESTASI •Meningkatnya Limpasan Permukaan. Daya serap air berkurang. •Terjadi Ekstrimitas Debit. Menipisnya Top Soil sehingga mengurangi kesuburan tanah (Erosi lahan) •Terjadinya Sedimentasi di badan air dan akumulasi sedimen di waduk. • Penurunan Kualitas Air (terutama kekeruhan) • perubahan Iklim mikro Frekwensi kejadian hujan kecil semakin kecil
INPUT
Curah hujan)
PROSES
Sifat tanah, batuan, Morfologi, topografi
Tutupan lahan
OUTPUT
Muka air tanah Debit sungai
Besaran Input Variabel Acak/Stokastik
Besaran Out put Variabel Acak/Stokastik
10
Gamb. Debit air historik , Q masa depan , Q rencana air baku multisekor dan Pedoman alokasi air
6,00
Debit m3/det
5,00
Q Masa Depan(20010-2020) ? Q rencana air baku multisektor ? Pedoman alokasi air irigasi & domestik ?
4,00 3,00 2,00 1,00
???
0,00 0
24
48
72
96
Setengah Bulanan kalender sejak 1999
120
144
SIMULASI MODEL ALIRAN DIMENSI TUNGGAL (KASUS PRISMATIK) Indah Kapuk
I
Kawasan Hulu
S
Pos Sugutamu
Q Kondisi Fisis :
Boundary Hulu
Boundary Hilir
Pos Sugutamu ke Indah kapuk = 40.40 km ≈ 40.5 km
R(t )
H( t) H
H U L U
0
t
B
D x
I L I R
0
t
Tinggi air Banjir Pos Sugulamu 3-4/02/2007
L
Pasang Surut Tanjung priok 7-8/02/2007
13
Model Deterministik Aliran Permukaan Bebas Volume Kontrol H Dx R(t)
H(t)
H U L U 0
B
t
Dx L
H I L I R
0
Dt
t
Gambar . Model Deterministik pada Aliran Perm. Bebas I(t)
Q(t)
0
Dx
t
Dx
Dx
0
Persamaan kontinuitas :
Persamaan momentum :
Keterangan simbol:
0
Dt
L
Q h B q x t VV V V h V g gS g 2 0 t x x c R Q = debit aliran (m3/s) A = luas penampang saluran (m2) x = jarak memanjang dari hulu saluran (m) t = waktu (s) h = tinggi muka air dari datum (m) B = lebar penampang saluran (m) Sf = kemiringan energi akibat gaya gesek dasar saluran g = percepatan gravitasi (m/s2)
t
Sistem Drainase makro/mikro I(t)
0
Q(t)
Dx
t
Dx
0
Gambar 3.2. Skematik lay-out dari drainase minor dan mayor sistem drainase perkotaan Cathment area sistem minor Cathment area sistem mayor Drainase Mayor Drainase Minor
Persamaan momentum :
Dt
0
t
L
Persamaan kontinuitas : Keterangan :
Dx
Q A b x t
Q 1 Q 2 h h gBh S f 0 t B x x
Volume Kontrol Persamaan Saint-Venant Profil Memanjang Aliran 1 Dimensi F (x, t)
Sumber: Chow, et all; 1988
Fw = gaya geser angin Ff = gaya gesek kekasaran saluran So = kemiringan saluran
Persamaan Diferensial Parsial Kontinuitas & Momentum Aliran Permukaan Bebas
Persamaan Kontinuitas (asumsi tidak ada aliran lateral)
Q h B 0 x t
Persamaan diferensial parsial
Persamaan Momentum (asumsi tidak ada aliran lateral, wind-shear, dan eddy losses, serta b = 1)
Q 1 Q 2 h h gBh S f t B x x
0
Persamaan Kontinuitas dan Momentum Diferensial Numerik/aljabar Metode selisih hingga implisit
Penyelesaian sistem aljabar linear Metode eliminasi Gauss
Algoritma
Aljabar non-linear Aljabar linear Metode iterasi Newton-Raphson
Metode Selisih Hingga Implisit Beda Tengah
Time line j+1 (j+1)Dt
i, j+1
Dt’
i, j
Time line j
0, 0
Dt
j Dt
i+1, j1
Batas Hilir
Waktu, t
Batas Hulu
q Dt’/Dt
(i-1)Dx
Dx
i Dx
Jarak, x
i+1, j
(i+1)Dx
L
Perbandingan Metode Selisih Hingga
Metode
Konvergensi & Stabilitas
Eksplisit (q = 0)
x
j-1
x
x
j
t
j+1
t
j
j+1
Implisit Beda Tengah (q = 1/2)
x
j-1
x
j
x
j+1/2
x
j+1
t
j+1
t
j+1/2
t
j
Usaha Pemrograman
Tingkat Akurasi
Konvergen dan stabil Mudah karena tidak Laju akurasi tidak dengan syarat pada membentuk matriks seimbang antara Dt/Dx variabel waktu dan ruang Kondisi Courant :
Dt
Dxi V cd
Perlu besar selisih jarak (Dx) yang optimal
Lebih sulit karena Akurasi lebih memerlukan cepat dan lebih penyelesaian matriks seimbang
Metode Penyelesaian Persamaan Aljabar Non-Linear Metode
Laju Konvergensi Stabilitas
Akurasi Luas Aplikasi Usaha Pemrograman
Iterasi Titik Tunggal
Lambat
Iterasi NewtonRaphson
Mungkin divergen
Baik
Baik
Umum
f(x)
f(xi)
f(xi)=0 0
xi+1 xi
Umum Mudah
f I (xk )
Xi – xi+1
Mudah
f (xk )
Slope = f ’ (xi)
Cepat
Mungkin divergen
x k 1 x k
x
Aplikasi Metode Implisit Beda Tengah pada Persamaan Kontinuitas & Momentum Bentuk diferensial (d) diubah menjadi bentuk numerik/aljabar (D).
Persamaan Kontinuitas Qi j11 Qi j 1 Qi j1 Qi j 2Dx
B
hi j11 hi j 1 hi j1 hi j 2Dt
0
Persamaan Momentum
Qi j 11 Qi j 1 Qi j 1 Qi j 2Dt
1 Q 2 h B
j 1
i 1
Q2 h
j 1
Q2 h i 2Dx
j 2 Q h i 1 i
1 j 1 hi j 11 hi j 1 1 j hi j 1 hi j j 1 j gB hi S f i hi S f i 0 Dx 2 Dx 2
j
Aplikasi Metode Newton-Raphson
Persamaan Newton-Raphson:
f I ( x k ) x k 1 x k f ( x k )
Aplikasi persamaan Newton-Raphson pada penyelesaian persamaan Saint-Venant dengan nilai-nilai yang tak diketahui pada (t+1) : Persamaan Kontinuitas (pada iterasi ke-k)
K i K i K i K i dhi dQi dhi 1 dQi 1 RK ik hi Qi hi 1 Qi 1
Persamaan Momentum (pada iterasi ke-k)
M i M i M i M i dhi dQi dhi 1 dQi 1 RM ik hi Qi hi 1 Qi 1
Sistem Linear Hasil Bentukan Metode Newton-Raphson HU Hulu h1 K 1 K1 h1 M 1 M1 h1 K2 M2 K 3 M3 K4 M4 Hilir
HU Q1 K 1 Q1
K 1 h2
K 1 Q 2
M 1 Q1
M 1 h2
M 1 Q 2
K 2 h2
K 2 Q 2
K 2 h3
K 2 Q3
M 2 h2
M 2 Q 2
M 2 h3
M 2 Q3
K 3 h3
K 3 Q3
K 3 h4
K 3 Q 4
M 3 h3
M 3 Q3
M 3 h4
M 3 Q 4
K 4 h4
K 4 Q 4
K 4 h5
K 4 Q5
M 4 h4
M 4 Q 4
M 4 h5
M 4 Q5
HI h5
HI Q5
dh1 RHU dQ RK 1 1 dh2 RM 1 dQ 2 RK 2 dh RM 2 3 dQ RK 3 3 dh RM 4 3 dQ 4 RK 4 RM 4 dh5 dQ5 RHI
Metode Penyelesaian Persamaan Aljabar Linear Eliminasi Dekomposisi Iterasi Gauss LU Gauss-Seidel ----Divergen bila tidak Stabilitas dominan diagonal Kesalahan Kesalahan Sangat baik Ketelitian pembulatan pembulatan Metode
Luas Aplikasi
Pemrograman
Umum
Umum
Sedang
Sedang
Contoh sistem persamaan:
a11 a12 a 21 a 22 a31 a32
a13 x1 c1 a 23 x 2 c 2 a33 x3 c3
Sistem dominan diagonal Mudah
a11 a 21 a31
a12 a 22 a32
a13 c1 a 23 c 2 a33 c3 Eliminasi ke depan
a11 a12 a13 c1 a ' a ' c ' 22 23 2 a' '33 c' '3
x3 c' '3 a' '33 x2 c' 2 a' 23 x3 a' 22 x1 c1 a12 x2 a13 x3 a11
Substitusi balik
Scaled Partial Pivoting Eliminasi Gauss Cari |w (i, j)| terbesar setiap baris = Si
Cari |w (i, k)| / Si terbesar pada kolom k
w(11) w(12) ... w(1k ) ... w(1n) w(1, n 1) 0 w ( 22 ) ... w ( 2 k ) ... w ( 2 n ) w ( 2 , n 1 ) 0 w ( kk ) ... w ( kn ) w ( k , n 1 ) 0 w(k 1, k ) ... w(k 1, n) w(k 1, n 1) 0 ... 0 w ( n , k ) ... w ( nn ) w ( n , n 1 )
Contoh Kasus
Perubahan Boundary Condition Hilir So normal
MSL
Datum Normal
L
So normal
SALURAN NORMAL Datum Awal Reklamasi
L+DL
So setimbang Datum MSL Datum Setimbang
L+DL SALURAN MENGALAMI KESETIMBANGAN
SALURAN PADA AWAL REKLAMASI
MSL
Data Masukan
Simulasi Gerak Air Permukaan Bebas Panjang saluran
40,5 km
Lebar penampang
50 m
Nilai kekasaran Manning
0,036
Kemiringan saluran
0,00016
Penambahan ruas panjang di hilir
4,5 km
Data fisik saluran
Debit aliran mantap seragam Tinggi muka air aliran mantap
22,076 m3/s
Berubah lambat
1,588 m
Seragam
1,168 m
Berubah cepat
0,748 m
Periode pasang surut
86400 s (24 jam)
Persamaan Diferensial Parsial Kontinuitas & Momentum Aliran Permukaan Bebas
Persamaan Kontinuitas (asumsi tidak ada aliran lateral b=0)
Q h B b x t
Persamaan diferensial parsial
Persamaan Momentum (asumsi tidak ada aliran lateral, wind-shear, dan eddy losses, serta b = 1)
Q 1 Q 2 h h gBh S f t B x x
0 30
Gamb. Aliran permukaan bebas di morfologi landai Steady
Fluid Flow – General
Non Steady
δν/ δt = 0
Navier-Stokes Equations
δν / δt ≠ 0
Rest
Limit of Possibilities in Penpas
Horo Dimensional
(Hydrostatics)
1-dim.long waves Dinamic waves
1-Dimensional long wave-equations
II Motion
:
v v h g /v/v v g gI 2 0 t x x C R
1 δv / δ× = 0 River Flow I 2 II 4 + 5
Short Wave ( Wind Wave )
I Continuity : δ Q / δx + Bδh / δt = 0 1 2
δw / δ× = 0
Uniform Flow
Tides in sea
δw / δt = 0 tTidal waves,banjirs I 1+2 II 1 + 2 + 3 + 4 + 5
(Hydro Dinamic)
One Dimensional
More Dimension
2
3
4
5
Changing Flow
Quasi-steady Flow δv / δt = 0
δv / δ× = 0
Flood Wave
Basin Filling
Inertia Wave Friction = 0 Translation Wave Tide in wave I 1+2 II 1 + 3 + 4
Gradually Changing
Rapidly Changing
Diffusive Waves
Kinematic Waves
Small Entrance
Big Entrance
δv / δ× = 0 Back water Curves I 2 II 2 + 3 + 4 + 5
δv / δ× ≠ 0 Weirs, culverts I 2 II 2 + 3 + 4 or: 3+4+5
δQ / δ× ≠ 0 No round flow wave I 1+2 II 3 + 4 + 5
δQ / δ× = 0 Very long Flow W I 1+2 II 4 + 5
δh / δ× = 0 “Tide” in puddle I 1+2 II 2 +3 + 4 + 5
δh / δ× = 0, hi = ho Tide in Harbour I 1+2 II 3 + 4
TERM OF THE BASIC EQUATIONS INCLUDE IN VARIOUS FLOW MODES
31
Perubahan Boundary Condition Hilir So a w al
M S L
Datum Normal
L SALURAN NORMAL
So reklama si
Datu m MSL
Datum reklamasi
So SLR 50 th
Datum SLR 50 th
L+DL (1.5 SALURANkm) REKLAMASI So reklamasi + SLR 50 th
Datu m MSL
Datum reklamasi SLR 50 th
L+DL (1.5 km) SALURAN REKLAMASI+ SLR 50 th
L SALURAN SLR 50 tahun
M S L
PERSAMAAN PEMBANGUN (Deterministic Model ): (Sumber : Arwin & Sutikno ,2005)
Persamaan Kontinuitas
Q h B b x t
(b =0 , asumsi tidak ada aliran lateral)
Persamaan Momentum (asumsi tidak ada aliran lateral, wind-shear, dan eddy losses, 2 h serta Q 1b=Q1) h gBh Sf 0 t
B
x
x
Q = debit aliran (m3/s) A = luas penampang saluran (m2) x = jarak memanjang dari hulu saluran (m) t = waktu (s) h = tinggi muka air dari datum (m) B = lebar penampang saluran (m) Sf = kemiringan energi akibat gaya gesek dasar saluran g = percepatan gravitasi (m/s2)
Matrek lanjutan S2 TPL Penggunaan metode numerik (mengubah persamaan diferensial menjadi persamaan aljabar linear): Hipotesa persamaan Saint-Venant
Tipe persamaan diferensial SaintVenant Transformasi ke dalam bentuk pers. numerik (aljabar linear)
Simulasi gerak air di permukaan bebas
Validasi program terhadap aliran Manning, Rühlmann dan Tolkmitt
Algoritma Program
Persamaan Gerak Air Saint-Venant HIPOTESA:
Saluran tunggal dan prismatik dengan aliran 1 dimensi ruang F (x, t) yaitu terhadap arah profil memanjang (x) dan waktu (t) Gaya tekan hidrostatik mendominasi dan percepatan aliran vertikal dapat diabaikan Kemiringan dasar relatif kecil dan pengaruh penggerusan ataupun deposisi sedimen diabaikan Gradien kekasaran (friksi) yang mempengaruhi profil permukaan aliran bebas diasumsikan sama dengan gradien dasar saluran Fluida tidak tertekan serta densitasnya konstan di sepanjang aliran
DISKRiTISASI PERSAMAAN KONTINUITAS DAN MOMENTUM Metode Implisit Beda Tengah (Sumber: Sabar & Sutikno, 2005)
Persamaan Kontinuitas
Qi j11 Qi j 1 Qi j1 Qi j 2Dx
B
Persamaan Momentum
hi j11 hi j 1 hi j1 hi j 2Dt
1 j 1 hi j 11 hi j 1 1 j hi j 1 hi j j 1 j gB hi S f i hi Sfi Dx Dx 2 2
0
Qi j 11 Qi j 1 Qi j 1 Qi j 2Dt
1 Q 2 h B
j 1
i 1
0
Q2 h
j 1
i
Q2 h 2Dx
j
i 1
Q2 h
j
i
Data Masukan ( Kasus 1)
Simulasi Gerak Air Permukaan Bebas Panjang saluran
40,5 km
Lebar penampang
50 m
Nilai kekasaran Manning
0,036
Kemiringan saluran
0,00016
Penambahan ruas panjang di hilir
4,5 km
Data fisik saluran
Debit aliran mantap seragam Tinggi muka air aliran mantap
22,076 m3/s
Berubah lambat
1,588 m
Seragam
1,168 m
Berubah cepat
0,748 m
Periode pasang surut
86400 s (24 jam)
Syarat Batas Hulu
Dimodifikasi dari data debit banjir Maret 1986 di Dayeuhkolot, Bandung
FLUKTUASI TINGGI MUKA AIR DI BATAS HULU 1.500
Tinggi Muka Air (m)
1.400 1.300 1.200 1.100 1.000 0.900 0.800 13:00
15:00
17:00
19:00
21:00
23:00
1:00
Waktu (jam)
3:00
5:00
7:00
9:00
11:00
13:00
Syarat Batas Hilir
Menggunakan data pasang surut di lokasi Karangsong, Indramayu (2003)
Tinggi Muka Air Terukur (meter)
DATA PASANG SURUT TANGGAL 8 - 9 AGUSTUS 2003 1.700 1.600 1.500 1.400 1.300 1.200 1.100 1.000 0.900 0.800
13:00
15:00
17:00
19:00
21:00
23:00
1:00
Waktu (jam)
3:00
5:00
7:00
9:00
11:00
13:00
Hasil Validasi terhadap Steady Flow Validasi aliran mantap seragam (Manning) Tinggi Muka Air (m)
VALIDASI ALIRAN MANTAP SERAGAM
Validasi aliran mantap diperlambat (Rühlmann)
10 8 6 4 2 0 0
4.5
9
13.5
18
22.5
27
31.5
36
40.5
Jarak (m)
Validasi aliran mantap dipercepat (Tolkmitt)
Manning
Dasar
VALIDASI ALIRAN MANTAP BERUBAH DIPERLAMBAT
10
Tinggi Muka Air (m)
Tinggi Muka Air (m)
VALIDASI ALIRAN MANTAP BERUBAH DIPERCEPAT
Simulasi
8 6 4 2
10 8 6 4 2 0
0 0
4.5
9
13.5
18
22.5
27
31.5
36
40.5
0
4.5
9
13.5
Simulasi
22.5
27
31.5
36
Jarak (m)
Jarak (m) Tolkmitt
18
Dasar
Ruhlmann
Simulasi
Dasar
40.5
Hasil Simulasi Aliran Tak Mantap (Unsteady Flow) Profil Muka Air Sepanjang Saluran (Grafik H/x)
SALURAN NORMAL SALURAN NORMAL Jam ke-12 & ke-18
9
9
8 7
8 7
6 5 4
Aw al
3
Dasar
6 jam
2 1
Tinggi Muka Air (m)
0
12 jam
5 4
18 jam Dasar
3 2 1 0
0
4.5
9
13.5 18 22.5 27 Jarak (km )
31.5 36
40.5
0
4.5
9
13.5 18 22.5 27 31.5 36 40.5 Jarak (km )
KONDISI BATAS HULU & KONDISI BATAS HILIR
SALURAN NORMAL Jam ke-21 & ke-24
1.700
8
6 5
21 jam
4
24 jam
3
Dasar
2 1
Tinggi Muka Air (meter)
1.600
7
Tinggi Muka Air (m)
6
1.500 1.400 1.300
HULU
1.200
HILIR
1.100 1.000 0.900 0.800
0 0
4.5
9
13.5 18 22.5 27 Jarak (km )
31.5 36
40.5
13 :0 0 15 :0 0 17 :0 0 19 :0 0 21 :0 0 23 :0 0 1: 00 3: 00 5: 00 7: 00 9: 00 11 :0 0 13 :0 0
Tinggi Muka Air (m)
SALURAN NORMAL Kondisi Awal & Jam ke-6
Waktu (jam )
Hasil Simulasi Unsteady Flow SALURAN NORMAL
Profil muka air tinjauan per titik selama 24 jam (grafik H/t):
Saluran Normal: Batas Hulu 0 km, Batas Hilir 40,5 km SALURAN NORMAL: HULU STEADY , HILIR UNSTEADY Tinjauan Per Titik Selama 24 Jam
SALURAN NORMAL: HULU UNSTEADY , HILIR STEADY Tinjauan Per Titik Selama 24 Jam
3.5
9 30 km
8
34.5 km
7
2.5
36 km
2 1.5
37.5 km
1
39 km
0.5
40.5 km
0
Tinggi Muka Air (m)
Tinggi Muka Air (m)
3
0 km 4.5 km 10.5 km
6
15 km
5
19.5 km
4
25.5 km
3
30 km
2
34.5 km
1
40.5 km
0
0
3
6
9
12 15 Waktu (jam)
18
21
24
Kasus kondisi batas hulu steady, kondisi batas hilir berubah/unsteady
0
3
6
9
12 15 Waktu (jam)
18
21
24
Kasus kondisi batas hulu berubah/unsteady, kondisi batas hilir steady
Hasil Simulasi Unsteady Flow SALURAN NORMAL Profil muka air tinjauan per titik selama 24 jam (grafik H/t) : SALURAN NORMAL: HULU & HILIR UNSTEADY Tinjauan Per Titik Selama 24 Jam 9
Tinggi Muka Air (m)
0 km
8
4.5 km
7
10.5 km
6
15 km 19.5 km
5
25.5 km
4
30 km
3
34.5 km
2
36 km 39 km
1
40.5 km
0 0
3
6
9
12 15 Waktu (jam)
18
21
24
Kasus kondisi batas hulu dan hilir unsteady
Profil Muka Air Pada Ruas Saluran Hilir Jam ke-6 : Saat Terjadi Pasang Tertinggi di Hilir SIMULASI UNSTEADY HULU HILIR - AWAL REKLAMASI
2
2
1.5 1
Inisial
0.5
6 jam
0
Dasar
-0.5 -1
Tinggi Muka Air (m)
2.5
-1.5
1.5 1
Inisial
0.5
6 jam
0
Dasar
-0.5 -1 -1.5
-2 27
28.5
30
31.5
33
34.5
36
37.5
39
-2 31.5
40.5
33
34.5
36
Jarak (km)
37.5
39
40.5
42
43.5
45
Jarak (km)
SIMULASI UNSTEADY HULU HILIR - KESETIMBANGAN 2.5 2
Titik muara lama (40,5 km) Datum MSL = 0
Tinggi Muka Air (m)
Tinggi Muka Air (m)
SIMULASI UNSTEADY HULU HILIR - SALURAN NORMAL 2.5
1.5 1
Inisial
0.5
6 jam
0
Dasar
-0.5 -1 -1.5 -2 31.5
33
34.5
36
37.5
39
Jarak (km)
40.5
42
43.5
45
Profil Muka Air Pada Ruas Saluran Hilir Jam ke-12 : Saat Terjadi Surut Terendah di Hilir SIMULASI UNSTEADY HULU HILIR - AWAL REKLAMASI
2
2
1.5 1
Inisial
0.5
12 jam
0
Dasar
-0.5 -1
Tinggi Muka Air (m)
2.5 1.5 1
Inisial
0.5
12 jam
0
Dasar
-0.5 -1 -1.5
-1.5
-2 31.5
-2 27
28.5
30
31.5
33
34.5
36
37.5
39
40.5
33
34.5
36
37.5
39
40.5
42
43.5
45
Jarak (km)
Jarak (km)
SIMULASI UNSTEADY HULU HILIR - KESETIMBANGAN 2.5
Datum MSL = 0
Tinggi Muka Air (m)
Tinggi Muka Air (m)
SIMULASI UNSTEADY HULU HILIR - SALURAN NORMAL 2.5
2 1.5 1
Inisial
0.5
12 jam
0
Dasar
-0.5 -1 -1.5 31.5
33
34.5
36
37.5
39
Jarak (km)
40.5
42
43.5
45
Profil Muka Air Pada Ruas Saluran Hilir Jam ke-24 : Saat Puncak Gelombang Banjir Sampai ke Hilir SIMULASI UNSTEADY HULU HILIR - SALURAN NORMAL
SIMULASI UNSTEADY HULU HILIR - AWAL REKLAMASI
2.5
2.5
1
Inisial
0.5
24 jam
0
Dasar
-0.5 -1
Tinggi Muka Air (m)
2
-1.5
1.5 1
Inisial
0.5
24 jam
0
Dasar
-0.5 -1 -1.5
-2 27
28.5
30
31.5
33
34.5
36
37.5
39
-2 31.5
40.5
33
34.5
36
Jarak (km)
37.5
39
40.5
42
43.5
45
Jarak (km)
SIMULASI UNSTEADY HULU HILIR - KESETIMBANGAN 2.5 2
Datum MSL = 0
Tinggi Muka Air (m)
Tinggi Muka Air (m)
2 1.5
1.5 1
Inisial
0.5
24 jam Dasar
0 -0.5 -1 -1.5 31.5
33
34.5
36
37.5
39
Jarak (km)
40.5
42
43.5
45
Hasil Simulasi Unsteady Flow Fluktuasi Muka Air Ditinjau per Titik Selama 24 Jam SIMULASI UNSTEADY BERUBAH HILIR Tinjauan Titik pada Setiap Langkah Waktu 4
31.5 km
3
33 km
2.5
34.5 km
2
37.5 km 40.5 km
1.5
43.5 km
1
45 km
0.5 0
3
6
9
12
15
18
21
24
Waktu (jam )
SIMULASI UNSTEADY BERUBAH HILIR Tinjauan Titik pada Setiap Langkah Waktu 3.5
Kondisi Setimbang
30 km
3
Tinggi Muka Air (m)
Tinggi Muka Air (m)
Kondisi Awal Reklamasi
30 km
3.5
31.5 km 33 km
2.5
34.5 km
2
36 km 1.5
37.5 km
1
40.5 km 43.5 km
0.5
45 km 0 0
3
6
9
12
15
Waktu (jam )
18
21
24
Hasil Simulasi Unsteady Flow
Kondisi Batas Hulu dan Hilir Unsteady
SALURAN NORMAL VS. AWAL REKLAMASI Datum MSL = 0
SIMULASI HULU & HILIR UNSTEADY - AWAL REKLAMASI Tinjauan Per Titik Selama 24 Jam
1.6
1.6
1.4
1.4
1.2
1.2
1 0.8
37.5 km
0.6
39 km
0.4
40.5 km
0.2 0 -0.2 0
3
6
9
12
-0.4
15
18
21
24
Tinggi Muka Air (m)
Tinggi Muka Air (m)
SIMULASI HULU & HILIR UNSTEADY - SALURAN NORMAL Tinjauan Per Titik Selama 24 Jam
1 0.8
37.5 km
0.6
39 km
0.4
40.5 km
0.2 0 -0.2 0
3
6
9
12
-0.4 Waktu (jam )
Waktu (jam )
15
18
21
24
Hasil Simulasi Unsteady Flow Kondisi Batas Hulu dan Hilir Unsteady
SALURAN NORMAL VS. KEADAAN SETIMBANG Datum MSL = 0
SIMULASI HULU & HILIR UNSTEADY - KEADAAN SETIMBANG Tinjauan Per Titik Selama 24 Jam
1.6
1.6
1.4
1.4
1.2
1.2
1 0.8
37.5 km
0.6
39 km
0.4
40.5 km
0.2 0 -0.2 0
3
6
9
12
-0.4
15
18
21
24
Tinggi Muka Air (m)
Tinggi Muka Air (m)
SIMULASI HULU & HILIR UNSTEADY - SALURAN NORMAL Tinjauan Per Titik Selama 24 Jam
1 0.8
37.5 km
0.6
39 km
0.4
40.5 km
0.2 0 -0.2 0
3
6
9
12
-0.4 Waktu (jam )
Waktu (jam )
15
18
21
24
Perbandingan Tinggi Muka Air Pada 3 Kondisi Titik-Titik yang Dipengaruhi Pasang Surut (Datum MSL) Pada Kondisi Setimbang TITIK 39 km
1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 -0.2 -0.4
Tinggi Muka Air (m)
Tinggi Muka Air (m)
TITIK 40.5 km (MUARA LAMA)
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 -0.2
24
0
2
4
6
8
Waktu (jam) Normal
Awal Reklamasi
Setimbang
Normal
Tinggi Muka Air (m)
Tinggi Muka Air (m)
1 0.8 0.6 0.4 0.2 4
6
8
10
12
14
Awal Reklamasi
16
18
20
22
24
Awal Reklamasi
22
24
Setimbang
16
18
20
22
24
1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Waktu (jam)
Waktu (jam) Normal
14
TITIK 37.5 km
1.8 1.6 1.4 1.2
2
12
Waktu (jam)
TITIK 36 km
0
10
Setimbang
Normal
Awal Reklamasi
Setimbang
Perbandingan Tinggi Muka Air Pada 3 Kondisi Titik-Titik yang Dipengaruhi Pasang Surut (Datum MSL) Pada Kondisi Awal Reklamasi TITIK 37.5 km
1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 -0.2 -0.4
Tinggi Muka Air (m)
Tinggi Muka Air (m)
TITIK 40.5 km (MUARA LAMA)
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0
24
0
2
4
6
8
Waktu (jam) Normal
Awal Reklamasi
Setimbang
Normal
Tinggi Muka Air (m)
Tinggi Muka Air (m) 4
6
8
10
12
14
Awal Reklamasi
16
18
20
22
24
Awal Reklamasi
22
24
Setimbang
16
18
20
22
24
2 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Waktu (jam)
Waktu (jam) Normal
14
TITIK 34.5 km
3 2.8 2.6 2.4 2.2 2 1.8 1.6 1.4 2
12
Waktu (jam)
TITIK 28.5 km
0
10
Setimbang
Normal
Awal Reklamasi
Setimbang
Perbandingan Tinggi Muka Air Pada 3 Kondisi Titik-Titik yang Kurang Dipengaruhi Pasang Surut (Datum MSL) TITIK 16.5 km
3.2 3 2.8 2.6 2.4 2.2 2 1.8 1.6
Tinggi Muka Air (m)
Tinggi Muka Air (m)
TITIK 27 km
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
4.8 4.6 4.4 4.2 4 3.8 3.6 3.4 3.2 0
24
2
4
6
8
Awal Reklamasi
Normal
Setimbang
Tinggi Muka Air (m)
Tinggi Muka Air (m)
6.8 6.6 6.4 6.2 6 5.8 5.6 5.4 5.2 2
4
6
8
10
12
16
18
20
22
24
Awal Reklamasi
22
24
Setimbang
14
16
18
20
22
24
6.2 6 5.8 5.6 5.4 5.2 5 4.8 4.6 0
2
4
6
Awal Reklamasi
8
10
12
14
16
18
20
Waktu (jam)
Waktu (jam) Normal
14
TITIK 7.5 km
TITIK 3 km
0
12
Waktu (jam)
Waktu (jam) Normal
10
Setimbang
Normal
Awal Reklamasi
Setimbang
KESIMPULAN
Persamaan gerak air Saint-Venant memberikan hasil yang baik untuk aliran permukaan bebas mantap (steady) maupun tak mantap (unsteady) pada saluran yang cukup panjang Pengaruh kondisi batas hulu terhadap aliran sepanjang saluran lebih signifikan dibandingkan pengaruh kondisi batas hilir Akibat perpanjangan saluran ke arah hilir, tinggi muka air di sepanjang saluran mengalami peningkatan (dampak dari dimensi ruang) Dengan pengaruh pasang muka air laut di hilir, laju aliran pada kasus saluran yang diperpanjang ke arah hilir semakin ke hilir semakin diperlambat dibandingkan pada kasus saluran normal (dampak dari dimensi waktu)
Kasus Akademik Aliran permukaan bebas(Kasus 2 Ciliwung) Dimensi profil aliran permukaan bebas : (Sutikno,2004) Panjang saluran
40.500 m
Rentang grid (dx)
1.500 m
Kemiringan dasar saluran
0.00016
Koefisien kekasaran manning
0.036
Nilai gravitasi
9.806 m2/detik
Batas kesalahan (err)
0.0005
Batas iterasi maksimum
500
Tinggi muka air sepanjang saluran
1.168 m
Debit di sepanjang saluran
22.0756 m3/s
Diskretisasi waktu Periode (pasut diurnal)
43200 s
Langkah waktu
720 s
Kasus akademik Gelombang Banjir 2007 Jakarta :
JAN
FEB
MA R
APR
MEI
JUL
AU G
SEP
OK T
NO V
DES
Gelombang banjir 2007 (normal) Vs Dampak Reklamasi 1 (+1,5 km)Vs Reklamasi 2 (+3km)Grid (40,5 km) (hilir), 39 km dan 37,5 km