STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SARI BUAH BELIMBING PADA CV. TIRTA INDAH SENTOSA KOTA DEPOK, JAWA BARAT
SKRIPSI
ISMI SHAUMI RATNA ARUM H34076082
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
RINGKASAN
ISMI SHAUMI RATNA ARUM. Strategi Pengembangan Usaha Sari Buah Belimbing Pada CV. Tirta Indah Sentosa Kota Depok, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di Bawah Bimbingan JOKO PURWONO). Hortikultura merupakan subsektor pertanian yang di dalamnya termasuk sayuran, buah-buahan, biofarmaka dan tanaman hias. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas yang memberikan kontribusi terbesar dibandingkan produk hortikultura lainnya. Berdasarkan BPS tahun 2008 Jawa Barat merupakan daerah sentra produksi tertinggi belimbing manis di Indonesia dan Kota Depok merupakan salah satu kota yang berkontribusi terhadap komoditi tersebut. Aspek bisnis dalam pengembangan produk hortikultura diarahkan kepada pengolahan hasil-hasil panen oleh industri menjadi berbagai produk turunannya. Pengolahan buah merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah dan memperpanjang umur simpan, sehingga buah akan tahan lama. Buah yang banyak diolah menjadi sari buah yaitu yang memiliki kandungan air tinggi salah satunya belimbing manis. Perusahaan yang bergerak di industri pengolahan tersebut adalah CV.Tirta Indah Sentosa. Perusahaan masih sederhana dalam mengelola usahanya, baik dari penggunaan teknologi maupun fasilitas produksi yang digunakan. Jaringan distribusi produk masih terbatas hanya di sekitar Kota Depok sedangkan peluang untuk perluasan distribusi produk masih sangat potensial. Oleh karena itu perusahaan perlu melakukan formulasi agar mampu melakukan langkah-langkah strategis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis keadaan lingkungan perusahaan baik internal maupun eksternal, memformulasikan strategi alternatif berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan perusahaan dan memprioritaskan strategi pengembangan usaha yang sesuai dari alternatif strategi yang ada bagi CV. Tirta Indah Sentosa. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2010. Metode penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis lingkungan internal dan eksternal, matriks IFE dan EFE, analisis SWOT, matriks IE, dan QSPM. Hasil analisis internal perusahaan diketahui kekuatan internal utama yaitu lokasi strategis dekat dengan bahan baku sedangkan yang menjadi kelemahan utama adalah produksi tergantung pada jumlah permintaan. Hasil analisis eksternal diketahui yang menjadi peluang utama yaitu dukungan pemerintah setempat sebagai relasi bisnis perusahaan, sedangkan ancaman utama ditunjukkan yaitu adanya perdagangan bebas. Berdasarkan hasil IFE/EFE CV. Tirta Indah Sentosa berada pada posisi sel V yaitu pada tahap pertahankan dan pelihara (hold and maintain) pada matriks IE. Berdasar hasil analisis matriks SWOT dan QSPM didapatkan strategi terbaik yang harus dilakukan saat ini adalah peningkatan penggunaan teknologi produksi, informasi dan pemasaran dengan TAS tertinggi sebesar 5,497. Prioritas kedua adalah mempertahankan dan meningkatkan mutu kualitas produk dengan
8
nilai TAS sebesar 5,410. Prioritas ketiga mengembangkan jaringan pemasaran dengan menjalin kerjasama dengan agen dan pasar modern dengan nilai TAS 5,329. Selanjutnya efesiensi biaya dan optimalisasi sumberdaya (TAS = 5,329), melakukan kegiatan promosi secara aktif kepada konsumen (TAS =5,325) meningkatkan kerjasama dengan berbagai stakeholder yang terlibat dalam pengembangan perusahaan (TAS = 5,093) dan perbaikan sistem manajemen dan kualitas SDM (TAS = 4,903). Berdasarkan hasil analisis sebaiknya perusahaan dapat memanfaatkan teknologi yang lebih modern baik mencakup produksi, informasi dan pemasaran seperti penggunaan internet serta investasi mesin dengan harapan perusahaan dapat meningkatkan kualitas, kapasitas dan kontinuitas produk dalam memenuhi permintaan konsumen. Perusahaan diharapkan mencari dan menjalin kerjasama dengan agen serta pasar modern yang ada di Kota Depok dan sekitarnya sehingga dapat mengembangkan jaringan pemasaran produk serta berperan aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan pameran.
9
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SARI BUAH BELIMBING PADA CV. TIRTA INDAH SENTOSA KOTA DEPOK, JAWA BARAT
ISMI SHAUMI RATNA ARUM H34076082
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
10
Judul Skripsi Nama NRP
: Strategi Pengembangan Usaha Sari Buah Belimbing Pada CV. Tirta Indah Sentosa Kota Depok, Jawa Barat : Ismi Shaumi Ratna Arum : H 34076082
Disetujui, Pembimbing
Ir. Joko Purwono, MS NIP. 19600606 1986011 002
Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi Manajemen Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 1984031 002
Tanggal Lulus :
11
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Sari Buah Belimbing Pada CV. Tirta Indah Sentosa Kota Depok, Jawa Barat” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi.
Bogor, Januari 2011
Ismi Shaumi Ratna Arum H34076082
12
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 5 Juni 1986. Penulis adalah anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Iwan Setiawan dan Ibu Ina Sachyani. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Mekarjaya XXIV pada tahun 1997 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2000 di SLTPN 3 Depok. Pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan di SMUN 4 Depok pada tahun 2003. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada Program Diploma III Teknisi Peternakan Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan pada tahun 2004 dan diselesaikan pada tahun 2007. Kemudian penulis melanjutkan ke Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor pada Tahun 2007. Penulis aktif dalam mengikuti kegiatan luar kampus. Penulis juga telah aktif diterima bekerja pada Kementrian Pertanian Republik Indonesia semenjak Mei 2010 hingga saat ini di instansi Badan Karantina Pertanian.
13
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.skripsi ini berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Sari Buah Belimbing Pada CV. Tirta Indah Sentosa Kota Depok Jawa Barat”. Skripsi ini diajukan sebagai syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Sarjana Penelitian bertujuan untuk melihat strategi yang layak direkomendasikan bagi perusahaan dengan melihat faktor internal dan ekksternal. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan keterbatasan dalam skripsoi ini. Untuk itu, penulis mengharapkan saran pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Januari 2011
Ismi Shaumi Ratna Arum H34076082
14
UCAPAN TERIMAKASIH Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada : 1. Orangtua tercinta; Bapak dan Ibu untuk setiap doa, dukungan, kasih, cinta dan sabar yang diberikan. Semoga ini dapat menjadi salah satu persembahan terbaik dalam hidup penulis. 2. Ir. Joko Purwono, MS selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu, kesabaran serta dukungan yang diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 3. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS selaku dosen penguji utama pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 4. Drs. Yusalina, MS yang selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan arahan, kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 5. Seluruh dosen dan staff Departemen Agribisnis atas bantuan yang diberikan selama perkuliahan dan penulisan skripsi. 6. Ibu Dwi Retno dan seluruh pihak CV. Tirta Indah Sentosa atas perizinan, kesempatan, waktu dan informasi yang diberikan. 7. Pihak Puskop Kota Depok dan UMKM Center Kota Depok atas waktu, informasi, dan dukungan yang diberikan. 8. Keluarga tersayang; Iranie, Ita dan Iqbal untuk setiap semangat, doa, sharing dan menjadi saudara terbaik yang pernah ada.
15
9. Sabahat- sahabat terbaik kostan dan TUTP atas semangat, doa, dukungan dan sharing yang diberikan selama ini. 10. Teman-teman seperjuangan dan teman-teman Agribisnis angkatan tiga atas semangat , sharing,masukan dan waktu yang diberik selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu,terimakasih atas bantuannya.
Bogor, Januari 2011
Ismi Shaumi Ratna Arum H34076082
16
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN ...................................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii LEMBAR PERNYATAAN.............................................................................. iii RIWAYAT HIDUP........................................................................................... iv KATA PENGANTAR ....................................................................................... v UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................ vi DAFTAR ISI .................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... x I
PENDAHULUAN ................................................................................ 1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1.2. Perumusan Masalah ....................................................................... 1.3. Tujuan ........................................................................................... 1.4. Manfaat .......................................................................................... 1.5. Ruang Lingkup .............................................................................
1 1 3 5 5 6
II
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 2.1. Konsep Pengembangan Usaha ...................................................... 2.2. Penelitian Terdahulu ......................................................................
7 7 8
III
KERANGKA PEMIKIRAN ............................................................... 14 3.1. Strategi ............................................................................................ 14 3.2. Klasifikasi Strategi ........................................................................... 14 3.3. Manajemen Strategi.......................................................................... 16 3.4. Analisis Lingkungan Bisnis Perusahaan ......................................... 18 3.4.1 Analisis Lingkungan Internal............................................... 17 3.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal............................................ 19 3.5. Matriks IFE dan EFE........................................................................ 23 3.6. Matriks IE........................................................................................ 23 3.7. Matriks SWOT ................................................................................ 23 3.8. Matriks QSPM ............................................................................... 24 3.9. Kerangka Pemikiran Operasional .................................................. 25
IV
METODE PENELITIAN .................................................................... 4.1. Lokasi dan Waktu .......................................................................... 4.2. Jenis dan Sumber Data.................................................................... 4.3. Metode Pengumpulan Data............................................................. 4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data .......................................... 4.4.1. Analisis Lingkungan Perusahaan .......................................... 4.4.2. Analisis Matriks EFE dan IFE .............................................. 4.4.3. Analisis Matriks IE ................................................................ 4.4.4. Analisis Matriks SWOT......................................................... 4.4.5. Analisis Matriks QSPM .........................................................
27 27 27 28 28 29 30 32 32 34
17
V
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................... 36 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ............................................. 36 5.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ..................................................... 37 5.3 Lokasi Perusahaan ............................................................................... 37 5.4 Struktur Organisasi .............................................................................. 37
VI
ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN ....................................... 39 6.1 Analisis Lingkungan Internal............................................................... 39 6.1.1 Manajemen................................................................................. 39 6.1.2 Pemasaran .................................................................................. 40 6.1.3 Keuangan ................................................................................... 41 6.1.4 Produksi dan Operasi ................................................................. 42 6.1.5 Penelitian dan Pengembangan ................................................... 44 6.1.6 Sistem Informasi Manajeman .................................................... 45 6.2 Analisis Lingkungan Eksternal ............................................................ 45
VII
FORMULASI STRATEGI ..................................................................... 51 7.1 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan ............................. 51 7.2 Identifikasi Peluang dan Ancaman Perusahaan ................................... 53 7.3 Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ............................. 56 7.4 Analisis Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) ......................... 57 7.5 Analisis Matriks Internal-Eksternal (I-E)............................................ 58 7.6 Matriks SWOT..................................................................................... 58 7.7 Matriks QSPM ..................................................................................... 62
VIII
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 65 8.1 Kesimpulan .......................................................................................... 65 8.2 Saran .................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 68 LAMPIRAN ....................................................................................................... 70
18
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun 2003-2007.....1 2. Perkembangan Produksi Buah Unggulan Kota Depok Tahun 2000-2005..2 3. Jumlah Produksi Belimbing Dewa Kota Depok Tahun 2007-2009 ...............2 4. Jumlah Penjualan Sari Belimbing CV.TIS Tahun 2007-2009........................4 5. Penelitian Terdahulu .....................................................................................12 6. Matriks IFE ...................................................................................................32 7. Matriks EFE......................................................................................32 8. Matriks Analisis QSPM............................................................................................ 35 9. Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2006-2008 ...............................................49 10. Perkembangan Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2005-2008................50 11. Identifikasi Lingkungan Internal Perusahaan.............................................. 58 12. Identifikasi Lingkungan Eksternal Perusahaan..............................................60 13. Hasil Analisis Matriks IFE CV. Tirta Indah Sentosa ....................................61 14. Hasil Analisis Matriks EFE CV. Tirta Indah Sentosa ...................................62
19
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1. Model Manajemen Strategis Komprehensif; Fred R. David....................15 2. Kerangka Pemikiran Operasional...............................................................28 3. Matriks IE..........................................................................................33 4. Matriks SWOT...................................................................................34 5. Struktur organisasi CV Tirta Indah Sentosa ..................................................41 6. Proses Produksi Sari Buah Belimbing ...........................................................46 7. Hasil Matriks IE.............................................................................................63 8. Hasil Pengolahan Matriks SWOT...............................................................66 9. Struktur Hirarki Analitik Pemilihan Strategi Pemasaran CV.Tirta Indah Sentosa..................................................................................68
20
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1. Kuesioner Penelitian Terhadap Faktor Strategi Internal Perusahaan..........71 2. Kuesioner Penelitian Terhadap Faktor Strategi Internal Perusahaan............74 3. Penilaian Bobot Terhadap Faktor Internal Perusahaan.................................78 4. Penilaian Bobot Terhadap Faktor Internal Perusahaan.................................80 5. Penilaian Rata-Rata Bobot Faktor Internal dan Eksternal CV. Tirta Indah Sentosa.............................................................................81 6. Kuesioner Quantitative Strategic Planning Matrix ......................................84 7. Hasil Pengolahan Quantitative Strategic Planning Matrix ..........................87
21
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hortikultura merupakan subsektor pertanian yang di dalamnya termasuk sayuran, buah-buahan, biofarmaka dan tanaman hias. Subsektor ini mempunyai potensi besar dalam peningkatan pendapatan petani dan pertumbuhan ekonomi nasional. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas yang memberikan kontribusi terbesar dalam Produk Domestik Bruto (PDB) dibandingkan produk hortikultura lainnya. Setiap tahunnya nilai PDB untuk buah-buahan mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai PDB hortikultura berdasarkan harga berlaku dari tahun ke tahun dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun 2003-2007 No. Kelompok
Nilai PDB (Milyar Rp.)
Komoditas
2003
2004
2005
2006
2007
1.
Buah-buahan
28.246
30.765
31.694
35.448
42.362
2.
Sayuran
20.573
20.749
22..630
24.694
25.587
3.
Biofarmaka
565
722
2.806
3.762
4.105
4.
Tanaman hias
4.501
4.609
4.662
4.734
4.741
53.885
56.844
61.792
68.639
76.795
Total Hortikultura
Sumber: Direktorat Jenderal Hortikultura, 2008
Jawa Barat merupakan daerah sentra produksi tertinggi belimbing manis di Indonesia berdasarkan hasil BPS produksi buah-buahan tahun 2008. Salah satu kota yang berkontribusi terhadap produksi belimbing manis di Jawa Barat adalah Kota Depok. Komoditi unggulan buah-buahan Kota Depok terdiri dari: belimbing manis, jambu biji, pisang, papaya, rambutan, mangga dan nangka. Perkembangan produksi buah unggulan Kota Depok dapat dilihat pada Tabel 2. Komoditi belimbing memiliki potensi yang cukup besar dibandingkan produk buah unggulan Kota Depok lainnya karena peningkatannya yang cukup signifikan. Pada tahun 2006 belimbing Dewa telah diresmikan sebagai icon Kota Depok (Dinas Pertanian Kota Depok, 2006). Varietas belimbing yang banyak dikembangkan yaitu varietas Dewa-Dewi, warna kuning kemerahan, buahnya besar dan rasanya manis sehingga banyak diminati pasar. Perkembangan Kota 22
Depok yang cukup pesat dan letaknya yang berdekatan dengan Jakarta sangat potensial dalam pemasaran buah belimbing serta produk olahannya. Tabel 2. Perkembangan Produksi Buah Unggulan Kota Depok Tahun 2000-2005 Tahun (kw)
No
Komoditi
1
Belimbing
8.250
5.945
5.945
6.062
6.962
50.514
2
Jambu Biji
1.776
10.264
10.264
11.053
11.053
35.795
3
Pisang
3.660
17.184
17.184
17.064
20.778
37.546
4
Pepaya
5.545
15.047
15.047
15.580
21.683
33.570
5
Rambutan
-
12.763
12.763
28.028
12.762
25.883
6
Mangga
1.225
2.290
2.290
2.290
2.291
4.342
7
Nangka
2.075
16.502
16.502
16.525
22.637
17.980
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Sumber : Dinas Pertanian Kota Depok, 2006
Belimbing manis dikelompokkan berdasarkan grade, dan terbagi menjadi tiga grade yaitu grade A dengan bobot >250g, grade B 150g-250g dan grade C <150g atau buah cacat. Hasil produksi belimbing manis grade C kurang diminati pasar dalam bentuk segar karena penampilan buahnya rusak atau cacat padahal jumlahnya mencapai 10 sampai 15 persen dari total panen1. Hal tersebut dapat merugikan petani dan akan menurunkan pendapatan yang seharusnya diterima. Tabel 3. Jumlah Produksi Belimbing Dewa Kota Depok 2007-2009 Produksi Grade A Grade B Grade C Jumlah
2007 85.571 110.516 26.637 222.724
2008 107.426 96.042 24.227 227.695
2009 110.295 95.809 24.400 230.504
Sumber: Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok, 2010
Aspek bisnis dalam pengembangan produk buah-buahan diarahkan kepada pengolahan hasil-hasil panen oleh industri menjadi berbagai produk turunannya. Buah-buahan sangat potensial untuk dikembangkan, karena selain dapat dikonsumsi dalam bentuk segar, buah-buahan juga dapat dikonsumsi menjadi berbagai macam olahan seperti sari buah, selai dan manisan. Pengolahan buah merupakan
1
salah
satu
upaya
untuk
Kepala Bidang Hasil Pertanian Dinas Pertanian Kota Depok, 2009.
meningkatkan
nilai
tambah
dan 23
memperpanjang umur simpan, sehingga buah akan tahan lama. Hal ini terkait dengan karakteristik buah-buahan yang mudah rusak karena pengaruh lingkungan sekitarnya seperti benturan fisik, sinar matahari dan jamur. Pada umumnya buah yang banyak diolah menjadi sari buah yaitu yang memiliki kandungan air tinggi. Sari buah belimbing manis banyak dikonsumsi karena harganya terjangkau dan rasanya yang manis. Selain itu dipercaya dapat menurunkan kolesterol sehingga minuman ini banyak dikonsumsi sebagai minuman kesehatan. Pengolahan belimbing manis menjadi sirup dan sari buah dapat meningkatkan nilai tambah dan ekonomis sehingga belimbing yang tadinya tidak laku dipasaran tidak dibuang dan dapat termanfaatkan. Salah satu industri kecil yang mengoptimalkan sumberdaya alam tersebut adalah CV. Tirta Indah Sentosa. Produk sari buah dengan merk dagang “Kyko’ ini dikemas dalam botol ukuran 250 ml sehingga dapat langsung dikonsumsi dan umur simpanya lebih lama. 1.2 Perumusan Masalah CV. Tirta Indah Sentosa merupakan perusahaan pengolahan buah belimbing yang ada di Kota Depok. Perusahaan bergerak di bidang industri minuman dan makanan berdiri sejak tahun 2007, usaha bermula ketika ketersediaan bahan baku melimpah yaitu belimbing manis grade C yang tidak termanfaakan karena tidak laku di pasaran dan kurang diminati konsumen. Jika tidak dimanfaatkan maka buah akan rusak dan akhirnya akan terbuang sia-sia, kondisi seperti ini akan sangat merugikan para petani. CV. Tirta Indah Sentosa melihat peluang ini dengan mengolah belimbing manis menjadi produk turunan yang bernilai ekonomis. Perusahaan mengolah belimbing manis menjadi sari buah dan serbuk instan yang dikemas dalam kemasan botol siap minum. Dengan demikian dapat memberikan nilai tambah terhadap komoditas belimbing serta memperpanjang umur simpan. Dalam menjalankan kegiatan usahanya perusahaan juga menghadapi kendala terkait dengan tingkat persaingan dan wilayah pemasaran yang terbatas. Produk sari buah “Kyko” mudah ditiru dan diikuti oleh para pesaingnya. Berdasarkan hasil studi pendahulu melalui wawancara dengan Ibu Rita selaku Ketua UMKM Center Kota Depok mengemukakan bahwa, di Kota Depok sendiri 24
juga terdapat sejumlah perusahaan pesaing yang memproduksi produk sejenis dalam skala usaha yang sama yang merupakan pesaing bagi CV. Tirta Indah Sentosa dengan merek produk Winner, Delira dan Picco. Rata-rata produksi CV. Tirta Indah Sentosa yaitu 1000 botol per periode produksi. Jumlah produksi didasarkan pada jumlah permintaan pasar yang ada. Dengan demikian, perusahaan tidak mengalami penumpukan stock produk yang berlebihan. Tabel 4 dapat dilihat peningkatan penjualan sari buah belimbing tahun 2007-2009. Tabel 4. Tingkat Penjualan Sari Buah Belimbing CV.TIS Tahun 2007-2009 Tahun 2007 2008 2009
Sari Buah Belimbing Penjualan (Botol) Pertumbuhan (%) 57. 800 91.680 61,25 96.337 5, 08
Sumber : CV. Tirta Indah Sentosa, 2010
CV. Tirta Indah Sentosa merupakan industri kecil yang masih sederhana dalam mengelola usahanya baik dari penggunaan teknologi informasi maupun fasilitas produksi yang digunakan. Jaringan distribusi produk masih terbatas hanya di sekitar Kota Depok sedangkan peluang untuk perluasan distribusi produk masih sangat potensial. Hal ini juga berdampak pada wilayah pemasaran yang terbatas, sehingga dengan sempitnya wilayah pemasaran akan menyebabkan perusahaan sulit untuk bersaing dan berkembang. Indikasi permasalahan yang dihadapi CV. Tirta Indah Sentosa di tengah situasi persaingan yang sangat ketat menunjukkan bahwa CV. Tirta Indah Sentosa harus melakukan langkah-langkah strategis untuk dapat mengembangkan usaha agar meningkatkan omzet penjualan yang pada akhirnya dapat meningkatkan keuntungan
perusahaan.
Langkah
strategis
ini
harus
dimulai
dengan
mengidentifikasi lingkungan internal dan ekstrnal perusahaan, kemudian baru dilanjutkan perumusan strategi untuk dapat memanfaatkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan serta menghadapi peluang dan menghindari ancaman yang ada. Dalam merumuskan strategi pengembangan usaha yang efektif dibutuhkan
serangkaian
proses
analisis
internal
dan
eksternal
untuk
25
mengidentifikasikan
variabel-variabel
kunci
yang
berkaitan
dengan
pengembangan usaha CV. Tirta Indah Sentosa ke depan. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan penelitian yang akan dikaji adalah sebagai berikut : 1. Bagaiman kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi lingkungan CV. Tirta Indah Sentosa? 2. Alternatif strategi pengembangan usaha apa yang dapat diterapkan oleh CV. Tirta Indah Sentosa sesuai dengan kondisi lingkungan perusahaan? 3. Prioritas strategi apa yang dapat diterapkan oleh CV. Tirta Indah Sentosa? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi dan menganalisis keadaan lingkungan internal maupun eksternal CV. Tirta Indah Sentosa dalam upaya pengembangan usaha. 2. Merumuskan
alternatif
strategi
yang
dapat
diterapkan
dalam
pengembangan usaha CV. Tirta Indah Sentosa berdasrkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha. 3. Memprioritaskan strategi pengembangan usaha yang sesuai dari alternatif strategi yang ada bagi CV. Tirta Indah Sentosa. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun kegunaan dari penulisan skripsi ini adalah : 1. Bagi perusahaan , yaitu sebagai bahan rujukan dan evaluasi kegiatan serta pengambilan keputusan dalam strategi pengembangan usaha. 2. Bagi penulis, yaitu agar mampu mengimplementasikan teori-teori yang diberikan saat kuliah dengan praktek yang terjadi di lapangan. 3. Bagi dunia akademis, yaitu sebagai bahan bacaan dan bahan informasi bagi para peminat pengembangan usaha. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup analisis faktor internal dan eksternal baik berupa kekuatan, kelemahan, peluang maupun ancaman yang dimiliki perusahaan yang menjadi dasar untuk menyusun formulasi dalam
26
perencanaan strategi pengembangan usaha yang diterapkan oleh CV. Tirta Indah Sentosa.
27
II . TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pengembangan Usaha Komponen utama dalam peyeimbang struktur usaha nasional adalah mengembangkan pengusaha kecil yang berorientasi produksi menjadi pengusahapengusaha kecil berorientasi bisnis dan berwawasan wirausaha. Pengusaha kecil akan selalu dihadapkan pada berbagai kendala keterbatasan skala usaha, manajemen usaha, modal, teknologi, keterampilan berusaha dan pemasaran produk. Upaya menghadapi persoalan tersebut harus dikaitkan dengan kemampuan perusahaan dan pengelola serta situasi pasar sehingga usaha yang ada dapat tetap hidup dan berkembang. Pengembangan usaha dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya penetrasi pasar, perluasan pasar, diversifikasi produk dan pengembangan produk. a. Penetrasi Pasar Penetrasi pasar dilakukan dengan menjual jenis produk lama dalam jumlah besar ke pasar yang lama, jika produksi ditingkatkan jumlahnya, produk tersebut dapat diserap oleh pasar yang ada. Jika memang permintaan pasar yang dapat diambil ternyata lebih besar dari produksi, pengelola harus tanggap dan segera memanfaatkannya. Jika tidak, berarti akan memberikan peluang bagi pesaing untuk memanfaatkan kesempatan tersebut. b. Perluasan Pasar Strategi perluasan pasar berarti harus mencari wilayah pasar yang baru untuk jenis produk yang lama. Perluasan pasar dapat merupakan upaya untuk memasarkan kelebihan hasil produksi yang tidak terserap oleh pasar yang lama. Perluasan pasar biasanya dimaksudkan untuk pengembangan perusahaan c. Pengembangan Produk Strategi pengembangan produk akan menyangkut pasar dan produk secara langsung. Produk yang ditawarkan bukanlah produk yang lama tetapi produk baru atau produk baru yang diperbaharui. d. Diversifikasi Produk Diversifikasi produk dan pasar bagaikan mendirikan perusahaan baru, yaitu dengan produk dan pasar yang baru. Dalam strategi ini, perusahaan
28
membuat produk baru yang berbeda dengan produk yang sudah ada. Dengan demikian perusahaan mempunyai jenis produk lebih dari satu, sehingga memerlukan perhatian sendiri terutama dalam sistem pemasarannya. Tidak setiap wilayah pasar mempunyai kedudukan dan informasi yang sama. e. Perluasan Tingkat Nasional dan Internasional Bagi perluasan kecil perusahaan tingkat nasional jauh lebih mudah dari pada perluasan ke luar negeri, namun peluang pasar dalam negeri relatif terbatas dan laju perkembangan pasarnya relatif lambat. Untuk menembus pasar luar negeri bukan hal yang mudah dan tidak sederhana persyaratannya, minimal harus ada jaminan kestabilan mutu yang tinggi. 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian Analisis Strategik Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Di Kota Depok dilakukan oleh Fauzi (2007). Aspek - aspek yang dilihat sebagai potensi dari komoditas potensial tersebut yaitu produksi, produktivitas, keunggulan komparatif maupun keunggulan komfetitif. Hasil SWOT diperoleh sembilan alternatif strategi. Hasil analisis menggunakan AHP menyimpulkan bahwa komoditas unggulan pertama yang akan dikembangakan adalah komoditas belimbing dengan pertimbangan keunggulan yang dimiliki komoditas ini dibandingkan dengan komoditas lain. Peluang utama adalah posisi geografis Kota Depok yang strategis berbatasan langsung dengan Kota Jakarta, ancaman utama adalah desakan alih fungsi lahan pertanian menjadi kota. Kekuatan utama adalah faktor adanya beberapa komoditas yang berpotensi dikembangkan sebagai komoditas unggulan khas kota Depok dan yang menjadi kelemahan utama adalah rendahnya penguasaan teknologi pasca panen dan pengolahan hasil. Yulia (2006) melakukan penelitian Analisis Strategi Pengembangan Usaha Ranjungan di PT. Mutiara Bahari Internasional Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE diperoleh total nilai skor sebesar 2,334 dan EFE sebesar 3,041 dimana menempatkan posisi perusahaan pada sel II. Perusahaan berada pada posisi tumbuh dan bina dengan strategi yang bisa digunakan oleh perusahaan adalah strategi intensif dan strategi integratif. Hasil dari analisis SWOT menghasilkan alternatif strategi yang dilanjutkan dengan analisis QSPM dan didapatkan strategi yang menjadi prioritas utama yaitu strategi 29
mempertahankan kualitas produk untuk mempertahankan pelanggan yang ada dan menarik pelanggan potensial dengan nilai TAS sebesar 5, 737. Penelitian Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih Kabupaten Bogor yang dilakukan Retno (2008), menganalisis tentang pengembangan usaha sayuran organik yang di dukung oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan konsumsi produk organik. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM. Berdasarkan posisi pada matriks IE, kelompok tani berada pada kuadran II sehingga strategi yang diperoleh yaitu strategi tumbuh dan kembang melalui strategi intensif atau integrasi. Prioritas strategi yang direkomendasikan yaitu memperkuat dan mempertahankan daerah pemasaran yang sudah ada dengan nilai TAS sebesar 6,327. Ulum (2008) melakukan penelitian Strategi Pengembangan Usaha Bawang Merah Goreng PO. Mekar Wangi Kabupaten Kuningan. Alat analisis yang digunakan yaitu matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM. Berdasarkan analisis lingkungan eksternal yang menjadi peluang terbesar yaitu bawang merah sebagai produk unggulan Kabupaten Kuningan, sedangkan yang menjadi ancaman yaitu kenaikan harga bahan bakar minyak. Faktor internal yang menjadi kekuatan adalah modal usaha sendiri dan yang menjadi kelemahan yaitu promosi yang belum maksimal. Hasil analisis matriks IE menggambarkan perusahaan pada sel V, strategi yang baik diterapkan adalah strategi jaga dan pertahankan. Hasil pengolahan QSPM diperoleh tiga prioritas strategi yang dapat diterapkan perusahaan yaitu, promosi secara ekstensif, pererat kerjasama dengan sub sistem hulu dan sub sistem hilir serta mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk. Penelitian Strategi Pengembangan Usaha Minuman Jahe Merah (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV. Hanabio, Bogor yang dilakukan oleh Habib (2008) bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan yang dapat digunakan untuk melihat SWOT serta rekomendasi prioritas dan alternatif strategi. Alat analisis terdiri dari matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM. Skor IFE yaitu 3,307 dan skor EFE yaitu 2,550. Perusahaan berada pada kuadran IV yang berarti tumbuh dan
30
bina, strategi yang cocok diterapkan strategi intensif yaitu penetrasi pasar serta pengembangan pasar dan produk. Dari matriks SWOT dihasilkan enam alternatif strategi. Penelitian Strategi Pengembangan Usaha Minuman Kopi Herbal Instan Oriental Coffe pada CV. Agrifamili Renanthera, Bogor dilakukan oleh Cila (2009). Alat analisis terdiri dari matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE diperoleh total nilai skor sebesar 2,6095 dan EFE sebesar 3,1079 menempatkan posisi perusahaan pada kuadran II yaitu tumbuh dan bina. Strategi intensif terdiri dari penetrasi pasar serta pengembangan pasar dan produk dan strategi integratif yaitu integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal merupakan strategi yang tepat untuk perusahaan. Dari matriks SWOT diperoleh tujuh alternatif strategi dan urutan prioritas strategi adalah meningkatkan kualitas produk dan pelayanan purnajual dengan STAS 6,9082. Firdaus (2009) melakukan penelitian mengenai Strategi Pengembangan Usaha Sari Buah Jambu Biji pada PT. Lipisari Patna, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Penelitian ini membahas mengenai strategi yang tepat untuk pengembangan usaha sari buah guna meningkatkan nilai tambah dan umur simpan pada produk buah-buahan. Alat analisis yang digunakan yaitu matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan Arsitektur Strategik. Hasil analisis matriks IFE diperoleh jumlah skor sebesar 2, 474 dan 2,387 untuk jumlah skor matriks EFE. Perusahaan berada pada posisi kuadran V, dan strategi yang cocok digunakan adalah pegembangan produk dan penetrasi pasar. Terdapat delapan alternatif strategi
berdasarkan formulasi kombinasi
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihasilkan oleh analisis matriks SWOT.
Tahap
selanjutnya
dilakukan
perancangan
arsitektur
strategik
menghasilkan rekomendasi program kegiatan yang dapat dimplementasikan dalam periode waktu lima tahun. Program kegiatan yang dikelompokkan ke dalam dua kegiatan besar yaitu program yang bersifat bertahap dan program yang dilakukan secara terus-menerus. Penelitian Strategi Pengembangan Usaha Kecil pada Empat Perusahaan Nata de Coco di Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur yang dilakukan oleh Ita
31
(2009) menganalisis faktor internal dan eksternal perusahaan sebagai dasar formulasi strategi yang akan diimplementasikan guna pengembangan usaha. Alat analisis yang digunakan terdiri dari matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan Matriks QSPM. Berdasarkan hasil matriks IE posisi perusahaan berada pada kuadran V yaitu Hold and Maintain dengan strategi penetrasi pasar melaui usaha publisitas atau promosi penjualan. Strategi pengembangan pasar dan produk melalui perluasan pasar serta membentuk koperasi nata de coco. Berdasarkan penelitian terdahaulu mengenai strategi pengembangan usaha komoditas pertanian, tahap formulasi strategi yang dilakukan cukup lengkap yaitu terdiri dari tahap input, pencocokan dan keputusan. Pada penelitian ini akan dilakukan tahapan yang sama dengan alat analisis lanjutan yaitu matriks QSPM untuk menghasilkan prioritas strategi terbaik dari alternatif strategi yang ada. Selain itu, tempat penelitian yang dipilih masih tergolong baru dan belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya mengenai strategi pengembangan usaha di tempat tersebut. Daftar tentang penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 5.
32
Tabel 5. Penelitian Terdahulu No Penulis Judul Penelitian 1 Harry Adam Analisis Strategik Fauzi , 2007 Pengembangan Agribisnis
Alat Analisis Matriks IFE-EFE,
Kesimpulan Hasil SWOT diperoleh sembilan alternatif strategi. Hasil analisis
matriks IE,
menggunakan AHP menyimpulkan bahwa komoditas unggulan
Komoditas Unggulan Di Kota
matriks SWOT
pertama yang akan dikembangakan adalah komoditas belimbing
Depok
dan AHP
dengan pertimbangan keunggulan yang dimiliki komoditas ini dibandingkan dengan komoditas lain.
2
3
4
Retno
Strategi Pengembangan Usaha
Matriks IFE-EFE,
Berdasarkan posisi pada matriks IE, kelompok tani berada pada
Wijayanti, 2008
Sayuran Organik Kelompok
matriks IE,
kuadran II. Prioritas strategi yang direkomendasikan yaitu
Tani Putera Alam Desa
matriks SWOT
memperkuat dan mempertahankan daerah pemasaran yang sudah
Sukagalih Kabupaten Bogor
dan QSPM
ada dengan nilai TAS sebesar 6,327.
Ulum Sumiati,
Strategi Pengembangan Usaha
matriks IFE-EFE,
Pengolahan QSPM diperoleh tiga prioritas strategi yang dapat
2008
Bawang Merah Goreng PO.
matriks IE,
diterapkan perusahaan yaitu, promosi secara ekstensif, pererat
Mekar Wangi Kabupaten
matriks SWOT
kerjasama dengan sub sistem hulu dan sub sistem hilir serta
Kuningan.
dan QSPM
mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk.
Strategi Pengembangan Usaha
matriks IFE-EFE,
Skor IFE yaitu 3,307 dan skor EFE yaitu 2,550. Perusahaan berada
Minuman Jahe Merah
matriks IE,
pada kuadran IV. strategi yang cocok diterapkan strategi intensif
(Zingiber officinale
matriks SWOT
yaitu penetrasi pasar serta pengembangan pasar dan produk. Dari
Linn.Var.rubrum) CV.
dan QSPM
matriks SWOT dihasilkan enam alternatif strategi.
S. Habib, 2008
33
Hanabio, Bogor 5
Cila Apriande,
Strategi Pengembangan Usaha
matriks IFE-EFE,
Hasil analisis matriks IFE diperoleh total nilai skor sebesar 2,6095
2009
Minuman Kopi Herbal Instan
matriks IE,
dan EFE sebesar 3,1079 menempatkan posisi perusahaan pada
Oriental Coffe pada CV.
matriks SWOT
kuadran II. matriks SWOT diperoleh tujuh alternatif strategi dan
Agrifamili Renanthera, Bogor
dan QSPM
urutan prioritas strategi adalah meningkatkan kualitas produk dan pelayanan purnajual dengan STAS 6,9082.
6
7
Muhammad
Strategi Pengembangan Usaha
matriks IFE-EFE,
Hasil analisis matriks IFE diperoleh jumlah skor sebesar 2, 474 dan
Firdaus, 2009
Sari Buah Jambu Biji pada PT.
matriks IE,
2,387 untuk jumlah skor matriks EFE. Perusahaan berada pada
Lipisari Patna, Kabupaten
matriks SWOT
posisi kuadran V. Terdapat delapan alternatif strategi, arsitektur
Subang, Jawa Barat
dan Arsitektur
strategik menghasilkan rekomendasi program kegiatan yang dapat
Strategik
dimplementasikan dalam periode waktu lima tahun.
Ita Fusfitawati,
Strategi Pengembangan Usaha
matriks IFE-EFE,
Hasil matriks IE posisi perusahaan berada pada kuadran V yaitu
2009
Kecil pada Empat Perusahaan
matriks IE,
Hold and Maintain dengan strategi penetrasi pasar melaui usaha
Nata de Coco di Kecamatan
matriks SWOT
publisitas atau promosi penjualan. Strategi pengembangan pasar dan
Cianjur, Kabupaten Cianjur
dan QSPM
produk melalui perluasan pasar serta membentuk koperasi nata de coco.
34
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Strategi Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Menurut David (2006) strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah besar. Strategi mencerminkan kesadaran perusahaan mengenai bagaimana, kapan dan dimana ia harus bersaing, melawan siapa dan untuk maksud apa. Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana mencapai misi dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan yang dimiliki dan meminimalkan keterbatasan. 3.2 Klasifikasi Strategi 1. Strategi Integrasi Strategi ini menghendaki agar perusahaan melakukan pengawasan yang lebih terhadap distributor, pemasok dan para pesaingnya, seperti melalui merger, akuisisi atau membuat perusahaan sendiri. Strategi ini dibagi menjadi tiga strategi utama yaitu : a. Strategi integrasi ke depan, adalah strategi yang melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas distributor atau pengecer b. Strategi integrasi ke belakang, adalah strategi untuk mencoba mencari kepemilikan atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok. Strategi ini merupakan strategi perusahaan agar pengawasan terhadap bahan baku dapat lebih ditingkatkan, apalagi para pemasok sudah dinilai tidak lagi menguntungkan perusahaan. c. Strategi integrasi horisontal adalah mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing perusahaan.
2. Strategi Intensif Strategi ini memerlukan usaha-usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi persaingan perusahaan melalui produk yang ada. Strategi ini dibagi menjadi tiga yaitu ; a. Strategi penetresi pasar, yaitu berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Strategi ini dapat diimplementasikan secara sendiri-sendiri atau bersama dengan strategi lain untuk menambah jumlah tenaga penjual, biaya iklan dan lainlain. b. Strategi pengembangan pasar, yaitu melibatkan perkenalan produkyang ada saat ini ke arah geografi yang baru. Strategi ini bertujuan untuk memperbesar pangsa pasar. c. Strategi pengembangan produk, yaitu strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasikan produk atau jasa saat ini. 3. Strategi Diversifikasi Strategi ini dimaksudkan untuk menambah produk baru. Strategi diversifikasi dibagi menjadi tiga yaitu : a. Strategi diversifikasi konsentrik, yaitu menambah produk atau jasa baru tetapi berkaitan. Tujuan strategi ini ialah untuk membuat produk baru yang berhubungan dengan pasar yang sama b. Strategi diversifikasi konglomerat, yaitu menambah produk atau jasa baru yang tidak berkaitan untuk pelanggan saat ini. Tujuan strategi ini adalah menambah produk baru yang tidak saling berhubungan pada pasar yang berbeda. c. Strategi diversifikasi horisontal, yaitu menambah produk atau jasa baru, tidak berkaitan untuk pelanggan saat ini. Tujuan strategi ini adalah untuk menambah produk baru yang tidak berhubungan dengan tujuan memuaskan pelanggan yang sama.
72
4. Strategi Defensif Strategi
ini
bermaksud
agar
perusahaan
melakukan
tindakan-tindakan
penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang besar yang pada akhirnya mengalami kebangkrutan. Strategi ini dibagi menjadi tiga strategi, antara lain : a. Strategi retrenchment, yaitu ketika organisasimengelompokkan ulang melalui pengurangan aset dan biaya untuk membalikkanpenjualan dan laba yang menurun b. Strategi divestasi, yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari suatu organisasi. Strategi ini sering digunakan untuk meningkatkan modal untuk akuisisi strategis. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi retrenchment untuk menyingkirkan bisnis perusahaan yang tidak menguntungkan, yang membutuhkan banyak modal dan tidak cocok dengan aktivitas perusahaan lainnya. c. Strategi likuidasi, yaitu menjual semua aset perusahaan, secara terpisahpisah untuk nilai riilnya. Strategi ini bertujuan untuk menutup perusahaan. 3.3 Manajemen Strategi Manajemen strategi merupakan seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya (David, 2006). Manajemen strategi menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan. Dengan demikian manajemen strategi dapat dikatakan sebagai cara untuk mengelola semua sumberdaya guna mengembangankan keunggulan kompetitif dan membantu menciptakan kesuksesan di masa datang. Proses manajemen strategi menurut Fred R David (2006) terdiri dari tiga tahapan yaitu formulasi strategi, penerapan strategi dan pengevaluasian strategi. Model manajemen strategis komprehensif David dapat dilihat pada Gambar 1. 1. Formulasi strategi meliputi pengembangan pernyataan visi dan misi perusahaan, melakukan audit internal, melakukan audit eksternal, menetapkan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-strategi alternatif dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan.
73
2. Penerapan strategi mengharuskan karyawan untuk menetapkan tujuan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumberdaya sehingga strategistrategi yang telah dirumuskan dapat tercapai. Penerapan strategi membutuhkan disiplin, komitmen dan pengorbanan personal. Penerapan strategi yang berhasil tergantung pada kemampuan manajer untuk memotivasi karyawan, yang lebih merupakan seni daripada pengetahuan. 3. Pengevaluasian strategi merupakan tahap akhir dalam manajemen strategi. Tiga aktifitas pengevaluasian strategi yang mendasar adalah peninjauan ulang faktorfaktor eksternal dan internal yang menjadi landasan bagi strategi saat ini, pengukuran kinerja dan pengambilan langkah korektif.
Melakukan audit eksternal
Mengemba ngkan pernyataan visi misi
Menetapkan tujuan jangka panjang
Menciptakan, mengevaluasi, memilih strategi
Menerap kan strategiisu manajem en
Mengukur dan menilai evaluasi kinerja
Menerapkan strategipemasaran,k euangan,aku ntansi, litbang, SIM
Melakukan audit internal
Formulasi strategi
Penerapan strategi
Pengevaluasian strategi
Gambar 1. Model Manajemen Strategis Komprehensif; Fred R. David (2006) Dalam
penelitian
dilakukan
sampai
tahap
formulasi
strategi.
Untuk
memformulasikan strategi setiap perusahaan harus melakukan audit internal dan melakukan audit eksternal sehingga dapat diketahui keadaan saat ini yang sedang dialami dan dihadapi oleh perusahaan. Kemudian menetapkan tujuan jangka panjang, setelah itu baru mencari alternatif strategi dan menentukan prioritas strategi yang tepat baagi perusahaan. CV. Tirta Indah Sentosa merupakan sebagai salah satu bentuk perusahaan, maka dalam memformulasikan strategi langkah-langkah yang harus 74
dilakukan yaitu melakukan audit internal, melakukan audit eksternal, menetapkan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-strategi alternatif dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan. 3.4 Analisis Lingkungan Bisnis Perusahaan Lingkungan bisnis terdiri dari dua bagian yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal merupakan aspek-aspek yang ada di dalam perusahaan. Sedangkan lingkungan eksternal dibagi menjadi dua kategori yaitu lingkungan jauh (makro) dan lingkungan industri, yang ruang lingkupnya berada di luar operasi perusahaan. 3.4.1 Analisis Lingkungan Internal Lingkungan internal perusahaan menggambarkan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia, fisik, financial perusahaan serta memperkirakan kekuatan dan kelemahan struktur organisasi maupun manajemen perusahaan (Pearce dan Robinson, 1997). Lingkungan internal perusahaan merupakan kondisi yang ada di dalam suatu perusahaan. Menurut David 2006, lingkungan internal merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan pada area fungsional bisnis, termasuk manajemen, pemasaran, keuangan, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi manajemen. a. Manajemen Fungsi manajemen terdiri dari lima aktifitas dasar yaitu, perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf dan pengendalian. Perencanaan dapat memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja organisasi dan individu. Perencanaan mencakup pengembangan misi, peramalan kejadian dan tren masa depan, penetapan tujuan dan pemilihan strategi yang akan dijaankan. Perencanaan memungkinkan organisasi mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang eksternal dan meminimalkan pengaruh ancaman eksternal. b. Pemasaran Pemasaran digambarkan sebagai proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa. Terdapat tujuh fungsi pemasaran yaitu, analisis pelanggan, penjualan produk/jasa, perencanaan produk/jasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran dan analisis peluang. Pemahaman terhadap fungsi pemasaran 75
membantu penyusun strategi mengidentifikasikan dan mengevaluasi kelemahan pemasaran. c. Keuangan Menentukan kekuatan dan kelemahan keuangan suatu organisasi merupakan hal yang penting guna memformulasikan strategi secara efektif. Kondisi keuangan sering di anggap sebagai suatu ukuran terbaik untuk posisi kompetitif dan daya tarik keseluruhan perusahaan. Fungsi keuangan terdiri atas tiga keputusan, yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan dan keputusan diveden. d. Produksi/ Operasi Fungsi produksi/operasi dari suatu bisnis terdiri atas semua aktifitas yang mengubah input menjadi barang dan jasa. Manajemen produksi/operasi berhubungan dengan input transformasi dan output antar industri dan pasar. e. Penelitian dan Pengembangan Perusahaan yang menjalankan strategi pengembangan produk khususnya harus memiliki orientasi litbang yang kuat. Litbang dalam organisasi memiiki dua bentuk dasar, yaitu litbang internal, dimana organisasi menjalankan departemen litbangnya sendiri. Kontrak litbang, dimana perusahaan merekrut peneliti independent atau agen independent untuk mengembangkan produk spesifik. f. Sistem Informasi Manajemen Informasi merupakan fondasi dari semua organisasi, menunjukkkan sumber utama dari kekuatan dan kelemahan kompetitif manajemen. Informasi menghubungkan semua fungsi bisnis menjadi satu dan menyediakan dasar untuk semua keputusan manajerial. Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan system informasi perusahaan adalah dimensi penting dalam menjalankan audit internal. 3.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal menekankan pada identifikasi dan evaluasi trend kejadian yang berada di luar kendali perusahaan. Analisis lingkungan eksternal mengungkapkan peluang dan ancaman utama yang dihadapi perusahaan sehingga manajer dapat memformulasikan strategi untuk mengambil keuntungan dari peluang serta dapat menghindari dan mengurangi dampak dari ancaman. Lingkungan eksternal perusahaan dibedakan menjadi lingkungan jauh dan lingkungan industri.
76
Lingkungan Jauh Lingkungan jauh terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya di luar dan terlepas dari perusahaan. Lingkungan jauh dapat menjadi suatu ancaman dan peluang bagi perusahaan. Faktor utama yang bisa diperhatikan adalah faktor politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi. a. Faktor Ekonomi Faktor ekonomi memiliki pengaruh langsung terhadap kondisi dan strategi perusahaan. Faktor ekonomi dapat membantu atau menghambat upaya mencapai tujuan perusahaan dan menyebabkan keberhasilan ataupun kegagalan strategi yang dapat berperan sebagai peluang ataupun ancaman karena dapat mempengaruhi daya beli dan pola konsumsi masyarakat. b. Faktor Sosial Budaya Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan mencakup keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang dan gaya hidup dari orang- orang lingkungan perusahaan beroperasi. Faktor-faktor ini biasanya dikembangkan dari kondisi cultural, ekologis, pendidikan dan etnis. Apabila faktor sosial berubah maka permintaan untuk berbagai produk dan aktivitas juga akan mengalami perubahan (Purnomo, 1999). c. Faktor Teknologi Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang harus dipertimbangkan
dalam
formulasi
strategi.
Kemajuan
teknologi
dapat
menciptakan pasar baru, menghasilkan penciptaan produk baru dan produk yang lebih baik, perubahan posisi biaya kompetitif dalam suatu industri. Kemajuan teknologi juga dapat mempengaruhi produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelangan, proses produksi, praktik pemasaran dan posisi perusahaan secara dramatis. Menurut Umar (2008), teknologi tidak hanya mencakup penemuan baru saja, tetapi juga meliputi cara-cara pelaksanaan atau metode baru daam mengerjakan yang memberikan gambaran yang luas meliputi: mendesain, menghasilkan dan mendistribusikan. d. Faktor Politik Faktor politik dan hokum mendefinisikan parameter-parameter hokum dan bagaimana pengaturan perusahaan harus beroperasi. Kendaa-kendala politik
77
diberlakukan terhadap perusahaan melaui keputusan perdagangan yang wajar, program perpajakan, penentuan upah minimum, kebijakan polusi dan harga serta tindakan lainnya yang bertujuan untuk melindungi karyawan, konsumen, masyarakat umum dan lingkungan. Lingkungan Industri Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki implikasi yang lebih spesifik dan langsung terhadap operasionalisasi perusahaan. Konsep analisis kompetitif yang dikemukakan Porter atau lebih dikenal dengan Model Lima Kekuatan Porter (Porter’s Five Force Model) adalah pendekatan yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi di banyak industri. Aspek utama kelima kekuatan tersebut yaitu; persaingan antar anggota industri, ancaman masuknya pendatang baru, ancaman produk pengganti/ subtitusi, daya tawar pemasok dan daya tawar pembeli.
Persaingan Antar Anggota Industri Persaingan antar anggota industri merupakan yang paling hebat dari lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh sebuah perusahaan dapat berhasil hanya sejauh ia menghasilkan keunggulan kompetitif atas strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Tingkat persaingan perusahaan dalam suatu industri dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu; jumlah kompetitor, tingkat pertumbuhan industri, karakteristik produk, besarnya biaya tetap, kapasitas dan hambatan keluar industri.
Ancaman Masuknya Pendatang Baru Jika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke suatu industri tertentu, maka intensitas persaingan antar perusahaan akan meningkat. Terkadang pendatang baru masuk ke industri dengan produk berkualitas lebih tinggi, harga lebih rendah dan sumberdaya pemasaran yang subtansial. Ketika ancaman pendatang baru yang masuk ke pasar kuat, perusahaan yang telah ada umumnya memperkuat posisi dengan mengambil tindakan untuk menghambat perusahaan baru tersebut, dengan menurunkan harga memperpanjang garansi, menawarkan paket-paket khusus atau meningkatkan pelayanan.
Ancaman Produk Pengganti/ Subtitusi Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri tertentu akan 78
bersaing dengan produk pengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang subtitusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama. Ancaman produk subtitusi kuat apabila konsumen dihadapkan pada perbedaan harga produk pengganti yang lebih murah dan kualitasnya sama bahkan lebih tinggi.
Daya Tawar Pemasok Daya tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan di suatu industri ketika terdapat sejumlah besar pemasok serta ketika hanya sedikit jumlah bahan baku pengganti yang bagus. Pemasok yang memiliki daya tawar yang tinggi dapat memaksakan kehendaknya kepada industri. Kekuatan pemasok yang besar dapat mempengaruhi biaya dan investasi sehingga akan mengurangi laba yang diperoleh industri. Faktor yang membuat pemasok menjadi kuat yaitu; sedikitnya jumlah pemasok, produknya unik, tidak tersedia produk subtitusi, industri bukan pelanggan yang penting bagi pemasok.
Daya Tawar Pembeli Daya tawar pembeli dapat merespresentasikan kekuatan besar yang mempengaruhi intensitas persaingan di suatu industri. Kekuatan daya tawar pembeli dapat mempengaruhi harga produk, meningkatkan mutu dan pelayanan. Beberapa faktor yang membuat daya tawar pembeli kuat yaitu; konsumen membeli dalam jumlah besar, produk yang dibeli adalah standar dan tidak terdiferensiasi, pembeli menduduki tempat yang penting bagi penjual dan penjual menghadapi masalah menurunnya permintaan pembeli.
3.5 Matriks IFE dan EFE Peperumusan strategi yang dilakukan perusahaan dapat menggunakan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (Eksternal Factor Evaluation). Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor strategi internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Sedangakan matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor eksternal perusahaan terkait dengan informasi ekonomi, social, budaya, demografi, politik, hokum, pemerintahan, teknologi dan persaingan dalam industri guna mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan.
79
3.6 Matriks IE Matriks IE adalah gabungan dari matriks IFE dan EFE. Menurut David (2006), matriks IE merupakan matriks yang meringkas hasil evalusi faktor internal dan eksternal yang menempatkan perusahaan pada salah satu kondisi dari sembilan sel, dimana tiap-tiap sel merupakan kondisi atau langkah yang harus ditempuh perusahaan. Tujuan penggunaan matriks ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Matriks IE memiiki tiga implikasi strategi yang berbeda yaitu :
Perusahaan yang berada pada se I, II atau IV dapat digambarkan sebagai Grow dan Built. Strategi-strategi yang cocok bagi perusahaan adaah strategi intensif yaitu market penetration, market development dan product development. Atau strategi terintegrasi yaitu backward integration, forward integration dan horizontal integration.
Perusahaan yang berada pada sel-sel III, V dan VII paling baik dikendalikan dengan strategi Hold dan Maintain. Strategi-strategi yang umum dipakai yaitu strategi market penetration dan produck penetration.
Perusahaan yang berada pada sel VI, VIII dan IX dapat menggunakan strategi Harvest atau Divestiture.
3.7 Matriks SWOT Matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang penting dan membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi yaitu, strategi S-O (strengthsopportunities), strategi W-O (weaknesses- opportunities), strategi S-T (strengthsthreaths) dan strategi W-T (weaknesses -threaths). Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman yang ada. Matriks SWOT menggambarkan secara jeas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Empat tipe aternatif strategi dari matriks SWOT adalah : a. Strategi S-O, strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk mengambil peluang yang ada di luar perusahaan b. Strategi W-O, strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan perusahaan dengan memanfaatkan peluang yang ada.
80
c. Startegi S-T, dalam strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari dan mengatasi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki d. Strategi W-T, merupakan strategi bertahan dengan cara mengurangi kelemahan dan menghindari ancaman.
3.8 Matriks QSPM Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix) secara objektif mengindikasi alternatif strategi mana yang terbaik dari berbagai alternative strategi yang ada, dengan menggunakan input dari analisis tahap I dan hasil pencocokan dari analisis tahap II. Matriks QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan internal dan eksternal dapat dimanfaatkan atau diperbaiki. Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. Daya tarik relatif dari masing-masing strategi dalam satu set alternatif dapat dihitung dengan menentukan pengaruh kumulatifdari masing-masing faktor. Tidak semua strategi yang disarankan oleh teknik pencocokan harus dievaluasi dalam QSPM.
3.9 Kerangka Pemikiran Operasional CV. Tirta Indah Sentosa perusahaan yang bergerak di bidang industri minuman dan makanan. Permasalahan mendasar yang dihadapi oleh perusahaan saat ini adalah kegiatan pemasaran yang belum efektif. Pemasaran menyangkut unsur-unsur dalam strategi pemasaran yang meliputi komponen-komponen bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, distribusi dan promosi. Pemasaran yang dilakukan masih bersifat kecil baik jumlah maupun jangkauannya. Selain pemasaran, persaingan yang semakin ketat juga menuntut perusahaan untuk lebih kreatif memformulasikan strategi dalam mempertahankan usahanya. Hal pertama yang harus dilakukan sebelum merumuskan atau menyusun formulasi strategi yaitu mengetahui visi, misi dan tujuan dari perusahaan yang akan diteliti. Hal ini sebagai acuan untuk melakukan analisis tahap selanjutnya agar strategi yang ditetapkan nantinya dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya tanpa menyimpang dari visi dan misi yang ditetapkan. Penelitian ini mengidentifikasi faktor-
81
faktor internal dan eksternal yang dihadapi oleh perusahaan. Untuk merumuskan dan menyusun strategi usaha yang tepat terdapat tiga tahapan yaitu, tahap pengumpulan input dasar (the input stage), tahap pencocokan (the matching stage) dan tahap keputusan (the decision stage). Formulasi strategi dimulai dengan tahap pegumpulan input dasar untuk merumuskan strategi yaitu identifikasi dan analisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Analisis faktor lingkungan internal menggunakan matriks IFE dan analisis faktor lingkungan eksternal menggunakan matriks EFE. Tahap selanjutnya yaitu tahap pemanduan/pencocokan untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak dengan memadukan faktor internal dan eksternal. Hasil dari matriks IFE dan EFE dimasukkan ke dalam matriks IE untuk mengetahui posisi perusahaan. Setelah diketahui posisi perusahaan dalam matriks IE lalu dilakukan analisis SWOT untuk merumuskan alternatif strategi. Pada tahap terakhir akan diambil keputusan mana yang akan menjadi prioritas dengan menggunakan metode analisis QSPM sebagai rekomendasi strategi untuk perusahaan. Kerangka pemikiran operasional secara ringkas disajikan pada Gambar 2.
82
Perusahaan Sari Buah CV. Tirta Indah Sentosa
Visi, Misi, Tujuan Perusahaan
Analisis Lingkungan Perusahaan
Analisis Lingkungan Internal Manajemen Pemasaran Keuangan Produksi/operasi Penelitian dan pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Analisis Lingkungan Jauh Ekonomi Sosial Budaya Teknologi Politik
Analisis Lingkungan Industri (Porter’s Five Force Model); persaingan antar anggota industri, pendatang baru, produk subtitusi, pemasok dan pembeli
Matriks EFE
Matriks IFE
Matriks SWOT
Matriks IE
Matriks QSPM
Rekomendasi dan Prioritas Strategi
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan Usaha Sari Buah Belimbing Pada CV. Tirta Indah Sentosa
83
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan CV. Tirta Indah Sentosa yang berlokasi di Perum Sawangan Permai D10/15 Sawangan-Depok, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa usaha tersebut merupakan salah satu usaha pengolahan sari buah belimbing yang masih tergolong ke dalam skala usaha kecil dan baru berdiri tiga tahun lalu sehingga memerlukan strategi untuk pengembangan usahanya. Kegiatan pengambilan dan pengumpulan data di lapangan dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2010. 4.2 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil pengamatan langsung, wawancara langsung dengan pihak terkait dari perusahaan dan pengisian kuesioner oleh pihak perusahaan. Penentuan responden diakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa responden paham mengenai kegiatan bisnis yang dijalankan. Data sekunder diperoleh dari penelitian terdahulu dan literatur yang terkait dengan topik penelitian ini. Adapun data tersebut berasal dari buku, artikel, dan situs internet serta instansi-instansi lainnya yang terkait dengan penelitian seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Depok dan Dinas Pertanian Kota Depok. Jenis data yang dikumpulkan untuk melakukan analisis faktor lingkungan internal adalah : 1) Manajemen; nama, sejarah, perkembangan dan keadaan umum CV. Tirta Indah Sentosa, visi, misi dan tujuan, nama pendiri dan jumah karyawan beserta tingkat pendidikannya, struktur organisasi beserta tugas dan tanggung jawabnya, intensif yang diberikan untuk memotivasi kerja. 2) Pemasaran; jenis produk, saluran distribusi produk, strategi penetapan harga, kerjasama dan kemitraan, omset penjualan, kegiatan promosi. 3) Keuangan; kondisi ekonomi perusahaan, sumber modal dan biaya-biaya. 4) Produksi/Operasi; ketersediaan bahan baku, proses produksi, kapasitas produksi, pengawasan produksi, fasilitas produksi.
84
5) Penelitian dan Pengembangan; penerapan teknologi, inovasi dan pengembangan produk. 6) Sistem Informasi Manajemen; pengumpulan dan penyajian informasi Jenis data yang dikumpulkan untuk melakukan analisis faktor lingkungan eksternal adalah : Lingkungan Jauh 1) Ekonomi; keadaan perekonomian secara umum, tingkat pendapatan masyarakat, perkembangan tingkat harga produk dan bahan baku. 2) Sosial, Budaya dan Demografi; tanggung jawab sosial perusahaan terhadap karyawan dan masyarakat sekitar, laju pertumbuhan penduduk, jumlah penduduk. 3) Teknologi; perkembangan teknologi produksi, perkembangan teknologi informasi, biaya aplikasi teknologi. 4) Politik dan Kebijakan Pemerintah; stabilitas politik dan keamanan, perundangundangan serta peraturan pemerintah dalam perdagangan, kebijakan pemerintah. Lingkungan Industri (Porter’s Five Force Model); 1) Persaingan Antar Aggota Industri; tingkat pertumbuhan industri, jumlah pesaing, karakteristik produk pesaing. 2) Ancaman Masuknya Pendatang baru; skala ekonomi, loyalitas konsumen yang kuat, diferensiasi produk yang bervariasi, kebijakan pemerintah, hambatan masuk industri. 3) Ancaman Produk Subtitusi; produk yang memiliki fungsi yang sama, tingkat harga, tingakt penggunaan teknologi. 4) Daya Tawar Pemasok ; jumlah pemasok, tingkat kepentingan industri bagi pemasok, tingkat kepentingan produk yang dipasok bagi industri. 5) Daya Tawar Pembeli; produk standar dan tidak terdeferensiasi, penurunan permintaan konsumen, tingkat kepentingan produk bagi pembeli, 4.3 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk data primer yaitu dengan melakukan pengamatan langsung (observasi), wawancara dan pengisian kuesioner oleh responden internal dari pihak perusahaan dan eksternal dari luar perusahaan. Sedangakan, pengumpulan data untuk data sekunder dilakukan dengan cara studi
85
kepustakaan sebagai acuan penulisan yang terkait dengan permasalahan yang diangkat oleh penulis. 4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari analisis deskriptif dan analisis lingkungan internal dan eksternal. Alat analisis data yang digunakan adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks SWOT dan QSPM. Metode deskriptif dilakukan dengan pengumpulan data untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Analisis lingkungan internal dan eksternal digunakan untuk membuat matriks IFE dan EFE. Analisis lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri. Hasil analisis dari matriks IFE dan EFE dimasukkan ke dalam matriks IE untuk menentukan posisi perusahaan kemudian dengan menggunakan matriks SWOT diperoleh alternatif strategi yang layak bagi perusahaan. Setelah itu, dengan
menggunakan
metode
QSPM
dilakukan
pemilihan
prioritas
strategi
pengembangan yang sesuai dari alternatif strategi yang ada. 4.4.1 Analisis Lingkungan Perusahaan Analisis lingkungan perusahaan meliputi lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan internal merupakan suatu kondisi yang ada di dalam suatu perusahaan. Analisis internal adalah suatu proses perencanaan strategi yang menentukan letak kekuatan dan kelemahan suatu perusahan yang meliputi manajemen, pemasaran, keuangan, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi manajemen. Strategi didesain sebagai bagian dari usaha memperbaiki kelemahan perusahaan mengubahnya menjadi kekuatan bahkan menjadi kompetensi yang unik. Data dan informasi yan dikumpulkan untuk analisis lingkungan eksternal yang mencakup lingkungan makro dan lingkungan mikro. Analisis lingkungan makro dilakukan untuk melihat faktor-faktor jauh perusahaan. Lingkungan makro merupakan suatu lingkungan yang berada di luar operasi perusahaan dan faktor-faktornya memiliki ruang lingkup yang luas. Lingkungan ini dapat membentuk suatu ancaman dan peluang yang mempengaruhi keberlangsungan serta perkembangan perusahaan yang terdiri dari faktor ekonomi, sosial budaya, teknologi dan politik. Analisis lingkungan mikro
86
dilakukakn untuk melihat faktor-faktor lingkungan dekat yang dihadapi perusahaan meliputi pemasok, perantara pemasaran, pelanggan dan pesaing. 4.4.2 Analisis Matriks EFE dan IFE Menurut David (2006), untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci dalam matriks IFE dan EFE dilakukan tahap-tahap sebagai berikut : 1. Identifikasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Hal pertama yang dilakukan yaitu mengidentifikasi faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Identifikasi faktor eksternal berkaitan dengan ancaman dan peluang. 2. Penentuan Bobot Variabel Pemberian bobot setiap faktor dengan skala 0,00 (tidak penting) sampai 1,00 (paling penting), jumlah bobot yang diberikan harus sama dengan satu. Pemberian bobot berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan dalam daerah tertentu. Penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan identifikasi strategis faktor internal dan eksternal kepada pihak manajemen dan ahli strategi dengan metode paired comparison (Kinnear, 1991). Skala yang digunakan untuk menentukan bobot adalah : 1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus :
ai = Dimana,
∑
ai=
bobot variabel ke-i
n= jumlah data
Xi=
nilai variabel x ke-i
i= 1,2,3...n
87
3. Penentuan Rating Dalam mengukur masing-masing variabel kondisi perusahaan digunakan skala 1,2, 3 dan 4 terhadap masing-masing faktor strategis. Skala nilai rating untuk matriks IFE adalah : 1 = kelemahan utama
3 = kekuatan kecil
2 = kelemahan kecil
4 = kekuatan utama
Tabel 6. Matriks IFE Faktor Strategis Internal Kekuatan : 1. ............ 2. ............ 3. ............ Kelamahan : 1. ............ 2. ............ 3. ............
Bobot
Rating
Skor Bobot (Bobot x Rating)
Total Sumber : David (2006)
Sedangkan , skala nilai rating untuk matriks EFE adalah : 1 = tidak berpengaruh
3 = kuat pengaruhnya
2 = kurang kuat pengaruhnya
4 = sangat kuat pengaruhnya
Tabel 7. Matriks IFE Faktor Strategis Eksternal Peluang : 1. ............ 2. ............ 3. ............ Ancaman : 1. ............ 2. ............ 3. ............
Bobot
Rating
Skor Bobot (Bobot x Rating)
Total Sumber : David (2006)
Skor pembobotan diperoleh dari hasil penjumlahan pembobotan yang dikalikan dengan rating pada tiap faktor. Jumlah skor berkisar antara 1,0-4,0 dengan rata-rata 2,5 88
untuk faktor internal dan eksternal. Jika jumlah skor pembobotan IFE dibawah 2,5 maka kondisi internal perusahaan lemah. Sedangakan, jika jumlah skor pembobotan EFE 1,0 menunjukkan perusahaan tidak dapat memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang ada. 4.4.3 Analisis Matriks Internal-Eksternal (IE) Matriks IE adalah gabungan dari matriks IFE dan EFE yang terdiri dari sembilan sel yang memperlihatkan kombinasi total nilai terboboti dari matriks IFE dan EFE. Sumbu X merupakan total skor matriks IFE dan total skor dari matriks EFE pada sumbu Y. Pada sumbu X terdiri dari tiga skor yaitu; skor 1,00-1,99 menunjukkan bahwa posisi internal lemah; skor 2,00-2,99 posisi internal rata-rata; dan skor 3,00-4,00 posisi internal kuat. Sedangkan pada sumbu Y skor 1,00-1,99 menunjukkan bahwa posisieksternal rendah; skor 2,00-2,99 posisi eksternal menengah; dan skor 3,00-4,00 posisi eksternal tinggi.
Total Nilai EFE yang Diberi Bobot
Skor Total IFE Kuat 3,0-4,0
4,0 Tinggi 3,0-4,0
Lemah 1,0-1,99
Grow and Build
Grow and Build
Hold and Maintain
(I)
(II)
(III)
Grow and Build
Hold and Maintain
Harvest and Divest
(IV)
(V)
(VI)
Hold and Maintain
Harvest and Divest
Harvest and Divest
(VII)
(VIII)
(IX)
3,0 Sedang 2,0-2,99
Rata-rata 2,0-2,99
2,0 Rendah 1,0-1,99
1,0
Gambar 3. Matriks IE Sumber : David (2006)
4.4.4 Analisis Matriks SWOT Matriks SWOT terdiri dari empat unsur yaitu kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threaths). Dari matriks SWOT akan diperoleh empat tipe alternatif strategi, yaitu : strategi S-O (strengthsopportunities), strategi W-O (weaknesses- opportunities), strategi S-T (strengthsthreaths) dan strategi W-T (weaknesses -threaths).
89
Hasil dari pencocokan dengan menggunakan matriks SWOT adalah alternatif strategi yang layak dipakai oleh perusahaan. Langkah-langkah dalam menentukan strategi yang dibangun melalui matriks SWOT adalah sebagai berikut: 1. Membuat daftar peluang eksternal perusahaan 2. Membuat daftar ancaman eksternal perusahaan 3. Membuat daftar kekuatan internal perusahaan 4. Membuat daftar kelemahan internal perusahaan 5. Mengkombinasikan kekuatan internal dan peluang eksternal dan hasilnya dicatat dalam sel strategi S-O 6. Mengkombinasikan kelemahan internal dan peluang eksternal dan hasilnya dicatat dalam sel strategi W-O 7. Mengkombinasikan kekuatan internal dan ancaman eksternal dan hasilnya dicatat dalam sel strategi S-T 8. Mengkombinasikan kelemahan internal dan ancaman eksternal dan hasilnya dicatat dalam sel strategi W-T Gambar 4. Matriks SWOT Internal
Eksternal
Opportunities- O Daftar peluang eksternal
Threaths- T Daftar ancaman eksternal
Strengths-S
Weaknesse-W
Daftar kekuatan internal
Daftar kelemahan internal
Strategi S-O menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi W-O meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Strategi S-T
Strategi W-T
menggunakan kekuatan untuk
meminimalkan kelemahan
menghindari ancaman
untuk menghindari ancaman
Sumber : David (2006)
Langkah selanjutnya hasil analisis disusun ke dalam format tabel matriks SWOT. Tujuan dari masing-masing pencocokan adalah untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak, bukan untuk memilih mana strategi yang terbaik. Tidak semua strategi yang dikembangkan dalam matriks SWOT akan dipilih untuk diimplementasikan.
90
4.4.5 Analisis Matriks QSPM QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) atau Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif adalah teknik analisis yang didisain untuk menentukan daya tarik relatif dari alternatif tindakan yang layak (David, 2006). Secara objektif teknik ini dilakukan untuk memilih strategi mana yang terbaik berdasarkan alternatif strategi yang ada. Tabel 8. Matriks Analisis QSPM Alternatif Strategi Faktor Strategis Interna-Eksternal
Bobot
Strategi I AS
TAS
Strategi II AS
TAS
Strategi III AS
TAS
Kekuatan: ............ ............ Kelemahan: ............ ............ Peluang ............ ............ Ancaman : ............ ............ Total
1,0
Sumber : David (2006)
Enam langkah yang dibutuhkan untuk mengembangkan QSPM adalah sebagai berikut :
Membuat daftar faktor internal (kekuatan-kelemahan) dan faktor eksternal (peluang-ancaman) perusahaan.
Memberikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal. Bobot identik dengan nilai yang ada pada matriks IFE dan EFE.
91
Mengevaluasi matriks pencocokan dan identifikasi alternatif strategi yang harus dipertimbangkan organisasi untuk di implementasikan.
Menentukan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Scores-AS) dengan mengevaluasi masing-masing faktor
internal dan eksternal. Jangkauan
untuk nilai Daya Tarik adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik dan 4 = sangat menarik.
Menghitung Total Nilai Daya Tarik (Total Attractiveness Scores-TAS), kemudian mengalikan bobot dengan nilai daya tarik.
Menghitung jumlah total nilai daya tarik. Alternatif yang memiliki nilai total terbesar merupakan strategi yang paling baik.
Keunggulan QSPM adalah strategi dapat dievaluasi secara bertahap atau bersama-sama dan tidak ada batasan untuk jumlah strategi yang dapat dievaluasi. QSPM dapat diadaptasikan untuk organisasi kecil, besar, berorientasi laba ataupun nirlaba serta hamper semua tipe organisasi lainnya. Keterbatasan dari QSPM selalu membutuhkan penilaian intuitif dan asumsi mendasar yaitu didasarkan pada informasi yang objektif. QSPM hanya dapat bermanfaat sebagai informasi pendahuluan dan alat analisis pencocokan yang mendasari penyusunannya secara subjektif.
92
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Belimbing Dewa (Averhoa Carambola) merupakan salah satu komoditas unggulan Kota Depok. Populasi tanaman ini mencapai 28.000 pohon pada tahun 2005. Tingkat panen tanaman ini mencapai empat kali panen dalam setahun. Dengan tingginya tingkat panen menyebabkan produksi buah belimbing menjadi cukup banyak terutama pada saat panen raya dibulan Desember hingga Maret. Seperti sifat bahan pertanian pada umumnya yang mudah rusak (perisable) dan umur simpannya yang pendek, begitupun dengan komoditi ini umur buah belimbing dewa hanya mencapai 1014 hari. Jika masa produksi berlimpah maka buah belimbing dewa potensial menjadi lebih murah bahkan dapat terbuang karena busuk. Pendeknya umur simpan belimbing dewa menyebabkan diperlukan proses pengolahan buah belimbing menjadi produk olahan sehingga dapat memperpanjang umur simpan dan memberikan nilai tambah bagi komoditi itu sendiri. Oleh karena itu, proses pengolahan buah belimbng dewa menjadi produk olahan sangatlah penting. Atas dasar pemikiran itulah pemilik perusahaan mencoba membuat olahan buah belimbing dalam skala Usaha Kecil Menengah (UKM), karena Ia yakin ini merupakan potensi dan peluang yang besar. Selain itu buah yang diproduksi mengandung berbagai khasiat dan juga mempunyai kadar vitamin C yang tinggi yang berfungsi sebagai Anti Oksidan. CV. Tirta Indah Sentosa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri minuman dan makanan, berdiri sejak tahun 2007. Dalam rangka mempatenkan belimbing dewa sebagai “icon Depok” pemerintah setempat sangat aktif melakukan pelatihan bagi masyarakat dalam diversifikasi produk turunan dan memasarkan komoditi belimbing dewa. Setelah perusahaan dirasa cukup siap, secara mandiri kegiatan usaha pun dimulai. Pada tahun yang sama dibentuk Pusat Koperasi Pengolahan dan Pemasaran Belimbing Dewa Depok (PKPBDD) yang berfungsi menampung hasil panen belimbing dari petani dan bekerjasama dengan perusahaan dalam memasarkan produk Kyko. Hal ini cukup menguntungkan bagi perusahaan karena terjaminnya distribusi produk dan memudahkan dalam memperoleh bahan baku utama yaitu belimbing dewa.
93
Pada awal berdirinya pemasaran hanya dilakukan pada kerabat dan lingkungan kerja pemilik. Setelah itu pemasaran yang dilakukan pun berkembang yaitu melalui penyebaran brosur sehingga banyak masyarakat tahu akan keberadaan produk dan tertarik untuk mengkonsumsinya. Selain itu pemasaran juga dilakukan ke PKPBDD dan UMKM Kota Depok serta beberapa toko buah-buahan dan kantin yang ada di sekitar Kota Depok. Perusahaan telah bekerjasama dengan pihak-pihak terkait mulai dari pengadaan bahan baku hingga pemasaran produk. 5.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan Adapun visi dan misi dari CV. Tirta Indah Sentosa yaitu mengolah dan mengoptimalkan hasil pertanian (belimbing), meningkatkan hasil olahan dalam rangka mendukung belimbing sebagai icon Depok, meningkatkan mutu produk olahan belimbing serta memberdayakan tenaga kerja setempat yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari perusahaan adalah menjadikan komoditas unggulan Kota Depok memiliki nilai tambah dengan mengubahnya menjadi berbagai produk-produkolahan berkualitas dan juga menyehatkan. 5.3 Lokasi Perusahaan Lokasi perusahaan terletak di komplek Sawangan Permai D10/15 Sawangan Depok, lokasi perusahaan menyatu
dengan tempat tinggal pemilik. Perusahaan
memiliki lokasi yang cukup strategis karena berdekatan dengan sumber pengadaan bahan baku utama yaitu buah belimbing. Sawangan sendiri merupakan sentra penghasil belimbing terbesar di bandingkan dengan Kecamatan lainnya yang ada di Kota Depok. 5.4 Struktur Organisasi Struktur organisasi tertinggi pada perusahaan dipegang oleh pemilik perusahaan yang juga menjabat sebagai direktur dan bagian keuangan. Perekrutan karyawan didasarkan pada kebutuhan perusahaan terutama pada saat musim panen raya dan meningkatnya jumlah perminataan. Badan hukum perusahaan berbentuk CV. (Persekutuan Komanditer), dimana pemilik perusahaan bertindak sebagai direktur yang merupakan satu-satunya pengambil keputusan strategi bagi perusahaan. Struktur organisasi CV TIS dapat dilihat pada gambar 5.
94
Direktur
Bagian Produksi
Bagian Keuangan
Bagian Pemasaraan
Gambar 5. Struktur organisasi CV Tirta Indah Sentosa Tahun 2007 Sumber : CV Tirta Indah Sentosa
Adapun Job description perangkat organisasi pada CV. Tirta Indah Sentosa adalah sebagai berikut; Direktur ; direktur merupakan pemilik perusahaan yang bertanggung jawab atas kemajuan, kemunduran serta perkembangan yang terjadi pada perusahaan. Selain itu juga memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan dalam penentuan arah perusahaan. Bagian Keuangan ; bertanggung jawab dalam adminitrasi dan pencatatan aliran kas perusahaan. Bendahara pada perusahaan yaitu pemilik yang juga merangkap sebagai direktur perusahaan. Bagian Produksi; bagian produksi perusahaan terdiri dari dua orang yang bertanggung jawab mulai dari pengadaan bahan baku sampai produk siap untuk dijual di pasaran. Bagian Pemasaraan ; terdapat satu orang tenaga pemasar, bertugas untuk memasarkan dan mendistribusikan produk sari buah.
95
VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN 6.1 Analisis Lingkungan Internal Lingkungan internal perusahaan merupakan lingkungan yang berada langsung di bawah kontrol perusahaan. Analisis lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui faktor kekuatan dan kelemahan perusahaan. Faktor-faktor yang termasuk internal perusahaan yaitu terdiri dari : manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi manajemen. 6.1.1
Manajemen Manajemen puncak perusahaan dipegang oleh pemilik perusahaan yang juga
menjabat sebagai direktur dan bagian keuangan perusahaan. Pengelolaan manajemen dilakukan secara sederhana. Direktur merupakan satu-satunya pengambil keputusan dalam semua aspek perusahaan. Hal ini merupakan kelemahan bagi perusahaan karena terjadinya rangkap jabatan menyebabkan deskripsi pekerjaan yang dilaksanakan menjadi bias dan tidak fokus. Total keseluruhan karyawan berjumlah empat orang yang terdiri dari dua orang bagian produksi, satu orang di bagian pemasaran dan satu orang bagian keuangan yang juga merupakan direktur dan pemilik perusahaan. Karyawan merupakan masyarakat setempat lokasi perusahaan berada. Perekrutan karyawan didasarkan pada visi misi perusahaan yaitu memberdayakan tenaga kerja setempat yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, perusahaan telah menerapkan Standart Operasional Procedure (SOP) agar kualitas produk tetap terjaga dan terjamin baik. Akan tetapi karena faktor sumberdaya manusia yang kurang baik seperti ketidakdisiplinan dan kesalahan yang dilakukan pegawai menyebabkan produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan. Sumberdaya manusia merupakan aspek penting dalam perusahaan dan juga merupakan salah satu faktor keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha. Rendahnya tingkat pendidikan karyawan sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan SOP yang membutuhkan keterampilan dan kedisplinan dari pegawai. Hal ini merupakan kelemahan internal yang harus cepat diperbaiki oleh perusahaan.
96
6.1.2 Pemasaran Pemasaran produk CV. Tirta Indah Sentosa dilakukan secara langsung. Pemasaran langsung dilakukan dengan cara mengikuti pameran – pameran, penawaran ke kantin-kantin, sekolah, perkantoran dan toko-toko. Startegi pemasaran yang dilakukan perusahan mengarah pada strategi bauran pemasaran yang lebih dikenal dengan marketing mix. Bauran pemasaran merupakan inti bagi kegiatan pemasaran yang meliputi bauran produk, harga, distribusi dan promosi.
Bauran Produk Produk yang ditawarkan CV. Tirta Indah Sentosa berupa produk minuman sari buah belimbing dengan merek dagang “kyko” produk sari buah belimbing merupakan salah satu produk minuman yang memiliki daur pembelian yang singkat yaitu pembeli dapat membeli produk sari buah dalam periode yang singkat dan frekuensi yang pendek. Selain sari buah belimbing perusahaan juga memproduksi sari buah jambu dan wornas. Produk sari buah dikemas dalam kemasan botol plastik berukuran 250 mililiter. Pemilihan jenis kemasan botol 250 mililiter dinilai lebih praktis karena bisa dihabiskan dalam sekali konsumsi. Pada label produk terdapat keterangan merek produk, nama perusahaan, berat isi, tanggal kadaluarsa, komposisi, keterangan halal, izin depkes.
Bauran Harga Penetapan harga jual produk didasarkan pada harga bahan baku dan biaya produksi. Perusahaan membagi harga berdasarkan tingkat pembelian. Untuk pembelian secara eceran, perusahaan menetapkan harga Rp. 3.000,00 per botol. Untuk pembelian partai besar di atas 100 botol, perusahaan menetapkan harga sebesar Rp. 2.500, 00 per botol. Apabila perusahaan menjual melalui agen maka perusahaan akan menentukan harga hingga sampai ke tangan agen untuk selanjutnya pihak agen yang berwenang untuk menentukan harga.
Bauran Distribusi Distribusi produk dilakukan secara langsung oleh perusahaan. Kegiatan distribusi merupakan kegiatan dimana perusahaan mengantarkan produk ke tangan konsumen pada waktu yang tepat. Selama ini perusahaan hanya menjual secara pasif tanpa menggunakan jasa agen. Akan tetapi, karena adanya
97
permintaan, beberapa agen membeli dalam jumlah besar untuk kemudian dijual kembali ke konsumen langsung. Agen yang membeli dalam jumlah besar tidak memiliki ikatan kerjasama dengan pihak perusahaan. Perusahaan
hanya
memberikan harga khusus bagi pembeli dalam jumlah besar. Distribusi dilakukan secara langsung di wilayah pemasaran sekitar Depok yaitu melalui pameran-pameran, kantin, perkantoran, Puskop, UMKM Kota Depok dan toko buah-buahan.
Bauran Promosi Promosi yang dilakukan perusahaan tergolong pasif. Pemasaran hanya mengandalkan promosi mulut ke mulut. Namun bila ada kesempatan pada pameran-pameran untuk membuka stand maka perusahaan akan ikut serta. Frekuensi penyebaran pamflet untuk promosi pun tidak intensif dikarenakan tidak adanya SDM yang secara khusus untuk melakukan penyebaran tersebut.
6.1.3 Keuangan Sumber modal perusahaan merupakan modal sendiri. Modal usaha yang dimiliki berasal sepenuhnya dari pemilik perusahaan sedangkan dana dan modal operasional perusahaan berasal dari keuntungan perusahaan yang diinvestasikan kembali. Hal ini sangat menguntungkan bagi CV. Tirta Indah Sentosa karena perusahaan dapat melakukan kegiatan usahanya tanpa terkendala dengan masalah pembayaran hutang modal usaha. Pencatatan keuangan dilakukan secara sederhana. Pencatatan yang dilakukan masih berupa garis besar mengenai penerimaan dan pengeluaran perusahaan, belum berupa sistem akuntansi yanng terkomputerisasi. Sistem pencatatan keuangan yang dilakukan perusahaan kurang terperinci dengan baik dikarenakan tidak disiplin dan tidak telitinya pegawai sehingga terkadang transaksi yang terjadi tidak langsung dicatat di buku laporan. Hal ini merupakan kelemahan perusahaan karena sistem pembukuannya yang tidak efisien. 6.1.4 Produksi dan Operasi Proses produksi berlangsung dengan pengawasan ketat bagian produksi baik terhadap semua proses yang meliputi bahan baku, produk dan karyawan. Kapasitas
98
produksi 1000 botol/produksi. Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan sari buah adalah belimbing. Selain belimbing perusahaan juga memproduksi sari buah jambu biji dan wornas (wortel-nanas) sebagai varian produknya. Akan tetapi jumlahnya kecil dengan proporsi 70 persen belimbing : 20 persen jambu biji : 10 persen wornas. Sebagai perusahaan yang berbasis pengolahan makanan dan minuman CV. Tirta Indah Sentosa menerapkan SOP (Standar Operasional Prosedur) dalam kegiatan usahanya yang bertujuan untuk menjamin mutu produk. Dengan SOP bekerja, pegawai diharuskan bekerja sesuai dengan urutan prosedur kerja yang telah ditetapkan. Tahapan yang dilakukan dalam proses pengolahan sari buah terdiri dari; penerimaan bahan baku, sortasi dan pencucian buah, penghancuran buah dan penyaringan, pemasakan sari buah dan pengemasan. Namun jika terjadi kelebihan pasokan belimbing, setelah proses penyaringan dilakukan penyimpanan pada frezeer dengan wadah plastik transparan sebagai persediaan. Proses produksi sari buah CV. Tirta Indah Sentosa dapat dilihat pada Gambar 6. 1) Penerimaan Bahan Baku Bahan baku utama yaitu belimbing varietas Dewa-Dewi kualitas C atau kualitas terendah. Suplai bahan baku berasal dari Puskop (Pusat Koperasi) dan petani langsung yang bermitra dengan perusahaan dengan kisaran harga Rp. 1.500,00 jika panen raya dan Rp. 4.000, 00 di luar panen raya. Permasalahan yang muncul dalam pengadaan bahan baku yaitu produksi belimbing yang melimpah pada saat panen raya dan kelangkaan di luar panen raya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perusahaan mengolah kelebihan input menjadi puree (bubur) untuk disimpan sebagai persediaan. Bahan baku penolong yaitu terdiri dari gula pasir, natrium benzoat dan asam sitrat. Perusahan membeli bahan-bahan tersebut di toko penjual Tambahan Bahan Makanan yang berada di daerah Depok dan Jakarta Timur.Bahan lainnya seperti botol palastik dan label kemasan diperoleh dari produsen yang berada di Jakrta Selatan.
99
Penerimaan Bahan Mentah Belimbing Dewa
Sortasi dan Pencucian Buah
Penghancuran Buah Jika Terjadi Kelebihan Belimbing
Penyaringan Bubur Buah
Penyimpanan/Pembekuan
Pemasakan Sari Buah
Pasteurisasi Pengemasan
Gambar 6. Proses Produksi Sari Buah Belimbing 2) Sortasi dan Pencucian Belimbing Belimbing yang diterima selanjutnya disortasi. Hal ini untuk menghindari kebusukan. Sortasi dilakukan untuk memisahkan buah yang busuk dan buah yang masih muda. Setelah proses sortasi, maka dilakukan pencucian belimbing kemudian dipotong membujur. 3) Penghancuran Buah Buah yang telah dicuci dan dipotong kemudian dihancurkan menggunakan blender hingga menjadi bubur buah. Pengenceran bubur buah dilakukan dengan menambahkan air dengan perbandingan 1:3, yaitu satu liter bubur buah dengan tambahan 3 liter air 100
masak. Selanjutnya bubur buah ditiriskana untuk memisahkan ampas dengan sari buahnya. 4) Penyimpanan Penyimpanan dilakukan jika terjadi kelebihan belimbing yang diterima. Setelah proses penyaringan bubur buah belimbing dimasukkan ke dalam plastik lalu dimasukkkan ke dalam frezeer hingga beku sehingga bubur buah menjadi tahan lama. Suhu yang digunakan mencapai -15oC. 5) Pemasakan Sari Buah Sari buah yang dihasilkan dimasak sampai mendidih kemudian dicampur dengan gula, natrium benzoat dan asam sitrat. Asam sitrat berfungsi untuk menjaga pH dalam larutan sari buah agar tetap berada pada tingkat keasaman yang sesuai. Proses pemasakan berlangsung 1-2 jam hingga suhu mencapai 100oC. 6) Pengemasan Larutan sari buah yang telah dimasak dan didinginkan kemudian dimasukkan ke dalam botol. Kemasan
yang digunakan yaitu kemasan botol berukuran 250 mililiter.
Pemilihann bahan kemasan disesuaikan dengan aspek kesehatan dan lingkungan. Botol plastik yang digunakan harus dapat menahan panas dari sari buah yang melalui proses pemasakan. Setelah jus dimasukkan ke dalam botol, maka botol di pasteurisasi denngan direndam air sebatas leher botol hingga dingin. Selanjutnya botol siap diberi label dan dilakukan pengepakan ke dalam kardus. Satu karton berisi 24 botol jus buah yang siap untuk dipasarkan. 6.1.5 Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan pengembangan pada perusahaan langsung ditangani oleh pemilik dan bagian produksi. Kegiatan penelitian dan pengembangan merupakan hal yang penting bagi suatu perusahaan. Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menciptakan inovasi yang mungkin dapat meningkatkan nilai tambah produk yang dihasilkan. Selain itu, dapat membantu perusahaan dalam mengevaluasi kelebihan dan kekurangan pada produk yaang dihasilkan. Kegiatan penelitian dan pengembangan pada CV. Tirta Indah Sentosa difokuskan pada pengembangan produk dan peningkatan kualitas produk. Perusahaan juga berusaha untuk mempertahankan hubungan yang baik dengan konsumen dengan 101
cara mencari tahu kebutuhan dan keinginan konsumennya tersebut. Kegiatan yang dilakukan perusahaan di nilai baik, hal ini dapat dilihat dari peran serta perusahaan dalam mengikuti berbagai seminar dan pelatihan-pelatihan yang terkait dengan produk yang ditawarkan. 6.1.6 Sistem Informasi Manajeman Sistem informasi yang baik sangat dibutuhkan dalam mendukung aktifitas internal dan eksternal suatu perusahaan. Dalam kemudahan komunikasi dan pencarian informasi khususnya dalam pelayanan konsumen dan pembelanjaan bahan baku, CV. Tirta Indah Sentosa telah memiliki sistem informasi yang menunjang yaitu dengan pemasangan internet pada perusahaan. Akan tetapi penggunaan fasilitas yang ada belum maksimal karena jarangnya pemilik akun memperbaharui informasi khususnya mengenai produk sehingga konsumen tidak mengetahui perkembangan yang terjadi. Email
[email protected]. 6.2 Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal perusahaan digunakan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Analisis eksternal terdiri dari analisis lingkungan jauh dan analisis lingkungan industri. Lingkungan jauh meliputi ekonomi, politik, sosil dan teknologi. Lingkungan industri meliputi ancaman masuknya pendatang baru, persaingan antar anggota industri, ancaman produk subtitusi, daya tawar konsumen dan daya tawar pemasok. Analisis Lingkungan Jauh 1. Ekonomi Krisis global yang melanda dunia juga berdampak pada keadaan ekonomi Indonesia tidak terkecuali juga dialami oleh industri-industri yang ada. Krisis global yang terjadi menyebabkan kenaikan harga bahan baku yang pada akhirnya akan meningkatan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi yang terjadi masih bisa diatasi oleh perusahaan. Perusahaan masih tetap mempertahankan kualitas dan harga jual di pasaran. Tingkat inflasi juga turut mempengaruhi berjalannya suatu usaha. Tingkat inflasi dapat mempengaruhi daya beli masyarakat yang kemudian dapat mempengaruhi jumlah
102
permintaan terhadap produk sari buah, hal ini menjadi ancaman bagi perusahaan apabila tidak bisa mengelolanya dengan baik. Tingkat inflasi di Indonesia terus mengalami setiap tahunnya. Peningkatan inflasi di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 9. Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2006-2008 Tahun 2006 2007 2008
Inflasi (%) 6,60 6,59 11,10
Sumber: BPS (2009)
2. Politik Berlakunya perdagangan bebas AFTA (Asean Free Trade Area) menyebabkan produk-produk yang berasal dari Asia Tenggara akan bebas bea tarif yang berarti produk-produk luar negeri akan bebas masuk ke dalam negeri. Hal tersebut menuntut para pengusaha agar lebih inovatif dalam menghasilkan dan memasarkan produknya supaya mampu bersaing dengan produk yang berasal dari luar negeri. Kebijakan pemerintah
yang berkaitan dengan pengolahan makanan dan
minumanmengharuskan industri untuk mendaftarkan produknya ke Departemen Kesehatan Republik Indonesia sebelum produk tersebut dipasarkan. Peraturan tentang keamanan pangan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.329/Menteri
Kesehatan/XII/1976
dan
Peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
No.079/Menteri Kesehatan/III/1978 mengenai pemakaian wadah atau pembungkus, penandaan, label serta periklanan makanan dan minuman. Dalam merealisasikan peraturan tersebut, Dinas Kesehatan Kotaa Depok aktif dalam mengaudit usaha-usaha yang bergerak dalam industri pengolahan makanan dan minuman serta aktif dalam melakukan pelatihan-pelatihan mengenai ketahanan pangan. CV. Tirta Indah Sentosa telah mendapatkan perizinan dengan Depkes RI No. P-IRT 213327601182 serta sertifikat “halal” dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kebijakan lain yang dapat dimanfaatkan sebagai peluang bagi perkembangan perusahaan yaitu kebijakan rencana strategis pemerintah Kota Depok yang menjadikan belimbing sebagai ikon Kota Depok. Dijadikannya belimbing sebagai ikon Kota Depok meningkatkan dukungan pemerintah terhadap perusahaan yang bergerak pada pengolahan komoditas unggulan Kota Depok.
103
3. Sosial dan Budaya Faktor sosial dan budaya merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam perkembangan perusahaan. Faktor tersebut mencakup keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang dan gaya hidup. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi merupakan peluang bagi perusahaan. Hal ini terkait dengan vitamin, mineral dan nutrisi yang dibutuhkan untuk menunjang aktivitas hidup manusia. Seiring dengan kepadatan aktivitas masyarakat menyebabkan perubahan selera kepada produk-produk siap saji yang dapat dikonsumsi secara praktis. Hal ini merupakan pasar potensial bagi industri pengolahan buah dalam kemasan yang bersifat praktis, mudah, siap saji dan bernilai gizi baik serta tidak adanya segmentasi pasar yang mencolok sehingga produk dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan. Faktor lainnya yang dapat diperhitungkan yaitu peningkatan jumlah penduduk. Peningkatan jumlah penduduk merupakan peluang bagi setiap bidang usaha, khususnya perusahaan pengolahan bahan pangan. Selama periode 2005-2008 perkembangan jumlah penduduk Indonesia cenderung mengalami peningkatan (BPS, 2008). Perkembangan jumlah pennduduk Indonesia dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 10. Perkembangan Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2005-2008 Tahun 2005 2006 2007 2008
Jumlah Penduduk (orang) 218.868.000 222.747.000 225.642.000 228.523.300
Pertumbuhan (%) 1,77 1,30 1,28
Sumber: BPS, 2009
Pertumbuhan jumlah penduduk dapat meningkatkan permintaan pasar karena tingkat kebutuhan yang bertambah. Hal ini dikarenakan peningkatan laju pertumbuhan penduduk berbanding lurus dengan peningkatan konsumsi penduduk terhadap bahan makanan dan minuman. Peningkatan jumlah peenduduk juga dapat menjadi ancaman baagi perusahaan karena kemungkinan munculnya perusahaan sejenis lainnya yang menjadi pesaing bagi perusahaan. 4. Teknologi Perkembangan
teknologi
sangat
mendorong
terciptanya
efisiensi
bagi
perkembangan perusahaan, teknologi yang berkembang pada dunia usaha yaitu antara
104
lain; teknologi informasi dan komunikasi, teknologi komputerisasi akuntansi serta teknologi mekanisasi produk. Dengan adanya kemajuan teknologi tersebut dapat menciptakan pasar baru dan pengembangan diversifikasi produk. Perkembangan teknologi dapat menjadi peluang bagi suatu industri dalam menghadapi persaingan. Untuk menghadapi persaingan, pengusaha selalu dituntut untuk melakukan inovasi agar dapat meningkatkan kinerja usahanya yaitu dengan meningkatkan kualitas dan layanan kepada konsumen. Contoh bentuk teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan khususnya dalam segi pemasaran yaitu penggunaan internet sebagai saran untuk mengumpulkan informasi terkini mengenai industri minuman serta sebagai media promosi produk. Dengan demikian promosi menjadi lebih efisien dan jangkauannya luas sehingga diharapkan masyarakat tahu akan kehadiran produk. Analisis Lingkungan Industri Analisis lingkungan industri dilakukan melalui analisis lima kekuatan persaingan Micheal Porter, yaitu; persaingan antar anggota industri, ancaman masuknya pendatang baru, ancaman produk pengganti/ subtitusi, daya tawar pemasok serta daya tawar pembeli. Analisis lingkungan industri bertujuan untuk mengidentifikasi dan menilai faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan tersebut. 1. Persaingan Antar Anggota Industri Persaingan antar anggota industri terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi dengan menggunakan strategi seperti persaingan harga, produk, promosi dan layanan kepada konsumen. Pesaing yang dihadapi perusahaan yaitu perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri minuman sari buah kemasan. Selera masyarakat yang berubahubah menuntut perusahaan untuk bersaing dalam memenuhi perubahan selera pasar tersebut. Berdasarkan data Asosiasi Industri Minuman hingga tahun 2008 sudah ada 20 perusahaan besar dan 35 Industri Kecil Menengah yang menggarap industri sari buah. Pesaing usaha pengolahan sari buah belimbing hingga saat ini merupakan usaha kecil menengah yang ada di Kota Depok yang jumlahnya masih sedikit, antara lain dengan
105
merek Winner, Delira dan Picco. Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan potensialnya pasar minuman sari buah dalam kemasan yang masih terbuka lebar. 2. Ancaman Masuknya Pendatang Baru Masuknya pendatang baru dalam suatu industri akan menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang sudah ada jika tidak dihadapi dengan baik, antara lain adanya perebutan pangsa pasar, sumberdaya produksi serta peningkatan kapasitas. Jika hambatan masuk besar, maka ancaman masuknya pendatang baru akan rendah. Hambatan masuk pendatang baru dalam suatu industri yaitu mencakup skala ekonomi, kebutuhan modal, diferensiasi produk, loyalitas konsumen dan preferensi merk yang kuat, saluran distribusi dan lokasi kurang memadai, serta kebijakan pemerintah. Untuk mengatasi hal tersebut perusahaan selalu menjaga kualitas produknya sehingga konsumen tetap loyal terhadap produk Kyko. 3. Ancaman Produk Pengganti/ Subtitusi Produk pengganti/ subtitusi merupakan produk lain yang berbeda namun dapat memberikan kepuasan yang samaseperti produk yang diproduksi oleh perusahaaan. Produk subtitusi cenderung memiliki harga jual yang lebih murah dibandingkan produk jus yang dihasilkan oleh CV. TIS. Adapun produk subtitusi yang menjadi ancaman bagi perusahaan yaitu minuman serbuk instan dan minuman teh rasa buah yang marak di pasaran. 4. Daya Tawar Pemasok Analisis kekuatan tawar menawar pemasok ditujukan untuk melihat kemampuan pemasok dalam mempengaruhi suatu industri melalui kemampuan mereka menaikkan harga dan mengurangi kualitas produk. Pemasok yang ada pada CV.TIS adalah pemasok bahan baku utama dan bahan penolong. Pemasok bahan baku utama yaitu petani buah-buahan yang ada di sekitar Kota Depok dan Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa. Sedangkan bahan penolong seperti Tambahan Bahan Makanan dan kemasan plastik diperoleh dari pemasok yang ada di Depok dan Jakarta Timur. Jumlah pemasok buah belimbing dewa sebagai bahan baku utama yang ada di Kota Depok tergolong relatif lebih besar dibandingkan dengan jumlah industri pengolahan sari buah yang ada. Akan tetapi CV.TIS bukan satu-satunya pihak yang dipasok oleh pemasok, mengingat di dekat lokasi perusahaan sendiri juga terdapat UKM yang bergerak dalam industri pengolahan sari buah dengan konsep bisnis yang
106
sama seperti CV. TIS. Selain itu, pemasok menjual produknya ke pihak lain dalam bentuk segar ke pasar tradisional, pasar buah dan langsung ke konsumen akhir. 5. Daya Tawar Pembeli Segmentasi produk sari buah sangat luas,konsumennya tidak terbatas usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan , agama dan lainnya. Konsumen perusahaan terdiri dari anak sekolah, mahasiswa, para pekerja, masyarakat umum dan saluran distribusi seperti Puskop, UMKM Kota Depok dan toko buah-buahan. Semakin berkembang dan beragamnya produk minuman sari buah menjadikan konsumen memiliki kekuatan untuk memilih produk mana yang mereka inginkan, hal ini dapat menjadi ancaman bagi perusahaan apabila tidak bisa meningkatkan daya saingnya.
107
VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan 1. Kekuatan Lokasi perusahaan strategis dekat dengan sumber bahan baku Lokasi perusahaan berada di Kecamatan Sawangan Depok. Lokasi perusahaan cukup strategis karena berdekatan dengan sumber pengadaan bahan baku utama yaitu buah belimbing. Sawangan sendiri merupakan sentra penghasil belimbing terbesar di bandingkan dengan Kecamatan lainnya yang ada di Kota Depok. Perusahaan tidak memiliki beban hutang Sumber modal usaha sepenuhnyaa berasal dari pemilik perusahaan dan modal operasional perusahaan berasal dari keuntungan perusahaan yang diinvestasikan kembali sehingga dalam melakukan kegiatan usahanya perusahaan tidak terkendala dengan masalah pembayaran hutang modal usaha. Proses produksi sesuai SOP Sebagai perusahaan yang berbasis pengolahan makanan dan minuman perusahaan menerapkan SOP (Standar Operasional Prosedur) dalam kegiatan usahanya dengan tujuan untuk menjamin mutu produk. Produk memiliki kelengkapan perizinan Produk sari buah Kyko memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan produk sperti merek produk, nama perusahaan, berat isi, tanggal kadaluarsa, komposisi, izin Depkes RI No. P-IRT 213327601182 serta sertifikat “halal” dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Labelisasi menjadikan konsumen lebih percaya dan yakin terhadap produk yang dipasarkaan memang layak dan aman untuk dikonsumsi. Kegiatan penelitian dan pengembangan berjalan dengan baik Kegiatan penelitian dan pengembangan difokuskan pada pengembangan produk dan peningkatan kualitas produk. Peran serta perusahaan dinalai baik dalam mengikuti berbagai seminar dan pelatihan-pelatihan yang terkait dengan produk yang ditawarkan.
108
Kualitas produk yang terjamin Produk yang ditawarkan memiliki perlengkapan perizinan dan penerapan SOP pada proses pengolahannya menjadikan mutu kualitas produk terjamin. 2. Kelemahan Promosi yang kurang gencar Selama ini promosi yang dilakukan perusahaan tergolong pasif. Promosi hanya dilakukan dari mulut ke mulut dan penyebaran pamflet yang tidak intensif. Promosi yang kurang dikarenakan tidak adanya tenaga khusus yang bertugas untuk melakukan promo. Manajemen yang kurang fokus Dalam manajemen perusahaan terjadi rangkap jabatan yaitu pemilik yang menjadi direktur juga merangkap sebagai bagian keuangan. Hal ini menjadikan manajemen yang kurang fokus karena manajemen pada perusaahaan belum dilakukan secara profesional sehingga masih terjadi tugas, wewenang dan tanggung jawab ganda. Jaringan distribusi yang belum luas Pemasaran dilakukan secara langsung ke konsumen akhir tanpa ada perantara distributor/ agen khusus. Adapun agen yang membeli dalam jumlah besar untuk dijual kembali ke konsumen akhir adalah inisiatif sendiri bukan karena ada hubungan kerjasama dengan pihak perusahaan. Pemasaran produk masih wilayah Kota Depok saja dan belum merata ke seluruh wilayah Kota Depok. Pencatatan sistem keuangan yang belum terkomputerisasi Pencatatan
keuangan
pada
perusahaan
dilakukan
secara
manual
belum
terkomputerisasi. Pencatatan yang dilakukan masih berupa garis besar mengenai penerimaan dan pengeluaran perusahaan. Sistem pencatatan keuangan yang dilakukan perusahaan kurang terperinci dengan baik dikarenakan terkadang transaksi yang terjadi tidak langsung dicatat di buku laporan. Produksi tergantung pada jumlah permintaan Dalam kegiatan usahanya jumlah kapasitas per produksi didasarkan pada jumlah permintaan pasar yang ada. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan kerugian yang terjadi apabila produk tidak laku terjual.
109
SDM yang kurang memadai Karyawan yang direkrut merupakan penduduk di sekitar lokasi usaha yang mayoritas masih berpendidikan rendah. Rendahnya tingkat pendidikan karyawan berpengaruh terhadap pelaksanaan SOP perusahaaan yang membutuhkan keterampilan dan kedisiplinan pegawai. Tabel 11. Identifikasi Lingkungan Internal Perusahaan Internal Manajemen
Pemasaran
Keuangan
Produksi dan Operasi
Penelitian dan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Kekuatan
Kelemahan Manajemen yang kurang fokus SDM yang kurang memadai Produk memiliki kelengkapan Promosi yang kurang perizinan gencar Kualitas produk yang terjamin Jaringan distribusi yang belum luas Perusahaan tidak memiliki beban hutang Lokasi perusahaan strategis Produksi tergantung pada dekat dengan sumber bahan jumlah permintaan baku Proses produksi sesuai SOP Kegiatan penelitian dan pengembangan berjalan dengan baik Pencatatan sistem keuangan yang belum terkomputerisasi
7.2 Identifikasi Peluang dan Ancaman Perusahaan 1. Peluang Dukungan pemerintah setempat sebagai relasi bisnis perusahaan Terkait dengan kebijakan Rencana Strategis Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Pertanian yang menjadikan buah Belimbing sebagai ikon Kota Depok meningkatkan dukungan pemerintah terhadap perusahaan yang bergerak pada pengolahan komoditas unggulan Kota Depok. Hal tersebut menjadi peluang bagi perusahaan untuk menjalin kerjasama dalam menjalankan kegiatan usaha. Tidak adanya segmentasi pasar yang mencolok Produk sari buah merupakan produk minuman siap konsumsi dalam kemasan botol. Produk yang ditawarkan dapat dinikmati oleh konsumen luas tidak ada
110
batasan usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan , agama dan lainnya. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat Masyarakat modern saat ini telah mengalami perubahan pola konsumsi dan kesadaran akan pentingnya kesehatan yaitu dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung nutrisi yang penting bagi kesehatan. Adanya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat memberikan peluang pada usaha sari buah yang merupakan produk olahan buah-buahan alami yang mengandung gizi tinggi yang baik untuk kesehatan. Perkembangan teknologi informasi dan pengolahan pangan Bentuk perkembangan teknologi yang dimanfaatkan oleh CV. TIS dalam segi pemasaran ialah perkembangan di dunia informatika yaitu penggunaan internet sebagai sarana perusahaan untuk mengetahui perkembangan industri minuman sari buah serta sebagai media promosi dan komunikasi. 2. Ancaman Kenaikan harga bahan baku Kenaikan harga bahan baku menjadi faktor ancaman bagi pelaku usaha karena memberikan dampak negatif
terhadap keberlangsungan kegiatan usahanya.
Peningkatan harga bahan baku akan mempengaruhi biaya operasional perusahaan yang semakin meningkat. Biaya operasional yang tinggi berakibat pada penurunan besarnya laba yang didapatkan perusahaan dan dapat menyebabkan peningkatan pada harga jual produk. Perusahaan pesaing memiliki jaringan distribusi yang lebih luas Jaringan distribusi merupakan hal penting dalam memasarkan suatu produk. Semakin luas jaringan distribusi suatu perusahaan maka wilayah pemasaranya akan semakin luas. Pesaing utama CV. TIS memiliki jaringan distribusi luas ke beberapa minimarket bahkan hingga konsumen akhir. Adanya perdagangan bebas (AFTA) Berlakunya AFTA (Asean Free Trade Area) menyebabkan produk-produk luar negeri bebas masuk ke dalam negeri. Adanya ancaman perdagangan bebas dapat berakibat semakin terpuruknya produk-produk lokal yang masih memiliki keterbatasan kapasitas modal dan produksi. Dengan demikian semakin banyak produk luar negeri yang masuk maka tingkat persaingan akan semakin tinggi.
111
Banyaknya produk subtitusi yang beredar di pasar Semakin berkembangnya industri minuman menyebabkan produk ditawarkan pasar akan semakin beragam. Konsumen memiliki akses yang sangat terbuka untuk mendapatkan produk subtitusi. Pada umumnya konsumen cenderung memilih produk yang lebih murah dengan fungsi sama yaitu sebagai minuman yang menyegarkan. Hambatan masuk industri rendah Hambatan masuk industri sari buah relatif kecil karena untuk memulai usaha ini tidak membutuhkan skala usaha dan modal yang besar. Dengan rendahnya hambatan masuk menyebabkan meningkatnya persaingan dalam indupestri sehingga untuk mempertahankan
pelanggannya
perusahaan
harus
mampu
berinovasi
dan
mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas produk. Tabel 12. Identifikasi Lingkungan Eksternal Perusahaan Eksternal Ekonomi Politik
Sosial dan Budaya
Teknologi
Peluang Dukungan pemerintah setempat sebagai relasi bisnis perusahaan Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat Perkembangan teknologi informasi dan pengolahan pangan
Persaingan Antar Anggota Industri Ancaman Masuknya Pendatang Baru Ancaman Produk Pengganti/Subtitusi Daya Tawar Pemasok Daya Tawar Konsumen Tidak adanya segmentasi pasar yang mencolok
Ancaman Kenaikan harga bahan baku Adanya perdagangan bebas (AFTA)
Perusahaan pesaing memiliki jaringan distribusi yang lebih luas Hambatan masuk industri rendah Banyaknya produk subtitusi yang beredar di pasaran
7.3 Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Analisis lingkungan internal perusahaan menghasilkan enam kekuatan dan enam kelemahan. Kekuatan yang dimiliki CV. Tirta Indah Sentosa antara lain; (1) lokasi perusahaan strategis dekat dengan sumber bahan baku (2) perusahaan tidak memiliki 112
beban hutang (3) proses produksi sesuai SOP (4) produk memiliki kelengkapan perizinan (5) kegiatan penelitian dan pengembangan berjalan dengan baik (6) kualitas produk yang terjamin. Faktor kelemahan yang dimiliki perusahaan antara lain; (1) promosi yang kurang gencar (2) manajemen yang kurang fokus (3) jaringan distribusi yang belum luas (4) pencatatan sistem keuangan yang belum terkomputerisasi (5) produksi tergantung pada jumlah permintaan dan (6) SDM yang kurang memadai. Berdasarkan tabel, analisis matriks IFE manghasilkan total skor sebesar 2,550. Total skor IFE mengindikasi bahwa kemampuan CV.Tirta Indah Sentosa dalam merespon lingkungan internalnya di atas rata-rata. Kekuatan utama adalah lokasi strategis dekat dengan bahan baku dengan total skor tertinggi sebesar 0,378 sedangkan yang menjadi kelemahan utama adalah Produksi tergantung pada jumlah permintaan dengan total skor sebesar 0,119. Tabel 13. Hasil Analisis Matriks IFE CV. Tirta Indah Sentosa Faktor Strategi Internal
Bobot RataRata
Lokasi perusahaan strategis dekat dengan 0,0945 sumber bahan baku Perusahaan tidak memiliki beban hutang 0,079 Proses produksi sesuai SOP 0,081 Produk memiliki kelengkapan perizinan 0,085 Kegiatan penelitian dan pengembangan 0,079 berjalan dengan baik Kualitas produk yang terjamin 0,0875 Promosi yang kurang gencar 0,089 Manajemen yang kurang fokus 0,077 Jaringan distribusi yang belum luas 0,093 Pencatatan sistem keuangan yang belum 0,078 terkomputerisasi Produksi tergantung pada jumlah 0,0795 permintaan SDM yang kurang memadai 0,075 Total 1 7.4 Analisis Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)
Rating RataRata
Skor RataRata
4
0,378
3,5 3,5 3,5
0,277 0,284 0,298
2,5
0,198
3 1,5 2 1,5
0,263 0,134 0,154 0,139
2
0,156
1,5
0,119
2
0,150 2,550
Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal terdapat empat peluang dan lima ancaman yang dihadapi perusahaan. Keempat peluang tersebut yaitu; (1) dukungan pemerintah setempat sebagai relasi bisnis perusahaan (2) tidak adanya segmentasi pasar
113
yang mencolok (3) peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat (4) perkembangan teknologi informasi dan pengolahan pangan. Ancaman yang dihadapi perusahaan antara lain; (1) kenaikan harga bahan baku (2) perusahaan pesaing memiliki jaringan distribusi yang lebih luas (3) adanya perdagangan bebas (AFTA) (4) banyaknya produk subtitusi yang beredar di pasaran dan (5) hambatan masuk industri rendah. Analisis matriks EFE yang dilakukan menghasilkan total skor sebesar 2,463. Total skor EFE mengindikasi bahwa kemampuan perusahaan dalam merespon lingkungan eksternal di atas rata-rata. Peluang utama yang dimiliki perusahaan dengan total skor terbesar adalah dukungan pemerintah setempat sebagai relasi bisnis perusahaan dengan skor sebesar 0,270. Ancaman utama ditunjukkan oleh faktor ancaman dengan skor terkecil yaitu adanya perdagangan bebas dengan skor sebesar 0,222. Tabel 14. Hasil Analisis Matriks EFE CV. Tirta Indah Sentosa Faktor Strategi Eksternal Dukungan pemerintah setempat sebagai relasi bisnis perusahaan Tidak adanya segmentasi pasar yang mencolok Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat Perkembangan teknologi informasi dan pengolahan pangan Kenaikan harga bahan baku Perusahaan pesaing memiliki jaringan distribusi yang lebih luas Adanya perdagangan bebas (AFTA) Banyaknya produk subtitusi yang beredar di pasaran Hambatan masuk industri rendah Total
Bobot RataRata
Rating RataRata
Skor RataRata
0,090
3
0,270
0,090
2
0,180
0,104
2
0,208
0,111
1
0,111
0,132
4
0,528
0,125
2
0,250
0,111
2
0,222
0,125
2
0,250
0,111
2
0,222 2,463
7.5 Analisis Matriks Internal-Eksternal (I-E) Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu total skor IFE yang diberi bobot pada sumbu X dan total skor EFE yang diberi bobot pada sumbu Y. Matriks IE bertujuan untuk mengetahui posisi perusahaan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari 114
matriks IFE dan EFE dapat disusun dalam matriks Internal-Eksternal. Nilai matriks IFE sebesar 2,550 sedangkan nilai matriks EFE sebesar 2,463. Melalui total skor dalam matriks IFE dan EFE maka posisi CV. Tirta Indah Sentosa dapat dilihat pada Gambar 7. Berdasarkan hasil IFE/EFE CV. Tirta Indah Sentosa berada pada posisi sel V yaitu pada tahap pertahankan dan pelihara (hold and maintain). Menurut David (2006) , strategi yang sebaiknya diterapkan adalag strategi penetresi pasar dan pengembangan produk. Strategi penetresi pasar adalah strategi yang berusaha meningkatkan market share suatu produk atau jasa melalui usaha pemasaran yang lebih besar sedangkan strategi pengembangan produk yaitu penerapan strategi yang bertujuan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasi produkproduk jasa yang ada.
Skor Total IFE 4,0
Kuat 3,0-4,0
Rata-rata 2,0-2,99
Lemah 1,0-1,99
Skor Total EFE
Tinggi 3,0-4,0
3,0
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Sedang 2,0-2,99
2,0 Rendah 1,0-1,99
1,0
Gambar 7. Matriks IE 7.6 Matriks SWOT Penyusunan matriks SWOT dilakukan setelah mengetahui posisi perusahaan saat ini dengan matriks IE. Matriks SWOT disusun dengan mengkombinasikan faktor internal dan faktor eksternal sehingga menghasilkan alternatif strategi yang sesuai yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Formulasi strategi CV. Tirta Indah Sentosa dapat dilihat pada gambar 8. Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT, maka alternatif strategi yang diperoleh adalah sebagai berikut :
115
STRATEGI S-O Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (Rangkuti, 2006). Berdasarkan analisis matriks SWOT pada CV. Tirta Indah Sentosa dihasilkan alternatif strategi SO yaitu; Meningkatkan kerjasama dengan berbagai stakeholder yang terlibat dalam pengembangan perusahaan Terjalinnya kerjasama yang baik akan sangat mendukung kelancaran kegiatan usaha suatu perusahaan.
Stakeholder yang terlibat dalam kegiatan usaha ini yaitu
pemasok bahan baku, pemerintah kota, para distributor produk dan saluran distribusi seperti UMKM Centre Kota Depok, Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Depok dan toko-toko buah sekitar. Kerjasama yang baik dapat dibina dengan melakukan komunikasi yang baik pula antar stakeholder yag terlibat. Strategi ini juga dapat mengurangi kelemahan yang ada seperti promosi yang kurang gencar dan kurang luasnya jaringan distribusi. Dengan strategi ini diharapkan adanya jaminan ketersediaan bahan baku dan saluran distribusi produk. Mempertahankan dan meningkatkan mutu kualitas produk Produk jus yang dihasilkan perusahaan berkualitas baik karena prosesnya sesuai dengan SOP serta bahan baku yang digunakannya pun berkualitas baik. Produk juga telah dilengkapi oleh sertifikasi BPOM dan sertifikasi halal dari MUI yang artinya produk aman untuk dikonsumsi. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu produk agar tidak kalah dengan produk pesaingnya. Dengan terjaminnya kualitas produk maka akan meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk. Konsumen loyal diharapkan akan membeli produk kembali secara berulang dan dapat mempengaruhi konsumen lain untuk menkonsumsinya. Hal ini juga didukung oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat dan tidak adanya segementasi pasar yang mencolok untuk produk ini merupakan peluang yang besar bagi perusahaan untuk meraih pelanggan baru. STRATEGI S-T Strategi ST adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Terdapat satu alternatif strategi ST yaitu; Efesiensi biaya dan optimalisasi sumberdaya
116
Strategi ini akan memberikan manfaat besar dan menguntungkan bagi perusahaan. Dengan efesiensi biaya dan optimalisasi sumberdaya diharapkan perusahaan terhindar dari pemborosan yang tidak perlu. Sumberdaya dimanfaatkan tepat sesuai dengan kebutuhan yang ada sehingga tidak ada sumberdaya yang terbuang. STRATEGI W-T Strategi WT adalah strategi yang bersifat defensif dengan cara meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Ada dua alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan pada perusahaan yaitu; Mengembangkan jaringan pemasaran dengan menjalin kerjasama dengan agen dan pasar modern. Mengembangkan jaringan pemasaran bertujuan untuk menghadapi persaingan dalam industri terutama menghadapi pesaing utama. Strategi ini dilakukan dengan memilih pasar potensial yang masih berada dalam cakupan wilayah pemasaran dan belum dikuasai oleh pesaing utama. Saat ini wilayah pemasaran perusahaan hanya mencakup Kota Depok dan Jakarta Timur saja. Wilayah pemasaran yang akan dipilih nantinya yaitu mencakup Jakarta, Bogor dan Tangerang. Adanya kerjasama dengan agen dan pasar modern diharapkan akan mempermudah pendistribusian produk sehingga akan memudahkan konsumen untuk memperoleh produk kyko. Perbaikan sistem manajemen dan kualitas SDM. Satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu perusahaan adalah adanya sistem manajemen yang baik dan SDM yang berkualitas. Perbaikan sistem manajemen dan kualitas SDM bertujuan untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menghadapi persaingan sehingga perusahaan tetap bertahan dan dapat berkembang dalam industri tersebut. Strategi ini dapat dilakukan dengan cara mengikuti kegiatan pelatihan-pelatihan dan seminar yang terkait dengan kegiatan usaha.
117
Gambar 8. Hasil Pengolahan Matriks SWOT Internal Strengths-S 1. Lokasi perusahaan strategis dekat dengan sumber bahan baku 2. Perusahaan tidak memiliki beban hutang 3. Proses produksi sesuai SOP 4. Produk memiliki kelengkapan perizinan 5. Kegiatan penelitian dan pengembangan berjalan dengan baik 6. Kualitas produk yang terjamin Eksternal Meningkatkan kerjasama Opportunities-O 1. Dukungan pemerintah dengan berbagai stakeholder setempat sebagai relasi yang terlibat dalam bisnis perusahaan pengembangan perusahaan. 2. Tidak adanya (S1,S2,S3,S4,S5,O1,O2,O3, segmentasi pasar yang O4) mencolok Mempertahankan dan 3. Peningkatan kesadaran meningkatkan mutu kualitas masyarakat akan produk. pentingnya hidup sehat (S3,S4,S5,S6,O1,O4) 4. Perkembangan teknologi informasi dan pengolahan pangan Efesiensi biaya dan Threats-T 1. Kenaikan harga bahan optimalisasi sumberdaya baku (S1,S2,S5,T1,T5). 2. Perusahaan pesaing memiliki jaringan distribusi yang lebih luas 3. Adanya perdagangan bebas (AFTA) 4. Banyaknya produk subtitusi yang beredar di pasaran 5. Hambatan masuk industri rendah
STRATEGI W-O Strategi WO
adalah
strategi
yang
Weakness-W 1. Promosi yang kurang gencar 2. Manajemen yang kurang fokus 3. Jaringan distribusi yang belum luas 4. Pencatatan sistem keuangan yang belum terkomputerisasi 5. Produksi tergantung pada jumlah permintaan 6. SDM yang kurang memadai Peningkatan penggunaan teknologi produksi, informasi dan pemasaran. (W2,W4,W5,W6,O1,O4) Melakukan kegiatan promosi secara aktif kepada konsumen. (W1,W3,O1,O2,O3)
Mengembangkan jaringan pemasaran dengan menjalin kerjasama dengan agen dan pasar modern. (W1,W3,W5,T2,T3,T4,T5) Perbaikan sistem manajemen dan kualitas SDM. (W2,W4,W5,W6,T2,T5)
meminimalkan
kelemahan
untuk
memanfaatkan peluang yang ada. Terdapat dua alternatif strategi WO yaitu;
118
Peningkatan penggunaan teknologi produksi, informasi dan pemasaran. Penggunaan teknologi merupakan satu faktor pendukung dalam kemajuan dan perkembangan perusahaan. Teknologi yang pada umumnya digunakan oleh suatu perusahaan yaitu teknologi produksi, informasi dan pemasaran. Teknologi produksi meliputi penggunaan mesin-mesin pendukung dalam kegiatan usahanya. Teknologi informasi mencakup penggunaan internet dan media lainnya untuk memperoleh informasi serta mengetahui perkembangan yang ada dan sedang terjadi terkait dengan kegiatan usaha. Sedangkan teknologi pemasaran dimanfaatkan untuk mempromosikan produk ke masyarakat. Kemajuan teknologi yang berkembang harus dimanfaatkan perusahaan secara optimal. Dengan penggunaan teknologi yang tepat pekerjaan akan menjadi lebih cepat, mudah dan rapi. Melakukan kegiatan promosi secara aktif kepada konsumen Kegiatan promosi merupakan merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan pemasaran suatu perusahaan. Kegiatan promosi dilakukan untuk menarik minat konsumen terhadap produk sehingga konsumen akan terus mengingat produk kyko dan terus membeli nya berulang kali serta menyadarkan masyarakat akan keberadaan produk tersebut. Dengan kegiatan promosi diharapkan dapat meningkatkan permintaan jus kyko. Promosi dapat dilakukan dengan pemasangan iklan di media cetak, pembuatan leaflet dan brosur serta pembuatan website perusahaan sehingga memudahkan konsumen untuk mengaksesnya. 7.7 Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Setelah diperoleh beberapa alternatif strategi melalui tahap pencocokan yaitu dengan menggunakan matrikhs IE dan matriks SWOT, maka tahap akhir dari analisis formulasi strategi adalah pemilihan strategi yang terbaik. Adapun alat analisis yang digunakan pada tahap pengambilan keputusan ini adalah Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Teknik ini menggunakan input dari analisis tahap pemanduan untuk menentukan secara objektif di antara alternatif strategi. Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor strategis internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. Nilai AS menunjukkan daya tarik masing-masing strategi terhadap faktor kunci internal dan eksternal perusahaan. Nilai AS diperoleh melaui kuisioner yang ditujukan kepada pemilik perusahaan dengan pertimbangan bahwa beliau yang paling 119
mengetahui dan mengerti segala sesuatu yang dibutuhkan oleh CV. Tirta Indah Sentosa. Nilai TAS (Total Attractive Score) responden diperoleh dari hasil perkalian antara bobot rata-rata dan nilai AS dari setiap faktor kunci strategis. Kemudian dilanjutkan perhitungan STAS (Sum Total Attractive Score) responden dengan cara menjumlahkan seluruh nilai TAS dari masing-masing faktor internal dan eksternal. Adapun perhitungan QSPM dapat dilihat pada Lampiran 7. Penjabaran dari strategi-strategi tersebut berdasarkan hasil QSPM adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai stakeholder yang terlibat dalam pengembangan perusahaan (TAS = 5,093) b. Mempertahankan dan meningkatkan mutu kualitas produk (TAS = 5,410) c. Efesiensi biaya dan optimalisasi sumberdaya (TAS = 5,325) d. Mengembangkan jaringan pemasaran dengan menjalin kerjasama dengan agen dan pasar modern (TAS = 5,329) e. Perbaikan sistem manajemen dan kualitas SDM (TAS = 4,903 ) f. Peningkatan penggunaan teknologi produksi, informasi dan pemasaran (TAS = 5,497) g. Melakukan kegiatan promosi secara aktif kepada konsumen (TAS = 5,253) Berdasarkan hasil analisis QSPM, bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan saat ini adalah peningkatan penggunaan teknologi produksi, informasi dan pemasaran dengan TAS tertinggi sebesar 5,497. Strategi ini dilakukan untuk meminimalkan kelemahan dan memanfaatkan peluang yang ada.
Dengan adanya perkembangan
teknologi informasi dan pengolahan pangan perusahaan dapat mengembangkan usahanya dengan diversifikasi produk yang belum dimiliki oleh perusahaan pesaingnya. Seperti yang sudah dilakukan perusahaan saat ini yaitu selain mengolah belimbing menjadi sari buah belimbing juga diolah menjadi dalam bentuk serbuk instant. Strategi dengan nilai TAS terkecil yaitu perbaikan sistem manajemen dan kualitas SDM (TAS = 4, 903). Perusahaan masih mengalami kekurangan tenaga dalam melakukan kegiatan usahanya. Dalam manajemen perusahaan masih terjadi rangkap jabatan, hal ini dapat menjadi kendala bagi perusahaan karena kinerja karyawan menjadi tidak fokus yang pada akhirnya mempengaruhi perkembangan perusahaan. dengan perbaikan sistem manajemen dan kualitas SDM maka pekerjaan akan sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-masing. Selain itu produk yang dihasilkan pun akan 120
berkualitas baik dan pemasaran yang dilakukan tenaga pemasar akan tepat waktu dan tepat sasaran.
121
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Analisis lingkungan internal perusahaan menghasilkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Faktor kekuatan yang dimiliki perusahaan antara lain lokasi perusahaan strategis dekat dengan sumber bahan baku, perusahaan tidak memiliki beban hutang, proses produksi sesuai SOP, produk memiliki kelengkapan perizinan, kegiatan penelitian dan pengembangan berjalan dengan baik sera kualitas produk yang terjamin. Sedangkan yang menjadi faktor kelemahan perusahaan yaitu promosi yang kurang gencar , manajemen yang kurang fokus, jaringan distribusi yang belum luas, pencatatan sistem keuangan yang belum terkomputerisasi dan produksi tergantung pada jumlah permintaan SDM yang kurang memadai. 2. Analisis lingkungan eksternal perusahaan menghasilkan empat faktor peluang dan lima faktor ancaman yang dihadapi perusahaan. Faktor peluang yang dimiliki perusahaan antara lain dukungan pemerintah setempat sebagai relasi bisnis perusahaan, tidak adanya segmentasi pasar yang mencolok, peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat dan perkembangan teknologi informasi dan pengolahan pangan. Sedangkan faktor ancaman yang dihadapi perusahaan terdiri dari kenaikan harga bahan baku , perusahaan pesaing memiliki jaringan distribusi yang lebih luas , adanya perdagangan bebas (AFTA), banyaknya produk subtitusi yang beredar di pasaran dan hambatan masuk industri rendah 3. Berdasarkan hasil matriks IFE dengan skor 2,550 dan matriks EFE dengan skor 2,463 diketahui posisi perusahaan pada matriks IE berada pada sel V yaitu pada kondisi pertahankan dan pelihara. Dari matriks SWOT diperoleh tujuh alternatif strategi pemasaran yang dapat digunakan perusahaan. Ketujuhalternatif strategi tersebut antara lain
meningkatkan kerjasama dengan berbagai stakeholder yang
terlibat dalam pengembangan perusahaan (SO1), mempertahankan dan meningkatkan mutu kualitas produk (SO2), efesiensi biaya dan optimalisasi sumberdaya (ST), peningkatan penggunaan teknologi produksi, informasi dan pemasaran (WO1), melakukan kegiatan promosi secara aktif kepada konsumen (WO2), mengembangkan 122
jaringan pemasaran dengan menjalin kerjasama dengan agen dan pasar modern (WT1), perbaikan sistem manajemen dan kualitas SDM (WT2). 4. Hasil dari pengolahan QSPM dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan saat ini adalah peningkatan penggunaan teknologi produksi, informasi dan pemasaran dengan TAS tertinggi sebesar 5,497. Strategi ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Prioritas kedua adalah mempertahankan dan meningkatkan mutu kualitas produk dengan nilai TAS sebesar 5, 410. Prioritas ketiga mengembangkan jaringan pemasaran dengan menjalin kerjasama dengan agen dan pasar modern dengan nilai TAS 5,329. Selanjutnya efesiensi biaya dan optimalisasi sumberdaya (TAS = 5,329), melakukan kegiatan promosi secara aktif kepada konsumen (TAS =5,325) meningkatkan kerjasama dengan berbagai stakeholder yang terlibat dalam pengembangan perusahaan (TAS = 5,093) dan perbaikan sistem manajemen dan kualitas SDM (TAS = 4,903)
8.2 Saran Berdasarkan keseluruhan hasil analisis maka saran yang diberikan untuk perusahaan antara lain: 1. CV TIS diharapkan dapat memanfaatkan teknologi yang lebih modern baik mencakup produksi, informasi dan pemasaran seperti melakukan investasi mesin. Dengan investasi mesin diharapkan
perusahaan dapat meningkatkan
kualitas,
kapasitas dan kontinuitas produk dalam memenuhi permintaan konsumen. Selain itu penggunaan internet dalam kegiatan usahanya karena selain sebagai media promosi juga dapat digunakan sebagai media komunikasi dengan para stakeholders serta 2. Perusahaan diharapkan mencari dan menjalin kerjasama dengan agen serta pasar modern yang ada di Kota Depok dan sekitarnya sehingga dapat mengembangkan jaringan pemasaran produk. Perusahaan juga diharapkan berperan aktif dalam rangka kegiatan-kegiatan besar baik di lingkungan instansi pemerintah, swasta, sekolah dan konsumen keluarga dengan membuka stand serta melengkapi persyaratan dan kelengkapan produk untuk memasuki pasar minimarket dan supermarket. 3. CV TIS diharapkan dapat memperbaiki sistem manajeman dan meningkatkan
123
sumberdaya manusia dengan mengikutsertakan karyawan dalam pelatihan serta meningkatkan kontrol terhadap kinerja karyawan. Hal ini karena aspek manajeman dan sumberdaya manusia merupakan faktor penting bagi perusahaan. 4. Strategi yang telah dipilih sebaiknya dikomunikasikan kepada seluruh pihak yang terkait agar proses pencapaian tujuan strategis dapat dilakukan dengan baik dan hasil yang dicapai sesuai dengan harapan.
124
DAFTAR PUSAKA Apriande, Cila. 2009. Strategi Pengembangan Usaha Minuman Kopi Herbal Instan Oriental Coffe pada CV. Agrifamili Renanthera, Bogor. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Badan Pusat Statistik. 2009. Produksi Buah-buahan di Indonesia. Jakarta. http: //www.bps.go.id. [12 Februari 2010] Beruntung. 2005. Formulasi Strategi Pengembangan Bisnis Nata De Coco di PT. Keong Nusantara Abadi, Kabupaten Natar, Lampung. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. David, Freddy R. 2006. Manajemen Strategis Konsep, Kasus dan Implementasi. Terjemahan. PT Andi. Jakarta. David, Hunger dan Thomas L. Wheelen. 2003. Manajemen Strategis. Edisi kedua. Penerbit ANDI. Yogyakarta. Direktorat Jenderal Hortikultura. 2008. Konsumsi Perkapita Hortikultura. Jakarta. http ://www.hortikultura.deptan.go.id. [12 Februari 2010] Fauzi, Harry Adam 2007. Analisis Strategik Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Di Kota Depok. Tesis. Program Magister Manajemen. Fakultas Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Firdaus, Muhammad. 2009. Strategi Pengembangan Usaha Sari Buah Jambu Biji pada PT. Lipisari Patna, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Fusfitawati, Ita. 2009. Strategi Pengembangan Usaha Kecil pada Empat Perusahaan Nata de Coco di Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Habib,Syaiful. 2008. Strategi Pengembangan Usaha Minuman Jahe Merah (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV. Hanabio, Bogor. Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. . Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium Jilid Satu. PT Prehalindo. Jakarta. Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Galia Indonesia. Jakarta.
125
Okta. 2004. Formulasi Strategi Bersaing Minuman Buah Sirsak PT. Minuman SAP. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Pearce dan Robinson. 2008. Manajemen Strategis. Buku Satu Edisi Sepuluh. Salemba Empat. Jakarta. Parimin. 2007. Jambu biji: Budidaya Dan Ragam Pemanfaatannya. Penebar Swadaya. Jakarta. Purnomo, SH dan Zulkieflimansyah. 2005. Manajemen Startegi Sebuah Konsep Pengantar. Buku Seri Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia. Jakarta. Pusat Kajian Buah Tropika. 2009. Nenas. Bogor. http://www.pkbt.ipb.ac. [15 Februari 2010] Pusat Kajian Buah Tropika. 2009. Pepaya. Bogor. http://www.pkbt.ipb.ac. [15 Februari 2010] Rangkuti, Freddy. 2005. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sumiati, Ulum. 2009. Strategi Pengembangan Usaha Bawang Merah Goreng PO. Mekar Wangi Kabupaten Kuningan. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sumiati, Ulum. 2009. Strategi Pengembangan Usaha Bawang Merah Goreng PO. Mekar Wangi Kabupaten Kuningan. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Wijayanti, Retno. 2008. Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih Kabupaten Bogor. Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
126
LAMPIRAN
127
Lampiran 1.
KUESIONER PENELITIAN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SARI BUAH BELIMBING DALAM RANGKA PENINGKATAN VOLUME USAHA PENJUALAN PADA CV. TIRTA INDAH SENTOSA
PENENTUAN BOBOT DAN RATING TERHADAP FAKTOR STRATEGI INTERNAL PERUSAHAAN IDENTITAS RESPONDEN Nama Jabatan
: ........................................ : ........................................
Saya sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu agar dapat mengisi kuesioner ini dengan benar dan objektif, karena kuesioner ini merupakan penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah.
ISMI SHAUMI RATNA ARUM H34076082
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
128
KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN BOBOT DAN RATING TERHADAP FAKTOR STRATEGI INTERNAL PERUSAHAAN
Nama responden Jabatan
: :
1. Penilaian Bobot Terhadap Faktor-Faktor Strategi Internal (Kekuatan dan Kelemahan) Petunjuk Pengisian Penilaian bobot setiap variabel menggunakan skala 1, 2 dan 3 Nilai 1 = jika indikator horisontal kurang penting dari indikator vertikal Nilai 2 = jika indikator horisontal sama penting dari indikator vertikal Nilai 3 = jika indikator horisontal lebih penting dari indikator vertikal Faktor Strategi Internal A. Lokasi perusahaan strategis B. Perusahaan tidak memiliki beban hutang C. Proses produksi sesuai SOP D. Produk memilki kelengkapan perizinan E. Penelitian Pengembangan baik F. Kualitas produk terjamin G. Promosi kurang gencar H. Manajemen kurang fokus I. Jaringan distribusi kurang luas J. Pencatatan belum terkomputerisasi K. SDM kurang memadai L. Produksi sesuai permintaan TOTAL
A
B
C
D
E
F
G H
I
J
K
L
Keterangan : Kekuatan A. Lokasi perusahaan strategis dekat dengan sumber bahan baku B. Perusahaan tidak memiliki beban hutang C. Proses produksi sesuai SOP D. Produk memiliki kelengkapan perizinan E . Kegiatan penelitian dan pengembangan berjalan dengan baik F . Kualitas produk yang terjamin Kelemahan A . Promosi yang kurang gencar B . Manajemen yang kurang fokus C . Jaringan distribusi yang belum luas D . Pencatatan sistem keuangan yang belum terkomputerisasi E . Produksi tergantung pada jumlah permintaan F . SDM yang kurang memadai
129
Total
2. Pemberian Peringkat Terhadap Faktor-Faktor Internal Perusahaan 2.1 Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Kekuatan Petunjuk pengisian : Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak/ibu. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini : Skala 4 = jika faktor tersebut sangat kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 3 = jika faktor tersebut kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 2 = jika faktor tersebut lemah dibandingkan dengan pesaing Skala 1 = jika faktor tersebut sangat lemah dibandingkan dengan pesaing Menurut Bapak/ibu bagaimana kondisi perusahaan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing atau industri-industri yang memproduksi produk sejenis dalam hal faktor-faktor kekuatan yang dimiliki perusahaan sebagai berikut : No Kekuatan 1 2 3 4 Lokasi perusahaan strategis dekat dengan 1. sumber bahan baku 2. Perusahaan tidak memiliki beban hutang 3. Proses produksi sesuai SOP 4. Produk memiliki kelengkapan perizinan Kegiatan penelitian dan pengembangan 5. berjalan dengan baik 6. Kualitas produk yang terjamin 2.2 Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Kelemahan Petunjuk pengisian : Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kelemahan usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak/ibu. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini : Skala 4 = jika faktor tersebut sangat kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 3 = jika faktor tersebut kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 2 = jika faktor tersebut lemah dibandingkan dengan pesaing Skala 1 = jika faktor tersebut sangat lemah dibandingkan dengan pesaing Menurut Bapak/ibu bagaimana kondisi perusahaan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing atau industri-industri yang memproduksi produk sejenis dalam hal faktor-faktor kelemahan yang dimiliki perusahaan sebagai berikut : No Kelemahan 1 2 3 4 1 Promosi yang kurang gencar 2 Manajemen yang kurang fokus 3 Jaringan distribusi yang belum luas Pencatatan sistem keuangan yang belum 4 terkomputerisasi 5 Produksi tergantung pada jumlah permintaan 6 SDM yang kurang memadai
130
Lampiran 2.
KUESIONER PENELITIAN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SARI BUAH BELIMBING DALAM RANGKA PENINGKATAN VOLUME USAHA PENJUALAN PADA CV. TIRTA INDAH SENTOSA
PENENTUAN BOBOT DAN RATING TERHADAP FAKTOR STRATEGI EKSTERNAL PERUSAHAAN IDENTITAS RESPONDEN Nama Jabatan
: ........................................ : ........................................
Saya sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu agar dapat mengisi kuesioner ini dengan benar dan objektif, karena kuesioner ini merupakan penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah.
ISMI SHAUMI RATNA ARUM H34076082
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
131
1. Penilaian Bobot Terhadap Faktor-Faktor Strategis Eksternal (Peluang dan Ancaman) Petunjuk Pengisian Penilaian bobot setiap variabel menggunakan skala 1, 2 dan 3 Nilai 1 = jika indikator horisontal kurang penting dari indikator vertikal Nilai 2 = jika indikator horisontal sama penting dari indikator vertikal Nilai 3 = jika indikator horisontal lebih penting dari indikator vertikal Catatan : Cara membaca perbandingan dimulai dari vertikal pada baris 1 terhadap kolom 1 dan harus konsisten. Faktor Strategi Eksternal A. Dukungan pemerintah setempat sebagai relasi bisnis perusahaan B. Tidak adanya segmentasi pasar yang mencolok C. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat D. Perkembangan teknologi informasi dan pengolahan pangan E. Kenaikan harga bahan baku F. Perusahaan pesaing memiliki jaringan distribusi yang lebih luas G. Adanya perdagangan bebas (AFTA) H. Banyaknya produk subtitusi yang beredar di pasaran I. Hambatan masuk industri rendah TOTAL
A
B
C
D
E
F
G
H
I
Total
Keterangan : Peluang A. Dukungan pemerintah setempat sebagai relasi bisnis perusahaan B. Tidak adanya segmentasi pasar yang mencolok C. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat D. Perkembangan teknologi informasi dan pengolahan pangan Ancaman A. Kenaikan harga bahan baku B. Perusahaan pesaing memiliki jaringan distribusi yang lebih luas C. Adanya perdagangan bebas (AFTA) D. Banyaknya produk subtitusi yang beredar di pasaran E. Hambatan masuk industri rendah
132
2. Pemberian Peringkat (Peluang dan Ancaman)
Terhadap
Faktor-Faktor
Eksternal
Perusahaan
2.1 Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Peluang Petunjuk pengisian : Tentukan nilai peringkat atau rating didasarkan pada kemampuan usaha dalam meraih peluang yang ada berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak/ibu. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini : Skala 4 = jika usaha tersebut mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam meraih peluang yang ada Skala 3 = jika usaha tersebut mempunyai kemampuan yang baik dalam meraih peluang yang ada Skala 2 = jika usaha tersebut mempunyai kemampuan yang sedang dalam meraih peluang yang ada Skala 1 = jika usaha tersebut mempunyai kemampuan yang tidak baik dalam meraih peluang yang ada Menurut Bapak/ibu bagaimana perusahaan dapat memanfaatkan peluang berikut : No Peluang 1 2 3 4 Dukungan pemerintah setempat sebagai 1. relasi bisnis perusahaan Tidak adanya segmentasi pasar yang 2. mencolok Peningkatan kesadaran masyarakat akan 3. pentingnya hidup sehat Perkembangan teknologi informasi dan 4. pengolahan pangan 2.2 Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Ancaman Petunjuk pengisian : Tentukan nilai peringkat atau rating didasarkan pada besarnya ancaman dalam mempengaruhi keberadaan usaha di masa depan berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak/ibu. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini : Skala 4 = jika faktor ancaman sangat kuat mempengaruhi keberadaan usaha Skala 3 = jika faktor ancaman kuat mempengaruhi keberadaan usaha Skala 2 = jika faktor ancaman memberikan pengaruh yang biasa terhadap keberadaan usaha Skala 1 = jika faktor ancaman tidak berpengaruh terhadap keberadaan usaha Menurut Bapak/ibu bagaimana pengaruh ancaman terhadap perusahaan berikut : No Ancaman 1 2 3 4 1. Kenaikan harga bahan baku Perusahaan pesaing memiliki jaringan 2. distribusi yang lebih luas 3. Adanya perdagangan bebas (AFTA) 4. Banyaknya produk subtitusi yang beredar 5. Hambatan masuk industri rendah
133
Lampiran 3.
Penilaian Bobot Terhadap Faktor Internal Perusahaan Pakar 1; Ibu Dwi Retno (Pemilik CV. Tirta Indah Sentosa) Faktor Strategi Internal A B C D A. Lokasi perusahaan 3 2 1 strategis B. Perusahaan tidak 1 2 1 memiliki beban hutang C. Proses produksi sesuai 2 3 2 SOP D. Produk memilki 1 2 2 kelengkapan perizinan E. Penelitian 1 1 2 2 Pengembangan baik F. Kualitas produk terjamin 2 3 2 2 G. Promosi kurang gencar H. Manajemen kurang fokus I. Jaringan distribusi kurang luas J. Pencatatan belum terkomputerisasi K. SDM kurang memadai L. Produksi sesuai permintaan TOTAL
E
F
G
H
I
J
K
L
Total
Bobot
1
2
2
2
2
3
3
3
24
0,094
2
1
1
3
1
2
3
2
19
0,075
2
2
2
2
1
1
3
2
22
0,086
2
2
3
1
1
3
2
2
21
0,083
2
3
1
3
2
2
2
19
0,075
2
2
2
1
1
2
21
0.083
1
2
1
2
2
21
0,083
1
2
2
3
22
0,086
1
2
2
24
0,094
2
2
23
0,091
2
21
0,083
17
0,067
254
1
2
2
3
3
2
1
2
1
1
2
3
3
2
2
2
3
3
2
1
3
2
3
1
2
2
1
2
3
3
2
3
2
2
2
2
1
2
2
2
3
1
1
2
2
1
1
2
2
1
2
1
2
134
Pakar 2; Bapak Mussa (Bagian Produksi CV. Tirta Indah Sentosa) Faktor Strategi Internal A B C D E A. Lokasi perusahaan 3 2 2 3 strategis B. Perusahaan tidak 1 2 1 2 memiliki beban hutang C. Proses produksi sesuai 1 2 2 2 SOP D. Produk memilki 2 3 2 3 kelengkapan perizinan E. Penelitian 2 2 2 1 Pengembangan baik F. Kualitas produk terjamin 2 2 2 2 2 G. Promosi kurang gencar H. Manajemen kurang fokus I. Jaringan distribusi kurang luas J. Pencatatan belum terkomputerisasi K. SDM kurang memadai L. Produksi sesuai permintaan TOTAL Lampiran 4.
F
G
H
I
J
K
L
Total
Bobot
2
2
2
2
2
2
2
25
0,095
2
3
2
3
1
3
2
22
0,083
2
1
2
1
3
2
2
20
0,076
2
1
2
1
3
2
2
23
0,087
2
2
1
3
2
2
3
22
0,083
2
3
2
3
2
2
24
0,092
3
2
3
2
2
25
0,095
1
2
1
1
18
0,068
3
2
2
24
0,092
2
1
17
0,065
2
20
0,076
22
0,083
262
1
2
1
3
3
2
2
2
2
2
2
3
1
1
2
1
3
3
1
2
2
3
2
3
1
1
2
1
1
2
1
2
1
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
3
2
Penilaian Bobot Terhadap Faktor Lingkungan Eksternal 135
Pakar 3; Bapak Andi (Bendahara Puskop Depok) Faktor Strategi Eksternal A. Dukungan pemerintah setempat sebagai relasi bisnis perusahaan B. Tidak adanya segmentasi pasar yang mencolok C. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat D. Perkembangan teknologi informasi dan pengolahan pangan E. Kenaikan harga bahan baku F. Perusahaan pesaing memiliki jaringan distribusi yang lebih luas G. Adanya perdagangan bebas (AFTA) H. Banyaknya produk subtitusi yang beredar di pasaran I. Hambatan masuk industri rendah TOTAL
A
B
C
D
E
F
G
H
I
Total
Bobot
2
2
1
2
1
1
2
2
13
0,090
2
1
1
2
2
1
2
13
0,090
2
2
2
2
1
2
15
0,104
2
1
2
2
1
16
0,111
2
2
2
3
19
0,132
2
2
2
18
0,125
2
1
16
0,111
2
18
0,125
16
0,111
144
1
2 2
2
3
3
2
2
3
2
3
3
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
3
1
2
2
2
136
Lampiran 5 Penilaian Rata-Rata Bobot Faktor Internal CV. Tirta Indah Sentosa Faktor Strategi Internal A. Lokasi perusahaan strategis B. Perusahaan tidak memiliki beban hutang C. Proses produksi sesuai SOP D. Produk memilki kelengkapan perizinan E. Penelitian Pengembangan baik F. Kualitas produk terjamin G. Promosi kurang gencar H. Manajemen kurang fokus I. Jaringan distribusi kurang luas J. Pencatatan belum terkomputerisasi K. SDM kurang memadai L. Produksi sesuai permintaan
Pakar 1 0,094
Pakar 2 0,095
Rata-Rata 0,0945
0,075
0,083
0,079
0,086
0,076
0,081
0,083
0,087
0,085
0,075 0,083 0,083 0,086 0,094 0,091 0,083 0,067
0,083 0,092 0,095 0,068 0,092 0,065 0,076 0,083
0,079 0,0875 0,089 0,077 0,093 0,078 0,0795 0,075 Peni
laian Rata-Rata Bobot Faktor Eksternal CV. Tirta Indah Sentosa Faktor Strategi Eksternal A. Dukungan pemerintah setempat sebagai relasi bisnis perusahaan B. Tidak adanya segmentasi pasar yang mencolok C. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat D. Perkembangan teknologi informasi dan pengolahan pangan E. Kenaikan harga bahan baku F. Perusahaan pesaing memiliki jaringan distribusi yang lebih luas G. Adanya perdagangan bebas (AFTA) H. Banyaknya produk subtitusi yang beredar di pasaran I. Hambatan masuk industri rendah
Pakar3 0,090 0,090 0,104 0,111 0,132 0,125 0,111 0,125 0,111
137
Penilaian Rata-Rata Rating Faktor Internal CV. Tirta Indah Sentosa
Faktor Strategi Internal A. Lokasi perusahaan strategis B. Perusahaan tidak memiliki beban hutang C. Proses produksi sesuai SOP D. Produk memilki kelengkapan perizinan E. Penelitian Pengembangan baik F. Kualitas produk terjamin G. Promosi kurang gencar H. Manajemen kurang fokus I. Jaringan distribusi kurang luas J. Pencatatan belum terkomputerisasi K. SDM kurang memadai L. Produksi sesuai permintaan
Pakar 1
Pakar 2
4
4
Ratarata 4
4
3
3,5
3 3 2 3 1 2 1 2 1 2
4 4 3 3 2 2 2 2 2 2
3,5 3,5 2,5 3 1,5 2 1,5 2 1,5 2
Penilaian Rata-Rata Rating Faktor Eksternal CV. Tirta Indah Sentosa Faktor Strategi Eksternal Pakar 3 A. Dukungan pemerintah setempat sebagai relasi 3 bisnis perusahaan B. Tidak adanya segmentasi pasar yang mencolok 2 C. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya 2 hidup sehat D. Perkembangan teknologi informasi dan pengolahan 1 pangan E. Kenaikan harga bahan baku 4 F. Perusahaan pesaing memiliki jaringan distribusi 2 yang lebih luas G. Adanya perdagangan bebas (AFTA) 2 H. Banyaknya produk subtitusi yang beredar di 2 pasaran I. Hambatan masuk industri rendah 2
138
Hasil Analisis Matriks IFE CV. Tirta Indah Sentosa Bobot Faktor Strategi Internal RataRata Lokasi perusahaan strategis dekat dengan 0,0945 sumber bahan baku Perusahaan tidak memiliki beban hutang 0,079 Proses produksi sesuai SOP 0,081 Produk memiliki kelengkapan perizinan 0,085 Kegiatan penelitian dan pengembangan 0,079 berjalan dengan baik Kualitas produk yang terjamin 0,0875 Promosi yang kurang gencar 0,089 Manajemen yang kurang fokus 0,077 Jaringan distribusi yang belum luas 0,093 Pencatatan sistem keuangan yang belum 0,078 terkomputerisasi Produksi tergantung pada jumlah 0,0795 permintaan SDM yang kurang memadai 0,075 Total 1 Hasil Analisis Matriks EFE CV. Tirta Indah Sentosa Bobot Faktor Strategi Eksternal RataRata Dukungan pemerintah setempat sebagai relasi 0,090 bisnis perusahaan Tidak adanya segmentasi pasar yang 0,090 mencolok Peningkatan kesadaran masyarakat akan 0,104 pentingnya hidup sehat Perkembangan teknologi informasi dan 0,111 pengolahan pangan Kenaikan harga bahan baku 0,132 Perusahaan pesaing memiliki jaringan 0,125 distribusi yang lebih luas Adanya perdagangan bebas (AFTA) 0,111 Banyaknya produk subtitusi yang beredar di 0,125 pasaran Hambatan masuk industri rendah 0,111 Total
Rating RataRata
Skor RataRata
4
0,378
3,5 3,5 3,5
0,277 0,284 0,298
2,5
0,198
3 1,5 2 1,5
0,263 0,134 0,154 0,139
2
0,156
1,5
0,119
2
0,150 2,550
Rating RataRata
Skor RataRata
3
0,270
2
0,180
2
0,208
1
0,111
4
0,528
2
0,250
2
0,222
2
0,250
2
0,222 2,463
139
Lampiran 6. KUESIONER PENENTUAN ATTRACTIVENESS SCORE Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh informasi sebagai bahan untuk penelitian saya tentang ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV. TIRTA INDAH SENTOSA. Penelitian ini digunakan untuk penyusunan tugas akhir di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. IDENTITAS RESPONDEN Nama Jabatan
: :
Saya sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu agar dapat mengisi kuesioner ini dengan benar dan objektif, karena kuesioner ini merupakan penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah.
ISMI SHAUMI RATNA ARUM H34076082
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 140
KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN STRATEGI TERPILIH DENGAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM) Tujuan: QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. QSPM secara objektif akan mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik untuk dilakukan. Alternatif strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT: Strategi 1 : Meningkatkan kerjasama dengan berbagai stakeholder yang terlibat dalam pengembangan perusahaan Strategi 2 : Mempertahankan dan meningkatkan mutu kualitas produk Strategi 3 : Efesiensi biaya dan optimalisasi sumberdaya Strategi 4 : Mengembangkan jaringan pemasaran dengan menjalin kerjasama dengan agen dan pasar modern. Strategi 5 : Perbaikan sistem manajemen dan kualitas SDM. Strategi 6 : Peningkatan penggunaan teknologi produksi, informasi dan pemasaran. Strategi 7 : Melakukan kegiatan promosi secara aktif kepada konsumen
Petunjuk Pengisian: Tentukan AS atau daya tarik masing-masing faktor internal (kekuatan-kelemahan) serta
faktor
eksternal
(peluang-ancaman)
untuk
masing-masing
alternatif
strategi
pengembangan sebagaimana disebut di atas. 1 = Jika alternatif strategi tidak menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain. 2 = Jika alternatif strategi agak menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain. 3 = Jika alternatif strategi cukup menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain. 4 = Jika alternatif strategi sangat menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif
lain.
141
Faktor Sukses Kritis
Bobot
Strategi 1 TA AS S
Strategi 2 AS TAS
Strategi 3 TA AS S
Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 A A S TAS AS TAS S TAS
Strategi 7 A TA S S
Kekuatan Lokasi perusahaan strategis dekat dengan sumber bahan baku Perusahaan tidak memiliki beban hutang Proses produksi sesuai SOP Produk memiliki kelengkapan perizinan Kegiatan penelitian dan pengembangan berjalan dengan baik Kualitas produk yang terjamin Kelemahan Promosi yang kurang gencar Manajemen yang kurang fokus Jaringan distribusi yang belum luas Pencatatan sistem keuangan yang belum terkomputerisasi SDM yang kurang memadai Produksi tergantung pada jumlah permintaan Peluang Dukungan pemerintah setempat sebagai relasi bisnis perusahaan Tidak adanya segmentasi pasar yang mencolok Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat Perkembangan teknologi informasi dan pengolahan pangan Ancaman 142
Kenaikan harga bahan baku Perusahaan pesaing memiliki jaringan distribusi yang lebih luas Adanya perdagangan bebas (AFTA) Banyaknya produk subtitusi yang beredar Hambatan masuk industri rendah Total Lampiran 7. Hasil Analisis Quantitative Strategic Planning Matrix Faktor Sukses Kritis Kekuatan Lokasi perusahaan strategis dekat dengan sumber bahan baku Perusahaan tidak memiliki beban hutang Proses produksi sesuai SOP Produk memiliki kelengkapan perizinan Kegiatan penelitian dan pengembangan berjalan dengan baik Kualitas produk yang terjamin Kelemahan Promosi yang kurang gencar Manajemen yang kurang fokus Jaringan distribusi yang belum luas Pencatatan sistem keuangan yang belum terkomputerisasi SDM yang kurang memadai Produksi tergantung pada jumlah permintaan Peluang
Bobot
0,094 0,075 0,086 0,083 0,075
Strategi * AS TAS
Strategi ** AS TAS
Strategi *** AS TAS
Strategi **** AS TAS
Strategi ***** AS TAS
Strategi ****** AS TAS
4 0,376 3 3 4 4
0,282 0,225 0,344 0,332
4 3 4 4
0,376 0,225 0,344 0,332
4 0,376 4 0,3 4 0,344 3 0,249
4 3 4 4
0,376 0,225 0,344 0,332
4 3 4 3
0,376 0,225 0,344 0,249
4 3 4 4
0,376 0,225 0,344 0,332
4 0,3 3 0,249
4 0,3 4 0,332
4 0,3 4 0,332
4 0,3 4 0,332
0,083
4 0,3 3 0,249
4 0,3 4 0,332
0,083 0,086 0,094
2 0,166 1 0,086 2 0,188
1 0,083 2 0,172 1 0,094
2 2 2
0,166 0,172 0,188
2 0,166 1 0,086 2 0,188
2 0,166 2 0,172 2 0,188
2 0,166 2 0,172 2 0,188
1 0,091 2 0,166 2 0,134
1 0,091 2 0,166 2 0,134
1 2 1
0,091 0,166 0,067
1 0,091 2 0,166 1 0,067
2 0,182 2 0,166 1 0,067
2 0,182 2 0,166 2 0,134
0,091 0,083 0,067
Strategi ******* AS TAS
3 0,225 3 0,258 4 0,332 4 0,3 4 0,332 2 2 2 1
0,166 0,172 0,188 0,091
2 0,166 1 0,067
143
Dukungan pemerintah setempat sebagai relasi bisnis Tidak adanya segmentasi pasar yang mencolok Peningkatan kesadaran masyarakat pentingnya hidup sehat Perkembangan teknologi informasi dan pengolahan pangan Ancaman Kenaikan harga bahan baku Perusahaan pesaing memiliki jaringan distribusi yang lebih luas Adanya perdagangan bebas (AFTA) Banyaknya produk subtitusi yang beredar Hambatan masuk industri rendah Total
0,090 0,090 0,104 0,111 0,132 0,125 0,111 0,125 0,111
4 3
0,36 0,27
3 0,312
3 3
0,27 0,27
3 3
0,27 0,27
4 0,416
3
0,312
4 4
0,36 0,36
4 0,416
3 3
0,27 0,27
3 0,312
4 4
0,36 0,36
4 0,36 4 0,36 3 0,312
3 0,312 3 0,333
4 0,444
4 0,444
4
0,444
4 0,444
4 0,444
4 0,444
1 0,132
4 0,528
4
0,528
1 0,132
1 0,132
1 0,132
3 0,375 1 0,111 2 0,25 2 0,222 5,093
1 1 3 2
2 2 2 1
0,25 0,222 0,25 0,111 5,325
3 3 1 1
2 0,25 1 0,111 1 0,125 2 0,222 4,903
3 1 3 1
0,125 0,111 0,375 0,222 5,41
0,375 0,333 0,125 0,111 5,329
0,375 0,111 0,375 0,111 5,497
1 0,132 4 0,5 2 0,222 2 0,25 1 0,111 5,253
144
Keterangan Strategi * : Meningkatkan kerjasama dengan berbagai stakeholder yang terlibat dalam pengembangan perusahaan Strategi ** : Mempertahankan dan meningkatkan mutu kualitas produk Strategi *** : Efesiensi biaya dan optimalisasi sumberdaya Strategi **** : Mengembangkan jaringan pemasaran dengan menjalin kerjasama dengan agen dan pasar modern. Strategi *****
: Perbaikan sistem manajemen dan kualitas SDM.
Strategi ****** : Peningkatan penggunaan teknologi produksi, informasi dan pemasaran. Strategi ******* : Melakukan kegiatan promosi secara aktif kepada konsumen
145