PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PERSEDIAAN, RASIO CEPAT DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) (Studi Empiris pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014) Arum Pranandari 120462201212 Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Jl.Politeknik Senggarang, Kepulauan Riau, Indonesia ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris dan menganalisis Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Persediaan, Rasio Cepat dan Perputaran Piutang Terhadap Return On Asset (ROA) pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dan memperoleh sampel sebesar 24 perusahaan atau 120 pengamatan pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2014. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara parsial Perputaran Kas tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Sedangkan Peputaran Persediaan, Rasio Cepat dan Perputaran Piutang berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Dan secara simultan Perputaran Kas, Perputaran Persediaan, Rasio Cepat dan Perputaran Piutang berpengaruh Terhadap Return On Asset (ROA). Kata Kunci: Perputaran Kas, Perputaran Persediaan, Rasio Cepat, Perputaran Piutang dan Return On Asset (ROA).
Jurnal Akuntansi UMRAH Arum Pranandari (120462201212)
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Laporan keuangan yang merupakan muara atau hasil dari aktivitas keuangan selama periode tertentu diharapkan mampu memberikan informasi yang terbuka dan jujur, sehingga dengan laporan yang relevan dan dapat dipercaya akan menghilangkan keragu-raguan atau ketakutan akan kegiatan investasi yang dilakukan. Laporan laba rugi (income statement) yang merupakan bagian dari laporan keuangan yang sangat penting adalah laporan yang menyajikan ukuran keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Lewat laporan laba rugi, investor dapat mengetahui besarnya tingkat profitabilitas yang dihasilkan investee Hery (dalam Suminar, 2015). Rasio profitabilitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA). Return On asset merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan (Kasmir, 2011:202). Persediaan, kas dan piutang merupakan komponen aktiva lancar yang paling berperan dalam menjalankan aktivitas penjualan pada perusahaan manufaktur. Perusahaan akan berusaha mendapatkan laba dengan cara menjual persediaannya baik secara tunai maupun kredit, semakin sering persediaan terjual semakin tinggi tingkat perputaran persediaannya,dan kemungkinan semakin besar perusahaan akan memperoleh laba. penjualan tunai akan mempercepat perputaran kas sehingga meminimalkan resiko yang mungkin terjadi dalam penjualan kredit, Kas merupakan aktiva yang paling likuid yang dimiliki perusahaan, kas akan diurut atau ditempatkan sebagai komponen pertama dari aktiva lancar dalam neraca. Piutang juga merupakan bagian dari aktiva lancar yang merupakan bukti dari adanya penjualan kredit, semakin cepat piutang diubah menjadi kas maka semakin bagus pula perputaran piutangnya, semakin kecil kemungkinan piutang dapat ditagih.
Jurnal Akuntansi UMRAH Arum Pranandari (120462201212)
2
Quick Ratio sering disebut dengan istilah rasio cepat. Rasio cepat adalah ukuran uji solvensi jangka pendek yang lebih teliti daripada rasio lancar karena pembilangnya mengeliminasi persediaan yang dianggap aktiva lancar yang sedikit likuid dan kemungkinan menjadi sumber kerugian Menurut (Fahmi, 2012:125). Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh perputaran kas, perputaran persediaan, rasio cepat, dan perputaran piutang terhadap Return On Asset (ROA) karena dari hasil penelitian sebelumnya yang masih saling kontradiksi. TINJAUAN PUSTAKA Return On Asset (ROA) Menurut Hery, (2015:228) Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptaka laba bersih. Dengan kata lain, rasio digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap total aset. Semakin tinggi hasil pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Sebaliknya, semakin rendah hasil pengembalia atas aset berarti semakin rendah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Perputaran Kas Menurut Kasmir, (2011:140) menyatakan rasio perputaran kas (cash turnover) berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupuan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya – biaya yang berkaitan dengan penjualan. Hasil perhitungan perputaran kas dapat diartikan sebagai berikut: a. Apabila rasio perputaran kas tinggi, ini berarti ketidakmampuan perusahaan dalam membayar tagihannya.
Jurnal Akuntansi UMRAH Arum Pranandari (120462201212)
3
b. Sebaliknya apabila rasio perputaran kas rendah, dapat diartikan kas yang tertanam pada aktiva yang sulit dicairkan dalam waktu singkat sehingga perusahaan harus bekerja keras dengan kas yang lebih sedikit. Perputaran Persediaan Menurut Hery, (2015:214) Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan akan berputar dalam satu periode atau berapa lama (dalam hari) rata-rata persediaan tersimpan digudang hingga akhirnya terjual. Rasio ini menggambarkan seberapa cepat persediaan barang dagang berhasil dijual kepada pelanggan. Semakin tinggi rasio perputaran persediaan menunjukkan bahwa modal kerja yang tertanam dalam persediaan barang dagang semakin kecil dan hal ini berarti semakin baik bagi perusahaan. Sebaliknya, semakin rendah rasio perputaran persediaan menunjukkan bahwa modal kerja yang tertanam dalam persediaan barang dagang semakin besar (over in invesment) dan hal ini berarti semakin tidk baik bagi perusahaan. Rasio Cepat Menurut Kasmir, (2011:136), Rasio cepat (Quick Ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau hutang lancar (hutang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan (inventory). Artinya nilai persediaan kita abaikan, dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar. Hal ini dilakukan karna persediaan dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya.
Jurnal Akuntansi UMRAH Arum Pranandari (120462201212)
4
Perputaran Piutang Menurut Kasmir, (2011:176) Rasio Perputaran Piutang (Receivable Turnover)
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur barapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanamkan dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Menurut Jumingan, (2011:127) tingkat perputaran piutang yang semakin tinggi adalah semakin baik karena berarti modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk piutang semakin rendah. Naik turunnya perputaran piutang ini akan dipengaruhi oleh hubungan perubahan penjualan dengan perubahan piutang. Misalnya perputaran piutang akan turun bila: penjualan turun tetapi piutang meningkat, turunnya piutang tidak sama dengan turunnya penjualan, naikknya penjualan tidak sama dengan naiknya piutang, penjualan turun tetapi piutang tetap, atau penjualan naik tetapi penjualan tetap. Pengaruh Tingkat Perputaran Kas terhadap Return On Asset (ROA)
Perputaran kas merupakan perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas ratarata. Perputaran kas menunjukkan kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu. Semakin tinggi perputaran kas ini akan semakin baik. Karena ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya dan keuntungan yang diperoleh akan semakin besar pula Kasmir, (2013). Hal ini sejalan dengan penelitian Deni (2014) dan Suminar (2015) yang menyatakan perputaran kas berpengaruh terhadap Return On Assets. H1= Perputaran kas berpengaruh terhadap terhadap Return On Asset (ROA). Pengaruh Tingkat Perputaran Persediaan terhadap Return On Asset (ROA)
Persediaan diadakan apabila keuntungan yang diharapkan dari persediaan tersebut hendaknya lebih besar daripada biaya-biaya yang ditimbulkannya. Maka periode perputaran persediaan ini perlu diperhatikan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menghabiskan persediaan dalam proses produksinya. Hal ini dikarenakan
Jurnal Akuntansi UMRAH Arum Pranandari (120462201212)
5
semakin lama periode perputaran persediaan, maka semakin banyak biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjaga agar persediaan di gudang tetap baik. Oleh karena itu diperlukan penghematan ongkos penyimpanan dan pemeliharaan agar keuntungan yang diperoleh semakin besar sehingga semakin kecil biaya yang harus ditanggung perusahaan, semakin besar laba yang akan didapat dan perputaran persediaan semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Sufiana dan Purnawati (2012) dan Pratiwi (2012), deni (2010) dan Suminar (2015) menyatakan bahwa perputaran persediaan memberikan pengaruh terhadap Return On Assets. H2= Perputaran persediaan berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Pengaruh Tingkat Perputaran Rasio Cepat terhadap Return On Asset (ROA)
Rasio cepat (Quick Ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test ratio merupakan ratio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau hutang lancar (hutang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan (inventory) Kasmir, (2011:136). Hal ini didukung oleh hasil penelitian dari Syahril (2014) yang menyatakan rasio cepat berpengaruh secara simultan terhadap Return On Assets. H3= Rasio cepat berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang terhadap Return On Asset (ROA)
Piutang muncul karena perusahaan melakukan penjulan secara kredit untuk meningkatkan volume usahanya. Riyanto Dalam Suviana dan Purnawati (2012) menyatakan perputaran piutang menunjukkan periode terikatnya modal kerja dalam piutang dimana semakin cepat periode berputarnya menunjukkan semakin cepat perusahaan mendapatkan keuntungan dari penjualan kredit tersebut, sehingga profitabilitas perusahaan juga ikut meningkat. Hal ini didukung oleh hasil penelitian dari Deni (2014), Suminar (2015), dan Suviana dan Purnawati (2012) yang menyatakan bahwa tingkat perputaran piutang
Jurnal Akuntansi UMRAH Arum Pranandari (120462201212)
6
berpengaruh terhadap Return On Assets. H4= Perputaran piutang berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Perputaran Persediaan, Rasio Cepat, Dan Perputaran Piutang terhadap Return On Asset (ROA) Tingkat perputaran kas, perputaran persediaan, rasio cepat dan perputaran piutang akan selalu mempengaruhi jumlah penjualan yang dihasilkan, pada saat perputaran mengalami peningkatan maka akan memberikan peningkatan terhadap ROA. secara simultan masing-masing variabel penelitian mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas yang diukur dalam rasio Return On Assets (ROA). H5= Perputaran kas, perputaran persediaan, rasio cepat dan perputaran piutang berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). METODOLOGI PENELITIAN Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Sedangkan sumber data penelitian ini adalah data skunder. Data skunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung yang dijadikan sampel dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2010 – 2014 yang diperoleh dari www.idx.com. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka dan dokumentasi. Studi Pustaka diperoleh dari buku, literatur, artikel, jurnal, dan hasil penelitian terdahulu. Metode ini digunakan untuk mempelajari dan memahami literaturliteratur yang memuat pembahasan yang berkaitan dengan penelitian. Dokumentasi data yang digunakan dalam penelitian ini data dari Bursa Efek Indonesia tahun 2010– 2014 setelah itu dilanjutkan dengan pencatatan dan perhitungan.
Jurnal Akuntansi UMRAH Arum Pranandari (120462201212)
7
Adapun variabel dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
2. 3. 4. 5.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010-2014. Jumlah populasi sebanyak 65 perusahaan. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang ditetapkan atau ditentukan dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2011:81). Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut ada 24 perusahaan yang diambil sebagai sampel. Analisis linear berganda digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh variabel independen Perputaran Kas, Perputaran Persediaan, Rasio Cepat, dan Perputaran Piutang terhadap variabel dependen Return On Asset (ROA). Adapun bentuk model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah sebagai berikut : Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε Keterangan : Y = Return On Asset (ROA) α
= Konstanta
X1
= Perputaran Kas
X2
= Perputaran Persediaan
Jurnal Akuntansi UMRAH Arum Pranandari (120462201212)
8
X3
= Rasio Cepat
X4
= Perputaran Piutang
ε
= Standar Error
β1 , β2, β3, β4 = Penduga bagi βi
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Statistik Deskriptif Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
CT
120
1,4020
151,6609
34,301467
33,3442042
IT
120
1,4120
18,6943
5,593279
3,2543222
QR
120
,1127
9,5230
1,738055
1,6289539
RT
120
3,8485
22,5196
8,253913
3,9558465
ROA
120
,0006
,3391
,091548
,0725503
Valid N (listwise)
120
Sumber : Output SPSS 21, (2016)
Berdasarkan hasil output tabel di atas maka dapat dijelaskan bahwa: a. Variabel perputaran kas memiliki nilai minimum 1,4020 dan nilai maximum 151,6609 dengan mean (nilai rata-rata) perputaran kas adalah 34,301467 dan standar deviasi variabel ini adalah 33,3442042. b. Variabel perputaran persediaan memiliki nilai minimum 1,4120 dan nilai maximum 18,6943 dengan mean (nilai rata-rata) perputaran persediaan adalah 5,593279 dan standar deviasi 3,2543222. c. Variabel rasio cepat memiliki nilai minimum 0,1127 dan nilai maximum 9,5230 dengan mean (nilai rata-rata) rasio cepat adalah 1,738055 dan standar deviasi 1,6289539. d. Varibel perputaran piutang memiliki nilai minimum 3,8485 dan nilai maximum
Jurnal Akuntansi UMRAH Arum Pranandari (120462201212)
9
22,5196 dengan mean (nilai rata-rata) perputaran piutang adalah 8,253913 dan standar deviasi 3,9558465. e. Variabel ROA memiliki nilai minimum 0,0006 dan nilai maximum 0,3391 dengan mean (nilai rata-rata) ROA adalah 0,091548 dan standar deviasi 0,0725503.
Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
120 ,0000000 ,06186648 ,068 ,068 -,061 ,744 ,638
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari hasil output tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Asymp. Sig 2tailed) 0.638. Karena signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 dapat diterima, yang berarti data residual berdistribusi normal.
Jurnal Akuntansi UMRAH Arum Pranandari (120462201212)
10
Uji Multikolonieritas Hasil Uji Multikolonieritas Model
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
CT
,728
1,374
IT
,963
1,039
QR
,749
1,335
RT
,977
1,023
a. Dependent Variable: ROA Sumber : Output SPSS 21 (2016)
Dari hasil output tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil uji multikolinearitas menunjukkan hasil tidak ada variabel independen yang terdapat nilai tolerance kurang dari 0.10 dan hasil perhitungan Variance Inflation Factor (VIF), menunjukkan bahwa tidak ada satu variabel independen yang terdapat nilai VIF lebih dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa persamaan model regresi tidak adanya multikolinearitas.
Uji Autokorelasi Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model
1
R ,522a
R Square
Adjusted R Square
,273
Std. Error of the Estimate
,248
,0629332
Durbin-Watson
1,968
a. Predictors: (Constant), RT, IT, QR, CT b. Dependent Variable: ROA Sumber : Output SPSS 21 (2016)
Dari hasil output tabel Durbin-Watson dapat diketahui bahwa nilai Durbin-Watson berada di antara batas bawah (dl) 1,6339 dan batas atas (du) 1,7715. Nilai Durbin-Watson 1.968 berada diatas nilai du = 1,7715 dan kurang dari 4-1,7715 (4-du), 1,7715<1,968<2,2285
Jurnal Akuntansi UMRAH Arum Pranandari (120462201212)
11
maka dapat disimpulkan hipotesis nol diterima, yang berarti tidak terjadinya autokorelasi dalam model regresi. Uji Heteroskedastisitas Hasil Uji Heteroskedastisitas Correlations CT
Spearman's Unstandardized rho Residual
Correlation Coefficient
-,032
IT
QR
RT
-,108 ,277** -,024
Unstanda rdized Residual 1,000
Sig. (2-tailed)
,728
,242
,002
,791
.
N
120
120
120
120
120
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Output SPSS 21 (2016)
Dari hasil output tabel menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari variabel rasio cepat (QR) adalah sebesar 0,002 yang berarti berada dibawah 0,05 (α < 0,05). Hal ini berarti model regresi dalam penelitian ini terjadi heteroskedastisitas. Untuk mengobati pelanggaran yang terjadi tersebut, maka bentuk regresi kita ubah dalam bentuk semi log yaitu merubah bagian sebelah kiri yaitu variabel independen menjadi dalam bentuk logaritma natural (Ln) dan variabel dependennya tetap sehingga persamaan regresinya menjadi seperti berikut ini :
ROA = α + β1Ln_CT + β2Ln_IT + β3Ln_QR + β4Ln_RT + ε
Setelah model regresi diubah dalam bentuk log seperti diatas, maka dilakukan pengujian sebelumnya sehingga diperoleh hasil seperti pada tabel berikut ini :
Jurnal Akuntansi UMRAH Arum Pranandari (120462201212)
12
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Semi Log) Correlations Ln_C Ln_I Ln_Q Ln_R Unstanda T T R T rdized Residual Spearman's Unstandardized rho Residual
Correlation Coefficient
,014 -,114
,131 -,048
1,000
Sig. (2-tailed)
,876
,214
,153
,601
.
N
120
120
120
120
120
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Output SPSS 21 (2016)
Dari hasil output tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Correlation Coefficient. Sig 2-tailed) . Karena signifikansi dari semua variabel independen lebih besar dari 0,05 (α > 0,05), Hal ini berarti model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Analisis Regresi Berganda Hasil Uji Analisis Regresi Berganda Model
Unstandardized Coefficients B (Constant)
Std. Error ,041
Ln_CT
,001
,007
Ln_IT
,024
Ln_QR
t
Sig.
Beta -,553
,582
,009
,076
,939
,010
,192
2,524
,013
,050
,011
,525
4,321
,000
Ln_RT ,031 a. Dependent Variable: ROA Sumber : Output SPSS 21 (2016)
,014
,177
2,297
,023
1
-,023
Standardized Coefficients
Berdasarkan hasil output tabel di atas dapat dianalisis model regresi regresi linier berganda sebagai berikut :
Jurnal Akuntansi UMRAH Arum Pranandari (120462201212)
13
=
23 +
1 Ln_CT +
24 Ln_ T +
5 Ln_
+
31 Ln_ T+ e
Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa : 1. Constant (a) Nilai konstanta (a) sebesar -0,023 menunjukkan bahwa jika variabel independen yaitu perputaran kas, perputaran persediaan, rasio cepat, dan perputaran piutang bernillai 0, maka variabel dependen yaitu Return On Asset (ROA) berkurang adalah sebesar 0,023 satuan. 2. Koefisien β1 = 0,001 (positif). Hal ini berarti jika perputaran kas meningkat 1 satuan maka akan diikuti peningkatan Return On Asset (ROA) sebesar 0,001 satuan. 3. Koefisien β2 = 0,024 (positif). Hal ini berarti jika perputaran persediaan meningkat 1 satuan maka akan diikuti peningkatan Return On Asset (ROA) sebesar 0,024 satuan. 4. Koefisien β3 = 0,050 (positif). Hal ini berarti jika rasio cepat meningkat 1 satuan maka akan diikuti peningkatan Return On Asset (ROA) sebesar 0,050 satuan. 5. Koefisien β4 = 0,031 (positif). Hal ini berarti jika perputaran piutang meningkat 1 satuan maka akan diikuti peningkatan Return On Asset (ROA) sebesar 0,031 satuan. Uji Hipotesis Uji Koefisien Determinasi Hasil Uji Adjusted R Square Model Summaryb
Model 1
R ,585a
R Square ,342
Adjusted R Square ,319
Std. Error of the Estimate ,0598531
a. Predictors: (Constant), Ln_RT, Ln_QR, Ln_IT, Ln_CT b. Dependent Variable: ROA Sumber : Output SPSS 21 (2016)
Jurnal Akuntansi UMRAH Arum Pranandari (120462201212)
14
Berdasarkan hasil output tabel diatas nilai Adjusted R Square, diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,319. Hal ini berarti bahwa variabel independen (perputaran kas, perputaran persediaan, rasio cepat, dan perputaran piutang), mampu menjelaskan Return On Asset (ROA) sebesar 31,9%. sedangkan sisanya sebesar 68,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) Hasil Uji F atau Uji Simultan ANOVAa Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
,214
4
,054
Residual
,412
115
,004
Total
,626
119
F 14,961
Sig. ,000b
a. Dependent Variable: ROA b. Predictors: (Constant), Ln_CT, Ln_IT, Ln_QR, Ln_RT
Sumber : Output SPSS 21 (2016)
Berdasarkan hasil uji F pada table di atas, dapat dilihat Fhitungsebesar 14,961 dan Ftablesebesar 2,45 dengan signifikansi 0.000.dengan demikian dapat diketahui bahwa Fhitung> Ftable (14,961>2,45) dengan signifikansi 0.000< 0.05 yang menunjukkan secara bersama-sama perputaran kas, perputaran persediaan, rasio cepat dan perputaran piutang berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).
Jurnal Akuntansi UMRAH Arum Pranandari (120462201212)
15
Uji signifikan Parameter Individual (Uji satistik t) Hasil Uji t atau Uji Parsial Model
Unstandardized Coefficients B (Constant)
1
Standardized Coefficients
Std. Error -,023
,041
Ln_CT
,001
,007
Ln_IT
,024
Ln_QR Ln_RT
t
Sig.
Beta -,553
,582
,009
,076
,939
,010
,192
2,524
,013
,050
,011
,525
4,321
,000
,031
,014
,177
2,297
,023
a. Dependent Variable: ROA Sumber : Output SPSS 21 (2016)
Berdasarkan hasil pengujian dari tabel diatas kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1.
Dari tabel tingkat signifikansi hasil pengolahan data diketahui bahwa perputaran kas (Ln_CT) mempunyai hasil koefisien regresi yang positif menunjukkan hubungan bersifat positif, tingkat signifikansi sebesar 0,939>0.05 dan nilai thitung < ttabel yaitu 0,076 < 1.98081. Hal ini berarti H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa perputaran kas (Ln_CT) tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Dengan demikian hipotesis pertama (H1) ditolak.
2.
Dari tabel tingkat signifikansi hasil pengolahan data diketahui bahwa perputaran persediaan (Ln_IT) mempunyai hasil koefisien regresi yang positif menunjukkan hubungan bersifat positif, tingkat signifikansi sebesar 0.013 < 0.05 dan nilai thitung> ttabel yaitu 2,524 > 1,98081. Hal ini berarti H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan (Ln_IT) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Dengan demikian hipotesis kedua (H2) diterima.
3.
Dari tabel tingkat signifikansi hasil pengolahan data diketahui bahwa rasio cepat (Ln_QR) mempunyai hasil koefisien regresi yang positif menunjukkan hubungan
Jurnal Akuntansi UMRAH Arum Pranandari (120462201212)
16
bersifat positif, tingkat signifikansi sebesar 0.000 < 0.05 dan nilai thitung < ttabel yaitu 4,321 < 1.98081. Hal ini berarti H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio cepat (Ln_QR) berpengaruh signifikan terhadap Return On Aseet (ROA). Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) diterima. 4.
Dari tabel tingkat signifikansi hasil pengolahan data diketahui bahwa perputaran piutang (Ln_RT) mempunyai hasil koefisien regresi yang positif menunjukkan hubungan bersifat positif, tingkat signifikansi sebesar 0,023<0,05 dan nilai thitung < ttabel yaitu 2,297 < 1,98081. Hal ini berarti H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang (Ln_RT) berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Dengan demikian hipotesis keempat (H4) diterima.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitiaan pada bab sebelumnya, sehingga dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Perputaran kas tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20102014.
2.
Perputaran persediaan berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20102014.
3.
Rasio cepat berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.
4.
Perputaran piutang berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20102014.
Jurnal Akuntansi UMRAH Arum Pranandari (120462201212)
17
5.
Secara simultan perputaran kas, perputaran persediaan, rasio cepat, dan perputaran piutang berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut: 1.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti selanjutnya dapat menambah variabel ebas berupa rasio keuangan yang dapat dijadikan sebagai faktor yang dapat mempengaruhi return on asset (ROA).
2.
Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat menambah sampel penelitian atau mengganti dengan perusahaan lain mengingat penelitian ini hanya menggunakan sektor dari manufaktur
Jurnal Akuntansi UMRAH Arum Pranandari (120462201212)
18
DAFTAR PUSTAKA
Alinata, Saputra. (2015). Pengaruh Return On Assets, Return On Equity dan Arus Kas terhadap Return Saham pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012. Fakultas Ekonomi : Universitas Maritim Raja Ali Haji. Deni, Irman. (2014). Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Fakultas Ekonomi : Universitas Maritim Raja Ali Haji. Fahmi, Irham. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Cetakan kedua. Bandung: ALFABETA. Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 21. Cetakan ke-7. Semarang: Universitas Diponegoro. Hery. (2015). Analisis Laporan Keuangan - Pendekatan Rasio Keuangan. Cetakan Pertama. Yogyakarta. Jumingan. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Keempat. Jakarta: PT Bumi Aksara. Kasmir. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Cetakan ke-4. Jakarta: Rajawali Pers. Pratiwi, Ratih. (2012). Pengaruh Perputaran Modal Kerja Tehadap Return On Asset Perusahaan pada Toko Global Computer Periode 2006-2010. SKRIPSI, Universitas Pasundan, Fakultas Ekonomi. Priyatno, Duwi. (2010). Paham Analisis Data dengan SPSS. Jakarta Selatan: Mediakom. Robert F. Halsey, Jhon J. Wild K. R. Subramanyam. (2005). FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS Analisis Laporan Keuangan. Edisi 8. Buku kedua. Jakarta: Salemba Empat. Sufiana, Purnawati. (2012). Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food And Beverages di BEI Periode 2008-2010. Fakultas Ekonomi : Universitas Udayana. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Cetakan Ke-13. ALFABETA. Suminar, Mohamad Tejo. (2015). Pengaruh Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang Dan Perputaran Kas terhadap Profitabilitas pada perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2013. Fakultas Ekonomi : Universitas Pandanaran. Syahril. (2014). Analisis Pengaruh Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang, Rasio Lancar Dan Rasio Cepat terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Industri Dasar Dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013. Fakultas Ekonomi : Universitas Maritim Raja Ali Haji. www.idx.co.id
Jurnal Akuntansi UMRAH Arum Pranandari (120462201212)
19