PERILAKU WIRAUSAHA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR PESERTA PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN (PKMK) DAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA (PPKM)
SKRIPSI
RIFZASHANI AZZAHRA H34051295
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
RINGKASAN RIFZASHANI AZZAHRA. Perilaku Wirausaha Mahasis wa Institut Pertanian Bogor Peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Pengembangan Ke wirausahaan Mahasiswa (PPKM). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan BURHANUDDIN). Pada Agustus 2007, angkatan kerja Indonesia berjumlah 109,94 juta orang, naik 3,33 persen dibandingkan pada Agustus 2006 yang berjumlah 106,39 juta orang. Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 semakin memperburuk kondisi dunia usaha. Banyak perusahaan yang memutuskan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawannya karena efisiensi perusahaan harus dilakukan. Berdasarkan fakta tersebut, kewirausahaan (entrepreneurship) memiliki peranan yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Kewirausahaan memiliki peran untuk menambah daya tampung tenaga kerja, generator pembangunan, contoh bagi masyarakat lain, membantu orang lain, memberdayakan karyawan, hidup efisien, dan menjaga keserasian lingkungan. Kewirausahaan merupakan faktor penting dalam agribisnis. Jiwa wirausaha yang kuat dalam dalam diri pelaku usaha agribisnis merupakan salah satu penentu keberhasilan dari usaha tersebut. Kewirausahaan yang merupakan salah satu faktor dalam sumberdaya manusia agribisnis menunjang kualitas dari sumberdaya manusia itu sendiri karena ia menentukan berfungsinya sub sistem-sub sistem dalam sistem agribisnis dan memelihara kelancaran arus komoditas dari prosusen ke konsumen. Institut Pertanian Bogor, sesuai dengan visinya, merupakan salah satu perguruan tinggi yang sangat peduli terhadap pengembangan jiwa kewirausahaan mahasiswa, antara lain melalui Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan dan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan karakteristik mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM), (2) menganalisis perilaku wirausaha mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM), dan (3) menganalisis hubungan antara karakteristik mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM) dengan perilaku wirausahanya. Penelitian ini dilakukan di Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat dari Januari hingga Juli 2009. Responden penelitian ini berjumlah 25 orang dengan menggunakan metode sensus. Alat analisis yang digunakan adalah analisis statistika deskriptif untuk mendeskripsikan karakteristik responden, serta analisis korelasi Rank Spearman dan Chi Square untuk menganalisis hubungan antara karakteristik individu responden dengan perilaku wirausahanya. Penelitian ini menggunakan alat bantu berupa software Microsoft Excel 2007 dan SPSS 13.00 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM berjenis kelamin laki- laki (64%), berasal dari Fakultas Teknologi Pertanian (36%), mengambil minor non agribisnis (40%), memiliki
IPK 3.01-3.50 (68%), mendapatkan uang saku Rp 780.000,00–Rp 1.020.000,00 per bulan (36%), perkerjaan ayah maupun ibu adalah PNS (40%), suku daerah Jawa (44%), memiliki bidang usaha pertanian di PKMK (88%) dan PPKM (80%), belum pernah mengikuti PKMK di tahun-tahun sebelumnya (64%), mengikuti pelatihan atau seminar kewirausahaan sebanyak satu sampai tiga kali (72%), dan mengambil mata kuliah Kewirausahaan (56%). Sebanyak 36 persen responden memiliki perilaku wirausaha tinggi dan 64 persen sangat tinggi, 96 persen responden memiliki pengetahuan wirausaha yang sangat tinggi dan hanya 4 persen yang memiliki pe ngetahuan wirausaha dengan kategori tinggi, Sebanyak 64 persen responden memiliki kategori sikap wirausaha yang tinggi, 24 persen masuk ke dalam kategori sangat tinggi, dan 12 persen lainnya diperoleh oleh kategori sedang. sebesar 84 persen memiliki tindakan wirausaha yang sangat tinggi dan 16 persen lainnya memiliki tindakan wirausaha pada kategori tinggi. Sebagian besar karakteristik internal memiliki hubungan tidak nyata dengan unsur-unsur yang terdapat dalam perilaku wirausaha. Hanya terdapat hubungan nyata dengan α 0,20 antara minor dengan sikap wirausaha, pekerjaan ibu dengan tindakan wirausaha, suku daerah dengan dengan sikap wirausaha, pekerjaan ayah dengan pengetahuan dan sikap wirausaha, keikutsertaan pada seminar/pelatihan kewirausahaan dengan tindakan wirausaha, dan pengambilan mata kuliah Kewirausahaan dengan sikap dan perilaku wirausaha, sedangkan pada taraf α 0,05 terdapat hubungan nyata antara pekerjaan ayah dengan tindakan wirausaha, suku daerah dengan tindakan wirausaha, dan keikutsertaan pada seminar/pelatihan kewirausahaan dengan sikap dan perilaku wirausaha. Oleh karena itu perlu diperbanyaknya seminar/pelatihan kewirausahaan di Institut Pertanian Bogor baik oleh institusi maupun oleh lembaga kemahasiswaannya, serta perlu ditingkatkannya substansi mata kuliah Kewirausahaan sehingga lebih mengarah pada tindakan wirausaha.
PERILAKU WIRAUSAHA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR PESERTA PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN (PKMK) DAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA (PPKM)
RIFZASHANI AZZAHRA H34051295
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk me mperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
Judul
: Perilaku Wirausaha Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM)
Nama
: Rifzashani Azzahra
NIM
: H34051295
Disetujui, Pembimbing
Ir. Burhanuddin, MM NIP. 19680215 199903 1 001
Diketahui, Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus:
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul ”Perilaku Wirausaha Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM)” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, September 2009
Rifzashani Azzahra H34051295
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bandung pada 30 September 1988 dari pasangan Dadang Mulyana, B.Sc (Alm) dan Dra. Wia Cuwiarsih. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Al Azhar Bandar Lampung pada tahun 2000 dan SLTP Negeri 4 Bandar Lampung pada tahun 2003. Pada tahun 2005 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Bandar Lampung dan diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih mayor Agribisnis dan minor Ilmu Konsumen serta mengambil Mata Kuliah Ekonomi Pertanian dan Ekonomi Syariah sebagai Supporting Courses. Selama masa perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam pada tahun 2007 dan 2008. Selain itu, penulis juga merupakan penerima beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (2007), beasiswa Supersemar (2008), beasiswa Bantuan Khusus Mahasiswa (2009), dan beasiswa Yayasan Goodwill International (2008/2009). Sejak penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, antara la in sebagai Bendahara Umum DPM TPB IPB (2005/2006), Bendahara Umum DPM FEM IPB (2006/2007), Staf Divisi Media Dakwah Islam FORMASI FEM IPB (2007/2008), Anggota Badan Pengawas HIPMA FEM IPB (2007/2008), dan Senior Resident Asrama TPB IPB (2008/2009). Penulis juga telah mengukir beberapa prestasi selama menyandang status mahasiswa, antara lain Terbaik I Lomba Karya Tulis Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan IPB 2006, Juara III Lomba Apresiasi Puisi dan Juara II Lomba Tulis Cerpen BEM TPB IPB 2006, Juara II Lomba Abstraksi Karya Tulis Ilmiah PUJANGGA BEM FEM IPB 2007, Peserta Program Kreativitas Mahasiswa 2007 dan 2008, 10 Besar Lomba Puisi DKM Al Hurriyyah IPB 2007, Juara II Lomba Puisi “Save Our Earth and Environment” BEM KM IPB 2008, 10 Besar Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa Bidang IPS Tingkat IPB 2008, dan Juara Lomba Resensi Buku “Anak Kos Dodol Lagi” 2009. Penulis juga mencintai dunia menulis dan telah melahirkan buku pertamanya yang berjudul ”Gaul Ala Multiply” terbitan Mediakita (2008).
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT atas segala karunia dan kasih sayangNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Perilaku Wirausaha Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik dan menganalisis perilaku wirausaha mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta Program Kreativitas Mahasiswa
Kewirausahaan
(PKMK) dan Program
Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM) serta menganalisis hubungan antara karakteristik mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta Program Kreativitas
Mahasiswa
Kewirausahaan
(PKMK)
dan
Pengembangan
Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM) dengan perilaku wirausahanya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan penulis dan berbagai kendala yang dihadapi. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Bogor, September 2009 Rifzashani Azzahra
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan kepada Rabb semesta alam, Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sungguh tiada daya dan upaya melainkan karena pertolongan-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada tauladan terbaik manusia, Rasulullah Muhammad SAW. Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Ir. Burhanuddin, MM selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, arahan, waktu, kesabaran, serta pelajaran berharga selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.
2.
Ir. Popong Nurhayati, MM dan Tintin Sarianti, SP, MM selaku dosen penguji pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.
3.
Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan masukan dan bimbingan yang sangat berarti bagi penulis.
4.
Ayahanda Dadang Mulyana (Alm) atas segala pengajaran tentang keberanian dan ketulusan dalam hidup. Ibunda Wia Cuwiarsih atas segala kasih sayang, semangat, pelukan, serta doa-doa dalam sujud panjangmu. Semoga ini bisa menjadi salah satu hadiah terindah untuk Papah dan Mamah.
5.
Adik-adikku yang luar biasa, Nandhini Rengganis, Rifyal Ka’bah, dan Ginandya Fathira, atas keceriaan dalam keluarga yang selalu membuat rindu pada rumah.
6.
Keluarga besar penulis yang telah memberikan kasih sayang dan dukungan.
7.
Keluarga besar Yayasan Goodwill International, khususnya Ibu dan Bapak Hara, Ibu Mien, dan Mbak Rosa, serta teman-teman Goodwillers 2008/2009.
8.
Pihak Direktorat Kemahasiswaan IPB atas bantuan yang telah diberikan dalam penelitian ini.
9.
Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati Departemen Agribisnis dan Ilmu Keluarga dan Konsumen serta Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.
10. Seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktunya. 11. Dian Lestari yang telah bersedia menjadi pembahas seminar penulis serta Dani, Dauz, dan Rika yang telah bersedia melapangkan waktunya.
12. Para Pejuang Asrama, Senior Resident Asrama TPB IPB, khususnya periode 2008/2009 (Heni, Listi, Demy, Irma, Aria, Mbak Anni, Mbak Nia, Mbak Mala, Mbak Firdaus, Mbak Ila, Fitri, Ochie, Rifa, Dhiya, Leni, Iyus, Nana, Eva, Yuli, Dini, Aisah, Kak Fherdes, Kak Sofiyan, Kak Aryo, Adit, Burhan, Hendra, Catur, Subhan, Habib, Diki, Nunu, Iral, Erri, Andi, dan Ginanjar) yang telah menjadi keluarga kedua bagi penulis. 13. Seluruh staf dan pegawai Badan Pengelola Asrama TPB IPB k hususnya Bapak Dr. Ir. Bonny P.W.Soekarno, MS, atas dukungan yang telah diberikan. 14. Teman-teman satu lingkaran dan ustadzah tercinta. 15. Adik-adik mentoring yang selalu menjadi penyemangat untuk menjadi muslimah yang lebih baik dari hari ke hari. 16. Teman-teman 220 Volters (Pijonk, Nolis, Icha, Achied, Giena) yang telah menyulap kamar mungil menjadi tempat yang selalu dirindukan. 17. Saudari-saudari Nafisa Crew (Bunda Dyah, Mbak Wahyu, Mbak Nidia, Henchan, Lilay, Ncun, Upha, Puspa, Irma, dan Fefin) atas semangat, pengingat, dan motivasi untuk selalu menjadi lebih baik. 18. Teman-teman DKM Al Mahabbah 2005/2006, DPM TPB 42, DPM FEM IPB 2006/2007, FORMASI FEM IPB 2007/2008, BP HIPMA 2007/2008 dan FRESH! AGB 42. 19. Teman-teman Agribisnis yang luar biasa, khususnya Angkatan 42 (Na SS, Nha2o, Mbak Mega, Ikhsan, Anis, Fehmi, Budhe, Abel, dll) dan temanteman satu gladikarya di Desa Blanakan (Indri, Siti, Hepi, dan Isnur). 20. Adik-adik Rusunawa angkatan 45, khususnya lorong 2B dan 3A, serta adikadik A1 angkatan 46, khususnya lorong 1 dan 5, yang menjadi motivasi bagi penulis untuk menjadi kakak yang lebih baik. 21. Saudara-saudariku seperjuangan di manapun kalian berada. Bahwa Allah Melihat dan malaikat mencatat, segala perjuangan dan pengorbanan kita. 22. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Bogor, September 2009 Rifzashani Azzahra
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL .................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................
xiii
I
PENDAHULUAN ..................................................................... 1.1. Latar Belakang .................................................................... 1.2. Perumusan Masalah ............................................................. 1.3. Tujuan .................................................................................. 1.4. Manfaat ................................................................................ 1.5. Ruang Lingkup ....................................................................
1 1 5 5 6 7
II
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 2.1. Wirausaha dan Kewirausahaan ........................................... 2.2. Mahasiswa ........................................................................... 2.3. Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) ............................................................................... 2.4. Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM) ............................................................................... 2.5. Penelitian Terdahulu ...........................................................
8 8 13
III
KERANGKA PEMIKIRAN .................................................... 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis .............................................. 3.1.1. Karakteristik Individu ............................................... 3.1.2. Perilaku Wirausaha ................................................... 3.1.2.1. Pengetahuan Wirausaha .............................. 3.1.2.2. Sikap Wirausaha .......................................... 3.1.2.3. Tindakan Wirausaha .................................... 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ........................................
23 23 23 23 25 25 27 27
IV
METODE PENELITIAN ........................................................ 4.1. Lokasi dan Waktu ................................................................ 4.2. Metode Penentuan Sampel .................................................. 4.3. Desain Penelitian ................................................................. 4.4. Data dan Instrumentasi ........................................................ 4.5. Metode Pengumpulan Data ................................................. 4.6. Metode Pengolahan Data .................................................... 4.6.1. Analisis Statistika Deskriptif ...................................... 4.6.2. Analisis Korelasi Rank Spearman dan Chi Square .... 4.7. Definisi Operasional ............................................................
30 30 30 30 30 31 32 32 33 34
V
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ....................... 5.1. Sejarah Ringkas Institut Pertanian Bogor ........................... 5.2. Visi dan Misi Institut Pertanian Bogor ................................ 5.3. Kebijakan Mutu dan Motto Institut Pertanian Bogor .......... 5.4. Tujuan Institut Pertanian Bogor ..........................................
37 37 39 39 40
14 17 19
5.5. Mayor dan Minor di Institut Pertanian Bogor ..................... 5.6. Mahasiswa Institut Pertanian Bogor ...................................
40 43
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 6.1. Karakteristik Individu ......................................................... 6.1.1. Jenis Kelamin ............................................................. 6.1.2. Fakultas ...................................................................... 6.1.3. Minor .......................................................................... 6.1.4. Indeks Prestasi Kumulatif .......................................... 6.1.5. Uang Saku Per Bulan ................................................. 6.1.6. Pekerjaan Ayah .......................................................... 6.1.7. Pekerjaan Ibu .............................................................. 6.1.8. Suku Daerah ............................................................... 6.1.9. Bidang Usaha PKMK ................................................. 6.1.10. Bidang Usaha PPKM ............................................... 6.1.11. Keikutsertaan pada PKMK Sebelum Tahun 2009 ... 6.1.12. Keikutsertaan pada Seminar/Pelatihan Kewirausahaan ......................................................... 6.1.13. Pengambilan Mata Kuliah Kewirausahaan ............. 6.2. Perilaku Wirausaha ............................................................. 6.3. Hubungan antara Karakteristik Responden dengan Perilaku Wirausaha ..............................................................
45 45 45 46 47 48 49 49 50 50 51 52 52
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 7.1. Kesimpulan .......................................................................... 7.2. Saran ....................................................................................
64 64 64
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................
66
LAMPIRAN ..........................................................................................
68
VI
VII
53 53 54 56
DAFTAR TABEL
Nomor 1.
Halaman Partisipasi Mahasiswa IPB dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Tahun 2003-2007 ......................................
4
2.
Kriteria Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ....................
16
3.
Jadwal Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa ...............................................................................
19
4.
Kriteria Penilaian Skor Kuesioner ...........................................
33
5.
Mayor Institut Pertanian Bogor dan Departemen Pengampunya Tahun 2009 ..............................................................................
41
Minor Institut Pertanian Bogor dan departemen pengampunya Tahun 2009 ..............................................................................
42
7.
Jumlah Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Tahun 2008 .......
44
8.
Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....................
46
9.
Sebaran Responden Berdasarkan Fakultas ..............................
47
10.
Sebaran Responden Berdasarkan Minor .................................
48
11.
Sebaran Responden Berdasarkan IPK .....................................
48
12.
Sebaran Responden Berdasarkan Uang Saku Per Bulan .........
49
13.
Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan Ayah ..................
50
14.
Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu .....................
50
15.
Sebaran Responden Berdasarkan Suku Daerah ......................
51
16.
Sebaran Responden Berdasarkan Bidang Usaha PKMK ........
51
17.
Sebaran Responden Berdasarkan Bidang Usaha PPKM .........
52
18.
Sebaran Responden Berdasarkan Keikutsertaan pada PKMK Sebelum Tahun 2009 ...............................................................
53
Sebaran Responden Berdasarkan Keikutsertaan pada Seminar/Pelatihan Kewirausahaan ...........................................
53
Sebaran Responden Berdasarkan Pengambilan Mata Kuliah Kewirausahaan ........................................................................
54
Rataan Hitung Skor Perilaku Wirausaha Mahasiswa IPB Peserta PKMK dan PPKM Tahun 2009 ..................................
54
Sebaran Responden Berdasarkan Unsur-unsur Perilaku Wirausaha ................................................................................
55
6.
19. 20. 21. 22.
23.
Hubungan antara Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Mahasiswa IPB Peserta PKMK dan PPKM Tahun 2009 ........
57
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1.
Usia Wirausaha Ketika Mendirikan Usaha .............................
2
2.
Model Proses Kewirausahaan .................................................
10
3.
Kerangka Pemikiran Operasional ............................................
29
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1.
Daftar Responden Penelitian ...................................................
69
2.
Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner .......................
70
3.
Kuesioner Penelitian ...............................................................
73
4.
Skor Responden terhadap Perilaku Wirausaha dan Unsur-unsurnya .......................................................................
79
Output Uji Kuesioner Hubungan Karakteristik Individu Responden dengan Perilaku Wirausaha ……………………...
80
5.
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data BPS menunjukkan bahwa pada tahun 2005 penduduk Indonesia mencapai jumlah 218.868.791 jiwa. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, jumlah angkatan kerja Indonesia juga meningkat. Pada Agustus 2007, angkatan kerja Indonesia berjumlah 109,94 juta orang, naik 3,33 persen dibandingkan pada Agustus 2006 yang berjumlah 106,39 juta orang. Namun, kenaikan jumlah angkatan kerja ini lebih cepat dibandingkan dengan kenaikan jumlah lapangan kerja sehingga tentunya akan menambah jumlah pengangguran. Pada tahun 2007 saja, tingkat pengangguran di Indonesia mencapai angka 19,94 juta orang. 1 Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 semakin memperburuk kondisi dunia usaha. Banyak perusahaan yang memutuskan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawannya karena efisiensi perusahaan harus dilakukan. Apabila ini terus terjadi maka tingkat pengangguran Indonesia di tahun diperkirakan akan terus meningkat. Berdasarkan fakta tersebut, kewirausahaan (entrepreneurship) memiliki peranan yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Kewirausahaan memiliki peran untuk menambah daya tampung tenaga kerja, generator pembangunan, contoh bagi masyarakat lain, membantu orang lain, memberdayakan karyawan, hidup efisien, dan menjaga keserasian lingkungan. Jiwa kewirausahaan akan mendorong seseorang memanfaatkan peluang yang ada menjadi sesuatu yang menguntungkan.
Pendorong
utama
meningkatnya
kebutuhan
akan
entrepreneurship adalah munculnya ragam kesempatan berusaha dalam produksi, distribusi, dan pemasaran barang dan jasa (Alma 1999). Deklarasi United
Nations
Educational,
Scientific,
and
Cultural
Organization (UNESCO), badan Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) yang bergerak dalam bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya, merumuskan empat pilar perguruan tinggi. Empat pilar tersebut adalah selalu belajar untuk mencari tahu guna menguasai bidang ilmu (learning to know), selalu belajar melatih diri untuk memperoleh keterampilan dalam mengaplikasikan bidang ilmu 1
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Data Statistik Indonesia. http://www.datastatistikindonesia.com. [19 Januari 2009]
(learning to do), selalu belajar untuk memerankan profesi bidang ilmu (Learning to be), dan selalu belajar bagaimana hidup bermasyarakat (learning to live together). Institut Pertanian Bogor menjabarkan dan mengaplikasikan deklarasi ini ke dalam lima pilar pendidikan sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pembinaan mahasiswa, yaitu (1) Profesionalisme (Academic Profesionalism), (2) Kepekaan Sosial (Social Awareness), (3) Kepedulian terhadap Lingkungan (Environmental Concern), (4) Jiwa Kewirausahaan (Entrepreneurship), dan (5) Moral dan Etika (Moral and Ethics). Hal ini sesuai dengan visi Institut Pertanian Bogor, yaitu ”Menjadi universitas riset terkemuka di Asia dengan kompetensi utama
pertanian
tropika,
berkarakter
kewirausahaan,
dan
bersendikan
keharmonisan” (Panduan Kemahasiswaan IPB 2008). Dari lima pilar pendidikan dan visi IPB, terlihat jelas bahwa pengembangan jiwa kewirausahaan menjadi salah satu titik penting bagi pembinaan kemahasiswaan di IPB. Hal ini dikarenakan mahasiswa memiliki potensi yang sangat luar biasa dalam bidang kewirausahaan. Mahasiswa yang berada pada proses menuju pendewasaan berpikir dan persiapan menuju kehidupan pasca kampus, ditunjang dengan semangat generasi muda, memiliki potensi yang sangat besar untuk mulai berwirausaha. Zimmerer dan Scarborough (1998), diacu dalam Riyanti (2003), mengambarkan usia saat seseorang memulai usaha sendiri (Gambar 1). Usia mendirikan usaha terlihat cukup potensial pada usia 20-24 tahun yang merupakan kisaran usia mahasiswa.
Gambar 1. Usia Wirausaha Ketika Mendirikan Usaha Sumber : Zimmerer dan Scarborough (1998), d iacu dalam Riyanti (2003)
Semangat berwirausaha merupakan salah satu elemen penting dalam pembangunan sumberdaya manusia. Negara-negara maju di dunia sebagian besar dapat
berkembang
pesat
perekonomiannya
dikarenakan
tumbuh
dan
berkembangnya berbagai usaha yang didorong oleh semangat kewirausahaan. Dorongan untuk mencapai keberhasilan merupakan salah satu motif berwirausaha. Alma (2000) membahas bahwa David Mc Clelland dalam bukunya yang berjudul The Achieving Society mengungkapkan bahwa dorongan untuk mencapai keberhasilan merupakan motif yang penting sekali, bukan saja untuk menentukan keberhasilan
seseorang
melaksanakan mengemukakan
namun
pembangunan. bahwa
juga Mc
berhasil
keberhasilan
Clelland tidaknya
suatu
dalam suatu
hasil
bangsa
bangsa
dalam
penelitiannya melaksanakan
pembangunan tergantung kepada jumlah penduduknya yang mempunyai motif untuk berhasil. Kewirausahaan merupakan faktor penting dalam agribisnis. Jiwa wirausaha yang kuat dalam dalam diri pelaku usaha agribisnis merupakan salah satu penentu keberhasilan dari usaha tersebut. Karenanya, agribisnis juga memerlukan lembaga penunjang, salah satunya untuk menunjang pengembangan jiwa kewirausahaan. Kewirausahaan yang merupakan salah satu faktor dalam sumberdaya manusia agribisnis menunjang kualitas dari sumberdaya manusia itu sendiri karena ia menentukan berfungsinya sub sistem-sub sistem dalam sistem agribisnis dan memelihara kelancaran arus komoditas dari produsen ke konsumen. Di Indonesia sendiri, potensi mahasiswa dalam berwirausaha dapat terlihat pada antusiasme mengikuti berbagai program pengembangan kewirausahaan baik seminar, pelatihan, maupun ajang lomba. Salah satu ajang lomba yang berhasil menunjukkan potensi wirausaha mahasiswa adalah program Wirausaha Muda Mandiri dan Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK). Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) merupakan salah satu wadah pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda Indonesia, yaitu mahasiswa, yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti).
Antusiasme mahasiswa IPB dalam PKMK sangat besar. Hal ini terlihat dari jumlah proposal PKMK yang didanai selalu mendominasi dibandingkan dengan jenis PKM lainnya, yaitu PKM Penelitian, PKM Teknologi, dan PKM Pengabdian Masyarakat dan tiap tahun jumlahnya relatif semakin meningkat (Tabel 1). Tabel 1. Partisipasi Mahasiswa IPB dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Tahun 2003-2009 Jumlah PKM Didanai
Tahun PKMP
PKMT
PKMM
PKMK
2003
23
0
2
8
2004
24
4
7
15
2005 (Batch 1)
22
8
10
28
2005 (Batch 2)
37
6
9
42
2006
71
12
19
49
2007
47
16
57
137
2008
89
1
48
133
Keterangan: *) Terdapat dua batch pada tahun 2005 Sumber: Direktorat Kemahasiswaan IPB (2009)
Anggota PKM berkisar antara tiga sampai lima orang. Jika rata-rata dalam satu kelompok PKM terdapat empat orang, pada tahun 2008 terdapat 532 mahasiswa IPB yang terlibat dalam dunia wirausaha. Ini merupakan jumlah yang potensial untuk mengembangkan kewirausahaan di lingkungan Institut Pertanian Bogor pada khususnya, dan generasi muda Indonesia pada umumnya, serta menjadi langkah awal bagi penyiapan benih-benih wirausaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini juga sesuai dengan visi IPB dan lima pilar pendidikan yang ditetapkan. Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM) juga merupakan salah satu program yang dapat menampung dan mengembangkan potensi wirausaha di kalangan mahasiswa IPB. PPKM merupakan program peningkatan kemampuan wirausaha yang diselenggrakan oleh Direktorat Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni (DPKHA) Institut Pertanian Bogor
atau yang juga dikenal dengan Career Development and Alumni Affair (CDA IPB). Program ini terdiri dari seminar dan workshop kewirausahaan, pendanaan, pembinaan, dan pemantauan usaha yang diberikan kepada mahasiswa tingkat tiga ke atas dengan melalui suatu mekanisme seleksi. Mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM tentunya memiliki perilaku tertentu dalam berwirausaha yang menarik untuk dikaji. Perilaku tersebut menarik untuk dikaji karena motivasi berwirausaha mahasiswa IPB yang mengikuti PKMK dan PPKM dalam periode yang sama dapat dikatakan memiliki motivasi yang sangat besar untuk berwirausaha serta karena hampir seluruh usahanya berjalan. Oleh karena itu, perlu adanya kajian tentang perilaku wirausaha mahasiswa Institut Pertanian Bogor Peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM). 1.2. Perumusan Masalah Peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang diiringi dengan jumlah angkatan kerja tidak diimbangi dengan jumlah peningkatan lapangan kerja menimbulkan masalah pengangguran. Ditambah dengan adanya krisis global yang turut menimpa Indonesia semakin memperburuk kondisi yang ada. Untuk itulah peran kewirausahaan sangat penting sebagai salah satu solusi untuk membuka lapangan kerja dan mengurangi pengangguran. Salah satu sumberdaya manusia yang potensial untuk dikembangkan jiwa wirausahanya adalah mahasiswa. Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) merupakan salah satu wadah pengembangan jiwa kewirausahaan mahasiswa yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti). Mahasiswa Institut Pertanian Bogor merupakan salah satu peserta terbanyak dalam PKMK, sedangkan
Program Pengembangan
Kewirausahaan
Mahasiswa
(PPKM)
merupakan program yang diselenggarakan IPB untuk menjaring potensi wirausaha di kalangan mahasiswa sekaligus menempanya agar kelak mahasiswamahasiswa yang mengikuti kegiatan ini dapat benar-benar berkarir sebagai seorang wirausahawan. Oleh karena itu perilaku wirausaha mahasiswa Instit ut
Pertanian Bogor peserta PKMK merupakan salah satu obyek yang menarik untuk dikaji. Berdasarkan hal tersebut, perumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimana karakteristik individu mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM)? 2. Bagaimana perilaku wirausaha mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM)? 3. Bagaimana hubungan antara karakteristik individu mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM) dengan perilaku wirausahanya? 1.3. Tujuan Berdasarkan perumusan masalah yang ada, tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan karakteristik individu mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM). 2. Menganalisis perilaku wirausaha mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM). 3. Menganalisis hubungan antara karakteristik individu mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM) dengan perilaku wirausahanya. 1.4. Manfaat Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Direktorat Perguruan Tinggi (DIKTI) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi DIKTI selaku wakil pemerintah yang menaungi bidang pendidikan perguruan
tinggi terhadap penyelengaraan serta pengembangan Program Kreativitas Mahasiswa ke depan khususnya Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan. 2. Bagi Institut Pertanian Bogor Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi dan masukan bagi Institut Pertanian Bogor khususnya Direktorat Kemahasiswaan dan Direktorat Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni terhadap pembimbingan
dan
pengembangan
kegiatan
Program Kreativitas
Mahasiswa Institut Pertanian Bogor khususnya Program Kreativitas Mahasiswa
Bidang
Kewirausahaan
dan
Program
Pengembangan
Kewirausahaan Mahasiswa. 3. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk melatih kemampuan analisis penulis serta pengaplikasian konsep-konsep ilmu yang diperoleh selama kuliah dalam kehidupan bermasyarakat. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ini mengenai perilaku wirausaha mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Pengembangan Kewirausahaan (PPKM). Karakteristik individu yang diteliti meliputi jenis kelamin, fakultas, minor, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), uang saku per bulan, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, suku daerah, bidang usaha PKMK, bidang usaha PPKM, keikutsertaan dalam PKMK sebelum tahun 2009, dan pengambilan Mata Kuliah Kewirausahaan, sedangkan perilaku wirausaha yang dianalisis meliputi pengetahuan wirausaha, sikap wirausaha, dan tindakan wirausaha. Lokasi penelitian ini adalah di Institut Pertanian Bogor. Alat analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Statistika Deskriptif, Analisis Korelasi Rank Spearman, dan Analisis Korelasi Chi Square (Khi Kuadrat).
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Wirausaha dan Ke wirausahaan Riyanti (2003) menjelaskan bahwa kata ”wirausaha” dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata bahasa Prancis entrepreneur, yang sudah dikenal paling kurang sejak abad 17. Kata entrepreneur diturunkan dari kata entreprendre. Kata entrepreneur dan entrepreneurship dalam bahasa Inggris, menurut Holt (1992), berasal dari bahasa Prancis. Dalam bahasa Indonesia, kata ”wirausaha” merupakan gabungan kata wira, yang artinya gagah berani atau perkasa, dan usaha. Jadi, wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam usaha. Wirausahawan atau entrepreneur adalah suatu sikap mental yang berani menanggung risiko, berpikiran maju, berani berdiri di atas kaki sendiri. Sikap mental inilah yang akan membawa seorang pengusaha untuk dapat berkembang secara terus-menerus dalam jangka panjang. Sikap mental ini perlu ditanamkan serta ditumbuhkembangkan dalam diri angkatan muda Indonesia, agar dapat mengejar ketertinggalan dengan bangsa-bangsa lain di dunia (Sutanto 2002). Wirausaha adalah orang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri dan bersedia mengambil risiko pribadi dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya (Riyanti 2003). Menurut Kasmir (2006), arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau berkelompok. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan. Risiko kerugian merupakan hal yang biasa karena me reka memegang prinsip bahwa faktor kerugian pasti ada. Bahkan, semakin besar risiko kerugian
yang bakal dihadapi, semakin besar pula keuntungan yang dapat diraih. Tidak ada istilah rugi selama seseorang melakukan usaha dengan penuh keberanian dan penuh perhitungan. Selanjutnya terdapat beberapa karakteristik dari wirausahawan yang berhasil memiliki sifat-sifat yang dikenal dengan 10 D dari Bygrave (Alma 2000): 1. Dream Seorang wirausaha mempunyai visi bagaimana keinginannya terhadap masa depan pribadi dan bisnisnya, dan yang paling penting adalah dia mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya tersebut. 2. Decisiveness Seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat. Mereka membuat keputusan secara cepat dengan penuh perhitungan. Kecepatan dan ketepatan dia mengambil keputusan adalah merupakan faktor kunci (key factor) dalam kesuksesan bisnisnya. 3. Doers Begitu seorang wirausaha membuat keputusan maka dia langsung menindaklanjutinya. Mereka melaksanakan kegiatannya secepat mungkin yang dia sanggup, artinya seorang wirausaha tidak mau menunda-nunda kesempatan yang dapat dimanfaatkan. 4. Determination Seorang wirausaha melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian. Rasa tanggung jawabnya tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun dia dihadapkan pada halangan atau rintangan yang tidak mungkin diatasi. 5. Dedication Dedikasi seorang wirausaha terhadap bisnisnya sangat tinggi, kadangkadang dia mengorbankan hubungan kekeluargaan, melupakan hubungan dengan keluarganya untuk sementara. Mereka bekerja tidak mengenal lelah, 12 jam sehari atau tujuh hari dalam seminggu. Semua perhatian dan kegiatannya dipusatkan semata- mata untuk kegiatan bisnisnya. 6. Devotion Devotion berarti kegemaran atau kegila- gilaan. Demikian seorang wirausaha mencintai pekerjaan bisnisnya dia mencintai pekerjaan dan
produk yang dihasilkannya. Hal inilah yang mendorong dia mencapai keberhasilan
yang
sangat
efektif
untuk
menjual
produk
yang
ditawarkannya. 7. Details Seorang wirausaha sangat memperhatikan faktor- faktor kritis secara rinci. Dia tidak mau mengabaikan faktor- faktor kecil tertentu yang dapat menghambat kegiatan usahanya. 8. Destiny Seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau tergantung dengan orang lain. 9. Dollars Wirausahawan
tidak
sangat
mengutamakan
mencapai
kekayaan.
Motivasinya bukan memperoleh uang. Akan tetapi uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya. Mereka berasumsi jika mereka sukses berbisnis maka mereka pantas mendapat laba/bonus/hadiah. 10. Distribute Seorang wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya terhadap orang-orang kepercayaannya. Orang-orang kepercayaan ini adalah orang-orang yang kritis dan mau diajak untuk mencapai sukses dalam bidang bisnis. Model proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan oleh Bygrave, diacu dalam Alma (2000) dengan urutan langkah-langkah sebagai berikut (Gambar 2). Innovation (Inovasi)
Triggering Event (Pemicu) Implementation (Pelaksanaan)
Growth (Pertumbuhan) Gambar 2. Model Proses Kewirausahaan Sumber: Bygrave diacu dalam A lma (2000)
1. Proses Inovasi Beberapa faktor personal yang mendorong inovasi adalah keinginan berprestasi, adanya sifat penasaran, keinginan menanggung risiko, faktor pendidikan, dan faktor pengalaman. Adanya inovasi yang berasal dari diri seseorang akan mendorong dia mencari pemicu ke arah mulai usaha. Sedangkan faktor-faktor eksternal (lingkungan) yang mendorong inovasi adalah ada peluang, pengalaman, dan kreativitas. Tidak diragukan lagi pengalaman sebagai guru yang berharga yang memicu perintisan usaha, apalagi ditunjang oleh adanya peluang dan kreativitas. 2. Proses Pemicu Beberapa faktor personal yang mendorong Proses Pemicu (Triggering Event) artinya yang memicu atau memaksa seseorang untuk terjun ke dunia bisnis adalah: Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang sekarang Adanya pemutusan hubungan kerja (PHK), tidak ada pekerjaan lain Dorongan karena faktor usia Keberanian menanggung risiko Komitmen atau minat yang tinggi terhadap bisnis Beberapa faktor lingkungan yang mendorong menjadi pemicu bisnis adalah: a. Adanya persaingan dalam dunia kehidupan b. Adanya sumber-sumber
yang bisa dimanfaatkan,
misalnya
memiliki tabungan, modal, warisan, memiliki bangunan yang lokasinya strategis, dan sebagainya c. Mengikuti latihan- latihan atau inkubator bisnis d. Kebijaksanaan
pemerintah
misalnya
adanya
kemudahan-
kemudahan dalam lokasi berusaha ataupun fasilitas kredit dan bimbingan usaha yang dilakukan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Sedangkan faktor- faktor sosiologis yang menjadi pemicu serta pelaksanaan bisnis adalah: a. Adanya hubungan-hubungan atau relasi-relasi dengan orang lain b. Adanya tim yang dapat diajak kerjasama dalam berusaha c. Adanya dorongan dari orang tua untuk membuka usaha d. Adanya bantuan keluarga dalam berbagai kemudahan e. Adanya pengalaman-pengalaman dalam dunia bisnis sebelumnya 3. Proses Pelaksanaan Beberapa faktor personal yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis adalah sebagai berikut: Adanya seorang wirausaha yang sudah siap mental secara total Adanya manajer pelaksana sebagai pembantu utama Adanya komitmen yang tinggi terhadap bisnis Adanya visi, pandangan yang jauh ke depan guna mencapai keberhasilan 4. Proses Pertumbuhan Proses pertumbuhan ini didorong oleh faktor organisasi, antara lain: Adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua rencana dan pelaksanaan operasional berjalan produktif Adanya strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak Adanya struktur dan budaya organisasi yang mantap Adanya produk yang dibanggakan atau keistimewaan yang dimiliki Sedangkan faktor lingkungan yang mendorong implementasi dan pertumbuhan bisnis adalah sebagai berikut: a. Adanya unsur persaingan yang cukup menguntungkan b. Adanya konsumen dan pemasok barang yang kontinu c. Adanya bantuan dari pihak investor bank yang memberika fasilitas keuangan d. Adanya
sumber-sumber
dimanfaatkan
yang
tersedia,
yang
masih
bisa
e. Adanya kebijaksanaan pemerintah yang menunjang berupa peraturan bidang ekonomi yang menguntungkan Kewirausahaan yang sering dikenal dengan sebutan entrepreneurship berasal dari bahasa Perancis yang diterjemahkan secara harfiah adalah perantara. Secara lebih luas kewirausahaan didefinisikan sebagai proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul risiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi. Namun demikian, istilah kewirausahaan dapat pula diartikan sebagai sikap dan perilaku mandiri yang mampu memadukan unsur cipta, rasa, dan karsa, serta karya atau menggabungkan unsur kreativitas, tantangan, kerja keras, dan kepuasan untuk mencapai pres tasi maksimal sehingga dapat memberikan nilai tambah maksimal terhadap jasa, barang, maupun pelayanan yang dihasikan dengan mengindahkan sendi-sendi kehidupan masyarakat. Entrepreneur bukan sekadar pengusaha swasta, karena terkesan untuk membedakan seseorang yang makan gaji dengan seseorang yang dapat menggaji dirinya sendiri, akan tetapi mereka yang mengerti dan dapat membedakan antara tantangan dan peluang lalu memanfaatkannya untuk keuntungan mereka. Seorang entrepreneur selalu mengamati lingkungannya, bekerja dengan metode yang bervariasi dalam rangka mengidentifikasi peluang-peluang yang potensial. Mereka berharap agar kejadian-kejadian pada bisnis mereka yang di luar harapannya baik berupa keberhasilan maupun kegagalan merupakan tanda-tanda dari peluang. Entrepereneurship merupakan suatu kualitas dari sikap seseorang daripada hanya sekadar keahlian. Seorang entrepreneur memiliki kualifikasi kepribadian yang tahan banting, selalu mencari peluang, dan memiliki visi (Sutanto 2002). 2.2. Mahasiswa Mahasiswa adalah pelajar atau peserta didik yang mengikuti pendidikan di perguruan tinggi, dengan syarat memiliki ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA) atau yang sederajat, dan memiliki kemampuan yang disyaratkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan (Markum 2007).
Di dalam pelaksanaan satuan pendidikan tinggi dalam naungan sistem pendidikan nasional, setiap mahasiswa mempunyai hak-hak 2 : (1) mendapat perlakuan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya; (2) mengikuti program pendidikan yang bersangkutan atas dasar pendidikan berkelanjutan, baik untuk memperoleh kemmapuan diri maupun untuk memperoleh pengakuan tingkat pendidikan terrentu yang telah dibakukan; (3) mendapat bantuan fasilitas belajar, beasiswa, atau bantuan lain sesuai dengan persyaratan yang berlak u; (4) pindah ke satuan pendidikan yang sejajar atau yang tingkatnya lebih tinggi sesuai dengan persyaratan penerimaan mahasiswa pada satuan pendidikan yang hendak dimasuki; (5) memperoleh penilaian hasil belajar; (6) menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari waktu yang ditentukan; dan (7) mendapatkan pelajaran khusus bagi yang menyandang cacat. Hurlock (1980), diacu dalam Fawaqa (2006) menjelaskan bahwa mahasiswa termasuk ke dalam tahap perkembangan dewasa awal yaitu pada rentang umur 18 hingga 40 tahun. Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan- harapan sosial baru. Orang dewasa muda diharapkan memainkan peran baru, seperti peran suami/istri, orang tua, dan pencari nafkah dan mengembangkan sikap-sikap baru, keinginankeinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru ini. Lebih lanjut, orang dewasa yang tadinya menganggap bahwa sekolah itu suatu kewajiban yang tidak berguna kini sadar akan nilai pendidikan sebagai batu loncatan untuk meraih keberhasilan sosial, karir, dan kepuasan pribadi. Individu pada masa dewasa muda umumnya telah menyelesaikan pendidikan dan mulai memasuki dunia kerja. Sejak pertengahan umur dua puluh hingga akhir masa dewasa muda, individuindividu tersebut mulai meniti karir pada bidang tertentu. 2.3. Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan salah satu bentuk upaya yang ditempuh oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) dalam meningkatkan kualitas peserta didik (mahasiswa) di perguruan tinggi agar kelak 2
Su mber: Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Republik Indonesia bidang Pendidikan dan Kebudayaan, 1992.
dapat menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian serta memperkaya budaya nasional. Program Kreativitas Mahasiswa dilaksanakan pertama kali pada tahun 2001, yaitu setelah dilaksanakannya program restrukturisasi di lingkungan Ditjen Dikti. Kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang selama ini sarat dengan partisipasi aktif mahasiswa, diintegrasikan ke dalam satu wahana yang diberi nama Program Kreativitas Mahasiswa. Program Kreativitas Mahasiswa dikembangkan untuk mengantarkan mahasiswa mencapai taraf pencerahan kreativitas dan inovasi berlandaskan penguasaan sains dan teknologi serta keimanan yang baik. Dalam rangka mempersiapkan diri menjadi pemimpin yang cendekiawan, wirausahawan, mandiri, dan arif, mahasiswa diberi peluang untuk mengimplementasikan kemampuan, keahlian, sikap tanggung jawab, membangun kerjasama tim, maupun mengembangkan kemandirian melalui kegiatan yang kreatif dalam ilmu yang ditekuni. Pada tahun 2001-2008, ada lima jenis kegiatan yang ditawarkan dala m Program Kreativitas Mahasiswa, yaitu empat jenis PKM yang merupakan program kegiatan fisik yang diusulkan untuk dibiayai dan satu jenis PKM yang merupakan program kegiatan penulisan ilmiah dalam bentuk pengajuan artikel ilmiah hasil karya mahasiswa yang diusulkan untuk mendapatkan hadiah atau insentif. Keempat jenis PKM yang pertama meliputi PKM Penelitian (PKMP), PKM Penerapan Teknologi (PKMT), PKMK (PKMK), dan PKM Pengabdian Masyarakat (PKMM). Jenis yang terakhir adalah PKM Penulisan Ilmiah (PKMI) yang sejak tahun 2009 ini diganti menjadi PKM Artikel Ilmiah (PKM AI). Program Kreativitas Mahasiswa diberikan oleh Direktorat P2M, Ditjen Dikti kepada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dengan pola pembinaan melalui penyediaan dana yang bersifat kompetitif, akuntabel, dan transparan. Kriteria mengenai inti kegiatan seperti materi kegiatan, strata pendidikan, jumlah anggota, dosen pendamping, alokasi biaya, laporan akhir, dan luaran dari empat kegiatan PKM dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kriteria Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) No.
Krite ria
Jenis Kegiatan PKMP Kreatif, inovatif dalam penelitian
PKMT Kreatif, inovatif dalam menciptakan karya teknologi
PKMK Kreatif, inovatif dalam membuka peluang usaha
PKMM
1.
Inti Kegiatan (Karya)
Kreatif, inovatif dalam membantu masyarakat
2.
Materi Kegiatan
Sesuai bidang ilmu, lintas bidang dianjurkan
3.
Strata Pendidikan
Diploma, S1
4.
Jumlah Anggota
3-5 orang
5.
Alokasi Pendanaan
6.
Laporan Akhir
7.
Luaran
Lihat pengumuman Dikti setiap periode anggaran Hasil kerja Artikel, paten
Paten, model desain, piranti lunak, jasa
Barang dan jasa komersial
Jasa desain, barang
Sumber: Panduan Pengelolaan Program Hibah DP2M Ditjen Dikt i (2004)
Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) merupakan kreativitas penciptaan ketrampilan berwirausaha dan berorientasi pada profit, umumnya didahului oleh survai pasar, karena relevansinya tinggi terhadap terbukanya peluang perolehan profit bagi mahasiswa. Perlu ditegaskan di sini bahwa penciptaan Keterampilan berwirausaha yang dimaksud adalah untuk mahasiswa pengusul PKMK, begitu juga pelaku aktivitas usaha/bisnis yang didanai dalam PKMK adalah kelompok mahasiswa pengusul PKMK. Kelompok mahasiswa pengusul sebagai wirausahawan baru bisa menjalin kerjasama dengan kelompok masyarakat yang produktif, namun dana PKMK tidak dimaksudkan untuk membantu peningkatan ekonomi kelompok msyarakat tertentu. Dalam PKMK sama sekali tidak diizinkan dilakukannya penelitian/percobaan untuk mencari temuan. Dari seluruh usulan yang disetujui untuk didanai, Dikti akan memilih kelompok program yang layak diundang sebagai peserta Seminar Program
Kreativitas Tingkat nasional berdasarkan hasil monitoring dan laporan hasil akhir pelaksanaan. Penghargaan akan diberikan kepada program yang inovatif, merangsang pengembangan diri, dan berdampak luas untuk manfaat ilmu pengetahuan dan/atau masyarakat. Kegiatan ini dikoordinasikan dalam kegiatan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) (Panduan Kemahasiswaan IPB 2008). 2.4. Program Penge mbangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM) Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM) merupakan salah satu program yang diselenggarakan oleh Direktorat Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni Institut Pertanian Bogor (DPKHA IPB) yang juga dikenal dengan sebutan CDA (Career Development and Alumni Affairs). Salah satu hal yang melatarbelakangi diselenggarakannya program ini adalah berdasarkan studi CDA empat tahun terakhir, wirausaha adalah jenis profesi yang paling diminati oleh mahasiswa IPB di tingkat pertama dengan jumlah peminat mencapai 35 sampai 45 persen. Namun demikian, ada kecenderungan yang mengkhawatirkan karena minat mahasiswa untuk berwirausaha semakin menurun menjelang kelulusan dan alumni IPB yang benar-benar berwirausaha setelah menyelesaikan studi hanya sekitar empat persen. Karena itu, pada tahun 2009 ini CDA menyelenggarakan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa yang menjaring potensi berwirausaha di kalangan mahasiswa IPB untuk dikembangkan menjadi wirausaha yang sukses dengan memberikan bantuan modal usaha dalam jumlah yang memadai, pendampingan usaha, dan pembinaan yang terarah dengan melibatkan para pengusaha mitra, alumni, dan pihak lainnya yang berkompeten dalam pengembangan kewirausahaan. Untuk dapat menjadi peserta program ini, para pendaftar yang merupakan mahasiswa di tingkat tiga ke atas harus menyerahkan ide bisnis baik yang telah atau ingin dijalani dan mengisi formulir pendaftaran. Setelah lolos seleksi administrasi, calon peserta diwajibkan untuk hadir da lam Stadium General yang berisi materi motivasi berwirausaha serta penjelasan mengenai program ini. Calon peserta yang tidak hadir dalam stadium general, dianggap mengundurkan diri. Kemudian, calon peserta mendapatkan jadwal untuk mendapatkan pembekalan
materi- materi kewirausahaan dan diwajibkan untuk hadir. Peserta yang tidak hadir dalam pembekalan ini, dianggap mengundurkan diri. Setelah melalui tahap pembekalan, calon peserta diwajibkan mengikuti psikotest dan membuat business plan dalam jangka waktu tertentu. Business plan ini akan dinilai oleh juri yang terdiri dari pihak IPB, pengusaha, dan pemberi modal. Persyaratan mengikuti PPKM yaitu: 1) Mahasiswa semester 6 (S1) dan semester 4 (D3) ke atas 2) Peserta individu maupun kelompok 3) Memiliki minat berwirausaha/memiliki usaha 4) Lolos seleksi 5) Bersedia mengikuti program selama satu tahun dengan tetap mengikuti kegiatan akademik reguler
Keuntungan mengikuti PPKM yaitu: 1) Mendapatkan pendidikan dan latihan kewirausahaan 2) Mendapatkan kesempatan magang kewirausahaan 3) Mendapatkan modal kerja maksimal Rp 8.000.000,00 per orang atau maksimal Rp 40.000.000,00 untuk kelompok dengan jumlah anggota 5 orang 4) Diberi kebebasan untuk mengembangkan usaha yang diminati 5) Mendapatkan pendampingan usaha 6) Dimungkinkan mengikuti temu bisnis dengan mitra usaha/calon investor 7) Tidak dipungut biaya apapun
Jadwal pelaksanaan PPKM dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jadwal Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa No.
Nama Kegiatan
Jadwal 28 Januari – 3 Maret 2009
1.
Pendaftaran
2.
Sosialisasi dan Studium General
3.
Seleksi Awal
4.
Pengumuman Hasil Seleksi Awal
5.
Pendidikan dan Pelatihan
6.
Psikotest
7.
Seleksi Business Plan
8.
Pengumuman Hasil Seleksi Akhir
6 April 2009
9.
Penandatanganan Kontrak dan Pemberian Modal Kerja
11 April 2009
10.
Pendampingan Usaha
Sepanjang tahun 2009
11.
Pameran dan Temu Bisnis
Ditentukan kemudian
7 Maret 2009 10-11 Maret 2009 12 Maret 2009 14-22 Maret 2009 (setiap Sabtu dan Minggu) 28 Maret 2009 26-31 Maret 2009
Sumber: Publikasi Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa 2009
2.5. Penelitian Terdahulu Penelitian Hijriyah (2004) yang berjudul Perilaku Wirausaha Pedagang Fried Chicken Kaki Lima di Kota Bogor bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik, mengetahui perilaku wirausaha, dan menge tahui hubungan antara karakteristik dengan perilaku wirausaha pedangang fried chicken kaki lima di Kota Bogor. Penarikan sampel dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan melibatkan pedagang fried chicken kaki lima sebanyak 47 orang. Analisis yang digunakan adalah korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pedagang fried chicken kaki lima sebagian besar (57,45%) berumur di bawah 27 tahun dengan umur terendah 14 tahun, berstatus tidak kawin (61,70%), asal daerah dari luar provinsi Jawa Barat (48,94%), jumlah tanggungan keluarga pedagang kurang dari enam otang (63,83%) dengan jumlah tanggungan terkecil sebanyak dua orang, pemilikan usaha adalah milik bos (61,70%), status usaha merupakan usaha pokok (89,36%), pekerjaan sebelum dagang fried chicken (42,55%) adalah berdagang, pengalaman berdagang (59,57%) masih kurang dari
28 bulan dengan pengalaman terendah adalah satu bulan, lamanya kerja per hari (48,94%) berada pada kisaran 8-11 jam, belajar dagang fried chicken berasal dari teman (53,19%), pencatatan keuangan (46,81%) kadang-kadang dilakukan pedagang, pasokan ayam per hari kurang dari 16,64 kilogram (74,47%) dengan pasokan terendah sebesar tiga kilogram dan penerimaan usaha per bulan kurang dari Rp 10.418.744,00 (72,34%) dengan penerimaan terendah sebesar Rp 1.620.000,00. Perilaku
wirausaha pedagang
terdiri dari
tiga
komponen
yaitu
pengetahuan, sikap mental, dan keterampilan wirausaha pedagang. Pengetahuan wirausaha sebagian besar pedagang (78,72%) berada dalam kategori sedang, sikap mental sebagian besar pedagang (59,57%) berada dalam kategori sedang, dan keterampilan wirausaha sebagian besar pedagang (42,55%) berada pada kategori baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perilaku wirausaha sebgaian besar pedagang (36,18%) berada pada kategori sedang. Karakteristik pedagang yang signifikan dengan faktor- faktor perilaku wirausaha adalah umur dengan sikap mental, tingkat pendidikan dengan pengetahuan dan sikap mental, tanggungan keluarga dengan sikap mental, penerimaan usaha dengan keterampilan, lama kerja dengan keterampilan, dan pengalaman berdagang dengan keterampilan. Sedangkan karakteristik pedagang yang signifikan dengan perilaku wirausaha adalah umur, tanggungan keluarga, penerimaan usaha, lama kerja per hari, dan pengalaman berdagang. Ramanti (2006) meneliti tentang Perilaku Wirausaha Wanita Peternak dalam Mencari dan Menerapkan Informasi Usahaternak Ayam Buras (Kasus Kelompok Tani- ternak ”Tanjung”, Desa Taman Sari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sebagian besar wanita peternak ayam buras berumur 37-50 tahun; pendidikan sampai tamat SD; pengalaman beternak 2-8 tahun; jumlah anggota keluarga 1-4 orang; pendapatan usahaternak ayam buras Rp 166.001,00-Rp 308.001,00 per bulan; kegiatan kelompok 3-4 kali/bulan; kegiatan domestik 5-7 jam/hari; dan motivasi untuk meningkatkan penghasilan dalam berusahaternak ayam buras. Sedangkan karakteristik eksternal sebagian besar wanita peternak memiliki interaksi yang tinggi dengan penyuluh dan interaksi yang sedang dengan pedagang; peluang
pasar besar dan umumnya modal usaha berasal dari kombinasi modal sendiri dan dari bantuan pemerintah. Sebagian besar perilaku wirausaha wanita peternak dalam mencari dan menerapkan informasi usahaternak ayam buras (pengetahuan, sikap,
dan keterampilan berwirausaha) berada dalam kategori sedang.
Berdasarkan uji korelasi Rank Spearman dan Chi Square diketahui bahwa jumlah anggota keluarga berhubungan nyata dengan sikap wirausaha, dan berhubungan sangat nyata dengan keterampilan wirausaha serta motivasi berusaha berhubungan nyata dengan sikap wirausaha. Sedangkan dalam karakteristik eksternal, interaksi penyuluh berhubungan nyata dengan sikap dan keterampilan wirausaha, dan interaksi pedagang berhubungan nyata dengan keterampilan wirausaha. Jusuf (2004) melakukan penelitian yang berjudul Pengembangan Karakter Wirausaha Internal Locus of Control melalui Pelatihan Berbasis Experiental Learning pada Mahasiswa Program Studi Agribisnis Angkatan 2000, Institut Pertanian Bogor. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata sebelum dan setelah pelatihan yaitu penurunan nilai rata-rata eksternal dan kenaikan nilai rata-rata Internal Locus of Control, sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui pelatihan berbasis Experiental Learning karakter wirausaha Internal Locus of Control dapat dikembangkan pada mahasiswa PS AGB Angkatan 2000 Institut Pertanian Bogor. Penelitian Fawaqa (2006) yang berjudul Potensi Wirausaha di Kalangan Mahasiswa (Perbandingan yang Mendapat dengan yang Tidak Mendapat Mata Kuliah Kewirausahaan) menunjukkan hasil bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki niat berwirausaha (80%), memandang bahwa wirausaha adalah profesi yang menjanjikan (83,33%), n-Ach yang tinggi (76,67%), LoC yang internal (81,67%), dan RTP yang moderat (88,33%). Berdasarkan hasil uji Fisher atau Chi Square, terdapat perbedaan niat berwirausaha antara mahasiswa AGB dan EPS. N-Ach, LoC, RTP, dan persepsi terhadap profesi wirausaha kedua populasi tidak berbeda. Penelitian yang akan dilakukan ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Hijriyah (2004) dan Ramanti (2006) namun berbeda dengan penelitian Jusuf (2004) dan Fawaqa (2006). Perbedaan dengan penelitian Hijriyah (2004) dan Ramanti (2006) adalah dari sisi obyek yang diteliti. Obyek yang diteliti pada
penelitian Hijriyah (2004) adalah pedagang fried chicken kaki lima di kota Bogor dan obyek penelitian Ramanti (2006) adalah wanita peternak di Kelompok Taniternak ”Tanjung”, Desa Taman Sari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, sedangkan pada penelitian ini obyek yang diteliti adalah mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM. Perbedaan dengan penelitian Jusuf (2004) dan Fawaqa (2006) adalah pada analisis sisi kewirausahaan serta alat analisis yang digunakan. Jusuf (2004)
menganalisis
mengenai pengembangan karakter
wirausaha pada
Mahasiswa Program Studi Agribisnis Angkatan 2000, Institut Pertanian Bogor menggunakan penurunan nilai rata-rata eksternal dan kenaikan nilai rata-rata Internal Locus of Control dan Fawaqa (2006) menganalisis potensi wirausaha di kalangan mahasiswa Agribisnis dan Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya IPB menggunakan uji Fisher atau Chi Square, sedangkan penelitian ini menganalisis perilaku wirausaha mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM dengan menggunakan alat analisis uji korelasi Rank Spearman dan Chi Square.
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pe mikiran Teoritis 3.1.1. Karakteristik Individu Lionberger (1960) dalam Pambudy (2001) melaporkan bahwa karakteristik individu yang perlu diperhatikan adalah umur, pendidikan, dan karakteristik psikologis. Kotler (1980) juga menyebutkan karakteristik demografik ialah meliputi umur, jenis kelamin, ukuran keluarga, daur kehidupan keluarga, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, kebangsaan, dan tingkat sosial. Robbins (1998) mengemukakan bahwa karakteristik individu terdiri dari umur, jenis kelamin, status perkawinan, dan kedudukan seseorang. Hijriyah (2004) pada penelitiannya memasukkan umur, tingkat pendidikan formal, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman berdagang, lama bekerja, pasokan ayam, dan penerimaan usaha sebagai komponen karakteristik individu responden, sedangkan Yuliantin (2009) memasukkan usia, jenis kelamin, IPK, sifat, dan kepribadian sebagai komponen karakteristik individu. Berdasarkan penelitian terdahulu dan penyesuaian dengan kondisi responden sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang akan diteliti karakteristik dengan perilaku wirausahanya, karakteristik individu yang akan digunakan pada penelitian ini meliputi Jenis Kelamin, Fakultas, Minor, IPK, Uang Saku per Bulan, Pekerjaan Ayah, Pekerjaan Ibu, Suku Daerah, Bidang Usaha PKMK, Bidang Usaha PPKM, Keikutsertaan pada PKMK Sebelum Tahun 2009, Keikutsertaan pada Seminar/Pelatihan Kewirausahaan, dan Pengambilan Mata Kuliah Kewirausahaan. Karakteristik individu responden ini dapat menjadi sumber informasi yang berharga bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi yang berharga bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi yang berkaitan dengan perilaku wirausaha mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta PKMK dan PPKM. 3.1.2. Perilaku Wirausaha Perilaku pada dasarnya berorientasi tujuan, atau dengan kata lain pada umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu. Satuan perilaku yang utama adalah aktivitas. Nyatanya, semua perilaku merupakan suatu
rangkaian aktivitas (Hersey dan Blanchard 1992). Perilaku diartikan sebagai suatu aksi-reaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmojo 2003). Azwar (1998) menyatakan bahwa perilaku (behavior) dalam psikologi dipandang sebagai reaksi yang bersifat sederhana maupun kompleks. Lebih lanjut, Rakhmat (2001) menyatakan bahwa perilaku dapat dibedakan ke dalam tiga ranah yaitu (1) ranah kognitif atau pengetahuan, (2) ranah afektif atau sikap, dan (3) ranah psikomotorik atau keterampilan atau tindakan. Komponen kognitif dalam perilaku meliputi awareness dan knowledge terhadap suatu obyek atau fenomena. Komponen afektif mengacu pada liking dan preference, sedangkan komponen psikomotorik mengacu pada intention dan actual behaviour terhadap suatu obyek atau fenomena. 3 Menurut Lunandi dalam Ramanti (2006), perilaku seseorang dipengaruhi oleh sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimilikinya serta dalam hal tertentu oleh material yang tersedia. Oleh karena itu, proses belajar manusia dewasa ke arah perubahan perilaku hendaknya digerakkan melalui usaha perubahan sikap baru, memberinya pengetahuan baru, dan dalam hal tertentu disertai dengan penyediaan material baru. Dari pengamatan perilaku
wirausaha oleh
Alma (2000),
dapat
dikemukakan tiga tipe wirausaha: 1. Wirausaha yang memiliki inisiatif 2. Wirausaha
yang
mengorganisir
mekanis
sosial
ekonomi
untuk
mengahasilkan sesuatu 3. Wirausaha yang menerima risiko atau kegagalan Dari definisi perilaku di atas dan pengertian wirausaha itu sendiri, yang dimaksud dengan perilaku wirausaha adalah segala kegiatan atau aktivitas manusia dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara 3
Modul Mata Kuliah Riset Konsumen, Mayor Ilmu Keluarga dan Konsumen, Institut Pertanian Bogor, 2008
produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. 3.1.2.1. Pengetahuan Wirausaha Menurut Sujijono (1995) ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir, yang salah satunya adalah pengetahuan. Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ngingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Pengetahuan
wirausaha
merupakan
kemampuan
seseorang
untuk
mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, dan gejala yang berkaitan dengan kemampuan menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri dan bersedia mengambil risiko pribadi dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. 3.1.2.2. Sikap Wirausaha Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmojo 2003). Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni (Notoatmojo, 2003): 1. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).
2. Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut. 3. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya seorang mengajak ibu yang lain (tetangga, saudaranya, dsb) untuk menimbang anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak. 4. Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri. Rakhmat (2001) mengemukakan lima pengertian sikap, yaitu: Pertama, sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok. Kedua, sikap mempunyai daya penolong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu; menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan; mengesa mpingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus dihindari. Ketiga, sikap lebih menetap. Berbagai studi menunjukkan sikap politik kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengala mi pembahan. Keempat, sikap menga ndung aspek evaluatif: artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Kelima, sikap timbul dari pengalaman: tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah.
Dari pengertian sikap dan wirausaha, yang dimaksud dengan sikap wirausaha adalah reaksi atau respon seseorang secara afektif dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk
pengadaan
produk,
memasarkannya,
serta
mengatur
permodalan
operasinya. 3.1.2.3. Tindakan Wirausaha Dalam kamus besar Bahasa Indonesia tindakan didefinisikan sebagai sesuatu yang dilakukan atau perbuatan seseorang. Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Tindakan wirausaha adalah perbuatan seseorang dalam mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk
pengadaan
produk,
memasarkannya,
serta
mengatur
permodalan
operasinya. 3.2. Kerangka Pe mikiran Operasional Peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang diiringi dengan jumlah angkatan kerja tidak diimbangi dengan jumlah peningkatan lapangan kerja menimbulkan masalah pengangguran. Ditambah dengan adanya krisis global yang turut menimpa Indonesia semakin memperburuk kondisi yang ada. Untuk itulah peran kewirausahaan sangat penting sebagai salah satu solusi untuk membuka lapangan kerja dan mengurangi pengangguran. Salah satu sumberdaya manusia yang potensial untuk dikembangkan jiwa wirausahanya adalah mahasiswa. Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) merupakan salah satu wadah pengembangan jiwa kewirausahaan mahasiswa yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti). Mahasiswa Institut Pertanian Bogor merupakan salah satu peserta terbanyak dalam PKMK, sedangkan
Program Pengembangan
Kewirausahaan
Mahasiswa
(PPKM)
merupakan program yang diselenggarakan IPB untuk menjaring potensi
wirausaha di kalangan mahasiswa sekaligus menempanya agar kelak mahasiswamahasiswa yang mengikuti kegiatan ini dapat benar-benar berkarir sebagai seorang wirausahawan. Oleh karena itu perilaku wirausaha mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta PKMK merupakan salah satu obyek yang menarik untuk dikaji. Penelitian ini menganalisis karakteristik individu mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM dan perilaku wirausahanya dengan menggunakan analisis statistika deskriptif. Setelah itu, hasil dari keduanya akan dianalisis hubungannya dengan Analisis Korelasi Rank Spearman dan Khi Kuadrat (Chi Square). Karakteristik Internal yang akan diteliti meliputi jenis kelamin, fakultas, minor, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), uang saku per bulan, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, suku daerah, bidang usaha PKMK, bidang usaha PPKM, keikutsertaan dalam PKMK sebelum tahun 2009, dan pengambilan Mata Kuliah Kewirausahaan. Perilaku wirausaha meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan wirausaha. Hasil dari penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara karakteristik individu dan perilaku wirausaha mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM sehingga dapat menjadi bahan masukan bagi pengembangan kewirausahaan terutama di kalangan mahasiswa. Kerangka pemikiran operasional dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.
Masalah Pengangguran di Indonesia
Kewirausahaan sebagai Salah Satu Solusi
Potensi Kewirausahaan di Kalangan Mahasiswa
Pengembangan Jiwa Wirausaha di Kalangan Mahasiswa melalui Program Kreativ itas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM K) dan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM)
Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Peserta PKMK dan PPKM
Perilaku Wirausaha
Karakteristik Indiv idu 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
13.
Jenis Kelamin Fakultas Minor Indeks Prestasi Kumu latif Uang Saku per Bulan Pekerjaan Ayah Pekerjaan Ibu Suku Daerah Bidang Usaha PKMK Bidang Usaha PPKM Keikutsertaan pada PKMK Sebelu m 2009 Keikutsertaan pada Seminar/ Pelat ihan Kewirausahaan Pengambilan Mata Ku liah Kewirausahaan
1. 2. 3.
Pengetahuan Wirausaha Sikap Wirausaha Tindakan Wirausaha
Hubungan antara Karakteristik dengan Perilaku W irausaha Mahasiswa IPB Peserta PKM K dan PPKM
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa obyek yang akan diteliti, yaitu mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor peserta PKMK dan PPKM sebagian besar masih menempuh studinya di Kampus IPB Dramaga. Pelaksanaan penelitian dilakukan dari Januari hingga Juli 2009. 4.2. Metode Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta
Program
Pengembangan
Kreativitas
Kewirausahaan
Mahasiswa Mahasiswa.
Kewirausahaan Pemilihan
dan
populasi
Program tersebut
didasarkan pada bahwa mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta Program Kreativitas
Mahasiswa
Kewirausahaan
dan
Program
Pengembangan
Kewirausahaan Mahasiswa dianggap telah menunjukkan perilaku wirausaha dan sangat menarik untuk diteliti karena memiliki motivasi berwirausaha yang baik dengan mengikuti kedua program tersebut serta usaha yang mereka lalukan berjalan hingga saat ini. Pemilihan responden dilakukan dengan metode sensus yang berarti semua anggota dalam populasi diambil sebagai obyek penelitian. Jumlah responden yang diteliti berjumlah 25 orang yang seluruhnya merupakan peserta PKMK dan PPKM pada periode penelitian. Data responden penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1. 4.3. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah Metode Sensus, yaitu hanya diambil sekelompok anggota populasi atau yang mewakili seluruh anggota populasi yang diteliti. Metode ini digunakan untuk menganalisis karakteristik individu, serta perilaku wirausaha mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta PKMK dan PPKM. 4.4. Data dan Instrume ntasi Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi daerah penelitian dan
pengisian kuesioner oleh responden. Dengan demikian, data yang akan digunakan jika dilihat dari waktunya merupakan data cross section. Untuk menguji tujuan penelitian data yang akan digunakan adalah data primer. Data sekunder diperoleh melalui basis data Direktorat Kemahasiswaan IPB dan studi literatur baik melalui, buku, artikel, maupun internet. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, penyimpan data elektronik, dan alat pencatat. Untuk memastikan bahwa kuesioner yang digunakan dapat dipercaya dan valid, maka dilakukan uji reliabilitas dan uji validitas. Menurut Umar (2005), uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur sedangkan realibilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Apabila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur sesuatu yang sama dan menghasilkan pengukuran yang relatif konsisten maka alat pengukur tersebut dapat dikatakan andal. Dikatakan reliable atau dapat dipercaya apabila mantap atau stabil, dapat diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan (predictability). Uji validitas dan realibilitas pada penelitian ini dilakukan terhadap 10 orang responden sebagai pengujian awal kuesioner. Jumlah pertanyaan awal dari masing- masing unsur perilaku wirausaha adalah 25 pertanyaan. Setelah melalui tahap uji validitas dan realibilitas kuesioner, pertanyaan yang lolos uji untuk pengetahuan wirausaha berjumlah 22, sikap wirausaha berjumlah 20, dan tindakan wirausaha berjumlah 17. Hasil uji validitas menunjukkan semua pertanyaan valid untuk digunakan dalam penelitian (Lampiran 2). Hasil akhir dari uji reliabilitas menunjukkan Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,500 yakni sebesar 0,559 untuk pertanyaan pengetahuan wirausaha, 0,715 untuk pertanyaan sikap wirausaha, dan 0,753 untuk pertanyaan tindakan wirausaha. Hal ini berarti semua pertanyaan reliabel untuk digunakan dalam penelitian. Setelah melalui tahap uji validitas dan realibilitas, kuesioner disebar kepada responden lainnya. 4.5. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan pada Januari hingga Juli 2009. Kegiatan ini bertempat di Kampus IPB Dramaga dan sekitarnya dengan pengisian kuesioner oleh responden, studi literatur, observasi kondisi tempat penelitian, dan browsing
internet. Pengisian kuesioner oleh responden dilakukan dengan temu langsung dan pengisian lewat perantara media elektronik yaitu e-mail. Kuesioner yang diberikan berupa pertanyaan terbuka dan tertutup. Pertanyaan terbuka dan tertutup diberikan untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik individu responden. Pertanyaan untuk unsur pengetahuan wirausaha diberikan dalam bentuk pertanyaan tertutup Benar/Salah. Pertanyaan untuk unsur sikap wirausaha diberikan dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban Skala Likert lima kategori mulai dari Sangat Tidak Sesuai hingga Sangat Sesuai dan pertanyaan untuk unsur tindakan wirausaha berupa pertanyaan Ya/Tidak. Kuesioner penelitian selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. 4.6. Metode Pengolahan Data Ada tiga jenis analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu Analisis Statistika Deskriptif, Analisis Korelasi Rank Spearman, dan Analisis Korelasi Khi Kuadrat (Chi Square). 4.6.1. Analisis Statistika Deskriptif Salah satu analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistika deskriptif. Dalam penelitian ini, analisis statistika deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta PKMK dan PPKM serta perilaku wirausahanya. Data dan informasi yang berasal dari kuesioner akan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama. Hasil yang diperoleh kemudian dipersentase berdasarkan jumlah responden. Persentase terbesar dari setiap hasil merupakan faktor dominan dari masing- masing variabel yang dianalisis. Untuk mewakili keseluruhan skor yang terdapat dalam data, digunakan ukuran nilai pusat. Jenis ukuran nilai pusat yang dipakai adalah rata-rata hitung (mean). Mean adalah kecenderungan tengah yang memberikan gambaran umum dari suatu seri pengamatan (Nazir 2005). Rata-rata hitung secara umum dapat ditentukan dengan rumus :
Keterangan : µ = mean Xi = pengamatan ke- i
n = jumlah data Berdasarkan hasil perhitungan nilai tengah, perilaku wirausaha dan unsurunsurnya diklasifikasikan menjadi lima kelas (Tabel 4). Pembagian klasifikasi penilaian dapat dilakukan dengan formulasi sebagai berikut (Nazir 2005):
Keterangan:
i = besar interval kelas R = range k = jumlah interval kelas
Dalam penelitian ini, pemberian skor pengetahuan dan tindakan wirausaha dilakukan dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 0 sedangkan pemberian skor sikap wirausaha yang menggunakan Skala Likert dengan nilai tertinggi adalah 100 dan terendah adalah 20. Skala Likert menggunakan ukuran ordinal, karenanya, hanya dapat membuat ranking, tetapi tidak dapat diketahui berapa kali satu responden lebih baik atau lebih buruk dari responden lainnya di dalam skala (Nazir 2005). Skor perilaku wirausaha merupakan penjumlahan dari skor unsurunsurnya sehingga skor perilaku wirausaha tertinggi adalah 300 dan terendah adalah 20. Kriteria penilaian skor secara rinci ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Kriteria Penilaian Skor Kuesioner No.
Range Skor
Range
Range Skor
Range Skor
Pengetahuan
Skor
Tindakan
Perilaku
Kriteria
Sikap 1.
0-20
20-36
0-20
20-76
Sangat Rendah
2.
20-40
36-52
20-40
76-132
Rendah
3.
40-60
52-68
40-60
132-188
Sedang
4.
60-80
68-84
60-80
188-244
Tinggi
5.
80-100
84-100
80-100
244-300
Sangat Tinggi
4.6.2. Analisis Korelasi Rank Spearman dan Chi Square Analisis korelasi Chi Square dapat dikembangkan untuk menguji apakah bebrapa ukuran nominal, berhubungan satu sama lain atau tidak, atau dengan perkataan lain, apakah dua atau lebih distribusi populasi didistribusikan dalam bentuk sama dan sehubungan dengan kriteria yang diinginkan. Analisis korelasi
Rank Spearman digunakan jika pengamatan dari dua variabel adalah dalam bentuk skala ordinal (Nazir 2005). Analisis korelasi Rank Spearman dan Chi Square digunakan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaa n (PKMK) dengan perilaku wirausahanya. Analisis ini dilakukan dengan alat bantu berupa software Microsoft Excel 2007 dan SPSS 13.00 for Windows. Rumus korelasi Rank Spearman yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan: rs
= koefisien korelasi Rank Spearman
n
= banyak jenjang
d
= selisih dua jenjang untuk indikator yang sama
Rumus korelasi Chi Square yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan: x2
= chi square
Oij
= frekuensi yang termasuk pada tiap sel (i,j)
Eij
= frekuensi yang diharapkan dalam sel (i,j)
k
= jumlah baris
n
= jumlah kolom
4.7. Definisi Operasional Berikut ini didefinisikan beberapa peubah yang digunakan untuk mempermudah pemahaman terhadap istilah-istilah dalam penelitian, yaitu: 1) Jenis Kelamin adalah jenis kelamin mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM yang diukur berdasarkan skala nominal. 2) Fakultas adalah lembaga yang mengampu departemen mayor mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM yang diukur berdasarkan skala nominal.
3) Mayor adalah bidang keahlian utama yang diambil oleh mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM yang diukur berdasarkan skala nominal. 4) Minor adalah bidang keahlian pendukung mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM yang diukur berdasarkan skala nominal. 5) Uang Saku per Bulan adalah jumlah dana yang diperoleh oleh ma hasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM baik dari sumber keluarga maupun sumber lainnya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari yang diukur berdasarkan skala ordinal. 6) IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) adalah tingkat prestasi akademik mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM yang berada dalam rentang skala 0,00 – 4,00. 7) Pekerjaan Ayah adalah jenis profesi atau sumber penghasilan ayah mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM yang diukur berdasarkan skala nominal. 8) Pekerjaan Ibu adalah jenis profesi atau sumber penghasilan ibu mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM yang diukur berdasarkan skala nominal. 9) Suku Daerah adalah asal suku daerah dari mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM yang diukur berdasarkan skala nominal. 10) Bidang Usaha PKMK adalah jenis bidang yang digeluti ole h mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM dalam menjalankan usaha pada PKMK yang diukur dalam skala nominal. 11) Bidang Usaha PPKM adalah jenis bidang yang digeluti oleh mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM dalam menjalankan usaha pada PPKM yang diukur dalam skala nominal. 12) Keikutsertaan pada PKMK Sebelum 2009 adalah banyaknya keikutsertaan mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM dalam kegiatan PKMK sebelum tahun 2009 yang diukur berdasarkan skala ordinal. 13) Keikutsertaan pada Pelatihan/Seminar Kewirausahaan adalah banyaknya keikutsertaan mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM dalam kegiatan pelatihan/seminar kewirausahaan yang diukur berdasarkan skala ordinal.
14) Pengambilan Mata Kuliah Kewirausahaan adalah pengambilan mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM terhadap Mata Kuliah Kewirausahaan yang diukur berdasarkan skala nominal. 15) Perilaku Wirausaha adalah perilaku wirausaha adalah segala kegiatan atau aktivitas manusia dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. 16) Pengetahuan Wirausaha adalah kemampuan mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM untuk mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, dan gejala yang berkaitan dengan kemampuan menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri dan bersedia mengambil risiko pribadi dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensipotensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. 17) Sikap Wirausaha adalah sikap individu mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM reaksi atau respon seseorang secara afektif dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. 18) Tindakan Wirausaha adalah perbuatan mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM dalam mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya
V
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1. Sejarah Ringkas Institut Pertanian Bogor Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan lembaga pendidikan tinggi sebagai kelanjutan dari lembaga pendidikan menengah dan tinggi pertanian serta kedokteran hewan yang dimulai pada awal abad ke-20 di Bogor. Sebelum perang dunia II, lembaga pendidikan menengah tersebut dikenal dengan nama Middlebare Landbouw School, Middlebare Bosbouw School, dan Nederlandsch Indische Veeartsen School. Pada tahun 1940, pemerintah Hindia Belanda mendirikan Lembaga Pendidikan Tinggi Pertanian di Bogor dengan nama Landbouw Hogenschool yang pada masa pendudukan Jepang (1942-1945) ditutup. Namun pada masa itu Nederlandsch Indische Veeartsen School tetap berjalan. Hanya namanya diubah menjadi Bogor Zui Gakku (Sekolah Dokter Hewan Bogor) yang pada tahun 1946 ditingkatkan menjadi Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan (PTKH). Pada tahun 1947 Landbouw Hogenschool dibuka kembali dengan nama Faculteit
voor
Landbouw-wetwnschappen
sebagai
kelanjutan
Landbouw
Hogenschool yang mempunyai jurusan Pertanian dan Kehutanan. Bersama dengan itu dibentuk Faculteit der Diegeneskunde yang sebelumnya adalah Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan. Secara organik kedua faculteit yang ada di Bogor tersebut bernaung di bawah Universiteit van Indonesie yang kemudian berubah nama menjadi Universitas Indonesia (UI). Pada tahun 1950 Faculteit voor Landbouw-wetenschappen berubah nama menjadi Fakultas Pertanian UI dengan tiga jurusan yaitu Sosial Ekonomi, Pengetahuan Alam, dan Kehutanan serta pada tahun 1957 dibentuk Jurusan Perikanan Darat, sedangkan Faculteit voor Diegerneeskunde berubah nama menjadi Fakultas Kedokteran Hewan UI yang pada tahun 1960 berubah nama menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan dan selanjutnya pada ta hun 1962 menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Fakultas Peternakan UI. Pada tanggal 1 September 1963, berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 91 tahun 1963, Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Peternakan UI melepaskan diri menjadi Institut
Pertanian Bogor dan disahkan oleh Presiden RI dengan Keputusan No. 2791 tahun 1965. Pada awalnya, IPB terdiri dari lima fakultas yaitu Fakutas Pertanian (berasal dari Jurusan Pertanian Fakultas Pertanian UI), Fakultas Kehutanan (Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian UI), Fakultas Kedokteran Hewan (berasal dari Fakultas Kedokteran Hewan UI), Fakultas Peternakan (berasal dari Fakultas Peternakan dan Perikanan Laut UI), dan Fakultas Perikanan (merupakan gabungan Jurusan Perikanan Darat Fakultas Pertanian dan Jurusan Perikanan Laut Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan UI). Pada tahun 1964, IPB berkembang menjadi enam fakultas dengan didirikannya Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian (Fatemeta), yang pada tahun 1968 berubah menjadi Fakultas Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian serta tahun 1981 hingga saat ini bernama Fakultas Teknologi Pertanian. Pada tahun 1975, Sekolah Pascasarjana pertama di Indonesia dibuka di IPB yang pada tahun 1980 diresmikan menjadi Fakultas Pascasarjana IPB. Dengan terbitnya PP 30/1990 Fakultas Pascasarjana IPB beralih status menjadi Program Pendidikan Pascasarjana yang dipimpin oleh Direktur Program Pascasarjana dan pada tahun 2003 berdasarkan ketetapan MWA IPB diubah lagi menjadi Sekolah Pascasarjana (SPs) dan dipimpin oleh seorang Dekan. Pada tahun 1981, IPB membuka Fakultas Sains dan Matematika yang pada tahun 1983 berubah nama menjadi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas ini merupakan gabungan dari Departemen Ilmu Pengetahuan Alam, Departemen Botani, Departemen Statistika dan Komputasi Fakultas Pertanian IPB dengan Departemen Biokimia dan Departemen Zoologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Pada tahun 1979, IPB mulai menyelenggarakan Program Diploma yang pada tahun 1980 menjadi Fakultas Non-gelar Teknologi yang lebih dikenal dengan nama Fakultas Politeknik Pertanian. Berdasarkan PP 30 tahun 1990 Fakultas Politeknik Pertanian ditiadakan. Selanjutnya program studi pendidikan diploma tersebut dikelola oleh jurusan/fakultas di lingkungan IPB. Pada tahun 1992, IPB membuka program pendidikan Pascasarjana professional setingkat S2 dalam bidang Manajemen Agribisnis (MMA).
Pada tahun 2000 IPB membuka Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Pada tanggal 26 Desember 2000, melalui Peraturan Pemerintah Nomor 154 IPB telah ditetapkan menjadi Institut Pertanian Bogor sebagai Badan Hukum Milik Negara (BHMN) dengan penetapan ini maka IPB dalam menyelenggarakan kegiatannya bersifat otonom. Sejalan dengan Kebijakan Dasar Pendidikan IPB me ngenai pengembangan kurikulum program pendidikan IPB, dilakukan penataan departemen dengan menerapkan Kurikulum Sistem Mayor Minor dan mulai berlaku bagi mahasiswa tahun masuk 2005/2006. Melalui penataan departemen ini pula, IPB pada tahun 2006 membentuk fakultas baru dengan nama Fakultas Ekologi Manusia. 5.2. Visi dan Misi Institut Pertanian Bogor Visi Institut Pertanian Bogor adalah ”Menjadi universitas riset terkemuka di Asia dengan kompetensi utama pertanian tropika, berkarakter kewirausahaan, dan bersendikan keharmonisan” Misi Institut Pertanian Bogor adalah: 1.
Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat kini dan mendatang
2.
Pengembangan IPTEKS ramah lingkungan melalui penelitian mutakhir
3.
Meningkatkan kesejahteraan umat manusia melalui penerapan dan pendayagunaan IPTEKS
4.
Terbentuknya masyarakat madani berdasarkan kebenaran dan hak azasi manusia
5.3. Kebijakan Mutu dan Motto Institut Pe rtanian Bogor Kebijakan mutu yang ditetapkan IPB adalah dengan komitmen terhadap mutu, IPB secara efiesien dan akuntabel menghasilkan lulusan yang kompeten dan IPTEKS yang relevan untuk kesejahteraan masyarakat. Motto Institut Pertanian Bogor adalah “Mencari dan Memberi yang Terbaik.”
5.4. Tujuan Institut Pertanian Bogor Tujuan dari Institut Pertanian Bogor adalah: 1.
Menghasilkan lulusan yang berkualitas, yang mampu mengembangkan dan menerapkan IPTEKS
2.
Inovasi IPTEKS yang ramah lingkungan untuk mendukung pembangunan nasional dan memperbaiki kesejahteraan umat manusia
3.
Menjadikan IPB sebagai lembaga pendidikan tinggi yang siap menghadapi tuntutan masyarakat dan tantangan pembangunan yang berubah dengan cepat dan baik secara nasional maupun global
4.
Menjadikan IPB sebagai kekuatan moral dalam masyarakat madani Indonesia
5.5. Mayor dan Minor di Institut Pe rtanian Bogor Sesuai dengan kebijakan pendidikan terakhir yang ditetapkan, Institut Pertanian Bogor menerapkan Kurikulum Mayor-Minor sebagai tata laksana pendidikannya. Mayor yang ditawarkan berjumlah 34 dengan 36 departemen pengampu pada 2005 sampai dengan 2008 dan 35 dengan 37 departemen pengampu sejak tahun 2008 (Tabel 5 dan 6). Fakultas yang membuka mayor baru berupa Teknik Sipil dan Lingkungan adalah Fakultas Teknologi Pertanian.
Tabel 5. Mayor Institut Pertanian Bogor dan Departemen Pengampunya Tahun 2009 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
8.
Departemen Pengampu Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan (TSL) Agronomi dan Ho rtikultura (A GH) Proteksi Tanaman (PTN) Arsitektur Lanskap (ARL) Anatomi, Fisio logi, dan Farmakologi (AFF) Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (IPH) Klinik, Reproduksi, dan Patologi Veteriner (KRP) Budidaya Perairan (BDP)
9. 10. 11.
Manajemen Su mberdaya Perairan (MSP) Teknologi Hasil Perairan (THP) Pemanfaatan Su mberdaya Perairan (PSP)
7.
12. 13.
Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK) Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP) 14. Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP) 15. Manajemen Hutan (MNH) 16. Hasil Hutan (HHT) 17. Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KSH) 18. Silvikultur (SVK) 19. Teknik Pertanian (TEP) 20. Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) 21. Teknologi Industri Pertanian (TIN) 22. Teknik Sip il dan Lingkungan (SIL) 23. Statistika (STK) 24. Geofisika dan Meteorologi (GFM) 25. Biologi (BIO) 26. Kimia (KIM) 27. Matematika (MAT) 28. Ilmu Ko mputer (KOM) 29. Fisika (FIS) 30. Biokimia (BIK) 31. Ilmu Ekono mi (EKO) 32. Manajemen (MAN) 33. Agribisnis (A GB) 34. Ekonomi Su mberdaya dan Lingkungan (ESL) 35. Gizi Masyarakat (GIZ) 36. Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK) 37. Ko munikasi dan Pengembangan Masyarakat (KPM) Sumber : Panduan Program Sarjana IPB (2006)
Mayor Manajemen Su mberdaya Lahan Agronomi dan Ho rtikultura Proteksi Tanaman Arsitektur Lanskap Kedokteran Hewan
Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya Manajemen Su mberdaya Perairan Teknologi Hasil Perairan Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap Ilmu dan Teknologi Kelautan Teknologi Produksi Ternak Nutrisi dan Teknologi Pakan Manajemen Hutan Teknologi Hasil Hutan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Silvikultur Teknik Pertanian Teknologi Pangan Teknologi Industri Pertanian Teknik Sip il dan Lingkungan Statistika Meteorologi Terapan Biologi Kimia Matematika Ilmu Ko mputer Fisika Biokimia Ekonomi dan Studi Pembangunan Manajemen Agribisnis Ekonomi Su mberdaya dan Lingkungan Ilmu Gizi Ilmu Keluarga dan Konsumen Ko munikasi dan Pengembangan Masyarakat
Tabel 6. Minor Institut Pertanian Bogor dan departemen pengampunya Tahun 2009 No. 1.
Departemen Pengampu Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan (TSL)
2. 3. 4. 5. 6.
8. 9.
Agronomi dan Ho rtikultura (A GH) Proteksi Tanaman (PTN) Arsitektur Lanskap (ARL) Anatomi, Fisio logi, dan Farmakologi (AFF) Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (IPH) Klinik, Reproduksi, dan Patologi Veteriner (KRP) Budidaya Perairan (BDP) Manajemen Su mberdaya Perairan (MSP)
10.
Teknologi Hasil Perairan (THP)
11. 12.
Pemanfaatan Su mberdaya Perairan (PSP) Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK)
13.
Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP)
14.
Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP)
15.
Manajemen Hutan (MNH)
16.
Hasil Hutan (HHT)
17.
Konservasi Su mberdaya Ekowisata (KSH)
18.
Silvikultur (SVK)
19.
Teknik Pertanian (TEP)
20. 21.
Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) Teknologi Industri Pertanian (TIN)
22.
Teknik Sip il dan Lingkungan (SIL)
23. 24.
Statistika (STK) Geofisika dan Meteorologi (GFM)
25.
Biologi (BIO)
7.
Hutan
dan
Minor 1. Manajemen Su mberdaya Lahan 2. Teknologi Tanah Agronomi dan Ho rtikultura Proteksi Tanaman Arsitektur Lanskap -
Budidaya Ikan Hias 1. Konservasi Sumberdaya Perairan 2. Pengelolaan Pencemaran Perairan Teknologi Penanganan dan Transportasi Biota Perairan Teknik Observasi Bawah A ir 1. Ilmu Kelautan 2. Teknologi Kelautan 1. Budidaya dan Pengolahan Hasil Ternak Unggas 2. Budidaya dan Pengolahan Ternak Perah 3. Budidaya dan Pengolahan Ternak Pedaging 1. Teknologi Industri Pakan 2. Nutrisi Ternak 3. Hijauan dan Nutrisi Ru minansia 1. Perencanaan Hutan 2. Kebijakan Kehutanan 3. Pemanfaatan Su mberdaya Hutan 1. Peningkatan Mutu Hasil Hutan 2. Industri Hasil Hutan 3. Rekayasa Kayu 1. Pengelolaan dan Wisata Alam dan Jasa Lingkungan 2. Manajemen Satwa Liar 3. Pemanfaatan Tu mbuhan 1. Pembinaan Hutan 2. Agroforestry 3. Perlindungan Hutan 1. Mekanisasi Pertanian 2. Teknik Pengairan dan Bangunan Pertanian Pengolahan Pangan 1. Manajemen Industri 2. Teknik Proses Bioproses 3. Teknik dan Manajemen Lingkungan 1. Teknik Su mberdaya Air 2. Teknik Lingkungan Statistika Terapan 1. Meteorogi Terapan 2. Sains Atmosfer 1. Biodiversitas Tumbuhan 2. Fisio logi Tu mbuhan
26.
Kimia (KIM)
27.
Matematika (MAT)
28. 29.
Ilmu Ko mputer (KOM) Fisika (FIS)
30. 31. 32. 33.
Biokimia (BIK) Ilmu Ekono mi (EKO) Manajemen (MAN) Agribisnis (A GB)
34.
Ekonomi Su mberdaya dan Lingkungan (ESL)
35. 36.
Gizi Masyarakat (GIZ) Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK)
37.
Ko munikasi dan Pengembangan Masyarakat (KPM )
3. M ikrobiologi 1. Kimia Bahan Alam 2. Kimia Po limer 3. Kimia Lingkungan 1. Riset Operasi 2. Matematika Keuangan dan Aktuaria 3. Permodelan Sistem Dinamik Sistem Informasi 1. Fisika Instrumentasi 2. Biofisika 3. Fisika Ko mputasi Biokimia Ekonomi dan Studi Pembangunan Manajemen Fungsional 1. Pengembangan Usaha Agribisnis 2. Kewirausahaan Agribisnis 3. Kebijakan Agribisnis 1. Ekono mi Pertanian 2. Ekono mi Su mberdaya 3. Ekono mi Lingkungan Gizi Masyarakat 1. Ketahanan Keluarga 2. Perkembangan Anak 3. Ilmu Konsumen 1. Ko munikasi 2. Eko logi Po lit ik 3. Pengembangan Masyarakat
Sumber : Panduan Program Sarjana IPB (2006)
5.6. Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Mahasiswa Institut Pertanian Bogor merupakan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia yang masuk ke IPB melalui berbagai jalur masuk, antara lain Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI), Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Beasiswa Utusan Daerah (BUD), dan Prestasi Internasional-Nasional (PIN) serta Ujian Talenta Mandiri IPB (UTMI). Mahasiswa Institut Pertanian Bogor tersebar ke dalam sembilan fakultas dari Fakultas Pertanian hingga Fakultas Ekologi Manusia. Berdasarkan data pada tahun 2008, jumlah total mahasiswa S1 adalah sebesar 13.337 orang (Tabel 6), dan diperkirakan tidak jauh berbeda dengan 2009 karena daya tampung per fakultas relatif tetap setiap tahunnya.
Tabel 7. Jumlah Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Tahun 2008 No.
Fakultas
1.
Pertanian
2.
Kedokteran Hewan
3.
Perikanan dan Ilmu Kelautan
4
Jumlah Mahasiswa (Orang)
Proporsi (%)
1.840
13,8
605
4,6
1.622
12,2
Peternakan
903
6,8
5
Kehutanan
1.511
11,3
6
Teknologi Pertanian
1.606
12,0
7
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
2.659
19,9
8
Ekonomi dan Manajemen
1.644
12,3
9
Ekologi Manusia
947
7,1
13.337
100
Total
Sumber : Sub dit. Registrasi dan Statistik Direktorat Ad ministrasi Pendidikan IPB (2008)
VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Karakteristik Individu Karakteristik individu responden pada penelitian ini dibedakan atas jenis kelamin, fakultas, minor, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), uang saku per bulan, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, suku daerah, bidang usaha PKMK, bidang usaha PPKM, keikutsertaan dalam PKMK sebelum tahun 2009, dan pengambilan Mata Kuliah Kewirausahaan. Karakteristik individu responden ini dapat menjadi sumber informasi yang berharga bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi yang berkaitan dengan perilaku wirausaha mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta
Program
Kreativitas
Mahasiswa
Kewirausahaan
dan
Program
Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta
Program
Kreativitas
Mahasiswa
Kewirausahaan
dan
Program
Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa pada tahun 2009. Total responden dalam penelitian ini adalah 25 orang. Dari data karakteristik individu responden, akan dilihat hubungannya dengan perilaku wirausaha dari responden penelitian ini. Untuk karakteristik bidang usaha PKMK dan bidang usaha PPKM tidak dikutsertakan dalam pengujian korelasi dengan perilaku wirausaha responden. Hal ini dikarenakan kedua karakteristik tersebut bukan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku wirausaha seseorang. Data mengenai bidang usaha PKMK dan PPKM hanya digunakan untuk mengetahui apakah bidang usaha yang digeluti oleh responden sesuai dengan ranahnya sebagai mahasiswa institut pertanian. 6.1.1. Jenis Kelamin Pada penelitian ini, responden perempuan berjumlah sembilan orang dengan persentase 36 persen dan responden laki- laki 16 orang dengan persentase 64 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan laki- laki lebih besar dalam mengikuti PKMK dan PPKM. Data sebaran jenis responden dapat dilihat pada Tabel 8. Laki- laki memiliki kecenderungan lebih besar untuk berwirausaha dikarenakan mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap keluarganya, sehingga motivasi untuk menyejahterakan kehidupan keluarganya menjadi salah satu motivasi berwirausaha bagi kaum laki- laki. Selain itu, Alma
(2000) menyebutkan bahwa kaum perempuan memiliki beberapa faktor yang dapat menghambat mereka dalam berwirausaha antara lain persepsi bahwa berwirausaha akan menyita banyak waktu mereka yang harusnya dalokasikan untuk mengurus dan merawat keluarga. Tabel 8. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No.
Jenis Kelamin
1.
Perempuan
2.
Laki- laki
Jumlah (Orang)
Total
Persentase (%) 9
36
16
64
25
100
Sumber : Data Primer (2009)
6.1.2. Fakultas Tabel 9 menunjukkan bahwa responden terbanyak berasal dari Fakultas Teknologi Pertanian sebanyak 36 persen diikuti Fakultas Ekonomi dan Manajemen sebesar 24 persen, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan sebesar 12 persen dan Fakultas Ekologi Manusia sebesar 12 persen. Hal ini berarti semangat untuk berwirausaha tidak bergantung pada fakultas tempat seorang ma hasiswa menekuni bidang ilmunya karena secara keilmuan mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Manajemen yang sebagian besar mahasiswanya mendapatkan mata kuliah kewirausahaan dan atmosfer kewirausahaan yang lebih baik yang seharusnya lebih termotivasi untuk mengikuti kedua program ini. Faktor lain yang menyebabkan hal ini adalah karena kuliah Pengantar Kewirausahaan pada masa Tingkat Persiapan Bersama diikuti oleh seluruh mahasiswa IPB dan seminar dan pelatihan kewirausahaan yang dapat diikuti oleh seluruh mahasiswa Institut Pertanian Bogor.
Tabel 9. Sebaran Responden Berdasarkan Fakultas
No.
Fakultas
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
1.
Pertanian
2
8
2.
Kedokteran Hewan
1
4
3.
Perikanan dan Ilmu Kelautan
3
12
4.
Peternakan
1
4
5.
Kehutanan
0
0
6.
Teknologi Pertanian
9
36
7.
Matematika dan IPA
0
0
8.
Ekonomi dan Manajemen
6
24
9.
Ekologi Manusia
3
12
25
100
Total Sumber : Data Primer (2009)
6.1.3. Minor Pada penelitian ini, karakteristik minor dibagi menjadi tiga kelompok yaitu minor Agribisnis yang mencakup minor Kewirausahaan Agribisnis dan Pengembangan Usaha Agribisnis, minor non Agribisnis, dan Supporting Courses. Hal ini didasarkan bahwa yang akan dilihat dari karakteristik ini adalah apakah mahasiswa yang mengambil minor agribisnis lebih baik perilaku wirausahanya disbanding dengan yang tidak. Dari hasil penelitian diperoleh hasil yang mengambil minor Agribisnis sebanyak 24 persen, non Agribisnis sebanyak 40 persen, dan Supporting Courses 36 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa motivasi untuk mengikuti kegiatan kewirausahaan PKMK dan PPKM tidak hanya dimiliki oleh responden yang mengambil minor agribisnis saja. Mahasiswa yang mengambil minor non agribisnis juga dapat memperoleh motivasi dan semangat untuk berwirausaha dari luar lingkungan minor atau Supporting Courses. Data selengkapnya mengenai karakteristik minor responden dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Sebaran Responden Berdasarkan Minor No.
Minor
1.
Agribisnis
2.
Non Agribisnis
3.
Supporting Courses
Jumlah (Orang)
Total
Persentase (%) 6
24
10
40
9
36
25
100
Sumber : Data Primer (2009)
6.1.4. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Tabel 11 menunjukkan bahwa IPK sebagian responden berada di kisaran 3.01-3.50 yaitu sebanyak 68 persen. Artinya bahwa motivasi berwirausaha dimiliki oleh sebagian besar mahasiswa IPB yang memiliki prestasi akademik yang baik. Dahulu memang ada persepsi masyarakat bahwa orang yang memiliki prestasi akademik di bawah rata-rata yang umumnya akan menjadi seorang wirausahawan karena tidak sulitnya memperoleh pekerjaan di perusahaan dengan prestasi akademik yang rendah, namun hal ini tidak berlaku lagi di masa sekarang. Saat ini banyak wirausahawan yang berprestasi akademik baik dan justru dengan demikian memanfaatkan ilmunya bagi pengembangan usahanya seperti Dr. Wahyu Saidi yang terkenal dengan usaha bakminya. Tabel 11. Sebaran Responden Berdasarkan IPK No.
IPK
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
1.
< 2.01
0
0
2.
2.01 – 2.50
1
4
3.
2.51 – 3.00
5
20
4.
3.01 – 3.50
17
68
5.
> 3.50
2
8
25
100
Total Sumber : Data Primer (2009)
6.1.5. Uang Saku per Bulan Sebagian besar responden memiliki uang saku kurang dari Rp 700.000,00 yakni sebesar 48 persen dengan uang saku minimum Rp 300.000,00 dan maksimum Rp 1.100.000,00. Dari data tersebut dapat diinformasikan bahwa salah satu faktor yang mendorong mahasiswa IPB yang mengikuti PKMK dan PPKM untuk berwirausaha adalah keuntungan finansial yang dapat diperoleh melalui berwirausaha. Responden yang memiliki uang saku yang rendah lebih termotivasi untuk berwirausaha dikarenakan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Sebaran Responden Berdasarkan Uang Saku Per Bulan No.
Besar Uang Saku per Bulan (Rp)
1.
< 700.000
2. 3.
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
12
48
700.000 – 1.100.000
9
36
> 1.100.000
4
16
25
100
Total Sumber : Data Primer (2009)
6.1.6. Pekerjaan Ayah Tabel 13 menunjukkan bahwa sebanyak 40 persen dari ayah responden bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, diikuti oleh Pegawai Swasta sebanyak 24 persen, dan yang berwirausaha sebanyak 16 persen. Hal ini berarti responden yang mengikuti PKMK dan PPKM tidak bergantung pada pekerjaan ayahnya yang seorang wirausahawan. Bahkan kemungkinan besar responden termotivasi untuk berwirausaha dikarenakan melihat pekerjaan ayah mereka yang kurang prospektif untuk mendapatkan penghasilan yang jauh lebih besar dan motivasi ingin memperbaiki taraf hidup keluarganya. Wirausaha memang menjanjikan keuntungan yang besar secara financial dan kebebasan untuk mengelola waktu sendiri dibandingkan dengan menjadi seorang pegawai negeri ataupun pegawai swasta. Dengan berwirausaha, selain taraf hidup dapat meningkat, seseorang juga dapat menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. Tabel 13. Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan Ayah
No.
Pekerjaan Ayah
1.
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
2.
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
10
40
Pegawai Swasta
6
24
3.
Wirausaha
4
16
4.
Petani
0
0
5.
Tidak Bekerja
3
12
6.
Lainnya
2
8
25
100
Total Sumber : Data Primer (2009)
6.1.7. Pekerjaan Ibu Tabel 14 menunjukkan bahwa sebanyak 40 persen pekerjaan ibu responden adalah Pegawai Negeri Sipil, diikuti oleh Tidak Bekerja sebanyak 36 persen, dan yang berwirausaha sebanyak 16 persen. Seperti juga pada karakteristik pekerjaan ayah, bisa jadi responden termotivasi untuk berwirausaha dikarenakan melihat pekerjaan ibu mereka yang kurang prospektif untuk mendapatkan penghasilan yang jauh lebih besar dan motivasi ingin memperbaiki taraf hidup keluarganya. Tabel 14. Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu No.
Pekerjaan Ibu
1.
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
2.
Jumlah (Orang)
Persentase (%)\
10
40
Pegawai Swasta
1
4
3.
Wirausaha
4
16
4.
Petani
0
0
5.
Tidak Bekerja
9
36
6.
Lainnya
1 25
4 100
Total Sumber : Data Primer (2009)
6.1.8. Suku Daerah Sebanyak 44 persen responden berasal dari suku Jawa, diikuti oleh suku Sunda sebanyak 32 persen, dan Betawi 12 persen (Tabel 15). Hal ini menunjukkan bahwa peserta PKMK dan PPKM terbesar bukanlah berasal dari
suku Padang yang terkenal dengan jiwa wirausaha yang tinggi. Hal ini juga berarti orang yang berasal dari suku manapun sesungguhnya dapat menjadi seorang wirausaha jika ia bersungguh-sungguh dan bekerja keras menekuni usaha yang dijalankannya. Apalagi di era teknologi dan informasi yang berkembang pesat seperti sekarang ini membuat keterbatasan-keterbatasan kedaerahan dapat terlampaui ditambah dengan kondisi mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang sangat heterogen dan berasal dari berbagai daerah sehingga satu sama lain bisa saling berbagi, belajar, dan menyesuaikan diri, pun dalam berwirausaha. Tabel 15. Sebaran Responden Berdasarkan Suku Daerah No.
Suku Daerah
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
1.
Sunda
8
32
2.
Jawa
11
44
3.
Betawi
3
12
4.
Padang
1
4
5.
Sasak
1
4
6.
Batak
1 25
4 100
Total Sumber : Data Primer (2009)
6.1.9. Bidang Usaha PKMK Sebagai sumberdaya manusia dengan dasar ilmu pertanian, selayaknya jika mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta PKM Kewirausahaan memilih bidang pertanian sebagai bidang usahanya. Dari data responden hal tersebut dibuktikan dengan jumlah 88 persen yang melakukan usaha di bidang pertanian. Data selengkapnya mengenai bidang usaha PKMK dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Sebaran Responden Berdasarkan Bidang Usaha PKMK No.
Bidang Usaha PKMK
1.
Pertanian
2.
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
22
88
Non Pertanian
3
12
Total
25
100
Sumber : Data Primer (2009)
6.1.10. Bidang Usaha PPKM
Seperti halnya pada PKMK, bidang usaha PPMK yang ditekuni oleh responden sebagian besar adalah bidang pertanian yaitu sebanyak 80 persen. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Sebaran Responden Berdasarkan Bidang Usaha PPKM No.
Bidang Usaha PKMK
1.
Pertanian
2.
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
20
80
Non Pertanian
5
20
Total
25
100
Sumber : Data Primer (2009)
Bidang usaha pertanian merupakan bidang usaha yang luas dan prospektif jika dipandang dari sisi bisnis. Bisnis di bidang ini dikatakan sangat luas karena dapat dilakukan dari tingkat hulu hingga hilir dengan beragam komoditi. Jika ditekuni secara baik, usaha dalam bidang pertanian dapat sangat menjanjikan karena pada dasarnya semua manusia membutuhkan produk-produk pertanian untuk menunjang kehidupannya. 6.1.11 Keikutsertaan pada PKMK Sebelum 2009 PKMK merupakan program yang diselenggarakan setiap tahun. Peserta PKMK pada tahun 2009 sangat mungkin pernah mengikuti PKMK di tahun-tahun sebelumnya. Meski demikian, data responden menunjukkan bahwa 64 persen atau 16 orang responden belum pernah mengikuti PKMK sebelum tahun ini. Hal ini berarti keikutsertaan pada PKMK di tahun sebelum 2009 tidak menjadi faktor pendorong utama responden untuk mengikuti PKMK pada tahun ini. Justru karena belum mendapatkan kesempatan mengikutinya di tahun-tahun sebelumnya, responden dapat termotivasi untuk mengikutinya di tahun ini. PKMK diminati oleh mahasiswa IPB dikarenakan menyediakan pendanaan yang cukup besar, adanya monitoring dan evaluasi sehingga menjaga keberlangsungan usaha, dan adanya peluang mendapatkan penghargaan ilmiah melalui Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Jumlah responden yang pernah mengikuti program ini adalah sebesar 36 persen. Sebaran responden berdasarkan keikutsertaan pada PKMK dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Sebaran Responden Berdasarkan Bidang Usaha PPKM
No. 1.
Keikutsertaan pada PKMK Sebelum Tahun 2009 Belum pernah
2.
Pernah
Jumlah (Orang)
Total
Persentase (%)
16
64
9
36
25
100
Sumber : Data Primer (2009)
6.1.12. Keikutsertaan dalam Seminar/Pelatihan Ke wirausahaan Seminar atau pelatihan kewirausahaan merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong seseorang untuk berwirausaha. Dalam seninar/pelatihan kewirausahaan biasanya peserta didorong untuk menemukan motivasi bisnisnya, apalagi tidak jarang seminar/pelatihan kewirausahaan menghadirkan orang-orang yang telah sukses dalam berwirausaha. Dari data yang diperoleh, sebagian besar responden pernah mengikuti seminar/pelatihan kewirausahaan sebanyak 1-3 kali dan keikutsertaan responden maksimal sebanyak 5 kali. Data selengkapnya disajikan pada Tabel 19. Tabel 19. Sebaran Responden Berdasarkan Bidang Usaha PPKM Keikutsertaan pada Seminar/Pelatihan Kewirausahaan No.
Keikutsertaan pada Seminar/Pelatihan Kewirausahaan
1.
Belum pernah
2. 3.
Jumlah (Orang)
Persentase (%) 1
4
1-3 kali
18
72
> 3 kali
6 25
24 100
Total Sumber : Data Primer (2009)
6.1.13 Pengambilan Mata Kuliah Ke wirausahaan Tidak semua mahasiswa Institut Pertanian Bogor memperoleh Mata Kuliah Kewirausahaan, namun seluruh mahasiswa IPB dapat mengambilnya sebagai mata kuliah minor atau supporting course. Mata kuliah ini dapat menjadi salah satu faktor pendorong seseorang khususnya mahasiswa IPB untuk berwirausaha. Sebanyak 56 persen mahasiswa peserta PKMK dan PPKM mengambil mata kuliah ini. Data sebaran responden berdasarkan pengambilan mata kuliah Kewirausahaan dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Sebaran Responden Berdasarkan Pengambilan Mata Kuliah Kewirausahaan No.
Pengambilan MK Kewirausahaan
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
1.
Ya
14
56
2.
Tidak
11
44
25
100
Total Sumber : Data Primer (2009)
6.2. Perilaku Wirausaha Berdasarkan Tabel 21 diketahui bahwa rataan hitung dari skor perilaku wirausaha responden adalah 248,99 yang berarti berada dalam kategori sa ngat tinggi. Responden yang memiliki perilaku wirausaha tinggi sebesar 36 persen dan 64 persen masuk ke dalam kategori perilaku wirausaha sangat tinggi. Kategori perilaku wirausaha sangat rendah, rendah, dan sedang tidak dimiliki oleh satu responden pun (Tabel 22). Hal ini menunjukkan bahwa perilaku wirausaha responden sangat baik. Tabel 21. Rataan Hitung Skor Perilaku Wirausaha Mahasiswa IPB Peserta PKMK dan PPKM Tahun 2009 No.
Keterangan
Rataan Hitung
Kategori
1.
Pengetahuan Wirausaha
93,63 Sangat Tinggi
2.
Sikap Wirausaha
69,00 Tinggi
3.
Tindakan Wirausaha
86,35 Sangat Tinggi
4.
Perilaku Wirausaha
248,99 Sangat Tinggi
Sumber : Kuesioner Penelit ian diolah (2009)
Mahasiswa IPB yang mengikuti PKMK dan PPKM memiliki perilaku wirausaha yang sangat baik dikarenakan mereka termotivasi untuk berwirausaha dengan fasilitas dari program yang mereka ikuti. Adanya monitoring dan evaluasi dalam PKMK dan pembinaan pada PPKM juga menjadi salah satu faktor yang mendukung baiknya perilaku wirausaha mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM.
Tabel 22. Sebaran Responden Berdasarkan Unsur-unsur Perilaku Wirausaha Unsur-unsur Perilaku Wirausaha Kategori
Pengetahuan N
%
Sikap n
%
Tindakan
Perilaku Wirausaha
n
N
%
%
Sangat Rendah
0
0
0
0
0
0
0
0
Rendah
0
0
0
0
0
0
0
0
Sedang
0
0
3
12
0
0
0
0
Tinggi
1
4
16
64
21
84
9
36
Sangat Tinggi
24
96
6
24
4
16
16
64
Jumlah
25
100
25
100
25
100
25
100
Sumber : Kuesioner Penelit ian diolah (2009)
Pengetahuan wirausaha merupakan salah satu komponen dari perilaku wirausaha yang sangat penting. Pengetahuan wirausaha yang tinggi dapat mengantarkan seseorang menuju kesuksesan dalam berwirausaha, sebaliknya pengetahuan wirausaha yang rendah dapat menyebabkan kegagalan dalam mengelola usaha. Pengetahuan wirausaha dapat diperoleh melalui kuliah kewirausahaan, seminar/pelatihan kewirausahaan, maupun studi literatur yang dapat dilakukan secara mandiri ataupun berkelompok. Tabel 21 menunjukkan bahwa pengetahuan wirausaha responden rata-rata sangat tinggi dengan nilai rataan hitung sebesar 96,63. Responden yang memiliki pengetahuan wirausaha sangat tinggi sebesar 96 persen sedangkan empat persen sisanya memiliki pengetahuan wirausaha dengan kategori tinggi. Mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM memiliki pengetahuan wirausaha ya ng sangat tinggi dikarenakan sebagian besar responden mendapatkan pengetahuan wirausaha tersebut dari pengambilan mata kuliah kewirausahaan dan seminar/pelatihan kewirausahaan. Sikap wirausaha mencerminkan komponen afektif seseorang dalam menanggapi peluang usaha yang menyangkut komitmen terhadap pelaksanaan usaha, kontinuitas produksi, kualitas produk, pemasaran, dan pelayanan terhadap pelanggan. Sikap wirausaha dapat berkaitan dengan suka atau tidak suka, preferensi, dan hal- hal lainnya yang berkaitan dengan perasaan responden.
Tabel 21 menunjukkan bahwa rataan hitung skor sikap wirausaha responden adalah 69,00 dan termasuk dalam kategori tinggi. Responden yang memiliki sikap wirausaha yang tinggi sebesar 64 persen, kategori sikap wirausaha sangat tinggi sebesar 24 persen, dan 12 persen sisanya berada dalam kategori sedang. Tindakan wirausaha mencerminkan hal yang dilakukan oleh seorang wirausaha dalam mencapai tujuannya dalam berwirausaha. Tindakan wirausaha responden merupakan perbuatan responden yang penting bagi perkembangan usahanya. Tabel 21 menunjukkan bahwa tindakan wirausaha responden memiliki rataan hitung sebesar 86,35 dan termasuk kategori sangat tinggi. Tabel 22 juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada dalam kategori sangat tinggi yaitu sebesar 84 persen, sedangkan 16 persen lainnya berada dalam kategori tinggi. Data skor perilaku wirausaha dan unsur-unsurnya dari tiap responden dapat dilihat pada Lampiran 4. 6.3. Hubungan antara Karakteristik Responden dengan Perilaku Wirausaha Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman dan Chi Square diketahui bahwa sebagian besar karakteristik internal memiliki hubungan tidak nyata dengan unsur-unsur yang terdapat dalam perilaku wirausaha. Tabel 23 menunjukkan bahwa hanya terdapat hubungan nyata (α 0,20) antar minor dengan sikap wirausaha, pekerjaan ibu dengan tindakan wirausaha, suku daerah dengan sikap wirausaha, pekerjaan ayah dengan pengetahuan dan sikap wirausaha, keikutsertaan pada seminar/pelatihan kewirausahaan dengan tindakan wirausa ha, dan pengambilan mata kuliah kewirausahaan dengan sikap dan perilaku wirausaha dan pada taraf α 0,05 terdapat hubungan nyata antara pekerjaan ayah dengan tindakan wirausaha, suku daerah dengan tindakan wirausaha, dan keikutsertaan pada seminar/pelatihan kewirausahaan dengan sikap dan perilaku wirausaha. Tabel 23 juga menunjukkan nilai koefisien korelasi pada uji korelasi Rank Spearman yang memperlihatkan hubungan yang positif atau negatif dari dua variabel yang diuji. Output uji kuesioner selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.
Tabel 23. Hubungan Karakteristik dengan Perilaku Wirausaha Mahasiswa Peserta PKMK dan PPKM Tahun 2009 Karakteristik
Unsur-unsur Perilaku Wirausaha
Individu
Pengetahuan Uji
p-value
Jenis Kelamin
χ2
0,329
Fakultas
χ
2
0,869
Minor
χ2
0,266
IPK
rs
Uang Saku Per Bulan Pekerjaan Ayah
rs χ
2
Pekerjaan Ibu
χ
2
Suku Daerah
χ2
Keikutsertaan pada PKMK sebelum 2009 Keikutsertaan pada Seminar/ Pelatihan Kewirausahaan Pengambilan MK Kewirausahaan
Sikap
Koef.
Uji
-
χ2
p-value 0,708
-
χ
2
0,435
-
χ2
0,195*
0,732
-0,072
rs
0,386
-0,181
rs
-
χ
2
0,440
-
χ
2
0,967
-
χ2
rs
0,766
-0,063
rs
rs
0,974
-0,007
rs
0,220
-0,254
0,793
Perilaku Wirausaha Tindakan
Koef.
Uji
-
χ2
p-value 0,742
Koef.
Uji
-
χ2
p-value 0,406
-
2
-
χ
2
0,288
-
χ
0,349
-
-
χ2
0,426
-
χ2
0,394
-
0,828
-0,046
rs
0,323
0,206
rs
0,761
0,064
0,422
0,168
rs
0,378
0,184
rs
0,547
0,127
-
χ
2
-
χ
2
0,370
-
0,402
-
χ
2
0,071*
-
χ
2
0,370
-
0,165*
-
χ2
0,001**
-
χ2
0,359
-
0,639
-0,099
rs
0,694
0,083
rs
0,784
-0,058
rs
0,006**
0,536
rs
0,120*
0,319
rs
0,010**
0,504
rs
0,157*
-0,292
rs
0,957
0,011
rs
0,195*
-0,268
0,278
0,039**
Sumber : Kuesioner Penelit ian diolah (2009) Keterangan : rs = u ji ko relasi Rank Spearman χ2 = u ji ko relasi Chi Square p-value = n ilai signifikansi * = berhubungan nyata pada α 0,20 ** = berhubungan nyata pada α 0,05
Berikut merupakan penjelasan hubungan dari tiap-tiap karakteristik individu responden terhadap perilaku wirausaha dan unsur- unsurnya: 1.
Koef.
Jenis Kelamin Karakteristik jenis kelamin memiliki p-value sebesar 0,329 terhadap
pengetahuan, 0,708 terhadap sikap, 0,742 terhadap tindakan, dan 0,406 terhadap perilaku. Hal ini berarti karakteristik jenis kelamin tidak memiliki hubungan nyata dengan perilaku wirausaha maupun unsur- unsurnya. Dilihat dari sisi pengetahuan wirausaha, laki- laki dan perempuan sama-sama dapat mempelajarinya dari berbagai sumber sehingga tidak ada hubungan nyata antara pengetahuan wirausaha responden dengan jenis kelamin. Dilihat dari sisi sikap wirausa ha, lakilaki dan perempuan sama-sama dapat memiliki sikap yang baik terhadap wirausaha. Hal ini dikarenakan saat ini, dengan kemajuan informasi dan teknologi, pandangan dan persepsi baik terhadap wirausaha dimiliki oleh laki- laki
maupun perempuan. Dilihat dari sisi tindakan wirausaha, tidak ada hubungan jenis kelamin responden dengan tindakannya dalam berwirausaha. Laki- laki dan perempuan bisa sama baiknya dalam bertindak bagi kemajuan usahanya. Dilihat dari sisi perilaku wirausaha, saat ini dunia wirausaha bukan lagi menjadi hal yang dekat dengan kaum laki- laki saja, tetapi telah banyak kaum perempuan yang juga sukses menekuni dunia wirausaha. Saat ini perempuan sudah banyak yang berhasil berwirausaha tanpa meninggalkan kewajibannya mengurus rumah tangga. Bahkan, tidak sedikit yang memulai usahanya dari rumah dan mengelolanya di rumah pula. Hal ini membuktikan bahwa bidang wirausaha dapat ditekuni dengan baik oleh laki- laki maupun perempuan. 2. Fakultas Karakteristik
fakultas
memiliki
p-value
sebesar
0,869
terhadap
pengetahuan, 0,435 terhadap sikap, 0,288 terhadap tindakan, dan 0,349 terhadap perilaku. Hal ini berarti karakteristik fakultas tidak memiliki pengaruh nyata terhadap pengetahuan, sikap, tindakan, dan perilaku wirausaha. Bukan hanya mahasiswa IPB yang berasal dari fakultas yang berhubungan langsung dengan kewirausahaan saja yang termotivasi untuk berwirausaha, seperti Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Terbukti dengan responden terbanyak justru berasal dari Fakultas Teknologi Pertanian. Hal ini dikarenakan seluruh mahasiswa IPB memperoleh mata kuliah Pengantar Kewirausahaan di TPB serta adanya sistem pendidikan mayor minor di IPB yang memungkinkan seluruh mahasiswanya mengambil mata kuliah yang berkaitan dengan kewirausahaan untuk mengembangkan potensi wirausaha mereka. Selain itu, beberapa fakultas juga memasukkan nilai- nilai kewirausahaan pada mata kuliah ajarnya, seperti pada mata kuliah Proyek Perancangan Industri pada Fakultas Teknologi Pertanian. 3. Minor Karakteristik minor memiliki p-value sebesar 0,266 terhadap pengetahuan, 0,195 terhadap sikap, 0,426 terhadap tindakan, dan 0,394 terhadap perilaku. Tidak ada pengaruh nyata pengambilan minor agribisnis terhadap pengetahuan wirausaha responden. Pengaruh nyata dari pemilihan minor agribisnis terdapat pada sikap wirausaha mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM. Hal ini dapat
terjadi karena pengambilan minor agribisnis memberikan pandangan dan persepsi positif mengenai profesi wirausaha sehingga mempengaruhi sikap wirausaha responden. Selain itu, pengambilan minor agribisnis juga memberikan atmosfer positif bagi pengembangan jiwa wirausaha responden karena dalam minor agribisnis bukan hanya mata kuliah kewirausahaan saja yang diperoleh, melainkan mata kuliah lainnya yang menunjang jiwa kewirausahaan respo nden untuk menjalankan usahanya. Kuliah yang diberikan dalam minor agribisnis ternyata juga tidak berpengaruh nyata terhadap tindakan dan perilaku wirausaha responden. Hal ini berarti kuliah yang diberikan baru sekadar memberikan pandangan dan persepsi positif terhadap wirausaha kepada responden namun belum memberikan pengaruh nyata terhadap tindakan dan perilaku wirausahanya. 4. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Karakteristik IPK memiliki p-value sebesar 0,732 terhadap pengetahuan, 0,828 terhadap sikap, 0,323 terhadap tindakan, dan 0,761 terhadap perilaku. Artinya, IPK tidak berhubungan nyata dengan perilaku wirausaha maupun unsurunsurnya. Berarti komponen kognitif peserta PKMK dan PPKM tidak berpengaruh langsung dengan perilaku wirausaha maupun unsur-unsurnya. Orang yang memiliki IPK tinggi belum tentu memiliki pengetahuan, sikap, dan tindakan wirausaha yang baik. Pada kenyataannya, banyak para pengusaha sukses yang tidak begitu memiliki prestasi cemerlang dari sisi akademis, bahkan ada yang didrop out dari universitasnya. Namun, mereka memiliki mental yang kuat serta visi yang jelas dalam berwirausaha sehingga usaha mereka dapat berkembang dengan sangat baik. 5. Uang Saku per Bulan Karakteristik uang saku per bulan memiliki p-value sebesar 0,386 terhadap pengetahuan, 0,422 terhadap sikap, 0,378 terhadap tindakan, dan 0,547 terhadap perilaku wirausaha. Hal ini berarti uang saku per bulan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pengetahuan, sikap, tindakan, maupun perilaku wirausaha mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM. Tren wirausaha saat ini bukan lagi ingin digeluti oleh orang yang berpenghasilan rendah, tetapi juga yang berpenghasilan tinggi. Karena selain
faktor penghasilan, motivasi berwirausaha juga dapat diperoleh dari hal- hal lainnya misalnya keinginan untuk memiliki waktu luang yang lebih banyak dan keleluasaan untuk mengelola bisnis sendiri. Profesi wirausaha memang menjanjikan keuntungan baik secara finansial maupun sosial yang tinggi. Karena selain memiliki peluang memperoleh pendapatan yang besar, berwirausaha juga berarti membuka peluang memperoleh pekerjaan bagi orang lain. 6. Pekerjaan Ayah Karakteristik pekerjaan ayah memiliki p-value sebesar 0,793 terhadap pengetahuan, 0,278 terhadap sikap, 0,039 terhadap tindakan, dan 0,370 terhadap perilaku wirausaha. Hal ini berarti pekerjaan ayah dari mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM tidak berhubungan nyata dengan perilaku wirausaha namun berhubungan nyata dengan tindakan wirausahanya. Dilihat dari sisi pengetahuan wirausaha, pekerjaan ayah tidak berpengaruh nyata dikarenakan pekerjaan ayah responden tidak dapat memberikan unsur pengetahuan mengenai wirausaha kepada responden. Dari sisi sikap wirausaha, pekerjaan ayah responden tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pandangan dan persepsi responden terhadap wirausaha. Dari sisi tindakan wirausaha, pekerjaan ayah dari sebagian besar responden adalah Pegawai Negeri Sipil dan ada kemungkinan dengan itu responden termotivasi untuk memperbaiki taraf hidup dengan bertindak menjadi seorang wirausaha. Ayah dalam hal ini dijadikan role model untuk hidup dengan lebih baik dengan menjadi seorang wirausaha yang dalam hal ini berpengaruh nyata terhadap tindakan wirausahanya. 7. Pekerjaan Ibu Karakteristik pekerjaan ibu memiliki p-value sebesar 0,440 terhadap pengetahuan, 0,402 terhadap sikap, 0,071 terhadap tindakan, dan 0,370 terhadap perilaku wirausaha. Pekerjaan ibu responden tidak berpengaruh nyata dengan pengetahuan, pandangan, serta persepsi responden terhadap wirausaha, namun dari sisi tindakan wirausaha, pekerjaan ibu responden berpengaruh nyata terhadap tindakan wirausaha responden. Seorang ibu memang dapat mempengaruhi seorang anak dalam bertindak. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, hal ini mungkin terjadi dikarenakan ibu responden memiliki kedekatan tersendiri terhadap
anaknya
sehingga
mempengaruhi
tindakan
responden
dalam
berwirausaha. Seperti halnya pada pekerjaan ayah, pekerjaan ibu responden juga dapat dijadikan role model untuk hidup dengan lebih baik dengan menjadi seorang wirausaha. 8. Suku Daerah Karakteristik suku daerah memiliki p-value sebesar 0,967 terhadap pengetahuan, 0,165 terhadap sikap, 0,001 terhadap tindakan, dan 0,359 terhadap perilaku wirausaha. Hal ini berarti karakteristik suku daerah berhubungan nyata dengan sikap dan tindakan wirausaha, namun tidak dengan pengetahuan dan perilaku wirausahanya. Dari sisi pengetahuan wirausaha, suku daerah tidak berpengaruh terhadap pengetahuan wirausaha yang dimiliki responden karena saat ini informasi mengenai kewirausahaan dapat diperoleh dari berbagai media dan dikases oleh orang dari suku daerah mana saja. Dari sisi sikap wirausaha, hal ini disebabkan karena adanya pandangan dan persepsi positif terhadap profesi wirausaha oleh beberapa suku daerah di Indonesia seperti suku Padang, sehingga mempengaruhi sikap wirausaha responden. Dari sisi tindakan wirausaha, adanya adat atau kebiasaan di suku daerah yang lebih cepat dalam bertindak dan melakukan sesuatu dibandingkan dengan suku daerah yang lain. Adat atau kebiasaan tersebut tentunya mempengaruhi tindakan seseorang dalam berwirausaha. 9. Keikutsertaan pada PKMK Sebelum Tahun 2009 Karakteristik keikutsertaan pada PKMK sebelum 2009 memiliki p-value sebesar 0,766 terhadap pengetahuan, 0,639 terhadap sikap, 0,694 terhadap tindakan, dan 0,784 terhadap perilaku wirausaha. Hal ini berarti tidak ada hubungan nyata antara karakteristik tersebut dengan perilaku wirausaha dan unsur-unsurnya. Keikutsertaan responden pada PKMK di tahun-tahun sebelumnya seharusnya dapat menjadi bahan perbaikan untuk menjalani program sejenis di tahun 2009, namun hasil penelitian tidak menunjukkan adanya hubungan nyata antara keduanya. Hal ini disebabkan meski responden pernah mengikuti PKMK di tahun-tahun sebelumnya, topik usaha yang harus dijalani harus berbeda sehingga dapat menghasilkan masalah yang relatif berbeda pula atau responden tidak melakukan evaluasi terhadap keikutsertaannya pada PKMK di tahun-tahun sebelumnya.
10. Keikutsertaan pada Seminar/Pelatihan Kewirausahaan Karakteristik
keikutsertaan
pada
seminar/pelatihan
kewirausahaan
memiliki p-value sebesar 0,974 terhadap pengetahuan, 0,006 terhadap sikap, 0,120 terhadap tindakan, dan 0,010 terhadap perilaku wirausaha. Hal ini berarti terdapat
hubungan
nyata
antara
keikutsertaan
pada
seminar/pelatihan
kewirausahaan dengan sikap, tindakan, dan perilaku wirausaha mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM, namun berhubungan tidak nyata dengan pengetahuan wirausaha responden. Hubungan ini menunjukkan bahwa seminar/pelatihan kewirausahaan yang diikuti oleh responden bukan lagi ditujukan untuk merubah pengetahuan responden mengenai kewirausahaan, melainkan sudah ditujukan untuk merubah sikap dan membuat responden untuk bertindak untuk berwirausaha sehingga berpengaruh nyata pula dengan perilaku wirausahanya. Nilai koefisien korelasi antara karakteristik ini dengan sikap, tindakan, dan perilaku wirausaha masing- masing sebesar 0,536, 0,319, dan 0,504. Koefisien korelasi tersebut menunjukkan hubungan positif antara karakteristik keikutsertaan pada seminar/pelatihan kewirausahaan dengan sikap, tindakan, dan perilaku wirausaha. Artinya, semakin banyak responden mengikuti seminar/pelatihan kewirausahaan maka semakin baik sikap, tindakan, dan perilaku wirausahanya. Keikutsertaan responden pada seminar/pelatihan kewirausahaan membuat semangat dan motivasi untuk berwirausaha meningkat. Hal ini tentu akan berpengaruh bagi sikap, tindakan, dan perilaku wirausaha responden. 11. Pengambilan Mata Kuliah Kewirausahaan Karakteristik pengambilan MK Kewirausahaan memiliki p-value sebesar 0,220 terhadap pengetahuan, 0,157 terhadap sikap, 0,957 terhadap tindakan, dan 0,195 terhadap perilaku wirausaha. Hal ini berarti pengambilan MK Kewirausahaan memiliki hubungan nyata dengan sikap dan perilaku wirausaha, namun tidak dengan pengetahuan dan tindakan wirausaha responden. Hal ini berarti kuliah kewirausahaan yang diikuti responden membentuk sikap positif tentang wirausaha hingga berpengaruh juga terhadap perilaku wirausahanya, namun tidak berpengaruh nyata dari sisi kognitif dan tindakan responden untuk berwirausaha. Jika dilihat dari koefisien korelasinya, terhadap sikap dan perilaku wirausaha memiliki hubungan negatif yaitu sebesar -0,292 dan -0,268, yang
artinya semakin banyak responden mengikuti kuliah Kewirausahaan maka akan semakin rendah sikap dan perilaku wirausaha. Hal ini dapat terjadi karena kuliah yang terlalu banyak justru dapat menyebabkan seseorang merasa jenuh sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan melemahnya sikap dan perilaku wirausaha. Tetapi, pada kenyataannya mata kuliah ini tidak dapat diambil berkali-kali oleh seorang mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Mata kuliah ini hanya dapat diambil satu kali selama masa perkuliahan seorang mahasiswa jika ia telah lulus dari ujian mata kuliah ini.
VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan 1. Sebagian besar mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan dan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa adalah mahasiswa yang mandiri dan memiliki visi terhadap usahanya. 2. Sebanyak 36 persen responden memiliki perilaku wirausaha tinggi dan 64 persen sangat tinggi, 96 persen responden memiliki pengetahuan wirausaha yang sangat tinggi dan hanya 4 persen yang memiliki pengetahuan wirausaha dengan kategori tinggi, Sebanyak 64 persen responden memiliki kategori sikap wirausaha yang tinggi, 24 persen masuk ke dalam kategori sangat tinggi, dan 12 persen lainnya diperoleh oleh kategori sedang. sebesar 84 persen memiliki tindakan wirausaha yang sangat tinggi dan 16 persen lainnya memiliki tindakan wirausaha pada kategori tinggi. 3. Sebagian besar karakteristik internal memiliki hubungan tidak nyata dengan unsur- unsur yang terdapat dalam perilaku wirausaha. Hanya terdapat hubungan nyata dengan α 0,20 antara minor dengan sikap wirausaha, pekerjaan ibu dengan tindakan wirausaha, suku daerah dengan dengan sikap wirausaha, pekerjaan ayah dengan pengetahuan dan sikap wirausaha, keikutsertaan pada seminar/pelatihan kewirausahaan dengan tindakan wira-usaha, dan pengambilan mata kuliah Kewirausahaan dengan sikap dan perilaku wirausaha. Sedangkan pada taraf α 0,05 terdapat hubungan nyata antara pekerjaan ayah dengan tindakan wirausaha, suku daerah
dengan
tindakan
wirausaha,
dan
keikutsertaan
pada
seminar/pelatihan kewira- usahaan dengan sikap dan perilaku wirausaha.
7.2. Saran 1. Institut Pertanian Bogor melalui Direktorat Kemahasiswaan ataupun Direktorat Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni dapat memperbanyak kegiatan seminar atau pelatihan kewirausahaan bagi mahasiswa
demi terwujudnya visi IPB yang di dalamnya terdapat pengembangan jiwa wirausaha. 2. Departemen Agribisnis IPB dapat meningkatkan substansi mata kuliah Kewirausahaan agar langsung mempengaruhi tindakan mahasiswa untuk berwirausaha dan menampung potensi serta minat mahasiswa IPB untuk berwirausaha dan mengembangkan kemampuan sumberdaya manusia agribisnis. 3. Lembaga-lembaga kemahasiswaan di IPB hendaknya terus berupaya menyelenggarakan kegiatan-kegiatan seminar/pelatihan kewirausahaan guna
menunjang
upaya dari institusi pendidikan dalam bidang
kewirausahaan serta mengembangkan potensi wirausaha di kalangan mahasiswa yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA Alma, B. 1999. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta Azwar, S. 1988. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Liberty Daniel, WW. 1990. Applied Nonparametric Statistics Second Edition. Boston: PWS-KENT Publishing Company [Ditmawa IPB] Direktorat Kemahasiswaan IPB. 2008. Kemahasiswaan. Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Buku
Panduan
Fawaqa, L. 2006. Potensi Wirausaha di Kalangan Mahasiswa (Perbandingan antara Mahasiswa yang Mendapat dengan yang Tidak Mendapat Mata Kuliah Kewirausahaan) [skripsi]. Bogor. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Gulö, W. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo Hersey, P dan Blanchard, K. 1992. Manajemen Perilaku Organisasi; Pendayagunaan Sumberdaya Manusia Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga Hijriyah, R. 2004. Perilaku Wirausaha Pedagang Fried Chicken Kaki Lima di Kota Bogor [skripsi]. Bogor. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. [IPB]. Institut Pertanian Bogor. 2006. Panduan Program Sarjana. Bogor. Institut Pertanian Bogor. Jusuf, AA. 2004. Pengembangan Karakter Wirausaha Internal Locus of Control melalui Pelatihan Berbasis Experiental Learning pada Mahasiswa Program Studi Agribisnis Angkatan 2000, Institut Pertanian Bogor [skripsi]. Bogor. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Markum, ME. 2007. Pendidikan Tinggi dalam Perspektif Sejarah dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia Notoatmojo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta Pambudy, R. 1999. Perilaku Komunikasi, Perilaku Wirausaha Peternak, dan Penyuluhan dalam Sistem Agribisnis Peternakan Ayam [Disertasi]. Bogor. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Rakhmat, J. 2001. Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosda Karya Ramanti, RP. 2006. Perilaku Wirausaha Wanita Peternak dalam Mencari dan Menerapkan Informasi Usahaternak Ayam Buras (Kasus Kelompok Tani-ternak “Tanjung”, Desa Taman Sari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor) [skripsi]. Bogor. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Riyanti, BPD. 2003. Kewirausahaan dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian. Jakarta: Grasindo Soedjono, A. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sutanto, A. 2002. Kewiraswastaan. Jakarta: Ghalia Indonesia Umar, H. 2002. Metode Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Yuliantin, M. 2009. Persepsi dan Perilaku Mahasiswa tentang Pergaulan Lawan Jenis [skripsi]. Bogor. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Responden Penelitian Nomor 1 Faisal Nafis
Nama
Mayor/Angkatan AGB 43
2 Suryo Arimurti
TEP 43
3 Septian Fauzi Dwi S.
TEP 43
4 Mira Septiyaningsih 5 Dini Nur Hakiki
AGB 43 TIN 43
6 Diana Sumolang
FPIK 42
7 8 9 10 11
Kustiyana Diniarti Prayuni Fazlur Rahman Dian Novita Irvan Sanjaya
AGH 43 GIZ 43 IE 43 GIZ 43 ESL 43
12 Dzikri Robbi
ITP 43
13 Rijali Aroni 14 Fatri ALhadi
ITP 43 FKH 43
15 Eldi Arasi SKI
MSL 42
16 Idham Muhamad Husen 17 Ristia Oktora
KPM 42 IE 42
18 Galih Fiel Arddhiagung
ITK 42
19 20 21 22 23 24 25
BDP 42 ITP 42 MAN 42 IPTP 42 TIN 43 TIN 43 ITP 43
Dedi Anwar Sipayung Moch Subkhi H Dewi Yulianti Benik Ashar Bagus Mahesa Agni PHP Eko Prames Swara Awaliyatus Sholihah
Lampiran 2. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner PENGETAHUAN Cas e Proce ss ing Summ ary N Cases
Valid Ex cludeda Total
10 0 10
% 100,0 ,0 100,0
a. Listw ise deletion bas ed on all variables in the proc edure. Reliability Statis tics Cronbac h's A lpha ,559
N of Items 22
Item -Total Statis tics
V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V 10 V 11 V 12 V 13 V 14 V 15 V 16 V 18 V 19 V 20 V 21 V 22 V 24 V 26
SIKAP
Scale Mean if Item Deleted 20,00 19,50 19,50 19,60 19,50 19,70 19,50 19,50 19,50 19,60 19,50 19,50 19,50 19,70 19,50 19,50 19,50 19,50 19,50 19,80 19,50 19,60
Scale V arianc e if Item Deleted 2,000 2,500 2,500 2,044 2,500 1,789 2,500 2,500 2,500 2,044 2,500 2,500 2,500 1,789 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 1,733 2,500 2,267
Correc ted Item-Total Correlation ,149 ,000 ,000 ,393 ,000 ,473 ,000 ,000 ,000 ,393 ,000 ,000 ,000 ,473 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,419 ,000 ,140
Cronbach's A lpha if Item Deleted ,583 ,560 ,560 ,502 ,560 ,470 ,560 ,560 ,560 ,502 ,560 ,560 ,560 ,470 ,560 ,560 ,560 ,560 ,560 ,485 ,560 ,556
Cas e Proce ss ing Summ ary N Cases
Valid Ex cludeda Total
10 0 10
% 100,0 ,0 100,0
a. Listw ise deletion bas ed on all variables in the proc edure. Reliability Statis tics Cronbac h's A lpha ,715
N of Items 20
Item -Total Statis tics
V3 V4 V5 V6 V8 V9 V10 V12 V13 V14 V15 V16 V17 V18 V19 V20 V21 V24 V25 V26
Scale Mean if Item Deleted 68,30 68,90 69,80 69,50 69,00 69,50 69,50 69,70 69,20 69,40 69,40 69,40 69,20 69,40 69,30 69,50 69,10 69,20 70,00 69,70
Scale Varianc e if Item Deleted 36,456 37,656 38,622 35,611 38,667 36,722 39,611 37,344 37,956 37,378 38,267 38,933 36,178 38,044 34,011 36,056 39,878 31,511 32,000 36,011
Correc ted Item-Total Correlation ,606 ,223 ,153 ,316 ,227 ,178 ,050 ,108 ,169 ,408 ,264 ,159 ,202 ,196 ,480 ,276 ,061 ,659 ,688 ,358
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,688 ,709 ,714 ,701 ,709 ,718 ,719 ,729 ,714 ,698 ,707 ,713 ,716 ,711 ,683 ,705 ,716 ,659 ,659 ,697
TINDAKAN Cas e Proce ss ing Sum m ary N Cases
Valid Ex cludeda Total
10 0 10
% 100,0 ,0 100,0
a. Listw ise deletion bas ed on all variables in the proc edure. Reliability Statis tics Cronbac h's A lpha ,753
N of Items 16
Item -Total Statis tics
V2 V3 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V14 V15 V16 V18 V19 V22 V24 V26
Scale Mean if Item Deleted 14,10 13,90 13,90 13,90 13,90 13,90 14,00 13,90 14,10 14,00 14,00 14,10 13,90 13,90 13,90 14,10
Scale Varianc e if Item Deleted 2,767 3,433 3,433 3,433 3,433 3,433 2,889 3,433 2,100 2,667 2,667 2,100 3,433 3,433 3,433 2,989
Correc ted Item-Total Correlation ,349 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,413 ,000 ,946 ,645 ,645 ,946 ,000 ,000 ,000 ,183
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,749 ,756 ,756 ,756 ,756 ,756 ,734 ,756 ,646 ,705 ,705 ,646 ,756 ,756 ,756 ,773
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN PERILAKU WIRAUSAHA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR PESERTA PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA RIFZASHANI AZZAHRA H34051295
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 Saya Rifzashani Azzahra (Rifi), mahasiswa Departemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor yang sedang melakukan penelitian mengenai Perilaku Wirausaha Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Peserta Program Kreativitas Mahasiswa Ke wirausahaan dan Program Pengembangan Ke wirausahaan Mahasiswa. Dengan ini saya memohon kesediaan Saudara/i untuk mengisi kuesioner berikut dengan data yang sebenar-benarnya. Data yang Saudara/i isikan dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan bagi kepentingan penelitian ini. Atas kerjasama Saudara/i, saya ucapkan terima kasih. __________________________________________________________________ I.
Karakteristik Responden 1. Nama Lengkap
: ……………………………………………
2. No. HP
: ……………………………………………
3. Jenis Kelamin
: P/L
4. Jenjang Studi
: S1/D3
5. Angkatan
: ……………………………………………
6. Mayor/Minor
: ……………………………………………
7. IPK
: a. < 2.00 d. 3.01-3.50
8. Uang saku per bulan Sumber
b. 2.00-2.50
c. 2.51-3.00
e. > 3.50
:
1. Orang Tua/Keluarga : Rp…………………… 2. Beasiswa
: Rp……………………
3. Bekerja
: Rp……………………
4. Berwirausaha
: Rp……………………
5. Lainnya…………… : Rp…………………… + : Rp……………………
Jumlah 9. Pekerjaan Orang Tua Ayah
Ibu
10. Suku Daerah
: a. PNS
d. Petani
b. Pegawai Swasta
e. Tidak bekerja
c. Wirausaha
f. Lainnya, sebutkan...
: a. PNS
d. Petani
b. Pegawai Swasta
e. Tidak bekerja
c. Wirausaha
f. Lainnya, sebutkan...
: ……………………………………………
11. Judul PKM Kewirausahaan Anda tahun ini : ……………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………. 12. Apakah Anda pernah mengikuti PKM Kewirausahaan sebelum tahun ini? a. Ya, ……….. kali b. Tidak
13. Judul Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM) Anda tahun ini: ……………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………….
14. Apakah Anda pernah mengikuti pelatihan/seminar kewirausahaan (tidak termasuk seminar kewirausahaan yang diwajibkan dalam mata kuliah Pengantar Kewirausahaan di TPB)? a. Ya, ………. kali b. Tidak
15. Apakah Anda mengambil mata kuliah Kewirausahaan? a. Ya b. Tidak
II.
Perilaku Wirausaha
Pengetahuan Wirausaha Isilah kolom berikut dengan dengan tanda ceklist (√) pada jawaban yang menurut Anda tepat! No. Pernyataan Benar Salah 1. Wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam berusaha. 2. Keberanian merupakan salah satu karakter yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha. 3. Visi tidak begitu penting dalam menjalankan sebuah usaha. 4. Wirausaha adalah orang yang kreatif. 5. Pengalaman merupakan salah satu faktor yang mendorong terjadinya inovasi dalam berwirausaha. 6. Ambisi terhadap uang merupakan faktor utama yang menjadi motivasi wirausaha untuk menjalankan usahanya. 7. Seorang wirausaha tidak takut gagal dan memusatkan perhatiannya pada kesuksesan di masa depan. 8. Seorang wirausaha harus mampu menjadi pemimpin yang dapat memimpin sumberdaya manusia dengan berbagai macam karakternya. 9. Jika dihadapkan dengan kondisi harus memilih suatu alternatif, seorang wirausaha akan membuat pertimbangan yang matang sebelum mengambil keputusan. 10. Wirausaha adalah orang yang mandiri. 11. Bekerja sama dengan orang lain merupakan hal yang sulit dilakukan oleh seorang wirausaha karena ia terbiasa memikirkan segalanya sendirian. 12. Kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama bagi
13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
wirausaha. Bagi wirausaha, menjual = melayani. Target membuat prioritas seorang wirausaha menjadi terpelihara. Seorang wirausaha selalu berusaha memperbaiki prestasinya. Wirausaha dapat mendelegasikan tugas dengan baik. Imajinasi adalah kata yang sangat dekat dengan seorang wirausaha. Wirausaha mensyukuri diri, waktu, dan lingkungannya. Fleksibilitas tidak sesuai dengan kepribadian seorang wirausaha. Orisinilitas tidak begitu penting bagi seorang wirausaha dalam menciptakan produk. Wirausaha mampu memusatkan perhatiannya terhadap setiap tujuannya. Wirausaha diupayakan, bukan muncul begitu saja.
Sikap Wirausaha Berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang paling menggambarkan diri Anda dengan ketentuan sebagai berikut: Nilai 1 = Sangat tidak sesuai Nilai 2 = Tidak sesuai Nilai 3 = Sedang Nilai 4 = Sesuai Nilai 5 = Sangat sesuai No. Pernyataan 1. Saya selalu ingin tahu. 2. Saya senang mencoba cara-cara baru dalam melakukan suatu pekerjaan. 3. Saya merasa banyak bergantung pada orang lain. 4. Bila saya telah memutuskan untuk berbuat sesuatu, tidak ada hal yang dapat mencegah saya. 5. Saya dapat menerima tantangan. 6. Tidak mudah bagi saya untuk mencari pemecahan berbagai masalah. 7. Saya bersifat sabar terhadap orang yang mempunyai kesulitan menyampaikan gagasannya. 8. Saya merasa tidak enak berada di tengahtengah orang yang lebih berhasil dibandingkan dengan diri saya. 9. Saya seorang pendengar yang baik.
1
2
3
4
5
10. 11. 12. 13.
14. 15. 16. 17. 18.
19. 20.
Saya dapat mempengaruhi orang lain. Saya selalu berusaha menuangkan imajinasi saya dalam pekerjaan. Saya menguasai bidang usaha yang sedang saya jalankan saat ini. Saya tidak terlalu ingin menghasilkan produk yang berbeda dengan yang ada di pasaran saat ini. Saya memandang masalah dari sudut pandang yang berbeda dari kebanyakan orang. Saya suka mempelajari strategi pemasaran yang ada di balik kampanye iklan. Saya tidak terlalu ingin tampil beda dan menonjol dibandingkan dengan orang lain. Saya adalah orang yang positif. Energi saya tinggi, sehingga saya merasa bahwa bekerja keras dalam waktu lama adalah hal yang biasa. Saya sering terlupa akan janji-janji saya. Saya kadangkala bersifat keras kepala.
Tindakan Wirausaha Isilah kolom berikut dengan tanda ceklist (√) sesuai dengan tindakan yang Anda lakukan! No. Pernyataan 1. Saya sering mengunjungi pameran-pameran kewirausahaan. 2. Saya pernah membuat perencanaan bisnis (business plan). 3. Saya mendorong orang lain untuk memanfaatkan daya kerjanya. 4. Saya akan mengambil alih kepemimpinan jika tidak ada seorang pun yang mau menjadi pemimpin dalam kelompok saya. 5. Saya tidak pernah berdiskusi dengan wirausahawan yang terkenal sukses di lingkungannya. 6. Saya mencari tahu jika ada peluang mendapatkan modal bagi usaha saya. 7. Saya mencari dan membaca referensi mengenai bidang usaha yang sedang saya jalankan saat ini. 8. Bila saya merasa tidak puas tentang suatu hal dalam hidup saya, saya segera mengambil langkah untuk mengadakan perubahan. 9. Saya membagi proyek besar menjadi pekerjaan-pekerjaan kecil agar mudah dilaksanakan. 10. Saya tidak mendelegasikan tugas-tugas.
Ya
Tidak
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Saya membuat catatan-catatan yang selalu mengikuti perkembangan terakhir usaha saya. Saya tidak pernah menjual sendiri produk saya, orang lain yang selalu melakukannya untuk saya. Saya menabung secara rutin. Saya melakukan komunikasi dengan pihak-pihak yang dapat membantu perkembangan usaha saya. Saya menyisihkan uang untuk amal secara rutin. Saya berdiskusi dengan partner kerja saya minimal satu minggu sekali. Saya membuat target, baik jangka pendek maupun jangka panjang. === Terima kasih atas bantuan dan kerja sama Anda === Contact Person : Rifi 0852 854 666 50
Lampiran 4. Skor Responden terhadap Perilaku Wirausaha dan Unsur-unsurnya Responden Ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Mean
Pengetahuan Wirausaha Skor Kategori 100 Sangat Tinggi 81.82 Sangat Tinggi 100 Sangat Tinggi 81.82 Sangat Tinggi 95.45 Sangat Tinggi 100 Sangat Tinggi 95.45 Sangat Tinggi 86.36 Sangat Tinggi 95.45 Sangat Tinggi 95.45 Sangat Tinggi 95.45 Sangat Tinggi 100 Sangat Tinggi 95.45 Sangat Tinggi 90.91 Sangat Tinggi 95.45 Sangat Tinggi 95.45 Sangat Tinggi 90.91 Sangat Tinggi 77.27 Tinggi 95.45 Sangat Tinggi 90.91 Sangat Tinggi 95.45 Sangat Tinggi 95.45 Sangat Tinggi 100 Sangat Tinggi 95.45 Sangat Tinggi 95.45 Sangat Tinggi 93.63 Sangat Tinggi
Sikap Wirausaha Skor Kategori 63.75 Tinggi 62.5 Tinggi 63.75 Tinggi 57.5 Sedang 80 Sangat Tinggi 67.5 Tinggi 63.75 Tinggi 55 Sedang 72.5 Tinggi 76.25 Sangat Tinggi 68.75 Tinggi 76.25 Sangat Tinggi 86.25 Sangat Tinggi 81.25 Sangat Tinggi 68.75 Tinggi 61.25 Tinggi 87.5 Sangat Tinggi 70 Tinggi 72.5 Tinggi 72.5 Tinggi 58.75 Sedang 68.75 Tinggi 68.75 Tinggi 70 Tinggi 51.25 Tinggi 69 Tinggi
Tindakan Wirausaha Skor Kategori 100 Sangat Tinggi 88.24 Sangat Tinggi 88.24 Sangat Tinggi 82.35 Sangat Tinggi 94.12 Sangat Tinggi 88.24 Sangat Tinggi 76.47 Tinggi 94.12 Sangat Tinggi 94.12 Sangat Tinggi 82.35 Sangat Tinggi 100 Sangat Tinggi 82.35 Sangat Tinggi 94.12 Sangat Tinggi 100 Sangat Tinggi 82.35 Sangat Tinggi 70.59 Tinggi 82.35 Sangat Tinggi 82.35 Sangat Tinggi 82.35 Sangat Tinggi 70.59 Tinggi 64.71 Tinggi 88.24 Sangat Tinggi 100 Sangat Tinggi 88.24 Sangat Tinggi 82.35 Sangat Tinggi 86.35 Sangat Tinggi
Perilaku Wirausaha Skor Kategori 263.75 Sangat Tinggi 232.56 Tinggi 251.99 Sangat Tinggi 221.67 Tinggi 269.57 Sangat Tinggi 255.74 Sangat Tinggi 235.67 Tinggi 235.48 Tinggi 262.07 Sangat Tinggi 254.05 Sangat Tinggi 264.2 Sangat Tinggi 258.6 Sangat Tinggi 275.82 Sangat Tinggi 272.16 Sangat Tinggi 246.55 Sangat Tinggi 227.29 Tinggi 260.76 Sangat Tinggi 229.62 Tinggi 250.3 Sangat Tinggi 234 Tinggi 218.91 Tinggi 252.44 Sangat Tinggi 268.75 Sangat Tinggi 253.69 Sangat Tinggi 229.05 Tinggi 248.99 Sangat Tinggi
Lampiran 5. Output Uji Kuesioner Hubungan Karakteristik Individu Responden dengan Perilaku Wirausaha
Jenis Kelamin * Perilaku Wirausaha Chi-Square Tests
Value Pearson Chi Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2-sided)
df
25.000(a)
24
.406
32.671
24
.111
.330
1
.566
25
a 50 cells (100. 0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .36.
Jenis Kelamin * Pengetahuan Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 5.769(a) 7.996
5 5
Asymp. Sig. (2-sided) .329 .156
1
.615
Df
.253 25
a 11 cells (91.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .36.
Jenis Kelamin * Sikap Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 11.617(a) 14.989 .002
15 15
Asymp. Sig. (2-sided) .708 .452
1
.964
df
25
a 32 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .36.
Jenis Kelamin * Tindakan Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 3.516(a) 4.807
6 6
Asymp. Sig. (2-sided) .742 .569
1
.461
df
.545 25
a 13 cells (92.9%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .36.
Fakultas Mayor * Perilaku Wirausaha Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2sided)
df
150.000(a) 83.937
144 144
.349 1.000
.676
1
.411
25
a 175 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .04.
Fakultas Mayor * Pengetahuan Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 21.581(a) 23.334
30 30
Asymp. Sig. (2-sided) .869 .801
1
.775
df
.082 25
a 42 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .04.
Fakultas Mayor * Sikap Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 91.551(a) 59.663 .612
90 90
Asymp. Sig. (2-sided) .435 .994
1
.434
df
25
a 112 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .04.
Fakultas Mayor * Tindakan Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 40.243(a) 39.437
36 36
Asymp. Sig. (2-sided) .288 .319
1
.602
df
.272 25
a 49 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minim um expected count is .04.
Minor * Perilaku Wirausaha Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 50.000(a) 53.841
48 48
Asymp. Sig. (2-sided) .394 .261
1
.642
df
.216 25
a 75 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .24.
Minor * Pengetahuan Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 12.299(a) 15.383 2.374
10 10
Asymp. Sig. (2-sided) .266 .119
1
.123
df
25
a 17 cells (94.4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .24.
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 36.412(a) 39.978
30 30
Asymp. Sig. (2-sided) .195 .105
1
.397
df
.717 25
a 48 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .24.
Minor * Tindakan Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2-sided)
df
12.243(a) 14.886
12 12
.426 .248
.917
1
.338
25
a 21 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .24.
Pekerjaan Ayah * Perilaku Wirausaha Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 100.000(a) 72.936
96 96
Asymp. Sig. (2-sided) .370 .962
1
.401
df
.705 25
a 125 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .08.
Pekerjaan Ayah * Pengetahuan Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 14.714(a) 14.565 .162
20 20
Asymp. Sig. (2-sided) .793 .801
1
.687
df
25
a 29 cells (96.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .08.
Pekerjaan Ayah * Sikap Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2-sided)
df
65.972(a) 51.435
60 60
.278 .777
3.212
1
.073
25
a 80 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .08.
Pekerjaan Ayah * Tindakan Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 37.531(a) 35.028
24 24
Asymp. Sig. (2-sided) .039 .068
1
.629
df
.233 25
a 35 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .08.
Pekerjaan Ibu * Perilaku Wirausaha Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 100.000(a) 64.252 .150
96 96
Asymp. Sig. (2-sided) .370 .995
1
.699
df
25
a 125 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .04.
Pekerjaan Ibu * Pengetahuan Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 20.296(a) 19.203
20 20
Asymp. Sig. (2-sided) .440 .509
1
.871
df
.026 25
a 29 cells (96.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .04.
Pekerjaan Ibu * Sikap Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2-sided)
df
62.072(a) 42.751
60 60
.402 .955
.224
1
.636
25
a 80 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .04.
Pekerjaan Ibu * Tindakan Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 34.840(a) 30.842 .110
24 24
Asymp. Sig. (2-sided) .071 .158
1
.740
df
25
a 35 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .04.
Suku Daerah * Perilaku Wirausaha Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 125.000(a) 68.327
120 120
Asymp. Sig. (2-sided) .359 1.000
1
.257
df
1.283 25
a 150 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .04.
Suku Daerah * Pengetahuan Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2-sided)
Df
13.657(a) 15.363
25 25
.967 .932
.307
1
.580
25
a 35 cells (97.2%) have expected count less than 5. The minimum expected coun t is .04.
Suku Daerah * Sikap Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 86.869(a) 47.873 1.094
75 75
Asymp. Sig. (2-sided) .165 .994
1
.296
df
25
a 96 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .04.
Suku Daerah * Tindakan Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 58.629(a) 34.515
30 30
Asymp. Sig. (2-sided) .001 .261
1
.179
df
1.808 25
a 42 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .04.
Nonparametric Correlations Correlations Perilaku Wirausaha
IPK Spearman's rho
IPK
Perilaku Wirausaha
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
1.000
.064
.
.761
25
25
.064
1.000
.761
.
25
25
Correlations IPK Spearman's rho
IPK
Pengetahuan
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Pengetahuan
1.000
-.072
.
.732
25
25
-.072
1.000
.732
.
25
25
Correlations IPK Spearman's rho
IPK
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Sikap Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Sikap
1.000
-.046
.
.828
25
25
-.046 1.000 .828
.
25
25
Correlations IPK Spearman's rho
IPK
Tindakan
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Tindakan
1.000
.206
.
.323
25
25
.206
1.000
.323
.
25
25
Correlations Uang Saku Per Bula n Spearm an's rho
Uang Saku Per Bulan
Perilaku Wirausaha
Pengetahuan
Correl ation Coeffi cient Sig. (2tailed) N Correl ation Coeffi cient Sig. (2tailed) N Correl ation Coeffi cient Sig. (2tailed)
Perila ku Wirau saha
Penget ahuan
1.00 0
.127
-.181
.168
.184
.
.547
.386
.422
.378
25
25
25
25
25
.127
1.000
.400(*)
.690(**)
.754(**)
.547
.
.048
.000
.000
25
25
25
25
25
-.181
.400(* )
1.000
.003
.208
.386
.048
.
.990
.320
Sikap
Tindakan
N Sikap
Tindakan
Correl ation Coeffi cient Sig. (2tailed) N Correl ation Coeffi cient Sig. (2tailed) N
25
25
25
25
25
.168
.690(* *)
.003
1.000
.188
.422
.000
.990
.
.368
25
25
25
25
25
.184
.754(* *)
.208
.188
1.000
.378
.000
.320
.368
.
25
25
25
25
25
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Perilaku Wirausaha Spear man's rho
Perilaku Wirausaha
Pengetahuan
Sikap
Tindakan
Corr elatio n Coeff icient Sig. (2tailed ) N Corr elatio n Coeff icient Sig. (2tailed ) N Corr elatio n Coeff icient Sig. (2tailed ) N Corr elatio n Coeff icient Sig.
Pengeta huan
Tindaka n
Sikap
Keikutsertaan Sebelum
1.000
.400(*)
.690(**)
.754(**)
-.058
.
.048
.000
.000
.784
25
25
25
25
25
.400(*)
1.000
.003
.208
-.063
.048
.
.990
.320
.766
25
25
25
25
25
.690(**)
.003
1.000
.188
-.099
.000
.990
.
.368
.639
25
25
25
25
25
.754(**)
.208
.188
1.000
.083
.000
.320
.368
.
.694
(2tailed ) N Keikutsertaa n Sebelum
Corr elatio n Coeff icient Sig. (2tailed ) N
25
25
25
25
25
-.058
-.063
-.099
.083
1.000
.784
.766
.639
.694
.
25
25
25
25
25
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Perilaku Wirausah a
Pengeta huan
1.000
.400(*)
.
Tindaka n
Keikutsertaan Seminar/Pelatihan
.690(**)
.754(**)
.504(*)
.048
.000
.000
.010
25
25
25
25
25
.400(*)
1.000
.003
.208
-.007
.048
.
.990
.320
.974
25
25
25
25
25
.690(**)
.003
1.000
.188
.536(**)
.000
.990
.
.368
.006
25
25
25
25
25
.754(**)
.208
.188
1.000
.319
.000
.320
.368
.
.120
25
25
25
25
25
.504(*)
-.007
.536(**)
.319
1.000
.010
.974
.006
.120
.
25 25 * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
25
25
25
Spear man's rho
Perilaku Wirausah a
Pengetah uan
Sikap
Tindakan
Keikutsert aan Seminar/P elatihan
Correlati on Coefficie nt Sig. (2tailed) N Correlati on Coefficie nt Sig. (2tailed) N Correlati on Coefficie nt Sig. (2tailed) N Correlati on Coefficie nt Sig. (2tailed) N Correlati on Coefficie nt Sig. (2tailed) N
Sikap
Correlations Tindaka n
Ambil MK AGB 201
.690(**)
.754(**)
-.268
.048
.000
.000
.195
25
25
25
25
25
.400(*)
1.000
.003
.208
-.254
.048
.
.990
.320
.220
25
25
25
25
25
.690(**)
.003
1.000
.188
-.292
.000
.990
.
.368
.157
25
25
25
25
25
.754(**)
.208
.188
1.000
.011
.000
.320
.368
.
.957
25
25
25
25
25
-.268
-.254
-.292
.011
1.000
.195
.220
.157
.957
.
25 * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
25
25
25
25
Spearman' s rho
Perilaku Wirausaha
Pengetahua n
Sikap
Tindakan
Ambil MK AGB 201
Correlatio n Coefficien t Sig. (2tailed) N Correlatio n Coefficien t Sig. (2tailed) N Correlatio n Coefficien t Sig. (2tailed) N Correlatio n Coefficien t Sig. (2tailed) N Correlatio n Coefficien t Sig. (2tailed) N
Perilaku Wirausaha
Pengeta huan
1.000
.400(*)
.
Sikap