PERBANDINGAN POTENSI ANTARA STRATEGI PEMBELAJARAN TPS DAN JIGSAW DALAM MEMBERDAYAKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF, RETENSI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA BERKEMAMPUAN AKADEMIK RENDAH PADA SMA YANG BERBEDA Ria Novita Ayu Komalasari, Aloysius Duran Corebima, Susriyati Mahanal Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email:
[email protected] Abstract: The education system of Malang regulating the new student recruitment based on Minimum Passing Level (MPL) had caused significant polarization between the high academic school and the low academic school. Therefore, it is very urgent to detect any suitable learning strategies having bigger potency increasing metacognitrive skills, cognitive learning outcome, as well as retention of the students. This research was a quasi experiment of pre-test pos-test non equivalent control group design. The research had been conducted at the class X-A of the Islamic Senior High School (implementing TPS strategy), as well as at the class X-3 of Lawang PGRI Senior High School (implementing Jigsaw strategy). The research data had been analyzed by statistics of one way anacova. Based on the data analysis it had been uncovered that there was no significant effect of the learning strategies on metacognitive skills, cognitive learning outcomes, as well as retention of those low academic students. Keywords: think pair share, jigsaw, metacognitive skills, retention, cognitive learning outcomes
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di SMA Islam Malang dan SMA PGRI Lawang pada bulan Juli 2012, didapatkan data mengenai rendahnya hasil belajar kognitif, keterampilan metakognitif, dan retensi siswa. Data hasil belajar kognitif mengenai rata-rata nilai UN tahun ajaran 2011/2012 pada SMA Islam Malang adalah sebesar 28,58 dengan rata-rata nilai IPA sebesar 7,36 dan pada SMA PGRI Lawang rata-rata nilai UN sebesar 26,67 dengan nilai IPA sebesar 6,77. Rata-rata nilai rapot kelas X di SMA Islam Malang sebesar 77,2 dengan KKM sebesar 75 dan rata-rata nilai rapor kelas X di SMA PGRI Lawang adaah sebesar 75 dengan nilai KKM 75. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi Biologi baik di SMA Islam Malang maupun di SMA PGRI Lawang diketahui bahwa pemberdayaan keterampilan metakognitif masih belum dilakukan bahkan istilah metakognitif masih terdengar asing bagi guru tersebut. Selain melakukan wawancara dengan guru bidang studi, juga dilakukan wawancara kepada 10 orang siswa kelas XI SMA Islam Malang dan SMA PGRI Lawang mengenai kebiasaan belajar mereka dan daya ingat mereka terhadap materi kelas X yang dilakukan dengan memberikan pertanyaan singkat mengenai bab Virus dan Bakteri. Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh data bahwa sebanyak 100% responden dari kedua sekolah tersebut menyatakan bahwa mereka memiliki kebiasaan belajar hanya menjelang ulangan harian saja, dan belum memiliki jadwal belajar yang tetap. Sedangkan hasil wawancara mengenai daya ingat mereka pada materi Biologi kelas X diketahui bahwa hanya 1 orang dari 10 orang
siswa SMA Islam Malang dan SMA PGRI Lawang yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar sedangkan siswa yang lainnya mengaku sudah lupa tentang materi tersebut. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa kedua sekolah tersebut tergolong ke dalam sekolah berlevel akademik rendah. Meskipun input dari siswa tergolong rendah, namun diharapkan terjadi peningkatan output bagi siswa-siswa tersebut sehingga siswa yang bersekolah di sekolah berkualifikasi rendah memiliki daya saing dengan sekolah-sekolah berkualifikasi tinggi. Solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut yaitu diperlukan suatu strategi pembelajaran yang cocok dan mudah diterapkan kepada siswa. Diantara berbagai macam strategi belajar, strategi belajar kooperatif merupakan salah satu strategi yang diminati baik oleh guru maupun siswa. Dalam pembelajaran kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan untuk menutup kesenjangan dalam pemahaman masingmasing. (Slavin, 2005). Terdapat berbagai macam strategi pembelajaran dalam pembelajaran kooperatif yang sudah dikembangkan dan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran kooperatif strategi Think Pair Share (TPS) dan Jigsaw merupakan strategi pembelajaran yang paling banyak diaplikasikan di sekolahsekolah. Keunggulan strategi pembelajaran TPS yaitu relatif lebih sederhana karena tidak menyita waktu yang lama untuk mangatur tempat duduk ataupun mengelompokkan siswa. Pembelajaran ini melatih siswa untuk berani berpendapat dan menghargai pendapat teman (Sa’dijah, 2006). Sedangkan pada strategi Jigsaw, para siswa bekerja dalam tim yang heterogen yang terdiri dari kelompok pakar (expert group) dan kelompok awal (home teams), dan setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari bagian akademik dari semua bahan akademik yang diberikan guru (Slavin, 2005). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan potensi antara strategi pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Jigsaw dalam memberdayakan keterampilan metakognitif, hasil belajar kognitif, dan retensi siswa kelas X berkemampuan akademik rendah pada SMAyang berbeda. METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental (Quasi Experimental Research) karena perlakuan yang diberikan pada variable bebas dimaksudkan untuk menentukan pengaruhnya terhadap variable terikat, akan tetapi variable-variabel luar yang berpengaruh tidak dapat dikontrol dengan ketat. Desain penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Pretest-Posttest Design (Beaumont, 2009). Adapun model rancangannya eksperimen dapat disajikan pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Kelompok Pre-test Berkemampuan rendah O1 Berkemampuan rendah O3 (Sumber : Tuckman, 1978).
Perlakuan X1 X2
Post-test O2 O4
Keterangan: O1 dan O3 : Pre-test O2 dan O4 : Post-test X 1 : Model pembelajaran Think Pair Share X 2 : Model pembelajaran Jigsaw
Data penelitian ini terdiri dari data keterampilan metakognitif, data hasil belajar kognitif, dan data retensi. Data keterampilan metakognitif didapatkan dengan cara menghitung skor jawaban pre-test dan post-test siswa dengan menggunakan rubrik metakognitif yang dikembangkan oleh Corebima (2009), data hasil belajar kognitif didapatkan dengan cara menghitung skor jawaban pretest dan post-test siswa dengan menggunakan penilaian nonrubrik yang telah dibuat oleh peneliti, data retensi didapatkan dengan cara menghitung skor jawaban post-test dan retensi siswa dengan menggunakan penilaian rubrik untuk mengukur retensi keterampilan metakognitif dan penilaian nonrubrik untuk mengukur retensi hasil belajar kognitif. Keseluruhan data tersebut kemudian dianalisis secara statistik menggunakan Anakova 1 jalur. HASIL A. Hasil Uji Konsistensi Keterlaksanaan Sintaks 1. Strategi Think Pair Share (TPS) Hasil uji konsistensi keterampilan metakognitif dan hasil belajar siswa pada pembelajaran dengan menggunakan strategi TPS dari awal hingga akhir pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel. 1 Ringkasan Hasil Uji Konsistensi Sintaks Strategi TPS Model TPS
Regression Kesejajaran Keberhimpitan Residual Total
Sum of Squares 12773,307 24,313 485,305 2138,423 14911,730
Df 3 1 2 44 47
Mean Square 4257,769 24,313 242,652 48,601
F
Sig.
87,607 0,500 4,993
0,000 0,483 0,011
Berdasarkan Tabel 1 Ringkasan Hasil Uji Konsistensi Sintaks Strategi TPS diketahui bahwa F hitung pada uji kesejajaran sebesar 0,500 dengan nilai taraf signifikansi sebesar 0,483 lebih besar dari 0,05, sedangkan F hitung pada uji keberhimpitan sebesar 4,993 dengan nilai taraf signifikansi sebesar 0,011 lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kedua garis regresi tersebut sejajar dan tidak berhimpit. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran melalui strategi Think Pair Share dari awal sampai akhir adalah konsisten namun ada faktor lain yang terjadi di tengah-tengah pembelajaran sehingga garis menunjukkan tidak berhimpit.
2. Strategi Jigsaw Hasil uji konsistensi keterampilan metakognitif dan hasil belajar siswa pada pembelajaran dengan menggunakan strategi Jigsaw dari awal hingga akhir pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel. 2 Ringkasan Hasil Uji Konsistensi Sintaks Strategi Jigsaw Model Jigsaw
Regression Kesejajaran Keberhimpitan Residual Total
Sum of Squares 7622,087 8,124 62,036 1363,563 8985,650
Df 3 1 2 38 41
Mean Square 2540,696 8,124 31,018 35,883
F
Sig.
70,805 0,226 0,864
0,000 0,637 0,430
Berdasarkan Tabel 2 Ringkasan Hasil Uji Konsistensi Sintaks Strategi Jigsaw diketahui bahwa F hitung pada uji kesejajaran sebesar 0,226 dengan nilai taraf signifikansi sebesar 0,637 lebih besar dari 0,05, dan F hitung pada uji keberhimpitan sebesar 0,864 dengan nilai taraf signifikansi sebesar 0,430 juga lebih besar dari 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kedua garis regresi tersebut sejajar dan berhimpit. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran melalui strategi Jigsaw dari awal sampai akhir adalah konsisten. 1. Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov dan Uji Homogenitas Sebelum dilakukan analisis data secara statistik, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas terhadap data dengan menggunakan Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak normal. Ringkasan data statistika deskriptif untuk menguji normalitas data hasil belajar awal, hasil belajar akhir, dan retensi hasil belajar terdapat pada Tabel 3. Sedangkan ringkasan data uji normalitas dengan menggunakan Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov data hasil belajar awal, hasil belajar akhir, dan retensi hasil belajar terdapat pada Tabel 4. Tabel. 3 Ringkasan Uji Normalitas One Sample Kolmogorof-Smirnov Data Keterampilan Metakognitif Awal, Akhir, dan Retensi Metakognitif
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Keterampilan Metakognitif Awal
Keterampilan Metakognitif Akhir
,737 ,649
,946 ,332
Retensi Keterampilan Metakognitif ,681 ,743
Berdasarkan uji normalitas pada Tabel 3 nilai rerata terkoreksi keterampilan metakognitif awal, keterampilan metakognitif akhir, dan retensi keterampilan metakognitif siswa terdistribusi normal, yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed)) lebih besar dari 0,05. Tabel. 4 Ringkasan Uji Normalitas One Sample Kolmogorof-Smirnov Data Hasil Belajar Awal, Hasil Belajar Akhir, dan Retensi Hasil Belajar Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Hasil Belajar Awal ,355 1,000
Hasil Belajar Akhir ,829 ,498
HB Metakognitif ,669 ,761
Berdasarkan uji normalitas pada Tabel 4 nilai rerata terkoreksi hasil belajar awal, hasil belajar akhir, dan retensi hasil belajar siswa terdistribusi normal, yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed)) lebih besar dari 0,05. Setelah diketahui bahwa seluruh data telah terdistribusi secara
normal, dilanjutkan dengan melakukan analisis data secara statistik untuk menguji homogenitas data. Berdasarkan Uji Levene’s, data penelitian dapat dikatakan telah homogen apabila memiliki taraf signifikansi lebih besar dari 0,05. Seluruh data memiliki taraf signifikansi diatas 0,05 sehingga seluruh data dikatakan telah homogen. 1. Perbandingan Potensi Strategi pembelajaran TPS dan Jigsaw terhadap Keterampilan Metakognitif Source Corrested Model Intercept XKMETA STRATEGI Error Total Corrected Total
Type III Sum of Square 173,212 (a)
Df
Mean Square
F
Sig.
2
86,606
1,080
,349
5525,704 130,752 53,158 3367,908 57335,844 3541,120
1 1 1 42 45 44
5525,704 130,752 53,158 80,188
68,909 1,631 ,663
,000 ,209 ,420
Tabel. 5 Analisis Kovarian Perbandingan Potensi Strategi pembelajaran terhadap Keterampilan Metakognitif Berdasarkan Tabel 5 perbandingan potensi strategi pembelajaran terhadap keterampilan metakognitif diperoleh nilai F hitung sebesar 0,663 dengan signifikan sebesar 0,420. Oleh karena angka signifikan lebih besar dari alpha 0,05 maka Ho diterima, dengan demikian hipotesis penelitian yang diajukan ditolak yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan strategi pembelajaran terhadap keterampilan metakognitif. 2. Perbandingan Potensi Strategi pembelajaran TPS dan Jigsaw terhadap Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan Tabel 6 perbandingan potensi strategi pembelajaran terhadap hasil belajar kognitif diperoleh nilai F hitung sebesar 3,362dengan signifikan sebesar ,074. Oleh karena angka signifikan lebih besar dari alpha 0,05 maka Ho diterima, dengan demikian hipotesis penelitian yang diajukan ditolak yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan strategi pembelajaran terhadap hasil belajar kognitif. Tabel. 6 Anakova Perbandingan Strategi terhadap Hasil Belajar Kognitif Source Corrested Model Intercept
Type III Sum of Square 955,511 6454,054
Df 2 1
Mean Square 477,755 6454,054
F 4,842 65,410
Sig. ,013 ,000
716,743
1
716,743
7,264
,010
331,748
1
331,748
3,362
,074
4144,183 95154,156 5099,693
42 45 44
98,671
XKHB STRATEGI Error Total Corrected Total
3. Perbandingan Potensi Strategi pembelajaran TPS dan Jigsaw terhadap Retensi Hasil analisis kovarian dari retensi pada masing-masing kelas dengan variabel terikat berupa retensi keterampilan metakognitif terhadap variabel bebas
berupa strategi TPS dan Jigsaw dengan ketarampilan metakognitif akhir sebagai kovariannya dapat dilihat pada Tabel 7. Berdasarkan Tabel 7 perbandingan potensi strategi pembelajaran terhadap retensi keterampilan metakognitif diperoleh nilai F hitung sebesar 0,679 dengan signifikan sebesar 0,415. Oleh karena angka signifikan lebih besar dari alpha 0,05 maka Ho diterima, dengan demikian hipotesis penelitian yang diajukan ditolak yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan strategi pembelajaran terhadap retensi keterampilan metakognitif. Tabel. 7 Analisis Kovarian Perbandingan Potensi Strategi pembelajaran terhadap Retensi Keterampilan Metakognitif Source Corrested Model Intercept YKMETA STRATEGI Error Total Corrected Total
Type III Sum of Square 209,268
Df
1951,506 197,539 20,996 1174,282 52075,832 1383,550
1 1 1 38 41 40
2
Mean Square 104,634
F
Sig.
3,386
,044
1951,506 197,539 20,996 30,902
63,151 6,392 ,679
,000 ,016 ,415
Hasil analisis kovarian dari retensi pada masing-masing kelas dengan variabel terikat berupa retensi hasil belajar kognitif terhadap variabel bebas berupa strategi TPS dan Jigsaw dengan hasil belajar kognitif akhir sebagai kovariannya dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel. 8 Analisis Kovarian Perbandingan Potensi Strategi pembelajaran terhadap Retensi Hasil Belajar Kognitif Source
Corrested Model Intercept YHB STRATEGI Error Total Corrected Total
Type Sum Square 708,402
III of
2192,151 620,079 26,937 3187,344 101258,773 3895,746
Df
Mean Square
F
Sig.
2
354,201
4,223
,022
1 1 1 38 41 40
2192,151 620,079 26,937 83,877
26,135 7,393 ,321
,000 ,010 ,574
Berdasarkan Tabel 8 perbandingan potensi strategi pembelajaran terhadap retensi hasil belajar kognitif diperoleh nilai F hitung sebesar 0,321 dengan signifikan sebesar 0,574. Oleh karena angka signifikan lebih besar dari alpha 0,05 maka Ho diterima, dengan demikian hipotesis penelitian yang diajukan ditolak yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan strategi pembelajaran terhadap retensi hasil belajar kognitif.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji konsistensi keterlaksanaan sintaks pada strategi TPS diketahui bahwa strategi tersebut sejajar namun tidak berimpit, artinya Hasil tersebut menunjukkan bahwa kedua garis regresi tersebut sejajar dan tidak
berhimpit, artinya bahwa pelaksanaan pembelajaran melalui strategi Think Pair Share dari awal sampai akhir adalah konsisten namun ada faktor lain yaitu siswa di SMA Islam Malang rata-rata mengikuti les baik secara privat maupun tergabung dalam bimbingan belajar. Sedangkan pada strategi Jigsaw diketahui bahwa hasil analisis menunjukkan sejajar dan berimpit Hasil tersebut menunjukkan bahwa kedua garis regresi tersebut sejajar dan berhimpit, sehingga dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran melalui strategi Jigsaw dari awal sampai akhir adalah konsisten. Apabila di kemudian hari siswa diterapkan strategi Jigsaw, maka dapat diprediksi akan tetap terjadi peningkatan keterampilan metakognitif maupun hasil belajar kognitif. A. Perbandingan Potensi Strategi Think Pair Share (TPS) dan Jigsaw terhadap Keterampilan Metakognitif Berdasarkan analisis data dengan menggunakan anakova diperoleh data perbandingan potensi strategi pembelajaran terhadap keterampilan metakognitif diperoleh nilai F hitung sebesar 0,663 dengan signifikan sebesar 0,420. Oleh karena angka signifikan lebih besar dari alpha 0,05 maka Ho diterima, dengan demikian hipotesis penelitian yang diajukan ditolak yang berarti bahwa strategi pembelajaran tidak berpengaruh atau tidak terdapat perbedaan signifikan antara strategi pembelajaran TPS dan Jigsaw terhadap keterampilan metakognitif. Apabila dikaji secara empiris menurut hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Miranda (2008) diketahui bahwa strategi pembelajaran berpengaruh terhadap metakognitif. Strategi pembelajaran TPS dan metakognitif lebih berpotensi meningkatkan kemampuan metakognitif bila dibandingkan strategi pembelajaran lainnya (Jigsaw). Selain dilakukan pengkajian secara empiris juga dilakukan pengkajian secara teoritis. Ketarampilan metakognitif mengarahkan kepada proses berpikir tingkat tinggi yang melibatkan kontrol aktif proses kognitif dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian lain yaitu Costa dan O’Leary dalam Corebima (2006) menyatakan bahwa “para siswa dapat mempelajari keterampilan metakognitif lebih baik bilamana bekerja dalam kelompok-kelompok kooperatif”. Danserau dalam Corebima (2006) juga menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mendorong atau memberdayakan perkembangan metakognitif. TPS dan Jigsaw merupakan contoh pembelajaran kooperatif. Think Pair Share adalah suatu strategi pembelajaran kooperatif yang memberi siswa waktu untuk berpikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain. Strategi ini memperkenalkan ide “waktu berpikir atau waktu tunggu” yang menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam merespon pertanyaan. Sedangkan strategi pembelajaran Jigsaw merupakan strategi pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam tim yang heterogen yang terdiri dari kelompok pakar (expert group) dan kelompok awal (home teams), dan setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari bagian akademik dari semua bahan akademik yang diberikan guru (Slavin, 2005). Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran tidak berpengaruh atau tidak terdapat perbedaan signifikan antara strategi pembelajaran TPS dan Jigsaw terhadap keterampilan metakognitif. Hal tersebut kurang sesuai dengan kajian empiris maupun teoritis, karena kedua strategi tersebut secara umum melibatkan kontrol aktif proses kognitif dalam proses pembelajarannya. Pada strategi jigsaw siswa bekerja sama dengan melakukan diskusi pada
kelompok-kelompoknya baik pada kelompok asal maupun pada kelompok ahli. Sedangkan pada strategi TPS siswa selain mengerjakan soal secara individu pada tahap think juga melakukan diskusi secara berpasangan maupun secara klasikal. B. Perbandingan Potensi Strategi Think Pair Share (TPS) dan Jigsaw terhadap Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan analisis data dengan menggunakan anakova diperoleh data perbandingan potensi strategi pembelajaran terhadap hasil belajar kognitif diperoleh nilai F hitung sebesar 3,362dengan signifikan sebesar ,074. Oleh karena angka signifikan lebih besar dari alpha 0,05 maka Ho diterima, dengan demikian hipotesis penelitian yang diajukan ditolak yang berarti bahwa strategi pembelajaran tidak berpengaruh atau tidak terdapat perbedaan signifikan antara strategi pembelajaran TPS dan Jigsaw terhadap hasil belajar kognitif. Apabila dikaji secara empiris menurut hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Amnah (2009) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh strategi pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar. Strategi TPS+metakognitif dan strategi TPS menunjukkan potensi yang tertinggi dalam meningkatkan keterampilan metakognitif dan hasil belajar. Selain dilakukan pengkajian secara empiris juga dilakukan pengkajian secara teoritis. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Pembelajaran kooperatif terbukti dapat meningkatkan hasil belajar kognitif. Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompokkelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pembelajaran Kedua strategi pembelajaran, baik TPS maupun Jigsaw sama-sama memiliki keunggulan atau karakteristik masing-masing. Keunggulan strategi pembelajaran Think Pair Share, antara lain 1) TPS mudah diterapkan diberbagai jenjang pendidikan dan dalam setiap kesempatan. 2) Menyediakan waktu berpikir untuk meningkatkan kualitas respon siswa. 3) Siswa menjadi lebih aktif dalam berpikir mengenai konsep dalam mata pelajaran. 4) Siswa lebih memahami tentang konsep topik pelajaran selama diskusi. 5) Siswa dapat belajar dari siswa lain. 6) Setiap siswa dalam kelompoknya mempunyai kesempatan untuk berbagi atau menyampaikan idenya. Sedangkan karakteristik atau kunci strategi pembelajaran Jigsaw adalah interdependensi, yang artinya tiap siswa bergantung kepada teman satu timnya untuk dapat memberikan informasi yang diperlukan supaya dapat bekerja dengan baik pada saat penilaian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan diantara strategi pembelajaran TPS dan Jigsaw terhadap hasil belajar kognitif siswa. Hal tersebut kurang sesuai dengan kajian secara empiris maupun teoritis, karena kedua strategi tersebut secara umum memiliki persamaan yaitu siswa tidak belajar secara individu melainkan berpikir bersama secara kooperatif sehingga sama-sama memiliki potensi dalam meningkatkan hasil belajar. Pada strategi TPS, siswa berdiskusi secara berpasangan, sedangkan pada strategi Jigsaw siswa berdiskusi saat berada pada kelompok ahli maupun pada kelompok asal. C. Perbandingan Potensi Strategi Think Pair Share (TPS) dan Jigsaw terhadap Retensi
Berdasarkan analisis data secara kovarian diketahui bahwa perbandingan potensi strategi pembelajaran terhadap retensi keterampilan metakognitif diperoleh nilai F hitung sebesar 0,679 dengan signifikan sebesar 0,415, dan pada perbandingan potensi strategi pembelajaran terhadap retensi hasil belajar kognitif diperoleh nilai F hitung sebesar 0,321 dengan signifikan sebesar 0,574. Oleh karena angka signifikan lebih besar dari alpha 0,05 maka Ho diterima, dengan demikian hipotesis penelitian yang diajukan ditolak yang berarti bahwa strategi pembelajaran tidak berpengaruh atau tidak terdapat perbedaan signifikan antara strategi pembelajaran TPS dan Jigsaw terhadap retensi keterampilan metakognitif maupun retensi hasil belajar kognitif. Apabila dikaji secara empiris menurut hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suharlik (2011) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh strategi pembelajaran terhadap daya retensi hasil belajar kognitif siswa. Daya retensi hasil belajar kognitif siswa yang dibelajarkan dengan strategi TPS jauh lebih tinggi 3,54% dari skor akhir pembelajaran. Selain itu juga terdapat penelitian lain yang dilakukan oleh Muhiddin (2012) menunjukkan bahwa strategi pembelajaran berpengaruh terhadap keterampilan metakognisi, keterampilan berpikir kritis, pemahaman konsep, dan retensi mahasiswa pada perkuliahan Biologi dasar. Selain dilakukan pengkajian secara empiris juga dilakukan pengkajian secara teoritis. Retensi adalah seberapa banyak pengetahuan yang telah dipelajarai dan dapat disimpan dalam memori jangka panjang dan dapat diungkapkan kembali dalam selang waktu tertentu. Kemampuan retensi sangat dipengaruhi oleh kegiatan belajar. Tinto (1975) menyatakan bahwa siswa yang secara aktif terlibat dalam proses belajar dan mampu berinteraksi dengan rekannya, akan mengalami peningkatan dalam retensi. Tinto menyebutkan bahwa retensi dipengaruhi oleh integrasi antara sosial dan akdemik, yang artinya adalah retensi berhubungan dengan kemampuan siswa dan tindakan yang dilakukan siswa di dalam kelas (Tinto, 1987). Retensi berkaitan erat dengan gejala jiwa lupa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan diantara strategi pembelajaran TPS dan Jigsaw terhadap retensi baik retensi keterampilan metakognitif maupun retensi hasil belajar kognitif. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori, karena kedua strategi pembelajaran tersebut secara umum mampu melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Apabila informasi ingin dipertahankan dalam memori (retensi), orang yang belajar harus terlibat dalam semacam pengaturan kembali kognitif atau elaborasi dalam materi. Salah satu elaborasi yang paling efektif adalah menjelaskan materinya kepada orang lain. Pada strategi pembelajaran TPS, terdapat salah satu tahapan elaborasi dimana siswa harus berpasangan dan berbagai kepada teman yang lain. Sedangkan pada strategi pembelajaran Jigsaw, terdapat tahap elaborasi dimana siswa setelah bergabung dengan kelompok ahli (expert group) harus menjelaskan materi yang telah dipelajarinya kepada teman-temannya pada tim asal (home team). KESIMPULAN Strategi pembelajaran TPS dan Jigsaw tidak berpengaruh singnifikan terhadap keterampilan metakognitif siswa, hasil belajar kognitif, dan retensi siswa. Dengan kata lain kedua macam strategi pembelajaran tersebut tidak berbeda secara nyata.
SARAN 1. Hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap keterampilan metakognitif siswa , baik oleh calon peneliti yang akan melakukan penelitian ataupun oleh pihak sekolah dalam hal ini guru mata pelajaran terkait 2. Bagi guru dalam mengajar perlu adanya variasi dalam strategi pembelajaran salah satunya yaitu TPS dan Jigsaw dan dapat juga menerapkan strategi pembelajaran lainnya. 3. Keterampilan metakognitif sebaiknya ditanamkan dan dibiasakan pada siswa sedini mungkin. DAFTAR RUJUKAN Amnah. 2009. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share, Jigsaw, Kombinasi dengan Strategi Metakognitif, dan Kemampuan Akademik terhadap Kesadaran Metakognitif, Keterampilan Metakognitif, dan Hasil Belajar Kognitif Siswa di SMA Negeri Kota Pekanbaru Riau. Universitas Negeri Malang. Tesis tidak diterbitkan. Corebima, A.D. 2006. Pembelajaran Biologi yang Memberdayakan Kemampuan Berpikir Siswa. Makalah Disajikan Pada Pelatihan Strategi Metakognitif pada Pembelajaran Biologi untuk Guru-Guru Biologi SMA di kota Palangkaraya 23 Agustus 2006. Corebima, A.D. 2009. Metacognitive Skill Measurement Integrated In Achievement Test. Malang: Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang. Miranda. 2008. Pembelajaran Metakognitif dalam Strategi Kooperatif Think Pair Share dan Jigsaw serta Pengaruhnya terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa di SMA Negeri Kalimantan Tengah. Universitas Negeri Malang. Tesis tidak diterbitkan. Muhiddin. 2012. Pengaruh Integrasi Problem Based Learning dengan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dan Kemampuan Akademik terhadap Metakognisi, Berpikir Kritis, Pemahaman Konsep, dan Retensi Mahasaiswa pada perkuliahan Biologi Dasar di FMIPA universitas Negeri Makassar. Universitas Negeri Malang. Tesis tidak diterbitkan. Sa’dijah, C. 2006. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share TPS. Malang: Lembaga Penelitian UM. Slavin, R.E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Penerbit Nusa Media. Suharlik. 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran Integrasi Think Pair Share dan Reciprocal Teaching terhadap Hasil belajar Kognitif dan retensi Biologi Siswa Berkemampuan Akademik Berbeda di SMAN 1 Batu. Universitas Negeri Malang. Tesis tidak diterbitkan. Universitas Negeri Malang. Tesis tidak diterbitkan. Tinto, V. (1975). "Dropout from Higher Education: A Theoretical Synthesis of Recent Research", Review of Educational Research, 65 (Winter): 89-125. Tinto, V. (1987). Leaving College: Rethinking the Causes and Cures of Student Attrition. Chicago: The University of Chicago Press. Tuckman, B.W. 1978. Conducting Educational Research Second Edition. New York: HarcourtBrace Jovanovich Inc.