1 Reviu Teori Social Learning Bandura Asessmen & Analisis Behavioristik Magister Profesi Klinis Dewasa UI Februari 20092 Reinforcement theories: S mod...
Reviu Teori Social Learning Bandura Asessmen & Analisis Behavioristik Magister Profesi Klinis Dewasa UI Februari 2009
Reinforcement theories:
S modeling
S reinf
R
stimuli
Social learning theory: Anticipated S reinf.
Attention
S modeling stimuli
Symbolic coding Cognitive organization Rehearsal
R
Daftar Isi • • • • •
Asumsi dasar Observational learning Triadic Reciprocal Causation Human agency Æ Self-efficacy Self-regulation
Asumsi dasar • Plasticity manusia memiliki fleksibilitas untuk belajar berbagai tingkah laku dalam situasi yang berbeda. • Triadic reciprocal causation model manusia mampu meregulasi diri melalui interaksi diantara 3 aspek: TL, lingkungan dan faktor personal • Agentic perspectives manusia dapat mengontrol lingkungan dan kualitas kehidupan mereka. Manusia menciptakan sistem sosial dan produk dari sistem sosial.
Asumsi dasar • Self-regulation manusia meregulasi tindakan mereka melalui faktor-faktor internal dan eksternal. • Moral agency manusia mengatur tingkah laku mereka melalui moral agency
Observational learning • Manusia mampu belajar (sikap, keterampilan, tingkah laku) yang sebagian besar merupakan hasil dari pengalaman vicarious (observasi model) • Observasi memungkinkan seseorang belajar tanpa harus melakukan tingkah laku apapun. • Belajar melalui observasi jauh lebih efisien daripada belajar melalui pengalaman langsung. • Modeling adalah belajar melalui observasi tapi bukan sekedar meniru. Ada proses kognitif.
Observational learning Faktor yang mempengaruhi: • Karakteristik model • Karakteristik observer • Konsekuensi dari tingkah laku yang ditiru
Triadic Reciprocal Causation TL manusia merupakan interaksi diantara 3 variabel: 1.PERSON: karakteristik seseorang & faktorfaktor kognitif (ingatan, perencanaan, penilaian) 2.ENVIRONMENT: lingkungan luar 3.BEHAVIOR: tingkah laku Ketiga variabel tidak harus memiliki kekuatan atau memberikan kontribusi yang sama. Biasanya yang paling berpengaruh adalah aspek kognitif.
Human agency • Manusia memiliki kontrol terhadap kehidupannya: memiliki kemampuan regulasi diri, proaktif, refleksi diri, organisasi diri. • 4 ciri penting dalam human agency: a. intentionality (TL dengan perencanaan) b. forethought (merancang tujuan) c. self-reactiveness (monitor kemajuan) d. self-reflectiveness (evaluasi terhadap fungsi-fungsi yang dilakukan)
Self-efficacy • Self-efficacy: keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk melakukan kontrol terhadap fungsinya & terhadap kejadian-kejadian dalam lingkungannya. • Keyakinan terhadap self-efficacy mempengaruhi: – – – –
tindakan yang dipilih usaha yang diberikan untuk aktivitas tertentu kegigihan mengatasi hambatan & kegagalan resiliensi setelah mengalami kegagalan.
• 2 komponen self-efficacy: efficacy expectation & outcome expectation PERSON
Self – Regulation Orang-orang yang memiliki tingkat self-efficacy yang tinggi akan memiliki kapasitas yang baik untuk mengatur tingkah laku. Faktor eksternal: - Standar evaluasi tingkah laku - Reinforcement
Faktor internal: - Observasi diri - Proses penilaian - Self-reaction
Personal standards Challenge Explicitness Proximity Generality Referential performance Standard norms Social comparison Personal comparison Collective comparison Valuation of activity Regarded high Neutral Devalued Performance attribution Personal locus External locus
Evaluative self-reactions Positive Negative Tangible self-reactions Rewarding Punishing No self-reactions
Mekanisme pembentukan TL bertentangan nilai moral Moral justification Palliative comparison Euphemistic labeling
Minimizing, ignoring, or misconstruing the consequences
REPREHENSIBLE CONDUCT
DETRIMENTAL EFFECTS
Displacement of responsibility Difusion of responsibility