Prosiding SENTIA 2009 – Politeknik Negeri Malang
RETRIBUSI ANGKUTAN KOTA PADA TERMINAL DENGAN SISTEM PRABAYAR MENGGUNAKAN RFID Emmalia Adriantantri1, Joseph Dedy Irawan2 1
2
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Intitut Teknologi Nasional Malang Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Intitut Teknologi Nasional Malang 1
[email protected], 2
[email protected]
ABSTRACT Nowadays, public transportation retributions process in terminal handled manually by 2 or more DLLAJ officers who assign to register public transportations which are out from terminal and make sure that they paid the retributions, and the other officer assigned to give tickets and take retribution money from the public transportation drivers. From this problem, there is an idea to make an instrument to help this retributions process with prepaid system. In this case we can use a little device, named RFID tag as a retributions payment card and also as a public transportations ID card. With this system, the DLLAJ officers can work faster as the process will be automatically recorded in database, and we can get statistical data of public transport every day. Keywords : RFID, prepaid system, retribution, public transportations sehingga lama kelamaan akan membuat kesulitan para petugas apabila angkutan kota yang ada di terminal tersebut jumlahnya banyak dengan berbagai macam jurusan sehingga dapat menimbulkan antrian yang panjang untuk angkutan kota yang akan keluar dari terminal terutama pada siang hari. Selain itu diharapkan agar alat ini dapat digunakan untuk mambantu membuat data statistik keluarnya suatu angkutan kota dengan jurusan tertentu sehingga dapat digunakan untuk membantu tugas Dinas Perhubungan untuk mendata angkutan kota yang beroperasi setiap harinya. Data statistik tersebut bisa digunakan untuk menentukan perlu tidaknya diadakan penambahan jumlah armada angkutan kota dari suatu jurusan.
1. Pendahuluan Dengan perkembangan pola tata letak wilayah kota-kota besar terutama semakin banyaknya jalan raya yang dibangun guna mengatasi kemacetan lalu lintas maka kebutuhan sarana transportasi umum atau angkutan kota bagi masyarakat agar sampai ketujuan dengan cepat akan meningkat sehingga diperlukan pengadaan angkutan kota dengan jurusan yang baru yang menggunakan jalur tersebut. Dengan semakin banyaknya angkutan kota dengan jurusan yang berbeda dengan kata lain akan terjadi penambahan jurusan yang akan dilalui angkutan kota tersebut maka akan semakin banyak jurusan angkutan kota pada terminal. Penarikan retribusi kendaraan sebagai upaya untuk pemeliharaan sarana dan prasarana terminal juga dilakukan oleh petugas. Pada saat ini proses penarikan retribusi di terminal angkutan kota masih ditangani secara manual yang dilakukan oleh beberapa orang secara bergantian oleh petugas DLLAJ, biasanya terdiri dari 2 orang atau lebih yang bertugas sebagai pencatat angkutan kota yang keluar terminal dan mencatat apakah angkutan kota tersebut sudah membayar retribusi atau belum dan yang lain bertugas memberikan karcis dan menerima uang retribusi dari sopir angkutan kota. Sepertinya tugas ini sangat merepotkan karena petugas harus berkali-kali melihat data angkutan kota terutama pada data penarikan retribusi dalam hal ini sudah membayar atau belum
2. Landasan Teori 2.1 RFID ( Radio Frequency Identification ) RFID adalah proses identifikasi seseorang atau objek dengan menggunakan frekuensi transmisi radio. RFID menggunakan frekuensi radio untuk membaca informasi dari sebuah devais kecil yang disebut tag atau transponder (Transmitter + Responder). Tag RFID akan mengenali diri sendiri ketika mendeteksi sinyal dari devais yang kompatibel, yaitu pembaca RFID (RFID Reader) dengan range kisaran pembacaan 12 cm serta bekerja pada frekuensi 125 KHz.
J-1
Prosiding SENTIA 2009 – Politeknik Negeri Malang
RFID dapat disediakan dalam piranti (devais) yang hanya dapat dibaca saja (Read Only) atau dapat dibaca dan ditulis (Read/Write), tidak memerlukan kontak langsung maupun jalur cahaya untuk dapat beroperasi, dapat berfungsi pada berbagai variasi kondisi lingkungan, dan menyediakan tingkat integritas data yang tinggi. Sebagai tambahan, karena teknologi ini sulit untuk dipalsukan, maka RFID dapat menyediakan tingkat keamanan yang tinggi.
yang nantinya nomor tersebut akan diambil oleh reader kartu saat chip dari kartu tersebut dibaca oleh reader kartu, dimana keluaran nomor seri tersebut sudah berupa ASCII dan itu tergantung dari konfigurasi rangkaian reader kartunya.
Gambar 2. RFID card 2.3 RFID Reader RFID disini yang kita gunakan adalah jenis ID-12, ID-12 yang kita gunakan mempunyai jarak baca maksimal 12 cm, serta bekerja pada frekuensi 125 KHz. Sesuai dengan datasheet dari reader kartu ID-12 itu sendiri, untuk memperoleh keluaran yang berbentuk ASCII maka reader itu disusun seperti gambar di bawah ini:
Gambar 1. Komunikasi Antara Reader dan Transmiter (Tag) Pada sistem RFID umumnya, tag atau transponder ditempelkan pada suatu objek. Setiap tag dapat membawa informasi yang unik, di antaranya: serial number, model, warna, tempat perakitan, dan data lain dari objek tersebut. Ketika tag ini melalui medan yang dihasilkan oleh pembaca RFID yang kompatibel, tag akan mentransmisikan informasi yang ada pada tag kepada pembaca RFID, sehingga proses identifikasi objek dapat dilakukan. Sistem RFID terdiri dari empat komponen, diantaranya : Tag: Ini adalah devais yang menyimpan informasi untuk identifikasi objek. Tag RFID sering juga disebut sebagai transponder. Format dari tag pada perancangan ini adalah EM4001 atau tag kompatibel lainnya. Antena: untuk mentransmisikan sinyal frekuensi radio antara pembaca RFID dengan tag RFID. Pembaca RFID: adalah devais yang kompatibel dengan tag RFID yang akan berkomunikasi secara wireless dengan tag. Digunakan Tipe ID12 sebagai RFID reader pada perancangan ini. Software Aplikasi: adalah aplikasi pada sebuah workstation atau PC yang dapat membaca data dari tag melalui pembaca RFID. Baik tag dan pembaca RFID diperlengkapi dengan antena sehingga dapat menerima dan memancarkan gelombang elektromagnetik.
Gambar 3. RFID Reader 2.4 Pembacaan Format RFID Saat ini model alat identifikasi sangatlah bermacam - macam ada yang berupa kartu dengan lubang, barcode, RFID, dll. RFID (RF Identification) merupakan suatu alat untuk identifikasi yang biasanya ditempelkan pada barang atau dibuat menjadi kartu. Di dalam artikel ini akan dibahas mengenai cara membaca format data yang
2.2 RFID Card RFID card chip yang di dalamnya juga terdapat nomor identitas kartu atau nomor seri kartu
J-2
Prosiding SENTIA 2009 – Politeknik Negeri Malang
dikeluarkan oleh RFID reader dengan format output ASCII. RFID reader mempunyai banyak sekali tipe, antara lain: ID-10, ID-19, EM-13, dll. Biasanya RFID reader ini memiliki dua bentuk output serial yaitu: ASCII dan Wiegand 26-bit. Yang paling banyak digunakan adalah output dengan format ASCII, karena output ini sangat mudah untuk dihubungkan pada mikrokontroler atau PC menggunakan komunikasi serial UART. Output yang memiliki format ASCII memiliki struktur sebagai berikut: 02
10 data kachecksum CR rakter ASCII
LF
serta membahas cara kerja masing-masing blok dan fungsi masing-masing blok tersebut. Secara garis besar terdapat dua bagian yaitu : Pembuatan perangkat keras (Hardware) Pembuatan perangkat lunak (Software) Pada perencanaan perangkat keras meliputi seluruh peripheral yang digunakan pada sistem ini. Sedangkan pada perencanaan perangkat lunak meliputi flowchart dan software secara umum. Akan tetapi kedua perangkat tersebut dalam kerjanya akan saling menunjang satu sama lain. 3.1
03
Checksum merupakan hasil EXOR (Exclusive OR) dari 5 biner data byte. Untuk lebih jelasnya tentang cara pembacaan format ASCII, lihat contoh berikut. Misalnya data output serial (dalam hexadesimal) yang kita tangkap adalah sebagai berikut: 02 37
30 36
3 4 36 43 44
32 43
TAG RFID
44 D
PALANG PINTU
PC PRINTER
30 31 44 0D 0A 03
Gambar 4. Blok Diagram Sistem Dari gambar blok diagram diatas, dapat dilihat bahwa sistem dimulai dari sopir angkutan kota mendekatkan kartu RFID yang mereka bawa, kemudian setelah nomor identitas kartu tersebut sudah dibaca oleh RFID reader yang ditandai oleh bunyi beep dari buzer, kemudian data tersebut dikirimkan ke PC untuk dilakukan pencarian pada database, jika data ditemukan di database, maka akan ditampilkan data dari identitas tersebut diantarannya nomor kendaraan, jalur kendaraan dan lain-lain. Proses pendebetan akan dilakukan dengan mengecek dahulu saldo cukup atau tidak serta dilihat juga apakah angkutan kota tersebut sudah melakukan pembayaran restribusi pada hari yang sama (pembayaran hanya dilakukan sebanyak satu kali per hari). Setelah proses pendebetan berhasil, akan dicetak bukti pembayaran dan palang pintu akan dibuka.
37 36 43 Data Heksa 7 6 C Data ASCI
Untuk data 2 byte pertama merupakan data untuk jenis kartu dan tidak digunakan dalam proses konversi, yang akan dipakai disini adalah data yang ke 3 s/d 10. Hasil konversi dari data heksa ke dalam data ASCII adalah "6201D76C". Gabungkan karakter data ASCII menjadi bilangan Hexadesimal, kemudian konversikan bilangan hexadesimal tsb ke dalam desimal. Hasilnya sebagai berikut: 6201D76C H menjadi 1644287852 (ini merupakan nomor kartu sebenarnya yang tertera pada badan kartu tsb). Cara ini hanya berlaku pada kartu yang tidak dienkripsi.
3.
RFID READER
LED & Buzer
Langkah pertama adalah merubah semua nilai data diatas menjadi karakter ASCII. Misalnya 30H menjadi karakter "0", 34H menjadi karakter "4", dst. Langkah kedua adalah menyusun data-data tersebut kedalam Format Data ASCII. Kemudian ambil 10 data karakter ASCII. Dalam contoh ini berarti data tersebut adalah: 30 34 36 32 30 31 6 2 0 1
Pembuatan Perangkat Keras
3.2
Pembuatan Perangkat Lunak
Setelah semua perangkat keras telah selesai dikerjakan pada tahap selanjutnya adalah pembuatan perangkat lunak (software) yang akan menangani sistem rangkaian. Pada perangkat lunak inilah kita dapat menentukan bagaimana sistem rangkaian ini akan bekerja, seperti pada gambar 5.
Pembuatan Sistem
Berikut ini akan dibahas mengenai pembuatan alat retribusi angkutan kota pada terminal dengan sistem prabayar menggunakan RFID. Pembahasan akan dilakukan pada setiap blok
4.
J-3
Pengujian Sistem
Prosiding SENTIA 2009 – Politeknik Negeri Malang
Dari hasil pengujian didapatkan jarak maksimal dari pembacaan RFID adalah 6 cm, tetapi yang yang terbaik adalah 5 cm. Hal ini disebabkan pada reader tidak dipasang external antena, jika dipasang external antena maka akan didapat jarak maksimal sampai 25 cm. Dalam melakukan pengujian RFID pada PC, data diterima dan ditampilkan menggunakan Hyper Terminal. Hasil penerimaan data pada Hyper Terminal ditunjukkan pada gambar 6 berikut : START
Baca ID Yang Masuk
Apakah Masuk Anggota Terminal ?
Gambar 6. Hasil Pembacaan RFID Reader Pada Hyper Terminal Dalam pengujian sistem secara keseluruhan dilakukan dengan cara, mula-mula sopir angkutan kota mendekatkan RFID tag yang akan dibaca oleh RFID reader, pada saat kartu tersebut berhasil dibaca nomor identitasnya lampu indicator LED akan menyala dan buzzer akan berbunyi, kemudian akan muncul nomor identitas dari kartu tersebut pada id card, setelah ditekan tombol preses maka akan dilakukan pencarian data dari id tersebut jika tidak ditemukan akan muncul peringatan kesalahan yang menyatakan bahwa nomor id tersebut tidak terdaftar, jika id ditemukan maka akan muncul data dari id tersebut seperti dapat kita lihat pada gambar 7. Kemudian akan dilakukan juga proses pendebetan untuk membayar biaya restribusi dan sistem akan mencetak bukti pembayaran, setelah bukti pembayaran sudah dicetak maka palang pintu dibuka.
T
Y
Apakah Hari ini Baru Lewat ?
T
Y
Isi Saldo
Tampilkan “Saldo Tidak Memcukupi”
T
Apakah Saldo Cukup ?
Y Saldo = Saldo Retribusi
Cetak
Simpan Data
Buka Palang
END
Gambar 5. Flow Chart Gambar 7. Pembacaan Pertama Kali Pembayaran restribusi dilakukan sekali dalam sehari, jadi jika angkutan kota tersebut sudah membayar pada hari yang sama maka tidak akan dilakukan lagi pendebetan pada saat sopir angkutan kota mendekatkan kembali kartu RFID mereka. Seperti yang dapat dilihat pada gambar 7 pada kolom status tertera tulisan “Akses Pertama”, hal
J-4
Prosiding SENTIA 2009 – Politeknik Negeri Malang
ini menunjukkan bahwa angkutan kota tersebut baru pertama kali melewati terminal pada hari itu, tetapi jika angkutan kota tersebut sudah membayar restribusi pada hari yang sama maka akan muncul “Bukan Akses Pertama” seperti pada gambar 8, dan dalam hal ini tidak dilakukan pendebetan.
Gambar 9. Pengisian Ulang Saldo 5.
Kesimpulan dan Saran
RFID reader dapat membaca tag pada jarak kurang lebih 6 cm, sedangkan pada jarak 7 cm tag RFID tidak dapat terbaca oleh RFID reader, pendeknya jarak pembacaan ini bisa diatasi dengan menggunakan antena tambahan pada RFID reader. Pada saat akses pertama angkutan kota keluar dari terminal saldo retribusi akan berkurang, tetapi pada saat akses selanjutnya angkutan kota keluar dari terminal saldo retribusi tidak berkurang karena retribusi dilakukan sekali dalam satu hari. Proses restribusi dapat dilakukan dalam waktu yang sangat cepat, sehingga tidak akan terjadi kemacetan pada pintu keluar terminal. Daftar Pustaka: Georgia C. Stelluto (2005): The State of RFID Implementation and Its Policy Implications, IEEE-USA Publishing. Jon Matcho and David R Faulkner(1997): Special Edition Using Delphi, Que Copyright. Kenneth L. Spencer and Ken Miller (1997): Pemrograman Client / Server, Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Klaus Finkenzeller (2003): RFID Handbook, 111 River Street, Hoboken, USA: John Wiley & Sons. Inge Martina (2002): 36 Jam Belajar Komputer Delphi 7.0, Jakarta: Elex Media Komputindo. Rommy Budhi Widodo dan Joseph Dedy Irawan (2007): Interface Paralel dan Serial Menggunakan Delphi, Graha Ilmu, Yogyakarta. Microchip (2003): Antenna Circuit Design for RFID Application, Microchip Technology Inc. Patrick J. Sweeney II (2005): RFID for Dummies, Indianapolis, Canada: Wiley Publishing, Inc. Paxar, RFID Basic, Monarch Products & Services The Association of the Automatic Identification and Data Capture Industry, Radio Frequency Identification (RFID) a Basic Primer, AIM
Gambar 8. Pembacaan Selanjutnya dihari yang Sama Jika saldo yang dimiliki oleh angkutan kota sudah habis, maka angkutan kota tersebut harus melakukan proses pengisian saldo, pegisian bisa dilakukan dengan cara menekan menu kemudian pilih isi ulang yang akan memunculkan form seperti pada gambar 9, setelah password dimasukkan operator dapat menambahkan saldo dari angkutan kota tersebut.
J-5