Retno Utami H – 9111205308 Dosen Pembimbing: Dr. Sony Sunaryo, MSi Mahendrawathi ER, ST, MSc, PhD
Dalam
beberapa tahun terakhir, pemanfaatan ICT dalam dunia pendidikan di Indonesia sudah mulai memasyarakat, mulai dari jenjang pendidikan dasar, menengah, sampai ke perguruan tinggi, salah satunya menerapkan e-learning. Beberapa SMKN di Surabaya seperti SMKN 1, SMKN 2, dan SMKN 12 mulai membangun sistem e-learning, namun penerapannya lebih pada menempatkan sebagai suplemen dan komplemen dari pembelajaran yang telah ada bukan sebagai pengganti proses pembelajaran yang ada di kelas.
sistem e-learning dapat dimanfaatkan dengan efektif oleh ketiga SMKN tersebut maka diperlukan suatu metode yang digunakan untuk mengukur pemanfaatan sistem e-learning beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya
Agar
Pit & Lee (2006) menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) untuk meneliti pengaruh karakteristik sistem pada pemanfaatan e-learning terhadap siswa. Park (2009) juga menggunakan TAM untuk meneliti perilaku penggunaan e-learning pada 628 mahasiswa di Korea. Sridharan et al. (2010) menyajikan studi empiris untuk menguji teori persepsi manfaat dan keefektifan e-learning pada peserta didik menggunakan model PTM ( Pedagogies, Technologies, and Management ). Ramayah & Jason (2012) mengadopsi model DeLone & McLean untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna dan perilaku penggunaan sistem e-learning di universitas Malaysia.
Bagaimana menentukan indikator yang dapat mengukur variabel kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas layanan, karakteristik pengguna, norma Subjektif, penggunaan sistem, kepuasan pengguna, dan manfaat e-learning.
Bagaimana pengaruh variabel kualitas informasi, kualitas sistem, dan kualitas layanan terhadap kepuasan pengguna dan penggunaan sistem.
Bagaimana pengaruh variabel karakteristik dan norma subjektif pengguna terhadap penggunaan sistem.
Bagaimana
pengaruh variabel penggunaan sistem terhadap kepuasan pengguna. Bagaimana pengaruh variabel kepuasan pengguna terhadap penggunaan sistem. Bagaimana pengaruh variabel kepuasan pengguna dan penggunaan sistem terhadap manfaat e-learning. Bagaimana pengaruh variabel kualitas informasi, kualitas sistem, kualitas layanan, karakteristik pengguna dan norma Subjektif terhadap manfaat e-learning
Lokasi yang dijadikan sebagai tempat studi kasus adalah beberapa SMK Negeri di kota Surabaya, diantaranya SMKN 1, SMKN2, dan SMKN 12. Ketiga SMKN tersebut dipilih karena diantara 10 SMK Negeri di Surabaya, hanya tiga sekolah tersebut yang telah menerapkan e-learning. Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XI dan kelas XII serta guru yang mengajar di SMKN yang menjadi lokasi penelitian. Pengukuran pemanfaatan e-learning dilihat dari persepsi pengguna sistem yaitu guru dan siswa.
Untuk
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi manfaat e-learning di SMK Negeri kota Surabaya. Menguji model yang diadopsi dari Delone & McLean yang telah dimodifikasi dengan pendekatan SEM.
Sesuai
dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian diatas, maka dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak sekolah, yaitu dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi manfaat elearning secara lebih komprehensif sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki sistem yang ada dan dapat digunakan dengan optimal untuk membantu proses belajar mengajar.
Information system success model (DeLone & McLean, 2003)
H1a H1b H1c H2a H2b H2c H3a H3b H3c H4a H4b H5a H5b H6a H6b H7a H7b
: Kualitas sistem berpengaruh terhadap Manfaat e-learning : Kualitas sistem berpengaruh terhadap Penggunaan Sistem : Kualitas sistem berpengaruh terhadap Kepuasaan pengguna : Kualitas informasi berpengaruh terhadap Manfaat e-learning : Kualitas informasi berpengaruh terhadap Penggunaan Sistem : Kualitas informasi berpengaruh terhadap Kepuasaan pengguna : Kualitas layanan berpengaruh terhadap Manfaat e-learning : Kualitas layanan berpengaruh terhadap Penggunaan Sistem : Kualitas layanan berpengaruh terhadap Kepuasaan pengguna : Karakteristik pengguna berpengaruh terhadap Manfaat e-learning : Karakteristik pengguna berpengaruh terhadap Penggunaan Sistem : Norma Subjektif berpengaruh terhadap Penggunaan Sistem : Norma Subjektif berpengaruh terhadap Manfaat e-learning : Penggunaan Sistem berpengaruh terhadap Manfaat e-learning : Kepuasan pengguna berpengaruh terhadap Manfaat e-learning : Penggunaan Sistem berpengaruh terhadap Kepuasan pengguna : Kepuasan pengguna berpengaruh terhadap Penggunaan Sistem
Rumusan masalah dan tujuan penelitian
Studi Pustaka
Penyusunan model konseptual dan Hipotesis Penyusunan Kuesioner
Uji Validitas & Reliabilitas Y
Penyebaran Kuesioner
Pengolahan data
A
Tidak
Responden
dalam penelitian ini adalah guru dan siswa di SMKN 1, SMKN 2 dan SMKN 12 kota Surabaya. Kuesioner disebarkan dalam dua tahap, tahap pertama digunakan untuk ujicoba kuesioner dengan 38 responden. Penyebaran kuesioner tahap dua diperoleh data sebanyak 154 responden
Yang
menjadi subyek pada penelitian ini adalah guru dan siswa. Pemilihan guru dan siswa ini sebagai subyek penelitian didasarkan pada: (1) Guru mempunyai peran strategis dalam implementasi e-learning sebagai pihak penyedia dan penyebar konten, serta pemimpin e-learning (Indahyanti, 2012 dalam Al Busaidi dkk, 2010) (2) Siswa adalah stakeholder yang secara aktif menggunakan e-learning dan menerima manfaat dari sistemnya.
Sekolah
Jumlah Sampel
Persentase
SMKN 1
61
39.61 %
SMKN 2
29
18.83 %
SMKN 12
64
41.55 %
Total
154
Jumlah guru dan siswa
• Jenis Kelamin responden
Usia
responden
Frekuensi
menggunakan e-learning
Uji
validitas dan kesahihan digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur mampu melakukan fungsinya, yaitu apakah isi kuesioner yang diberikan ke responden dapat dimengerti oleh responden. Untuk mengukur validitas menggunakan r-hasil dari Corrected Item Total
Uji
reliabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah pengukuran dari kuesioner sudah konsisten. Untuk mengukur reliabilitas suatu instrument pada kuesioner adalah Alpha-Cronbach.
Uji
normalitas digunakan untuk menguji apakah data berdistribusi multivariate normal. Angka z digunakan sebagai angka pembanding dalam uji normalitas. Angka ini diperoleh dengan melihat pada tabel z. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 1% maka diperoleh angka z sebesar ± 2.58.
Dari
hasil uji normalitas menunjukan bahwa data pada variabel KS, KI, KP, NS, dan NB tidak berdistribusi normal multivariat, oleh karena itu perlu dilihat sebaran datanya, apakah terdapat data outlier atau tidak. Apabila terdapat data yang outlier maka data tersebut dapat dibuang dan uji normalitas dapat dilakukan kembali.
Dari
hasil uji normalitas tahap kedua, yaitu setelah dilakukan penghapusan data (uji outlier) didapat data masih tidak berdistribusi normal.
data dikatakan outlier apabila jarak sebuah data dengan titik pusat (centroid) semakin jauh. Jarak tersebut diukur dengan Mahalanobis Distance, dari yang terbesar sampai terkecil. Sebuah data termasuk outlier jika mempunyai angka p1 dan p2 kurang dari 0.05. Suatu
Salah
satu cara untuk mengatasi adanya data yang tidak berdistribusi normal adalah menggunakan bootstrap. Teknik bootstrap merupakan prosedur resampling dimana sampel asli diperlakukan sebagai populasi. Multiple sub-sample dengan ukuran sampel sama dengan sampel asli kemudian diambil secara acak, dengan replacement dari populasi. Ide utama dari bootstarp adalah peneliti dapat menciptakan multiple sampel dari database asli ( Ghozali, 2008 ).
Confirmatory
factor Analysis atau sering disebut Analisis Konfirmatori apakah indikator-indikator tersebut valid sebagai pengukur konstruk atau variabel laten. Dengan kata lain apakah indikator-indikator tersebut merupakan ukuran unidimensionalitas dari suatu konstruk laten.
Testing
the null hypothesis that the model is correct, Bollen-Stine bootstrap p = .601
Testing
the null hypothesis that the model is correct, Bollen-Stine bootstrap p = .030
Testing
the null hypothesis that the model is correct, Bollen-Stine bootstrap p = .096
Testing
the null hypothesis that the model is correct, Bollen-Stine bootstrap p = .179
probabilitas menggunakan bollent-stine pada variabel ini tidak dapat dimunculkan karena nilai degree of freedom ( df = 0 ). Nilai df = 0 termasuk dalam saturated model sehingga estimasi dan penilaian model tidak perlu dilakukan.
Nilai
probabilitas menggunakan bollent-stine pada variabel ini tidak dapat dimunculkan karena nilai degree of freedom ( df = 0 ).
Nilai
Variabe
PS mempunyai nilai df = -1. Karena nilai df negatif sehingga termasuk dalam unidentified model. Terjadi Heywood case
Testing
the null hypothesis that the model is correct, Bollen-Stine bootstrap p = .726
probabilitas menggunakan bollent-stine pada variabel ini tidak dapat dimunculkan karena nilai degree of freedom ( df = 0 ).
Nilai
probabilitas menggunakan bollent-stine pada variabel ini tidak dapat dimunculkan karena nilai degree of freedom ( df = 0 ).
Nilai
Testing
the null hypothesis that the model is correct, Bollen-Stine bootstrap p = .005
Modifikasi dilakukan dengan melihat nilai p-value antar variabel latennya. Nilai p-value ini bisa dilihat pada Lampiran 5. P-value dengan nilai yang besar (> 0.05) menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antar variabel laten, sehingga bisa dibuang. Hubungan antara variabel KL terhadap KP dan KL terhadap PS mempunyai p-value yang besar yaitu 0.864 dan 0.816, oleh karena itu hubungan antar variabel tersebut tidak signifikan sehingga dapat dihapus. Hubungan antara variabel KI terhadap KP, KI terhadap NB, dan KPE terhadap NB juga dihapus. Selain itu modifikasi dilakukan dengan melihat pada modification indices
Testing
the null hypothesis that the model is correct, Bollen-Stine bootstrap p = .005
NB
= 1.011 NS + 0.286 KL + e
Dari hasil analisa menunjukan bahwa variabel Norma Subjektif (NS) adalah variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi Manfaat e-learning (NB) . Variabel selanjutnya yang berpengaruh terhadap Manfaat e-learning (NB) adalah Kualitas Layanan (KL). Dari uraian diatas dapat diartikan agar manfaat yang diperoleh dari sistem e-learning ini lebih maksimal maka pihak guru dan sekolah harus terus memotivasi siswa untuk menggunakan e-learning karena terbukti norma subjektif menjadi faktor utama dalam mempengaruhi manfaat e-learning. Selain itu pihak guru dan sekolah harus bersedia membantu kesulitan siswa dalam menggunakan e-learning.
Dalam penelitian ini menunjukan bahwa variabel Kualitas Informasi (KI) tidak berpengaruh terhadap variabel laten lainnya, sedangkan informasi merupakan suatu kunci dalam mempengaruhi kepuasan pengguna (Petter, 2008). Hal ini disebabkan informasi yang disediakan tidak lengkap dalam arti tidak mencakup semua mata pelajaran, dan tidak mencakup semua jurusan, atau hanya jurusan tertentu saja yang aktif menggunakan e-learnning. Informasi yang ada di e-learning perlu diperbarui sehingga pengguna memperoleh manfaat dari informasi yang diberikan.
Dari hasil analisa SEM menunjukan bahwa variabel Kualitas Sistem (KS) berpengaruh terhadap Kepuasan pengguna. Norma Subjektif (NS) berpengaruh terhadap Penggunaan sistem (PS) dan Manfaat e-learning (NB). Kualitas Layanan (KL) berpengaruh terhadap variabel Manfaat elearning (NB). Variabel Kualitas Informasi (KI), Kualitas Layanan (KL), dan Kualitas Sistem (KS) tidak berpengaruh terhadap Penggunaan Sistem (PS), Kualitas Sistem (KS) dan Kualitas Informasi (KI) juga tidak berpengaruh terhadap Manfaat e-learning (NB). Variabel Kepuasan Pengguna (KP) tidak berpengaruh terhadap Penggunaan Sistem (PS), begitu juga sebaliknya Penggunaan Sistem (PS) tidak berpengaruh terhadap Kepuasan Pengguna (KP). Modifikasi pada model DeLone & McLean dilakukan dengan menambahkan dua variabel yaitu Karakteristik Pengguna dan Norma Subjektif. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Norma Subjektif (NS) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manfaat e-learning (NB) dengan nilai estimasi sebesar 1.011, sedangkan variabel Karakteristik Pengguna (KPE) terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap Manfaat e-learning (NB). Dari hasil analisis didapat suatu informasi yaitu guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam memotivasi siswa di SMK untuk menggunakan e-learning dalam proses belajar mengajar sehingga siswa memperoleh manfaatnya yaitu menjadi lebih mudah dalam memahami materi pelajaran.
Melakukan studi literatur untuk mengembangkan model dan menyusun hipotesa. Kusioner disebarkan dalam dua tahap, tahap pertama adalah kuesioner ujicoba untuk mengetahui bahwa kuesioner bisa dipahami oleh responden. Pada tahap pertama ini pertanyaan yang tidak valid dibuang dan tidak disertakan pada kuesioner tahap kedua. Penyebaran kuesioner tahap kedua dilakukan untuk mengambil data yang akan dianalisa. Data yang diperoleh diuji normalitasnya. Dalam uji normalitas iterasi kesatu diperoleh hasil data tidak berdistribusi normal. Untuk mengatasi hal ini dilakukan uji outlier dengan membuang data yang ekstrim, kemudian uji normalitas dilakukan kembali. Pada uji normalitas iterasi kedua diperoleh data yang masih tidak normal, sedangkan dalam SEM diperlukan asumsi normalitas data terpenuhi. Untuk itu metode bootstrap digunakan untuk mengatasi data yang tidak normal.
Uji
kesesuaian model dilakukan untuk melihat seberapa baik indikator-indikator tersebut mengukur variabel latennya, serta melihat apakah model sudah fit atau cocok. Modifikasi model dilakukan dengan menghapus hubungan yang mempunyai pvalue tinggi serta dengan melihat modification indices. Hasil dari modifikasi model menunjukan bahwa model sudah lebih baik dari sebelumnya.
Bagi peneliti sendiri, penelitian ini memberikan pemahaman mengenai faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap manfaat yang diperoleh dari menggunakan e-learning. Bagi peneliti selanjutnya bisa dipertimbangkan pemberian beberapa variabel lainnya meskipun dalam peneltian sudah ditambahkan dua variabel. Selain itu bisa dikembangkan untuk lokasi penelitian tidak hanya di SMK tetapi juga tingkat SMA, karena saat ini beberapa SMA di Surabaya juga sudah menerapkan e-learning untuk proses belajar mengajar.
Bagi
pihak sekolah penelitian ini dapat memberikan masukan yaitu, karena Norma subjektif merupakan variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap Manfaat elearning, oleh karena itu pihak sekolah disarankan lebih menggiatkan kegiatan belajar mengajar menggunakan -e-learning dengan memberikan berbagai fitur yang atraktif guna menarik perhatian siswa, selain itu pihak sekolah dapat mempromosikan manfaat yang diperoleh apabila menggunakan e-learning.
Terima Kasih