TUGAS AKHIR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
REST TRUCK DI KABUPATEN SRAGEN
Diajukan Sebagai Syarat Pelengkap dan Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh : Irwan Sulistyo NIM : D 300 000 090
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul : Istirahat 1
Rest
Istirahat : Beristirahat/ Melepas Lelah2 : Truk, oto gerobak1
Truck
Truk : mobil, gerobak, sebangsa mobil penggangkut besar (biasanya untuk barang)2 Kabupaten
: Daerah tingkat II yang dikepalai seorang bupati2
Sragen
: Nama kabupaten tingkat II yang berada di Propinsi Jawa tengah
Rest Truck Di Kabupaten Sragen Adalah kawasan untuk beristirahat atau melepas lelah yang dibuat khusus Truk, dimana lokasi tersebut berada di Kabupaten Sragen.
1.2. Latar Belakang 1.2.1. Umum Transportasi merupakan merupakan urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan nasional yang sangat vital perannya dalam memperkokoh ketahanan nasional. Sistem transportasi yang handal, berkemampuan tinggi, efektif dan efisien dibutuhkan untuk mendukung pengembangan wilayah, pembangunan ekonomi, mobilitas manusia, barang dan jasa yang muaranya meningkatkan daya saing nasional. ( dirjen perhubungan darat,Konsep dan strategi prngembangan transportasi jalan tgl 21 agustus 2007)
1. Shadily, Hasan, Kamus Ingris – Indonesia, Jakarta, gramedia Pustaka Utama, 1996 2. Iriyanto, Tata, Kamus Bahasa Indonesia, Surabaya, Indah, 1989
2
Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini berkembang sangat pesat, hal ini mengakibatkan kepadatan sistem transportasi jalan raya semakin meningkat. Di Negara Indonesia Sistem pendistribusian barang masih dominasi transportasi darat, Sehingga truk atau Armada pengangkut barang merupakan element penting dalam sistem pendistribusian barang, sehingga apabila pendistribusian barang terhambat maka akan berimbas pada kesetabilan ekonomi yaitu kenaikan harga barang dikarenakan biaya operasional yang dikeluarkan mengalami penambahan. Selain itu juga terdapat beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terhambatnya pendistribusian barang antara lain : -
kondisi keramaian lalu lintas.
-
kondisi jalan raya.
-
kondisi armada yang digunakan.
-
kondisi awak kendaraan.
-
kondisi lingkungan.
1.2.2. Khusus Pendistrisbusian barang melewati jalur darat memiliki beberapa keuntungan dan kekuranganan yang tinggi. -
Keuntungan : Biaya yang dibutuhkan untuk biaya selama perjalanan
lebih
rendah
dengan
kemampuan
mengangkut barang lebih banyak.
-
kekurangan
: Memiliki resiko yang cukup tinggi,resiko yang sering
terjadi
adalah
kecelakaan
dijalan
raya.
Dikarenakan dalam perjalanan darat arus mobilitas merupakan paling padat dibandingkan transpotasi lewat jalur laut( Kapal ) maupun udara ( pesawat ).
3
Tingginya angka kecelakaan di jalan raya dapat dilihat dari gambar dan tabel dibawah ini yang menunjukkan angka kecelakan mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Gambar 1.1 : jumlah kecelakaan lalu lintas Jawa Tengah 2002 – 2007 Sumber : dirjenPerhubungan Darat 2009
Tabel 1.1. : Jumlah kecelakaan Lalu lintas Jawa Tengah 2002 -2007 Tahun
Jlh
Kend. Terlibat
2002
1377
1980
2003
1230
1084
2004
733
1470
2005
846
1223
2006
16843
16340
2007
14573
14002
Sumber : dirjenPerhubungan Darat 2009
4
Gambar 1.2. : Grafik fatalitas kecelakaan lalu lintas jawa Tengah 2002 – 2007 Sumber : dirjenPerhubungan Darat 2009
Tabel 1.2. : Fatalitas kecelakaan Lalu lintas Jawa Tengah 2002 - 2007 Tahun
MD
LB
LR
2002
118
687
1086
2003
908
558
1263
2004
734
306
712
2005
739
438
926
2006
1879
1176
1812
2007
1295
2314
10980
Sumber : dirjenPerhubungan Darat( 2009)
Terjadinya kecelakaan di Jalan terkait dengan unsur-unsur dalam sistem transportasi yang meliputi kendaraan, jalan ,kelengkapanya, manusia, serta lingkungan dan tata guna lahan sekitar jalan. untuk kecelakaan juga dapat disebabkan oleh berbargai Faktor :
5
•
Faktor kendaraan : Tidak berfungsinya sistem Kendaraan (Rem blong, ban meletus, lepas baut pengunci, kelebihan muatan Dll)
•
Faktor Manusia
:
Kelelahan pengemudi, mengantuk, mengemudikan dengan kecepatan tinngi, konsentrasi berkurang, pelanggaran rambu jalan •
Faktor Jalan
:
Permukaan jalan licin, bergelombang, kurang penerangan, medan Penataan yang buruk pada lahan bangunan sekitar jalan dapat menggangu sudut pandang pengemudi.
Gambar 1.3. : Faktor_faktor penyebab kecelakaan Sumber : Ilustrasi penulis
Dari berbagai fakor tersebut yang paling sering menyebabkan kecelakaan terjadinya adalah dikarenakan faktor manusia, Pengemudi Truk membutuhkan stamina lebih dibandingkan mengemudi kendaraan Pribadi dikarenkan muatan yang dibawa lebih berat dan ukuran dimensi sumbu truk lebih besar. Hal ini akan membuat pengemudi kendaraan truk memiliki resiko tinggi kecelakaan di jalan.
6
1.3. Tinjauan Umum 1.3.1. Kondisi Geografi Jawa Tengah Jawa Tengah sebagai salah satu propinsi di Jawa., Letaknya di apit oleh dua propinsi besar, yaitu Jawa Barat dan jawa Timur. Letaknya antara 5 °40' dan 8°30' Lintang Selatan dan antara 108°30' dan 111°30' Bujur Timur (termasuk pulau Karimun Jawa). Jarak terjauh dari Barat ke Timur adalah 263 km dan dari utara ke Selatan 226km (tidak termasuk pulau Karimun jawa).
a.
Luas Penggunaan Lahan
Secara administratif pulau Jawa terbagi menjadi 29 kabupaten dan 6 kota. Luas wilayah jawa Tengah pada tahun 2002 tercatat sebesar 3,25 juta hektar atau sekitar 25,04 persen dari luas pulau Jawa (1,70 persen dari luas Indonesia). Luas yang ada terdiri dari 998 ribu hektar (30,68 persen) bukan lahan sawah. Di bandingkan dengan tahun sebelumnya, luas lahan sawah tahun 2001 menurun sebesar 0,07 persen, sebaliknya luas bukan lahan sawah berkembang sebesar 0,03 persen. Menurut penggunaannya, sebagian besar lahan sawah di gunakan sebagai lahan sawah berpengairan teknis (39,18 persen), selainnya berpengairan setengah teknis, sederhana, tadah hujan dan lain-lain. Dengan mrnggunakan teknik irigasi yang baik, potensi lahan sawah yang dapat di tanami padi lebih dari dua kali sebesar 69,33 persen. Berikutnya lahan kering yang di pakai untuk tegal/kebun sebesar 33,69 persen dari total bukan sawah. Presentasi itu merupakan yang terbesar, di bandingkan presentase penggunaan bukan lahan sawah lain.
b.
Keadaan Iklim Menurut station klimatologi klas1 Semarang, suhu udara rata-rata di
Jawa Tengah tahun 2002 berkisar antara 17°C sampai dengan 29°C. Tempat-tempat yang berdekatan letaknya berdekatan dengan pantai mempunyai suhu udara rata-rata relative tinggi. Untuk kelembaban udara raa-rata bervariasi. Dan 77 persen sampai dengan 88 persen. Curah hujan 7
tertinggi tercatat di SMPK Bojongsari Purwokerto sebesar 2.837 mm dan hari hujan terbanyak tercatat di Station Meteorologi Cilacap sebesar 203 hari 1.3.2. Kondisi Geografis Kabupaten Sragen Kabupaten sragen merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di propinsi Jawa Tengah.Secara geografis Kabupaten Sragen berada di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sehinga Sragen merupakan Gerbang masuk Propinsi Jawa Tengah dari arah Timur. a. Batas batas wilayah Kabupaten Sragen: •
Sebelah Timur : Kabupaten Dati II Ngawi (Propinsi Jawa Timur)
•
Sebelah Barat : Kabupaten Dati II Boyolali
•
Sebelah Utara : Kabupaten Dati II Grobokan
•
Sebelah Selatan : Kabupaten Dati II Karanganyar
Letak garis lintang dan garis bujur Kabupaten Sragen adalah : •
7 º 15 LS dan 7 º 30 LS
•
110 º 45 BT DAN 111 º 10 BT
8
Gambar 1.4. : Peta kabupaten Sragen Sumber : www.sragen.co.id /map/2008
9
b. Luasan Wilayah Luas wilayah Kabupaten Sragen adalah 941,55 km2 yang terbagi dalam 20 kecamatan,8 kalurahan,dan 200 desa.Secara fisiologis, wilayah Kabupaten Sragen terbagi atas: •
40.037,93 Ha(42,52%) : Lahan basah(sawah
•
54.117,88 Ha(57,48%) : Lahan Kering
Kabupaten Sragen dibagi menjadi 2 wilayah bagian, yaitu : a. Sebelah selatan Bengawan Solo : - Luas Wilayah : 32.760 ha (34,79 %) - Tanah Sawah : 22.027 ha (54,85 %) (9 Kec. 88 Desa & Kelurahan)
b. Sebelah utara Bengawan Solo : - Luas Wilayah : 61.395 ha (65,21 %) - Tanah Sawah : 18.102 ha (45,15 %) (11 Kec. 120 Desa) c. Iklim Wilayah Kabupaten Sragen berada di dataran dengan ketinggian rata rata 109 M diatas permukaa laut.Sragen menpunyai iklim tropis dengan suhu harian yang berkisar antara 19 - 31 º C. Curah hujan rata-rata di bawah 3000mm per tahun dengan hari hujan di bawah 150 hari per tahun. 1.4.
Permasalahan Saat ini di setiap jalur jalan raya banyak tersedia fasilitas Rest Area baik yang dikelola pihak swasta maupun Pemda, keberadaan rest area berfungsi untuk beristirahat pengemudi.
10
Gambar 1.5. : Rest Area Gambar 1.6. : Rest Area Glen 11
jembatanSuramadu Surabaya
Sumber : (www.autobahn-online.de )
Sumber: ( www.pu.co.id )
Kebanyakan Rest Area yang tersedia saat ini cenderung di desain untuk kenyamanan pengguna yang menggunakan kendaraan pribadi (Sedan,Station
Wagon,MPV).
Sehingga
bagi
pengemudi
kendaraan
angkutan barang/truk akan memunculkan beberapa masalah antara lain : •
Akses, geometri persimpangan kurang sesuai dengan kebutuhan Truk yang memiliki ukuran lebih lebar. •
Ukuran tempat parkir dibuat sesuai dengan kebutuhan kendaraan pribadi. Sehingga Truk mengalami kesulitan apa bila akan parkir.
•
Fasilitas pendukung seperti bengkel dan toko di sediakan untuk melayani kendaraan pribadi
11
Tabel 1.3. : Data-data dasar Kendaraan
Sumber : Data arsitek Ernst neufert Tabel 1.4. : Berat total dan angka ekivalen (ESAL) Kendaraan skenario dengan dan tanpa jembatan timbang
Sumber : dirjenPerhubungan Darat( 2008)
12
Selain memiliki Akses, geometri,kebutuhan lebar jalan dan lingkaran untuk membelok yang lebih dari pada kendaraan pribadi, kebutuhan dari pengemudi dan awak truk berbeda dengan pengemudi kendaraan pribadi, misalkan : 9 Kebutuhan bekal perjalanan. Dalam rest area terdapat minimarket/Toko yang menyediakan barang kebutuhan selama perjalanan, akan tetapi hanya menyediakan barang untuk memenuhi kebutuhan dalam beberapa jam kedepan sedangkan truk bisa melakukan perjalanan selama beberapa hari. 9 Keamanan. Barang yang dibawa Truk memiliki nilai Ekonomi yang lebih tinggi sehingga akan rawan terhadap tindakan Kriminalitas (perampokan, pencurian,pemerasan) Sehingga membutuhakan Level pengamanan yang lebih dari kendaraan pribadi. 9 Spesifikasi bengkel yang ada dalam rest area. Banyak Produsen kendaraan yang mendirikan bengkel resmi dalam rest area contoh : Toyota,Suzuki,Honda sedangkan merk produsen truk yang beredar di Indonesia kebanyakan bukan dari merk yang ada tersebut contoh : Fuso,Hino,Mercedes Benz. Sehingga penanganannya kurang sesuai dengan kebutuhan kendaraan angkutan barang/truk. Kekurangan ini yang menyebabkan pengemudi Truk tidak berminat beristirahat di rest Area. Kebanyakan mereka lebih memilih beristirahat di tepi jalan atau fasilitas umum yang sebenarnya bukan tempat istirahat (SPBU,masjid,terminal
bus
umum).
Serta
menimbulkan
beberapa
permasalahan: ¾ Pengemudi truk yang parkir dan beristirahat di tepi jalan mengakibatkan sudut pandang pengendara lain menjadi sempit karena terhalang angkutan barang yang parkir ditepi jalan.
13
Gambar 1.7. : Menggangu sudut pandang pengemudi lain Sumber : Survey Lapangan (2009) ¾ Struktur Tanah di Tepi jalan sekitar tempat parkir akan rusak karena tidak ada stuktur jalan yang dibuat bukan untuk menahan beban Truk. Sehingga apabila ada kendaraan yang turun dari bahu jalan rentan terhadap kecelakaan.
Gambar 1.8. : kerusakan kawasan tepian jalan Sumber : Survey Lapangan(2009) ¾ Lokasi untuk istirahat rawan menciptakan kawasan kumuh. Lokasi yang sering digunakanstirahat truk
akan menyebabkan
munculnya kawasan kumuh,warung makan, rumah liar yang tidak tertata keberadaanya. Selain tidak nyaman dari segi estetika juga akan menjadi kawasan yang rawan, karena penghuninya rata-rata illegal dan akan mendatangkan masalah baru di kemudian hari.
14
Gambar 1.9. : Memicu munculnya warung rumah liar/ kawasan kumuh Sumber : Survey Lapangan( 2009). 1.5. Konsep Rest Truk di Kabupaten Sragen Kabupaten Sragen merupakan pintu gebang masuk propinsi Jawa Tengah dari arah Timur. Dari data yang diperoleh jumlah Truk yang masuk kabupaten Sragen cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari data truk yang masuk jembatan timbang, dikarenakan semua kendaraan angkutan barang / Truk yang masuk dalam wilayah kabupaten harus melewati jembatan timbang. Untuk pendataan dan uji kelayakan baik kendaraan maupun barang yang diangkut. Tabel 1.5. : Volume lalu lintas di depan jembatan Timbang Toyogo kabupaten Sragen 2008
Sumber : dirjenPerhubungan Darat (2008) 15
Gambar 1.10. : Fluktuasi Lalu lintas barang di depan jembatan Timbang Toyogo Kab. Sragen Sumber : dirjenPerhubungan Darat (2008)
Gambar 1.11. : Prosentase jenis kendaraan angkutan barang di depan Jembatan Timbang Toyogo Kabupaten Sragen Sumber : dirjenPerhubungan Darat (2008) Selain data mobilitas Truk,dari pengamatan lapangan juga banyak di jumpai truk yang parkir di tepi jalan raya Sragen – Solo, ring road utara dan selatan Sragen, daerah Banaran. Dari beberapa tempat, Daerah Banaran 16
Kecamatan sambungmacan paling banyak digunakan untuk istirahat pengemudi dan awak truk, karena merupakan wilayah paling timur dari kabupaten Sragen yang berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Timur, hal ini menunjukkan wilayah kabupaten sragen perlu di sediakan suatu kawasan istirahat untuk pengemudi truk
Gambar 1.12. : Kendaraan parkir di Tepi Jalan Raya banaran Sragen Sumber : Survey lapangan (2009) 1.6.
Gambar 1.13. : Kendaraan parkir di Tepi Jalan Raya Solo-Sragen Sumber : Survey lapangan ( 2009 )
TUJUAN DAN SASARAN
1.6.1. Tujuan Memberikan wadah bagi pengemudi kendaraan angkutan barang / Truk Utuk beristirahat serta mengurangi gangguan arus lalu lintas yang disebabkan oleh kendaraan angkutan barang yang parkir di tepi jalan 1.6.2. Sasaran Menciptakan kawasan istirahat Khusus bagi pengemudi, awak/kernet, kendaraan truk yang mampu Menberikan fasilitas serta menampung aktifitas pengemudi dan kendaraan selama beristirahat
1.7. METODE PEMBAHASAN 1. Studi Lapangan Kompilasi data yang dikelompokkan dalam data primer dan sekunder. a.
Data primer adalah data yang disusun melalui survey lapangan dan wawancara langsung dengan pihak yang bersangkutan dan berkaitan dengan data yang ada saat ini. 17
b. Data sekunder adalah data yang didapat dari instansi yang terkait, seperti Bapeda Dati II Sragen, Dinas perhubungan, DLLAJR c.
Studi banding bangunan yang berkarakteristik sama ( Reast Area )
2. Studi Literatur Mengumpulkan landasan-landasan teori yang berhubungan dengan judul dan spesifikasi yang dicari dalam referensi maupun teori 3. Analisa Sintesa Penganalisaan dilakukan dengan membahas data yang diperoleh dari hasil pengamatan studi lapangan dengan landasan teori dari studi kepustakaan. 1.8. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN Tentang pokok pikiran dan latar belakang yang mendasari pemilihan
judul,
tujuan,
sasaran,
permasalahan,
metode
pembahasan dan sistematika penulisan BAB II
TINJAUAN UMUM Berisi tentang kajian teori dan data Kabupaten Sragen untuk memenuhi spesifikasi Rest Truk.
BAB III TINJAUAN REST TRUCK KABUPATEN SRAGEN Pendekatan tentang pemilihan lokasi, bangunan, serta sistim dan tata lingkungan yang baik untuk REST TRUCK BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi tentang Dasar Pertimbangan Analisa Makro dan Mikro, Konsep Perencanaan dan perancangan.
18