RESPON RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) TERHADAP PEMBERIAN ASAM HUMIK PADA TANAH LATOSOL
SKRIPSI GARY AROMDHANA
PROGRAM STUDI NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
RINGKASAN GARY AROMDHANA. D24102063. 2006. Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) terhadap Pemberian Asam Humik pada Tanah Latosol. Skripsi. Program Studi Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Dr.Ir. Panca Dewi MHKS, MS. Pembimbing Anggota : Ir. Ignatius Kismono, MS. Ketersediaan rumput sepanjang tahun sebagai sumber pakan hijauan sangat penting untuk peningkatan produktivitas ternak. Sebagai hijauan makanan ternak, rumput memiliki syarat yaitu mempunyai manfaat yang tinggi sebagai bahan makanan, mudah dicerna dan cukup tersedia. Oleh sebab itu perlu dilakukan usaha budidaya terhadap rumput yang berkualitas tinggi. Salah satu jenis rumput unggul yang banyak dibudidayakan adalah rumput gajah (Pennisetum purpureum). Rumput gajah disukai ternak, tahan kering (2-3 bulan), produksi tinggi dan merupakan rumput yang sangat baik untuk silase. Permasalahan pada tanah latosol yang miskin bahan organik pada umumnya menyebabkan produksi rumput gajah tidak sesuai dengan yang diharapkan, antara lain disebabkan faktor tanah yang kekurangan unsur hara tersedia. Hal ini dapat diatasi dengan meningkatkan kemampuan tanah untuk menjerap unsur hara dengan pemberian asam humik. Asam humik merupakan hasil akhir dari proses dekomposisi bahan organik yang bersifat stabil. Mekanisme kerja dari asam humik pada prinsipnya sebagai jembatan penghubung antara koloid tanah dan unsur hara yang diberikan. Dua macam produk asam humik adalah humega tm dan soils plus m. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh asam humik terhadap produktivitas dan kualitas rumput gajah yang ditanam pada tanah latosol yang miskin bahan organik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2006 di Laboratorium Lapang Agrostologi Departemen Ilmu Nutris i dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap Kelompok dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan, yang terdiri dari kontrol (T0) , humega tm 75 ml (T1), humegatm 150 ml (T2), humega tm 225 ml (T3), soils plustm 75 ml (T4), soils plustm 150 ml (T5) dan soils plustm 225 ml (T6) dan peubah yang diamati adalah pertambahan tinggi vertikal, pertambahan jumlah anakan, pertambahan diameter batang, berat kering dan rasio daun-batang. Analisa statistik menggunakan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis asam humik baik humega tm maupun soils plustm tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata (p<0,05) terhadap pertambahan diameter batang, pertambahan tinggi vertikal, pertambahan jumlah anakan, berat kering tajuk dan rasio daun-batang. Kata kunci : rumput gajah, asam humik, humega tm , soils plustm
ABSTRACT Response of Elephant Grass (Pennisetum purpureum) to Humic Acid Application in Latosol Soil G. Aromdha na, P. D. M. H Karti and I. Kismono This research was undertaken to study the effect of humic acid on the growth and productivity of elephant grass (Pennisetum purpureum) grown in latosolic soil. The research work was carried out at research-farm of the Department of Animal Nutrition, Faculty of Animal Husbandary, IPB, started from January until June 2006. Randomized Complete Block Design consist of 7 treatments and 4 replications was used to meet the research objectives. The treatment consisted of Control (T0), humega tm 75 ml (T1), humega tm 150 ml (T2), humega tm 225 ml (T3), soils plustm 75 ml (T4), soils plustm 150 ml (T5) and soils plustm 225 ml (T6). Statistical analyses were conducted using ANOVA. The result showed that the use of humic acid in this research condition did not increase significantly the number of tiller/bunch, stem diameter, vertical height, leaf-stem ratio, and dry matter production. Keywords : Elephant grass, humic acid, humega tm , soils plustm .
RESPON RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) TERHADAP PEMBERIAN ASAM HUMIK PADA TANAH LATOSOL
GARY AROMDHANA D24102063
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
RESPON RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) TERHADAP PEMBERIAN ASAM HUMIK PADA TANAH LATOSOL
Oleh GARY AROMDHANA D24102063
Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan dihadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 25 Agustus 2006
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota
Dr.Ir. Panca Dewi MHKS, MS. NIP. 131 672 157
Ir. Ignatius Kismono, MS. NIP. 130 321 050
Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Ronny R. Noor, MRur. Sc. NIP. 131 624 188
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jember Jawa Timur pada tanggal 12 Juni 1983 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan bapak Drs. Mochammad Ichwan dan Ibu Endang Rudjiati, SPd. Pendidikan dasar diselesaikan di Jember dan Banyuwangi yaitu di SDN Rambipuji VI dan MI Minhajut Thullab dari tahun 1990 – 1996, selanjutnya diterima di Madrasah Tsanawiyah Assalaam Sukoharjo dari tahun 1996 – 1999. Kemudian Penulis melanjutkan pendidikannya ke SMUN 2 Jember dari tahun 1999 – 2002. Pada tahun 2002, Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada Fakultas Peternakan dan memilih Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Selama Penulis mengikuti pendidikan di IPB, Penulis aktif di UKM Tenis Lapangan, HIMASITER (Himpunan Mahasiswa Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak) dan Kelompok Pecinta Alam Fakultas Peternakan (KEPAL – D).
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan hidayah – Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) terhadap Pemberian Asam Humik pada Tanah Latosol”. Skripsi ini ditulis berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Penulis di Laboratorium Lapang Agrostologi, Fakultas Peternakan untuk penanaman,
pemeliharaan,
pengamatan
dan
pemanenan
sedangkan
untuk
penimbangan berat kering tajuk dilakukan di Laboratorium agrostologi Fakultas Peternakan. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari – Juni 2006. Skripsi ini merupakan karya tulis yang berisi tentang upaya memanfaatkan lahan yang mempunyai kandungan bahan organik rendah dalam ha l ini adalah tanah latosol. Bahan organik yang rendah pada tanah menyebabkan zat hara tidak mudah tersedia. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan pemberian asam humik yang dapat meningkatkan ketersediaan zat hara. Proses penyusunan skripsi ini berlangsung melalui berbagai tahapan yang diuraikan dibagian dalam isi skripsi. Penelitian ini dilakukan selama enam bulan dan penyusunan skripsi selama delapan bulan. Diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat untuk kalangan akademisi sebagai sumber referensi dan juga untuk pengembangan rumput gajah. Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih atas saran dan masukan dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.
Bogor, Agustus 2006
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN ..............................................................................................
ii
ABSTRACT.................................................................................................
iii
RIWAYAT HIDUP......................................................................................
vi
KATA PENGANTAR .................................................................................
vii
DAFTAR ISI................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL........................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xii
PENDAHULUAN .......................................................................................
1
Latar Belakang ................................................................................. Perumusan masalah.......................................................................... Tujuan ..............................................................................................
1 2 2
TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................
3
Tanah Latosol................................................................................... Asam Humik .................................................................................... Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) .........................................
3 4 7
METODE .....................................................................................................
9
Lokasi dan Waktu ............................................................................ Materi ............................................................................................... Rancangan........................................................................................ Peubah.................................................................................. Prosedur ........................................................................................... Stek Rumput Gajah .............................................................. Persiapan Lahan ................................................................... Persiapan Bedengan ............................................................. Perlakuan dan Pemupukan................................................... Penanaman dan Pemeliharaan.............................................. Pemanenan dan Pengambilan Sampel .................................
9 9 9 10 11 11 11 11 11 11 12
HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................
13
Pengamatan Umun ........................................................................... Rekapitulasi Analisis Ragam ........................................................... Pertambahan Diameter Batang, Pertambahan Jumlah Anakan, Pertambahan Tinggi Vertikal, Berat Kering Tajuk dan Rasio Daun-Batang ....................................................................................
13 14
KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................
19
Kesimpula n ...................................................................................... Saran.................................................................................................
19 19
14
UCAPAN TERIMA KASIH........................................................................
20
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
21
LAMPIRAN .................................................................................................
24
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1. Hasil Analisis Tanah Latosol .............................................................
3
2. Rekapitulasi Analisis Ragam ........... . ..............................................
14
3. Rataan Pertambahan Diameter Batang, Jumlah Anakan, dan Tinggi Vertikal..............................................................................................
15
4. Berat Kering Tajuk dan Rasio Daun-Batang......................................
15
5. Data Curah Hujan Bulan Januari 2006...............................................
16
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1. Mekanisme Pembentukan Bahan Humik (Stevenson, 1994) .............
4
2. Alur Pemisahan Senyawa Humik Menjadi Berbagai Fraksi Humik (Tan, 1993) .......................................................................................
5
3. Asam Humik (Stevenson, 1982) ........................................................
6
4. (a) Soils Plus tm dan (b) Humega tm........................................................
7
5. (a) Perlakuan Kontrol dan (b) Perlakuan T6 ......................................
13
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1. Sidik Ragam terhadap Pertambahan Diameter Batang Periode – 1....
25
2. Sidik Ragam terhadap Pertambahan Diameter Batang Periode –2.....
25
3. Sidik Ragam terhadap Pertambahan Jumlah Anakan Periode - 1 ......
25
4. Sidik Ragam terhadap Pertambahan Jumlah Anakan Periode - 2.......
25
5. Sidik Ragam terhadap Pertambahan Tinggi Vertikal Periode – 1 .....
26
6. Sidik Ragam terhadap Pertambahan Tinggi Vertikal Periode – 2 .....
26
7. Sidik Ragam terhadap Berat Kering Tajuk Periode – 1 .....................
26
8. Sidik Ragam terhadap Berat Kering Tajuk Periode – 2 .....................
26
9. Sidik Ragam terhadap Berat Kering Rasio Daun - Batang ................
27
10. Layout Penelitian ..............................................................................
27
PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai pakan ternak ruminansia ketersediaan hijauan makanan ternak merupakan hal sangat penting. Hijauan berkualitas dalam jumlah yang memadai sepanjang tahun berpengaruh terhadap produktivitas ternak. Hijauan merupakan sumber makanan utama bagi ternak ruminansia untuk dapat hidup, berproduksi dan berkembang biak. Untuk mendapatkan produksi ternak yang tinggi diperlukan pakan hijauan yang cukup dan memenuhi persyaratan gizi, disamping kebutuhan akan konsentrat. Hijauan terdiri atas rumput, leguminosa dan sisa hasil pertanian. Pemenuhan kebutuhan rumput segar saat ini belum terjamin ketersediaannya. Hal ini karena samakin sempitnya lahan dan semakin langkanya lahan subur tersedia sehingga produktivitas rumput segar akan semakin sulit untuk didapatkan baik dari segi kuantitas
dan
kualitas
hijauan.
Untuk
mendapatkannya,
perlu
dilakukan
pemeliharaan yang baik, meliputi pengolahan tanah, pemupukan dan teknik penanaman. Khususnya untuk pemupukan pada tanah latosol yang miskin bahan organik, permasalahan yang umum terjadi adalah konsenterasi pH tanah latosol yang rendah (asam) (Feniara, 1999), sehingga mengakibatkan penyediaan unsur hara yang rendah pula, selain itu kapasitas tukar kation dari tanah latosol yang juga rendah merupakan penyebab permasalahan yang umumnya terjadi yaitu (1) tanah tidak mampu menjerap unsur hara sehingga unsur hara mudah tercuci oleh air hujan dan (2) koloid tanah sulit melepaskan unsur hara karena lemahnya pertukaran kation. Untuk mengatasi kedua masalah tersebut salah satu caranya
adalah dengan
pemberian asam humik yang merupakan pembenah tanah. Asam humik merupakan komplemen pupuk yang dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Asam humik merupakan hasil akhir dari proses dekomposisi bahan orga nik yang bersifat stabil. Mekanisme kerja dari asam humik pada prinsipnya sebagai jembatan penghubung antara koloid tanah dan unsur hara yang diberikan. Salah satu produk dari asam humik adalah humega tm dan soils plustm . Humega tm mengandung 8% asam humik dan 92% campuran inert organik sedangkan soils plustm mengandung 5% asam humik dan 95% campuran mineral makro dan mikro. 1
Perumusan Masalah Tanah latosol mempunyai pH, kadar hara makro dan kapasitas tukar kation yang rendah sehingga menyebabkan tanah tidak mampu menjerap unsur hara yang diberikan dan koloid tanah sulit melepaskan unsur hara karena lemahnya pertukaran kation, untuk mengatasinya perlu diberikan asam humik. Asam humik merupakan salah satu pembenah tanah yang dapat memperbaiki kesuburan tanah dengan meningkatkan ketersediaan unsur hara. Produk asam humik yang diujicobakan yaitu humega tm dan soil plus tm untuk mengetahui produktivitas dan pertumbuhan rumput gajah pada tanah latosol. Sebagai pembandingnya digunakan kontrol yaitu perlakuan tanpa pemberian asam humik. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh asam humik terhadap pertumbuhan dan produktivitas rumput gajah yang ditanam pada tanah latosol yang miskin bahan organik.
2
TINJAUAN PUSTAKA Tanah Latosol Tanah latosol memiliki lapisan solum tanah yang tebal sampai sangat tebal yaitu 130 cm sampai 5 m bahkan lebih, sedangkan batas horizon tidak begitu jelas. Warnanya merah, coklat sampai kekuningan dengan kandungan baha n organik berkisar antara 3 – 9%, tapi biasanya 5%, dengan pH agak masam. Tekstur seluruh solum umumya liat (Hardjowigeno ,1995) Tanah latosol merupakan jenis tanah dengan kadar liat lebih besar dicirikan oleh terjadinya penimbunan liat maksimum, berbentuk remah hingga gumpal namun gembur, warna tana h seragam dengan batas horizon kabur, umumnya memiliki epipedon umbrik. Tanah latosol mempunyai sifat fisik yang kurang baik, miskin unsur hara dengan derajat keasaman yang relatif rendah. Ciri-ciri tersebut merupakan faktor
pembatas
paling
utama
bagi
pertumbuhan tanaman karena dapat
mempengaruhi aktivitas mikroorganisme pengurai, meningkatkan senyawa beracun dan mengganggu keseimbangan unsur hara dalam tanah (Fatchullah, 1995). Hasil analisis tanah latosol yang dilakukan Feniara (1999) diperlihatkan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Analisis Tanah Latosol. Jenis Pengukuran
Nilai
Keterangan
pH
4-5
Asam
C organik
1,23 %
Rendah
N
0,11 %
Sangat Rendah
P
0,5 ppm
Rendah
K
0,10 me/100 g
Rendah
Ca
2,10 me/100 g
Rendah
Mg
0,76 me/100 g
Rendah
KTK
13,44 me/100 g
Rendah
Sumber : Feniara (1999). Berdasarkan data hasil analisis menunjukkan bahwa semua peubah yang dianalisis nilainya rendah hal ini menandakan bahwa tanah latosol merupakan tanah
3
yang miskin unsur hara. Konsenterasi pH yang rendah akan menyebabkan penyediaan unsur hara juga rendah. Tanah latosol umumnya memerlukan pemupukan N, P, K, Ca, Mg dan beberapa unsur mikro tertentu. Semakin tua umur tanah maka semakin banyak hara yang perlu ditambahkan karena pada tanah-tanah tua proses pencucian sudah berlangsung lama. Umumnya kandungan unsur hara dari rendah sampai sedang, daya menahan air cukup baik dan agak tahan terhadap erosi (Leiwakabessy, 1988). Asam Humik Asam humik merupakan bahan organik terhumifikasi yang dianggap sebagai hasil akhir dekomposisi baha n tanaman dan hewan prasejarah yang telah memfosil dalam selang waktu jutaan tahun di dalam tanah. Bahan organik ini berfungsi sebagai bahan pembenah tanah yang terlibat dalam reaksi kompleks dan dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara langsung memperbaiki kesuburan tanah dengan mengubah kondisi fisik, kimia dan biologi tanah (Tan, 1993). Mekanisme pembentukan bahan humik diperlihatkan pada Gambar 1. Residu tanaman
Transformasi oleh mikroorganisme Modifikasi lignin
Gula
Polifenol
Amino
Hasil Dekomposisi Lignin
Quinone
Quinone
Bahan Humik Gambar 1. Mekanisme Pembentukan Bahan Humik (Stevenson, 1994). Untuk menghasilkan satu liter konsentrat asam humik dibutuhkan 7-8 metrik ton organik manure (Stevenson, 1982).. Asam humik merupakan bagian dari bahan humik yang terdiri dari asam humik, asam fulvik dan humin. Asam humik 4
merupakan bagian terbesar dari bahan humik. Asam humik tidak larut air pada kondisi asam dengan pH <2 tetapi larut air pada kondisi pH diatasnya. Asam humik berwarna coklat gelap
sampai hitam (Mac Carthy et al., 1990). Asam humik
merupakan hasil akhir dari proses dekomposisi bahan organik yang bersifat stabil (Karti, 2003). Prosedur paling umum untuk ekstraksi dan fraksionasi asam humik dengan NaOH ditunjukkan dalam Gambar 2.
Bahan Organik dengan alkali
Bahan Humik (larut dalam alkali)
Humin + Bahan bukan Humik (tidak larut)
dengan asam
Asam Fulvik (larut dalam asam)
Asam Humik (tidak larut) dengan alkohol
Asam Humik (tidak larut)
Asam Himatolemanik (larut)
dengan garam netral
Humik Coklat (larut)
Humik Kelabu (larut)
Gambar 2. Alur Pemisahan Senyawa Humik Menjadi Berbagai Fraksi Humik (Tan, 1993). Satu dari karakteristik yang paling khusus dari asam humik adalah kemampuannya untuk berinteraksi dengan ion logam, oksida, hidroksida, mineral
5
dan organik, termasuk pencemar beracun, untuk membentuk asosiasi baik yang larut air maupun yang tidak larut air dari berbagai stabilitas kimia dan biologi yang berbeda. Asam humik juga mampu menjerap bahan organik dan anorganik (Huang dan Schnitzer,1997). Struktur molekul dari asam humik diperlihatkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Asam Humik (Stevenson, 1982). Asam humik bukan merupakan pupuk tetapi merupakan komplemen dari pupuk yang berfungsi dalam program keseimbangan pemupukan (Kurbanli et al., 2001). Asam humik tidak menyediakan zat hara akan tetapi meningkatkan ketersediaannya. Dengan adanya asam humik dapat meningkatkan daya ikat air pada tanah sehingga tanaman tahan terhadap kekeringan dan dapat memproduksi hasil yang lebih baik pada kondisi kekurangan air. Menurut Tan (1993), keuntungan secara fisik asam humik antara lain, meningkatkan kapasitas memegang air, aerasi tanah, memperbaiki daya kerja tanah, membantu bertahan pada kondisi kekurangan air, memecah masa dormansi benih dan mengurangi erosi tanah. Keuntungan secara kimia meliputi, menahan air terlarut pupuk organik dan melepaskannya ke tanah yang memerlukan, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) dan kapasitas sangga tanah, pengkhelatan ion logam dibawah kondisi basa, kaya akan bahan organik dan mineral yang penting untuk pertumbuhan dan meningkatkan persentase total nitrogen dalam tanah. Produk asam humik
yang dapat diperoleh di pasaran antara lain yaitu
humega tm dan soils plustm yang dirancang untuk mempermudah ketersediaan hara
6
makro dan mikro serta meningkatkan serapan hara oleh tanaman. Produk ini juga mengurangi pencucian hara tanaman (leaching) sehingga efisiensi penggunaan pupuk kimia bisa ditingkatkan, meningkatkan perkembangan akar tanaman, laju serapan hara, serapan N bebas, toleran terhadap kekeringan
dan kadar garam tinggi,
membantu menggemburkan tanah, memperbaiki drainase dan aerasi sehingga mengurangi run off dan erosi. Humega tm mengandung 8% asam humik dan 92% campuran inert organik sedangkan soils plustm mengandung 5% asam humik dan 95% campuran mineral makro dan mikro. Produk ini mempunyai fungsi yang menonjol dibandingkan dengan produk-produk organik lainnya, yaitu karena kemampuan dan fungsi gandanya sebagai pupuk biologis, meningkatkan aktivitas bio stimulant, bio protection dan soil conditioner.
(a)
(b)
Gambar 4. (a). Soils Plustm dan (b). Humega tm Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Rumput gajah berasal dari Nigeria dan tersebar luas di seluruh Afrika tropika, merupakan tanaman tahunan. Tumbuh tegak membentuk rumpun yang terdiri dari 20–50 batang, diameter batang berkisar 2-3 cm dan memiliki rhizom-rhizom pendek. Dapat tumbuh setinggi 1,8-4,5 m dan panjang daun mencapai 16-90 cm serta lebar 835 mm. Bunga berbentuk tandan dengan warna keemasan (Jayadi, 1991). Mc Ilroy (1976) menyatakan bahwa rumput gajah sangat responsif terhadap pemupukan, tahan 7
kering dan produksinya tinggi. Di daerah lembab dengan irigasi, produksinya lebih dari 290 ton rumput segar/ha/th. Berat kering yang dihasilkan dapat mencapai 2-10 ton/ha untuk tanaman yang tidak dipupuk atau dengan pupuk sedikit, tetapi yang menggunakan banyak pupuk N dan P hasilnya antara 6-40 ton/ha (Mannetje dan Jones, 2000). Hasil penelitian Susetyo (1980) di Bogor menunjukkan bahwa pada tanah latosol, pemberian urea sebesar 300 kg/ha, SP36 dan KCL masing- masing 200 kg/ha memberikan hasil rumput gajah terbaik yaitu 32 ton/ha/ panen produksi berat kering dan 6,4% protein kasar tiap kali pemotonga n. Rumput gajah merupakan tumbuhan yang memerlukan hari dengan siang hari yang pendek, dengan fotoperiode kritis antara 13-12 jam. Namun, kelangsungan hidup serbuk sari sangat kurang dan barangkali inilah penyebab utama dari penentuan biji yang lazimnya buruk, disamping itu, kecambahnya lemah dan lambat. Oleh karena itu rumput ini ditanam secara vegetatif. Jika ditanam pada kondisi baik, bibit vegetatif tumbuh dengan cepat dan dapat mencapai ketinggian beberapa meter dalam waktu 2 bulan (Mannetje dan Jones, 2000) Penanaman dapat menggunakan bahan tanam pols/stek. Panjang stek yang dianjurkan adalah 20-50 cm, minimal terdiri dari duah buah buku dan diambil dari tanaman berumur 3-6 bulan (Reksohadiprodjo, 1985). Dapat tumbuh pada ketinggian 0-3000 m diatas permukaan laut (dataran rendah sampai dataran tinggi). Tumbuh baik pada tanah subur dan tidak terlalu liat, pH tanah lebih kurang 6,5 dengan curah hujan sekitar 1000 mm/th.
8
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari sampai Juni 2006 di Laboratorium Lapangan Agrostologi, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Materi Bahan yang digunakan adalah rumput gajah varietas Hawaii (yang diperoleh dari Laboratorium Agrostologi Fakultas Peternakan, IPB), pupuk NPK, humega tm (6% asam humik + 94% inert organik) dan soils plustm (5% asam humik + 95% makro mineral) yang diperoleh dari PT. Green Planet Indonesia, tanah latosol sebagai media tanam. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggaris, jangka sorong, meteran, sarung tangan, cangkul, timbangan 5 kg, timbangan elektrik dan oven 70o C. Rancangan Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tujuh perlakuan dan empat ulangan, yang terdiri dari kontrol (T0) , humega tm 75 ml (T1), humegatm 150 ml (T2), humega tm 225 ml (T3), soils plustm 75 ml (T4), soils plustm 150 ml (T5) dan soils plustm 225 ml (T6), sehingga terdapat 28 satuan percobaan dengan luasan petak 12 m2 . Model matematik yang digunakan adalah: Yi j
= µ + t i + ßj + ε ij
Keterangan : Yij
= nilai pengamatan dari kelompok yang memperoleh perlakuan pemberian dosis humegatm dan soils plustm ke-i dan ulangan ke-j
µ
= rataan umum
ti
= pengaruh pemberian humega tm dan soils plus tm ke-i (i = 1,2.........,7)
ßj
= pengaruh kelompok ke-j
ε ij
= pengaruh galat pemberian humega tm dan soils plus tm ke-i dan ulangan ke-j.
9
Peubah 1. Pertambahan jumlah anakan Jumlah anakan rumput gajah dihitung dengan mengambil delapan sampel rumpun dari masing- masing petak dan dihitung setiap dua minggu selama periode penanaman. Pertambahan jumlah anakan diperoleh dari selisih jumlah anakan minggu terakhir dengan minggu sebelumnya. 2. Pertambahan diameter batang (cm) Diameter batang rumput gajah diukur 5 cm dari permukaan tanah dengan mengambil delapan sampel rumpun dari masing- masing petak yang telah ditandai untuk diukur setiap dua minggu selama periode penanaman. Pertambahan diameter batang diperoleh dari selisih diameter batang minggu terakhir dengan minggu sebelumnya. 3. Pertambahan tinggi vertikal (cm) Tinggi vertikal rumput gajah diukur dengan mengambil delapan sampel rumpun dari masing- masing petak dan diukur setiap dua minggu selama periode penanaman. Pertambahan tinggi vertikal diperoleh dari selisih tinggi vertikal minggu terakhir dengan minggu sebelumnya. 4. Berat kering tajuk (g) Hasil panen dari rumput gajah dihitung berat segar tajuk dari masing- masing perlakuan. Untuk berat kering tajuk diambil sampel sebanyak 200 g untuk masing – masing daun dan batang, dihitung berat keringnya setelah dioven pada suhu 70o C selama 48 jam kemudian dikonversi dari berat segar tajuk menjadi berat kering tajuk dengan cara perhitungannya sebagai berikut :
Beratsegar / 12m 2 ( g ) xBKtajuksampel ( g ) BKtajuk / 12 m2 ( g ) = beratsegar tajuksampel ( g ) 5. Rasio berat kering daun – batang Hasil panen dari rumput gajah dipisahkan antara daun dan batangnya dan diambil sebanyak 200 g untuk masing – masing daun dan batang untuk mengukur berat kering kemudian dibuat rasio daun dan batang. Data yang diperoleh dianalisa dengan sidik ragam (ANOVA) dan jika berbeda nyata akan dilanjutkan dengan uji jarak Duncan (Mattjik dan Sumertajaya, 2000).
10
Prosedur Stek Rumput Gajah Rumput gajah yang digunakan diambil dalam bentuk stek didalam rumpun yang sama dan terdiri atas dua buku yang didapatkan dari kebun Laboratorium Agrostologi, Fakultas Peternakan. Persiapan Lahan Lahan disiangi untuk mengurangi pertumbuhan gulma dan vegetasi lain yang tumbuh di petak penelitian yang dapat mempengaruhi penyerapan unsur hara yang tersedia. Lahan digemburkan dengan cangkul untuk memberikan ruangan aerasi bagi ketersediaan oksigen dalam tanah dan untuk memecah agregat-agregat tanah yang mulai keras. Persiapan Bedengan Sebelum ditanam, bedengan telah disediakan sebelumnya. Lokasi bedengan dipilih tempat yang terbuka untuk mendapatkan intensitas radiasi matahari yang cukup. Tanah bedengan digemburkan dan dibuat lebih tinggi sekitar 10 cm dari tanah sekelilingnya. Setiap bedengan berukuran 3 x 4 m. Saluran irigasi dibuat setiap bedengan dengan lebar 40 cm dan kedalaman sekitar 15 cm. Perlakuan dan Pemupukan Rumput gajah diberi perlakuan dengan menggunakan humega tm dan soils plustm 1 hari setelah tanam yang sebelumnya telah diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 40 . Pupuk yang digunakan antara lain SP36, KCl dengan dosis 180 g/petak (150 kg/ha tanah), serta urea dengan dosis 240 g/petak (200 kg/ha tanah). Pupuk urea diberikan dua minggu setelah masa tanam. Penanaman dan Pemeliharaan Penanaman rumput gajah dengan menggunakan stek yang telah disiapkan dan jarak tanam antar stek yang digunakan 0,5 m. Pemeliharaan dilakukan mulai bulan Januari – Juni 2006 dan dilakukan pengukuran diameter batang, jumlah anakan dan tinggi vertikal empat minggu setelah penanaman selanjutnya setiap dua minggu sekali.
11
Pemanenan dan Pengambilan Sampel Pemanenan rumput gajah dilakukan sebanyak dua kali pada umur 60 hari .Tajuk yang diperoleh dipisahkan antara daun dan batang lalu diambil sampelnya kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari selama dua hari dan dimasukkan oven 70o C dengan jangka waktu yang sama lalu ditimbang untuk memperoleh berat kering dan rasio daun - batang
12
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Umum Penelitian rumput gajah dilakukan dari bulan Januari sampai Juni 2006. Secara umum keadaan tanaman rumput gajah pada minggu pertama belum memperlihatkan pertumbuhan yang pesat dimana tunas-tunas rumput gajah mulai tumbuh dan beberapa stek memperlihatkan daun yang sudah mulai terbuka. Namun ada beberapa rumput yang mati sebelum dilakukan pengamatan sehingga dilakukan penyulama n. Setelah dilakukan penyulaman, rumput gajah tumbuh dengan baik. Suhu harian rata-rata selama pemeliharaan sekitar 25,80 C, kelembaban nisbi 85% dan curah hujan 1700 mm (Stasiun Klimatologi, 2006). Penanaman rumput gajah dengan menggunakan bahan vegetatif stek. Minggu ketiga setelah masa tanam, semua rumput gajah sudah terlihat pertumbuhan tajuk dan pertambahan jumlah anakan. Pertumbuhan paling cepat rumput gajah berlangsung pada minggu kelima setelah penanaman. Hal ini ditandai dengan banyaknya jumlah anakan yang tumbuh, pada minggu keenam, tujuh dan delapan pertumbuhan cenderung lambat. Rumput
gajah perlakuan
kontrol
(tanpa
pemberian
asam
humik)
memperlihatkan pertumbuhan yang sama dengan yang ditambahkan asam humik. Hal ini dapat dilihat dari tinggi vertikal dan jumlah anakan. Gambar rumput gajah dengan perlakuan kontrol dan soil plustm 225 ml dapat dilihat pada Gambar 5.
(a)
(b)
Gambar 5. (a). Perlakuan kontrol dan (b). Perlakuan T6
13
Rekapitulasi Analisis Ragam Rekapitulasi analisis ragam produktivitas dari rumput
gajah yang
berdasarkan perlakuan diberi asam humik ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Rekapitulasi Analisis Ragam Parameter
Waktu Pemanenan Panen 1
Panen 2
Pertambahan diameter batang
tn
tn
Pertambahan jumlah anakan
tn
tn
Pertambahan tinggi vertikal
tn
tn
Berat kering tajuk
tn
tn
Rasio daun - batang
-
tn
Keterangan : tn : tidak berbeda nyata - : tidak diambil sampel
Pengaruh perlakuan terhadap pertambahan diame ter batang, pertambahan jumlah anakan, pertambahan tinggi vertikal, berat kering tajuk dan rasio daun-batang untuk panen I dan II tidak berbeda nyata (p<0,05). Pertambahan Diameter Batang, Pertambahan Jumlah Anakan, Pertambahan Tinggi Vertikal, Berat Kering Tajuk dan Rasio Daun-Batang Hasil sidik ragam memperlihatkan bahwa pemberian asam humik terhadap rumput gajah tidak berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap pertambahan diameter batang, pertambahan jumlah anakan dan pertambahan tinggi vertikal pada panen 1 dan 2. Data mengenai pertambahan diameter batang, pertambahan jumlah anakan dan pertambahan tinggi vertikal dicantumkan pada Tabel 3. Nilai pertambahan diameter batang berkisar 0,24-0,35 cm/2 minggu pada panen 1 sedangkan untuk untuk panen 2 nilainya berkisar antara 1,10–1,32 cm/2 minggu. Nilai pertambahan jumlah anakan pada panen 1 berkisar 0,41–0,95 anakan/2 minggu sedangkan panen 2 berkisar antara 2,36-4,38 cm/2 minggu. Pada pertambahan tinggi vertikal nilai yang didapatkan berkisar antara 31,94-48,85 cm/2 minggu untuk panen 1 dan panen 2 nilai yang didapatkan 196,27-233,23 cm/2 minggu.
14
Tabel 3. Rataan Pertambahan Diameter Batang, Jumlah Anakan, dan Tinggi Vertikal.
Perlakuan
T0
Diameter batang (cm) 0,35
T1
Panen 1
Panen 2
Pertambahan
Pertambahan
0,44
Tinggi vertikal (cm) 31,94
0,28
0,97
40,93
1,19
3,78
209,58
T2
0,25
0,64
44,73
1,32
2,36
207,86
T3
0,26
0,95
48,85
1,16
4,33
233,23
T4
0,31
0,41
39,64
1,10
3,68
200,76
T5
0,32 0,24
44,35 43,19
1,17
T6
0,85 0,82
3,47 4,38
226,73 228,19
Jumlah anakan
Diameter batang (cm)
Jumlah anakan
1,27
3,61
Tinggi vertikal (cm) 196,27
1,31
Tabel 4. Berat Kering Tajuk dan Rasio Daun-Batang. Panen I Perlakuan
Panen II
T0
Berat kering tajuk (g/12m2 ) 489,10
Berat kering tajuk (g/12m2 ) 1161,19
Rasio daunbatang 0,79
T1
499,43
961,35
0,78
T2
724,45
740,32
0,66
T3
834,36
917,61
0,81
T4
507,48
573,59
0,79
T5
608,35
997,20
0,67
T6
691,94
1018,05
0,68
tm
tm
Keterangan : T0 = kontrol ; T1 = humega 75 ml ; T2 = humega 150 ml ; T3 = humegatm 225 ml ; T4 = soils plustm 75 ml ; T5 = soils plustm 150 ml ; T6 = soils plustm 225 ml.
Produksi berat kering merupakan peubah penting untuk menduga produksi total potensial tanaman dan dijadikan pedoman untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena kandungan airnya tidak terlalu beragam (Salisbury dan Ross, 1995). Hasil peubah berat kering tajuk dan rasio daunbatang tidak memberi pengaruh nyata (p<0,05). Nilai berat kering tajuk pada panen 1
15
berkisar antara 489,10-834,36 g/panen/12m2 dan panen 2 573,59-1072,70 g/panen/12m2 sedangkan nilai untuk rasio daun-batang berkisar antara 0,66-0,81. Pada semua peubah yang diamati didapatkan hasil yang tidak berbeda nyata (p<0,05) diduga terjadi proses pencucian (leaching) oleh air hujan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Stasiun Klimatologi Dramaga (2006), bahwa curah hujan pada saat setelah pemberian perlakuan yaitu pada tanggal 24 Januari cukup tinggi yaitu 59 mm. Data mengenai curah hujan bulan Januari dicantumkan pada Tabel 5. Tabel 5. Data Curah Hujan (CH) pada Bulan Januari 2006. Tanggal
Tanggal
1
CH (mm) 12
Tanggal
CH (mm)
12
CH (mm) 31
23
41
2
5
13
-
24
59
3
25
14
-
25
16
4
23
15
26
5
6
16
4
26
13
6
1
17
17
27
27
7
2
18
23
28
31
8
11
19
1
29
39
9
5
20
-
10
20
21
-
30
4
11
25
22
15
31
8
Sumber : Stasiun Klimatologi Dramaga (2006).
Curah hujan yang cukup tinggi ini menyebabkan asam humik belum sempat dijerap oleh koloid tanah sehingga terjadi proses pencucian yang menyebabkan unsur hara (NPK) tidak tersedia. Ketiadaan suplai unsur hara berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk NPK yang kurang ( urea sebesar 200 kg/ha, SP36 dan KCL masing- masing 150 kg/ha) juga menambah terhambatnya pertumbuhan tanaman. Hasil penelitian Susetyo (1980) di Bogor menunjukkan bahwa pada tanah latosol, pemberian pupuk NPK (urea sebesar 300 kg/ha, SP36 dan KCL masing- masing 200 kg/ha) menghasilkan hasil rumput gajah terbaik yaitu 32 ton/ha/panen produksi berat kering. Pemberian pupuk yang kurang dilakukan karena berdasarkan hasil penelitian Karti (2004) dan Karti et al. (2005) pada tanaman 16
sayuran dan tembakau, pengurangan pupuk anorganik (N, P, dan K) sebanyak 25%50% dari standar yang ditambahkan asam humik dapat meningkatkan produktivitas tanaman sayuran dan tembakau. Ketiadaan suplai unsur hara sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, dimana penyerapan unsur-unsur hara ini sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan vegetatif tanaman seperti bagian tajuk dan akar (Salisbury dan Ross, 1992). Adanya unsur N, P, dan K dalam pupuk secara integrasi dan kumulatif telah menghasilkan suatu kerjasama untuk mendapatkan tingkat pertumbuhan sebagai kondisi visual yang baik seperti besarnya diameter batang (Hendarto dan Soedarjo, 2003). Peubah pertambahan jumlah anakan pertumbuhannya juga tidak akan maksimal karena harus didukung oleh penyediaan asimilat dari batang dan helaian daun yang berdekatan dan bahwa pertumbuhannya yang cepat dapat berkaitan dengan katabolisme karbohidrat (Goldsworthy dan Fisher, 1996). Daun juga terhambat pertumbuhannya dikarenakan kurangnya suplai unsur hara hal ini didukung oleh pernyataan Ericsson (1995) yang menyatakan bahwa tersedianya unsur hara N dan P akan me ndukung alokasi biomassa dan perkembangan morfologi organ khususnya daun. Penampilan ukuran tinggi tanaman merupakan salah satu aspek yang dapat diamati dari jauh dan mudah dinilai kualitas pertumbuhannya. Menurut Muslihat (2003) pertumbuhan tinggi tanaman ditentukan oleh perkembangan dan pertumbuhan sel, semakin cepat sel membelah dan memanjang (membesar) semakin cepat tanaman meninggi, akan tetapi hal ini tidak didukung oleh pertumbuhan diameter batang yang maksimal dikarenakan suplai unsur hara berkurang. Meskipun pertambahan tinggi vertikal juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain (1) cahaya (2) suhu (3) panjang hari dan (4) gravitasi (Jackson, 1997). Unsur hara sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya akan menghasilkan berat kering. Berat kering tajuk merupakan hasil gabungan dari daun dan batang. Berat kering tidak akan didapatkan maksimal apabila pertumbuhan daun dan batang yang rendah. Menurut Aksi Agraris Kanisius, (1991) untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman memerlukan berbagai macam unsur yaitu unsur primer (NPK), unsur sekunder dan unsur mikro. Pada penelititan
17
ini unsur hara tidak tersedia hal ini yang menyebabkan produksi berat kering yang rendah. Rasio daun-batang digunakan untuk mengetahui perbandingan jumlah daun dan batang yang dihasilkan dari suatu tanaman. Semakin tinggi rasio daun terhadap batang maka hasil panen akan semakin baik karena daun merupakan hijauan yang lebih disukai ternak dibandingkan batang, hal ini sesuai dengan pernyataan Mannetje dan Jones (2000) yang menyatakan bahwa daun-daun muda nilai konsumsinya diperkirakan mencapai 70% tetapi angka ini menurun drastis setelah berumur (tua). Berdasarkan analisis statistik pada penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah daun dan batang sama (Tabel 4). Unsur hara yang tidak tersedia dalam hal ini N menghambat pertumbuhan vegetatif khususnya daun. Menurut Gardner et al. (1999), bahwa pemupukan nitrogen (N) mempunyai pengaruh yang nyata terhadap perluasan daun, terutama pada lebar dan panjang daun.
18
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan asam humik dalam bentuk produk humega tm dan soils plustm belum mampu memberikan respon yang positif terhadap pertumbuhan dan produktivitas rumput gajah yang ditanam pada tanah latosol yang berada di laboratorium lapang Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Dramaga. Saran Perlu penelititan lebih lanjut dengan melakukan penanaman mendekati musim hujan.
19
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan karunia, rahmat dan hidayah yang telah dilimpahkan-Nya kepada Penulis sehingga sangat membantu penyelesaian penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orang tua, mas Pipit dan adikku Sela yang banyak membantu baik materi, motivasi dan kasih sayang yang tidak pernah berhenti. Juga, kepada Dr. Ir. Panca Dewi MHKS, MS. dan Ir. Ignatius Kismono, MS. yang telah membimbing, mengarahkan dan membantu penyusunan usulan proposal hingga tahap akhir penulisan skripsi. Begitu juga kepada Dr. Ir. Polung Siagian, MS. Dan Ir. Didid Diapari, MS. yang telah memberi banyak masukan pada saat ujian akhir skripsi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Staf Laboratorium Agrostologi yang telah membantu selama penelitian. Tak lupa juga kepada kekasih tercinta Putri Agung Lestari yang tak henti- hentinya memberikan motivasi dan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Terima kasih juga kepada tante kos dan teman-teman kos jatiga Eka, Heri, rekan – rekan seperjuangan INMT 39, rekan-rekan satu laboratorium yang banyak membantu Arin, Tanti, Pau-pau, Agus, Winda, Ika, Boenk, Mbak ku Neneng Lasmanawati, buat Nandar dan Suprayitno
yang
membantu selama pengamatan, teman-teman UKM tenis lapangan, sobat-sobat KEPAL-D serta semua teman-teman yang ikut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang mohon maaf tidak bisa disebutkan satu-persatu Terakhir Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada civitas akademik Fakultas Peternakan IPB. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya.
Bogor, Agustus 2006
Penulis
20
DAFTAR PUSTAKA Aksi Agraris Kanisius. 1991. Dasar-dasar Bercocok Tanam. Edisi Kelima. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Ericsson, T. 1995. Growth and shoot : root ratio of seedling in relation to nutrient availability. Plant and Soil J. 64 (1): 205-214. Fatchullah, D. 1995. Pengaruh dosis dan waktu pemberian kapur terhadap pertumbuhan serta hasil tanaman tomat pada tanah latosol Subang. Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Komoditi Sayuran. Balai Pengembangan dan Penelitian Tanaman Sayuran, Bandung. Feniara. 1999. Efektivitas cendawan mikoriza arbuskula (CMA), pupuk P dan N terhadap pertumbuhan dan produksi rumput gajah (Pennisetum purpureum Schum). Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Gardner,F.P., R.B. Pearce, dan R. L. Mitchell. 1999. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan : H. Susilo. Universitas Indonesia, Jakarta. Goldsworthy, P dan Fisher, N. M. 1996. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Terjemahan : Tohari. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Edisi Keempat. Akademi Pressindo. Jakarta. Hendarto, E. dan R. Soedarjo. 2003. Studi komparasi penampilan kualitas visual dan produksi rumput benggala (Panicum maximum) pada pemupukan berbagai jenis dan taraf pupuk organik dan anorganik. Artikel Media Peternakan. Fakultas Peternakan Universitas Wijayakusuma. Purwokerto. 5 (1) : 17-22. Huang, P. M. dan M. Schinitzer. 1997. Interaksi Mineral Tanah dengan Organik Alami dan Mikroba. Terjemahan : D. H. Goenadi. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Jackson, W.R. 1997. Dynamic growing with humic acids for master gardeners. Internet. http: ///www.unifiedsystems.com/humidacids.htm. [ 27 Juli 2006 ]. Jayadi, S. 1991. Tanaman Makanan Ternak Tropika. Panduan ADB II. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Karti, P. D. M. H. 2003. Respon morfologis rumput toleran dan peka aluminium terhadap penambahan mikroorganisme dan pembenah tanah. Disertasi. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor. Karti, P. D. M. H. 2004. Efektivitas SKMg dan beberapa kombinasinya terhadap pertumbuhan tanaman sayuran. Laporan Penelitian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
21
Karti, P. D. M.H, N. Yunike, Sumarni dan Sumitro. 2005. Penggunaan humega tm , soils plus, humega crumble dan gromak terhadap produktifitas tembakau virginia. Laporan Penelitian. Bogor Kurbanli, R. K. Gür, E. Pehlivan, D. Bayramov, S. Kurbanli, M. Zengin, S. Ozcan, Z. Yilmaz. 2001. A case study on the production of humic acid substances from the low grade lignites and their effects upon the improvement of some physical conditions of a coarse sandy loam soil. Internet. http: ///www.unifiedsystems.com/humidacids.htm. [ 27 Juli 2006 ]. Leiwakabessy, F. M. 1988. Kesuburan Tanah. Diktat Kuliah Kesuburan Tanah. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor. Mannetje, L.’t dan R. M. Jones. 2000. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 4. Terjemahan : I. Raharjo, Niniek M.R., Diah S., Tahan A dan N. W. Soetjipto. PT. Balai Pustaka, Jakarta. Mattjik, A.A. dan M. Sumertajaya. 2000. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab Jilid I. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Mc Ilroy, R. J. 1976. Pengantar Budidaya Padang Rumput Tropika. Terjemahan : S. Susuetyo, Soedarmadi H., I. Kismono dan Sri Harini J. S. 1976. Pradnya Paramita, Jakarta. Muslihat, L. 2003. Teknik percobaan takaran pupuk kandang pada pembibitan abaca. Buletin Teknik Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. 8 (1): 24-25. Mac Carthy. P., C. E. Clapp, R. L. Malcolm dan P. R. Bloom. 1990. Humic Substances in Soil and Crop Sciences : Selected readings. Soil Science Society of America, Inc. Wisconsin, USA. Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. Rangkuman. Bagian Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Terjemahan : D. R. Lukman dan Sumaryono. Institut Teknologi Bandung, Bandung. Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Terjemahan : D. R. Lukman dan Sumaryono. Institut Teknologi Ba ndung, Bandung. Susetyo, S. 1980. Padang Penggembalaan. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Stasiun Klimatologi Dramaga. 2006. Data Klimatologi Dramaga. Bogor. Stevenson, F. J. 1982. Humus Chemistry, Genesis, Composition and Reactions. 1st Edition. John Wiley and Sons, New York. 22
Stevenson, F. J. 1994. Humus Chemistry, Genesis, Composition and Reactions. 2nd Edition. John Wiley and Sons, New York. Tan, K. H. 1993. Principles of Soil Chemistry. 2nd Edition. Marcel Dekker, Inc. New York and Basel.
23
LAMPIRAN
24
Lampiran 1. Sidik Ragam terhadap Pertambahan Diameter Batang Periode–1 Sidik Ragam
db
JK
KT
Fhit
F05
Kelompok
3
0,002765224
0,00092174
0,19174 tn
3,16
Perlakuan
6
0,03625
0,00604167
1,25681 tn
2,66
Galat
18
0,086528791
0,00480716
Total
27
0,125544015
0,00464978
Keterangan: tn : tidak berbeda nyata
Lampiran 2. Sidik Ragam terhadap Pertambahan Diameter Batang Periode–2 Sidik Ragam
db
JK
KT
Fhit
F05
Kelompok
3
0,121459975
0,040487
2,201690 tn
3,16
Perlakuan
6
0,14923
0,024872
1,352531 tn
2,66
Galat
18
0,331000176
0, 018389
Total
27
0,601690151
0,022285
Keterangan: tn : tidak berbeda nyata
Lampiran 3. Sidik Ragam terhadap Pertambahan Jumlah Anakan Periode-1 Sidik Ragam
db
JK
KT
Fhit
Kelompok
3
0,18517783
0,06172594
0,30529 tn
3,16
tn
2,66
Perlakuan
6
1,19061
0,198435
Galat
18
3,639478287
0,20219324
Total
27
5,015266117
0,1857506
0,98141
F05
Keterangan: tn : tidak berbeda nyata
Lampiran 4. Sidik Ragam terhadap Pertambahan Jumlah Anakan Periode–2 Sidik Ragam
db
JK
KT
Fhit
F05
Kelompok
3
1,155133825
0,385045
0,287674 tn
3,16
Perlakuan
6
8,868615009
1,478103
1,104317 tn
2,66
Galat
18
24,09259078
1,338477
Total
27
34,11633961
1,263568
Keterangan: tn : tidak berbeda nyata
25
Lampiran 5. Sidik Ragam terhadap Pertambahan Tinggi Vertikal Periode–1 Sidik Ragam
db
JK
KT
Fhit
F05
Kelompok
3
497,0387
165,67957
3,47002*
3,16
Perlakuan
6
551,5193
91,91989
1,92519tn
2,66
Galat
18
859,4277
47,74598
Total
27
1907,9857
70,66614
Keterangan: tn : tidak berbeda nyata * : berbeda nyata pada taraf F0,05
Lampiran 6. Sidik Ragam terhadap Pertambahan Tinggi Vertikal Periode–2 Sidik Ragam
db
JK
KT
Fhit
F05
Kelompok
3
1723,380326
574,4601
0,7722 tn
3,16
Perlakuan
6
4659,015674
776,5026
1,04378 tn
2,66
Galat
18
13390,7655
743,9314
Total
27
19773,1615
732,3393
Keterangan: tn : tidak berbeda nyata
Lampiran 7. Sidik Ragam terhadap Berat Kering Tajuk Periode–1 Sidik Ragam
db
JK
KT
Fhit
F05
Kelompok
3
100462
33487,34
0,83522 tn
3,16
Perlakuan
6
393012,8
65502,13
1,63372 tn
2,66
Galat
18
721689,2
40093,85
Total
27
1215164
45006,07
Keterangan: tn : tidak berbeda nyata
Lampiran 8. Sidik Ragam terhadap Berat Kering Tajuk Periode–2 Sidik Ragam
db
JK
KT
Fhit
F05
Kelompok
3
1136806,659
378935,6
2,927626 tn
3,16
Perlakuan
6
510506,7914
85084,47
0,657356 tn
2,66
Galat
18
2329819,124
129434,4
Total
27
3977132,574
147301,2
Keterangan: tn : tidak berbeda nyata
26
Lampiran 9. Sidik Ragam terhadap Berat Kering Rasio Daun - Batang Sidik ragam
db
JK
KT
Fhit
F05
Kelompok
3
0,589926807
0,196642269
4,622021*
3,16
Perlakuan
6
0,07602
0,01267
0,297805 tn
2,66
Galat
18
0,765803644
0,042544647
Total
27
1,431750451
0,053027794
Keterangan: tn : tidak berbeda nyata * : berbeda nyata pada taraf F0,05
Lampiran 11. Layout Penelitian Unit 1 T4
T3
T2
T6
T0
T1
T5
T3
T1
T2
T4
T0
T6
T3
T6
T5
T1
T0
T2
T5
T1
T0
T2
T4
T6
Unit 2 T5 Unit 3 T4 Unit 4 T3
Keterangan: • T0 =Kontrol •
T1 = Humegatm 75 ml
•
T2 = Humegatm 150 ml
•
T3 = Humegatm 225 ml
•
T4 = Soils Plus 75 ml
•
T5 = Soils Plus 150 ml
•
T6 = Soils Plus 225 ml
27
Tabel 1. Karakteristik Analitis dari Model Asam Humik (AH) dan Asam Fulvik (AF) Unsur
AH
AF
-----------------------------%----------------------C
56,2
45,7
H
4,7
5,4
N
3,2
2,1
S
0,8
1,9
O
35,5
44,8
Gugus fungsional
------------------------(cmol kg-1 )-----------------
Kemasaman total
670
1130
COOH
360
820
OH-fenolik
310
310
OH-alkoholik
260
500
C=O kuinonoid + C=O ketonik
290
270
OCH3
60
80
E4 /E6
4,8
9,6
Sumber : Huang dan Schnitzer (1997)
proses respirasi dari rumput gajah lebih tinggi dibandingkan dengan proses fotosintesis sehingga proses katabolisme respirasi menyebabkan pengeluaran CO2 sedangkan proses pengambilan CO2 berkurang, menurut Gardner (1999) menyatakan bahwa fotosintesis dapat meningkatkan berat kering sedangkan pada respirasi sebaliknya. Proses pengambilan CO2 yang rendah disebabkan panjang hari yang sangat pendek selama pemeliharaan yakni berkisar 2,2 jam/hari (Stasiun Klimatologi Dramaga, 2006), sedangkan untuk pertumbuhan optimum rumput gajah panjang harinya harus berkisar 12-13 jam/hari (Mannetje dan Jones, 2000).
Semakin besar diameter batang menunjukkan bahwa rasio batang semakin besar dibandingkan daun sehingga kandungan serat kasarpun semakin tinggi. Gohl (1981) menyatakan bahwa rumput dipanen pada umur muda karena apabila dipanen
28
pada umur tua proporsi batang menjadi lebih besar sehingga kandungan serat kasar menjadi tinggi. Bo Gohl. 1981. Tropical Feeds. Food and Agriculture Organization of the United Nations. Rome Keterangan : T0 = kontrol ; T1 = humega tm 75 ml ; T2 = humegatm 150 ml ; T3 = humega tm 225 ml ; T4 = soils plustm 75 ml ; T5 = soils plustm 150 ml ; T6 = soils plustm 225 ml BK tajuk/12 m2 (g) =
Berat segar/12 m2 (g) x Berat segar tajuk sampel (g)
BK tajuk sampel (g)
29