Dentofasial, Vol.8, No.1, April 2009:40-47
40
Respon jaringan periodontal terhadap penggunaan nikel kromium sebagai komponen gigitiruan cekat Ardiansyah S. Pawinru,* Edy Machmud** *Bagian Ilmu Teknologi Material Kedokteran Gigi **Bagian Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia ABSTRACT The use of fixed partial denture (FPD) nowdays has been very popular in our society. This is due to their smaller size, and more convenient to be used and fixed in the mouth. The choice of nickel chromium (NiCr) as the metal component of FPD is based on its character of corrosion proof, light, and hard. However, nickel contained can be allergic. Allergic reactions reported, vary from oedema of tongue and lip, and mouth lining until anaphylaxis. These reactions are related to the pattern and corrosion modes, followed by the release of metalic ions like nickel into the oral cavity. This depends not only on the composition of metal, but also the temperature and pH of the oral cavity. Some studies have reported the use of NiCr might cause inflammation reaction of periodontal tissue. Key word: nickel chromium, allergic reaction, periodontal tissue ABSTRAK Penggunaan gigitiruan cekat (GTC) dewasa ini di kalangan masyarakat sudah sangat populer. Hal ini dikarenakan GTC lebih kecil dan lebih nyaman digunakan serta terpasang secara cekat di dalam mulut. Pemilihan logam nikel kromium (NiCr) sebagai bahan GTC didasarkan pada sifatnya yang tahan korosi, ringan, dan keras. Kandungan nikel pada bahan tersebut dapat bersifat sebagai alergen. Reaksi alergi yang dilaporkan bervariasi, yaitu edema lidah dan bibir, mouth lining, sampai dengan anafilaksis. Potensi logam sebagai alergen berhubungan dengan pola dan modus korosi, yang diikuti pelepasan ion-ion logam seperti nikel ke dalam rongga mulut. Hal ini tidak hanya tergantung pada komposisi logam, tetapi juga suhu dan pH di dalam rongga mulut. Beberapa laporan penelitian menjelaskan bahwa penggunaan bahan NiCr dapat menyebabkan reaksi inflamasi pada jaringan periodontal. Kata kunci: nikel kromium, reaksi alergi, jaringan periodontal Koresponden: Ardiansyah S. Pawinru, Bagian Ilmu Teknologi Material, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10, Makassar, Indonesia. E-mail:
[email protected].
PENDAHULUAN Beberapa
penderita
mungkin menyebabkan reaksi alergi. Kasus alergi mungkin
mengalami
menyangkut baja nirkarat dan aloi krom kobalt
alergi terhadap logam sewaktu berkontak dengan
yang telah dilaporkan, menunjukkan bahwa unsur
kulit. Terdapat bukti bahwa bahan tahan korosi
di dalam aloi seperti kobalt, nikel atau bahkan
seperti baja nirkarat dan aloi cobalt chromium
kromium
memproduksi sejumlah kecil produk korosi yang
sensitivitas.
bisa Ion
merupakan logam
bahan
yang
penyebab
terlepas juga
Ardyansyah dan Edy Machmud: Respon jaringan periodontal
merupakan komponen penyebab kulit menjadi 1,2
sensitif.
41
rendah. Meskipun demikian, karena mengandung nikel, baja nirkarat dapat menyebabkan reaksi
Beberapa penelitian menunjukkan adanya
hipersensitivitas dan korosi pada lingkungan
kenaikan kadar nikel dalam saliva dan serum
mulut. Selain itu dapat terjadi distorsi gambaran
secara
computed
bermakna
setelah
insersi
gigitiruan
tomography
(CT)
dan
magneted
cekat. Nikel merupakan logam yang sering
resonance imaging (MRI) karena adanya aloi baja
menyebabkan dermatitis kontak dalam bidang
nir karat. Untuk mengatasi hal ini dikembangkan
kedokteran
bahan dari titanium.1,5,6
lain.
gigi
Sekali
dibandingkan
hipersensitivitas
dengan logam semua
Berdasarkan bahasan ulasan di atas, pada
permukaan mukosa rongga mulut dapat terlibat.
makalah ini akan dibahas mengenai respon
Sensitivitas meningkat dengan adanya iritasi
jaringan periodontal terhadap penggunaan bahan
mekanik,
restorasi nickel chromium (NiCr).
skin
laceration
terjadi,
atau
luka
pada
mukosa mulut, yang semuanya dapat terjadi selama perawatan. Sampai saat ini sensitivitas penderita terhadap nikel melalui perawatan rutin telah banyak
menjadi
perhatian.
Meskipun
TINJAUAN PUSTAKA Nikel murni adalah suatu logam yang sangat keras. Sebagian dari logam seperti nikel
bahan baja nirkarat mempunyai kadar nikel yang
dapat
relatif rendah, yaitu 6%, bahan bebas nikel
kromium,
yang dapat menjadi alternatif pilihan adalah
digunakan dalam pembuatan koin, perhiasan
keramik (dari alumina polikristal, single crystal
logam serta dalam industri pembuatan benda
sapphire atau
polikarbonat (dari
logam. Campuran nikel juga digunakan dalam
lapis
pembuatan
polimer titanium.
zirconia),
plastik),
bahan
emas
dan
1,3,4
dicampur dan
plat
dengan
seng.
besi,
Campuran
nikel,
tembaga, logam
pewarna
ini
keramik,
pembuatan baterei, dan sebagai katalisator untuk
Tampilan yang transparan dan translusen dari single crystal sapphire dan alumina polikristal
meningkatkan reaksi kimia. Nikel tidak memiliki bau khas atau pun berasa.7,8
membuat bahan ini secara estetik menyenangkan.
Nikel adalah suatu unsur logam yang banyak
Akan tetapi bahan ini bersifat abrasif apabila
digunakan sebagai unsur campuran logam yang
beradu dengan email. Estetika bahan polimer juga
dipakai dalam bidang kedokteran gigi. Meskipun
bagus, tetapi mempunyai masalah umum yaitu
nikel adalah salah satu penyebab alergi, tidak ada
kurang
bukti yang menunjukkan bahwa alergi terjadi
kuat
pergeseran
dan
gigi,
kaku. faktor
Selama daya
mekanika
tahan
geser
akibat kontak dengan peranti kedokteran gigi serta
merupakan faktor yang penting, dan harus
restorasi
yang
mengandung
nikel.
Reaksi
dikontrol agar aplikasi kekuatan ringan yang
hipersensitif mukosa terhadap nikel mungkin
optimal dapat dilakukan. Daya tahan geser yang
terjadi pada pasien yang sensitif akibat kontak
lebih tinggi memerlukan peningkatan besarnya
mukosa
kekuatan ortodontik untuk mengatasi frictional
meskipun hal ini jarang terjadi. Bukti klinis dapat
resistance agar didapatkan sisa kekuatan yang
dilihat dari penggunaan alat-alat kedokteran gigi
cukup untuk menggerakkan gigi secara optimal.
yang mempunyai komponen nikel, walaupun
Dari berbagai bahan yang diteliti, bracket baja nir
kecil, dapat mempengaruhi tingkat toleransi
karat lebih disukai karena nilai gaya geser yang
jaringan pada logam ini.9,10
dengan nikel atau logam lainnya,
Dentofasial, Vol.8, No.1, April 2009:40-47
42
oksidasi
Sifat-sifat nikel Tujuan
restorasi
yang
dapat
dapat
menyebabkan dermatitis pada penggunanya. Pada
berulangnya
pasien yang menggunakan gigitiruan jembatan,
mengembalikan
secara signifikan terjadi peningkatan ion nikel
fungsinya. Untuk menggunakan suatu bahan,
pada cairan gingivanya. Sedangkan kelebihannya
seorang dokter gigi harus mengetahui sifat-sifat
adalah merupakan komponen yang tahan karat,
bahan tersebut. Sifat penting yang harus dimiliki
ringan, keras.13,14
penyakit,
oleh
dan
tetapi
bahan
bukan
tinggi,
hanya
menghilangkan
gigi
yang
mencegah
juga
untuk
restorasi
adalah
harus
mudah
digunakan dan memiliki daya tahan lama, serta harus biokompatibel sehingga tidak menyebabkan reaksi pada jaringan.
11,12
Komposisi NiCr Logam yang digunakan pada konstruksi GTC adalah aloi NiCr, yang merupakan logam campur
Sebagaimana kita ketahui, bahwa sifat yang ideal dari suatu bahan restorasi adalah tidak toksik
yang terdiri dari nikel, krom, silika, boron, karbon, mangan, dan besi.15
dan tidak iritatif terhadap jaringan pulpa dan gingiva, serta tidak larut dan tidak mengalami
Reaksi jaringan periodontal terhadap NiCr
korosi di dalam rongga mulut. Selain itu, suatu
Respon imun pada alergi pada mukosa rongga
bahan restorasi juga harus memiliki kekuatan
mulut melibatkan IgE, komplemen C3a, C4a dan
tensil yang cukup, sifat eksotermis yang rendah
C5a serta respon seluler. Kesehatan jaringan
sehingga
selama
periodontal sangat erat kaitannya dengan restorasi
pengerasannya dapat diabaikan, koefisien muai
gigi. Untuk itu kesehatan jaringan periodontal
dan difusi termik yang sama dengan email dan
harus selalu diperhatikan karena restorasi dan gigi
dentin, serta derajat keausan yang sama dengan
yang direstorasi dapat bertahan lama sedikit
email, dan kemampuan melindungi jaringan gigi
banyak
sekitar
perubahan
dari
sekunder.
volume
kemungkinan
terjadinya
karies
11,12
pada
periodontalnya.
pada
kesehatan
jaringan
2,14,16
Ada dua tahap terjadinya respon imun tipe
Pada penggunaan komponen logam, seperti nikel,
tergantung
bidang
kedokteran
gigi
harus
IV yang menyebabkan timbulnya lesi dermatitis kontak,
diperhatikan sifat utama logam tersebut seperti
elisitasi.
biokompatibel
Tahap
dengan
jaringan,
ketahanan
yaitu
tahap
sensitisasi
atau
sensitisasi induksi
dan tahap disebut juga
terhadap korosi, sifat mekanis serta kemudahan
tahap aferen. Pada tahap ini terjadi sensitisasi
dalam
dan
terhadap individu yang semula belum peka
mikrostruktur nikel, seperti tingkat kekasaran
terhadap bahan kontaktan yang disebut alergen
permukaan,
oksidasi yang tinggi, pH
kontak atau pemeka. Hal tersebut terjadi bila
yang rendah mempunyai pengaruh yang besar
hapten menempel pada kulit selama 18-24
aplikasinya. tingkat
Komposisi
terhadap ketahanan korosi dari nikel.
kimia
7,13
jam, kemudian diproses dengan jalan pinositosis atau endositosis oleh sel langerhans epidermal
Keuntungan dan kerugian NiCr
(LE), untuk mengadakan ikatan kovalen dengan
Penggunaan NiCr sering menyebabkan reaksi
protein karier yang berada di epidermis menjadi
alergi pada penggunanya. Hal ini diakibatkan oleh
komplek hapten protein. Protein ini terletak
karena NiCr memiliki sifat korosi dan tingkat
pada membran sel langerhans dan berhubungan
Ardyansyah dan Edy Machmud: Respon jaringan periodontal
43
dengan produk gen human leukocyte antigen-
serta
DR (HLA-DR)
antigen
mengaktifkan sel mast dan makrofag untuk
(antigen presenting cell). Selanjutnya sel LE
melepaskan histamin sehingga terjadi vasodilatasi
menuju
ke
dan permeabilitas meningkat. Akibatnya timbul
parakorteks limfonodus regional dan terjadilah
berbagai macam kelainan kulit seperti eritema,
proses penyajian antigen kepada molekul CD4+
edema dan vesikula yang akan tampak sebagai
(cluster
molekul
dermatitis. Proses peredaan atau penyusutan
pengenal
peradangan terjadi melalui beberapa mekanisme
komplek HLA-DR dari sel langerhans, sedangkan
yaitu proses skuamasi, degradasi antigen oleh
molekul CD3 yang berkaitan dengan protein
enzim dan sel, kerusakan sel langerhans dan sel
heterodimerik Ti (CD3-Ti) merupakan pengenal
keratinosit serta pelepasan prostaglandin E-1dan 2
antigen yang lebih spesifik, misalnya untuk ion
(PGE-1,2) oleh sel makrofag akibat stimulasi INF-
nikel atau ion kromium saja. Keduanya terdapat
γ. PGE-1,2 berfungsi menekan produksi IL-2R sel
pada permukaan sel T. Pada saat tersebut telah
T serta mencegah kontak sel T dengan keratisonit.
terjadi
(antigen
Selain itu sel mast dan basofil juga ikut berperan
langerhans
dengan memperlambat puncak degranulasi setelah
dirangsang untuk mengeluarkan interleukin-1 (IL-
48 jam terpapar antigen, diduga histamin berefek
1)
pada
duktus
of
sel
limfatikus,
kemudian
differentiation 4+)
CD3. CD4+ berfungsi
pengenalan
recognition). yang
penyaji
sebagai
antigen
Selanjutnya
akan
mengeluarkan mengakibatkan
sel
merangsang
IL-2.
dan
sel
Kemudian
proliferasi
sel
sekresi
eikosanoid.
Eikosanoid
akan
T
untuk
merangsang molekul CD8 (+) yang bersifat
IL-2
akan
sitotoksik. Dengan beberapa mekanisme lain,
sehingga
seperti sel B dan sel T terhadap antigen spesifik,
T
terbentuk primed memory T cells, yang akan bersirkulasi ke seluruh tubuh meninggalkan
dan
akhirnya
peradangan.
menekan
atau
meredakan
13,15
limfonodi dan akan memasuki tahap elisitasi bila berkontak Proses
lagi
ini
dengan
alergen yang sama.
PEMBAHASAN
pada manusia berlangsung selama
Berbagai macam logam campuran telah
14 sampai 21 hari, dan belum terdapat ruam
digunakan pada pembuatan GTC. Evaluasi reaksi
pada kulit. Pada saat itu individu tersebut
dari setiap logam dan sistem campuran logam
telah tersensitisasi,
yang berbeda cukup sulit dilakukan, tidak hanya
resiko untuk
yang berarti mempunyai
mengalami
dermatitis
kontak
15,17
secara teknis, tetapi juga secara biologi dan klinis.
alergik.
Hal tersebut karena data yang tersedia sangat
Tahap elisitasi, atau tahap eferen, terjadi apabila
terbatas. Logam campur yang digunakan pada
terjadi kontak kedua dari antigen yang sama dan
gigitiruan harus sangat diperhatikan komposisinya
sel yang telah tersensitisasi yang telah tersedia di
karena beberapa diantaranya merupakan unsur
dalam kompartemen dermis. Sel langerhans akan
yang berpotensi beracun dan alergen, seperti nikel,
mensekresi IL-1 yang akan merangsang sel T
kobalt, timah, kadmium dan berilium. Logam-
untuk mensekresi IL-2. Selanjutnya IL-2 akan
logam tersebut telah diklaim dapat menyebabkan
merangsang interferon gamma (INF-γ). IL-1 dan
peradangan
INF-γ akan merangsang keratinosit memproduksi
periodontal.
pada
gingiva
dan
jaringan
4,18
intercellular adhesion molecule-1 (ICAM-1) yang
Desain dan preparasi gigi untuk restorasi
langsung beraksi dengan limfosit T dan lekosit,
logam/porselen ataupun akrilik ditentukan oleh
Dentofasial, Vol.8, No.1, April 2009:40-47
44
lima
prinsip. Pertama, adalah pemeliharaan
dengan cavosurvace finish line. Konfigurasi dari
jaringan gigi. Disamping untuk menggantikan
garis akhir preparasi menentukan bentuk dan
jaringan gigi yang telah diasah, suatu restorasi
ketebalan
juga
harus
dapat
dipertahankan.
Meskipun
restorasi.
dari
12
logam
serta
kecekatan
tepi
Prinsip terakhir adalah pemeliharaan
demikian, permukaan jaringan gigi yang sehat
jaringan
tidak harus dihilangkan untuk mendapatkan
gingival preparasi ditempatkan pada subgingiva.
kemudahan
membuat
Namun, saat ini beberapa peneliti menyatakan
restorasi. Kedua, retensi dan resistensi. Dalam
bahwa tepi restorasi subgingiva menjadi penyebab
praktek, retensi dan resistensi berhubungan erat
radang gingiva yang dapat menjalar menjadi
dan sulit dibedakan. Retensi adalah kemampuan
periodontitis.19,20
preparasi untuk menghalangi lepasnya restorasi
memberi estetik yang baik terutama untuk gigi
melalui arah insersi dalam keadaan lapisan semen
anterior bila dibandingkan dengan tepi restorasi
mendapat
Resistensi
supragingiva, tetapi tepi restorasi yang berada
sebaliknya adalah kemampuan preparasi untuk
pada marginal gingiva atau supragingiva, radang
mencegah keluarnya restorasi oleh gaya yang
gingiva jarang terjadi dan lebih mudah dilakukan
arahnya ke apikal, miring atau horisontal.
pencetakan,
dan
efesiensi
tegangan
dan
dalam
geseran.
periodontium.
Posisi
sehingga
subgingiva
restorasi 10,21
akhir
memang
pada
bagian
tersebut
restorasi, harus cukup kuat untuk mencegah
penelitian yang menunjukkan besarnya resiko
lapisan semen di bawahnya agar tidak patah. Oleh
terjadi
karena itu jaringan gigi yang dihilangkan harus
subgingiva, maka posisi akhiran restorasi ini tidak
cukup, sehingga terdapat jarak untuk membentuk
digunakan lagi. Suatu tepi restorasi sedapat
kontur restorasi yang normal. Jika restorasi dibuat
mungkin
dengan kontur normal pada preparasi dengan
Kemungkinan nampaknya tepi restorasi harus
pengurangan aksial yang tidak adekuat, maka
dijelaskan kepada penderita disertai alasan-alasan
dinding restorasi akan tipis dan mudah terjadi
pembuatannya, sebelum preparasi dilakukan. Pada
distorsi. Kurangnya celah pada daerah aksial
keadaan-keadaan tertentu tepi restorasi dapat
menyebabkan tekniker sulit membuat pola malam,
ditempatkan subgingiva, misalnya adanya karies,
memendam dan menuang tanpa terjadi distorsi.
perluasan restorasi sebelumnya, estetik, fraktur
Biasanya sebagai kompensasi, tekniker akan
gigi pada daerah subgingiva dan sensitivitas akar
membuat dinding overcontour. Cara ini akan
gigi.22
masalah
pada
radang
di
baik.
garis
Selanjutnya prinsip ketiga, ketahanan struktur
menimbulkan
lebih
Dahulu
gingiva
Berdasarkan pada
tempatkan
tepi
hasil
restorasi
supragingiva.
jaringan
Logam berat tidak dapat dimetabolisme di
periodontium. Prinsip berikutnya adalah integritas
dalam tubuh sehingga tetap berada dalam tubuh
marginal. Ada tiga syarat untuk mendapatkan tepi
serta menyebabkan efek toksik dengan cara
restorasi yang baik, yakni harus serapat mungkin
bergabung dengan suatu atau beberapa gugus
dengan tepi akhir preparasi, cukup kuat menahan
ligan yang esensial bagi fungsi fisiologis normal.
tekanan kunyah, dan jika memungkinkan harus
Ligan adalah suatu molekul yang mengikat
ditempatkan pada daerah yang mudah diperiksa
molekul lain yang umumnya lebih besar. Ligan
oleh dokter gigi dan mudah dibersihkan oleh
memberi
penderita. Restorasi cekat dapat bertahan lama
membentuk ikatan kovalen, biasanya dengan
dalam rongga mulut jika tepinya beradaptasi baik
logam. Antagonis logam berat, yaitu suatu kelator
atau
menerima
elektron
untuk
Ardyansyah dan Edy Machmud: Respon jaringan periodontal
(chelating
agent)
khusus
dirancang
untuk
45
biocompatibility of a porous nickel–titanium
berkompetisi dengan ligan terhadap logam berat,
alloy.
sehingga meningkatkan ekskresi logam dan
http://www.biorthex.com/pdf/Morphological
mencegah atau menghilangkan efek toksiknya.
23
Efektivitas suatu kelator untuk pengobatan
[serial
online]
Available
from:
%20Micro%20CT%202005.pdf.www.elsevier .com/locate/
biomaterials.
Institute
for
keracunan logam berat tergantung dari beberapa
Inorganic Chemistry, University of Duisburg-
faktor, yaitu afinitas relatif kelator terhadap logam
Essen, Germany. Available online 26 April
berat dan logam esensial di dalam tubuh, distribusi
2005
kelator
dan
logam
di
dalam
tubuh,
dan
3. Goenharto S, Sjafei A. Breket titanium. Dent
kemampuan kelator untuk mengeluarkan logam
J
dari dalam tubuh. Suatu kelator yang ideal
November 10]; 38: 5-9. Available from:
sebaiknya memiliki sifat larut dalam air, resisten
http://www.journal.unair.ac.id/login/jurnal/file
terhadap
r/.
tempat
biotransformasi, penyimpanan
mampu
logam,
mencapai
kelator
yang
terbentuk mudah diekskresi, dan harus aktif pada pH cairan tubuh.
23
[serial
4. Ciszewski
online]
A,
2005
Baraniak
[cited
M.
2007
Corrosion
investigations of some dental alloys in selected
solutions.
Magdalena
Urbanek-
Brychczynska1 [serial online] 2005 [cited
SIMPULAN
2006 March 29]. Available from: http://
Kajian ini mengkonfirmasi bahwa pemilihan
www.epadental.org/Epa.doc.
Collegium
NiCr sebagai bahan gigitiruan cekat memiliki
Stomatologicum of Poznan University of
potensi untuk terjadinya reaksi alergi. Hal ini
Medical Sciences.
ditandai dengan terjadinya peningkatan ion nikel
5. Santulli GA, Bethesda. Fixed prosthodontics
pada cairan gingival pasien, sehingga dokter gigi
review diagnosis and treatment planning
perlu memilih logam campur yang mempunyai
concepts.
pelepasan unsur-unsur yang paling rendah. Tujuan
http://www.bethesda.med.navy.mil/careers%5
ini dapat tercapai dengan menggunakan logam
Cpostgraduate_dental_school%5Ccomprehens
mulia
mulia.
ive_dentistry%5Cstudy_guides%5Cspecialty_
Dibutuhkan riset lebih lanjut di dalam bidang ini,
reviews%5Cpros_fixed%5Cpros,%20fixed.do
pada periode waktu yang panjang, untuk menilai
c. Naval Postgraduate School. Available
kinerja klinis dari tuangan logam campur untuk
online 1 April 2007.
ataupun
campuran
logam
restorasi cekat, serta pengaruhnya pada kesehatan gingiva.
Available
from:
6. Baldwin PD, Pender N. Last effect on tooth movement of force delivery from nickeltitanium archwires. Eur J Orthod 1999; 2(6):
DAFTAR PUSTAKA
15-20.
1. Goenharto S, Sjafei A. Breket titanium. Dent J
7. Rahilly G, Price N. Current products and
[serial online] 2005; [cited 2007, December
practice nickel allergy and orthodontics. J
10]
Orthod, British Orthodontic Society 2003; 30
2:
11-6.
Available
from:
http://
www.journal.unair.ac.id/login/jurnal/filer/. 2. Prymak
O,
Bogdanski
D,
Koller
(2): 171-4. M.
8. Donald M, Belles. SYLLABUS. Available
Morphological characterization and in vitro
from: http://www.db.uth.tmc.edu/studentacad/
Dentofasial, Vol.8, No.1, April 2009:40-47
46
Syllabi/2006/fall/DDS/3rd_Year/DENF%203
and
901%20Clinical%20Prosthodontics.pdf.
Research 2002; 3 (7): 30-6.
Clinical Prosthodontics. 2006, Diakses tanggal 19 Januari 2007
American
Associations
for
Dental
15. Trihapsoro I. Dermatitis kontak alergik pada pasien di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
9. Shenoy VK, Rodrigues S. Iatrogenic dentistry
Adam
Malik
Medan
from:
Sumatera
Utara.
and the periodontium. A Department of
Available
http://library.usu.ac.id/
Prosthodontics, Manipal College of Dental
modules.php. FK USU. 2003. Diakses tanggal
Sciences, Mangalore - 575 001, India journal
18 Februari 2007.
by Medknow, Journal of Indian Prosthodontic.
16. Roeslan B. Imunologi oral. Jakarta: Balai
India
[email protected]. Avalaible
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
online 19 Mei 2006
Indonesia; 2002. hal. 70-90.
10. Ramzy M.I., Gomaa H.E., Mostafa M. I, Zaki B.
M.,
Management
Periodontitis
Using
of
Aggressive
Ozonized
Water
http://www.mjnrc.com/vol4no1art16.pdf
,
diakses tanggal 3 Juni 2007
17. Gottehrer NR. Biocompatibilty implications of full-coverage crown restorations. Available from: http://www.captek.com/library/publish/ perspectives.pdf. 2005. Diakses tanggal 19 September 2006.
11. Peters, J. Strub R, Auschill T. Fracture
18. Nabavi M. Chronic idiopathic urticaria and
resistance of three-unit posterior zirconium
refractory dermatitis in a case of vitamin b12
dioxide fixed partial dentures. An in vitro
deficiency.
study. J Prosthet Dent 2006; 3; 16-20.
http://www.journalagent.com/TJH-52724.
12. Hegeds L. Daróczi K, Beke D.L., Comparative Microstructural Study of the Diffusion Zone
Available
from:
Saeman Medical University, Iran. Diakses tanggal 23 Agustus 2007
between NiCr Alloy and Different Dental
19. Ozden AN, Haghighat N. Al-Hashimi I.
Ceramics.
[email protected]. J
Preliminary evaluation of salivary pellicle
Dent Res 81(5): 334-337, 2002. Diakses
on
tanggal 20 Mei 2006
Quintessence Int 2002; 5: 14-20.
13. Berenguer G, Forrest A, Horning M.G, Herbert
Towle,
in
vivo.
20. Failures related to crowns and fixed partial dentures fabricated in a Nigerian dental
Localized Periodontitis as a Long-Term Effect
school. J Contemp Dent Pract [serial online]
of
2005 [cited 2006 January 28]; 6 (4) Available
Piercing:
www.osap.org
Karpinia
alloy
Katherine,
Oral
J
nickel-chromium
A
Case
Compendium
Report. 2006
Department of Periodontology College of Dentistry University of Florida Health Science Center Gainesville, Florida. 2006 diakses tanggal 28 Juli 2007.
from:
http://www.thejcdp.com/issue024/
oginni/oginni.pdf. 21. Direct and indirect restorative materials. J Am Dent Assoc 2003; 134: 463-72. 22. Suzely ASM, Nemre AS, Orlando S, Lívia
14. Geurtsen W. Biocompatibility of dental
GZ, Márcio RCB. Association between dental
casting alloys. Department of Conservative
prosthesis and periodontal disease in a rural
Dentistry
Medical
Brazilian community. Braz J Oral Sci [serial
University Hannover, Germany; International
online] 2006 [cited 2007 October 5]; 5: 19.
and
Periodontology,
Ardyansyah dan Edy Machmud: Respon jaringan periodontal
Available
from:
http://libdigi.unicamp.br/
document/?view=19478. 23. Syarif A. Farmakologi dan terapi. Edisi ke-4.
Jakarta:
47
Bagian
Farmakologi
Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2001. hal. 112-30.