[REPRESSENTASI CAPRES BONEKA DALAM MEME CAPRES BONEKA DI SOSIAL MEDIA] Dini Safitri
REPRESSENTASI CAPRES BONEKA DALAM MEME CAPRES BONEKA DI SOSIAL MEDIA
Dini Safitri
[email protected]
ABSTRACT
This study aims to describe the meaning of representation in the meme presidential candidate stuffed doll in social media. Political year 2014 was a year full of political "war" symbol in social media. Among the "war", which later became tranding topic is "Candidates Dolls". At first, the symbol candidate dolls, starting from Prabowo statement. In the statement, Prabowo did not mention the name of a person who is declared as a "puppet candidate". Based on the situation of "war", the revelation leads to Joko Widodo, familiarly called Jokowi. However, the political situation has always had a new discourse, amid attacks signs and symbols, also circulated photos of Abu Rizal Bakrie (ARB) was hugging a doll, with its own narrative code. Then came Meme Trending Sosmed, "Come Guess Who Candidates Dolls Yes?", Which contains photos Surya Paloh, Roma Irama, Hatta Rajasa, Megawati, ARB, Wiranto, Prabowo, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Jusuf Kala (JK) and Jokowi. The results showed there were 5 in the meme candidate Code dolls, ie hermeneutic code, the code semantic, symbolic codes, codes of narrative, and cultural codes. In the hermeneutic code contained puzzles candidate whose real doll? Semantic code shows signs of femininity, that no candidate who expressly acknowledges doll. Codes are symbolic antithesis of each point is, figures and figure hugging laughing doll. Code narrative explains that meme candidate doll is a story, have a groove and figures with various character. Code cultures showed the presence of myths about presidential politics doll in the year 2014. Keywords: Representation, Five Codes Barthes, Meme Candidates Dolls
79
Semiotika, Volume. 9, Nomor 1, Juni 2015
menyatakan bahwa penyataan tersebut
Pendahuluan Tahun
politik
politik
yang
tahun
2014,
adalah
mengarah kepada Joko Widodo atau
penuh
dengan
yang
lebih
akrab
disebut
Jokowi.
“perang” simbol politik di media sosial.
Seperti diketahui publik, sebelumnya
Diantara
“perang”
tersebut,
yang
Megawati,
kemudian
menjadi
tranding
topik
Perjuangan, akhirnya mengumumkan
adalah “Capres Boneka”. Kata-kata
capres dari PDI P adalah Jokowi pada
tersebut
Jum’at (14/3/2014). Dan pengumuman
muncul
dari
pernyataan
Ketua
kemudian
Umum
menyulut
PDI
Prabowo. Berikut adalah salah satu
itu
kutipan pernyataan Prabowo tersebut,
partai
yang ditulis dalam salah satu media
Gerindra, Megawati dinilai melanggar
online nasional:
perjanjian batu tulis. Sebuah perjanjian
Gerindra.
kemarahan
Menurut
partai
Prabowo dalam orasi politik di
tertulis antara PDI P dan Gerindra.
depan
dan
Dimana, dalam salah satu isi perjanjian
partainya di Gelora Bung
tersebut dinyatakan bahwa, Megawati
simpatisan
ribuan
kader
Karno meyindir “Capres Boneka”.
mendukung
pencalonan
Prabowo
“Kalian mau dipimpin boneka-
sebagai capres pada pemilu presiden
boneka? Mau punya presiden
tahun 2014. Berikut, salah satu tulisan
boneka?”kata Prabow seperti
di media online yang mengangkat tema
dikutip Liputan6.com,Minggu
seputar perjanjian batu tulis:
(23/3/2014)1.
Partai Gerindra menilai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
Berdasarkan tulisan diatas, kita
melakukan
pembodohan
bisa menyimpulkan, dalam pernyataan
publik
tersebut, Prabowo tidak menyebutkan
Perjanjian Batu Tulis telah batal
nama
karena Megawati Soekarnoputri
sebagai
seseorang “capres
yang
dinyatakan
boneka”.
Tetapi
dan
dengan
Prabowo
mengatakan
Subianto
tak
berdasarkan situasi “perang” saat tulisan
terpilih menjadi presiden dan
tersebut
wakil presiden pada Pemilu
dibuat,
pembaca
bisa
1
http://wartakota.tribunnews.com/2014/03/14/breaking -news-jokowi-resmi-capres-pdip
80
2009.
[REPRESSENTASI CAPRES BONEKA DALAM MEME CAPRES BONEKA DI SOSIAL MEDIA] Dini Safitri
“Coba lihat poin tujuh. Poin ini
maju sebagai calon presiden
yang selalu dijadikan acuan dan
20142.
bantahan,” kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Edhy Prabowo,
kepada VIVAnews,
Berdasarkan terlihat
bahwa
tulisan partai
dengan
diatas, Gerindra
Rabu 19 Maret 2014.
berkeberatan
Butir ketujuh Perjanjian Batu
Megawati, yang dinilai berkhianat pada
Tulis antara PDIP dan Gerindra
perjanjian batu tulis. Setelah peristiwa
berbunyi
“Megawati
pengumuman megawati tersebut, ramai
Soekarnoputri
mendukung
terjadi
“perang”
Megawati
sebagai calon presiden pada
Prabowo dan Jokowi. Terkait
politik
simbol
pencalonan Prabowo Subianto pemilu presiden tahun 2014.”
dan
sikap
Prabowo,
dengan
antara maupun
pernyataan
Oleh sebab itu, kata Edhy,
“Capres boneka”, berikut kutipan yang
perjanjian
yang
mengutarakan bahwa Megawati juga
ditandatangani Megawati dan
angkat bicara. Megawati menilai bahwa
Prabowo di Batu Tulis, Bogor,
Jokowi bukan capres boneka. Berikut
15 Mei 2009 itu belum bisa
salah satu kutipannya:
politik
dianggap berakhir. “Perjanjian ini
belum
Dalam
PDIP, Megawati Soekarno Putri telah
perjanjian tertulis jelas berlaku
mengeluarkan pernyataan. “Dia
sampai tahun 2014. Seharusnya
disinggung
Megawati
selesai.
Terkait hal ini Ketua Umum
melanjutkan
boneka
karena
sebagai diangkat
capres oleh
dukungan pada Prabowo,” kata
saya. Memangnya dia ndak pintar apa,
Edhy. Nyatanya Megawati kini
dia itu insinyur loh,” tegas
mengamanatkan kepada kader
Mega3.
partainya, Joko Widodo, untuk
2
http://politik.news.viva.co.id/news/read/489296pdip-sesalkan-gerindra-berlebihan-soal-perjanjianbatu-tulis 3 http://www.solopos.com/2014/04/03/trendingsosmed-ayo-tebak-siapa-capres-boneka-ya-500232
81
Semiotika, Volume. 9, Nomor 1, Juni 2015
Namun,
politik
boneka Teddy Bear. Yang membuat
berkembang begitu cepat. “Perang”
heboh, bukan karena foto memeluk
simbol politik, tidak hanya menyetuh
boneka, namun foto itu disertai dengan
kedua partai tersebut (PDI P dan Partai
foto-foto lain yang berasal dari Plesiran
Gerindra). Hampir seluruh partai politik
Ical
peserta
dalam
bersama dengan dua artis kakak-adik,
“perang” simbol. Terlihat pada gambar
Marcela dan Olivia Zalianty. Dalam
di bawah ini, yang mengambarkan
foto yang beredar tersebut, tidak hanya
bahwa
“capres
foto memeluk boneka, tapi juga terdapat
boneka” juga berkembang pada capres
foto Ical memeluk Marcela, dan foto-
dari partai lain. Khusus pada gambar di
foto lain yang membuat publik ramai
bawah ini, “capres boneka” bukan
membicarakannya.
hanya
pemilu
situasi
2014
“perang”
dituduhkan
larut
simbol
kepada
ke
Jokowi,
namun juga kepada ARB.
Maldives
atau
Maladewa
Perang simbol mewarnai hampir setiap
aktivitas
politik,
hal
ini
dikarenakan dalam linguistik poitik ada tiga fungsi utama, yaitu: 1.
Pengalihan simbol-simbol politik oleh
elit
penguasa.
Tujuannya
adalah untk menenangkan massa, atau membangkitkan massa untuk kepentingan
sendiri
(Edelman,
1964) 2. Pemanfaatan simbol-simbol demi menaikkan status. Misalnya deskripsi Gambar 1. Meme Capres Boneka di Media Sosial
4
Gambar diatas menjadi tranding
larangan atas suatu gerakan sebagai lambang kehancuran (Gusfield, 1963) 3.
Penggunaan
simbol
sebagai
topik di media sosial, setelah beredar
pernyataan rasa tidak puas atau kecewa,
foto di dunia maya, dimana Ical,
rasa takut, atau aktualisasi diri, rasa
panggilan akrab ARB, berfoto memeluk
kepahlawanan, loyalitas, chauvinisme,
4
dll (Himmelstrand 1960).
Ibid
82
[REPRESSENTASI CAPRES BONEKA DALAM MEME CAPRES BONEKA DI SOSIAL MEDIA] Dini Safitri
Simbol “Capres Boneka” diatas, menunjukan
sebuah
gambaran,
Bagi penulis, konsep meme pada gambar 1 di atas, merupakan bagian
bagaimana elit penguasa mengalihkan
dari
simbol-simbol
politik
untuk
penggunaan simbol sebagai pernyataan
menenangkan
massa,
atau
rasa tidak puas, kecewa, atau aktualisasi
membangkitkan
massa
untuk
kepentingan Prabowo
sendiri.
di
Dalam
hadapan
orasi
kader
diri
fungsi
dari
simbol
pegiat
yang
di
ketiga,
sosial
media
mengenai pernyataan “capres boneka”.
dan
simpatisan partai Gerindra, pernyataan
Tinjauan Pustaka
“capres boneka” itu lahir. Prabowo
Semiotik
secara
etimologi
mencoba untuk menenangkan serta
berasal dari kata Yunani, semeion, yang
membangkitkan massa Gerindra, agar
berarti
menolak
boneka.
semiotik didefinisikan sebagai ilmu
Namun karena tidak tegasnya bahasa
tentang tanda. Ilmu ini mempelajari
simbolik politik Prabowo, mengenai
bahwa
siapa
masyarakat dan kebudayaan merupakan
dipimpin
“capres
capres
boneka”,
akhirnya
dijadikan meme di media sosial.
tanda.
fenomena
bentuk
Meme sendiri secara etimologi
Secara
dari
sosial
tanda.
mempelajari
terminologi,
dalam
Semiotik
juga
aturan,
dan
sistem,
berasal dari mimema Yunani, yaitu
konvensi yang memungkinkan tanda
sesuatu
memiliki arti.
yang
ditiru.
Istilah
ini
diperkenalkan oleh Richard Dawkins pada
tahun
berkembang
1978. istilah
Dewasa internet
ini, meme.
Semiotika oleh
Charles
Ferdinand
modern
Sanders
de kata
dipelopori Peirce
Saussure.
Pierce
Menurut kamus urban, internet meme
mengusulkan
adalah adalah ide, gaya atau tindakan
Saussure
yang menyebar, sering sebagai mimikri,
Sebelumnya, istilah semiotika, telah
dari orang ke orang melalui Internet,
digunakan oleh ahli filsafat Jerman,
seperti dengan meniru konsep5.
Lambert pada abad XVIII.
memakai
semiotika,
dan
kata
dan
semiologi.
Selain Pierce dan Saussure, 5
http://www.urbandictionary.com/define.php?term=me me
terdapat pula Roland Barthes. Barthes menyusun
model
skematik
untuk
83
Semiotika, Volume. 9, Nomor 1, Juni 2015
menganalisa negoisasi dan gagasan
ini, denotasi lebih diasosiasikan dengan
makna
ketertutupan
interaktif
antara
pembaca,
makna.
penulis dan teks. Barthes menekankan
konotasi
identik
pada
ideologi,
cara
tanda
berinteraksi
di
dalam
dengan
teks,
pengalaman
mitos.
Sedangkan
dengan
operasi
yang
disebutnya
sebagai
Mitos
berfungsi
untuk
personal dan kultural penggunanya,
mengungkapkan
serta memperhatikan konvensi pada
pembenaran bagi nilai-nilai dominan
teks, yang berinteraksi dengan konvensi
yang berlaku dalam suatu periode
yang dialami. Inti teori Barthes adalah
tertentu. Di dalam mitos, terdapat pola
gagasan tentang dua tatanan pertandaan
tiga dimensi, yaitu penanda, petanda
(order of signification), dimana terdapat
dan tanda pada sistem pemaknaan
peran pembaca. Dalam dua tatanan
tataran kedua. Berikut gambar model
pertandaan
semiotika Barthes:
tersebut,
Barthes
membedakan antara denotatif konotatif.
Denotatif
pemaknaan
tataran
adalah
dan
memberikan
dan sistem
pertama,
dan
konotatif adalah sistem pemaknaan tataran kedua, yang dibangun di atas sistem denotatif. Dua tatanan tersebut, dipengaruhi oleh pemikiran Saussure dengan
semiologi
yang
Gambar 2. Model Semiotika Barthes 6
kental
linguistik. Pada
Barthes membuat model yang
tingkatan
pertama
denotatif
(language), Barthes memperkenalkan
terdiri dari atas penanda (signifier) dan
signifier (1) dan signified (2), gabungan
petanda (signified), akan tetapi pada
keduanya menghasilkan sign (3) pada
saat bersamaan tanda denotatif juga
tingkatan
dapat
kedua,
menyatakan
bahwa
menjadi
tanda
penanda
konotatif.
pertama. sign
(3)
Pada
tingkatan
kembali
menjadi
Denotasi merupakan sistem signifikasi 6
tingkat pertama, sementara konotasi merupakan tingkat kedua. Dalam hal
84
Sobur, Alex. 2006. Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Dan Analisis Framing. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
[REPRESSENTASI CAPRES BONEKA DALAM MEME CAPRES BONEKA DI SOSIAL MEDIA] Dini Safitri
signifier (I) dan digabungkan dengan
Dalam penelitian ini, penulis
signified (II) dan menjadi sign (III).
ingin
menunjukan
gambaran
Sign yang ada ditingkatan ke dua,
representasi capres boneka dalam meme
adalah myth (mitos), disebut juga
capres
sebagai metalanguage.
representasi merupakan tindakan yang
boneka
2014.
dari
Dimana
Berdasarkan gambar di atas,
menghadirkan sesuatu lewat sesuatu
makna denotatif adalah makna yang
yang lain, diluar dirinya. Biasanya
digunakan
berupa tanda atau simbol (Piliang, 2006:
makna
untuk
mendeskripsikan
definisional,
literal,
atau
24).
common sense dari sebuah tanda.
Representasi adalah proses dan
Sedangkan makna konotatif mengacu
hasil yang memberi makna khusus
pada
dan
padatanda. Melalui representasi, ide-ide
personal berupa ideologis, emosional
ideologis dan abstrak mendapat bentuk
dan lain sebagainya. Barthes juga
abstraksinya. Representasi juga berarti
menegaskan bahwa mitos adalah sarana
sebuah konsep yang digunakan dalam
mendistorsikan
proses sosial pemaknaan melalui sistem
asosiasi
budaya,
sosial
fakta,
sehingga
masyarakat akan menerima begitu saja
penandaan
tanpa perlawanan. Inilah yang disebut
tulisan, video, film, fotografi, dan
oleh Barthes dengan norma borjuis,
sebagainya.
untuk
mendeskripsikan
yang
tersedia:
dialog,
ideologi
Representasi berasal dari kata
kapitalisme. Mitosi adalah bungkus
dasar dalam bahasa Inggris, represent
yang
dan
yang bermakna stand for, atau juga act
diperkuat untuk mendukung sistem
as a delegate for, yang berarti bertindak
mainstrem modern secara ideologis.
sebagai
dibutuhkan,
Barthes
dikekalkan,
mengatakan,
ketika
perlambang
Representasi
juga
atas dapat
sesuatu. diartikan
kebudayaan mewujudkan diri di dalam
sebagai proses dan hasil yang memberi
teks, maka ideologi mewujudkan diri
makna khusus pada tanda. Representasi
melalui berbagai kode yang masuk ke
pada internet meme, saat ini merupakan
dalam teks. Kode tersebut ada dalam
hal
bentuk penanda penting, seperti tokoh,
mengingat pertumbuhannya yang pesat
latar, sudut pandang dan lain-lain.
di sosial media.
yang
menarik
untuk
diteliti,
85
Semiotika, Volume. 9, Nomor 1, Juni 2015
Istilah meme,
diperkenalkan
dalam skala besar. Akan tetapi, sifat
oleh Richard Dawkins. Asal kata meme,
meme juga mengalami proses evolusi
berasal dari bahasa Yunani, yakni
atau perubahan dari waktu ke waktu.
mimesis, yang berarti tiruan. Dawkins
Bersamaan
memaknai meme sebagai
berusaha bertahan dari pengaruh meme
suatu
unit
informasi budaya, berupa pemikiran, ide,
gagasan,
lagu, penampilan, pola-pola
yang
kebudayaan
dengan
itu, meme juga
baru (survive).
kebiasaan,
Dalam konteks budaya visual
membentuk
internet, khususnya fotografi digital,
tertentu.
Ia
meme diciptakan
melalui
proses
menganalogikan meme dengan gen yang
replikasi dan modifikasi dari citra-citra
ada
Oleh
fotografis yang telah tersedia di mesin
karena meme dianalogikan sebagai gen,
pencari. Kreator meme, biasanya hanya
maka meme memiliki ciri serupa dengan
tinggal melengkapi foto temuan dengan
gen.
teks,
di
tubuh
manusia.
Dalam buku yang berjudul The Selfish
Gene, Dawkins
menjelaskan,
atau
mengurangi
dan
menambahkan elemen gambar melalui proses
olah
digital
sederhana,
jika gen berkembang biak dalam kolam,
tergantung
maka gen dapat meloncat dari satu
informasi
tubuh ke tubuh lain, melalui sperma dan
Setelah
sel
pula meme, jika
selesai, meme foto atau gambar akan
berkembang biak dalam kolam, maka
disebar dan menyebar melalui layanan
meme dapat meloncat dari otak ke otak
share, retweet, atau repost di media
melalui suatu proses, yang disebut
sosial.
telur.
Begitu
imitasi (Dawkins, 2006). Saat
ini,
kesesuaian yang
ingin
proses
konteks disampaikan. penciptaan
Tahun politik 2014, adalah salah penyebaran
satu babak baru dalam proses demokrasi
meme dilakukan dengan cara replikasi
yang
dari meme yang
Meme
sebagai alat kampanye. Dalam media
atau
sosial, kreativitas adalah salah satu
gagasan tertentu sehingga menjadi pola
modal kampanye yang harus dimiliki.
yang berulang-ulang dan pada akhirnya
Ada beragam media, dan beragam
membentuk sebuah pola kebudayaan
bentuk
direplikasi
86
sudah
melalui
ada.
kebiasaan
menggunakan
cara
media
berkomunikasi
sosial
dengan
[REPRESSENTASI CAPRES BONEKA DALAM MEME CAPRES BONEKA DI SOSIAL MEDIA] Dini Safitri
sosial
media.
Salah
satu
seluruh
proses
berkomunikasi yang digunakan adalah
pengembangbiakan meme.
Dalam
dengan
proses
menggunakan
cara
komunikasi
mendukung
komunikasinya, sebagai
meme juga
media
“perang”
visual pada tingkatan yang masif.
dijadikan
Puluhan hingga ratusan citraan foto,
wacana atau “perang” simbolik oleh
ditampilkan di media sosial kita. Citraan
pihak yang berkepentingan7.
tersebut, biasanya disertai dengan teks.
Kebanyakan dari meme di sosial
Citraan yang ditampilkan merupakan
media, memuat foto dan tulisan yang
representasi dari kejadian populer yang
lucu namun bernada satir. Pembuat
sedang ramai menjadi perbincangan
meme memparodikan tingkah laku para
masyarakat. Citraan tersebut kemudian
subjek
populer dengan meme (baca: mim) atau
menyampaikan
internet meme.
kebudayaan
populis.
Meme seringkali kritik
populer,
terhadap
seperti
kritik
Internet meme, saat ini lebih
terhadap politik dan kekuasaan. Seperti
dimaknai sebagai proses komunikasi
meme yang ingin kita telaah kali ini,
simbolik. Dalam konteks meme, realitas
meme siapakah capres boneka?
artifisial menjadi ciri utama proses rekonstruksi
Umar
Hadi
(1993), desain komunikasi visual adalah
citra sebelumnya.
ungkapan ide, dan pesan dari perancang
Internet meme memuat informasi yang
kepada publik yang dituju melalui
memiliki daya untuk mengkonstruksi,
simbol berujud gambar, warna, tulisan
merekonstruksi, merekayasa diri, dan
dan lainnya. Internet meme merupakan
mengimaji masyarakat penerima dengan
salah satu desain komunikasi visual.
oleh
yang
pada
telah
dibangun
realitas
Mengacu
realitas artifisial secara terus menerus (Sachari, 2007). Menurut
Dalam
hal
bentuk
atau
visualisasinya, desain komunikasi visual Bebeng,
fenomena
berhadapan dengan sejumlah teknik,
kemunculan meme di Indonesia adalah
alat, bahan, dan ketrampilan. Ungkapan
fenomena sosial yang dilatarbelakangi
yang baik, akan lebih bernilai apabila
oleh pola ungkap yang meluap sebagai
didukung dengan teknik yang memadai
indikasi dari proses demokrasi. Selain itu, keberadaan jejaring sosial, turut
7
http://news.indonesiakreatif.net/geliat-visualmeme, diakses 31 des 2014
87
Semiotika, Volume. 9, Nomor 1, Juni 2015
dan
ditunjang
kepiawaian
dalam
mewujudkannya. Lewat
budaya,
diciptakan
dengan
menggunakan simbol.
internet
meme
yang
Mengacu
pada
pendapat
memiliki keunggulan dalam bahasa
Spradley, simbol adalah objek atau
visual, meme mempunyai kesempatan
peristiwa yang menunjuk pada sesuatu.
untuk
langsung
Simbol melibatkan tiga unsur, yaitu:
dimengerti khalayak. Selain itu, bahasa
pertama, simbol itu sendiri. Kedua, satu
visual mempunyai kekuatan pada nilai
rujukan atau lebih. Ketiga, hubungan
simbolis.
enggan
antar simbol dengan rujukan. Ketiga
mengubah namanya ke dalam ejaan
unsur tersebut, merupakan dasar bagi
baru karena tulisan lebih dianggap
keseluruhan makna simbolik. Sementara
sebagai simbol visual pribadinya, bukan
itu, simbol meliputi apa yang dapat
sebagai sistem visualisasi bunyi.
dirasakan atau alami. Salah satu cara
lebih
cepat
Banyak
dan
orang
Internet meme adalah sebuah
yang
digunakan
membahas
pesan yang dikirim kepada penerima
lingkup
pesan, dan diatur melalui seperangkat
membedakan makna denotatif dengan
konvensi atau kode. Mengacu pada
makna konotatif.
Umberto Eco di dalam A Theory of Semiotic,
terdapat
aturan
yang
makna,
untuk adalah
dengan
Spradley menjabarkan makna denotatif meliputi hal yang ditunjuk
menjadikan tanda sebagai tampilan
oleh
yang konkret dalam sistem komunikasi.
Sedangkan Pierce mengartikan tahap
Manusia
kata
(makna
referensial).
seringkali
denotatif yaitu mencatat semua tanda
menggunakan makna, tapi sering pula
visual yang ada. Pada tahap ini, hanya
tidak
informasi
memikirkan
makna
tersebut.
data
yang
disampaikan.
Padahal, makna dalam suatu bentuk
Sementara
atau bentuk lainnya, menyampaikan
mengidentifikasikan makna denotatif
pengalaman
semua
sebagai makna yang dapat dipelajari
masyarakat. Menurut Saussure, makna
pada fisik benda (prinsip anatomis,
tidak dapat ditemukan pada unsur itu
material, fungsional). Makna konotatif
sendiri, melainkan pada keterkaitan
meliputi semua signifikansi sugestif dari
dengan unsur lain.
simbol.
88
manusia
di
Semua makna
Saussure
[REPRESSENTASI CAPRES BONEKA DALAM MEME CAPRES BONEKA DI SOSIAL MEDIA] Dini Safitri
Menurut Pierce, dalam tahap
Pengertian mitos, tidak selalu
konotatif, kita membaca yang tersirat.
menunjuk
Untuk memahami makna konotatif,
pengertian sehari-hari, seperti dalam
maka unsur yang lain harus dipahami.
cerita tradisional. Mitos adalah sebuah
Sedangkan menurut Saussure, makna
cara pemaknaan, dalam bahasa Barthes
konotatif adalah makna lebih dalam,
adalah tipe wicara. Pada dasarnya,
seperti ideologi, mitologi, dan teologi,
semua hal dapat menjadi mitos. Suatu
yang melatari bentuk-bentuk fisik.
mitos dapat timbul untuk sementara
Pendekatan semiotika Barthes pada
signifikasi
tahap
kedua,
pada
mitologi
dalam
waktu, dan tenggelam untuk waktu yang lain. Tenggelamnya mitos, bisa karena
berhubungan dengan isi. Secara khusus
digantikan oleh mitos
tertuju kepada sejenis tuturan yang
menjadi pegangan atas tanda yang
disebut mitos. Menurut Barthes, bahasa
hadir,
membutuhkan kondisi tertentu untuk
sebagai penanda pada tingkatan yang
dapat menjadi mitos. Bahasa secara
lain (Hermawan, 2007).
dan
lain. Mitos
menciptakan
fungsinya
semiotik dicirikan oleh hadirnya sebuah
Sementara Sudibyo dalam Sobur
tataran signifikansi yang disebut sebagai
(2003: 224), menyatakan bahwa Barthes
sistem
mengartikan mitos sebagai cara berpikir
semiologi
tingkat
kedua
(Budiman, 2011: 38).
kebudayaan tentang sesuatu, sebuah
Makna konotatif dari beberapa
cara
mengkonseptualisasikan
tanda akan menjadi semacam mitos atau
memahami
petunjuk
menyebut
mitos.
Petunjuk
tersebut,
sesuatu mitos
hal.
sebagai
atau Barthes
rangkaian
menekankan makn, sehingga dalam
konsep yang saling berkaitan. Mitos
banyak hal, makna konotasi menjadi
adalah sistem komunikasi, sebab ia
perwujudan
sangat
membawakan pesan. Mitos tidak hanya
berpengaruh (Berger, 2010:65). Bila
berupa pesan yang disampaikan dalam
konotasi merupakan pemaknaan tatanan
bentuk verbal berupa kata lisan maupun
kedua
mitos
tulisan, namun juga dalam berbagai
merupakan pemaknaan tatanan kedua
bentuk lain atau campuran antara verbal
dari petanda.
dan nonverbal. Misalnya dalam bentuk
dari
mitos
penanda,
yang
maka
89
Semiotika, Volume. 9, Nomor 1, Juni 2015
film, lukisan, iklan, forografi, dan
makna tertentu, berpijak pada nilai
komik.
sejarah dan budaya masyarakat. Mitos Perspektif
Barthes
tentang
adalah banyak hal yang ada di luar
mitos, membuka ranah baru pada
lambang yang harus dicari, untuk dapat
semiologi, yaitu penggalian lebih jauh
memberikan makna terhadap lambang.
dari penanda. Mitos adalah tanda yang bekerja
dalam
realitas
Barthes dalam setiap esainya,
keseharian
hampir selalu membahas fenomena
masyarakat. Mitos juga dieksploitasi
keseharian yang luput dari perhatian.
sebagai media komunikasi. Barthes
Dia
dalam
buku Mythologies (1993),
menguraikan dan menunjukkan bahwa
mengatakan
bahwa
bentuk
konotasi
simbol dalam komunikasi, mitos bukan
mitologi.
hanya
bentuk
biasanya di dapat dari hasil kontruksi
diskursus tertulis, melainkan sebagai
yang cermat (Cobley dan Jansz dalam
produk sinema, fotografi, advertensi,
Sobur, 2006: 68).
diciptakan
sebagai
dalam
olahraga dan televisi (Sobur, 2003: 208).
menghabiskan
yang
waktu
terkandung
Menurutnya,
Fungsi
untuk
teks
dalam mitologi
dalam
internet
meme, menunjukkan pada sesuatu yang Mitos juga dikaitkan dengan
mengacu pada sesuatu dan dilaksanakan
ideologi, seperti yang dikatakan Van
dengan sejumlah kaidah, janji, dan
Zoest, ideologi dan mitologi hidup di
kaidah, yang merupakan dasar dan
dalam kehidupan kita, sama dengan
alasan mengapa sebuah tanda merujuk
kode-kode dalam perbuatan semiotik
pada isinya. Tanda-tanda ini menurut
dan komunikasi. Mitos adalah uraian
Jakobson merupakan sebuah sistem
naratif atau penuturan tentang sesuatu
yang dinamakan kode.
yang suci, yaitu kejadian yang luar biasa,
dan
berguna
mengatasi
Kode pertama yang berlaku pada teks
adalah
kode
bahasa
yang
pengalaman manusia sehari-hari (Sobur,
digunakan untuk mengutarakan teks.
2003: 209).
Kode bahasa biasanya dicantumkan
Menurut Pawito (2007: 164),
dalam kamus dan tata bahasa. Selain itu,
mitos berfungsi sebagai deformasi dari
teks tersusun menurut kode lain yang
lambang yang kemudian menghadirkan
disebut kode sekunder, yang bahannya
90
[REPRESSENTASI CAPRES BONEKA DALAM MEME CAPRES BONEKA DI SOSIAL MEDIA] Dini Safitri
berasal dari sistem lambang primer,
Pengertian
pembacaan
yaitu bahasa. Sedangkan struktur cerita,
leksia,
prinsip drama, bentuk argumentasi, dan
strukturalisme dan semiotik,
sistem
kode
dengan sistem yang memungkinkan
sekunder yang digunakan dalam teks
manusia memandang entitas sebagai
untuk mengalihkan arti.
tanda. Dimana, tanda adalah sesuatu
metrik,
Barthes
merupakan
umum
dalam terkait
memilah
yang bermakna (Schooles, 1982). Kita
penanda pada wacana naratif ke dalam
bisa memberi makna kepada sesuatu,
serangkaian
dan
karena adanya sistem pikiran atau kode,
leksia
yang memungkinkan kita untuk dapat
beruntun
(1990)
secara
kode
fragmen yang
ringkas
disebutnya
(lexias). Leksia adalah sepotong bagian
melakukannya.
teks, yang apabila diisolasikan, akan
Bahasa
manusia
merupakan
berdampak dengan potongan teks lain di
contoh yang paling sempurna dari kode.
sekitarnya. Leksia bisa berupa apa saja,
Kode lainnya adalah yang bersifat
dapat berupa satu atau dua patah kata,
sublinguistk, seperti ekspresi wajah,
kelompok kata, kalimat, atau paragraf,
atau supralinguistik, yang dapat berupa
bergantung
konversi sastra, dan lainya. Penafsiran
pada
kegampangannya,
yaitu sesuatu yang memungkinkan kita
atas
menemukan makna. Yang dibutuhkan
biasanya
dari leksia adalah memiliki beberapa
sejumlah kode sekaligus, secara tepat.
kemungkinan makna.
bahasa tutur
yang kompleks,
melibatkan
Oleh
karena
Barthes mengoperasikan Dimensi leksia, bergantung pada kepekatan konotasi yang bervariasi sesuai dengan momen teks. Dalam proses pembacaan teks, leksia dapat ditemukan pada tataran kontak pertama di antara pembaca dan teks, dan pada saat satuan teks dipilah sedemikian rupa, sehingga diperoleh aneka fungsi pada tataran pengorganisasian.
pemakaian
itu,
lima
kode
pokok, untuk mengelompokan semua penanda tekstual atau leksia. Setiap leksia, dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari lima buah kode ini. (Barthes, 1990). Lima meliputi
kode
aspek
pokok
tersebut,
sintagmatik
dan
semantik sekaligus. Ia adalah bagian yang berkaitan satu sama lain dan
91
Semiotika, Volume. 9, Nomor 1, Juni 2015
terhubung dengan dunia di luar teks.
mengartikulasikan
Dalam bukunya yang terkenal, S/Z,
berikut dengan penyelesaiannya, serta
Barthes menuliskan salah satu contoh
merangkai beragam peristiwa
tentang cara kerja lima kode pokok
dapat membentuk persoalan, atau yang
tersebut. Ia menganalisa sebuah novel
justru
kecil dan menguraikan bahwa di dalam
dengan menyusun semacam teka-teki
novel
(enigma), atau memberi isyarat bagi
tersebut,
terangkai
kode
rasionalisasi.
suatu
menunda
persoalan
yang
penyelesaiannya,
penyelesaian. Pada dasarnya kode ini
Barthes mengelompokkan
dalam
Piliang,
adalah sebuah kode penceritaan. Sebuah
kode
tersebut
narasi
dapat
mempertajam
menjadi lima, yakni kode hermeneutik,
permasalahan, menciptakan ketegangan
kode semantik, kode simbolik, kode
dan
narasi, dan kode kebudayaan. Kode
memberikan pemecahan atau jawaban.
hermeneutik, adalah artikulasi berbagai cara
pertanyaan,
sebelum
akhirnya
Kode semantik, atau kode semik
respon,
(code of semes) adalah kode yang
enigma, penangguhan jawaban, yang
memanfaatkan isyarat, petunjuk, atau
akhirnya menuju pada jawaban. Dengan
kilasan makna yang ditimbulkan oleh
kata
penanda
lain,
teka-teki,
misteri,
kode
hermeneutik
tertentu
(konotasi).
Pada
berhubungan dengan teka-teki dalam
tataran tertentu, kode konotatif ini mirip
sebuah wacana. Siapakah mereka? Apa
dengan apa yang disebut para kritikus
yang terjadi? Halangan apakah yang
sastra Anglo Amerika sebagai tema atau
muncul?
sruktur tematik (Barthes, 1990:19).
Bagaimanakah
tujuannya?
Apakah jawaban yang satu menunda
Barhes
dalam
piliang,
jawaban lain? Kode hermeneutik atau
mengatakan kode semantik adalah kode
kode teka-teki, berkisar pada harapan
yang mengandung konotasi pada level
pembaca untuk mendapatkan kebenaran
penanda. Misalnya konotasi feminitas
mengenai pertanyaan yang ada dalam
dan maskulinitas. Dengan kata lain,
teks.
kode semantik adalah tanda yang yang Barthes
dalam
Budiman,
ditata,
sehingga
memberikan
suatu
mengatakan kode hermeneutik adalah
konotasi dalam berbagai bentuk, seperti
satuan
maskulin,
92
yang
berfungsi
untuk
feminin,
kebangsaan,
[REPRESSENTASI CAPRES BONEKA DALAM MEME CAPRES BONEKA DI SOSIAL MEDIA] Dini Safitri
kesukuan, atau loyalitas. Kode semantik
menimbulkan dampak, dan masing-
ini
masing dampak memiliki nama generik,
menawarkan
banyak
sisi.
Diantaranya, pembaca dapat menyusun
semacam
tema suatu teks.
proaretik adalah sebagai perlengkapan
Kode simbolik, yaitu kode yang berkaitan
dengan
psikoanalisis,
judul bagi sekuen. Kode
utama teks yang dibaca orang. Artinya semua teks bersifat naratif.
antitesis, ambiguitas, pertentangan dua
Kode kebudayaan atau kultural,
unsur, atau skizofrenia. Kode simbolik
adalah suara yang bersifat kolektif,
merupakan kode pengelompokkan, atau
anomin,
konfigurasi yang gampang dikenali,
kebijaksanaan, pengetahuan, sejarah,
karena kemunculannya yang berulang-
moral, psikologi, sastra, seni, dan
ulang secara teratur, melalui berbagai
legenda.
cara dan sarana tekstual. Misalnya
referensial
serangkaian antitesis, seperti hidup dan
kolektif yang anonim dan otoritatif;
mati, di luar dan di dalam, dingin dan
bersumber dari pengalaman manusia,
panas,
ini
mewakili atau berbicara tentang sesuatu
memberikan dasar bagi suatu struktur
yang hendak dikukuhkannya sebagai
simbolik
Kode
pengetahuan atau kebijaksanaan yang
simbolik merupakan aspek pengkodean
diterima umum. Kode ini bisa berupa
fiksi yang paling khas dan bersifat
kode pengetahuan atau kearifan yang
struktural.
dirujuk oleh teks secara berulang-ulang.
dan
seterusnya.
(Barthes
Kode
1990:17).
bawah
sadar,
Kode kultural adalah
mitos,
atau kode
semacam
suara
Kode Narasi atau Proairetik
Kode ini menyediakan semacam dasar
yaitu kode yang mengandung cerita,
autoritas moral dan ilmiah bagi wacana
urutan, narasi atau antinarasi. Kode
(Barthes, 1990: 18). Kode kultural
proairetik merupakan kode tindakan.
merupakan acuan teks ke benda-benda
Kode
yang sudah diketahui oleh budaya.
ini
didasarkan
konsep proairesi, yakni
atas
kemampuan
untuk menentukan hasil atau akibat dari suatu tindakan secara rasional (Barthes, 1990:18).
Kode
ini
Metode Metodologi penelitian ini adalah
mengimplikasi
kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor,
logika perilaku manusia, tindakan yang
dalam Moleong (2002 : 3), metode
93
Semiotika, Volume. 9, Nomor 1, Juni 2015
penelitian
mempunyai
keadaan, dan fenomena yang terjadi saat
prosedur penelitian yang menghasilkan
penelitian berjalan, dan menyuguhkan
data deskriptif berupa kata-kata, tulisan,
dengan apa adanya.
serta
kualitatif,
gambar.
Metode
penelitian
Penelitian
bersifat
deskriptif
kualitatif banyak dipakai untuk meneliti
kualitatif, menafsirkan makna situasi
dokumen yang berupa teks, gambar,
yang
simbol
pengaruh situasi terhadap suatu kondisi,
dan
sebagainya,
untuk
sedang
terjadi.
memahami budaya dari suatu konteks
dan
sosial tertentu.
diteliti, adalah masalah tetap. Masalah
Metode kualitatif, merujuk pada metode
analisis
Masalah
yang
dapat berkembang lebih mendalam,
untuk
sesudah peneliti melakukan penelitian
mengidentifikasi,
di lapangan, namun tidak terlalu banyak
mengolah dan menganalisis dokumen
hal yang berubah. Bila berubah total,
untuk memahami makna.
maka objek masalah wajib diganti
menanamkan,
dokumen
lain-lain.
Menjelaskan
Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian
kualitatif
adalah
secara menyeluruh.
tradisi
Tujuan penelitian ini adalah
dalam ilmu pengetahuan sosial yang
menjelaskan
secara fundamental bergantung pada
masalah
manusia
menjawab pertanyaan yang sebelumnya
dalam
berhubungan tersebut
kawasannya, dan
dengan dalam
orang-orang bahasa
dan
yang
serta
pertanyaan
menganalisa,
dan
semiotika
menyatakan
bahwa
akan
menyeluruh diteliti
dan
dikemukakan oleh rumusan masalah
peristilahannya. Sementara itu, Bogdan Taylor
secara
penelitian. penulis
Barthes.
Untuk
memakai Agar
dapat
Penelitian kualitatif adalah salah satu
menemukan gambaran bahwa di balik
prosedur penelitian yang menghasilkan
penanda
data deskriptif berupa ucapan, tulisan,
sebuah kontruksi budaya yang terwujud
atau perilaku orang-orang yang diamati.
dalam meme politik. Meme politik saat
Jenis penelitian dalam penelitian
ini merupakan bentuk dari komunikasi
ini termasuk dalam jenis penelitian
masa yang disampaikan secara visual
deskriptif.
dan
Tujuan
dari
penelitian
deskriptif ini adalah mengungkap fakta,
94
terdapat
dipengaruhi
Indonesia.
ideologi
sistem
sebagai
politik
[REPRESSENTASI CAPRES BONEKA DALAM MEME CAPRES BONEKA DI SOSIAL MEDIA] Dini Safitri
Penelitian ini memakai analisa
perumusan
sesuatu
pemikiran
atau
semiotika. Semiotika adalah metode
rencana. Sedangkan logia berasal dari
untuk mengetahui makna dari ekspresi
kata logos, yang berasal dari kata
yang berkembang dan membentuk tanda
legein,
baru, sehingga ada lebih dari satu
Selanjunya
makna
diartikan sebagai pengetahuan atau
dari
isi
Pengembangan
ini
yang
sama.
disebut
sebagai
yang
berarti
kata
logia
berbicara. juga
dapat
teori.
gejala meta bahasa dan membentuk apa Menurut Marx, ideologi adalah
yang disebut kesinoniman (synonymy). Setiap
tanda
memperoleh
pemaknaan awal yang dikenal dengan dengan istilah denotasi yang oleh Barthes
disebut
sistem
primer.
Kemudian pengembangannya disebut sistem
sekunder.
Sistem
sekunder
mengarah
pada
ekspresi
atau
metabahasa.
Sistem
sekunder
yang
berkembang
ke
konotasi.
Konotasi
arah
isi,
disebut
kesadaran
palsu;
kesadaran
yang
mengacu pada nilai-nilai moral tertinggi dan
sekaligus
menutup
kenyataan
bahwa di belakang nilai-nlai luhur, tersembunyi kepentingan egois kelas berkuasa.
Ideologi
sebagai
teori,
berfungsi untuk menunjang kepentingan yang tidak dapat dilegetimasi secara wajar.
merupakan
Dalam menelaah tanda, kita
pengembangan isi sebuah ekspresi.
dapat melakukannya dalam dua tahap.
Konsep konotasi didasari kognisi dan
Pada tahap pertama, tanda dapat di lihat
pragmatik dari pemakai tanda dan
pada latar belakangnya, yaitu penanda
situasi pemahamannya. Pemakai tanda
dan petandanya. Pada tahap pertama ini,
juga dipengaruhi oleh ideologi.
tanda dilihat secara denotatif.
Ideologi
secara
Pada
etimologis
tahap denotatif ini, tanda ditelaah secara
berasal dari bahasa yunani, terdiri atas
bahasa. Setelah menelaah pemahaman
kata idea dan logia. Idea berasal dari
bahasa, kita kemudian masuk ke tahap
kata idein yang berarti melihat. Idea
kedua, yakni menelaah tanda secara
Collogiate
konotatif. Pada tahap ini, terdapat
Dictionary berarti sesuatu yang ada
konteks budaya ikut berperan dalam
dalam
penelaahan tersebut. Makna denotatif
dalam
Webster’s
pikiran
New
sebagai
hasil
dari
95
Semiotika, Volume. 9, Nomor 1, Juni 2015
dan konotatif, bila digabung akan
pengetahuan
yang
membawa kita pada mitos.
sebelumnya.
Begitu
Barthes
menggunakan
teori
telah
dimiliki
pula
dengan
internet meme, pelihat meme juga
konotasi. Perbedaan dari konotasi yang
menghubungkan
lain, Barthes menekankan teorinya pada
meme dengan pengetahuan yang telah
mitos dan pada budaya masyarakat.
dimilikinya tentang meme tersebut.
Barthes mengemukakan, semua hal
visualisasi
Seorang
fotografer
dalam
yang dianggap wajar dalam suatu
memotret
masyarakat, adalah hasil dari proses
pose objek yang dipilihnya. Dengan
konotasi.
demikian, fotografer dapat melakukan
konteks
Barthes pada
juga
menekanan
memperhatikan
Barthes
sejumlah manipulasi demi tercapainya
menggunakan istilah expression seperti
apa yang hendak difotonya. Hal tersebut
bentuk dan ekspresi, untuk signifiant.
seringkali dilakukan dalam menekankan
Dan menggunakan contenu (isi) untuk
kekuatan foto pada aspek daya tariknya.
signifiè.
Foto juga kerap digunakan sebagai
Barthes
penandaan.
seringkali
dalam
menguraikan
makna
sarana
persuasi
dan
seringkali
konotatif yang terdapat dalam sejumlah
memanfaatkan situasi politik. Barthes
foto dalam media massa dan iklan.
menyebutnya
Menurut Barthes, foto adalah salah satu
fenomenologi sinis.
dengan
pendekatan
sarana yang dapat menghadirkan pesan
Dalam memandang sebuah foto,
secara langsung, baik sebagai analogi
dibutuhkan sebuah pengalaman dari
atau
dapat
seseorang
yang
kemampuan
denotasi.
menyakinkan
Foto
juga
seseorang
yang
mempunyai
untuk
membahasakan
melihatnya, bahwa peristiwa tersebut
secara
sudah dilihat oleh seseorang yang
merupakan ziarah menuju jati diri yang
disebut sebagai fotografer. Akan tetapi,
melewati tahap eksplorasi, animasi, dan
menurut
peristiwa
afeksi. Pengalaman ini yang menjadi
tersebut, ternyata foto juga mengandung
ukuran Barthes untuk menilai kualitas
pesan simbolik, yang menuntut orang
foto.
lain yang melihat foto tersebut untuk
visualiasi meme di internet, tidak semua
menghubungkannya
meme menjadi tranding topik.
96
Barthes,
dibalik
dengan
indah.
Begitu
Memadang
juga
dalam
foto
melihat
[REPRESSENTASI CAPRES BONEKA DALAM MEME CAPRES BONEKA DI SOSIAL MEDIA] Dini Safitri
Meme yang menjadi tranding
Untuk mendapatkan representasi
topik dalam sosial media adalah meme
capres boneka dari meme di atas, maka
yang dapat membuat pelihatnya terpaku
peneliti memakai lima kode Barthes,
pada satu titik. Meme siapakah capres
yakni kode hermeneutik, kode semantik,
boneka?!, termasuk ke dalam salah satu
kode simbolik, kode narasi, dan kode
meme yang menjadi tranding topik di
kebudayaan. Kode hermeneutik, dari
sosial media. Meme ini merupkan
meme
visualisasi dari peristiwa hangat yang
mendapatkan
sedang
dan
boneka sebagai hasil dari artikulasi cara
menyangkut citra atau reputasi dari
pertanyaan dalam meme, representasi
ARB dengan boneka tedy bear.
teka-teki dari pertanyaan yang diajukan,
ramai
dibicarakan
cara
diatas
dianalisis
untuk
representasi
capres
merespon
teka
teki,
cara
Hasil Analisa Representasi Capres
penangguhan jawaban dari pertanyaan,
Boneka dalam Meme Capres Boneka
dan cara menyelesaikan jawaban. Kode hermeneutik di analisis
di Sosial Media Ada
lima
kode
yang
untuk mendapatkan gambaran mengenai
menunjukan representasi capres boneka
hubungan
teka-teki
dalam
sebuah
dalam meme capres boneka di media
wacana.
Berikut
adalah
daftar
sosial. Sebelum menyusun deskripsi
pertanyaan
dari lima kode tersebut, mari kita lihat
gambaran kode hermeneutik: siapakah
kembali
mereka? apa yang terjadi? halangan
tersebut:
meme
yang
akan
diteliti
untuk
mendapatkan
apakah yang muncul? bagaimanakah tujuannya? Apakah jawaban yang satu menunda jawaban lain. Berdasarkan penjelasan di atas, untuk mendapatkan gambaran kode hermeneutik,
pertama,
penulis
menyusuri artikulasi dari meme internet siapa capres boneka?! Ada 10 aktor politik yang berusaha mengartikulasi meme, yaitu Surya Paloh, Roma Irama,
97
Semiotika, Volume. 9, Nomor 1, Juni 2015
Hata Rajasa, Megawati, ARB, Wiranto,
boneka, yaitu ARB. Walaupun secara
Prabowo, SBY, JK dan Jokowi.
eksplisit ditujukan kepada tokoh yang
Sembilan tokoh mengartikulasi
memeluk
boneka,
tapi
dengan bahasa non verbal, yaitu Surya
gambar
tersebut
memperlihatkan
Paloh, Roma Irama, Hata Rajasa,
bahwa, artikulasi menjawab pertanyaan
Megawati, ARB, Wiranto, Prabowo,
masih diimplisitkan siapakah capres
SBY,
boneka.
dan
JK.
Satu
tokoh
Pertanyaan
gabungan
Kreator
meme,
mengartikulasi dengan bahasa verbal
menurut penulis masih menjadi teka-
dan non verbal.
teki tak tersirat.
Dari mengartikulasi verbal,
ada
sembilan dengan delapan
tokoh bahasa tokoh
yang
Meme ini, dibuat oleh kreator
non
meme, sebagai respons atas situasi
yang
politik dalam pemilu 2014. Hiruk pikuk
menunjukan tangan pada suatu arah,
simbol
yaitu Surya Paloh, Roma Irama, Hata
ditujukan kepada sosok Jokowi, namun
Rajasa, Megawati, Wiranto, Prabowo,
seiring
SBY, dan JK. Satu
muncul cerita baru tentang capres lain
tokoh tidak
menunjuk, yaitu ARB memeluk boneka.
yang
Satu tokoh yang diberikan artikulasi
ARB.
bahasa verbal, berbunyi, “hahahaha tak kiro
aku...”,
dan
tokoh
capres
boneka,
berjalannya
mendapatkan
ARB
sebelumnya
situasi
serangan,
diserang
politik,
yaitu
dengan
tersebut
beredarnya sejumlah foto, diantaranya
divisualkan sedang tertawa satir adalah
foto ARB dengan boneka tedy bear,
Jokowi.
cara
foto ARB dengan dua wanita cantik
pertanyaan yang diajukan, “siapakah
yang tengah memeluk boneka yang
capres
sama. Foto tersebut ingin menyerang
Secara
boneka?!”,
keseluruhan,
dijawab
dengan
bahasa non verbal.
ARB,
Menjawab dengan bahasa non verbal,
memperlihatkan
sebagai
orang
yang
suka
bersenang-senang dengan perempuan.
teka-teki
Kebetulan, dua wanita cantik yang
hermeneutik dalam komunikasi visual.
berada di dalam foto tersebut, berprofesi
Kreator meme, tidak dengan tegas
sebagai artis, selain itu mereka juga
menyebutkan dengan verbal, capres
memiliki hubungan sebagai kakak adik.
boneka adalah tokoh yang memeluk
98
[REPRESSENTASI CAPRES BONEKA DALAM MEME CAPRES BONEKA DI SOSIAL MEDIA] Dini Safitri
Karena foto tersebutlah, ARB berusaha
kode hermeneutik yang menarik untuk
meluruskan berita tersebut.
ditafsirkan dan berhubungan dengan
Dengan menggunakan strategi kampanye
public
relation,
teka-teki dalam sebuah wacana.
ARB
Pertanyaan
meme
tentang
mengadakan konferensi pers bersama
Siapakah capres boneka?! Berusaha
seluruh anggota keluarganya dengan
mengajukan pertanyaan siapakah aktor
aksi memeluk boneka tedy bear, dan
politik yang sedang berperang simbol
mengatakan bahwa foto tersebut hanya
pada pemilu 2014. Kreator hanya
foto biasa, dan keluarga ARB dapat
memetakan ada 10 tokoh. Dengan peta
menerimanya.
tersebut
kreator
juga
berusaha
Kreator meme juga berusaha
menunjukan kepada pembaca, 10 aktor
memvisualkan enigma (teka-teki), yaitu
tersebut, turut andil dalam simbol
mencoba
capres boneka, dan bisa jadi 10 aktor
mengajukan
namun
pertanyaan,
berspekulasi
dengan
jawabannya,
dan
berusaha
menyembunyikan
jawaban
pastinya.
Kreator
seperti
meme,
menyusun
tersebut semua adalah capres boneka. Meme menjelaskan
juga situasi
berusaha
perang
simbol
boneka yang terjadi? 10 tokoh tersebut
potongan puzle dari 10 tokoh, namun
satu
hanya 9 tokoh yang dimasukan ke
memperebutkan posisi RI1. Mereka
dalam gambar utama. Satu gambar
menjadi penghalang bagi yang lainnya.
tokoh, sengaja diletakan diluar gambar
Tujuan meme di buat adalah untuk
utama.
menjelaskan
Namun
satu
tokoh
yang
sama
lain
sedang
bahwa
tujuan
boneka
diberikan artikulasi verbal, seolah-olah
Namun jawaban yang terakhir muncul,
sebagai jawaban pertanyaan kreator.
adalah
foto-foto
yang
ditampilkan pada meme seperti susunan
menjadi
terakhir
diletakan di luar puzle gambar utama,
Potongan
adalah
bersaing
penundaan
presiden.
jawaban
tegas
tentang jawaban pasti. Berikut ini tabel ringkas kode hermeneutik:
Puzle yang disusun, namun dengan tujuan penangguhan jawaban, yang akhirnya menuju pada jawaban. Dengan kata lain, meme internet ini menyimpan
99
Semiotika, Volume. 9, Nomor 1, Juni 2015
Tabel 1. Deskripsi Kode Hermeneutik Kode
Enigma
Deskripsi
potongan
Hermeneutik
foto
10
aktor politik di 2014,
Artikulasi
Pertanyaan
pertanyaan
capres boneka?! Pada meme
sebagai puzle capres
siapakah
di
jawab
dengan bahasa non
Teka-teki
Meme memvisualkan
boneka Penangguhan
Meme
mengesankan
jawaban
tafsir teka teki capres
verbal oleh 10 tokoh
boneka
dan hanya satu tokoh
penangguhan jawaban
yang diberi tambahan
yang ambigu dari 10
teks pada meme
tokoh
Meme berisikan teka teki
capres
boneka?!
Karena
tidak verbal
Siapakah
10 tokoh meme adalah
mereka?
tokoh yang bersaing sebagai capres pada
pertanyaan
siapakah
ada
jawaban
yang
pemilu 2014 Apa yang
Image capres boneka
terjadi?
sekarang
sudah
berpindah
tokoh
tegas,
kepada ARB
hanya jawaban non verbal yang ambigu
dengan
Halangan
Image capres boneka
apakah yang
baru
muncul?
menjadi
kepada salah
ARB, satu
halangan untuk brand Respons
Meme
dibuat
atas
dasar respon terhadap
Bagaimanakah
Tujuannya
situasi politik yang
tujuannya?
mengalihkan
mengulirkan
bola
panas kepada ARB sebagai sosok yang memeluk boneka tedy bear
100
positif ARB
isu
capres boneka kepada ARB,
namun
tetap
satir kepada Jokowi
[REPRESSENTASI CAPRES BONEKA DALAM MEME CAPRES BONEKA DI SOSIAL MEDIA] Dini Safitri
Kode semantik, adalah kode
maksud dan tujuan. Menjual ide capres
yang mengandung konotasi pada level
boneka kepada khalayak dengan meme,
penanda. Kode semantik pada meme ini
adalah cara visualisasi yang mudah,
merujuk padaa konotasi feminitas. 10
tanpa
tokoh yang ditampilkan tidak ada yang
konotatif didalamnya.
menyatakan
secara
tegas
dalam
harus
mengambarkan
Identifikasi
dalam
makna
meme,
menjawab pertanyaan capres boneka
didunia maya menjadi sangat simbolik.
secara verbal.
Hal ini tersebut, membuat kematian
Delapan foto tokoh, menunjukan
pengarang seperti yang diungkapkan
kepada satu foto ditengah, yaitu foto
Barthes.
ARB yang memeluk boneka. Satu foto
pengarang telah mati dalam tulisannya,
tokoh, yaitu Jokowi divisualkan tertawa.
begitu pula kreator meme juga mati
Tokoh
merasa
dalam meme yang dibuatnya. Yang
senang, karena bukan dia yang ditunjuk
hadir hanya meme yang bermakna
oleh delapan foto tokoh lain. Delapan
polivisual,
tokoh tersebut, Surya Paloh, Roma
pelihat.
Jokowi,
divisualkan
Irama, Hata Rajasa, Megawati, Wiranto,
Menurut
Barthes,
tergantung
Meme
setiap
penangkapan
menghadirkan
atau
Prabowo, SBY, dan JK. Delapan orang
merekonstrusksi kembali dirinya dalam
tersebut, menunjukan dengan bahasa
identitas
verbal mereka yang dinilai mewakili
menuliskan teks dan gambar di dunia
kepribdiannya.
maya untuk menginterpretasikan makna
Kode simbolik, yaitu kode yang berkaitan
dengan
psikoanalisis,
tertentu.
Internet
meme
representasi situasi sosial, dan tidak mencoba untuk menghilangkannya.
antitesis, ambiguitas, pertentangan dua
Keambiuguinitas meme dunia
unsur, atau skizofrenia. Dalam kajian
maya, disebabkan karena kebebasan
psikoanalisis, 10 tokoh dalam meme
yang egaliter pada setiap kreator untuk
menjadi salah satu teks yang paling
mewujudkan
menonjol dalam menginterpretasikan
menjadi antitesis dari drama politik di
identitas capres boneka di internet.
dunia
Meme internet menjadi bagian yang paling mudah untuk mengukapkan
menjadi
nyata.
pemikirannya.
Keambuguitas
kemenduaan
makna
Meme
meme, bagi
pelihat meme.
101
Semiotika, Volume. 9, Nomor 1, Juni 2015
Paham sosialisme, adalah sifat
Meme dalam kode simbolik
yang identik dengan identitas konsumsi
menunjukan
dalam dunia maya yang cenderung
dua unsur, kematian kretor meme dan
membentuk
eksistensi makna pelihat meme. Dalam
identitas
komunalitas.
terjadinya
Identitas ini, bercirikan bahwa setiap
meme
orang memiliki kebebasan yang sama
mempertentangkan dua puzle besar,
untuk
antara puzle utama dengan insert puzle.
menyerap
dan
melimpahkan
capres
pertentangan
Puzle
disatu sisi, saat ini dunia maya bila
sembilan tokoh dan insert puzle, berisi
ditelusuri juga cenderung memiliki ciri
foto satu tokoh.
seragam,
karena
ada
pengulangan data dan informasi.
berisi
juga
segala informasi yang ada. Walaupun,
konten
utama
boneka
potongan
foto
Melalui puzle tersebut, kreator mengelompokkan 10 tokoh sebagai
Terlepas dari dua sisi wajah
konfigurasi tokoh politik yang gampang
dunia maya diatas, namun kehadirannya
dikenali, karena kemunculannya yang
membawa ruang demokrasi. Sebuah
berulang-ulang secara teratur di media
demokrasi yang bersifat transenden,
masaa dan sosial media. 10 tokoh
dimana manusia dapat saja menembus
tersebut,
batas pada nilai yang pada dunia nyata.
komunikasi politik.
Walaupun
mungkin
ada
yang
mewakili
Meme
surya
simbol
Paloh
gaya
diambil
mengolok-olok di media sosial, tapi
gambarnya sedang berorasi dengan
kejadian
ekspresi semangat dan berapi-api. Ia
mengolok
tersebut
berada
dalam dunia maya.
tengah mengunakan topi baret. Di
Dunia maya saat ini masih
belakangnya podium, tempat ia berdiri
menjadi dunia pelarian dari dunia nyata
berorasi, tampak latar belakang logo
atau tempat eksistensi simbol. Dunia
partai Nasdem. Gerakan tangannya
maya menjadi tempat eksistensi yang
sedang menunjuk kepada sesuatu, yang
bebas,
dalam rangkaian puzle meme, menunjuk
yang
reproduksi sehingga
menciptakan
dan
produksi
dunia
maya
kebudayaannya sendiri.
proses budaya memiliki
kearah ARB. Meme Roma Irama diambil dari sebuah foto, dimana ia sedang duduk di sebuah meja dan tangannya sedang
102
[REPRESSENTASI CAPRES BONEKA DALAM MEME CAPRES BONEKA DI SOSIAL MEDIA] Dini Safitri
menunjuk ke suatu arah. Ruangan
puzle. ARB tidak sedang berorasi
dimana Roma duduk, juga berlatar
seperti
belakang logo partai, yaitu PKB. Dalam
memeluk boneka tedy bear. Ia pun tidak
Puzle meme, tangan Roma yang sedang
menggunakan
menunjuk tersebut, mengarah kepada
warna dari bendera Golkar. Dalam
ARB.
potongan puzle, posisi ARB sebagai
yang
lain,
baju
namun
warna
sedang
kuning,
Meme Hata Rajasa juga diambil
yang di sasar oleh telunjuk potongan
dari foto ceramah atau orasi. Tampak
foto dari tokoh lain sebagai capres
Hata juga sedang menunjuk kepada
boneka.
seseorang,
dalam
potongan
puzle,
Meme Wiranto, diambil dari foto
tunjukan itu mengarah kepada ARB.
Wiranto
Latar
digambarkan
dengan memegang mic. Ekspresi yang
kurang jelas, apakah itu logo partainya,
ditampilkan adalah ekspresi Wiranto
PAN, atau bukan. Namun yang terlihat
sedang tertawa, dan tangannya pun
jelas adalah warna dari latar belakang
menunjuk
pada foto meme adalah biru, seperti
potongan puzle, Wiranto seolah-olah
warna bendera PAN.
menunjuk kepada ARB. Tidak ada
belakang
Hata
sedang
ke
berdiri
suatu
presentasi
arah.
Dalam
Meme Megawati juga diambil
lambang partai Hanura, hanya saja latar
dari potongan gambar Mega sedang
dan baju Wiranto bernuansakan warna
berorasi. menunjuk
Mega
pun
dengan
juga
sedang
bendera hanura. Latar foto berwarna
ekspresi
marah
putih
dan
baju
Wiranto Walau
berwarna
kepada seseorang. Dalam potongan
kekuning-kuningan.
warna
meme, Mega menunjuk kepada ARB.
tersebut belum menjadi brand ekuitas
Tidak ada latar belakang logo partai
dari merk partai hanura, putih-kuning.
pada tempat Mega berorasi. Namun
Meme Prabowo diambil juga
dalam meme tersebut, Mega sedang
dari foto Probowo tengah melakukan
menggunakan baju berwarna merah,
orasi.
yang merupakan warna dari bendera
tangannya kepada suatu arah. Dalam
PDIP.
potongan puzle, mengarah kepada ARB. Meme
Abu
Rizal
Ia
pun
juga
menunjukan
Bakri,
Tidak ada latar belakang partai, tapi
diposisikan di tengah-tengah gambar
foto Prabowo kerap memakai baju
103
Semiotika, Volume. 9, Nomor 1, Juni 2015
warna
putih.
yang
menjadi
pertanyaan, siapakah capres boneka?!
hampir
disetiap
“hahahaha tak kiro aku...” adalah teks
kesempatan, ia selalu mengenakan baju
yang seolah-olah keluar dari lisan
berwarna putih tersebut.
Jokowi.
favoritnya,
Baju
karena
Teks
tersebut
merupakan
Meme SBY diambil dari foto
simbol kemenangan Jokowi, karena
SBY sedang duduk di kursi di dalam
merasa terbebas dari tuduhan capres
istana negara. Mengenakan jas, sebagai
boneka. Sudah ada tokoh lain yang
baju resmi yang sering ia kenakan
menggantikan
dalam
tuduhan capres boneka.
menjalankan
tugas
sebagai
posisi
dirinya
dari
kepala negara. SBY juga menunjukan
Kode Narasi atau Proairetik
tangannya kepada suatu arah. Dalam
yaitu kode yang mengandung cerita,
potongan puzle, tangan SBY juga
urutan, narasi atau antinarasi. Pada
mengarah kepada ARB.
Meme
siapakah
capres
boneka?!
Meme JK adalah meme tokoh
Menggandung cerita bahwa tuduhan
pengunci puzle utama. Dalam potongan
capres boneka kepada Jokowi sebagai
foto, JK juga sedang berorasi dan
capres boneka, sekarang sudah pindah
tangannya pun juga menunjuk kepada
kepada ARB. Delapan tokoh politik,
suatu
Yang
sepakat menunjuk ARB sebagai capres
membedakan dengan tokoh lain, JK
boneka. Hal ini sekaligus menjadi
menunjuk kepada ARB dengan badan
antinarasi yang membebaskan Jokowi,
yang
foto
dari tuduhan yang sama, capres boneka.
ARB. Tidak ada logo partai dalam latar
Yang pada mulanya, Jokowi mengira
JK berorasi, namun ada bendera merah
tuduhan
tersebut
putih.
dirinya.
Jokowi
arah,
yaitu
membelakangi
ARB.
potongan
ditujukan
untuk
mengekspresikan
Dan meme Jokowi sebagai meme
kegembiraannya dengan tertawa dan
pamungkas, diletakan di luar meme
berujar, ““hahahaha tak kiro aku...”.
puzle utama. Ia hanya sendiri, dan tidak
Teks dibuat dengan bumbu logat Jawa,
sedang berorasi tapi hanya sedang
yang mengidentifikasi kesukuan dari
tertawa. Ekspresinya tawa mengejek,
Jokowi, yaitu suku Jawa, tepatnya Solo.
penuh kemenangan dan diberikan teks,
Kode proairetik merupakan kode
seolah-olah
104
sebagai
jawaban
tindakan. Kode ini didasarkan atas
[REPRESSENTASI CAPRES BONEKA DALAM MEME CAPRES BONEKA DI SOSIAL MEDIA] Dini Safitri
konsep proairesi, yakni
kemampuan
untuk menentukan hasil atau akibat dari
ternyata juga jatuh kedalam godaan wanita, karena harta dan tahtanya.
suatu tindakan secara rasional (Barthes, 1990:18).
Kode
ini
mengimplikasi
Nama generik sebagai capres boneka, ditujukan dalam meme kepada
logika perilaku manusia, tindakan yang
ARB,
menimbulkan dampak, dan masing-
perjalanan tersebut. Menunjukan sisi
masing dampak memiliki nama generik,
romantisme dan feminimitas dari sosok
semacam
judul bagi sekuen. Kode
ARB, yang penyanyang wanita. Tidak
proaretik adalah sebagai perlengkapan
ada hubungan dengan capres boneka
utama teks yang dibaca orang. Artinya
dalam simbol politik.
semua teks bersifat naratif.
karena
ada
boneka
dalam
Dalam simbol politik, capres
Meme siapakah capres boneka?!
boneka, dapat berarti bahwa sosok
Menunjukan bahwa tindakan seseorang
capres
akan menentukan hasil. Siapakah yang
pemimpin sejati. Sosok capres boneka
akan menyangka bahwa ARB akan
adalah pemimpin seperti boneka, yang
menjadi
mudah
‘tertuduh’
dalam
drama
berjudul capres boneka? Peristiwa demi peristiwa
menkonstruksi
bukanlah
dipermainkan
oleh
sosok
pemilik
boneka.
tindakan,
sebagai hasil dari tindakan sebelumnya.
tersebut
Sosok ini, pada mula narasi, banyak
ditujukan
kepada
Jokowi.
Kepergian ARB bersama boneka
Kontroversi pencalonan Jokowi sebagai
tedy bear, bersama pasangan artis kakak
capres tidak lepas dari peran Megawati,
adik ke Maladewa, menjadi isu politik
yang mengatakan bahwa penunjukan
untuk menjatuhkan citra ARB yang
Jokowi sebagai capres karena Jokowi
sebelumnya kerap diisukan dengan
adalah seorang petugas partai, yang taat
slogan tahta, harta dan wanita. Sebagai
kepada aturan partai. Namun dalam
bos
narasi selanjutnya, petugas partai adalah
dari
beberap
perusahaan
multinasional, ARB tentunya memiliki
orang
yang
taat
kepada
aturan
harta yang banyak, dan masuk kepada
Megawati. Oleh karena itu, dalam
jajaran 10 orang terkaya di Indonesia. Ia
potongan puzle, dinyatakan dengan
pun memiliki jabatan puncak di partai
mimik ekspresi ketegasan Mega, bahwa
Golkar sebagai ketua parpol. Dan ia
capres boneka menunjuk kepada ARB.
105
Semiotika, Volume. 9, Nomor 1, Juni 2015
Untuk
membantah
narasi
tindakan
Kode
kultural adalah
atau
kode
semacam
suara
sebelumnya, bahwa Jokowi bukanlah
referensial
capres boneka. Tapi ARB lah capres
kolektif yang anonim dan otoritatif;
boneka. Bentuk ini adalah satir.
bersumber dari pengalaman manusia,
Kode kebudayaan atau kultural,
mewakili atau berbicara tentang sesuatu
adalah suara yang bersifat kolektif,
yang hendak dikukuhkannya sebagai
anomin,
pengetahuan atau kebijaksanaan yang
bawah
sadar,
mitos,
kebijaksanaan, pengetahuan, sejarah,
diterima umum.
moral, psikologi, sastra, seni, dan
Media
sebagai
ruang
menyampaikan
suara
legenda. Pada meme siapakah capres
sosial
boneka, juga mengadung kode kultural,
kolektif yang anonim, bersumber dari
sebagai suara kolektif yang menjadi
peristiwa politik adalah pengalaman
reaksi dalam perisitiwa politik, bahwa
politik bagi para aktor politik, bahwa
dari kreator yang anonim, tercipta mitos
‘perang’ simbol akan terus berlangsung
mengenai capres boneka.
selama ada panggung berupa ajang
Sejarah capres boneka, belum
dalam
sosial
pemilihan untuk merebut suara rakyat.
pernah ada dalam periode sebelumnya.
Pengetahuan
tentang
capres
Hanya saja kebijakan yang menyangkut
boneka, yang divisualkan oleh kreator
politik luar negeri, biasa dikritisi oleh
hanyalah sebuah parodi dari drama
gerakan sosialisme di Indonesia sebagai
politik pemilu 2014. Dan tokoh yang
boneka asing dalam hal bantuan luar
mendapat label generik capres boneka,
negeri.
bisa
Hal
tersebut
dikarenakan,
saja
berganti.
Label
generik
presiden terlalu lemah untuk menolak
tersebut, bukan hanya milik seseorang
bantuan dalam bentuk hutang luar
saja, tapi bisa saja menjadi label
negeri.
kesepuluh tokoh secara bergantian.
Dari
pemberian
bantuan
tersebut, banyak kebijakan pemerintah
Kode ini bisa berupa kode
yang merupakan pesanan dari asing.
pengetahuan atau kearifan yang dirujuk
Namun sosok presiden sebagai presiden
oleh teks secara berulang-ulang. Kode
boneka belum pernah terlontar kepada
ini
presiden secara pribadi untuk status
autoritas moral dan ilmiah bagi wacana
sebagai petugas partai.
(Barthes, 1990: 18).
106
menyediakan
semacam
dasar
[REPRESSENTASI CAPRES BONEKA DALAM MEME CAPRES BONEKA DI SOSIAL MEDIA] Dini Safitri
Kode kultural merupakan acuan teks
ke
benda-benda
diketahui
oleh
yang
sudah
257).
Dalam
Bagi masyarakat yang menganut
kerap
budaya ini, konflik dipandang harus
konteks
dihadapi dengan hati-hati. Oleh karena
tinggi, di mana terdapat sebagian besar
itu, kreator meme juga mementingkan
informasi yang diketahui orang tersebut,
aspek tersebut,
dan hanya sedikit yang dibagikan
terbuka
sebagai bagian dari
menjawab pertanyaan meme, siapakah
kebudayaan
budaya.
(Samovar, Porter and McDaniel, 2010:
Jawa,
menggunakan
yang
kebudayaan
sebuah pesan
(Samovar, Porter and McDaniel, 2010:
tidak
dengan
ingin
ucapan
secara verbal,
capres boneka?
257).
Kode kebudayaan atau kultural, Dengan kata lain, arti dari
adalah suara yang bersifat kolektif,
informasi yang dipertukarkan selama
anomin,
interaksi, tidak harus dikomunikasikan
kebijaksanaan, pengetahuan, sejarah,
dengan kata-kata. Oleh karena itu,
moral, psikologi, sastra, seni, dan
dalam
legenda.
meme
capres
boneka
lebih
bawah
Ada
sadar,
tiga
cara
mitos,
untuk
banyak memuat puzle potongan foto
mengembangkan budaya, yaitu dengan
dalam bahasa non verbal. Hal tersebut,
mengembangkan
sesuai
lisan, tradisi komunikasi tulisan dan
dengan
Indonesia
konteks
yang
kebudayaan
cenderung
dalam
tradisi
komunikasi
tradisi komunikasi visual.
budaya konteks tinggi. Komunikasi
Di dunia maya, manusia bisa
difokuskan lebih kepada bagaimana
mengembangkan
kebudayaan
pesan tersebut disampaikan, daripada
ketiganya, walaupun yang paling mudah
apa yang dikatakan.
dan paling sering dilakukan adalah
Dalam budaya konteks tinggi,
dengan
komunikasi yang dilakukan cenderung
tulisan.
kurang terbuka. Kebudayaan dengan
maya, parole dan langue menjadi satu.
konteks ini, menganggap konflik adalah
menggunakan
lewat
Karena
Kedua
buah
komunikasi
dalam
konsep
dunia
yang
bahaya. Hal tersebut berlaku pada
diperkenalkan Ferdinand de saususse
semua
ini, menjadi bagian yang tak terpisahkan
jenis
-
jenis
komunikasi
di dunia maya. Sehingga, warga dunia
107
Semiotika, Volume. 9, Nomor 1, Juni 2015
maya, khususnya kreator meme, seperti
persepsi bahwa dibalik tanda, terdapat
menciptakan kebudayaan baru khusus
makna yang misterius, dan akhirnya
berlaku di dunia maya, mengingat
dapat melahirkan sebuah mitos. Mitos
adanya kebebasan bereksistensi di era
muncul
informatika.
demikian,
komunikasi sehari-hari. Mitos capres
norma-norma yang mengikat sebagai
boneka, walaupun tidak ada dalam
dari aturan sosial sebuah bangsa juga
legenda kepahlawan, namun ia muncul
perlu dikedepankan.
karena mitos bahwa pahlawan tersebut
Walaupun
Legenda bangsa Indonesia amat banyak, yang perlu di kedepankan dan
dari
belum
balik
ada,
tanda
dalam
sehingga
yang
mengantikannya adalah boneka.
menjadi cambuk untuk masa depan,
Mengacu pada konsep semiotik
sebagai saran untuk kepemimpinan
dari Barthes, bahwa tanda denotatif
masa depan, adalah
menghidupkan
terdiri atas penanda dan petanda. Pada
kembali cerita kepahlawanan. Dimana
saat bersamaan, tanda denotatif juga
dalam kisah-kisah tersebut, tidak pernah
dapat menjadi penanda konotatif.
ada capres boneka, yang ada adalah para
Tanda konotatif tidak sekadar
pemimpin kesatria, yang gagah berani.
memiliki
makna
tambahan,
namun
Pemimpin tersebut, rela menyerahkan
mengandung tanda denotatif. Denotatif
jiwa dan raganya untuk sesuatu yang
dari boneka adalah mainan dari anak
patut dibela dan dijunjung tinggi.
perempuan. Dalam konotatifnya boneka
Meme komunikasi visual, capres
adalah orang yang dipermainkan oleh
boneka dengan tidak ada jawaban pasti,
orang lain; dia adalah aktor yang
mengisyaratkan bahwa legenda tersebut
mengikuti perintah sutradara.
tidak ada. Tidak ada capres boneka, atau
Dalam meme capres boneka,
malah sebaliknya, semuanya adalah
Jokowi adalah sosok yang mewakili
capres boneka. Cerita kepahlawanan
capres boneka, karena dia berada dalam
jangan hanya menjadi cerita dongeng
pemaknaan
pertama,
sebelum tidur, yang hanya ada di negeri
perempuan,
yaitu
utopia.
tataran kedua, Jokowi adalah aktor yang Sementara itu, mitos menurut
Barthes muncul dikarenakan adanya
108
yaitu
mainan
Megawati.
Pada
tampil di panggung, berlaga sebagai capres,
namun
semua
tindakan
[REPRESSENTASI CAPRES BONEKA DALAM MEME CAPRES BONEKA DI SOSIAL MEDIA] Dini Safitri
mengikuti perintah dari pimpinan partai, yaitu Megawati.
Tabel 2. Representasi Capres Boneka ditinjau dari 5 Kode Semiotika Barthes
Dalam
semiologi
Barthes,
denotasi merupakan sistem signifikansi
Kode Semiotika
Representasi
tingkat pertama, sementara konotasi
Barthes
Capres Boneka
merupakan tingkat kedua. Denotasi
Kode
diasosiasikan
dengan
ketertutupan
Hermeneutik
Capres
boneka
adalah teka teki,
makna. Sebagai reaksi untuk melawan
tidak ada jawaban
ketertutupan tersebut, Barthes mencoba
tegas
menyingkirkan
capres boneka
makna
denotasi.
Baginya, makna adalah konotasi. Dalam
kerangka
konotasi
identik
ideologi, mitos.
Kode Semantik
Barthes,
siapakah
Capres
boneka
menunjukan tanda
dengan
operasi
feminitas,
yang
disebutnya
sebagai
tidak ada ketegasan
Mitos
berfungsi
untuk
mengungkapkan
dan
sosok
memberikan
karena
dari
para
aktor untuk dapat
pembenaran bagi nilai dominan yang
menjawab
berlaku dalam suatu periode tertentu. Di
pertanyaan. Tidak
dalam
tegas,
meme,
makna
konotasi
divisualkan dengan teka teki siapakah capres boneka. Mitos dibangun oleh
merupakan
sifat feminim Capres
boneka
suatu rantai pemaknaan yang telah ada
adalah
antitesis
sebelumnya, yaitu sebelum ada kasus
sosok
ARB dengan boneka tedy bear-nya,
tegas tanpa ragu.
mitos capres boneka adalah mitos yang
Bila mengacu pada
disematkan kepada Jokowi.
situasi politik, kode
kode
Kode Simbolik
pemimpin
Berikut ini tabel penampang 5
simbolik
semiotika
boneka, bisa saja
Barthes
mengenai
internet meme, siapakah capres boneka:
capres
menyerang kepada semua tokoh
109
Semiotika, Volume. 9, Nomor 1, Juni 2015
Kode Narasi
Capres
boneka
capres boneka yang sesungguhnya?
adalah narasi yang
Kode
akan terus bergulir,
feminitas, bahwa tidak ada yang secara
ia
tegas mengakui siapa capres boneka.
memiliki
alur
semantik
menunjukan
tanda
Kode simbolik terdapat anti tesis
yang tidak terduga, penuh
kejutan,
dari saling tunjuk yaitu, tokoh yang
dengan
berbagai
tertawa dan tokoh
perubahan
pada
tokoh
dan
Kode
narasi
menerangkan
bahwa meme capres boneka adalah sebuah cerita, memiliki alur dan tokoh
peranannya Kode Kebudayaan Capres
boneka.
yang memeluk
boneka
dengan
berbagai
watak.
Kode
adalah mitos yang
kebudayaan menunjukan adanya mitos
tidak
tentang capres boneka dalam tahun
bersumber
dari legenda cerita
politik 2014.
kepahlawanan Indonesia.
Mitos
Keterbatasan Berdasarkan
ini seharusnya bisa
analisa
diatas,
dipatahkan dengan
banyak keterbatasan yang bisa kita
aksi
heroik
diskusikan. Bermula dari keterbatasan
kepahlawanan para
kepada eksplikasi simbol politik yaitu
capres,
gambaran bagaimana elit penguasa
sebagai
salah satu simbol
mengalihkan
kampanye
untuk
public
simbol-simbol
menenangkan
membangkitkan
relation.
politik
massa,
massa
atau untuk
kepentingan sendiri. Dari
Kesimpulan Representasi
capres
boneka
simbol
keterbatasan
politik
tersebut,
eksplikasi kemudian
yang ditinjau dari semiotika Barthes
kepada keterbatasan rumusan kajian
menunjukan ada lima kode teks dalam
diskusi
meme
pertanyaan mendasar, keterbatasan ini
capres
boneka.
Pada
Kode
Hermeneutik terdapat teka teki siapakah
110
bisa
kita.
dilengkapi
Dengan
dengan
mengajukan
menjawab
[REPRESSENTASI CAPRES BONEKA DALAM MEME CAPRES BONEKA DI SOSIAL MEDIA] Dini Safitri
pertanyaan kajian
antara
ontologis,
aksiologis
aktor
lain,
bagaimana
epitemologis
dan
politik
yang
memanfaatkan simbol politik untuk
Yogyakarta: Buku Baik dan Yayasan Seni Cemeti. Eco, Umberto. l979. A Theory of Semiotics. Bloomington: Indiana University Press.
menenangkan massa untuk kepentingan sendiri? Apa sajakah kajian wilayah keilmuan, baik dalam bentuk konsep maupun teori yang melingkupi simbol politik? Bagaimana cara terbaik untuk
Fiske, John. 2006. Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar Komprehensif. Yogyakarta: Jalasutra. Griffin, Emory A. 2003. A First Look at Communication Theory. Singapore: McGraw-Hill.
menyusun konsep atau teori yang melingkupi aktor politik agar mudah dimengerti khalayak? Dan bagaimana konsep atau teori simbol politik tersebut dapat di aplikasikan sehingga dapat dijelaskan dengan contoh sederhana?
Daftar Pustaka
Bakhtin, Mikhail. l981. The Dialogic Imagination. Massachussets: Harvard University Press. Barthes, Roland. 1970. S/Z. New York: Hill and Wang _______________. 1998. The Semiotics Challenge. New York: Hill and Wang. Berger, Arthur Asa. 2000. Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Budiman, Kris. 2004. Semiotika Visual.
Healt, Rober L. 2005. Encyclopedia of Public Relations, Volume 1.USA: Publications, Inc. Kirk, Jerome & Marc L Miller. 1986. Reliability and validity in qualitative research, vol 1 Usa: Sage publications Littlejohn, Stephen W. 2005. Theories of Human Communication. Belmont, California: Thomson Wadsworth Publishing Company. Noth, Winfriend. 1995. Handbook of Semiotics. Blommington and Indianapolis: Indiana University Press. Piliang, Yasraf Piliang. 2003. Hiper Semiotika : Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna. Yogyakarta: Jalasutra . 2004. Dunia Yang Dilipat Tamasya Melampaui Batas-Batas Kebudayaan. Yogyakarta: Jalasutra
111
Semiotika, Volume. 9, Nomor 1, Juni 2015
. 1998. Sebuah Dunia yang Dilipat, Realitas Kebudayaan menjelang Milenium Ketiga dan Matinya Posmodernisme. Bandung: Penerbit Mizan. . l999. Hiper-Realitas Kebudayaan. Yogyakarta: LKiS. . 2004. Metode Penelitian Desain : Berbagai Kecenderungan Masa Kini. Jurnal Seni Rupa dan Desain Visual, FSRD Untar Jakarta VI/2. 78-94. Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam,dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Sobur, Alex. 2006. Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Dan Analisis Framing. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Samovar, L.A., Porter, R.E & McDaniel E.R. 2010. Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta: Salemba Humanika Saussure, Ferdinand de. 1998. Pengantar Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjahmada University Press Sutanto, T. 2005. Sekitar Dunia Desain Grafis/Komunikasi Visual. Purapura Jurnal DKV ITB Bandung. 2/Juli. 15-16. Spradly, James, P. 1997. Metode Etnografi. Yogyakarta: Penerbit PT Tiara Wacana.
112
Tinarbuko, Sumbo. 2008. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra West, Richard. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika. ___________and Turner, Lynn. 2007. Introducing Communication Theory. NY: Mc Graw Hill. Widagdo. 1993. Desain, Teori, dan Praktek. Seni Jurnal Pengetahuan dan Penciptaan Seni. BP ISI Yogyakarta III/03.