REPRESENTASI IDENTITAS KOMUNITAS HIZBUT TAHRIR INDONESIA MELALUI MEDIA SOSIAL FACEBOOK
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh : Robiatul Atiyah NIM: 1112051000045
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437/2016 M
ABSTRAK Robiatul Atiyah 1112051000045 Representasi Identitas Komunitas Hizbut Tahrir Indonesia melalui Media Sosial Facebook Di zaman globalisasi ini, media sosial dimanfaatkan sebagai ajang pengungkapan diri melalui konten atau posting. Setiap manusia pasti memiliki identitas atau profil pribadi masing-masing dan ingin dipublikasikan di khalayak ramai. Media sosial dijadikan sebagai salah satu alat untuk mengungkapkan identitas. Oleh karena itu, peneliti mengkaji tentang representasi identitas komunitas dalam Facebook Hizbut Tahrir Indonesia. Dari latar belakang di atas, maka peneliti memunculkan pertanyaan penelitian. Bagaimana representasi identitas komunitas Hizbut Tahrir Indonesia melalui media sosial? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian ini menggunakan metode wawancara dan dokumentasi dalam pengumpulan data. Penelitian ini melibatkan dua narasumber yaitu Juru Bicara dan Admin Facebook Hizbut Tahrir Indonesia. Data ini kemudian dianalisis menggunakan empat level media siber. Penelitian ini menggunakan teori pengungkapan diri (self disclosure) dari Joseph A. De Vito dan teori empat level media siber. Ada empat level dalam melihat realitas sosial-siber di media sosial. Level-level ini bisa juga digunakan sebagai panduan dalam melihat realitas dan hubungannya antara online-offline. Level ini terdiri dari ruang media (media space), dokumen media (media archive), objek media (media object), dan pengalaman (experiential stories). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa visualisasi yang ditampilkan melalui Foto diri atau foto profile dan foto sampul. Foto diri dan sampul yang ditampilkan berupa logo atau lambang dari bendera Hizbut Tahrir Indonesia. Teks-teks yang dipublikasikan yakni kolom kanal diri (about) dan kolom isi atau konten (posting). Adanya interaksi antara pengguna dan admin Facebook Hizbut Tahrir Indonesia. Interaksi yang terjalin di halaman ini mulai dari komentar, tanda suka sampai dengan balas pesan melalui inbox Facebook. Motif dari pembuataan halaman Facebook Hizbut Tahrir Indonesia salah satunya ialah sebagai tempat untuk menampilkan identitas. Kata Kunci: Facebook, Representasi, Identitas, Komunitas, Media Sosial.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil alamin, peneliti ucapakan puji serta rasa syukur kepada sang pencipta, Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya untuk peneliti. Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Allah tempat mengadu, tempat berlindung dan yang selalu memberikan hal yang terbaik kepada peneliti. Dzat yang Maha Esa dan Maha Berkehendak. Shalawat serta salam tidak lupa peneliti hanturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Skripsi yang berjudul “Representasi Identitas Komunitas Hizbut Tahrir Indonesia melalui Media Sosial Facebook” diharapkan mampu menyumbang wawasan serta pengetahuan tentang pengungkapan diri dan new media. Meskipun dalam penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan yang peneliti miliki. Namun atas doa dan semangat dari berbagai pihak peneliti mampu menyelesaikannya. Dari hati yang dalam, peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Dr. H. Arief Subhan, MA, beserta Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang Adminstrasi Umum, serta Dr. Suhaimi M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan. 2. Ketua Jurusan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Drs. Masran, MA, dan Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fita Fathurokhmah, M.Si yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.
ii
3. Drs. S. Hamdani, MA selaku dosen pembimbing akademik yang telah mendukung, membantu, mengingatkan dan mengarahkan saya selama 3 tahun setengah. 4. Dr. Rulli Nasrullah, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, meluangkan waktu serta memberikan arahan, nasihat dan ilmu bagi peneliti agar mampu menyelesaikan skripsi dengan baik dan benar. 5. Seluruh dosen yang ada di Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas segala ilmu yang telah diberikan kepada peneliti. 6. Narasumber yang terlibat Ustad Ismail selaku Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia dan Admin Fanpage Facebook Hizbut Tahrir Indonesia yang tidak dapat saya sebutkan namanya 7. Kedua orang tua saya, Ayahanda Azhari Sofwani dan Ibunda Khofsah. Terima kasih atas segala yang doa yang selalu dilatunkan, kasih sayang yang tidak permah berhenti, semangat dan semua hal yang mulai dari yang berbentuk materi ataupun tidak yang telah kalian berikan dengan tulus ikhlas sampai saya bisa duduk dibangku kuliah. Umi dan Bapak semoga saya akan selalu menjadi kebanggaan kalian, love you till my last breath. 8. Kakak-kakakku dan kakak iparku tercinta Ria Zuhria, Nurjahan, Ali Fikri, Senja, Rusdian Wahyudi dan keponakanku tersayang Almira Nadifa, Muhammad Zuhdi dan Khalisa Thalita Ramadhania. Semoga kalian bisa jadi anak-anak yang membanggakan ya. Onti loves you.
iii
9. Harjuna Arumbinang, Terima Kasih karena selalu ada disaat saya butuh bantuan untuk skripsi dan mendengarkan keluh kesah. Makasih udah selalu jadi best supporter. 10. Ma bae yaitu Aidha Marinda Ayu, Eka Nanda Wulandari dan Rezania Meidiati yang menjadi inspirasi, supporter, dan sahabat perjuangan skripsi. Terima kasih kalian selalu menjadi penghibur dikala sedih dan gundah, menjadi supporter dikala ingin berjuang dan memulai sesuatu. See u on top guys! Love you. Terima kasih juga buat Bella Arifah, Helwa Salsabila dan Karima Dwi Aprina. 11. Teman-teman kelas KPI B 2012 Weak dan KKN HEART 2015 yang telah memberikan banyak kesan yang berharga selama peneliti kuliah, terima kasih telah menjadi teman yang baik, jangan lupa ya kalo nikah undang. 12. Serta terima kasih juga kepada pihak-pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Pada kesempatan yang sempit ini, peneliti berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu peneliti. Semoga Allah SWT membalas apa yang telah kalian berikan untuk peneliti dan selalu memberikan keberkahan untuk kita semua. Amin ya Rabbal Alamin. Jakarta, 30 Maret 2016
Robiatul Atiyah
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK..................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................. ii DAFTAR ISI .................................................................................................v DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah......................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7 E. Metode Penelitian....................................................................................... 8 1. Metode Penelitian .................................................................................. 9 2. Subjek dan Objek Penelitian.................................................................. 9 3. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................ 9 4. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 9 5. Teknik Analisis Data ........................................................................... 11 F. Tinjauan Pustaka........................................................................................ 12 G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Representasi ............................................................................................. 14 B. Identitas dan Pengungkapan Diri ............................................................ 15 C. Media Sosial ............................................................................................. 26 D. Facebook .................................................................................................. 34 BAB III GAMBARAN UMUM HIZBUT TAHRIR INDONESIA A. Sejarah Hizbut Tahrir ............................................................................... 39 B. Sejarah dan Perkembangan Hizbut Tahrir Indonesia ............................... 44 BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Identitas Diri Komunitas Hizbut Tahrir Indonesia melalui Media Sosial Facebook .................................................................................................. 47 B. Media Sosial Facebook dalam Merepresentasikan Identitas Komunitas Hizbut Tahrir Indonesia ........................................................................... 53 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................................. 78 B. Saran......................................................................................................... 79
v
DAFTAR GAMBAR Gambar 1: Lestrarikan Alam ................................................................................. 48 Gambar 2: Bahaya Maksiat ................................................................................... 49 Gambar 3: Foto Diri dan Sampul Foto .................................................................. 50 Gambar 4: Album Foto Hizbut Tahrir Indonesia .................................................. 51 Gambar 5: Foto Kronologi Hizbut Tahrir Indonesia............................................. 52 Gambar 6: Kolom Suka (Like).............................................................................. 54 Gambar 7: Logo Hizbut Tahrir Indonesia pada Postingan.................................... 55 Gambar 8: Foto Profil ........................................................................................... 56 Gambar 9: Kolom Tentang Diri atau About ......................................................... 59 Gambar 10: Konten dengan Tema Pemerintahan ................................................. 61 Gambar 11: Konten tentang Ekonomi .................................................................. 62 Gambar 12: Konten tentang Kegiatan dakwah ..................................................... 63 Gambar 13: Konten tentang Pengungkapan Diri .................................................. 64 Gambar 14: Contoh Interaksi yang Terjadi ........................................................... 65 Gambar 15: Kolom Komentar............................................................................... 66 Gambar 16: Komentar Pro pada Kolom Komentar............................................... 67 Gambar 17: Komentar Kontra pada Kolom Komentar ......................................... 67 Gambar 18: Komentar Netral pada Kolom Komentar .......................................... 67
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Hizbut Tahrir merupakan sebuah organisasi masyarakat yang bergerak di bidang politik yang berideologi Islam. Politik merupakan kegiatannya, dan Islam adalah ideologinya. Hizbut Tahrir berupaya menawarkan agar sistem khilafah yang pernah diterapkan pada masa nabi dan khulafa’ al- rosyidin dihidupkan dan diterapkan kembali. 1 Hizbut
Tahrir
berada
diantara
umat,
dan
bersama-sama
memperjuangan untuk menjadikan Islam sebagai solusi permasalahan utamanya, serta membimbing umat untuk mendirikan kembali sistem Khiafah dan menegakkan hukum yang diturunkan Allah dalam realitas kehidupan.
Hizbut
Tahrir
mengurusi
urusan-urusan
umat
dan
memperkenalkan dunia kepada mereka, agar mereka bisa memimpin dunia dan menjadikan tujuan mereka di dunia untuk meraih kebahagian di akhirat serta ridho Allah SWT. Hizbut Tahrir berdiri pada tahun 1953 di Al-Quds (Baitul Maqdis), Palestina. Gerakan yang menitik beratkan perjuangan membangkitkan umat di seluruh dunia untuk mengembalikan kehidupan Islam melalui tegaknya kembali Khilafah Islamiyah ini dipelopori oleh Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani.
1
Hizbut Tahrir, Mengenal Hizbut Tahrir; Partai Politik Islam Ideologis (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2000), h. 67-69.
1
2
Latar belakang berdirinya Hizbut Tahrir adalah pemahaman yang dianut oleh Syaikh Muhammad Taqiyyuddin bin Ibrahim bin Musthafa bin Ismail bin Yusuf An-Nabhani tentang perintah Allah SWT yang tertuang dalam surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi,
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat (jamaah) yang menyeru kepada kebaikan (mengajak memilih kebaikan, yaitu memeluk Islam), memerintahkan kepada yang ma’ruf dan melarang dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104) Hizbut Tahrir kini telah berkembang ke seluruh negara Arab di Timur Tengah, termasuk di Afrika seperti Mesir, Libya, Sudan dan Aljazair. Juga ke Turki, Inggris, Perancis, Jerman, Austria, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya. Hizbut Tahrir masuk ke Indonesia pada tahun 1980-an dengan merintis dakwah di kampus-kampus besar di seluruh Indonesia. Pada era 1990-an ide-ide dakwah Hizbut Tahrir Indonesia merambah ke masyarakat, melalui berbagai aktivitas dakwah di masjid, perusahaan, dan perumahan. 2 Hizbut Tahrir melebarkan sayap organisasinya ke berbagai wilayah termasuk dengan menggunakan internet. Internet merupakan salah satu alat yang dijadikan sebagai alat penyebaran informasi Hizbut Tahrir. 2
WIB
Http://hizbut-tahrir.or.id/tentang-kami/ yang diakses pada 17 desember 2015 jam 08.00
3
Teknologi internet menawarkan sumber informasi komunikasi yang dapat diakses tanpa mengenal ruang dan waktu. Internet mampu mendistribusikan pesan dengan sangat luas serta mampu mempercepat penyebaran dan pertukaran informasi ke seluruh dunia dengan semua kelebihan yang dimilikinya. Internet sendiri hadir untuk menjawab kebutuhan manusia yang ingin berinteraksi dengan orang lain. Salah satu bentuk kemajuan fitur aplikasi teknologi internet adalah situs jejaring sosial (sosial networking site). Pengguna jejaring sosial tidak hanya aktif memperbarui foto atau status seputar kehidupan yang mereka jalani sehari-hari, tetapi juga menyampaikan informasi serta pandangan terkait dengan isu-isu aktual yang terjadi di sekitarnya. Kehadiran situs jejaring sosial (sosial networking site) atau sering disebut dengan media sosial seperti Facebook, Twitter, Skype dan sebagainya merupakan media yang digunakan untuk mempublikasikan konten seperti profil, aktivitas atau bahkan pendapat pengguna juga sebagai media yang memberikan ruang bagi komunikasi dan interaksi dalam jejaring sosial di ruang siber. 3 Melalui Facebook dan Twitter masyarakat bisa menggalang kekuatan sendiri untuk menolak kebijakan pemerintah yang dirasakan bertentangan dengan hati nurani masyarakat. 4
3 4
Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Baru (Jakarta: UIN Press, 2013), h. 30. Junaedi, Komunikasi Teoritisasi dan Implikasi (Yogyakarta: ASPIKO, 2011), h.117
4
Salah satu jejaring sosial yang paling banyak digunakan adalah Facebook. Media sosial Facebook telah menyedot banyak perhatian di kalangan pengguna internet di seluruh dunia, terutama yang aktif berinteraksi sosial dalam dunia maya. Selain menggunakan media cetak, media sosial merupakan salah satu alat yang dijadikan sebagai alat penyebaran informasi Hizbut Tahrir, salah satu media sosial yang digunakan adalah Facebook. Hal ini dilakukan karena menurut pandangan Hizbut Tahrir untuk mewujudkan keinginan dan cita-cita besar membutuhkan dukungan dari banyak orang dalam jumlah besar. Dengan adanya media sosial kebutuhan manusia untuk saling berinteraksi semakin mudah dan jarak bukan lagi menjadi kendala yang rumit yang harus dihadapi. Setiap manusia pasti memiliki identitas atau profil pribadi masingmasing dan ingin dipublikasikan di khalayak ramai. Di zaman globalisasi ini, media sosial dimanfaatkan sebagai ajang pengungkapan diri melalui konten atau posting. Bagi Erving Goffman, bahwa setiap individu pada kenyataannya melakukan konstruksi atas diri mereka dengan cara menampilkan diri (self performance). 5 Sedangkan, Wood and Smith menyatakan bahwa identitas yang berlaku di internet merupakan konstuksi komplek bagi diri, dan secara sosial terkait bagaimana kita berangapan terhadap diri kita sendiri, dan bagaimana pula kita mengharapkan diri dan stigma orang lain terhadap kita dan bagaimana orang lain itu mempersepsikannya. Bahkan penggambaran diri merupakan upaya 5
Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia), (Jakarta: Kencana Media Group, 2014) , h. 142
5
individu untuk mengkonstruk dirinya dalam konteks online melalui foto atau tulisan, sehingga lingkungan sosial mau menerima keberadaan dan memiliki persepsi yang sama dengan individu ini. Di internet pada dasarnya komunikasi dan interaksi yang terjadi memakai medium teks, secara langsung hal ini akan memengaruhi bagaimana seseorang mengungkapkan identitas dirinya di kehidupan virtual. 6 Berkembangnya media komunikasi baru, terutama internet, telah mentransformasikan pula bagaimana interaksi antara individu sebagai entitas yang pada kenyataannya membawa fenomena sosial yang baru dan berbeda dari yang selama ini dipahami. 7 Dengan adanya pengungkapan diri dari Hizbut Tahrir Indonesia melalui konten di halaman Facebook, ada beberapa orang menerima dengan baik lewat interaksi yang terjadi dan tidak sedikit yang berusaha menolak karena takut atau tidak nyaman dengan wacana-wacana yang disampaikan oleh mereka. Akan tetapi penolakan yang didapati tidak menghalangi perjuangan Hizbut Tahrir Indonesia untuk mengungkapkan diri di dunia virtual. Disini peneliti tertarik untuk mengkaji bagaimana representasi identitas komunitas Hizbut Tahrir Indonesia melalui media sosial Facebook. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Untuk mempermudah penelitian yang dilakukan dan fokus pada tujuan, maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian sebagai batasan masalah agar pembahasannya tidak meluas dan dan lebih terfokus. Untuk 6 7
Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber, h. 143. Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber, h. 148.
6
itu peneliti menetapkan bahwa penelitian ini membahas mengenai representasi identitas dari salah satu komunitas islam yang ada di Indonesia yaitu Hizbut Tahrir Indonesia dilihat melalui media sosial Facebook.
2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan peneliti, adapun rumusan masalahnya sebagai berikut bagaimana representasi identitas komunitas Hizbut Tahrir Indonesia melalui media sosial Facebook? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah diatas tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan representasi identitas yang ada pada komunitas Hizbut Tahrir Indonesia melalui media sosial Facebook. D. Manfaat Penelitian a.
Manfaat Akademik Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian lanjut bagi para peneliti lain maupun masyarakat umum serta dapat memberi manfaat guna menambah pengetahuan tentang new media dan pengungkapan diri. Kegiatan penelitian ini juga merupakan stimulus dan kesempatan bagi peneliti untuk mengeksplorasi lebih jauh materi-materi yang didapatkan dibangku perkuliahan yang kemudian diaktualisasikan dalam sebuah tulisan ilmiah.
7
b.
Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai referensi yang dapat digunakan bagi pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam menelaah dan memperhatikan lagi kegunaan media sosial Facebook sebagai sarana disclosure komunitas. Dan memberi masukan akan penting self disclosure dalam menjalin hubungan interpersonal.
E. Metode Penelitan 1. Metode Penelitian Dalam
skripsi
ini
peneliti
memilih
menggunakan
pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif analisis yaitu bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat- sifat populasi atau objek tertentu. 8 Metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, gambar dan buku-buku. Laporan penelitian akan bersifat kutipan-kutipan atau untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. 9 Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapat pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang 8
Rachmat Kriyantono, Metodologi Riset Komunikasi: Disertasi contoh Praktis Riset media, public Relations, advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Kencana Prenada Merdia Group. 2006), h. 69. 9
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), h. 3.
8
menjadi fokus penelitian, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut. 10 Dari sebuah penyelidikan akan dihimpun data-data utama dan sekaligus data tambahannya. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Sedangkan data tertulis, foto, dan statistik adalah data tambahan. 11 2. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah Hizbut Tahrir Indonesia melalui Media Sosial Facebook sedangkan objek penelitiannya adalah representasi identitas dalam Hizbut Tahrir Indonesia melalui Facebook. 3. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini bertempat di Crown Palace A25, Jl Prof. Soepomo No. 231, Jakarta Selatan 12390 Telp/Fax: (62-21) 83787370 / 83787372 yang merupakan kantor pusat Hizbut Tahrir Indonesia untuk melakukan wawancara dan waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai dari Desember 2015 sampai penelitian ini selesai. 4. Teknik Pengumpulan Data a) Wawancara Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan
10
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: PT. Rajagrafindo, 2006), h. 23. 11 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 157.
9
dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data atau informasi sebanyak mungkin dan sejelas mungkin kepada subjek penelitian 12 Yang menjadi narasumber dalam penelitian ini adalah admin Facebook Hizbut Tahrir Indonesia yang tidak bisa disebutkan namanya dan Ustad Ismail Yusanto selaku juru bicara Hizbut Tahrir di Facebook. b) Observasi Observasi merupakan salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu objek dengan sistematika fenomena yang diselidiki. 13 Observasi yang dilakukan sesaat atau pun mungkin dapat di ulang. Observasi dalam penelitian ini, peneliti mengamati bagaimana representasi identitas Hizbut Tahrir Indonesia di Facebook. c) Dokumentasi Teknik ini merupakan instrumen pengumpulan data yang sering digunakan dalam berbagai metode pengumpulan data. Dokumen bisa berbentuk dokumen publik atau privat. Dokumen publik misalnya : laporan posisi, berita surat kabar, acara TV dan lainnya. Dokumen privat misalnya: memo, surat-surat pribadi,
12
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 155. 13 Sukandarrumidi, Metodelogi Penilitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002), h. 69.
10
catatan pribadi dan lainnya. 14 Didalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik dokumentasi publik yaitu melalui internet. 5. Teknik Analisis Data Sesuai dengan pendekatan penelitian yang digunakan yaitu deskriptif, maka dalam menganalisis data yang berhasil dikumpulkan tidak digunakan uji statistik melainkan non statistik sesuai dengan penelitian bersifat kualitatif. Analisis data ini bertujuan agar peneliti mendapatkan makna hubungan variabel-variabel sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian. Peneliti tidak menggunakan angka-angka seperti pada analisis kuantitatif. Prinsip pokok teknik analisis data kualitatif ialah mengolah dan menganalisis data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai makna. Analisis data adalah proses pencarian dan pengaturan secara sistematik hasil wawancara, catatan-catatan, dan bahan-bahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap semua hal yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap semua hal yang dikumpulkan dan memungkinkan menyajikan apa yang ditemukan. 15 Teknik analisis data yang digunakan adalah analisi media siber, pada analisis ini terdiri dari empat level, yakni ruang media (media space), dokumen media (media archive), objek media (media object), 14
Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Malang : Perdana Media Group, 2009), h. 118. 15 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teoori & Praktik (Jakarta : Bumi Aksara, 2013) h.210
11
dan pengalaman (experiential stories). Dalam ruang media untuk level ini hanya terfokus pada prosedur dan atau bagaimana perangkat media siber digunakan. Level dokumen media digunakan untuk melihat bagaimana isi sebagai suatu teks dan makna yang terkandung di dalamnya dipublikasikan melalui media siber. Karena di level ini lah peneliti bisa mengetahui bagaimana representasi dari pengguna atau khalayak itu sendiri. Level selanjutnya adalah level objek media. Pada level ini peneliti dapat mengetahui bagaimana teks itu ditanggapi atau berinteraksiu dengan pengguna siber lainnya. Dan pada level pengalaman media, level ini peneliti bisa menghubungkan realitas yang terjadi di dunia virtual (online) dengan realitas yang ada di dunia nyata (offline). 16 F. Tinjauan Pustaka Dalam
penelitian
ini,
peneliti
juga
mengadakan
tinjauan
perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi guna untuk memastikan ada kesamaan judul atau tema yang sama dengan skripsi ini. Berdasarkan hasil penelusuran peneliti, ada satu tema yang serupa namun berbeda yang membahas tentang tipe kepribadian, skripsi ini berjudul Pengaruh Tipe Kepribadian terhadap Self Disclosure Pengguna Facebook yang disusun oleh Dimas Pamuncak mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jurusan pada tahun 2014. Skripsi ini menyimpulkan tentang 16
h. 208
Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia), (Jakarta: Kencana, 2014),
12
pengaruh apa saja tipe kepribadian bagi pengungkapan diri yang ditujukan kepada pengguna Facebook. Perbedaannya peneliti disini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam penelitiannya. Penelitian
yang
berjudul
Komunikasi
Antarpribadi
dalam
Pembentukan Identitas Sosial Anggota Hizbut Tahrir Indonesia oleh Arif Mulizar mahasiswa Universitas Padjajaran Bandung pada tahun 2013. Skripsi ini mempunyai kesamaan dengan peneliti yaitu sama-sama membahas tentang Hizbut Tahrir Indonesia. Namun, skripsi ini peneliti membahas tentang pola komunikasi antarpribadi dari anggota-anggota Hizbut Tahrir Indonesia. Sedangkan di penelitian ini membahas tentang representasi identitas yang ada di Facebook Hizbut Tahrir Indonesia. G. Sistematika Penulisan Bab I Latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka serta sistematika penulisan. Bab II Bab ini membahas tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan permasalahan penelitian, metodologi penelitian, pedoman penelitian serta sistematika penelitian. Bab III Bab ini membahas tentang gambaran umum Facebook Hizbut Tahrir Indonesia. Bab IV
13
Bab ini berisi temuan, analisis data, dan interpretasi menggunakan empat level media yaitu ruang media, dokumen media, objek media dan pengalaman. Bab V Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian dan saran-saran yang diajukan oleh peneliti.
BAB II LANDASAN TEORI A. Representasi Stuart Hall mengungkapkan ada dua proses representasi. Pertama, representasi mental yaitu konsep tentang ‘sesuatu’ yang masih ada dikepala kita masing-masing. Sedangkan yang kedua, yaitu ‘bahasa’ yang berperan penting dalam mengkonstruksi suatu makna. 1 Maka dari itu, yang terpenting dalam representasi adalah bahwa kelompok yang dapat berproduksi dan bertukar makna dengan baik adalah kelompok tertentu, yang memiliki suatu latar belakang pengetahuan yang sama sehingga dapat menciptakan suatu pemahaman yang hampir sama. Berpikir dan merasa juga merupakan sistem representasi, sebagai sistem representasi berarti berpikir dan merasa juga berfungsi untuk memaknai sesuatu. Untuk dapat melakukan hal tersebut, diperlukan latar belakang pemahaman yang sama terhadap konsep, gambar, dan ide (cultural codes). 2 Pemaknaan terhadap sesuatu bisa sangat berbeda dalam budaya atau kelompok masyarakat yang berlainan, karena pada masing-masing budaya, kelompok, dan masyarakat tersebut tentunya ada cara-cara tersendiri dalam memaknai sesuatu. Kelompok masyarakat yang memiliki latar belakang pemahaman yang tidak sama terhadap kode-kode budaya tertentu tidak akan bisa memahami makna yang diproduksi oleh kelompok masyarakat lain.
1
Stuart Hall. “The Work of Representation”. Representation: Cultural Representation and signifying Practices. (London. Sage Publication, 2003), hal. 17. 2 Stuart Hall. “The Work of Representatio, hal. 25
14
15
Media sosial sebagai suatu teks banyak menebarkan bentuk-bentuk representasi pada isinya. Representasi dalam media sosial menunjuk pada bagaimana seseorang atau suatu kelompok, gagasan atau pendapat tertentu ditampilkan dalam pemberitaan. Representasi bekerja pada hubungan tanda dan makna. Konsep representasi sendiri bisa berubah-ubah, selalu ada pemaknaan baru. Representasi berubah-ubah akibat makna yang juga berubah-ubah. Setiap waktu terjadi proses negoisasi dalam pemaknaan. Jadi representasi bukanlah suatu kegiatan atau proses statis tapi merupakan proses dinamis yang terus berkembang seiring dengan kemampuan intelektual dan kebutuhan para pengguna tanda yaitu manusia sendiri yang juga terus bergerak dan berubah. Dengan pandangan baru yang menghasilkan pemaknaan baru, juga merupakan hasil pertumbuhan konstruksi pemikiran manusia, melalui representasi makna diproduksi dan dikonstruksi. Ini menjadi proses penandaan, praktik yang membuat suatu hal bermakna sesuatu. B. Identitas dan Pengungkapan diri 1.
Identitas Identitas adalah konsep atas keberadaan seseorang untuk dapat dipandang sebagai human being. Bagaimana dia memandang dirinya, bagaimana dia ingin dipandang dan bagaimana dia memandang orang lain adalah bagian dari penentuan sesuatu yang disebut jati diri seseorang. 3
3
Sih Natalia Sukmi, “Konstruksi Identitas Pengguna Media Dunia Media yang Konvergen” Jakarta, 13-14 November 2013 (FISIP) Universitas Indonesia, 2013), h. 456.
16
Bagi Erving Goffman, bahwa setiap individu pada kenyataannya melakukan konstruksi atas diri mereka dengan cara menampilkan diri (self performance). Namum penampilan diri ini pada dasarnya dibentuk atau untuk memenuhi keinginan audiensi atau lingkungan sosial, bukan berasal dari diri dan bukan pula diciptakan oleh individu itu sendiri. Sehingga identitas yang muncul yakni ilustrasi apa yang sebenarnya menjadi keinginan dan guna memenuhi kebutuhan pengakuan sosial, meski dalam banyak hal ekspektasi yang dating dari lingkungan sosial sering kali berlawanan dengan kehendak pribadi. 4 Komunikasi dijadikan sebagai alat untuk membentuk identitas. Identitas baik dalam pandangan diri anda maupun orang lain, dibentuk ketika secara sosial berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan. Mendapatkan serta reaksi orang lain dalam interaksi sosial dan sebaliknya,
memperlihatkan
rasa
identitas
dengan
cara
mengekspresikan diri dan merespons orang lain. Identitas adalah kode yang mendefinisikan keanggotaan dalam komunitas yang beragam atau kode yang terdiri dari simbol-simbol.5 Hecht menguraikan identitas melebihi pengertian sederhana akan dimensi diri dan dimensi yang digambarkan. Kedua dimensi tersebut berinteraksi dalam rangkaian empat tingkatan atau lapisan. 6 Tingkatan pertama adalah personal layer, yang terdiri dari rasa akan keberadaan diri dalam situasi sosial. Identitas tersebut terdiri dari berbagai 4
Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia), (Jakarta: Kencana Media Group, 2014) , h. 142 5 Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Sibe, h. 142. 6 Stephen W. Littlejohn and Karen A.Foss. Teori Komunikasi: Theories of Human Communication (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), h.131
17
perasaan serta ide tentang diri sendiri, siapa dan seperti apa yang sebenarnya. Tingkatan kedua adalah enactment layer atau pengetahuan orang lain tentang diri seseorang berdasarkan pada apa yang dilakukan, apa yang dimiliki dan bagaimana akan bertindak. Tingkatan ketiga dalam identitas adalah relational atau siapa diri anda dalam kaitannya dengan individu lain. Identitas dibentuk dengan adanya interaksi yang terjadi. Dan yang keempat adalah tingkatan communal, tingkat identitas ini sangat kuat dalam banyak budaya. Ketika identitas seseorang dibentuk terutama oleh komunitas yang lebih besar daripada oleh perbedaan individu di antara manusia dalam komunikasi. Kapan pun anda memperhatikan apa yang dipikirkan dan dilaksanakan oleh komunitas tersebut, maka anda akan menyesuaikan diri pada tingkatan identitas tersebut. 7 Wood and Smith menyatakan bahwa identitas yang berlaku di internet merupakan konstruksi komplek bagi diri, dan secara sosial terkait bagaimana kita berangapan terhadap diri kita sendiri dan bagaimana pula kita mengharapkan diri pandangan dan stigma orang lain terhadap kita dan bagaimana orang lain itu mempersepsikannya. Bahkan penggambaran diri atau self-performance merupakan upaya individu untuk mengkonstruk dirinya dalam konteks online melalui foto atau tulisan, sehingga lingkungan sosial mau menerima keberadaan dan memiliki persepsi yang sama dengan individu ini. Di internet pada dasarnya komunikasi dan interaksi yang terjadi memakai
7
Stephen W. Littlejohn and Karen A.Foss. Teori Komunikasi, h.131-132
18
medium teks, secara langsung hal ini akan memengaruhi bagaimana seseorang mengkomunikasikan identitas dirinya di kehidupan virtual (virtual life) dan setiap teks menjadi semacam perwakilan dari setiap ikon diri dalam penampilan diri. 8 Dalam komunikasi tatap muka seseorang akan memahami dengan gambaran identitas diri orang lain melalui gender, ras, pakaian, dan karakteristik nonverbal lainnya. Namun untuk berinteraksi lewat dunia maya hal ini sulit untuk dilakukan, teknologi internet menwarkan fasilitas untuk menyembunyikan beberapa petunjuk atau karakteristik tertentu yang tidak ingin ditampilkan dan diketahui oleh publik. Sementara menurut Tim Jordan, ada dua kondisi yang bisa menggambarkan
bagaimana
keberadaan
individu
dan
konsekuensinydalam berinteraksi di internet, yaitu pertama: untuk melakukan koneksitas di cyberspace setiap orang harus melakukan loggingin atau melakukan prosedur tertentu seperti menulis username dan password untuk membuka akses ke email, situs jaringan sosial seperti facebook, atau laman web lainnya. Ketika prosedur ini dilalui, maka individu mendapatkan semacam ruang pribadi di mana setiap individu mendapatkan laman khusus yang hanya bisa diakses oleh individu itu, yang biasa disebut dengan istilah akun (account). 9 Kedua, memasuki dunia virtual kadang kala juga melibatkan keterbukaan dalam identitas diri sekaligus juga mengarahkan bagaimana individu itu mengidentifikasikan atau mengkonstruk 8 9
Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber , h. 143. Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber, h. 144
19
dirinya di dunia virtual. Pengguna facebook, sebagai contoh, harus memasukkan informasi tentang dirinya seperti nama, tempat tanggal lahir, pendidikan, hobi dan sebagainya. Setiap individu di media siber memiliki kemampuan tanpa batas untuk mengkreasikan siapa diri kita di dunia virtual, dan hasil kreasi itulah yang nantinya akan mewakili individu dalam memainkan perannya serta berinteraksi di internet. Pilihan untuk membuka identitasnya secara jujur dengan pilihan untuk membuka identitas palsu merupakan pilihan yang bisa diambil. 10 Sementara Shirkley Turkle dalam bukunya Second Self: Computers and the human spirit dan life on the screen: identity in the age of the internet menyatakan, bahwa internet menghubungkan miliaran individu dari belahan bumi mana pun dalam ruang baru yang berimplikasikan pada cara khalayak berfikir selama ini tentang seksualitas, bentuk dari komunitas, dan bahkan identitas diri. Di ruang siber sangat berbeda kenyataan di mana individu akan menemukan dunia baru termasuk identitas, baik yang esensial maupun nonesesnsial. 11 Wood and smith menyodorkan tiga tipe identitas dalam berinteraksi di internet, yakni real-life identity, pseudonymity, dan anonymity. 12 Identitas pertama menunjukan siapa sebenarnya individu itu. Pada pseudominity, identitas asli mulai kabur dan bahkan menjadi palsu, meski dalam beberapa hal ada representasi yang bisa
10
Rulli Nasrullah, Komunikasi Antarbudaya: di Era Budaya Cyber , (Jakarta: Kencana, 2012), h.126-130. 11 Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber, h. 144-145. 12 Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber , h. 145
20
menunjukkan identitas asli seseorang.
Terakhir, anonymity atau
anonym merupakan bentuk baru identitas yang benar-benar terpisah dan tidak bisa dirujuk kepada siapa identitas itu dimiliki.13 Dalam banyak ruang virtual, anonimitas itu bisa terjadi sepenuhnya. Peserta dapat mengubah nama atas kehendak mereka sendiri dan tidak ada catatan yang disimpan untuk menghubungkan nama-nama dengan identitas di dunia nyata. 14 2. Teori Pengungkapan Diri (Self Disclosure) Joseph A. DeVito mendefinisikan self-disclosure sebagai suatu bentuk komunikasi antarpribadi dimana informasi tentang diri yang biasanya disimpan atau disembunyikan dikomunikasikan kepada orang lain. Self-disclosure merupakan perilaku komunikasi di mana pembicara secara sengaja menjadikan dirinya diketahui oleh pihak lain. 15 Menurut DeVito pengungkapan diri berupa informasi, perilaku, sikap, keinginan, motivasi, dan ide yang ada pada orang yang bersangkutan.
Kedalaman
pengungkapan
diri
yang
dilakukan
tergantung seberapa besar ia nyaman dalam keadaan, jika kenyamanan tersebut besar maka informasi yang akan diberikan juga akan banyak.
13
Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber, h. 145 Rulli Nasrullah, Berwacana Di Ruang Publik Virtual, Prosiding Seminar Besar Nasional Komunikasi Padang 26-27 November 2013, “komunikasi @2014 Komunikasi dan pemilihan umum 2014: persiapan, pelaksanaan dan masa depan” (ISKI, 2013), h. 350. 15 M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 1994), h. 163. 14
21
Namun sebaliknya jika orang yang bersangkutan tidak nyaman ia akan cenderung menutup diri. 16 Wrightsman mengungkapkan pengungkapan diri adalah proses menghadirkan diri yang diwujudkan dalam kegiatan membagi perasaan dan informasi dengan orang lain. Sedangkan menurut Morton, pengungkapan diri merupakan diri merupakan kegiatan membagi perasaan dan informasi yang akrab dengan orang lain. 17 Pengungkapan diri atau self-disclosure ini dapat terjadi jika seseorang sengaja memberikan informasi seputar dirinya kepada orang lain, dan orang tersebut lebih menyukai informasi langsung yang diberikan orang yang bersangkutan dibandingkan harus mendengarkan dari sumber lainnya. 18 Self disclosure dapat dibedakan antara satu dengan lainnya karena terbagi dimensinya. DeVito mengungkapkan ada lima dimensi self-disclosure: 19 1) Ukuran (Amount) Ukuran pengungkapan diri dapat dilihat dari frekuensi seseorang melakukan self-disclosure dan durasi pesan-pesan yang bersifat pengungkapan diri, yakni waktu yang diperlukan untuk menyatakan pengungkapan diri tersebut. 20
16
Muhammad Budyatna dan Leila Mona, Teori Komunikasi Antarpribadi (Jakarta: Kencana, 2011), h. 158 17 Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarpribadi dan Medianya (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 106 18 Muhammad Budyatna dan Leila Mona, Teori Komunikasi Antarpribadi, h. 158 19 Joseph A. DeVito, Komunikasi Antar Manusia, (Tangerang: Kharisma Publishing, 2011), h. 61 20 M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, h. 163
22
2) Valensi Valensi self-disclosure adalah kualitas positif dan negatif dari self-disclosure. Jika mengungkapkan diri dengan baik dan menyenangkan disebut dengan self disclosure positif, atau dengan tidak baik dan tidak menyenangkan berarti disebut dengan self disclosure negatif. Kualitas ini akan menimbulkan dampak yang berbeda. 21 3) Kecermatan dan kejujuran Kecermatan atau ketepatan dari self-disclosure kita akan dibatas oleh sejauh mana pengenalan diri sendiri. Selanjutnnya, self disclosure juga akan berbeda tergantung pada kejujuran. Kita dapat secara total jujur atau kita dapat melebih-lebihkan, membuat detail-detail yang penting, atau malah berbohong. 22 4) Tujuan atau maksud Kita akan menyingkapkan apa yang kita tujukan untuk disingkapkan. Dengan demikian kita akan secara sadar mengontrol self disclosure yang kita lakukan. 23 5) Keakraban Kita dapat menyingkapkan hal-hal yang paling akrab dalam hidup kita atau hal yang kita anggap sebagai impersonal atau ada yang berbohong. 24 21
M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribad, h. 164 Joseph A. DeVito, Komunikasi Antar Manusia, h. 62 23 M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribad, h. 164 24 Joseph A. DeVito, Komunikasi Antar Manusia, h. 62 22
23
Pengungkapan diri juga mempunnyai faktor-faktor yang mempengaruhi. Menurut DeVito ada enam faktor yang mempengaruhi pengungkapan diri, sebagai berikut: 1) Efek dyadik Dyadic effect dalam pengungkapan diri menyatakan secara tidak langsung bahwa dalam proses ini terdapat efek spiral (saling berhubungan), dimana setiap pengungkapan diri individu diterima sebagai stimulus untuk penambahan pengungkapan diri dari yang lain. Dalam hal ini, pengungkapan diri antar kedua individu akan semakin baik jika pendengar bersikap positif dan menguatkan. Secara umum, individu cenderung menyukai orang lain yang mengungkapkan cerita rahasianya pada jumlah yang kira-kira sama. 25 2) Ukuran Audiens Pengungkapan diri lebih sering terjadi dalam kelompok yang kecil daripada kelompok yang besar. Dengan pendengar lebih dari satu seperti controling sangatlah tidak mungkin karena respon yang nantinya bervariasi antara pendengar. Alasan lain adalah jika kelompoknya lebih besar dari dua, pengungkapan diri akan dianggap dipamerkan dan terjadinya pemberitaan publik. 26 3) Topik Topik mempengaruhi ukuran dan tipe pengungkapan diri. Sejumlah topik lebik memungkinkan orang untuk membuka 25 26
M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, h. 164 Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarpribadi, h. 1076
24
dirinya daripada topik lainnya. Pengungkapan diri mengenai uang, kepribadian dan fisik lebih jarang dibicarakan daripada berbicara tentang rasa dan minat, sikap dan opini, dan juga pekerjaan. 27 4) Valensi Valensi (kualitas positif atau negatif) dari self disclosure juga penting. Pengungkapan diri yang positif
lebih diminati daripada
pengungkapan diri yang negatif. Pendengar akan lebih tertarik jika pengungkapan diri orang lain yang didengarnya bersifat positif.28
5) Jenis Kelamin (Sex) Banyak riset yang membuktikan bahwa wanita lebih sering membuka dirinya daripada laki-laki. Namun keduanya membuat pengungkapan diri negatif yang hampir sama dari segi jumlah dan tingkatannya. 29
6) Ras, Kebangsaan dan Usia Ras,
Kebangsaan
dan
Usia
juga
mempengaruhi
Self
Disclosure. Murid kulit hitam lebih jarang mengungkapkan diri mereka dibandingkan murid kulit putih. Murid di Amerika lebih sering mengungkapkan diri daripada kelompok yang sama di Jerman dan di Timur Tengah. Terdapat perbedaan jumlah pengungkapan diri dalam usia yang berbeda. Pengungkapan diri pada teman dengan gender berbeda
27
M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, h. 166 Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarpribadi, h. 106 29 Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarpribadi, h. 107 28
25
meningkat dari usia 17-50 tahun dan menurun kembali. 30 7) Mitra Kita dalam Suatu Hubungan Seseorang
yang
menjadi
tempat
bagi
individu
untuk
pengungkapan diri mempengaruhi frekuensi dan kemungkinan dari pengungkapan diri. Individu cenderung mengungkapkan diri pada individu yang hangat dan dapat menerima individu apa adanya. 31 Pengungkapan diri memiliki berbagai fungsi yang kesemuanya menunjukkan keunggulan self disclosure sebagai keberhasilan dari komunikasi antarpribadi. DeVito mengatakan bahwa pengungkapan diri memiliki enam fungsi, sebagai berikut: 1) Memberikan pengetahuan tentang diri Melalui pengungkapan diri kita menemukan perspektif baru pada diri kita. Pemahaman yang lebih mendalam dari perilaku kita sendiri. 32 2) Kemampuan untuk menanggulangi masalah Melalui pengungkapan diri akan ada peningkatan kemampuan dalam menghadapi masalah-masalah. 33 3) Sebagai pelepasan energi Menyimpan rahasia pribadi dan tidak menampakkannya kepada orang lain menghabiskan banyak energi dan membuat kita kehabisan energi untuk hal lainnya. 34
30
M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, h. 166 Joseph A. DeVito, Komunikasi Antar Manusia, h. 63 32 M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, h. 168 33 M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, h. 168 34 Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarpribadi, h. 108 31
26
4) Komunikasi yang efektif Melalui self disclosure, kita dapat meningkatkan komunikasi yang efektif. 35 5) Untuk membuat hubungan yang penuh arti Hubungan yang lebih berarti melalui self disclosure membantu kita menerima hubungan yang lebih dekat dengan orang dimana kita melakukan self disclosure dengannya. 36 6) Kejiwaan yang sehat Melalui self disclosure kita secara tidak langsung melindungi tubuh kita dari stress. 37 C. Media Sosial 1. Definisi Media Sosial Media sosial merupakan sekelompok aplikasi berbasis internet di atas dasar ideologi dan teknologi web 2.0, yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran isi pesan pengguna. 38 Menurut Philip Kotler dan Kevin Keller, media sosial merupakan saran bagi konsumen untuk berbagi infomasi teks, gambar, audio, dan video dengan satu sama
35
M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribad, h. 168 Ifdil, “Konsep Dasar Self Disclosure dan Pentingnya bagi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling”, vol XIII. No. 1. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan. 2013, h. 112 37 M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, h. 168 38 Andreas M. Kaplan dan Michael Haenlein. “Users of the world, unite! The Challenges and Opportunities of Sosial Media,” 2010, h 59-68 36
27
lain. 39 Istilah media sosial menunjuk pada media dimana user dapat berpartisipasi dan berkonstribusi secara aktif. 40 Menurut Fuchs definisi dari media sosial yang berasal dari berbagai literatur penelitian sebagai berikut ini: a) Menurut Mandibergh, media sosial adalah media yang mewadahi kerja sama di antara pengguna yang menghasilkan konten (user generated content). 41 b) Menurut Shirky, media sosial merupakan alat untuk meningkatkan kemampuan pengguna untuk berbagi (to share), bekerja sama (to co-operate) diantara pengguna dan melakukan tindakan secara kolektif yang semuanya berada di luar kerangka institusional maupun organisasi. 42 c) Boyd menjelaskan media sosial sebagai kumpulan perangkat lunak yang
memungkinkan
individu
maupun
komunitas
untuk
berkumpul, berbagi, berkomunikasi, dan dalam kasus tertentu saling berkolaborasi atau bermain. 43 d) Menurut Van Dijk media sosial adalah platform media yang akan memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitas. Karena itu, media sosial dapat dilihat
39
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (Jakarta: Indeks Gramedia, 2012), h. 568. Nurudin. Media Sosial Baru dan Munculnya Revolusi Proses Komunikasi. Jurnal Komunikator UMY : Vol. 5, no. 2, (November 2013): h. 84-93. 41 Rulli Nasrullah, Media sosial: perspektif komunikasi, budaya dan sosioteknologi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h. 11 42 Rulli Nasrullah, Media sosial, h. 11. 43 Rulli Nasrullah, Media sosia, h. 11. 40
28
sebagai medium online yang menguatkan hubungan antarpengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial. 44 e) Meike and Young mengartikan media sosial sebagai konvergensi antara komunikasi personal dalam arti saling berbagi sesama individu (to be shared one-to-one) dan media publik untuk berbagi kepada siapa saja tanpa ada kekhususan individu. 45 Secara garis besar media sosial bisa dikatakan sebagai sebuah media online, di mana para penggunanya (user) melalui aplikasi berbasis internet dapat berbagi, berpartisipasi, dan menciptakan kontenberupa blog, wiki, forum, jejaring sosial, dan ruang dunia virtual yang disokong oleh teknologi multimedia yang kian canggih. Saat ini media sosial yang paling banyak digunakan dan bertumbuh pesat adalah jejaring sosial, blog dan wiki. 46 2. Karakterisrik Media Sosial Media sosial merupakan salah satu platform yang muncul di media siber. Karena itu, melihat media sosial yang ada tidak jauh berbeda dengan karakteristik yang dimiliki oleh media siber. Meski karakteristik media siber bisa dilihat melalui media sosial, media sosial memiliki karakteristik khusus yang tidak dimiliki oleh beberapa jenis media siber lainnya. Ada batasan-batasan dan ciri khusus tertentu yang hanya dimiliki oleh media sosial dibanding dengan media lainnya. Salah satunya adalah media sosial beranjak dari pemahaman 44
Rulli Nasrullah, Media sosial, h. 11 Rulli Nasrullah, Media sosia, h. 11. 46 Tim Pusat Humas Kementrian Perdagangan, Ebook: Panduan Media Sosial untuk Kementrian Perdagangan RI, (Jakarta: 2014), h. 39. 45
29
bagaimana media tersebut digunakan sebagai sarana sosial di dunia virtual. Pada akhirnya bagaimana karakteristik media sosial itu bisa dipergunakan untuk bidang seperti jurnalisme, hubungan masyarakat, pemasaran dan politik. 47 Adapun karakteristik media sosial, yaitu: 1) Jaringan (Network) Media sosial memiliki karakter jaringan sosial. Media sosial terbangun dari struktur sosial yang terbentuk di dalam jaringan atau internet. Karakter media sosial adalah membentuk jaringan di antara penggunanya. Tidak peduli apakah di dunia nyata (offline) saling kenal atau tidak, namun kehadiran media sosial memberikan medium bagi pengguna untuk terhubung secara mekanisme teknologi. 48 2) Informasi (Inform) Informasi menjadi bagian yang penting dari media sosial karena tidak seperti media-media lainnya di internet, pengguna media
sosial
mengkreasikan
representasi
identitasnya,
memproduksi konten, dan melakukan interaksi berdasarkan informasi. Bahkan informasi menjadi semacam komoditas dalam masyarakat informasi (information society). Menurut Casstels informasi diproduksi, dipertukarkan, dan dikonsumsi yang menjadikan informasi itu komoditas bernilai sebagai
47
Rulli Nasrullah, Media sosial, hal. 15 Elisabeth Shinta. “Peran Media Sosial Facebook dalam Komunitas Kaum Lesbi di Kota Tua”. Jurnal Komunikasi. Vol III. No. 02. 2011, hal. 36. 48
30
bentuk baru dari kapitalisme yang dalam pembahasan sering disebut dengan berbagai istilah. 49 3) Arsip (Archive) Bagi pengguna media sosial, arsip menjadi sebuah karakter yang menjelaskan bahwa informasi telah tersimpan dan bisa diakses kapan pun dan melalui perangkat apa pun. Setiap informasi apa pun yang diunggah di Facebook, sebagai contoh, informasi itu tidak akan hilang begitu saja saat pergantian hari, bulan sampai tahun. Informasi itu akan terus tersimpan dan bahgan bisa diakses dengan mudah. 50 4) Interaksi (Interactivity) Karakter dasar dari media sosial adalah terbentuknya jaringan antarpengguna. Jaringan ini tidak sekedar memperluas hubungan pertemanan atau pengikut (follower) di internet semata, tetapi juga harus dibanggun dengan interaksi antarpengguna tersebut. Secara sederhana interaksi yang terjadi di media sosial minimal berbentuk saling mengomentari atau memberikan tanda, seperti tanda jempol ‘like’ di Facebook. 51 5) Simulasi sosial (simulation of society) Media
sosial
memiliki
karakter
sebagai
medium
berlangsungnya masyarakat (society) di dunia virtual. Khalayak seolah-olah tidak bisa membedakan antara yang nyata dan yang 49
Rulli Nasrullah, Media sosial, h. 35. Elisabeth Shinta. “Peran Media Sosial Facebook dalam Komunitas Kaum Lesbi di Kota Tua”. Jurnal Komunikasi. Vol III. No. 02. 2011, hal. 37. 51 Rulli Nasrullah, Media sosial, h. 37. 50
31
ada di layar. Di media sosial interaksi yang ada memang menggambarkan
bahkan
mirip
dengan
realitas,
akan
tetapiinteraksi yang terjadi adalah simulasi dan terkadang berbeda sama sekali. 52 6) Konten oleh pengguna (user-generated content) Karakteristik media sosial lainnya adalah konten oleh pengguna atau lebih popular disebut dengan user generated content (UGC). Term ini menunjukkan bahwa di media sosial konten sepenuhnya milik dan berdasarkan kontribusi pengguna atau pemilik akun. 53 Media sosial telah menjadi bagian integral masyarakat modern. Selalu saja ada ruang virtual yang diminati oleh penggunanya. Ada akun-akun untuk berbagi foto, video, status terbaru, saling menyapa dan bertemu secara virtual dengan teman-teman baru dan teman-teman lama. Selalu ada jalur keluar melalui media sosial terhadap kebutuhan akan beragam komunikasi yang muncul di masyarakat. 54 3. Level Realitas di Media Sosial Sebuah realitas yang terjadi di media sosial bisa dilihat melalui dua konsep, yakni konten dan bentuk (form) media sosial. Menurut Taylor dan Every sebuah aksi dari komunikasi dan interaksi yang terjadi di internet harus dilihat pula dari apa yang membawa (site) komunikasi itu dan apa yang tampak dari yang disampaikan. 52
Rulli Nasrullah, Media sosial, h. 38. Rulli Nasrullah, Media sosial, h. 39. 54 Tim Pusat Humas Kementrian Perdagangan, Ebook: Panduan Media Sosial untuk Kementrian Perdagangan RI, (Jakarta: 2014), h. 35. 53
32
Berdasarkan hal tersebut, realitas sosial di media-siber yang ada di media sosial bisa dibagi ke dalam dua kerangka besar, yakni level mikro maupun makro. Level mikro berada dan merujuk pada teks yang dikonstruksi oleh pengguna, sedangkan level makro merujuk pada konteks yang mengelilingi teks. 55 Ada empat level dalam melihat realitas sosial-siber di media sosial. Level-level ini bisa juga digunakan sebagai panduan dalam meneliti realitas dan hubungannya antara online-offline. 56 Level-level tersebut antara lain: a) Ruang Media (Media Space) Dalam ruang media, level ini dapat mengungkap bagaimana struktur maupun perangkat (prosedur) dari media sosial, seperti bagaimana membuat akun, prosedur mempublikasikan konten, dan aspek grafis dari tampilan media sosial. Dengan mengetahui bagaimana perangkat media sosial bekerja, akan diketahui segala kemungkinan yang terjadi di media sosial dari aspek perangkat teknologi. 57 Mempelajari perangkat teknologi di media sosial, bisa diungkapkan bahwa (a) media sosial bergantung pada sejumlah prosedur yang berbeda dengan media tradisional yang tidak memerlukan keterlibatan pengguna. Di media sosial diperlukan keterlibatan pengguna secara aktif dengan mengikuti langkahlangkah atau prosedur tertentu. (b) Dari keterlibatan atau prosedur 55
Rulli Nasrullah, Media Sosial, h. 59 Rulli Nasrullah, Media Sosial, h. 60. 57 Rulli Nasrullah, Media Sosial ., h. 60. 56
33
yang harus diikuti inilah komunikasi interaktif terjadi atau sebuah akun di media siber terhubung dengan akun lainnya. (c) Keunikan yang ada di media sosial adalah sebuah akun akan hidup, terhubung, dan terkoneksi terus-menerus. 58 b) Dokumen Media (Media Archive) Level dokumen media digunakan untuk melihat bagaimana isisebagai
sebuah
teks
dan
makna
yang
terkandung
yang
dipublikasikan melalui media sosial. Teks yang dibangun oleh pengguna (encoding) menjadi sorotan penting dalam level ini untuk diterjemahkan (decoding) sebagai sebuah realitas sosialsiber. Di level ini teks yang dipublikasikan itulah yang akan menjadi pusat perhatian baik dari segi kalimat ataupun foto. Teks tidak sekedar mewakili pendapat atau opini pengguna media sosial. Sebagai media sosial, teks bisa menunjukan ideologi, latar belakang sosial, pandangan politik, keunikan budaya, hingga bentuk kebudayaan. 59 c) Level Objek Media (Media Object) Level objek media merujuk pada teks maupun konteks yang berada di sekitar teks tesebut di media sosial. Level ini memfokuskan pada riset atau temuan yang ada di media sosial, melakukan observasi, mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada subjek,
berpartisipasi
pada
aktivitas
komunitas,
dan
atau
melakukan pengujian atas bagaimana persepsi atau intuisi 58 59
Rulli Nasrullah, Media Sosial, h. 60. Rulli Nasrullah, Media Sosial, h. 61.
34
pengguna media sosial. Jika pada level dokumen media peneliti hanya memfokuskan pada teks dari produser, pada level ini peneliti mengalihkan pada bagaimana teks itu muncul dalam konteks tertentu secara online. 60 d) Level Pengalaman (Experiential Stories) Level pengalaman media menjembatani anatara dunia virtual dan dunia nyata. Misalnya, melihat dan mengungkap bagaimana motif yang melandasi pengguna dalam memanfaatkan dan memublikasikan sebuah status di Facebook. Level ini juga melihat apakah yang terjadi di jaringan online juga memberikan pengaruh di dunia nyata (offline). Pada tataran makro ini, interpretasi diperlukan untuk melihat realitas yang ada di dunia nyata. Contoh, yang melandasi pengguna dalam mengonstruk sebuah status, juga maksud yang ingin dicapai dari mendistribusikannya di media sosial. Jika pada level objek media persentase terbesar melihat konteks secara online, pada level pengalaman media yang menjadi fokus utama adalah pengungkapan realitas offline. 61 D. Facebook 1. Pengertian Facebook Facebook merupakan salah satu online social networking atau situs
jejaring sosial, yang diciptakan untuk memberikan fasilitas
teknologi daengan maksud pengguna dapat bersosialisasi untuk berinteraksi dalam dunia maya. 60 61
Rulli Nasrullah, Media Sosial , h. 61. Rulli Nasrullah, Media Sosial, h. 61.
35
Facebook yang merupakan situs jejaring sosial memungkinkan orang untuk saling berkomunikasi lebih dari sekedar layanan chatting biasa. Sesuai dengan tagline yang dimiliki Facebook, “Facebook helps you connect and share with the people in your life” (Facebook membantu Anda menghubungkan dan berbagi dengan orang lain), berbagai informasi diri dapat diungkapkan melalui situs jejaring sosial ini. Facebook merupakan salah satu situs jejaring sosial yang melejit setelah seorang mahasiswa jurusan ilmu computer dari universitas Harvard
yang
bernama
Mark
Zuckerberg
bersama
kawan
sepermainannya yang juga memiliki status yang sama dengan Mark yaitu mahasiswa Harvard membuat situs ini, Facebook diluncurkan pada tahun 4 Februari 2004. Kemudahan yang ditawarkan situs ini membuat orang-orang tertarik untuk bergabung dengan Facebook sebab ada beberapa keunggulan dari jejaring sosial Facebook, yaitu: 62 1) Merekomendasikannya sangat mudah, bisa dari sarana publikasi maupuin langsung dari artikel atau foto yang di unggah. Ada sarana publikasi untuk teman yang belum punya akun ini. Dengan publikasi itu, kita bisa meminta dia membuat di Facebook. 2) Tampilannya simpel dan informatif, lebih dari Friendster. 3) Mudah melakukan update, terutama saat update status. Status yang kita posting dapat langsung diketahui oleh teman kita, sehingga teman kita dapat berkomentar atau menyukai status yang 62
Danang Priyamboro, “Penggunaan Facebook terhadap Tingkat Sosial Capital Mahasiswa” (Skripsi Sarjana Ekstensi FISIP, Univeristas Indonesia Depok, 2009), h. 21-23
36
kita posting. 4) Memiliki sarana PMYK (People You May Know) untuk memperbanyak teman. 5) Penampilan sarana group ditampilkan lebih akrab melalui sarana diskusi yang memudahkan samua anggota. 6) Proses pendaftaran akun yang mudah dan cepat 7) Tidak memiliki pilihan audio mp3 atau musik pada tampilan profil, sehingga pengunjung terhindar dari gangguan suara musik yang mungkin tidak disukai. 8) Meng-upload sedemikian mudah, tanpa bantuan program penggungah lainnya 9) Tersedianya kolom obrolan (chatting) sebagai fitur dari Facebook. Kehadiran situs jejaring sosial, seperti Facebook, merupakan media sosial yang digunakan untuk memublikasikan konten, seperti profil, aktivitas atau bahkan pendapat pengguna; juga sebagai media yang memberikan ruang bagi komunikasi dan interaksi dalam jejaring sosial di ruang media siber. Fasilitas di Facebook seperti wall bisa dimanfaatkan pengguna untuk mengungkapkan apa yang sedang dialami/disaksikan, bercerita tentang keadaan disekitar dirinya, hingga bagaimana tanggapan tentang situasi yang ada. Status pada Facebook dapat dimanfaatkan untuk melacak pola pikir, kecerdasaan, keterampilan, perasaan, hobi, minat, dan perhatian seseorang. Wall
37
pada Facebook merupakan karakter atau identitas dari penulisnya.
63
Facebook sebagai website jaringan sosial, di mana para pengguna dapat bergabung dalam komunitas. untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain. Saat ini, setiap orang sangat ingin mengetahui berbagai informasi baik ataupun buruk, sisi baik ataupun buruk seseorang, mengetahui tentang tempat maupun berbagai kondisi secepat mungkin. Hal tersebut merupakan kelebihan yang dimiliki Facebook yaitu update berbagai informasi secara real time atau online. 2. Fanpage Facebook Fanpage atau halaman digunakan untuk membantu bisnis, merek, dan organisasi berbagi berita dan berhubungan dengan orang lain. Seperti
profil,
anda
dapat
menyesuaikan
halaman
dengan
menerbitkan berita, menyelenggarakan acara, menambahkan aplikasi, dan lainnya. Orang yang menyukai halaman anda dan temantemannya akan mendapatkan berita terbaru pada Kabar Berita. 64 Halaman Facebook memiliki sejumlah kelebihan di antaranya adalah kemudahan akses karena sebagian besar pengguna media sosial di Indonesia memiliki akun Facebook. Update dan berbagi informasi (foto, berita, dan video) juga dapat dilakukan dengan lebih cepat dan mudah. Penggunaan halaman Facebook lebih mudah digunakan untuk sarana pertukaran informasi karena minat orang untuk mengakses informasi di internet lebih banyak dibandingkan 63
Rulli Nasrullah, Media sosial: perspektif komunikasi, budaya dan sosioteknologi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h. 40. 64 https://www.facebook.com/help/174987089221178. diakses pada 2 Maret 2016.
38
dengan media lainnya. Secara garis besar, halaman Facebook banyak dimanfaatkan oleh pebisnis dan artis, untuk memberikan informasi atau event kepada penggemarnya atau pelanggannya melalui Facebook. Halaman Facebook akan memberikan kita kemudahan dalam mencari
dan mendapatkan informasi yang kita butuhkan, karena
halaman Facebook menyediakan informasi teraktual yang setiap saat bisa kita akses. Disini pengguna media dituntut untuk lebih aktif jika tidak ingin ketinggalan informasi. Kita bisa dengan mudah bergabung dengan halaman Facebook tersebut hanya dengan mengklik “sukai halaman” kita sudah menjadi anggota atau pengikut dari halaman tersebut. Di halaman itu kita bisa mengirim dan menerima informasi yang kita perlukan. Adapun halaman Facebook bertujuan untuk membuat fans turut serta dalam memposting konten secara reguler. Sehingga terciptalah sebuah hubungan yang terkesan ketergantungan atau sering dikenal dengan istilah maniak. Karena kita seakan-akan dituntut untuk terus mengikuti informasi yang ditawarkan oleh halaman Facebook tersebut. Para pengikut akan mendapatkan kepuasan dari informasi yang mereka cari dan dapatkan.
BAB III GAMBARAN UMUM HIZBUT TAHRIR INDONESIA A. Sejarah Hizbut Tahrir Hizbut Tahrir (HT) atau Liberation Party (Partai Pembebasan) merupakan organisasi Politik Islam ideologi berskala Internasional yang aktif memperjuangkan dakwah Islam, agar umat Islam kembali kepada kehidupan Islam melalui tegaknya khilafah Islamiyyah. 1 Hizbut Tahrir didirikan dalam rangka memenuhi seruan Allah SWT:
Artinya: “(Dan) hendaklah ada di antara kalian segolongan umat (jamaah) yang menyeru kepada kebaikan (mengajak memilih kebaikan, yaitu memeluk Islam), memerintahkan kepada yang ma’ruf dan melarang dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104) Hizbut Tahrir berdiri pada tahun 1953 di Al-Quds (Baitul Maqdis), Palestina.Gerakan yang menitik beratkan perjuangan membangkitkan umat di seluruh dunia untuk mengembalikan kehidupan Islam. Hizbut Tahrir didirikan oleh Taqiyyudin al-Nabhani. Sejak didirikan, Hizbut Tahrir dipimpin oleh Taqiyyudin al-Nabhani hingga wafat, yakni tanggal 20 Juni 1977 M. Taqiyyudin al-Nabhani merupakan salah 1
http://hizbut-tahrir.or.id/tentang-kami/, diakses pada 2 maret 2016
39
40
seorang ulama berpengaruh di Palestina, doktor lulusan Universitas AlAzhar, Kairo, Mesir, yang sebelumnya adalah seorang hakim agung di Mahkamah Isti'naf, al-Quds, Palestina. Sepeninggal Taqiyyudin alNabhani Hizbut Tahrir dipimpin oleh Abdul Qodim Zallum hingga wafat tahun 2003. saat ini kepemimpinan Hizbut Tahrir digantikan oleh Syeikh Atha' Abu Rastah secara Internasional. 2 Hizbut Tahrir telah beberapa
kaliberupaya
pengambil
alihan
kekuasaan di banyak negeri-negeri Arab, seperti di Yordania pada tahun 1969, Mesir pada tahun 1973, dan serentak di Irak, Sudan, Tunisia, AlJazair pada tahun 1973, namun semuanya gagal. Sejak saat itulah Hizbut Tahrir mulai merubah setrategi perjuangannya dengan lebih banyak melontarkanwacana dan membina masyarakat melaluidakwah. Hizbut Tahrir merupakan organisasi politik, bukan organisasi kerohanian (seperti tarekat), bukan lembaga ilmiah (seperti lembaga studi agama atau badan penelitian), bukan lembaga pendidikan (akademis), dan bukan pula lembaga sosial (yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan). Ide-ide Islam menjadi jiwa, inti, dan sekaligus rahasia kelangsungan kelompoknya. 3 Hizbut Tahrir bermaksud membangkitkan kembali umat Islam dari kemerosotan yang amat parah, membebaskan umat dari ide-ide, sistem perundang-undangan, dan hukum-hukum kufur, serta membebaskan mereka dari cengkraman dominasi dan pengaruh negara-negara kafir.
2 3
http://hizbut-tahrir.or.id/tentang-kami/, diakses pada 2 maret 2016 http://hizbut-tahrir.or.id/tentang-kami/, diakses pada 2 maret 2016
41
Ide-ide, pendapat-pendapat, dan hukum-hukum yang telah dipilih dan ditetapkannya, telah di himpun dalam berbagai buku dan selebaran. Semua itu telah diterbitkan dan disebarluaskan kepada umat. Berikut nama-nama buku yang telah diterbitkan oleh Hizbut Tahrir. 4 1. Nizhamul Islam (Peraturan Hidup Dalam Islam) 2. Nizhamul Hukmi Fil Islam (Sistem Pemerintahan Islam) 3. Nizhamul Iqtishadi Fil Islam (Sistem Ekonomi Islam) 4. Nizhanul Iztima’i Fil Islam (Sistem Pergaulan di dalam Islam) 5. At-Takattul al-Hizbi (Pembentukan Partai Politik) 6. Mafahim Hizbut Tahrir (Pokok-pokok Pikiran Hizbut Tahrir) 7. Daulah al-Islamiyah (Negara Islam) 8. Syakhshiyah al-Islamiyah (Kepribadian Islam, tiga jilid) 9. Mafahiim Siyasiyah Li Hizbut Tahrir (Pokok-pokok Pikiran Politik Hizbut Tahrir) 10. Nadlarat Siyasiyah Li Hizbut Tahrir (Pandangan Politik Hizbut Tahrir) 11. Muqaddimah ad-Dustur (Pengantat Undang-undang Dasar Negara Islam) 12. Al-Khilafah (Sistem Khilafah) 13. Kaifa Hudimat al-Khilafah
(Persekongkolan
Negara Khilafah) 14. Nizham al-‘Uqubat (Sistem Sanksi) 15. Ahkam al-Bayyinat (Hukum Pembuktian) 4
http://hizbut-tahrir.or.id/tentang-kami/, diakses pada 2 maret 2016
Meruntuhkan
42
16. Naqdlu al-Isytirakiyah al-Markisiyah (Kritik Terhadap Sosialis Marxis) 17. At-Tafkiir (Membangun Pemikiran) 18. Sur’atu al-Badihah (Kecepatan Berfikir) 19. Fikru al-Islam (Pemikiran Islam) 20. Naqdlu an-Nadlariyatu al-Iltizami fi al-Qawanini al-Gharbiyyah (Kritik terhadap Teori Stipulasi Undang-undang Barat) 21. Nida Haar (Seruan Hizbut Tahrir Untuk Umat Islam) 22. Siyasatu al-Iqtishadiyatu al-Mutsla (Politik Ekonomi yang Agung) 23. Al-Amwal fi Daulah al-Khilafah (Sistem Keuangan di Negara Khilafah). 5 Disamping itu, terdapat ribuan selebaran buklet dan diktat yang di keluarkan Hizbut Tahrir, baik menyangkut ide maupun politik. Cara yang ditempuh Hizbut Tahrir dalam menyampaikan ide-ide dan hukumhukum yang telah dipilih dan ditetapkannya adalah dengan cara politik. Yaitu, dengan menyampaikan semua ide dan hukum kepada masyarakat, hingga mereka mau menerima, mengamalkan, dan turut mengembannya, agar bias terwujud dalam aspek pemerintahan dan realitas kehidupan. 6 Hizbut Tahrir bertujuan melanjutkan kembali kehidupan Islam, dan mengemban Islam keseluruh penjuru. Ini berarti mengajak semua kaum muslimin untuk kembali hidup secara Islami di darul Islam dan di dalam masyarakat Islam. Seluruh aktivitas kehidupan di dalamnya diatur sesuai dengan hukum syara’. Pandangan hidup yang akan menjadi 5 6
http://hizbut-tahrir.or.id/tentang-kami/, diakses pada 2 maret 2016 http://hizbut-tahrir.or.id/tentang-kami/, diakses pada 2 maret 2016
43
penelitiannya adalah halal dan haram, dibawah naungan Daulah Islamiyah, yaitu Daulah Khilafah, yang di pimpin oleh seorang Khalifah yang diangkat dan dibai’at oleh kaum muslim untuk di dengar dan ditaati, dan agar menjalankan kehidupannya berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. Juga untuk mengemban risalah Islam ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad. Hizbut Tahrir beraktivitas di seluruh lapisan masyarakat di dunia Islam, dengan mengajak kaum muslim untuk melanjutkan kehidupan Islam di bawah naungan Negara Khilafah Islam. Juga untuk memperkuat komunitas muslim yang hidup secara Islami, dengan terikat pada hukum-hukum Islam dan menciptakan identitas Islam yang kuat. 7 Hizbut Tahrir juga beraktivitas bersama-sama komunitas muslim di Barat untuk mengingatkan mereka agar menyambut seruan perjuangan mengembalikan khilafah dan menyatukan kembali umat Islam secara global. Selain itu, Hizbut Tahrir juga berupaya menjelaskan citra Islam yang benar kepada masyarakat barat serta terlibat dalam dialog dengan para pemikir, pembuat kebijakan dan akademisi barat. 8 Hizbut Tahrir kini telah berkembang ke seluruh negara Arab di Timur Tengah, termasuk di Afrika seperti Mesir, Libya, Sudan dan Aljazair. Turki, Inggris, PerancisBelanda, dan negara-negara Eropa lainnya hingga ke Amerika Serikat, Rusia, Uzbekistan, Tajikistan, Kirgistan, Pakistan, Malaysia, Australia dan termasuk Indonesia.
7
http://hizbut-tahrir.or.id/tentang-kami/, diakses pada 2 maret 2016 http://hizbut-tahrir.or.id/tentang-kami/, diakses pada 2 maret 2016 9 http://hizbut-tahrir.or.id/tentang-kami/, diakses pada 2 maret 2016 8
9
44
B. Sejarah dan Perkembangan Hizbut Tahrir Indonesia Pada 1980-an, beberapa organisasi radikal Internasional mulai tumbuh dan berkembang di Indonesia, seiringdengan berdirinya Hizbut Tahrir berskala Internasional, organisasi ini diteruskan ke berbagai negara di penjuru dunia termasuk Indonesia. Hizbut Tahrir masuk ke Indonesia pada tahun 1982-1983, karena semangat dakwah dan dengan misi mengembalikan Islam ke dalam sistem khilafah secara International. 10 Pada Awal 1980-anHizbut Tahrirmenyebar gagasan khilafahnya ke berbagai kampus perguruan tinggi melalui Jaringan Lembaga dakwah kampus.Karena pada saat itu konstelasi politik dibawah orde baru belum memungkinkan gerakan organisasi
ini untuk muncul, karena terjadi
ancaman intimidasi dan pembubaran dari penguasa, sehingga gerakan ini hanya melakukan aktivitas "di bawah Meja Sistem Negara". Kemudian setelah lengsernya rezim soeharto tahun 1998 oleh gerakan reformasi, terjadi perubahan konstelasi politik, yakniera keterbukaan sehingga membuka peluang bagi organisasi-organisasi yang
lama terkungkung oleh rezim soeharto mulai menampakkan
statusnya termasuk Hizbut Tahrir.Sejak terselenggarakannya Konferensi Internasional di Istora Senayan yang dihadiri oleh tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Internasional maupun Nasional, serta dihadiri tokoh-tokoh organisasilain, Hizbut Tahrir Indonesia resmi melakukan aktifitasnya di Indonesia secara terbuka sejak tahun 2000. Hizbut Tahrir dalam konteks Indonesia kemudian dikenal dengan nama Hizbut Tahrir Indonesia 10
http://hizbut-tahrir.or.id/tentang-kami/, diakses pada 2 maret 2016
45
kemudian disingkat dengan HTI. Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dibangun atas dasar kemandirian yang dalam pendanaan untuk operasional organisasi diperoleh dari simpatisan, dan tidak menerima bantuan dari pemerintah bahkan secara tegas menolak dan mengharamkan penerimaan uang dari pemerintah. Untuk menjaga kemandirian dan independensi inilah maka setiap sumbangan yang diberikan kepada HTI harus melalui penelitian secara seksama. Sejak awal Hizbut Tahrir maupun HTI memang di desain sebagai organisasi politik. Tetapi berbeda dengan organisasi politik yang dikenalselama ini. HTI tidak mendaftarkan diri secara formal sebagai parpol yang ikut dalam pemilu. HTI menerjemahkan pertai politik dalam pengertian yang luas, yaitu sebagai suatu organisasi yang aktifitasnya bertujuan mengoreksi kekuasaan dan membangunnya secara benar. Hal inidilakukan karena menurut HTI dalam situasi sekarang ini banyakpartai Islam justru membingungkan umat Islam sendiri. Oleh karena itu, HTI
tidak mengikuti jejak partai-partai lain yang berdasarkan Islam
untuk ikut andil dalam pemilu yang kemudian dapat menjadi anggota legislatif.11 Dengan demikian, Hizbut Tahrir merupakan organisasi politik, sehingga kegiatan-kegiatan yangdilakukannyabukan sosial keagamaan, namun demikian, sampai saat ini Hizbut Tahrir maupun HTI belum pernah mengikuti pemilu sebagaimana umumnya partai politik. Kegiatan-kegiatan
11
http://hizbut-tahrir.or.id/tentang-kami/, diakses pada 2 maret 2016
46
politik yang dilakukan HTI lebih banyak melontarkan ide-ide/wacana, dan melakukan kritik terhadap kebijakan pemerintah. Hizbut Tahrir menerima keanggotaan setiap orang Islam, baik lakilaki maupun wanita, tanpa memperhatikan lagi apakah mereka keturunan Arab atau bukan, berkulit putih ataupun hitam. Hizbut Tahrir adalah sebuah partai untuk seluruh kaum muslimin dan menyeru mereka untuk mengemban dakwah Islam serta mengambil dan menetapkan seluruh aturan-aturan Islam, tanpa memandang lagi kebangsaan, warna kulit, maupun madzhab mereka. Hizbut Tahrir melihat semuanya dari pandangan Islam. 12 Cara mengikat individu-individu ke dalam Hizbut Tahrir adalah dengan memeluk Aqidah Islamiyah, matang dalam Tsaqafah Hizbut Tahrir, serta mengambil dan menetapkan ide-ide dan pendapat-pendapat Hizbut Tahrir. Dia sendirilah yang mengharuskan dirinya menjadi anggota Hizbut Tahrir, setelah sebelumnya ia melibatkan dirinya dengan (pembinaan dan aktivitas dakwah) Hizbut Tahrir; ketika dakwah telah berinteraksi dengannya Hizbut Tahrir. Jadi ikatan yang dapat mengikat anggota Hizbut Tahrir adalah Aqidah Islamiyah dan Tsaqafah Hizbut Tahrir yang terlahir dari aqidah ini. Halaqah-halaqah (pembinaan) wanita dalam Hizbut Tahrir terpisah dengan halaqah laki-laki. Yang memimpin halaqah-halaqah wanita adalah para suami, mahramnya, atau para wanita. 13
12 13
http://hizbut-tahrir.or.id/tentang-kami/, diakses pada 2 maret 2016 http://hizbut-tahrir.or.id/tentang-kami/, diakses pada 2 maret 2016
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL ANALISIS A. Identitas Diri Komunitas Hizbut Tahrir Indonesia melalui Media Sosial Facebook Pada bab ini peneliti akan menganalisa tentang representasi identitas komunitas Hizbut Tahrir Indonesia di Media Sosial Facebook dengan menggunakan teori self disclosure. Teori self disclosure berbicara tentang seseorang memberikan informasi yang belum pernah dibicarakan atau dipuiblikasikan sebelumnya, biasanya informasi ini bersifat rahasia. De Vito mengungkapankan ada lima dimensi-dimensi self disclosure: 1 1) Ukuran (Amount) Ukuran pengungkapan diri dapat dilihat dari frekuensi seseorang melakukan self-disclosure dan durasi pesan-pesan yang bersifat pengungkapan diri, yakni waktu yang diperlukan untuk menyatakan pengungkapan diri tersebut. 2 Ukuran atau jumlah pengungkapan diri yang dilakukan di Facebook Hizbut Tahrir Indonesia setiap harinya tak menentu seperti apa yang dikatakan oleh Admin Hizbut Tahrir Indonesia bahwa, “Waktunya tidak ditentukan yang terpenting adalah kita tersumber dari web resmi Hizbut Tahrir Indonesia” Tidak ada kententuan atau prosedur yang diharuskan dari Hizbut Tahrir Indonesia baik dari segi waktu maupun dari segi durasi berapa lama harus memposting tentang pengungkapan diri di Facebook Hizbut Tahrir 1
Joseph A. DeVito, Komunikasi Antar Manusia, (Tangerang: Kharisma Publishing, 2011), h. 61 2 M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, h. 163
47
48
Indonesia. Peneliti juga menemukan bahwa di Facebook Hizbut Tahrir Indonesia tidak ditemukan waktu yang sama dalam pengungkapan diri melalui postingan tersebut. Melainkan admin Facebook memposting suka hati yang terpenting pesan yang disampaikan jelas dan lengkap dengan foto serta sebuah artikel, karena juga tidak ada prosedur yang mewajibkan Admin Facebook Hizbut Tahrir Indonesia dalam memposting. Frekuensi atau waktu dalam mengungkapkan diri melalui Facebook Hizbut Tahrir Indonesia pun tidak ditentukan. 2) Valensi Valensi self-disclosure adalah kualitas positif dan negatif dari selfdisclosure. Jika mengungkapkan diri dengan baik dan menyenangkan disebut dengan self disclosure positif, atau dengan tidak baik dan tidak menyenangkan berarti disebut dengan self disclosure negatif. Kualitas ini akan menimbulkan dampak yang berbeda. 3 Pengungkapan diri positif
dilakukan di Facebook Hizbut Tahrir
Indonesia seperti tentang ajakan-ajakan merawat lingkungan, menutup aurat, ajakan datang ke acara dakwah Hizbut Tahrir dan ajaran-ajaran islam lainnya. Postingan positif itu dilakukan agar orang-orang yang mengakses Facebook Hizbut Tahrir Indonesia mendapatkan manfaat baiknya dari postingan tersebut. Tujuan dari postingan misalnya ajakan merawat lingkungan seperti (gambar 1) dilakukan Hizbut Tahrir Indonesia melalui halaman Facebooknya agar masyarakat mengetahui bahwa Hizbut Tahrir Indonesia ada ditengah masyarakat bukan hanya sekedar untuk mengkritik Pemerintahan yang ada di
3
M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribad, h. 164
49
Indonesia,
melainkan
untuk
mengajarkan
kebaikan-kebaikan
yang
diperintahkan sang pencipta Alllah SWT.
Gambar 1: Konten Ajakan Melestarikan Hutan https://www.facebook.com/336318866577945/photos/pb.336318866577945.2207520000.1459782069./442844095925421/?type=3&theater Postingan positif di Hizbut Tahrir Indonesia juga bukan sekedar tentang ajakan, namun juga larangan tentang perbuataan yang dilarang oleh Allah SWT yang melanggar ajaran islam, contohnya postingan dampak perbuataan maksiat seperti berikut ini.
Gambar 2: Konten Bahaya Maksiat
50
https://www.facebook.com/336318866577945/photos/pb.336318866577945.2207520000.1459782077./438222313054266/?type=3&theater Hizbut Tahrir Indonesia bukan hanya memposting informasi yang mengajak manusia untuk ke jalan kebenaran. Sebenarnya yang ingin dijelaskan peneliti juga bukan postingan negatifnya, namun postingan yang banyak menimbulkan kontra terhadap pemerintahan. Hizbut Tahrir Indonesia banyak menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat Indonesia. Menurut penelusuran peneliti, yang pro terhadap Hizbut Tahrir Indonesia merupakan anggota Hizbut Tahrir Indonesia juga di dunia nyata, bukan hanya sekedar mengikuti Facebook Hizbut Tahrir Indonesia.
Gambar 3: Kontra Terhadap Pemerintah Sumber : https://www.facebook.com/336318866577945/photos/pb.336318866577945.2207520000.1459877215./438853056324525/?type=3&theater
Pada postingan diatas terlihat bahwa pengungkapan diri yang dilakukan merupakan ketidaksukaan Hizbut Tahrir Indonesia terhadap Pemerintahan Jokowi yang dilontarkan lewat postingan diatas. Postingan
51
diatas cenderung memberikan pesan kepada yang membaca postingan tersebut untuk berfikir kritis tentang apa yang dilakukan pemerintahan Jokowi. Hizbut Tahrir Indonesia menjadikan Facebooknya memiliki dualitas identitas. Identitas pertama halaman Facebook Hizbut Tahrir Indonesia yang anti demokrasi dan berusaha membentuk negara Islam. Negara Islam dalam hal ini adalah suatu wilayah di bawah kedaulatan Islam yang diperintah oleh seorang Khilafah berdasarkan hukum Islam dimana penganut agama lain bisa hidup berdampingan dengan memiliki hak dan kebebasan untuk menganut agamanya. Identitas kedua mereka adalah sebagai masyarakat Indonesia biasa yang mengikuti proses pemerintahan di Indonesia. 3) Kecermatan dan Kejujuran Menurut penelusuran peneliti, kejujuran dan kecermatan Hizbut Tahrir Indonesia di media sosial Facebook dilakukan dengan baik, meskipun terkadang bahasa yang digunakan cenderung terlalu menyalahkan sistem pemerintahan, agar sistem Khilafah bisa ditegakkan kembali di Indonesia. Kejujuran dari pengungkapan diri Hizbut Tahrir Indonesia bisa dipertanggung jawabkan melihat dengan semua yang diposting di Facebook Hizbut Tahrir bersumber dari web Resmi Hizbut Tahrir Indonesia. Data-data yang diungkap melalui Facebook Hizbut Tahrir Indonesia juga merupakan data yang sebenarnya sesuai dengan Fakta mengenai sejarah atau profil Hizbut Tahrir Indonesia.
52
4) Tujuan dan Maksud Tujuan dari pengungkapan diri Hizbut Tahrir Indonesia melalui Facebook adalah untuk menarik masyarakat agar setuju dengan ide ataupun gagasan yang dimiliki organisasi tersebut. Agar khalayak yang belum mengetahui Hizbut Tahrir Indonesia dapat mengenal lebih dalam lagi seputar Hizbut Tahrir Indonesia. Namun, pengungkapan diri melalui Facebook Hizbut Tahrir Indonesia juga sekedarnya saja tapi bisa mencakup semua bahasannya mulai dari sejarah, perkembangan, tujuan dan ajaran-ajaran yang ada pada masa Khilafah. Maksud dari pengungkapan diri melalui Facebook Hizbut Tahrir Indonesia ini juga untuk memberikan pemikiran-pemikiran baru tentang sistem pemerintahan yang sudah kita jalani selama ini, dan ingin mendapatkan bantuan untuk mendirikan kembali sistem Khilafah pada zaman Nabi dahulu. 5) Keakbaran Keakraban yang diitimbulkan pada saat pengungkapan diri melalui Facebook Hizbut Tahrir ini seperti interaksi yang terjalin antara Admin Facebook dan pengikut Facebook, atau bahkan antara pengikut Facebook dengan pengikut Facebook lainnya. Admin Facebook Hizbut Tahrir Indonesia memberikan kemudahan kepada siapa saja yang ingin berinterkasi dengannya, salah satunya melalui inbox Facebook, jika ada pengikut yang ingin bergabung atau bertanya jawab dengan Admin Facebook Hizbut Tahrir Indonesia pasti langsung dijawab. Tidak ada ketentuan format ataupun cara tertentu untuk berhubungan langsung dengan Admin Facebook Hizbut Tahrir Indonesia. Sehingga tidak ada ruang
53
pembatas untuk para pengikut Facebook berhubungan atau mengetahui informasi seputar Hizbut Tahrir Indonesia dan sikap Admin itulah sehingga terjalin keakraban di Facebook Hizbut Tahrir Indonesia. Siapapun yang ingin berkomentar ataupun berinteraksi Facebook Hizbut Tahrir Indonesia dipersilahkan dengan terbuka. Sehingga keakraban yang timbul dari pengungkapan diri juga terjalin dengan baik dan direspons dengan aktif oleh para pengikut Facebook Hizbut Tahrir Indonesia. B. Facebook Hizbut Tahrir Indonesia dengan Menggunakan Teori Empat Level Media Sosial 1. Level Mikro (Teks) a) Ruang Media Pada level ruang media, membagi menjadi identitas diri (profile), dan foto diri (profile picture) untuk melihat visualisasi pada Halaman Facebook Hizbut Tahrir Indonesia. Halaman Facebook memiliki nama depan Hizbut Tahrir dan nama belakang Indonesia. Nama yang dibuat di halaman Facebook ini ditujukan sebagai identitas resmi dari Hizbut Tahrir Indonesia, dan agar khalayak mengetahui bahwa Facebook tersebut merupakan Facebook Resmi dari Hizbut Tahrir Indonesia.
Gambar 4: Foto Diri dan Sampul Foto
54
Sumber: https://www.facebook.com/Hizbut-Tahrir-Indonesia336318866577945/timeline, diakses pada 2 Maret 2016 Halaman ini memiliki album foto yang dibagi menjadi 6 album dengan masing-masing judulnya, album yang memiliki foto terbanyak diberi nama foto kronologi (timeline photos) dengan jumlah 2.632 foto, selanjutnya album unggah seluler (mobile upload) dengan jumlah sebanyak 45 foto, nama album galeri foto rapat dan pawai sebanyak 31 foto, foto profil sebanyak 2 foto, foto sampul sebanyak 5 foto dan album video sebanyak 58 video (Pada gambar 5).
Gambar 5: Album Foto HTI di Facebook Sumber :https://www.facebook.com/Hizbut-Tahrir-Indonesia336318866577945/photos_stream?tab=photos_albums, diakses pada 2 Maret 2016 Kategori album foto pada Facebook Hizbut Tahrir Indonesia dibuat agar mempermudah khalayak yang mengunjunginya. Khalayak dapat menklik album yang bernama foto kronologi, jika ingin melihat informasi dan berita yang di posting. Jadi khayalak mudah untuk melihat foto maupun video sesuai kategori yang diinginkan pada
55
halaman Facebook Hizbut Tahrir Indonesia. Berikut tampilan album foto kronologi yang terdapat di Facebook Hizbut Tahrir Indonesia (Pada Gambar 5).
Gambar 6: Foto Kronologi Sumber:https://www.facebook.com/media/set/?set=a.33674965986819 9.1073741828.336318866577945&type=3, diakses pada 2 Maret 2016 Pada Facebook Hizbut Tahrir Indonesia penulisan kolom kanal diri (about) didasari atas ketentuan yang diberikan dari pengurus Dewan Perwakilan Pusat Hizbut Tahrir Indonesia, yang di dalam kolom kanal diri (about) berupa penjelasan atau keterangan jelas mulai dari deskripsi pendek yang bertuliskan akun ini merupakan Halaman Resmi Hizbut Tahrir Indonesia, dan terdapat juga deskripsi panjang yang isinya menjelaskan publikasi-publikasi di akun ini diterbitkan atas nama Hizbut Tahrir Pusat dan Wilayah, Kantor Media (al-Maktab al-I'lami), Juru Bicara dan Perwakilan Media Hizbut Tahrir saja yang merupakan pendapat Hizbut Tahrir.Kemudian tertera dengan jelas juga kontak yang bisa dihubungi berupa nomor telepon kantor dan email
56
HizbutTahrir Indonesia yaitu (62-21) 83787370/83787372 dan
[email protected], serta dituliskan juga info tautan situs resmi http://www.hizbut-tahrir.or.id. Sejak pertama kali dibuatnya halaman Facebook Hizbut Tahrir Indonesia pada tahun 2012, jumlah likes pada kolom suka halaman ini terus meningkat. Namun seiring dengan terkenalnya halaman Facebook ini sudah empat kali di hack atau dijajah oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Jadi dari tahun 2015 sampai dengan sekarang jumlah likes pada halaman ini memiliki 58.309 akun yang menyukai (likes). Pada kolom suka terdapat pula jumlah orang yang membicarakan soal halaman Facebook Hizbut Tahrir Indonesia sebanyak 11.121, orang yang membicarakan ini maksutnya adalah orang yang membagikan kembali postingan yang ada di Facebook Hizbut Tahrir Indonesia di akun Facebook pribadinya agar postingan Facebook HizbutTahrir Indonesia dapat dilihat teman-teman di Facebook pribadinya. “Akun facebook HTI sudah 4 kali diblockir ini udah yang ke 5 kalinya dibuat, kalau tidak di blockir pengikut di facebook sudah sampai jutaan pasti” 4 Berikut adalah tampilan jumlah pengguna akun Facebook yang menyukai Facebook Hizbut Tahrir Indonesia dan jumlah orang yang membicarakan atau membagikan ulang postingan yang ada di
4
Wawancara dengan Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia tanggal 29 Februari 2016 yang bertempat di Kantor Pusat Hizbut Tahrir Indonesia.
57
Facebook Hizbut Tahrir untuk dibagikan kembali di akun Facebook pribadinya.
Gambar 7: Kolom Suka Sumber: https://www.facebook.com/Hizbut-Tahrir-Indonesia336318866577945/likes?ref=page_internal, diakses pada 2 Maret 2016
Pengungkapan diri yang divisualisasikan pada halaman resmi Facebook Hizbut Tahrir Indonesia melalui foto profile dan foto sampul yang ditampilkan berbentuk logo yang berupa foto bendera Hizbut Tahrir Indonesia yang menggambarkan identitas resmi. Bahkan juga melalui setiap postingan berupa gambar selalu diikuti dengan logo dipojok bawah seperti pada gambar atau dengan tanda pagar (hastag) Hizbut Tahrir Indonesia. “Menggunakan foto logo HTI sebagai foto profil dan foto cover di Facebook adalah upaya untuk mengungkapkan diri dan identitas kami” 5
5
Wawancara dengan Admin Facebook Hizbut Tahrir Indonesia tanggal 7 maret 2016.
58
Gambar 7: Logo Hizbut Tahrir Indonesia pada Postingan Sumber:https://www.facebook.com/336318866577945/photos/pb.3 36318866577945.2207520000.1458192873./441499142726583/?ty pe=3&size=960%2C960&fbid=441499142726583, diakses pada 2 Maret 2016 Visualisasi halaman Facebook juga terdapat foto diri (photo profile), halaman Facebook Hizbut Tahrir Indonesia juga terdapat foto diri, foto diri yang ada di Facebook Hizbut Tahrir Indonesia jarang diperbaharui terbukti bahwa sejak dari bulan April 2015 sampai sekarang admin Facebook hanya menganti foto diri sebanyak dua kali, pertama tanggal 17 april 2015 dan kedua pada tanggal 25 April 2015. Dan foto diri yang ditampilkan halaman Facebook Hizbut Tahrir Indonesia yang diganti dari tanggal 25 April 2015 tidak pernah diperbaharui lagi sampai sekarang. Foto itu berupa logo atau lambang dari bendera Hizbut Tahrir Indonesia yang mencirikan identitas diri resmi dari organisasi Hizbut Tahrir Indonesia itu sendiri. Berikut adalah foto diri atau profil yang ada di Facebook Hizbut Tahrir Indonesia
59
Gambar 8: Foto Profil Sumber:https://www.facebook.com/media/set/?set=a.33665514987765 0.1073741827.336318866577945&type=3, diakses pada 2 Maret 2016
Halaman Facebook Hizbut Tahrir Indonesia ini terbuka untuk semua pengguna Facebook, peneliti menemukan bahwa proses cara mengikuti di akun Facebook tersebut dilakukan dengan cara terbuka dan tanpa adanya verifikasi terhadap pengguna akun tersebut. Dengan hanya bermodalkan koneksi internet dan akun Facebook pribadi siapapun bisa mengikuti dan mendapatkan informasi tentang Hizbut Tahrir Indonesia dan hanya dengan mencari kolom pencarian (Search) tersebut siapapun bisa mendapatkan infomasi, memberikan komentar, men-like dari konten (Posting) di akun Facebook Hizbut Tahrir Indonesia. Hal tersebut dilakukan agar semua pengguna Facebook bisa membaca dan ikut berinteraksi di Facebook Hizbut Tahrir Indonesia. Pada akun Facebook Resmi Hizbut Tahrir Indonesia tidak ada ketentuan atau prosedur khusus untuk administrator dalam menulis konten (Posting) di Facebook tersebut, baik dari segi waktu
60
memposting konten yang tidak ditentukan waktunya maupun jumlah konten yang harus di posting setiap hari juga tidak ditentukan jumlah kontennya. Yang terpenting adalah semua konten yang di post di akun Facebook Hizbut Tahrir Indonesia kontennya berasal dari Website resmi Hizbut Tahrir Indonesia yang beralamat http://www.hizbuttahrir.or.id. “Kalau jumlah dan waktu tidak ada peraturannya, yang terpenting adalah sumber isinya berasal dari website HTI” 6 b) Dokumen Media Pada level dokumen media, peneliti membagi ke dalam dua kategori untuk melihat teks-teks yang dipublikasikan melalui media sosial Facebook Hizbut Tahrir Indonesia, yakni kolom kanal diri (about) dan kolom isi atau konten (posting). Kedua kolom ini berbeda karena kolom kanal diri cenderung stabil dan jarang diperbaharui (update), sementara di kolom isi atau konten di Facebook Hizbut Tahrir Indonesia merupakan publikasi-publikasi yang selalu diisi oleh informasi dan berita-berita yang dimana sumber dari konten tersebut berasal dari halaman resmi http://www.hizbut-tahrir.or.id Pada Facebook Hizbut Tahrir Indonesia kolom kanal diri (about) tertera dengan jelas kontak yang bisa dihubungi berupa nomor telepon kantor dan email Hizbut Tahrir Indonesia yaitu (62-21) 83787370 / 83787372 dan
[email protected], serta dituliskan juga info tautan situs resmi http://www.hizbut-tahrir.or.id.Setelah itu
6
Wawancara dengan admin Facebook Hizbut Tahrir Indonesia 7 Maret 2016
61
dilengkapi penjelasan atau keterangan mulai dari deskripsi pendek (short description) yang bertuliskan akun ini merupakan Halaman Resmi Hizbut Tahrir Indonesia, dan terdapat juga deskripsi panjang (long description) yang isinya menjelaskan publikasi-publikasi di akun ini diterbitkan atas nama Hizbut Tahrir Pusat dan Wilayah, Kantor Media (al-Maktab al-I'lami), Juru Bicara dan Perwakilan Media Hizbut Tahrir saja yang merupakan pendapat Hizbut Tahrir. Alasan ditulisnya deskripsi panjang (long description) tersebut adalah berdasarkan dari peraturan atau ketentuan yang ada dari Pengurus Dewan Perwakilan Pusat Hizbut Tahrir Indonesia, dimana adanya keharusan untuk menulis kanal diri (about) seperti di Facebook Hizbut Tahrir Indonesia, tujuannya sebagai petunjuk bagi pengguna Facebook sedang mengakses Facebook resmi dari Hizbut Tahrir Indonesia. “Ya, karena yang ditulis di about itu sudah peraturan dari sini, bukan hanya di Facebook tapi di website terus di twitter juga sepeerti itu agar semuanya seragam dan kelihatan, terus kan jadinya semua orang yakin kalau itu merupakan benar Facebook Hizbut Tahrir Indonesia. Jadi gak ragu seperti itu lah” 7 Berikut adalah tampilan dari kanal diri (about) halaman Facebook Hizbut Tahrir Indonesia (Pada gambar 10).
7
Wawancara dengan Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia tanggal 29 Februari 2016
yang bertempat di Kantor Pusat Hizbut Tahrir Indonesia.
62
Gambar 9: Kolom Tentang Diri atau About Sumber: https://www.facebook.com/Hizbut-Tahrir-Indonesia336318866577945/info/?tab=page_info, diakses pada 2 Maret 2016 Sementara di kolom isi Facebook Hizbut Tahrir Indonesia selalu didukung dengan foto atau gambar yang didesain secara menarik mungkin, gambar yang di posting pun berkesinambungan dengan isi dari postingan tersebut dan ada tulisan di dalam gambar tersebut berupa judul besar dari isi postingan. Foto yang diposting Hizbut Tahrir Indonesia di halaman Facebooknya ada 2.632 foto. Fungsi dari dibuatnya gambar agar khalayak tertarik untuk membaca isi dan diharapkan memberikan interaksi dari khalayak yang melihat postingan tersebut. “Dari pengalaman kami, postingan dengan menggunakan foto yang didesain dengan menarik menambah tingkat viralitas dan engagement (interaksi)” 8 Pada foto atau gambar tersebut terdapat berbagai macam topik. Untuk topik besar yang terdapat dalam konten Facebook adalah tentang sistem pemerintahan yang ada di Indonesia. Selain itu juga ada
8
Wawancara dengan Admin Facebook Hizbut Tahrir Indonesia tanggal 7 maret 2016.
63
topik lainnya yaitu tentang ekonomi, politik, kegiataan Hizbut Tahrir Indonesia yang semuanya dilandaskan atas agama islam, bahkan pengungkapan diri dari Hizbut Tahrir Indonesia itu sendiri. Topik besar di Facebook Hizbut Tahrir Indonesia yang dipublikasikan adalah salah satunya tentang sistem pemerintahan yang ada Negara Indonesia, disini menjelaskan tentang bagaimana demokrasi yang ada di Indonesia tidak sesuai atau bahkan bertentangan dengan akidah agama Islam, dilengkapi dengan ayat Al-Qur’an serta pendapat yang tujuannya untuk memperkuat isi postingan ini dari ketua Lajnah Tsaqafiyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia KH. Hafidz Abdurrahman bahwa sistem demokrasi bertentangan dengan akidah mayoritas agama penduduk Indonesia. Dan di postingan ini disisipkan kata persuasi atau ajakan agar seluruh masyarakat Indonesia meninggalkan sistem demokrasi yang dibuat pemerintah Indonesia dan kembali ke awal sebagai seorang hamba Allah SWT yang masih suci. Caranya adalah dengan menjadikan akidah, ideologi islam dan segenap peraturan dari Allah sebagai landasan atau pondasi dasar dari sistem yang ada di Indonesia. “Karena itu saatnya kita tinggalkan #demokrasi dan kembali kepada fitrah kita sebagai seorang hamba Allah. Yaitu dengan menjadikan akidah, ideologi Islam dan segenap peraturan yg terpancar darinya sebagai tolok ukur atas kebenaran.#Syariah#Khilafah #HizbutTahrirIndonesia.” 9
9
https://www.facebook.com/336318866577945 diakses pada tanggal 12 Maret 2016, pada pukul 00:45 WIB
64
Gambar 10: Konten dengan Tema Pemerintahan Sumber:https://www.facebook.com/336318866577945/photos/pb.3363 18866577945.2207520000.1458193488./430027957207035/?type=3& size=989%2C989&fbid=430027957207035, diakses pada 2 Maret 2016 Tema seperti tentang sistem pemerintahan di Indonesia merupakan tema yang sering dibahas di Facebook Hizbut Tahrir Indonesia, hasil penelurusan peneliti tema ini sering dibahas karena tema ini menarik untuk khalayak, banyak khalayak yang memberikan tanda “like” di tema ini dan memberikan komentar di tema ini (Pada gambar 11). Hizbut Tahrir Indonesia tidak setuju dengan sistem pemerintahan Negara Indonesia yaitu demokrasi, maka dari itu mereka sering membuat tema ini untuk mengungkapkan apa yang mereka inginkan lewat Facebook. Selain sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, dibahas pula topik dengan bahasan ekonomi. Ekonomi yang dibahas di Facebook Hizbut Tahrir Indonesia adalah menghapus sistem perekonomian yang telah diatur pemerintah Indonesia untuk membangun ekonomi sesuai dengan ajaran islam dan Negara khilafah. Tujuan dari postingan
65
tentang ekonomi di Negara khilafah ini sebagai pembelajaran secara online agar menambah wawasan seputar ekonomi di Negara khilafah.
Gambar 11: Konten tentang Ekonomi Sumber:https://www.facebook.com/336318866577945/photos/pb.3363 18866577945.2207520000.1458193365./441330162743481/?type=3& size=800%2C800&fbid=441330162743481, diakses pada 2 Maret 2016 Hizbut
Tahrir
Indonesia
juga
memanfaatkan
halaman
Facebooknya sebagai alat untuk menginformasikan kegiataan, salah satunya kegiataan dakwah. Terbukti dalam halaman Facebooknya ada beberapa foto tentang informasi kegiataan seputar kegiataan dakwah, tujuannya postingan tentang kegiataan Hizbut Tahrir Indonesia agar kegiataan berdakwah ini bukan hanya diketahui oleh para pengikut Hizbut Tahrir Indonesia offline, tapi bisa berguna juga untuk para pengikutnya yang online. Bahkan bagi pengguna Facebook pun bisa mengetahui Informasi tentang kegiataan dakwah Hizbut Tahrir Indonesia, karena di postingan juga terdapat informasi lengkap kapan kegiataan itu dilaksanakan serta tema dari dakwah tersebut, bahkan
66
denah lokasi juga ditampilkan pada postingan tersebut yang didesain secara menarik.
Gambar 12: Konten tentang Kegiatan dakwah Sumber:https://www.facebook.com/336318866577945/photos/pb.3363 18866577945.2207520000.1458193365./444141789128985/?type=3& size=720%2C972&fbid=444141789128985, diakses pada 2 Maret 2016 Salah satu topik yang ada di Hizbut Tahrir Indonesia adalah tentang Hizbut Tahrir itu sendiri (Pada gambar 14). Tujuan dari postingan tentang mengenal Hizbut Tahrir sendiri adalah untuk menginformasikan Hizbut Tahrir Indonesia mengenai tujuan, latar belakang, sejarah dan sebagainya kepada khalayak luas yang baru mengikuti Facebook Hizbut Tahrir Indonesia. Postingan ini juga dapat dijadikan sebagai alat untuk menambah wawasan seputar Hizbut Tahrir Indonesia, karena tidak semua masyarakat yang mengakses Facebook Hizbut Tahrir Indonesia mengetahui apa itu Hizbut Tahrir Indonesia. Maka dari itu, administrator halaman Facebook Hizbut Tahrir Indonesia memposting gambar sebagai berikut:
67
Gambar 13: Konten tentang Pengungkapan Diri Sumber:https://www.facebook.com/336318866577945/photos/pb.3 36318866577945.2207520000.1458193488./432173323659165/?ty pe=3&size=960%2C960&fbid=432173323659165, diakses pada 2 Maret 2016
2. Level Makro (Konteks) a) Objek Media Di level objek media, pada halaman Facebook Hizbut Tahrir Indonesia semua postingan mendapatkan perhatian dari pengguna Facebook. Isi yang dipublikasikan oleh admin halaman Facebook Hizbut Tahrir Indonesia jika dilihat dari jumlah komentar yang berasal dari pengguna maupun berapa kali halaman itu dibicarakanserta jumlah orang yang memberikan tanda suka (likes) menunjukkan bahwa tulisan-tulisan yang dipublikasikan mendapat tempat dan dikunjungi. Berarti pada Facebook Hizbut Tahrir Indonesia ditemukan adanya interaksi antara pengguna dan admin Facebook Hizbut Tahrir Indonesia. Interaksi yang terjalin di halaman Facebook Hizbut Tahrir Indonesia mulai dari kegiataan ketika pengguna Facebook membuka
68
kemudian membaca postingan yang ada di Facebook Hizbut Tahrir Indonesia, kemudian memberikan komentar di kolom komentar yang sudah disediakan atau sekedar memberikan ikon like atau tanda suka di postingan Hizbut Tahrir. Admin halaman Facebook Hizbut Tahrir Indonesia juga berperan aktif dalam interaksi yang terjadi di Facebook Hizbut Tahrir Indonesia. Admin menjawab komentar bila ada pertanyaan yang perlu dijawab atau dibenarkan. Admin Facebook Hizbut Tahrir Indonesia yang tidak mau disebutkan namanya tersebut juga mengungkapkan kegiataan interaksi yang terjadi adalah lewat komentar dan juga lewat pesan masuk di Facebook antara dia dan pengguna Facebook atau pengikut Facebook Hizbut Tahrir Indonesia. (Pada gambar 15) “Interaksi yang terjadi dengan pengguna yaitu lewat komentar dan inbox message” 10
10
Wawancara dengan admin Facebook Hizbut Tahrir Indoensia tanggal 7 Maret 2016.
69
Gambar 14: Contoh Interaksi yang Terjadi di Facebook Hizbut Tahrir Indonesia Sumber:https://www.facebook.com/336318866577945/photos/pb.336 318866577945.2207520000.1458193488./432173323659165/?type=3 &theater, diakses pada 2 Maret 2016 Untuk menjelaskan apa saja interaksi yang terjadi di halaman Facebook Hizbut Tahrir Indonesia, peneliti mengambil kasus pada salah satu postingan tentang Mengenal Hizbut Tahrir Indonesia yang di posting pada tanggal 9 Januari 2016. Dengan penelusuran peneliti, tanggapan terbanyak ada pada postingan ini komentar yang diberikan ada 55, tanda suka atau likes jumlahnya mencapai 13.000 serta dibagikan ulang ada 1.328.
Gambar 15: Kolom komentar Sumber:https://www.facebook.com/336318866577945/photos/pb.3363 18866577945.2207520000.1458193488./432173323659165/?type=3&theater, diakses pada 2 Maret 2016 Postingan mengenal Hizbut Tahrir Indonesia di pada halaman Facebook Hizbut Tahrir Indonesia menimbulkan tanggapan yang berbagai macam. Mulai dari menerima postingan tersebut dengan menuliskan komentar yang baik, ada juga yang menolak dengan komentar hinaan, bahkan ada juga komentar yang tidak ingin
70
mendukung ataupun menolak. Berikut adalah tampilan komentar yang terdapat pada postingan dengan judul mengenal Hizbut Tahrir Indonesia.
Gambar 16: Komentar Pro pada Kolom Komentar Sumber:https://www.facebook.com/336318866577945/photos/pb.3363 18866577945.2207520000.1458193488./432173323659165/?type=3&theater, diakses pada 2 Maret 2016
Gambar 17: Komentar Kontra pada Kolom Komentar Sumber:https://www.facebook.com/336318866577945/photos/pb.3363 18866577945.2207520000.1458193488./432173323659165/?type=3&theater, diakses pada 2 Maret 2016
Gambar 18: Komentar Netral pada Kolom komentar Sumber:https://www.facebook.com/336318866577945/photos/pb.3363 18866577945.2207520000.1458193488./432173323659165/?type=3&theater, diakses pada 2 Maret 2016
Jumlah komentar pada postingan diatas ada 55 komentar, komentar-komentar diatas terdiri dari 34 komentar positif atau mendukung apa yang diposting, 12 komentar yang menolak atau
71
cenderung mempertanyakan kebenaran dari postingan tersebut dan ada 4 pengguna yang bersikap netral atau cenderung tidak memihak pada komentar siapapun yang berkomentar di postingan tersebut. b) Pengalaman Media Hizbut Tahrir melebarkan sayap organisasinya ke berbagai wilayah termasuk dengan menggunakan internet. Internet merupakan salah satu alat yang dijadikan sebagai alat penyebaran informasi Hizbut Tahrir Indonesia. Salah satu bentuk kemajuan fitur aplikasi teknologi internet adalah situs media sosial dimanfaatkan Hizbut Tahrir Indonesia. Media sosial yang digunakan antara lain Facebook, Instagram, Twitter. “Media sosial yang digunakan Hizbut Tahrir Indonesia adalah Facebook, twitter, instagram, youtube, google plus” 11 Media sosial merupakan salah satu alat yang dijadikan sebagai alat penyebaran informasi Hizbut Tahrir, salah satu media sosial yang digunakan adalah Facebook. Hal ini dilakukan karena menurut pandangan Hizbut Tahrir untuk mewujudkan keinginan dan cita-cita besar membutuhkan dukungan dari banyak orang dalam jumlah besar. Dengan adanya media sosial kebutuhan manusia untuk saling berinteraksi semakin mudah dan jarak bukan lagi menjadi kendala yang rumit. “Hizbut Tahrir kan sudah lama ya di Indonesia, agar lebih berkembang lagi ke pelosok-pelosok tim infokom kami yang mengurus penyebaran HTI melalui Internet Facebook selain dari media cetak, jadi biar rata di seluruh Indonesia” 12 11
Wawancara dengan admin Facebook Hizbut Tahrir Indoensia tanggal 7 Maret 2016. Wawancara dengan Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia tanggal 29 Februari 2016 bertempat di Kantor Pusat Hizbut Tahrir Indonesia. 12
yang
72
Halaman Facebook tidak akan berdiri sendiri, pasti ada yang membuat dan mengelolanya, termasuk halaman Facebook Hizbut Tahrir Indonesia yang dikelola oleh admin yang bertugas memposting isi yang ada di Facebook Hizbut Tahrir Indonesia baik foto, video dan sebagainya, penulis konten bertugas sebagai menulis dan membuat konten yang akan di posting, dan pembuat visual grafis yang tugasnya membuat gambar yang menarik untuk mendukung postingan. “Admin (memposting konten di akun fb), penulis konten (membuat konten yang akan diposting) dan pembuat visual grafis (membuat gambar yang mendukung postingan” 13 Salah satu alasan halaman Facebook Hizbut Tahrir Indonesia ialah sebagai tempat untuk menampilkan identitas. Menampilkan identitas termasuk pengungkapan diri. Pengungkapan diri di media sosial sering dilakukan, seperti halnya Hizbut Tahrir Indonesia yang ikut mengungkapkan identitas lewat Facebook. Hizbut Tahrir mengungkapkan diri mereka yang dikonstruksi melalui Foto diri (profile photo), sampul foto (cover photo), status, foto dan video yang diposting di halaman Facebook Hizbut Tahrir Indonesia. C. Interpretasi Hasil temuan dan analisis yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan data di fanpage Facebook Hizbut Tahrir Indonesiaserta dengan wawancara bersama Juru Bicara dan admin fanpagenya, maka peneliti mengambil interpretasi bahwa pengungkapan diri yang dilakukan Hizbut Tahrir Indonesia pada fanpage Facebook merupakan bagian dari pemanfaatan 13
Wawancara dengan Admin Facebook Hizbut Tahrir Indonesia tanggal 7 maret 2016.
73
media sosial untuk mengungkapkan identitas. Dapat dikatakan bahwa pengungkapan diri secara terbuka yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir Indonesia dalam fanpage Facebook. Hal ini bisa dilihat dari empat level media yaitu level ruang media, dokumen media, objek media, hingga pengalaman yang peneliti amati ketika menelusuri fanpage Facebook Hizbut Tahrir Indonesia. Berdasarkan analisis data dari fanpage Hizbut Tahrir Indonesia, maka peneliti disini ingin mengaitkan data yang berada pada dokumen media dengan konteks karakteristik dari media sosial diantaranya ada jaringan dan informasi. Karakter media sosial adalah membentuk jaringan antar penggunanya tidak peduli apakah di dunia nyata saling kenal atau tidak, namun kehadiran media sosial memberikan medium bagi manusia secara mekanisme teknologi. 14 Melalui Fanpage Facebook Hizbut Tahrir Indonesia dapat membentuk jaringan, baik di dunia nyata pengguna belum pernah mengetahui atau kenal dengan Hizbut Tahrir Indonesia atau belum, fanpage yang dibuat memberikan kemudahan untuk terjadinya interaksi di dunia virtual seperti memberikan komentar bahkan memberikan kesempatan para penggunanya untuk bergabung ke organisasi Hizbut Tahrir Indonesia. Sedangkan salah satu karakteristik yang dimiliki media sosial adalah informasi, Informasi menjadi hal yang penting dari media sosial karena tidak seperti media-media lainnya di internet, pengguna media sosial mengkreasikan representasi identitasnya, memproduksi
14
Rulli Nasrullah, Media sosial, Hal. 16-17.
74
konten, dan melakukan interaksi berdasarkan informasi. 15 Dalam fanpage Hizbut Tahrir Indonesia yang menjadi landasan utamanya adalah informasi yang tersedia di fanpage tersebut. Informasi yang didapatkan berbagai macam dari mulai dakwah melalui postingan, cara bergabung ke Hizbut Tahrir Indonesia dan kegiataan-kegiataan yang dilakukannya. Fanpage dimanfaatkan dengan maksimal oleh Hizbut Tahrir Indonesia untuk mengungkapkan diri seluas-luasnya kepada seluruh pengguna Facebook dengan tujuan mampu meraih pengikut sebanyak-banyaknya. Menurut peneliti setelah melakukan penelusuran di fanpage Hizbut Tahrir Indonesia, informasi yang dipublikasikan juga kebanyakan mengkritik atau cenderung kontra terhadap pemerintah, Hizbut Tahrir Indonesia kebanyakan menginformasikan tentang sistem pemerintahan
yang
berbanding terbalik dengan ajaran agama islam pada masa Khilafah. Hizbut Tahrir Indonesia ingin berjuang membangun Negara khilafah dan meninggalkan sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, dengan fanpage Hizbut Tahrir Indonesia menjadi salah satu alternatif untuk melebarkan sayapnya dalam menampilkan pendapatnya di dunia virtual. Berdasarkan level ruang media peneliti membahas seputar visualisasi yang ada di fanpage Facebook Hizbut Tahrir Indonesia dan visualisasi pengungkapan diri serta identitas yang ditampilkan melalui postingan di fanpagenya. Disini peneliti ingin mengaitkan dengan pernyataan Wood and Smith bahwa identitas yang berlaku di internet merupakan konstruksi bagi diri dan secara sosial terkait bagaimana kita 15
Rulli Nasrullah, Media sosial, Hal. 19.
75
beranggapan terhadap diri kita sendiri dan bagaimana pula kita mengharapkan diri pandangan dan stigma orang lain terhadap kita dan bagaimana orang lain itu mempersepsikannya. Hal ini berkaitan dengan Hizbut Tahrir Indonesia dalam menampilkan apa yang ada di fanpagenya dengan terbuka, mereka menampilkan apa yang jadi identitas mereka yaitu berupa logo Hizbut Tahrir Indonesia yang berada pada foto diri dan sampul foto agar khalayak dapat menerima mereka secara terbuka juga. Hizbut Tahrir Indonesia tidak menutup diri mereka di fanpage, mereka memberikan keluluasaan bagi pengguna Facebook dan pengikutnya untuk mengakses fanpagenya. Wood and Smith juga mengungkapkan penggambaran diri merupakan upaya individu untuk mengkonstruk dirinya dalam konteks online melalui foto atau tulisan, sehingga lingkungan sosial mau menerima keberadaan dan memiliki persepsi yang sama dengan individu ini. Hal ini sesuai dengan kenyataan selain di foto diri dan foto sampul, Hizbut Tahrir Indonesia juga menampilkan logonya didalam foto yang diunggahnya di fanpagenya. Hal ini menandakan mereka ingin terus menampilkan apa yang menjadi identitasnya, agar khalayak memahami apa yang mereka maksud, mau menerima keberadaan mereka dan mengikuti apa yang mereka anggap mereka benar. Selanjutnya dalam level objek media, interaksi di ruang virtual dalam fanpage Hizbut Tahrir Indonesia dengan pengikut dan pengguna Facebook terjadi melalui kolom komentar yang terbagi pada tiga kategori pro, kontra dan netral dan tanda suka (like). Wood and Smith
76
menyodorkan tiga tipe identitas dalam berinteraksi di internet, yakni reallife identity, pseudonymity, dan anonymity.Terkait dengan penggunaan identitas akun Facebook yang memberikan komentar dan tanda suka pada fanpage Hizbut Tahrir Indonesia, peneliti menemukan bahwa akun yang digunakan bervariasi mulai dari akun yang identitas yang bisa diketahui, akun yang asli namun disembunyikan, bahkan akun identitas yang kabur dan disembunyikan alias anonim. Media baru memberikan kesempatan pengguna Facebook dan pengikut untuk memanipulasi identitas dan representasi dirinya. Adapun pada level pengalaman media, terkait dengan penampilan diri menyatakan kehidupan sosial dibagi menjadi wilayah depan (front stage)
yang
merujuk
peristiwa
sosial
bahwa
individu
bergaya
menampilkan perannya dan wilayah belakang (back stage) yang merujuk tempat dan peristiwa yang memungkinkan mempersiapkan perannya di wilayah depan. 16 Front stage yang ditampilkan Hizbut Tahrir Indonesia ialah melalui apa yang mereka posting di fanpage Facebooknya, seolaholah fanpage Facebooknya merupakan panggung yang mereka tampilkan dengan baik dan menarik. Dengan menggunakan nama Hizbut Tahrir Indonesia, konten postingan di fanpagenya sesuai dengan ketentuan yang ada pada Pengurus Pusat Hizbut Tahrir Indonesia. Goffman mengakui bahwa panggung depan adalah terlembagakan atau mewakili kepentingan kelompok atau organisasi. 17 Sedangkan, panggung belakang (back stage) yang dilakukan fanpage Hizbut Tahrir Indonesia melalui administrator 16
George Ritzer dan Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi Modern, Hal.298-299 George Ritzer dan Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi Modern, Hal.298
17
77
fanpage yang bertugas memposting isi yang ada di Facebook Hizbut Tahrir Indonesia baik foto, video dan sebagainya, penulis konten bertugas sebagai menulis dan membuat konten yang akan di posting, dan pembuat visual grafis yang tugasnya membuat gambar yang menarik untuk mendukung
postingan.
Sebuah
panggung
belakang
diatur
agar
menciptakan sebuah kesan yang baik untuk penontonnya yaitu pengguna Facebook dan pengikut Hizbut Tahrir Indonesia.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan oleh penulis, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hizbut Tahrir Indonesia menjadikan Facebooknya memiliki dua identitas. Identitas pertama halaman Facebook Hizbut Tahrir Indonesia yang anti demokrasi dan berusaha membentuk negara Islam. Identitas kedua mereka adalah sebagai masyarakat Indonesia biasa yang mengikuti proses pemerintahan di Indonesia. 2. Halaman Facebook Hizbut Tahrir Indonesia terbuka untuk semua pengguna Facebook, sehingga semua pengguna dapat mengakses halaman ini. Pada Facebook ini tidak ada ketentuan atau prosedur khusus untuk administrator dalam menulis konten (posting) di Facebook tersebut. Dua kategori untuk melihat teks-teks yang dipublikasikan melalui media sosial Facebook Hizbut Tahrir Indonesia, yakni kolom kanal diri (about) dan kolom isi atau konten (posting). Pada Facebook Hizbut Tahrir Indonesia kolom kanal diri (about) terdapat deksripsi panjang, deskripsi pendek dari Hizbut Tahrir Indonesia. Pada kolom isi Facebook Hizbut Tahrir Indonesia selalu didukung dengan foto. Fungsi dari dibuatnya gambar agar khalayak tertarik untuk membaca isi dan diharapkan memberikan interaksi dari khalayak yang melihat postingan tersebut. Pada Facebook Hizbut Tahrir Indonesia ditemukan adanya interaksi antara pengguna dan admin 78
79
Facebook Hizbut Tahrir Indonesia. Interaksi yang terjalin di halaman ini mulai dari kegiataan ketika pengguna Facebook membuka kemudian membaca postingan, kemudian memberikan komentar di kolom komentar yang sudah disediakan atau sekedar memberikan ikon like atau tanda suka di postingan. Tujuan dari pembuataan halaman Facebook Hizbut Tahrir Indonesia salah satunya ialah sebagai tempat untuk menampilkan identitas. Menampilkan identitas termasuk pengungkapan diri. Hizbut Tahrir mengungkapkan diri mereka yang dikonstruksi melalui Foto diri (profile photo), sampul foto (cover photo), status, foto dan video yang diposting di halaman Facebook Hizbut Tahrir Indonesia. B. Saran 1. Dengan menggunakan Teori Self Disclosure dalam penelitian ini penulis menemukan banyak penafsiran dalam setiap pengungkapan diri dari postingan yang ada di Facebook maupun pengetahuan tentang interaksi, visualisasi dan interaksi yang terjadi di media sosial diharapkan penelitian ini dapat membantu meningkatkan pengetahuan bagi pengguna Facebook dan mahasiswa. 2. Penggunaan media sosial, khususnya Facebook, sekarang ini tidak hanya digunakan oleh organisasi melainkan digunakan pula oleh semua lapisan masyarakat. Maka dari itu, diharapkan bagi penelitian Pengungkapan Diri selanjutnya tidak hanya dilakukan pada organisasi, namun juga dikalangan pemerintahan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Foss, Stephen W. Littlejohn and Karen. Teori Komunikasi: Theories of Human Communication. Jakarta: Salemba Humanika, 2009. Budyatna, Muhammad. Komunikasi Antarpribadi, Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 1994. Bungin, Burhan. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Prenada media, 2005. Goodman, George Ritzer dan Douglas J. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana, 2007. Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik. Jakara: Bumi Aksara, 2013. Junaedi. Komunikasi Teoritisasi dan Implikasi. Yogyakarta: ASPIKO, 2011. Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks Gramedia , 2012. Krisyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Malang: Pernada Media Group, 2009. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010. Nadzir, Muhammad. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985. Nasrullah, Rulli. Komunikasi Antarbudaya: di Era Budaya Cyber . Jakarta: Kencana, 2012. —. Media sosial: perspektif komunikasi, budaya dan sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rakatama Media, 2015. —. Teori dan Riset Media Baru. Jakarta: UIN Press, 2013. —. Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia). Jakarta: Kencana, 2014.
Perdagangan, Tim Pusat Humas Kementrian. Ebook: Panduan Media Sosial untuk Kementrian Perdagangan RI. Jakarta, 2014. Ruslan, Rosady. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi 1 Cetakan 3 . 2006: PT Rajagrafindo, Jakarta. Setiansah, Edi Santoso dan Mite. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012. Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif R&D. Bandung: Alfabeta, 2008. Tahrir, Hizbut. Mengenal Hizbut Tahrir; Partai Politik Islam Ideologis. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2000. Tankard., Werner. J. Severin and James W. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan. Edisi ke 5. Jakarta: Kencana, 2009. Widodo, Suko. Anatomi dan Perkembangan Teori Sosial. Malang: Aditya Media Publishing, 2010.
Jurnal Wulandari, Nova Yohana dan Tika. " Perilaku Komunikasi Kelompok Komunitas Virtual Kaskus Regional Riau Raya." Jurnal Penelitian Komunikasi Riau Vol.17 No.2 , 2014. Nurudin. "Media Sosial Baru dan Munculnya Revolusi Proses Komunikasi. ." Jurnal Komunikator UMY : Vol. 5, no. 2 , 2013.
Haenlein, Andreas M Kaplan and Michael. "Sosial Media." E-Journal: Users of the world, unite! The Challenges and Opportunities of Sosial Media., 2010. Haryono, Sri Suneki dan. "Paradigm Teori Dramatugi terhadap Kehidupan Sosial." Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume II, No 2, 2012. Assegaf, Setiawan. "Pengaruh Alturisme, Reputasi dan Balas Jasa terhadap Aktivitas Berbagi Pengetahuan Akademisi pada Komunitas Virtual: Studi Kasus Facebook Group Dosen Indonesia." Jurnal Managemen Teknologi. Vol. 14. No. 02., 2015. Internet Indonesia, Hizbut Tahrir. Artikel diakses pada 2 Maret 2016. http://hizbuttahrir.or.id/tentang-kami/. Facebook. Cara Membuat Halaman diakses https://www.facebook.com/help/174987089221178.
pada
2
Maret
2016.
LAMPIRAN WAWANCARA
A. Nama Narasumber
: Tidak Disebutkan
Jabatan
: Admin Facebook Hizbut Tahrir Indonesia
Lokasi Wawancara
: Kantor Hizbut Tahrir Indonesia, Crown Palace A25, Jl Prof. Soepomo No. 231, Jakarta Selatan 12390
Waktu Wawancara
: Senin, 29 Februari 2016
Foto / Dokumentasi
:
Gambar setelah melakukan wawancara dengan Admin Facebook Hizbut Tahrir Indonesia 1.
Media sosial apa saja yang digunakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)? Jawaban: Facebook, twitter, instagram, youtube, google plus
2.
Apa yang anda ketahui soal Facebook? Jawaban:
Platform social media terbesar di dunia
3.
Apa tujuan Facebook di pilih sebagai salah satu media sosial yang digunakan oleh HTI ? Jawaban: Sebagai salah satu sarana yang diganakan untuk berdakwah terutama di dunia online
4.
Bagaimana cara mensosialisasikan akun Facebook HTI kepada publik? Jawaban: Disebarluaskan melalui akun sosmed lain, dipromosikan oleh pengguna facebook lainnya, dan menggunakan iklan facebook
5.
Siapa saja yang terlibat di dalam akun Facebook HTI dan tolong jelaskan tugasnya? Jawaban: Admin (memposting konten di akun fb), penulis konten (membuat konten yang akan diposting) dan pembuat visual grafis (membuat gambar yang mendukung postingan)
6.
Mengapa menggunakan Foto berupa logo Hizrbut Tahrir di Profile Picture dan Cover Facebook HTI? Apakah makna dari logo HTI tersebut? Jawaban: Sebagai identitas resmi HTI
7.
Apa yang ditulis di about Facebook? Dan apa yang mendasari penulisan di about itu? Jawaban: Short description: Halaman resmi Hizbut Tahrir Indonesia Long description: Publikasi-publikasi yang diterbitkan atas nama Hizbut Tahrir Pusat dan Wilayah, Kantor Media (al-Maktab al-I'lami), Juru Bicara dan Perwakilan Media Hizbut Tahrir saja yang merupakan pendapat Hizbut Tahrir. Yang mendasari adalah ketentuan yang diberikan oleh pengurus DPP HTI
8.
Dalam sehari, ada berapa banyak yang harus dishare di Facebook HTI? Jawaban: Tidak tentu
9.
Apakah ada ketentuan yang harus dilakukan dalam menshare baik status, foto maupun video di Facebook HTI ? Jawaban: Konten bersumber dari web resmi HTI (www.hizbut-tahrir.or.id)
10. Mengapa setiap kali memposting harus didukung dengan Foto? Jawaban: Dari pengalaman kami, postingan dengan menggunakan foto yang didesain dengan menarik menambah tingkat viralitas dan engagement (interaksi)
11. Mengapa setiap memposting dengan foto, di fotonya tertera semua akun sosial media dari HTI? Jawaban: Untuk menginformasikan dan mempromosikan akun social media yang dimiliki oleh HTI 12. Dalam sehari berapa kali admin mengakses Facebook HTI? Apa saja kegiataan yang dilakukan saat mengakses akun Facebook tersebut? Jawaban: Posting, cek komentar, inbox message dan pasang iklan (jika perlu) 13. Mengapa
akun
facebook
HTI
selalu
membuat
hashtag
#HizbutTahrirIndonesia di postingannya ? Jawaban: Sebagai identitas dan untuk memudahkan orang mencari postingan HTI dengan hashtag tersebut 14. Interaksi seperti apa yang dibentuk Facebook HTI dan Pengikut Facebook HTI? Jawaban: Via komentar dan inbox message 15. Apakah ada pengikut di facebook HTI yang berkomentar tidak layak di facebook HTI? Dan bagaimana tindakannya? Jawaban: Ada. Tindakannya ada yang dibiarkan, dijawab dan bahkan ada yang kami banned