Report2DewanPers (Tombol “Lapor ke Dewan Pers” di Media Siber Indonesia)
I. Deskripsi organisasi pemohon hibah Nama organisasi: Dewan Pers Status resmi: Lembaga Independen yang dibentuk berdasar UU No.40/1999 tentang Pers. Lokasi: Jakarta Kontak organisasi: Samsuri; surel:
[email protected], Tel: +(62) 81514091770 Deskripsi organisasi: Dewan Pers pertama kali dibentuk tahun 1968. Pembentukannya berdasar Undang-Undang No. 11 tahun 1966 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pers. Melalui Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers yang diundangkan 23 September 1999, Dewan Pers berubah menjadi Dewan Pers (yang) Independen. Pasal 15 ayat (1) UU Pers menyatakan “Dalam upaya mengembangkan kemerdekaan pers dan meningkatkan kehidupan pers nasional, dibentuk Dewan Pers yang independen”.
II. Deskripsi Proyek Tujuan: Kegiatan masyarakat dalam memantau media (mengkritisi media, mengadu ke pengelola media atau ke Dewan Pers) dan profesionalisme media siber (media online berita) meningkat melalui pemanfaatan teknologi terbuka dan terintegrasi berupa penyediaan sistem report2dewanpers (tombol Lapor ke Dewan Pers) yang terpasang di setiap media siber yang terhubung dengan server yang disediakan Dewan Pers. Sasaran: A. Tersedia sistem “report2dewanpers” (tombol Lapor ke Dewan Pers yang terpasang di setiap media siber) meliputi infrastruktur dan sumber daya manusia yang mengelolanya. B. Sebanyak 20 media siber di Jakarta dan 25 media siber dari daerah (5 di Surabaya, 5 di Makassar, 5 di Medan, 5 di Yogyakarta, dan 5 di Pontianak) menjadi pengguna awal sistem report2dewanpers. C. Ada kerjasama Dewan Pers dengan pengelola 20 media siber di Jakarta dan 25 media siber di daerah dalam penggunaan sistem report2dewanpers yang terbuka dan terintegrasi. D. Sistem report2dewanpers diperkenalkan kepada masyarakat pengguna media siber dan masyarakat bersedia menggunakan sistem tersebut. 1
Latar belakang: a. Keterkaitan pada topik:
Pemantauan Media
Dewan Pers dibentuk berdasar Undang-Undang No.40/1999 tentang Pers. Ada 7 fungsi Dewan Pers, tiga di antaranya yang terkait langsung dengan proyek ini yaitu melakukan pengkajian untuk pengembangan kehidupan pers; Menetapkan dan mengawasi pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik; dan Memberikan pertimbangan dan mengupayakan penyelesaian pengaduan masyarakat atas kasus-kasus yang berhubungan dengan pemberitaan pers. Sedangkan misi Dewan Pers, antara lain, menumbuhkan masyarakat pers yang taat kode etik dan meningkatkan kesadaran paham media (media literacy) bagi masyarakat. Dalam pelaksanaan fungsi dan misi tersebut, selama periode Januari – Mei 2011, Dewan Pers menerima 16 kasus pengaduan dari masyarakat tentang pemberitaan media siber yang dinilai melanggar kode etik jurnalistik. Satu kasus dapat melibatkan beberapa media siber sekaligus. Jenis pelanggaran yang paling sering dilakukan pengelola media siber yaitu berita tidak berimbang, tidak akurat, membuka identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan, dan membuka identitas anak yang menjadi korban kejahatan susila. b. Masalah yang ingin diatasi dan keterkaitan dengan aktifitas Keberadaan dan perkembangan media siber memerlukan antisipasi yang segera dan memadahi terkait dengan potensi maupun fakta tentang dampak ikutannya. Kita dihadapkan pada satu kondisi: media siber yang sangat berorientasi mengejar kecepatan cenderung mengabaikan profesionalisme, utamanya masalah akurasi, keberimbangan, perlindungan terhadap anak, dan ketentuan etik jurnalistik lainnya. Dalam beberapa bulan terakhir, cenderung terjadi peningkatan pengaduan masyarakat terhadap berita media siber yang masuk ke Dewan Pers. Jumlah media siber meningkat pesat. Pada saat yang bersamaan, belum ada sistem pemantauan dan pelaporan pengaduan dari publik yang mudah dan terintegrasi. “Mudah” artinya publik dapat mengirim pengaduan ke redaksi media siber atau Dewan Pers menggunakan fasilitas sederhana yang tersedia di setiap media siber. “Terintegrasi” artinya pengelolaan sistem pengaduan yang terbuka dan terhubung antara pengadu, Dewan Pers, dan media siber. Pembaca media siber perlu diarahkan untuk menjadi pemantau media yang kritis dan massif dengan cara menyediakan perangkat/fasilitas yang memudahkan mereka untuk menyampaikan keluhan atau. Proyek ini akan memberi manfaat/keuntungan kepada: Pengelola Media Siber Bukti bahwa media tersebut sudah terverifikasi oleh Dewan Pers; bukti integritas dan kualitas media terkait; penambahan fitur kemudahan bagi pembacanya; ada peningkatan profesionalisme wartawannya, karena dipantau oleh masyarakart. Dewan Pers - Dewan Pers dikenal secara masif oleh masyarakat; Memudahkan pengaduan dan mempercepat proses penanganan. Masyarakat - Memudahkan masyarakat mengadu ke redaksi media pers dan ke Dewan Pers; Memudahkan 2
masyarakat untuk mendapatkan klarifikasi dari pengelola media siber. Pers Indonesia – Terjadi peningkatan kualitas pemberitaan; Terbangun dunia pers Indonesia yang lebih transparan dan terintegrasi (terkoneksi); Menunjukkan keunggulan industri pers (media siber) Indonesia. c. Keterkaitan pada kategori: Aksi, strategi kreatif • Aksi Membangun sistem pengaduan masyarakat ke redaksi media siber dan ke Dewan Pers yang lebih mudah yang terintegrasi ke dalam sistem media siber Indonesia. Sistem ini memberi pendidikan melek media kepada masyarakat tentang bagaimana menyalurkan pengaduan terhadap pemberitaan pers yang benar yang merupakan bagian dari kontrol masyarakat terhadap media siber. •
Strategi kreatif Membangun sistem report2dewanpers (tombol Lapor ke Dewan Pers) yaitu sistem pelaporan ke redaksi media siber dan terutama ke Dewan Pers yang diintegrasikan ke media siber (website berita) di Indonesia, baik nasional maupun lokal. Dengan sistem ini, maka dalam setiap halaman berita laman berita akan terdapat tombol “Lapor ke Dewan Pers”. Mirip seperti tombol Facebook atau Twitter yang tersebar di berbagai macam website.
d. Aktifitas dan keterkaitan pada sasaran • Kontribusi untuk sasaran A – Tersedia sistem “report2dewanpers” (tombol Lapor ke Dewan Pers yang terpasang di setiap media siber) meliputi infrastruktur dan sumber daya manusia yang mengelolanya. Aktifitas: Membeli 3 komputer server (terdiri atas 2 komputer server untuk tombol Lapor ke Dewan Pers dan 1 komputer server untuk database) dan pembuatan sistem report2dewanpers (tombol Lapor ke Dewan Pers) yang siap untuk diintegrasikan dengan 20 media siber di Jakarta dan 25 media siber di lima kota lainnya (Surabaya, Makassar, Medan, Yogyakarta, Pontianak) sebagai pengguna awal. Tiga komputer server tersebut akan dititipkan (colocation server).
Skema instalasi komputer server untuk sistem report2dewanpers (colocation server)
3
Pelaksana proyek ini mempertimbangkan tidak memilih skema system report2dewanpers “dibebankan ke server masing-masing media siber”, yang biayanya lebih murah, karena pilihan tersebut punya konsekwensi: •
•
•
•
Sistem menjadi sangat riskan dari potensi pembobolan keamanan. Hal ini karena script yang diberikan kepada masing-masing media siber bisa diubah sesuka hati oleh mereka. Akan butuh waktu, tenaga dan biaya tersendiri untuk melobi masing-masing media tersebut agar mau menanamkan kode script sistem report2dewanpers di server mereka. Karena penanaman tersebut akan membebani server mereka. Sistem report2dewanpers akan menjadi lebih sulit untuk dikembangkan lebih lanjut, karena untuk setiap pengembangan ke depan harus meminta seluruh media siber yang memasang tombol report2dewanpers untuk mengganti script tersebut dengan yang lebih baru.
Kontribusi untuk sasaran B -- Sebanyak 20 media siber di Jakarta dan 25 media siber dari daerah (5 di Surabaya, 5 di Makassar, 5 di Medan, 5 di Yogyakarta, dan 5 di Pontianak) menjadi pengguna awal sistem report2dewanpers. Aktifitas: Melakukan pengecekan terhadap 20 media siber di Jakarta dan 25 media siber di daerah yang akan menjadi pengguna awal sistem report2dewanpers, apakah mereka telah memenuhi ketentuan sebagai perusahaan pers sesuai UU No.40 Tahun 1999 tentang Pers. Media siber yang memenuhi ketentuan sebagai perusahaan pers kemudian diminta bergabung ke dalam sistem report2dewanpers. Media siber yang tergabung akan mendapatkan tanda atau logo dari Dewan Pers sebagai media yang telah 4
diverifikasi oleh Dewan Pers. Nama-nama media siber tersebut juga ditampilkan/diumumkan secara permanen dan mencolok di laman Dewan Pers (www.dewanpers.or.id). •
Kontribusi untuk sasaran C -- Ada kerjasama Dewan Pers dengan pengelola 20 media siber di Jakarta dan 25 media siber di daerah dalam penggunaan sistem report2dewanpers yang terbuka dan terintegrasi. Aktifitas: Pemasangan sistem report2dewanpers di 20 media siber di Jakarta dan 25 media siber di daerah dan mulai memberlakukan/mengelola sistem tersebut sebagai bagian dari pengaduan resmi masyarakat ke Dewan Pers dan ke media bersangkutan.
•
Kontribusi untuk sasaran D -- Sistem report2dewanpers diperkenalkan kepada masyarakat pengguna media siber dan masyarakat bersedia menggunakan sistem tersebut. Aktifitas: Melakukan kampanye untuk memperkenalkan sistem report2dewanpers kepada masyarakat luas agar masyarakat dapat memanfaatkan sistem tersebut, dan mengajak media siber lain untuk bergabung dalam sistem ini.
e. Latar belakang dan demografi pelaku proyek Penanggung jawab proyek: laki-laki, menjadi anggota Dewan Pers sejak 2006 hingga sekarang. Berpengalaman di bidang jurnalistik sejak awal tahun 1990-an, aktif di organisasi wartawan. Pelaksana program: laki-laki kelas menengah yang punya pengalaman dalam mengerjakan proyek bantuan dan pengelolaan media siber dan sistem informasi, berumur antara 25 sampai 35 tahun. Pelaksana lainnya adalah 1 laki-laki yang punya pengalaman mengelola keuangan dan membuat laporan penggunaan anggaran. f. Demografik kelompok target Media siber dan masyarakat di seluruh Indonesia adalah kelompok target proyek ini. Secara spesifik, sebanyak 20 media siber arus utama di Jakarta dan 25 di daerah menjadi kelompok target sebagai pengguna awal atau target awal. Setelah itu akan terus ditambah jumlah media siber yang menjadi target sehingga akhirnya dapat mencakup seluruh provinsi di Indonesia. g. Hasil yang diharapkan dan indikator keberhasilan Terbentuk sistem pelaporan masyarakat atas pemberitaan media siber yang terintegrasi antara Dewan Pers dan media siber di Indonesia, sehingga terjadi peningkatan profesionalisme wartawan media siber, peningkatan pemahaman masyarakat terhadap media, dan peningkatan kualitas kontrol masyarakat terhadap media. Indikator keberhasilan: 5
• • •
Tersedia sistem “report2dewanpers” (tombol Lapor ke Dewan Pers) meliputi infrastruktur dan sumber daya manusia sebagai pengelolanya. Tombol Lapor ke Dewan Pers terpasang di sejumlah media siber di Jakarta dan daerah lainnya. Masyarakat/pembaca media siber menggunakan fasilitas report2dewanpers (tombol Lapor ke Dewan Pers) untuk memantau pemberitaan media siber atau mengadu ke Dewan Pers.
h. Keterkaitan proyek dengan perbaikan media dan keadilan sosial Perbaikan media – Melalui program ini diharapkan ada peningkatan profesionalisme wartawan media siber dan peningkatan kontrol masyarakat terhadap media siber. Kontrol dari Dewan Pers akan dapat dilakukan lebih intensif dan pemantauan dari masyarakat akan semakin mudah dilakukan dan terbuka. Sehingga, wartawan media siber diharapkan semakin profesional dalam menulis berita. Keadilan sosial – Melalui proyek ini masyarakat mendapat akses yang luas untuk berkontribusi dalam meningkatkan profesionalisme wartawan melalui pemantauan/pelaporan. Masyarakat yang merasa dirugikan oleh pemberitaan pers akan mendapat akses yang lebih baik untuk mendapatkan keadilan yang dikehendakinya. i. Durasi waktu aktifitas dilaksanakan: Januari – Juli 2012 j. Total kebutuhan dana untuk melakukan aktifitas: USD 72,820.59 ~ Rp. 618,975,000 k. Dana yang diminta dari Ford Foundation melalui Cipta Media Bersama: USD 71,291.18 (rincian terlampir) ~ Rp. 605,975,000 l. Sumber dana lainnya: • Dewan Pers m. Kontribusi organisasi: • Lobi-lobi ke media siber, dengan mengunjungi kantor redaksi mereka, tidak dimasukkan ke anggaran yang diminta. n. Kontribusi dari kelompok target: • 20 pengelola media siber dari Jakarta dan 25 pengelola media siber di daerah bersedia bergabung dalam sistem report2dewanpers. • 20 pengelola media siber dari Jakarta dan 25 pengeloa media siber di daerah bersedia menindaklanjuti pengaduan yang disampaikan masyarakat melalui sistem report2dewanpers. • Masyarakat bersedia menggunakan sistem report2dewanpers. --,,-6