RENGASDENGKLOK Written by Soesilo Kartosoediro Thursday, 19 August 2010 06:51 -
?Rengasdengklok hanyalah sebuah kota kecamatan kecil di wilayah kabupaten Karawang, Jawa Barat. Namun tanpa Rengasdengklok yang terletak di sebelah utara kota Karawang ini barangkali perjalanan sejarah negara kita akan lain. Peristiwa Rengasdengklok merupakan prolog Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang merupakan tonggak sejarah bagi bangsa dan negara Indonesia ini. Peristiwa Rengasdengklok kala itu terjadi semata-mata ? ber kat dorongan hati nurani para pemuda, mahasiswa serta beberapa perwira Peta yang berbekal semangat nasionalisme yang tinggi yang ingin segera membawa bangsa Indonesia menuju saat-saat yang sangat menentukan dalam kehidupannya. ?
?
Kelompok pemuda.
Semasa jaman pendudukan Jepang, di Jakarta telah berdiri beberapa kelompok pemuda, pelajar dan mahasiswa yang mempersiapkan dirinya untuk menyusun kekuatan guna membebaskan bangsanya dari kaum penjajah. Menjelang pertengahan Agustus 1945 mereka menghadapi situasi yang menuntut keterlibatan mereka. Dua kelompok yang memegang peranan ketika itu adalah yang menamakan diri mereka kelompok Prapatan 10 dan kelompok Menteng 31. Tekad para pemuda ini semakin mantap setelah siaran Radio Australia yang dapat ditangkap menyatakan bahwa Jepang akan menyerah kepada Sekutu. Keputusan masih ditunggu dari KaisarJepang malam hari tanggal 14 menjelang 15 Agustus. Setiap hari para pemuda ini dengan sembunyi-sembunyi mencoba mendengarkan siaran radio luar negeri walaupun fihak Jepang telah menyegel semua pesawat radio yang ada. Berita kekalahan Jepang kemudian menyebar dari mulut ke mulut khususnya di kelompok Prapatan 10 dan Menteng 31. Dengan menyerahnya Jepang kepada Sekutu, para pemuda memperkirakan Sekutu di bawah pimpinan Douglas McArthur sebagai komandan South West Pacific Area akan datang ke Indonesia. Namun ternyata Inggrislah yang diserahi tugas mengurus Indonesia. Timbullah kekhawatiran akan kemungkinan Indonesia dijadikan seperti inventaris yang akan diserahkan oleh Inggris kepada Belanda. Keresahan timbul di kalangan para pemuda karena belum tampak tanda-tanda para pemimpin kita akan memproklamasikan kemerdekaan dengan memanfaatkan saat vacuum of power itu. Tetapi sebaliknya ada pula kekhawatiran, andaikata tergesa-gesa dapat saja proklamasi kemerdekaan tersebut dapat dianggap sebagai hadiah dari Jepang.
1/5
RENGASDENGKLOK Written by Soesilo Kartosoediro Thursday, 19 August 2010 06:51 -
Diculik.
Atas petunjuk Chudancho Latif Hendraningrat, maka pada tanggal 15 Agustus 1945? ?Chaerul Saleh bersama Sukarni menemui Syodancho Singgih di Jaga Monyet untuk menyampaikan berita antara lain tentang keadaan yang gawat, usaha merebut senjata dari Jepang serta mencegah proklamasi melalui Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) buatan Jepang. Pada malam harinya Chaerul Saleh memimpin rapat pemuda yang diselenggarakan di Menteng 31 yang juga dihadiri oleh Singgih. Dalam rapat itu ditegaskan kembali, jika perlu memaksa Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan. PPKI akan menyelenggarakan rapat keesokan harinya. Karena itu ? tugas utama kita mengusahakan agar rapat itu tidak jadi berlangsung serta mencegah Bung Karno dan Bung Hatta hadir?, demikian diutarakan oleh Chaerul Saleh dalam rapat pemuda tersebut. Akhirnya rapat menyetujui untuk membawa Bung Karno dan Bung Hatta ? ke suatu daerah ? di ? pedalaman ? serta ? akan diusahakan dengan segala? cara agar beliau dalam waktu singkat memproklamasikan kemerdekaan. Rapat ditutup dengan keputusan mempercayakan tugas kepada Syodancho Singgih bersama Sukarni. Dengan penuh percaya diri Singgih bersama 3 orang temannya berangkat menuju ke kediaman Bung Karno di Pegangsaan Timur 56. Rombongan tiba jam 03.00 dini hari tanggal 16 Agustus 1945 ketika Bung Karno baru saja selesai makan sahur (waktu itu bulan Ramadhan). Saat itu Singgih mengenakan seragam perwira Peta. Ia mengutarakan maksud kedatangannya serta mohon Bung Karno percaya kepada Peta yang akan memberikan pengamanan kepada pimpinan. Bung Karno setuju untuk dibawa keluar kota, namun ibu Fatmawati, Guntur (yang ketika itu baru berumur 6 bulan) serta Bung Hatta diminta untuk ikut serta. Bung Hatta pun setuju ketika dijemput. Berangkatlah mereka bersama-sama ke Pegangsaan Timur untuk menjemput Bung karno dan keluarga. Perjalanan dilakukan dengan kewaspadaan tinggi, bahkan Bung Karno dan Bung Hatta disamarkan dengan mengenakan seragam Peta. Semuanya berjalan lancar hingga rombongan tiba di tujuan. Singgih pun lapor kepada Bung Karno bahwa perjalanan mereka telah sampai di Rengasdengklok. Saat Bung Karno hanya berdua bersama Sukarni, Singgih memanfaatkan kesempatan itu untuk menanyakan apakah beliau bersedia segera menyatakan kemerdekaan. Bung Karno tidak segera menjawab kecuali hanya menganggukkan kepala saja. Singgih merasa lega dan menganggap tugasnya telah selesai dan melapor akan kembali ke Jakarta.
2/5
RENGASDENGKLOK Written by Soesilo Kartosoediro Thursday, 19 August 2010 06:51 -
Proklamasi kemerdekaan.
Saat Bung Karno berada di Rengasdengklok para pejuang di Jakarta diliputi ?kebingungan ?da n ? tidak ? seorang ? pun yang ? mengetahui ? keberadaannya. Mereka mengira Angkatan Darat Bala Tentara Jepang lah yang menculik Bung Karno. Laksda Maeda yang dihubungi para pejuang menjanjikan akan mencarikan keterangan. Mr. Ahmad Soebardjo (salah seorang anggota PPKI) yang mendapat laporan dari sekretaris pribadinya sekitar jam 08.00 perihal diculiknya Bung Karno, mempunyai firasat bahwa para pemudalah yang melakukannya. Akhirnya diperoleh keterangan dari seorang bawahannya di Kantor Perhubungan Laut bahwa tindakan pengamanan atas Bung Karno dan Bung Hatta dilakukan karena khawatir fihak Jepang akan melakukan sesuatu bila terjadi kerusuhan di Jakarta. Berangkatlah Mr. A. Soebardjo ke Rengasdengklok bersama 2 orang teman. Hari itu tanggal 16 Agustus jam 4 sore. Permintaan untuk membawa Bung Karno dan Bung Hatta kembali ke Jakarta merupakan usaha yang sangat berat. Barulah setelah ia memberikan jaminan kepada para ?penculik? dengan mempertaruhkan nyawanya, Bung Karno dan keluarga serta Bung Hatta diijinkan dibawa kembali ke Jakarta. Jam 11 malam kedua tokoh itu tiba kembali di Jakarta ? dan sejak detik itu pula belangsung kesibukan yang luar biasa. Karena ada larangan berkumpul pada malam hari, maka tempat berkumpul pindah ke kediaman Laksda Maeda.dan dihadiri oleh anggota PPKI serta wakil-wakil pemuda, mahasiswa dan pelajar. Rumusan Proklamasi pun terselesaikan ketika waktu menunjukkan jam 03.00 menjelang fajar tanggal 17 Agustus 1945. Disepakati pula bahwa yang akan menandatangani teks proklamasi itu adalah Bung Karno dan Bung Hatta dan Bung Karno pulalah yang akan membacakan teks Proklamasi di kediaman beliau di Pegangsaan Timur 56 jam 10.00 pagi. Tidak di lapangan Ikada sebagaimana yang telah direncanakan semula. Lebih kurang telah hadir 1000 orang untuk menyaksikan peristiwa tersebut. Jam 09.45 Bung Hatta tiba dan langsung masuk ke kamar Bung Karno. Tak ? lama ? kemudian ?
3/5
RENGASDENGKLOK Written by Soesilo Kartosoediro Thursday, 19 August 2010 06:51 -
kedua ? pemimpin itu keluar menuju ?? serambi depan. Sebelum ? Bung Karno tampil di depan mikrofon, terlebih dahulu dilakukan upacara pengibaran bendera Sang Merah Putih pada sebatang tiang bamboo dan seutas tali oleh Chudancho Latief Hendraningrat yang berseragam Peta lengkap dengan samurai. Segenap hadirin mengiringi pengibaran bendera itu dengan ? menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah didahului dengan pidato singkat, maka dibacakanlah Proklamasi oleh Bung Karno. Teks Proklamasi ini beberapa saat kemudian berhasil diselundupkan oleh para pemuda masuk ke Kantor Pusat Pemberitaan Pemerintah Pendudukan Jepang ?Domei? sehingga tersebar luas ke seluruh penjuru dunia. Suara Proklamasi Kemerdekaan ini membahana ke seluruh dunia. Dunia menyaksikan lahirnya sebuah negara baru. ? ????
?
ooooOoooo?
Dicuplik dari :
Panglima Besar TNI JENDERAL SOEDIRMAN
Pemimpin pendobrak terakhir penjajahan di Indonesia
Oleh : Letjen TNI (Pur) Tjokropranolo
4/5
RENGASDENGKLOK Written by Soesilo Kartosoediro Thursday, 19 August 2010 06:51 -
??????????????????????????????????
Catatan : Beberapa hari yang lalu tersiar berita di televisi, ahli waris dari pemilik terdahulu berniat menjual rumah Rengasdengklok tersebut karena merasa tidak sanggup membiayai perawatannya. Dia berharap pemerintahlah yang membelinya. Masak iya sih Pemda (Kabupaten Karawang atau Jabar) atau Pemerintah Pusat tega melepas rumah bersejarah itu jatuh ke tangan perorangan?
?
5/5