Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang (RIKAS) 2016-2035
Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang 2015 Rencana Induk KAS 2016-2035 1
2 Rencana Induk KAS 2016-2035
PROMULGASI RENCANA INDUK KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG Oleh Uskup Agung Semarang Umat Allah Keuskupan Agung Semarang sebagai paguyuban Umat beriman dan murid-murid Yesus Kristus mencita-citakan hadirnya Kerajaan Allah yang menyelamatkan dalam hidup sehari-hari, sehingga Gereja menjadi signifikan dan relevan bagi warganya dan bagi masyarakat, termuat dalam Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang (ARDAS KAS) ke enam pada tahun 2011-2015. Cita-cita itu terus dikembangkan dan diupayakan melalui empat fokus pastoral garapan yang diyakini baik: Pengembangan iman mendalam dan tangguh, Peningkatan peran awam di bidang sosial, kemasyarakatan dan politik, Pemberdayaan kaum Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir, Difabel (KLMTD), dan Pemeliharaan keutuhan ciptaan (kita kenal dalam Slogan P 4). Aneka upaya dengan gerak sinergis diusahakan selama lima tahun sebagai gerak dinamis Gereja yang berjejaring dengan siapapun. Perjalanan peziarahan Umat Allah KAS terus bergerak seiring dengan perjalanan waktu dalam konteks dunia dan pemerintah Indonesia. Paus Fransiskus mengajak kita menghayati hidup dan peziarahan ini dalam “Sukacita Injil”. Ekhortasi Evangelii Gaudium sebagai penutup tahun iman (24 November 2013) membawa kepada kita kesadaran untuk mewartakan Yesus Kristus dengan cara-cara baru dan para gembala umat bersehati dalam mewartakan Injil karena mau ‘berbau domba’ menuju Jubileum ter-Agung 2000 tahun penebusan oleh Yesus Kristus. Membangun kesadaran sebagai bagian dari bangsa yang mendiami satu bumi sebagai rumah bersama, Paus Fransiskus dalam Ensiklik “Laudato Si – Terpujilah Engkau Tuhan”, 24 Mei 2015 menyentakkan kesadaran bersama secara bertanggung jawab dan tidak mungkin ditunda. Apa yang sudah menjadi gerak langkah Umat Allah KAS sejalan dengan seruan dan keprihatinan Pimpinan Gereja semesta. Seluruh gerak dinamis itu kita bawa dan persembahkan kepada Allah – Sang Pemelihara Kehidupan menuju Jubileum Agung tahun 2033 untuk merayakan 2000 tahun penebusan oleh Yesus Kristus, sehingga Yesus Kristus semakin dikenal, dicintai, dan diikuti. Sadar akan gerak perjalanan iman itu, maka ARDAS KAS ke 7, 8, 9, dan 10 Rencana Induk KAS 2016-2035 3
ditempatkan dalam Rancangan Induk Keuskupan Agung Semarang (RIKAS) 20 tahun ke depan, tahun 2016 hingga 2035. Pintu masuk untuk menghadirkan Gereja secara signifikan dan relevan kita lanjutkan dengan memilih tiga pintu besar yaitu hidup yang Sejahtera, Bermartabat, dan Beriman untuk mewujudkan PERADABAN KASIH. Tiga pintu besar inilah yang menjadi sarana menghadirkan Kerajaan Allah. Aneka upaya yang telah kita buat melalui road map (peta jalan) lima tahunan terus kita upayakan, dengan penyesuaian berkaitan dengan enam misi dan rumusan strategi yang ingin kita jalani melalui komisi-komisi Dewan Karya Pastoral (DKP) dan Kevikepan, melalui keterlibatan Paroki, upaya para aktivis dan kelompok kategorial serta paguyuban sejalan dengan kharisma yang dihayati dan dimiliki. Seluruh komponen Umat Allah KAS bersatu padu mewujudkan cita-cita membangun PERADABAN KASIH dengan cara-cara yang terencana dan sistematis. Nama lembaga di paroki sebagai PGPM, ‘Pengurus Gereja dan Papa Miskin’, dengan sepenuh hati ingin kita wujudkan sebagai bentuk tanggung jawab sejarah dan tanggung jawab mengemban amanat Yesus Kristus junjungan kita sebagai Pengelola Harta Kekayaan Kristus yang digunakan terutama untuk “mengatur ibadat ilahi, memberi sustentasi yang layak kepada klerus serta pelayan-pelayan lain, melaksanakan karya-karya kerasulan suci serta karya amal-kasih terutama terhadap mereka yang berkekurangan” (Bdk. KHK. Kan. 1254. §2). Kehadiran para Imam bersama tarekat/komunitas religius dan institut sekulir, profesionalitas kaum awam dalam bidang-bidang karya dan pekerjaan, serta jalinan dengan Pemerintah Pusat maupun daerah hingga kabupaten/kota serta tingkat paling dasar di Kelurahan/Desa bahkan di RT dan RW, menjadi gerak dan upaya kita bersama, seperti memasuki ‘lawang sewu’ – seribu pintu untuk mewujudkan PERADABAN KASIH. Hatur terimakasih kepada Tim 12 yang telah menyusun RIKAS dengan mempertimbangkan dan mengolah masukan dari Konsultor diperluas, paroki-paroki, para aktivis, para Rama, Bruder, Suster, Frater, dan seluruh komponen yang ambil bagian dengan dinamika yang telah dijalani sejak November 2013 hingga pada saatnya kita gunakan sebagai pijakan untuk hidup menggereja dan memasyarakat. Kepada siapa saja yang dengan cara dan keterlibatannya memberi masukan, catatan, dan koreksi, menyempurnakan penyusunan naskah ini, dinyatakan terima kasih dan penghargaan. 4 Rencana Induk KAS 2016-2035
Harapan saya, seluruh pemikiran dan upaya yang termuat dalam RIKAS 20 tahun ke depan ini dapat diterjemahkan melalui Ardas Lima Tahunan yang menjadi pegangan pokok dalam bertindak dan menjalankan reksa pastoral di seluruh wilayah gerejawi KAS dengan tetap terbuka pada tanda-tanda jaman dan daya gerak Roh Kudus yang membimbing seluruh hidup dalam peziarahan sampai kepada kepenuhannya hingga kita selalu siap untuk bertolak ke tempat yang dalam “Duc in Altum”, karena kita percaya, “Allah yang telah memulai pekerjaan baik diantara kita, akan menyelesaikanNya pada kedatangan Kristus” (Bdk. Filp.1:6)
Salam, doa dan Berkah Dalem Semarang, Pada Tahun Hidup Bakti – 7 Oktober 2015 Peringatan Wajib Santa Perawan Maria, Ratu Rosario Pelindung Gereja Katedral Semarang Uskup Keuskupan Agung Semarang + Johannes Pujasumarta
Rencana Induk KAS 2016-2035 5
6 Rencana Induk KAS 2016-2035
PENGANTAR 1. Gereja KAS dan Perutusan Gereja Universal Perjalanan Umat Allah Keuskupan Agung Semarang (KAS) dari waktu ke waktu adalah sebuah perististiwa perjalanan bersama dalam iman, harapan dan kasih yang bersumber pada misteri Kristus sendiri. Kristus sendirilah - sebagai Gembala yang baik- (Yoh 10,11-16) yang aktif mempersatukan domba-dombaNya dan menuntun kawanan dombaNya dengan terus-menerusmemberikan sabda-sabdaNya bagaikan pelita dan pemberian Dirinya sebagai santapan para peziarah yang menguatkan langkah. Itulah gambar Gereja yang hidup dan berziarah menuju kesempurnaan dan kepenuhannya dalam Kristus (bdk LG 48). Dan dalam pengembaraan itulah, Gereja terus-menerus sedang ditransformasikan, diremajakan, dan diantarkan menuju kesatuan makin sempurnya dengan Kristus mempelainya oleh daya kekuatan Roh Kudus ( LG no.4). Gerak Gereja KAS menyongsong Kristus mempelainya, secara historis ditandai dengan perayaan Yubileum Agung sebagai kenangan akan peristiwa Penebusan dimeteraikan dengan darahNya 2000 tahun yang lalu. Saat itulah dibuktikan betapa besar kasih Allah kepada dunia ini, sehingga Ia mengutus AnakNya yang Tunggal supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh 3,16). Dan ketika Ia ditinggikan dari bumi, Ia bermaksud menarik semua orang untuk datang kepadaNya (Yoh 12,32). Karya penebusan Kristus itulah yang menghimpun semua orang dari berbagai kalangan dan latar belakang menjadi Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik melalui kelahiran yang baru dalam Roh Gereja KAS sebagai persekutuan berbagai paguyuban orang-orang yang diikat oleh meterai Kristus mengemban tugas perutusan apostolik seperti diwariskan Yesus kepada para rasulNya yakni: mewartakan Berita Gembira Kerajaan Allah (Bdk Mk 3,13). Tetapi, sembari tugas dan amanat Yesus tersebut dijalankan terus menerus secara kreatif dan penuh semangat, Gereja KAS sendiri ingin menghayati dan merasakan kegembiraan injili ditengah-tengah kehidupan yang nyata ini. Sebab, kegembiraan Injili tersebut diyakini sebagai getar dan energi kehidupan yang sudah semestinya juga dibagikan kepada semua orang. Dengan Rencana Induk KAS 2016-2035 7
cara seperti itu, Gereja KAS dapat mewujudkan diri sebagai “Gereja yang menjelma di tempat tertentu, dilengkapi dengan segala sarana penyelamatan yang dianugerahkan oleh Kristus, namun dengan wajah setempat” (EG no. 30). Gereja KAS ingin selalu secara konsisten membawakan diri sebagai kehadiran yang tetap relevan dan signifikan bagi semua orang. Perjalanan Gereja KAS sebagai communio (persekutuan orang beriman) menuju tahun 2035 adalah perjalanan dalam tegangan antara Gaudium et Spes yakni tegangan antara kegembiraan dan harapan, suka dan duka, prestasi dan kecemasan banyak orang terutama mereka yang kecil, miskin, dan tersingkir, serta disable (Bdk GS no.1). Dari satu sisi, Umat Allah KAS oleh Kristus dilengkapi dengan berbagai macam anugerah dan kharisma sehingga persekutuan Umat tersebut tampak subur dan semarak dengan berbagai buah Roh Kudus. Persekutuan Umat tersebut dipupuk dengan berbagai kegiatan perayaan iman dan kekhusukan kebaktian devosional serta didukung oleh partisipasi umat yang mengesankan dan dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai. Di sisi lain, sebagai bagian dari Gereja seluruh dunia dan - secara kontinental adalah bagian dari Gereja-Gereja di Asia serta Gereja Indonesia - Gereja KAS ingin menyatukan gerak bersama dalam menanggapi secara aktif, kontekstual dan proporsional persoalan-persoalan nasional dan internasional terutama yang menyangkut martabat manusia dan keutuhan alam ciptaan dengan mewartakan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam bahasa yang komunikatif dan komprehensif. Lima dekade terakhir ini, sejak sidang para Uskup Asia di Manila tahun 1970, Gereja-Gereja di Asia (Indonesia termasuk di dalamnya) disibukkan dengan persoalan-persoalan yang terkait dengan budaya/inkulturasi, dialog antar agama-agama dan masalah kemiskinan. Tidak kalah menyita perhatian banyak orang ialah masalah-masalah yang muncul akibat mobilitas manusia (migrasi), obat-obat bius/narkotika, perdagangan manusia khususnya kaum perempuan dan anak-anak, fundamentalisme/radikalisme, terorisme, dan tindak kekerasan lainnya, serta kerusakan lingkungan hidup yang ujung-ujungnya merupakan ancaman dan pelecehan terhadap martabat manusia. Perjalanan Gereja KAS menuju tahun 2035 adalah perjalanan misioner, karena secara hakiki Gereja Kristus bersifat misioner (AG no.2). Ia mengambil bagian dalam perutusan Kristus yang telah diurapi 8 Rencana Induk KAS 2016-2035
Bapa dalam Roh Kudus untuk membawa Kabar Gembira keselamatan (bdk Luk 4,18-19) dengan serentak menjalankan fungsi sebagai Imam, Nabi dan Raja. Dengan kesetiaan penuh, Kristus telah menjalankan tugas perutusan Bapa sehingga akhirnya martabat manusia sebagai anak-anak Allah dipulihkan kembali, persahabatan dengan Allah yang dirusak oleh realitas dosa dibangun kembali (bdk. Rom 8,10-15). Untuk tugas yang sama, Kristus memilih dan mengutus para muridNya (bdk Mat 28,19-20). Gereja yang diutus Kristus seperti yang ditegaskan oleh Konsili Vatikan II dalam AG no.5, secara aktual digambarkan oleh Paus Fransiskus sebagai “Gereja yang terus berjalan” (bdk. EG no.20-24) yakni komunitas misioner yang terus-menerus sadar dan setia akan perutusannya untuk membawa Kabar Baik kepada semua orang dan semua makhluk. Secara konkrit, itu berarti “terlibat dengan kata dan perbuatan dalam kehidupan harian umat manusia; menjembatani yang berjauhan, berkehendak untuk merendahkan diri jika diperlukan dan merangkul kehidupan umat manusia, menyentuh penderitaan Kristus dalam diri sesama. (EG no.24).
2. Menegaskan Kebersamaan Arah Gereja sebagai persekutuan iman, harapan, dan kasih yang berpusat pada Kristus oleh Konsili Vatikan II disebut sebagai persekutuan kelihatan yang berbentuk serikat kelembagaan (LG no.8). Hakikat dan bentuk Gereja seperti ini hadir sebagai Keuskupan Agung Semarang. Persekutuan iman, harapan, dan kasih secara hakikat bersifat mistik dengan menekankan dimensi hubungan manusia dengan Allah dalam Kristus (dimensi vertikal). Sedangkan unsur kelembagaannya bersifat fisik yang menekankan tata hubungan dengan sesama manusia dan dunianya (dimensi horisontal). Kedua dimensi ini tidak saling mengeksklusikan melainkan saling melengkapi sehingga terwujudlah satu Gereja yang hidup kini dan di sini. Untuk mewujudkan satu Gereja yang hidup itulah dirumuskan sebuah Arah bersama yang berfungsi sebagai “ruang berfikir dan berkreasi” bagi kita. Arah bersama Keuskupan Agung Semarang yang bermuara pada TERWUJUDNYA BUDAYA KASIH, adalah ruang tempat seluruh Umat KAS berfikir, melakukan penegasan bersama dan menciptakan terobosan-terobosan baru sesuai dengan keadaan setempat masing-masing. KAS ingin mewujudkan cita-cita dan semangat Kerajaan Allah yang diperjuangkan oleh Tuhan Yesus Kristus (Mrk 1,14-15). Kerajaan AlRencana Induk KAS 2016-2035 9
lah adalah Kerajaan Kasih karena Allah adalah Kasih (1Yoh 4,8). Kasih adalah inti hidup Injili yang menyentuh dimensi-dimensi hidup manusia yang paling dalam dan kasih itu jugalah yang merupakan pancaran hidup Allah yang bisa ditangkap oleh seluruh ciptaanNya. Dalam kasih manusia berjumpa dengan Allah dan sesama beserta dengan seluruh ciptaanNya. Gereja KAS yang tersimpan dalam sejarah diberi gelar “Gereja Papa Miskin” ingin mengikuti Kristus yang “melaksanakan karya penebusan dalam kemiskinan dan penganiayaan” (LG no.8) menyalurkan buah-buah penebusan Kristus. “Bahkan dalam mereka yang miskin dan menderita Gereja mengenali Pendirinya yang miskin dan menderita, berusaha meringankan kemelaratan mereka dan bermaksud melayani Kristus dalam diri mereka” (LG no.8). Pilihan sikap untuk memberi perhatian lebih pada mereka yang lemah, miskin, tersingkir, dan disable diyakini sebagai sebuah jalan untuk membantu manusia keluar dari keterkungkungan kemiskinan menuju ke arah kesejahteraan bersama dan hidup bermartabat. Namun demikian, sebagai Umat Beriman yakin seperti St. Paulus bahwa “Kerajaan Allah bukan saja soal makanan dan minuman tetapi soal kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita oleh Roh Kerajaan Allah yang identik dengan Kerajaan Kasih diwartakan Kristus sebagai alasan untuk bertobat (Mk 1,15). Bertobat secara mendasar berarti mengarahkan kembali seluruh hidupnya pada Allah (metanoia). Dalam tataran hidup nyata, pertobatan mendasar tersebut berarti juga perubahan cara berfikir dan berperi-laku (etika) sebagai buah hasil pertobatan (bdk Luk 3,8-14) dan menjalankan perintah kasih (bdk Yoh 15,12). Buah-buah pertobatan yang dimaksud di sini terkait sangat erat dengan kesadaran umat beriman - sebagai warga masyarakat dan bangsa Indonesia- akan tanggungjawab sosialnya untuk menyumbangkan jasa bagi kesejahteraan bersama (bonum commune) dan untuk menjunjung tinggi martabat manusia baik pria maupun wanita. Dalam konteks Indonesia, cita-cita dan upaya untuk mewujudkan peradaban kasih ditempatkan dalam kekayaan budaya-budaya dan kebhinekaan hidup bangsa Indonesia yang secara ideologis disatukan dalam Pancasila. Itu berarti umat beriman KAS semakin intensif mengembangkan habitus baru dan semakin aktif mengambil bagian dalam menyejahterakan seluruh bangsa Indonesia. Peradaban kasih juga menyadarkan akan kewajiban Umat beriman KAS untuk tetap menjaga kesatuan dan 10 Rencana Induk KAS 2016-2035
keutuhan bangsa yang sering diancam oleh tindak kekerasan, aksi-aksi fundamentalistik, dan kepentingan-kepentingan sektarianprimordialistik. Akhirnya, cita-cita peradaban kasih ditempatkan juga dalam usaha tanpa henti menjaga keutuhan alam ciptaan di bumi Indonesia sehingga bumi, air, dan udara Indonesia terawat sebaikbaiknya demi keberlangsungan, keutuhan, dan harmoni kehidupan.” Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus” (Flp 1, 6).
Rencana Induk KAS 2016-2035 11
DAFTAR ISI Promulgasi Pengantar Daftar Isi Daftar Istilah
3 7 12 14
1.
25 25 26 27 29 30 31 32 34 34 37
2.
3.
4.
Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Metode 2.1. Tim Perumus 2.2. Proses dan Tahapan 2.3. Data Dasar dan Rujukan 2.4. Metode Programming Hasil 3.1. Elemen Inovatif RIKAS 3.2. Arah Dasar 3.3. Rumusan Program pelayanan Gereja: Prediksi, Outcomes, Milestones 3.4. Aplikasi untuk Seleksi-Kategorisasi-Abstraksi Pedoman Pengelolaan Pelaksanaan RIKAS 4.1. Pusat Pengelola RIKAS 4.2. Fungsi Pengelolaan Paling Dasar 4.2.1. Discovery 4.2.2. Dream 4.2.3. Design 4.2.4. Destiny
39 45 47 47 48 50 52 54 56
4.2.5. Delivery 4.3. Mekanisme Minimal Pengelolaan 4.4. Sosialisasi, Konsultasi, dan Edukasi 4.5. Menjaga Komitmen Partners
58 61 63 64
12 Rencana Induk KAS 2016-2035
4.6. Koordinasi dan Fasilitasi 4.7. Monitoring dan Review 4.8. Pengembangan Pengetahuan Baru Referensi Lampiran A. Prediksi B. Outcomes
65 66 70 72
C. Milestones D. Asumsi E. Resiko F. Taglines
Rencana Induk KAS 2016-2035 13
DAFTAR ISTILAH Berikut ini istilah yang digunakan dalam RIKAS, disusun berdasarkan urutan abjad.
Advokasi Advokasi adalah berbagai upaya mengkritisi, mengawal dan memperjuangkan agar kebijakan publik berpihak kepada semua warga negara secara adil dan pelayanan publik bagi semua warga negara, khususnya yang tidak beruntung, dapat menerima dengan cepat, mudah, berkualitas. Catatan: Kegiaatan advokasi memiliki tahapan mulai dari kegiatan yang “lunak”: menyajikan data dan informasi yang lebih obyektif, melakukan konsultasi publik, dialog publik, maupun negosiasi publik. Jika hal itu tidak berhasil memberikan jalan keluar yang baik bagi warga negara, dapat dilakukan usaha lebih “keras” seperti: menulis kritik terbuka di media publik, menyampaikan petisi, bahkan berbagai unjuk rasa yang santun, damai, dengan semangat kasih dan tidak merusak serta anti kekerasan.
Aktivis Aktivis adalah seseorang yang memiliki kepekaan sosial dan rela terlibat bahkan ikhlas mengurbankan harta, dan berbagai kepentingan individu demi suatu perubahan dalam cara hidup bersama untuk mewujudkan cita-cita lembaga dimana dia mengikat diri. Urusan hidup bersama sangat dekat dengan urusan politik1 Catatan: Seorang aktivis tumbuh sejak masa remaja. Aktivis dapat berkembang dari posisi “sukarela” (amatir tanpa balaskarya) hingga tingkat “professional” (dengan balaskarya) sesuai keadaan dan pilihan pribadi. Dikalangan organisasi masyarakat sipil (khususnya LSM), seorang aktivis tetap disebut aktivis meskipun menerima balaskarya namun dalam melakukan tugasnya, hidup tetap sederhana, melakukan tugasnya dengan sepenuh hati berani
1
Oxford Advanced Learner ’s Dictionary, Oxford University Press, 1993.
14 Rencana Induk KAS 2016-2035
menanggung beban jauh diluar batas tugasnya yang biasa. Jiwa kemanusiaan mereka jauh melebihi ukuran biasa yang terjadi dalam masyarakat dimana mereka tinggal. Definisi di atas bisa berlaku bagi pribadi-pribadi dalam status Hidup Bakti (pastor, bruder suster).
Asumsi Asumsi dalah rumusan “faktor eksternal positif” yang diperhitungkan akan membantu pencapaian tujuan hasil kerja atau program pelayanan Gereja. Yang disebut eksternal adalah semua elemen atau aktor di luar ruang lingkup manajemen program pelayanan Gereja. Catatan: Rumusan ini menunjukkan bahwa Gereja Keuskupan Agung Semarang (KAS) tidak sendiri dalam mencapai cita-citanya. Gereja KAS wajib bekerja sama dengan institusi/aktor luar guna mencapai hasil kerja yang lebih luas. Asumsi harus diantisipasi untuk memastikan agar asumsi benar-benar terjadi sehingga program pelayanan Gereja KAS tercapai. Tindakan antisipasi harus masuk dalam Rencana Kegiatan Tahunan.
Cerdas Cerdas atau cendekiawan adalah orang yang luas pengetahuannya yang memiliki ketajaman menangkap akar atau pangkal masalah dan memiliki kemampuan mental menangkal masalah (Oxford Univ Press, 1989).
Civic Innovators Civic Innovators adalah sebutan untuk aktivis kewarganegaraan yang memfokuskan diri pada hal-hal terkait dengan perubahan berbagai konvensi sosial, perubahan struktur sosial, perubahan pola relasi dalam masyarakat, berbagai kegiatan inovasi terkait peningkatan hidup bersama (bonum commune). Istilah ini dikemukakan (Allan Fowler,2000) untuk membedakan dengan istilah kewirausahaan sosial (Social Entrepreneurship) yang dikembangkan oleh Yayasan Asoka di Amerika serikat.
Rencana Induk KAS 2016-2035 15
Evaperca Evaperca adalah singkatan dari evaluasi dan perencanaan tahunan. Bentuknya adalah pertemuan tahunan untuk melihat perjalanan program pelayanan Gereja selama satu tahun anggaran dan melihat hasil kerja perubahan keadaan selama setahun sambil mengumpulkan umpan balik, pembelajaran, dan perbaikan dalam bentuk membuat Rencana Kerja Tahun berikutnya. Catatan: Evaperca dilakukan dengan semangat partisipatif, terbuka dan obyektif dihadiri oleh para wakil institusi terkait pilihan.
Inspirasi Sumber rujukan (Kitab Suci, Tradisi, dan Magisterium Gereja) yang berfungsi sebagai dorongan bertindak yang dapat menyemangati kegiatan guna mewujudkan Visi pilihan.
Kegiatan Kegiatan adalah pilihan tindakan atau upaya yang dilakukan pengelola program pelayanan Gereja untuk mencapai masingmasing outputs.
Milestones Milestones adalah penanda hasil perubahan kondisi pada periode program pelayanan Gereja dalam setiap periode yang disepakati. RIKAS kita memiliki 4 Road Map (5 tahunan). Jika indikator merupakan target yang harus memenuhi kriteria tertentu, khususnya keharusan bisa diukur secara statistik, milestones merupakan penanda posisi program pelayanan Gereja yang lebih mudah disepakati karena unsur “common sense” tanpa syarat ukuran statistikal. Dalam pengalaman program pelayanan Gereja, ada dua jenis milestones, yaitu significant milestones dan insignificant milestones. Beda keduanya terletak pada kesepakatan perencana terhadap bobot program pelayanan Gereja. Jumlah significant milestones lebih kecil dari jumlah outcomes. Jadi, significant milestones mewakili beberapa outcomes. Insignificant milestones jumlahnya bisa sama atau lebih banyak dari jumlah outcomes atau outputs-nya. Milestones bisa dipakai sebagai alat memastikan 16 Rencana Induk KAS 2016-2035
minimum pencapaian suatu program pelayanan Gereja. Mengingat RIKAS adalah program pelayanan Gereja yang mendasarkan pada status sukarelawan, maka untuk keperluan RIKAS milestones berjumlah sama atau lebih banyak dari outcomes atau outputs-nya. Catatan: Milestones akan dilihat secara periodik terutama pada waktu dilakukan monitoring, sebagai bukti kemajuan program pelayanan Gereja dalam periode yang ditentukan. Setiap program pelayanan Gereja dapat memastikan jenis milestones yang akan dipakai untuk memudahkan kesepakatan sejauh mana program pelayanan Gereja mencapai hasil. Significant milestones berjumlah lebih sedikit dari jumlah outcomes. Insignificant milestones jumlahnya bisa sama banyak atau lebih banyak dari jumlah outcomes. Dalam praktek yang biasa berlaku, jumlah significant milestones sekitar 20-25% dari jumlah outcomes yang direncanakan. Jika angka itu dianggap kecil, dapat ditambah sesuai perkiraan kapasitas pelaksana asal tidak membebani (overload) atau sebaliknya terlalu ringan (underload).
Misi Misi adalah rumusan mandat dasar institusi yang dipilih untuk mencapai Visi.
Misioner Misioner adalah orang yang bersemangat karena merasa diutus untuk melakukan suatu tugas khusus di lokasi khusus yang banyak tantangan. Orang berjiwa dan bersemangat menjalankan perutusan sampai akhir hayat. (Oxford Univ Press, 1989)
Outcomes Outcomes adalah hasil kerja bersama antara KAS dan pihak lain yang diharapkan terjadi ditingkat warga Paroki, Komisi atau salah satu institusi dalam lingkup KAS. Hasil kerja dapat berupa perubahan cara pandang, perubahan kondisi, perubahan posisi/ pola relasi, atau perubahan perilaku. Catatan:Gereja KAS harus menyapa semua aktor/elemen/institusi di Keuskupan Agung Semarang. Maka perubahan hasil kerja pada Rencana Induk KAS 2016-2035 17
tingkat outcomes harus menyentuh mereka masing-masing. Dengan cara tersebut, dokumen ini menjadi rujukan bagi semua aktor/elemen/institusi di KAS tentang ekspektasi Gereja terhadap mereka masing-masing baik individu maupun secara berkelompok.
Outputs Outputs hasil kerja jangka pendek dapat berupa perubahan cara pandang, perubahan keadaan, perubahan posisi, dan perubahan perilaku yang bersifat jangka panjang. Outputs merupakan hasil kerja pihak pengelola sebagai efek dari kegiatan yang dilakukan. Hasil kerja ini merupakan akuntabilitas pengelola dimana kualitas efek merupakan “tanggunggugat” manajemen pengelola. Pengelola dalam hal ini antara lain: Paroki, Kevikepan, Komisi, DKP dan semua institusi di KAS (pendukung RIKAS).
Pemberdayaan Pemberdayaan adalah model pendekatan dengan intensi utama memperkuat kapasitas subyek agar dapat lebih mampu mandiri dalam menentukan hari depan mereka sendiri tanpa tergantung pihak lain. Catatan: Banyak tafsir menunjuk pada pengaruh buku milik Peter Ludwig Berger (The Triangle of Sacrifice yang diterjemahkan ke Indonesia oleh penerbit LP3ES (1974) dengan judul: Segitiga yang dikorbankan). Empowerment ditujukan untuk memberi kekuasaan dan kapasitas kepada rakyat agar dapat melakukan dialog dengan Intelektual dan Birokrasi sehingga negara menjadi lebih bermartabat. Dikalangan Organisasi Masyarakat Sipil, elemenelemen pemberdayaan mengandung lima aspek sebagai berikut: 1. Pemenuhan kebutuhan dasar Melakukan upaya-upaya untuk mencukupi kebutuhan dasar warga masyarakat: pangan, sandang, papan. 2. Peningkatan akses Upaya-upaya peningkatkan kapasitas masyarakat agar memiliki kesempatan bergiat dalam bidang ekonomi (modal & pasar), sosial (pendidikan & kesehatan) politik (pengambilan 18 Rencana Induk KAS 2016-2035
keputusan), hukum (memperoleh keadilan) dan teknologi (informasi, air, enerji). 3. Peningkatan kapasitas mengorganisasi diri Upaya-upaya masyarakat memiliki organisasinya sendiri (memotivasi, memilih pemimpin, memiliki program pelayanan Gereja, saling mengontrol, dan menikmati hasil upayanya sendiri secara bersama sehingga setiap anggota berkembang secara penuh sebagai manusia). 4. Pendidikan kritis Upaya-upaya agar masyarakat memiliki pendidikan kritis dan mengembangkan pikiran kritis untuk bisa menemukan dan menjawab pertanyaan-pertanyaannya sendiri serta menyadari semua elemen yang ada di dalam masyarakatnya maupun elemen yang datang dari luar masyarakatnya. 5. Penguatan kontrol sosial Upaya-upaya agar masyarakat bisa mengatakan sesuatu itu benar atau tidak benar, agar bisa menyadarkan elemen-elemen yang tidak benar supaya tidak berkembang, berani melawan korupsi karena mencederai kesetiakawanan sosial, dan mengusahakan pelestarian lingkungan hidup mereka.
Pendekatan 3 (Tiga) R2 Pendekatan 3 R adalah model Pengembangan Masyarakat Integratif yang menyatukan tiga elemen pendekatan yang biasanya dilakukan secara sektoral sendiri-sendiri. Tiga R singkatan dari Resiliency (ketangguhan, kemandirian), Respects (pengembangan jaringan), dan Rights based (pendekatan berbasis hak). Dalam model Pengembangan Masyarakat Integratif, ketiga elemen tersebut harus dilakukan serentak agar dapat meningkatkan 2
Susan Walsh, Development Assistance Among Jalq’a Paperos In potosi, Bolivia: From Trojan Horse Toward Strengthened Resilience, Manitoba University, 2003 (Disertasi). Ringkasan diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Methodius Kusumahadi, SATUNAMA, 2005.
Rencana Induk KAS 2016-2035 19
kepastian tercapainya kemandirian (resiliency) berkat ada jaringan kerja sama (respects) dan dukungan kebijakan publik (advokasi kebijakan publik).
Prediksi Hasil dari kegiatan melakukan perkiraan tentang kecenderungan dalam sektor sosial, ekonomi, politik, lingkungan alam, keamanan didalam dan diluar KAS yang diperkirakan bakal menjadi tantangan utama dalam setiap periode program pelayanan Gereja. Dalam proses RIKAS, kegiatan perkiraan dilakukan secara kolektif dengan memanfaatkan keahlian masing-masing anggota TIM 12. Hasil perkiraan disampaikan dalam beberapa pertemuan kelompok ahli dan mendapatkan verifikasi sampai waktu dimana tak ada prediksi lain yang disampaikan kepada Tim 12.
Program pelayanan Gereja Program pelayanan Gereja adalah seluruh pelayanan institusi Gereja KAS, atau mereka yang bertugas mewakilinya, baik dalam bentuk “proyek” atau tindakan yang ditujukan bagi umat beriman di KAS. Program pelayanan yang Terencana, Terintegrasi, Tersistematisasi dan Terukur Program pelayanan Gereja terencana dalam arti bahwa program pelayanan Gereja direncanakan secara rasional, berfokus pada perubahan cara pandang, perubahan kondisi, perubahan posisi, dan pola relasi egaliter antar semua aktor, yang berdimensi perubahan berjangka waktu panjang (Goals), berjangka waktu menengah (Outcomes), dan berjangka waktu pendek (outputs), berbasis penghormatan pada Hak Asasi Manusia. Program pelayanan Gereja terintegrasi3 dalam arti mengembangkan kerja sama dan keterkaitan dengan berbagai sektor kehidupan seluas-luasnya secara 3
Prof.DR. Amin Abdullah, Rektor UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, menulis tentang integrasi empat tingkat sebagai tuntutan perkembangan pendidikan di masyarakat: integrasi internal, integrasi multisektor, integrasi intersektor, integrasi transsektor. Pada tingkat lebih dewasa, masyarakat akan berpikir diluar sektor-sektor yang ada. Seba gai contoh,seorang agamawan yang dewasa tak akan nyaman dan puas melihat realitas hanya dari dimensi agamanya sendiri.
20 Rencana Induk KAS 2016-2035
berjenjang dengan melibatkan berbagai tingkatan dan kategori. Tersistematisasi artinya terbangun kerja sama sebagai sebuah sistem: terdiri dari elemen-elemen, satu sama lain saling terkait, saling mengandaikan, dan saling terhubung (French dan Bell, 1999). Terukur dalam arti memiliki ukuran keberhasilan agar dapat dimonitor dan dikendalikan sejauh mana kemajuannya, serta bisa dievaluasi guna mengetahui hasil akhir, kekuatan, kelemahan, serta lessons learned, bestpractices dan perbaikan di masa depan. Catatan 1: Model perencanaan yang disarankan adalah menggunakan model perencanaan partisipatif, yang berorientasi hasil tanpa meninggalkan proses yang baik, berkualitas, edukatif, transparan, dan akuntabel guna membangun kredibilitas Gereja KAS. Catatan 2: Integrasi program pelayanan Gereja dapat berdimensi intrasektor (kerja sama antar elemen-elemen dalam sektor yang sama), integrasi multisektor (bila dilakukan integrasi dengan sektor lainnya), integrasi intersektor (bila melakukan kerja sama dengan banyak sektor), dan integrasi lintas sektor bila dilakukan kerja sama tanpa memandang sektor-sektor yang ada. Catatan 3: Kerja sama sistemik dicapai bila kerja sama mencapai tingkat saling tergantung dan saling mengandaikan sehingga tatkala satu elemen rusak tidak berfungsi maka seluruh kesatuan elemen tak bisa berfungsi lagi. Catatan 4: Keterukuran program pelayanan Gereja menjadi penanda sekaligus penentu keabsahan dan kesahihan (bernilai). Jika tak ada ukuran yang bisa dipakai, sebuah program pelayanan Gereja akan jatuh dalam situasi yang tidak menentu dan sulit diambil keputusan tentang kemajuan dan arahnya. Dengan adanya ukuran,situasi mengambang tanpa arah dan hasildapat dihindari.
Proyek Proyek adalah kumpulan kegiatan pelayanan institusi Gereja KAS, atau mereka yang bertugas mewakilinya, yang ditujukan untuk umat beriman di KAS.
Rencana Induk KAS 2016-2035 21
Resiko Resiko adalah rumusan “faktor eksternal negatif”yang diprediksi akan terjadi dan dapat menghambat perjalanan program pelayanan Gereja KAS. Resiko harus dicegah terjadi atau diminimalkan dampaknya. Catatan: Gereja KAS wajib bekerja sama dengan berbagai aktor atau institusi lain guna mengantisipasi terjadinya hambatan terhadap program pelayanan Gereja KAS. Tindakan pencegahan harus masuk dalam Rencana Kegiatan Tahunan.
Review Semester Review semester adalah kegiatan refleksi enam bulanan yang harus diselenggarakan oleh setiap penyelenggara program pelayanan Gereja (DKP, Komisi, Kevikepan, Paroki, institusi lain di KAS) untuk melihat kemajuan program pelayanan Gereja selama enam bulan yang lewat, guna menghasilkan pembelajaran dan perbaikan di sisa waktu satu tahun kerja. Catatan: Review dilakukan dengan semangat partisipatif, terbuka dan obyektif dihadiri oleh wakil pilihan institusi terkait.
Road Map Road map adalah peta jalan yang berisi hasil kerja (Outcomes, Milestones, Asumsi, Resiko, Taglines) atau tindakan pelayanan institusi Gereja KAS, atau mereka yang bertugas mewakilinya, yang ditujukan untuk umat beriman di KAS. Road Map dari RIKAS dibuat untuk periode lima tahunan. Road Map lima tahunan harus diterjemahkan dalam program pelayanan Gereja tahunan.
Strategi Strategi adalah pendekatan atau rincian cara bertindak yang utama yang dipilih untuk memobilisasi semua potensi pendukung dalam menjalankan Misi yang dipilih untuk mencapai Visi.
22 Rencana Induk KAS 2016-2035
Catatan: 1. Kualitas strategi yang baik memenuhi empat kriteria4 sebagai berikut: a) Menghilangkan akar masalah (negatif) atau mengejar perwujudan ide (positif) b) Memiliki cakupan pengaruh besar c) Memiliki akibat yang berjangka panjang d) Mengutamakan dampak bukan hanya kegiatan 2. Dalam pemilihan tindakan strategis5 ada beberapa alternatif untuk berfokus pada pilihan-pilihan sebagai berikut: a) Berbasis keunggulan internal b) Mempertimbangkan kelemahanaktor lain (eksternal) c) Mengubah image negatif internal d) Berdimensi inovatif.
Tag lines Sering disebut slogan, adalah rangkaian kata ringkas padat mencerminkan kandungan pesan berisi nilai, karakter, ciri, identitas yang diinginkan menandai suatu pelayanan yang dihasilkan. Catatan:Taglines atau Slogan dalam RIKAS dibuat untuk menandai periode satu tahapan waktu lima tahunan. Rumusan singkat menunjukkan “ciri khas tiap Road Map” dalam perspektif rencana 20 tahun, yang akan merupakan “halte” atau terminal menuju perubahan keadaan pada 20 tahun mendatang.
Tangguh -
Mampu mengantisipasi dan meminimalisasi kekuatan yang merusak (ancaman bencana) dengan cara melakukan adaptasi.
4
Ohmae, Kenichi: The Mind of The Strategist, The Art of Japanese Business; McGrawHill, Inc., 1982
5
Ohmae, Kenichi (op cit)
Rencana Induk KAS 2016-2035 23
-
Mampu mengelola dan menjaga stuktur dan fungsi dasar tertentu ketika terjadi bencana.
-
Jika terkena dampak bencana, mereka akan dengan cepat bisa membangun kehidupannya menjadi normal kembali. (John Twigg, 2009).
Tanggung Gugat (Accountability) Dalam model perencanaan partisipatif LFA (Logical Framework Analysis), tanggung gugat menunjuk pada peran eksekutif yang memiliki kewajiban memberikan seluruh tenaga dan komitmen untuk memastikan bahwa tujuan program pelayanan Gereja/ proyek (Outputs) dicapai dengan baik sesuai kriteria. Konsekuensi bila hasil kegiatan jangka pendek (Outputs) gagal tercapai adalah pelaksana kehilangan mandat dan kepercayaan serta dapat diganti.
Tanggung Jawab (Responsibility) Dalam model perencanaan partisipatif LFA (Logical Framework Analysis), tanggung jawab menunjuk pada peran para perencana yang memiliki kewajiban etis dan moral ikut mengakui bersalah jika tujuan yang ditetapkan (Outcomes dan Goals) tidak tercapai, meskipun yang bersangkutan tidak memiliki kewajiban penuh (tanggung gugat) terhadapnya karena bukan sebagai eksekutif formal.
Tantangan Tantangan adalah faktor eksternal negatif yang tidak diharapkan tetapi dipilih dan disepakati untuk diatasi.
Visi Visi adalah impian, cita-cita, tentang keadaan publik masa depan yang ingin diwujudkan melalui Misi yang dipilih secara seksama untuk memastikan terwujudnya Visi.
24 Rencana Induk KAS 2016-2035
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gereja Keuskupan Agung Semarang (KAS) dirahmati dengan para peletak dasar yang mempunyai visi ke depan yang inspiratif. Rama Van Lith, SJ yang lahir tahun 1863 di negeri Belanda, ketika menetap di Muntilan mempunyai cita-cita agar anak-anak memiliki akal budi cerdas, hati penuh kasih, jiwa merdeka, serta tangan yang terampil bekerja. Benih iman pun ditaburkan dengan kesabaran hingga akhirnya dibaptislah 171 orang lewat karya seorang katekis handal Sendangsono bernama Bapak Barnabas Sarikrama. Para Bapa Uskup di KAS, sejak masih bagian dari Vikariat Apostolik Batavia, di bawah Mgr. Petrus Joannes Willekens, SJ, selalu berupaya menghadirkan dan mengakarkan Gereja Katolik di tengahtengah masyarakat. Pada tahun 1912 didirikan Seminari Menengah di Muntilan, pada tahun 1936 didirikan Seminari Tinggi St. Paulus, dan pada tahun 1938 didirikan pula Suster Pribumi ADSK (Abdi Dalem Sang Kristus) di Ambarawa. Mgr. Alb. Soegijopranata, SJ ikut ambil bagian dalam Konsili Vatikan II. Pada tahun 1966, Justinus Kardinal Darmajuwono mendirikan 4 Kevikepan dan setahun kemudian menetapkan Vikep sebagai Ordinaris Wilayah/Wakil Uskup. Julius Kardinal Darmaatmadja, SJ bersama DKP (Dewan Karya Pastoral) merumuskan Arah Dasar (Ardas) pada tahun 1984 yang berlaku selama 5 tahun. Perumusan Ardas tersebut dilanjutkan Mgr. Suharyo dan Mgr. Pujasumarta. Saat ini, Ardas yang digunakan adalah Ardas ke-6, untuk tahun 2011-2015. Mgr. I. Suharyo menggunakan ilmu-ilmu positif untuk menata Gereja KAS agar semakin kredibel, akuntabel, dan transparan. Aneka pedoman dan panduan dibuat sebagai pegangan kerja. Dalam semangat “Duc in Altum” kini kita rumuskan cara menggereja 20 tahun ke depan (Yubileum Penebusan Yesus Kristus 2033). Kita ingin wujudkan Gereja KAS th. 2033 sebagai “Umat Allah KAS Merayakan Kehidupan Bersama Umat manusia dengan sinergi dalam bidang Pengembangan iman mendalam dan tangguh, Peningkatan keterlibatan awam dalam bidang SosPolMas, Rencana Induk KAS 2016-2035 25
pembedayaan KLMTD dan Pelestarian Lingkungan sebagai rumah bersama”. Sinergisitas antar bidang, optimalisasi peran Kaum Awam dan daya signifikansi Gereja bagi dunia dan para anggotanya telah dinyatakan dalam ARDAS KAS 2011-2015 serta termuat dalam Road Map tahunan Ardas. Sudah dilaksanakan pula Monev Ardas setiap tahun. Tentang hasilnya, harus dioptimalkan terus menerus. Terang Tahun Iman (11/10/2012 - 24/11/2013) perlu terus digemakan menuju Jubileum ter–Agung untuk merayakan penebusan Yesus Kristus selama 2000 tahun. Laju dunia yang kencang berlari belum diikuti dengan sikap tanggap Gereja beserta para aktivis dan pemegang otoritas (hierarki – Kuria – Pastor Paroki – Pimpinan Tarekat/Kongregasi) untuk ambil keputusan tepat & taktis menentukan sikap hadir di tengah dunia. Bergerak bersama orang muda dan anakanak yang ditandai sebagai Generasi Z multi talent, Umat Allah KAS perlu terus bergerak dan bersikap.
1.2. Tujuan 1. Mempelajari memahami dan menyadari bersama situasi dan kondisi KAS. Menilik posisi, potensi dan tanggungjawab sejarah yang kita emban di wilayah KAS dan Indonesia. 2. Mempelajari, memahami makna, identitas jati diri Gereja menurut Dokumen Konsili Vatikan II untuk diletakkan dalam peta Indonesia dan dunia. 3. Menggali informasi tentang cita-cita Gereja KAS 20 tahun mendatang dalam terapan Ardas lima tahunan. 4. Merumuskan strategi dan pendekatan hidup menggereja dalam jaman ini (Pembinaan Kaum Muda, Reksa Pastoral Keluarga, Manajemen Paguyuban, Bahaya Narkoba, Feodalisme, Pendidikan, Ekonomi, Peranan Gereja dalam masyarakat, keterlibatan dalam Politik, dll). 5. Dirumuskannya Rencana Induk langkah-langkah perwujudan Rencana Induk KAS (RIKAS) hingga tahun 2035 dalam Pola Lima Tahunan (Road Map Lima Tahunan)
26 Rencana Induk KAS 2016-2035
2. METODE Pada dasarnya, Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang (RIKAS) dibuat menggunakan pendekatan perencanaan partisipatif. Untuk pertama kali dalam sejarah Gereja KAS wakil awam dalam jumlah signifikan terlibat penuh dalam Tim 12, Tim Kerja yang mendapat mandat dari Bapak Uskup, sebagai Pimpinan Gereja KAS, untuk memfasilitasi proses perumusan RIKAS. Proses pembuatan RIKAS mengandalkan dan menggerakkan semua potensi yang ada di Gereja Keuskupan Agung Semarang, dengan semangat solidaritas, subsidiaritas dan kemandirian. Pada awal proses, disepakati digunakannya model FORESIGHT yang memiliki kekuatan aspiratif berbasis impian masa depan Gereja KAS pada Yubileum Agung 2033. Model tersebut dilengkapi dengan bantuan alat-alat program pelayanan Gereja dari pendekatan Logframe, yang memiliki kekuatan dalam menggunakan kerangka logis dan sudah dikenal khalayak umum hampir diseluruh dunia. Model penggabungan ini sekaligus melengkapi dimensi pendekatan kualitatif dengan elemen yang bernuansa kuantitatif, sejauh cocok dengan kebiasan program pelayanan Gereja KAS yang sudah dijalankan lima tahun terakhir. Tim 12 secara dinamis menyesuaikan diri dengan respon, aspirasi, dan rekomendasi berbagai kelompok yang ada di wilayah KAS. Dalam proses perumusan, Tim 12 juga bekerja sama dengan Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Duta Wacana (FTI UKDW) untuk mengembangkan aplikasi baru dalam mengolah data kualitatif dan Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya Yogyakarta (FE UAJY) untuk membaca data Sensus Umat KAS 2011. Langkah perumusan berdasar model FORESIGHT (EventTrends-Drivers-Quadran) dipakai sebagai pedoman sebagaimana nampak dalam Gambar 1. Dalam perjalanan proses, dikenali bahwa model tersebut memiliki jiwa, semangat dan langkah-langkah yang sangat serupa dan sejalan dengan model Appreciative Inquiry (AI) yang jauh lebih dikenal, menawarkan keunggulan alternatif, ide dasarnya jauh lebih diapresiasi masyarakat luas, dan banyak dipakai di Indone-
Rencana Induk KAS 2016-2035 27
sia karena prinsipnya yang fleksibel dan bersemangat mempromosikan organisasi sebagai pembelajar6.
Gambar 1.Alur Perumusan Rencana Induk KAS (Ohmae, 1982; Bryson, 2995; Allison, 1997; modifikasi oleh Kusumahadi, 1999)
Rincian langkah selanjutnya banyak menggunakan ide dan deskripsi model AI yang berbasis pada tahapan 4D (Discovery-DreamDesign-Destiny). Berbagai umpan balik mendorong agar proses perencanaan di tingkat paroki dibuat lebih mudah. Hal tersebut diwujudkan dengan dibuatnya satu langkah tambahan (Delivery) yang memperkuat proses perkembangan organisasi menuju ke arah organisasi pembelajar, sehingga tahapan 4D menjadi tahapan 5D, yaitu Discovery-Dream-Design-Destiny-Delivery. Penambahan ini sangat
6
Dalam perspektif teori dan pengalaman manajemen, organisasi sebuah organisasi yang ideal adalah bila organisasi telah menjadi sebuah Learning Organisation (Seng, 1999).
28 Rencana Induk KAS 2016-2035
penting karena hakekat strategi, berdasarkan pengalaman empirik sangat sering lemah dalam implementasi strategi di lapangan7.
2.1. Tim Perumus Tim 12 untuk Grand Design KAS 20 tahun ke depan: 1) Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Semarang: Rm. FX. Sukendar Wignyosumarta, Pr 2) Wakil UNIO dan Litbang DKP : Rm. Nur Widipranata, Pr 3) DKP dan Teolog FTW: Rm. St. Gitowiratma S., Pr 4) DKP dan Teolog FTW: Rm. M. Purwatma, Pr 5) Tim Pendataan KAS dan Teolog : Rm. F.A. Purwanto, SCJ 6) Awam ahli Hukum dan Gender: Yosephine Sari Murti Widiyastuti (Universitas Atma Jaya Yogyakarta) 7) Awam wakil Universitas di DIY: Antonius Budi Susilo (Universitas Sanata Dharma) 8) Awam wakil Universitas di Jateng: Yohanes Budi Widianarko (Unika Soegijopranoto) 9) Awam wakil aktivis masyarakat: Methodius Kusumahadi (Satunama/Karinakas) 10) Awam wakil aktivis politik: FX. Harry Cahya Supriyanto 11) Awam pengusaha: Kristian Hardiyanta 12) Wakil tarekat: Rm. Prasetyantha, MSF Tim 12 didukung oleh FX. Sugiyana, Pr (Sekretaris DKP), Jaka Warwanta (kantor sekretariat DKP), Gloria Virginia (support system; 7
Diskusi KOMPAS terkait kritik terhadap Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden yang melakukan banyak “blusukan” dan cara berpikir pragmatis dikritik karena berbeda dengan style pendahulunya (Susilo Bambang Yudhoyono) yang dikenal sebagai strategis. Harris Turino (Kompas.Com) Doktor bidang Manajemen Strategi memberi argumen kuat bahwa style Jok owi adalah sebuah kekuatan baru yang sangat penting karena menunjukkan banyak strategi bagus tidak berjalan baik justru karena kelemahan dalam implementasi strategi.
Rencana Induk KAS 2016-2035 29
dosen FTI UKDW), dan Th. Agung Harsiwi (analisis data Sensus Umat KAS 2011; dosen FE UAJY).
2.2. Proses dan Tahapan Perencanaan RIKAS dilakukan menggunakan dua bahasa programming, yaitu model Appreciative Inquiry (AI) dan Logical Framework Approach (LFA), dilengkapi berbagai prinsip manajemen (non profit)8. Proses pembuatan RIKAS berangkat dari fakta realitas hidup sehari-hari (evidence based) yang melibatkan berbagai wakil umat (bottom up) dalam merumuskan konsep akhir RIKAS. Perumusan RIKAS mengalir satu setengah tahun dalam bentuk diskusi plenokelompok-pleno, rutin terjadwal minimal 2 jam setiap pertemuan. Setiap 3 bulan sekali, hasil proses diverifikasi dengan berbagai kelompok profesional. Pertemuan rutin dilakukan di PPSM (Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan) dan Ruang Rapat Seminari Tinggi Kentungan. Mengingat kesibukan tugas masing-masing, tidak setiap anggota selalu hadir, namun hasil diskusi selalu di-share kepada semua anggota untuk mendapat umpan balik sebagai bahan diskusi berikutnya. Jadwal diskusi utama secara berurutan adalah sebagai berikut: 1. Persiapan: mendiskusikan TOR, menentukan tujuan, metode, proses kerja (November 2013) 2. Melakukan berbagai analisis: Analisis Kecenderungan, Analisis Hasil Kerja, Analisis Internal (Februari – April 2014) 3. Mengelola kuesioner dan pengumpulan datanya (Maret – Juli 2014) 4. Pertemuan tambahan dengan Pastores, DKP, Konsultores (Mei – Agustus 2014) 5. Penentuan kluster dan subklaster isu-isu strategis (awal September 2014) 6. Perumusan awal Road Map dan integrasi hasil analisis Tim 12 (tengah September 2014)
8
Beberapa buku rujukan yang banyak dipakai dalam diskusi-diskusi RIKAS berasal dari buku-buku yang ada dalam daftar referensi.
30 Rencana Induk KAS 2016-2035
7. Seleksi – Kategorisasi – Abstraksi data kuesioner (akhir September 2014) 8. Melakukan proses Abstraksi menggunaan aplikasi (awal Oktober 2014) 9. Menggabungkan hasil abstraksi kuesioner umat (tengah Oktober 2014) 10. Integrasi semua hasil analisis ke Road Map (akhir Oktober 2014) 11. Perumusan akhir kategori baru yang lebih ringkas (November 2014) 12. Menyepakati isi Road Map 1,2,3, 4 secara komplit (akhir November 2014). 13. Merumuskan Arah (Visi, Misi, Strategi, Inspirasi) KAS 2035 (Desember 2014). 14. Tahap diseminasi hasil kepada 4 ring audiences lewat aplikasi (Desember 2014) 15. Verifikasi draf RIKAS ke berbagai institusi (Januari 2015) 16. Menyelenggarakan diskusi ahli diikuti perbaikan (Februari – Maret 2014) 17. Penyampaian draf ke BapakUskup dan Kuria (Maret 2015) 18. Perumusan akhir dan integrasi semua rekomendasi (Juni – 17 Agustus 2015) 19. Presentasi dan Diskusi RIKAS antara Tim 12 dengan DKP (6 September 2015) 20. Penyempurnaan akhir RIKAS atas semua input paska 6 September (19 September 2015)
2.3. Data Dasar dan Rujukan Data untuk perumusan RIKAS semula hanya berasal dari tujuh sumber. Dalam perkembangannya,data yang digunakan berasal dari 10 sumber, yaitu sebagai berikut
Rencana Induk KAS 2016-2035 31
1. Datahasil analisis Tim 12: a. Analisis internal dan hasil karya KAS b. Analisis institusi dan stakeholders c. Analisis kecenderungan 2. Data statistik umat KAS tahun 2011 3. Data kualitatif hasil 3 jenis kuesioner (dengan 387 responden yang berasal dari 3 paroki pilihan yang mewakili desa, pinggiran, dan kota) 4. Input dari Dewan Imam KAS 5. Hasil diskusi dan FGD Pastores dari 4 Kevikepan 6. Hasil diskusi dan FGD para anggota DKP-KAS 7. Hasil diskusi dan FGD Konsultores yang diperluas 8. Input dari hasil diskusi dengan tiga ahli terpilih 9. Data dari tiga kali temu verifikasi 10. Input dari Bapak Uskup dan Kuria
2.4. Metode Programming Appreciative Inquiry (AI) dirumuskan oleh David Cooperrider dan Diana Whitney tahun 1987. Baru 18 tahun kemudian mereka menulis tentang metode ini dan mempublikasikannya. Pada prinsipnya, AI bertumpu pada kesadaran bahwa pendekatan pemecahan masalah memiliki keterbatasan menemukan berbagai kemungkinan baru yang lebih kreatif. AI menawarkan pendekatan baru bertumpu pada sikap positif dengan cara memberi pengakuan, penghargaan pada apa yang sudah dihasilkan, terutama yang memiliki daya menggerakkan perubahan yang dapat menghasilkan hal-hal baru dengan melibatkan semua aktor yang ada. Penghargaan pada manusia yang memiliki segala kemungkinan, potensi, semangat, kreativitas, inovasi untuk maju, menjadi kunci khas pendekatan AI. Pendekatan lama yang berfokus pada pemecahan masalah yang dijawab dengan mesin organisasi diganti dengan pendekatan berbasis pada optimisme, solidaritas, fleksibilitas, bertumpu pada kekuatan yang ada pada setiap orang. Maka, sikap penghargaan terhadap apapun yang sudah 32 Rencana Induk KAS 2016-2035
dihasilkan merupakan suatu kekuatan penting membangun lembaga. AI mendasarkan keyakinan bahwa harapan setiap orang saling terajut dengan masa depan organisasi yang diimpikannya. Organisasi adalah konstruksi manusia yang ada di dalamnya. Maka proses pencarian, eksplorasi, keingintahuan, dan elemen mencipta merupakan elemen dasar yang harus dikembangkan dalam menghadapi tantangan bersama. Semangat baru dan sikap kebersamaan menjadi elemen penting mengantisipasi masa depan. AI menawarkan empat langkah dasar, yaitu Discovery, Dream, Design, dan Destiny (Cooperrider, 2008). Ada 5 prinsip kerja dalam AI, yaitu: 1) Semangat belajar untuk mencari dan menemukan perbaikan; 2) Usaha kreatif bersama untuk menemukan tahapan baru; 3) Semangat mencipta seperti para perupa dan seniman menjadi keunggulan menciptakan suatu yang baru; 4) Dikembangkannya fungsi poetik setiap orang: kreatifitas, inovasi, kebersamaan, keterbukaan, inspirasi, fleksibilitas; dan 5) Komitmen setiap orang untuk menjalankan kesepakatan bersama. (Kessler, 2013). LFA (Logical Framework Approach) adalah sebuah model perencanaan kerja yang dikembangkan pada tahun 1969 oleh USAID berdasarkan studi intensif yang dilakukan oleh Leon J. Rosenberg. Tahun 1971, ada 30 negara yang tercatat telah menggunakan model perencanaan tersebut dengan merujuk pada satu dokumen Practical Concepts Incorporated, yang dibuat oleh Rosenberg. Tahun 1990s, model tersebut sangat terkenal dan dipakai oleh hampir semua lembaga multilateral dan bilateral di dunia. LFA diperkenalkan ke Indonesia oleh USAID lewat Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Manajemen, Menteng Jakarta, kepada berbagai yayasan dan Lembaga Pembangunan Masyarakat. Selama 30 tahun terakhir ada sekitar 10 model perencanaan sejenis LFA yakni ZOPP, PCM, RBM, TOPP, GOP, IOP, AURA, PBS, ISFPP. Model yang disebut terakhir, Integrated Strategic Financial and Program pelayanan Gereja Planning, dikembangkan oleh Yayasan SATUNAMA), pada tahun 2002, berdasarkan ide dari The Nature Conservancy (TNC), lembaga lingkungan hidup terbesar di Amerika. ISFPP mengintegrasikan program pelayanan Gereja dengan strategi SDM, strategi finansial dan strategi komunikasi. Model AI juga menggunakan sebagian model LFA pada tahap Design.
Rencana Induk KAS 2016-2035 33
3. HASIL 3.1. Elemen Inovatif RIKAS Bila pembaca menyimak seluruh hasil rumusan RIKAS, ada beberapa hal baru (inovatif) yang dibawa. Beberapa nuansa baru tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan RIKAS tidak berangkat dari konsep ‘dari atas’ (top down) seperti biasanya. Informasi yang dikembangkan menjadi RIKAS, berangkat dari kuesioner yang diisi wakil umat sebanyak 387 orang ditambah data dari sembilan sumber. Semangat dan pesan yang dibawa adalah: Wakil umat ikut serta dalam proses menentukan arah dan perubahan posisi Gereja KAS di masa depan. Maka umat akan ambil bagian dalam pelaksanaannya dan mengawal agar jalannya lancar sesuai harapan umat. Suara umat menentukan perjalanan Gereja KAS dua puluh tahun mendatang. 2. Dengan menggabungkan dua model perencanaan, AI dan LFA, diharapkan RIKAS memberi semangat baru agar terjaga keseimbangan antara PROSES dan HASIL. Semangat Bapak Paus saat ini justru mengajak kita sebagai Gereja menjadi “gembala yang berbau domba”. 3. RIKAS mengundang umat terlibat penuh di masyarakat secara 4T (terencana, terintegrasi, tersistematisasi/terstruktur, dan terukur) agar ajaran Gereja dapat dijalankan dan kehadirannya semakin dirasakan serta memberi manfaat kepada kehidupan di masyarakat. 4. RIKAS melanjutkan Ardas yang saat ini mencapai Ardas VI (2011-2015). Maka, dokumen RIKAS 2016 – 2035 akan menjadi Ardas VII, VIII, IX, dan Ardas X. Perangkat Programasi yang sudah ada di KAS saat ini tetap dilanjutkan dan dilengkapi. 5. RIKAS mengembangkan program pelayanan Gereja dengan mengintegrasikan 3R (Resiliency, Respects, dan Rights Based 34 Rencana Induk KAS 2016-2035
approaches). Semua kegiatan RIKAS dijalankan dengan pendekatan terintegrasi antara membangun kemandirian (Resiliency), bersolidaritas dalam jaringan (Respects), serta memperhatikan kebijakan publik yang langsung mendorong terciptanya hidup bersama yang adil bagi semua. 6. RIKAS mengintegrasikan pasar (politis) dan altar (ekaristis): menjaga keseimbangan antara spiritualitas ekaristis dan spiritualitas keadaban publik. RIKAS menjaga keseimbangan ‘ALTAR” dan “PASAR” untuk selanjutnya bisa menetralisir dampak kelemahan pemahaman yang bipolaristis dan dikotomis tersebut. 7. RIKAS menyapa semua umat lewat 31 elemen pelayanan RIKAS untuk terlibat dengan cara menyediakan rujukan ke arah mana dan bagaimana membangun masa depan. Elemenelemen program pelayanan Gereja (prediksi, Outcomes, Milestones, Asumsi, Resiko, dan Taglines) merupakan satu kesatuan upaya yang saling mengandaikan dan harus dilihat sebagai satu keutuhan upaya untuk mencapai perubahan yang diharapkan. 8. RIKAS mewajibkan semua institusi Gereja yang ada di KAS menanggapi dan merumuskan hasil kerja jangka pendek (Outputs) yang cocok untuk setiap tahun dalam kegiatan evaperca (evaluasi perencanaan tahunan). Agar perjalanan RIKAS lancar dan benar secara manajemen, setiap enam bulan diselenggarakan pertemuan semesteran untuk melihat kemajuan pelayanan Gereja dan mengumpulkan input serta perbaikan tugas. Tugas ini juga akan dilakukan oleh DKP, Komisi di tingkat Keuskupan maupun Kevikepan, serta Paroki, dan semua institusi lainnya secara periodik. 9. Mendesak didirikannya berbagai komisi atau bidang baru dalam struktur Gereja KAS agar pelayanan sesuai tuntutan jaman dan dilakukan dengan pendekatan inovatif. Misal, perlu didirikan Komisi Advokasi JPIC (Justice Peace and Integraty of Creation); Komisi Seni, Budaya, dan Olah Raga; Komisi Sosial Rencana Induk KAS 2016-2035 35
dengan perhatian ke Teknologi Informasi, Migran – Pengungsi, dan Turisme. Harus ada Litbang; Komisi Perempuan (Sekretariat Gender dan Pemberdayaan Perempuan); Komisi Anak dan Remaja; Komisi Lingkungan Hidup; Vikep Kategorial: untuk Orang berkebutuhan khusus, indigo, waria. Juga perlu pembentukan biro atau departemen di bawah karya Komisi. Misalnya Komsos, dengan Biro Media Tradisional, Media Cetak, Media Elektronik, Media Informatika. Selain itu, pengembangan kapasitas umat dalam berbagai dimensi mutlak penting agar meningkatkan keahlian dan mutu pelayanan, karena itu perlu dibangun berbagai pelatihan jenis baru: SEP (Sekolah Evangelisasi Pribadi), Sekolah Ketua Lingkungan, Sekolah Bendahara, Sekolah Pendamping OMK (Orang Muda Katolik). Setiap lembaga dalam wilayah kerja KAS harus dilengkapi dengan standar minimum pelayanan, sehingga dapat dicek dan dikawal dalam pemenuhan kebutuhan yang nyata. Perlu dipikirkan pengangkatan karyawan dan tenaga yang profesional. Harus ada upaya fundrasing yang lebih profesional agar pengembangan program pelayanan baru tidak kesulitan energi dan finansial. 10. RIKAS dilengkapi Buku Pedoman Programing di tingkat institusi. Harus dijamin kesatuan gerak secara struktural, tersistematisasi, dan terintegrasi yang melibatkan semua institusi di KAS sebagai dasar Gereja KAS menjalankan mandat dasarnya. 11. Dewasa ini, ada keprihatinan mendalam terhadap gejala pendangkalan atau menipisnya pengetahuan iman anak dan remaja Katolik sebagai akibat berkembangnya teknologi komunikasi yang tidak diimbangi dengan pendidikan iman yang cukup di tingkat keluarga. Maka, pendidikan iman berjenjang harus semakin efektif. Setiap keluarga harus menghidupkan tradisi keluarga Kristiani yang baik. 12. Seluruh isi RIKAS dapat dirangkum sebagai sebuah upaya mewarisi tiga tugas utama Kristus, yaitu sebagai Gembala, Nabi, 36 Rencana Induk KAS 2016-2035
dan Imam. Tugas sebagai Gembala-Hamba dapat diwujudkan dalam tugas menyediakan dan memperjuangkan KESEJAHTERAAN (pangan, sandang, papan, pendidikan, kesempatan kerja, kebaikan hidup bersama, bonum commune, dll). Tugas sebagai Nabi-Firman diwujudkan dalam memperjuangkan MARTABAT manusia (memperjuangkan keadilan, kebenaran, VERUM, perdamaian, resolusi konflik, anti korupsi, advokasi kebijakan publik). Sedangkan tugas sebagai Imam-Kurban diwujudkan dalam KEBERIMANAN (percaya akan Allah Tritunggal, keutamaan hidup kristiani, iman yang CTMD: Cerdas, Tangguh, Misioner-kekudusan hidup, Dialogal).
3.2. Arah Dasar Hasil analisis data dari sepuluh sumber memberikan rumusan identifikasi isu-isu strategis 20 tahun mendatang. Dari rumusan tersebut telah disepakati rumusan arah dasar dalam bentuk rumusan Visi, Misi, Strategi dan Inspirasi sebagai berikut.
RENCANA INDUK KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG (RIKAS) 2035 VISI: TERWUJUDNYA PERADABAN KASIH DALAM MASYARAKAT INDONESIA YANG SEJAHTERA, BERMARTABAT, DAN BERIMAN. MISI: 1. Meningkatkan mutu kehidupan bersama umat terutama kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir, disable, kaum tani, nelayan, buruh, dan sektor ekonomi kecil.
Rencana Induk KAS 2016-2035 37
2. Meningkatkan partisipasi umat, baik laki-laki maupun perempuan, dalam memperjuangkan kebijakan publik yang bermartabat dan adil, melestarikan lingkungan sebagai rumah bersama dan nilai-nilai budaya setempat. 3. Menyelenggarakan formasio iman yang integral, berjenjang, dan berkelanjutan yang bercirikan cerdas, tangguh, misioner, dan dialogal. 4. Menyelenggarakan pendidikan yang komprehensif, integral, berwawasan kebangsaan, dan berlandaskan Pancasila bagi masyarakat. 5. Mengembangkan kerja sama di berbagai tingkat dan berbagai bidang kehidupan yang menyangkut kesejahteraan, martabat manusia, dan keberimanan. STRATEGI: 1. Pengembangan karisma dan potensi umat baik fisik, emosional, intelektual, dan spiritual dengan mengedepankan kesetaraan gender. 2. Peningkatan kerja sama antara kaum tertahbis, para awam dan para religius pada tingkat teritorial maupun kategorial. 3. Perhatian pada pastoral keluarga, dengan memperhatikan jenjang umur,dan kelompok-kelompok khusus. 4. Pemberdayaan unit-unit lembaga pelayanan gerejawi dengan semangat kemandirian, solidaritas, subsidiaritas, dan desentralisasi serta sinergi. 5. Pemanfaatan kekayaan lintas ilmu, teknologi, dan saranaprasarana secara optimal dalam pengelolaan dan pelayanan gereja. 6. Pemanfaatan dan penguatan sumber daya akademik, finansial, organisasi dan budaya. 7. Peningkatan kerja sama dengan semua pihak pada semua bidang di semua tingkat baik dalam maupun luar negeri. 38 Rencana Induk KAS 2016-2035
8. Penguatan jiwa ke-Indonesiaan yang mengembangkan pluralitas berdasar pada asas kemanusiaan dan keadilan merujuk nilai-nilai otentik Pancasila INSPIRASI: 1. Jangan takut.... Aku menyertai kamu sampai akhir jaman (Mat. 28:10.20). 2. Carilah dulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Mat. 6:33). 3. Yesus semakin dikenal dan dicintai (Panitia Jubileum ter-Agung 2033). 4. Maria teladan iman umat beriman.
3.3. Rumusan Program Pelayanan Gereja: Prediksi, Outcomes, Milestones Arah program pelayanan Gereja KAS berpusat pada Outcomes. Outcomes merupakan hasil kerja jangka menengah dan sering disebut Objectives, Tujuan Pelayanan, yang bila diwujudkan akan menjadi sumbangan Gereja KAS bagi terciptanya masyarakat yang lebih beradab. Dengan tercapainya Outcomes, Gereja KAS telah memenuhi mandat dasarnya sebagai bagian dari komunitas Jawa Tengah, bagian dari komunitas Indonesia. Mengingat posisi tersebut maka Outcomes diberi ukuran (Milestones) atau penanda yang dapat diukur dan ditimbang sejauh mana pelayanan telah terwujud. Rumusan-rumusan tersebut terbagi dalam empat Road Map, masing-masing untuk periode lima tahunan. Setiap Road Map menjadi landasan bagi tahap berikutnya. Rumusan lengkap program pelayanan Gereja Gereja KAS sampai dengan tahun 2035 dapat dilihat dalam Lampiran. Ringkasan Outcomes tampak pada Tabel 1.
Rencana Induk KAS 2016-2035 39
Tabel 1. Ringkasan Outcomes untuk setiap Road Map. Road Map
Ringkasan Outcomes
1. Umat Beriman I (2016-2020)
Umat semakin cerdas terhadap kebijakan publik, keluarga harmonis, menghormati lingkungannya, warga masyarakat makin saling bekerja sama
II (2021-2025)
Usaha umat berkembang, aktif mewujudkan 5 fungsi gereja, terciptanya ruang pergaulan umat yang luas.
III (2026-2030)
Makin banyak umat yang terlibat dalam usaha kesejahteraan umum, kreatif, eksploratif dalam menganimasi nilai-nilai kemanusiaan dan lingkungan sehingga Gereja mampu menjadi mediator dan inisiator dalam keberagaman masyarakat.
IV (2031-2035)
Makin banyak umat yang menjadi saksi injil di media publik, ada di posisi dalam jabatan publik baik di eksekutif, kegislatif dan yudikatif serta mampu berpartisipasi dalam pengambilan kebijakan publik melalu musrenbang maupun institusi lain.
2. Golongan Umat Allah 1. 1. Hirarki I (2016-2020)
Semakin banyak imam yang meluangkan waktu untuk melayani dan meneguhkan umat, utamanya keluarga dan umat terpencil, imam yang mampu menmanfaatkan TI secara cerdas dan kritis, ajur ajer dalam masyarakat mengusahakan keadilan, perdamaian, melestarikan lingkungan, mempromosikan budaya serta imam yang bersedia mengembangkan pribadi baik dari sisi spiritualitas maupun profesionalitas.
II (2021-2025)
Semakin banyak imam yang memberi waktu pada upaya pemberdayaan berbagai kelompok umat, a.l.: kelompok-kelompok kesenian, kebudayaan lokal, ekonomi kerakyatan, orang muda, serta menerapkan prinsip solidaritas, subsidiaritas transparansi, dan akuntabilitas dalam kepemimpinan gereja dan mampu mengoptimalkan penggunaan alat komunikasi untuk pelayanan pastoral, terbuka pada budaya dan kearifan lokal, banyak imam yang ahli dalam salah satu bidang karya pastoral.
40 Rencana Induk KAS 2016-2035
Road Map
Ringkasan Outcomes
Road Map
Ringkasan Outcomes
III (2026-2030)
Semakin banyak imam yang terbuka dan mau terlibat dalam pemberdayaan ekonomi, ikut ambil bagian dalam dinamika pemberantasan korupsi, kemiskinan, miras, narkoba serta terlibat dalam lembaga sosial lintas agama, menghormati keberagaman berbasis data, imam yang menjadi rujukan berbagai masalah spiritual, mampu menggerakkan dan melibatkan umat dalam berbagai bidang guna menebarkan budaya kasih dalam masyarakat.
IV (2031-2035)
Semakin banyak imam menampilkan semangat sukacita, berjejaring dalam tukar mimbar, kerja sama antar paroki di berbagai bidang (ekonomi, kesehatan, sosial, hukum), pengembangan pastoral dengan memiliki jaringan IT dilandasi semangat pengampunan resolusi konflik dan perdamaian serta imam yang bersedia bekerja sama dengan para tokoh masyarakat mempelopori keberlangsungan budaya lokal dan nasional seperti merti desa ulang tahun kota/kabupaten, hari-hari nasional.
2. 2. Kaum Awam: Keluarga, Aktivis, dan Kelompok Kategorial I (2016-2020)
Semakin banyak awam yang terlibat dalam usaha-usaha atau gerakan-gerakan untuk perdamaian, kesejahteraan, dan keadilan yang terkait dengan urusan hidup bersama mulai RT/RW, gerakan keadilan, perdamaian, anti korupsi, pengentasan kemiskinan, budaya dan sosial politik dengan pembekalan dari paroki.
II (2021-2025)
Semakin banyak awam berjejaring dalam kelompok-kelompok budaya, sosial kemasyarakatan yang menyangkut usaha-usaha atau gerakan-gerakan untuk perdamaian, kesejahteraan, dan keadilan, serta keteladanan dalam hidup bermasyarakat.
III (2026-2030)
Semakin banyak kaum awam, khususnya kaum perempuan dan orang muda yang terlibat aktif dalam karya pastoral baik di Gereja maupun di masyarakat, terutama dalam memerangi penyakit masyarakat dan advokasi kebijakan publik.
IV (2031-2035)
Semakin banyak awam yang berperan aktif dan menjadi acuan dalam keluarga-keluarga di masyarakat dalam program-program kesejahteraan, serta berpengaruh di masyarakat.
2. 3. Hidup Bakti I (2016-2020)
Semakin banyak religius terlibat dalam pembangunan masyarakat dan keuskupan sesuai dengan kharismanya.
Rencana Induk KAS 2016-2035 41
Road Map
Ringkasan Outcomes
II (2021-2025)
Semakin banyak religius meningkatkan profesionalisme dalam hal pastoral baik untuk gereja maupun untuk masyarakat.
III (2026-2030)
Semakin banyak religius terlibat dalam usaha-usaha kesejahteraan masyarakat dan berjejaring pada semua tingkat.
IV (2031-2035)
Semakin banyak religius menemukan cara-cara baru dalam menghayati kharisma dan peranannya dalam pemberdayaan masyarakat.
3. Pembinaan 3. 1. Pembinan Calon Imam dan Religius I (2016-2020)
Para calon imam dan religius dididik dalam bidang ilmu teologi, humaniora untuk mempersiapkan pastoral secara memadai dan terintegrasi dengan gerak KAS.
II (2021-2025)
Para calon imam dan religius memperoleh on going formation, bekerja sama dengan karya sejenis, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
III (2026-2030)
Para calon imam dan religius memiliki pemahaman yang komprehensif tentang persoalan sosial masyarakat dan bekerja sama antar mereka.
IV (2031-2035)
Para calon imam dan religius terlibat aktif dalam usaha-usaha penyejahteraan masyarakat, dan bekerja sama dengan unsur non Gereja.
3. 2. Pembinaan Awam I (2016-2020)
Awam mendapat pendidikan dan pelatihan leadership sesuai dengan kebutuhan Gereja.
II (2021-2025)
Awam mendapat pendidikan dan pelatihan yang integral dengan kebutuhan masyarakat.
III (2026-2030)
Awam dilatih untuk bekerja sama dalam menangani persoalan masyarakat.
IV (2031-2035)
Awam dilatih untuk bekerja sama dengan elemen non Gereja untuk menyelesaikan persoalan masyarakat
42 Rencana Induk KAS 2016-2035
Road Map
Ringkasan Outcomes
4. Pelayanan 1. 1. Liturgi dan Peribadatan I (2016-2020)
Inovasi berbagai macam tradisi doa dan pengelolaan tempat ziarah yang berorientasi pada pendalaman iman secara terprogram.
II (2021-2025)
Perayaan iman yang terbuka terhadap ekumenisme dan devosi yang menggerakkan perwujudan iman.
III (2026-2030)
Perayaan yang inkulturatif dan menggerakkan pemberdayaan KLMTD, pelestarian lingkungan.
IV (2031-2035)
Perayaan yang inkulturatif dan menyumbang pada peribadatan gereja universal.
1. 2. Pewartaan dan Evangelisasi I (2016-2020)
Pewartaan yang menanggapi pelbagai sektor hidup umat dan memanfaatkan media secara efektif dan inovatif
II (2021-2025)
Pewartaan yang inkulturatif, menarik dan menggerakkan semangat berbagi, serta memasuki semua ruang kehidupan.
III (2026-2030)
Pewartaan melalui dialog dan kesaksian hidup yang mempromosikan nilai-nilai Injil bagi dunia
IV (2031-2035)
Pewartaan yang membuahkan kesaksian hidup mempromosikan budaya kasih kepada masyarakat.
injili
dan
1. 3. Pelayanan Kemasyarakatan I (2016-2020)
Lembaga-lembaga pelayanan Gereja (Pendidikan, Kesehatan, Sosial Ekonomi) semakin tanggap dan terlibat secara kreatif pada penyelesaian masalah-masalah baru yang menyangkut narkoba, trafficking dan hal-hal yang menyangkut JPIC.
II (2021-2025)
Lembaga-lembaga pelayanan Gereja berorientasi pada pendidikan kemandirian dan kaderisasi tokoh-tokoh penggerak masyarakat.
III (2026-2030)
Lembaga-lembaga pelayanan Gereja semakin meningkatkan mutu pelayanannya serta berjejaring dengan lembaga-lembaga sejenis di semua tingkat dan lingkupnya demi mewujudkan bonum commune.
IV (2031-2035)
Lembaga-lembaga pelayanan Gereja mengutamakan pembelaan terhadap korban serta menjadi pelopor dalam mewujudkan bonum commune serta berjejaring luas, baik dalam maupun luar negeri.
Rencana Induk KAS 2016-2035 43
Road Map
Ringkasan Outcomes
1. 4. Paguyuban dan Persaudaraan I (2016-2020)
Gereja menjadi komunitas perjumpaan lintas iman berbasis lingkungan
II (2021-2025)
Gereja menghadirkan persaudaraan sejati dengan keluar dari zona nyaman ke perjumpaan kemanusiaan
III (2026-2030)
Gereja mengembangkan komunitas pengharapan dengan pendidikan perdamaian dan manajemen konflik
IV (2031-2035)
Gereja menghadirkan masyarakat humanis dan bermartabat.
5. Tata kelola Pastoral I (2016-2020)
Membudayakan tata kelola pastoral yang mengacu pada pedomanpedoman pastoral yang sudah diberlakukan bagi seluruh Keuskupan sebagai sebuah standar minimal untuk setiap lembaga pastoral di KAS.
II (2021-2025)
Membenahi dan melengkapi serta memberdayakan semua perangkat pastoral yang ada untuk penguatan institusi dengan didukung oleh personel yang kompeten dan mencukupi.
III (2026-2030)
Penguatan sistem-sistem pastoral yang bersinergi dengan menyempurnakan sistem programming pastoral dan menjadikan setiap lembaga pastoral learning institution yang didukung oleh sistem penjaminan mutu.
IV (2031-2035)
Gereja dari segi tata kelola semakin kokoh dan tanggap jaman sebagai institusi pelayanan iman tetapi juga inovatif serta terbuka terhadap kerja sama regional, nasional dan internasional.
44 Rencana Induk KAS 2016-2035
Road Map
Ringkasan Outcomes
6. Sarana Prasarana I (2016-2020)
Semua jenis aset Gereja (likuid dan non likuid) dikelola sesuai dengan tuntutan manajemen modern, aturan umum yang berlaku, dan menurut spiritualitas Gereja papa miskin.
II (2021-2025)
Sistem pemeliharaan aset dikelola secara efektif, efisien, memperhatikan sustainability, dan sesuai dengan maksud-maksud pastoral.
III (2026-2030)
Penataan tata ruang dilakukan dengan memperhatikan kepentingan publik dan sustainability didukung dengan kerja sama antar berbagai pihak terkait.
IV (2031-2035)
Melalui aset-aset yang dimiliki Gereja mewujudkan diri sebagai pelopor bonum commune, menjawab kebutuhan umat, terutama di bidang spiritual.
3.4. Aplikasi untuk Seleksi – Kategorisasi – Abstraksi Proses perumusan RIKAS telah mengantisipasi penggunaan teknologi dalam perumusan program pelayanan jangka panjang. Sebuah aplikasi berbasis web dibangun untuk membantu Tim 12 dalam memproses data kualitatif hasil kuesioner dengan tiga tahapan: seleksi, kategorisasi, dan abstraksi. Pembangunan aplikasi dilakukan dalam skema penelitian oleh Tim Pengembang, dengan koordinator Gloria Virginia. Tim Pengembang ini terdiri dari 5 orang dari Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW). Nama aplikasi tersebut adalah Sindu SKA-RenStra dan dapat diakses di alamat http://vlabti.ukdw.ac.id/proyekas/. Sindu SKA-RenStra memiliki 6 jenis pengguna, yaitu Manajer, Entri Data, Reviewer, Evaluator, Partisipan, dan Publik. Masing-masing jenis pengguna memiliki hak akses yang berbeda terhadap 15 fungsi yang terdapat dalam aplikasi Sindu SKA-RenStra. Pembangunan aplikasi memakan waktu sekitar 3 bulan dan aplikasi mulai digunakan oleh Tim 12 pada tanggal 27 September 2014. Dari 387 responden (data kuesioner) dan 3 hasil analisis Tim 12 (analisis internal dan hasil karya KAS, analisis institusi dan stakeholders, serta Rencana Induk KAS 2016-2035 45
analisis kecenderungan), terdapat 3456 items yang perlu diolah oleh Tim 12. Proses seleksi, kategorisasi, dan abstraksi yang dilakukan oleh Tim 12 menggunakan Sindu SKA-RenStra terhadap 3456 items tersebut selesai pada awal November 2014. Sindu SKA-RenStra, yang awalnya dibangun secara khusus sebagai alat pembantu Tim 12, pada akhirnya adalah sebuah aplikasi yang bersifat ready-to-use dan dapat digunakan oleh berbagai pengguna, dimanapun dan kapanpun pengguna berada, untuk mengolah data kualitatif berdasarkan proses seleksi, kategorisasi, dan abstraksi.
46 Rencana Induk KAS 2016-2035
4. PEDOMAN PENGELOLAAN PELAKSANAAN RIKAS RIKAS diharapkan membawa perubahan cara hidup Umat agar dapat lebih terlibat dalam semua kegiatan masyarakat demi terwujudnya BUDAYA KASIH dalam hidup bermasyarakat di Indonesia, khususnya Jawa Tengah dan DIY. Perubahan tersebut dapat terwujud jika RIKAS dijalankan dengan semangat 100% Katolik 100% Indonesia. RIKAS menjadi dokumen rujukan yang perlu dikelola agar dapat menjadi pedoman yang hidup bagi pelaksanaan dan pengembangan pelayanan Gereja KAS. Dokumen RIKAS dapat menjadi rujukan yang hidup dan mudah dipahami serta berjalan baik bila pengelolaannya dilakukan secara konsisten dan taat asas. Beberapa langkah berikut merupakan pedoman pengelolaan RIKAS yang baik.
4.1. Pusat Pengelola RIKAS Pengelolaan RIKAS harus ada dalam tanggung jawab satu institusi yang mendapat wewenang khusus dari Uskup sebagai pemimpin Gereja untuk mengelola implementasi, penyesuaian, dan pengembangan RIKAS dengan kreatif dan inovatif sebagaimana disarankan pencetus ide model AI9. Institusi yang ditunjuk Uskup perlu memiliki kriteria sebagai berikut: 1. Layak diberi mandat utama mengelola seluruh implementasi RIKAS. 2. Layak diberi wewenang memfasilitasi semua institusi pelaksana RIKAS. 3. Layak diberi wewenang mengembangkan jaringan kerja sama RIKAS. 4. Membangun harapan, kreatifitas, inovatif, fleksibel terhadap kelanjutan RIKAS. 9
However, the examples in the book are just that—examples. Creativity and innovation in developing or modifying the existing materials are encouraged and are a natural offshoot of an evolving process. Cooperrider, Whitney, Stavros (2008) hal. XIX.
Rencana Induk KAS 2016-2035 47
Tim 12 memandang bahwa institusi yang layak mendapat mandat sebagai pengelola RIKAS adalah DKP, sebab DKP memiliki ciri dan wewenang sesuai kriteria tersebut.
4.2. Fungsi Pengelolaan Paling Dasar RIKAS merupakan dokumen induk yang harus dilola dengan model AI dan Logframe sebagaimana dokumen RIKAS dilahirkan. Karena itu, pengelola RIKAS sendiri harus menguasai penggunaan model AI dan Logframe sehingga bisa melakukan fasilitasi terhadap semua calon pelaksana RIKAS. Kemampuan pengelola RIKAS dalam merancang dan memfasilitasi kebutuhan rekan kerja akan menentukan kelancaran dan efektifitas perubahan cara kerja institusi pengelola dan rekan kerja. Model perencanaan yang dianjurkan dan tahap-tahap yang harus dilakukan disajikan di bawah ini dengan prinsip 5D: Discovery, Dream, Design, Destiny, dan Delivery. Langkah Delivery ditambahkan dengan pertimbangan agar semua rencana strategis yang dilakukan dapat berjalan lancar pada tingkat implementasinya sehingga menjadi organisasi pembelajar yang mandiri. Pengalaman memberi pelajaran bahwa strategi yang cenderung bersifat makro bila cara penyampaiannya disederhanakan akan lebih mudah dimengerti semua personel yang ada di lapangan dan menggerakkan mereka untuk berpartisipasi. Tahapan yang dianjurkan berdasarkan prinsip 5D tampak dalam Gambar 2. Pada pusat 5D, tertulis tiga kata kunci, yaitu KESEJAHTERAAN, MARTABAT, IMAN CTMD (Cerdas, Tangguh, Misioner, Dialogal). Tiga kata tersebut merupakan ekspresi pewarisan tiga tugas utama Kristus sebagaimana dijelaskan pada elemen inovatif RIKAS nomor 12 pada sub bab 3.1. Posisi itu menjelaskan bahwa dalam perspektif pengembangan kapasitas, baik individu maupun institusi, harus bermuara pada makna tiga kata tersebut sebagai ringkasan pesan perutusan Gereja KAS ambil bagian dalam pengembangan masyarakat Indonesia. Pesan itu sejalan dengan nasehat Uskup Agung Semarang Mgr. Sugiyopranoto bahwa umat Katolik harus menjadi 100% Katolik dan 100% Indonesia.
48 Rencana Induk KAS 2016-2035
Gambar 2. Lingkaran Pembelajaran.
Pengelola mempunyai kewajiban mengumpulkan data dasar semua institusi yang wajib menjadi pelaksana RIKAS di semua tingkat dan wilayah kerja Gereja KAS. Melakukan pemetaan untuk bisa membuat pengelompokan berdasarkan ciri, kapasitas dan kekhasan masing-masing kategori institusi, serta merencanakan input apa yang harus dirancang guna mendorong mereka menjalankan mandatnya seoptimal mungkin. Semua Komisi, Kevikepan, Paroki dan institusi dalam wilayah KAS yang akan mengimplementasikan pelaksanaan RIKAS menggunakan langkah dan borang di bawah ini (Tabel 2-6). Proses dan semangat yang harus dikembangkan adalah bertukar-pikiran (sharing), dialog, dan mencari kesepakatan apa yang akan dilakukan di masa depan tanpa ada kesan dominasi dan eksklusi.
Rencana Induk KAS 2016-2035 49
4.2.1. Discovery Discovery dilakukan sebagai upaya mengapresiasi pengalaman-pengalaman positif yang sudah terjadi, apa saja yang telah menghidupkan dan menggerakkan Gereja kita selama ini, serta yang sudah terjadi dan pantas dilanjutkan di masa depan. Apresiasi terhadap semua jenis hasil kerja dan perwujudan karya masa lalu dipakai sebagai landasan untuk membangun masa depan secara kolektif dengan optimis. Tabel 2 adalah contoh tabel yang dapat digunakan pada langkah Discovery.
Tabel 2. Discovery: Identifikasi – Apresiasi pengalaman nyata.
Penjelasan Tabel 2: a. Sepakati elemen-elemen yang akan direfleksikan (1-5, A-C) dan elemen untuk mengapresiasi (I-IV). Perlukah ditambah atau diganti yang lebih cocok sesuai kondisi? b. Jika kelompok memiliki kemampuan lebih rinci, elemen A-C dapat dipakai sebagai bagian dari setiap elemen 1-5. c. Kolom satu berisi semua elemen yang akan direfleksikan. d. Kolom dua mengidentifikasi semua puncak karya yang pantas diapresiasi untuk dilanjutkan semangatnya dan dikembangkan serta dilengkapi hasilnya di masa depan. 50 Rencana Induk KAS 2016-2035
e. Kolom tiga mengidentifikasi pengalaman pribadi tentang halhal yang paling menghidupkan institusi dan perlu dilanjutkan di masa depan. Hasil identifikasi yang lebih fokus akan memudahkan langkah berikutnya untuk menjadi lebih fokus pula. f. Kolom empat merumuskan hal-hal yang tidak pantas untuk diulang di masa depan. Rumusan ini merupakan kesepakatan kolektif tentang pembelajaran dari masa lalu yang dirumuskan secara positif. g. Kolom lima merupakan kesimpulan hal-hal yang disepakati sebagai sasaran untuk diwujudkan di masa depan. Proses melakukan tahapan Discovery juga bisa dilakukan dengan menggunakan model Analisis SAOER (Strengths/Kekuatan, Aspirations/ Aspirasi, Opportunities/Kesempatan, Expectations/ Harapan,dan Results/ Hasil Perubahan) seperti tampak pada Tabel 3. Analisis ini merupakan modifikasi Analisis SAOER10 yang ditawarkan oleh Cooperider et all. (2008, hal.405). Yayasan SATUNAMA telah mengembangkan alat modifikasi bernama SAOER dan menghasilkan temuan proses pencarian (inquiry) yang lebih unik dan lebih kaya. Format SAOER menyempurnakan SWOT dengan mengganti orientasi pemikiran: semua yang negatif diganti dengan appresiasi dan pola pikir positif sehingga eksplorasi yang dilakukan lebih luas.
10
SOER merupakan revisi terhadap SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) yang merupakan alat analisis utama model perencanaan MBO yang masuk dalam kategori perencanaan berlandaskan problem solving. SAOER lebih menampilkan cara berpikir positif sebagai cara baru mengatasi masalah.
Rencana Induk KAS 2016-2035 51
Tabel 3. SAOER: Strengths, Aspirations, Opportunities, Expectations, Results.
Penjelasan Tabel 3: a. Analisis dimulai dengan menyepakati elemen program pelayanan Gereja (1-5, A-C) dan analisis (I-V). b. Lakukan identifikasi Strengths (kekuatan) internal dari tiap elemen program pelayanan Gereja. c. Lakukan identifikasi aspirasi, keinginan, dan pendapat dari personel organisasi. d. Lakukan identifikasi berbagai kesempatan yang tersedia di luar organisasi. e. Lakukan identifikasi ekspektasi, harapan, dan keinginan partner di luar organisasi. f. Lakukan penggabungan semua pendapat tersebut dan sepakati hasil perubahan (Results) yang diharapkan terjadi di masa depan.
4.2.2. Dream Dream adalah upaya menyepakati harapan dan cita-cita keadaan Gereja yang ingin diwujudkan, apa yang mungkin dapat diwujudkan di masa depan, bagaimana mewujudkannya hingga tingkat 52 Rencana Induk KAS 2016-2035
operasional, juga kaidah-kaidah yang tak boleh dilanggar. Slogan yang khas perlu dipilih untuk menyemangati seluruh Umat, Pamong, dan Gembala. Tabel 4 adalah tabel yang bisa digunakan dalam mengidentifikasi mimpi dan harapan akan masa depan. Bagian Visi dan Misi (Mandat Utama) sudah dirumuskan dalam RIKAS karena itu tidak perlu dirumuskan lagi. Sebab semua institusi di KAS harus berada dalam perjuangan mencapai Visi dan Misi yang sama untuk seluruh Keuskupan Agung Semarang. Kolom yang ada dapat diisi dengan rumusan Visi, Misi RIKAS sebagai bagian dari Gereja KAS.
Tabel 4. Dream: Identifikasi mimpi dan harapan akan masa depan.
Penjelasan Tabel 4: a. Sepakati fungsi-fungsi Gereja yang akan menjadi rujukan (1-5, A-C) dan rumusan arah dan cara mencapai yang harus disepakati (I-V). Penulisan Visi, Misi RIKAS dalam kolom menyatakan kesatuan dengan Arah Gereja KAS. Pilih rumusan atau faktor yang cocok untuk keadaan 5 tahun kedepan. b. Kolom satu berisi semua fungsi Gereja yang akan menjadi rujukan..
Rencana Induk KAS 2016-2035 53
c. Kolom dua berisi rumusan Visi diambil dari rumusan RIKAS. Silahkan ditulis kembali untuk memudahkan mengingatnya dan menyatakan kesatuan perjuangan dengan Visi Gereja KAS. KAS sudah memiliki Visi yang jelas, mudah dimengerti, dan membangkitkan semangat. d. Kolom tiga (Misi) diisi dengan rumusan Misi yang diambil/ dipilih dari rumusan RIKAS. Penulisan kembali Misi RIKAS memudahkan untuk diingat dan menunjukkan kesatuan perjuangan dengan Gereja KAS. e. Kebijakan adalah kesepakatan tentang batasan operasional yang harus dipatuhi semua pelaksana dan tidak boleh dilanggar. Kesepakatan tentang kebijakan memberikan kemerdekaan untuk memilih tindakan apa yang akan dilakukan, asal tidak melanggar kesepakatan kolektif. f. Slogan dapat dipilih secara bersama sesuai kesepakatan agar membangkitkan semangat umat.
4.2.3. Design Design adalah langkah untuk menyepakati berbagai tingkatan hasil perubahan yang diharapan untuk diwujudkan sesuai ekspektasi semua umat dengan mengandalkan kekuatan dan komitmen seluruh umat, baik jangka menengah (5 tahun) maupun jangka pendek, disertai penanda hasil (Milestones) yang disepakati agar bisa diketahui kemajuannya. Informasi tersebut dapat dimasukkan ke dalam Tabel 5.
54 Rencana Induk KAS 2016-2035
Tabel 5. Design: Identifikasi program pelayanan Gereja jangka pendek dan menengah.
Penjelasan Tabel 5: a. Outcomes adalah hasil jangka menengah (5 tahun) berkat usaha bersama seluruh umat dengan memanfaatkan kerja sama dan dukungan dari pihak luar. Outcomes dan Milestone dapat dipilih dari rumusan RIKAS yang cocok dengan situasi setempat. Outcomes sama dengan Sasaran Strategis, sedangkan Milestone Outcomes sama dengan Program Visioner dalam buku Arahan Programasi Paroki KAS Tahun 2013 (hal. 36-38). Dengan mengadopsi Outcomes RIKAS sebagai Outcomes pilihan Pelaksana, maka partner Pelaksana menyatukan diri dengan seluruh elemen Gereja KAS dan menyumbang pada pencapaian Visi besar Gereja KAS:TERWUJUDNYA PERADABAN KASIH DALAM MASYARAKAT INDONESIA YANG SEJAHTERA, BERMARTABAT, DAN BERIMAN. Rumusan RIKAS dapat pula dirujuk sebagai inspirasi, sedangkan rumusan pilihan disesuaikan dengan aspirasi dan ekspektasi setempat. b. Outputs adalah hasil kerja Pengelola program pelayanan Gereja setempat yang disepakati dapat mewujudkan Outcomes sesuai Milestone-nya. Jadi, Outputs adalah hasil kerja Tim Pengelola Rencana Induk KAS 2016-2035 55
dengan memanfaatkan dukungan pihak luar atas upaya Pengelola program pelayanan Gereja. Outputs memiliki Milestone agar dapat dimonitor dan diketahui perkembangan pencapaiannya. Bagian ini merupakan bagian penting dan khas pilihan bagi institusi Pelaksana dan menjadi tanggung gugat Pelaksana. c. Asumsi adalah faktor eksternal yang mendukung upaya Pengelola/umat mencapai Outcomes yang disepakati. Resiko adalah faktor eksternal yang menghambat untuk mencapai Outcomes. Jadi, Pengelola dan seluruh umat didorong untuk bekerja sama dan menemukan dukungan dari luar untuk mencegah hambatan yang ada baik dari dalam maupun dari luar. Asumsi dan resiko sudah dirumuskan oleh RIKAS. Silahkan mengambil rumusan Asumsi dan Resiko dari RIKAS jika dirasa cocok. d. Setiap rumusan dalam kolom akan menjadi rujukan program pelayanan Gereja dan kegiatan operasional. Semua isi kolom merupakan pilihan dan kesepakatan kolektif untuk menghasilkan perubahan di masyarakat. Seluruh proses perubahan menjadi sarana pembelajaran ke arah pemenuhan mandat dan perwujudan kemandirian baik secara individu maupun kolektif.
4.2.4. Destiny Ada banyak bentuk dan format Rencana Kerja yang bisa dipakai, salah satunya tampak seperti pada Tabel 6. Pertimbangan paling penting untuk memilih format Rencana Kerja adalah agar bentuk format memudahkan pelaksanaan di lapangan. Rumusan Rencana Kerja dimulai dengan rumusan Outputs yang diambil dari proses sebelumnya. Pencapaian Outputs merupakan hasil kolektif dalam kerja sama dengan semua personel yang dedikatif.
56 Rencana Induk KAS 2016-2035
Tabel 6. Destiny: Rencana kerja operasional.
Penjelasan Tabel 6: a. Kolom-kolom bagian ini tidak banyak berbeda dengan borang yang sudah dipakai dalam Buku Arahan Programasi Paroki. Karena itu bisa juga memakai borang yang sudah ada. Kejelasan tujuan sebagai sasaran arah kegiatan sangat membantu pemilihan tindakan yang tepat dan dapat membangkitkan semangat semua personel. Guna memilih kegiatan yang tepat, disarankan melihat Milestone sebagai acuan. Milestone adalah penanda hasil kerja (Outputs) yang mau dicapai. Maka, kegiatan yang dipilih harus memastikan bahwa penanda (Milestone) terwujud atau tercapai. Meskipun harus dipahami bahwa penanda tidak sama dengan yang ditandakan. Maka, sejatinya jika tidak mau jatuh menjadi minimalis, harus dipahami bahwa yang harus dicapai dan diwujudkan adalah Outputs, bukan hanya penandanya. Kejelasan ukuran hasil kegiatan memudahkan pelaksanaan di lapangan dan upaya mengetahui tingkat kemajuan secara periodik. b. Identifikasi penanggung jawab membantu menentukan siapa penjamin yang dipercaya terhadap pelaksanaan kegiatan di lapangan. Penanggung jawab tidak harus menjadi pelaksana, tapi dia dengan pengalaman, pengetahuannya, posisinya menjadi jaminan dan dapat menjelaskan kemajuan serta hasil yang harus dicapai. c. Identifikasi lokasi dan keuangan (budget) merupakan rincian agar pelaksana dapat mempersiapkan diri lebih baik sehingga Rencana Induk KAS 2016-2035 57
kualitas upaya lebih terjamin, serta jelas siapa yang akan menjadi subyek dalam pelaksanaan kegiatan. d. Setiap rumusan dalam kolom akan menjadi rujukan program pelayanan Gereja dan kegiatan operasional. Semua isi kolom merupakan pilihan dan kesepakatan kolektif untuk menghasilkan perubahan di masyarakat. e. Monitoring dilakukan secara periodik untuk mengetahui kemajuan upaya, ritme dan dinamika kerja serta umpan balik untuk perbaikan. Monitoring dapat dilakukan dengan upaya Rapat atau pertemuan, mekanisme pelaporan atau dengan melakukan observasi lapangan. Evaluasi dilakukan terutama pada akhir periode untuk melihat sistem pendekatan dan penyesuaian yang diperlukan. Monev (monitoring dan evaluasi) dilakukan secara partisipatif agar semua elemen selalu mendapat kesempatan belajar dan berubah. Sesungguhnya, semua proses berorganisasi adalah meletakkan dasar-dasar pembelajaran secara kolektif, mengasah ketajaman pancaindra agar makin mampu mandiri dalam bingkai solidaritas sosial dalam wilayah KAS. f. Institusi Pelaksana yang sudah lebih siap maju dapat melakukan upaya tambahan dengan mempertimbangkan hal-hal berikut: a). Ketersediaan sumberdaya: personel (bagaimana kapasitas, pengetahuan, ketrampilan dan sikap serta integritasnya); b). Mempertimbangkan penggunaan teknologi yang cocok sebagai upaya meningkatkan efisiensi, kecepatan, dan ketepatan hasil; c). Strategi komunikasi dengan pihak-pihak terkait agar pesan pelayanaan pastoral lebih diterima; d). Upaya fundraising khusus agar dapat memperluas dan memperdalam pelayanan dan kesinambungannya. Saran ini hanya untuk institusi yang sudah siap.
4.2.5. Delivery Langkah Delivery memastikan bahwa umat mendapat pelayanan jasmani rohani sesuai kebutuhannya. Kebutuhan tak pernah 58 Rencana Induk KAS 2016-2035
berhenti, selalu dinamis, dan meningkat. Maka, kreativitas Pengelola dan pelayanan inovatif harus menjadi topik dari waktu ke waktu. Dalam perspektif pembelajaran, upaya harus fokus pada identifikasi sejauh mana keunggulan mutu masing-masing jenis pelayanan Gereja setempat. Tabel 7 adalah tabel yang dapat digunakan dalam proses Delivery.
Tabel 7. Delivery: Penerima manfaat puas dilayani.
Penjelasan Tabel 7: a. Identifikasi tingkat kepuasan pelayanan Gereja harus menjadi topik utama untuk mendinamisasi dan meningkakan kolektivitas usaha Pengelola. Pencapaian Outputs dan Outcomes harus menjadi fokus refleksi setiap semester dan akhir tahun, baik dalam kegiatan monitoring maupun evaluasi. Pencapaian hasil harus dicermati apakah berfokus pada Outputs dan Outcomes ataukah pada Milestones? Kualitas pelayanan menjadi isu utama tantangan masa kini dan mendatang. Sejatinya, kita tidak mau jatuh menjadi minimalis, maka harus dipastikan pencapaian kualitas berarti pencapaian Outputs dan Outcomes, bukan pencapaian Milestones. Lebih akurat lagi, pencapaian hasil terletak pada tingkat kepuasan umat. Kejelasan ukuran hasil kegiatan memudahkan pelaksanaan di lapangan dan identifikasi kemajuan. Nampak Rencana Induk KAS 2016-2035 59
dalam tahap ini bahwa fokus pemberdayaan umat adalah agar umat lebih siap mandiri. Bagi kita pelaksana, terlibat dalam proses pemberdayaan umat adalah proses penguatan dan pengukuhan jati diri, penguatan martabat, kerendahan hati, dan iman yang CTMD. b. Langkah berikutnya adalah identifikasi pengetahuan baru apa yang dikembangkan dalam kurun waktu pembelajaran program pelayanan Gereja. Jika dokumentasi pengalaman berjalan baik, di kemudian hari akan terkumpul ratusan bahkan ribuan pengalaman. Jika sudah dikumpulkan, diseleksi, dikategorisasi, diabstraksi, dan dikembangkan lebih lanjut, pengalaman itu akan menjadi pengetahuan baru. Maka kolom ini penting untuk dijawab, sejauh mana antisipasi kemajuan dengan lahirnya ilmu pengetahuan lokal telah dipersiapkan agar kita lebih mandiri. c. Dokumentasi pengetahuan baru bisa menghasilkan umpan balik dan perbaikan bagaimana ide dan semangat serta tindakan baru dapat disiapkan. Sebagai proses pembelajaran, dan dilihat dalam perspektif kemajuan, setiap umpan balik mendesak kita untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan sehingga pendekatan baru dalam pelayanan Gereja dilakukan secara selektif, kreatif dan inovatif untuk menggunakan berbagai alat dan model pendekatan yang memberdayakan. Yang dimaksud dengan memberdayakan adalah memenuhi kebutuhan dasarnya, meningkatkan akses ke sumber-sumber kehidupan, meningkatkan kapasitas mengorganisir diri, lebih kritis terhadap lingkungan sekitar, dan meningkatkan kontrol sosial, sehingga hidup bersama lebih sejahtera dan bermartabat. Dengan cara itu, iman didorong untuk menjadi lebih cerdas, makin tangguh, dan sadar diri sehingga menjadi lebih peka pada perutusannya. Pembelajaran program pelayanan Gereja menjadi proses mengembangkan kapasitas, kreativitas, solidaritas, dan kemandirian sehingga tidak tergantung pada input dari luar.
60 Rencana Induk KAS 2016-2035
Bila DKP sebagai Pengelola RIKAS telah menguasai dasar-dasar untuk bekerja dengan model AI, antara lain lebih dahulu mempelajari dan mempraktekkan pembuatan program pelayanan Gereja dan pengelolaan RIKAS dengan model 5D, diharapkan DKP dapat memfasilitasi semua institusi (Vikep, Paroki, Komisi, Tarekat, dll.) untuk mengadopsi RIKAS. Pada tahun 2017 (tahun kedua Road Map 2016-2020), diharapkan RIKAS dapat menjadi rujukan program pelayanan Gereja di seluruh wilayah Keuskupan Agung Semarang.
4.3. Mekanisme Minimal Pengelolaan Agar RIKAS dapat berjalan dengan baik, terdapat beberapa tindakan rutin minimal yang harus dipastikan untuk dilakukan oleh Pengelola RIKAS. Tindakan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Selama dua belas bulan di tahun pertama (2016) dari periode Road Map 2016-2020 harus dilakukan sosialisasi dan pelatihan oleh semua institusi yang ada di KAS agar mereka memahami AI, mampu melakukan pembuatan program pelayanan Gereja, monitoring dan evaluasi, serta meretas jalan untuk merumuskan program pelayanan Gereja dengan model AI. Pada tahun ke dua (2017), dilakukan pelatihan dan pendampingan lanjutan agar mekanisme kerja dan pengembangan program pelayanan Gereja dapat secara optimal merujuk pada dokumen RIKAS. Pada tahun ke tiga (2018), diadakan seleksi dan kompetisi guna menentukan institusi yang sudah mampu menjadi fasilitator untuk institusi di dalam KAS yang masih memerlukan bantuan atau menjadi fasilitator untuk Dioses lain yang tertarik melakukan kegiatan serupa. Diharapkan, program pelayanan Gereja RIKAS akan mencapai posisi “full-speed” pada tahun ke empat (2019) dan evaluasi menyeluruh pada tahun ke lima (2020). Evaluasi akan mengumpulkan lessons learned dan mendokumentasikan best practices yang mengarah ke produksi pengetahuan baru (new knowledge sector). Guna memperlancar proses RIKAS untuk menjadi rujukan dan berhasil membawa model berpikir baru, diperlukan sebuah tim kecil yang disebut Tim RIKAS. Mereka dipilih, dilatih, dan Rencana Induk KAS 2016-2035 61
didampingi agar menjadi motor penggerak perubahan cara berpikir, mempromosikan perubahan kondisi, memfasilitasi perubahan posisi, dan perubahan perilaku sesuai Visi dan Misi KAS. Tim RIKAS berada dalam manajemen DKP dengan mandat khusus,yaitu pengembangan program pelayanan Gereja RIKAS. 2) Menyelenggarakan pertemuan Evaluasi Perencanaan (Evaperca) tahunan secara partisipatif yang diawali dengan Refleksi Kerja tahun lalu dan membuat Rencana Kerja tahun berikutnya. Pada tahun 2015, harus dilakukan perumusan final Road Map Pertama 2016-2020 yang sekaligus merupakan ARDAS ke VII (kelanjutan dari ARDAS VI tahun 2011-2015). Ketika Road Map 2016-2020 telah ditetapkan, Rencana Kerja Tahun Pertama dari Road Map tersebut dapat disusun dan ditetapkan. 3) Menyelenggarakan pertemuan (panitia)11 Pengelola setiap tiga bulan sekali untuk melakukan monitoring data primer dan sekunder. Jika perlu, pertemuan tersebut dilengkapi dengan observasi lapangan agar efektif dalam mengetahui kemajuan dan dinamika program pelayanan Gereja serta membuat dokumentasi pencatatan yang komprehensif. 4) Menyelenggarakan pertemuan semesteran untuk mengetahui kemajuan program pelayanan Gereja, sambil mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat, serta membuat dokumentasi dan refleksi karya yang efektif. 5) Setiap kali Evaperca dilakukan, dapat dirumusukan lessons learned dan best practices sebagai bahan Knowledge Management Development. Perumusan lessons learned dan best practices merupakan langkah penting untuk membiasakan adanya dokumentasi yang mengarah ke pengelolaan dan pengembangan pengetahuan. 11
Tim atau Panitia dapat dibentuk agar Pengelola menjadi sebuah institusi semi formal yang memiliki arah, tujuan, struktur, aturan kerja, dan program pelayanan Gereja kerja, kendati dalam bentuk sederhana tetapi berfungsi efektif.
62 Rencana Induk KAS 2016-2035
6) Bila Road Map sudah berjalan selama 2,5 tahun (midterm) dari 5 tahun yang direncanakan, Pengelola RIKAS dapat menyelenggarakan Lokakarya Mid Term Review guna merefleksikan perjalanan program pelayanan Gereja periode 2,5 tahun dan melakukan revisi untuk penyesuaian program pelayanan Gereja 2,5 tahun berikutnya. Minimum standar pengelolaan ini baik untuk dilakukan secara konsisten dan teratur dalam rangka membangun habitus yang baik, sekaligus mempersiapkan proses pengelolaan pengetahuan baru (Knowledge Sector) yang dapat menjadi basis dihasilkannya ilmu atau pengetahuan baru untuk menyumbang kemajuan bangsa, Gereja, dan umat manusia di masa depan.
4.4. Sosialisasi, Konsultasi, dan Edukasi RIKAS menyajikan model perencanaan partisipatif berdasar pada niat untuk mengajak semua umat terlibat dalam penentuan masa depan Gereja. Pendekatan ini membutuhkan dasar pengetahuan, dasar motivasi untuk terlibat, dasar motivasi untuk berbagi, dan dasar motivasi untuk selalu bersyukur. Karena itu, dibutuhkan penjelasan dan sosialisasi bagi umat agar bangkit, sadar, dan bersedia ambil bagian sesuai kemauan dan kapasitasnya. Dengan kepercayaan bahwa setiap orang memiliki kekuatan dan kekayaan untuk menyumbang dan merajut masa depan organisasi yang diidamkannya, maka semua umat seharusnya tidak perlu merasa berat untuk terlibat dalam proses perbaikan masa depan organisasi. Pencerahan perlu disampaikan bahwa keterlibatan tersebut pada hakekatnya adalah proses membentuk jati dirinya sendiri12. Karena itu Panitia (Tim) RIKAS di semua tingkat dapat mendekati dan berkonsultasi bagaimana mengembangkan program pelayanan Gereja 12
Dengan prinsip ini, maka dalam cara pandang AI, tidak ada manusia yang tidak berguna, tak ada manusia yang tak mampu memberi kontribusi merajut masa depan organisasi yang juga akan menentukan kepenuhan hidupnya. Prinsip ini menyatakan pengakuan bahwa tiap pribadi memiliki kekuatan, keistimewaan untuk merajut dan menyumbang masa depan organisasinya. Constructionist Principle—A fundamental principle and belief in Appreciative Inquiry that says human knowledge and organizational destiny are interwoven. To be effective, organizations must be understood as human constructs.
Rencana Induk KAS 2016-2035 63
RIKAS yang paling baik di lokasi masing-masing. Keputusan melakukan konsultasi sebagai tindak lanjut dari apresiasi terhadap posisi setiap orang, akan menghasilkan pencerahan, simpati, dan keputusan untuk terlibat. Sementara itu, tantangan di luar terus berkembang, semakin hari semakin terasa dan menantang setiap anggota warga Gereja yang mencintai Gerejanya. Maka, analisis kebutuhan warga gereja perlu dilakukan secara periodik untuk menentukan berbagai jenis kebutuhan dan meningkatkan kapasitas warga. Tiga arena yang paling strategis untuk menjadi fokus: 1) Penguatan kapasitas agar warga bisa terlibat berjuang “menyejahterakan umat”; 2) Kapasitas untuk “memperjuangkan martabat manusia”; dan 3) “Memperdalam iman menjadi Cerdas, Tangguh, Misioner, dan Dialogal”. Dalam perspektif tersebut, karya Gereja mendapatkan landasan untuk selalu melakukan edukasi terus-menerus bagi warga sehingga semua memiliki kesempatan menyumbang pada proses pewarisan tiga tugas Kristus.
4.5. Menjaga Komitmen Partners Model AI percaya bahwa setiap orang memiliki kecenderungan “otomatis” yang bisa dilihat orang bahwa dia akan secara alami bergerak menuju ke arah impiannya berada13. Ada kecenderungan pada setiap manusia untuk mengikuti naluri yang mendorongnya ke arah pilihan dasarnya. Teori jenjang motivasi Abraham Maslow (A Theory of Human Motivation, 1943) menjelaskan ada jenjang dorongan bertindak. Pergerakan berlangsung dari jenjang yang rendah didorong oleh kebutuhan dasar fisik (sandang, pangan, papan,dll.) naik ke kebutuhan rasa aman (security), naik lagi ke kebutuhan akan kawan agar tidak kesepian (social needs), naik lagi ke tingkat mencari pengakuan diri (self-esteem) dan paling tinggi sampai ke tingkat kebutuhan untuk memberikan diri (self-actualizations). Kesimpulannya jelas, bahwa ada jenjang dorongan untuk berpindah motivasi. Perpindahan secara “otomatis” meningkat atau makin mendalam, makin abstrak, makin merangkul banyak pihak di luar batas aslinya. Dalam perspektif ini, Panitia RIKAS setempat dapat 13
Disebut sebagai Heliotropic—A term that implies that people have an observable and largely “automatic” tendency to move in the direction of affirming images of the future. (Cooperrider et al., 2008: 435)
64 Rencana Induk KAS 2016-2035
mengembangkan sayap untuk mencari dan merekrut umat yang telah lebih siap motivasinya, atau kedewasaan cara berpikirnya. Mereka yang sudah melewati “ambang batas” pemikiran tradisional, meninggalkan sikap “ikut-ikutan” (manut grubyuk, magical consciousness14), bila sudah masuk dalam lingkup pergaulan yang lebih luas, diperkirakan memiliki dorongan bertindak yang lebih dewasa, dalam pengertian telah melewati phase “self-centered” dan masuk dalam pola pemikiran transformatif, melintasi batas-batas primordial. Mereka yang telah sampai tingkat ini dapat diduga telah lebih siap untuk menjadi aktivis RIKAS. Terhadap mereka, Tim RIKAS harus melakukan investasi untuk memelihara motivasi dan komitmen mereka agar terus berkembang.
4.6. Koordinasi dan Fasilitasi Salah satu kekhasan RIKAS adalah pendekatan 3R: Resiliency (kemandirian), Respects (jaringan kerja sama), dan Right based approach (pendekatan berbasis Hak/HAM). Dalam semua hasil kegiatan jangka menengah (Outcomes), RIKAS menganjurkan dibangunnya kerja sama dengan semua pihak, lintas sektor, bahkan trans-sektor, yakni terintegrasi dan bekerja sama dengan pihak yang sudah berada di luar pemikiran sektoral. Realitas itu memberi pesan, bahwa kerja sama menjadi keadaan yang harus dibangun oleh semua jenis institusi dan sektor kegiatan yang ada dalam jangkaun RIKAS. Secara geografis kerja sama wajib dibangun sejak tingkat lokal, distrik, provinsial, nasional, regional, internasional serta global. Kerja sama wajib dibangun dengan baik. Istilah koordinasi harus dimengerti sebagai jaringan yang menyerupai sapu lidi, ada ikatan pemersatu sehingga fokus, dan karenanya memiliki kekuatan besar untuk mengatasi semua masalah yang ada. Kekuatan kerja sama dalam koordinasi yang efektif memungkinkan untuk sampai pada kondisi NOTHING IS IMPOSSIBLE. Tidak ada masalah yang tak bisa diselesaikan dengan baik apalagi Allah selalu beserta kita.
14
Paulo Freire menyebut tiga tingkat kesadaran manusia. Kesadaran magis (magical consciousness) berkembang ke kesadaran akuistis (self–centered, reformative consciousness) dan yang tertinggi adalah kesadaran transformatif (transformative consciousness ditandai dengan sikap “mengkita”, mementingkan hidup bersama (bonum commune).(Freire ,1996)
Rencana Induk KAS 2016-2035 65
Peran fasilitasi dipilih sebagai istilah simpatik yang strategis. Simpatik dalam arti pelayanan dilakukan dengan komitmen, keikhlasan, senyum, dan wujud layanan yang berkualitas. Strategis dalam pengertian, bahwa semua tindakan kita didasari oleh semangat melayani, sampai ke akar masalah atau akar solusi, mengutamakan kepentingan orang lebih banyak, berdimensi waktu jangka panjang, dan memperhatikan tidak hanya efek tetapi juga impact-nya. Fasilitasi bukan memberi komando, melainkan menciptakan kondisi dan situasi agar setiap subyek yang kita layani mendapatkan “fasilitas”, dukungan etis, moral, doa, dan perangkat pendukung, dari mana pun datangnya, agar mencapai tujuan sesuai ukuran yang diharapkan oleh yang dilayani. Goal dari pelayanan adalah kepuasan (satisfaction and happiness) dari yang dilayani.
4.7. Monitoring dan Review Monitoring adalah kegiatan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dan dinamika program pelayanan Gereja yang telah direncanakan berjalan. Monitoring dilakukan selama proses perjalanan program pelayanan Gereja masih berlangsung terus. Evaluasi dimengerti sebagai usaha membuat keputusan apakah program pelayanan Gereja mencapai hasil yang diharapkan, mengidentifikasi pendukung dan penghambat dalam proses, serta tingkat kelayakan dari pendekatan yang dilakukan. Evaluasi adalah upaya mengetahui sejauh mana proses dan kapasitas pembelajaran telah dicapai dan bagaimana pendekatan baru harus dirancang agar program pelayanan Gereja lanjutan lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuannya15. Selama evaluasi, seolah program pelayanan Gereja berhenti. Sejatinya dua kegiatan (Monev) ini adalah bagian dari proses pembelajaran dan penguatan kapasitas institusi dalam membangun sistem organisasi yang tangguh dan tanggap untuk mencapai tujuan jangka jauh tanpa tergantung pada kekuatan dari luar.
15
MISEREOR, lembaga internasional (milik para Uskup Jerman) tentang pembangunan masyarakat yang bekerja di 70 negara di dunia, termasuk di Indonesia, mengembangkan pengertian dan metode Monitoring dan Evaluasi. (Dorothee, 2004)Metode tersebut dipakai di semua Country Program pelayanan Gereja, termasuk di sekitar 100 institusi yang dibantu Misereor di Indonesia.
66 Rencana Induk KAS 2016-2035
Seluruh pesan RIKAS dapat disederhanakan juga sebagai sebuah upaya mewarisi tiga tugas utama Kristus, yaitu sebagai Gembala, Nabi dan Imam. Ketiga tugas utama Kristus tersebut diwujudkan dalam tugas memperjuangkan kesejahteraan, martabat, dan keberimanan. Maka, instrumen monitoring dan evaluasi harus memuat data dan informasi tentang bagaimana perkembangan, perubahan, dan pencapaian tiga hal tersebut dari waktu ke waktu. Dalam format Monitoring, seperti tampak pada Tabel 8, elemen-elemen tiga hal tersebut harus dicermati apakah muncul di kolom 6 (kolom Perubahan). Bisa juga, tiga hal tersebut ditampakkan dalam kolom 9 (kolom ‘Catatan Pencapaian’).
Tabel 8. Format Monitoring.
Penjelasan Tabel 8: a. Cermati dan sepakati isi gambar dan semua elemen vertikal dan horizontal. Makin lengkap makin bagus, dan pengelolaan data harus menggunakan server resmi. Rumusan data atau informasi harus ditulis ringkas, singkat, dan padat arti b. Kolom 1 berisi hasil kegiatan: Outcomes dan Outputs yang akan dicermati perkembangan dan perubahannya. c. Kolom 2 berisi ukuran hasil/Milestones yang akan diukur pencapaiannya.
Rencana Induk KAS 2016-2035 67
d. Kolom ‘Realisasi; (kolom 4) menunjuk pada bagaimana realitas di lapangan dibandingkan rencananya. e. Kolom ‘Rating’ (kolom 5) mengukur ketepatan waktu: Hijau = Lancar, Kuning = Peringatan, dan Merah = Keterlambatan. Kriteria masing-masing disepakati Tim RIKAS Lokal. f. Kolom ‘Perubahan’ (kolom 6) mencatat perkembangan yang riil terjadi sesuai sektor kegiatannya. Pencatatan dilakukan secara rinci, singkat, padat, penuh berisi. Rincian cara pengisian diserahkan ke Tim RIKAS lokal. g. Kolom ‘Pengaruh’ diisi sesuai realitas di lapangan dilihat dari sudut pandang institusi lokal. Informasi ditulis secara rinci, spesifik, lebih berarti, dari pada pernyataan umum yang besar tapi kosong makna karena tidak menyentuh hakekat perkembangan lapangan. h. Kolom ‘Tindakan’ (kolom 8) diisi dengan apa yang sudah dilakukan kelompok umat/Gereja setempat dalam merespon perubahan dan pengaruh positif maupun negatif yang diterima. i. Kolom ‘Catatan Pencapaian’ (kolom 9) diisi dengan keadaan riil di lapangan tentang tiga hasil utama yang diharapkan: 1) Perkembangan hasil usaha kita dalam menyejahterakan rakyat (umum, tak hanya internal umat); 2) Perkembangan hasil usaha kita terkait peningkatan martabat manusia; dan 3) Perkembangan usaha kita terkait peningkatan Iman Umat menjadi lebih CTMD. Semua informasi yang dikumpulkan dari proses monitoring melalui rapat, laporan, dan observasi, dirangkum ke dalam format (seperti tampak pada Tabel 9) untuk dilaporkan ke tingkat di atasnya.
68 Rencana Induk KAS 2016-2035
Tabel 9. Format Laporan Monitoring.
Penjelasan Tabel 9: a. Ada 5 kolom utama, yaitu ‘Rencana’, ‘Realisasi’, ‘Deviasi’, ‘Saran’, dan ‘Lessons Learned’. b. Kolom ‘Rencana’ terdiri dari dua kolom, yaitu ‘Hasil Kerja’ dan ‘Milestone’. Bagian ini dapat disalin dari Rencana Kerja. c. Kolom ‘Realisasi’ ada dua kolom, yaitu ‘Hasil Kerja’ dan ‘Milestone’ yang berisi perwujudan riil di lapangan dan berasal dari laporan atau hasil observasi. Bagian ini ditulis sesuai situasi yang ada. d. Kolom ‘Deviasi’ berisi hasil perbandingan antara rencana dan realisasinya; Hasilnya bisa “under”, “sama”, atau “over”, dilihat dari capaian hasil kerja dan Milestones masing-masing. Bila tidak jelas/meragukan, tulis yang paling objektif sesuai keadaan di lapangan (data primer: data dari umat/rakyat). e. Kolom ‘Saran Jangka Panjang’ adalah kolom yang berisi saran untuk periode lebih dari satu tahun, sedangkan kolom ‘Saran Rencana Induk KAS 2016-2035 69
Jangka Pendek’ adalah kolom yang berisi saran yang perlu dijalankan di tahun yang sama dengan tahun laporan dibuat. f. Kolom ‘Lessons Learned’ (kolom 8) memuat hikmah hasil refleksi objektif yang dibuat rakyat, umat, atau penerima manfaat dari pelayanan Gereja setempat. Kolom ‘Lessons learned’ memuat pelajaran berharga yang dapat dikembangkan menjadi pengetahuan baru (new knowledge).
4.8. Pengembangan Pengetahuan Baru Dalam sepuluh tahun terakhir, terdapat kesadaran rakyat tentang bagaimana menghindari ketergantungan dari pihak luar, karena keadaan tergantung dalam jangka panjang dapat mereduksi martabat manusia di mana pun berada16. Model kerja AI sangat mempercayai kapasitas dan kekayaan bangsa manusia di mana pun 16
Tatkala Flores Timur terkena Tsunami sebagai akibat Gempa bumi tahun 2001, Yayasan SATUNAMA bekerja sama dengan USC-Canada memberikan bantuan perbaikan rumah bagi penduduk beberapa desa yang rumahnya hancur karena Gempa. Bantuan pemerintah pusat dan daerah difokuskan untuk membangun rumah penduduk yang hancur dan mereka harus antri untuk mendapatkannya tanpa berusaha sendiri. Yayasan SATUNAMA memakai pendekatan berbeda. Petugas Yayasan mendekati warga dan membangun dialog bagaimana bisa saling bekerjasama sambil merancang rumah idaman yang akan didirikan kembali, sambil terus mengumpulkan barang bekas rumah mereka sendiri. Yayasan memberikan dorongan saling bekerja sama sambil mendaftar kebutuhan barang pengganti yang memang sudah tidak ada. Yayasan membantu separuh dari kebutuhan yang diperlukan, sementara gotong royong dan mengusahakan bantuan dari keluarga mereka yang bekerja di daerah lain (termasuk di Malaysia) bisa mendatangkan bantuan separuhnya. Desa lain yang warganya antri mendapat bantuan pemerintah masih menunggu dengan tangan kosong, sementara desa yang terus bekerja mengejar mimpi mendapatkan rumahnya kembali sudah menampakkan hasil sangat berarti. Empat bulan berjalan, desa-desa yang warganya terus bekerja telah menikmati mimpinya. Sementara desa yang menunggu giliran mendapatkan rumah belum separuhnya memilikinya. Semangat bekerja mengejar mimpi telah dianugerahi rumah sendiri. Mereka yang antri menunggu rejeki terlalu lama diombang-ambingkan nasib sendiri. Pertemuan warga mengambil hikmat membanggakan usahanya sendiri. Mengeluarkan keringat mengejar mimpi memiliki rumah sendiri terasa jauh lebih nyaman. Menunggu bantuan sambil minta dikasihani menghasilkan rumah yang bocor dan menambah lama bersedih hati. Mereka sepakat membangun niat baru, jangan terlalu mengandalkan janji melulu.
70 Rencana Induk KAS 2016-2035
mereka. Jika saling bekerja sama, saling memperkuat ide dan kreatifitas, serta bila rajin menggunakan kapasitasnya secara optimis dan sukacita, akan diperoleh pengetahuan baru yang berguna. Karena itu tumbuh kearifan lokal, bagaimana pengalaman rakyat dapat dikumpulkan, dipilih dan dipilah, serta diperas menjadi pelajaran, dan setelah diracik menjadi pengetahuan baru. Ada kepercayaan bahwa semakin lama rakyat bisa semakin cerdas dan menghasilkan pengetahuan baru untuk kemandiriannya dan mengurangi ketergantungan yang tidak perlu. Keyakinan ini makin berkembang dan didukung banyak fakta. Studi Susan Walsh (2003) di masyarakat yang sangat terisolir pada komunitas Suku Jalq’a di desa-desa Potosi, daerah pegunungan Bolivia, meyakinkan ribuan peserta Simposium Internasional Lingkungan Hidup di Stockholm, Swedia, bahwa semua petani suku buta huruf itu dapat menghafal ratusan jenis bijih-bijian dengan istilah Latin berikut dengan pupuk lokal yang mereka ciptakan sendiri untuk melawan dominasi industri pupuk kimia hasil negara yang disebut modern. Saat petani bisa bekerja dalam jaringan luas dan didukung kebijakan publik hasil advokasi LSM pendampingnya, mereka bisa mengusir dominasi yang mengeksploitasi petani puluhan tahun. RIKAS membawa semangat baru. Semangat baru itu adalah “GEREJA BENTARA PERADABAN KASIH”. Pengalaman baru yang diolah akan menjadi ilmu baru. Ilmu baru itu menjadi cara baru untuk melanjutkan hidup. Lingkaran inilah yang disebut kemandirian atau kemerdekaan sebagai awal cara baru untuk hidup yang baru. Semoga begitu.
Rencana Induk KAS 2016-2035 71
REFERENSI Banawiratma, J.B. (2014). Pemberdayaan diri Jemaat dan Teologi Praktis Melalui Appreciative Inquiry (AI). P.T.Kanisius Barry, B. W. (1997). Strategic Planning Workbook for Nonprofit Organizations; Amherst H.Wilder Foundation Brinckerhoff, P. C. (2001). Faith Based-Management: Leading Organization that are more just Mission; John Wiley & Sons Publication Brinckerhoff, P. C. (2001). Mission Based-Management, an organizational Development Workbook; Second Edition; John Wiley & Sons Publication Bryson, J. M. (1995). Strategic Planning for Public and Nonprofit Organizations (Revised Edition), Jossey-Bass CDIE. (1987). The Logical Framework Approach to portfolioD e si g n , Review and Evaluation in A.I.D.: Genesis, Impact, Problems and Opportunities. Cooperrider, D. L. (2008). Appreciative Inquiry Handbook For Leaders of Change, 2nd Edition. Crown Custom Publishing, Inc., and Berrett-Koehler Publishers, Inc. Dorothee, M. (2004). Misereor: Evaluation and Quality Management (EQM) Department, Achen EU: Commission of the European Communities. (1993). Project Cycle Management: Integrated Approach and Logical Framework. EU, Evaluation Unit Methods and Instruments for Project Cycle Management Fowler, A.. (2000). The Virtuous Spiral, A Guide to Su st ain abi li ty For NGOs In International Development; Earthscan Publications Ltd.; UK
72 Rencana Induk KAS 2016-2035
Freire, P. (1996). Pedagogy of the Oppressed (Penguin Education) Kessler, E. H. (ed) (2013). Principles of AI From Encyclopedia of Management Theory. Sage Publications Lewis, S. (2008). Appreciative Inquiry for Change Management,Kogan Page Limited ODA [now DFID]. (1995). A Guide to Appraisal, Design, Monitoring, Management and Impact Assessment of Health & Population Projects Ohmae, K. (1982). The Mind of The Strategist, The Art of Japanese Business; McGraw-Hill, Inc. Tim Programasi Keuskupan Agung Semarang. (2013). Arahan Programasi Paroki Keuskupan Agung Semarang USAID. (1998). Results Oriented Assistance Sourcebook Walsh, S. (2003). Development Assistance Among Jalq’a Paperos In Potosi, Bolivia: From Trojan Horse Toward Strengthened Resilience, Manitoba University (Disertasi)
Rencana Induk KAS 2016-2035 73
74 Rencana Induk KAS 2016-2035
LAMPIRAN
Rencana Induk KAS 2016-2035 75
76 Rencana Induk KAS 2016-2035
Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang (RIKAS) 2016-2035 A. PREDIKSI (Berbagai keadaan sosial, ekonomi, politik, tehnologi, lingkungan, dll. yang diperkirakan akan terjadi dan menjadi tantangan bagi KAS untuk menjawabnya.) ROAD MAP I: 20162020
ROAD MAP II: 20212025
ROAD MAP III: 20262030
ROAD MAP IV: 20312035
TANTANGAN 1 Tekanan sospol makin jelas dengan menggunakan identitas primordial.
1 Berkembangnya sikap dan perilaku rasionalisme, individualisme dan sekularisme yang menggerus spiritualitas.
2 Tantangan baru muncul dari pasa bebas ASEAN.
2 Ketergantungan orang terhadap teknologi makin tinggi. 3 Teknologi informasi semakin menguasai sektor kehidupan. 4 Bumi makin panas, efek rumah kaca makin merajalela.
3 Kemajuan IT membawa banyak implikasi. 4 Indonesia dalam keadaan darurat narkoba dan miras. 5 Meningkatnya kerusakan alam.
1 Secara kuantitatif 1 Bahaya disintegrasi fundalisme bangsa dan negara berkurang, tetapi memicu dinamika secara kualitatif kehidupan. masih berpengaruh dalam penentuan kebijakan-kebijakan umum. 2 Orang makin terasing 2 Jurang kaya-miskin dari dirinya sendiri. tidak terjembatani.
3 Politik abu-abu.
3 Krisis air meluas dengan segala akibatnya.
KESEMPATAN 1 Sudah terbentuk 1 Arus kesetaraan tradisi hidup kristiani menguat di lewat liturgi, devosi, masyarakat. katekese, partisipasi menggereja, dll. 2 Kepedulian sosial dalam masyarakat sudah terbangun cukup baik. 3 Muncul berbagai gerakan pecinta lingkungan hidup. 4 Penghargaan negara dan masyarakat terhadap HAM dan demokrasi makin kuat.
1 Arus dan pembelaan 1 Kesejahteraan nilai-nilai masyarakat kemanusiaan makin meningkat. menguat. 2 Masyarakat makin pluralis dan egalitarian.
2 Mobilitas orang makin tinggi dari waktu ke waktu.
Rencana Induk KAS 2016-2035 77
Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang (RIKAS) 2016-2035 B. OUTCOMES (Perubahan keadaan hasil bersama yang dicapai oleh institusi pelaksana bekerja sama dengan institusi lain di kas.) ROAD MAP I: 20162020
ROAD MAP II: 2021-2025
B.I. Umat Beriman 1 Gereja yang 1 B.I.1. Umat mampu Allah menampilkan warna di dalam masyarakat dengan pelayanan dan pemberdayaan akar rumput pada tingkat keluarga ("ketara"). 2
3
Terciptanya habitus keluarga kristiani sebagai Gereja Domestik dalam 5 pilar Gereja: peribadatan, pewartaan, persekutuan, pelayanan dan kesaksian (sregep sembahyang, mangrasul, mbangun paguyuban, ngawula pepadha, nyatria). Gereja yang melakukan pendidikan adil gender relational melalui praktek hidup sehari-hari dalam keluarga.
2
3
4
Gereja yang 4 menjadi komunitas perjumpaan lintas iman dengan berbasis lingkungan.
5
Gereja yang membangun habitus terbuka dan kritis terhadap informasi dan media publik khususnya media sosial.
5
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
Gereja yang mampu menampilkan manfaat baru bagi seluruh masyarakat secara berkesinambung an tanpa membedakan latarbelakangnya ("ketampa"). Terciptanya habitus paguyuban kristiani dalam 5 pilar Gereja di lingkup teritorial dan kategorial, relasi antar pribadi.
1
Gereja yang mampu ambil bagian di tengah masyarakat di saat-saat tertentu terutama di saat kritis ("ketrima").
1 Gereja sebagai garam dan terang yang mampu mentransformasi masyarakat menjadi damai sejahtera.
2
Terciptanya habitus paguyuban kristiani dalam 5 pilar Gereja yang dampaknya dirasakan pada tingkat dusun/ RW/desa dan tingkat selanjutnya.
2 Terciptanya ketertibatan paguyuban kristiani dalam 5 pilar Gereja yang dampaknya dirasakan lintas sektor dalam berbangsa dan bernegara.
Gereja yang menghidupi dan merawat pribadi yang adil gender dalam berbagai sektor.
3
3 Gereja sebagai rujukan budaya kasih bagi masyarakat.
Gereja yang menghadirkan persaudaraan yang sejati dengan berani keluar dari zona nyaman menuju perjumpaan kemanusiaan.
4
Gereja yang mengembangkan komunitas pengharapan (menghormati, menyapa, merangkul, memberi harapan) melalui pendidikan perdamaian dan manajemen konflik. Gereja yg banyak Umatnya menduduki posisi strategis yang menentukan kebijakan publik di tingkat kabupaten/propin si.
Gereja yang membangun komunitas keluarga / RT / RW dengan kesadaran kritis dan cerdas terhadap media.
5
Gereja yang memanfaatkan berbagai media secara efektif dan inovatif bagi pewartaan dan pelayanan Gereja.
5 Gereja yang mempromosikan nilai-nilai injili bagi dunia media.
78 Rencana Induk KAS 2016-2035
4 Gereja yang mempelopori masyarakat yang humanis/ bermartabat.
ROAD MAP I: 20162020 B.II. Golongan B.II.1. Hirarki 1 Imam mengalami kegembiraan Injil dan mewartakannya dalam hidup sehari-hari dengan kunjungan dan perhatian pada kelompokkelompok khusus serta dombadomba yang dipinggiran. 2 Imam terbuka untuk bekerja sama dengan semua kelompok yang berpengaruh terhadap umat di wilayahnya, dan memiliki banyak inisiatif untuk menggerakkan umat merespon berbagai masalah strategis di wilayahnya 3 Semakin banyak imam yang memahami dan menguasai teknologi informasi (IT)
ROAD MAP II: 2021-2025 1 Imam mengalami kegembiraan Injil dan melayani dengan gembira lewat programprogram khusus sesuai minat dan keahlian pribadi dan kebutuhan umat
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Imam mengalami 1 Imam mengalami kegembiraan Injil kegembiraan Injil dan dan menjadi menghadirkan pelopor umat buah-buah Roh dalam (Gal 5:22-23) mengusahakan bonum commune, serta mewujudkan mewujudkan komunitas sabda bahagia kontras (Mat 5:3-11) (alternatif) berdasarkan nilainilai Kerajaan Allah.
2 mam tampil 2 Imam tampil sebagai spiritual sebagai spiritual leader dan public leader dan figure dan melibatkan umat bekerja sama dan masyarakat erat dengan untuk berbagai tokoh menyelesaikan agama dan tokoh persoalanmasyarakat di persoalan wilayah kerjanya. masyarakat secara manusiawi dan kristiani
2 Imam yang pengampun dan pembawa damai.
3 Imam yang menguasai IT untuk pewartaan
3 Imam yang mempergunakan IT untuk membangun perdamiaan, jejaring, bonum commune 4 Imam yang menjadi pelopor pengembangan nilai-nilai kebangsaan ditengah masyarakat
3 Imam yang mempergunakan IT untuk evangelisasi dan pemberdayaan Umat
4 Imam yang 4 Imam yang 4 Imam yang terbuka terhadap mendalami serta mengambil nilai-nilai mengkaji secara inisiatif untuk kebangsaan dan kritis dan kristiani melibatkan umat nilai2 universal nilai-nilai dalam memperjuangkan kebangsaan dan nilai-nilai membangun kebangsaan jaringan dengan dalam perspektif tokoh2 agama nilai2 universal dan tokoh masyarakat dalam perspektif nilai2 universal. 5 Para imam 5 Para imam 5 Para imam yang mengikuti mengikuti selalu ongoing ongoing mengembangkan formation yang formation yang diri dengan mengembangkan membekali mengikuti salah satu bidang dengan ilmu2 ongoing karya pelayanan positif untuk formation untuk yang relevan. pengembangan pengembangan diri dan personalitas, professionalitas spiritualitas, pelayanan kolegialitas, professionalitas dan missioner
5 Para imam mengikuti ongoing formation yang membekali Imam untuk masuk disemua sektor kehidupan umat dan masyarakat.
Rencana Induk KAS 2016-2035 79
ROAD MAP I: 20162020
B.II.2. Kaum Awam
ROAD MAP II: 2021-2025
1 Kaum awam 1 Petugas pastoral yang semakin awam diperkuat sadar akan dalam hakekat membangun panggilannnya di jaringan dengan tengah tokoh2 agama masyarakat untuk dan tokoh menyucikan masyarakat dunia sebagai bagian berdasarkan karya pastoral. permandian yang telah diterima. 2 Kaum awam yang dibekali dengan berbagai ketrampilan pelayanan pastoral.
B.II.2.1. Keluarga
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Petugas pastoral 1 Petugas pastoral awam awam menguatkan memperkuat kapasitas umat gerakan-gerakan sosial, lingkungan terutama dan sektor perempuan dan perjuangan orang muda keadilan dan katolik dalam kebenaran dalam bidang-bidang menciptakan strategis karya bonum pastoral Gereja communae. di tengah masyarakat khususnya dalam sektor sosmaspol
1 Keluarga yang 1 Keluarga yang 1 Keluarga yang 1 Persiapan dan menjadi model ikut menciptakan berperilaku hidup kesehatan yang masyarakat yang berkeluarga yang hidup sehat holistik dan sehat (bebas memberi dengan standar rokok, minuman mengutamakan perhatian utama kebahagiaan keras, obatsumber makanan pada kesehatan keluarga di obatan terlarang, organik. yang integral dari dan judi). masyarakat. ibu dan anak. 2 Keluarga kristiani 2 Keluarga kristiani 2 Keluarga kristiani 2 Keluarga kristiani yang cerdas yang aktif yang aktif dalam yang mampu dalam membangun membangun membangun pengelolaan kebiasaan lebih jaringan jaringan ekonomi ekonomi rumah produktif, suka komunitas alternatif demi tangga sebagai menabung ekonomi, pemberdayaan kaderisasi aktor (investasi), aktif termasuk di KLMTD. ekonomi di dalam dalamnya petani, lingkungan. UKM/UMKM/kop nelayan peternak erasi di dan usaha-usaha wilayahnya. kecil yang mencakup produksi sampai dengan pemasaran, dengan mengembangkan kerja sama dan bisnis baru. 3 Keluarga yang menampakkan habitus relasi harmonis, saling menghormati, saling menghargai, dan egaliter (nresnani, ngopèni, nggematèni )..
3 Komunitas 3 Keluarga yang 3 Keluarga yang keluarga yang menjadi aktor menjadi aktor menjadi aktor penggerak penggerak penggerak masyarakat masyarakat gerakan budaya berbudaya kasih. berbudaya kasih. kasih di keluargakeluarga lain di domisilinya.
80 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 20162020
B.II.2.2. Aktivis
1 Adanya kaderisasi di semua sektor/kategori dan tingkat yang terencana, terintegrasi, tersistematisir dan terukur di satu wilayah 2 Aktivis terutama perempuan dan pemuda lebih militan dan tangguh imannya
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Adanya kaderisasi dan adanya sharing program kaderisasi antar wilayah
1 Terjalinnya kerja sama antar Aktivis hasil kaderisasi di semua sektor dan tingkatan anar wilayah
1 Adanya kaderisasi dan inisiatif baru untuk terlibat dalam masyarakat
2 Aktivis katolik 2 Aktivis lebih membangun menampakkan sistem untuk 100% Indonesia optimalisasi % Katolik dan peran intelektual menjadi motor Katolik dan perubahan yang memberi menyatukan dukungan terhadap organisasi masyarakat sipil (OMS) terkait advokasi kebijakan publik 3 Aktivis yang 3 Aktivis yang 3 Hasil kerja 3 Aktivis yang memfasilitasi memfasilitasi penggerak memfasiitasi meningkatnya umat ambil menambah umat terlibat dan bagian dalam jumlah umat yang berperan dalam posisi tawar umat semua posisi terlibat dalam proses dalam publik masyarakat dan penentuan menciptakan (Rt/RW/Desa dll) makin banyak jabatan-jabatan bonum mengembangkan tokoh katolik publik di semua communae lewat dalam ranah tingkatan. bidang seni, jaringan dan kerja publik. budaya, olah sama dengan raga, pendidikan, pihak lain untuk kesehatan, menjamin pelestarian kebijakan publik lingkungan. yang adil bagi semua. 4 Aktivis yang memfasiitasi umat makin berpartisipasi secara aktif dan kreatif sebagai warganegara terkait dengan hak dan kewajibannya.
2 Aktivis bersama Imam menggerakkan umat paham masalah politik dan berani menyuarakan kebenaran.
4 Aktivis yang 4 Aktivis yang memfasiitasi memfasilitasi umat untuk umat yang terlibat membangun dan ambil bagian jaringan kerja dalam gerakan2 lintas paroki, kemasyarakatan kevikepan, khusus keuskupan untuk (lingkungan, anti membangun korupsi, dll.) solidaritas lebih luas.
4 Aktivis yang memfasiitasi keterlibatan umat lebih luas dalam mempengaruhi posisi-posisi publik eksekutif, legislatif, yudikatif, militer, dll. sebagai garam dan terang yang signifikan.
Rencana Induk KAS 2016-2035 81
ROAD MAP I: 20162020 B.II.2.3. Kategorial
1
Pengusaha yang lebih solider dengan KLMTD dan dalam pemberdayaan UKM/Koperasi.
1
2
Petani yang sadar diri akan talenta dan kelemahannya dan berupaya mengoptimalkan produktivitas di semua sektor kehidupan
2
3
Ormas Katolik mengkonsolidasi kan diri baik internal dalam satu ormas maupun antar ormas Katolik.
3
4
Menyudahi budaya perebutan pimpinan, mengintensifkan kemitraan dan komunikasi dengan para tokoh, pejabat negara, pimpinan/struktur al Parpol, NGO yang kebetulan seiman Katolik. serta fokus kaderisasi. Paguyubanpaguyuban (persekutuan ) doa semakin berjejaring satu sama lain.
4
5
ROAD MAP II: 2021-2025 Pengusaha yang memfasilitasi usaha2 ekonomi dengan memperhatikan skala usaha yang effektif dan effisien khususnya kerja sama antar paroki atau usaha di tingkat kepikevan. Petani yang semakin mengutamakan usaha tani organik, mengurangi penggunaan bahan kimia dan mengkonsumsi makanan sehat secara berkesinambung an. Ormas Katolik mengembangkan diri dengan membentuk pusatpusat studi dan penelitian (Kebijakan Publik, ekonomi, politik dan hukum) demi mempersiapkan diri membangun akses dan kerja sama dengan Pemerintah maupun dengan Ormas Lain non Katolik, termasuk Parpol dan NGO. Paguyubanpaguyuban (persekutuan) doa menjadi penggerak dalam kehidupan menggereja
82 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1
Pengusaha yang mengormati HAM, hak buruh, tidak merusak alam dan anti korupsi.
1
Pengusaha yang memberi kesempatan para buruh ambil bagian dalam kepemilikan saham.
2
Petani yang menciptakan suasana kerja yang produktif, dapat menciptakan lapangan kerja bagi warga sekitar.
2
Petani yang menghayati kerja sebagai ambil bagian dalam Karya Penciptaan Allah (spiritualitas kerja semakin dijiwai).
3
Ormas katolik lebih aktif berpartisipasi dalam penentuan kebijakan publik.
3
Ormas Katolik sebagai penggerak aktif perbaikan situasi umum menuju “bonum commune ”.
4
Semakin banyak anggota-ormas katolik yang bisa menempati posisi-posisi strategis.
4
Ormas katolik sebagai pembangkit semangat kenabian.
5
5 Ormas melanjutkan kaderisasi bidang Sosmaspol dalam rangka pematangan jiwa 100% Katolik dan 100% Indonesia.
6
Paguyubanpaguyuban (persekutuanpersekutuan) doa terlibat dalam kehidupan bermasyarakat.
Paguyubanpaguyuban (persekutuanpersekutuan) doa menjadi saksi Kristus di tengah masyarakat
ROAD MAP I: 20162020
B.II.3. Hidup Bakti
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
1 Biarawan/wati 1 Biarawan/wati 1 Biarawan/wati menjadi penabur mendapat yang nilai-nilai pembekalan mengembangkan universal dalam khusus dalam karisma pendiri masyarakat sektor-sektor di tengah jemaat dengan terlibat yang mereka dan masyarakat langsung dalam geluti agar makin sesuai tantanganberbagai profesional dan tantangan zaman upaya/lembaga manfaatnya yang baru. masyarakat. semakin dapat dirasakan masyarakat umum.
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Biarawan/wati hadir di dalam jemaat/masyarak at sebagai tanda kekudusan dan kebaikan Allah, yang diwujudkan dalam keberpihakan kepada KLMTD, keutuhan ciptaan, keadilan dan anti kekerasan.
2 Biarawan/wati 2 Biarawan/wati 2 Biarawan/wati 2 Biarawan/wati menjadi motor masuk dan yang hadir dan terlibat penggerak terlibat dalam mengembangkan dalam kehidupan peningkatan advokasi semangat masyarakat communio pendidikan, kebijakan publik melalui karya kesehatan dan yang menyangkut sesuai kebutuhan dalam komunitas. ekonomi. pelayanan dasar dan kemampuan. masyarakat (pendidikan, kesehatan, ekonomi). 3 Pendidikan 3 Gerakan hidup 3 Biarawan/wati 3 Para formal para membiara yang yang bersaudara biarawan/wati Biarawan/wati semakin dekat dengan semua memiliki keahlian meningkat dan dengan umat dan kelompok beberapa bidang memiliki menjawab mewujudkan profan yang kekhasan kebutuhan jaman. kebaikan dan berperan bagi pendidikan kedamaian penciptaan rohani yang umum. keadilan dan cerdas kedamaian. mendalam dan tangguh. 4 Tarekat terlibat 4 Biarawan/wati 4 Tarekat 4 Terlibat dalam secara serius mendapat menemukan dan karya dalam karya pengembangan mengembangkan pemberdayaan kemasyarakatan intelektualitas, karya-karya baru pastoral di tingkat dengan menjadi personalitas, merujuk paroki dan di perintis usahaspiritualitas, semangat dan lingkup tugasnya. usaha khusus emosi, fisik dan spiritualitas sesuai tuntutan komunitas. pendiri sesuai perkembangan 5 Meningkatnya dengan prioritas masyarakat dan integrasi karya Pastoral Gereja tarekat dengan Keuskupan. karya pastoral keuskupan dalam semangat evangelisasi baru.
Rencana Induk KAS 2016-2035 83
ROAD MAP I: 20162020
ROAD MAP II: 2021-2025
B.III. Pembinaan 1 Calon imam 1 Calon imam B.III.1. mendapat mendapat Pembinaan pendidikan ilmupendidikan yang Calon Imam ilmu teologi terintegrasi dilengkapi dengan Gereja dengan ilmu- ilmu dan masyarakat. profan dan ilmu manajemen hingga menjadi imam yang beriman mendalam, tangguh, misioner dan militan.
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Calon imam semakin berkontak dengan persoalan masyarakat secara kristiani.
1 Calon turut serta dalam upayaupaya pembangunan masyarakan yang adil dan sejahtera.
2 Proses 2 Tumbuhnya 2 Adanya sistem 2 Calon imam pembinaan jalinan kerja pemilihan, dipersiapkan memungkinkan sama antara penetapan dan memiliki karakter terjadinya kerja lembaga ongoing tangguh, pembinaan formation bagi kematangan sama antara para calom imam para pembina pribadi, calon imam serta demi tercapainya calon imam di berintegritas calon petugas kebersamaan keuskupan dan tinggi dan siap pastoral lain. dalam proses tarekat-tarekat. menerima tugas pembinaan. sesuai prioritas Gereja. 3 Kaum awam, 3 Kurikulum baik laki-laki pembinaan calon maupun imam disusun perempuan, secara utuh dan dilibatkan dalam berjenjang serta pembinaan calon ditinjau kembali imam. secara periodik dengan mempertimbangk an budaya digital.
84 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 20162020
B.III.2. Pembinaan Awam
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Awam dan 1 Awam dan 1 Pembinaan 1 Pembinaan petugas pastoral awam dan petugas pastoral awam dan mendapat petugas pastoral mendapat petugas pastoral pendidikan iman yang berfokus pendidikan dan yang dan pelatihanpada kerja sama pelatihan yang mengarahkan pelatihan yang dengan elementerintegrasi kaum awam dan mendukung elemen lain dengan Gereja petugas pastoral mereka untuk dalam dan masyarakat untuk semakin berpartisipasi di masyarakat aktif bekerja sama dalam Gereja terlibat dalam menangani dan di upaya-upaya persoalan masyarakat. pembangunan masyarakat 2 Awam dan masyarakat yang secara kristiani. petugas pastoral adil dan dipersiapkan sejahtera. memiliki karakter tangguh, kematangan pribadi, berintegritas tinggi dan siap menerima tugas sesuai prioritas Gereja. 3 Pendidikan awam direncanakan secara terstruktur, terintegrasi, dan tersistematisasi, dan terukur.
Rencana Induk KAS 2016-2035 85
ROAD MAP I: 20162020 B.III.2.1. Pembinaan Keluarga
ROAD MAP II: 2021-2025
1
Pasangan suami 1 Pasangan suami istri mendapat istri aktif pembinaan membangun berjenjang untuk ketahanan membangun keluarga dalam katahanan aspek fisik (sandang-pangankeluarga dalam papan, aspek fisik (sandang-panganpendidikankesehatan), papan, aspek sosial pendidikan(orientasi nilai, kesehatan), komunikasi yang aspek sosial efektif, komitmen (orientasi nilai, dalam komunikasi yang pembagian efektif, komitmen peran, dukungan dalam untuk maju, pembagian kebersamaan peran, dukungan keluarga, untuk maju, membina kebersamaan hubungan sosial, keluarga, dan mekanisme membina penanggulangan hubungan sosial, masalah), aspek dan mekanisme psikologis penanggulangan (kemampuan masalah), aspek psikologis untuk menangani 2 Orang tua 2 Keluarga bertanggung mendapat jawab informasi untuk mengusahakan mendapat akses terpenuhinya pada programkebutuhan asasi program hidup anak untuk kesejahteraan bertumbuh yang ditawarkan menjadi pribadi oleh instansikristiani yang instansi yang ada dewasa. demi terpenuhinya kebutuhan asasi hidup anak. 3 Keluarga menjadi 3 Orang tua gereja mini, menciptakan sekolah iman, tradisi keluarga dan seminari katolik untuk dasar bagi anakmewariskan nilaianak masa nilai kristiani depan gereja kepada anak yang cerdas, (berkat salib di tangguh dan dahi, salam misioner. berkah dalem, doa malam bersama, membaca kitab suci, kebiasaan makan bersama, dll.) 4 Terwujudnya 4 Terbangun kerja Family Crisis sama antar Center yang berbagai jenis Family Crisis mandiri dan Center yang ada profesional. di wilayah kerja KAS dengan Family Crisis Centre lain setempat agar makin meningkat mutu pelayanannya.
86 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1
Pasangan suami 1 Pasangan suami istri bangga dan istri pro aktif bersyukur atas menjadi teladan ketahanan ketahanan keluarga dalam keluarga dalam dalam aspek fisik seluruh aspek (sandang-pangan(fisik, sosial, papan, psikologis) bagi pendidikankeluarga di kesehatan), sekitarnya. aspek sosial (orientasi nilai, komunikasi yang efektif, komitmen dalam pembagian peran, dukungan untuk maju, kebersamaan keluarga, membina hubungan sosial, dan mekanisme penanggulangan masalah), aspek psikologis (kemampuan untuk menangani 2 Keluarga menjadi 2 Keluarga menjalin kerja rujukan bagi penghormatan sama dan terhadap berjejaring lintas iman, lintas pemenuhan hak asasi anak di budaya, lintas tengah sektoral dalam membela hak masyarakat. asasi hidup anak.
3
Keluarga menjadi penopang dasar dinamika pembangunan hidup gereja paroki dan keuskupan.
3 Keluarga menjadi pelaku utama dan ujung tombak pewartaan kabar sukacita dalam masyarakat.
4
Terbangun kerja sama antar berbagai Family Crisis Center yang ada di wilayah kerja KAS dengan lembaga lain untuk meningkatkan kemandirian dan profesional pelayanan mereka.
4
Terbangun kerja sama antar berbagai Family Crisis Center yang ada di wilayah kerja KAS dengan Family Crisis Center lain dimanapun guna meningkatkan kemandirian dan professionalitas pelayanan mereka.
ROAD MAP I: 20162020 B.III.2.2. Pembinaan Anak, Remaja, dan OMK
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Anak, remaja dan 1 Anak, remaja dan 1 Anak, remaja dan 1 Gereja memberi OMK menjadi ruang gerak dan OMK mendapat OMK terlibat aktif pendamping kesempatan luas pembinaan iman dalam gerakan dalam bagi anak, dan moral secara kemasyarakatan. pembinaan iman terstruktur, remaja, dan OMK dan moral yang terintegrasi, untuk gembira terus menerus tersistematisasi ambil bagian bagi diri sendiri dan terukur. dalam kehidupan dan sesama menggereja dan anak, remaja, masyarakat. dan OMK.
2 Remaja dan 2 Gereja 2 Anak, Remaja OMK terlibat aktif memberikan dan OMK terlibat dalam berbagai pembinaan iman, dalam berbagai kegiatan lintas moral dan dialog kegiatan iman. dan keterlibatan kemasyarakatan di masyarakat sesuai bidang kepada anak, dan minat mereka. remaja, dan OMK secara terstruktur, terintegrasi, tersistematisasi dan terukur. B.III.2.3. 1 Kaum 1 Kaum 1 Kaum perempuan Pemberday perempuan perempuan mampu memberdayakan memberdayakan aan menerima dan habitus baru kehidupan umat Perempuan dalam keluarga Kristiani (gereja) berdamai dengan untuk diri sendiri sehingga hakekat menampilkan sebagai kerahiman Allah hakekat perempuan tercermin dalam kerahiman Allah dengan hidup keluarga. tercermin dalam mengambil kehidupan inspirasi sesama orang perempuan Samaria. Kristiani. 2 Kaum 2 Kaum (Yohanes 4,1 perempuan perempuan lebih 42) menjadi aktif dalam penggerak berbagai berbagai kegaitan kegiatan di kemasyarakatan. masyarakat. B.III.2.4. 1 Kerja sama antar 1 Kerja sama lintas 1 Pendampingan wilayah dan aktivis berdasar Pembinaan aktivis sektor antar wilayah atau mendapatkan Aktivis aktivis mendapat sektor tertentu perhatian perhatian dari mendapatkan secukupnya dari komisi-komisi pendampingan Gereja lewat yang ada secara lebih terrencana, berbagai lebin intensif terintegrasi, komunikasi, sesuai tantangan terstruktur dan layanan dan wilayah yang terukur dengan pendampingan lebih luas. fasilitasi dari untuk komisi-komisi mempertahankan yang ada. kwalitasnya sebagai civic innovator (aktivis ranah publik yang kreatif).
2 OMK berperan sebagai penggerak berbagai kegiatan kemasyarakatan, kegiatan lintas iman dan sosial politik"
1 Kaum perempuan memberdayakan masyarakat dengan melihat, tergerak hatinya dan berbuat sehingga kerahiman Allah tercermin dalam kehidupan bermasyarakat. 2 Kaum perempuan menjadi pelopor dalam bidang kehidupan publik/ politik. 1 Kerja sama antar aktivis tingkat regional dan internasional mendapat perhatian lebih khusus dari komisi-komisi terkait guna meningkatkan kualitas individu serta effekt dan dampak karya mereka di masyarakat.
Rencana Induk KAS 2016-2035 87
ROAD MAP I: 20162020
B.III.3. Pembinaan Hidup Bakti
1 Pendidikan anggota tarekat hidup bakti mendapat pendidikan dan pelatihanpelatihan yang mengitegrasikan kharisma tarekat dengan gerak dan programprogram KAS.
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
1 Pembinaan 1 Pendidikan anggota tarekat anggota tarekat diarahkan hidup bakti semakin bekerja memprioritaskan sama dengan kerja sama pihak keuskupan dengan sektor dan tarekat lain yang sejenis di untuk menangani masyarakat dan persoalan dalam integrasi masyarakat dengan KAS. secara kristiani.
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Pembinaan anggota tarekat difokuskan untuk bekerja sama dengan elemenelemen lain dalam masyarakat untuk menghasilkan aktor penting dalam upayaupaya pembangunan masyarakat yang adil dan sejahtera.
B.IV. Bidang Pelayanan B.IV.1: Liturgi 1 Perayaan yang B.IV.1.1. 1 Perayaan iman 1 Perayaan yang 1 Berkembangnya memperdalam yang terbuka lebih mistikjejaring perayaan Ibadat dan kekayaan iman keurigmatik, iman lintas gereja terhadap gerakan Devosi dengan inovasi menyuburkan dan lintas agama dan semangat berbagai model devosi dan yg yang menyatukan ekumenis dan bisa dan mengajak orang tradisi doa katulik menggerakkan memperhatikan lain ikut terlibat ( Taize, semua umat aktif nilai-nilai didalamnya. karismatik, dalam universal dan terbangan/ pemberdayaan menumbuhkan slawatan) dan KLMTD, dalam aneka macam membangkitkan pelestarian jejaring makna spiritual lingkungan dan kehidupan. dan memberi inkulturasi inspirasi bagi budaya hidup sehari-hari. setempat. 1 Berkembangnya 1 Mengukuhkan 1 Pengelolaan B.IV.1.2. 1 Menguatnya Master Plan kerja sama tempat ziarah asosiasi Tempat internasional yang dimiliki pengelolaan berorientasi pada Ziarah antar tempat untuk tempat ziarah pendalaman ziarah di memastikan agar lebih iman, berbagai keberlangsungan mampu pengharapan dan kawasan tempat ziarah meningkatkan kasih, yang sehingga terjadi yang nyaman, pelayanan dan terprogram syahdu guna kesinambungann secara sistematis integrasi program mencapai ya serta disesuaikan ziarah dengan pendalaman mengusahakan dengan Rencana kekhasan tertentu iman, dukungan dari Induk dalam lingkup pengharapan dan pemerintah tanpa Pengelolaannya, tertentu sesuai Master Plan kasih. merugikan perkembangan. semua pihak. Pemerintah dan perkembangan lingkungannya.
88 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 20162020
1 Pewartaan B.IV.2. menanggapi Pewartaan sektor-sektor dan hidup umat Evangelisasi: seperti Media Masa perburuhan, pariwisata, migran, sesuai tuntutan jaman.
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Pewartaan yang 1 Pewartaan 1 Pewartaan membuahkan dijalankan secara dijalankan melalui Kesaksian hidup inkulturatif, efektif, dialog-dialog dan injil: pengelolaan kesaksian hidup sederhana, lembaga secara yang penuh menarik, mudah transparan dan syukur, ceria dan dipahami, dan akuntabel serta menghadirkan menggerakkan berjejaring karya nyata yang umat makin dengan semua bermanfaat bagi bersemangat pihak. semua orang. berbagi.
2 Gereja 2 Gereja berdialog 2 Gereja yang memastikan agar dengan media mempromosikan semua ruang dalam nilai-nilai injili kehidupan mempromosikan bagi dunia menjadi medan budaya kasih media. pewartaan Injil kepada secara intens masyarakat. dengan memanfaatkan aneka media pewartaan yang sesuai dengan tren. 3 Formasio iman 3 Formasio iman 3 Formasio iman 3 Formasio iman Gereja secara Gereja secara Gereja secara Gereja secara integral, integral, integral, integral, berjenjang dan berjenjang dan berjenjang dan berjenjang, dan berkelanjutan, berkelanjutan berkelanjutan berkelanjutan, yang yang yang yang menekankan mengembangkan mengembangkan menghasilkan penghargaan pendidikan yang habitus kejujuran pribadi yang terhadap eksploratif, di semua jejang bergembira, kehidupan dan kreatif, integral usia. sejahtera dan keutuhan dan komunikatif. rela berbagi. lingkungan. 2 Gereja yang memanfaatkan berbagai media secara efektif dan inovatif bagi pewartaan dan pelayanan Gereja.
Rencana Induk KAS 2016-2035 89
ROAD MAP I: 20162020
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Lembaga kesehatan melawan komersialisasi obat, alat kesehatan, dan pelayanan 2 Lembaga kesehatan memiliki sistem pelayanan yang dapat mencegah terjadinya kerugian yang tidak perlu pada pihak pengguna jasa.
1 Advokasi kesehatan berkembang efektif membela korban layanan kesehatan yang paling lemah.
B.IV.3.
B.IV.3.1. Lembaga Kesehatan (Rumah Sakit, Poliklinik)
1 Lembaga 1 Lembaga kesehatan kesehatan menegaskan menjalankan keberpihakannya pendidikan pola pada pelayanan hidup sehat kepada KLMTD. holistik. 2 Lembaga 2 Ada keja sama kesehatan antar lembaga mengusahakan kesehatan katolik (PERDHAKI) dan penjaminan mutu pemerintah untuk (dinas meningkatkan kesehatan, kompetensi dan BPJS, KIS) demi peningkatan optimalisasi kualitas layanan pelayanan. kesehatan, terutama bagi KLMTD. 3 Adanya lembaga 3 Menguatkan pelayanan khusus jejaring untuk untuk umat yang meningkatkan menderita daya saing. kelemahan kejiwaan. 4 Pelayanan 4 Berkembangnya kesehatan yang pelayanan teguh memegang kesehatan yang berorientasi pada prinsip-prinsip penciptaan kultur etika medis dan pendidikan sebagaimana hidup sehat. diajarkan Gereja. 5 Tercukupinya tenaga-tenaga kesehatan yang profesional, berintegritas, dan berpegang teguh pada etika Kristiani di semua tingkat dalam kerja sama dengan institusi yang terkait.
90 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 20162020 B.IV.3.2. Lembaga Pendidikan
1
2
3
4
5
6
Adanya sistim pengelolaan lembaga pendidikan yang terencana, terstruktur, tersistematisasi, terukur, dan berkelanjutan dapat bersaing dengan lembaga lain dan jelas koordinasinya dengan KAS. Adanya reksa pastoral yang komprehensip yang mampu memberdayakan lembagalembaga pendidikan di wilayah KAS agar saling bekerja sama demi kemajuan masing2 lembaga dan secara bersama menjaga mutu pendidikan. Pendidikan katolik memiliki keunggulan yang khas, disamping pendidikan karakter berbasis CTM. Pemantapan dan pendalaman filosofi pendidikan katolik dan penyusunan konsep dan perangkat operasional. Memastikan lembagalembaga pendidikan memberi tempat bagi anak-khusus berkebutuhan khusus.
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1
Kehadiran sekolah menumbuhkan kebanggaan masyarakat sekitar karena proses pendidikan dan kualitas para alumninya.
1
Sekolah Katolik mewujudkan citacita pendidikan kristiani: manusia utuh.
1
Kualitas alumni nampak dalam posisi-posisi pengambil keputusan di institusi publik.
2
Sekolah Katolik 2 berorientasi pada civic innovators (warga negara kreatif).
Kerja sama antar lembaga pendidikan katolik terkait dengan kompetensi guru dan pilihan keunggulan komparatif dan peningkatan kualitas subyek belajar.
2
Banyaknya alumni yang mendukung secara finansial kelanjutan dari lembaga pendidikan.
3
Sistem pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan dan tuntutan jaman.
3
4
Berdirinya lembaga/ sekolah untuk anak/orang berkebutuhan khusus yang terencana secara matang dan mampu melayani sesuai standard mutu yang berkesinambung an.
Menguatnya kerja sama antar lembaga pendidikan di tingkat internasional serta mencegah dan mengurangi dampak negatif kompetisi.
Mendorong kerja sama dengan lembaga lain dan pemerintah supaya sekolahsekolah swasta dihargai kehususannya dan mendapat perhatian sama dengan lembagalembaga pendidikan negeri.
Rencana Induk KAS 2016-2035 91
ROAD MAP I: 20162020
ROAD MAP II: 2021-2025
B.IV.3.3. 1 Meningkatnya 1 Pemberdayaan gerakan umat KLMTD makin Lembaga dalam pelayanan intensif meluas Karitatif karitatif, selalu dan dan berinovasi dalam menggerakkan pemberday pelayanan dan masyarakat aan (YSS, membangun dengan jejaring SSV, kerja sama yang yang kuat. KarinaKAS, luas bagi LPUBTN) kemajuan KLMTD dalam koordinasi PSE KAS. 2 Menguatnya 2 Fasilitasi jaringan kerja program-program pelayanan ER kebencanaan: dan program ER, DRR, dan DRR antar pemberdayaan Dioses dan antar lembaga propinsi. pelayanan karitatif di semua sektor dan penguatan jaringan para korban bencana sebagai sikap menghormati martabat kehidupan.
3 Lembagalembaga pemberdayaan masyarakat difasilitasi menjadi lebih kuat, terencana, terstruktur, tersistimatisasi, terintegrasi, terukur, dan berkesinambung an, memiliki berbagai jenis pelayanan yang bermutu, melakukan inovasi tanpa henti demi kemajuan anggota dan masyarakat disekitarnya.
3 Lembaga pemberdayaan masyarakat membangun kerja sama lebih intensif dengan berbagai civic innovators (warga negara kreatif, kritis terhadap kehidupan bernegara) demi bonum commune .
92 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Pelayanan 1 Pemberdayaan karitatif makin KLMTD didukung meluas bermutu fasilitas demi pendanaan publik meningkatnya dan berjaringan kesejahteraan lintas iman masyarakat dan warga KLMTD dalam koordinasi yang memberdayakan.
2 Meningkatnya 2 Meningkatnya effektifitas efektifitas jaringan kerja jaringan DRR, jaringan korban DRR dan jaringan bencana, tingkat warga korban regional maupun bencana tingkat internasional nasional untuk untuk membela mongoptimalkan kehidupan dan effisiensi dalam membangun pelayanan solidaritas pencegahan dan bersama. mengatasi dampak bencana serta membangun solidaritas tingkat nasional tanpa membedakan elemen primordial.
3 Lembaga pemberdayaan masyarakat diperkuat dalam membangun kerja sama di tingkat nasional, regional dan internasional dan unggul dalam sektor-sektor tertentu sesuai prioritas untuk bonum commune .
3 Lembaga pemberdayaan masyarakat terlibat aktif dalam kerja sama dengan pihak elemen lokal hingga internasional dalam semua sektor kehidupan demi bonum commune .
ROAD MAP I: 20162020
B.IV.3.4. Kerasulan Budaya dan Olah Raga
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Terbangunnya 1 Umat Katolik dan 1 Berkembangnya 1 Memperkuat kebiasaan untuk cabang-cabang masyarakat kerja sama lintas memperkuat seni, budaya, membuat saranakelompok solidaritas dan olahraga sambil masyarakat sarana kerja sama mengembangkan melalui budaya kebudayaan lokal dalam mensikapi prestasi, dan olah raga dan olah raga aneka mengangkat untuk dalam rangka permasalahan martabat membangun revitalisasi yang ada di manusia solidaritas warga kearifan lokal masyarakat memperkuat masyarakat demi sebagai secara inovatif persaudaraan terciptanya instrumen bonum berbasis yang sejati dan perutusan commune. saling membangun kerasulan budaya menghormati. persaudaraan dan olah raga sejati untuk saling dalam menghormati. masyarakat.
2 Terbangunnya komunikasi dan terciptanya wadah bagi bertemunya para budayawan di wilayah tertentu. 3 Adanya upaya revitalisasi budaya melalui kerja sama dengan semua pihak termasuk pemerintah.
2 Optimalisasi bangunan warisan budaya dengan melibatkan masyarakat setempat dan berkembangnya ekonomi kreatif.
2 Menguatnya inkulturasi dalam kerja sama dengan berbagai universitas.
2 Gereja menjadi pelopor kebangkitan budaya setempat sambil mendorong pemerintah menjalankan fungsi pelayan publik.
Rencana Induk KAS 2016-2035 93
ROAD MAP I: 20162020
B.IV.3.5. Narkoba dan Miras
1 Kesadaran dan inisiatif umat ditumbuhkan untuk membangun ketahanan keluarga dan lingkungan guna secara aktif berpartisipasi mengatasi masalah narkoba, miras, dalam segala jenisnya serta penyakit masyarakat . 2 Makin diperbanyak institusi yang secara khusus menangani kurban narkoba, miras dalam segala jenisnya, dengan mengutamakan sistem penjcegahan sejak dini dalam kerja sama dengan semua elemen masyarakat di semua tingkat.
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Kerja sama antar 1 Kerja sama antar 1 Gereja wilayah gerejawi mempelopori 2 elemen dan (Dioses) harus kerja sama antar institusi seluruh dibangun untuk negara dan antar KAS harus saling belajar dan sektor kehidupan dikembangkan untuk saling lebih efektif guna menguatkan guna belajar dan mendukung lebih efektif usaha-usaha menguatkan guna mencegah dan pencegahan lebih efektif menanggulangi hingga ke hingga ke mencegah, pemulihan menanggulangi, pemulihan memulihkan kesehatan kurban kesehatan kurban semua dimensi sebagai akibat akibat dan kehidupan calon dan dampak dampak dari maupun kurban penyalahgunaan narkoba, miras, akibat dan narkoba, miras, dan penyakit dampak dari dan penyakit masyarakat narkoba, miras masyarakat sebagaimana dan penyakit sebagaimana kita melindungi masyarakat kita melindungi diri, keluarga dan sebagaimana diri, keluarga dan anak didik melindungi diri anak didik sendiri sendiri. dan keluarga sendiri secara penuh tanggung jawab.
94 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 20162020 B.IV.3.6 JPIC
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1
1 Berkembangnya penanganan soalsoal keadilan, perdamaian, HAM dan demokrasi dan memastikan tidak ada kurban yang terlantar.
1 Berkembangnya kerja sama dan jaringan yang efektif antar institusi yang bergerak dalam penanganan keadilan, perdamaian, HAM dan demokrasi baik pada tingkat lokal, nasional dan internasional.
Berkembangnya sektor pengetahuan lokal dalam pengembangan institusi dan penangan kasuskasus keadilan, perdamaian, HAM, dan demokrasi di Indonesia.
1
Berkembangnya pelayanan keadilan, perdamian, HAM, dan demokrasi yang intensif di setiap kevikepan dengan fokus tertentu sesuai prioritas masingmasing dalam kerja sama dengan semua instansi yang terkait.
2
Meningkatnya 2 pelayanan dan penanganan migran dan kasuskasus pengungsi serta kurban trafficking .
Menguatnya kerja sama antar institusi, khususnya di wilayah asal dan tujuan, dalam menangani migran, pengungsi dan trafficking .
2
2
Menguatnya kerja sama Internasional antar institusi khsususnya di wilayah asal dan tujuan migran, pengungsi dan trafficking dengan memanfaatkan kerja sama jaringan dan kemajuan teknologi.
3
Meningkatnya 3 kesadaran warga dan seluruh masyarakat tentang mendesaknya sikap hidup memelihara keutuhan ciptaan, merawat bumi, air dan udara dan pemulihannya demi keselamatan semua makhluk.
Meningkatnya gerakan dan pola hidup menjaga keutuhan ciptaan, merawat bumi, air dan udara melalui gerakan hidup harian dan didukung oleh elemen masyarakat, sekolah, intitusi bisnis dan lembaga pemerintahan.
3
Menguatnya kerja sama antar institusi, khususnya di wilayah asal dan tujuan, dalam menangani migran, pengungsi dan trafficking tingkat regional dan internasional tanpa membedakan latar belakang primordialnya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi khususnya komunikasi. Meningkatnya kerja sama antar gerakan-gerakan warga masyarakat dalam menjaga keutuhan ciptaan, merawat bumi, air udara dengan memanfaatkan teknologi yang paling akhir.
3
Meningkatnya penggunaan teknologi ramah lingkungan dengan memanfaatkan berbagai jenis eneji terbarukan dan kerja sama lintas batas.
4
Komisi menyuarakan penolakan hukuman mati.
Komisi mendukung upaya-upaya penyadaran bahwa hukuman mati tidak sesuai dengan kehendak Allah.
4
Komisi JPIC membangun kerja sama dengan semua institusi untuk menyuarakan hak hidup.
4
Komisi JPIC bekerja sama dengan institusi lain melakukan advokasi agar proses peradilan lebih menjamin keadilan.
4
Rencana Induk KAS 2016-2035 95
ROAD MAP I: 20162020
ROAD MAP II: 2021-2025
1 Gereja yang 1 Gereja yang B.IV.4. menjadi menghadirkan Paguyuban komunitas persaudaraan dan perjumpaan lintas yang sejati Persaudaraa iman dengan dengan berani n (Ekumene berbasis keluar dari zona & Dialog lingkungan. nyaman menuju Antar Agama) perjumpaan kemanusiaan.
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Gereja yang 1 Gereja yang mengembangkan menghadirkan komunitas masyarakat yang pengharapan humanis/ (menghormati, bermartabat. menyapa, merangkul, memberi harapan) melalui pendidikan perdamaian dan manajemen konflik.
B.V. Tata Kelola Pastoral 1 Prinsip-prinsip 1 Penguatan 1 Gereja yang 1 Pembiasaan B.V.1. pelayanan yang sistem-sistem tertata rapi pelayanan Manajemen dapat dipercaya: pastoral, dengan birokrasi mengacu pada Pastoral: transparan dan perangkat dan seminimal pedomanPedomanakuntabel SDMnya yang mungkin, pedoman Pedoman terintegrasi sekaligus inovatif. pastoral yang Pastoral ada dengan tetap dengan baik. menjaga efektivitasnya. 2 Alat 2 Pelaksanaan 2 Evaluasi Mid 2 RIKAS baru dipersiapkan sejak programming Term terhadap Ardas ke VIII tahun kedua dan KAS (monev, dll.) makin lancar RIKAS pada siap setahun makin lengkap berkat makin paruh pertama sebelum periode tertata dan lengkapnya alatperiode dapat berakhir, didahului secara efektif alat pengelolaan menghasilkan oleh evaluasi membantu kelembagaan di penyempurnakan RIKAS yang memperbaiki semua jenis dan sistim komprehensif programming efektifitas model tingkatan institusi untuk menemukan manajemen sesuai RIKAS. yang dipakai. model yang lebih program yang Berbagai upaya Setiap unit kerja sesuai. Kerja telah baru muncul dalam struktur sama nasional dan dikembangkan didorong KAS makin internasional dapat sesuai alur semangat belajar tumbuh memperkaya RIKAS. dan memperbaiki berkembang penemuan best diri. menjadi practices yang "learning memadai sebagai institution " langkah penemuan kreatif pengetahuanpengetahuan baru memperbaiki diri yang bermanfaat terus menerus. bagi publik lebih luas.
96 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 20162020
B.V.2. Penguatan Institusi
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Memastikan 1 Ketersediaan 1 Penjaminan mutu 1 Institusi gereja semua institusi di semakin kokoh SDM yang lembaga KAS memiliki karena percaya menjalankan pelayanan Gereja program yang diri, memiliki sistem dengan dijalankan terencana, sistem pelayanan baik dari dengan baik, terstruktur, yang jelas , kalangan hirarki selalu up-date tersistematisasi, semakin maupun kaum dan terukur, dan akomodatif awam yang mempertahankan berkelanjutan terhadap disiapkan secara prinsip serta kemajemukan khusus untuk keberlanjutan mengatisipasi peran orang kepentingan (sustainability ) seminimal beriman dan institusi dilenkapi mungkin semua kemajemukan dengan resiko yang akan kharisma perencanaan dihadapi di SDM secara semua tingkat. periodik 2 Pemantapan dan pemberdayaan lembagalembaga (institusi ) pelayanan gerejawi membuat jejaring dan sinergis. Institusi pelayanan yg memiliki potensi swakelola difasilitasi untuk lebih mampu swakelola sesuai standar KAS.
Rencana Induk KAS 2016-2035 97
ROAD MAP I: 20162020
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Membudayakan 1 Mempergunakan 1 Digitalisasi arsip 1 Sistem tertib kemajuan dan dokumentasi administrasi administrasi teknologi dan pemantapan "online " yang pastoral: informatika untuk sistem mudah diakses pencatatan menjalankan administrasi sekaligus dijaga perstiwa dan proses dilakukan secara kerahasiaan dan pelayanan pengadministraia efektif, efisien keamanannya. pastoral, pengn yang baik, mengarah ke arsipan, dan cepat, dan pembuatan pendokumentasi mudah dipakai pengetahuan an yang rapi, sebagai baru (knowledge sector ) untuk aman dan efisien. pendukung pelayanan. kemanfaatan institusi lain sejenis. 1 Pemberdayaan 1 Pengembangan 1 Strategi 1 Pembentukkan B.V.4. dan pemekaran multi pusat pengembangan paroki kategorial Pengembang wilayah teritorial pastoral wilayah baru mempertimbangk an Wilayah paroki demi ("desentralisasi") dengan an tata ruang dan efektivitas dan penguatan memanfaatkan zonasi yang telah pelayanan paroki-paroki kantong-kantong dibuat Pemda kepada umat sesuai dengan hunian dan serta strategi beriman. karakternya. zonasi seturut pastoral KAS. tata ruang yang Perhatian khusus dibuat oleh diberikan pada Pemda perkembangan setempat. Rumah Susun dan kondomunium serta tempat pemukiman penduduk. B.V.3. Administrasi Pastoral
98 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 20162020
B .V .5 Lembaga P elayanan (D K P , D ew an P aroki)
ROAD MAP II: 2021-2025
1 D ewan P aroki 1 D ewan P aroki menghayati memperlancar spiritualitas program-program pelindung paroki pelayanan dan mewujudkan pastoral tata setempat sejalan penggembalaan dengan visi KA S yang melibatkan dan kekhasan dan paroki memberdayakan berdasarkan data jemaat dan obyektif yang up to date, yg dapat warga masyarakat di menjangkau wilayahnya. warga di wilayahnya.
2 D ewan P aroki meneguhkan dan mengintegrasika n kelompokkelompok kategorial dalam program pastoral paroki. 3 D ewan P aroki menyelenggarak an program kaderisasi secara kontinyu.
4 DKP bertanggung jawab terhadap perumusan dan pelaksanaan serta keberlangsungan RIK A S sesuai kebijakan B apak Uskup.
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 D ewan P aroki mewujudkan tata pelayanan kepada jemaat secara terkoordinasi dengan baik didukung oleh partisipasi umat dan optimalisasi sum ber daya yang ada.
1 D ewan paroki mendorong partisipasi aktif um at dalam mempengaruhi kebijakan publik yg berkualitas misalnya musyawarah rencana pembangunan (musrenbang), legislasi, pendidikan, kesehatan, adminduk.
2 D ewan P aroki 2 D ewan P aroki 2 D ewan P aroki mengembangkan mampu mempelopori menyelenggarak persaudaraan program-program an kajian-kajian sejati lintas iman strategis demi sosial-ekonomi untuk perubahan hidup untuk menunjang mewujudkan masyarakat. program pastoral. dialog iman dan harmoni kehidupan. 3 D ewan P aroki 3 D ewan paroki 3 D ewan P aroki membangun megembangkan menyelenggarak kerja sama jaringan kerja an program dengan semua sama dengan kaderisasi untuk lembaga lembaga kader keperluan khusus kemasyarakatan lainnya yang sesuai tuntutan yang ada di sejenis. keadaan. wilayah kerja untuk menghadirkan bonum com m unae. 4 D K P memastikan 4 D K P memiliki 4 D K P memastikan rum usan program persiapan dan posisi lebih baik perum usan dalam memberi K A S lima tahunan kontribusi lebih RIK A S baru 2036strategis dan 2055 yang lebih (A RD A S ) sejalan nyata dalam mengintegrasika dengan pedom an pelayanan n semua potensi perumusan road m ap lim a pastoral demi didalam umat kesejahteraan serta potensi tahunan dan elemen eksternal konsisten dengan masyarakat serta yang dapat RIKA S . harmoni antar memajukan berbagai elemen sumbangan masyarakat. RIK A S bagi Indonesia.
Rencana Induk KAS 2016-2035 99
ROAD MAP I: 20162020
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
B.VI. Sarana Prasarana (Aset) 1 Aset-aset Gereja 1 Memastikan 1 Adanya sistem B.VI.1. 1 Gedung Gereja dikelola secara gedung dan penggunaan aset harus dapat Gedung dan bertanggung fasilitas pastoral gereja yang mewujudkan citaTanah jawab, mengikuti kaidah dapat memberi cita Gereja mempertimbangk ramah manfaat bagi sebagai PGPM an asas lingkungan, masyarakat dan menjadi kemanfaatan dan hemat energi, sekitar sejauh sarana pastoral kesinambungan efisiensi (lahan tidak mereduksi yang efektif di dan neraca sosial sebagai Gereja fungsi bangunan tengah ekonomi dan Papa Miskin dan memberi masyarakat dan akses bagi serta dampak negatif. bangsa dalam disabel dan didokumentasika mengembangkan bonum lansia) n secara rapi, commune . jelas dan lengkap, mudah diakses. 2 Warga Gereja 2 Perubahan aset 2 Memastikan 2 Menyediakan menjadi pelopor mempertimbangk sistem ruang publik yang perwujudan an perhitungan pemeliharaan dapat pemikiran strategi aset dan gedung dimanfaatkan adanya tempat pelayanan (maintenance ) masyarakat pemakaman pastoral jangka sesuai dengan sekitar terutama bersama yang panjang. perkembangan bagi anak-anak lebih terbuka, teknologi. dan remaja agar lebih rasional, tumbuh menjadi efisien (setelah remaja yang 10-15 tahun bertanggung tulang-tulang jawab dan leluhur inklusif. dikumpulkan agar 3 Ada sistem 3 Semua lahan 3 Penataan dan makamnya dapat jejaring kosong harus pengembangan digunakan lagi. pengaman sosial dapat wilayah Gerejawi dilakukan secara yang juga dimanfaatkan strategis dan untuk hal-hal yang bermanfaat untuk edukatif dan memperhatikan memperluas produktif. RTRW dan persaudaraan RDTRK sejati dengan /Kabupaten/Provi semua tetangga, nsi. pamong, dan aktivis sosial kemasyarakat di sekitar gereja dan bangunan pastoral.
100 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 20162020
B.VI.2. Keuang an
1 Penggalangan dana dilakukan dengan prinsip kepatutan, solidaritas, subsidiaritas, kemandirian dan kesinambungan (sustainability ).
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
1 Penggalangan 1 Kerja sama dana diperkuat penggalangan dengan modeldana dengan model lembaga lain fundraising yang sejenis dibangun efektif, etis, dan dengan prinsip bernilai kesamaan membangun martabat, keswadayaan keamanan aset umat sejalan yang bijaksana dengan tuntutan tanpa keadaan. mengabaikan suara umat dan prinsip etika publik.
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Penggalangan dana dengan berbagai model kreatif yang dilindungi hukum dapat dikembangkan. Kerja sama lingkup nasional bahkan internasional dapat dikembangkan dengan dukungan potensi umat dan pemegang otoritas internal.
2 Dibuat Financial 2 Analisis 2 Penggunaan 2 Dapat Plan dalam dana sesuai mengakses dana keuangan lebih periode jangka prioritas program yang disediakan rinci telah dibuat panjang untuk yang telah pemerintah sesuai memastikan disepakati dalam dengan tetap kepentingan keberlanjutan rencana kerja memperhatikan jangka panjang jangka panjang. nilai-nilai etika memastikan program-program yang wajar. unsur-unsur baik yang manajemen prioritas maupun keuangan yang inovasi baru mendukung sesuai tuntutan diadopsinya keadaan. prinsip-prinsip keberlanjutan (sustainability ) 3 Tata kelola 3 Pengelolaan 3 Ekonom KAS 3 Paroki dan administrasi dan dana mengawal lembaga Gereja dana dilola mempertimbangk penggunaan lainnya telah fasih secara ugahari, an keberlanjutan program yang dan terbiasa transparan, program yang sudah dipakai membuat laporan mudah diakses, telah ditetapkan oleh paroki dan keuangan dan akuntabel sebagai prioritas. lembaga Gereja dengan program membangun lainnya secara yang digunakan kepercayaan konsekuen. di KAS. umat dan publik sesuai pedomanpedoman yang berlaku di Keuskupan.
Rencana Induk KAS 2016-2035 101
ROAD MAP I: 20162020
B.VI.3. Peralatan/ Piranti Pastoral
B.VI.4. Tempat Ziarah
1 Pengadaan sarana dan peralatan pastoral memperhatikan prinsip Gereja Papa Miskin.
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Aneka sarana 1 Aneka sarana 1 Aneka sarana dan piranti dan piranti dan piranti pastoral pastoral pastoral diusahakan mendapat mendapat menciptakan perhatian dan perhatian dan kebersamaan dikelola secara dikelola secara dengan umat dan baik dan benar, baik dan benar, masyarakat masuk dalam selalu serta monev paroki dipertanggungjaw menumbuhkan dua kali setahun. abkan dan diupdate dan 2 Aneka sarana semangat dan piranti kesederhanaan. diperbaruhi sesuai keperluan. pastoral yang didapat dari donatur/pemerint ah dipertanggungjaw abkan secara akuntabel dan transparan.
2 Mobil, kendaraan, piranti perlengkapan kantor dan peralatan lainnya sebagai sarana pastoral diinventarisasi dengan baik dan terjamin keamanannya. 1 Kerja sama lintas 1 Kerja sama lintas 1 Tempat ziarah 1 Tempat-tempat sektor dengan daerah diperkuat ziarah, retret, dll. dikembangkan institusi terkait untuk dibangun dengan menjadi tempat dibangun dengan mengembangkan mendasarkan diri pengembangan semangat tempat ziarah pada studi spiritual yg persaudaraan menjadi oase kelayakan dan integratif bagi sejati guna kehidupan publik kepatutan dalam semua umur, menjaga dalam lingkup konteks budaya semua lapisan, kenyamanan lebih luas tanpa dan masyarakat secara kreatif, peziarah dan setempat. meninggalkan ciri dinamis dan pengembangan keaslian budaya, inovatif untuk kawasan spirit keindahan mendukung bersemangat dan kekhasan kesehatan diri keramahan daerah. yang menyeluruh budaya lokal dan tanpa lingkungan yang meninggalkan indah lestari. mandat asli, dan 2 Keberadaan dan 2 Tempat ziarah 2 Ada program kekhasannya. pengelolaan menyajikan kerja sama antar tempat ziarah paket-paket Pengelola tempat diperuntukkan acara pembinaan ziarah demi bagi formasio iman kepada formasio iman. iman umat. para peziarah. 3 Tempat-tempat ziarah dikelola oleh panitia khusus yang bertanggung jawab kepada paroki setempat atau Keuskupan.
3 Penguatan jejaring panitia pengelola tempat Ziarah.
102 Rencana Induk KAS 2016-2035
Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang (RIKAS) 2016-2035 C. MILESTONES (Penanda pencapaian Outcomes.) ROAD MAP I: 20162020
C.I. Umat Beriman 1 Umat semakin C.I.1. Umat cerdas dan kritis Allah terhadap dinamika sosial politik, hukum, keadilan dan perdamaian.
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Meningkatnya 1 Makin banyak 1 Banyaknya warga volume usaha umat yang terlibat katolik yang binaan dalam usahamenjadi rujukan pengusaha dalam usaha dalam hal lingkup antar kesejahteraan transparansi, paroki dan umum. akuntabilitas kevikepan. sebagai saksi injil di media publik.
2 Umat semakin 2 Umat 2 Meningkatnya 2 Makin banyak kreatif, menampilkan jumlah umat di keluarga yang eksploratif, dan secara wajar posisi-posisi memiliki relasi mulai perwujudan dari 5 publik eksekutif, harmonis dengan anggota keluarga legislatif, yudikatif, membagikan dan pilar Gereja di (saling lingkungan tempat militer, sebagai menganimasi menghargai, tinggal dan sebagai nilai-nilai menghormati) dan tempat kerja. kesaksian Injil. kemanusiaan makin sedikit pada lingkungan. keluarga yang bermasalah internal. 3 Makin banyak 3 Terciptanya ruang- 3 Gereja menjadi 3 Makin banyak lingkungan yang ruang pergaulan mediator dan umat yang telibat warganya (interaksi sosial) inisiator bagi aktif dalam membangun kerja baru seperti terciptanya berbagai tingkat sama lintas iman. pengelolaan harmoni dalam musrenbang dan sumber mata air, keberagaman insitutusi lain. bersama warga masyarakat. negara mengawal kebijakan publik (kesehatan, pendidikan, adminduk).
Rencana Induk KAS 2016-2035 103
ROAD MAP I: 20162020
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
C.II. Golongan Umat Allah 1 Semakin banyak 1 Semakin banyak 1 Semakin banyak 1 Semakin banyak C.II.1. Imam imam terlibat imam imam memberi imam memberikan dalam waktu untuk menampilkan pemberdayaan waktu untuk menganimasi semangat ekonomi, seperti pelayanan, murah kelompoksukacita CU, turut serta hati, ceria, dan kelompok: berjejaring dalam dalam dinamika meneguhkan kesenian, tukar mimbar, kebudayaan lokal, pemberantasan umat. Semakin kerja sama antar pemberdayaan korupsi, banyak kunjungan paroki dalam hal ekonomi kemiskinan, imam bagi kesehatan, keluarga-keluarga kerakyatan, miras, narkoba. pemberdayaan yang pemberdayaan Semakin banyak masyarakat untuk membutuhkan orang muda, etc. imam yang pengentasan perhatian. terlibat dalam ekonomi, dan Semakin banyak lembaga sosial penanggulangan kunjungan ke lintas agama, korupsi, miras, umat-umat yang menghormati narkoba, terpencil. keberagaman. merokok. 2 Semakin banyak 2 Semakin banyak 2 Semakin banyak 2 Semakin banyak imam menjadi imam imam kenal, imam rujukan berbagai menampilkan bergaul, dan menerapkan masalah spiritual. semangat berpartisipasi prinsip Lebih banyak pengampunan dengan pemda solidaritas, imam resolusi konflik setempat hingga subsidiaritas, menggerakkan dan semangat RT/RW. Semakin kemandirian, dan melibatkan perdamaian. banyak imam ikut transparansi, dan banyak umat serta dalam akuntabilitas dalam berbagai jaringan tokohdalam bidang khusus tokoh masyarakat kepemimpinan di yang dijadikan dalam bidang Gereja. Semakin perhatian utama kehidupan publik, banyak imam ikut guna makin keadilan, serta dalam menebarkan perdamaian dan kelompokbudaya kasih di keutuhan ciptaan, kelompok lintas masyarakat olah raga, serta agama yang umum. kebudayaan. memperhatikan konsen terhadap persoalan sosial dan kebudayaan. 3 Imam memiliki 3 Imam semakin 3 Semakin banyak 3 Imam lebih jaringan IT untuk mengoptimalkan mampu menyapa imam yang mengembangkan penggunaan alat umat dan mampu pastoral, komunikasi untuk masyarakat memanfaatkan TI mempromosikan pelayanan umum khususnya dengan kritis dan perdamaian, dan pastoral (kotbah, kaum muda dan cerdas. Imam mampu membaca makin retret, dan umat yang beraneka data menyejahterakan rekoleksi, serta mobilitasnya dan informasi lain masyarakat. pengajaran tinggi dengan dengan kritis. agama, bantuan IT. Imam programasi, dll.). semakin mampu mendampingi umat dengan memberdayakan kekuatan yang ada berdasarkan data.
104 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 20162020
C.II.2. Awam
ROAD MAP II: 2021-2025
1 Semakin banyak 1 Semakin banyak awam yang awam berjejaring terlibat dalam dalam kelompokorganisasi kelompok masyarakat yang budaya, sosial terkait dengan kemasyarakatan. urusan hidup bersama (publik) serta kepengurusan RT/RW. 2 Banyak awam 2 Semakin banyak yang makin awam bekerja terlibat dalam sama dengan gerakan-gerakan tokoh agama lain keadilan, untuk melakukan perdamaian, anti salah satu proyek korupsi, sosial. pengentasan kemiskinan, gerakan budaya dan soaial politik. 3 Semakin banyak paroki yang mengadakan pembekalan kepada awam: para pemuka jemaat, para katekis, tokoh masyarakat, kaum perempuan dan kelompok2 khusus.
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Semakin banyak perempuan dan orang muda terlibat dalam karya pastoral di Gereja. Semakin banyak perempuan dan orang muda terlibat dalam bidang-bidang kemasyarakatan di RT/RW.
1 Semakin banyak awam berperan aktif dalam program-program pengentasan kemiskinan, sosial politik, budaya dan usaha-usaha kesejahteraan.
Rencana Induk KAS 2016-2035 105
ROAD MAP I: 20162020
C.II.2.1. Keluarga
C.II.2.2. Aktivis
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Makin banyak keluarga yang telah membenahi ERT (Ekonomi Rumah Tangga).
1 Keluarga1 Keluarga1 Mutu kesehatan keluarga keluarga dan kebahagiaan mempunyai mempunyai keluarga katolik kebiasaan habitus sehat menjadi acuan mengkonsumsi dalam pola hidup bagi keluargakeanekaragaman dan pola makan. keluarga di makanan yang masyarakat. sehat. 2 Makin banyak 2 Usaha-usaha 2 Keluarga2 Makin banyak keluarga yang produktif dan keluarga keluarga yang menjadi rujukan semangat memerangi menjadi pelopor dalam hal menabung narkoba dan budaya kasih pengelolaan ERT semakin menganimasi bagi masyarakat di wilayahnya. berkembang di gerakan anti di sekitarnya. antara keluarganarkoba. keluarga Kristiani. 3 Makin banyak 3 Makin banyak 3 Makin banyak keluarga yang keluarga yang keluarga yang menampilkan menjadi teladan menjadi pelopor sikap-sikap hidup berkeluarga gerakan budaya kesetaraan antar bagi lingkungan kasih bagi anggotanya dan sekitarnya. keluargahidup keluarga keluarga di yang harmonis. sekitarnya. 1 Meningkatnya 1 Ada sinergi antar 1 Aktivis-aktivis 1 Tumbuhnya jumlah kaderisasi pelbagai macam baru menjadi kelompoktingkat kaderisasi untuk penggerak kelompok paroki/kevikepan. seluruh kaderisasi. kaderisasi baru Keuskupan. lintas iman. 2 Makin banyak 2 Makin banyak 2 Meningkatnya 2 Meningkatnya umat menjadi umat terlibat umat yang terlibat jumlah umat yang tokoh dalam dalam gerakandalam jaringan menduduki posisibidang seni, gerakan advokasi lintas posisi publik yang budaya, olah lingkungan hidup, wilayah. berpengaruh raga, pendidikan, pemberantasan terhadap kesehatan, korupsi, cermati kebijakan di pelestarian Perda. bidang legislatif, lingkungan. eksekutif, dan yudikatif.
106 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 20162020
C.II.2.3. Kategorial
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Meningkatnya 1 Meningkatnya 1 Meningkatnya 1 Meningkatnya jumlah pengusaha jumlah volume usaha jumlah pengusaha yang memberikan pengusaha yang binaan yang membina kesempatan para menerapkan pengusaha dalam UKM/Koperasi buruh memiliki prinsip-prinsip lingkup antar dan meningkatnya Global Compact . saham paroki dan jumlah perusahaan kevikepan. UKM/Koperasi tempat mereka yang berhasil bekerja. binaan pengusaha.
2 Makin banyak petani unggulan, aktivis (terlibat dalam berbagai bidang), tokoh panutan.
2 Makin banyak petani mengusahakan pertanian organik secara berkelanjutan.
2 Petani semakin 2 Petani menjadi rajin, melibatkan dan optimis, memberdayakan berpengharapan, orang-orang dan menganimasi sekitar untuk semangat gotongmenciptakan royong bersama lapangan kerja. petani-petani lain di wilayahnya.
3 Koordinasi antar 3 Tumbuhnya pusat- 3 Meningkatnya pusat studi yang WKRI dengan anggota ormas diselenggarakan gerakan-gerakan Katolik yang perempuan: menjadi oleh ormas-ormas PMKRI, dan penggerak di Katolik. komunitas bidang sosial mahasiswa, kemasyarakatan pemuda katolik dan politik. dengan kelompok kaum muda; kelompok tebat dengan kelompok sejenis. 4 Menguatnya jejaring antar komunitas doa
4 Tumbuhnya 4 Kelompokkelompokkelompok doa kelompok doa mendapat tempat bersama yang dan berperan berbasis dalam pastoral ekumenis. paroki.
3 Meningkatnya kegiatan ormas yang mendukung tercapainya bonum commune.
4 Anggota-anggota komunitas doa menjadi pelopor dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Rencana Induk KAS 2016-2035 107
ROAD MAP I: 20162020
C.II.3. 1 Para biarawan/ti menemukan Biarawan/wat kekhasan yang i akan dijadikan sumbangan di masyarakat saat ini. Para biarawan/ti menentukan pilihan sektor pastoral untuk terlibat. Para biarawan/ti menguatkan kesatuan dan kerukunan antar mereka. 2 Semakin banyak para anggota Hidup Bakti (kaum berjubah) bertemu dan membangun relasi dengan kelompokkelompok non Gereja. 3 Semakin banyak para biarawan/ti mengikuti pendidikan formal dalam berbagai bidang. Semakin banyak dari mereka memperoleh pendampingan yang profesional. 4 Komunikasi yang semakin baik dan berbuah, sinergis antara karya kongregasi dan keuskupan. Keuskupan memberi perhatian secukupnya kepada para anggota hidup bakti yang sedang belajar di KAS.
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Semakin banyak 1 Semakin banyak para biarawan/ti para biarawan/ti terlibat dalam mengikuti lembagapelatihanlembaga pelatihan untuk kemasyarakatan meningkatkan untuk profesionalisme pengentasan di bidang mereka. kemiskinan, pemberdayaan masyarakat.
1 Semakin banyak para biarawan/ti terlibat secara kreatif dalam program-program di gereja dan masyarakat.
2 Semakin banyak 2 Semakin banyak biarawan terlibat kaum berjubah dalam kegiatan terlibat langsung advokasi dalam dalam kegiatan bidang kemasyarakatan: kesehatan, di RT/RW, di LSM pendidikan, dan atau kegiatan pemberdayaan kemasyarakatan, ekonomi. budaya, etc.
2 Semakin banyak biarawan yang mempelopori kelompokkelompok baru untuk pengentasan kemiskinan dan penyelesaian konflik. 3 Banyak biarawan/ti yang terlibat langsung dalam usahausaha perdamaian dan juga penciptaan keadilan di masyarakat.
3 Semakin banyak biarawan/ti mengadakan live in yang memberdayakan bagi umat.
3 Semakin banyak pendidikan rohani, latihan leadership dan pastoral yang tepat guna bagi keterlibatan di Gereja.
4 Semakin banyak tarekat yang terlibat dalam upaya pemberdayaan: pembinaan umat, pemberdayaan KLMTD, leadership umat.
4 Tarekat memiliki karya baru yang sejalan dengan kepedulian keuskupan di bidang pemberdayaan umat, KLMTD, dan kesejahteraan
108 Rencana Induk KAS 2016-2035
4 Tarekat memiliki beberapa karya baru dalam hal pemberdayaan masyarakat dimana mereka berada.
ROAD MAP I: 20162020
C.III. Pembinaan C.III.1. Calon 1 Para calon imam semakin Imam mendapat pendidikan ilmuilmu profan yang berguna bagi karya pastoral.
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Para calon imam 1 Para calon imam ikut serta dalam dan pemimpin kelompokjemaat kelompok memperoleh kesenian, pelatihankebudayaan, pelatihan untuk program terlibat dalam pengentasan kegiatan kemiskinan, masyarakat. kelompokkelompok sosial. 2 Para calon imam 2 Para calon imam 2 Semakin banyak 2 Para calon imam dan pemimpin mendapat pertemuan para memperoleh jemaat ikut dalam berbagai pembina untuk pendidikan politik gerakan-gerakan pelatihan dalam membicarakan dan pembaruan hal sosialproses formasio. kemasyarakatan masyarakat. ekonomi, yang seimbang kebudayaan, nilaidan tepat guna. nilai kebangsaan. 3 Para calon imam 3 Pembaruan 3 Semakin banyak 3 Semakin banyak memperoleh tukar-menukar kerjasama untuk sistem seleksi, pendampingan tenaga bertukar pembinaan dan ongoing kepribadian yang pendamping informasi dan formation bagi semakin intens untuk membantu bertukar pendidikan para pengalaman dan tepat guna. para calon imam. calon imam dan dalam hal 4 Semakin banyak 4 Adanya religius. pendampingan. pembaruhan awam non religius kurikulum sesuai yang turut serta tuntutan jaman dalam pembinaan dilakukan secara para calon imam periodik dan religius. 1 Para calon imam semakin memperoleh pendidikan teoritis dan praktis untuk memahami kompleksitas Gereja dan masyarakat.
Rencana Induk KAS 2016-2035 109
ROAD MAP I: 20162020
C.III.2. Pembinaan Awam
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Meningkatnya 1 Meningkatnya pendidikan dan pelatihanpelatihanpelatihan leadership bagi pelatihan dibidang pastoral para pemuka internal Gereja. jemaat.
1 Meningkatnya 1 Meningkatnya pembinaan dan pelatihanpelatihan untuk pelatihan untuk menemukan carabekerja sama cara baru dalam dengan berbagai unsur masyarakat pembangunan untuk masyakarat. menyelesaikan persoalanpersoalan masyarakat.
2 Meningkatnya 2 Meningkatnya pelatihanjumlah pemimpin pelatihan awam bagi paguyuban dalam di masyarakat keterlibatan dan Gereja. social, politik, dan kebudayaan. 3 Meningkatnya pelatihanpelatihan leadhership untuk PIR-OMKDewasa. 4 Meningkatnya pelatihanpelatihan dalam pengolahan kepribadian. 5 Tersedianya pedoman dasar pendidikan iman bagi umat dalam semua jenjang untuk mempersiapkan umat bagi tugas internal Gereja dan masyarakat.
2 Meningkatnya 2 Meningkatnya jumlah lembaga kerja sama baru untuk pelatihan antara pembangunan pihak Gereja dan masyarakat. masyarakat.
110 Rencana Induk KAS 2016-2035
C .III.2 .1 . P e m b in a a n K e lu a rg a
ROAD MAP I: 20162020
ROAD MAP II: 2021-2025
A d a m o d ul p e m b ina a n b e rje nja ng b a g i p a s a ng a n sua m i is te ri untuk m e m b a ng un k e ta ha na n k e lua rg a d a la m a s p e k fi sik , s o c ia l, d a n p s ik o lo g is ). M a k in b a nya k p a s a ng a n sua m i is te ri ya ng m e nd a p a t p e m b ina a n b e rje nja ng untuk m e m b a nug un k e ta ha na n k e lua rg a ya ng m e nya ng k ut s e luruh a s p e k .
1
S e m a k in b a nya k p a s a ng a n s ua m i is te ri ya ng a k ti f m e m b a ng un k e ta ha na n k e lua rg a d a la m s e luruh a s k p e k nya .
1
J um la h p a s a ng a n 1 s ua m i is te ri ya ng b a ng g a d a n b e rs yuk ur a ta s k e ta ha na n k e lua rg a m e re k a m a in m e ing k a t.
S e b a g ia n b e s a r p a s a ng a n s ua m i is te ri p ro a k tif m e nja d i c o nto h k e ta ha na n k e lua rg a d a la m s e luruh a s p e k b a g i k e lua rg a d i s e k ita rnya ,
2
2
2 J um la h k e lua rg a ya ng m e nja lin k e rja s a m a d a n b e rje nja ng linta s im a n, linta s b ud a ya , linta s s e k to ra l d a la m m e m b e la ha k a s a s i hid up a na k m a k in m e ning k a t.
M e ni ng k a tnya jum la h ke lua rg a ya ng m e nja d i rujuk a n m a sya ra k a t d a la m p e ng ho rm a ta n te rha d a p p e m e nuha n ha k a s a s i a na k .
3
S e m a k in b a nya k o ra ng tua b e rta ng g ung ja wa b m e ng us a ha k a n te rp e nuhinya k e b utuha n a s a s i hid up a na k .
3
M a k in te rb uka nya a s e s ib ilita s b a g i k e lua rg a untuk m e nd a p a t info rm a s i te nta ng p ro g ra m -p ro g ra m k e s e ja hte ra a n ya ng d ita w a rk a n o le h i ns ta ns iins ta ns i ya ng a d a dem i te rp e nuhinya k e b utuha n a s a s i hid up a na k . S e m a k in b a nya k k e lua rg a ya ng sadar akan id e nti ta s nya s e b a g a i G e re ja m ini, se k o la h m ini, d a n s e m ina r dasar bagi p e rtum b uha n im a n d a n p a ng g ila n a na k .
3
3
S e b a g ia n b e s a r k e lua rg a m e nja d i p e la k u uta m a d a n ujung to m b a k p e wa rta a n k a b a r s uk a c ita d a la m m a sya ra k a t.
4
A d a nya g e ra k a n b e rs a m a p e w a ris a n nila inila i k ris ti a ni k e p a d a a na k d a la m k e ua rg a . M e ning k a tnya jum la h k e lua rg a ya ng k re a ti f m e nc ip ta ka n tra d is i k e lua rg a k a to lik . M e ning k a tnya jum la h C ris is C e n te rs d i wila ya h ke rja K A S dan b e rk e m b a ng nya d a la m jum la h d a n m utunya s e tia p ta hun.
4
Tum b uhnya k e rja s a m a a nta r C ris is C e n te rs d i w ila ya h ke rja K A S d e ng a n C ris is C e n te rs la innya .
4
S e m a k in b a nya k a ng g o ta te rm a s uk k a um m ud a d a la m k e lua rg a ya ng te rlib a t m e ng hid up k a n d a n m e m b e ri w a rna p e m b a ng una n hid up g e re ja d i P a ro k i d a n K e usk up a n. B e rk e m b a ng nya k e rja s a m a a nta ra b e rb a g a i C ris is C e n te rs d e ng a n le m b a g a la in untuk m e ning k a tka n k e m a nd iria n d a n p ro fe s io na lis m e p e la ya na n.
4
B e rk e m b a ng nya k e rja s a m a a nta r C ris is C e n te rs d e ng a n C ris is C e n te rs d a n ins titus i la in d a la m ra ng k a m e ni ng k a tk a n s a ling b e la ja r d a n p ro fe s io na lita s nya .
1
2
5
6
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
Rencana Induk KAS 2016-2035 111
ROAD MAP I: 20162020
1 Meningkatnya C.III.2.2. jumlah berbagai Pembinaan event dalam Anak, komunitas gereja Remaja, maupun dan OMK masyarakat yang diorganisir OMK setiap tahun di setiap parioki.
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Semakin banyak 1 Meningkatnya 1 Sebagian besar anak, remaja, dan jumlah anak, anak, remaja, dan OMK yang remaja, dan OMK OMK dengan mendapat yang menjadi sukacita terlibat pembinaan iman pendamping aktif dalam dan moral yang pembinaan iman gerakan terstruktur, dan moral yang kemasyarakatan. terintegrasi, terus menerus tersistematisasi, bagi diri sendiri dan terukur dan sesama bertambah. anak, remaja. dan OMK.
2 Meningkatnya jumlah kegiatan pembinaan iman dan moral untuk anak, remaja, OMK yang terstruktur, terintegrasi, tersistematisasi.
2 Makin banyak OMK terlibat dalam berbagai kegiatan di masyarakat sesuai minat dan kemampuannya.
1 Makin banyak C.III.2.3. perempuan yang Pemberday sadar akan aan martabat dan Perempuan tanggung jawabnya sesuai status hidup.
1 Makin banyak perempuan yang menjadikan keluarganya cerminan kerahiman Allah.
2 Makin banyak OMK terlibat dalam berbagai jenis kegiatan lintas iman.
1 Makin banyak perempuan yang tampil sebagai pelopor dalam pengembangan habitus dalam Gereja. 2 Makin banyak 2 Makin banyak perempuan perempuan menjadi aktor menjadi pelopor dalam berbagai berbagai kegiatan usaha di kegiatan di masyarakat. masyarakat umum.
112 Rencana Induk KAS 2016-2035
2 Makin banyak OMK menjadi penggerak berbagai kegiatan di masyarakat dan kegiatan lintas iman maupun kegiatan sosial politik. 1 Makin banyak perempuan yang menjadi pelopor dalam pengembangan masyarakat yang adil gender. 2 Makin banyak perempuan menjadi penggerak dan pelopor dalam bidang kehidupan publik/politik.
ROAD MAP I: 20162020
ROAD MAP II: 2021-2025
C.III.2.4. 1 Terbangunnya 1 Ada pertemuan relasi intesif dan antar aktivis Pembinaan kerja sama yang minimal setahun Aktivis efektif antar sekali di setiap aktivis di setiap Kevikepan untuk wilayah atau meningkatkan sektor kegiatan kapasitas refleksi untuk dan aktiitas meningkatkan mereka bagi sinergi dan masyarakat luas. dampak karya mereka.
C.III.3. Pembinaan Hidup Bakti
1 Meningkatnya 1 Meningkatnya pendidikan dan pendidikan bina pelatihan anggota lanjut para tarekat dalam hal anggota tarekat pastoral KAS. dengan melibatkan kerjasama antar tarekat. 2 Meningkatnya 2 Meningkatnya pendidikan bina pendidikan dan lanjut dalam kerja pelatihan dengan sama dengan mencari titik temu bidang sejenis di antara kharisma masyarakat dan gerak KAS
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Kerja sama antar 1 Kerja sama antar negara di antara aktivis tingkat para aktivis nasional dan terbangun efektif regional pada tingkat terbangun efektif individu dan untuk institusi secara meningkatkan lebih pengaruh dan berkesinambunga dampak karya di n masyarakat. memperjuangkan hidup bersama yang lebih nyaman bagi semua orang. 1 Meningkatnya 1 Meningkatnya pendidikan pembinaan anggota tarekat anggota tarekat dengan khususnya bagi meningkatkan mereka yang kerja sama terlibat dalam dengan KAS. usaha pembangunan 2 Meningkatkan masyarakat yang pendidikan adil. anggota tarekat yang berorientasi pada penyelesaian masyarakat yang mendesak.
Rencana Induk KAS 2016-2035 113
ROAD MAP I: 20162020
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
C.IV. Bidang Pelayanan C.IV.1. Liturgi 1 Perayaan iman C.IV.1.1. 1 Perayaan yang yang terbuka memperdalam Ibadat dan terhadap kekayaan iman Devosi ekumenisme dan dengan inovasi mengajak orang berbagai model lain ikut terlibat di tradisi doa katolik dalamnya. (Taizee, Karismatik, Terbangan/Slawat an) dan membangkitkan makna spiritual serta memberi inspirasi bagi hidup sehari-hari. C.IV.1.2. Tempat Ziarah
1 Makin banyaknya bentuk-bentuk doa yang dilakukan oleh pengelola ziarah.
1 Perayaan yang 1 Berkembangnya lebih jejaring perayaan mistik/kerigmatik, iman lintas gereja menyuburkan dan lintas agama devosi dan yang yang menyatukan bisa dan menggerakkan memperhatikan semua umat aktif nilai-nilai universal dalam dan pemberdayaan menumbuhkan KLMTD, dalam aneka macam pelestarian jejaring lingkungan dan kehidupan. inkulturasi budaya setempat. 1 Berkembangnya 1 Makin banyaknya 1 Makin banyak jejaring tempat perayaan iman berbagai bentuk ziarah lintas iman yang dilakukan devosi yang dan lintas agama secara bersama menggerakkan dengan umat umat untuk berbasis nilai-nilai kristiani lainnya melakukan tindak universal yang yang dilola lanjut sesuai menumbuhkan secara tantangan berbagai ide profesional. setempat, jaringan kerja khususnya terkait lainnya dengan KLMTD, digerakkan oleh pelestarian para pengelola lingkungan dan tempat ziarah. budaya setempat.
2 Makin banyaknya 2 Makin banyak tempat ziarah anggota asosiasi yang pengelola tempat menyelenggaraka ziarah yang n program melakukan pendalaman diversifikasi iman, pelayanan bagi pengunjung dan pengharapan, dan didukung oleh kasih yang pemda setempat terprogram sehingga mampu secara sistematik lebih sesuai Rencana berkelanjutan Induk yang mereka miliki dan Master Plan Pemerintah.
114 Rencana Induk KAS 2016-2035
2 Berkembangnya 2 Adanya kerja sama kepastian semua internasional tempat ziarah antar tempat telah ziarah dengan memperbarui Master Plan tetap mempertahankan yang dimiliki kekhasan masingsehingga masing. memastikan keberlangsungan tempat ziarah dengan mendengarkan aspirasi umat peziarah.
ROAD MAP I: 20162020 C .IV .2 . P e w a rtaa n d an E v an ge lis a si: M e dia M a sa
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 M akin ba nyak 1 A da nya be rb ag ai 1 Ters ed ia p ewarta an yang p rog ra m , b erb a ga i d iwujudkan instrum e n da n p ed om a n m on itori ng serta m elalui d ia log p ewarta an yang d ialog d an d ijalanka n se ca ra e valuasi ke g iatan ke saksia n hid up inkultura tif, efektif, p ewarta an yang yang p enuh se d erha na , d ike m ba ng ka n syukur, ceria da n m enarik, m ud ah te rk ait sektorm engha dirka n d ipa ha m i, da n sektor hidup um a t ka rya nyata yang m engg e rakka n sep erti b erm a nfaa t b ag i um a t m a kin p erb uruhan, se m ua o ra ng . b ers em a ng a t p ari wisa ta , b erb a gi. m ig ra n, se suai tuntuta n jam a n. 2 Ters ed ia nya 2 Ters ed ia nya 2 B erke m ba ng nya b erb a ga i a lat b erb a ga i m ed ia p ub lik da n p rom o si yang instrum e n se rta m ed ia sosial yang b erk ua litas d an up a ya m on ito ri ng e fektif d an inovatif e fektif te nta ng d an evalua si b ag i p ewa rta an nilai-nilai injili d an pe layana n untuk m e m astikan b ag i d unia m ed ia Gereja. se m ua rua ng yang d ib ua t o leh ke hidupa n Gereja m enjadi m ed an p ewarta an Injil se cara inte ns d enga n m em a nfaa tka n a ne ka m ed ia p ewarta an yang se sua i d enga n tren.
1 M akin na m pa k ha sil dan d am pa k pe wartaa n yang be rwujud ke sa ksia n hid up injil sep e rti pe ng e lolaa n lemb ag a se ca ra tra nspa ra n da n akunta be l dan dilakukan d alam ke rja sam a jaringa n de ng an se m ua p iha k. 2 A d a nya do kum enta si, re fleksi d an upa ya lebih lanjut dia log Gere ja d enga n m ed ia da lam m em p rom o sika n buda ya kasih ke pa d a m asyara ka t.
3 Terd a pa t 3 M akin b anyak 3 Ters ed ia uma t m e njad i b erb a ga i b entuk b erb a ga i b entuk rujuka n ketelad an p elatihan, p elatihan, hidup jujur, rukun ke lom po k, ke lom po k, p ag uyub an p ag uyub an d an be rb a ga i nilai fo rm asio im a n fo rm asio im a n kehidup an da lam um a t d i b e rba g ai yang m asyara ka t. se ktor te rutam a m eneka nkan se ktor p endid ikan p engharga an yang e ksploratif, te rhad ap krea tif, inte gral ke hidupa n da n d an ko m unikatif. ke utuhan lingkung an. 4 P ewa rta an m engg a ira hkan d enga n m engg una ka n a lat ko m unikasi sosial de nga n b ahasa sed erha na d an m ud ah d im enge rti, serta m ence rd aska n uma t.
3 W arga d ifa silita si m encip ta ka n tinda k lanjut yang m em b eri m anfa at ba gi warga ka to lik m aupun wa rg a lain untuk m encip ta ka n bo nu m co m m un ae .
4 Te rd ap a t be rb ag a i b entuk pe latihan, pe nd a mp inga n, pa guyub an fo rm asio im a n Gere ja yang m enghasilkan priba d i yang be rg em b ira , se jahte ra d an re la be rb ag i.
Rencana Induk KAS 2016-2035 115
ROAD MAP I: 20162020
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
C.IV.3.
C.IV.3.1. Lembaga Kesehatan (Rumah Sakit, Poliklinik)
1 Tiada lembaga 1 Makin banyak kesehatan katolik lembaga yang menolak kesehatan yang warga KLMTD. menjalankan pendidikan pola hidup sehat holistik.
1 Adanya konsep 1 Adanya lembaga strategi yang advokasi teruji dalam kesehatan yang menghadapi efektif membela upaya korban layanan komersialisasi kesehatan yang obat, alat paling lemah. kesehatan dan pelayanan. 2 Memastikan 2 Adanya kosep 2 Makin banyak terpenuhinya strategi yang kerjasama antara kebutuhan tenaga teruji dan institusi lembaga kesehatan yang yang tangguh kesehatan katolik profesional dan dalam sistim (PERDHAKI) dan pemerintah (dinas dedikatif di pelayanan yang kesehatan, BPJS, semua tingkatan dapat mencegah KIS) demi di wilayah KAS. terjadinya optimalisasi kerugian yang layanan tidak perlu pada kesehatan, pihak pengguna terutama bagi jasa. KLMTD.
3 Makin banyak 3 Makin banyak kerja sama yang lembaga mampu pelayanan khusus meningkatkan untuk umat yang mutu pelayanan menderita kesehatan dan kelemahan kejiwaan. daya saingnya. 4 Memperbanyak 4 Meningkatnya tenaga medis publikasi tentang yang terdidik dan etika medis terlatih dalam Kristiani yang melayani sesuai terencana dan prinsip-prinsip teratur lewat etika Kristiani. media publik baik 5 Meningkatnya cetak maupun promosi terhadap elektronik. gerakan pro-life (eutanasia, aborsi, bunuh, diri.)
116 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 20162020
ROAD MAP II: 2021-2025
C.IV.3.2. 1 Adanya pedoman 1 Semakin banyak sekolah yang sistem Lembaga menjadi pengelolaan Pendidikan kebanggaan pendidikan yang masyarakat terencana, sekitar karena terstruktur, proses terintegrasi dan pendidikan dan terukur di wilayah kualitas KAS. alumninya.
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Makin banyak 1 Makin banyak alumni lembaga sekolah Katolik yang memenuhi pendidikan katolik kriteria KAS memiliki posisi sebagai lembaga strategis di pendidikan yang berbagai institusi mewujudkan citapublik. cita pendidikan manusia seutuhnya.
2 Meningkatnya 2 Semakin banyak 2 Bertambahnya jumlah institusi jumlah kegiatan sekolah yang pengelola kerja sama antar lulusannya pendidikan yang lembaga menjadi civic innovators memiliki sistem pendidikan yang terrencana, katolik untuk (warga negara terstruktur, peningkatan yang sadar hak terintegrasi dan kompetensi guru dan kewajiban terukur serta dan daya saing serta inovatif). berkoordinasi serta peningkatan dengan KAS. kualitas subyek 3 Adanya pedoman 3 Makin banyak belajar. pastoral sekolah yang pendidikan KAS membangun yang memastikan sistim kerja yang pengelolaan selalu mengikuti pendidikan perkembangan dilakukan secara jaman. terencana, terstruktur, terintegrasi dan terukur. 4 Makin banyak 4 Bertambahnya sekolah inklusif jumlah institusi yang matang pendidikan di dalam KAS yang merencanakan memiliki dan mampu keunggulan melayani sesuai karena kekhasan standard mutu yang dimilikinya. yang 5 Tersedianya berkesinambunga konsep filosofi n. pendidikan di wilayah KAS dilengkapi pedoman operasionalnya. 6 Makin banyaknya sekolah inklusi di wilayah KAS.
2 Makin banyak alumni yang memberi dukungan dana bagi kelanjutan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan.
3 Makin banyak kegiatan kerja sama antar lembaga pendidikan di tingkat internasional dan mencegah penurunan kwalitas pendidikan akibat dari kompetisi.
Rencana Induk KAS 2016-2035 117
ROAD MAP I: 20162020
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
C.IV.3.3. 1 Meningkatnya 1 Meningkatnya 1 Adanya beberapa 1 Pelayanan kelompok KLMTD jumlah anggota karitatif makin dana publik yang Lembaga berkembang dan gerakan umat meluas bermutu diterima untuk Karitatif makin kuat, makin dalam pelayanan demi pemberdayaan dan meluas dan karitatif, dan meningkatnya KLMTD dan pemberday menggerakkan membangun kesejahteraan dilakukan dalam aan (YSS, masyarakat kerjasama yang masyarakat dan kerja sama lintas SSV, dengan jejaring. luas bagi warga KLMTD iman. KarinaKAS, kemajuan dalam koordinasi LPUBTN) KLMTD. yang memberdayakan.
2 Meningkatnya 2 Makin banyak jumlah partner jenis pelayanan dan jenis program pelayanan ER kebencanaan: dan program ER, DRR, dan DRR antar pemberdayaan Dioses dan antar lembaga pelayanan karitatif propinsi. di semua sektor yg dilengkapi dengan penguatan jaringan para korban bencana di seluruh wilayah KAS.
2 Meningkatnya jumlah kegiatan dan mutu hasil kerja jaringan DRR.
2 Meningkatnya jumlah kegiatan dan mutu hasil kerja jaringan kerja DRR tingkat regional dan internasional.
3 Menurunnya 3 Adanya beberapa 3 Menguatnya 3 Meningkatnya jumlah kurban lembagakerjas ama antara jumlah kegiatan dampak bencana lembaga LPSM dengan dan mutu hasil sebagai akibat pemberdayaan aktivis dan kerja jaringan optimalisasi masyarakat yang berbagai civic warga korban innovators pencegahan. telah difasilitasi bencana tingkat nasional. KAS menjadi (warga negara 4 Menurunnya 4 Meningkatnya lebih unggul kreatif, kritis jumlah kurban jumlah dana sesuai kriteria terhadap dampak bencana solidaritas antar yang kehidupan sebagai akibat Diosis tingkat menghasilkan bernegara) demi optimalisasi regional dan manfaat bagi menguatnya bonum pencegahan. internasional anggota dan commune. untuk warga masyarakat di kurban bencana. sekitarnya. 5 Meningkatnya jumlah dana solidaritas antar Diosis untuk kurban bencana.
118 Rencana Induk KAS 2016-2035
5 Meningkatnya jumlah kegiatan dan jumlah institusi yang terlibat dalam
ROAD MAP I: 20162020
C.IV.3.4. Kerasulan Budaya dan Olah Raga
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Makin kokoh 1 Meningkatnya 1 Makin banyaknya 1 Makin banyak kebiasaan yang jumlah upaya dan upaya dan hasil prestasi dicapai ditumbuhkan jumlah saranaperwujudan kerja dalam cabangdalam menyikapi prasarana sama lintas cabang seni, aneka kebudayaan lokal kelompok budaya, olah permasalahan dan olah raga masyarakat raga yang dapat yang ada di hasil kerjasama dalam mengangkat masyarakat umat Katolik dan memajukan martabat dengan cara-cara masyarakat budaya dan olah manusia inovatif berbasis dalam rangka raga untuk memperkuat kerasulan budaya revitalisasi membangun persaudaraan dan olah raga kearifan lokal solidaritas warga yang sejati dan sebagai solusi sebagai tanda demi terciptanya saling hidup bersama persaudaraan hidup bersama menghormati. sejati. yang lebih baik. yang lebih baik. 2 Terselenggaranya 2 Adanya data 2 Terlibatnya para 2 Gereja memperjuangkan terkini tentang ahli budaya pertemuan ahli agar pemerintah bangunan jagar dalam inkulturasi dan aktivis melakukan upaya kebudayaan budaya yang perlu gereja: liturgi, tata pengadaan dan minimal setahun dilestarikan. ruang bangunan pengelolaan sekali di setiap fisik, sarana fasilitas publik wilayah tertentu. prasarana fisik yang vital: dll. makam, sampah 3 Tumbuhnya usaha- 3 Terlibatnya para industri dan 3 Terbentuknya rumah tangga, sanggar-sanggar cendekiawan usaha ekonomi pengelolaan budaya di wilayahKatolik dalam kreatif limbah cair mengembangkan masyarakat di wilayah tertentu. maupun padat, inkulturasi sekitar lokasi 4 Adanya data dan dan fasilitas Gereja. cagar budaya. informasi tentang publik sejenisnya. kegiatan-kegiatan kebudayaan yang sudah diselenggarakan oleh masyarakat dan yang dilakukan oleh pemerintah.
Rencana Induk KAS 2016-2035 119
ROAD MAP I: 20162020
C.IV.3.5. Narkoba dan Miras
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
1 Berkurangnya 1 Makin banyak kurban orang dan penyalahgunaan keluarga yang narkoba, miras paham, sadar dan dan segala jenis menjaga diri dari penyakit bahaya narkoba, masyarakat miras dan segala lainnya. jenis penyakit masyarakat yang mereka hadapi.
1 Terciptanya lingkungan yang kondusif untuk pemulihan pencandu narkoba yang sudah direhabilitasi.
1 Muncul gerakan umat melawan kejahatan sosial dengan mengandalkan moral sosial yang diterangi oleh injil dan iman.
2 Meningkatnya 2 Makin optimal jumlah institusi dan profesional lembaga yang dan komisi tingkat menanggani keuskupan yang rehabilitasi menangani dan narkoba. mencegah kurban narkoba, miras dan segala jenisnya.
2 Meningkatnya layanan pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran narkoba melalui aneka macam media dan kegiatan. 3 Dirintis pos-pos konsultatif di tingkat paroki.
2 Munculnya kesadaran gaya hidup bebas narkoba dari seluruh warga masyarakat.
3 Terjalinnya 3 Makin tingginya kerjasama peran advokasi terpadu antara dalam mendukung keluarga, sekolah, tegaknya rumah sakit penegakan katolik, tempathukum terhadap tempat produsen dan rehabilitasi pengedar (swasta dan pemerintah, narkoba. diantaranya BNN, 4 Meningkatnya BNNP, BNNK). akses jaringan layanan dan pemerhati rehabilitasi narkoba.
120 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP IV: 2031-2035
3 Terbangunnya layanan holistik (kesehatan, moral, psikologi, iman, sosial) terhadap korban narkoba.
ROAD MAP I: 20162020
C .IV .3.6 JP IC (Justice, P eace, and Integrity C reation )
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
1 M akin b anyak kasus-kasus HA M, keadilan dan perdam aian (konflik) dan dem okrasi, pelestarian lingkungan dll. yang ditangani oleh JP IC .
1 M akin banyaknya 1 M akin banyak berbagai jenis elemen upaya dan kerja pengetahuan sam a serta lokal yang jaringan kerja digunakan untuk yang efektif antar penanganan institusi ya ng kasus-kasus m enangani keadilan, HA M, dem okrasi, m asalah keadilan, perdamaian, konflik yang ada HA M, dan di Indonesia. dem okrasi di berbagai tingkatan: lokal hingga internasional.
2 M akin b anyak kasus pelayanan m igran, kasuskasus pengungsi dan kurban trafficking yang ditangani setiap tahun oleh JP IC .
2 M eningkatnya kecepatan pelayanan calon atau kurban dari sektor migran, pengungsi dan trafficking baik di daerah asal m aupun tujuan.
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 M akin banyak pelayanan yang dapat diberikan di setiap kevikepan te rakit dengan isu HA M, demo krasi, konflik sesuai dengan kekhasan daerah m asingm asing.
2 M eningkatnya 2 M eningkatnya kecepatan kecepatan pelayanan calon pelayanan calon atau kurban dari atau kurban dari sektor m igran, sektor m igran, pengungsi dan pengungsi dan trafficking baik di trafficking baik di daerah asal daerah asal m aupun tujuan di m aupun tujuan di tingkat lokal, tingkat lokal, regional dan regional dan internasional internasional berkat berkat m eningkatnya penggunaan kerja sama antar te knologi mutakhir lembaga yang digunakan pengelola masingpengelola m asingm asing sektor. m asing sektor.
3 M akin b anyaknya 3 M enurunnya 3 M enurunnya 3 M enurunnya upayatingkat kerusakan tingkat kerusakan tingkat kerusakan upaya/kelompoklingkungan hidup: lingkungan hidup: lingkungan hidup: kelompok pe duli alam, air, udara, alam, air, udara, alam , air, udara, lingkungan, peduli berkat banyaknya berkat banyaknya berkat banyaknya air dan udara, gerakan jenis teknologi jenis teknologi kelompok m asyarakat untuk m utakhir yang ramah lingkungan perubahan iklim dan digunakannya perbaikan digunakan. dll. ya ng ditangani energi terbarukan. lingkungan hidup. oleh warga gereja. 4 A d anya 4 A danya media 4 A da M OU/ kerja 4 A da pernyataan d i promosi (poster, sam a antara program /kegiatan m edia publik stiker, dll.) berisi JP IC dengan khusus yang bahwa JP IC pesan intitusi lain untuk te rencana dan m enolak hukum an penyadaran m enyua rakan hak te rstruktur m ati. kepada hidup. dilakukan lintas m asyarakat institusi untuk bahwa hukuman m emperbaiki m ati tidak sesuai proses peradilan dengan kehend ak agar le bih A llah. transparan dan adil.
Rencana Induk KAS 2016-2035 121
ROAD MAP I: 20162020
C.IV.4. Paguyuban dan Persaudaraa n (Ekumene & Dialog antar agama lain)
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Makin populernya 1 Makin banyak 1 Adanya program 1 Makin banyak budaya kasih usaha dan kerja usaha dan contoh yang dimonitor yang sama berhasil dalam dan dievaluasi dikembangkan mengembangkan membangun dengan baik berdasar isu-isu komunitas persaudaraan terkait spesifik daerah pengharapan sejati lintas iman pembangunan (menghormati, di berbagai komunitas lintas dan bisa bertahan menyapa, tingkat. iman berangkat mandiri secara merangkul, dari tingkat berkelanjutan. memberi lingkungan harapan) melalui berkembang ke pendidikan tingkat lainnya perdamaian dan sesuai kebutuhan manajemen yang ada. konflik. 2 Gereja menjadi 2 Makin banyak 2 Makin banyak 2 Makin banyak inspirasi dan contoh sukses paroki yang contoh kerjasama memfasilitasi berkembangnya menghadirkan efektif antara berbagai gerakan komunitas persaudaraan warga katolik masyarakat yang pengharapan yang sejati dengan warga menghadirkan yang lintas batas dengan programberiman lainnya di masyarakat yang dan terstruktur program khusus berbagai humanis/bermarta hingga dan berkembang tingkatan warga bat. keberbagai secara masyarakat. daerah. berkelanjutan.
122 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 20162020
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
C.V. Tata Kelola Pastoral 1 Pelayanan C.V.1. 1 Setiap unit 1 Adanya ketertiban 1 Semua jenis pelayanan pastoral kreatif, pelayanan semua jenis Manajemen pastoral inspiratif, pastoral mampu administrasi, Pastoral: terencana, partisipatif, dan berdikari dan sistem Pedomanterukur, tepat, tanggap jaman terintegrasi di dokumentasi dan Pedoman seoptimal dan tingkat KAS. pengarsipan di Pastoral & seefektifsetiap paroki dan Administrasi lembaga karya seefisien mungkin KAS secara rapi, dengan aman dan efisien. memanfaatkan teknologi informasi dilandasi semangat murah hati. 2 Birokrasi berciri 2 Pemanfaatan alat- 2 Optimalisasi 2 Tersedianya fugsional dan alat penyusunan penggunaan Pedoman tertata sejalan program teknologi dalam (Standardized operating dengan fungsi pelayanan pelayanan Procedures kehadiran Gereja. pastoral di semua pastoral dengan jenis lembaga SDM yang [SOP])) sebagai karya pastoral kompeten dan rujukan pokok KAS dijalankan dedikatif. tentang secara efektif, 3 Adanya RIKAS 3 Adanya pemahaman, terbarukan, dan pelaksanaan implementasi, baru 2036 - 2055 kontekstual. evaluasi dan evaluasi terhadap dan makin banyak perbaikan yang RIKAS agar pengalaman diperlukan secara sesuai dengan pelayanan periodik. perkembangan pastoral yang jaman. efektif dimanfaatkan 4 Pemantapan dan dioses lain. penyempurnaan sistem pembuatan program searah dengan RIKAS. 5 Setiap unit pelayanan karya pastoral mampu mengembangkan dan menyesuaikan diri sehingga mampu menjawab tantangan jaman.
Rencana Induk KAS 2016-2035 123
ROAD MAP I: 20162020
C.V.2. Penguatan Institusi
C.V.3. Administrasi Pastoral
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Tersedianya 1 Tersedianya 1 Semua lembaga 1 Institusi pelayanan program kerja pastoral KAS sistem pelayanan yang terstruktur, lebih mandiri dan perencanaan dan pastoral di KAS tersistematisasi, mengakomodasi penjaminan mutu berfungsi secara terukur, dan berbagai potensi, SDM di bidang efektif, effisien, berkelanjutan kharisma dan pastoral termasuk mandiri dan minat dari individu serta awam dan imam berkesinambung maupun mengatisipasi (klerus) demi an, didukung oleh institusi/kelompok seminimal ketersediaan tenaga-tenaga yang ada di KAS. mungkin semua tenaga pastoral yang resiko. yang cukup di bersemangat 2 Pemutakhiran KAS. murah hati. perangkatperangkat pelayanan pastoral sesuai tuntutan RIKAS. 3 Adanya penguatan lembagalembaga gerejawi kearah kemandirian dan saling bekerja sama sesuai standar KAS. 1 Membudayakan 1 Mempergunakan 1 Digitalisasi arsip, 1 Sistem dokumentasi, dan tertib administrasi kemajuan administrasi online yang pemantapan pastoral: teknologi sistem pencatatan mudah diakses informatika untuk administrasi peristiwa dan sekaligus dijaga menjalankan dilakukan secara pelayanan proses kerahasiaan dan efektif, efisien, pastoral, pengadministrasi keamanannya. dan mengarah ke pengarsipan, dan an yang baik, pembuatan pendokumentasia cepat, dan mudah pengetahuan n yang rapi, dipakai sebagai baru (knowledge aman, dan efisien pendukung sector ) untuk pelayanan. kemanfaatan institusi lain sejenis.
124 Rencana Induk KAS 2016-2035
C.V.4. Pengembang an Wilayah
ROAD MAP I: 20162020
ROAD MAP II: 2021-2025
1 Semua paroki mengelola pelayanan pastoral secara bertanggung jawab dan mengutamakan mutu pelayanan kepada umat dengan mempertimbangk an kebijakan kewilayahan yang efektif.
1 Optimalisasi fungsi kevikepan untuk pelayanan pastoral.
C.V.5. Lemba 1 Semua Paroki di KAS melakukan ga Pelayanan pelayanan (DKP, Dewan pastoral sesuai Paroki) kebijakan RIKAS dan kekhasan masing-masing Paroki serta berdasarkan data obyektif yang mutakhir. 2 Semua Dewan Paroki memiliki perencanaan program strategis minimal untuk periode 5 tahun kedepan dengan merujuk pada RIKAS dan disusun melibatkan berbagai wakil umat. 3 Berbagai kelompok kategorial dalam paroki makin berperan dan memberi sumbangan bagi karya pastoral.
ROAD MAP III: 2026-2030
1 Dibentuknya 1 Perda RTRW paroki-paroki (Rencana Tata kategorial sesuai Ruang Wilayah perkembangan Propinsi & wilayah. Kabupaten/Kota) dan RDTRK 2 Pengembangan (Rencana Detil paroki dengan Tata Ruang memperhatikan Kabupaten/Kota) situasi khusus dipakai sebagai terutama rujukan kebijakan munculnya Rumah pengembangan Susun dan wilayah Kondominium. pelayanan pastoral.
2 Makin berkembangnya berbagai pusat pelayanan pastoral berbasis karakter kewilayahan Optimalisasi fungsi kevikepan untuk pelayanan pastoral. Makin berkembangnya berbagai pusat pelayanan pastoral berbasis karakter kewilayahan. 1 Adanya dokumen 1 Program kerja paroki tertata program dan baik didukung pelayanan tata kelola pastoral paroki keuangan yang yang transparan dan mengintegrasikan akuntabel. kebijakan RIKAS dengan spiritualitas pelindung paroki dan atau kharisma tarekat. 2 Semua Dewan 2 Terbangunnya paroki memiliki komunikasi dan perencaan kerja sama yang strategis jangka efektif serta panjang minimal efisien antar 15 tahun kedepan berbagai Tim dengan merujuk Kerja. pada RIKAS yang disusun melibatkan berbagai wakil umat.
3 Adanya programprogram pastoral khususnya dalam sektor sosialekonomi yang didukung oleh berbagai kajian.
ROAD MAP IV: 2031-2035
3 Partisipasi umat ditingkatkan dan terwujud dalam berbagai bentuk.
1 Makin banyak umat terlibat dalam berbagai tahapan dan jenis pelayanan publik demi kesejahteraan masyarakat.
2 Makin banyak umat, baik individu maupun kelompok, aktif dalam pengawalan pelayanan publik paling tidak dalam sektor legislasi, kesehatan, pendidikan, ekonomi dan pelayanan publik. 3 Dewan Paroki memiliki jaringan lintas iman demi tercapainya dialog dan harmoni dalam hidup bersama.
Rencana Induk KAS 2016-2035 125
ROAD MAP I: 20162020
C .V I. S aran a Prasaran a (Aset) C .V I.1. 1 Inventarisasi dan kepastian atas Gedu n g d an legaliltas T an ah kepemilikan.
2 Inventarisasi aset yang belum termanfaatkan.
ROAD MAP II: 2021-2025
1 A da sistem jejaring pengaman sosial yang juga bermanfaat untuk memperluas persaudara an sejati dengan semua tetangga, pamong, dan aktivis sosial kemasyara katan di sekitar gereja dan bangunan pastoral.
3 Memperbarui IMB bilamana ada perubahan bangunan.
4 S emua aset bangunan gedung, sudah selesai sertifikasi tanah dan IMB sebelum 2020 . 5 K AS menerb itkan pedoman pokok terkait dengan pembangunan gedung Gere ja dan pemelihara anya .
126 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
1 Adanya Gedung 1 A danya sistem Gere ja pada penggunaan aset tahun 2035 yang gere ja yang dapat dapat memberi mencitra kan manfaat bagi sebagai masyara kat banguna n yang sekitar sejauh kesederhanaan, tidak mere duksi fungsional dan fungsi bangunan kultura l di tengah dan memberi tantangan dampak negatif. modernisasi high 2 Tersedianya rise building ruang publik yang (semacam cagar dapat budaya yang dimanfaatkan fungsional dan masyara kat dinamis), demi sekitar terutama mewujudkan bagi anak-anak Gere ja sebagai dan remaja PGP M dan sebagai tempat menjadi sarana bermain, sejalan pastoral yang dengan upaya efektif di tengah menambah ruang masyara kat dan terb uka hijau bangsa dalam (RTH) P erkotaan. mengembangkan bonum 3 S emua lahan com m une. kosong sudah harus dipakai untuk hal-hal yang edukatif dan produktif, dimana untuk lahan tanah yang berada di wilayah pengaira n teknis yang baik, agar tetap dimanfaatkan untuk pertanian maupun setidaknya labora torium pertanian. 4 A danya sebagian aset milik Gereja/paroki yang dapat dipakai untuk pelayanan publik, yaitu dengan memberikan layanan tempat pertemuan kepada masyara kat umum di sekitar yang mirip pemanfaatan gedung serba
ROAD MAP I: 20162020
ROAD MAP II: 2021-2025
ROAD MAP III: 2026-2030
ROAD MAP IV: 2031-2035
C.VI.3. Peralatan/ Piranti Pastoral
1 Ada monev 1 Standarisasi penggunaan peralatan/ prianti peralatan/piranti pastoral yang pastoral berorientasi pada terintegrasi asas manfaat. dengan monev paroki. 2 Ada inventarisasi 2 Ada peralatan pastoral pertanggungjawa yang dimasukkan ban penggunaan dalam pelaporan peralatan piranti neraca tahunan pastoral kepada paroki. donatur.
1 Ada sarana dan 1 Semua sarana piranti pastoral dan prianti yang dapat pastoral digunakan oleh berfungsi dengan masyarakat. baik, serta selalu termutakhirkan sesuai dengan kebutuhan.
C.VI.4. Tempat Ziarah
1 Ada pedoman dan regulasi pendirian tempat ziarah, retret.
1 Tersedianya 1 Adanya tempat tempat ziarah ziarah yang dapat yang sudah dikunjungi oleh menjadi simbol para peziarah pluralitas; tempat umum, bahkan ziarah menjadi dari manca milik bersama, negara. bukan lagi eksklusif. 2 Adanya paket 2 Adanya tempat program ziarah ziarah yang publik (spiritual bernilai budaya umum) sebagai global, sehingga buah kerja sama menjadi bagian lintas daerah dari international heritage . 3 Ada program 3 Adanya tim yang kerja sama antar khusus mengelola pengelola tempat kerja sama antara tempat ziarah ziarah demi dengan Unesco. formasio iman.
1 Adanya kerja sama antara pengelola tempat ziarah dan aktivis budaya lokal untuk bersamasama. merevitalisasi kearifan lokal. 2 Adanya Tim 2 Ada paket-paket Konsultan dalam formasio di merencana dan semua tempat mengelola tempat ziarah. ziarah
3 Ada pengelola tempat ziarah
3 Ada forum pengelola tempat ziarah.
4 Setiap pengelola tempat ziarah wajib membuat buku profil atau web untuk memandu peziarah dalam formasio iman.
Rencana Induk KAS 2016-2035 127
Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang (RIKAS) 2016-2035 D. ASUMSI (Faktor positif eksternal yang dapat mendukung pencapaian Outcomes.) ROAD M AP I: 2016ROAD M AP II: 20212020 2025 1 Institusi publik 1 Lembaga publik dari (Lembaga Negara berbagai sektor Struktural dan Non makin terbuka dan Struktural) di Pusat aktif menawarkan dan Daerah makin kerja sama dengan terbuka untuk bekerja Gereja. sama dengan Gereja.
2 Pemerintah makin 2 Pemerintah makin bersih, mampu, dan menampakkan melayani di semua keseriusan daerah. pemberantasan korupsi hingga tingkat desa di seluruh Indonesia. Para penganut 3 Kebutuhan agama3 Kerja sama antar agama-agama lain agama untuk saling agama makin solid makin terbuka saling bekerja sama tumbuh dan terencana dan bekerja sama. secara alami. makin memiliki dampak nyata di masyarakat. 4 Posisi UKM/koperasi Fasilitas publik untuk 4 Semangat para pengembangan UKM/ pengusaha untuk makin kuat untuk mendampingi saling bekerjasama koperasi makin nyata. pengembangan UKM/ dengan pengusaha koperasi makin lebih besar. meningkat. Pelayanan 5 Pelayanan kesehatan 5 Pelayanan publik kesehatan, (BPJS), pendidikan, pada umumnya, ketenagakerjaan dan ekonomi bagi khususnya sektor (BPJS) dan masyarakat rentan kesehatan (BPJS), pendidikan dari makin meningkat pendidikan, dan ekonomi makin efektif pemerintah bagi proporsinya. dan efisien. rakyat kecil makin efektif. Kerja sama dengan 6 AFTA makin 6 Pengusaha Indonesia dunia bisnis privat, menampakkan bisa bersaing lebih BUMN, asuransi manfaatnya bagi baik di tingkat makin terbuka untuk ekonomi Indonesia. regional, bekerja sama dan internasional. memiliki kecenderungan mendukung usahausaha kemandirian masyarakat. OMS dan kelompok 7 OMS dan kelompok 7 Beberapa OMS swadaya terus swadaya besar di Indonesia berkembang makin berkembang makin makin dipercaya dan besar kapasitas serta kuat dapat terspesialisasi dan keahliannya dalam mengontrol kinerja terbuka kerjasama melayani kaum pemerintah dan dengan Gereja. marjinal. terbuka untuk bekerja sama dengan Gereja.
2 Pemerintah makin transparan dan akuntabel.
3
4
5
6
7
ROAD M AP III: 20262030 1 Lembaga publik makin menghargai peran Gereja.
128 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD M AP IV: 20312035 1 Lembaga publik makin terbiasa bekerja sama dengan lembaga Gereja dalam urusan masyarakat.
2 Pemerintah makin bersih, dan berani menawarkan kerja sama dalam berbagai sektor (departemen/SKPD) terhadap Gereja. 3 Kerja sama antar agama makin nyata dalam upaya membangun rujukan tingkat Internasional. 4 Posisi UKM/UMKM/koperasi makin kuat dan “go public ”.
5 Kualitas pelayanan publik makin terbuka untuk didiskusikan dan diperbaiki menjadi lebih profesional.
6 Makin banyak pengusaha Indonesia sukses di tingkat internasional dan pajak lebih besar.
7 OMS besar di Indonesia berkembang menjadi lembaga pressure groups yang efektif dan diperhitungkan.
Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang (RIKAS) 2016-2035 E. RESIKO (Faktor negatif eksternal yang dapat menghambat pencapaian Outcomes.) R OA D M A P I: 20162020 1 Korupsi, kolusi dan nepotisme masih menjadi menonjol.
R OA D M A P II: 2021R OA D M A P III: 20262025 2030 1 Korupsi, kolusi dan 1 Korupsi menjadi isu nepotisme di tingkat politik untuk saling desa makin menonjol. menjatuhkan.
2 Indonesia masih akan 2 D ana kebencanaan menghadapi masih sering berbagai bahaya disalahgunakan kebencanaan (ring of perangkat yang fire ). bertugas.
R OA D M A P IV: 20312035 1 Jumlah koruptor makin kecil, jumlah uang yang dikorupsi makin besar dan dilakukan berjamaah. 2 Kebencanaan jenisjenis ekologis (air, perubahan iklim) makin menonjol.
2 Pendekatan pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat masih belum tersosialisasi ke seluruh negeri. 3 Budaya Timur Tengah 3 Budaya Timur Tengah yang agresif dan masih kuat dan terus berbasis primordial dipromosikan lewat makin kuat kebijakan publik dan dipaksakan. penggunaan istilahistilah.
3 Kelompok-kelompok radikal dan fundamentalis masih kuat dan agresif.
3 Isu kristenisasi makin meluas dan agresif masuk ke ranahranah publik.
4 Situasi politik masih bisa labil, karena demokrasi masih bersifat prosedural.
4 Kompetisi parpol 4 Situasi politik 4 D emokrasi dalam pemilihan didominasi oleh isuprosedural masih pejabat publik di isu primordial. kuat sementara pusat dan daerah Kesempatan caleg esensi demokrasi makin dipengaruhi kristiani menjadi berkembang lambat. uang. C aleg katolik terbatas jika tidak dapat tersisih jika lama dipersiapkan dan memiliki strategi tidak memiliki strategi yang unggul yang unggul 5 Segregasi umat 5 Organisasi-organisai 5 Suasana politik berbasis etnis makin yang sejak awal menimbulkan menonjol, situasi difasilitasi umat perasaan takut bagi politik diramaikan Katolik (C U, UB, umat di daerah oleh isu disintegrasi. KUBE, dll.) dapat tertentu karena beralih ke berbagai tekanan di masyarakat umum masyarakat yang sehingga warga berbau primordial. katolik kehilangan pengaruhnya. 6 C ara pikir sektarian 6 Suasana politik yang 6 Segregasi antara masih kuat. menakutkan umat yang sadar membuat warga politik beda partai kehilangan daya makin menjadi isu kreatif dan inovatif dalam karya pastoral dalam karya pastoral. Gereja.
5 Meningkatnya ekonomi Indonesia membuat orang bersifat individualistis.
6 Masyarakat masih membatasi peran serta umat katolik dalam hidup bermasyarakat khususnya untuk menduduki jabatan publik. 7 Sistem ekonomi profit oriented masih dominan cenderung mengalahkan usahausaha kecil. 8 Industrialisasi makin maju dan komersialisasi IT serta konsumerisme makin kuat.
7 Globalisasi membawa serta elemen-elemen negatif.
7 C ara pikir sektarian masih kuat.
7 Pragmatisme masyarakat masih kuat.
8 D ampak kemiskinan dan kebodohan masih tinggi baik di kotabesar dan terutama di pedesaan.
8 Globalisasi hal-hal negatif masih kuat.
8 Relativisme agama masih kuat.
Rencana Induk KAS 2016-2035 129
Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang (RIKAS) 2016-2035 F. TAGLINES Pernyataan ringkas pemberi motivasi yang menggerakkan semangat sekaligus penanda kekhasan suatu tahapan program institusi. ROAD MAP I: 20162020
ROAD MAP II: 20212025
Gereja yang inklusif, Gereja yang berciri mistik inovatif, dan transformatif. dan politik.
130 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP III: 20262030 Gereja yang bahagia, inspiratif, dan menyejahterakan (happy, inspiring, and promoting prosperity).
ROAD MAP IV: 20312035 Gereja bentara peradaban kasih.
Catatan ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ...................................................................................................... ......................................................................................................
Rencana Induk KAS 2016-2035 131
Catatan ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... ...................................................................................................... ......................................................................................................
132 Rencana Induk KAS 2016-2035