4
RELATIONSHIP BETWEEN PEER SUPPORTS AND UNIVERSITY FINAL YEAR STUDENT’S OPTIMISM IN COMPLETING THE THESIS Novindra Setyawan Qurotul Uyun ABSTRACT The goal of this study is to examine the correlation between peer support with final year university’s students optimism in completing the thesis. This study was took 100 final year university’s students whose in progress to completing their thesis as the samples of this study. Generally, the location of datas was took in Psychology and Social Science faculty, Islamic University of Indonesia, Yogyakarta. The datas was took from respondents by using optimism scale which based on Seligman’s (2005) aspect of optimism, and Sarafino and Smith’s (2012) aspect of social (peer) support’s for peer support’s scale. Optimism scale is consist of 20 items and for the peer support is consist of 28 items. The datas was analyzed by using IBM SPSS 22 version for windows. The result of datas was analyzed by using Spearman’s Coefficient of Correlation and it has shown that there is a positive significant correlation between peer support with final year university’s students optimism in completing their thesis with r= 0,325 and p=0,000 (p<0,05). Based on the result of this study, the hypotheses has known that there is a positive significant correlation between peer support with last last year university student’s optimism in completing the thesis has been accepted. Key words: peer support, optimism
5
PENGANTAR Latar Belakang Masalah Optimisme merupakan suatu sikap positif yang diperlukan setiap orang untuk mencapai suatu tujuan. Dengan memiliki sikap optimis seseorang dapat memiliki daya dalam mengusahakan agar tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Tidak hanya itu, dengan bersikap optimis seseorang akan memiliki daya tahan tubuh maupun mental yang lebih baik dibandingkan dengan orang-orang yang bersikap pesimis. Sikap optimis penting untuk diterapkan setiap orang dalam tiap aspek kegiatan, tidak terkecuali dalam kegiatan akademik mahasiswa seperti mengerjakan skripsi. Sikap optimis dapat menjadi asupan daya bagi mahasiswa dalam proses mengerjakan tugas akhir. Penelitian yang dilakukan oleh Puri dan Robinson (2007) menjelaskan bahwa orang-orang yang lebih optimis cenderung dapat bekerja dalam waktu yang relatif lebih lama, dapat mengantisipasi karir dalam jangka waktu yang lebih panjang, serta berpikir bahwa tidak akan merasa lelah sama sekali. Hal ini dikarenakan dengan sikap optimis, maka seorang mahasiswa akan mampu menetapkan tujuan
dalam
proses
mengerjakan
tugas
akhir
dan
juga
akan
mengupayakan usaha menjadi lebih maksimal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Srivastava dan Angelo (2009) mengungkapkan bahwa optimisme membawa hasil yang positif dalam sebuah hubungan dengan menganjurkan ekspektasi yang disenangi, yang mana ekspektasi tersebut
6
menyebabkan seseorang terbujuk untuk membuat sebuah tujuan dalam suatu hubungan menjadi lebih fleksibel dan lebih gigih dalam mencapai tujuan tersebut. Selain itu bersikap optimis dapat memberikan dampak baik terhadap mood yang bersifat situasional (Segestorm, C. S., Taylor, S. E., Kemeny, M. E., dan Fahey, J. L., 1998) Tugas akhir atau biasa juga lebih dikenal dengan sebutan skripsi merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa untuk mendapatkan derajat kesarjanaan. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), skripsi dapat diartikan sebagai karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir dalam pendidikan akademis. Skripsi pada umumnya akan dapat selesai dalam kurun waktu yang singkat ataupun untuk waktu yang lama. Hal ini disebabkan tiap mahasiswa akan menghadapi tantangan dan proses yang berbeda dalam pengerjaan, entah itu rasa malas, menunda pengerjaan, mood, godaan lingkungan, dan lainlain. Tentu saja hal-hal tersebut dapat menghambat dan mempengaruhi pengerjaan skripsi. Banyak sekali jenis permasalahan yang dialami mahasiswa dalam mengerjakan skripsi. Seperti yang telah dilansir dalam situs Okezone.com (2013), dalam pengerjaan skripsi tidak dapat dipungkiri bahwa mahasiswa akan menghadapi beberapa kendala, seperti perasaan malas, waktu, dan terkendala permasalahan administrasi. Bagi sebagian mahasiswa mungkin memiliki permasalahan yang berbeda. Namun, bukan berarti jika mengalami kendala membuat seorang mahasiswa menjadi bersikap negatif
7
dalam mengerjakan skripsi. Justru dengan bersikap optimis yang mana berarti bersikap positif dapat membuat segala kendala yang dihadapi mahasiswa menjadi terasa lebih ringan. Mengerjakan skripsi merupakan hal yang pasti akan dilalui oleh mahasiswa sebagai salah satu rangkaian program studi. Proses mengerjakan skripsi itu sendiri juga dipengaruhi oleh cara mahasiswa dalam memandang tugas akhir itu sendiri. Jika mahasiswa memandang skripsi dengan pesimis atau negatif, sesuatu yang bersifat menghambat atau menyusahkan, maka hal tersebut akan membuat proses pengerjaan skripsipun
menjadi kurang mantap. Namun, apabila mahasiswa
memandang optimis dan positif bahwa skripsi adalah suatu hal yang baik dan merupakan kewajiban sebagai seorang mahasiswa, maka pengerjaan skripsipun akan dapat berjalan dengan optimal. Hal ini dikarenakan bagaimana seseorang memandang suatu masalah akan memiliki imbas dalam usaha mencapai tujuan. Bersikap optimis dalam mengerjakan skripsi atau tugas akhir dapat membuat mahasiswa membangun sebuah tujuan dan dapat memperkirakan hal-hal yang diperlukan guna mencapai tujuan. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Cohen dan McKay (dalam Rochmatika dan Darminto, 2013) menguatkan asumsi bahwa orang terdekat mahasiswa, yakni teman sebaya akan menguatkan sikap optimis dalam mengerjakan tugas akhir. Hasil penelitian tersebut adalah ditemukan bahwa ketika individu meyakini akan adanya bantuan yang diberikan oleh orang terdekatnya,
8
maka perhatian mereka yang semula tercurahkan pada tuntutan-tuntutan yang muncul akan teralihkan pada upaya penyelesaian masalah. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Segerstorm, S. C., Taylor, S. E., Kemeny, M. E., dan Fahey, J. L., (1998) dalam jurnal psikologi sosial dan kepribadian yang menjelaskan bahwa optimisme telah dikaitkan dengan keadaan fisik dan psikologis yang lebih baik terkait kejadian-kejadian yang dapat menimbulkan stres. Sama seperti halnya dalam mengerjakan skripsi, mahasiswa membutuhkan sikap optimis untuk menghadapi tuntutan-tuntutan yang ada dalam pengerjaan skripsi. Sikap optimis ini juga dapat dipengaruhi oleh kehadiran teman-teman terdekat sesama mahasiswa ataupun yang bukan. Santosa (1999) menjelaskan bahwa teman-teman sebaya dapat memberi beberapa pengaruh positif terhadap individu. Dengan adanya teman-teman sebaya, individu akan lebih siap untuk menghadapi kehidupan yang akan datang, individu akan mampu mengembangkan rasa solidaritas, setelah masuk kelompok teman sebaya individu dapat membentuk masyarakat dengan kebudayaan yang dianggap baik, dan juga individu tentu akan mendapatkan pengetahuan, kecakapan, serta melatih bakat, selain itu individu juga dapat melatih diri untuk bersikap mandiri, menyalurkan perasaan dan juga pendapat yang dimiliki. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dukungan dari teman sebaya sangat berpengaruh besar bagi mahasiswa dalam menghadapi suatu permasalahan, termasuk dalam keberhasilan mahasiswa
9
menghadapi dan mengerjakan tugas akhir yang menjadi suatu syarat menyelesaikan studi. Dengan adanya teman, seseorang akan lebih bersemangat karena mengetahui akan ada teman yang menemani, saling berbagi, dan menerima segala kesulitan yang dialami, bahkan bersedia untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang bersifat psikologis ataupun materiil. Selain itu, teman sebaya memiliki kontribusi dalam mengembangkan kemampuan, dapat menjadi wadah untuk menyalurkan dan berbagi pengalaman yg bersifat emosionil, melatih kemandirian, serta menjadi tempat untuk menyalurkan aspirasi dari pikiran individu. Sama halnya dengan mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir, dengan adanya teman sebaya, maka mahasiswa dapat menumbuhkan dan membangun sikap optimis dalam menghadapi tuntutan-tuntutan yang didapat selama mengerjakan skripsi. Hipotesis
Diprediksikan bahwa akan ada hubungan yang positif antara dukungan sosial teman sebaya dan optimisme pada mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir.
METODE PENELITIAN Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswa yang berkuliah di universitasuniversitas di Yogyakarta dan sedang dalam proses mengerjakan tugas akhir.
10
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode skala, yaitu dengan cara menggunakan daftar yang berisi pernyataan-pernyataan yang diberikan kepada subjek guna mendapatkan data yang diperlukan. Alat ukur yang digunakan dalam pengambilan data pada penelitian ini, yaitu skala optimisme dan skala dukungan teman sebaya. 1. Skala Optimisme Skala ini merupakan skala langsung dan berbentuk tertutup yang digunakan untuk mengukur variabel optimisme. Skala ini menggunakan aitem tipe pilihan dengan bentuk multiple choice (pilihan berganda) dengan empat alternatif jawaban, yaitu SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), dan STS (Sangat Tidak Sesuai) berupa pernyataan (Azwar, 2011) dan berbentuk skala good event dan bad event (Seligman, M. E. P., Abramson, L. Y. dan Metalsky, G. I., Baeyer, C. V., Peterson, C. dan Semmel, A. 1982). Sistem penilaian yang diberikan terkait dengan jenis pernyataan yang ada, seperti untuk good event SS (Sangat Sesuai) memperoleh skor 4, S (Sesuai) memperoleh skor 3, TS (Tidak Sesuai) memperoleh skor 2, dan STS (Sangat Tidak Sesuai) memperoleh skor 1. Sebaliknya, untuk bad event SS (Sangat Sesuai) memiliki nilai 1, S (Sesuai) memiliki nilai 2, TS (Tidak Sesuai) memiliki nilai 3, dan STS (Sangat Tidak Sesuai) memiliki nilai 4. Semakin tinggi perolehan angka yang ada pada skala optimisme maka semakin positif
11
optimisme yang dimiliki mahasiswa, namun semakin rendah perolehan angka yang ada pada skala optimisme maka semakin negatif optimisme yang dimiliki oleh mahasiswa dalam mengerjakan skripsi. 2. Skala Dukungan Teman Sebaya Skala ini merupakan skala langsung dan berbentuk tertutup yang digunakan untuk mengukur variabeldukungan teman sebaya. Skala ini menggunakan item tipe pilihan dengan bentuk multiple choice (pilihan berganda) dengan empat alternative jawaban, yaitu SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), dan STS (Sangat Tidak Sesuai) berupa pernyataan favourable dan unfavourable (Azwar, 2011). Sistem penilaian yang diberikan terkait dengan jenis pernyataan yang ada, seperti untuk favourable SS (Sangat Sesuai) memperoleh skor 4, S (Sesuai) memperoleh skor 3, TS (Tidak Sesuai) memperoleh skor 2, dan STS (Sangat Tidak Sesuai) memperoleh skor 1. Sebaliknya, untuk unfavourable SS (Sangat Sesuai) memiliki nilai 1, S (Sesuai) memiliki nilai 2, TS (Tidak Sesuai) memiliki nilai 3, dan STS (Sangat Tidak Sesuai) memiliki nilai 4. Semakin tinggi perolehan angka yang ada pada skala dukungan teman sebaya maka semakin positif dukungan teman sebaya yang dimiliki mahasiswa, namun semakin rendah perolehan angka yang ada pada skala dukungan teman sebaya maka semakin negatif dukungan teman sebaya yang dimiliki oleh mahasiswa dalam mengerjakan skripsi.
12
Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan teknik uji korelasi product moment Pearson. Teknik ini digunakan dengan tujuan untuk mengetahui suatu hubungan atau korelasi yang dimiliki antara dua variabel, yang mana pada penelitian ini adalah hubungan antara dukungan teman sebaya dengan optimisme mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir.
HASIL PENELITIAN Gambaran singkat mengenai data penelitian secara umum yang berisikan tentang fungsi-fungsi statistik dasar dari masing-masing variabel dapat dilihat secara lengkap pada table dibawah ini.
Descriptive Statistics
N Statistic
Minimum Maximum Statistic
Statistic
Sum
Mean
Statistic Statistic
Std. Deviation Variance Statistic
Statistic
Optimisme mengerjakan skripsi
100
37
64
4881
48.81
4.707
22.155
DTS
100
64
112
8668
86.68
10.484
109.917
Valid N (listwise)
100
Tabel diTabel di atas adalah tabel yang berisikan data tentang jumlah responden beserta data tinggi rendah skor yang didapatkan. Tabel di atas menunjukkan total keseluruhan responden, nilai tertinggi, nilai terendah
13
yang didapatkan responden terkait variabel optimisme dan dukungan teman sebaya. Dari hasil deskripsi data di atas diketahui bahwa jumlah mahasiswa yang menjadi reponden penelitian berjumlah 100 orang. Dari tabel deskripsi didapatkan untuk variabel optimisme nilai item tertinggi mencapai skor 64 terkait sikap optimis, sedangkan nilai terendah mencapai skor 37. Selisih dari nilai tertinggi dan terendah adalah 27. Sedangkan untuk variabel dukungan teman sebaya nilai item tertinggi mencapai skor 112 terkait dukungan teman sebaya, dan nilai terendah mencapai skor 64. Selisih dari nilai tertinggi dan terendah adalah 48. Azwar (2009) menjelaskan bahwa kategorisasi ini digunakan untuk menempatkan responden ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut satuan kontimum berdasarkan atribut yang diukur, yang mana kontimum jenjang ini seperti contohnya dari rendah ke tinggi. Ada lima kategorisasi menurut Azwar (2009), yakni sebagai berikut: Tabel 9 Persentil Statistics Optimisme mengerjakan skripsi N
Valid
DTS
100
100
0
0
Percentiles 20
45.00
78.20
40
48.00
84.00
60
50.00
89.00
Missing
14
Tabel 10 Kategorisasi Variabel Optimisme Skor Kategori X ≤ 40,35 Sangat Rendah 40,35< X ≤45,99 Rendah 45,99< X ≤51,63 Sedang 51,63< X ≤57,27 Tinggi X>57,27 Sangat Tinggi Jumlah
Frekuensi 3 26 49 18 4 100
Presentase 3% 26 % 49 % 18% 4% 100 %
Tabel 11 Kategorisasi Dukungan Teman Sebaya Skor Kategori X ≤ 67,96 Sangat Rendah 67,96 < X ≤ 80,44 Rendah 80,44 < X ≤ 92,92 Sedang 92,92 < X ≤ 105,4 Tinggi X > 105,4 Sangat Tinggi Jumlah
Frekuensi 2 21 52 22 3 100
Presentase 2% 21 % 52% 22 % 3% 100 %
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji normalitas dan linearitas yang telah dilakukan, datadata yang telah didapat oleh responden penelitian ini diketahui telah terdistribusi normal dan memiliki korelasi linear. Demikian juga dengan hasil uji hipotesis telah didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara dukungan teman sebaya dengan optimisme mahasiswa dalam mengerjakan skripsi. Besarnya nilai korelasi yang didapat pada variabel dukungan teman sebaya dengan optimisme menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kedua vaiabel tersebut. Apabila skor yang didapat pada variabel dukungan teman sebaya tinggi maka skor yang didapat untuk variabel optimisme juga tinggi.
15
Dukungan teman sebaya memiliki hubungan yang sangat signifikan terhadap optimisme mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir. Deskripsi data penelitian menunjukkan bahwa responden penelitian memiliki dukungan teman sebaya yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan sumbangan variabel dukungan teman sebaya terhadap optimisme sebesar 32,5% yang berarti dapat dikatakan bahwa optimisme yang dimiliki oleh mahasiswa saat mengerjakan tugas akhir 32,5% dipengaruhi oleh dukungan teman sebaya. Sedangkan sisanya, 67,5% dipengaruhi oleh variabel-variabel diluar dukungan teman sebaya. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah diterimanya hipotesis yang menyatakan bahwa adah pengaruh yang signifikan antara dukungan teman sebaya dengan optimisme mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir. Adapun gambaran yang hampir serupa dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ekasari dan Hafizhoh (2009) tentang adversity quotient dan dukungan sosial dengan intense untuk pulih pada pengguna NAPZA di Bekasi Utara-Lembaga Kasih Indonesia didapatkan hasil bahwa kedua variabel tersebut, baik adversity quotient dan dukungan sosial mempengaruhi intense pemulihan pada pengguna NAPZA dengan persentase sebesar 32,6%. Penelitian ini juga memberikan gambaran mahasiswa dalam pengerjaan tugas akhir. Permasalahan-permasalahan yang dialami oleh mahasiswa yang menimbulkan tekanan psikologis dapat menurun dengan adanya dukungan sosial, dalam hal ini dukungan teman sebaya mampu mempengaruhi secara intens dalam membangun optimisme mahasiswa untuk mengerjakan tugas akhir.
16
Selain itu, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Seligman, M., Kamen, L., Dawyer, C., dan Rodin, J (dalam Seligman, 2013) mendapatkan hasil temuan dari penelitian terhadap sistem imun orang yang optimis, bahwa darah dari orang yang optimis memiliki respon yang lebih baik untuk melawan penyakit dan juga menghasilkan lebih banyak sel darah putih untuk melawan infeksi yang dinamakan T limfosit dibandingkan dengan orang yang pesimis. Selain itu, dukungan Sosial juga ikut mengambil peranan dalam menjaga fitalitas seseorang. Hal ini diungkapkan Seligman (2013) yang menyatakan bahwa semakin banyak teman dan banyak cinta dalam kehidupan individu, maka semakin sedikit penyakit. Selain itu, hasil uji korelasi parsial yang dilakukan oleh Primardi dan Hadjam (2010) dalam penelitian yang terfokus pada penderita epilepsi dengan mengaitkan variabel optimisme dan dukungan sosial juga menunjukkan bahwa dengan mengontrol variabel optimisme dan dukungan sosial (keluarga), terdapat hubungan positif yang signifikan antara harapan dan kualitas hidup pada ODE (Orang Dengan Epilepsi). Penelitian-penelitian yang telah ada menunjukkan bahwa optimisme dan dukungan sosial turut membantu seseorang dalam memulihkan diri dari berbagai macam penyakit, baik itu bersifat psikis ataupun fisik, serta turut pula membantu dalam membangun harapan dan kualitas hidup. Dalam penelitian ini, dapat dikatakan bahwa kedua variabel satu sama lain mempunyai pengaruh yang saling melengkapi dalam kondisi psikis dan fisik seorang mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir.
17
Meski penelitian ini dapat membuktikan bahwa hipotesis yang telah diajukan peneliti diterima, namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak kekurangan yang ada pada penelitian ini. Jika dikaitkan dengan konsep yang peneliti gunakan, peneliti ahanya melihat dari sudut pandang keterkaitan antara kedua variabel, yakni optimisme dan dukungan teman sebaya. Selain itu, responden-responden yang mengisi kuesioner tidak seluruhnya mengisi dengan sukarela. Begitu juga dengan aitem-aitem pada skala optimisme, peneliti belum mampu secara optimal menyusun aitem dan didapatkan ada empat aitem yang gugur terkait variabel, khususnya optimisme. Oleh karena hal-hal tersebut, diharapkan untuk penelitian mendatang kelemahan-kelemahan penelitian dapat menjadi acuan kedepannya guna mendapatkan hasil penelitian yang serupa mendapatkan hasil yang lebih baik.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat dikatakan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima. Dari hasil penelitian ini telah didapatkan korelasi positif antara dukungan sosial teman sebaya dengan optimisme mahasiswa tingkat akhir dalam mengerjakan tugas akhir
SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka peneliti mengemukakan saran sebagai berikut:
18
1. Bagi Subjek Hasil penelitian ini dapat menjadi masukkan bagi para mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan tugas akhir bahwasannya teman-teman sebaya penting untuk dimiliki dikarenakan dukungan yang diberikan oleh temanteman sebaya dapat menumbuh kembangkan optimisme mahasiswa ketika mengerjakan tugas akhir. 2. Bagi Peneliti lain Untuk peneliti selanjutnya yang memiliki keinginan untuk melakukan penelitian yang serupa, disarankan agar meningkatkan jumlah populasi dan menentukan kriteria responden penelitian yang lebih spesifik, sebagai contoh menambahkan jenis kelamin pada kriteria responden yang kemungkinan juga memiliki pengaruh terkait dengan dukungan teman sebaya dan optimisme pada mahasiswa tingkat akhir dalam mengerjakan tugas akhir. Selain itu, untuk variabel optimisme dianjurkan untuk menggunakan metode pengukuran ASQ (Attributional Style Questionairre) digunakan oleh Seligman dkk (1979).
19
DAFTAR PUSTAKA
Adilia, M. D. (2010). Hubungan self esteem dengan optimisme meraih kesuksesan karir pada mahasiswa fakultas psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: Skripsi (Tidak diterbitkan). Amarullah, M. L. (2016). Hubungan antara kebersyukuran dengan optimisme pada remaja yang tinggal di panti asuhan. Yogyakarta: Skripsi (Tidak diterbitkan). Azwar, S. (2011). Sikap dan perilaku dalam: Sikap manusia dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ciptarani, A. G. (2014). Pengaruh teman bergaul dan tingkat kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI program keahlian akuntansi di SMK YP 17 Magelang tahun ajaran 2014/2015. Yogyakrta: Skripsi (Tidak diterbitkan). Cohen, S., & Syme, S. L. (1985). Social support and health. London: Academic Press Inc Cohen, F., Kearney, K. A., Zegans, L. S., Kemeny, M. E., Neuhaus, J. M., & Stites, D. P. (1989). Acute stress, chronic stress, and immunity, and the role of optimism as a moderator. Psychosomatic Medicine, 51, 255 Ekasari, A., & Susanti, N. D. (2009). Hubungan antara optimisme dan penyesuaian diri dengan stres pada narapidana kasus NAPZA di lapas kelas IIA Bulak Lapak Bekasi. Jurnal Sosial, 2, 2-11. Fatmala, E. R. (2015). Hubungan antara dukungan teman sebaya dengan citra tubuh pada remaja awal. Yogyakarta: Skripsi (Tidak diterbitkan). Goleman, D. (2003). Kecerdasan emosi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Mead, S. (2003). Defining peer support. www. Intentionalpeersupport.org./14/03/16 Nurtjahjanti, H., & Ratnaningsih, I. Z. (2011). Hubungan kepribadian hardiness dengan optimisme pada calon tenaga kerja Indonesia (CTKI) wanita di BLKLN DISNAKERTRANS Jawa Tengah. Jurnal Psikologi Undip, 2, 10-128. Primardi, A., & Hadjam, M. N. R. (2010). Optimisme, harapan, dukungan sosial keluarga, dan kualitas hidup orang dengan epilepsi. Jurnal Psikologi, 2, 3-128. Puri, M., & Robinson, D. T. (2007). Optimism and economic choice. Journal of Financial Economics, 86, 71-99.
20
Rifky, A. (2013). Tangkis problem saat skripsi. http://m.okezone.com/read/2013/02/20/373/764910/tangkis-problem-saat-skripsi Rochmatika, L., & Darminto, E. (2013). Hubungan antara persepsi terhadap dukungan sosial teman sebaya dan konsep diri dengan penyesuaian diri di sekolah pada siswa kelas unggulan. Jurnal Mahasiswa Bimbingan dan Konseling. 1, 1-152. Saguni, F., & Amin, S. M. (2014). Hubungan penyesuaian diri, dukungan sosial teman sebaya dan self regulation terhadap motivasi belajar siswa kelas akselerasi SMP Negeri 1 Palu. Jurnal Penelitian Ilmiah, 2, 209. Santosa, S. (1999). Dinamika kelompok. Jakarta: PT Bumi Aksara
Santrock, J. W. (2003). Adolesence (Perkembangan remaja). Jakarta: Erlangga Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2012). Health psycology : Biopsychosocial interactions (Seventh Edition). New York: John Willey and Sons Inc. Scheier, M. F., Matthews, K. A., Owens, J. F., Magovern, G. J., Sr., Lefebvre, R. C, Abbott, R. A., & Carver, C. S. (1989). Dispositional optimism and recovery from coronary artery by pass surgery: The beneficial effects on physical and psychological well-being. Journal of Personality and Social Psychology, 57, 1024-1040 Segerstorm, S. C., Taylor, S. E., Kemeny, M. E., & Fahey, J. L. (1998). Optimism is associated with mood, coping, and immune change in response to stress. Journal of Personality and Social Psychology, 6, 74-1651. Seligman, M. E. P., Abramson, L. Y., Metalsky, G. I., Baeyer, C. V., Peterson, C., & Semmel, A. (1982). The attributional style questionnaire. Cognitive Therapy and Research, 6, 3, 287-300. Seligman, M. E. P. (2005). Auhentic happiness (terjemahan Jalalludin Rakhmat). Bandung: Mizan Seligman, M. (2013). Beyond authentic happiness. Bandung: Kaifa Sepfitri, N. (2011). Pengaruh dukungan sosial terhadap motivasi berprestasi siswa MAN 6 Jakarta. Jakarta: Skripsi (Tidak diterbikan). Snyder & Lopez. (2002). Handbook of positive psychology. Oxford University Press: America Soekanto, S. (1990). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
21
Srivastava, S., & Angelo, K. M. (2009). Optimism, effects on relationships. Thousand Oaks, CA: Sage Wilis, S. S. (2010). Remaja dan masalahnya: Mengupas berbagai bentuk kenakalan remaja narkoba, free sex dan pemecahannya. Bandung: Alfabeta.