RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Wisuda Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh NURMA N. POMALINGO NIM 311 410 064
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2015
RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO Oleh Nurma N. Pomalingo (Ketua) Asna Ntelu (Anggota 1) Sance A. Lamusu (Anggota 2) Universitas Negeri Gorontalo Program Studi S1 Pendidikan Bahasadan Sastra Indonesia
ABSTRAK
Relasi subjek dan predikat dalam klausa bahasa Gorontalo. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini yaitu (1) bagaimanakah subjek dalam klausa bahasa Gorontalo?, (2) predikat dalam klausa bahasa Gorontalo?, (3) relasi subjek dan predikat dalam klausa bahasa Gorontalo?. Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) mendeskripsikan subjek dalam klausa bahasa Gorontalo, (2) mendeskripsikan predikat dalam klausa bahasa Gorontalo, (3) mendeskripsikan relasi subjek dan predikat dalam klausa bahasa Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Data dalam penelitian bahasa Gorontalo lisan dan tulisan berupa tuturan atau percakapan orang Gorontalo yang ada di desa Bualemo B kecamatan Bualemo. Dalam teknik pengumpulan data ini menggunakan teknik simak libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data/data reduction, penyajian data/data display, dan kesimpulan dan verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diuraikan berdasarkan permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Urainnya, dapat dilihat pada tiap contoh kalimat dengan penggunaan subjek dan predikat yang ada dalam percakapan. Dalam penentuan subjek terdiri atas kata benda, kata petunjuk, dan subjek yang berupa jawaban atas pertanyaan apa dan siapa sedangkan penentuan predikat dapat diperhatikan kata kerja, kata-kata aspek atau modalitas. Relasi subjek dan predikat dalam klausa bahasa Gorontalo dapat dipahami berdasarkan fungsi dan makna penempatan unsur subjek dan predikat yang terkandung pada klausa tersebut. Oleh karena itu, subjek dan predikat dalam klausa bahasa Gorontalo memiliki relasi secara fungsional dan maknawi. Kata kunci: relasi, subjek, predikat, klausa bahasa Gorontalo
Pendahuluan Bahasa Gorontalo sebagai bahasa daerah tidak hanya berfungsi sebagai lambang kebanggaan daerah, lambang identitas daerah serta alat perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat. Tetapi, bahasa Gorontalo juga berfungsi sebagai pendukung bahasa nasional, sebagai bahasa pengantar di Sekolah Dasar, pada tingkat permulaan serta sebagai alat pengembangan dan pendukung kebudayaan daerah. Pateda (1999:1) menjelaskan bahwa dalam penggunaannya, BG sudah banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti masuknya dialek bahasa dari daerah lain, pengaruh pengajaran bahasa Indonesia di masa kanak-kanak. Bahasa dari daerah lain dan pengajaran bahasa di masa kanak-kanak merupakan hal yang harus diantisipasi oleh setiap orang khususnya masyarakat Gorontalo agar tidak menimbulkan efek negatif terhadap penggunaan bahasa Gorontalo. Hal ini karena secara umum suatu bahasa sangat dipengaruhi oleh dua faktor tersebut. Sebagai contoh, kebanyakan anak-anak yang baru lahir cenderung dibelajarkan dengan bahasa Indonesia, mengakibatkan anak-anak tersebut tidak menguasai bahasa Gorontalo. Selanjutnya, penggunaan bahasa Gorontalo juga dipengaruhi oleh pernikahan antara orang Gorontalo dengan etnik dari daerah lain. Faktor tersebut merupakan penyebab bahasa Gorontalo sedikit demi sedikit akan hilang dari penguasaan generasi muda masyarakat Gorontalo atau menyebabkan bahasa Gorontalo akan semakin terpinggirkan. Penggunaan bahasa Gorontalo bukan hanya di Provinsi Gorontalo, tapi sering digunakan di luar Provinsi Gorontalo. Hal ini disebabkan oleh adanya masyarakat transmigrasi dari Gorontalo yang berafiliasi ke daerah lain. Hal tersebut terdapat pada komunikasi orang Gorontalo yang ada di desa Bualemo B Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah. Masyarakat desa Bualemo B Kecamatan Bualemo adalah masyarakat transmigrasi yang notabenenya berpenduduk mayoritas orang Gorontalo dan sering menggunakan BG di lingkungan keluarga, bahkan dalam komunikasi sehari-hari dalam masyarakat. Namun dalam penggunaanya, masyarakat tidak menyadari adanya
hubungan satu sama lain antara unsur kalimat dalam BG, sehingga memerlukan kajian-kajian tertentu untuk mengetahui hubungan tersebut. Penelitian dan analisis terhadap BG perlu dilakukan melalui pendekatan struktural dengan pusat kajian terhadap ’seluk-beluk’ kalimat/klausa sebagai pembangun gramatika suatu bahasa. Tidak dapat dibantah bahwa di antara unsur yang paling penting dalam kalimat/klausa adalah subjek yang umumnya berupa nomina dan predikat yang umumnya berupa verba. Kedua unsur tersebut mempunyai peranan yang penting dalam sebuah kalimat/klausa serta saling berhubungan
dimana
subjek
merupakan
hal
yang
diterangkan
dalam
kalimat/klausa sedangkan predikat merupakan unsur yang menerangkan dalam kalimat atau klausa. Dengan demikian, struktur pernyataan yang menjadi unsur utama pembangun klausa terdiri atas subjek dan predikat, yang ditandai oleh unsur-unsur gramatikal dalam sebuah bahasa. Sementara itu konsep relasi gramatikal meliputi subjek, objek dan sebagainya yang merupakan fungsi-fungsi sintaksis dalam sebuah bahasa. Kajian tentang seluk-beluk relasi dan peran gramatikal suatu bahasa jelas berhubungan dengan sejumlah konsep dan istilah sintaksis lainnya. Ada korelasi yang terikat erat antara struktur klausa dengan relasi dan peran gramatikal dalam sebuah bahasa. Kajian tentang relasi dan peran gramatikal (dalam kaitannya relasi subjek dan predikat dalam BG) dapat menjelaskan sistem gramatika khususnya bidang sintaksis bahasa tersebut. Permasalahan
tentang
kajian
dalam
bahasa
Gorontalo
sangat
beranekaragam. Dengan adanya persoalan ini, maka pengkajian ini fokus pada subjek dan predikat serta relasi kedua unsur tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka relasi subjek dan predikat dalam klausa bahasa Gorontalo penting untuk diteliti. Olehnya itu, penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan subjek dalam klausa bahasa Gorontalo, (2) mendeskripsikan predikat dalam klausa bahasa Gorontalo, (3) mendeskripsikan relasi subjek dan predikat dalam klausa bahasa Gorontalo. Sehubungan hal di atas, satuan klausa merupakan hal terdiri atas unsurunsur yang berupa frase yang inti sarinya adalah subjek dan predikat. Di dalam sintaksis, dijelaskan tentang unsur-unsur satuan tersebut serta hubungan antara
unsur-unsur tersebut. Ramlan (1981:2) menjelaskan bahwa hubungan antara unsur-unsur satuan wacana, kalimat, klausa maupun satuan yang lain terdiri dari hubungan fungsional maupun hubungan maknawi. Sebagai contoh, pada tataran klausa Furqon sedang mandi terdiri dari unsur fungsional S adalah Furqon dan P adalah sedang mandi. Selain itu, frase Furqon merupakan golongan N (Nomina) dan sedang mandi termasuk golongan V (verb). Jadi, secara fungsional klausa tersebut terdiri atas S yang diikuti P atau secara kategorial klausa tersebut terdiri dari N yang diikuti V. Sedangkan hubungan maknawi antar unsurnya, Furqon yang menduduki fungsi S menyatakan makna pelaku (Pel), dan sedang mandi yang menduduki fungsi P menyatakan makna tindakan (Tind.) Jadi, klausa tersebut terdiri dari unsur-unsur maknawi Pel, dan diikuti Tind. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hal ini disebabkan oleh masalah yang ada pada penelitian ini adalah masalah-masalah yang terjadi secara faktual dalam kondisi tertentu. Deskriptif adalah gambaran karakteristik atau ciri-ciri data yang otentik dan secara akurat berdasarkan sifat alamiah tersebut (Djajasudarma, 1993:15). Jadi, metode penelitian deskriptif merupakan gambaran faktual data yang telah dikumpulkan oleh peneliti dan akan dijelaskan melalui hasil penelitian. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu (1) teknik simak libat cakap yang merupakan teknik yang dilakukan peneliti untuk terlibat langsung dan berpartisipasi aktif dalam penyadapan penggunaan bahasa (Mahsun, 2012:93), (2) merekam percakapan yang dilakukan oleh orang Gorontalo yang ada di desa Bualemo B kecamatan Bualemo kabupaten Banggai provinsi Sulawesi Tengah, (3) mencatat percakapan bahasa Gorontalo atau hasil rekaman yang dituturkan oleh informan yang berhubungan dengan penelitian. Setelah data terkumpul, maka dilakukan teknik analisis data. Teknik analisis data pada penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut (1) peneliti menyeleksi data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Informasi yang telah didapat dilapangan sebagai data sementara dirangkum dan diorganisasikan secara sistematik, (2) data disajikan dalam bentuk uraian singkat. Peneliti akan
menyajikan data yang ditemukan dalam bahasa Gorontalo untuk dianalisis relasi subjek dan predikat dalam klausa bahasa Gorontalo, (3) menyimpulkan hasil análisis data penelitian berdasarkan konsep struktural tentang relasi subjek dan predikat dalam klausa bahasa Gorontalo. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian Subjek (S) merupakan bagian dari unsur dalam kalimat atau klausa yang menyatakan sebagai pelaku, tindakan, keaadaan, masalah atau segala sesuatu hal yang menjadi pokok suatu pembicaraan dan dapat diterangkan oleh predikat (P). Fungsi subjek ini dapat diisi oleh kata benda atau frasa nomina, klausa, maupun frasa verba. Dalam klausa bahasa Gorontalo penggunaan subjek dalam kalimat lebih banyak menggunakan kata benda. Selain menggunakan kata benda, subjek dalam klausa bahasa Gorontalo juga menunjukkan pelaku berupa nama orang yang berupa nomina dan frasa nomina. Jadi, subjek dalam kalimat/klausa dalam bahasa Gorontalo tidak hanya menggunakan kata saya tetapi juga kata orang dalam percakapan. Subjek juga disertai kata penunjuk yang ditempatkan antara subjek dan predikat, dan bahkan kata ganti penunjuk itu dapat bertindak menjadi subjek dalam kalimat. Ciri ini untuk menyatakan subjek yang bersifat takrif (definite), biasanya digunakan kata itu. Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang, nama negara, instansi, atau nama diri lain dan juga pronomina tidak disertai kata itu. Penentuan subjek juga dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa. Sedangkan subjek kalimat yang bukan manusia biasanya digunakan kata tanya apa. Predikat (P) merupakan bagian kalimat yang berfungsi memberitahu atau menerangkan tindakan atau melakukan perbuatan subjek dalam sebuah kalimat. Dengan kata lain predikat adalah bagian kalimat yang memberitahukan objek atau subjek dalam keadaan tertentu (Hikmat dan Solihati, 2013:32). Klausa bahasa Gorontalo menggunakan predikat berupa kata kerja. Hal ini karena secara umum unsur pengisi fungsi predikat dalam klausa bahasa Gorontalo adalah kate kerja. Selain itu, predikat predikat dalam klausa bahasa Gorontalo dapat disertai kata-
kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau. Relasi subjek dan predikat dalam klausa bahasa Gorontalo mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan. Pada hakikatnya subjek selalu berdampingan dengan predikat dalam memperjelas kalimat. Hal itu dapat dipahami dari fungsi dan makna yang terkandung dalam subjek dan predikat itu sendiri. Pembahasan Dalam menganalisis subjek dalam klausa bahasa Gorontalo dapat dilakukan: pertama, mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa. Kedua, subjek yang disertai kata petunjuk yang ditempatkan antara subjek dan predikat, serta kata ganti petunjuk yang bertindak sebagai subjek dalam kalimat. Ketiga, subjek berupa nomina atau frasa nominal, verba atau adjektiva. Sedangkan penentuan predikat dapat menggunakan kata sifat dan kata kerja dan predikat yang disertai kata-kata aspek atau modalitas. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua dalam ciri-ciri subjek dan predikat terdapat dalam klausa bahasa Gorontalo. Hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya menunjukkan bahwa relasi subjek dan predikat dalam bahasa Gorontalo dilihat dari aspek fungsi dan makna. Hal tersebut mengacu kepada unsur-unsur klausa. Dalam klausa memiliki subjek, predikat, objek, keterangan. Oleh karena itu, hal yang paling penting dalam klausa adalah predikat. Komponen-komponen yang terdapat dalam klausa terdiri atas subjek yang berhubungan dengan pelaku dalam kalimat, predikat yang berhubungan dengan perbuatan pelaku, objek yang berhubungan penderita, dan keterangan berhubungan dengan tempat, waktu, dan bilangan. Berdasarkan pandangan inilah relasi subjek dan predikat merupakan salah satu unsur kalimat yang tidak bisa dipisahkan. Dalam menentukan relasi subjek dan predikat harus memperhatikan langkah-langkah yang ada dalam ciri-ciri subjek dan predikat di atas. Namun dalam relasi subjek dan predikat dalam klausa bahasa Gorontalo hanya sebagian
yang ada. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri subjek dan predikat tidak semuanya ada dalam klausa bahasa Gorontalo. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut ini. 1) Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa. Subjek yang disertai kata itu. subjek yang didahului kata bahwa. Subjek yang mempunyai keterangan pewatas yang. Subjek yang tidak didahului preposisi. Kemudian, subjek berupa nomina atau frasa nominal, verba atau adjektiva. Namun, dalam penentuan subjek di atas lebih banyak menggunakan frasa nomina dan kalimat yang lain menggunakan kata petunjuk itu. 2) Predikat berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia. Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak. Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Predikat suatu kalimat bisa berupa ungkapan pernyataan, perintah, pertanyaan dan seruan. Kemudian, dalam penentuan predikat di atas menggunakan kata sifat dan dan kerja. Berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa subjek dalam klausa bahasa Gorontalo menggunakan kata benda sedangkan predikat menggunakan kata kerja dan kata sifat. Olehnya itu, hubungan subjek dan predikat dalam bahasa Gorontalo dapat dipahami dari makna dan fungsi yang terkandung di dalam klausa tersebut, sehingga penempatan subjek dan predikat sangat menentukan untuk memperjelas kalimat yang ada dalam klausa bahasa Gorontalo. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diuraikan simpulan penelitian sebagai berikut ini. 1) Subjek dalam klausa bahasa Gorontalo Dalam menentukan subjek dapat dilihat berdasarkan ciri-cirinya yaitu: (a) subjek sebagai kata benda, (b) subjek sebagai kata petunjuk, (c) subjek berupa jawaban atas pertanyaan apa dan siapa.
2) Predikat dalam klausa bahasa Gorontalo Penentuan predikat dapat di dilihat berdasarkan ciri-cirinya yaitu: (a) predikat sebagai kata kerja (b) predikat disertai kata-kata aspek atau modalitas. 3) Relasi Subjek dan Predikat dalam Klausa bahasa Gorontalo Relasi subjek dan predikat dalam klausa bahasa Gorontalo dapat dipahami pada penempatan unsur subjek dan predikat yang terkandung pada klausa tersebut. Relasi subjek dan predikat dalam klausa bahasa Gorontalo dapat dijelaskan berdasarkan hubungan fungsi dan makna. Daftar Pustaka Djajasudarma, Fatimah. 1993. Metode Linguistik, Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: PT. Eresco Hikmat, Ade dan Nani Solihati. 2013. Bahasa Indonesia (untuk Mahasiswa S1 & Pascasarjana, Guru, Dosen Praktisi, dan Umum). Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia Mahsun. 2012. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya/Ed. Revisi-6. Jakarta: Rajawali Pers Pateda, Mansoer.1999. Kaidah Bahasa Gorontalo. Gorontalo: Viladan Ramlan. 1981. Sintaksis.Yogyakarta: Universitas Gaja Mada