Rektor: Buku Seratus Pakar, Hadiah Terindah 62 Tahun UNAIR UNAIR NEWS – Tepat 10 November 2016, UNAIR akan genap berusia 62 tahun. Beragam serba serbi warnai Dies Natalis UNAIR ke-62. Salah satunya adalah dengan terbitnya buku “100 Pakar UNAIR”. Menurut Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA, dalam jumpa pers di Rollas Coffe and Tea Surabaya, Rabu (09/11), buku 100 pakar UNAIR merupakan salah satu hadiah terindah bagi HUT UNAIR kali ini. “Ultah kita yang ke-62 ini, kita menerbitkan buku 100 pakar. Buku ini merupakan hadiah terindah bagi UNAIR ke-62,” ujar Prof. Nasih.” u yang dibuat oleh Pusat Informasi dan Humas (PIH) UNAIR tersebut diharapkan mampu memunculkan karya dan peran para akademisi UNAIR bagi masyarakat luas. Pasalnya, selama ini masyarakat hanya mengenal akademisi UNAIR secara individu. Kehadiran “100 Pakar UNAIR” juga diharapkan mampu mengangkat reputasi akademik UNAIR. Sehingga, dengan meningkatnya reputasi akademik UNAIR, maka kepercayaan masyarakat kepada UNAIR juga akan meningkat. “Buku 100 pakar ini untuk mengembangkan exposure kita terhadap akademik UNAIR,” terang Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR tersebut. Prof. Nasih menambahkan, pemilihan “100 Pakar UNAIR” berdasarkan keaktifan dalam melakukan riset. “Guru Besar kita saja sudah 177, itu pasti sudah pakar semua, tapi tidak semuanya mudah dihubungi. Jadi buku ini memilih akademisi UNAIR yang secara keilmuan mereka aktif melakukan riset dan juga up to date,” jelas Prof. Nasih.
Selain buku “100 Pakar UNAIR”, Prof. Nasih juga mengenalkan buku alumni yang juga baru saja diterbitkan. “Kita juga merangkul alumni. Kalau ada alumni kita yang berprestasi, jangan lupa tulis UNAIR-nya, karena karya mereka, selain karya individu juga menjadi karya universitas” jelas Prof. Nasih. (*) Penulis : Dilan Salsabila Editor : Defrina Sukma S
Pengmas-PKL Fakultas Keperawatan UNAIR Sedot Ratusan Warga Dupak UNAIR NEWS – Setidaknya tujuh layanan kesehatan dari mahasiswa Fakultas Keperawatan (FKp) Universitas Airlangga mampu menyedot ratusan warga Kelurahan Dupak, Kec. Krembangan, Surabaya. Mereka tumplek-blek di Balai RW IV Dupak Bangunsari untuk memanfaatkan pengabdian masyarakat berupa pelayanan kesehatan dalam rangka Dies Natalis UNAIR ke-62. Acara ini dibuka oleh Ketua Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) UNAIR, Prof. Dr. H. Jusuf Irianto, Drs., M.Com, Selasa (8/11). Tujuh layanan itu adalah pelayanan anak, medical bedah, komplimenter, maternitis, pelayanan jiwa, pelayanan kritis, dan komunitas. Kepada kader-kader kelurahan diberikan penyuluhan kanker serviks dan kewirausahaan. Sedang untuk warga diberikan penyuluhan demam berdarah dengue (DBD) oleh dosen FKp Setho Hadisuyatmana. Selain yankes, dalam pengmas ini juga diberikan 250 bingkisan sembako, sebanyak warga yang diharapkan dapat dilayani dalam kegiatan ini.
Hadir mendampingi mahasiswa pada acara ini antara lain Wakil Dekan I FKp UNAIR Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes., Lurah Dupak Sugito, S.Sos., pembina spiritual warga Bangunsari Dr. H. Ahmad Sunarto, S.Ag yang juga dosen UINSA, dan Ketua RW IV Dupak Bangunsari, Slamet. Dalam sambutannya, Prof. Jusuf Irianto berharap masyarakat setempat bisa memanfaatkan pelayanan kesehatan yang disediakan oleh FKp UNAIR. Apa saja bisa dikonsultasikan, termasuk pengobatan herbal. Dipilihnya pengabdian masyarakat bidang kesehatan ini, tidak lain karena UNAIR merupakan salah satu PTN terbaik di Indonesia yang memiliki keunggulan di bidang kesehatan. ”Kami (UNAIR – red) akan berulang tahun yang ke-62 tanggal 10 November, karena itu kami ingin bisa berbagi bersama masyarakat disini,” kata Prof. Jusul, Guru Besar FISIP UNAIR itu. Lurah Dupak Sugito, S.Sos dan ketua RW IV Dupak Bangunsari, Slamet, sama-sama menyatakan terima kasih kepada UNAIR yang sudi memberikan layanan kesehatan gratis kepada warga Dupak, dimana sebagian dari wilayah ini merupakan percontohan warga binaan eks lokalisasi Bangunsari. Karena status percontohan binaan itu pula sehingga sering menjadi obyek kunjungan beberapa lembaga dan perguruan tinggi lain. ”UNAIR dengan banyak ahli kesehatannya jangan bosan datang kesini. Kami berharap jangan hari ini saja, tapi pada harihari lain juga,” kata Slamet, purnawirawan TNI itu. Dr. H. Achmad Sunarto menilai, pengmas yang dilaksanakan UNAIR ini sungguh merupakan upaya sangat tepat. Alasannya, jika pihaknya dari UINSA membina masyarakat dari sisi rohaniahnya, sedangkan UNAIR membina pada segi jasmaniahnya. ”Kami yang mengisi rohaninya, UNAIR mengisi jasmaninya. Ini benar-benar pengabdian secara holistik,” katanya. Menurut Achmad Ramadhan, ketua kelompok B-17 Gelombang II FPk
UNAIR, pelayanan kesehatan massal ini hanya dilaksanakan sehari ini saja. Tetapi setelah ini, 43 mahasiswa anggotanya akan melanjutkan jadwal praktik kuliah lapangan (PKL) selama tujuh minggu di wilayah RW IV dan RW V Kelurahan Dupak. Sebelum pengmas ini mereka sudah menjalani PKL selama dua minggu, jadi tinggal melanjutkan yang lima minggu. Seperti pernah dimuat pada media online ini 18 Oktober 2016, yang dimaksud Kelompok B-17 adalah mahasiswa Program Pendidikan Professi (S1) FKp yang berasal dari alih jenis (lulusan D3), sehingga diantaranya ada yang sudah bekerja (tugas belajar). Dalam angkatan B-17 Keperawatan Kesehatan Komunitas dan Keluarga ini terdapat 83 orang, sehingga PKL-nya dibagi dua gelombang. Gelombang I terdapat 40 mahasiswa, sedang sisanya gelombang II. Program kerja yang dilaksanakan dalam KKL, secara garis besar ada empat hal: yaitu KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), kesehatan lingkungan, kesehatan remaja, dan kesehatan lansia. Termasuk disini juga UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) pada sekolah-sekolah di Kelurahan Dupak. (*) Penulis: Bambang Bes
Atasi Perubahan Iklim, WHO Ajak Perbaiki Lingkungan UNAIR NEWS – Penyebab dan dampak perubahan iklim menyisakan berbagai problem di bidang kesehatan. Berbagai permasalahan telah ditimbulkan, mulai kualitas air, malnutrisi (kekurangan gizi), ketahanan pangan, hingga dampak bencana yang diprediksi bakal terjadi. Risiko tentang perubahan iklim itu dipaparkan oleh Sharad Adykary dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sharad mengatakan, tanpa respon dan kebijakan yang efektif, perubahan iklim akan mengakibatkan keempat hal di atas. Pertama, kualitas dan kuantitas air. Diperkirakan, pada tahun 2050, jumlah penduduk yang tinggal di daerah yang mengalami krisis air akan meningkat dua kali lipat. Kedua, keamanan pangan. Di sejumlah negara Afrika, hasil dari pertanian tadah hujan bisa diperkirakan berkurang setengah pada tahun 2020. Ketiga, pengendalian penyakit infeksi. Diperkirakan, pada tahun 2030, populasi penderita malaria di Afrika akan meningkat menjadi 170 juta. “Sedangkan, pengidap virus dengue akan meningkat menjadi 2 milyar pada tahun 2080,” papar penasehat kesehatan lingkungan WHO. Keempat,
perlindungan
dari
bencana.
Menurut
data
yang
disampaikan Sharad, terjadi peningkatan risiko banjir di pesisir dan area daratan yang mengalami kekeringan. Terkait dengan dampak perubahan iklim di bidang kesehatan, st
Sharad yang menjadi pembicara utama “1 SEHAT (Seminar on Environment and Health) Toward SDG’s Achievement 2030: Integration System on Environment and Health Sustainability”, menyarankan kepada peneliti dan dan pengambil kebijakan di bidang kesehatan agar terus memperbarui koleksi data dan saling bertukar informasi. Selain Sharad, ada pula Dr. –Ing. Hendro Wicaksono peneliti asal Institut Teknologi Karlsruhe (KIT), Jerman, yang menerangkan tentang “Sustainability of Smart City in European Union”. Hendro mengatakan, kota-kota di Eropa mengalami perubahan sejak sekitar tahun 1800-an hingga sekarang. Bila dulu kota-kota di Eropa dikenal dengan tipe kota kebun (garden city) dan kota mandiri (broadacre city) maka sekarang mereka bergerak ke arah future city (kota masa depan). “Dalam future cities, ada beberapa langkah yang dilakukan untuk mengurangi dampak buruk perubahan iklim. Ada rencana untuk mengurangi 80 persen gas rumah kaca pada tahun 2050,
penggunaan energi terbarukan sampai 80 persen pada tahun 2050, setiap bangunan bisa mengurangi konsumsi energi sampai 80 persen, dan mengurangi emisi transportasi sampai 40 persen,” tutur Hendro. Agar sebuah kota bisa menjadi kota keberlanjutan, maka diperlukan implementasi dari berbagai aspek. Dari aspek sosiokultural, pembuatan kebijakan terkait pembangunan seharusnya melibatkan seluruh kalangan warga. Sedangkan, dari aspek transportasi, perlu dilakukan car sharing. Ketua panitia seminar SEHAT Dr. Rr. Azizah, S.H., M.Kes, berharap agar pelaksanaan seminar internasional ini mampu menjembatani perguruan tinggi, perusahaan swasta, pemerintah, dan organisasi profesional dalam mewujudkan lingkungan yang sehat. Acara seminar SEHAT merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Dies Natalis UNAIR ke-62. Pada tahun 2016, tema yang diangkat dalam perayaan kali ini adalah “62 Tahun Universitas Airlangga untuk Indonesia Adil dan Beradab.” (*) Penulis: Defrina Sukma S Editor: Nuri Hermawan
Tiga Lulusan UNAIR Lestarikan Budaya Melalui Film Dokumenter UNAIR NEWS – Film dokumenter berdurasi 23 menit ditayangkan di Grand City Mall, Surabaya, sebagai bagian dari rangkaian acara Dies Natalis Universitas Airlangga ke-62. Film tersebut
merupakan hasil karya tiga alumnus. Mereka ialah M. Redo Nomadore (Hubungan Internasional, 2006), Yogi Ishabib (Sosiologi, 2006), dan Adrian Perkasa (Ilmu Sejarah, 2006). Robohnya Jati Kami dipilih sebagai judul film dokumenter itu. Robohnya Jati Kami yang ditayangkan pada Minggu (6/11), bercerita tentang ritual ruwatan di Dusun Jati Sumber, Desa Wates Umpak, Kecamatan Trowulan, Mojokerto. Menyadari pentingnya dokumentasi sebuah tradisi budaya menjadi awal dari pembuatan film tersebut. “Tradisi ruwat ini punya kisah yang unik, karena sempat vakum kemudian dihidupkan kembali oleh para pemuda melalui petunjukpetunjuk metafisik. Yang ternyata, petunjuk itu cocok dengan manuskrip sejarah yang ditemukan oleh Adrian, yakni berupa buku catatan Belanda tahun 1901,” kata Redo. Mengapa
dokumentasi
penting?
Sebab
sebuah
dokumentasi
kebudayaan memiliki tujuan untuk mempreservasi pengetahuan, menyebarluaskan pengetahuan, dan mengelola pengetahuan itu. “Seandainya suatu saat ruwatan itu hilang, dan pemudanya ingin menghidupkam lagi, tidak usah mencari petunjuk metafisik tinggal mereview apa yang sudah dibuat,” tambah Redo. Meski pada akhirnya dapat ditayangkan perdana pada festival budaya dalam rangka dies natalies UNAIR di Grand City, ada beberapa kendala dalam penyelesaian film dokumenter itu. Selain pendanaan, minimnya informasi mengenai jadwal upacara kebudayaan yang akan didokumentasikan menjadi kendala awal sebuah produksi film. Dalam produksi film dokumenter ini, Redo dan tim memilih tradisi budaya yang masih tetap berjalan. Namun, tradisi yang dimaksud bukan terhitung event tahunan yang memang menjadi konsumsi publik atas kerjasama berbagai pihak. Saat ini, selain beraktivitas rutin, Redo, Adrian, dan Yogi menyibukkan diri dengan membentuk komunitas yang mereka sebut
dengan Komunitas Halaman Belakang. Saat ini sebagai aktivitas rutin, Redo menjadi art director, Adrian menjadi dosen di Departemen Ilmu Sejarah UNAIR, dan Yogi menjadi kurator kebudayaan dan sastra. “Intinya, dokumentasi itu penting supaya produk kebudayaan itu tidak ‘tidak terlacak’. Harapanya semakin banyak orang-orang yang melakukan kerja-kerja pendataan terhadap produk kebudayaan,” kata Redo. (*) Penulis : Binti Q. Masruroh Editor: Rio F. Rachman
Puncak Dies Natalis, UNAIR Adakan Orasi Ilmiah dan Pameran Riset UNAIR NEWS – Pada Kamis tanggal 10 November 2016 nanti, sivitas akademika akan merayakan puncak acara Dies Natalis Universitas Airlangga ke-62. Acara yang menjadi puncak perayaan Dies Natalis UNAIR ke-62 adalah Orasi Ilmiah dan Indonesia Research and Innovation Expo (IRIEx). Orasi ilmiah akan digelar pada Kamis (10/11), pada pukul 09.00 di Aula Garuda Mukti dan Hall Lantai 1 Kantor Manajemen UNAIR. Acara orasi ilmiah itu rencananya akan dihadiri pimpinan universitas, senat akademik, dekan dan guru besar, TNI/Polri, serta mahasiswa. Nantinya, komisioner sekaligus Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI Laode Muhammad Syarief, S.H., LL.M., Ph.D., akan memberikan orasi ilmiah bertajuk
“Antikorupsi Berbasis Akademisi dan Kampus Menuju Indonesia Adil dan Beradab”. Usai orasi ilmiah yang dipimpin oleh Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak., peserta akan diajak ke Airlangga Convention Center (ACC) untuk mengikuti pembukaan pameran riset acara IRIEx. Acara pameran riset diikuti oleh sekitar 70 stan dari berbagai lembaga, yakni sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta terkemuka, industri, dinas, serta usaha kecil mikro dan menengah. Selain indoor, pameran juga akan dilangsungkan di area outdoor. Nantinya, di area outdoor akan dipamerkan produk unggulan seperti hewan ternak dan tumbuhan herbal yang dibiakkan oleh sejumlah fakultas di UNAIR. Selain pameran, ada pula pelaksanaan seminar yang dihadiri oleh akademisi UNAIR dan pemangku kepentingan, misalnya seminar dan talkshow yang akan dihadiri oleh mantan pejabat pemerintahan, organisasi masyarakat, dan akademisi. Ada pula lokakarya penulisan karya tulis ilmiah yang akan diikuti siswa SMA/K se-Surabaya. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kepekaan dan pemahaman siswa tentang pentingnya menulis karya ilmiah. Pada tahun 2016 ini, tema yang diangkat dalam perayaan Hari Jadi UNAIR adalah “62 Tahun Universitas Airlangga untuk Indonesia Adil dan Beradab”. Rektor UNAIR mengatakan, tema tersebut dipilih untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa UNAIR siap dan telah memberikan upaya dalam menjawab kondisi Indonesia terkini. “Tema tersebut dipilih untuk menjawab kondisi terkini Indonesia yakni ketidakadilan, maka UNAIR bertekad mendorong dan segera mengupayakan keadilan dengan cara-cara yang beradab,” tutur Rektor UNAIR. (*) Penulis: Defrina Sukma S Editor: Nuri Hermawan
Jalan Sehat dan Panen Ikan Tandai Pembukaan Peringatan Dies Natalis UNAIR Ke-62 UNAIR NEWS – Rangkaian acara kemeriahan dalam rangka peringatan Dies Natalis ke-62 Universitas Airlangga, di kampus C Mulyorejo, Minggu (5/11) pagi berlangsung meriah. Diawali senam pagi bersama yang dibuka Rektor Prof. Moh Nasih, kemudian dilanjutkan dengan jalan sehat di sekitar kampus C, juga berlangsung semarak. Dalam kepanitiaan senam dan jalan sehat yang dikoordinir oleh Fakultas Vokasi UNAIR ini, sekaligus dilakukan pemotongan tumpeng oleh Rektor, untuk menandai dibukanya secara resmi Peringatan Dies Natalis Ke-62 UNAIR. Selanjutnya dilakukan sarapan pagi bersama. Selesai makan pagi bersama, secara simbolis Rektor dan pimpinan Universitas lainnya melakukan panen ikan yang dipelihara di “Danau UNAIR”. Pada saat itulah Rektor menarik jarring yang terakhir kali lalu mengangkat ikan hasil peliharaan yang paling besar, yaitu ikan patin, yang ditafsir seberat 5 kilogram. Hasil ikan yang besar lainnya ada ikan emas dan nila. Namun ikan besar yang indukan segera dilepas kembali untuk budidaya selanjutnya. Menurut Drh. Prajogo, M.Si., dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan menjelaskan, hasil panen tahun 2016 ini jauh lebih sedikit dibanding tahun lalu. Saat ini hanya sekitar tiga ton, sedang tahun lalu sekitar enam ton. Jenis ikannya sama. Antara lain nila hitam, nila merah, patin, bandeng, dan ikan emas.
Salah satu tim peserta lomba bakar ikan terlihat fokus dalam memberikan garnis pada hidangan ikan bakar yang akan disajikan. (Foto: Alifian Sukma) Pembagian ikan tahun ini juga sedikit berbeda. Jika tahun lalu dibagikan kepada sivitas akademika dan masyarakat sekitar kampus, tahun ini selain untuk sivitas yang hadir juga diberikan kepada stan peserta Pasar Rakyat, khusus bagi sekitar 70 stan non-kuliner. Masing-masing stan memperoleh bagian ikan satu goni yang berisi sepuluh bungkus. Masingmasing bungkus seberat rata-rata 2 kg. Ikan tersebut sebagai bonus bagi pembeli di stand tersebut. Sebagian ikan juga dipakai sebagai bahan “Lomba Bakar Ikan” yang diikuti masing-masing fakultas dan bagian di UNAIR. Masing-masing peserta lomba kemudian menghidangkan ikan bakar lengkap dengan menu sampingan/hiasan lainnya. Penilaian dilakukan di gedung Rektorat lantai dasar. Disamping melakukan kegiatan lomba, panen ikan, dan Pasar Rakyat, di halaman depan diramaikan hiburan musik elektone.
Pada acara inilah sekaligus diselingi pengundian kupon jalan sehat untuk memperebutkan berbagai macam hadiah, antara lain kulkas, sepeda angin, televise, magic-com, dan perkakas lain. Kendatipun hiburan telah usai pukul 11.00, namun Pasar Rakyat masih banyak yang membuka stannya hingga sore hari. (*) Penulis: Bambang Bes
Gebyar 2016
Pesta
Rakyat
UNAIR
UNAIR NEWS – Semarak dan kemeriahan terlihat dalam Pesta Rakyat UNAIR 2016 dalam rangka memperingati Dies Natalis UNAIR ke-62. Pesta Rakyat UNAIR 2016 dilaksanakan di halaman Gedung Manajemen Kampus C Universitas Airlangga.
UNAIR Bersholawat Diikuti Ribuan Peserta dan Dua Mantan Menteri UNAIR NEWS – Hampir di semua penjuru halaman rektorat Universitas Airlangga di kampus C, Mulyorejo, Sabtu (5/11) malam, berubah menjadi dominan warna putih. Itulah busana dari 30.000-an massa peserta ”UNAIR Bersholawat, untuk Indonesia Adil dan Beradab” bersama Habib Syekh bin Abdul Qodir Asseghaf. Mereka datang dari berbagai daerah di Jatim. Selain dari berbagai wilayah di Surabaya, tampak antara lain dari Sidoarjo, Bangil, Pasuruan, Pandaan, Gresik, Tuban, Lamongan, Kediri, Malang, dan Blitar. Sejak
panggung
dihangatkan
oleh
seni
Al-Banjari
kreasi
mahasiswa dari UKM Seni Religi UNAIR, peserta mulai merangsek mendekati panggung raksasa yang didirikan di depan masjid Ulul ‘Azmi UNAIR. Apalagi kemudian setelah salat Isya’ dan pentas diisi oleh Al-Banjari ”Ahbabul Musthofa” massa yang biasa disebut “Syekher-mania” ini semakin membeludak. Di tempat duduk lesehan masing-masing, mereka semakin histeris
ketika Ustadz Habib Syekh bin Abdul Qodir Asseghaf naik panggung dari transitnya di masjid Ulul ‘Azmi. Habib Syekh didampingi Rektor UNAIR Prof. Moh Nasih, Direktur Kemahasiswaan UNAIR Dr. M Hadi Subhan, Prof. M Nuh (mantan Mendikbud) juga Dahlan Iskan (mantan Menteri BUMN), dan para pimpinan UNAIR. Bahkan kemudian Wagub Jatim Syaifulloh Yusuf (Gus Iful) juga menyusul hadir. Sebelum memimpin bersholawat, Habib Syekh berdoa untuk UNAIR semoga kedepan menjadi semakin maju dan unggul seperti yang diidam-idamkan. Ia menilai bahwa kegiatan religi di arena kampus seperti ini merupakan hal yang sangat baik, karena sejalan dengan pendidikan sumber daya yang ditangani oleh perguruan tinggi.
HALAMAN rektorat UNAIR penuh sesak dengan nuansa busana putihputih peserta UNAIR Bersholawat, Sabtu (5/11) malam. (Foto: Bambang Bes) Habib Syekh mengendalikan jalannya sholawat bersama secara runtut dan diikuti semua peserta yang hadir. Bersholawat satu babak, diselingi satu sambutan. Bersholawat lagi sambutan lagi, dsn seterusnya sehingga tidak jenuh. Turut memberikan
taushiahnya malam itu adalah Prof. Dr. Ir. M. Nuh, DEA., Guru Besar ITS yang mantan Mendikbud. Rektor UNAIR Prof. Moh Nasih melihat banyaknya yang hadir ini berharap ini sebagai pertanda yang baik, bahwa kita harus tetap terus mensyukuri nikmat Allah. Dengan demikian UNAIR tetap terus diberi keberkahan dan kesempatan untuk mengabdi menyebarkan ilmu pengetahuan di usia yang 62 tahun ini. “Mari kita bersama-sama membangun kebersamaan dan keadilan dengan bermusyawarah. UNAIR juga mohon doa restu, mohon supportnya dan kita semua mendapatkan rahmat dan perlindungan dari Allah. Sebab hanya dengan Rahmat-NYA-lah kita akan mampu menyelesaikan tugas-tugas kedepan,” kata Prof. Nasih. Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan juga turut mendoakan UNAIR agar pengabdiannya semakin baik. Sebagai rakyat biasa, setidak bisa merasakan karya UNAIR kalau sedang sakit dan dirawat oleh dokter-dokter UNAIR. Ia juga mendoakan semoga produk-produk lulusan UNAIR menjadi pengabdi yang baik, yang lulusan Fakultas Hukum juga mampu menegakkan hokum yang baik. ”Setelah selama satu minggu terakhir ini rasanya sumpeg sekali di Medaeng, di UNAIR malam ini rasanya senang, damai, nikmat, dan bener-bener bahagia,” kata Dahlan Iskan. Dr. M Hadi Subhan, Direktur Kemahasiswaan UNAIR menjelaskan bahwa kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama Panitia Pusat Dies Natalis UNAIR ke-62, panitia local, UKM Seni Religi, UKM Tanfidzul Qur’an, serta beberapa pihak eksternal yang mendukung kegiatan ini. (*) Penulis: Bambang Bes
Ratusan Anak TK Hari Jadi UNAIR
Meriahkan
UNAIR NEWS – Suasana hall lantai satu Kantor Manajemen Universitas Airlangga begitu semarak dengan kehadiran siswa siswi taman kanak-kanak (TK) dan pendidikan anak usia dini (PAUD). Mereka turut serta memeriahkan Dies Natalis UNAIR ke-62 dengan cara mengikuti lomba mewarnai pada Sabtu (5/11). Lomba mewarnai diikuti oleh sekitar 500 anak TK dan PAUD. Mereka berasal dari puluhan TK dan PAUD yang berada di kawasan Surabaya. Sebagian besar dari mereka mengenakan baju seragam TK masing-masing. Terlihat, mereka berasal dari TK Cahaya, TK Al Hikmah, TK Seroja, dan lain-lain. Pada lomba yang dimulai pukul sembilan pagi itu, masing-masing peserta sudah membawa perlengkapan mewarnai seperti krayon, pensil gambar, meja lipat mini, dan koran untuk alas. Ketika lomba sudah dimulai, mereka langsung mewarnai kertas gambar yang telah disediakan panitia. Mereka mewarnai corak gambar yang sama, yakni anak-anak TK dan guru yang merayakan Dies Natalis UNAIR ke-62. Salah satu peserta, Lutfiah, mengaku senang ketika mengikuti lomba mewarnai di UNAIR. Ia mengelir penuh lembaran kertas mewarnai dengan pensil gambarnya. “Aku seneng (senang, red),” tutur siswi TK Al Hikmah itu sambil terus mewarnai. Selain Lutfiah, ada pula Angga yang ikut bersaing dengan siswa siswi TK lainnya dalam lomba mewarnai. Ia pun mengaku senang bisa menyalurkan minatnya melalui lomba mewarnai tersebut. “Senang,” tuturnya seraya tertawa. Angga yang masih duduk di bangku TK B, telah membawa sepaket krayon dan meja.
Lomba mewarnai adalah bagian dari acara Airlangga Fiesta dalam peringatan Hari Jadi UNAIR ini. Lomba mewarnai diselenggarakan bersamaan dengan Pasar Rakyat. Penulis: Defrina Sukma S. Editor : Faridah Hari
Pembukaan Pasar Diwarnai Kemeriahan
Rakyat
UNAIR NEWS – Canda dan gelak tawa mewarnai seremoni pembukaan acara Pasar Rakyat memperingati Dies Natalis Universitas Airlangga ke -62. Seremoni pembukaan dilangsungkan di area Danau Kampus C Universitas Airlangga, Sabtu (5/11). Acara dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, fakultas, lembaga, dan unit kerja lainnya yang berada di UNAIR. Acara Pasar Rakyat diikuti oleh berbagai pihak mulai dari fakultas, sekolah pascasarjana, alumni, warga umum, pemerintah, industri, dan usaha mikro, kecil, dan menengah, dengan total 320 stan. Ketua Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) UNAIR selaku penanggungjawab Pasar Rakyat Prof. Jusuf Irianto, M.Comm., menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pihak panitia dan pimpinan yang memberikan dukungan. Berbagai langkah telah dilakukan untuk publikasi acara mulai pemasangan spanduk, berita, dan bagibagi brosur kepada khalayak. Prof. Jusuf berharap, keberadaan Pasar Rakyat bisa memberikan nilai tambah bagi warga sekitar.
Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak., di tengah-tengah pengunjung Pasar Rakyat. Ia pun lantas mengajak Rektor UNAIR untuk berkeliling dan meninjau stan Pasar Rakyat. “Ada teman saya dari Amsterdam teman kuliah S-1, yang jadi pengusaha di sana, dan buka stan di sini. Nanti saya antar pak rektor ke sana, dan gak usah bayar karena tinggal pakai kupon saja,” canda Prof. Jusuf. Senada dengan Prof. Jusuf, ketua panitia inti Dies Natalis UNAIR ke-62 Prof. Dr. Tri Martiana, dr., M.S., turut menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak panitia atas terselenggaranya acara. Sambutan terakhir disampaikan oleh Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak. Rektor menyampaikan rasa terima kasih kepada panitia yang terdiri dari pihak dosen dan karyawan. “Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak ibu. Harusnya bapak ibu mengurusi fakultas dan Scopus, tetapi juga bisa mempersiapkan acara ini dengan baik,” canda Prof. Nasih yang
disambut tawa oleh hadirin. Ke depan, ia berharap, sivitas akademika yang terdiri dari 14 fakultas, dan berbagai unit kerja tingkat universitas tetap bisa sinergi dan melangkah bersama menuju target-target yang telah ditentukan. “Mudah-mudahan kita bisa menjadi lebih baik dari yang akan datang, Meskipun kita punya 14 fakultas direktur, tapi kita tetap saling menjadi rantai nilai,” tutur Rektor. Sambutan itu lantas diakhiri dengan penutup dan ajakan kepada seluruh sivitas untuk menikmati acara Pasar Rakyat. “Selamat bergembira menikmati acara Dies Natalis UNAIR ke-62 untuk Indonesia adil dan beradab,” ujar Rektor mengakhiri. Penutupan diakhiri secara simbolis dengan pelepasan balon, dan burung merpati. Pada hari Sabtu (5/11), Pasar Rakyat dijadwalkan buka pada pukul 08.00-21.00, sedangkan Minggu (6/11), mulai buka pada pukul 06.00-21.00. Penulis: Defrina Sukma S. Editor : Faridah Hari